askep hipertensi heart disease (hhd)

Post on 04-Aug-2015

1.225 Views

Category:

Documents

39 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)

KELOMPOK III

AHMAD SYARIF

APRILIA ANDRIANA

ARDIYANTO

AYU SEPTY BUDIARTI

DOLITA HIDJRAHWATI

ECA SUMARNI

IQBAL KURNIAWAN

RATIH FITRIA KUMALASARI

SELAMET RIYADI

 

DEFINISI

• Penyakit jantung hipertensi atau Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis (CHF), yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

• Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan.

• Penyakit jantung hipertensi merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung.

• Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner, gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.

• Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.

ETIOLOGI• Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung,  dan

seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat.

• Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.

patofisiologiAdapun patofisiologi berbagai efek hipertensi terhadap jantung berbeda-beda:

1. Hipertrofi ventrikel kiri2.  Abnormalitas atrium kiri3. Gangguan katup4. Gagal jantung5. Iskemia miokard6. Aritmia jantung

Manifestasi kelainan jantung pada hipertensi

Hipertensi

Faktor miokardium

Faktor koroner

Hipertrofi ventrikel kiri

Iskemia mio kardium

Penyakit jantung hipertensif

Penyakit jantung iskemik

Gagal jantung

disritmia

Mati mendadak

Manifestasi klinisPada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila simtomatik, maka biasanya disebabkan oleh:

1. Peninggian tekanan darah itu sendiri seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten

2. Cepat capek, sesak napas, sakit dada, bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemic

3. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan berat badan cepat dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat, dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)

Pemeriksaan Fisik

• Mencatat berat badan & tinggi badan• Pemeriksaan jvp• Kecepatan detak jantung juga harus

dicatat. • Pemeriksaan mata ; retina – pupil• Paru : ronki basah atau ronli

kering/mengi• Pemeriksaan perut

Pemeriksaan Penunjang1.Pemeriksaan Laboratorium– Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder– Pemeriksaan darah lengkap: hemoglobin /

hematokrit, elektrolit darah: kalium, BUN / kreatinin, Gula darah puasa, serta pemeriksaan total kolesterol

– Pemeriksaan TSH: bisa meningkat pada pasien dengan hipotiroidisme dan menurun pada hipertiroidisme

2. Pemeriksaan Radiologi• EKG: menunjukan hipertropi ventrikel

kiri (LVH) pada sekitar 20 – 50% kasus

• Foto dada: memperlihatkan adanya kardiomegali, tambahan untuk dilatasi LVH, pada penyakit dengan stadium lanjut, serta penumpulan sudut kostofrenikus pada pasien yang mengalami efusi pleura

• CT scan, MRI, dan MRA (magnetic resonance angiografi) abdomen dan dada: memperlihatkan adanya massa adrenal atau membuktikan adanya koarktasio aorta

• CT scan dan MRI jantung, walaupun tidak dilakukan secara rutin telah membuktikan secara eksperimental terjadinya LVH

• TTE (transthoracic echocardiography) bisa sangat berguna dalam mengenali gambaran penyakit jantung hipertensi, dengan indikasi konfirmasi gangguan jantung atau murmur atau hipertensi dengan kelainan katup.

PENATALAKSANAN

Penatalaksanaan Non Farmakologis

Pentalaksanaan Farmakologis

Penatalaksanaan Non Farmakologis Penurunan berat badan (Memperoleh dan

mempertahankan BMI ideal, dan pencegahan obesitas)

Reduksi garam (< 5 gr NaCl / hari) Adaptasi rencana diet jenis-DASH (Diet yang

kaya buah-buahan,sayur-sayuran, konsumsi makanan rendah asam lemak jenuh dan kolesterol)

Pengurangan konsumsi alkohol (Mengurangi konsumsi alcohol bagi mereka yang mengkonsumsi alcohol)

Aktivitas fisik(Aktivitas latihan fisik secara teratur, seperti jalan cepat selama 30 menit / hari)

Pentalaksanaan Farmakologis (kolaborasi)

Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertiobat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE, vasodilator langsung, dapat digunakan dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita

Diagnosa yang mungkin muncul

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

Intervensi• Diagnosa Keperawatan 1

– Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.

– Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

– Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.– Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa

pengisian kapiler.– Catat edema umum.– Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi

aktivitas.

– Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

– Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

– Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher

– Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

– Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

– Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

– Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan 2– Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan

menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).

– Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).

– Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).

– Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen)

– Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3

Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

Batasi aktivitas.Hindari merokok atau menggunkan

penggunaan nikotin.Beri obat analgesia dan sedasi sesuai

pesanan.Beri tindakan yang menyenangkan sesuai

indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Diagnosa keperawatan 4

Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.

Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

Amati adanya hipotensi mendadak.Ukur masukan dan pengeluaran.Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai

pesanan.Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

TERIMA KASIH

top related