aktivitas antibakteri dari ekstrak rimpang...
Post on 12-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
ANTIBACTERIAL ACTIVITY FROM RHIZOME EXTRACT OF Zingiber
cassumunar
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Sains (Kimia)
Oleh :
Teguh Santoso
NIM: 652010708
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
2
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
ANTIBACTERIAL ACTIVITY FROM RHIZOME EXTRACT OF Zingiber
cassumunar
Oleh,
Teguh Santoso
NIM : 652010708
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Sains
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
3
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
Oleh,
Teguh Santoso
NIM : 652010708
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Sains
Disetujui oleh,
Pembimbing Utama
Ir. Sri Hartini, M.Sc
Pembimbing Pendamping
Dewi K.A.K.Hastuti, S.Si, M.S
Diketahui oleh,
Kaprogdi
Ir. Sri Hartini, M.Sc
Disahkan oleh,
Dekan
Dr. Surya Satriya T, M.Sc nat
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
4
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Teguh Santoso
NIM : 652010708
Program Studi : Kimia
Fakultas : Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya
Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, Judul :
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
yang dibimbing oleh :
1. Ir. Sri Hartini, M.Sc
2. Dewi Kurnianingsih Arum Kusuma Hastuti, S.Si, M.S
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan
atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah-olah
sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber
aslinya.
Salatiga, 31 Mei 2016
Yang memberi pernyataan,
Teguh Santoso
5
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Teguh Santoso
NIM : 652010708
Program Studi : Kimia
Fakultas : Sains dan Matematika
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
UKSW hak bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty for free right) atas karya
ilmiah saya berjudul : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, Judul :
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
Beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan,
mengalihmedia/ mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di : Salatiga
Pada Tanggal : 31 Mei 2016
Yang menyatakan,
Teguh Santoso
Mengetahui,
Pembimbing Utama
Ir. Sri Hartini, M.Sc
Pembimbing Pendamping
Dewi K.A.K. Hastuti, S.Si, M.S
6
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
ANTIBACTERIAL ACTIVITY FROM RHIZOME EXTRACT OF Zingiber
cassumunar
Teguh Santoso*, Sri Hartini, Dewi K.A.K.Hastuti
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia
Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga.
E-mail*: tegsan2@gmail.com
Abstrak
Bengle ( Zingiber cassumunar ) adalah tanaman yang sudah lama digunakan
masyarakat sebagai obat tradisional. Dalam tanaman ini diduga terdapat zat anti bakteri
sehingga dimungkinkan sebagai pengganti antibiotika konvensional. Tujuan penelitian ini
untuk membandingkan rendemen ekstraksi berbagai macam pelarut dan profil
kromatogram dari berbagai macam ekstrak kasar rimpang Bengle (Zingiber casumunar
Roxb.). terhadap Escherecia coli, Bacillus subtilis dan Staphillococcus aureus dengan
metode pengujian bioautografi dan digunakan senyawa antibakteri pembanding yaitu
Terramycin (50 mg/ml), fase diam silika gel 60 F254 , dan fase gerak heksana : etil asetat
( 2:1 ). Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa hasil rendemen terbesar adalah ekstrak
metanol, diikuti dengan etil asetat, heksana dan aseton. Disamping itu, ekstrak rimpang
Bengle yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik adalah pada ekstrak heksana.
Kata kunci : bengle, bioautografi, rendemen, antibakteri
7
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK RIMPANG BENGLE
( Zingiber cassumunar)
ANTIBACTERIAL ACTIVITY FROM RHIZOME EXTRACT OF Zingiber
cassumunar
Teguh Santoso*, Sri Hartini**, Dewi K.A.K.Hastuti**
*Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
**Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah-Indonesia
Email: tegsan2@gmail.com
PENDAHULUAN
Tanaman obat telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat
lokal. Oleh karena itu, penelitian dibidang farmasi banyak bersumber dari kearifan
lokal tersebut. Produk-produk tanaman yang telah berhasil dikemas dengan
sentuhan teknologi, telah memberikan kontribusi untuk peningkatan kesehatan
masyarakat. “Green pharmacy” merupakan dasar dari pengembangan obat-obatan
modern. Para peneliti di dunia, telah banyak melakukan penelitian tentang
senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri tetapi belum ada hasil yang cukup
memuaskan, sehingga penelitian dalam bidang antibakteri dari tanaman masih
cukup menjanjikan (Karuppiah dan Rajaram, 2012).
Dalam jurnal yang sama, (Karuppiah dan Rajaram, 2012) juga menyatakan
bahwa banyak tanaman obat yang telah diteliti sifat antibakterialnya dan
kandungan senyawa aktifnya. Ekstrak kasar tanaman, yang diduga memiliki
tingkat toksisitas yang tinggi akan diuji dengan uji toksisitas. Sedangkan ekstrak
yang diduga tidak toksik, dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antibakteri.
8
Bengle (Zingiber casumunar) termasuk dalam divisi Magnoliophyta,
kelas Liliopsida, subkelas Zingiberidae, bangsa Zingiberales, suku Zingiberaceae,
marga Zingiber (Marliani, 2012). Tanaman ini tumbuh di daerah Asia yang
beriklim tropis dari India hingga Indonesia. Bangle secara tradisional biasa
dipergunakan sebagai obat sakit kuning, demam, sakit kepala, batuk berdahak,
perut nyeri, masuk angin, sembelit, cacingan, rematik, mengecilkan perut pasca
melahirkan dan kegemukan (Hartati, dkk, 2013).
Rimpang bengle (Zingiber casumunar Roxb.) mengandung senyawa aktif
seperti cassumumin A-C dan cassummarin A-C yang dikenal sebagai curcuminoid
komplek yang memiliki efek antioksidan. Phenylbutanoids yang memiliki
aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Phenylbutenoids yang berpotensi sebagai
antikanker dan antiinflamasi serta immonustimulant. Dalam minyak atsirinya,
komponen dominannya adalah triquinacene1,4-bis (methoxy) (Chairul, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
membandingkan rendemen ekstraksi berbagai macam pelarut dan aktivitas
antibakterinya dari berbagai macam ekstrak kasar rimpang Bengle (Zingiber
casumunar).
BAHAN DAN METODE
Bahan
Sampel yang digunakan adalah rimpang Bengle kering (Zingiber
cassumunar) yang diperoleh dari pasar Salatiga.
Bahan kimia yang digunakan adalah heksana, etil asetat, metanol, aseton
(Teknis untuk maserasi dan PA untuk KLT ) dan iodonitrotetrazolium chloride
(Fluka 58030). Sedangkan bakteri yang digunakan adalah bakteri Staphilococcus
aerus: ID-784, Escherecia coli: 0091-IFO dan Bacillus subtilis: ATCC 6051.
9
Metode
Persiapan Sampel
Rimpang bengle yang baru diperoleh dari pasar dicuci, dikupas, dipotong
kecil-kecil, kemudian diblender sehingga menjadi bubur. Selanjutnya bubur
bengle dikeringkan tanpa sinar matahari.
Ekstraksi Bertingkat
100 gr sampel bengle dimaserasi semalam dengan 1000 ml pelarut
heksana, disaring kemudian filtratnya diuapkan dengan rotavapour. Residunya
diekstraksi ulang dengan etil asetat, kemudian dilanjutkan dengan pelarut metanol
dan terakhir dengan aseton.
Analisis Bioautografi dengan KLT
Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui
jumlah senyawa aktif yang terkandung didalam bengle. Sebagai fase diam
digunakan silika gel 60 F254 sedangkan fase geraknya digunakan campuran
heksana dan etil asetat ( 2 : 1 ) setelah terjadi pemisahan dan visualisasi dengan
sinar ultra violet (uv) yang jelas dari plat KLT, langkah selanjutnya adalah
inokulasi bakteri dengan cara penyemprotan suspense bakteri dipermukaan
medium plat KLT. Plat KLT yang telah disemprot bakteri, kemudian diinkubasi
basah selama semalam pada suhu 370C.
Untuk melihat tumbuh tidaknya bakteri pada lempeng KLT dibutuhkan
suatu pewarnaan bakteri, yaitu dengan cara penyemprotan plat KLT yang telah
diinkubasi dengan larutan iodonitrotetrozolium (5 mg/ml), kemudian dikeringkan
pada suhu 47oC selama satu jam.
Pengukuran Rf dilakukan menggunakan plat KLT silika gel 60 F254
sebagai fase diam dan heksana : etil asetat ( 2:1 ) sebagai fase gerak.
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan berat total ekstrak Bengle yang diperoleh dengan berbagai
pelarut
Hasil pengukuran kadar air bubur bengle sebelum eksraksi adalah : ± 7.96
%(w/w). 100 gram bubur bengle yang diekstraksi bertingkat dengan pelarut
heksana, etil asetat, metanol, dan aseton diperoleh ekstrak kasar dengan berat
dalam gram. Pelarut metanol yang paling banyak memperoleh ekstrak, setelah itu
berturut-turut adalah etil asetat, aseton dan heksana. Hasil tersebut dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1 Berat total ekstrak Bengle yang diperoleh dari ekstraksi
bertingkat dengan empat jenis pelarut.
11
Tabel 1 Rf Bercak senyawa dari masing-masing ekstrak dengan fase gerak
Heksana (2) : (1) Etil Asetat dengan panjang gelombang 350 nm
No. Rf UV
EKSTRAK
Spot Heksana Etil Asetat Aseton Metanol
1 0.35 - 0.39 Ungu +* + + +
2 0.30 - 0.34 Ungu +*** + + +
3 0.25 - 0.29 Ungu +** + + +
4 0.20 - 0.24 Ungu +* - + +
5 0.15 - 0.19 Kuning +* +* +* +
6 0.10 - 0.14 Kuning +* +* +* +
Keterangan :
+ ada bercak di plat KLT
- tidak ada bercak di plat KLT
+* antibakteri lemah
+** antibakteri sedang
+*** antibakteri kuat
Aktivitas Antibakteri
Masing-masing ekstrak yang telah diperoleh di atas dianalisa dengan
metode KLT menggunakan fase diam silika gel 60 F254 , dan fase gerak heksana :
etil asetat ( 2:1 ). Visualisasi hasil KLT untuk semua fraksi masing-masing
diperoleh bercak dengan warna kuning, sedangkan dengan bantuan sinar UV
masing-masing diperoleh lima sampai enam bercak dengan warna kuning dan
ungu (Suleimana et al, 2010).
Hasil KLT menunjukkan bahwa dengan fraksi heksana, diperoleh enam
bercak, hal ini menunjukkan bahwa senyawa non polar yang terdapat dalam
bengle berjumlah minimal enam jenis, karena diduga senyawa non polar bengle
larut dalam pelarut heksana yang bersifat non polar.
12
Untuk fraksi semi polar etil asetat, hasil bercak yang diperoleh lima
bercak, hal ini menunjukkan bahwa senyawa semi polar yang terdapat dalam
bengle berjumlah minimal lima jenis, karena diduga senyawa semi polar bengle
larut dalam pelarut etil asetat yang bersifat semi polar.
Sedangkan hasil KLT yang diperoleh dari fraksi metanol berjumlah lima
bercak, hal ini menunjukkan bahwa senyawa polar yang terdapat dalam bengle
berjumlah minimal lima jenis, karena diduga senyawa polar bengle larut dalam
pelarut metanol yang bersifat polar.
Dari hasil ekstraksi menggunakan tiga pelarut yang berbeda ternyata tidak
semua senyawa Bengle dapat terangkat, hal ini terbukti dengan ekstraksi terakhir
menggunakan pelarut Aseton yang masih dapat mengangkat minimal dua
senyawa yang ditunjukkan dengan dua bercak (Apriliany dkk, 2013).
Untuk menguji ada tidaknya senyawa dalam bubuk bengle, digunakan
senyawa antibakteri pembanding yaitu Terramycin (50 mg/ml oksitetrasiklin,P.T.
Pfizer). Bakteri yang digunakan adalah bakteri Escherecia coli, Bacillus subtilis
dan Staphillococcus aureus.
Hasil pengujian Bioautografi menunjukkan bahwa, ekstrak bubuk Bengle
dari fraksi heksana mengandung senyawa antibakteri yang ditunjukkan dengan
adanya aktivitas antibakteri, baik bakteri gram negatif (E.coli) maupun bakteri
gram positif (B.subtilis dan S.aureus). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 2, 3 dan 4 berikut ini
13
1 2 3 54
Gambar 3. Kromatogram Pengujian Antibakteri Terhadap bakteri
,dengan reagen Iodonitro Tetrazolium chloride(Fluka)Bacillus subtilis
1. Teramicin2. Heksana3. Etil Asetat4. Metanol5. Aseton
Zona bakteri tumbuh
Zona bakteri tidak tumbuh
1 2 3 54
Gambar 2.
Kromatogram Pengujian Antibakteri terhadap bakteri E. ,dengan reagen Iodonitro Tetrazolium chloride(Fluka)
1. Teramicin
2. fraksi Heksana3. fraksi Etil Asetat4. fraksi Metanol
5. fraksi Aceton
coli
zona bakteri tumbuh
zona bakteri tidak tumbuh
14
1 2 3 54
Gambar 4.
Kromatogram Pengujian Antibakteri terhadap bakteri ,dengan reagen Iodonitro Tetrazolium chloride(Fluka)
1. Teramicin
2. fraksi Heksana3. fraksi Etil Asetat4. fraksi Metanol
5. fraksi Aceton
Staphilococcus aureus
zona bakteri tumbuh
zona bakteri tidak tumbuh
Dari hasil pengujian antibakteri pada bengle menggunakan metode KLT
bioautografi,dapat dilihat pada plat KLT ada dua zona merah-ungu dan spot putih
dimana zona merah-ungu menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri, hal ini
dikarenakan Tetrazolium akan membentuk (formazan) warna merah-ungu apabila
beraksi dengan hasil metabolisme bakteri (Dewanjee et al, 2015). Spot putih
nomor 2,3,dan 5 menunjukkan bakteri tidak tumbuh, karena dalam spot tersebut
diduga terdapat senyawa antibakteri dari Bengle, sedangkan spot putih nomor 1
terdapat antibakteri dari Terramicin.
Data yang diperoleh sebagai berikut :
1. Heksana
Untuk fraksi heksana diperoleh spot antibakteri yang paling banyak
dengan rata-rata Rf : 0,11 0,13 0,16 0,21 0,27 0,32 . Hasil spot
yang paling banyak menunjukkan senyawa aktiv antibakteri dalam
bengle lebih banyak yang bersifat non polar, karena heksana
bersifat non polar (Stanton et al, 2010). Senyawa aktif antibakteri
pada bengle diduga curcumin (Marliani, 2012).
15
2. Etil Asetat
Pada fraksi etil asetat hanya dijumpai dua spot antibakteri, dengan
rata-rata Rf :0,13 dan 0,17. Hasil spot ini menunjukkan senyawa
aktiv antibakteri dalam bengle ada yang bersifat semi polar, karena
etil asetat bersifat semi polar.
3. Metanol
Pada fraksi metanol tidak satupun spot antibakteri, hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada senyawa antibakteri dalam bengle
yang terlarut dalam methanol
4. Aseton
Pada fraksi aseton terdapat dua spot antibakteri dengan rata-rata
Rf : 0,11 dan 0,15 kedua spot ini merupakan senyawa antibakteri
dalam bengle yang tidak terlarut dalam pelarut polar, semi polar
maupun non polar.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa hasil rendemen terbesar adalah
ekstrak metanol, diikuti dengan etil asetat, heksan dan aseton. Disamping itu,
ektrak rimpang Bengle yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik adalah pada
ekstrak heksana,selanjutnya etil aetat dan aseton.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliany, f., Anshory, H., dan Hertiani, T. (2013). Anti Quorum Sensing Activity
of Kayu Manis Leaves Extracts (Cinnamomun burmannii Ness. Ex. BI) AGAINST
Pseudomonas aeruginosa. Traditional Medicine Journal , 18 (3), 173-177.
Chairul, Praptiwi, dan Chairul, S. M. (2009). Phagocytosis Effectivity Test of
Phenylbutenoid Compounds Isolated from Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
Rhizome. Biodiversitas , 40-43.
Dewanjee, A., Gangopadhyay, M., Bhattacherya, N. K., & Dua, T. K. (2015).
Bioautography and its scope in the field of natural product chemistry. Journal of
Pharmaceutical Analysis , 5 (2), 75-84.
16
Hartati, S., Megawati, Artanti, N., Meilyawati, L. M., dan Hanafi, M. (2013).
Identifikasi Senyawa dari Ekstrak Air Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar
Roxb.). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia , 11 (2), 197-201.
Karuppiah, P., dan Rajaram, S. (2012). Antibacterial effect of Allium sativum
cloves and Zingiber officinale rhizomes against multiple-drug resistant clinical
pathogens. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine , 2 (8), 597-601.
Marliani, L. (2012). Aktivitas Antibakteri dan Telaah Senyawa Komponen
Minyak Atsiri Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.). Seminar Nasional
Penelrtian dan PKM. 3, pp. 1-5. Bandung: Unisba.
Stanton, B., Zhu, L., & Atwood, C. H. (2010). Experiments in General Chemistry
Featuring MeasureNet. Belmont: Brooks/Cole.
Suleimana, M. M., McGaw, L. C., Naidoo, V., & Eloff, J. N. (2010 ). Detection of
Antimicrobial Compounds By Bioatugraphy of Different Extracts of Leaves of
Selected South African Tree Species. Afr. J. Traditional , 7 (1), 64 - 78.
top related