8 bab ii a. keefektifan pembelajaranrepository.ump.ac.id/6500/3/wijie ciptaning rizki bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN
Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara
orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Mulyasa,
2009). Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya.
Menurut Dick & Reiser (Sutikno, 2013) pembelajaran efektif adalah suatu
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan
spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat siswa senang.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai (Slameto, 2010). Hal ini sejalan dengan pendapat Pasaribu
dan Simanjuntak (Suryosubroto, 2009) dalam pendidikan efektivitas dapat
ditinjau dari dua segi yaitu, (1) mengajar guru, dimana menyangkut sejauh
mana kegiatan belajar mengajar yang direncanakan terlaksana, (2) belajar
murid, yang menyangkut sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan
tercapai melalui kegiatan belajar mengajar (KBM).
Jadi, keefektifan pembelajaran adalah suatu proses dan usaha-usaha
tertentu untuk mencapai tujuan dalam belajar atau mencapai tingkat
keberhasilan yang diinginkan.
Menurut Mulyasa (2009) kriteria keefektifan harus mencerminkan
keseluruhan indikator input, procces, dan output. Indikator-indikator
8
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
9
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Input, indikator input dalam penelitian ini dapat diamati melalui
perlengkapan dalam proses pembelajaran. Perlengkapan dalam proses
pembelajaran adalah berupa perangkat pembelajaran dan instrumen
pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan buku
ajar.
b. Process, indikator process dalam penelitian ini dapat diamati melalui
aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran.
c. Ouput, indikator output berupa ketercapaian KKM dari hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematis setelah proses
pembelajaran.
Slavin (2009) menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran terdiri
dari empat indikator yaitu
a. Mutu pengajaran
Sejauh mana penyajian informasi atau kemampuan membantu siswa
dengan mudah mempelajari bahan. Mutu dari pengajaran sebagian
besar adalah produk mutu kurikulum dan penyajian pelajaran itu
sendiri.
b. Tingkat pengajaran yang tepat
Sejauh mana guru memastikan bahwa siswa sudah siap mempelajari
suatu pelajaran baru. Dengan kata lain, tngkat pengajaran tersebut
sudah tepat apabila suatu pelajaran tidak terlalu sulit maupun tidak
terlalu mudah bagi siswa.
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
10
c. Insentif
Sejauh mana guru memastikan bahwa siswa termotivasi untuk
mengerjakan tugas-tugas pengajaran dan untuk mempelajari bahan yang
sedang disajikan.
d. Waktu
Sejauh mana siswa diberi cukup banyak waktu untuk mempelajari
bahan yang sedang diajarkan.
Dari kajian di atas bahwa indikator keefektifan dalam penelitian ini
dapat dikatakan pembelajaran yang efektif jika meliputi keempat indikator
berikut.
a. Input, indikator input dalam penelitian ini diamati melalui
perlengkapan dalam proses pembelajaran. Perlengkapan dalam proses
pembelajaran adalah berupa perangkat pembelajaran dan instrumen
pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan buku
ajar. Suatu input dikatakan efektif apabila perlengkapan yang
dibutuhkan tersedia dan sesuai, dengan kriteria sebagai berikut.
1) Silabus harus sesuai dengan silabus kurikulum 2013. Menurut
Permendiknas tahun 2014 nomor 58, komponen yang termuat
dalam silabus meliputi, Identitas sekolah (meliputi nama satuan
pendidikan dan kelas), Identitas mata pelajaran, Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, Materi pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,
Penilaian, Alokasi waktu, Sumber belajar.
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
11
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus sesuai dengan
RPP yang tercantum dalam Permendiknas tahun 2014 nomor 58
bahwa komponen yang termuat dalam RPP meliputi, Identitas
sekolah, Identitas mata pelajaran, Kelas / semester, Identitas
Materi, Alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
Indikator, Tujuan pembelajaran, Deskripsi Materi Pembelajaran,
Model pembelajaran, Strategi pembelajaran, Metode pembelajaran,
Media pembelajaran, Sumber belajar, Langkah–langkah
pembelajaran, Penilaian hasil pembelajaran.
3) Buku ajar siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu
buku matematika siswa kelas VII kurikulum 2013.
b. Process, indikator process dalam penelitian ini diamati melalui aktivitas
siswa, dan aktivitas guru selama pembelajaran.
c. Ouput, indikator output berupa ketercapaian KKM yang diamati dari
nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Indikator output
dikatakan efektif jika nilai KKM mencapai nilai 75 dan ketuntasan
secara klasikal sebesar ≥ 85%.
d. Waktu, guru menggunakan waktu untuk menyelesaikan materi yang
diajarkan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
B. KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa dalam
belajar matematika adalah kemampuan memecahkan masalah atau
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
12
problem solving skill. Schoenfeld (Budhayanti, 2008) mengemukakan
bahwa masalah selalu relatif bagi setiap individu, kategori pertanyaan
menjadi masalah atau pertanyaan hanyalah pertanyaan biasa ditentukan
oleh ada atau tidaknya tantangan serta belum diketahuinya prosedur rutin
pada pertanyaan tersebut.
Wardhani (2008) juga mengemukakan suatu pertanyaan akan
menjadi masalah jika pertanyaan atau tugas itu menunjukkan adanya suatu
tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang
sudah diketahui oleh penjawab pertanyaan, dan suatu masalah bagi
seseorang dapat menjadi bukan masalah bagi orang lain karena ia sudah
mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya. Masalah merupakan suatu
pertanyaan yang menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang
tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui
(Shadiq, 2009).
Hal ini sejalan dengan pendapat Suherman (2003) bahwa suatu
masalah biasanya memuat situasi yang dapat mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan
dia langsung dapat menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut
tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Menurut Budhayanti (2008)
masalah matematis dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu.
a. Masalah rutin dapat dipecahkan dengan memahami masalah dan pilih
prosedur yang memenuhi, melaksanakan prosedur dan mencari solusi,
mengevaluasi solusi.
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
13
b. Masalah non rutin mengarah kepada membuat masalah menjadi
familiar, mengumpulkan informasi yang relevan dangan masalah,
menemukan beberapa strategi untuk memecahkan masalah dan
evaluasi strategi-strategi tersebut, memilih strategi dan
melaksanakannya untuk mencari solusi serta evaluasi solusi tersebut.
Berdasarkan beberapa uraian diatas mengenai definisi masalah,
dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan situasi yang mendorong
untuk dapat menyelesaikan suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan
oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui.
Wardhani (2008) memaparkan bahwa pemecahan masalah adalah
proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke
dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari
pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada
tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat
diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui
penjawab.
Menurut Polya (1973) solusi soal pemecahan masalah memuat
empat langkah, yaitu:
a. memahami masalah (understanding the problem)
Memahami masalah berkaitan dengan informasi yang diberikan,
berkaitan dengan apa yang diketahui, apa saja datanya yang diminta
untuk dicari atau dibuktikan. Tanpa adanya pemahaman terhadap
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
14
masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan
masalah tersebut dengan benar.
b. merencanakan penyelesaian (divising a plan)
Kemampuan melakukan fase ini sangat tergantung pada pengalaman
siswa menyelesaikan masalah. Pada umumnya semakin bervariasi
pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam
menyusun rencana penyelesaian suatu masalah.
c. menyelesaikan masalah sesuai rencana (carrying out a plan)
Jika rencana penyelesaian masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau
tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan
rencana yang dianggap paling tepat.
d. melihat kembali hasil yang diperoleh (looking back)
Melakukan melihat kembali atas apa yang dilakukan mulai dari fase
pertama sampai fase ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai
kesalahan dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada
jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.
Menurut Jacobsen (2009) model pemecahan masalah memuat lima
langkah, yaitu:
a. mengidentifikasi masalah
b. menegaskan masalah
c. memilih strategi
d. melaksanakan strategi tersebut
e. mengevaluasi hasil
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah
matematis siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
masalah yang bersifat nonrutin. Dalam penelitian ini kemampuan
pemecahan masalah yang digunakan sebagai tolak ukur yaitu:
a. dapat memahami masalah
b. dapat menyusun rencana pemecahan masalah
c. dapat menyelesaikan masalah sesuai rencana
d. dapat mengecek kembali hasil yang diperoleh
C. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dalam bahasa Inggris
disebut Problem Based Learning adalah pembelajaran dengan menyajikan
situasi masalah otentik kepada siswa yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk investigasi dan penyelidikan (Arends, 2008). Menurut
Hamruni (2012) PBM merupakan suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
kuliah atau materi pelajaran.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hartono (2013) mengemukakan
bahwa PBM merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu masalah sebelum memulai proses pembelajaran. Siswa
dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti,
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
16
menguraikan, dan mencari penyelesaian. Pada PBM lebih mendidik siswa
untuk mencari data dan informasi seluas mungkin, menganalisis dengan
cara berpikir rasional dan menyimpulkan untuk menemukan jawabannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PBM adalah
pembelajaran yang mengaitkan masalah kehidupan nyata sebagai suatu
cara meningkatkan ketrampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah.
Sintaks PBM yang digunakan dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 1
Fase Kegiatan GuruFase 1 : Orientasi siswa padamasalah
Memberikan suatu fenomena,demonstrasi, atau cerita untukmemunculkan suatu permasalahanyang berkaitan dengan kehidupansehari-hari
Fase 2 : Mengorganisasikansiswa untuk belajar
a. Membagi siswa ke dalam beberapakelompok untuk menyelesaikansuatu permasalahan
b. Mendefinisikan danmengorganisasikan tugas-tugasbelajar yang terkait denganpermasalahan
Fase 3 : Membimbingpenyelidikan individualmaupun kelompok
a. Membimbing siswa dalam mencariinformasi yang tepat yangdiperlukan dalam memecahkanmasalah.
b. Membimbing siswa dalammenyelesaikan permasalahansecara berkelompok
c. Mengarahkan siswa untukmengungkapkan gagasan, prosedurpendapat yang dapat digunakandalam mememecahkan masalahtersebut.
Fase 4: Mengembangkan danmenyajikan hasil karya
a. Memberikan kesempatan padaanggota kelompok untukmempresentasikan hasilpemecahan masalah
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
17
Fase Kegiatan Gurub. Memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untukmenyampaikan pendapat dangagasan mengenai hasil presentasikelompok yang ada di depan.
Fase 5 : Menganalisis danmengevaluasi
a. Menanggapi hasil presentasib. Membantu siswa dalam
menganalisis, merefleksi, danmengevaluasi proses berpikir siswaselama pembelajaran
Menurut Warsono dan Hariyanto (2013) dalam penerapan PBM
memiliki kelebihan, antara lain
a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan masalah.
b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-
teman sekelompok.
c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.
d. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa
melalui eksperimen.
Sementara itu kelemahan dari penerapan PBM ini antara lain
a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada
pemecahan masalah
b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang
c. Aktivitas siswa dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
18
D. MATERI
Perbandingan
Kompetensi Inti 1 :
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
Kompetensi Inti 2 :
Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kompetensi Inti 3 :
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
Kompetensi Inti 4 :
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
19
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Kompetensi Dasar :
3.4 Memahami konsep perbandingan dan menggunakan bahasa
perbandingan dalam mendeskripsikan hubungan dua besaran atau
lebih
4.4 Menggunakan konsep perbandingan untuk menyelesaikan masalah
nyata dengan menggunakan tabel dan grafik
4.5 Menyelesaikan permasalahaan dengan menaksir besaran yang tidak
diketahui menggunakan grafik
Indikator :
3.4.1 Membedakan masalah yang berkaitan dengan perbandingan dan
bukan perbandingan
3.4.2 Menyatakan perbandingan sebagai pecahan bagian terhadap bagian
sebagai pecahan yang membandingkan bagian terhadap
keseluruhan dalam satuan yang sama.
3.4.3 Menjelaskan tarif, kelajuan, kurs dari satuan yang berbeda
3.4.4 Menentukan perbandingan yang ekuivalen
3.4.5 Menjelaskan proporsi sebagai suatu pernyataan dari perbandingan
yang ekuivalen
3.4.6 Membuat suatu proporsi untuk menentukan nilai x
3.4.7 Membedakan masalah proporsi dan bukan proporsi dengan
menggunakan tabel, grafik, dan bentuk aljabar
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015
20
3.4.8 Menggunakan berbagai macam strategi termasuk tabel dan grafik
untuk menyelesaikan masalah proporsional
4.4.1 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan skala
4.5.1 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan menaksir besaran
yang tidak diketahui menggunakan grafik
E. Pencapaian Keefektifan Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah dikatakan efektif jika mencakup
keempat indikator keefektifan berikut.
a. Input, indikator input dalam penelitian ini diamati melalui
perlengkapan dalam proses pembelajaran. Perlengkapan dalam proses
pembelajaran adalah berupa perangkat pembelajaran dan instrumen
pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan buku
ajar.
b. Process, indikator process dalam penelitian ini diamati melalui aktivitas
siswa, dan aktivitas guru selama pembelajaran.
c. Ouput, indikator output berupa ketercapaian KKM yang diamati dari
nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Indikator output
dikatakan efektif jika nilai KKM yang dicapai siswa mencapai nilai 75
dan ketuntasan secara klasikal sebesar ≥ 85%.
d. Waktu, guru menggunakan waktu untuk menyelesaikan materi yang
diajarkan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
Keefektifan Pembelajaran Berbasis..., Wijie Ciptaning Rizki, FKIP UMP, 2015