aliran - aliran dalam pendidikan i - umm

186

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran - Aliran dalam Pendidikan i

i

Page 2: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikanii

viii, 186 hlm, Tab, 16 cm

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Hak Cipta @ Husamah, Arina Restian, Rohmad WidodoHak Terbit pada UMM Press

Penerbitan Universitas Muhammadiyah MalangJl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144Telpon (0341) 464318 Psw. 140,Fax (0341) 460435E-mail: [email protected]://ummpress.umm.ac.id

Cetakan Pertama September, 2015

ISBN : 978-979-796-360-6

Setting, Layout & Cover : Andi Firmansah

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarangmemperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengancara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis daripenerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumbernya.

PENGANTAR PENDIDIKAN

Page 3: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran - Aliran dalam Pendidikan iii

Sanksi Pelanggaran pasal 72: Undang-undang No. 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta:

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjaramasing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima miliar rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjualkepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkaitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikaniv

Page 5: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran - Aliran dalam Pendidikan v

Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT, karena atasperkenanNya jualah sehingga penulisan buku ajar PengantarPendidikan terselesaikan. Ya Allah ya Rabb, izinkanlah kami, parahamba-Mu yang lemah ini memanjatkan rasa terima kasih karenaEngkau selalu menuntun jalanku untuk terus memahami, memaknai,belajar, berkarya dan berbagi kepada sesama.

Buku Pengantar Pendidikan disusun untuk kepentingan sebagaibuku pegangan yang diikhtiarkan untuk membantu para mahasiswayang menempuh mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang ditempuhpada semester pertama oleh seluruh mahasiswa program studi diFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Khususnya di UniversitasMuhammadiyah Malang.

Secara tradisi, di Indonesia, mata kuliah Belajar dan Pembelajaranyang diberlakukan di fakultas pendidikan atau LPTK disajikan padasemester awal untuk mengawali sekaligus membekali para mahasiswayang akan akan mempelajari dan mendalami tentang dunia pendidikan.

Karena itu, buku Pengantar Pendidikan disusun dan mengacuberdasarkan Rencana Pembelajaran Semester yang terumuskan dalamLokakarya Kurikulum KKNI di Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Buku ini terdiri dari 6 (enam) Bab, yaitu: Bab I membahas tentanghakikat manusia dan pengembangannya; Bab II membicarakanmengenai pengertian dan konsep dasar pendidikan, unsur-unsurpendidikan dan pendidikan sebagai sistem; Bab III menguraikantentang peran dan kedudukan tripusat pendidikan; Bab IV memaparkantentang landasan, asas-asas pendidikan dan penerapannya; Bab Vmenjelaskan tentang aliran-aliran dalam pendidikan; bahasan diakhiripada Bab VI yang menggambarkan masalah yang berkaitan sistempendidikan nasional, pembaharuan pendidikan dan inovasi pendidikandi Indonesia. Penajaman bahasan dalam buku ini diperkaya dengan

Kata Pengantar

v

Page 6: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikanvi

tugas yang diberikan kepada mahasiswa dengan melakukan analisisartikel ilmiah terkini serta diskusi. Hal itu dimaksudkan agar bisamenambah statistik pemahaman dan pengetahuan mahasiswa.

Pada akhirnya, buku ini dapat terselesaikan atas berbagai sarandan dukungan banyak pihak. Dalam hal ini penulis menghaturkanucapan terima kasih kepada sejumlah pihak. Khususnya kepadapimpinan universitas yang selama ini menaburkan benih semangatdan inspirasi kepada penulis. Selain itu, pimpinan di tingkat fakultasyang memberikan kesempatan untuk belajar dan mengabdi di kampusputih. Selain itu, disampaikan juga ucapan terima kasih kepada gurupenulis dari sekolah dasar, SMP dan SMA serta para dosen yangmemiliki memiliki kesabaran untuk membimbing penulis dalammembuka mata dunia melalui ilmu pengetahuan. Semoga Allah SWTmemberikan pahala berlimpah atas ilmu dan kebaikan yang telahditebarkan. Ucapan cinta yang tulus penuh hormat, doa khusyukdan bakti yang ikhlas kami haturkan kepada para orang tua kami.Terima kasih atas doa, nasihat, pembelajaran, cinta, dukungan dannilai-nilai yang diwariskan. Khusus kepada istri, suami, dan anak-anak kami terima kasih atas kekuatan dan support yang telah diberikanoleh keluarga besar kami.

Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada penerbitUMM Press, direktur, editor, dan staf serta distributor yang telahbersedia menerbitkan dan mengedarkan buku-buku kami sehinggasampai ke tangan pembaca/pengguna, khususnya para mahasiswa.

Penulis menyadari bahwa buku yang tengah dibaca pembacamasih jauh dari sempurna dan masih dihiasi sejumlah kekurangan.Karena itu, penulis membuka ruang selebar mungkin kepada pembacadalam memberikan saran dan kritik kepada penulis agar bisameningkatkan isi buku kemudian hari. Semoga buku ini memberimanfaat bagi para mahasiswa atau pengguna dan sekaligusmemperkaya khasanah keilmuan serta dunia pendidikan Indonesia.

Malang, Agustus 2015Tim Penyusun,

HusamahArina RestianRohmad Widodo

Page 7: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran - Aliran dalam Pendidikan vii

BAB I Hakikat Manusia Dan Pengembangannya ........................ 1A. Hakikat Manusia .............................................................. 1B. Wujud Sifat Hakikat Manusia ........................................ 9C. Manusia Sebagai Makhluk Monoprularis dan Monodualis 11D. Dimensi Hakikat Mausi ...................................................E. Pengembangan Potensi dan Hakikat Manusia ........... 13F. Konsep Manusia Seutuhnya ........................................... 25

BAB II Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem ........................................... 29A. Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan ................... 29B. Unsur-Unsur Pendidikan ............................................... 41C. Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem............................... 45

BAB III Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan ...................... 53A. Pendahuluan ..................................................................... 53B. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan ........ 54C. Definisi Tripusat Pendidikan .......................................... 54D. Pendidikan Informal Formal dan Nonformal ............. 56E. Peran Keluarga, Masyarakat dan Sekolah ................... 57F. Fungsi dan Jenis Lingkungan Sekolah .......................... 61

BAB IV Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya ............... 69A. Landasan Pendidikan ...................................................... 69B. Asas-Asas Pendidikan ..................................................... 78C. Penerapan Asas-Asas Pendidikan ................................ 80D. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan ...................... 83

Daftar Isi

vii

Page 8: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikanviii

BAB V Aliran Pendidikan ................................................................... 85A. Aliran Klasik Pendidikan ................................................ 85B. Gerakan Baru dalam Pendidikan .................................. 94C. "Aliran " Pokok Pendidikan Indonesia .......................... 106

BAB VI Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan danInovasi Pendidikan di Indonesia .......................................... 127A. Sistem Pendidikan Indonesia ......................................... 127B. Permasalahan Pendidikan dan Tantangan

Pembangunan Pendidikan Nasional ........................... 148C. Inovasi dan Pembaharuan Pendidikan Indonesia ..... 155

Daftar Pustaka .......................................................................................... 159Glosarium ................................................................................................. 167Indeks ..................................................................................................... 171Profil Singkat Penulis ............................................................................. 175

Page 9: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 1

1

HAKIKHAKIKHAKIKHAKIKHAKIKAAAAAT MANUSIA DT MANUSIA DT MANUSIA DT MANUSIA DT MANUSIA DANANANANANPENGEMBANGANNYPENGEMBANGANNYPENGEMBANGANNYPENGEMBANGANNYPENGEMBANGANNYAAAAA

BAB I

A. Hakikat ManusiaSecara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar

manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Itulah mengapa pembicaraantentang pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentangmanusia. Para ahli telah mengemukakan berbagai pendapat tentangpendidikan, pada umumya mereka sepakat bahwa pendidikan itudiberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruhpotensi kemanusiaan ke arah yang positif (Dardiri, 2010). Kegiatanpendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan manusia secara penuh,dilakukan oleh manusia, antar manusia, dan untuk manusia. Dengandemikian berbicara tentang pendidikan tidak dapat dilepaskan daripembicaraan tentang manusia. (Khasina, 2013).

Manusia adalah keyword yang harus dipahami terlebih dahulu bilaingin memahami pendidikan (Sardiman, 2007). Socrates mengatakanbahwa belajar yang sebenarnya adalah belajar tentang manusia.Berdasarkan fakta adanya pertautan yang sangat intim antara pendidikandan manusia, maka sangat masuk akan apabila kajian dalam matakuliah pengantar pendidikan ini diawali dengan diskusi atau bahasanmenyangkut hakikat manusia itu sendiri.

Page 10: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan2

Manusia menurut Socrates adalah makhluk yang selalu ingin tahutentang segala sesuatu. Kewajiban setiap orang untuk mengetahui dirinyasendiri lebih dahulu jika ingin mengetahui hal-hal di luar dirinya.Manusia ternyata tidak cukup hanya mengkaji tentang alam sekitarnya,ia selanjutnya juga berpikir tentang Tuhan dan berbagai aspek yangberhubungan dengan kehidupan. Manusia akhirnya juga berpikir segalasesuatu tentang dirinya, yaitu siapa, bagaimana, dimana dan untuk apamanusia itu diciptakan (Khobir, 1997). Manusia adalah makhluk yangpandai bertanya, bahkan ia mempertanyakan dirinya sendiri,keberadaannya, dan dunia seluruhnya (van der Weij, 1991).

Berdiskusi tentang manusia akan selalu menarik dan karena menarikitulah maka masalahnya tidak pernah tuntas laksana sebuah permainanyang tak kunjung usai. Pertanyaan mengenai manusia selalu saja muncul.Hal ini menjadi wajar mengingat manusia merupakan makhluk ciptaanTuhan yang menakjubkan, makhluk unik multidimensi, serba meliputi,sangat terbuka, dan mempunyai potensi agung (Nawawi, 1996).

Pertanyaan mengenai “siapakah manusia” tampaknya cukupsederhana, tetapi tidak mudah menemukan jawaban yang tepat, alih-alihmemuaskan. Orang umumnya akan menjawab pertanyaan tersebut sesuailatar belakang dan ketertarikanya. Bila ia fokus pada kajian kemampuanmanusia berpikir maka ia akan memberi pengertian manusia dengananimal rational, hayawan nathiq, atau hewan yang berpikir/bernalar. Jika ialebih berfokus pada adanya pembawaan kodrat manusia untuk hidupbermasyarakat, maka tentu memberi pengertian manusia sebagai zoonpoliticon, homo socius, atau makhluk sosial. Seseorang yang menitikberatkanpada aktivitas manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup, makapengertiannya adalah homo economicus atau makhluk ekonomi. Sementaraitu, bila sudut pandang seseorang lebih pada keistimewaan manusiamenggunakan simbol-simbol seperti pemikiran Cassirer, maka tentupengertian manusia menurutnya adalah animal symbolicum (Basyir, 1984).

Berbeda dengan lainnya, orang yang berpandangan bahwa manusiaadalah makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk baru dari bahan-bahan alam untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya, makapengertian yang diberikan pastilah sama dengan Bergson yaitu homofaber, hewan pembuat perkakas atau tool-making animal (Heschel, 1965).Banyak pakar yang mendefinisikan manusia dengan istilah homosapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi (akal). Revesz menyebutmanusia sebagai homo loquen yaitu makhluk yang pandai menciptakan

Page 11: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 3

bahasa, menjelmakan pikiran dan perasaan dalam kata-kata yangtersusun. Aristoteles sendiri mengatakan manusia zoon politicon atauanimal ridens, makhluk yang bisa humor. Homo religious yaitu manusiapada dasarnya beragama (Pulungan, 1984).

Dengan ungkapan yang berbeda kita mengenal pula definisi tentangmanusia yaitu animal educandum, hewan yang memerlukan pendidikan.Tanpa pendidikan manusia tidak mungkin menjadi manusia ataumewujudkan kemanusiaannya. Manusia adalah animal educabili, berartiia mempunyai potensi untuk dididik atau dikembangkan. Apabilamanusia itu dilahirkan sudah sempurna maka manusia tidak lagimemerlukan pendidikan. Manusia diciptakan oleh Maha Penciptadengan segala kesempurnaannya tetapi juga dilahirkan di dalam berbagaikelemahannya sebagai manusia, oleh sebab itu ia memerlukanpendidikan untuk mewujudkan kemanusiaannya sebagai potensi. Harusdiingat pula bahwa proses pendidikan bukan suatu proses satu arahtetapi suatu proses dua arah antara pendidik dan peserta didik. Tugaspendidik adalah tugas yang paling tua di dunia ini sebagaimana tugasseorang ibu sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya. Jadi hakikatmanusia bukan hanya sebagai animal educandum, animal educabili, tetapijuga sebagai animal educator.

Sains modern cenderung memahami manusia dari aspek spasialdan biologisnya sebagai benda dan hewan. Pemahaman ini maksimalmenempatkan manusia sebagai “hewan plus”. Jiwa manusia, tak lebihdari metabolisme yang menghasilkan panas dan darah hangat, respirasiparu-paru, otak yang besar, pikiran terus berpetualang, kreativitas tangan,ingatan, mimpi, kehendak, organisasi sosial, kekeluargaan, kesadaran,dan kebudayaan. Ini sejatinya adalah lanjutan dari pemikiran filosofisAristoteles yang menempatkan manusia sebagai unit dari kerajaanhewan. Manusia dalam Aristotelian “secara kodrati adalah hewanberadab” dan “hewan yang mampu mengumpulkan pengetahuan”,selain sebagai hewan yang berjalan di atas dua kaki, hewan berpolitik,satu-satunya hewan yang punya kemampuan memilih, dan sebagaihewan peniru atau imitative (Nugroho, 2012).

Mengutip pendapat Heschel, lebih lanjut menurut Nugroho (2012)konsep yang tak kalah buruk dari gagasan “manusia adalah hewanplus”, adalah konsep modern bahwa manusia itu mesin. Manusiahanyalah “mesin yang bila kita masukkan makanan ke dalamnya akanmemproduksi pikiran”, suatu “rakitan dan karya pertukangan yang

Page 12: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan4

ulung”. Pemikiran ini pertama kali dieksplisitkan oleh La Mettrie (1709-51) dalam L’Homme machine yang menggambarkan aktivitas psikismanusia sebagai fungsi-fungsi mekanis dari otak.

Dalam konteks yang lain, menurut Kosasih (2012) pertanyaan filosofisatau mendasar tentang sosok manusia adalah “What is man, and what ofis man made?”Apa dan terbuat dari apa manusia itu. Untuk menjawabpertanyaan tersebut banyak filosof dengan pandangan filsafatnya yangmemberikan batasan atau definisi tentang manusia. Sigmund Freudmisalnya berpandangan bahwa hakikat manusia sebenarnya bisa ditinjaudari struktur jiwa yang dimiliki yang terdiri dari tiga hal, yaitu das Es,das Ich dan das Uber Ich. Das Es bagian dasar (the Id) yang sama sekaliterisolasi dari dunia luar, hanya mementingkan masalah kesenangandan kepuasan (lust principle) yang merupakan sumber nafsu kehidupan,yakni hasrat-hasrat biologis (libido-seksualis) dan bersifat a-sadar, a-moral a-sosial dan egoistis. Das Ich (aku = ego), sifatnya lebih baik daripada das Es, das Ich dapat mengerti dunia a-sadar, a-sosial dan a-moral, lebih realistis tapi belum ethis.Yang ketiga das Uber Ich (superego),ini adalah bagian jiwa yang paling tinggi dan paling sadar norma danpaling luhur, bagian ini sering dinamakan budinurani (consciencia).Superego atau das Uber Ich ini selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral,etika, dan religius.

1. Polarisasi Pemikiran tentang ManusiaBanyaknya definisi tentang manusia, membuktikan bahwa manusia

adalah makhluk multidimensional, manusia memiliki banyak wajah(Dardiri, 2010). Berdasarkan fakta tersebut, maka Piedade (1986) mencobamembuat polarisasi pemikiran tentang manusia, yaitu pola pemikiranbiologis, pola pemikiran psikologis, pola pemikiran sosial-budaya, danpola pemikiran teologis (Dardiri lebih menyukai menggunakan istilahreligius daripada teologis).

a. Manusia Menurut Pola Pemikiran BiologisMenurut pola pemikiran ini, manusia dan kemampuan kreatifnya

dikaji dari struktur fisiologisnya. Salah satu tokoh dalam pola ini adalahPortmann yang berpendapat bahwa kehidupan manusia merupakansesuatu yang bersifat sui generis meskipun terdapat kesamaan-kesamaantertentu dengan kehidupan hewan atau binatang. Dia menekankanaktivitas manusia yang khas, yakni bahasa, posisi vertikal tubuh, danritme pertumbuhannya. Semua sifat ini timbul dari kerja sama antara

Page 13: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 5

proses keturunan dan proses sosial-budaya. Aspek individualitas manusiabersama sifat sosialnya membentuk keterbukaan manusia yang berbedadengan ketertutupan dan pembatasan deterministis binatang olehlingkungannya. Manusia tidak membiarkan dirinya ditentukan olehalam lingkungannya. Menurut pola ini, manusia dipahami dari sisiinternalitas, yaitu manusia sebagai pusat kegiatan internal yangmenggunakan bentuk lahiriah tubuhnya untuk mengekspresikan diridalam komunikasi dengan sesamanya.

b. Manusia Menurut Pola PsikolgisKekhasan pola ini adalah perpaduan antara metode-metode psikologi

eksperimental dan suatu pendekatan filosofis tertentu, misalnyafenomenologi. Tokoh-tokoh yang berpengaruh besar pada pola ini antaralain Ludwig Binswanger, Levis Strauss, dan Erich Fromm. Binswangermengembangkan suatu analisis eksistensial yang bertitik tolak daripsikoanalisis Freud. Namun pendirian Binswanger bertolak belakangdengan pendirian Freud tentang kawasan bawah sadar manusia yangterungkap dalam mimpi, nafsu, dan dorongan seksual. Freud denganpsikoanalisisnya lebih menekankan faktor internal manusia, sementarapandangan behaviorisme lebih menekankan faktor eksternal. Pandanganpsikologi humanistik lebih menekankan kemampuaan manusia untukmengarahkan dirinya, baik karena pengaruh faktor internal maupuneksternal. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak serta merta atauotomatis melakukan suatu tindakan berdasarkan desakan faktor inter-nal, karena desakan faktor internal bisa saja ditangguhkanpelaksanaannya.

c. Manusia Menurut Pola Pemikiran Sosial-BudayaManusia menurut pola pemikiran ini tampil dalam dimensi sosial

dan kebudayaannya, dalam hubungannya dengan kemampuan untukmembentuk sejarah. Menurut pola ini, kodrat manusia tidak hanyamengenal satu bentuk yang uniform (seragam) melainkan berbagaibentuk. Salah satu tokoh yang termasuk dalam pola ini adalah ErichRothacker. Dia berupaya memahami kebudayaan setiap bangsa melaluisuatu proses yang dinamakan reduksi pada jiwa-jiwa nasional danmelalui mitos-mitos. Reduksi pada jiwa-jiwa nasional adalah prosesmempelajari suatu kebudayaan tertentu dengan mengembalikannyapada sikap-sikap dasar serta watak etnis yang melahirkan pandanganbangsa yang bersangkutan tentang dunia, atau weltanschauung.

Page 14: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan6

Pengalaman purba itu dapat direduksi lagi. Dengan demikian, meskipunorang menciptakan dan mengembangkan lingkup kebudayaannasionalnya, kemungkinan-kemungkinan pelaksanaan danpengembangannya sudah ditentukan, karena semuanya itu sudahterkandung dalam warisan ras. Tokoh lain yang dapat dimasukkandalam pola ini adalah Ernst Cassirer yang merumuskan manusia sebagaianimal symbolicum, makhluk yang pandai menggunakan simbol.

d. Manusia Menurut Pola Pemikiran ReligiusPola pemikiran ini bertolak dari pandangan manusia sebagai homo

religiosus. Salah satu tokohnya adalah Mircea Eliade. Menurut Eliade,homo religiosus adalah tipe manusia yang hidup dalam suatu alamyang sakral, penuh dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmatisakralitas yang ada dan tampak pada alam semesta, alam materi, alamtumbuh-tumbuhan, dan manusia. Pengalaman dan penghayatan akanYang Suci ini selanjutnya mempengaruhi, membentuk, dan ikutmenentukan corak serta cara hidupnya. Eliade mempertentangkanhomo religiosus dengan alam homo non-religiosus, yaitu manusia tidakberagama, manusia modern yang hidup di alam yang sudahdidesakralisasikan, bulat-bulat alamiah, apa adanya, dirasa atau dialamitanpa sakralitas. Bagi manusia non-religiosus, kehidupan ini tidaksakral lagi, melainkan profane saja.

Pembahasan hakikat manusia tidak akan pernah selesai apabila hanyaberdasarkan pada pandangan-pandangan manusia sendiri yangmengandalkan kemampuan akal semata. Oleh karena itu diperlukanpenjelasan dari sumber yang meyakinkan, yaitu sumber yang diperolehlangsung dari Tuhan sebagai Penciptanya yaitu Al-Qur’an. Bagaimanapunharus disadari sepenuhnya bahwa manusia tidak lain adalah makhlukciptaan Allah SWT yang memiliki fitrah, akal, kalbu, kemauan, dan amanah.

Manusia dengan segenap potensi (kemampuan) kejiwaan naluriah,seperti akal pikiran, kalbu kemauan yang ditunjang dengan kemampuanjasmaniahnya, manusia akan mampu melaksanakan amanah Allahdengan sebaik-baiknya. Pelaksanaan amanah mendorong pencapaianderajat manusia yang sempurna (beriman, berilmu, dan beramal)manakala manusia memiliki kemauan serta kemampuan menggunakandan mengembangkan segenap kemampuan. Manusia juga dianggapsebagai khalifah di bumi yang mengemban tanggung jawab sosial yangberat. Sebagai khalifah, manusia merupakan mahluk sosial yang multi-interaksi, memiliki tanggung jawab baik kepada Allah maupun kepada

Page 15: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 7

sesama manusia. Hubungan dengan Allah merupakan hubungan yangharus dibina manusia dimanapun ia berada. Hubungan manusia denganmanusia harus dibangun atas dasar saling menghargai atau menghormatiagar tercipta suasana ideal, karena sejatinya manusia terbaik adalahmanusia yang paling bermanfaat bagi sesamanya (Hasan, 2006).Sebagaimana yang terdapat di dalam Al Qur’an, Islam menegaskanbahwa manusia adalah makhluk Tuhan, baik sebagai makhluk individumaupun sosial, mempunyai kedudukan yang sama di hadapan-Nya(Herawati, 2012).

Sehubungan dengan itu, Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillahkunci (key term) yang digunakan untuk menunjukkan arti pokok manusia,yaitu al-Insan, al-Basyar dan al-Nas. Kata al-Insan dipakai untuk menyebutmanusia dalam konteks kedudukan manusia sebagai makhluk yangmempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu 1) manusia sebagai makhlukberpikir, 2) makhluk pembawa amanat, dan 3) manusia sebagai makhlukyang bertanggung jawab pada semua yang diperbuat. Kata insanmenunjuk suatu pengertian adanya kaitan dengan sikap, yang lahir dariadanya kesadaran penalaran (Asy'arie, 1992) Kata insan digunakan al-Qur'an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh totalitasnya,jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yanglain adalah akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan (Shihab,1996).

Kata al-Insan yang dengan segala bentuk derivasinya dapatdisimpulkan bahwa secara proses lahirnya diawali dengan konsep spiri-tual, namun dari aspek fisik mengandung makna jinak sebagai makhlukyang memiliki sifat keramahan dan kemampuan yang sangat tinggi.Istilah lain yang sering digunakan dalam al-Qur’an ialah makhluk sosialdan makhluk kultural (Salim, 2002). Menurut Seha (2010) al-Qur’ansecara konsepsional mencanangkan sesuatu bentuk membangun hidupbersama, tolong menolong dalam kebaikan dengan konsep ta‘?wundalam QS Al-Maidah ayat 2.

Kata al-Basyar dipakai untuk menyebut semua makhluk baik laki-laki ataupun perempuan, baik satu ataupun banyak. Kata ini memberikanreferensi kepada manusia sebagai makhluk biologis yang mempunyaibentuk tubuh yang mengalami pertumbuhan dan perekembanganjasmani. Selanjutnya kata al-Nas, mengacu kepada manusia sebagaimakhluk sosial. Penjelasan konsep ini dapat ditunjukkan dalam dua hal,yaitu 1) banyak ayat yang menunjukkan kelompok-kelompok sosial

Page 16: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan8

dengan karakteristiknya masing-masing yang satu dengan yang lainbelum tentu sama dan 2) pengelompokkan manusia berdasarkanmayoritas (Hasan, 2004).

Selain ketiga istilah kunci itu, dikenal pula istilah abd Allah, BaniAdam, Bani Hasyr, dan Khalifah Allah. Konsep Abd Allah menunjukkanbahwa manusia adalah hamba yang segala bentuk aktivitaskehidupannya untuk menghambakan diri kepada Allah. Konsep BaniAdam berarti manusia berasal dari nenek moyang yang sama, yaituAdam dan Hawa yang terdiri dari berbagai ras. Konsep Bani Hasyrmenggambarkan manusia sebagai makhluk biologis terdiri dari unsurmateri yang membutuhkan makan dan minum, bukan keturunanmakhluk bukan manusia. Konsep Khalifah Allah menunjukkan manusiamengemban tugas untuk mewujudkan serta membina sebuah tatanankehidupan yang harmonis di bumi (Rakhmat, 2011).

2. Pandangan Para Ahli Mengenai Hakikat ManusiaPrayitno (2009) secara sistematis mengemukakan beberapa

pandangan tentang manusia dengan merujuk dari pandangan-pandangan para ahli berikut mulai dari pandangan yang paling lamasampai pada pandangan yang paling baru:

a. Plato. Manusia pada hakikatnya ditandai oleh adanya kesatuan antaraapa yang ada pada dirinya, yaitu pikiran, kehendak, dan nafsu.

b. Hsun Tsu. Manusia pada hakikatnya adalah jahat, oleh karenanyauntuk mengembangkannnya diperlukan latihan dan disiplin yangkeras, terutama disiplin kepada tubuhnya.

c. Agustinus. Manusia merupakan kesatuan jiwa dan badan, yangdimotivasi oleh prinsip kebahagiaan; kesemuanya itu diwarnai olehdosa warisan dari pendahulunya.

d. Descarten. Manusia terdiri dari unsur dualistik, jiwa dan badan. Jiwa tidakbersifat bendawi, abadi dan tidak dapat mati, sedangkan badan bersifatbendawi dapat sirna dan menjadi sasaran filsafat fisika. Antara badandan jiwa terdapat pertentangan yang berkelanjutan tak terjembatani;badan dan jiwa itu masing-masing mewujudkan diri dalam berbagaihal sendiri-sendiri. Namun demikian, manusia adalah jiwanya.Pandangan yang lebih baru tentang manusia, antara lain

dikemukakan oleh pemikir-pemikir sebagai berikut:

a. Freud. Manusia tidak memegang nasibnya sendiri. Tingkah lakumanusia ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting-

Page 17: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 9

instingnya, dan dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masalampau, dan ditentukan oleh faktor-faktor interpersonal dan intrapsikis.

b. Adler. Manusia tidak semata-mata bertujuan memuaskan dorongan-dorongan dirinya, tetapi juga termotivasi untuk melaksanakantanggung jawab sosial dan pemenuhan kebutuhan dalam mencapaisegala sesuatu. Tingkah laku individu ditentukan oleh lingkungan,pembawaan, dan individu itu sendiri.

c. Rogers. Manusia adalah makhluk rasional, tersosialisasikan, dan dapatmenentukan nasibnya sendiri. Dalam kondisi yang memungkinkan,manusia akan mampu mengarahkan diri sendiri, maju, dan menjadiindividu yang positif dan konstruktif.

d. Skinner. Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunyadikontrol oleh faktor-faktor di luar dirinya. Tingkah laku manusiadipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungannya, melaluihukum-hukum belajar.

e. Glasser. Tindakan manusia didorong untuk memenuhi kebutuhandasar (baik psikologikal maupun fisiologikal), yang sama untuk semuaorang. Kebutuhan fisologikal adalah segala sesuatu untukmempertahankan kesadaran organisme, sedangkan kebutuhanpsikologikal terarah untuk mencintai dan dicintai, serta berguna bagidiri sendiri dan orang lain.

f. Ellis. Manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat secararasional ataupun tidak rasional. Berpikir dan merasa itu sangat dekatdan bergandengan satu sama lain: pikiran seseorang dapat menjadiperasaannya, dan sebaliknya.

g. Sartre. Manusia dipandang sebagai nol yang me-nol-kan diri, poursoi yang dirinya itu bukan merupakan objek, melainkan subjek, dansecara kodrati dirinya itu adalah bebas.

B. Wujud Sifat Hakikat ManusiaKaum eksistensialis berpandangan bahwa wujud sifat hakikat

manusia terdiri dari tujuh, meliputi kemampuan menyadari diri,kemampuan bereksistensi, kata hati, tanggung jawab, rasa kebebasan,kewajiban dan hak, dan kemampuan menghayati kebahagiaan(Tirtarahardja & Sulo, 2005). Uraian dari masing-masing wujud sifathakikat tersebut akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut.

1. Kemampuan menyadari diriKemampuan menyadari diri adalah bahwa manusia itu berbeda

dengan makhluk lain, karena manusia mampu mengambil jarak dengan

Page 18: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan10

obyeknya termasuk mengambil jarak terhadap dirinya sendiri. Dia bisamengambil jarak terhadap obyek di luar maupun ke dalam diri sendiri.Pengambilan jarak terhadap obyek di luar memungkinkan manusiamengembangkan aspek sosialnya, sedangkan pengambilan jarakterhadap diri sendiri, memungkinkaan manusia mengembangkan aspekindividualnya.

2. Kemampuan bereksistensiAdanya kemampuan mengambil jarak dengan obyekya berarti

manusia mampu menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batasyang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan hanyadalam kaitannya dengan soal ruang melainkan juga soal waktu. Manusiatidak terbelenggu oleh ruang (di ruang ini atau di sini), dia juga tidakterbelenggu oleh waktu (waktu ini atau sekarang ini), tetapi mampumenembus ke masa depan atau ke masa lampau. Kemampuanmenempatkan diri dan menembus inilah yang disebut kemampuanbereksistensi. Justru karena mampu bereksistensi inilah, maka dalamdirinya terdapat unsur kebebasan.

3. Kata hatiKata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang

baik dan yang buruk bagi manusia sebagai manusia. Orang yang tidakmemiliki pertimbangan dan kemampuan untuk mengambil keputusantentang yang baik atau yang buruk, atau pun kemampuannya dalammengambil keputusan tersebut dari sudut pandang tertentu saja,misalnya dari sudut kepentingannya sendiri dikatakan bahwa katahatinya tidak cukup tajam. Manusia memiliki pengertian yang menyertaitentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkanmengerti pula akibat keputusannya baik atau buruk bagi manusiasebagai manusia.

4. Tanggung jawabTanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung akibat dari

perbuatan yang menuntut jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakatdan kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada diri sendiri berartimenanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam bentuk penyesalanyang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat berartimenanggung tuntutan norma-norma sosial, yang berarti siap

Page 19: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 11

menanggung sanksi sosial manakala tanggung jawab sosial itu tidakdilaksanakan. Tanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggungtuntutannorma-norma agama, seperti siap menanggung perasaanberdosa, terkutuk, dan sebagainya.

5. Rasa kebebasanRasa kebebasan adalah perasaan yang dimiliki oleh manusia untuk

tidak terikat oleh sesuatu, selain terikat (sesuai) dengan tuntutankodrat manusia. Manusia bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan(sesuai) dengan tuntutan kodratnya sebagai manusia. Orang mungkinhanya merasakan adanya kebebasan batin apabila ikatan-ikatan yangada telah menyatu dengan dirinya, dan menjiwai segenapperbuatannya.

6. Kewajiban dan hakKewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai

manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Keduanya tidak bisadilepaskan satu sama lain, karena yang satu mengandaikan yang lain.Hak tak ada tanpa kewajiban, dan sebaliknya. Kenyataan sehari-harimenunjukkan bahwa hak sering diasosiasikan dengan sesuatu yangmenyenangkan, sedangkan kewajiban sering diasosiasikan dengan beban.Ternyata, kewajiban itu suatu keniscayaan, artinya, selama seseorangmenyebut dirinya manusia dan mau dipandang sebagai manusia, makawajib itu menjadi suatu keniscayaan, karena jika mengelaknya berartidia mengingkari kemanusiaannya sebagai makhluk sosial.

7. Kemampuan menghayati kebahagiaanKebahagiaan manusia itu tidak terletak pada keadaannya sendiri

secara faktual, atau pun pada rangkaian prosesnya, maupun padaperasaan yang diakibatkannya, tetapi terletak pada kesanggupannyaatau kemampuannya menghayati semuanya itu dengan keheninganjiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut dalam rangkaian atau ikatantiga hal, yaitu usaha, norma-norma dan takdir.

C. Manusia Sebagai Makhluk Monoprularis dan MonodualisHakikat manusia bila dikaitkan pada kesatuan unsur-unsur yang

membentuknya, ada yang mengatakan monodualis dan juga monopluralis.Pandangan monodualis menetapkan hakikat manusia pada kesatuan duaunsur. Kata mono berasal dari bahasa Yunani, yaitu monos yang berarti

Page 20: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan12

Kedudukan

Susunan

Sifat

Jiwa

Sosial

Raga

Individu

Raga pribadi

berdiri sendiri

Anorganik

Vegetatif

Animal

Makhluk

Tuhan

Akal

Kehendak

Rasa

tunggal atau satu dan dualism (dualist) yang berarti dua. Monodualisberarti suatu keadaan yang terbagi dua atau terdiri dari dua bagian tetapiterikat satu. Pandanga monodualis menggap manusia tidak dilihat dariasas-asas pembentukan dirinya seperti monisme atau pluralisme, secarafungsional manusia hidup dan berada baik dari aspek dualitas maupunpluralitas metafisik. Sementara itu, pluralis merupakan kualitas ataukondisi tentang ada lebih dari satu bagian atau bentuk. Pandanganmonopluralis meletakkan hakikat manusia pada kesatuan semua unsuryang membentuknya (Asy’arie, 2001).

Manusia adalah makhluk monopluralis, maksudnya makhluk yangmemiliki banyak unsur kodrat (plural), tetapi merupakan satu kesatuanyang utuh (mono). Jadi, manusia terdiri dari banyak unsur kodrat yangmerupakan satu kesatuan yang utuh. Dilihat dari segi kedudukan, susunan,dan sifatnya masing-masing bersifat monodualis. Riciannya yaitu dilihatdari kedudukan kodratnya manusia adalah makhluk monodualis; terdiridari dua unsur (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan (mono); yaknisebagai makhluk pribadi berdiri sendiri sekaligus sebagai makhluk Tuhan.Dilihat dari susunan kodratnya, manusia sebagai makhluk monodualis,terdiri dari dua unsur yakni unsur raga dan unsur jiwa (dualis), tetapimerupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Dilihat dari sifat kodratnya,manusia juga sebagai makhluk monodualis, yakni terdiri dari unsurindividual dan unsur sosial (dualis), tetapi merupakan satu kesatuanyang utuh (mono) (Dardiri, 2010; Dardiri, 2011).

Kesepuluh unsur kodrati manusia tersebut seperti pada Gambar 1.1berikut.

Gambar 1.1 Sepuluh Unsur Kodrati Manusia(Sumber: Dardiri, 2011)

Page 21: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 13

Menurut sudut pandang susunan kodrat manusia monodualis,manusia hakikatnya adalah tersusun atas jiwa dan raga. Jiwa tanpa ragabukan manusia, demikian juga raga tanpa jiwa juga bukan manusia,dengan demikian jelaslah bahwa manusia ini disusun atas dua haltersebut. Jiwa manusia ini tersusun atas sumber daya: akal, rasa,kehendak, sedangkan raga manusia tersusun atas zat benda mati, zatnabati, dan zat hewani.

Menurut sudut pandang sifat kodrat manusia monodualis, manusiahakikatnya adalah bersifat individu dan juga bersifat sosial. Hal inidapat dibuktikan bahwa manusia dapat merasakan bahwa sewaktu-waktu sifat individunya yang lebih besar dan dapat juga sewaktu-waktusifat sosialnya yang lebih dominan. Dua sifat kodrat ini tidak dapatdihilangkan salah satu atau kedua-duanya, karena merupakan satukesatuan yang tidak terpisahkan sebagai unsur kodrat manusia. Sifatkodrat manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupannya tidakdapat hidup sendiri namun selalu membutuhkan orang lain dalambentuk hubungan interaksi sosial, dan dari interaksi akan menumbuhkansuatu komunitas atau masyarakat.

Menurut sudut pandang sifat kodrat manusia monodualis, manusiaadalah makhluk pribadi berdiri sendiri sekaligus sebagai makhluk Tuhan.Sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri, manusia dalam batas-batastertentu memiliki kemauan bebas (free will) yang menjadikan manusiamemiliki kemandirian dan kebebasan. Sebagai makhluk Tuhan, manusiatidak bisa melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan Tuhan (takdir-Nya).

D. Dimensi Hakikat ManusiaManusia adalah makhluk berdimensi banyak, yakni dimensi

keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensikeberagamaan (religiusitas), dimensi kesejarahan (historis), dimensikomunikasi, dan dimensi dinamika.

1. Dimensi KeindividualanManusia adalah suatu kesatuan yang tak dapat dibagi-bagi antara

aspek jasmani dan rohani. Manusia juga bersifat unik atau khas, artinyaberbeda antara manusia yang satu dengan manusia lainnya baik secarafisik, psikis, maupun sosial. Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) setiapindividu memiliki keunikan. Setiap anak manusia sebagai individuketika dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi diri sendiri,

Page 22: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan14

berbeda dari yang lain. Tidak ada diri individu yang identik denganorang lain di dunia ini, bahkan dua anak kembar sejak lahir tidak bisadikatakan identik. Adanya individualitas ini menyebabkan setiap orangmemiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dandaya tahan yang berbeda.

Individu dalam diri manusia terkait dengan sisi luar manusiaatau jasmani. Dengan individualitasnya manusia ada di dunia, sehinggaia mampu berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya.Individualitas dalam setiap diri manusia berbeda dengan yang lain.Individualitas dalam diri manusia berdasarkan pada sisi rohani, inimembuat manusia bukan sebuah ulangan dari suatu jenis. Manusiaitu berharga karena dirinya sendiri dan bukan karena kesamaan denganjenisnya. Perbedaan manusia dengan sesamanya tidak bersifatkuantitatif tetapi bersifat kualitatif. Individualitas membuat manusiamampu menampakkan sisi personalitasnya, yang membuat manusiamemiliki keunikan dari sesamanya (Sneijders, 2004).

Individu adalah ”orang-seorang”, sesuatu yang merupakan suatukeutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Setiap orangmemiliki individualitas. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawabsendiri merupan ciri yang yang sangat esensial dari adanyaindividualitas pada diri manusia. Setiap anak memiliki doronganuntuk mandiri yang sangat kuat, meskipun di sisi lain pada anakterdapat rasa tidak berdaya, sehingga memerlukan pihak lain yangdapat dijadikan tempat bergantung untuk memberi perlindungan danbimbingan.

Manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam artimakhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwatiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurutcorak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanyamemiliki peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkanjuga memiliki kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengansegala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yangmempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek organikjasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial kebersamaan. Ketigaaspek tersebut saling mempengaruhi, keguncangan pada satu aspekakan membawa akibat pada aspek yang lainnya (Soelaeman, 1988).

Page 23: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 15

2. Dimensi KesosialanManusia itu pada dasarnya adalah mahluk yang mampu

bermasyarakat, memiliki kecenderungan untuk bekerja sama, bergotong-royong, dan saling tolong-menolong. Menurut Tirtarahardja & Sulo(2005) setiap manusia dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk hidupbersama dengan orang lain. Manusia dilahirkan memiliki potensi sebagaimakhluk sosial. Menurut Immanuel Kant, manusia hanya menjadimanusia jika berada di antara manusia. Hidup bersama dan berada diantara manusia lain, akan memungkinkan seseorang dapatmengembangkan kemanusiaannya. Sebagai makhluk sosial, manusiasaling berinteraksi. Hanya dalam berinteraksi dengan sesamanya, dalamsaling menerima dan memberi seseorang menyadari dan menghayatikemanusiaannya.

Dimensi sosial ini mambuat manusia tidak dapat hidup seorangdiri. Manusia senantiasa membutuhkan sesamanya. Kehadiran sesamadalam hidup manusia semakin membuat manusia menyadari dirinya.Oleh karena itu, manusia selalu hidup pada suatu kelompok sosialtertentu, dimana ia dapat belajar tentang nilai-nilai budaya yangdiciptakan oleh generasi sebelumnya. Kondisi ini akan membuat manusiabertindak secara khas sebagai manusia. Kehadiran sesama bagi manusiajuga membuat hidupnya semakin memiliki arti (Sneijders, 2004).

Hidup bersama dengan sesama membuat hidup manusia selaluterkait dalam relasi dengan sesamanya. Terkait dengan itu, Bertens(1990) mengutip pendapat Martin Buber bahwa dalam diri manusiaterdapat dua jenis relasi yang mendasar. Relasi tersebut ialah relasi aku-objek (I-it) serta relasi aku-engkau (I-thou). Relasi aku-objek (I-it) berartimanusia dapat mempergunakan serta menguasai objek dengan sesukahatinya. Relasi aku-engkau (I-thou) manusia menghargai sesamanyadengan segala keunikannya. Sesama dipandang sebagai anugerah yangakan semakin menyempurnakan setiap person yang terlibat dalamrelasi tersebut.

3. Dimensi Kesusilaan (Moralitas)Manusia ketika dilahirkan bukan hanya dikaruniai potensi

individualitas dan sosialitas, melainkan juga potensi moralitas ataukesusilaan. Eksistensi manusia memiliki dimensi moralitas. Manusiamemiliki dimensi moralitas sebab ia memiliki kata hati yang dapatmembedakan antara baik dan jahat. Adapun menurut Immanuel Kant

Page 24: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan16

disebabkan pada manusia terdapat rasio praktis yang memberikanperintah mutlak atau categorical imperative (van der Weij, 1991). Manusiaadalah mahluk yang memiliki keterikatan dengan nilai-nilai dan norma-norma, baik norma masyarakat, norma agama, maupun norma hukum.Manusia memiliki kata hati artinya mampu membedakan hal yang baikdengan yang tidak baik (buruk).

Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) dimensi kesusilaan ataumoralitas maksudnya adalah bahwa dalam diri manusia ada kemampuanuntuk berbuat kebaikan seperti bersikap jujur dan bersikap/berlaku adil.Manusia susila adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati,dan melaksanakan nilai-nilai tersebut. Agar anak dapat berkembangdimensi moralitasnya, diperlukan upaya pengembangan dengan banyakdiberi kesempatan untuk melakukan kebaikan.

Kebebasan manusia bukanlah kebebasan yang mutlak tetapi kebebasanyang bertanggungjawab. Kebebasan manusia memiliki batasan-batasan,seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor yang membatasikebebasan manusia dari luar adalah lingkungan dan pendidikan, sedangkanfaktor yang membatasi dari dalam adalah bakat serta kemampuan.Kebebasan manusia juga memiliki aturan dalam berbagai norma, sepertinorma kesopanan, norma etiket, norma sosial, norma moral, norma agama,norma adat istiadat, dan norma hukum (Azani, 2012).

4. Dimensi Keberagamaan (Religiusitas)Religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh

keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapadalam penghayatan atas agama yang dianut (Nashori & Diana, 2002).Manusia adalah makhluk religius, memiliki kecenderungan untukmengakui, menyadari, dan meyakini akan adanya zat yang memilikikekuatan supranatural di luar dirinya atau adanya yang Maha (MahaEsa, Maha Kuasa, dan Maha Besar). Manusia memiliki dorongan untukmenyembah Tuhan (Assegaf, 2005). Beragama (menyembah Tuhan)merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yanglemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukanagama demi keselamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa agamamenjadi sandaran vertikal manusia. Manusia dapat menghayati agamamelalui proses pendidikan agama.

Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) sesuatu yang disebutsupranatural itu dalam sejarah manusia disebut dengan berbagai nama

Page 25: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 17

sebutan, satu di antaranya adalah sebutan Tuhan. Sebagai orang yangberagama, manusia meyakini bahwa Tuhan telah mewahyukan kepadamanusia pilihan yang disebut rasul yang dengan wahyu Tuhan tersebut,manusia dibimbing ke arah yang lebih baik, lebih sempurna dan lebihbertakwa.

Segala bentuk tanggung jawab pribadi dan sosialnya adalahmanifestasi diri sebagai hamba Tuhan, atas amanah-Nya untuk menjadikhalifah di muka bumi. Dengan demikian, upaya untuk dapat memayuhayuning bawana (selalu berusaha mempercantik kecantikan dunia) dapatdilakukan dengan budi pekerti atau perilaku yang arif dan bijaksana.Manusia sebagai makhluk Tuhan, dalam konteks agama juga memilikikewajiban untuk selalu berdakwah dan menebarkan amar ma’ruf nahimungkar (Ilyas, 2003).

5. Dimensi Kesejarahan (Historis)Dunia manusia bukan sekedar suatu dunia vital seperti pada hewan-

hewan. Manusia tidak identik dengan sebuah organisme. Kehidupannyalebih dari sekedar peristiwa biologis semata. Berbeda dengan kehidupanhewan, manusia menghayati hidup ini sebagai “hidupku” dan“hidupmu”- sebagai tugas bagi sang aku dalam masyarakat tertentupada kurun sejarah tertentu. Keunikan hidup manusia ini tercermindalam keunikan setiap biografi dan sejarah. Dimensi kesejarahan inibertolak dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk historis,makhluk yang mampu menghayati hidup di masa lampau, masa kini,dan mampu membuat rencana-rencana kegiatan-kegiatan di masa yangakan datang. Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yangmenyejarah (Tirtarahardja & Sulo, 2005). Manusia dan sejarah tidakdapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia adalah khayal. Manusia dansejarah merupakan kesatuan dengan manusia sebagai subyek dan obyeksejarah. Bila manusia dipisahkan dari sejarah maka ia bukan manusialagi, tetapi sejenis mahluk biasa, seperti hewan (Ali, 2005).

Keberadaan manusia pada saat ini terpaut kepada masa lalunya, iabelum selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia, ia mengarah kemasa depan untuk mencapai tujuan hidupnya. Sementara itu menurutNata (2002) manusia adalah makhluk yang historis. Hakikat manusiasendiri adalah suatu sejarah, suatu peristiwa yang bukan semata-matadatum. Hakikat manusia hanya dapat di lihat dalama perjalanansejarahnya, dalam sejarah bangsa manusia. Apa yang di peroleh daripengamatan atas pengalaman manusia adalah suatu rangkaian

Page 26: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan18

anthropological constants yaitu dorongan-dorongan dan orientasi yangtetap. Anthropological constants yang dapat ditarik dari pengalamansejarah umat manusia, yaitu (1) relasi manusia dengan kejasmanian,alam, dan lingkungan ekologis; (2) keterlibatan dengan sesama; (3)keterikatan dengan struktur sosial dan institusional; (4) ketergantunganmasyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat; (5) hubungantimbal balik antara teori dan praktis; (6) kesadaran religius danparareligius. Keenam anthropological constants ini merupakan suatusintesis dan masing-masing saling berpanguruh satu dengan lainnya.

6. Dimensi KomunikasiKehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistemdan tatanan kehidupan sosial manusia. Aktivitas komunikasi dapatdilihat pada setiap aspek kehidupan manusia, sejak bangun tidur sampaiberanjak tidur. Manusia berinteraksi atau berkomunikasi baik secaravertikal (dengan Tuhannya) maupun secara horizontal (dengan sesamamanusia dan alam semesta) untuk mencapai tujuan hidupnya.Komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, danrasa antara komunikator dengan komunikan. Menurut Effendy (2006)secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatupesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu ataumengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisanmaupun tak langsung melalui media.

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasardan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiapmasyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern,berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagaiaturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individumemiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individulainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetaphidup (Rakhmat, 1998).

Komunikasi antar manusia merupakan suatu rangkaian proses yanghalus dan sederhana. Komunikasi selalu dipenuhi berbagai unsur-sinyal,sandi, dan arti, tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan ataukegiatan itu. Komunikasi antar manusia juga merupakan rangkaianproses yang beraneka ragam. Ia dapat menggunakan beratus-ratus alatyang berbeda, ketika manusia berinteraksi saat itulah merekaberkomunikasi (Blake & Haroldsen, 2003).

Page 27: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 19

7. Dimensi DinamikaMenurut Drijakarja, manusia mempunyai atau berupa dinamika

(manusia sebagai dinamika), artinya manusia tidak pernah berhenti,selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya.Dinamika mempunyai arah horisontal (ke arah sesame dan dunia)maupun arah transendental (ke arah Yang Mutlak). Adapun dinamikaitu adalah untuk penyempurnaan diri baik dalam hubungannya dengansesama, dunia dan Tuhan. Manusia adalah subjek, sebab itu ia dapatmengontrol dinamikanya. Namun demikian karena ia adalah kesatuanjasmani-rohani (yang mana ia dibekali nafsu), sebagai insan sosial, dansebagainya, maka dinamika itu tidak sepenuhnya selalu dapatdikuasainya. Terkadang muncul dorongan-dorongan negatif yangbertentangan dengan apa yang seharusnya, kadang muncul pengaruhnegatif dari sesamanya yang tidak sesuai dengan kehendaknya, kadangmuncul kesombongan yang tidak seharusnya diwujudkan, kadangindividualitasnya terlalu dominan atas sosialitasnya, dan sebagainya.Sehubungan dengan itu, idealnya manusia harus secara sengaja dansecara prinsipal menguasai dirinya agar dinamikanya itu betul-betulsesuai dengan arah yang seharusnya (Suyitno, 2010).

E. Pengembangan Potensi dan Hakikat ManusiaKajian tentang manusia dengan segala hakikat, dimensi dan

potensinya tetap amat penting serta menarik untuk dilakukan dandikembangkan (Amir, 2012). Manusia adalah makhluk yang memilikikemanusiaan manusianya (hakikat, dimensi dan potensi) yang dapatmenjadi objek dan subjek pendidikan serta sumber pendidikan itusendiri bagi pengembangan diri. Pendidikan harus berpijak padakemanusiaan yang dimiliki oleh manusia, karena kemanusiaan manusiaitu tidak akan bisa berkembang tanpa adanya pelayanan pendidikanterhadapnya (Prayitno, 2009). Berikut ini akan diuraikan potensi manusiadan pengembangannya serta hakikat dan dimensi.

1. Potensi Manusia dan PengembangannyaBerbeda dengan makhluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah

yang paling potensial. Potensi yang dibekali oleh Allah untuk manusiasangatlah lengkap dan sempurna. Hal ini menyebabkan manusia mampumengembangkan dirinya melalui potensi-potensi (innate potentials atauinnate tendencies) tersebut. Secara fisik manusia terus tumbuh, secaramental manusia terus berkembang, mengalami kematangan dan

Page 28: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan20

perubahan. Kesemua itu adalah bagian dari potensi yang diberikanAllah kepada manusia sebagai ciptaan pilihan. Potensi yang diberikankepada manusia itu sejalan dengan sifat-sifat Tuhan, dan dalam bataskadar dan kemampuannya sebagai manusia. Jika tidak demikianmakamanusia akan mengaku dirinya Tuhan (Langgulung, 2008).

Jalaluddin (2003) dan Khasinah (2013) mengatakan bahwa ada 4 potensiyang utama yang merupakan fitrah dari Allah kepada manusia, yaitu.

a. Potensi Naluriah (Emosional) atau Hidayat al-GhariziyyatPotensi naluriah ini memiliki beberapa dorongan yang berasal dari

dalam diri manusia. Dorongan-dorongan ini merupakan potensi ataufitrah yang diperoleh manusia tanpa melalui proses belajar. Makanyapotensi ini disebut juga potensi instingtif, dan potensi ini siap pakaisesuai dengan kebutuhan manusia dan kematangan perkembangannya.Dorongan yang pertama adalah insting untuk kelangsungan hidupseperti kebutuhan akan makan, minum penyesuaian diri denganlingkungan. Dorongan yang kedua adalah dorongan untukmempertahankan diri. Dorongan ini bisa berwujud emosi atau nafsumarah, dan mempertahankan diri dari berbagai macam ancaman dariluar dirinya, yang melahirkan kebutuhan akan perlindungan seprtisenjata, rumah, dan sebagainya. Dorongan yang ketiga adalah doronganuntuk berkembang biak atau meneruskan keturunan, yaitu naluri seksual.Dengan dorongan ini manusia bisa tetap mengembangkan jenisnya darigenerasi ke generasi.

b. Potensi Inderawi (Fisikal) atau Hidayat al-HasiyyatPotensi fisik ini bisa dijabarkan atas anggota tubuh atau indra-indra

yang dimiliki manusia seperti indra penglihatan, pendengaran, penciuman,peraba dan perasa. Potensi ini difungsikan melalui indra-indra yang sudahsiap pakai hidung, telinga, mata, lidah, kulit, otak dan sisten saraf manusia.Pada dasarnya potensi fisik ini digunakan manusia untuh mengetahui hal-hal yang ada di luar diri mereka, seperti warna, rasa, suara, bau, bentukataupun ukuran sesuatu. Jadi bisa dikatkan poetensi merupakan alat bantuatau media bagi manusia untuk mengenal hal-hal di luar dirinya. Potensifisikal dan emosional ini terdapat juga pada binatang.

c. Potensi Akal (Intelektual) atau Hidayat al-AqliyatPotensi akal atau intelektual hanya diberikan Allah kepada manusia

sehingga potensi inilah yang benar-benar membuat manusia menjadimakhluk sempurna dan membedakannya dengan binatang. Potensi

Page 29: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 21

akal memberi kemampuan kepada manusia untuk memahamisimbolsimbol, hal-hal yang abstrak, menganalisa, membandingkan,maupun membuat kesimpulan yang akhirnya memilih dan memisahkanantara yang benar dengan yang salah. Kebenaran akal mendorongmanusia berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan kebudayaan sertaperadaban. Manusia dengan kemampuan akalnya mampu menguasaiilmu pengetahuan dan teknologi, mengubah serta merekayasalingkungannya, menuju situasi kehidupan yang lebih baik, aman, dannyaman.

d. Potensi Agama (Spiritual) atau Hidayat al-DiniyyatSelain potensi akal, sejak awal manusia telah dibekali dengan fitrah

beragama atau kecenderungan pada agama. Fitrah ini akan mendorongmanusia untuk mengakui dan mengabdi kepada sesuatu yangdianggapnya memiliki kelebihan dan kekuatan yang lebih besar darimanusia itu sendiri. Nantinya, pengakuan dan pengabdian ini akanmelahirkan berbagai macam bentuk ritual atau upacara-upacara sakralyang merupakan wujud penyembahan manusia kepada Tuhannya.Dalam pandangan Islam kecenderungan kepada agama ini merupakandorongan yang bersal dari dalam diri manusia sendiri yang merupakananugerah dari Allah.

Keempat potensi dasar manusia seperti yang dijelaskan di atasharus dikembangkan agar bisa berfungsi secara optimal dan dapatmencapai tujuan yang sebenarnya. Pengembangan potensi manusia iniharus dilakukan secara terarah, bertahap dan berkelanjutan serta dapatdilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan. Jalaluddin (2003) danKhasinah (2013) mengatakan ada beberapa pendekatan yang bisadigunakan dalam mengembangkan potensi manusia.

a. Pendekatan FilosofisMenurut pandangan filosofis manusia diciptakan untuk memberikan

kesetiaan, mengabdi dan menyembah hanya kepada penciptanya.Manusia memang diciptakan untuk taat dan mengabdi kepadapenciptanya. Sesuai dengan kakikat penciptaannya, maka keberadaanatau eksistensi manusia itu baru akan berarti, bermakna dan bernilaiapabila pola hidup manusia telah sesuai dengan blue-print yang sudahditetapkan oleh Tuhan. Pengembangan potensi manusia harus bisamengarahkan manusia untuk menjadi abdi Tuhannya dan mengikutinilai-nilai yang benar menurut kebenaran ilahiah yang hakiki.

Page 30: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan22

b. Pendekatan KronologisPendekatan kronologis memandang manusia sebagai makhluk

evolutif. Manusia tumbuh dan berkembang secara bertahap danberangsur. Petumbuhan fisik dan mental manusia diawali dari proseskonsepsi, pada tahap selanjutnya menjadi janin, kemudian lahir menjadibayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga meninggal. Hal ini terjadisesuai dengan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yangberlaku. Pengembangan potensi manusia juga harus mengikutipertumbuhan fisiknya dan perkembangan mentalnya, artinyapengembangan potensi manusia harus diarahkan dan dibina sesuaitahapan-tahapan tumbuh kembang manusia.

c. Pendekatan FungsionalPotensi-potensi yang dimiliki manusia diberikan Tuhan untuk dapat

dipergunakan dan difungsikan dalan kehidupan mereka. Karena tidakmungkin Tuhan menciptakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Semuaciptaan Tuhan mempunyai maksud dan tujuan, temasuk potensi-potensiyang diberikan kepada manusia. Pengembangan potensi manusia harusdilaksanakan sesuai dengan manfaat dan fungsi potensi itu sendiri.Misalnya, dorongan seksual, harus dibina dan diarahkan untuk menjagakelestarian jenis manusia, bukan untuk berbuat maksiat atau mencarikesenangan semata. Dorongan naluri lain lainnya seperti makan, minumdan mempertahankan diri harus diarahkan untuk kelangsungan hidup,bukan mengumbar nafsu.

d. Pendekatan SosialPendekatan ini memandang manusia sebagai makhluk sosial.

Manusia dianggap sebagai makhluk yang cenderung untuk hidupbersama dalam kelompok kecil (keluarga) maupun besar (masyarakat).Sebagai makhluk sosial manusia harus mampu mengembangkanpotensinya untuk bisa berinteraksi di dalam lingkungannya dan mampumemainkan peran dan fungsinya di tengah lingkungannya. Dalamupaya mengembangkan potensi-potensinya manusia membutuhkandukungan dan bantuan dari pihak lain di luar dirinya untukmembimbing, mengarahkan, dan menuntunnya agar pengembanganpotensi tersebut berhasil secara maksimal. Upaya pengembangan potensiini dilihat dari sudut pandang manapun akan merujuk kepadapendidikan.

Page 31: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 23

Tugas pendidikan dalam pengembangan potensi manusia, adalahdalam upaya menjaga dan mengerahkan fitrah atau potensi tersebutmenuju kebaikan dan kesempurnaan. Pengembangan berbagai potensimanusia (fitrah) ini dapat dilakukan dengan kegiatan belajar, yaitumelalui institusi-institusi. Belajar yang dimaksud tidak harus melaluipendidikan di sekolah saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar sekolah,baik dalam keluarga maupun masyarakat ataupun melalui institusisosial yang ada. Kesimpulannnya adalah manusia bisa mengembangkanseluruh potensinya melalui pendidikan, baik itu pendidikan formal,informal maupun pendidikan nonformal (Khasinah, 2013).

2. Pengembangan Dimensi Hakikat ManusiaSemua unsur hahekat manusia yang monopluralis atau dimensi-

dimensi kemanusiaan tersebut memerlukan pengembangan agar dapatlebih meyempurnakan manusia itu sendiri. Pengembangan semuapotensi atau dimensi kemanusiaan itu dilakukan melalui dan denganpendidikan. Atas dasar inilah maka antara pedidikan dan hakikatmanusia ada kaitannya. Dengan dan melalui pendidikan, semua potensiatau dimensi kemanusiaan dapat berkembang secara optimal. Arahpengembangan yang baik dan benar yakni ke arah pengembangan yangutuh dan komprehensif.

Pendidikan telah lahir dalam kehidupan manusia sejak adanyamanusia, entah berapa abad yang lalu mendahului kehadiran kitasekarang ini. Banyak orang mengecam pendidikan sebagai biang keladiyang menyebabkan kemerosotan ekonomi, kemerosotan ahlak,kemerosotan kualitas hidup dan lain sebagainya. Tetapi, hingga dewasaini belum ada yang mengusulkan agar pendidikan disingkirkan ataudihilangkan dari perikehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwapendidikan diperlukan oleh manusia (Suyitno, 2010).

Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya manusia untukmemperbaiki kehidupan manusia, dalam masyarakat dan interelasikemanusiaan. Disadari atau tidak, setiap pendidik memiliki seperangkatdasar pemikiran untuk melaksanakan tugasnya tersebut. Dasar pemikirantersebut, berkaitan dengan pandangan hidup, pandangan tentangmanusia dan pandangan tentang bagaimana melaksanakan tugasnyaitu. Untuk itulah para pendidik perlu mengkaji landasan filsafi yangmembahas persoalan hidup dan tujuan hidup, masalah hakikat manusiadan pengembangannya, masalah nilai baik dan buruk, serta masalahtujuan pendidikan.

Page 32: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan24

Telah panjang lebar diuraikan di atas bahwa sasaran pendidikanadalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan manusiamenjadi tugas pendidikan. Manusia lahir telah dikarunia hakikatmanusiatetapi masih dalam potensi, belum teraktualisasi menjadi wujudkenyataan atau aktualisasi. Bergerak dari kondisi potensi menjadi wujudaktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang pendidikanuntuk berperan dalam memberikan jasanya. Meskipun tidak dapatdisangkal bahwa pendidikan pada dasarnya adalah baik tetapi dalampelaksanaannya bisa saja terjadi kesalahan (lazimnya disebut salahdidik). Terkait dengan itu, ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu.

a. Pengembangan yang UtuhMenurut Tirtarahardja & Sulo (2005) tingkat keutuhan perkembangan

dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitasdimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitaspendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atasperkembangannya. Pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagaisegi, yaitu:

1) Wujud DimensinyaKeutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensikeindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan. historisitas,komunikasi, dan dinamika, juga antara aspek kognitif, afketif, danpsikomotor. Pengembangan aspek jasmani dan rohani dikatakan utuhjika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.

2) Arah PengembanganKeutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkankepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan,kesusilaan, keberagamaan, historisitas, komunikasi, dan dinamikasecara terpadu.

b. Pengembangan yang Tidak UtuhMenurut Tirtarahardja & Sulo (2005) pengembangan yang tidak utuh

terjadi jika dalam proses pengembangan unsur-unsur dimensi hakikatmanusia terabaikan untuk ditangani. Pengembangan yang tidak utuhpada perkembangannya akan berakibat terbentuknya kepribadian yangpincang dan tidak mantap (lazimnya disebut pengembangan patologis).

Tingkat keutuhan perkembangan hakikat manusia ditentukan oleh2 faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secarapotensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberi

Page 33: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 25

pelayanan atas perkembangannya. Menurut Mujidin (2005)pengembangan manusia secara utuh sebagai pribadi meliputi segaladimensi dan kompleksitasnya. Pengembangan jangan terfokus padayang simpel misalnya aspek fisik/emosi atau intelektual dari pribadidengan meninggalkan lebih banyak alam kedalaman yang tak tergali,dan karenanya tak terealisasikan. Pendidikan memungkinkan setiaporang mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusiayang bermanfaat.

F. Konsep Manusia SeutuhnyaSebelumnya telah diuraikan konsep pengembangan manusia yang

bersifat utuh dan tidak utuh. Selanjutnya kita pun perlu memahamikonsep manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnyamerupakan tujuan pendidikan nasional yang tersirat dalam PembukaanUndang-undang Dasar (UUD) 1945, yaitu mencerdaskan kehidupanbangsa. Sejalan dengan pembukaan itu, pada batang tubuh UUD 1945diantaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal32 juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan danmenyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkankeimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlaqmulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diaturdengan undang-undang. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional dengan jelas menegaskan bahwa pendidikanmerupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembangmenjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggidan memegang dengan teguh norma dan nilai yaitu norma agama dankemanusiaan, norma persatuan bangsa, norma kerakyatan dandemokrasi, dan norma keadilan sosial.

Manusia (masyarakat) Indonesia seutuhnya adalah manusia(masyarakat) yang memiliki nilai keadilan, adil dengan sesama dandengan alam sekitarnya. Manusia (masyarakat) seutuhnya adalahmanusia (masyarakat) yang memiliki moral bersyukur, bersabar danberikhlas atau dengan kata lain memiliki jiwa spiritual atau kecerdasanspiritual (Suhartono, 2007). Manusia seutuhnya yaitu manusia yangdididik untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan, baik dalamhidup manusia sebagai pribadi, makhluk sosial, dalam hubunganmanusia dengan masyarakat, sesama manusia, dengan alam, dan denganTuhannya dalam mengejar kemajuan dan kebahagiaan rohaniah (Pelly& Menanti, 1994).

Page 34: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan26

Membangun manusia Indonesia seutuhnya berarti membangunmanusia yang memiliki kecerdasan, watak dan kepribadian Indonesia.Kecerdasan berarti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dankecerdasan spiritual. Memiliki watak berarti memiliki watak yang lembut,sopan, penyayang dan sebagainya. Kepribadian artinya memilikikepribadian pekerja keras, disiplin sesuai dengan kepribadianIndonesia. Manusia seperti inilah yang akan dibentuk oleh pendidikan(Idris, 2013). Manusia seutuhnya tertuang dengan jelas dalam tujuanpendidikan Indonesia yaitu mewujudkan manusia Indonesia yangberiman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (religious) danberbudi pekerti luhur (bermoral), memiliki pengetahuan danketerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantapdan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan(Soedijarto, 2008).

Manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya apabila mendapatpendidikan. Manusia yang tidak memperoleh pendidikan tidak akanmampu menjalani kehidupannya dengan sempurna, tidak akan bergunabagi kehidupan. Proses pendidikan menjadi sarana untuk memanusiakanmanusia dan mewariskan kebudayaan kepada generasi penerusnya.Terkait dengan manusia seutuhnya, Prayitno & Amti (2004) denganmerujuk dari para pemikir Barat, khusunya dalam bidang psiko-humanistik, seperti Frankl, Jung, Maslow dan Rogers telah pulamengajukan berbagai rumusan sejalan dengan konsep manusiaseutuhnya. Mereka memakai istilah (berfungsi unsur-unsur kemanusiaansecar ideal) sebagai perwujudan manusia seutuhnya. Ciri-ciri yangdapat berfungsi secara ideal itu adalah:

1. Menurut Frankl

a. Mencapai penghayatan yang penuh tentang makna hidup dankehidupan

b. Bebas memilih dan bertindakc. Bertanggung jawab secara pribadi terhadap segala tindakand. Melibatkan diri dalam kehidupan bersama orang lain.

2. Menurut Junga. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri sendirib. Menerima diri sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahannya

Page 35: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Hakekat Manusia dan Pengembangannya 27

c. Menerima dan bersikap toleran terhadap hakikat dan keberadaankemanusiaan secara umum

d. Menerima hal-hal yang masih belum dapat diketahui atau misterius,serta bersedia mempertimbangkan hal-hal yang bersifat tidak rasionaltanpa meninggalkan cara-cara berpikir logis.

3. Menurut MaslowManusia yang berfungsi secara ideal ialah mereka yang

mengembangkan seluruh kemampuan dan potensinya. Lebih jauh,Maslow menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang telahberhasil mewujudkan diri sendiri secara penuh. Dari pandangan-pandanagn terhadap manusia seperti yang telah dijelaskan di atas,secara sederhana hakikat manusia dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Manusia sebagai makhluk individu, bahwa mansuia sebagai makhlukindividu yang mempunyai ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Olehkarena itu manusia juga disebut sebagai makhluk yang unik.

b. Manusia sebagai makhluk sosial, bahwa manusia sebagai makhluk sosialmempunyai sifat sosialitas yang menjadi dasar dan tujuan darikehidupan manusia yang sewajarnya.

c. Manusia sebagai makhluk psikofisik, bahwa manusia merupakan totalitasjasmani dan rohani. Setiap bagian tubuh dan kegiatan prganisme yangbiologis sifatnya pasti mengabdikan diri kepada aktivitas psikis, jugasebaliknya.

d. Manusia sebagai makhluk monodualis, bahwa manusia sebagai makhlukmonodualis tidak dapat memisahkan antara jiwa dan raga sebagaisatu kesatuan dalam perkembangannya.

e. Manusia sebagai makhluk bermoral, bahwa manusia yang normal padaintinya mengambil keputusan susila dan mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Selain itu juga mampu membedakan halyang benar dan yang salah untuk kemudian mengarahkan hidupnyake tujuan-tujuan yang berarti sesuai dengan pilihan dan keputusanhati nurani dalam mempertimbangkan baik/buruk dan salah/benar.

f. Manusia sebagai makhluk religius, bahwa manusia sebagai makhlukreligius mengndung kemungkinan baik dan jahat, sesuai denganpandangan manusia itu sendiri sebagai makhluk Tuhan. Manusiamempunyai nafsu-nafsu baik maupun jahat.

g. Manusia sebagai makhluk berpikir/filosofis, bahwa manusia itumempunyai akal dan budi. Akal digunakan untuk berpikir agarmenjadi berbudi.

Page 36: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan28

h. Manusia sebagai makhluk berketerampilan, bahwa manusia sudahmempunyai bakat dan minat masing-masing dalam mengembangkanketerampilannya.Pemberdayaan manusia seutuhnya berarti memperlakukan peserta

didik sebagai subyek merupakan penghargaan terhadap peserta didiksebagai manusia yang utuh. Peserta didik memiliki hak untukmengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasanintelektual, spiritual, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini merupakanfondasi dari pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk berhasilsebagai pribadi yang mandiri (makhluk individu), sebagai elemen darisistem sosial yang saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain(makhluk sosial) dan sebagai pemimpin bagi terwujudnya kehidupanyang lebih baik di muka bumi (makhluk tuhan) (Kemendiknas, 2010).

Page 37: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

29

29

PENGERTIAN DAN KONSEP DASARPENDIDIKAN, UNSUR PENDIDIKAN, DAN

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

BAB IIBAB IIBAB IIBAB IIBAB II

A. Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan

1. Pengertian PendidikanPengertian tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka

ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaanpengertian tersebut dipengaruhi oleh perbedaan orientasinya, konsepdasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafahyang melandasinya. Pada semua definisi pendidikan pada dasarnyaterdapat titik temu satu dengan yang lain.

a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi BudayaSebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai

kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasitua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilaiyang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab, dan lain-lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan PribadiSebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi

suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya

Page 38: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan30

kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaranyaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh merekayang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usahasendiri.

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga NegaraPendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu

kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadiwarga negara yang baik.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga KerjaPendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utukbekerja.Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan,dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting daripendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupanmanusia.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut menunjukkan melihatpendidikan dari sudut pandang yang berbeda, yaitu melihat dari sudutpandang psikologis, dan dari sudut pandang sosiologis. Banyak sudutpandang untuk dapat merumuskan pengertian pendidikan sehinggabanyak juga definisi tentang pendidikan. Namun demikian, yang jelasbahwa pendidikan adalah proses untuk membina diri seseorang danmasyarakat agar dapat survive dalam menjalani hidupnya.

Berikut beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber.

1. Pengertian Pendidikan Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003pasal 1 ayat (1) Tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikanpendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiri-tual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.

2. Kamus Besar Bahasa IndonesiaKamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikanberasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik.Maka definisi pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku

Page 39: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

31

dan sikap seseorang atau sekelompok orang dalam usahanyamendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.

3. Ki Hadjar DewantaraPendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anakyang bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakatmampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

4. Gunning dan KohnstammPendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuahpembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hatinurani.

5. Carter. V. GoodProses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilakubermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatulingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehinggadapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.

f. John DeweyPendidikan sinergis dengan pertumbuhan dan tidak memiliki akhirselain dirinya sendiri.

g. Theodore BrameldPendidikan memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai pengayom danpengubah kehidupan suatu masyarakat jadi lebih baik danmembimbing masyarakat yang baru supaya mengenal tanggung jawabbersama dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah sebuah proses yanglebih luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah. Pendidikanadalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitassosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.

h. H. HorneDalam spektrum yang luas, pendidikan adalah alat dimana kelompoksosial melanjutkan keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiriserta menjaga idealismenya.

i. Stella van Petten HendersonPengertian pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan,perkembangan diri dan warisan sosial.

j. Martinus Jan LangeveldPendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukantugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab

Page 40: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan32

secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalammembimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan salah satu bentuk pertolongan atau bimbinganyang diberikan orang yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu terhadapperkembangan orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan tujuansupaya pribadi yang dididik memiliki kecakapan yang cukup dalammelaksanakan segala kebutuhan hidupnya secara mandiri.

2. Konsep Dasar, Fungsi dan Tujuan PendidikanDasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasionalberfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Rumusan konstitusional tersebut apabila dicermati menegaskanbahwa arah dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentukmanusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, sehatjasmani rohani, cakap, berilmu, dan kreatif, mengembangkankemandirian serta menjadi warga negara yang baik. Ini semua dalamrangka membangun watak bangsa yang beradab dan bermartabat.

Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut sangat ideal dankomprehensif untuk memberikan suasana kebatinan dan semangatserta motivasi bagi setiap komponen manusiawi yang terkait dan terusberusaha untuk mencapai cita-cita yang ideal itu. Dijelaskan pula dalamUU No. 20 Tahun 2003 pasal 1, butir 1, bahwa pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi menurut amanat UU No.20 Tahun 2003 ini, peserta didik harus didorong untuk aktifmengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, mampu mengendalikan diri, memiliki kepribadian yangkuat, akhlak yang mulia serta ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan

Page 41: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

33

yang implikasinya pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara.

Pemahaman tentang konsep dasar, fungsi dan tujuan pendidikandirasa sangat perlu supaya kita bisa lebih tahu tentang arti pentingpendidikan bagi kelangsungan umat manusia. Bahwa pendidikanadalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arahkedewasaan (Purwanto, 2002). Rumusan tentang pendidikan, lebihjauh termuat dalam UU. No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Indo-nesia bertujuan agar masyarakat Indonesia mempunyai pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, arah dariproses pendidikan nasional mencakup berbagai aspek kehidupan dirimanusia dan masyarakat untuk survive dalam kehidupan berbangsadan bernegara.

a. Konsep Dasar PendidikanPendidikan bukan hanya sebuah kewajiban, lebih dari itu pendidikan

merupakan sebuah kebutuhan akan lebih berkembang dengan adanyapendidikan. Tujuan pendidikan itu beragam, tergantung pribadi tiapindividu memandang pendidikan itu sendiri, ada yang memandangpendidikan yang baik dapat memperbaiki status kerjanya, sehinggamendapatkan pekerjaan nyaman, ada pula yang memandang pendidikanadalah sebuah alat transportasi untuk membawanya menuju jenjang itusemua.

Terlepas dari pandangan itu semua, sebenarnya pendidikan adalahsesuatu hal yang luhur, suatu pendidikan tak hanya sebatas dalamlembaga formal saja tetapi pendidikan juga ada dilingkungan informal,karena hakikatnya kita lahir sampai akhir hayat. Belajar adalahbagaimana kita berkembang untuk terus menjadi baik menjadi pemimpindi bumi ini.

Konsep dasar pendidikan di Indonesia sendiri didefinisikan sebagaiberikut:

1. Menurut NotoatmodjoPendidikan adalah semua usaha atau upaya yang sudah direncanakanuntuk mempengaruhi orang lain baik kelompok, individu, maupunmasyarakat sehingga mereka akan melakukan apa yang diharapkanoleh pelaku pendidikan.

Page 42: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan34

2. Menurut MudyaharjoPendidikan merupakan upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga,masyarakat, serta pemerintah, dengan melalui pengajaran ataulatihan, kegiatan bimbingan, yang berlangsung di dalam sekolah dandi luar sekolah sepanjang hidupnya, yang bertujuan untukmempersiapkan anak didik supaya mampu memainkan peranan padaberbagai kondisi lingkungan hidup dengan tepat di waktu yang akandatang.

3. Menurut Fuad HasanPendidikan merupakan upaya dalam menumbuhkan danmengembangkan segala potensi-potensi yang di bawa sejak lahir baikpotensi jasmani ataupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang di anutmasyarakat dan kebudayaan.

4. Menurut Kamus Besar Bahasa IndonesiaPendidikan adalah suatu proses untuk mengubah sikap dan tingkahlaku seseorang maupun kelompok orang dengan tujuan untukmendewasakan seseorang melalui usaha pengajaran dan pelatihan.Dari definisi pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa konsep

dasar pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk sikap yangbaik, sesuai nilai yang berlaku. juga menumbuhkan potensi-potensiyang dimiliki untuk dikembangkan lebih lanjut.

b. Fungsi PendidikanLembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yang nyata, yaitu

1. Menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagiandalam demokrasi.

2. Mengembangkan bakat yang dimiliki tiap orang demi kepentinganpribadi dan masyarakat

3. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah4. Melestarikan kebudayaan5. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui mekanisme pendidikan

di sekolah, orang tua melimpahkan wewenang dan tugas dalammendidik anak pada pihak sekolah

6. Sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham sepertiperbedaan pandangan antara pihak sekolah dan pihak umum tentangbeberapa nilai tertentu misalnya keterbukaan, pendidikan seks danlain sebagainya

Page 43: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

35

7. Menjaga sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah adalah sebagai saranasiswa melangkah ke tahapan dimana pada akhirnya dapat memilikistatus sosial yang sama atau lebih tinggi dari orang tuanya. Di sekolahjuga diajarkan untuk dapat menerima berbagai perbedaan dan statusyang ada di masyarakat.

8. Pendidikan sekolah juga dianggap mampu memperpanjang masaremaja seseorang karena peserta didik dianggap masih tergantungsecara psikologis dan finansial pada orang tuanyaMenurut David Popenoe, pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang

berhubungan dengan perkembangan persepsi sosial seseorang sepertisumber inovasi sosial, sarana pengajaran tentang adanya berbagai corakdan kultur kepribadian, transmisi kebudayaan, menjamin integrasi sosialdan memilih serta mengajarkan berbagai peranan dalam kehidupansosial. Diharapkan pada kemudian hari seseorang dapat menjadi pribadiyang peka akan kehidupan sosial di sekitarnya.

c. Tujuan PendidikanPendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,

pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikanmempunyai dua fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatanpendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenapkegiatan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dariseluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepadaatau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Proses pendidikanmerupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan olehpendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimanaproses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasilpencapaian tujuan pendidikan. Pengelolaan proses pendidikan meliputiruang lingkup makro, meso dan mikro.

Menurut Ahmadi (2001) tujuan itu menunjukkan ketentuan arahdaripada suatu usaha, sedangkan arah itu menunjukkan jalan yangharus dilalui. Jalan yang harus dilalui itu dimulai dari titik start yaitupandangan hidup dan berakhir pada titik finis yaitu tercapainyakepribadian hidup yang dicita-citakan. Ketentuan arah tujuan hidupsuatu bangsa akan tertuang pada UUD bangsa itu sendiri dan adapunjalan yang harus dilalui yaitu cara-cara melaksanakan aktivitas.

Tujuan umum pendidikan adalah persiapan atas tugas pelayananpublik. Secara psikologi, tujuan pendidikan adalah pembentukkankarakter yang berwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan

Page 44: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan36

perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Para pakar pendidikansepakat untuk mengatakan “perlunya keseimbangan antara dimensikognitif dan afektif dalam proses pendidikan”. Artinya untuk membentukmanusia seutuhnya tidak cukup hanya dengan mengembangkankecerdasan berpikir atau IQ anak didik melalui segudang ilmupengetahuan, melainkan juga harus dibarengi dengan pengembanganperilaku dan kesadaran moral. Hanya kombinasi seperti itulah pesertadidik akan mampu manghargai nilai-nilai dalam dirinya dan orang lain(Ali, 2007).

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,luhur, pantas, benar dan indah bagi kehidupan. Karena itu tujuanpendidikan mempunyai dua fungsi yaitu, memberikan arah kepadasegenap kegitan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapaioleh segenap kegiatan pendidikan.

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan mendudukiposisi penting diantara komponen-komponen penting lainnya. Dapatdikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikandilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaintujuan tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidakrelevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpan, tidak fungsional,bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Terlihat bahwa tujuanpendidikan itu bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma yangbersifat memaksa, tetapi tidak bertantangan dengan hakekatperkembangan peserta didik serta dapat diterimah oleh masyarakatsebagai nilai hidup yang baik. Bagi pendidk untuk memahaminya,kekuran pahaman pendidik terhadap tujuan pendidik dapatmengakibatkan kesalahan di dalam melaksanakan pendidikan. Gejalademikian tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai nilaiyang bersifat abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dankandungannya sangat luas sehingga sangat sulit untuk dilaksanakan didalam praktek,sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yangditujunkan pada peserta didik dalam kondisi tertentu, dan waktu tertentudengan menggunakan alat tertentu. Tujuan pendidikan adalah untukmenghasilkan anak- anak bangsa yang cerdas agar bisa bersaing dengannegara-negara lain.

Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yangbersifat abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dankandungannya sangat luas sehingga sangat sulit untuk dilaksanakan didalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang di

Page 45: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

37

tujukan pada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, danwaktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.

Pelaksanaannya hanya mungkin apabila tujuan yang ingin dicapaiitu dibuat jelas (eksplisit), kontret, dan lingkup kandungannya terbatas.Dengan kata lain tujuan umum perlu dirinci sehingga menjadi tujuanyang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan dalam praktek.Di dalam praktek pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, didalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangatkhusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untukmenjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rinciankhusus.

Umumnya ada 4 jenjang tujuan yang didalamnya terdapat tujuanantara, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler dantujuan instruksional.

1. Tujuan umum juga disebut tujuan total, tujuan yang sempurna atautujuan akhirDalam hal ini Kohnstan dan Gunning mengatakan bahwa tujuanakhir dari pendidikan yaitu untuk membentuk insan kamil ataumanusia sempurna. Manusia dapat dikatakan sebagai insan kamil,apabila dalam hidupnya menunjukkan adanya keselarasan/harmonisantara jasmaniah dan rohaniah. Harmonis antara segi-segi dalamkejiwaan, antara kehidupan sebagai individu dan kehidupanbersama. Kehidupan sebagai insan kamil adalah merupakan suatukehidupan dimana terjamin adanya ketiga inti hakikat manusia, yaitumanusia sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan makhluksusila.

2. Tujuan institusionalTujuan yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikantertentu untuk mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan tingkat SDberbeda dari tujuan tingkat menengah, dan seterusnya.

3. Tujuan kurikulerTujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan bidang matapelajaran.

4. Tujuan instruksionalTujuan instruksional materi kurikulum yang berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokokbahasan. Tujuan pokok bahasan dan tujuan sub-pokok bahasandisebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/

Page 46: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan38

sub pokok bahasan. Saat ini dikenal istilah Standar Kompetensi,Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan Capaian Pembelajaran.Silahkan baca liteatur terkait untuk memperkaya wawasanpembaca.Secara keseluruhan macam-macam tujuan tersebut merupakan suatu

kebulatan.Tujuan umum memberikan arah kepada semua tujuan yanglebih rinci dan yang jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan yanglebih khusus menunjang pencapaian tujuan yang lebih luas dan yangjenjangnya lebih tinggi untuk sampai kepada tujuan umum. Tujuanpendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuanserta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.Tujuan pendidikan tidak berdiri sendiri, melainkan dirumuskan atasdasar sikap hidup bangsa dan cita-cita Negara dimana pendidikan itudilaksanakan. Sikap dasar itu dilandasi oleh norma-norma yang berlakubagi semua warganegara.

Berikut ini merupakan tujuan pendidikan menurut pandanganbeberapa tokoh:

1. Socrates (469-399 SM), tujuan pendidikan ialah mengembangkan dayapikir seseorang untuk mengerti pokok-pokok kesusilaan.

2. Plato (427-345 SM), tujuan pendidikan adalah menyajikan individubahagia dan berguna bagi Negara.

3. Aristoteles (384-332 SM), tujuan pendidikan ialah membuat kehidupanrasional. Individual bersama-sama dengan orang lain hendaknyatingkah lakunya selalu dipimpin oleh akal.

4. Augustinus (354-430 SM), tujuan pendidikan adalah cinta sepenuhnyakepada Tuhan agar mendapat kesenangan di alam baqa kelak.

5. Francois Rabelais (1483-1553), tujuan pendidikan ialah pembentukanmanusia yang lengkap, cakap, dalam kesenian dan industri,perkembangan manusia dalam segala seginya: jasmani, kesusilaandan akalnya.

6. Kohnstam (Belanda, 1875), tujuan pendidikan menolong manusiayang sedang berkembang, supaya ia memperoleh perdamaian batinyang sedalam-dalamnya tanpa mengganggu atau menjadi bebanorang lain.

7. John Milton (Inggris, 1608-1674), tujuan pendidikan adalah persiapanuntuk kehidupan yang sebenarnya didunia nyata ini.

Page 47: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

39

8. Richard Mulcaster (Inggris, 1531-1611), tujuan pendidikan ialahmembantu kodrat kearah kesempurnaan.

9. Francois Bacon (Inggris, 1561-1626), tujuan adalah mengusahakan agarmanusia dapat menguasai benda-benda, meningkatkan kekuatanmanusia dengan penggunaan ilmu pengetahuan.

10. John Locke (Inggris, 1632-1704), tujuan pendidikan ialahpembentukkan watak, perkembangan manusia sebagai kebulatanmoral, jasmani dan mental.

11. Jean Jacques Rousseau (Geneva, 1712-1778), tujuan pendidikan adalahmengembengkan pembawaan anak itu menurut alamnya.

12. John Dewey (AS, 1859-1952), tujuan pendidikan adalah membentukanak menjadi warganegara yang baik.

3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin

mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusahauntuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan danmengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya,secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masihberjalan terus.

UNESCO Institute for education (UIE Hamburg) menetapkan suatudefinisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yangharus:

a. Meliputi seluruh hidup setiap individu.b. Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan, dan

penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dansikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiapindividu.

d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.e. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin

terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok

bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalammasyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasisekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinyasecara terus menerus dengan situasi baru.

Page 48: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan40

Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Sistem sekolah secara tradisionalmengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahankehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini, dan tidak dapatmemenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tutuntutan manusia yang makinmeningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkatpendidikan dari sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhipersyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang sangatpesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yangfleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secaraterus menerus.

Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatanpendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektorpendidikan merupakan suatu sistem yang terpadu. Konsep ini harusdisesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yangbersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memilikikebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabilasebagian besar masyarakat suatu bangsa masih yang banyak buta huruf,maka upaya pemeberantasan buta huruf di kalangan orang dewasamendapat prioritas dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, dinegara industri yang telah maju pesat, masalah bagaimana mengisiwaktu senggang akan memperoleh perhatian dalam sistem ini.Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akanmulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusiameninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh.Oleh karena itu, proses pendidikanakan berlangsung dalam keluarga,sekolah, dan masyarakat.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi prosesperkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasarkepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksiantara orang tua-anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tuaakan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudanpendidikan terhadap anaknya.

Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga.Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasiyang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak danperkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Disekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan

Page 49: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

41

kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Olehkarena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhanmasyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupanmodern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karenatuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudahtidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yangdiberikan di sekolah berhubungan langsung dengan pengembanganpribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan langsungdengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangankecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalampengisian tenaga kerja.

B. Unsur - Unsur PendidikanPendidikan sebagai sistem memiliki komponen-konponen tertentu

yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Komponen-komponen penting dalam pendidikan antara lain subjek yang dibimbing,orang yang membimbing (pendidik), interaksi edukatif, materipendidikan, alat dan metode, dan lingkungan pendidikan.

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)Pesertra didik adalah seseorang yang ingin belajar atau memperoleh

pendidikan. Peserta didik adalah seseorang memiliki hak untukmemperoleh layanan pendidikan (pembelajaran) dari pemerintah ataumasysrakat luas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. MenurutAhmadi (2001) peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yangmemerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadidewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan,sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggotamasyarakat dan sebaga suatu pribadi atau individu.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehinggamerupakan insan yang unik.

b. Individu yang sedang berkembang.c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi.d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Page 50: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan42

2. Orang yang membimbing (pendidik) Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan pendidikan peserta didik. Peserta didik mengalamipendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungan keluarga,lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yangbertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpinprogram pembelajaran, latihan, dan masyarakat. Pendidik adalah tenagakependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamongbelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yangsesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalammenyelenggarakan pendidikan.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu

ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Interaksi edukatifsebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu denganpihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu yakniuntuk mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapaitujuan belajar). Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasitimbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepadatujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimalditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai

oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruhkegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkanuntuk mencapai tujuan pendidikan itu. Dalam konteks ini tujuanpendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yangmenempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenagapendidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan (Suardi,2010).

Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya(aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yangapa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusiayang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas). Tujuanpendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwakapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan,

Page 51: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

43

berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagaikebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya;berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikanharus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan) berbagai potensiyang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas,moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secaramenyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsiuntuk memanusiakan manusia.

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pendidikan

atau pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalamrangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materipembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhankurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajarandapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan StandarKompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh pesertadidik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaranhendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standarkompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indikator. Materidipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalammencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yangperlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaranadalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadapmateri pembelajaran tersebut.

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)Secara umum, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam praktekpendidikan, istilah alat pendidikan sering diidentikkan dengan mediapendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari padamedia. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yangdigunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi daninteraksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan danpengajaran di sekolah.

Secara umum metode adalah cara untuk mencapai sebuah tujuandengan jalan yang sudah ditentukan, dalam metode pendidikandapat diartikan sebagai cara. Metode bisa dikatakan sebagai cara

Page 52: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan44

untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Setiappendidik harus bisa menentukan metode pendidikan yang cocoksesuai dengan materi yang diajarkan dan kondisi peserta didik.Oleh karena itu metode pendidikan sangatlah penting dalam prosesbelajar mengajar. Beberapa metode yang bisa digunakan pendidikdalam mengajar antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi,demonstrasi dan eksperimen, metode pemecahan masalah dan masihbanyak lagi.

Proses belajar-mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksidengan pendidik, yaitu orangtua dan guru. Maka pendidik harus pandaimenciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar,dan anak antusias belajar dengan memberikan metode pengajaran yangtepat. Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya(auditif), maka anak diajarkan dengan mendengarkan kaset yangdiselingi dengan menunjukkan gambarnya (demonstrasi). dapat jugadengan memutarkan video agar anak dapat melihat (visual) denganjelas apa yang terjadi. Dengan harapan, tujuan pembelajaran akan lebihmudah tercapai.

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkunganpendidikan)Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yangdapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Lingkungan inikemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuaidangan jenis dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagiandari karakter lembaga. Lingkungan pendidikan biasanya disebut tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Peran lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. sebagai pengalaman (masa kanak-kanak sampai dewasa),b. menanamkan dasar pendidikan moral,c. memberikan dasar pendidikan sosial,d. meletakkan dasar pendidikan agama,e. menanamkan budi pekertif. memberikan latihan keterampilan, dang. memberikan pendidikan etika.

Page 53: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

45

C. Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem

1. Pengertian Pendidikan Sebagai SistemBanyak ahli yang berpendapat berbeda tentang definisi sistem.

Namun, pada kesimpulannya ada titik temu atau persamaan diantaradefinisi-definisi tersebut. Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitusystema yang berarti adalah “cara atau strategi”. Dalam bahasa Inggrissistem berarti “system, jaringan, susunan, cara”. Sistem juga diartikan“suatu strategi atau cara berpikir”.

Sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atauelemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yangmempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekadar acak,yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sistemmemiliki komponen-konponen sebagai-berikut:

a. Adanya suatu keseluruhan (totalitas)b. Adanya komponen-komponenc. Berfungsinya komponen-komponen secara teraturd. Adanya keterkaitan antara semua komponene. Adanya tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien

Kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebutberasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 katayaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing.Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadardan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dansuasana belajar agar para pelajar dididik secara aktif dalammengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinyadan masyarakat.

Sistem kependidikan merupakan perangkat sarana yang terdiri daribagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain dalam rangkamelaksanakan proses pembudayaan masyarakat yang menumbuhkannilai-nilai yang sama sebangun dengan cita-cita yang diperjuangkanoleh masyarakat itu sendiri. Sistem pendidikan pada hakikatnya adalaahseperangkat sarana yang dipolakan untuk membudayakan nilai-nilaibudaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentukdan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalamrangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun batin(Pidarta, 2007; Ihsan, 2008).

Page 54: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan46

Jadi, bisa disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatustrategi atau cara yang akan di pakai untuk melakukan proses belajarmengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secaraaktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untukdirinya sendiri dan masyarakat.

2. Komponen-Komponen Sistem PendidikanKomponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki

peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapaitujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistemproses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya atau adaatau tidaknya proses pendidikan. Komponen-komponen yangmemungkinkan terjadinya proses pendidikan adalah; tujuan pendidikan,peserta didik, pendidikan, orang tua, guru/pendidik, pemimpinmasyarakat dan keagamaan, interaksi edukatif peserta didik danpendidik, isi pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untukberlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaankomponen-komponen tersebut. Manusia selama hidupnya selalu akanmendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketigalingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan, yang akanmempengaruhi manusia secara bervariasi. Lingkungan pendidikanmerupakan salah satu komponen dalam pendidikan (Hardiyanti, 2011).

Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen.Sistem-sistem tersebut terdiri atas instrumental input, raw input, input,process, output, environmental, dan outcomes. Masing-masing komponenmempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakanfungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.

a. Masukan (Input) Pada Sistem PendidikanInput pada sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu

input mentah (raw input), input alat (instrumental input), dan inputlingkungan (environmental input). Masukan mentah (raw input) akandiproses menjadi tamatan (output) dan input pokok dalam sistempendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan, dan anakdidik atau peserta didik.

1) Dasar PendidikanPendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didikdengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya,diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa

Page 55: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

47

didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudiandisebut sebagai dasar pendidikan.

2) Tujuan PendidikanSebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan mendudukiposisi penting di antara komponen-komponen pendidikan lainnya.Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatanpendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukanuntuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuan pendidikandiharapkan terbentuknya manusia yang utuh dengan memperhatikanaspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial,aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba keterhubunganmanusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial danalamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).Tujuan merupakan batasan dari hal-hal yang hendak dicapai. Baiknyatujuan yang ingin dicapai dalam satu usaha perlu dikonkritkan terlebihdahulu sebelum usaha tersebut dimulai, sebab tujuan mempunyaifungsi yang tertentu terhadap satu usaha. Tujuan pendidikan dapatdilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari: tujuannasional (UUD 1945), tujuan pembangunan nasional dalam sistempendidikan nasional, tujuan institusional (dalam lembagapendidikan), tujuan kurikuler (tiap bidang studi pelajaran/kuliah),tujuan instrukisonal (standar kompetensi dan kompetensi dasar).Dengan demikian terlihat bahwa tujuan pendidikan itu semuanyabersumber pada Pancasila dan UUD 1945.

3) Anak didik (Peserta Didik)Sasaran dari pendidikan adalah peserta didik, peserta didik dapatdikatakan sebagai pihak yang dididik, dipimpin, diarahkan, dan diberiberbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik.Peserta didik juga bisa dikatakan sebagai pihak yang dihumanisasikanyang biasa di sebut pelajar atau mahasiswa.Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik(tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yangingin diakui keberadaannya dan ingin mengembangkan diri(mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas pesertadidik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah: Individu yangmemiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insanyang unik; Individu yang sedang berkembang; Individu yangmembutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi; danIndividu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Page 56: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan48

b. Proses (Process) Pada Sistem PendidikanProses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap

komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuanpendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi,yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segitersebut satu sama lain saling bergantung.

Adapun komponen-komponen yang saling berkesinambungan padaproses pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Pendidik dan Non PendidikPendidik adalah orang yang melaksanakan pendidikan, orang ini biasadi sebut guru atau dosen. Orang tersebut sebagai pihak yang mendidikdengan norma-norma, pihak yang turut membentuk anak, pihak yangmemberikan anjuran, pihak yang terlibat dalam menghumanisasikananak, memiliki ragam pengetahuan dan kecakapan.Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untukmembimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajarberkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid,sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikanmateri pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalahanggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untukmenunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan merupakantenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi,pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknisuntuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UUNo.20 THN 2003, pasal 39 ayat (1)).

2) Kurikulum (Materi Pendidikan)Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulumkarena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusunsecara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. LesterD. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasilstudi terhadap anak menyarankan hubungan salah satu komponenpendidikan, yaitu kurikulum dengan anak didik adalah sebagaiberikut: (a) Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaanperkembangan anak; (b) Isi kurikulum hendaknya mencakupketerampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anakdalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapikebutuhannya pada masa yang akan datang. (c) Anak hendaknya

Page 57: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

49

didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadarmenerima pasif apa yang dilakukan oleh guru. (d) Materi yangdipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuaidengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusanorang dewasa tentang minat mereka.

3) Prasarana dan SaranaAlat pendidikan adalah sesuatu apa pun yang membantuterlaksananya proses belajar mengajar dalam rangka mencapaitujuannya, baik berupa benda atau pun bukan berupa benda.Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secaralangsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan saranapendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secaralangsung dalam proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat jugadiartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-bendayang digunakan guru dan murid untuk memudahkanpenyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat jugadiartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untukmemudahkan penyampaian materi pelajaran.Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalahpada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk“memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”,sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkanpenyelenggaraan pendidikan”.

4) AdministrasiAdministrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaandengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawabandana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yangada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.

5) AnggaranAnggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencanaterperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaranadalah rencana yang disusun secara terorganisasikan untuk menerimadan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.

c. Lingkungan (Enviromental) Pada Sistem PendidikanProses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di

sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat prosespencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi prosespendidikan tersebut, yaitu:

Page 58: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan50

1) Lingkungan keluarga.2) Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.3) Lingkungan masyarakat.4) Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan

berkembang di sekitar lembaga pendidikan.5) Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang

hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.6) Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.7) Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar

lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.8) Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga pendidikan

maupun di luar lembaga pendidikan.9) Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di

mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakanpendidikan.

d. Luaran (Output) Pada sistem PendidikanOutput pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses

yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output pada sistempendidikan adalah lulusan atau tamatan. Lulusan pendidikan adalahhasil dari proses pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikantersebut. Diharapkan lulusan yang dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya,lulusan tersebut dapat mentransformasikan (mengembangkan danmelestarikan) budaya yang ada di lingkungan, kepribadiannya dapatterbentuk dengan baik, menjadi warga negara yang baik yang didasarkanatas landasan-landasan pendidikan, serta mampu bersaing di duniakerja. Jika proses yang terjadi di dalam komponen-komponen pendidikanyang sudah dijelaskan di atas berjalan dengan baik tanpa adanyahambatan maka hasil lulusan tersebut pun akan baik. Oleh sebab itu,proses berkesinambungan dari komponen-komponen pendidikanmenentukan hasil nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkankepada tujuan dan dasar pendidikan.

Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan yang terjaditidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanyahambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga pesertadidik yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan berhenti untukmelangsungkan pendidikannya (putus sekolah). Putus sekolah

Page 59: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikandan Pendidikan Sebagai Sistem

51

disebabkan oleh berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baikdari diri peserta didik, proses pendidikan yang terjadi, maupunlingkungan sekitar pendidikan.

Sementara itu, Combs (1982) mengemukakan dua belas komponenpendidikan seperti berikut:

1. Tujuan dan Prioritas. Tujuan dan prioritas berfungsi mengarahkankegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yanghendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.

2. Peserta Didik. Peserta didik berfungsi untuk belajar. Diharapkanpeserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuaidengan tujuan umum pendidikan.

3. Manajemen atau Pengelolaan. Manajemen atau pengelolaanfungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistempendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-citayang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalampengelolaan sistem pendidikan.

4. Struktur dan Jadwal Waktu. Struktur dan jadwal waktu fungsinyamengatur pembagian waktu dan kegiatan.

5. Isi dan Bahan Pengajaran. Isi dan bahan pengajaran fungsinya untukmenggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harusdikuasai peserta didik.

6. Guru dan Pelaksana. Guru dan pelaksana fungsinya menyediakanbahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk pesertadidik.

7. Alat Bantu Belajar. Alat bantu belajar fungsinya untukmemungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik danlebih bervariasi.

8. Fasilitas. Fasiltas fungsinya untuk tempat terselenggaranya prosespendidikan.

9. Teknologi. Teknologi fungsinya memperlancar dan meningkatkanhasil guna proses pendidikan. Teknologi ialah semua teknik yangdigunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien danefektif.

10. Pengawasan Mutu. Pengawasan mutu berfungsi membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.

11. Penelitian. Penelitian fungsinya untuk memperbaiki danmengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistempendidikan.

Page 60: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan52

12. Biaya. Biaya fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadipetunjuk tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan.Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam

bentuk model dasar input-output. Segala sesuatu yang masuk dalamsistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut masukanpendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafatnegara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi.Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan. Jadi, pendidikansebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalamsupra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berartimembangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembagapendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistemtersebut.

Page 61: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 53

53

PERAN DAN KEDUDUKANTRIPUSAT PENDIDIKAN

BAB III

A. PendahuluanPertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia sejalan

dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Tuntutan akanlingkungan yang berbeda, penyebab individu bertingkah lebih efektifdan efisien, mencari dan menemukan lingkungan baru yang lebih baik.Perkembangan ekonomi, sosial dan budaya antara sekelompok manusiadi dalam daerah, di kota ataupun di desa bervariasi menuntut latarbelakang penduduknya. Untuk dapat meningkatkan kemajuan danperbaikan dalam suatu masyarakat, diperlukan teknologi.

Untuk dapat memahami dan menggunakan teknologi, dibutuhkanpendidikan, baik formal, nonformal dan informal. Pendidikan dalamlingkungan keluarga dibenahi, pendidikan formal di tingkatkan, danpendidikan non formal dikembangkan. Tiga jalur pendidikan tersebutakan mampu mengembangkan segala potensi yang ada dalammasyarakat sesuai dengan keberadaan masing-masing. Melaluipendidikan kita meningkatkan pengetahuan, keterampilan nilai dansikap tiap-tiap individu. Manusia terdidik adalah pemegang nilai-nilaidan norma-norma kehidupan.

Page 62: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan54

B. Pengertian dan Fungsi Lingkungan PendidikanLingkungan pendidikan yaitu segala kondisi dan pengaruh dari

luar terhadap kegiatan pendidikan. Manusia memiliki sejumlahkemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkunganya,baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisiendan efektif itulah yang disebut pendidikan. Dan latar tempatberlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan,khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga,sekolah, dan masyarakat. Meskipun lingkungan tidak bertanggungjawabatas kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangatmenentukan yaitu pengaruhnya sangat besar bagi peserta didik, sebabbagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan pasti akanmempengaruhi anak tersebut.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantupeserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya(fisik, sosial, budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yangtersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataanlingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar prosespendidikan dapat berkembang efisien dan efektif. Seperti diketahui,proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksidengan lingkungan akan berlangsung secara alamiah dengankonsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambatdan menyimpang dari tujuan pendidikan. Pelaksanaan pendidikandilakukan melalui tiga kegiatan: membimbing, terutama berkaitandengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi periaku umum(aspek kebudayaan), mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaanilmu pengetahuan, melatih, terutama berkaitan dengan keterampilan,dan kemahiran (aspek teknologi).

C. Definisi Tripusat PendidikanIstilah tripusat pendidikan berasal dari istilah yang dipakai oleh Ki

Hadjar Dewantoro, dalam memberdayakan semua unsur masyarakatuntuk membangun pendidikan. Adapun yang dimaksud Tripusatpendidikan adalah setiap pribadi manusia akan selalu berada danmengalami perkembangan dalam tiga lembaga pendidikan, yaitukeluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lembaga ini secara bertahapdan mengemban tanggung jawab pendidikan bagi generasi muda.

Page 63: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 55

Kemudian tripusat pendidikan ini dijadikan prinsip pendidikan, bahwapendidikan berlangsung seumur hidup dan di laksanakan di dalamlingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Orientasi kelembagaantripusat pendidikan ini bersifat alamiah sesuai dengan kenyataan dalamtata kebudayaan manusia.

Tata kehidupan manusia secara mendasar dan menyeluruh dijadikan dasar untuk dapat memahami tata kehidupam pendidikan.Secara sederhana, kita memerlukan realitas kehidupan bahwa manusiadilahirkan dalam lingkungan keluarga. Keluarga sebagai kelompok kecilmasyarakat sangat dipegaruhi oleh tingkah laku masyarakat, hubungantimbal balik antara keluarga dan masyarakat sebagai sarana terjadinyaproses pendidikan.

Dari awalnya, dalam tata pendidikan masyarakat tradisional hanyaada dua lembaga pendidikan, yaitu lembaga pendidikan keluarga danlembaga pendidikan masyarakat. Kedua lembaga pendidikan tersebutdi adakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada saat tertentu.Keberadaan keluarga sebagai lingkungan yang pertama dan utama bagiperkembangan anak, dianggap sebagai kehidupan yang azasi danalamiah yang pasti dialami oleh kehidupan seorang manusia. Setiapkeluarga pasti melaksanakan interaksi dengan keluarga yang lain,sehingga terbentuk sebuah masyarakat, yakni lingkungan sosial yangada di sekitar keluarga itu, seperti kampung, desa, kampung, margaatau pulau. Lembaga pendidikan keluarga dan lembaga pendidikanmasyarakat berlangsung alamiah dari waktu ke waktu selalu mengalamiperkembangan dan perubahan seiring dengan kemajuan kebudayaanmasyarakat.

D. Pendidikan Informal, Formal dan NonformalLandasan yuridis tentang pendidikan informal, formal dan non

formal termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan NasionalNomor 20 Tahun 2003. Uraian lengkap ketiganya disajikan pada Bab VIbagian A khususnya mengenai “Sistem Pendidikan Nasional MenurutLandasan Yuridis “.

1. Pendidikan InformalPendidikan informal ialah yang diperoleh sesorang dari pengalaman

sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampaimati, di dalam keluarga dalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari.

Page 64: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan56

Sebagaimana telah diutarakan bahwa keluarga merupakan lingkunganyang pertama kali ditemui oleh anak dalam kehidupannya dan jugamerupakan lingkungan utama. Pendidikan informal dimaksudkantimbulnya pengaruh-pengaruh dari orang dewasa kepada anak sebagaiakibat komunikasi yang erat dalam pergaulan sehari-hari.

Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap anak diuraikan olehSyam (1986), antara lain:

a. Dorongan/motivasi cinta kasih sayang yang menumbuhkan sikap relamengabdikan hidupnya untuk sang anak.

b. Dorongan/motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukanorang tua terhadap keturunannya, meliputi nilai religius yang dijiwaiKetuhanan Yang Maha Esa, serta menjaga martabat dan kehormatankeluarga.

c. Tanggung jawab sosial berdasarkan kesadaran bahwa keluarga sebagaianggota masyarakat, bangsa, negara, bukan kemanusiaan.Pelaksanaan pendidikan informal dalam keluarga harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir.b. Hubungan kodrati orang tua dan anak yang sangat erat.c. Keadaan anak secara fisis maupun psikis.d. Ketidakberdayaan anak dan ketergantungan anak.

2. Pendidikan FormalMenurut Combs (1982) pendidikan formal adalah pendidikan yang

berstruktur, mempunyai jenjang/tingkat, dalam periode waktu tertentu,berlangsung dari sekolah dasar sampai universitas dan tercakup disamping studi akademis umum, juga berbagai program khusus danlembaga untuk latihan teknis dan profesional. Melalui pendidikan for-mal, anak didik dapat dikembangkan pengetahuan, keterampilan dansikap, serta nilai-nilai.

Pendidikan formal di sekolah merupakan lanjutan ataupengembangan pendidikan yang telah diberikan oleh orang tua terhadpaanak-anaknya dalam keluarga, dimana hal tersebut dikarenakan beberapafaktor antara lain, a) Keterbatasan pengetahuan orang tua. b) Kesempatanwaktu. c) Perkembangan anak. d) Lingkungan. Kehidupan di sekolahmerupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan dalamkeluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.

Page 65: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 57

3. Pendidikan Non FormalPendidikan non formal ialah pendidikan yang teratur dengan sadar

dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetapdan kuat. Pendidikan non formal merupakan pendidikan di luar sekolahyang secara potensial dapat membantu, dan menggantikan pendidikanformal dalam aspek-aspek tertentu seperti pendidikan dasar atauketrampilan kejuruan khusus.

Keuntungan dari pendidikan non formal adalah sebagai berikut:

a. Biaya yang digunakan untuk suatu program cukup rendah.b. Waktu yang dipakai tidak lama dan dapat diselesaikan dengan situasi

dan kondisi partisipan.c. Program yang dilaksanakan dapat membantu dan memenuhi

kebutuhan langsung dari partisipan.

E. Peran Keluarga, Masyarakat dan SekolahKemajuan masyarakat dan perkembangan iptek yang semakin cepat

serta makin menguatnya era globalisasi akan mempengaruhi peran danfungsi ketiga lingkungan pendidikan. Fungsi dan peranan tripusatpendidikan, sebagai berikut.

1. Lingkungan keluargaKeluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat

informal, yang pertama dan utama yang dialami oleh anak serta lembagapendidikan yang bersifat kodratif orang tua bertanggung jawabmemelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuhdan berkembang dengan baik. Secara sederhana keluarga di artikansebagai kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal anak, dan karenaitu di sebut primary community.

Pendidikan keluarga ini berfungsi, a) Sebagai pengalaman pertamamasa kanak-kanak. b) Menjamin kehidupan emosional anak. c)Menanamkan dasar pendidikan moral. d) Menanamkan dasarpendidikan sosial. e) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagianak-anak.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluargamerupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikanindividual maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikanyang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan ke arah

Page 66: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan58

pembentukan pribadi yang utuh, peranan orang tua sangat berpengaruhdalam lingungan keluarga sebagai penuntun, pengajar dan pembericontoh bagi anak-anak mereka. Lingkungan keluarga sungguh-sungguhmerupakan pusat pendidikan yang peting dan menentukan sikap watakdan budi pekerti.

Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universalmultifungsional, yaitu fungsi pengawasan, sosial, pendidikan,keagamaan, perlindungan, dan rekreasi. Menurut Oqburn, fungsikeluarga adalah kasih sayang, ekonomi, pendidikan, perlindungan,rekreasi, status keluarga, dan agama. Sedangkan fungsi keluarga menurutBierstatt adalah menggantikan keluarga, mengatur dan mengurusiimpuls-impuls seksual, bersifat membantu menggerakkan nilai-nilaikebudayaan, dan menunjukkan status. Keluarga dan masyarakat tidaklepas dari pengaruh-pengaruh tersebut, sehingga perubahan apa yangterjadi di masyarakat berpengaruh pula di keluarga.

Peranan keluarga terutama dalam penanaman sikap dan nilaihidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dankepribadian. Sehubungan dengan itu penanaman nilai-nillai pancasila,nila-nilai keagamaan dimulai dari keluarga. Reymond. W. Murraymengemukakan fungsi keluarga sebagai kesatuan turunan dan jugakebahagiaan bermasyarakat berkewajiban untuk melaksanakan dasarpendidikan, rasa keagamaan, kemauan, rasa kesukaan kepadakeindahan, kecakapan berekonomi, dan pengetahuan penjagaan diripada anak.

Peranan seorang ibu dalam keluarga dalam membimbing anaknyaadalah sangat berpengaruh dalam kepribadian seorang anak. Bahkansejak seorang ibu mengandung, telah terjadi hubungan antara anakdengan ibunya. Proses pertumbuhan anak dalam kandungan sedaridini, telah ditentukan oleh pelayanan dari ibu yang sedangmengandung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan(intelegensi) anak masih dapat dipengaruhi oleh bermutu atau tidaknyamakanan ibu pada waktu mengandung, bahkan sampai usia tigatahun. Dengan demikian jelaslah bahwa lingkungan keluarga adalahmerupakan lingkungan yang pertama dalam membentuk pribadi anakdidik, dalam lingkungan ini anak mulai dibina dan dilatih fisik,mental, sosial dan bahasa serta ketrampilanya. Semua pendidikanyang di terima oleh anak dari keluarganya merupakan pendidikaninformal, tidak terbatas dan melalui tauladan dalam pergaulan keluarga.

Page 67: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 59

2. Lingkungan SekolahTidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua

dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagaimacam ketrampilan. Oleh karena itu di kirimkan anak ke sekolah.Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama merekadiserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagailembaga pendidikan adalah:

a. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yangbaik serta menanamkan budi pekerti yang baik.

b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalammasyarakat yang sukar atau tidak dapat di berikan di rumah.

c. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan sepertimembaca, menulis, berhitung, mengambarkan kecerdasan, danpengetahuan.

d. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,membedakan benar atau salah, dan sebagainya.Sekolah sebagai lingkungan pendidikan bukan mengambil peranan

dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungankeluarga tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantumendidik anak-anaknya. Di rumah ia mendapatkan pendidikan sesuaidengan batas kemampuan lingkungan keluarga. Hal itu disebabkankarena kemampuan yang terbatas dan banyaknya tugas dan tanggungjawab lain yang harus dilaksanakan. Apabila kita hubungkan denganpendidikan dalam lingkungan keluarga, maka jelaslah bahwa pendidikandi sekolah itu bukanlah mengambil tanggung jawab orang tua, tetapimelengkapi dan menyempurnakan pendidikan anak-anak denganpembangunan bangsa dan negara. Di dalam keluarga mereka dibina disekolah mereka dikembangkan dan ditingkatkan agar lebih mampumelanjutkan kehidupan bangsa.

Dalam lingkungan pendidikan sekolah ini anak dipersiapkan unukmemecahkan berbagai masalah hidup, seperti mengurus kesehatanya,mencari pekerjaan, bergaul dengan orang lain yang bukan anggota keluarga,mengurus barang-barang yang menjadi miliknya mempertahankan diridari ancaman berbagai ancaman, dan mengenal dirinya sendiri.

3. Lingkungan MasyarakatLingkungan masyarakat merupakan lingkunngan ketiga dalam

proses pembentukan kerpribadian anak-anak sesuai dengan

Page 68: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan60

kepribadiannya. Pada lingkungan keluarga telah dikemukakan perananyadalam membentuk anak-anak, demikian juga lingkungan sekolah.Lingkungan masyarakat akan memberikan peranan yang sangat berartidalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat.Tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dapatdikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga, karena keterbatasandana, dan kelengkapan lembaga tersebut.

Bentuk dan jenis lingkungan sangat menentukan dan memberipengaruh terhadap pembentukan pribadi tiap individu dalammasyarakat, dengan mengingat ketiga fungsi tersebut. Bagi daerah yangmasih terisolir, atau karena komunikasi belum lancar dan pendidikanmelalui sekolah formal belum sampai secara merata pada daerah itu,pembentukan tiap individu melaui lingkungan pendidikan dimasyarakatlebih berperan secara aktif di bandingkan dengan daerah lain. Bagidaerah seperti itu lingkungan pendidikan yang menyediakan ilmupengetahuan, ketrampilan, atau performans yang berfungsi dapatmenggantikan pendidikan dasar adalah yang di utamakan.

Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yangberpengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang.Pandangan hidup, cita-cita bangsa, dan perkembangan ilmu pengetahuanakn mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Dengan pendidikan dilingkungan masyarakat ini mereka diajarkan konsep-konsep dan sikaptingkah laku dalam pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

4. Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Masyarakat, dan SekolahPerkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh-kembang anak

pada umumnya, di pengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas,lingkungan proses perkembangan. Khusus untuk faktor lingkunganperanan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secarasendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama. Di kaitkan dengan ketigaproses kegiatan utama pendidikan (membimbing, mengajar, danmelatih).

Pengaruh timbal balik antara keluarga, sekolah, masyarakat terhadapperkembangan peserta didik antara lain:

a. Akibat adanya interaksi antara sekolah dan masyarakat, maka matapelajaran yang fungsional bagi kehidupan diperdalam.

b. Lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat bersama-sama menanamkan etos kerja pada peserta didik.

Page 69: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 61

c. Ketiga lingkungan pendidikan menanamkan jiwa keagamaan padapeserta didik.

d. Peningkatan semangat belajar pada peserta didik. Ketiga lingkunganpendidikan makin menyadari akan pentingnya mencerdaskankehidupan bangsa.

F. Fungsi dan Jenis lingkungan Sekolah1. Pengertian Dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh darikeluarga Sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu seringdisebut sebagai tripusat pendidikan, yang akan mempengaruhi manusiasecara berfariasi. Seperti diketahui, setiap bayi manusia dilahirkan dalamlingkungan keluarga tertentu, yang merupakan lingkungan pendidikanterpenting sampai anak masuk taman kanak-kanak ataupun sekolah.Oleh karena itu keluarga sering dipandang sebagai lingkunganpendidikan pertama dan utama. Makin berambah usia manusia, peranansekolah dan masyarakat luas makin penting, namun peran kelurgatidak terputus.

Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkanmelalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusiadengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialmanusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut pendidikan. Danlatar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkunganpendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama yakni keluargasekolah dan masyarakat (Tirtaraharja & Sulo, 2005). Seperti diketahui,lingkungan pendidikan pertama dan utama keluarga. Makin bertambahusia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolahdan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungankeluarga masih tetap berlanjut.

Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan padaketiga pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan sebagaipendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung secaraalamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaiknya,pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancangdan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harusberjenjang dan berkesinambungan sehingga disebut pendidikan formal.

Page 70: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan62

Sedangkan pendidikan di lingkungan masyarakat (umpamanyakursus dan kelompok belajar) tidak dipensyaratkan berjenjang danberkesinambungan, serta dengan aturan-aturan yang lebih longarsehingga disebut pendidikan nonformal. Pendidikan informal, formal,dan nonformal itu sering dipandang sebagai subsistem dari sistempendidikan (Tirtarahardja & Sulo, 2005). Sebagai pelaksana pasal 3lAyat 2 dari UUD 1945, telah ditetapkan UU RI No. 20 Tahun 2003tentang Sisdiknas (beserta peraturan pelaksanaanya) yang menatakembali pendidikan di Indonesia, termasuk lingkungan pendidikan.Sisdiknas itu membedakan dua jalur pendidikan, yakni jalur pendidikansekolah dan jalur pendidikaan luar sekolah.

Jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakandisekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang berjenjang danberkesinambungan, mulai dari pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak) pendidikan dasar (SD dan SLTP), pendidikan menengah, danpendidikan tinggi. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakanpendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajarmengajar yang harus berjenjang dan berkesinambungan, baik yangdilembagakan maupun tidak, yang meliputi pendidikan keluarga,pendidikan prasekolah (seperti kelompok bermain dan penitipan anak),kursus, kelompok belajar, dan sebagainya.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantupeserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya(fisik, sosial, dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikanyang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar prosespendidikan dapat berkembang efisien dan efektif. Seperti diketahui,proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksidengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengankonskuensi bahwa tumbuh berkembang itu mungkin berlangsung lambatdan menyimpang dari tujuan pendidikan.

Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengaturdan mengendalikan lingkungan itu sedimikian rupa agar dapat diperolehpeluang pencapaian tujuan secara optimal. Dan dalam waktu sertadengan daya atau dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian,diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat.Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikantersebut dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya.

Page 71: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 63

Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiapindividu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingkah laku umum maupunperanan yang berbeda-beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsiuntuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi ataumempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu. Sehubungandengan fungsi yang kedua ini pendidikan bertugas untuk mengajarkanberbagai macam keterampilan dan keahlian.

Meskipun pendidikan informal juga berperan melaksanakan keduafungsi tersebut, tetapi Sangat terbatas, khususnya dilaksanakan olehmasyarakat yang masih primitif. Pada masyarakat yang sudah maju,fungsi yang kedua dari pendidikan itu hampir sepenuhnya diambil aliholeh lembaga pendidikan formal. Pendidikan formal berfungsi untkmengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan-pengaahuan yangbersifat, khusus dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Program umum yang diberikan oleh pendidikan formal didasarkanpada asumsi bahwa setiap anak harus memiliki pengetahuan umumseperti, pengetahuan membaca, menulis, dan berhitung. Di sampingitu, program umum perlu dilakukan untuk memberikan dasarkebudayaan umum perlu dilakukan untuk memberikan dasarkebudayaan yang kuat demi kelangsungan hidup dan perkembanganmasyarakat karena perkembangan industri yang membuat spesialisasikemampuan dan keterampilan, maka pendidikan formal memberikanprogram yang berbeda-beda. Program pendidikan yang berbeda-bedayang mempersiapkan individu untuk berbagai posisi di dalammasyarakat amat menentukan peranan pendidikan untukmengalokasikan individu-individu di berbagai posisi dalam masyarakat(Mudyohardjo, 1992).

Kemajuan masyarakat perkembangan ipteks yang semakin cepat,serta makin menguatnya era globalisasi akan mempengaruhi peranandan fungsi ketiga lingkungan pendidikan itu Di samping terjadinyapergeseran peran seperti telah tampak pada keluarga modern,dituntut pula suatu peningkatan kualitas dari peran itu, sebagaicontoh, di masa depan yang dekat, manusia Indonesia akandihadapkan pada ”tiga budaya’’ antara lain budaya Indonesia danbudaya dunia. Oleh karena itu pemantapan jati diri setiap manusiaIndonesia merupakan kunci keberhasilannya dalam memilihpengaruh’’tiga budaya” itu.

Page 72: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan64

Pemantapan ketiga sisi tujuan pendidikan itu yakni manusia yangsadar akan harkat dan martabatnya menguasai ilmu pengetahuan danmemiliki suatu spesialisasi atau keterampilan tertentu yang disebutsebagai manusia seutuhnya. Di masa depan, ketiga sisi tersebut semakinpenting karena harus mampu menyesuaikan diri dengm era globalisasisidan kemajuan ipteks dan dari segi lain, harus mampu memenangkanpersaingan yang semakin ketat dan tampil sebagai yang unggul dalambidang spesialisasinya. Karena itu penigkatan fungsi ketiga lingkunganpendidikan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-samaakan sangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yangbermutu.

2. Tripusat PendidikanManusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari

tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah danmasyarakat, dan ketiganya disebut tripusat pendidikan. Lingkunganyang mula-mula tetap terpenting adalah keluarga. Pada masyarakatyang masih sederhana dengan struktur sosial yang belum kompleks,cakrawala anak sebagian besar masih terbatas pada keluarga. Padamasyarakat tersebut keluarga mempunyai dua fungsi: fungsi produksidan fungsi konsumsi. Kedua fungsi ini mempunyai pengaruh yangsangat besar terhadap anak. Kehidupan masa depan anak padamasyarakat tradisional umumnya tidak jauh berbeda dengan kehidupanorang tuanya. Pada masyarakat tersebut, orang tua yang mengajarpengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup, orang tuapula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspekkehidupan, sampai anak menjadi usia dewasa dan berdiri sendiri.

Tetapi pada masyarakat modern di mana industrialisasi semakinberkembang dan memerlukan spesialisasi maka pendidikan yang semulamenjadi tanggung jawab keluarga itu kini sebagian besar diambil aliholeh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya Pada tingkat palingpermulaan fungsi ibu sebagian sudah diambil alih oleh sekolah-sekolahdan perguruan tinggi. Bahkan fungsi pembetukan watak dan sikapmental pada masyarakat modern berangsur-ansur diambil alih olehsekolah dan organisasi sosial lainya, seperti perkumpulan pemuda danpramuka, lembaga - lembaga keagamaan, media massa, dan sebagainya.

Meskipun keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjaditanggungjawabnya, namun keluarga masih tetap merupakan lembaga

Page 73: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 65

yang paling dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga yangmemberikan tuntunan dan contoh-contoh semenjak masa anak sampaidewasa dan berdiri sendiri. Adanya perubahan fungsi keluargamempunyai pengaruh besar terhadap proses pendidikan pada umumnyatermasuk pendidikan formal. Dalam keluarga pada masyarakat yangbelum maju, orang tua menerapakan sumber dan keterampilan yangdiwariskan atau diajarkan kepada anak-anaknya.

Dalam keluarga semacam ini orang tua memegang otoritassepenuhnya. Sebaliknya, dalam masyarakat modern orang tua harusmembagi otoritas dengan orang lain, terutama guru dan pemukamasyarakat, bahkan dengan anak mereka sendiri yang memperolehpengetahuan baru dari luar keluarga. Hubungan keluarga pun berubahdari hubungan yang besifat otoritatif menjadi hubungan yang bersifatkolegial. Dalam keluarga ini lebih dapat ditumbuhkan perasaan aman,saling menyayangi, dan sifat demokratis pada diri anak sebab keputusanyang diambil selalu dibicarakan bersama oleh seluruh anggota keluarga(Mudyohardojo, 1992).

Dalam peraturan Dasar Perguruan Nasional Taman Siswa (PutusanKongres X tanggal 5 -6 Desember 1966) pasal 15 ditetapkan bahwa:

a. Untuk mencapai tujuan pendidikannya Taman siswa melaksanakankerjasama yang harmonis antara ketiga pusat pendidikan yaitu:1) Lingkungan keluarga2) Lingkungan perguruan.3) Lingkungan masyarakat/pemuda

b. Sistem pendidikan tersebut dinamakan sistem “Tripusat”. Bagi tamansiswa, di samping siswa yang tetap tinggal di lingkungan keluargasebagai siswa tinggal di asrama (Wisna Priya dan Wisnu Rini) yangdikelola secara kekeluargaan dengan menerapkan Sistem Among.Sedangkan pada lingkungan masyarakat, menerapkan penekananpemupukan semangat kebangsaan (Suparlan, 1984).

3. Pengaruh Timbal Balik Tripusat Pendidikan TerhadapPerkembangan anakSeperti diketahui tumbuh-kembang anak pada umumya, dipengaruhi

oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses perkembangandan anugerah khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusatpedidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiraiataupun secara bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga poros kegiatan

Page 74: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan66

utama pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih), peranan ketigatripusat pendidikan itu bervariasi meskipun ketiganya melakukan tigakegiatan pokok dalam pendidikan tersebut.

Kaitan antara tripusat pendidikan dengan tiga kegiatan pendidikanuntuk mewujudkan jati diri yang mantap penguasaan pengetahuan dankemahiran keterampilan. Setiap pusat pendidikan dapat berpeluangmemberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan yakni:

a. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.b. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.c. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

Konstribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi jugafaktor pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayahNusantara. Namun kecenderungan umum, utamanya pada masyarakatmodern, konstribusi keluarga pada aspek penguasaan pengetahuan danpemahiran keterampilan makin mengecil dibandingkan dengankonstribusi sekolah dan masyarakat.

Selain peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terbadapperkembangan anak, diprasyaratkan pula keserasian kontribusi itu,serta kerja sama yang erat dan harmonis antar pusat tersebut. Berbagaiupaya dilakukan agar program-program pendidikan dari setiap pusatpendidikan tersebut saling mendukung dan mernperkuat antara satudengan yang lainnya. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagaihal (perbaikan gizi, permainan eduktif, dan sebagainya) yang dapatmenjadi landasan perkembangan selanjutnya di sekolah dan masyarakat.

Lingkungan sekolah mengupayakan berbagai hal yang lebihmendekatkan sekolah dengan orang tua siswa (organisasi orang tuasiswa, kunjungan rumah oleh personel sekolah dan sebagainya).Selanjutnya sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitanerat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumberdari masyarakat kesekolah dan sebagainya). Akhirnya lingkunganmasyarakat mengusahakan berbagai kegiatan atau program yangmenunjang atau melengkapi program keluarga dan sekolah. Dengankontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan salingmelengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber dayamanusia terdidik yang bermutu.

Di samping isi kurikulum, muatan lokal juga dapat berkaitan dengancara penyampaian isi kurikulum tersebut. Cara penyampaian itu meliputibaik kegiatan intra-kurikuler, maupun ko-kurikuler ataupun ekstra-

Page 75: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Peran dan Kedudukan Tripusat Pendidikan 67

kurikuler. Dalam cara penyampaian kurikulum, muatan lokal itu akansangat meningkatkan kadar relevansi kurikulum dengan situasi dankebutuhan setempat pemilihan atau metode atau teknik belajar mengajar,sumber belajar (termasuk narasumber), serta sarana pendukung lainyayang tersedia di sekitar siswa akan sangat bermanfaat mendekatkansiswa dengan lingkunganya, mengakrabkan dengan bidang-bidangketerampilan yang ada di sekitarnya, serta memahami daerahnya.

Dari segi lain perlu pula dikemukakan bahwa muatan lokalkurikulum memerlukan kajian secara cermat agar aspek kebhinnekaanitu tetap dalam latar memantapkan atau memperkaya ketunggalikaan.Muatan lokal didalam kurikulum tidak boleh menghambat mobilitasanak, baik secara horizontal maupun vertikal. Dengan kata lain, muatanlokal di dalam kurikulum harus diupayakan sedimikian rupa sehinggamenghasilkan bukannya ”manusia lokal” akan tetapi “manusia nasional’’di suatu lokal tertentu, yakni manusia lndonesia yang akrab dan mampumenyesuaikan diri dengan lingkungan, sebagai pribadi dengan jati diriIndonesia yang terintegrasi dengan masyarakat sekitarnya serta mampumengembangkan minat dan kemampuannya yang khas untukdisumbangkan pada masyarakat.

Dalam petunjuk penerapan muatan lokal kurikulum dikemukakanbeberapa tujuan yang lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dapatdikategorikan dalam beberapa kelompok, sebagai berikut:

a. Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni:1) Bahan pengajarannya mudah diserap oleh murid.2) Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk

kepentingan pendidikan.3) Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan

masalah yang ditemuinya di sekitarnya.4) Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan

lingkungan budaya terdapat di daerahnya.b. Tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya,

yakni:1) Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

daerahnya.2) Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan

menolong dirinya sendiri, dalam rangka memenuhi kebutuhanhidupnya.

Page 76: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan68

3) Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindardari keterasingan terhadap lingkungan sendiri.

Muatan lokal kurikulum tersebut seyogyanya makin diperluas atauditingkatkan, agar dapat terlaksana dengan semestinya, berdasarkantujuan muatan lokal, perluasan dan peningkatan muatan lokal dilakukandengan memperhatikan:

a. GBPP/Silabus yang berlaku.b. Sumberdaya yang tersedia.c. Kekhasan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) dan kebutuhan

daerah.d. Mobilitas murid.e. Perkembangan dan kemampuan murid. Dengan demikian

pendidikan akan mampu melaksanakan secara serentak fungsipelestarian kebudayaan dan fungsi pengembangan dari kebudayaanyang diembannya itu. Sering dengan itu, sekolah sebagai pusatpendidikan akan lebih dekat dengan pusat-pusat lainya yakni keluargadan masyarakat. Dengan demikian, tripusat pendidikan itudiharapkan dapat menunaikan tugasnya untuk membangun manusiaIndonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakatIndonesia.

Page 77: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 69

69

LANDASAN, ASAS PENDIDIKANDAN PENERAPANNYA

BAB IV

A. Landasan PendidikanSecara umum Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-

sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahansejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting,karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembanganmanusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikantersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangatmemegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikanuntuk mnjemput masa depan.

Umumnya ada lima landasan pendidikan utama yang menjadinorma dasar pendidikan, yakni: (1) Landasan Filosofis Pendidikan, (2)Landasan Sosiologis Pendidikan, (3) Landasan Kultural Pendidikan, (4)Landasan Psikologis Pendidikan, (5) Landasan Ilmiah dan Teknologi.

1. Landasan Filosofis PendidikanMenurut Tatang (2010) ada 3 aliran utama filsafat di dunia sampai

sekarang, yaitu idealisme, realisme, dan pragmatisme. Adapun uraiandari masing-masing adalah sebagai berikut.

Page 78: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan70

a. IdealismeHakikat realitas bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah/ideal. Manusia

memperoleh pengetahuan melalui berpikir, intuisi, atau mengingatkembali. Kebenaran pengetahuan diuji melalui koherensi/konsistensiide-idenya. Adapun hakikat nilai diturunkan dari realitas absolut(Tuhan). Implikasinya adalah pendidikan hendaknya bertujuan untukmengembangkan bakat, kepribadian, dan kebajikan sosial para siswa,agar mereka dapat melaksanakan kehidupan yang baik di dalammasyarakat/negara sesuai nilai-nilai yang diturunkan dari Yang Absolut.Untuk itu kurikulum berisikan pendidikan liberal dan pendidikanvokasional/praktis; kurikulum harus memuat pengetahuan dan nilai-nilai esensial kebudayaan; sebab itu kurikulum pendidikan cenderungsama untuk semua siswa.

Kurikulum Idealisme bersifat subject matter centered. Metode dialektikdiutamakan, namun demikian beberapa metode yang efektif yangmendorong belajar dapat diterima; kecenderungannya mengabaikandasar-dasar fisiologis dalam belajar”. Guru harus unggul dalam halintelektual maupun moral; bekerjasama dengan alam dalam prosespengembangan manusia; dan bertanggung jawab menciptakanlingkungan Landasan Filosofis Pendidikan pendidikan bagi para siswa.Adapun siswa berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya.

b. RealismeHakikat realitas bersifat fisik/material dan objektif; keberadaan dan

perkembangan realitas diatur dan diorganisasikan oleh hukum alam.Manusia adalah bagian dan dihasilkan dari alam itu sendiri; hakikatpribadi tertentukan dari apa yang dapat dikerjakannya; manusia mampuberpikir tetapi ia dapat bebas atau tidak bebas. Pengetahuan diperolehmanusia melalui pengalaman pengindraan; kebenaran pengetahuandiuji melalui korespondensinya dengan fakta. Nilai hakikatnyaditurunkan dari hukum alam dan konvensi/kebiasaan serta adat istiadatmasyarakat. Implikasinya: pendidikan bertujuan agar siswa mampumenyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan mampu melaksanakantanggungjawab sosial.

Kurikulum pendidikan berpusat kepada isi mata pelajaran; adapunmata pelajarannya terdiri atas sains/IPA, matematika, ilmu kemanusiaandan IPS, serta nilai-nilai. Kurikulum tersebut harus memuat pengetahuan

Page 79: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 71

dan nilai-nilai esensial kebudayaan yang diberlakukan sama untuksemua siswa. Kurikulum direncanakan dan ditentukan oleh guru.Kurikulum Realisme bersifat subject matter centered. Metode mengajaryang utama adalah pembiasaan; para siswa hendaknya belajar melaluipengalaman langsung ataupun pengalaman tidak langsung. Perananguru cenderung bersifat otoriter; guru harus menguasai pengetahuandan keterampilan teknik-teknik mengajar; Guru memiliki kewenangandalam membentuk prestasi siswa. Adapun siswa berperan untukmenguasai pengetahuan, harus taat pada aturan dan disiplin. Realismedan Idealisme memiliki kesamaan dalam orientasi pendidikannya, yaituEssensialisme. Namun demikian karena kedua aliran ini memilikigagasan yang berbeda mengenai filsafat umumnya, maka kedua aliranini tetap memiliki perbedaan pula dalam hal tujuan pendidikan, isikurikulumnya, metode pendidikan, serta peranan pendidik dan perananpeserta didik/siswanya.

c. PragmatismeRealitas hakikatnya adalah sebagaimana dialami manusia; bersifat

plural, dan terus menerus berubah. Manusia adalah hasil evolusibiologis, psikologis dan sosial. Pengetahuan diperoleh manusia melaluipengalaman (metode sains), pengetahuan bersifat relatif; teori ujikebenaran pengetahuan dikenal sebagai pragmatisme/instrumentalisme, sebab pengetahuan dikatakan benar apabila dapatdiaplikasikan. Hakikat nilai berada dalam proses, yaitu dalam perbuatanmanusia, bersifat kondisional, relatif, dan memiliki kualitas individualdan sosial. Pendidikan bertujuan agar siswa dapat memecahkanpermasalahan hidup individual maupun sosial. Tidak ada tujuan akhirpendidikan.

Kurikulum pendidikan hendaknya berisi pengalaman-pengalamanyang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa (childcentered) dan berpusat pada aktivitas siswa (activity centered). Adapunkurikulum tersebut mungkin berubah. Pragmatisme mengutamakanmetode pemecahan masalah (problem solving method) serta metodepenyelidikan dan penemuan (inquiry and discovery method). Guruhendaknya berperan sebagai fasilitator, yaitu memimpin danmembimbing siswa belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minatdan kebutuhan siswa. Adapun siswa berperan bebas untukmengembangkan minat dan bakatnya. Orientasi pendidikanPragmatisme adalah Progresivisme dan atau Rekonstruksionisme.

Page 80: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan72

2. Landasan Sosiologis PendidikanSejalan dengan uraian di atas, landasan sosiologis mengandung

norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupanmasyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupanbermasyarakat suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kitapada pola hubungan antara pribadi an antar kelompok dalam masyarakattersebut. Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dandama, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadinorma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harusdipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam normayang dianut oleh pengikutnya: (1) paham individualisme, (2) pahamkolektivisme, (3) paham integralistik. Paham individualisme dilandasiteori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya masing-masing,asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain (Oesman & Alfian,1992). Dampak individualisme menimbulkan cara pandang lebihmengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat.Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangandiri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain salingberkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat selalu menangdalam bersaing dengan yang kuat sajalah yang dapat eksis.

Berhadapan dengan paham di atas adalah paham kolektivismeyang memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dankedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagaialat bagi masyarakatnya. Masyarakat yang menganut paham integralistikmasing-masing anggota masyarakat saling berhubungan erat satu samalain secara organis merupakan masyarakat. Sedangkan menurut Oesman& Alfian (1992) masyarakat integralistik mnempatkan manusia tidaksecara individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalahpribadi, namun juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secarakeseluruhan diutamakan tanpa merugikan kepentingan pribadi.

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut pahamintegralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat: (1)kekeluargaaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untukmufakat, (2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat,(3) negara melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi seimbangantara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia

Page 81: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 73

tidak hanya meningkatkan kualitas manusia orang perorang melainkanjuga kualitas struktur masyarakatnya.

3. Landasan Kultural PendidikanLandasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan

yang bersumber dari norma kehidupan berbudaya yang dianut olehsuatu bangsa. Untuk memahami kehidupan berbudaya suatu bangsakita harus memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi(Sastrapratedja, 1992). Kebudayaan terkait dengan ciri manusia sendirisebagai mahluk yang “belum selesai” dan harus berkembang, makakebudayaan juga terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan manusiayang asasi: (1) kebudayaan dapat dipahami sebagai strategi manusiadalam menghadapi lingkungannya, dan (2) kebudayaan merupakansuatu sistem dan terkait dengan sistem sosial. Kebudayaan dari satupihak mengkondisikan suatu sistem sosial dalam arti ikut sertamembentuk atau mengarahkan, tetapi juga dikondisikan oleh sistemsosial.

Dengan memperhatikan berbagai dimensi kebudayaan tersebut diatas dapat dikemukakan, bahwa landasan kultural pendidikan diIndonesia haruslah mampu memberi jawaban terhadap masalah berikut:(1) semangat kekeluargaan dalam rumusan Undang-Undang Dasar1945 sebagai landasan pendidikan, (2) rule of law dalam masyarakatyang berbudasya kekeluargaan dan kebersamaan, (3) apa yang menjadi“etos” masyarakat Indonesia dalam kaitan waktu, alam, dan kerja, sertakebiasaan masyarakat Indonesia yang menjadi “etos” sesuai denganbudaya Pancasila; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja kerastangguh bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, sehat jasmanidan rohani, dan (4) cara bagaimana masyarakat menafsirkan dirinya,sejarahnya, dan tujuan-tujuannya. Bagaimana tiap warga memandangdirinya dalam masyarakat yang integralistik, bagaimana perkembangancara peningkatan hrkat dan martabat sebagai manusia, apa yang menjaditujuan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

4. Landasan Psikologis PendidikanLandasan psikologis mengandung makna norma dasar pendidikan

yang bersumber dari hukum-hukum dasar perkembangan peserta didik.Hukum-hukum dasar perkembangan peserta didik sejak prosesterjadinya konsepsi sampai mati manusia akan mengalami perubahan

Page 82: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan74

karena bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu bersifat jasmaniahmaupun kejiwaan. Jadi sepanjang kehidupan manusia terjadi prosespertumbuhan yang terus-menerus. Proses perubahan itu terjadi secarateratur dan terarah, yaitu ke arah kemajuan, bukan kemunduran. Tiaptahap kemajuan pertumbuhan ditandai dengan meningkatnyakemampuan dan cara baru yang dimiliki. Pertumbuhan merupakanperalihan tingkah laku atau fungsi kejiwaan dari yang lebih rendahkepada tingkat yang lebih tinggi. Perubahan-perubahan yang selaluterjadi itu dimaksudkan agar orang didalam kehidupannya dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Lingkungan manusia terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungansosial. Lingkungan fiik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anakyang non manusia; sedangkan lingkungan sosial adalah semua orangyang ada didalam kehidupan anak, yakni orang yang bergaul dengananak, melakukan kegiatan bersama atau bekerja sama.

Tugas pendidikan yang terutama adalah memberikan bimbinganagar pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal.Oleh karena itu, diperlukan pngetahuan tentang hukum-hukum dasarperkembangan kejiwaan manusia agar tindakan pendidikan yangdilaksanakan berhasil guna dan berdaya guna. Beberapa hukum dasaryang perlu kita perhatikan dalam membimbing anak dalam prosespendidikan.

a. Tiap-Tiap Anak Memiliki Sifat Kepribadian yang UnikAnak didik merupakan pribadi yang sdang bertumbuh dan

berkembang. Apabia kita amati secara seksama, mungkin kitamenghadapidua anak didik yang tidak sama benar. Di samping memilikikesamaan-kesamaan, tentu masing-masing punya sifat yang khas, yanghanya dimiliki oleh diri masing-masing. Dikatakan, bahwa tiap-tiapanak memiliki sifat kepribadian yang unik; artinya anak memiliki sifat-sifat khas yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan tidak oleh anak lain.Keunikan sifat pribadi seseorang itu terbentuk karena peranan tigafaktor penting, yakni: (1) keturunan/heredity, (2) lingkungan/environment, (3) diri/self.

b. Faktor KeturunanSejak terjadinya konsepsi, yakni proses pembuahan sel telur oleh sel

jantan, anak memperoleh warisan sifat-sifat pembawaan dari keduaorang tuanya yang merupakan potensi-potensi tertentu. Potensi ini

Page 83: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 75

relatif sudah terbentuk (fixed) yang sukar berubah baik melalui usahakegiatan pendidikan maupun pemberian pengalaman. Beberapa ahliilmu pengetahuan terutama ahli biologi menekankan pentingnya faktorketurunan ini bagi pertumbuhan fisik, mental, maupun sifat kepribadianyang diinginkan. Pandangan ini nampaknya memang cocok untukdunia hewan. Namun demikian, dalam lingkungan kehidupan manusiabiasanya potensi individu juga merupakan masalah penting. Sedangpara ahli ilmu jiwa yang menekankan pentingnya lingkungan seseorangdalam pertumbuhannya cenderung mengecilkan pengaruh pembawaanini (naïve endowment). Mereka lebih menekankan pentingnya penggunaansecara berdaya guna pengalaman sosial dan edukasional agar seseorangdapat bertumbuh secara sehat dengan penyesuaian hidup secara baik.

c. Faktor LingkunganSebagaimana diterangkan di muka, lingkungan kehidupan itu terdiri

dari lingkungan yang bersifat sosial dan fisik. Sejak anak dilahirkanbahkan ketika masih dalam kandungan ibu, anak mendapat pengaruhdari sekitarnya. Macam dan jumlah makanan yang diterimanya, keadaanpanas lingkungannya dan semua kondisi lingkungan baik yang bersifatmembantu pertumbuhan maupun yang menghambat pertumbuhan.Sama pentingnya dengan kondisi lingkungan anak yang berupa sikap,perilaku orang-orang di sekitar anak. Kebiasaan makan, berjalan,berpakaian, itu bukan pembawaan, melainkan hal-hal yang diperolehdan dipelajari anak dari lingkungan sosialnya. Bahasa yang dipergunakanmerupakan media penting untuk menyerap kebudayaan masyarakatdimana anak tinggal. Tidak saja makna hafiah kata yang terdapatdalam bahasa itu melainkan juga asosiasi perasaan yang menyertai katadalam perbuatan.

d. Faktor DiriFaktor penting yang sering diabaikan dalam memahami prinsip

pertumbuhan anak ialah faktor diri (self), yaitu faktor kejiwaan seseorang.Kehidupan kejiwaan itu terdiri dari perasaan, usaha, pikiran, pandangan,penilaian, keyakinan, sikap, dan anggapan yang semuanya akanberpengaruh dalam membuat keputusan tentang tindakan sehari-hari.Apabila dapat dipahami diri seseorang, maka dapat dipahami polakehidupannya. Pengetahuan kita tentang pola hidup seseorang akandapat membantu kita untuk memahami apa yang menjadi tujuan orangitu di balik perbuatan yang dilakukan. Seringkali kita menginterpretasikan

Page 84: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan76

pengaruh pembawaan dan lingkungan secara mekanis tanpamemperhitungkan faktor lain yang tidak kurang pentingnya bagipertumbuhan anak, yaitu diri (self). Memang pengaruh pembawaandan lingkungan bagi pertumbuhan anak saling berkaitan dan salingmelengkapi; tetapi masalah pertumbuhan belum berakhir tanpamemperhitungkan peranan self, yakni bagaimana seseorangmenggunakan potensi yang dimiliki dan lingkungannya. Di sinilahpemahaman tentang self atau pola hidup dapat membantu memahamiseseorang. Self mempunyai pengaruh yang besar untukmenginterprestasikan kuatnya daya pembawaan dan kuatnya dayalingkungan. Contoh yang ekstrim ada anak yang cacat fisik, tetapibeberapa fungsinya tetap berdaya guna, sedang anak cacat yang lainmenggunakan kecacatannya sebagai suatu alasan untukketidakmampuannya. Ini tidak lain karena pernana self. Self berinteraksidengan pembawaan dan lingkungan yang membentuk pribadiseseorang.

e. Tiap Anak Memiliki Kecerdasan yang Berbeda-bedaSebagaimana diterangkan di atas, sejak anak dilahirkan, mereka itu

memiliki potensi yang berbeda-beda dan bervariasi. Pendidikan memberihak kepada anak untuk mengembangkan potensinya. Kalau kitaperhatikan siswa-siswa, kita akan segera mengetahui bahwa merekamemiliki kecerdasan yang berbeda-beda, meskipun mereka mempunyaiusai kalender yang sama, tetapi kemampuan mentalnya tidak sama.Dikatakan mereka memiliki usia kronologis yang sama, tetapi usiakecerdasan yang tidak sama. Jadi setiap anak memiliki indeks kecerdasanyang berbeda-beda. Indeks kecerdasan atau IQ diperoleh dari hasilmembagi usia kecerdasan denga usia kalender (usia senyatanya)dikalikan 100. Baik usia kecerdasan maupun usia kronologis (usiasenyatanya) dinyatakan dalam satuan bulan.

Contohnya: Seorang anak dengan usia kecerdasan 10 tahun dan 6bulan (126 bulan) diambil dari hasil tes intelegensi yang valid danreliabel. Usia kronologisnya 10 tahun dan 6 bulan (126 bulan), maka IQanak tersebut 100. Untuk kepentingan praktis IQ normal ditentukanantara 90 – 10. Dengan melihat indeks kecerdasan anak, kita dapatmengklasifikasi anak itu pada kecerdasan tertentu.

Anak golongan idiot mempunyai kemampuan mental yang palingrendah. Golongan ini tidak dapat melindungi dirinya dari bahaya ataumelayani kebutuhan dirinya sendiri. Umurnya biasanya tidak panjang

Page 85: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 77

dan hanya mampu menumbuhkan kemampuan mentalnya pada tingkatusia 4 tahun. Golongan imbicile satu tingkat lebih baik daripada golonganidiot. Anak golongan imbicile dapat dilatih untuk melayani kebutuhandirinya dan menguasai ketrampilan sederhana dengan bimbingankhusus. Anak golongan ini dapat mencapai usia dewasa, tetapi jarangsekali mencapai usia kecerdasan lebih dari tingkatan usia 8 tahun.Sedangkan golongan moron mampu melayanai kebutuhan dirinya.Dengan pendidikan sekolah yang direncanakan dengan seksama, merekadapat mempelajari hal-hal yang sederhana dan menguasai ketrampilanyang terbatas untuk lapangan pekerjaan yang sederhana. Usia mentalgolongan moron jarang sekali mencapai tingkat usia 12 tahun. Terbukakemungkinan memasuki lapangan pekerjaan yang menguntungkandirinya sendiri dan yang mengerjakannya. Golongan genius pada waktusekarang lebih mendapat perhatian para ahli daripada sebelumnya.Kemampuan berpikir dan penalaran golongan pada tingkatankemampuan mental yang tinggi, sehingga mampu melakukan kegiatanyang bersifat kreatif dan invertif. Anak-anak berbakat ini ditemukanada pada semua bangsa dan pada semua tingkatan sosial ekonomi dansemua jenis (laki-laki atau perempuan). Berdasarkan data yang adaternyata jumlah jenius laki-laki lebih banyak dari perempuan.Berdasarkan penyelidikan Terman; anak-anak berbakat, kondisi fisiknyalebih baik dari yang normal, lebih kuat dan sehat dari umumnya anak-anak pada usia yang sama. Dalam hal penyesuaian sosial sama baiknya.

f. Tiap Tahap Pertumbuhan Mempunyai Ciri-ciri TertentuKarena tiap tahap pertumbuhan itu memiliki ciri-ciri tertentu hal ini

dapat membantu pendidik untuk mengatur strategi pendidikan dengankesiapan anak muda untuk menerima, memahami dan menguasaibahan pendidikan sesuai dengan kemampuan. Jadi strategi pendidikanuntuk siwa Sekolah Taman Kanak-kanak akan berbeda dengan strategiyang diperuntukkan siswa Sekolah Dasar. Demikian juga dengan jenjangpersekolahan yang lain.

g. Landasan Ilmiah dan Teknologi PendidikanLandasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna

norma dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikanuntuk menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yangbersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung

Page 86: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan78

ciri-ciri keilmuan yang hakiki, yaitu. (1) Ontologis, yakni adanya objekpenalaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diamatidan diuji. (2) Epistomologis, yakni adanya cara untuk menelaah objektersebut dengan metode ilmiah, dan (3) Aksiologis, yakni adanya nilaikegunaan bagi kepentingan dan kesejahteraan lahir batin.

Bagi pendidikan di Indonesia yang menjadi objek penalaran seluruhaspek kehidupan diklasifikasikan ke dalam bidang ideologi, politik,ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta agama. Yangdalam pengembangannya senantiasa harus dipedomi nilai-nilai Pancasila.Demikian pula cara telaah objek penalaran aspek kehidupan tersebutselain memperhatikan segi ilmiahnya tidak boleh bertentangan dengannilai-nilai Pancasila.

Nilai kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi hendaknya terkaitdengan peningkatan kesejahteraan lahir batin, kemajuan peradaban,serta ketangguhan dan daya saing sebagai bangsa, serta tidakbertentangan dengan nilai agama dan budaya bangsa. Manfaat ilmupengetahuan dan teknologi yang melandasi pendidikan harus mampu(1) memberikan kesejahteraan lahir dan batin setinggi-tingginya, (2)mendorong pemanfaatan pengembangan sesuai tuntutan zaman, (3)menjamin penggunaannya secara bertanggung jawab, (4) memberidukungan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, (5)mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (6) meningkatkan produktivitas,efisiensi, dan efektivitas sumber daya manusia.

B. Asas - Asas PendidikanSebelum kita membicarakan tentang asas-asas pendidikan yang

berlaku di Indonesia, terlebih dahulu kita memiliki kesatuan pendapattentang arti asas pendidikan. Asas pendidikan memiliki arti hukumatau kaidah yang menjadi acuan kita dalam melaksanakan kegiatanpendidikan.

Dalam masalah ini, berturut-turut akan kita bicarakan dua asaspendidikan yang berlaku di Indonesia: (1) asas Tut Wuri Handayani, dan(2) asas Belajar Sepanjang Hayat.

1. Asas Tut Wuri HandayaniAsas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula

dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaandan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik

Page 87: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 79

dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberipengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencarijalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidikmembantunya. Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantarapada masa penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan. Dalam erakemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satuasas pendidikan nasional Indonesia.

Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untukmelakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan mengalami berbuatkesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) pendidik. Hal itu tidakmenjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiapkesalahan yang dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri,kalau tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnyahukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan yang dialamianak tersebut bersifat mendidik. Menurut asas tut wuri handayani (1)pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan, (2)pendidikan adalah penggulowentah yang mengandung makna: momong,among, ngemong. Among mengandung arti mengembangkan kodrat alamanak dengan tuntutan agar anak didik dapat mengembangkan hidupbatin menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berartikita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri danmemberi bantuan pada saat anak membutuhkan, (3) pendidikanmenciptakan tertib dan damai (orde en vrede), (4) pendidikan tidak ngujo(memanjakan anak), dan (5) pendidikan menciptakan iklim, tidakterperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri(mandiri dalam diri anak didik.

2. Asas Belajar Sepanjang HayatPendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat,

dan martabat bangsa, mewujudkan manusia Indonesia yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandirihingga mampu membangun diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya,memenuhi kebutuhan pembangunan dan bertanggung jawab ataspembangunan bangsa. Gambaran tentang manusia Indonesia itudilandasi pandangan yang menganggap manusia sebagai suatukeseluruhan yang utuh, atau manusia Indonesia seutuhnya, keseluruhansegi-segi kepribadiannya merupakan bagian-bagian yang tak terpisahkansatu dengan yang lain atau merupakan suatu kebulatan. Oleh karena

Page 88: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan80

itu, pengembangan segi-segi kepribadian melalui pendidikandilaksanakan secara selaras, serasi, dan seimbang. Untuk mencapaiintegritas pribadi yang utuh harus ada keseimbangan dan keterpaduandalam pengembangannya.

Keseimbangan dan keterpaduan dapat dilihat dari segi: (1)jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organtubuh yang lain; sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan,daya cipta, karya, dan budi nurani, (2) material dan spiritual;material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papanyang memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhankesejahteraan dan kebahagiaan yang sedalam-dalamnya dalamkehidupan batiniah, (3) individual dan sosial; manusia mempunyaikebutuhan untuk memenuhi keinginan pribadi dan memenuhituntutan masyarakatnya, (4) dunia dan akhirat; manusia selalumendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuaidengan keyakinan agam masing-masing, dan (5) spesialisasi dangeneralisasi; manusia selalu mendambakan untuk memilikikemampuan-kemampuan yang umumnya dimiliki orang lain, tetapijuga menginginkan kemampuan khusus bagi dirinya sendiri.

Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaranmanusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai Pancasila,Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat. Pendidikansepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia: (1)mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan kemandiriansepanjang hidupnya, (2) mendapat kesempatan untuk memanfaatkanlayanan lembaga-lembaga pendidikan yang ada di masyarakat. Lembagapendidikan yang ditawarkan dapat bersifat formal, informal, non formal,(3) mendapat kesempatan mengikuti program-program pendidikan sesuaibakat, minat, dan kemampuan dalam rangka pengembasngan pribadisecara utuh menuju profil Manusia Indonesia Seutuhnya (MIS)berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; dan (4) mendapatkesempatan mengembangkan diri melalui proses pendidikan jalur, jenjang,dan jenis pendidikan tertentu.

C. Penerapan Asas - Asas PendidikanSebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada dua

asas-asas utama yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni:(1) Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan (2) Asas Tut Wuri Handayani.

Page 89: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 81

Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebutdi atas berturut-turut akan dibicarakan: (1) keadaan yang ditemuisekarang, (2) permasalahan yang ada, dan (3) pengembangan penerapanasas-asas pendidikan.

1. Keadaan yang Ditemui SekarangDalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan

beberapa keadaan yang ditemui sekarang:

a. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalamipeningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik daritahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembagapendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenispendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampaiperguruan tinggi.

b. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenagakependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapatmelaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapatmeningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negerimaupun diluar negeri.

c. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum danisi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunanmanusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.

d. Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakinmeningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja,sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani.

e. Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai programpendidikan masyarakat yang bertujuan untuk: (1) meningkatkansumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakatsecara berbudaya melalui berbagai cara belajar, (2) menunjangtercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.

f. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda:kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi,sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara,kepribadian dan budi luhur.

g. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan denganmemberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggotamasyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatanolahraga untukmeningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.

Page 90: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan82

h. Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanitadengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upayamewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmupngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah

secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawabtantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaansarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yangmenunjang.

Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapatdikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni:

a. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan danketrampilan yang diminatinya di sema jenis, jalur, dan jenjangpendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran danprofesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab ataspendidikannya sendiri.

b. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikankejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diriuntuk memasuki lapangan ker ja bidang tertentu yangdiinginkannya.

c. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikankesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilansesuai dengan gaya dan irama belajarnya.

d. Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mentalmemperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilansesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadimanusia yang mandiri.

e. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untukmemperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembangmenjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadaisebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawahnormal sampai jauh diatas normal.

2. Asas Tut Wuri HandayaniSebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari

sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki HajarDwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartonodengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung SungTulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.

Page 91: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Landasan, Asas Pendidikan dan Penerapannya 83

Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuanasas yaitu:

a. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)b. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan

dan semangat)c. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

3. Asas Belajar Sepanjang Hayat

a. Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudutpandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life longeducation). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikandengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal danhorisontal.

b. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dankesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengankehidupan peserta didik di masa depan.

c. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antarapengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

4. Asas Kemandirian dalam BelajarDalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan

kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tanganguru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan gurudalamperan utama sebagai fasilitator dan motivator.

D. Masalah Peningkatan Mutu PendidikanKebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus

dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karenapeningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatankualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun sumber dayamanusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya manusianegara lain.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatanmutu pendidikan, antara lain: (1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikandi semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakanpendidikan, (2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai denganperkembangan ilmu dan teknologi, (3) Pengembangan kurikulum dan

Page 92: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan84

isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi sertapengembangan nilai-nilai budaya bangsa, (4) Pengembangan buku ajarsesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiserta perkembangan budaya bangsa.

Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan:dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuaiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dansedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenagakependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulumdan isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiserta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.

Page 93: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 85

85

ALIRAN PENDIDIKAN

BAB V

A. Aliran Klasik PendidikanSecara umum, pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina ke-pribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan budayamasyarakat. Bagaimana pun sederhananya peradaban suatu masyarakat,di dalamnya pasti berlangsung suatu proses pendidikan, sehingga seringdikatakan bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban umatmanusia (Samad, 2013). Proses pendidikan berada dan berkembangbersama perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkankeduanya merupakan proses yang satu (Nanuru, 2013).

Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, makasejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian danpengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Pendidikan di dalammasyarakat senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangkamemajukan kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan,perkembangan dan kemajuan masyarakat dari zaman ke zaman(Nadirah, 2013). Mengingat perkembangan kehidupan dan pelaksanaanpendidikan bersifat dinamis, maka gagasan-gagasan yang muncul punbersifat dinamis (sesuai dengan alam pikir dan dinamika manusianya).Kondisi akhirnya mendorong lahirnya aliran-aliran dalam pendidikan

Page 94: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan86

Aliran-aliran dalam pendidikan perlu dikuasai oleh para calonpendidik karena pendidikan tidak cukup dipahami hanya melaluipendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkanperlu dipandang pula secara holistik (menyeluruh). MenurutTirtarahardja & Sulo (2005) aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejakawal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkandengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikanyang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulaidari zaman Yunani kuno sampai kini, dikenal dengan istilah rumpunaliran klasik dan aliran (gerakan) baru.

Bahasan bagian ini hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliranklasik. Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme,nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran alirantersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

1. Aliran EmpirismeEmpirisme berasal dari kata empire, artinya pengalaman. Tokoh

utama aliran ini ialah John Locke (1632-1704). Nama asli aliran iniadalah “The School of British Empiricism” (aliran empirisme Inggris).Namun aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir AmerikaSerikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama“environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama“environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masihbaru (Syah, 2002). Selain Locke, terdapat juga ahli pendidikan lain yangmempunyai pandangan hampir sama, yaitu Helvatus, ahli filsafat Yunaniyang berpendapat, bahwa manusia dilahirkan dengan jiwa dan watakyang hampir sama yaitu suci dan bersih. Pendidikan dan lingkunganyang akan membuat manusia berbeda-beda (Djumransjah, 2004).

Locke memandang bahwa anak yang dilahirkan itu ibaratnya mejalilin putih bersih yang masih kosong belum terisi tulisan apa-apa,karenanya aliran atau teori ini disebut juga Tabularasa, yang berartimeja lilin putih. Masa perkembangan anak menjadi dewasa itu sangatdipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yangditerimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa sajamenurut kehendak lingkungan (dalam arti luas), pengalaman darilingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang (Ahmadi &Uhbiyati, 1991; Thoib, 2008).

Page 95: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 87

Manusia-manusia dapat dididik apa saja (ke arah yang baik dan kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikan.Dalam hal ini, alamlah yang membentuknya. Pendapat kaum empirisini terkenal dengan nama optimisme paedagogis, karena upaya pendidikanhasilnya sangat optimis dapat mempengaruhi perkembangan anak,sedangkan pembawaan tidak berpengaruh sama sekali (Suryabrata,2002; Purwanto, 2004).

Aliran ini mengandaikan bahwa pertumbuhan dan perkembanganhidup manusia ditentukan sepenuhnya oleh faktor-faktor pengalamanyang berada di luar diri manusia, baik yang sengaja di desain melaluipendidikan formal maupun pengalaman-pengalaman tidak disengajayang diterima melalui pendidikan informal, non formal, dan alamsekitar. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikanlah yang menentukanmasa depan manusia, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam,seperti bakat dan keturunan tidak mempunyai pengaruh sama sekalidalam menentukan masa depan manusia (Setianingsih, 2008).

Menurut Mudyahardjo et al (1992) empirisme dipandang sebagaihal yang paling produktif, karena dalam dunia pendidikan lingkunganlahyang berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan pesertadidik. Ada beberapa lingkungan yang berperan dalam proses pendidikan,diantaranya adalah lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalamproses ini inderawi sepenuhnya sangat berperan dalam berlangsungnyaproses pendidikan dan menjadi hal yang nyata dalam praktekpendidikan.

Aliran empirisme berkembang luas di dunia Barat terutama AmerikaSerikat. Aliran ini dalam perkembangannya menjelma menjadi aliran/teori belajar behaviorisme yang dipelopori oleh William James danLarge. Banyak pula pengaruh aliran ini terhadap pandangan tokohpendidikan Barat lainnya, seperti Watson, Skinner, Dewey, dansebagainya.

2. Aliran NativismeAliran nativisme berlawanan 180o dengan aliran empirisme.

Nativisme berasal dari kata nativus yang berarti kelahiran atau nativeyang artinya asli atau asal. Tokoh utama aliran ini adalah ArthurSchopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman (Ilyas, 1997). Dalamartinya yang terbatas, juga dapat dimasukkan dalam golongan Plato,Descartes, Lomborso, dan pengikut-pengikutnya yang lain. Nativisme

Page 96: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan88

berpendapat bahwa sejak lahir anak telah memiliki/membawa sifat-sifatdan dasar-dasar tertentu, yang bersifat pembawaan atau keturunan.Sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang bersifat keturunan (herediter)inilah yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak, sertahasil pendidikan sepenuhnya (Nadirah, 2013).

Aliran nativisme mengesampingkan peranan lingkungan sosial,pembinaan dan pendidikan. Aliran nativisme ini nampaknya begituyakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia dan aliran inierat kaitannya dengan aliran intuisme dalam penentuan baik dan burukmanusia. Aliran ini tampak kurang menghargai atau kurangmemperhitungkan peran pembinaan dan pendidikan (Nata, 2002).Nativisme menganggap pendidikan dan lingkungan boleh dikatakantidak berarti, tidak mempengaruhi perkembangan anak didik, kecualihanya sebagai wadah dan memberikan rangsangan saja. Apabila seoranganak berbakat jahat, maka ia akan menjadi jahat, begitu pula sebaliknya.Apabila seorang anak mempunyai potensi intelektual rendah makaakan tetap rendah (Djumransjah, 2004). Pandangan tersebut dikenaldengan pesimisme paedagogis, karena sangat pesimis terhadap upaya-upaya dan hasil pendidikan.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, aliran nativisme menolakdengan tegas adanya pengaruh eksternal. Pendidikan tidak berpengaruhsama sekali dalam membentuk manusia menjadi baik. Pendidikan tidakbermanfaat sama sekali. Sebaliknya, kalau kita menginginkan manusiamenjadi baik, maka yang perlu dilakukan adalah memperbaiki keduaorang tuanya karena merekalah yang mewariskan faktor-faktor bawaankepada anak-anaknya. Nativisme jelas merupakan aliran yang mengakuiadanya daya-daya asli yang telah terbentuk sejak lahirnya manusia kedunia. Daya-daya tersebut ada yang dapat tumbuh dan berkembangsampai pada titik maksimal kemampuan manusia dan ada yang dapattumbuh berkembang hanya sampai pada titik tertentu sesuai dengankemampuan individual manusia (Setianingsih, 2008). Para ahli yangberpendirian Nativis biasanya mempertahankan kebenaran konsep inidengan menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orangtua dengan anak-anaknya (Sabri, 1996).

Beberapa tokoh yang berhubungan dengan aliran nativisme adalahRochacher, Rosear, dan Basedow. Rochacher mengatakan bahwa manusiaadalah hasil proses alam yang berjalan menurut hukum tertentu. Manusiatidak dapat mengubah hukum-hukum tersebut. Rosear mengatakan

Page 97: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 89

bahwa manusia tidak dapat dididik. Pendidik malah akan merusakperkembangan anak. Pendidikan adalah persoalan yang membiarkanatau membebaskan pertumbuhan anak secara kodrati. Sementara itu,Basedow mengatakan bahwa pendidikan adalah pelanggaran ataskecenderungan berkembang yang wajar dari anak. Aliran ini jugadisebut predestinatif yang menyatakan bahwa perkembangan atas nasibmanusia telah ditentukan sebelumnya, yakni tergantung pada bawaandan bakat yang dimilikinya.

Aliran ini masih memungkinkan adanya pendidikan. Namun,mendidik menurut aliran ini membiarkan anak tumbuh berdasarkanpembawaannya. Berhasil tidaknya perkembangan anak tergantungkepada tinggi rendahnya dan jenis pembawaan yang dimiliki anak.Apa yang patut dihargai dari pendidikan atau manfaat yang diberikanoleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradabandan tingkah laku sosial, sedangkan lapis yang mendalam dan kepribadiananak, tidak perlu ditentukan.

3. Aliran NaturalismeNatur atau natura artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir.

Aliran ini ada persamaannya dengan aliran nativisme (beberapa ahlimenyebut dengan istilah “sama”, “hampir sama” dan “senada”. Istilahnatura telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, daridunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistemtotal dari fenomena ruang dan waktu.

Aliran Naturalisme dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau. Iamengatakan, “Segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar darialam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada ditangan manusia ”. Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang menjadianak yang baik, maka anak tersebut harus diserahkan ke alam. Kekuatanalam akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara alamiahsejak kelahiran anak tersebut. Dengan kata lain Rousseaue menginginkanperkembangan anak dikembalikan ke alam yang mengembangkan anaksecara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi guru.

Menurut Ilyas (1997) naturalisme bependapat bahwa padahakekatnya semua anak manusia adalah baik pada waktu dilahirkanyaitu dari sejak tangan sang pencipta, tetapi akhirnya rusak sewaktuberada di tangan manusia. Oleh karena itu, Rousseau menciptakankonsep pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh

Page 98: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan90

dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia jangan banyakmencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa jika anak melakukanpelanggaran terhadap norma-norma, hendaklah orang tua atau pendidiktidak perlu untuk memberikan hukuman, biarlah alam yangmenghukumnya. Jika seorang anak bermain pisau, atau bermain apikemudian terbakar atau tersayat tangannya, atau bermain air kemudiania gatal-gatal atau masuk angin. Ini adalah bentuk hukuman alam.Biarlah anak itu merasakan sendiri akibatnya yang sewajarnya dariperbuatannya itu yang nantinya menjadi insaf dengan sendirinya.

4. Aliran KonvergensiSalah satu tokoh pendidikan bernama William Stern (1871-1939)

telah menggabungkan pandangan yang dikenal dengan teori atau alirankonvergensi. Aliran ini ingin mengompromikan dua macam aliran yangeksterm, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme, dimanapembawaan dan lingkungan sama pentingnya, kedua-duanya samaberpengaruh terhadap hasil perkembangan anak didik. Sternberpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan merupakan dua garisyang menuju kepada suatu titik pertemuan (garis pengumpul), olehkarena itu perkembangan pribadi sesungguhnya merupakan hasil proseskerjasama antara potensi heriditas (internal) dan lingkungan, sertapendidikan (eksternal) (Djumaranjah, 2004).

Aliran konvergensi menyatakan bahwa pembawaan tanpadipengaruhi oleh faktor lingkungan tidak akan bisa berkembang,demikian juga sebaliknya. Potensi yang ada pada pembawaan dariseorang anak akan berkembang ketika mendapat pendidikan danpengalaman dari lingkungan. Sedangkan secara psikis untuk mengetahuipotensi yang ada pada anak didik yaitu dengan cara melihat potensiyang dimunculkan pada anak tersebut. Pembawaan yang disertaidisposisi telah ada pada masing-masing individu yang membutuhkantempat untuk merealisasikan dan mengembangkannya. Pada dasarnyapembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan ataukesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individudan ayang selama masa perkembangannya benar-benar dapatdirealisasikan.

Aliran konvergensi pada prinsipnya berpendapat bahwapembawaan dan lingkungan sama pentingnya. Perkembangan jiwaseseorang tergantung pada bakat sejak lahir dan lingkungannya,khususnya pendidikan. Peran pendidikan adalah memberi pengalaman

Page 99: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 91

belajar agar anak dapat berkembang secara optimal. Menurut alirankonvergensi perkembangan pribadi merupakan hasil proses kerjasamaantara potensi hereditas (internal) dan lingkungan (eksternal). Jadimenurut aliran konvergensi: (1) pendidikan dapat diberikan kepadasemua orang, (2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yangdiberikan kepada peserta didik untuk mengembangkan pembawaannyayang baik dan mencegah pembawaan yang buruk, (3) hasil pendidikantergantung dari pembawaan dan lingkungan (Moerdiyanto, 2011).

Banyak bukti yang menunjukkan, bahwa watak dan bakat seseorangyang tidak sama dengan orang tuanya itu, setelah ditelusuri ternyatawaktu dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah/ibukakeknya. Dengan demikian, tidak semua bakat dan watak seseorangdapat diturunkan langsung kepada anak-anaknya, tetapi mungkinkepada cucunya atau anak-anaknya cucunya. Alhasil, bakat dan watakdapat tersembunyi sampai beberapa generasi (Syah, 2002).

Teori konvergensi ini pada umumnya diterima secara luas sebagaipandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia(Tirtarahardja & Sulo, 2005), meskipun masih ada juga beberapa kritikterhadapnya. Aliran konvergensi dikritik sebagai aliran yang cocokuntuk hewan dan tumbuhan, kalau bibitnya baik dan lingkungannyabaik maka hasilnya pasti baik. Padahal bagi manusia itu belum tentu,karena masih ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu pilihan atauseleksi dari yang bersangkutan.

5. Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Dunia Pendidikan IndonensiaAwalnya atau sebelum sistem persekolahan ‘modern’ seperti yang

semula diperkenalkan oleh kolonialis Belanda, terdapat berbagai ‘institusi’pendidikan dalam lingkup masyarakat-masyarakat tradisional, baikdalam keterkaitannya dengan berbagai kebudayaan etnik maupundengan berbagai sistem pemerintahan tradisional yang dalam banyakhal juga sedikit-banyak terkait dengan etnisitas (Tim ParadigmaPendidikan BSNP, 2010). Pendidikan di Nusantara sebenarnya telah adasebelum pemerintah colonial Belanda mencetuskan trias politika. Ketikapengaruh Hindu-Buda masih kental di Nusantara, pendidikan dikenaldengan istilah padepokan, kemudian pada saat pengaruh Islam masuk,pendidikan dikenal dengan pesantren. Kedua model pendidikan tersebutmerupakan pendidikan agama. Pendidikan disampaikan secaratradisional dan belum memiliki kurikulum formal. Sebelum abad ke-20umat Islam Indonesia hanya mengenal satu jenis lembaga pendidikan

Page 100: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan92

yang disebut “lembaga pengajaran asli”, pengajaran ini dalam berbagaibentuk,1 yaitu pendidikan di langgar dan di pesantren (Poerbakawatja,1970).

Awalnya pendidikan di Indonesia terutama diselenggarakan olehkeluarga dan masyarakat, misalnya kelompok belajar/padepokan,lembaga keagamaan/pesantren, dan lain-lain. Pendidikan oleh keluargadan masyarakat dalam konteks ini diasosiasikan dengan pendidikan dipondok pesantren (sistem asrama). Hal ini karena pada umumnya,pondok pesantren adalah milik kyai atau sekelompok keluarga. Takjarang pondok pesantren didirikan atas prakarsa penguasa, raja-raja,atau orang kaya lain. Pondok pesantren sebagai lembaga bagi pendidikandan penyebaran agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan Islam di Indonesia.

Aliran-aliran pendidikan klasik mulai di kenal di Indonesia melaluiupaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasapenjajah Belanda dan kemudian disusul oleh adanya orang-orang Indo-nesia yang belajar di negeri Belanda. Dunia pendidikan Indonesiadikelola secara modern baru dikenal setelah kedatangan bangsa Barat,terutama setelah pemerintah Hindia Belanda melaksanakan kebijakanbaru dalam politiknya yang dibuktikan dengan diterapkannya politiketis di Indonesia pada awal abad ke-20. Tujuan dari kebijakan ini adalahuntuk memperbaiki taraf hidup rakyat Indonesia, salah satu cara untukmencapai sasaran tersebut adalah dengan memberikan pendidikanpada rakyat Indonesia. Selain itu alasan pemerintah Hindia Belandaadalah untuk mempertahankan posisinya sebagai penguasa dan dapatmemenuhi kebutuhan dalam pemerintahnya. Selanjutnya, menurutTirtarahardja & Sulo (2005) pasca kemerdekaan, gagasan-gagasan darialiran-aliran pendidikan itu masuk ke Indonesia melalui orang-orangIndonesia yang belajar di berbagai Negara di Eropa, Amerika, dan lain-lain. Seperti diketahui, sistem persekolahan diperkenalkan olehpemerintah kolonial Belanda di Indonesia.

Penjajah Belanda pada masa itu tidak hanya menghegemoni secaralangsung melalui kebijakannya namun juga melalui buku bacaan, koran,dan sejenisnya. Seiring waktu berlalu, persebaran media cetak danhubungan internasional oleh pemerintahan yang terjadi dengan negara-negara di Eropa dan Amerika kemudian menjadi acuan dalam penetapankebijakan di bidang pendidikan di Indonesia. Salah satu organisasimassa keagaaman yang cepat merespon dan kemudian mengembangkansistem persekolahan itu adalah Muhammadiyah.

Page 101: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 93

Semua aliran klasik pendidikan pada dasarnya telah mempengaruhidunia pendidikan di Indonesia. Keempat aliran klasik tersebut banyakdiadopsi dalam mengatur sistem pendidikan di sekolah-sekolah diberbagai negara termasuk Indonesia. Aliran-aliran tersebut memilikikecenderungan untuk mengemukakan satu faktor dominan saja dalammengembangkan manusia. Sebagai hasilnya, penganut aliran klasik,sebagaimana kebanyakan sekolah formal yang ada di Indonesia, belummampu untuk mensinergikan yang dididik dengan lingkungannya sertamemposisikan yang dididik menjadi subyek pendidik juga, sebagaimanayang dilakukan oleh penganut aliran baru dalam pendidikan.

Aliran empirisme misalnya, menurut Suyitno (2009) padaperkembangnnya spirit empirisme telah banyak mempengaruhipendidikan. Empirisme menganjurkan agar kita kembali ke alam untukmendapatkan pengetahuan. Menurut mereka pengetahuan ini tidak adasecara apriori di benak kita, melainkan harus diperoleh dari pengalaman.Berkembanglah pola berpikir empiris, yang semula berasal dari sarjana-sarjana Islam dan kemudian terkenal di dunia Barat lewat tulisanFrancis Bacon (1561-1626) dalam bukunya Novum Organum. Rasionalismedikenal oleh ahli-ahli fikir Barat lewat hasil-hasil karya filosof Islamterhadap filsafat Yunani, yaitu oleh Al-Kindi (809 – 873), Al-Farabi (881-961), Ibnu Sina (980-1037), dan Ibnu Rusyd (1126-1198). Al-Khawarizmisebagai ilmuwan Islam, telah mengembangkan aljabar, Al-Batanimenemukan goniometri dan angka desimal. Dunia Timur lainnya sepertiIndia telah menemukan matematika dan angka nol, sementara Cinatelah menemukan kompas, mesiu, mesin cetak dan kertas. Semua halitu kini telah berkembang pesat dan mewarnai kehidupan bangsaIndonesia, tak terkecuali dunia pendidikan Indonesia.

Sementara itu, menurut Darajat (2005) dalam perspektif alirankonvergensi pendidik yang mempunyai tugas untuk mendidik danmengarahkan anak didik seharusnya mengetahui dan sadar akan potensiyang telah dibawa oleh anak sejak lahir (nativisme dan naturalisme),sehingga dalam mengarahkan akan menjadi lebih mudah (empirisme).Akan tetapi dalam kenyataan, kebanyakan para pendidik dalammengasuh anak didik sering sekali mengabaikan potensi yang ada padaanak didik, sehingga menghambat perkembangan dan menjadikanmatinya bakat yang telah dibawa sejak lahir. Usaha-usaha tersebut diatas diharapkan dapat membantu perkembangan potensi (pembawaan)yang telah ada pada diri anak sejak anak itu dilahirkan demi tercapainyatujuan dan keberhasilan pendidikan. Dengan demikian implikasi aliran

Page 102: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan94

konvergensi dalam pendidikan memberikan kemungkinan bagi pendidikuntuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apayang diharapkan, namun demikian pelaksanaan harus tetapmemperhatikan faktor-faktor hereditas peserta didik, kematangan, bakat,kemampuan, keadaan mental dan sebagainya.

Menurut Pramudia (2006) dalam perkembangannya aliran-alirantersebut telah mengilhami pelaku pendidikan di Indonesia bahwapendidikan berarti suatu proses humanisasi, oleh sebab itu hak-hakasasi manusia perlu dihormati. Anak didik bukanlah robot tetapi manusiayang harus dibantu di dalam proses pendewasaannya agar dia dapatmandiri dan berpikir kristis. Selain itu pendidikan merupakan hak asasimanusia, oleh karena itu pemerataan pendidikan haruslah dilaksanakansecara konsekuen.

B. Gerakan Baru Pendidikan1. Pengajaran Alam Sekitar

Aliran pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalahgerakan pengajaran alam sekitar yang dirintis oleh Fr. A. Finger denganheimatkunde (pengajaran alam sekitar) di Jerman, J. Ligthart di Belandadengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya). Prinsip yang dianutdalam heimatkunde yakni (Tirtarahardja & Sulo, 2005):

a. Dalam pengajaran alam sekitar, guru dapat memeragakan secaralangsung.

b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak berpartisipasi aktif.

c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk diberlakukanpengajaran totalitas dengan ciri segala bahan pengajaran berhubung-hubungan satu sama lain.

d. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsiintelektual yang kukuh dan tidak verbalistis.

e. Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional terhadapanak didik.Sementara Het Volle Leven memiliki prinsip sebagai berikut

(Tirtarahardja & Sulo, 2005):

a. Pengajaran alam sekitar mengajarkan anak untuk mengetahuibarangnya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya.

Page 103: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 95

b. Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaranselanjutnya atau mata pengajaran yang lain harus dipusatkan ataspengajaran itu.

c. Harus diadakan perjalanan memasuki hidup agar murid paham akanhubungan antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya.Pada dasarnya, banyak faktor yang mempengaruhi sistem

pendidikan baik faktor yang berasal dari dalam maupun luar. Secaramakro, faktor dari luar merupakan sistem yang berada di luarpendidikan, antara lain ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya,lingkungan alam, dan lain-lain. Faktor itu saling berinteraksi dan salingmempengaruhi dengan sistem pendidikan. Dengan demikian,pendidikan akan dipengaruhi oleh bahkan berinteraksi denganlingkungan sosial maupun lingkungan alam dalam ekosistem yanglebih luas. Konsep ini mengarahkan pada pemahaman dan pembahasanpendidikan dilihat dalam perspektif ekologi.

2. Pengajaran Pusat PerhatianMenurut Tirtarahardja & Sulo (2005) pengajaran pusat perhatian

dirintis oleh Ovideminat Declory (1871-1932) dari Belgia denganpengajaran melalui pusat-pusat minat (centres d’nternet), di sampingpendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decloryberdasar pada semboyan ecole pour ia vie, par la vie (sekolah untuk hidupdan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup dalammasyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan.Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirisendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentangdunianya (lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya).Pengetahuan anak harus bersifat subjektif dan objektif.

Penelitian secara tekun yang dilakukan Decroly menyumbangkandua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran,yang merupakan dua hal yang khas, yaitu:

a. Metode global (keseluruhan)Berdasarkan observasi dan tes, ia berpandangan bahwa anak-anakmengamati dan mengingat secara global (keseluruhan). Mengingatkeseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian. Jadi ini berdasar atasprinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis,ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih mudah diajarkan daripadamengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode ini bersifat video

Page 104: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan96

visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiasikandengan tanda (tulisan) atau suatu gambar yang dapat dilihat.

b. Centre d’internet (pusat-pusat minat).Berdasarkan penyelidikan psikologik, ia menetapkan bahwa anak-anakmempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harusdisesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak,yaitu misalnya minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaranitu tidak tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minatspontan terhadap diri sendiri dan terhadap masyarakat (biososial).Minat terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:

1) Dorongan mempertahankan diri,2) Dorongan mencari makan dan minum dan3) Dorongan memelihara diri.Sedangkan minat terhadap masyarakat ialah:1) Dorongan sibuk bermain-main.2) Dorongan meniru orang lain.Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat

minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkandengan pusat-pusat minat tersebut.

Asas-asas Pengajaran Pusat Perhatian adalah sebagai berikut:

a. Pengajaran ini didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup danperkembangannya.

b. Setiap beban pengajaran harus merupakan keseluruhan, tidakmementingkan bagian tetapi mementingkan keberartian darikeseluruhan ikatan bagian itu.

c. Anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untukmenjadi anggota masyarakat yang dapat berdiri sendiri danbertanggung jawab.

d. Harus ada hubungan kerjasama yag erat antara rumah dan keluarga.Gerakan pengajaran pusat perhatian telah mendorong berbagai upaya

agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi (caramengajar dan lain-lain) agar perhatian siswa tetap terpusat pada bahanajaran. Dengan kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakanvariasi tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upayamenarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaranbiasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran, tetapijuga pada setiap kali akan membahas sub topik yang baru.

Page 105: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 97

3. Sekolah KerjaMenurut Tirtarahardja & Sulo (2005) dan Sagala (2010) gerakan

sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalampendidikan. Tokoh pendidikan sekolah kerja ini adalah G. Kerschensteiner(1854-1932) dengan konsep “Arbeitschule” (Sekolah Kerja) di Jerman.Sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanyademi kepentingan individu, tetapi juga demi kepentingan masyarakat.Dengan kata lain sekolah berkewajiban menyiapkan Negara yang baikyakni: (a) tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan;(b) tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingannegara; dan (c) dalam menunaikan kedua tugas tersebut harus diusahakankesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut berbuatsesuai dengan kesusilaan serta menjaga keselamatan negara.

Tujuan sekolah kerja ini menurut Kerschensteiner sebagai pencetussekolah kerja adalah a) menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuanyang didapat dari buku atau orang lain, dan yang didapat daripengalaman sendiri; b. agar anak dapat memiliki kemampuan dankemahiran tertentu; dan c. agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagaipersiapan jabatan dalam mengabdi Negara. Kerschensteiner berpendapatbahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anakuntuk dapat bekerja. Bekerja di sini bukan pekerjaan otak yangdipentingkan, melainkan pekerjaan tangan (Tirtarahardja & Sulo, 2005;Sagala, 2010).

4. Pengajaran ProyekDasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek

diletakkan oleh John Dewey (1859-1952) namun pelaksanaannyadilakukan oleh pengikut utamanya W. H. Kilpartrick. Pengajaran proyekmemberi kebebasan pada anak untuk menentukan pilihannya,merancang serta memimpinya. Proyek yang ditentukan oleh anakmendorongnya mencari jalan pemecahan bila dia menemui kesukaran.Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yangdiinginkannya. Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secaraberkelompok untuk menghidupkan rasa gotong-royong. Pengajaranproyek digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,antara lain dengan nama pengajaran proyek,pengajaran unit,dansebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akanmenumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan

Page 106: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan98

persoalan secara komprehensif dengan kata lain, menumbuhkankemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin (Tirtarahardja &Sulo, 2005).

Praktek belajar dan pembelajaran dekade terakhir ini mengenalkankita pada istilah PjBL atau Pembelajaran Berbasis Proyek. Para ahlimemberi pengertian tentang PjBL. Menurut University of Nottingham,metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalampembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaanauthentic dan perancangan produk dan tugas. Menurut Baron,pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalamanpembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahandan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya.Menurut Blumenfeld et al, pendekatan komprehensif untuk pengajarandan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadappermasalahan nyata. Sementara itu, Boud & Felleti mengartikannyasebagai cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakanpermasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktivitas pelajar(Husamah, 2013).

Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatanpembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melaluikegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak padakonsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi,melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatantugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerjasecara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapaipuncaknya menghasilkan produk nyata.

Project Based Learning pada umumnya memerlukan beberapa tahapandan beberapa durasi, tidak sekedar merupakan rangkaian pertemuankelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Proyek memfokuskan padapengembangan produk atau unjuk kerja (performance), yang secara umumpebelajar melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompokmereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah,dan mensintesis informasi. Proyek seringkali bersifat interdisipliner.

Menurut Husamah (2013) selama berlangsungnya proses belajardalam PjBL pelajar akan mendapat bimbingan dari narasumber ataufasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan yang dijalankan. Narasumberbertugas menyusun trigger problems, sebagai sumber pembelajaran untukinformasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan

Page 107: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 99

cetak atau elektronik, melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Secaraumum peran fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancarankerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas prosesbelajar kelompok.

Secara lebih rinci peran fasilitator adalah:

a. Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.b. Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki

seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugasmencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.

c. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuaidengan perkembangan kelompok.

d. Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evaluation.

e. Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian padapencapaian tujuan.

f. Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagaimasalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar prosesbelajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajaryang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalamurutan yang tepat.

g. Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangandalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untukmendorong pelajar keluar dari kesulitannya.

h. Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan pertanyaanyang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakanpertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahamanyang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudutpandang, dan lain-lain.

i. Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalamproses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajarterlibat dalam proses kelompok dan berbagi pemikiran dan pandangan.

j. Mengevaluasi penerapan pembelajaran yang telah dilakukan.Project Based Learning menuntut siswa bekerja bersama tugas yang

diberikan pengajar agar aktif. Siswa dapat bekerja secara individumaupun kelompok. Dalam banyak kasus, Siswa mengerjakan proyeksecara bersamaan di dalam kelompok kecil. Terdapat dua jenis kelompok,yakni kelompok off-campus dan kelompok on-campus. Kebutuhan dua

Page 108: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan100

jenis kelompok ini sedikit berbeda. Siswa dalam kelompok on-campusdapat bertemu secara fisik, tidak memerlukan alat bantu komunikasicanggih, tetapi memerlukan koordinasi kerja (perencanaan, penjadwalan,dan lain-lain). Siswa di dalam suatu kelompok off-campus memerlukankomunikasi luas untuk mengerjakan tugas secara kolaboratif. Olehkarena itu, pelajar memerlukan fasilitas synchronous dan asynchronoussebagai tambahan terhadap koordinasi kerja.

Menurut Husamah (2013) kegiatan siswa dapat dikelompokkan tigakategori aktifitas individu, aktivitas dalam kelompok, dan aktivitas antar-kelompok. Aktivitas di dalam kategori yang ketiga ini dilaksanakanoleh individu atau kelompok siswa.

a. Secara IndividualSetiap individu pelajar mempunyai kebutuhan yang tidak perlu samadalam suatu kelompok. Tiap-tiap pelajar mempunyai kemampuanyang berbeda, pendekatan belajar, dan penyelesaian tugas. Selamamengerjakan proyek, tiap pelajar melaksanakan aktifitas seperti:memvisualisasikan aktifitas proyek dan mencari tugas yang akandikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran,menata dokumen (computer-files), mengirimkan pesan kepadapengajar atau ahli, dan self assessment. Para siswa dapat memberikankontribusi terhadap proyek yang berbeda secara simultan.

b. Di dalam KelompokKetika seseorang bekerja di dalam kelompok, para siswa harus bekerjasama. Kerja sama berlangsung dalam wujud aktifitas dasar seperti:brainstorming, diskusi, melakukan editing dokumen secara bersama-sama, sinkronisasi komunikasi lewat audio, video, atau text, menatadokumen kelompok, task scheduling, dan peer assessment. Sebagian dariaktivitas ini dapat dilakukan bersama kelompok on-campus tanpaperangkat spesifik, sedangkan para siswa dalam kelompok off-campus didukung oleh perangkat yang memadai.

c. Antar KelompokPara siswa menyelesaikan aktivitas lain dalam bentuk berbagi informasidan pengetahuan dengan kelompok lain. Contoh aktivitas ini adalah:presentasi, peer reviews, memberikan kontribusi pada forum diskusi.

5. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan TerhadapPenyelenggaraan Pendidikan di IndonesiaTelah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan terutama

berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun dasar –

Page 109: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 101

dasar pikirannya tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan,baik aspek konseptual maupun operasional. Sebab itu, mungkin sajagerakan-gerakan itu tidak diadopsi seutuhnya di suatu masyarakat ataunegara tertentu, namun asas pokoknya menjiwai kebijakan – kebijakanpendidikan dalam masyarakat atau negara itu. Sebagai contoh yangtelah dikemukakan pada setiap paparan tentang gerakan itu, untukIndonesia, seperti muatan lokal dalam kurikulum untuk mendekatkanpeserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan(SMK), pemupukan semangat kerja sama multidisiplin dalammenghadapi masalah, dan sebagainya.

Pembelajaran proyek pun saat ini semakin dikenal, dengan istilahpembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL). PjBLmenjadi salah satu motede/model pembelajaran aktif yang dianjurkanoleh pemerintah dalam upaya implementasi Kurikulum 2013. Di sisilain, PjBL dianggap merupakan representasi pembelajaran yangmendorong pengembangan kemampuan/keterampilan berpikir(thinking skills atau habits of mind) siswa dan mahasiswa sebagai “sesuatu”yang harus dimiliki oleh generasi abad ke-21.

Sementara itu, pengaruh pengajaran alam sekitar misalnya dapatdilihat bahwa Indonesia sejak tahun 1989 telah dirilis alternatifpendidikan yang mengarah pada pengajaran alam sekitar oleh LendoNovo, mantan staf ahli Menteri Negara BUMN. Lendo Novomengaplikasikan aliran pengajaran alam sekitar di Indonesia denganmenggagas sekolah alam, yaitu sekolah yang memiliki basis prinsipbahwa sekolah adalah tempat untuk dialektika, kebudayaan, membangunperadaban, dan sebagainya. Saat ini pun telah banyak bermunculansekolah-sekolah alam di hampir seluruh penjuru Indonesia dan menjadialternatif yang semakin memperkaya pelaksanaan pendidikanpembelajaran di Indonesia.

Pokok-pokok pendapat pengajaran alam tersebut telah banyakdilakukan di sekolah, baik dengan peragaan, penggunaan bahan lokaldalam pengajaran dan lain-lain. Mengacu pada konsep pendidikanalam sekitar, misalnya telah ditetapkan adanya materi pelajaran muatanlokal dalam kurikulum, termasuk penggunaan alam sekitar. Dengankurikulum muatan lokal tersebut diharapkan peserta didik semakindekat dengan alam sekitar dan masyarakat lingkungannya. Di sampingalam sekitar sebagai isi bahan ajar, alam sekitar juga menjadi kajianempirik melalui percobaan, studi banding, dan sebagainya. Denganmemanfaatkan sumber-sumber dari alam sekitar dalam kegiatan

Page 110: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan102

pembelajaran, dimungkinkan peserta didik akan lebih menghargai,mencintai, dan melestarikan lingkungan alam sekitar sebagai sumberkehidupannya (Usman, 2012).

Perkembangan pendidikan dan pembelajaran berikutnyamemperkenalkan kepada kita istilah-istilah baru yang berkaitan atausenada dengan pengajaran alam sekita yaitu pembelajaran kelas alamoutdoor study dan outdoor learning. Pembelajaran di luar ruang akanmembawa peserta didik dapat berintegrasi dengan alam. Alam akanmembuka cakrawala pandang siswa lebih luas dibanding denganpembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Metode ini juga diharapkandapat menjalin keselarasan antara materi pembelajaran denganlingkungan sekitar. Tidak semua materi dapat menerapkan metode ini,namun alangkah baiknya apabila sesekali siswa diajak langsung untukterjun ke lapangan melihat dunia nyata/aktual. Para siswa diharapkandapat menimba ilmu secara langsung dari pengalaman nyata yang ada,sehingga materi pembelajaran lebih mudah dipahami dan diingat untukjangka panjang. Sebagaimana ada pepatah mengatakan bahwa apayang dilihat apa yang diingat.

Secara substansi sekolah berbasis alam atau pembelajaran berbasisalam merupakan sistem sekolah yang menawarkan bagaimana mengajaksiswa untuk lebih akrab dengan alam, sekaligus menjadikannya spirituntuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran berbasis alamsebetulnya dapat secara fleksibel dilakukan, tidak harus dengan bentukoutbond, tetapi dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah yangterdekat. Banyak pendekatan yang dapat dilakukan untuk menerapkanmodel belajar berbasis alam. Salah satu contoh model belajar berbasisalam antara lain pendekatan belajar berbasis masalah (Santyasa, 2008).

Berbagai benda yang terdapat di lingkungan atau alam sekitar kitadapat kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan(by design resources) ini. Dibanding dengan dengan jenis sumber belajaryang dirancang, jenis sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah danmacamnya jauh lebih banyak. Oleh karena itu, sangat dianjurkan setiapguru mampu mendayagunakan sumber belajar yang ada di lingkunganini. Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baikyang berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat di sekitarkita (di sekitar tempat tinggal maupun sekolah).

Sebagai guru, kita dapat memilih berbagai benda yang terdapat dilingkungan untuk kita jadikan media dan sumber belajar bagi siswa di

Page 111: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 103

sekolah. Bentuk dan jenis lingkungan ini bermacam macam, misalnya: sawah, hutan, pabrik, lahan pertanian, gunung, danau, peninggalansejarah, musium, dan sebagainya. Media di lingkungan juga bisaberupa benda-benda sederhana yang dapat dibawa ke ruang kelas,misalnya: batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang, peralatan rumah tangga,hasil kerajinan, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Semua bendaitu dapat kita kumpulkan dari sekitar kita dan dapat kita pergunakansebagai media pembelajaran di kelas. Benda-benda tersebut dapat kitaperloeh dengan mudah di lingkungan kita sehari-hari. Jika mungkin,guru dapat menugaskan para siswa untuk mengumpulkan benda-benda tertentu sebagai sumber belajar untuk topik tertentu. Benda-benda tersebut juga dapat kita simpan untuk dapat kita pergunakan sewaktu-waktu diperlukan (Husamah, 2013).

Sehubungan dengan penerapan kurikulum 2013, menurut Husamah(2013) untuk menjadi kreatif, siswa diberi kesempatan untuk mengamatifenomena alam, fenomena sosial, dan fenomena seni budaya, kemudianbertanya dan menalar dari hasil pengamatan tersebut. Hal inimenunjukkan siswa benar-benar belajar dari lingkungan. Berdasarkankreativitas tersebut, timbul inovasi dan kreasi yang menjadikan siswamemiliki beragam alternatif jawaban dalam setiap masalah yangdihadapinya. Selain itu, pembelajaran di luar ruangan kelas merupakansalah satu upaya terciptanya pembelajaran terhindar dari kejenuhan,kebosanan, dan persepsi belajar hanya di dalam kelas Pola pikir kreatifdan inovatif seperti itu diharapkan akan lahir dari implementasiKurikulum 2013.

Outdoor learning merupakan satu jalan bagaimana kita meningkatkankapasitas belajar anak. Anak dapat belajar secara lebih mendalam melaluiobjek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yangmemiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapatmenolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selainitu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa danmenjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada dilapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata akan memberikanpeningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang dipelajariserta dapat membangun keterampilan sosial dan personal yang lebih baik.Pembelajaran outdoor dapat dilakukan kapan pun sesuai dengan rancanganprogram yang dibuat oleh guru. Pembelajaran outdoor dapat dilakukanwaktu pembelajaran normal, sebelum kegiatan pembelajaran di sekolahatau sesudahnya, dan saat-saat liburan sekolah.

Page 112: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan104

Pembelajaran dalam ruang yang bersifat kaku dan formalitas dapatmenimbulkan kebosanan, termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitasdi sekolah. Pendidikan luar kelas dijadikan sebagai alternatif barudalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia.Alam sebagai media pendidkan adalah suatu sarana efektif untukmeningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikapmental positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamatifenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yangtersedia di alam sebagai sumber belajar.

Dewasa ini ada kecenderungan untuk kembali ke pemikiran bahwaanak didik akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.Kegiatan belajar mengajar akan menarik dan disukai oleh para siswajika guru dapat mengemas materi pembelajaran dengan sebaik-baiknya.Salah satu cara untuk menjadikan pembelajaran itu menarik adalahdengan melakukan pembelajaran di luar ruang kelas (outdoor). Namundemikian, kegiatan ini sebaiknya diprogram dengan baik agar lebihmengenai sasaran.

Proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, di dalam atau pun diluar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang dilakukan diluar kelas atau di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting untukperkembangan siswa, karena proses pembelajaran yang demikian dapatmemberikan pengalaman langsung ke pada siswa, dan pengalamanlangsung memungkinkan materi pelajaran akan semakin kongkrit dannyata yang berarti proses pembelajaran akan lebih bermakna.

Contoh pembelajaran tersebut, misalnya guru mengajak siswa keluarruangan kelas untuk mengamati tanaman di sekitar sekolah. Kemudianguru menanyakan kepada siswa-siswanya kenapa daun berwarna hijau.Siswa diajak menemukan jawaban kenapa daun berwarna hijau.Kemudian ditanyakan lagi kenapa ada daun yang berwarna hijau namunada juga yang berwarna kuning, dan lain-lain. Ini menampik anggapanbahwa proses pembelajaran ini akan memerlukan laboratorium yangmahal dan lengkap. Laboratoriumnya adalah alam di sekitar kita. Materi-materi yang dibahas selain fenomena alam, juga berupa fenomenasosial serta fenomena seni dan budaya.

Outdoor learning sejalan dengan pendapat Paulo Freire yangmengatakan bahwa every place is a school, everyone is teacher. Artinyabahwa setiap orang adalah guru, guru bisa siapa saja, dimana saja, sertahadir kapan saja, tanpa batas ruang, waktu, kondisi apapun. Dengan

Page 113: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 105

demikian siapa saja dapat menjadi guru dan pembelajaran tidak harusberlangsung di dalam kelas, sebab setiap tempat dapat menjadi tempatuntuk belajar. Konsep Paulo Freire sangat tepat bila dihubungkan denganmetode outdoor learning. Outdoor learning dapat menjadi salah satualternatif bagi pengayaan sumber pembelajaran. Kajian lebih mendalamtentang Outdoor learning serta hubunganya dengan pengajaran/pembelajaran alam sekitar dapat diperdalam dengan membaca bukuPembelajaran Luar Kelas; Outdoor Learning yang ditulis secara komprehensifoleh Husamah (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2013).

Sementara itu, dewasa ini, di Indonesia sekolah kerja dikenal dengansekolah menengah kejuruan (SMK) yang bertujuan untuk menyiapkanpeserta didik untuk siap bekerja atau menggunakan keterampilan yangdiperoleh setelah tamat dari sekolah tersebut. Peranan sekolah kejuruanmerupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang diperlukannegara-negara berkembang seperti Indonesia. Bagi para generasi mudaIndonesia, pendidikan keterampilan itu sangat diperlukan terlebih bagisetiap orang yang akan memasuki lapangan kerja atau menciptakanlapangan kerja (Usman, 2012). SMK merupakan pendidikan yangmempersiapkan pesertanya memasuki dunia kerja atau lebih mampubekerja pada bidang pekerjaan tertentu (earning a living).

Saat ini, melalui jargon SMK BISA, sekolah kejuruan menjadiprimadona karena dinggap memiliki kelebihan yaitu lulusan menjadilebih siap kerja tetapi kuliah pun mereka bisa. Melihat keberadaanSekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini pemerintah berharapposisinya sebagai wahana pengembangan pengetahuan dan keterampilandan mampu menjawab tantangan dunia kerja secara nyata. Lulusannyadiharapkan dapat memenuhi tuntutan dunia usaha akan tenaga kerjatingkat menengah.

Akhirnya, perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untukmemperluaas pemahaman tentang seluk beluk pendidikan, sertamemupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan. Keduahal itu sangan penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidangpendidikan,termasuk dibidang pembelajaran, akan membawa dampakbukan hanya pada masa kini tetapi juga masa depan. Oleh karenaitu,setiap keputusan dan tindakan harus dapat dipertanggungjawabkansecara profesional. Sebagai contoh, beberapa tahun terakhir ini telahterjadi polemik tentang peran pokok pendidikan (utamanya jalur sekolah)

Page 114: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan106

yakni tentang masalah relevansi tentang duni kerja (siap pakai); apakahtekanan pada pembudayaan manusia yang menyadari harkat danmartabatnya, ataukah memberi bekal keterampilan untuk memasukidunia kerja. Kedua hal itu tentulah sama pentingnya dalam membangunsumber daya manusia di Indonesia yang bermutu.

C. “Aliran” Pendidikan IndonesiaPada jaman penjajahan Belanda telah terdapat upaya-upaya pendirian

dan pelaksanaan lembaga-lembaga pendidikan tertentu. Olehpemerintahan kolonial pada waktu itu masalah pendidikan dianggappenting sehingga dimasukkan dalam Undang-Undang Tahun 1848, dandianggarkan 25.000 gulden untuk sektor pendidikan. Pada tahun 1851didirikan sekolah “dokter Jawa” yang didirikan untuk suatu alasanpraktis, yaitu melatih kaum pribumi untuk menjadi “mantri cacar”karena ketika itu penyakit cacar sedang mewabah. Tahun 1851 itu jugadibuka dua kweekschool untuk melatih guru bantu bagi sekolah-sekolahmodern sistem barat. Pembukaan lembaga-lembaga pendidikan itu,sebagaimana dikatakan oleh seorang tokoh Belanda, adalah untuk“membentengi Belanda dari “vulcano Islam”. Pada tahun 1867 pemerintahkolonial membentuk departemen sendiri untuk masalah mendidikan,yaitu yang disebut Departeman Pendidikan, Agama, dan Industri. Daripengaturan itu tumbuhlah sekitar 300 sekolah pribumi di Jawa dansekitar 400 di luar Jawa (Tim Paradigma Pendidikan BSNP, 2010).

Selanjutnya pada tahun 1902 di Batavia dibuka sekolah kedokteranyang dinamakan School tot Opleiding voor Indische Artsen (STOVIA) dansekolah sejenis didirikan pula pada tahun 1913 di Surabaya, dinamakanNederlandsch Indische Artsen School (NIAS). Pada tahun 1927 STOVIAditingkatkan menjadi pendidikan tinggi, dengan nama GeneeskundigeHogeschool, bertempat di Jalan Salemba 6, Jakarta. Ini menjadi cikalbakalFakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kemudian didirikan pulaRechtkundige Hogeschool yang menjadi cikal-bakal Fakultas HukumUniversitas Indonesia, kemudian juga Faculteit der Letteren en Wijsbegeerteyang menjadi cikal-bakal Fakultas Sastra (kemudian Fakultas IlmuPengetahuan Budaya) Universitas Indonesia. Technische Hogeschool yangdidirikan pada tahun 1920 di Bandung merupakan cikal-bakal InstitutTeknologi Bandung, sedangkan Landbouwkundige Fakulteit merupakancikal-bakal Institut Pertanian Bogor. Adapun Bestuurs Academie yangdidirikan tahun 1930-an tentulah merupakan awal dari Institut

Page 115: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 107

Pemerintahan Dalam Negeri yang di kemudian hari diselenggarakanoleh Pemerintah Indonesia.

Pendidikan yang diselenggarakan pemerintah hanyalah untukmencetak pegawai-pegawai berpendidikan yang murah, sehinggapendidikan tersebut tidak memperhatikan pendidikan moral bagi murid-murid pribumi, yang diutamakan adalah bisa membaca, menulis, danberhitung. Pendidikan diukur dan diarahkan kepada pembentukan suatuelite sosial untuk selanjutnya dipergunakan sebagai alat bagi kepentingansupremasi politik dan ekonomi Belanda di Nusantara. Kondisi pendidikansemacam ini menggerakkan seseorang dan beberapa badan swasta (diluar pemerintrah Hindia Belanda) untuk mendirikan pendidikan yangjuga mengajarkan agama serta ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

Mengingat ciri-ciri pendidikan yang diselenggarakan pemerintahkolonial Belanda yang tidak memungkinkan bangsa Indonesia untukmenjadi cerdas, bebas, bersatu, dan merdeka, maka kaum pergerakansemakin menyadari bahwa pendidikan yang bersifat nasional harussegera dimasukkan ke dalam program perjuangannya. Oleh karena itu,sejak Kebangkitan Nasional (1908) sifat perjuangan rakyat Indonesiadilakukan melalui berbagai partai dan organisasi, baik melalui jalurpolitik praktis, jalur ekonomi, sosial-budaya. dan khususnya melaluijalur pendidikan. Sifat perjuangan bangsa kita saat itu tidak lagi hanyamenitikberatkan pada perjuangan fisik. Usaha-usaha kaum pergerakanmelalui jalur pendidikan demi kemerdekaan dan rintisan ke arahpendidikan nasional tampak jelas. Hampir setiap organisasi pergerakannasional mencantumkan dan melaksanakan pendidikan dalam anggarandasar dan/atau dalam program kerjanya (Tatang, 2010).

Djumhur & Danasuparta (1976) mengemukakan bahwa setelahtahun 1900 usaha-usaha partikelir di bidang pendidikan berlangsungdengan sangat giatnya. Untuk mengubah keadaan akibat penjajahan,kaum pergerakan memasukan pendidikan ke dalam programperjuanganya. Lahirlah sekolah-sekolah partikelir (perguruan nasional)yang diselenggarakan para perintis kemerdekaan. Sekolah-sekolah itumula-mula bercorak dua: 1) Sekolah-sekolah yang sesuai haluan politik,seperti yang diselenggarakan oleh: Ki Hadjar Dewantara (Taman Siswa),Dr. Douwes Dekker atau Dr. Setyabudhi (Ksatrian Institut), MohammadSjafe’i (INS Kayutanam) dan sebagainya. 2) Sekolah-sekolah yang sesuaituntutan agama (Islam), seperti yang diselenggarakan oleh:Muhammadiyah (dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan), Nahdlatul Ulama

Page 116: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan108

(dipelopori oleh KH. Hasyim Asy’ari), Sumatera Tawalib diPadangpanjang, dan lain sebagainya. Selain itu, sebelumnya telahdiselenggarakan pula pendidikan oleh tokoh-tokoh wanita seperti R.A.Kartini (di Jepara), Rd. Dewi Sartika (di Bandung), dan Rohana Kuddus(di Sumatera).

Umumnya dalam buku-buku Pengantar Pendidikan hanyamenguraikan dua “aliran” pokok yaitu Perguruan Kebangsaan TamanSiswa dan INS Kayutanam. Mengingat kiprah, pengaruh, danperkembangnya saat ini maka kami memasukkan pembahasan tentangGerakan Pendidikan Muhammadiyah. Hal ini didasari pandanganRaharja (2008) bahwa perjuangan pendidikan Perguruan KebangsaanTaman Siswa, INS Kayutanam dan Muhammadiyah berkembangberiringan dan secara signifikan berpengaruh terhadap pola pikirmasyarakat pada saat itu hingga kini. Gerakan ketiganya sangat bergunabagi masyarakat pada zaman perjuangan melawan penjajah saat itu.Ketiganya secara bersama-sama berupaya untuk membawa para pemudaIndonesia menjadi warga yang tidak buta huruf, membela bangsa dannegaranya, serta mampu mandiri untuk hidup di masyarakat (corakdan ciri nasionalisme).

1. Perguruan Kebangsaan Taman SiswaSementara berlangsung pemerintahan kolonial itu, ada pula dua

tokoh pemuka Indonesia sendiri yang merintis suatu sistem persekolahantersendiri, yang secara teknis bersifat modern seperti sekolah-sekolahyang diperkenalkan oleh Belanda, namun dalam semangat dan isipelajaran sangat berjiwa ketimuran dengan membawa cita-citakemandirian bangsa. Tokoh pertama adalah R.M. Soewardi Soerjaningrat,atau lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Perguruan KebangsaanTaman Siswa didirikan pada tahun 1921 atau tahun Caka 1852 yangmemiliki semboyan “Lawan Sastra Ngesti Mulia”. Setahun kemudianpada 3 Juli 1922 di Yogyakarta muncul organisasi baru benama PersatuanTaman Siswa yang memiliki semboyan “Suci Tata Ngesti Tunggal”.Secara lengkap nama perguruan itu adalah “Nationaal Onderwijs InstituutTaman Siswa”.

Sebagai tokoh pergerakan nasional, Ki Hajar Dewantara tidak ragumencantumkan kata “nationaal” pada nama perguruannya, dan denganitu yang dimaksudkannya tentulah kenasionalan Indonesia yang bersatuuntuk mengupayakan kemerdekaan bangsa dari belenggu penjajahan.

Page 117: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 109

Falsafah pendidikan yang dikembangkannya bertolak dari penekanankepada pembentukan kemandirian dalam hubungan yang berkomunikasihangat antara guru dan murid.

Pada tanggal 6 Januari 1923, dalam National Onderwijs InstituutTaman Siswa dibentuk majelis yang disebut “Instituutraad”, yangbertugas memperlancar jalannya pendidikan. Dalam konferensinyadi Yogyakarta tanggal 20-22 Oktober 1923, perguruan ini memperluasInstitut menjadi Hoofdraat (Majelis Luhur). Pada tahun 1930, NationalOnderwijs Instituut Tamansiswa diterjemahkan dalam bahasaIndonesia menjadi Perguruan Nasional Taman Siswa. Dalammenjalankan proses pendidikannya dengan menggunakan “SistemAmong” yang mendasarkan pada: Pertama, kemerdekaan sebagaisyarat untuk menghidupkan dan menggerakan kekuatan lahir batin,sehingga dapat hidup berdiri sendiri. Kedua, kodrat alam sebagaisyarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya (Sulistya, 2002).

Tercatat bahwa pada tahun 1942 cabang Taman Siswa berjumlah199 sekolah tersebar di beberapa daerah, terutama di pulau-pulau Jawa,Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, dengan pada waktuitu mempunyai sekitar 650 orang guru (Hassan, 2005; Tim ParadigmaPendidikan BSNP, 2010). Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) awalnyaPerguruan Kebangsaan Taman Siswa dalam bentuk yayasan, selanjutnyamulai didirikan Taman Indria (Taman Kanak-Kanak) dan Kursus Guru,selanjutnya Taman Muda (SD), disusul Taman Dewasa merangkapTaman Guru (Mulo-Kweekschool). Sekarang ini, telah dikembangkansehingga meliputi pula Taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.Dengan demikian, Taman Siswa telah meliputi semua jenjangpersekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikanmenengah, dan pendidikan tinggi.

Falsafah pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yangdiungkapkan dalam bahasa Jawa berbunyai: “ing ngarsa sung tuladha,ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, sebagai pedoman perilakubagi guru yang artinya: “di depan memberi teladan, di tengah menyemangati,dan mengiringkan dari belakang sambil memberi kekuatan”. Tokoh inimendorong diberikannya juga bahan-bahan ajar yang digali darikebudayaan setempat, sehingga dapat dikatakan bahwa kiprahnya dalampenyelenggaraan pendidikan itu adalah juga merupakan suatu gerakanbudaya.

Page 118: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan110

a. Konsep Pendidikan Taman SiswaMenurut Suprayoko (2006) ada tujuh konsep pendidikan dalampandangan Taman siswa, yaitu1) Pendidikan adalah Badan Perjuangan

Tamansiswa adalah badan perjuangan kebudayaan danpembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalamarti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa,pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuanperjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdekalahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secarafisik, ekonomi, politik, dan sebagainya; sedangkan merdeka secarabatiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.

2) Anti IntelektualismeTamansiswa anti intelektualisme; artinya siapa pun tidak bolehhanya mengagungkan kecerdasan dengan mengabaikan faktor-faktor lainnya. Tamansiswa mengajarkan azas keseimbangan(balancing), yaitu antara intelektualitas di satu sisi dan personalitasdi sisi yang lain. Maksudnya agar setiap anak didik ituberkembang kecerdasan dan kepribadiannya secara seimbang.

3) Asas PancadarmaPendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu KodratAlam (memperhatikan sunatullah), Kebudayaan (menerapkan teoriTrikon), Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat maing-masing indi-vidu dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi padakeutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan(menjunjung harkat dan martabat setiap orang).

4) Tujuan PendidikanTujuan pendidikan Tamansiswa adalah membangun anak didikmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas danberketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untukmenjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia padaumumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang berbedanamun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan dengan tujuanpendidikan nasional.

5) Konsep TringaKalau di Barat ada “Teori Domein” yang diciptakan olehBenjamin S. Bloom yang terdiri dari kognitif, afektif dan

Page 119: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 111

psikomotorik maka di Tamansiswa ada “Konsep Tringa” yangterdiri dari ngerti (mengetahui), ngrasa (memahami) dan nglakoni(melakukan). Maknanya ialah, tujuan belajar itu pada dasarnyaialah meningkatkan pengetahuan anak didik tentang apa yangdipelajarinya, mengasah rasa untuk meningkat-kan pemahamantentang apa yang diketahuinya, serta meningkatkan kemampuanuntuk melaksanakan apa yang dipelajarinya.

6) Sistem AmongPendidikan Tamansiswa dilaksanakan berdasar Sistem Among,yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan danbersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Dalam sistem inisetiap pendidik harus meluangkan waktu sebanyak 24 jam setiapharinya untuk memberikan pelayanan kepada anak didiksebagaimana orang tua yang memberikan pelayanan kepadaanaknya. Sistem Among tersebut berdasarkan cara berlakunyadisebut Sistem Tutwuri Handayani. Dalam sistem ini orientasipendidikan adalah pada anak didik, yang dalam terminologi barudisebut student centered. Di dalam sistem ini pelaksanaanpendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yangperlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dankemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat anakdidik ternyata akan ke luar “rel” atau pengembangan potensi anakdidik di jalan yang salah maka pendidik berhak untukmeluruskannya.

7) KerjasamaUntuk mencapai tujuan pendidikannya, Tamansiswamenyelanggarakan kerja sama yang selaras antartiga pusatpendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan,dan lingkungan masyarakat. Pusat pendidikan yang satu denganyang lain hendaknya saling berkoordinasi dan saling mengisikekurangan yang ada.

b. Asas dan Tujuan Taman SiswaMenurut Tirtarahardja & Sulo (2005) Perguruan Kebangsaan TamanSiswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapipemerintah Kolonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankankelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asastersebut dikenal dengan “asas 1922”, sebagai berikut:1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri

(zelf besschikkingsrecht) dengan mengingat terbitnya persatuandalam peri kehidupan umum.

Page 120: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan112

2) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedahyang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.

3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dankebangsaan sendiri.

4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkaukepada seluruh rakyat.

5) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri makamutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan(zelfbegrotings-system).

6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri makamutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan(Zelfbegrotings-system).

7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahirdan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demikeselamatan dan kebahagiaan anak-anak (berhamba pada anakdidik).

Didirikannya perguruan Taman siswa disebabkan karena keadaanpendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat kurangnya pengajaranyang diberikan oleh Belanda kepada bangsa Indonesia, pendidikannyasangat tidak sesuai dengan kepentingan hidup bangsa Indonesia sendiri,dan bahkan meracuni jiwa anak, menanamkan jiwa budak pengabdikepentingan kolonial sehingga sangat mengecewakan rakyat Indonesia.Seperti diketahui, ketika Pemerintah Kolonial melaksanakan politik etis,jumlah sekolah yang didirikan bertambah banyak. Walaupun jumlahsekolah dibandingkan dengan jumlah anak usia sekolah masih sangatjauh dari cukup. Sekolah-sekolah tersebut dimaksudkan untuk memenuhikepentingan kolonial, baik kepentingan dalam bidang politik, ekonomimaupun administrasi yang sama sekali tidak ditujukan untukkepentingan rakyat Indonesia (Setiono et al., 2013).

Menurut Tirtaraharda & Sulo (2005) tujuan Taman Siswa adalahsebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakatyang tertib dan damai. Tertib yang sebenarnya tidak akan ada jika tidakada damai antara manusia. Damai antara manusia hanya akan adadalam keadilan sosial sebagai wujud berlakunya kedaulatan adabkemanusiaan, yang menghilangkan segala rintangan oleh manusiaterhadap sesamanya dalam sarat-sarat hidupnya, serta menjaminterbaginya sarat-sarat hidup lahir batin, secara sama rata sama rasa.Sedangkan tujuan pendidikan Taman Siswa ialah membangun anakdidik beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjadi

Page 121: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 113

manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, , cerdas danberketerampilan serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggotamasyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa,tanah air, serta manusia pada umumnya. Oleh karena itu, menurutSetiono et al (2013) tujuan didirikannya Taman Siswa tidak lain adalahuntuk mendidik dan menggembleng golongan muda serta menanamkanrasa cinta tanah air dan semangat anti penjajahan. Taman Siswa berperandalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Meskipunmenggunakan sistem pendidikan modern Belanda, tetapi taman siswatidak mengambil kepribadian Belanda.

Taman Siswa berusaha untuk mencapai tujuannya, di lingkunganperguruan, dengan berbagai jalan, yaitu (1) menyelenggarakan tugaspendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkattinggi; (2) mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luarTaman Siswa; (3) menumbuhkan lingkungan hidup keluraga TamanSiswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yangdicita-citakan; (4) meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luarlingkungan masyarakat perguruan, (5) menjalankan kerja pendidikanuntuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa;(6) menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakatdalam bentuk-bentuk badan sosial, Usaha-usaha pembentukan kesatuanhidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usahapendidikan kader pembangunan, dan (7) mengusahakan terbentuknyapusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupandan penghidupan masyarakat. Berbagai hal seperti pemikiran tentangpendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indriasampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan.Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasanpendidikan (Tirtarahardja & Sulo, 2005).

2. Ruang Pendidik INS KayutanamSumatera Barat telah melahirkan pemikir-pemikir yang memiliki

jiwa-jiwa besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia dan memilikiperan penting di bidang pendidikan, salah satunya adalah EngkuMohammad Sjafe’i (Zubir, 2001). Mohammad Sjafe’i lahir di Matan,Kalimantan Barat tahun 1895 (Tirtarahardja & Sulo, 2005). MohammadSjafe’i, seorang anak yatim yang ditinggalkan Ayahnya semasa kecil dandiasuh ibunya bernama Sjafia, buta huruf yang pekerjaannya membuatkue untuk dijajakan Sjafe’i. Ibu Sjafe’i tidak dapat menentukan hari dan

Page 122: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan114

tanggal lahir anaknya, namun dapat diperkirakan tanggal 31 Oktober1893 (Baihaqi, 2007). Mohammad Sjafe’i dijadikan anak angkat olehIbrahim Mara Sutan (seorang guru negeri yang berpindah tugas kebeberapa tempat di Sumatera, kemudian juga ke Pontianak, KalimantanBarat) dan Andung Chalidjah (Navis, 1996; Zed, 2012).

Mohammad Sjafe’i mendirikan Ruang Pendidik INS Kayutanampada tanggal 31 Oktober 1926 di Kabupaten Padang Pariaman SumaterBarat. INS Kayutanam adalah satu sekolah modern bercorak nasionalyang peranannya cukup besar pada perkembangan dunia pendidikanIndonesia, khususnya di Sumatera Barat (Halimah, 2012). Setidaknyaada 3 alasan mengapa kita memberikan perhatian khusus pada pemikiranpendidikan Mohammad Sjafe’i, yaitu (1) tak diragukan lagi ia termasuksalah seorang di antara sedikit tokoh pemikir besar dan praktisi dibidang pendidikan bangsa yang telah menunjukkan reputasinya dimasa lalu lewat ”ruang pendidikan INS” yang dibinanya sejak tahun1926; (2) ia telah menanam dan buah pendidikan yang dihasilkannyatidak hanya melahirkan orang-orang ber-keahlian di bidangnya masing-masing, melainkan juga menelorkan generasi terpelajar yang telahtercerahkan dan mencerahkan kesadaran kebangsaan di zamanpenjajahan; (3) buah pendidikan para pendahulu ini, pada gilirannyatelah menjadi bagian dari mata-rantai center of excellence (”pusatkeunggulan”) yang diperlukan bangsa Indonesia dalam membangunharga diri bangsa, lewat “pendidikan yang memerdekakan” (Zed, 2012).

Pendidikan ini berkembang beriringan dengan perjuanganpendidikan Muhammadiyah maupun Taman Siswa. Pendidikan INSKayu Taman ini berpengaruh secara signifikan terhadap pola pikirmasyarakat pada saat itu. INS Kayutanam pada mulanya dipimpin olehayah angkatnya, kemudian diambil alih oleh Mohammad Sjafe’i(Rahardja, 2008). Terletak di atas lahan erfpacht seluas 18 ha, komplekINS mulanya sangat sederhana. Saat pertama kali dibuka, minggu 31Oktober 1926, yakni satu tahun setelah Sjafe’i pulang dari pendidikan diBelanda, bangunan sekolah itu masih menggunakan rumah pendudukyang disewa, terletak di tengah-tengah Nagari Kayutanam, tidak jauhdari stasiun kereta api. Murid angkatan pertama berjumlah 79 orang.Mereka datang dari berbagai daerah. Gurunya hanya Sjafe’i seorang,sehingga murid dibagi dalam 2 kelas, belajar berganti hari. Waktu itubelum punya bangku dan meja dalam ruangan. Para murid belajar di lantaiberalas tikar, sedangkan papan tulis disandarkan pada kursi (Zed, 2012).

Page 123: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 115

Lahirnya Ruang Pendidik INS Kayutanam tidak terlepas dari upayaMohammad Sjafe’i mewujudkan cita-cita dari kedua orang tua angkatnya.Ia juga didukung oleh sebuah organisasi perkumpulan buruh kereta apiyang bernama Vereeniging Bumi Poetra Staats-Spoors (VBPSS) berkedudukandi Padang yang dipimpin oleh Abdul Rachman. Tujuan awal pendidikanRuang Pendidik INS Kayutanam adalah mendidik manusia supayamenjadi manusia, membimbing anak didik kepada diri, dan bakat yangdimilikinya. Ruang Pendidik INS Kayutanam lebih di kenal sebagai“Sekolah Ahli Tukang”, maksudnya lulusan Ruang Pendidik INSKayutanam ini setiap muridnya memiliki talenta dan kemauan untukberkarya. Seperti kata Mohammad Sjafe’i, murid yang datang ke INSmasuk dengan satu pintu dan keluar dengan banyak pintu.

Barnadib (1983) dan Raharja (2008) menjelaskan bahwa sekolah dariMohammad Sjafe’i sebagai bentuk reaksi dari sekolah-sekolah PemerintahHindia Belanda. Sekolah ini memang kurang terkenal karena tidakmempunyai cabang seperti sekolah-sekolah Muhammadiyah maupunTaman Siswa. Perkembangan sekolah ini mengalami pasang surut, sesuaidengan keadaan Indonesia saat itu. Pada bulan Desember 1948 sewaktuBelanda menyerang ke Kayutanam, seluruh gedung INS dihanguskan,termasuk ruang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan di PadangPanjang. INS bangkit lagi pada bulan Mei 1950, dengan 30 murid.

Menurut Fhadilla (2014) pada awal berdiri nama perguruan inimemakai bahasa Belanda yakni Indonesisch Nederlandsch School dengankependekan INS. Maksud nama ini menggunakan bahasa Belandadikarenakan sewaktu berdiri negara Indonesia berada di bawahkekuasaan Belanda agar tidak menimbulkan rasa curiga terhadap sekolahyang didirikan oleh Mohammad Sjafe’i. Sebelumnya sekolah-sekolahyang didirikan oleh pemerintah Belanda dalam pemberian nama selalumendahulukan kata Hollandsch baru setelah itu kata Indonesisch. Padamasa pendudukan Jepang, kependekan dari INS berganti arti yakniIndonesia Nippon School. Penamaan ini bertujuan sebagai pelindung diriatas kekejaman tentara Jepang. Pada periode kemerdekaan Indonesia,kependekan dari INS berubah menjadi Indonesia National School, namaini sesuai dengan kondisi daerah Kayutanam saat itu. Pada tahun 1972dalam rapat Munas di Jakarta, atas usulan dari Prof. Dr. Deliar Noermengusulkan agar kepanjangan dari INS diganti menjadi InstitutNasional Sjafe’i dan masyarakat Kayutanam sendiri menyebut sekolahini dengan sebutan “INS Kayutanam”. Pada tahun 1975 Ruang PendidikSMA INS Kayutanam memakai kurikulum nasional yang diintegrasikandengan kurikulum Mohammad Sjafe’i.

Page 124: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan116

Mohammad Sjafe’i terkenal dengan falsafahnya “Alam TakambangJadi Guru” yang menekan pada keseimbangan otak, hati dan tangan.Beberapa ungkapan lain yang bermuatan falsafah pendidikan dari tokohini antara lain adalah: “Jangan minta buah mangga kepada pohonrambutan, tapi jadikanlah setiap pohon menghasilkan buah yang manis”;“Salah satu alat besar yang bisa mengubah keadaan kita dan menolongmengejar ketinggalan-ketinggalan adalah Pendidikan yang bersifat aktifpositif dan belajar menurut bakat”; “Barang siapa yang mengeluh, iakalah”; “Bangsa Indonesia tak dapat tidak akan mendapat manfaatyang sangat besar apabila juga berpikir kritis dan logis”; “Pelajaranpekerjaan tangan tidak hanya mengenai ketrampilan saja, banyak lagisangkutannya dengan perkembangan jiwa si pelajar”, “Jadilah engkau,menjadi engkau”, dan lain-lain. Kiranya kutipan-kutipan itu dapatmenggambarkan pendekatannya dalam melaksanakan upayapendidikan. Dapat pula dikatakan bahwa Mohammad Sjafe’i telah lebihdahulu menerapkan pendekatan pendidikan yang jauh di kemudianhari dirumuskan orang sebagai “student-centered learning” (Tim ParadigmaPendidikan BSNP, 2010).

a. Dasar dan Tujuan Pendidikan INS KayutanamPada awal didirikan, Pendidikan INS Kayutanam memiliki asas-asas,yaitu (1) berfikir dan rasional, (2) keaktifan dan kegiatan, (3)pendidikan msyarakat, (4) memperhatikan pembawaan anak, dan (5)menentang intelektualisme (Tirtarahardja & Sulo, 2005). MenurutRaharja (2008) setelah kemerdekaan, asas-asas tersebut dikembangkanmenjadi dasar-dasar pendidikan yang mencakup sebagai berikut.1) Ketuhanan yang mahaesa.2) Kemanusiaan.3) Kesusilaan.4) Kerakyatan.5) Kebangsaan.6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan.7) Percaya diri sendiri juga pada Tuhan.8) Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin.9) Bertanggung jawab atas keselamatan nusa dan bangsa.10) Berjiwa aktif positif dan aktif negatif.11) Mempunyai daya cipta.12) Cerdas, logis, dan rasional.

Page 125: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 117

13) Berperasaan tajam, halus, dan estetis.14) Gigih atau ulet yang sehat.15) Correct atau tepat.16) Emosional atau terharu.17) Jasmani sehat dan kuat.18) Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.19) Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah.20) Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba

kurang.21) Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu

mendidik.22) Waktu mengajar, para guru sebanyak mungkin menjadi objek,

dan murid-murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkinbarulah para guru menjadi subjek dan murid menjadi objek.

23) Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, tidak hanya pandai menyuruh saja.

24) Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria; beranikarena benar.

25) Mempunyai jiwa konsentrasi.26) Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha.27) Menepati janji. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan

menimbangnya dulu sebaik-baiknya. Kewajiban harusdipenuhi.

28) Hemat.

Menurut Raharja (2008) sesuai dengan asas dan dasar pendidikantersebut di atas, pendidikan INS Kayutanam memiliki tujuan sebagaiberikut.1) Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan.2) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.3) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.4) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani

bertanggung jawab.5) Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

Sehubungan dengan itu, menurut Tim Paradigma PendidikanBSNP (2010) ada lima garapan utama yang dikembangkan dalam INSKayutanam tersebut, yaitu

Page 126: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan118

1) kemerdekaan berpikir (dalam bentuk inovasi/kreativitas),2) pengembangan ilmu pengetahuan, talenta/bakat (sebagai rakhmat

Tuhan), dan potensi diri,3) kemandirian dan entrepreneurship,4) etos kerja, serta5) akhlak mulia (sebagai pengejawantahan dari agama, etika, dan

estetika).b. Program Pendidikan dan Kurikulum Pendidikan INS Kayutanam

Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) terdapat beberapa program yangdilakukan oleh Mohammad Sjafe’i dan kawan-kawan dalammengembangan pendidikan nasional, antara lain:1) memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasan tentang

pendidikan nasional;2) pengembangan kelembagaan, sarana prasarana pendidikan;3) pemberantasan buta huruf; dan4) penerbitan majalah anak-anak.

Menurut Raharja (2008) dalam bidang kelembagaan, antara lain INSKayutanam menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti:1) ruang rendah (7 tahun, setara sekolah dasar),2) ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah

menengah).3) program khusus untuk menjadi guru, yaitu tambahan 1 tahun

setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajardan praktik mengajar.

INS Kayutanam telah mempraktikkan “community oriented project”di sekolahnya, sebelum perumusan itu menjadi seluas sekarang dalampembangunan pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, tidaklahberlebihan jika Mohammad Sjafe’i dianggap sebagai salah satu peloporaliran modern dalam pendidikan di Indonesia. Pengajaran danpendidikan di sekolah harus berdasarkan kebutuhan masyarakat, antarasekolah dan masyarakat harus ada hubungan yang erat, sekolah adalahbagian yang hidup dari masyarakat. Program pendidikannyamengutamakan pendidikan ketarampilan-kerajinan denganmengutamakan menggambar, pekerjaan tangan, dan sejenisnya.

Mohammad Sjafe’i melengkapi pendidikan dan pengajaran denganmengutamakan “pelajaran ekspresi” yaitu menggambar, menyanyi, danpekerjaan tangan. Pelajaran olah raga dan kesenian sangat dipentingkan.

Page 127: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 119

Rencana pelajaran dan metode pendidikan sekolah Mohammad Sjafe’imendekati rancangan John Dewey di Amerika Serikat danKerschensteiner di Jerman (Raharja, 2008).

Lebih lanjut menurut Rahardja (2008) di INS Kayutanam, parasiswanya mendapat banyak latihan mempergunakan tangannya danmembuat barang-barang yang berguna bagi keperluan hidup sehari-hari. Mohammad Sjafe’i sependapat dengan Dewey dan menganggapcorak pendidikan seperti itu (belajar dan bekerja) akan membentukwatak, rasa sosial dan saling menolong anak didik. Anak didik diajarkansuatu pekerjaan yang sesuai dengan pembawaan dan kemauannyauntuk penghidupannya nanti, dengan harapan dapat membentukpemuda-pemuda Indonesia yang tegak sendiri, berusaha sendiri, hidupbebas dan tidak bergantung buat seumur hidupnya pada pemerintah.Mohammad Sjafei berpendapat bahwa inisiatif seseorang dan perasaantanggung jawab adalah sifat watak yang terpenting yang harusdikembangkan. Usaha lain INS Kayutanam adalah menerbitkan“Sendi” (majalah anak-anak), buku bacaan dalam rangkapemberantasan buta huruf atau aksara dan angka “Kunci 13”, sertamencetak buku-buku pelajaran. Semua upaya tersebut dilakukansebagai usaha mandiri, menolak bantuan-bantuan yang mungkinmembatasi kebebasannya.

INS Kayutanam juga mengupayakan gagasan-gagasan tentangpendidikan nasional, terutama pendidikan keterampilan atau kerajinan,beberapa jenjang pendidikan, dan sejumlah alumni. INS Kayutanamjuga berupaya dapat melakukan penyegaran dan dinamisasi, seiringdengan perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan dan teknologi.Di samping itu, upaya-upaya pengembangan pendidikan INS Kayutanamini diarahkan dalam kerangka pengembangan dan kemajuan sistempendidikan nasional sebagai bagian dari usaha mewujudkan cita-citanya,yaitu mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip pertama yang dipegang teguh oleh Mohammad Sjafe’i dalampendidikannya adalah “belajar, bekerja, dan berbuat”. Apabila muridhanya mendengarkan saja ilmu pengetahuan yang diajarkan guru melaluikata-kata yang kadang-kadang tidak dimengerti, tidak akan bergunabagi murid karena mereka tidak tahu dan tidak akan pandaimempergunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupannya atau untukmemperbaiki tingkat kehidupannya kelak di kemudian hari sesudahtamat belajar.

Page 128: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan120

Menurut Mohammad Sjafe’i pada setiap manusia terdapat tiga halpokok yang dapat dikembangkan untuk mendidik manusia itu ke arahyang dikehendaki, yaitu: melihat (45%), mendengar (25%) dan bergerak(35%). Apabila melihat saja yang dilatih selama masa pendidikan,murid akan merupakan orang yang tidak berdaya dalam kehidupanmasyarakat di kemudian hari, karena mereka tidak akan dapat berbuat.Begitu juga dengan mendengar saja, akan membentuk manusia peniruyang baik tanpa kesadaran. Dengan sistem yang demikian, MohammadSjafe’i berusaha menanamkan watak yang teguh dan pendirian yangkuat terhadap murid-muridnya serta merupakan pekerja yang ulet danpantang menyerah. Hal demikianlah yang menyebabkan tamatan INSselalu berhasil dalam setiap bidang usahanya dalam masyarakat(Halimah, 2012).

3. Gerakan Pendidikan MuhammadiyahMuhammadiyah lahir di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 18

November 1912 bertepatan dengan tanggal 18 Dzuhijjah 1330 Hijriahdengan diprakarsai oleh KH. Ahmad Dahlan (Hambali, 2006;Fakhruddin, 2005). KH. Ahmad Dahlan (waktu mudanya bernamaRaden Ngabehi Muhammad Darwis), lahir pada tanggal 1 Agustus 1868di Kampung Kauman Yogyakarta. Ayahnya seorang alim bernama K.H.Haji Abu Bakar, pejabat Khatib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta.Ibunya adalah putri Haji Ibrahim, pejabat penghulu kesultanan (Burhani,2004). Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dariMaulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemukadiantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebarandan pengembangan Islam di Tanah Jawa.

KH. Ahmad Dahlan tidak mengenyam pendidikan formal sebaborang-orang Islam melarang anaknya masuk sekolah GubernemenBelanda. Ia mendapat didikan dari ayahnya sendiri selanjutnya mengajiBahasa Arab, Tafsir, Hadis dan Fikih kepada Ulama-ulama di Yogyakarta.Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama limatahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi denganpemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti MuhammadAbduh, al-Afghani, Rashid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Pada tahun 1903,beliau bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun.Pada masa ini, beliau sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib Al-Minanagkabawi yang juga guru dari pendiri NU yakni Hasyim Asy’ari.Dua kali di Mekah belajar pada Syekh Ahmad Khatib Al-Minanagkabawi,

Page 129: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 121

belajar Ilmu Tauhid, Fikih, Tasawuf, Falah dan yang menarik hatinyaadalah Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh. Keprihatinan AhmadDahlan melihat pengalaman Islam di Indonesia membuat ia bertekaduntuk bekerja keras mengembalikan Islam sebagaimana landasan aslinyayaitu Al-Quran dan Al-Hadis (Salam, 1968; Jurdi, 2010).

Muhammadiyah itu bahasa Arab, berasal dari kata-kata “Muhammad”kemudian mendapat tambahan kata “iyyah”. “iyyah” itu menurut tatabahasa Arab (Nahwu) bernama ya’ nisby, artinya untuk menjeniskan.Jadi Muhammadiyah berarti sejenis dari Muhammad. Tegasnyagolongan-golongan yang berkemauan mengikuti Sunnah NabiMuhammad SAW (Fakhruddin, 2005). Secara terminologi,Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahimunkar, berazaskan Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah (Hadis).Pemberian nama Muhammadiyah dengan maksud berpengharapanbaik (bertafa’ul), mencontoh dan menteladani jejak perjuangan NabiMuhammad SAW. Semua ditujukan demi terwujudnya kejayaan Islam,sebagai idealitas dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realitas(Pasha & Darban, 2000).

Setting sosial yang mengitari KH. Ahmad Dahlan telah memberikaninspirasi cemerlang untuk mendirikan Muhammadiyah. BerdirinyaMuhammadiyah di samping merupakan hasil dan telaah terhadapajaran Al-Quran juga tidak terlepas dari kondisi sosial masyarakat padawaktu itu. Pada saat kondisi yang tidak menentu K.H. Ahmad Dahlanmuncul sebagai salah seorang yang peduli terhadap kondisi yangdihadapi oleh masyarakat pribumi secara umum atau masyarakatMuslim secara khusus.

Sejak kelahirannya, Muhammadiyah telah menetapkan garisperjuangan (khittah) untuk bergerak di bidang da‘wah, sosial, danpendidikan. Gagasan pendidikan yang dipelopori kyai Ahmad Dahlan,merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek “iman”dan “kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajaryang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya(Kuntowijoyo, 1985). Apresiasi sejarah terhadap Muhammadiyah tidakbisa dilepaskan oleh faktor besarnya partisipasi organisasi ini dalamdunia Pendidikan. Partisipasi Muhammadiyah dalam memperkuatbangsa ini dalam konteks Pendidikan dimulai sejak Muhammadiyahlahir pada tahun 1912. Hal ini mengingat bahwa salah satu faktor yangmendorong lahirnya Muhammadiyah adalah adanya realitas obyektif

Page 130: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan122

yang menunjukkan bahwa kondisi Pendidikan bangsa ini di awal abad20-an cukup memprihatinkan alias tertinggal. Setidaknya salah satuproblem yang dihadapi umat Islam pada fase awal abad ke- 20 adalahadanya kemunduran Islam yang berpusat di pondok pesantren karenaterisolasi dari perkembangan ilmu dan masyarakat modern. Salah satuyang melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah adalah realitas sosial-pendidikan di Indonesia (Rokhim, 2014).

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pada zamankolonial Belanda, pendidikan yang diselenggarakan pemerintah hanyalahuntuk mencetak pegawai pegawai berpendidikan yang murah, sehinggapendidikan tersebut tidak memperhatikan pendidikan moral dan agamabagi murid-murid pribumi. Sementara nasib pesantren yang mendalamiilmu agama mengalami kemunduran pada akhir abad ke-19, karenapemerintah mengawasi dengan ketat perkembangan pesantren.Pemerintah menganggap, pesantren merupakan sumber perlawananterhadap pemerintah, karena pemerintah melihat perlawanan yangdilakukan tokoh-tokoh ulama seperti: Tuanku Imam Bonjol, Teuku Cikdi Tiro dan Pangeran Diponegoro. Ordonansi pengawasan terhadapsekolah-sekolah yang mengajarkan agama dikeluarkan pada 1905. Guru-guru agama yang akan mengajar harus mendapatkan izin mengajardari pemerintahan setempat. Sementara itu dari pihak pesantren, selalumenolak bentuk-bentuk intervensi dari pihak Barat (Belanda) dan sikapnonkooperatif inilah yang kemudian mengakibatkan isolasi dalamkehidupan pesantren dan membuat pesantren mengalami kemunduranyang diakibatkan oleh dikeluarkannya peraturan itu.

Kondisi pendidikan semacam ini menggerakkan seseorang danbeberapa badan swasta untuk mendirikan pendidikan yang jugamengajarkan agama serta ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Salah satubadan swasta tersebut adalah Muhammadiyah. KH. Ahmad Dahlanmempersiapkan sekolah-sekolah yang dapat menjadi penengah di antaradua model sekolah tersebut, yaitu yang mengajarkan pengetahuanagama dan umum secara bersama-sama.

Buku Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri (Febriansyah et al.,2013) menjelaskan bahwa Perkembangan Muhammadiyah ternyatasangat cepat. Beberapa tahun setelah berdiri saja, telah berdiri cabang-cabang Muhammadiyah. Di Srandakan, Wonosari, Imogiri, dan lainsebagainya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi–saat itu Pemerintah Hindia Belanda tidak merestui perkembangan

Page 131: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 123

Muhammadiyah, karena awalnya hanya diberikan izin untuk bergerakdi daerah Yogyakarta saja– akhirnya di luar Yogyakarta, cabangMuhammadiyah berdiri dengan nama lain. Sebut saja Nurul Islam diPekalongan, Al-Munir di Makassar, Ahmadiyah di Garut, danperkumpulan SATF (Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah) di Surakarta.

Mulailah berturut-turut, Muhammadiyah mendirikan sekolah. DiKarangkajen, Yogyakarta pada 1913, di Lempuyangan tahun 1915, diPasar Gede (Kota Gede) tahun 1916, dan seterusnya. Tahun 1918didirikanlah sekolah bagi calon guru agama yang dinamakan QismulArqa (sempat berganti nama menjadi Kweekschool Muhammadiyahdan Kweekschool Isteri). Qismul Arqa ini yang kemudian kelak menjadiMadrasah Mu’allimin dan Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta(berganti nama lagi pada kongres Muhammadiyah ke 23 di Yogyakartapada tahun 1935), sekolah kader enam tahun yang dikelola langsungoleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Menyadari bahwa Muhammadiyah harus tumbuh berkembang terus,tidak hanya di Yogyakarta saja, K.H. Ahmad Dahlan mengajukanpermohonan untuk diizinkan mendirikan cabang-cabangMuhammadiyah di luar Yogyakarta. Permohonan itu diajukan pada 7Mei 1921 dan dikabulkan baru pada 2 September 1921. Setelah keluarnyaizin tersebut, baru mulailah terbentuk Cabang-cabang Muhammadiyahdi luar Yogyakarta. Berkembangnya Cabang-cabang Muhammadiyah diluar Yogyakarta ini erat kaitannya dengan dakwah dan perdagangan.Meski pada awalnya beberapa cabang berdiri tidak dengan namaMuhammadiyah karena memang tidak diperbolehkan oleh PemerintahKolonial Belanda, namun perlahan tapi pasti Muhammadiyah mulaiberani menunjukkan eksistensinya di luar Yogyakarta.

Tercatat dalam sejarah bahwa Cabang Muhammadiyah yang pertamaberdiri di luar Yogyakarta adalah di wilayah timur Jawa yakni diSurabaya dan Blora pada 27 November 1921. Menyusul tidak terlalulama kemudian adalah Cabang Muhammadiyah di Kepanjen Malangpada 21 Desember 1921. Pada tahun 1922 Muhammadiyah mulaimenggeliat di daerah Jakarta, Surakarta, Purwokerto, Pekalongan, danPekajangan. Tercatat pada tahun 1923 Muhammadiyah melebarkansayapnya ke daerah Jawa Barat khususnya di Garut. Namun demikian,pada tahun 1920 pengaruh Muhammadiyah sudah mulai dirasakan didaerah Minangkabau dimana pada tahun itulah Muhammadiyah mulaidikenal oleh masyarakat di luar Pulau Jawa. Berturut-turut kemudian,

Page 132: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan124

pada tahun 1925 Muhammadiyah berdiri di Sungai Batang dan Agam.Diawali dari Sumatera inilah mulainya Muhammadiyah berkembang didaerah Sulawesi dan Kalimantan. Pada tahun 1927 Muhammadiyahdirasakan juga di daerah Bengkulu dan Banjarmasin. Pada tahun 1930,Muhammadiyah menancapkan panjinya di ujung timur negeri ini yaknidengan resmi terbentuknya Muhammadiyah cabang Merauke. Barukemudian pada tahun 1938 secara masif Muhammadiyah mengepakkansayapnya di seluruh bumi Nusantara.

Muhammadiyah telah melakukan proses-proses pencerahan,perubahan dan pengembangan masyarakat melalui jalan modernisasi.Maksudnya, modernisasi dalam masyarakat muslim Indonesia sebagaisebuah model untuk melihat fenomena-fenomena yang terjadi diNusantara. Dengan modernisasi ini, Muhammadiyah telah meningkatkanharkat dan martabat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang modern.Sebab model-model tradisional yang pernah menjadi bagian kehidupanbangsa ini, perlahan-lahan berubah. Modernisasi Muhammadiyahsebenarnya yang paling terang dapat dilihat dari model-modelpendidikan yang dikembangkan Muhammadiyah sejak awalnya. Modelpendidikan Muhammadiyah, sebenarnya merupakan model pendidikanala Barat Kristen yang diadopsi untuk kemudian disesuaikan dengankondisi masyarakat Indonesia. Modernisasi Muhammadiyah juga terlihatdalam bentuk pembangunan rumah sakit dan panti asuhan, yangmerupakan karakteristik pelayanan sosial yang dilakukan oleh BaratKristen dalam melakukan pelayanan gerejawi. Di saat para Kiai masihmenganggap sekolah yang memakai kursi dan meja untuk belajar itumerupakan sekolah orang kafir, Ahmad Dahlan melampaui pemikiranitu dengan mendirikan sekolah yang bahkan tidak hanya mengajarkanilmu agama saja, tetapi juga ilmu-ilmu umum.

Menurut Febriansyah et al (2013) sesungguhnya, pendidikan yangdigagas oleh Muhammadiyah sejak awal organisasi ini didirikan adalahpendidikan yang diletakkan pada dasar/asas Islam dengan berpedomanAl-Qur’an dan Sunnah Nabi. Pendidikan Muhammadiyah ditujukanuntuk membentuk manusia yang alim dalam ilmu agama, berpandanganluas dengan memiliki pengetahuan umum, serta siap berjuang mengabdidalam rangka menyantuni nilai-nilai keutamaan pada masyarakat. Tujuanpendidikan Muhammadiyah dapat diperjelas antara lain sebagai berikut:

a. Untuk membentuk pribadi berakhlak mulia;b. Sebagai persiapan bekal menuju kehidupan dunia dan akhirat;

Page 133: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Aliran Pendidikan 125

c. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat;d. Menumbuhkan semangat ilmiah bagi para pelajar;e. Menyiapkan pelajar dari segi profesi dan teknik agar dapat menguasai

profesi atau ketrampilan tertentu;f. Menumbuhkan potensi dan bakat asal pada anak didik;g. Menumbuhkan kesadaran manusia untuk mengabdi, dan takut

kepada Allah;h. Menguatkan ukhuwah islamiyah dikalangan kaum muslim; dani. Untuk mencapai keridhaan Allah, menjauhkan murka dan siksaan-

Nya serta melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepada-Nya.Sementara itu, menurut Qaidah PTM, Perguruan Tinggi

Muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakanpendidikan tinggi di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, bertugasmenyelenggarakan pembinaan ketakwaan dan keimanan kepada AllahSWT, melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian danpengabdian kepada masyarakat menurut tuntunan ajaran Islam.

Pendidikan Muhammadiyah terus berkembang. Tidak hanya diJawa saja, bahkan hingga ke seluruh pelosok tanah air. Perlahan tapipasti, di masing-masing daerah didirikan Sekolah. Menurut data LaporanPimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Muktamar 1 AbadMuhammadiyah, sampai Mei 2010 tercatat jumlah lembaga pendidikanyang dikelola oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai berikut: TamanKanak-Kanak 4.623 buah, PAUD 6.723 buah, SLB 15 buah, SD 1.370buah, Madrasah Ibtidaiyah 1.079 buah, Madrasah Diniyah 347 buah,SMP 1.178 buah, Madrasah Tsanawiyah 507 buah, SMA 589 buah,Madrasah Aliyah 158 buah, SMK 396 buah, Madrasah Muallimin/Muallimat 7 buah, Pondok Pesantrem 107 buah, dan Sekolah MenengahFarmasi 3 buah. Dalam data Majelis Pendidikan Tinggi PPMuhammadiyah, sampai Oktober 2012 tercatat sebanyak 158 PerguruanTinggi Muhammadiyah, terdiri dari 40 Universitas, 97 Sekolah Tinggi(terutama Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, AgamaIslam, Ilmu Tarbiyah, Ilmu Kesehatan), 17 Akademi (terutama AkademiKebidanan dan Keperawatan), dan 4 Politeknik Muhammadiyah(Magelang, Pekalongan, Tegal dan Yogyakarta).

Muhammadiyah merupakan gerakan modernis Islam yangmempunyai dampak paling luas di Indonesia bahkan di dunia. Melihatpada skala amal usaha yang demikian besar, maka dapat dikatakanMuhammadiyah adalah sebuah gerakan modernis di dunia yang menuai

Page 134: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan126

keberhasilan yang signifikan. Gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpinSayyid Qutb di Mesir dan Jama’at Islam pimpinan Abdul A’la Al-Maududi di Pakistan, yang keduanya juga termasuk gerakan Islammodernis, jika diukur segi ini, tertinggal jauh dibanding Muhammadiyah.

Patut disadari bahwa pada mulanya organisasi ini mendapattantangan dan hambatan, terutama dari kaum adat dan ulamatradisional. Muncul tuduhan bahwa Muhammadiyah menyimpang darigaris ahlus-sunnah wal-jama‘ah. Lambat laun masyarakat mengalami“pencerahan pemikiran” bahwa modernisasi memang suatu keharusan.Kegiatan Muhammadiyah yang dahulu dicela kini ditiru dan diikutidiam-diam. Sekolah-sekolah modern yang dahulu menjadi tuduhankepada Muhammadiyah meniru Belanda terpaksa didirikan oleh oranglain atau lembaga-lembaga dan ormas lain juga. Golongan-golonganyang dahulu menghambat langkah Muhammadiyah akhirnya tidakmendapat jalan lain kecuali meniru, mengikuti, dan bergabung dalamjejak Muhammadiyah.

Page 135: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

127

127

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL,PEMBAHARUAN DAN INOVASI

PENDIDIKAN DI INDONESIA

BAB VI

A. Sistem Pendidikan Nasional

1. Landasan Filosofis Sistem Pendidikan NasionalPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasardalam pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofistersebut, sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagaimakhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segalafitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat danbermartabat serta menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, danberakhlak mulia. Pendidikan merupakan upaya memberdayakan pesertadidik untuk berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaituyang menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma dan nilaisebagai berikut:

a. norma agama dan kemanusiaan untuk menjalani kehidupan sehari-hari,baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk individu,maupun makhluk sosial;

b. norma persatuan bangsa untuk membentuk karakter bangsa dalamrangka memelihara keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan RepublikIndonesia;

Page 136: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan128

c. norma kerakyatan dan demokrasi untuk membentuk manusia yangmemahami dan menerapkan prinsip-prinsip kerakyatan dandemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara; dan

d. nilai-nilai keadilan sosial untuk menjamin terselenggaranya pendidikanyang merata dan bermutu bagi seluruh bangsa serta menjaminpenghapusan segala bentuk diskriminasi dan bias gender sertaterlaksananya pendidikan untuk semua dalam rangka mewujudkanmasyarakat berkeadilan sosial.

2. Sistem Pendidikan Nasional Menurut Landasan YuridisPraktik pendidikan nasional diselenggarakan dengan mengacu

kepada landasan yuridis tertentu yang telah ditetapkan, baik berupaundang-undang maupun peraturan pemerintah mengenai pendidikan.Para pendidik dan tenaga kependidikan perlu memahami berbagailandasan yuridis sistem pendidikan nasional tersebut dan menjadikannyasebagai titik tolak pelaksanaan peranan yang diembannya. Dengandemikian diharapkan akan tercipta tertibnya penyelenggaraan sistempendidikan nasional yang menjadi salah satu prasyarat untuk dapattercapainya tujuan pendidikan nasional. Landasan yuridis sistempendidikan nasional termaktub dalam UUD 1945, UU RI No. 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Tatang, 2010).Sampai saat ini telah banyak landasan yuridis sebagai turunan dari UUSisdiknas dan UU Guru dan Dosen, baik dalam bentuk PeraturanPemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri, dan

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan kehidupanbangsa. Sejalan dengan pembukaan UUD itu, batang tubuh konstitusiitu di antaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, danPasal 32, juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan danmenyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkankeimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlakmulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diaturdengan undang-undang. Sistem pendidikan nasional tersebut harusmampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, setiap warganegara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajibmembiayainya” peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi

Page 137: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

129

manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengantuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Untuk itu,perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,dan berkesinambungan (Kemendiknas, 2010). Pasal 31 ayat (4) UUD1945 bahkan mengamanatkan agar: “Negara memprioritaskan anggaranpendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan danbelanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerahuntuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia telah diatur melalui Undang-Undang (UU). Sejak Undang-undang (UU) No. 4 Tahun 1950, melaluiUU No. 2 Tahun 1989 dan terakhir UU No. 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, penyelenggara Negara Nampak telahberusaha untuk menterjemahkan amanat yang tertulis dalam UUD 1945tersebut. Upaya mencerdaskan kehidupan melalui diusahakannya dandiselenggarakannya satu sistem pendidikan nasional, sebagai terbuktidari rumusan tujuan pendidikan nasional yang hakekatnyamenggambarkan karakteristik manusia Indonesia yang terdidik yangselalu meliputi dimensi karakter, kepribadian, di samping kecerdasanyang bila tercapai akan melahirkan generasi muda yang mampumendukung terwujudnya masyarakat bangsa Indonesia yang cerdaskehidupannya (Soedijarto, 2008).

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Pasal 1 Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasionalIndonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistempendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yangsaling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkanmartabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofipendidikan yang intinya untuk mengaktualisasikan ketiga dimensikemanusiaan paling elementer, yakni: (1) afektif yang tercermin padakualitas keimanan dan ketakwaan, etika dan estetika, serta akhlak muliadan budi pekerti luhur; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikirdan daya intelektualitas untuk menggali ilmu pengetahuan danmengembangkan serta menguasai teknologi; dan (3) psikomotorik yangtercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan teknis dankecakapan praktis (Depdiknas, 2005).

Page 138: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan130

a. Dasar, Visi, Misi, Fungsi, Tujuan, Strategi Pendidikan nasional, danPrinsip Penyelenggaraan Pendidikan

1) Dasar Pendidikan NasionalMenurut Pasal 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003: “Pendidikannasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945”.

2) Visi dan Misi Pendidikan NasionalMenurut Penjelasan atas UU RI No. 20 Tahun 2003, visi Pendidikannasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosialyang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warganegara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitassehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yangselalu berubah. Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasionalmempunyai misi, yaitu (a) mengupayakan perluasan dan pemerataankesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruhrakyat Indonesia; (b) membantu dan memfasilitasi pengembanganpotensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayatdalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c) meningkatkankesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untukmengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (d)meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikansebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan ,pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional danglobal; dan (e) memberdayakan peran serta masyarakat dalampenyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalamkonteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3) Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalMenurut pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003: “Pendidikan nasionalberfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa”. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk“berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

4) Strategi Pembangunan Pendidikan NasionalMenurut Penjelasan atas UU RI No. 2 Tahun 2003, pembaharuansistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Adapun strategipembangunan pendidikan nasional meliputi:

Page 139: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

131

a) Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia;b) pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi;c) proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis;d) evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang

memberdayakan;e) peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan;f) penyediaan sarana belajar yang mendidik;g) pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan

dan berkeadilan;h) penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata;i) pelaksanaan wajib belajar;j) pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan;k) pemberdayaan peran masyarakat;l) pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat; danm) pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.

5) Prinsip Penyelenggaraan PendidikanMenurut Pasal UU RI No. 20 Tahun 2003, dalam konteks sistempendidikan nasional, ditegaskan agar penyelenggaraan pendidikandidasarkan kepada prinsip-prinsip sebagai berikut:a) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan

serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasimanusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukanbangsa.

b) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemikdengan sistem terbuka dan multi makna.

c) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaandan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjanghayat.

d) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,membangun kamauan, dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran.

e) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budayamembaca, menulis, dan berhitung bagi segenap wargamasyarakat.

f) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semuakomponen masyarakat melalui peran serta dalampenyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Page 140: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan132

b. Hak dan Kewajiban warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, danPemerintah

1) Hak dan Kewajiban Warga Negara. Pasal 31 ayat (1) UUD 1945memberikan jaminan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhakmendapat pendidikan”. Selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003 dijabarkan lagi bahwa:a) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu.b) Warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional,

mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperolehpendidikan khusus.

c) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang sertamasyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikanlayanan khusus.

d) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakatistimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

e) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkanpendidikan sepanjang hayat.

2) Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan KhususPasal 5 ayat (2) sampai dengan ayat (4) dan Pasal 32 UU RI No. 20Tahun 2003 menyatakan:a) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik

yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti prosespembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

b) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi pesertadidik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yangterpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dantidak mempu dari segi ekonomi.

c) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus danpendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Selanjutnya Pasal 6 UU RI Tahun 2003 menyatakan:a) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas

tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.b) Setiap warga negara bertanggungjawab terhadap

keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

Page 141: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

133

3) Hak dan Kewajiban Orang Tua.Hak dan kewajiban orang tua termaktub pada pasal 7 UU RI No. 20tahun 2003, yaitu:a) Orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan

memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikananaknya.

b) Orangtua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikanpendidikan dasar kepada anaknya.

4) Hak dan Kewajiban Masyarakat. Hak dan kewajiban masyarakattermaktub pada pasal 8 dan pasal 9 UU RI Tahun 2003. Pasal 8menyatakan: “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan”.Adapun pasal 9 menyatakan bahwa: “Masyarakat berkewajibanmemberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraanpendidikan”.

5) Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah.Menurut pasal 10 UU RI No. 20 Tahun 2003, “Pemerintah danpemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu,dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku”.Selanjutnya menurut Pasal 11 UU RI No. 20 Tahun 2003 bahwa:a) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan

layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranyapendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpadiskriminasi.

b) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianyadana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negarayang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.

c. Wajib BelajarPasal 34 UU RI No. 2003 menyatakan sebagai berikut:

1) Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti programwajib belajar.

2) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajibbelajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungutbiaya.

3) Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yangdiselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintahdaerah, dan masyarakat.

Page 142: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan134

4) Keteneuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.

d. Jalur PendidikanDalam sistem pendidikan nasional terdapat tiga jalur pendidikan,

termaktub pada Pasal 13 UU RI No. 20 Tahun 2003 bahwa: (1) Jalurpendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informalyang dapat saling melangkapi dan memperkaya. (2) Pendidikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan sistemterbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.

1) Jalur Pendidikan FormalPendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur danberjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,dan pendidikan tinggi (Pasal 1 ayat 11 UU RI No. 20 Tahun 2003).Ditegaskan pada Pasal 14 bahwa: “Jenjang pendidikan formal terdiriatas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.a) Pendidikan Dasar

Pasal 17 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yangmelandasi jenjang pendidikan menengah. (2) Pendidikan dasarberbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) ataubentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP)dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.(3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah. Penjelasan atas pasal 17 ayat(2) menyatakan bahwa “Pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program seperti Paket A dan yang sederajat denganSMP/MTs adalah program seperti Paket B.

b) Pendidikan MenengahPasal 18 UU RI Tahun 2003 menyatakan bahwa (1) Pendidikanmenengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. (2) Pendidikanmenengah terdiri atas pendidikan menengah umum danpendidikan menengah kejuruan. (3) Pendidikan menengahberbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA),sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyahkejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Ketentuanmengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud padaayat (1), (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan

Page 143: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

135

pemerintah. Dalam Penjelasan atas pasal 18 ayat (3) di atasdikemukakan bahwa: “Pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C.

c) Pendidikan TinggiPasal 19 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa (1)Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelahpendidikan menengah yang mencakup program pendidikandiploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yangdiselenggarakan oleh pendidikan tinggi. (2) Pendidikan tinggidiselenggarakan dengan sistem terbuka.Menurut Pasal 20 bahwa (1) Perguruan tinggi dapat berbentukakademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. (2)Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (3) Perguruantinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.Pasal 21 menyatakan bahwa (1) Perguruan tinggi yang memenuhipersyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakanprogram pendidikan tertentu dapat memberikan gelar akademik,profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yangdiselenggarakannya. (2) Perseorangan, organisasi, ataupenyelenggara pendidikan yang bukan perguruan tinggi dilarangmemberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi. (3) Gelarakademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dariperguruan tinggi yang dinyatakan berhak memberikan gelarakademik, profesi, atau vokasi. (4) Penggunaan gelar akademik,profesi, atau vokasi lulusan perguruan tinggi hanya dibenarkandalam bentuk dan singkatan yang diterima dari perguruan tinggiyang bersangkutan. (5) Penyelenggara pendidikan yang tidakmemenuhi persyaratan pendirian sebagaimana dimaksud dalamayat (1) atau penyelenggara pendidikan bukan perguruan tinggi yangmelakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat(2) dikenakan sanksi administratif berupa penutupanpenyelenggaraan pendidikan. (6) Gelar akademik, profesi, atauvokasi yang dikeluarkan oleh penyelenggara pendidikan yang tidaksesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ataupenyelenggara pendidikan yang bukan perguruan tinggisebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dinyatakan tidak sah.(7) Ketentuan mengenai gelar akademik, profesi, atau vokasisebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4),ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 144: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan136

Kemudian Pasal 22 menyatakan bahwa: “Universitas, institut, dansekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikangelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada setiapindividu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan denganjasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan,teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni”.Sementara itu Pasal 23 menjelaskan bahwa: (1) Pada universitas,institut, dan sekolah tinggi dapat diangkat guru besar atauprofesor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku. (2) Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakanselama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai pendidikdi perguruan tinggi.Selanjutnya Pasal 24 menegaskan bahwa: (1) Dalampenyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmupengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademikdan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan. (2)Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendirilembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. (3)Perguruan tinggi dapat memperoleh sumber dana darimasyarakat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsipakuntabilitas publik. (4) Ketentuan mengenai penyelenggaraanpendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat(2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.Sehubungan dengan itu dalam Pasal 25 termaktub: (1) Perguruantinggi menetapkan persyaratan kelulusan untuk mendapatkangelar akademik, profesi, atau vokasi. (2) Lulusan perguruan tinggiyang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelarakademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakandicabut gelarnya. (3) Ketentuan mengenai persyaratan kelulusandan pencabutan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut denganPeraturan Pemerintah.

2) Jalur Pendidikan NonformalPendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan for-mal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Pasal1 ayat 12 UU RI No. 20 Tahun 2003). Jalur pendidikan nonformaldijelaskan dalam pasal 26 UU RI No. 20 Tahun 2003 bahwa:(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yangmemerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

Page 145: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

137

mendukung pendidikan sepanjang hayat. (2) Pendidikan nonformalberfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekananpada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional sertapengembangan sikap dan kepribadian profesional. (3) Pendidikannonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usiadini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untukmengembangkan kemampuan peserta didik. (4) Satuan pendidikannonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompokbelajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, sertasatuan pendidikan yang sejenis. (5) Kursus dan pelatihandiselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekalpengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untukmengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (6) Hasilpendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil programpendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan olehlembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerahdengan mengacu pada standar nasional pendidikan. (7) Ketentuanmengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimanadimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat(6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

3) Jalur Pendidikan InformalPendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan(Pasal 1 ayat 13 UU RI No. 20 Tahun 2003). Jalur pendidikan nonformaldijelaskan dalam pasal 27 UU RI No. 20 Tahun 2003 bahwa:(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga danlingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (2) Hasilpendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama denganpendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujiansesuai dengan standar nasional pendidikan. (3) Ketentuan mengenaipengakuan hasil pendidikan informal sebagaimana dimaksud dalamayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

e. Jenis PendidikanJenis pendidikan adalah kelompok pendidikan yang didasarkan

pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan (Pasal 1ayat 9). “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, pendidikankejuruan, pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan vokasi,pendidikan keagamaan, dan pendidikan khusus” (Pasal 15 UU RINo.20 Tahun 2003). Penjelasan atas Pasal 15 ini adalah sebagai berikut:

Page 146: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan138

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yangmengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh pesertadidik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yangmempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidangtertentu. Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi programsarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaandisiplin ilmu pengetahuan tertentu. Pendidikan profesi merupakanpendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan pesertadidik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkanpeserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentumaksimalsetara dengan program sarjana. Pendidikan keagamaanmerupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yangmempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yangmenuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/ataumenjadi ahli ilmu agama. Pendidikan khusus merupakanpenyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan ataupeserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakansecara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkatpendidikan dasar dan menengah.

f. Satuan PendidikanJalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, PemerintahDaerah, dan/atau masyarakat (Pasal 16 UU RI No. 20 Tahun 2003).Adapun yang dimaksud “satuan pendidikan adalah kelompok layananpendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikanformal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenispendidikan” (Pasal 1 ayat 10 UU RI No. 20 Tahun 2003).

Pasal 53 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Penyelenggaradan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintahatau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. (2) Badan hukumpendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi memberikanpelayanan pendidikan kepada peserta didik. (3) Badan hukumpendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berprinsip nirlaba dandapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuanpendidikan. (4) Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diaturdengan undang-undang tersendiri.

Page 147: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

139

g. Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Kedinasan, PendidikanKeagamaan, dan Pendidikan Jarak Jauh

1) Pendidikan Anak Usia DiniPendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahunyang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untukmembantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agaranak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut(Pasal 1 ayat 14 UU RI No. 20 Tahun 2003). Pasal 28 UU RI No. 20Tahun 2003 selanjutnya menyatakan: (1) Pendidikan anak usia dinidiselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikananak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikanformal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dinipada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK),raudatul athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat. (4) Pendidikananak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompokbermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yangsederajat. (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikaninformal berbentuk pendidikan keluarga, atau pendidikan yangdiselenggarakan oleh lingkungan. (6) Ketentuan mengenai pendidikananak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat(3), dan ayat (4), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.Penjelasan atas Pasal 28 ayat (1): Pendidikan anak usia dinidiselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahundan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.Penjelasan atas Pasal 28 ayat (3): Taman kanak-kanak (TK)menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadiandan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.Raudhatul athfal (RA) menyelenggarakan pendidikan keagamaanIslam yang menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepadapeserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada tamankanak-kanak.

2) Pendidikan KedinasanPasal 29 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Pendidikankedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan olehdepartemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. (2) Pendidikankedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilandalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawainegeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.(3) Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan

Page 148: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan140

formal dan nonformal. (4) Ketentuan mengenai pendidikan kedinasansebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diaturlebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

3) Pendidikan KeagamaanPasal 30 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: (1) Pendidikankeagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompokmasyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkanpeserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami danmengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmuagama. (3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalurpendidikan formal, nonformal, dan informal. (4) Pendidikankeagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (5) Ketentuanmengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.

4) Pendidikan Jarak JauhPendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknyaterpisah dari pendidik, dan pembelajarannya menggunakan berbagaisumber belajar melalui teknologi komunikasi informasi, dan medialain (Pasal 1 ayat 15 UU RI No. 20 Tahun 2003). Selanjunya menurutPasal 31 bahwa: (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan. (2) Pendidikan jarak jauh berfungsimemberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yangtidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler. (3)Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk,modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajarserta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai denganstandar nasional pendidikan. (4) Ketentuan mengenaipenyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud padaayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.

h. Kurikulum, Bahasa Pengantar, Peserta Didik, Pendidik dan Tenagakependidikan

1) KurikulumKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenaitujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 ayat 19 UU RI No. 20 Tahun 2003).

Page 149: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

141

Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 terdapat tiga pasal yang mengaturtentang kurikulum, yaitu Pasal 36, 37, dan 38. Pasal 36:(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu padastandar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikannasional. (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikandikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuanpendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. (3) Kurikulumdisusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a.peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c.peningkatan potensi, keserdasan, dan minat peserta didik; d.keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutanpembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g.perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i.dinamika perkembangan global; dan j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (4) Ketentuan mengenai pengembangankurikulkum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat (3)diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.Pasal 37: (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajibmemuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c.bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuansosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olahraga; i.keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal. (3) Ketentuan mengenaikurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjutdengan peraturan pemerintah.Pasal 38: (1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasardan menengah ditetapkan oleh Pemerintah. (2) Kurikulum pendidikandasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya olehsetiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan ataukantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasardan provinsi untuk pendidikan menengah.

2) Bahasa PengantarPasal 33 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Bahasa Indonesiasebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikannasional. (2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasapengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan dalampenyampaian pengetahuan, dan/atau keterampilan tertentu.(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar padasatuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasaasing peserta didik.

Page 150: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan142

3) Peserta DidikPeserta didik adalah anggota masyarakat yang berusahamengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yangtersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Pasal 1ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003).Hak peserta didik termaktub dalam Pasal 12 ayat (1) UU RI No. 20Tahun 2003 bahwa: “Setiap peserta didik pada setiap satuanpendidikan berhak: a. mendapatkan pendidikan agama sesuai denganagama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang segama; b.mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dankemampuannya; c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yangorang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; d.menndapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidakmampu membiayai pendidikannya; e. pindah ke program pendidikanpada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; f. menyelesaikanprogram pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masingdan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.Kewajiban peserta didik termaktub dalam Pasal 12 ayat (2) bahwa:“Setiap peserta didik berkewajiban: a. menjaga norma-normapendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dankeberhasilan pendidikan; b. ikut menanggung biaya penyelenggaraanpendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajibantersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 12 ayat (3) UU RI No. 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa: “WargaNegara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikanyang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia”. Selanjutnya ayat (4) menyatakan bahwa: “Ketentuanmengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah”

4) Pendidik dan Tenaga KependidikanPendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, sertaberpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun yangdimaksud tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yangmengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraanpendidikan (Lihat Pasal 1 ayat 6 dan 7 UU RI No. 20 tahun 2003).Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 terdapat enam pasal yang mengaturtentang pendidik dan tenaga kependidikan yaitu: pasal 39, 40, 41, 42,43, dan 44.

Page 151: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

143

Pasal 39: (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakanadministrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, danpelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuanpendidikan. (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugasmerencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasilpembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutamabagi pendidik pada perguruan tinggi.Pasal 40: (1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas danmemadai; b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c.pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasilkekayaan intelektual; e. kesempatan untuk menggunakan sarana,prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaranpelaksanaan tugas. (2) Pendidik dan tenaga kependidikanberkewajiban: a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. b. mempunyaikomitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;dan c. memberi keteladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikankepadanya.Pasal 41: (1) Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secaralintas daerah. (2) Pengangkatan, penempatan, dan penyebaranpendidik dan tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yangmengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal.(3) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuanpendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yangdiperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yangbermutu. (4) Ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikansebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat (3) diatur lebihlanjut dengan peraturan pemerintah.Pasal 42: (1) Pendidik harus mempunyai kualifikasi minimum dansertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmanidan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuanpendidikan nasional. (2) Pendidik untuk pendidikan formal padajenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikanmenengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggiyang terakreditasi. (3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidiksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjutdengan peraturan pemerintah.

Page 152: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan144

Pasal 43: (1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenagakependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan,pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidangpendidikan. (2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruantinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yangterakreditasi. (3) Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dansertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturlebih lanjut dengan peraturan pemerintah.Pasal 44: (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina danmengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yangdiselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. (2)Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membinadan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikanyang diselenggarakannya. (3) Pemerintah dan pemerintah daerahwajib membantu pembinaan dan pengembangan tenagakependidikan pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakanoleh masyarakat.

i. Sarana dan Prasarana, Pendanaan, Pengelolaan Pendidikan, dan PeranSerta Masyarakat dalam Pendidikan

1) Sarana dan Prasarana PendidikanTentang sarana dan prasarana pendidikan dinyatakan pada Pasal 45UU RI No. 20 Tahun 2003, yaitu: (1) Setiap satuan pendidikan formaldan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhikeperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan danperkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,dan kejiwaan peserta didik. (2) Ketentuan mengenai penyediaansarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.

2) Pendanaan Pendidikan. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003, tentangpendanaan pendidikan dinyatakan pada Pasal 46 sampai dengan Pasal49.Pasal 46: (1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersamaantara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. (2)Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakananggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4)Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (3)Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjutdengan peraturan pemerintah.

Page 153: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

145

Pasal 47: (1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkanprinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. (2) Pemerintah,pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yangada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku. (3)Ketentuan mengenai sumber dana pendidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah.Pasal 48: (1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsipkeadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. (2)Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh peraturan pemerintah.Pasal 49: (1) Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biayapendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan danminimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).(2) Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikandalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (3) Danapendidikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah untuk satuanpendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku. (4) Dana pendidikan dariPemerintah kepada pemerintah daerah diberikan dalam bentuk hibahsesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5)Ketentuan menganai pengalokasian dana pendidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebihlanjut dengan peraturan pemerintah.

3) Pengelolaan PendidikanDalam UU RI No. 20 tahun 2003 mengenai pengelolaan pendidikandinyatakan pada Pasal 50 sampai dengan Pasal 52. Pasal 50: (1)Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawabmenteri. (2) Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standarnasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. (3)Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakansekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjangpendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yangbertaraf internasional. (4) Pemerintah daerah provinsi melakukankoordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenagakependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikanlintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar danmenengah. (5) Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikandasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yangberbasis keunggulan lokal. (6) Perguruan tinggi menentukan kebijakan

Page 154: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan146

dan memiliki otonomidalam mengelola pendidikan di lembaganya.(7) ketentuan mengenai pengelolaan pendidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat(6) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.Pasal 51: (1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikandasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standarpelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah. (2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakanberdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, danevaluasi yang transparan. (3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuanpendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaturlebih lanjut dengan peraturan pemerintah.Pasal 52: (1) Pengeloaan satuan pendidikan nonformal dilakukan olehpemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. (2) Ketentuanmengenai pengelolaan satuan pendidikan nonformal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturanpemerintah.

4) Peran Serta Masyarakat Dalam PendidikanMengenai peran serta masyarakat dalam pendidikan dinyatakandalam Pasal 54 sampai dengan 56 UU RI No. 20 Tahun 2003. Berikutini beberapa pasal dan ayat mengenai peran masyarakat dalampendidikan. Peran masyarakat dalam pendidikan meliputi peran sertaperseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha danorganisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalianmutu pelayanan pendidikan (Pasal 50 ayat 2). Masyarakat berhakmenyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikanformal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungansosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat (Pasal 55 ayat 1).Penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat mengembangkandan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, sertamanajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasionalpendidikan (Pasal 55 ayat 2).

5) Dewan PendidikanMasyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikanyang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi programpendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah(Pasal 56 ayat 1 UU RI No. 20 Tahun 2003). Dewan pendidikan sebagailembaga madiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutupelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahandan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan

Page 155: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

147

pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yangtidak mempunyai hubungan hirarkis (Pasal 56 ayat 2 UU RI No. 20Tahun 2003).

6) Komite sekolah/MadrasahKomite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri dibentuk danberperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikanpertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (Pasal56 ayat 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).

j. Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi

1) EvaluasiPasal 57 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Evaluasi dilakukandalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagaibentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihakyang berkepentingan. (2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformaluntuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Selanjutnya Pasal58 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Evaluasi hasil belajarpeserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan. (2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, danprogram pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaianstandar nasional pendidikan (Pasal 58 ayat 2).

2) AkreditasiPasal 60 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Akreditasidilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuanpendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiapjenjang dan jenis pendidikan. (2) Akreditasi terhadap program dansatuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembagamandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. (3)Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

3) SertifikasiPasal 61 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan: (1) Sertifikat berbentukijazah dan sertifikat kompetensi. (2) Ijazah diberikan kepada pesertadidik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/ataupenyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yangdiselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. (3)Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan

Page 156: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan148

lembaga pelatihan pada peserta didik dan warga masyarakat sebagaipengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentusetelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuanpendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

B. Permasalahn Pendidikan dan Tantangan PembangunanPendidikan Nasional

1. Permasalahan PendidikanSementara itu, menurut Wahab (2007) dan DITNAGA-DIKTI (2010),

hambatan atau permasalahan dalam rangka menegakkan sistempendidikan nasional, dapat diidentifikasi ada beberapa hambatan dantantangan yang perlu dihadapi.

a. Personalia Pengelolaan dan Pengawasan PendidikanProfesionalisme pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan masih

rendah (termasuk dalam permasalahan efisiensi pendidikan).Pengelolaan atau birokrasi pendidikan masih menunjukkan efektivitasdan efisiensi yang belum menggembirakan yang diindikasikan denganbeberapa hal, di antaranya: penentuan pejabat di lingkungan pendidikantidak selalu ber-track record baik di bidang pendidikan; penentuankepala sekolah dan penempatannya masih kurang transparan, sehinggatidak selalu diperoleh the right man on the right place. Setelahpenyelenggaraan pendidikan diotonomikan, ada kecenderungan bahwapenentuan para pejabat di lingkungan dinas pendidikan kurang begitumempertimbangkan track-record-nya. Demikian pula dalam penentuanKepala sekolah tidak jarang muatan politisnya lebih menonjol, sehinggaberkonsekuensi logis terhadap rendahnya kemandirian kerja mereka.Hal yang juga sangat penting disadari, bahwa masih banyak pendidikbelum memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagaimanayang diharapkan dalam Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD).

Sementara itu, sistem pengawasan penyelenggaraan pendidikancenderung dilakukan oleh pengawas yang belum membanggakan.Penentuan pengawas seringkali tidak didasarkan pada kompetensi,melainkan karena usia. Sering kali penentuan pengawas hanyaditentukan oleh kepentingan untuk memperpanjang masa pensiun.

b. Kualifikasi dan Kompetensi GuruKualifikasi dan kompetensi guru masih under-qualified. Jika mengacu

pada tuntutan undang-undang dan kualitas pendidikan yang diharapkan,mayoritas kualifikasi dan kompetensi guru masih jauh dari yang

Page 157: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

149

seharusnya. Guru yang profesional harus memiliki kualifikasi dan ciri-ciri tertentu, sebagaimana diamanahkan oleh UU Sisdiknas, UU Gurudan Dosen, dan PP Standar Nasional Pendidikan (SNP). MenurutSuyanto (2007) dari ciri-ciri profesionalisme yang dikemukakan di atasjelaslah bahwa guru tidak bisa datang dari mana saja tanpa melaluisistem pendidikan profesi dan seleksi yang baik. Itu artinya pekerjaanguru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai usaha sambilan, atau pekerjaansebagai moon-lighter (usaha objekan). Namun kenyataan dilapanganmenunjukkan adanya guru, yang tidak berasal dari pendidikan guru,dan mereka memasuki pekerjaan sebagai guru tanpa melalui sistemseleksi profesi.

Rendahnya kualitas guru Indonesia ditunjukkan dengan Hasil UjiKompetensi Guru pada tahun 2012 terhadap 460.000 guru, dimana nilairata-rata uji kompetensi guru adalah 44,5, jauh di bawah Standar yangdiharapkan yaitu 70 (Baswedan, 2014). Kualifikasi dan kompetensi guruyang rendah menyebabkan proses pembelajaran dan pendidikan yangada cenderung masih di bawah standar. Proses pembelajaran cenderunghanya menuntut low level thinking skills, misalnya lebih banyak menuntuthafalan. Proses pembelajaran lebih cenderung one-way trafic system dankurang melibatkan peserta didik. Selain itu, dinamika sosial dan budayayang terjadi dewasa ini berpengaruh secara berarti terhadap kemampuan,kesiapan dan komitmen peserta didik dalam belajar. Permasalahannya,kondisi ini belum sepenuhnya dijadikan landasan pijak guru dalammengembangkan program dan proses pendidikan dan pembelajarannya,sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas pendidikan belumsepenuhnya menggembirakan, karena belum dapat menjamin kepuasanstakeholders utamanya.

c. Sertifikasi guru dan dosenProgram sertifikasi guru dan dosen juga menyisakan problem yang

tidak sedikit. Bagi guru program ini mengakibatkan kesenjangan yangjelas antara guru yang sudah mendapatkan sertifikasi dengan yangbelum. Di samping karena masalah gaji yang berbeda, ternyata prestis diantara guru yang professional dengan yang belum juga berbeda.Akibatnya adalah terjadi kinerja yang kurang maksimal di kalanganpara guru yang belum profesional dengan alasan kurangnya gaji yangditerima dibanding dengan guru yang sudah profesional. Hal yangsama juga terjadi di kalangan dosen. Bahkan problem besar di kalangandosen terkait dengan kebijakan ini adalah banyaknya dosen yang

Page 158: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan150

profesional ini tidak mau melanjutkan studi ke jenjang berikutnya(Strata 3/program doktor) karena jika melanjutkan studi tunjangansertifikasinya akan dihentikan. Namun demikian, tidak sedikit jugadosen yang mengambil keputusan tetap harus melanjutkan studi karenaada harapan untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik lagi, yakniketika pada akhirnya memperoleh jabatan guru besar yang mendapatkantunjangan kehormatan di samping juga mendapatkan tunjangansertifikasi (Marzuki, 2010).

d. Anggaran PendidikanAnggaran pendidikan yang ditetapkan dengan ukuran minimal

20% baik untuk APBN maupun APBD pada hakekatnya berpotensibagi tingkat kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Dana yangdialokasikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi relatiftinggi, jika dikaitkan dengan kewenangan yang diberikan. Sebaliknyadana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota relatif sedikitjika dikaitkan dengan kewenangan tanggung jawab yang harus dipikul,terutama sebagai penyelenggara pendidikan dasar dan menengah. Halini cenderung dan rentan menimbulkan masalah. Seharusnya daerahmengalokasikan dana lebih besar untuk pendidikan, karena LaporanBank Dunia pada tahun 2013 menunjukkan keterkaitan antarakeberpihakan kepemimpinan lokal dengan kinerja pendidikan.Temuannya adalah bahwa daerah yang memprioritaskan pendidikandan menyisihkan anggaran lebih besar cenderung mendapatkan hasilkinerja pendidikan yang lebih baik (Baswedan, 2014). Keterbatasananggaran karena kemampuan pemerintah yang terbatas dan rendahnyapartisipasi masyarakat termasuk permasalahan efisiensi pendidikan(Sauri, 2009).

Sementara itu menurut Marzuki (2010) kebijakan pendidikanberupa praktik pelaksanaan wajib belajar yang kemudian memunculkanjargon “Sekolah Gratis” belum semuanya ditanggapi dengan baik danditerima secara penuh oleh semua warga sekolah. Masih ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan adanya kebijakan ini, sehinggamelakukan hal-hal yang merugikan sekolah, yang akhirnya merugikansiswa dan orang tua siswa. Ketika terjadi pengetatan dana dengandalih kebijakan “sekolah gratis”, program-program yang sudah berjalandengan baik mulai sedikit demi sedikit terabaikan. Sebagai konsekuensiadanya “sekolah gratis” bagi sekolah negeri menjadikan sebagian darisekolah-sekolah yang dikelola oleh swasta menjadi “mati”.

Page 159: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

151

e. FasilitasKeterbatasan dalam hal sarana, prasarana, aksesibilitas, tenaga guru,

dan fasilitas pendidikan lainnya merupakan permasalahan terkait aspekpemerataan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan yang tersediamasih belum mencukupi, terlebih-lebih untuk sekolah dasar yangsebagian besarnya merupakan bangunan inpres (Instruksi Presiden).Banyak sekolah yang bagunannya sudah tidak layak pakai dan rusak.Demikian pula sarana-prasarana sekolah yang ada di daerah pedesaan,apalagi sekolah-sekolah yang tersedia di pedesaan jauh lebih banyak.Kalau sekiranya sudah tersedia, masih dijumpai cukup banyak yangbelum diptimalkan penggunaannya.

Sarana dan prasarana pendidikan yang jauh memadai dari ukuranstandar secara potensial dapat menghambat proses pendidikan, apalagijika dikaitkan dengan dinamika masyarakat dan kemajuan IPTEKSdewasa ini. Fasilitas untuk akses informasi melalui teknologi informasidan komunikasi yang sudah mendesak tidak dapat dihindarkan. Jikakondisi ini tidak segera dapat diwujudkan, sangat mungkinketertinggalan bangsa Indonesia dalam mencapai pendidikan bermutumenjadi problem yang serius.

Kondisi sekolah yang tidak mendukung ini dibuktikan dengan databahwa 75% sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layananminimal pendidikan. Hal ini berdasarkan pemetaan oleh KementerianPendidikan dan Kebudayaan terhadap 40.000 sekolah pada tahun 2012(Baswedan, 2014).

f. Standardisasi PendidikanKebijakan adanya standardisasi pendidikan juga menyisakan

beberapa problem, terutama bagi sekolah-sekolah swasta. Tidak banyaksekolah swasta yang mampu membenahi kelembagaannya sehinggadapat mewujudkan sekolah yang berstandar nasional. Kebijakan inimemang menjadi tantangan tersendiri bagi para pengelola sekolah,sebab jika tidak bisa mewujudkan sekolah yang berstandar akan berakibatberkurangnya minat masyarakat bersekolah di sekolah tersebut. Jika halini terjadi akan mengurangi pemasukan dana yang menjadi tulangpunggung sekolah untuk menjalankan program-program sekolahnya.

g. Evaluasi PendidikanSistem evaluasi pendidikan yang digunakan belum komprehensif.

Sistem evaluasi pendidikan lebih cenderung mengandalkan penilaian

Page 160: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan152

akademik untuk menentukan keberhasilan pendidikan peserta didik,misalanya hanya melalui keberhasilan mengikuti Ujian Nasional atausejenisnya, di samping belum melibatkan aspek-aspek lainnya, sehinggaterjadi ketidak-ajegan dalam proses pendidikan, karena tidak sejalandengan tujuan pendidikan nasional.

Menurut Yusuf (2012) sistem evaluasi pendidikan melahirkananomali reformasi yang besar. Sistem evaluasi pendidikan, misalnyaUjian Nasional, hingga sekarang belum menunjukkan signifikansipengaruh terhadap perbaikan mutu belajar. Efeknya malah memalingkansiswa dari kepercayaan terhadap sekolah formal. Peserta didikberbondong ikut bimbingan belajar yang diselenggarakan oleh lembagapendidikan informal seperti kursus dan privat. Motivasinya jelas adalahkecemasan menyambut ujian akhir atau ujian nasional.

h. Relevansi Pendidikan dan Dukungan MasyarakatPermasalahan relevansi pendidikan bisa dilihat dari tiga indikator

yakni kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)yang belum optimal, kurikulum yang belum berbasis masyarakat danpotensi daerah, serta kecakapan hidup (life skill) yang dihasilkanbelum optimal. Jika dicermati sungguh-sungguh bahwa dukunganmasyarakat, terutama masyarakat dunia usaha dan dunia industri(DUDI) terhadap penyelenggaraan semua jenjang pendidikan masihterbatas. Padahal tanggung jawab pendidikan ada di pundakpemerintah, sekolah, dan masyarakat. DUDI cenderung menantilulusan untuk rekruitmen tenaga barunya, tanpa ada sharing yangcukup dalam proses pendidikannya.

i. Arus GlobalisasiGlobalisasi memungkinkan adanya akses yang terbuka terutama

dalam kehidupan ekonomi, dengan begitu transaksi ekonomi tidak adapembatasan yang mutlak, sejak terhitung saat konvensi telah disepakati.Seperti diketahui, di era globalisasi dewasa ini telah terjadi pergeseranparadigma tentang keunggulan suatu Negara, dari keunggulankomparatif (comperative adventage) kepada keunggulan kompetitif(competitive advantage). Keunggulam komparatif bertumpu pada kekayaansumber daya alam, sementara keunggulan kompetitif bertumpu padapemilikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ketidaksiapansetiap warga negara Indonesia dalam berkompetisi dapat menyebabkanbangsa Indonesia akan menjadi tamu di negara sendiri.

Page 161: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

153

Globalisasi jika tidak diantisipasi dapat mengancam eksistensiIndonesia sebagai suatu negara. Globalisasi justru melahirkan semangatcosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilihsekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka,terutama jika kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitifunder-quality (berkualitas rendah).

j. Arus informasi dan Kemajuan IPTEKArus informasi yang begitu deras seiring dengan globalisasi tidak

dapat dibendung dengan mudah. Lebih membahayakan lagi jika arusinformasi itu memiliki muatan nilai-nilai budaya yang bertentangandengan nilai-nilai Pancasila. Pengendalian dan filterisasi pengaruhbudaya luar yang tidak dapat dilakukan secara efektif dan mantap,cenderung dapat merusak sendi-sendi nilai bangsa, bahkan bisamengancam disintegrasi.

Kemajuan IPTEKS di samping mendatangkan kesejahteraan, jugadapat berdampak negatif terhadap kesehatan lingkungan dan polusi-polusi lain yang membahayakan kesehatan manusia. Untuk dapatmemanfaatkan kehadiran kemajuan IPTEKS, sangat dituntut bangunanmasyarakat yang berbasis pengetahuan.

k. Persoalan KarakterMenurut DITNAGA-DIKTI (2010) di kalangan pelajar dan

mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilakumenabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang beratmasih kerap diperlihatkan oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan“mencontek” pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginanlulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasionalmenyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidakberetika. Mereka mencari bocoran jawaban dari berbagai sumber yangtidak jelas. Apalagi jika keinginan lulus dengan mudah ini bersifatinstitusional karena direkayasa atau dikondisikan oleh pimpinan sekolahdan guru secara sistemik. Pada mereka yang tidak lulus, ada di antaranyayang melakukan tindakan nekat dengan menyakiti diri atau bahkanbunuh diri. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa.Plagiarisme atau penjiplakan karya ilmiah di kalangan mahasiswa jugamasih bersifat massif. Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswaprogram doktor. Semuanya ini menunjukkan kerapuhan karakter dikalangan pelajar dan mahasiswa.

Page 162: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan154

2. Tantangan Pembangunan Pendidikan NasionalMenurut Kemendiknas (2010) berdasarkan analisis faktor eksternal,

Internal, potensi, dan permasalahan pendidikan dapat diidentifikasiberbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunanpendidikan lima tahun ke depan. Tantangan-tantangan tersebut adalahsebagai berikut.

a. Melengkapi peraturan turunan yang diamanatkan undang-undangdi bidang pendidikan;

b. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian sasaran-sasaranMillenium Development Goals (MDGs), Education For All (EFA), danEducation for Sustainable Development (EfSD). Saat ini juga telahditerapkan Sustainable Development Goals (SDGs)

c. Menjamin tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikandi daerah terdepan, terpencil, dan rawan bencana;

d. Menjamin keberpihakan terhadap masyarakat miskin untukmemperoleh akses pendidikan bermutu seluas-luasnya pada semuasatuan pendidikan;

e. Menerapkan Standar Nasional Pendidikan dengan menekankankeseimbangan antara olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olahraga;

f. Mengembangkan kebijakan pemberdayaan tenaga pendidik dankependidikan dengan memperhatikan profesionalisme;

g. Mempertahankan peningkatan kualitas pendidikan dalam upayapemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) antargender danantarwilayah;

h. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan kejuruan/vokasiuntuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaingsecara global;

i. Menghasilkan SDM kreatif melalui pendidikan yang diperlukandalam pengembangan ekonomi kreatif;

j. Menyusun struktur biaya total pendidikan setiap satuan pendidikandengan mempertimbangkan indeks daya beli masyarakat;

k. Mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk memperkuat danmemperluas penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja dankerangka pengeluaran jangka menengah;

l. Meningkatkan kemitraan yang sinergis dengan dunia usaha danindustri, organisasi masyarakat, dan organisasi profesi;

Page 163: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

155

m. Meningkatkan koordinasi yang efektif dengan kementerian/lembagalain dan pemerintah daerah;

n. Mengembangkan kebijakan yang mengintegrasikan muatan budipekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, pedulilingkungan, dan peduli ketertiban dalam penyelenggaraanpendidikan;

o. Menjamin efektivitas pelaksanaan otonomisasi satuan pendidikantermasuk penyelenggaraan Badan Hukum Pendidikan (BHP);

p. Memperbaiki dan meningkatkan kredibilitas sistem Ujian Nasional;q. Mengembangkan kebijakan dalam penyelenggaraan parenting

education dan homeschooling;r. Mengembangkan kebijakan dalam penyelenggaraan PAUD;s. Mengembangkan kebijakan yang kondusif untuk menghasilkan

perguruan tinggi berdaya saing global (World Class University/WCU);

t. Mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk memperkuat danmemperluas pemanfaatan TIK di bidang pendidikan.

C. Inovasi dan Pembaharuan Pendidikan IndonesiaPembaruan pendidikan merupakan suatu keharusan karena faktor

sosial-budaya masyarakat selalu mengalami perubahan, terutamadisebabkan oleh perkemba-ngan teknologi informasi yang kian cepat(Baharuddin, 2013). Sebagaimana telah dipaparkan pada bagiansebelumnya, secara umum bangsa Indonesia menghadapi berbagaipermasalahan menyangkut kualitas pendidikan yang masih rendah,yang mengakibatkan daya saing bangsa, baik di tingkat regional ASEAN,terlebih lagi di tingkat dunia, kalah bersaing dengan negara lain. Haltersebut perlu direspon dengan cepat melalui pembenahan di sektorpendidikan, mengingat saat ini perubahan semakin dinamis, sehinggasetiap permasalahan yang muncul akan berpengaruh pada berbagaisektor lainnya.

Word Education Forum (2010) menegaskan bahwa kunci utama danmajunya pembangunan pendidikan di suatu negara adalah karenaadanya kepedulian pemerintah yang begitu serius dalam menanganisektor pendidikan. Soemarto (2002) menambahkan, keberhasilan suatubangsa dalam membangun pendidikan menjadi barometer tingkatkemajuan bangsa yang bersangkutan. Hal ini patut dicermati mengingatpembangunan pendidikan di Indonesia relatif masih tertinggal

Page 164: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan156

dibandingkan negara-negara lain, bahkan di kawasan Asia Tenggarasekalipun, kecuali dengan negara baru Timor Leste.

1. Paradigma Pendidikan Nasional Abad 21Badan Standar Nasional Pendidikan (2010) telah mempublikasikan buku

tentang “Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI”. Beberapa ketentuanyang tertuang dalam buku tersebut akan disampaikan secara sekilas.

a. Tujuan Pendidikan Nasional Abad 21Tujuan pendidikan nasional abad 21 dapat dirumuskan sebagai

berikut: “Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam duniaglobal, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusiayang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuanuntuk mewujudkan cita-cita bangsanya”. Dengan kata kesejahteraantercakup kesejahteraan spiritual yang mungkin lebih tepat dikatakansebagai kebahagiaaan dalam kehidupan, dan kesejahteraan fisik yang dapatpula dikatakan sebagai hidup yang berkecukupan.

b. Paradigma Pendidikan Nasional Abad 21Paradigma pendidikan nasional abad XXI dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1) Untuk menghadapi abad XXI yang makin syarat dengan teknologidan sains dalam masyarakat global di dunia ini, maka pendidikankita haruslah berorientasi pada ilmu pengetahuan matematika dansains alam disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan (humaniora)dengan keseimbangan yang wajar.

2) Pendidikan ilmu pengetahuan, bukan hanya membuat seorang pesertadidik berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap kelilmuan danterhadap ilmu pengetahuan, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif,serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi.Di samping memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan ini harusdisertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuhkembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yangsejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkupantarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.

3) Untuk mencapai ini mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikandasar, menengah dan pendidikan tinggi haruslah merupakan suatusistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap jenjang menunjang

Page 165: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan InovasiPendidikan di Indonesia

157

penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier ilmu. Namun demikian,penting pula pada akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk kependidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk langsung terjunke masyarakat.

4) Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkanjiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi mendasarikemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yangsaling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan bangsa.

5) Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagaibidang ilmu pengetahuan, maka perlu dihindarkan spesialisasi yangterlalu awal dan terlalu tajam.

6) Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan kebhinnekaanetnis, budaya, agama dan sosial, terutama di jenjang pendidikan awal.Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda inidiarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang bermutu.

7) Untuk memungkinkan seluruh warganegara mengenyam pendidikansampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya,pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah danmasyarakat dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan olehpemerintah (pusat dan daerah).

8) Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas, sistemmonitoring yang benar dan evaluasi yang berkesinambungan perludikembangkan dan dilaksanakan dengan konsisten. Lembagapendidikan yang tudak menunjukkan kinerja yang baik harus dihentikan.

2. Berbabagai Inovasi/Pembaruan Pendidikan di IndonesiaPelaksanaan inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum dan

pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari inovator dan pelaksana inovasiitu sendiri. Inovasi pendidikan seperti yang dilakukan di Kemendiknasatau Kemendikbud yang disponsori oleh lembaga-lembaga asingcenderung merupakan “Top-Down Inovation”. Inovasi ini sengajadiciptakan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan ataupemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagaiusaha untuk meningkatkan efesiensi dan sebagainya.

Perkembangan terkini sistem pendidikan dan pembelajaran sebagaimanifestasi dari pembaruan dan inovasi pendidikan mempunyaiimplikasi yang banyak, jauh dan menyeluruh dalam penyelenggaraanpendidikan di semua jejang, pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.Banyak contoh inovasi atau pembaruan yang dilakukan oleh

Page 166: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan158

Kemendiknas atau Kemendikbud selama beberapa dekade terakhir ini,seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), guru pamong, sekolah persiapanpembangunan, Sekolah kecil, Sistem Pengajaran Modul, Sekolah terbuka,Sistem Belajar Jarak Jauh, dan lain-lain.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telahmenetapkan pemberlakuan kembali Kurikulum 2013 setelah sebelumnyadievalusi oleh para ahli yang ditunjuk. Sebelum ditarik dan akhirnyadiberlakukan kembali, Kurikulum 2013 diberlakukan untuk menggantiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sebelum adanya KTSPpemerintah pernah mengimplementasikan Kurikulum 2013. Sementaraitu di level perguruan tinggi saat ini diberlakukan Kurikulum PerguruanTinggi merujuk Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) danStandar Nasional Pendidikan TInggi.

Sehubungan dengan itu dalam hal inovasi dan pembaruanpembelajaran di Indonesia dikenal istilah-istilah pembelajaran tematik,pembelajaran bermakna, inovasi pembelajaran kontekstual, pembelajarankompetensi, inovasi pembelajaran menggunakan multimedia daninternet, pembelajaran terpadu dan PAIKEM (Pembelajaran Aktif InovatifKreatif Efektif Menyenangkan). Sebagai upaya peningkatan kualitaspembelajaran maka pemerintah telah memperkenalkan konsep studipembelajaran (Lesson Study) dengan mengadopsi dari Jepang. Terkaitpembaruan pendidikan di level sekolah dasar telah diimplementasikansistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Page 167: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Daftar Pustaka 159

159

Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Ahmadi, A. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Ali, R. M. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: LKIS.Ali, Mohamad (Eds) (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:

IMTIMA.Anshari, M. H. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.Assegaf, A. R. 2005. Studi Islam Kontekstual. Yokyakarta: Gama Media.Asy’arie, M. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an.

Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam (LESFI).Asy’arie, M. 2001. Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berpikir. Yogyakarta:

Lembaga Studi Filsafat Islam (LESFI).Azani. 2012. Gambaran Psychological Well-being Mantan Narapidana.

EMPATHY, 1(1): 1-18.Baharuddin, H. 2013. Pembaruan Pendidikan Islam Azyumardi Azra:

Melacak Latar Belakang Argumentasinya. Lentera Pendidikan, 16(2):196-204.

Baihaqi, M. I. F. 2007. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan: dari Abendanon HinggaKH. Imam Zarkasyi. Bandung: Nuansa.

Barnadib, S. I. 1983. Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.Basyir, A. A. 1984. Falsafah Ibadah Dalam Islam. Yogyakarta: UII.Baswedan, A. 2014. Gawat Darurat Pendidikan Indonesia. Paparan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan dalam Silaturahmi Kementerian denganKepala Dinas Jakarta, 1 Desember.

Bertens, K. 1990. Filsafat Barat Abad XX Inggri-Jerman. Jakarta: PTGramedia.

Daftar Pustaka

Page 168: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan160

Blake, R. H. & Haroldsen, E. O. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi. CetakanKe-1. Terj. Hasan Bahanan. Surabaya: Papyrus.

Burhani, A. N. 2004. Muhammadiyah Jawa. Jakarta: Al-Wasat.Combs, A.W. 1982. Affective Education or None at All. Educational

Leadership, 39(7): 494-497.Darajat, Z. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi

Aksara.Dardiri, A. 2010. Urgensi Memahami Hakekat Manusia. Makalah. Yogyakarta:

FIP UNY.Dardiri, A. 2011. Manusia dan Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Makalah.

Yogyakarta: FIP UNY.Depdiknas. 2005. Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-

2009. Jakarta: Pusat Informasi dan Humas Depdiknas.DITNAGA-DIKTI. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun 2010.

Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.Dewantara, B. S. 1989. Ki Hadjar Dewantara Ayahku. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.Djumhur, I. & Danasuparta. 1976. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu.Djumransjah. 2004. Pengantar Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia

Publishing.Effendy, O. C. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya.Fakhruddin, A. R. 2005. Mengenal dan Menjadi Muhammadiyah. Malang:

UMM Press.Febriansyah, M. R., Budiman, A. C., Passandre, Y. R., Nashiruddin, M. A.,

Widiyastuti, & Nasri, I. 2013. Muhammadiyah 100 Tahun MenyinariNegeri. Yogyakarta: Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan PusatMuhammadiyah.

Fhadilla, A. 2014. Ruang Pendidik SMA INS Kayutanam Tahun 1967-2010.Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Fakultas Ilmu Budaya UniversitasAndalas.

Fathoni, M. 2012. Hakikat Manusia dan Pengetahuan. Makalah. OKU Timur:Pondok Pesantren Nurul Huda.

Hadikusumo, K. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP SemarangPress.

Halimah, A. 2012.Sistem Pendidikan Muhammad Syafei (Tokoh Pendidikandari Sumatera Barat). Artikel Jurnal Volume 1 Nomor 1 2012. Makassar:Fakutas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Page 169: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Daftar Pustaka 161

Hambali, H. 2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta: SuaraMuhammadiyah.

Hardiyanti, Y. 2011. Komponen-Komponen Pendidikan. Makalah FilsafatPendidikan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin

Hasan, A. B. P. 2006. Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Hasan, M. T. 2004. Dinamika Kehidupan Religius. Jakarta: Listafariska Putra.Hassan, F. 2005. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. Jilid 10. Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve. Idris, R. 2013. Pendidikan Sebagai Agen PerubahanMenuju Masyarakat Indonesia Seutuhnya. Lentera Pendidikan, 16(1):62-72.

Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas; Outdoor Learning.Jakarta: PrestasiPustaka Raya.

Ihsan, F. 2008. Dasar Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Ihsan, F. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MDK. Jakarta: Rineka

Cipta.Ilyas, A. 1997. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam Islam. Bandung: Al

Bayan.Jalaluddin. 2003. Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja GrafindoPersada.Jurdi, S. 2010. 1 ABAD Muhammadiyah - Gagasan Pembaharuan Sosial

Keagamaan. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.Kemendiknas. 2010. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan

Nasional tahun 2010—2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan NasionalRI.

Khasinah, S. 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat.Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 13(2): 296-317.

Khobir, A. 2010. Hakikat Manusia dan Implikasinya dalam ProsesPendidikan (Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam). Forum Tarbiyah, 8(1):1-15.

Kosasih, A. 2012. Konsep Insan Kamil Menurut al-Jili. (Online).( http://www.file.upi.edu, diakses 30 Juli 2015].

Langgulung, H. 2008. Azas-Azas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka, Al-Husna.

Maunah, B. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Teras.Marzuki. 2012. Politik Pendidikan Nasional dalam Bingkai Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jurnal Penelitian Humaniora,17(2): 16-38.

Page 170: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan162

Moerdiyanto. 2011. Tren Pengembangan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar danMenengah. Makalah. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan EkonomiUniversitas Negeri Yogyakarta

Mujidin. 2005. Garis Besar Psikologi Transpersonal: Pandangan TentangManusia dan Metode Penggalian Transpersonal serta Aplikasinyadalam Dunia Pendidikan. Humanitas: Indonesian Psychological Journal,2(1): 54- 64.

Mudyahardjo. R., Wasyidin, W.& Soegiyanto, S. 1992. Materi Pokok Dasar-Dasar Kependidikan. Modul 1-6. Jakarta: P2TK-PT Depdikbud.

Mudyahardjo, R. 2002. Pengantar Pendidikan: Sebuah Study Awal TentangDasar-Dasar Pendidikan Pada Umum dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Nadirah, S. 2013. Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, danKonvergensi. Lentera Pendidikan, 16(2): 188-195.

Nanuru, R. F. 2013. Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya diIndonesia. Jurnal UNIERA, 2(2): 133-143.

Nashori, F. & Diana, R. 2002. Mengembangkan Kreativitas Dalam PerspektifPsikologi Islam. Yogyakarta: Menara Kudus.

Nata, A. 2002. Filsalat Pendidikan Islam I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu..Nugroho, E. C. 2012. Menghargai Modus-Modus Esensial Manusia Sebagai

Upaya Mengatasi Problem Dehumanisasi di Indonesia. Makalah FilsafatFakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Oesman, O. & Alfian. 1992. Pancasila Sebagai Ideologi, Dalam Berbagai bidangKehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.

Padil, M. & Supriyatno, T. 2010. Sosiologi Pendidikan. Malang : UIN-Maliki Press.Pasha, M. K. & Darban, A. A. 2000. Muhamadiyah sebagai Gerakan Islam

(dalam Perspektif Historis dan Idiologis). Yogyakarta: LPPI.Pelly, U. & Menanti, A. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Dirjen Dikti

Depdiknas.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional PendidikanPidarta, M. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Piedade, J. I. 1986. Problematika Manusia dalam Antropologi Filsafat. Basis,

XXXV-10.Poerbakawatja, S. 1970. Pendidikan Dalam Alam Indonesia. Jakarta: Gunung

Agung.Pramudia, J. R. 2006. Orientasi Baru Pendidikan: Perlunya Reorientasi Posisi

Pendidik Dan Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 3(1): 29-38.

Page 171: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Daftar Pustaka 163

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.Prayitno & Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.Pulungan, S. M. 1984. Manusia Dalam al-Qur’an. Surabaya: Bina Ilmu.Purwanto, M. N. 2004. Psikologi Pendidikan. Cet. XX; Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.Raharja, S. 2008. Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia Nederlandche School

(INS) Kayu Tanam dalam Perspektif Pendidikan Humanis-Religius.Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(4): 9-19.

Rakhmat, J. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.Rakhmat, J. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sejarah dan Pemikirannya.

Jakarta: Kalam Mulia.Rokhim. 2014. Peran Organisasi Muhammadiyah dalam Bidang

Pendidikan di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal. Jurnal IlmiahPendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang, 2(1): 23-31.

Sabri, M. A. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar. Cet. VIII; Bandung: Alfabeta.Salam, Y. 1968. Riwayat Hidup KH. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: TB Yogya.Salim, M. 2002. Konsep Kekuasaan Politik Dalam AlQur’an. Cet. III. Jakarta :

Raja Grafindo Persada.Samad, M. Y. 2013. Pendidikan Islam dalam Perspektif Aliran Kalam:

Qadariyah, Jabariyah, dan Asy’ariyah. Lentera Pendidikan, 16(1): 73-82.

Santyasa, I.W. 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah dan PembelajaranKooperatif. Disajikan dalam Pelatihan tentang Pembelajaran danAsesmen Inovatif bagi Guru-guru Sekolah Menengah KecamatanNusa Penida tanggal 22-24 Agustus.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press.Sastrapratedja. M. 1992. Karakter Manusia dalam Pembangunan. Yogyakarta:

UGM.Sauri, S. 2009. Masalah-masalah Pokok Pendidikan di Indonesia dalam Perspektif

Filosofis, Teoretik dan Empirik. Makalah Disajikan pada SeminarNasional bagi guru-guru di Kabupaten Subang, 8 Agustus.

Seha, S. 2010. Manusia Dalam Al-Qur’an Menurut Persfektif FilsafatManusia. Al-Fikr, 14(3): 399-410.

Setianingsih, D. 2008. Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Tholhah Hasan.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

Page 172: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan164

Setiono, T. H., Wartoyo, F. X. & Widjijanto. 2013. Ki Hadjar DewantaraPerannya dalam Memperjuangkan Pendidikan Nasional Tahun 1922-1959.Naskah Jurnal. Sidoarjo: STKIP PGRI Sidoarjo.

Shihab, M. Q. 1996. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan.Sneijders, A. 2004. Antropologi Filsafat Manusia: Paradoks dan Seruan.

Yogyakarta: Kanisius.Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara.Soedijarto. 2008.Tercapainya Tujuan Pendidikan Nasional Sebagai Ukuran

bagi Pendidikan yang Bermutu dan Implikasinya. Jurnal PendidikanPenabur, 11(7): 37-41.

Soelaeman, M. I. 1988. Suatu Telaah tentang Manusia-Religi-Pendidikan.Jakarta: Depdikbud.

Soemarto. 2002. Faktor-Faktor Lingkungan Stratejik dalam PengembanganPerguruan Tinggi Swasta: Studi tentang Faktor-Faktor LingkunganPerguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi di Jawa Barat. Disertasi tidakdipublikasikan. Bandung: PPS-UPI.

Suardi, E. 2010. Sistem dan Tujuan Pendidikan. Bandung: Angkasa.Sulistya, A. V. 2002. Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Yogyakarta: Badan Pengembangan Kebudayaan dan PariwisataDeputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya.

Suhartono, S. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.Suparlan, P. 1984. Kebudayaan Kemiskinan, dalam Kemiskinan di Perkotaan.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia – Sinar Harapan.Suprayoko, K. 2006. Taman Siswa dan Konsepnya. Dipresentasi dalam

Seminar Nasional Kontribusi Tamansiswa dan INS Kayutanam dalammembangun Karakter bangsa Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan yangdiselenggarakan oleh Depdiknas,, Hotel Sahid, Ballroom Lantai 2,Jakarta, 24 Agustus.

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan, Cet. XI. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Suyanto. 2007. Tantangan Profesionalisme Guru di Era Global. Pidato DiesNatalis ke-43 Universitas Negeri Yogyakarta, 21 Mei.

Suyitno, Y. 2010. Modul 1 Manusia dan Pendidikan. Bandung: FakultasPendidikan UPI.

Suyitno, Y. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan. Bandung: FakultasPendidikan UPI.

Syah, M. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cet. V Bandung:Remaja Rosdakarya.

Page 173: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Daftar Pustaka 165

Syam, M. N. 1986. Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat KependidikanPancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

Tatang, S. 2010. Landasan Filosofis Pendidikan. BBM 2. (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/LANDASAN-PENDIDIKAN/BBM_2. pdf, Diakses 4 Agustus 2015).

Thoib, I. 2008. Wacana Baru Pendidikan.Yogyakarta: Genta Press.Tim Paradigma Pendidikan BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional

Abad XXI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.Tirtarahardja, U. & Sulo, S. L. L. 2005. Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru

dan Dosen.Usman, M. I. 2012. Model Mengajar Dalam Pembelajaran: Alam Sekitar,

Sekolah Kerja, Individual, dan Klasikal. Lentera Pendidikan, 15(2): 251-266.

van der Wij, P. A. 1991. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia. Jakarta: PenerbitPT Gramedia Pustaka Utama.

Wahab, Z. 2007. Menegakkan Sistem Pendidikan Nasional BerdasarkanPancasila. Makalah diprsentasikan dalam Sarasehan dalam rangkamemperingati Hari lahir Pancasila drai Klaster Pendidikan dengantema ”Sistem Pendidikan Nasional untuk Membangun PeradabanIndonesia yang dijiwai oleh Nilai-nilai Pancasila” di Balai Senat UGMBulaksumur Yogyakarta, 30 April - 1 Mei.

World Economic Forum. 2010. The Global Competitiveness Report 2008-2009.Yusuf, A. M. 1996. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia.Yusuf, M. T. 2012. Anomali Reformasi Penyelenggaraan Pembelajaran di

Indonesia. Lentera Pendidikan, 15(1): 85-91.Zed, M. 2012. Engku Mohammad Sjafe’i dan INS Kayutanam: Jejak

Pemikiran Pendidikannya. TINGKAP, 8(2): 173-188.Zubir, G. 2001. Peranan Masyarakat Dalam Pembangunan Sumber Daya

Manusia di Ranah Minang. Makalah Seminar Nasional IndustriPendidikan. Jakarta.

Page 174: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan166

Page 175: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Glosarium 167

167

Dimensi: segi yang menjadi pusat tinjauan ilmiah.

Hakikat: kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada.Kata ini berasal dari kata pokok hak (al-Haq), yang berarti milik (ke-punyaan) atau benar (kebenaran).

Gender: kesamaan peluang dan kesempatan dalam bidang sosial, politikdan ekonomi antara laki-laki dan perempuan, kaya miskin, orang cacatdan tidak, desa kota, atau sifat-sifat yang dilekatkan pada laki-lakiatau perempuan yang dibangun oleh sosial dan budaya.

Hak: segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telahada sejak lahir bahkan sebelum lahir.

Hegemoni: dominasi satu kelompok terhadap kelompok lainnya denganatau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang disampaikanoleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterimasebagai sesuatu yang wajar.

Inovasi: suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamatisebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang(masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasidiadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkansuatu masalah tertentu.

Glosarium

Page 176: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan168

Kata hati: kemampuan membuat keputusan tentang yang baik dan yangburuk bagi manusia sebagai manusia.

Kebahagiaan dalam kehidupan suatu masyarakat: tercerminan dalambentuk kehidupan bermasyarakat yang nyaman, mulai darilingkungan rumah tangga sampai ke lingkungan antara bangsadengan saling dihormati dan menghormati.

Kesejahteraan material atau hidup berkecukupan: kehidupan yangterbebas dari kemiskinan, walaupun tidak harus berupa kemewahan.

Landasan: dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan.Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation,yang dalam bahasa Indonesia menjadi fondasi. Fondasi merupakanbagian terpenting untuk mengawali sesuatu.

Ordonansi: peraturan atau ketetapan pemerintah; surat pemerintah; peraturan kerajaan.

Paradigma: ”world view”, suatu pers-pektif umum, cara pemilahankompleksitas dunia nyata. Selaku demikian, ”tindakan kita di dunia,termasuk perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok selakuilmuwan, peneliti, ahli pendidikan, politisi, tidak bisa terjadi tanpamengacu kepada paradigma yang dianutnya. Paradigmamenginstruksikan kita tentang apa yang dianggap ”penting”,”legitimate” dan ”masuk akal” dalam hidup.

Perguruan: Lembaga pendidikan dimana guru dan para murid hidupbersama di padepokan, dan para murid berguru kepada para cerdikcendekia (guru).

Polarisasi: pembagian atas dua bagian (kelompok orang yangberkepentingan dan sebagainya) yang berlawanan/berbeda.

Perguruan ini lambat laun dikenal sebagai pesantren yaitu tempat parasantri (catrik) berguru.

Page 177: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Glosarium 169

Sistem Among: cara pendidikan yang dipakai dalam sistem Taman Siswadengan maksud mewajibkan pada guru supaya mengingati danmementingkan kodrati adatnya pada siswa dengan tidak melupakansegala keadaan yang mengelilinginya.

Stratifikasi Sosial: pembedaan anggota masyarakat berdasarkan statusyang dimilikinya.

Tata Nilai: Pandangan hidup dan kesepakatan atas norma dalammengelola organisasi

Wajib belajar: program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warganegara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintahdaerah.

Yuridis: menurut hukum; secara hukum.

Page 178: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan170

Page 179: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Indeks 171

171

Indeks

AAbd Allah, 8activity centered, 70al-Basyar, 71al-Insan, 71al-Nas, 7al-Qur’an, 6,amar ma’ruf nahi mungkar, 17animal educabili, 3animal educandum, 3animal educator, 3animal ridens, 3animal rational, 3animal symbolicum, 3anthropological constants, 18aspek spasial, 3auditif, 44

BBani Adam, 8Bani Hasyr, 8budinurani, 4

Ccategorical imperative, 16Centre d’internet, 96child centered, 70community oriented project, 118comperative adventage, 152competitive advantage, 152

Ddas Es, 4das Ich, 4das Uber Ich, 4deterministis, 5

Eempirisme, 86environmental input, 46entrepreneurship, 118etnis, 5

Ffenomenologi, 5free will, 13

Page 180: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan172

Hhayawan nathiq, 2hewan yang berpikir, 2Hidayat al-Aqliyat, 20Hidayat al-Diniyyat, 21Hidayat al-Ghariziyyat, 21Hidayat al-Hasiyyat, 21homo economicus, 20homo faber, 2homo loquen, 2homo religious, 21homo sapiens, 2homo socius, 2horizontal, 18

II-it, 15I-thou, 15idealisme, 31imitative, 3innate potentials, 19innate tendencies, 19inovasi, 35insan kamil, 37instructional materials, 43instrumental input, 46interaksi edukatif, 41interpersonal, 49intrapsikis, 9

Jjiwa-jiwa nasional, 5

Kkawasan bawah sadar, 5Kayutanam, 107kerajaan hewan, 3khalifah, 6kreativitas tangan, 3kodrat, 2konsentris, 47konvergensi, 86

Llibido-seksualis, 4life long learning, 83lust principle, 4

Mmakhluk biologis, 7makhluk ekonomi, 2makhluk evolutif, 22makhluk kultural, 7makhluk reaktif, 9makhluk sosial, 2memayu hayuning bawana, 16metode global, 95monisme, 12monodualis, 11monopluralis, 11Muhammadiyah, 9

Nnativisme, 86naturalism, 86

Page 181: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Indeks 173

Oorde en vrede, 79

Ppaham individualism, 72paham integralistik, 72paham kolektivisme, 72pendidikan seks, 34pengembangan patologis, 24pluralisme, 12pour soi, 9pragmatisme, 69primary community, 57problem solving method, 71Project Based Learning, 98psikoanalisis, 4psikofisik, 27psiko-humanistik, 26

Rrasa kebebasan, 9rasio praktis, 16raw input, 46realisme, 69

Ssakral, 6salah didik, 24sekolah kejuruan, 101sistem among, 65struktur jiwa, 4sui generis, 4superego, 4

Tteologis, 4Teori Domein, 110the Id, 4tool-making animal, 2tripusat, 47tujuan institusional, 37tujuan instrukisonal, 37tujuan kurikuler, 37Tut Wuri Handayani, 78

Wwarisan ras, 6weltanschauung, 5Wisna Priya, 65Wisnu Rini, 65

Zzelfbegrotings-system, 112zelf besschikkingsrecht, 112zoon politicon, 2

Page 182: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan174

Page 183: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Profil Singkat Penulis 175

Profil Singkat Penulis

Husamah dilahirkan pada tanggal 18 Oktober1985 di sebuah pulau terpencil nan indah, yaituPulau Pagerungan Kecil, Sapeken, Sumenep. Iamenamatkan studi di SDN Pagerungan Kecil III,SMP Negeri 2 Sapeken, dan SMA Negeri 1Banyuwangi. Gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) iaperoleh dari Prodi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Muhammadiyah Malang (2008) dan

magister pendidikan (M.Pd.) dari Prodi Pendidikan Biologi UniversitasNegeri Malang (2014).

Suami dari Yanur Setyaningrum, S.Pd., M.Pd. dan ayah dari CyraAzalia Aufaa serta Ibrahim Azka Alfatih adalah Dosen Tetap di ProdiPendidikan Biologi FKIP UMM. Ia aktif menulis, mengajar, dan meneliti,serta diamanahi untuk mengepalai Pusat Studi Lingkungan danKependudukan UMM.

Hobi menulisnya dimulai sejak menjadi mahasiswa. Ia merupakanJuara I Mahasiswa Berprestasi UMM dan Kopertis VII Jawa Timurtahun 2008; beberapa kali menjuarai lomba penulisan ilmiah tingkatlokal, regional, dan nasional; beberapa kali memperoleh pendanaanProgram Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan menjadi finalis PIMNAS.Sampai saat ini, artikel ilmiah dan opininya telah dimuat di jurnalilmiah nasional dan internasional, prosiding seminar nasional daninternasional, serta media massa lokal dan nasional.

Ia telah berhasil menerbitkan beberapa buku yang ia sebut sebagai“karya kecil untuk menginspirasi Indonesia” seperti Cerdas Menjadi JuaraKarya Ilmiah (Tim, Pinus Group, 2010), Teacherpreneur, Cara Cerdas MenjadiGuru Banyak Penghasilan (Pinus Group, 2011), Panduan Penulisan Skripsi(Tim, Penerbitan Biologi UMM, 2009), KIR Itu Selezat Ice Cream (Tim,Pinus Group, 2011), Kamus Penyakit Pada Manusia (Andi, 2012) GuruProfesional Perspektif Siswa Indonesia (Editor; Aditya Media, 2012), Kamus

175

Page 184: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan176

Praktis Biologi (Tim, Penerbitan Biologi UMM, 2012); Outdoor Learning:Pembelajaran Luar Kelas (Prestasi Pustaka Raya, 2013), PembelajaranBerbasis Pencapaian Kompetensi: Panduan dalam Merancang Pembelajaranuntuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 (Tim, Prestasi PustakaRaya, 2013; Cet. II 2015), Science for Grade 1 (Tim, Aditya Media, 2013);Kamus Super Biologi (Tim, Prestasi Pustaka Raya, 2014), PembelajaranBauran: Blended Learning (Prestasi Pustaka Raya, 2014), Kamus A to ZKamus Psikologi Super Lengkap (Andi, 2015), Pencerahan PendidikanMasa Depan (Tim, UMM Press & FKIP UMM), Belajar dan Pembelajaran(Tim, Proses terbit di UMM Press) dan buku Pengantar Pendidikan yangada di tangan Anda ini.

Untuk diskusi dan koresponsdensi dengan penulis dapatmengirimkan pesan ke e-mail/facebook: [email protected]; atauInstagram: @papanya_cyra_n_abym.

Arina Restian S,Pd M.Pd adalah DosenPendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIPUMM. Ia terlahir di Blitar pada 14 juni 1988.Menyelesaikan Pendidikan di SD Negeri KarangTengah 1V Tahun 1994, SLTPN 6 Blitar Tahun 2000, SMA N 1 Kademangan Blitar tahun lulus tahun2006, Menyelesaikan S-I Pendidikan Seni TariUniversitas Negeri Malang (UM) Tahun 2010, danMendapat beasiswa Unggulan Program Dikti ,Padatahun 2012 menyelesaikan Program S-2 Pascasarjana Pendidikan SeniBudaya (UNESA) .

Berbagai tulisan dan kegiatan dibidang pendidikan antara lain: 1)Menulis di JP2SD di Universitas Muhammadiyah Malang tentangpendidikan PAIKEM GEMBROT"Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,Menyenangkan, Gembira Dan Berbobot"Bidang Seni, 2) NarasumberKemendikbud Nasional K13 Mapel Seni Budaya 2014, Wilayah JATIM,3) Narasumber Nasional Pelatihan Diklat Kepala Dinas Dan KepalaSekolah Mapel Seni Budaya 2014, 4) Narasumber Prakarya Kurikulum2013 Dinas Provinsi Jawa Timur Th 2014 SMP Muhamadiyah JawaTimur, 5) Panitia Seminar Internasional Membangun Peradapan BangsaMelalui Politik Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional DanBahasa Ilmu Pengetahuan, Dome UMM, 6) Juri Lomba Kreativitas

Page 185: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Profil Singkat Penulis 177

Desain Batik Mahasiswa UMM, 7) Seminar Internasional On SpecialEducation For Southeast Asia Region (Ukm Malasya, Upi, Unesa, SeameoSen) 2015 Presenter (Implementasi Sistem Evaluasi Penilaian AnakAutis Pada Pendidikan Iklusi Di Sekolah Dasar), 8) Seminar NasionalPgsd 2015 " Mewujudkan Mutu Pendidikan Yang Unggul Dan BerjatidiriMelalui Publikasi Ilmiah Untuk Jurnal Nasional Dan InternationalBereputasi, Pemakalah (Pendidikan Karakter Masa Kini), 9) SeminarInternational 2015 UNY 2nd International Kenference on current isuesin education (1CCIE 2015) 10). Konferensi Nasional ASWGI (AsosiasiPusat Studi Wanita/ Gender Dan Anak Seluruh Indonesia) 2015.

Drs. Rohmad Widodo, M.Si lahir diTrenggalek, 07 April 1967. Ia adalah DPKKopertis VII, dan mengajar di Program StudiCivic Hukum (PPKn). Di Prodi itu pula ia selamabeberapa periode diamani menjadi Ketua Prodi.Ia menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan PMP-Kn IKIP Malang (sekarang menjadi UniversitasNegeri Malang atau U) tahun 1991. Sementaraitu pendidikan S-2 ai selesaikan pada tahun2008 di jurusan Sosiologi Program PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Malang.

Saat ini ia aktif mengajar, menulis dan melakukan penelitian (melaluidana DIKTI dan dana internal UMM). Beberapa artikelnya telahdipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau dipresentasikan dalam seminarnasional/internasional. Ia menulis secara mandiri atau berkelompok/tim. Buku ini adalah beberapa diantara karya yang ia tulis dan secarakhusus didedikasikan untuk pengembangan pendidikan di Indonesia.

Page 186: Aliran - Aliran dalam Pendidikan i - UMM

Pengantar Pendidikan178