aliran filsafat pendidikan

26
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN Di dunia dikenal beberapa aliran utama filsafat pendidikan yang di antaranya dapat disajikan berikut ini: 1. Perennialisme a. Berhubungan dengan perihal sesuatu yang terakhir. Cenderung menekankan seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia. b. Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia , bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan. c. Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta. d. Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami. e. Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin. f. Orientasi bersifat philosophically-minded. Jadi, fokus pada perkembangan personal. g. Memiliki dua corak: 1. Perennial Religius: Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional. 2. Perennial Sekuler: Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara

Upload: ftans

Post on 03-Jul-2015

201 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Di dunia dikenal beberapa aliran utama filsafat pendidikan yang di antaranya dapat

disajikan berikut ini:

1. Perennialisme

a. Berhubungan dengan perihal sesuatu yang terakhir. Cenderung menekankan seni dan

sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia.

b. Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik.

Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan.

c. Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta.

d. Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami.

e. Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang

mungkin.

f. Orientasi bersifat philosophically-minded. Jadi, fokus pada perkembangan personal.

g. Memiliki dua corak:

1. Perennial Religius: Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika

dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh

pengetahuan proposisional.

2. Perennial Sekuler: Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian

seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi

dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi

pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern.

Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan

disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun

dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus

menghargai perbedaan pemikiran yang ada.

2. Esensialisme

a) Berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan

menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi

kelangsungan hidupnya.

Page 2: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

b) Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional.

c) Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra,

bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik.

d) Pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks.

e) Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien.

f) Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.

g) Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang

didiami serta tertarik pada kemajuan masyarakat teknis.

3. Progresivisme

a) Suka melihat manusia sebagai pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.

b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.

c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.

d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.

e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial

dengan keterampilan yang memadai.

f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi

humanisasi.

g) Bercorak student-centered.

h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan.

i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk

pribadi atau masyarakat.

4. Rekonstruksionisme

a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan

penyelesaian problema sosial yang signifikan.

b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist.

c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk

itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia

masa depan yang perlu diciptakan.

Page 3: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen

perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.

e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam

aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.

f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).

5. Eksistensialisme

a) Menekankan pada individual dalam proses progresifnya dengan pemikiran yang merdeka

dan otentik.

b) Pada dasarnya perhatian dengan kehidupan sebagai apa adanya dan tidak dengan

kualitas-kualitas abstraknya.

c) Membantu individu memahami kebebasan dan tanggung jawab pribadinya. Jadi,

menggunakan pendidikan sebagai jalan mendorong manusia menjadi lebih terlibat dalam

kehidupan sebagaimana pula dengan komitmen tindakannya.

d) Individu seharusnya senantiasa memperbaiki diri dalam kehidupan dunia yang terus

berubah.

e) Menekankan pendekatan “I-Thou” (Aku-Kamu) dalam proses pendidikan, baik guru

maupun murid.

f) Promosikan pendekatan langsung-mendalam (inner-directed) yang humanistik; dimana

siswa bebas memilih kurikulum dan hasil pendidikannya.

6. Behavioral Engineering (Rekayasa Perilaku)

a) Kehendak bebas adalah ilusi (Free-will is illusory).

b) Percaya bahwa sikap manusia kebanyakan merefleksikan tingkah laku dan tindakan yang

terkondisikan oleh lingkungan.

c) Memakai metode pengkondisian sebagai cara untuk mengarahkan sikap manusia.

d) Pendidik perlu membangun suatu lingkungan pendidikan dimana individu didorong

melalui ganjaran dan hukuman untuk kebaikan mereka dan orang lain.

Page 4: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

DOSEN PENGASUH :

Prof. Dr. Belferik Manullang, MPd

Dr. Ibrahim Gultom,. MPd

LILY

8106121014

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2010

Page 5: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT HEDONISME DAN ADAPTASI

TUGAS MATA KULIAH TEORI BELAJAR DAN INSTRUKSIONAL

DOSEN PENGASUH :

Prof. Dr. Mhd. Badiran, MPd

Dr. Sahat Siagian. MPd

MARLINA SIREGAR

8106121015

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2010

Page 6: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT HEDONISME

A. PENDAHULUAN

Salah satu aliran aksiolgis dalam filsafat adalah Hedonisme. Hedonisme erat kaitannya

dengan Epicurus. Sebab dialah yang menggagas hedonisme.

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan

kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang,

pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang

lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya 1x, sehingga mereka merasa ingin

menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup

dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari

golongan penganut paham ini lah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan

mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,”Bergembiralah engkau hari ini,

puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati.”

B. TEORI HEDONISME

Pengajaran atau konsep moral dari Hedonisme adalah menyamakan kebaikan dengan

kesenangan. Jadi semua kesenangan dan kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan.

Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa

pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang

paling hakiki bagi manusia. Pandangan hidup seperti inilah yang sekarang ini banyak dan hampir

semua umat manusia meng-amininya dan menjadikannya sebagai tolok ukur dalam gaya hidup.

Teori ini juga cenderung mengajarkan, bahwa untuk mendapat kesenangan dan

kenikmatan dan kebahagiaan, tidak perlu menunggu di surga, karena pada dasarnya, mereka

tidak mempercayai adanya kebahagiaan di surga, dan kalimat yang sering diucapkan oleh para

hedonis:” kita tidak perlu pergi ke surga untuk mengalami kebahagiaan, karena di dunia ini,

kenikmatan dan kebahagiaan serta kesenangan telah tersedia dan dapat kita miliki

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme diartikan sebagai pandangan yang

menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup (KBBI, edisi

ketiga, 2001). Secara general, hedonisme bermakna, kesenangan merupakan satu-satunya

Page 7: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

manfaat atau kebaikan. Dengan demikian hedonisme bisa didefinisikan sebagai sebuah doktrin

(filsafat etika) yang berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau hasrat

terhadap kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.

C. MENGENAL EPICURUS

Greek philosopher who believed that the world is a random combination of atoms and

That pleasure is the highest good (341-270 BC). (wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn ).

Fokus pemikirannya bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kenyamanan batin, dan

kebebasan dari rasa sakit. Seluruh sensasi keinginan adalah fitrah, dan layak untuk di puaskan.

Intinya, karena manusia akan mati, maka manusia harus senang.

(http://mbethy.multiply.com/journal/item/12)

Pendapat Epicurus tentang agama dan Tuhan

“…Atau Tuhan mau menghapuskan keburukan, tetapi tidak mampu. Atau sebenarnya ia mampu,

tetapi tidak mau. Atau ia tidak mampu dan tidak mau. Jikalau ia mau, tetapi tidak mampu, ia

lemah…. Jikalau ia mampu, tetapi tidak mau, dia jahat…. Tetapi, jikalau Tuhan mampu dan mau

menghapuskan kejahatan, … lantas bagaimana kejahatan ada di dunia?”

(Lee Strobel, The Case for Faith, Zondervan, 2000:25. bdk. Teodice. (2006:230).

(http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg66868.html)

Pandangan Epicurus tentang kenikmatan

“Epicurus merekomendasikan kepada kita untuk mengejar kesenangan dan kebahagiaan, namun

harus diingat, dia tidak pernah mengajarkan bahwa kita harus menjalani kehidupan dengan

mementingkan diri sendiri (selfish) yang berdampak kepada terhalangnya kesenangan dan

kebahagiaan untuk orang lain.” (http://omnilogos.blogspot.com/2009/05/epistemologi-

hedonisme-epicurus.html)

Bagi Epicurus, kesenangan yang paling tinggi adalah tranquility (kesejahteraan dan bebas

dari rasa takut) yang hanya bisa diperoleh dari ilmu pengetahuan (knowledge), persahabatan

(friendship) dan hidup sederhana (virtuous and temperate life). Ia juga mengakui adanya

Page 8: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

perasaan-perasaan akan kesenangan sederhana (enjoyment of simple pleasures), namun Epicurus

mengartikan kesenangan sebagai sesuatu yang harus jauh dari hasrat-hasrat jasmaniah (bodily

desires), semisal seks dan hawa nafsu. (http://pwkpersis.wordpress.com/2008/03/20/mengenal-

hedonisme-lebih-dekat/)

Epicureanisme dianggap oleh beberapa kalangan sebagai bentuk hedonisme kuno.

Epicurus mengidentifikasikan “kesenangan” dengan “kesentosaan” (tranquility) dan penekanan

kepada reduksi hasrat berlebih terhadap perolehan spontan kesenangan (the immediate

acquisition of pleasure).

Jadi menurut Epicurus, kesenangan bukanlah sesuatu yang pada dasarnya menyenangkan,

justru kesenangan adalah kondisi sejahtera. Karena menurut dia kesenangan itu relatif. Dengan

demikian, Epicureanisme melepaskan diri dari proposisi yang sebelumnya: kesenangan dan

“manfaat yang utama” (the highest good) itu sejajar, Epicurus mengklaim bahwa kesenangan

yang paling tinggi tercapai dari sesuatu yang sederhana, semisal kehidupan sederhana yang

dijalani bersama teman-teman dan dari diskusi-diskusi filosofis. Dia menekankan bahwa,

bukanlah hal baik jika seseorang melakukan sesuatu yang membuat seseorang yang lain (teman)

merasa baik, yang apabila dengan pengalaman perbuatan tersebut seseorang justru meremehkan

pengalaman-pengalaman yang akan datang dan membuat seseorang yang lain merasa tidak lagi

nyaman. Sayangnya, Epicurus tidak menjelaskan sistem sosial etikanya secara panjang lebar.

Dengan arti lain, sistem sosial etikanya Epicurus mengalami kebuntuan pada tataran

fungsionalisasi(utopia).

Ide mendasar dibalik makna hedonis mengajarkan kepada kita bahwa setiap tindakan

yang baik, bisa diukur pada seberapa banyak kesenangan dan seberapa kecil penderitaan yang

bisa diproduksi. Dalam koridor teoretis, hedonisme pun bertalian dengan sistem filsafat etika

yang lainnya seperti utilitarianisme, egoisme dan permisifisme. Dalam terma singkatnya, seorang

hedonis akan mengarahkan segala usahanya untuk memaksimalkan “rasio” ini (pleasure over

pain).

Beberapa abad setelah Epicurus, datang John Stuart Mill (1806-1873) seorang filosof

utilitarianisme berkebangsaan Inggris dan Jeremy Bentham (1748-1832), seorang filosof Inggris,

Page 9: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

yang juga pendiri University College London (UCL), keduanya menetapkan beberapa prinsip

fundamental hedonisme berdasarkan teori etika utilitarianisme (paham yang mengatakan bahwa

manusia dalam tindakannya selalu mencari untung dan manfaat).

Menurut mereka, nilai-nilai utilitarianisme merupakan sebuah pijakan dasar bagi

berdirinya nilai-nilai filsafat hedonisme dalam seluruh tindakan yang mengarah kepada proses

pencapaian kebahagiaan yang paling besar bagi seluruh manusia. Meskipun konsekwen dengan

pencarian kebahagiaan atau kesenangan, ada sedikit perbedaan pandangan nilai-nilai hedonistik

antara Bentham dengan Mill yang berkaitan dengan ekspostulat (gagasan) mengenai prinsip-

prinsip tentang “manfaat” itu sendiri. Sedikitnya ada dua aliran pemikiran mengenai hedonisme:

1. Aliran pertama, yang dipromotori oleh Jeremy Bentham, lebih meyakini pendekatan

kuantitatif. Bentham meyakini bahwa nilai-nilai mendasar tentang sebuah kesenangan bisa

dimengerti secara kuantitatif. Pada dasarnya, dia percaya bahwa nilai-nilai kesenangan bisa

dipacu oleh kesenangan lain yang dipengaruhi oleh durasi waktu (intensitas). Jadi, bukan hanya

jumlah kesenangan, intensitas dan seberapa lama kesenangan tersebut bisa dinikmati, juga bisa

mempengaruhi“jumlah”.

2. Aliran yang kedua, vis a vis kelompok pertama, yang diwakili oleh John Stuart Mill, yang

menganjurkan pendekatan kualitatif. Mill lebih meyakini adanya perbedaan level kesenangan,

yang mana kualitas kesenangan tertingi, lebih baik dari kualitas kesenangan yang lebih rendah.

Mill juga berpendapat bahwa, makhluk rendahan (simpler beings) semisal babi, punya jalan

termudah untuk memperoleh kesenangan yang sederhana (simpler pleasure); selama mereka

(simpler beings, Pen) tidak disibukkan oleh segmen kehidupan yang lain, mereka bisa dengan

mudah menuruti kesenangan mereka tersebut.

Sedangkan makhluk yang lebih kompleks (elaborate beings), terbentur predisposisi

(kecenderungan) untuk memusatkan perhatiannya kepada persoalan yang lain (dalam

kehidupan), oleh karena itu, memperoleh waktu yang sedikit untuk kesenangan. Maka dengan

demikian, mereka (elaborate beings, Pen) akan menemukan kesulitan untuk menikmati

“kesenangan yang sederhana” yang dilakukan oleh simpler beings, dengan jalan dan cara yang

sama.

Page 10: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Namun permasalahan yang muncul adalah: pertama, pada umumnya, setiap kesenangan

tidak memiliki kesamaan sifat atau ciri, meskipun fakta mengatakan bahwa “kesenangan”

tersebut bisa dilihat sebagai “sesuatu yang menyenangkan” (pleasurable). Lagipula, standar yang

berlaku untuk sesuatu yang dikatakan “menyenangkan” bermacam-macam. Semisal sadisme,

yang sebagian orang menganggap sebagai sebuah kesenangan dan hobi. Sejatinya, pendekatan

kuantitatif dan kualitatif harus diposisikan dan dipandang sebagai dua pendekatan yang

komplementer.

Kedua, seseorang akan merasa keberatan, jika ketika seseorang yang lain mendapatkan

kesenangan mungkin yang lain akan merasakan penderitaan, yang mengakibatkan terjadinya

kontradiksi mengenai tindakan moral. Hal ini menjadi kontradiksi jika kita melihat dari

perspektif absolutisitas moral. Sementara dari sudut pandang relativitas moral, tidak akan pernah

terjadi kontradiksi. Dua persoalan inilah, yang dicap oleh filosof Henry Sidgwick dalam bukunya

“The Method of Ethics” (1963) sebagai “paradox of hedonism”.

Banyak yang melihat, hedonisme tidak punya kaitan dengan egoisme. Tapi anehnya,

utilitarianismenya John Stuart Mill terkadang diklasifikasikan sebagai sebuah bentuk hedonisme,

yang mana klasifikasi tersebut juga membenarkan tindakan moral melalui kontribusi berikutnya

kepada manfaat tertinggi dan kebahagiaan. Hal ini juga—bisa dikatakan—ama dengan

hedonisme altruistik (altruisme; paham mendahulukan orang lain). Mengingat, diantara doktrin-

doktrin hedonistik ada yang mengajarkan untuk melakukan apa saja yang bisa membuat

kebahagiaan pribadi seseorang (via usaha yang panjang), Mill juga menyetujui tindakan-tindakan

yang dapat membuat orang-orang bahagia. Dengan arti lain, menyandingkan individualisme

dengan kolektifisme.

Adalah benar bahwa, Epicurus merekomendasikan kepada kita untuk mengejar

kesenangan dan kebahagiaan, namun harus diingat, dia tidak pernah mengajarkan bahwa kita

harus menjalani kehidupan dengan mementingkan diri sendiri (selfish) yang berdampak kepada

terhalangnya kesenangan dan kebahagiaan untuk orang lain.

Page 11: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

C. LEBIH JAUH TENTANG EPICURUS

1. Epicurus was an early thinker to develop the notion of justice as a social contract. He

defined justice as an agreement “neither to harm nor be harmed……

2. Epicurus defined philosophy as the art of making life happy and strictly subordinated

metaphysics to ethics, naming pleasure as the highest.

3. Happiness is an essential part of every life.

D. PANDANGAN ISLAM TENTANG KENIKMATAN HIDUP

Dalam doa sapu jagat kita berdoa: Ya Allah berikanlah kepada kami kebahagiaan di

dunia dan kebahagiaan di akhirat serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Islam

menghendaki umatnya menikmati kehidupan ini. Islam juga memberikan jalan menuju hidup

yang penuh dengan kesenangan itu yakni dengan ibadah. Kebahagiaan berasal dari hati yang

tenang, sedangkan hati yang tenang berasal dari jiwa yang selalu mengigat Allah. Dan mengingat

Allah merupakan substansi dari Ibadah. Tiada substansi tanpa aksidensi. Bahkan menurut filsafat

eksistensialisme, aksidensi mendahului substansi. Ini berarti, untuk mencapai hati yang tenang,

butuh ibadah dengan demikian ketenangan hidup akan bisa diraih.

Page 12: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT ADAPTASI

Filsafat pragmatisme Amerika

Filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang asli berasal dari AS. Sistem filsafat ini lebih

menekankan hasil daripada metode, menerima beraneka ragam metode dan pendekatan

untuk menghasilkan pengetahuan. Iklim pragmatis di AS lebih menekankan pada

bagaimana manusia menjalani proses-prosesnya dan tidak terlalu menekankan pada apa

atau siapakah manusia itu.

Dicetuskan oleh kelompok orang muda yang upper class dari Boston, a.l. William James

Konsep utama : perilaku manusia digerakkan oleh belief yang dimiliki. Belief

berkembang menurut prinsip evolusi “survival of the fittest”, yang dipertahankan adalah

yang paling dibutuhkan manusia. Melalui proses inilah terbentuk perilaku manusia dan

habit.

Teori Evolusi Darwin

Pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungannya, ia harus beradaptasi.

Proses adaptasi inilah yang menyebabkan terjadinya seleksi alam, baik dalam artian

kelompok species yang unggul (Darwin) maupun dalam arti karakteristik dari species

yang bertahan, misalnya anggota tubuh (Spencer).

Proses adaptasi sifatnya spesifik, hanya berlaku untuk lingkungan tertentu. Suatu

kelompok species yang well-adapted dalam suatu lingkungan bisa saja tidak dapat

beradaptasi pada lingkungan lain.

Sebagai seorang dualist yang percaya pada pemisahan mind-body, Darwin

mengaplikasikan juga pandangannya ini kepada perkembangan fungsi mental makhluk

hidup. Kelompok makhluk hidup yang paling sukses dalam beradaptasi dengan

lingkungannya adalah mereka yang memiliki fungsi mental paling tinggi, dalam hal ini

adalah manusia.

Pentingnya adaptasi ini menyebabkan aliran fungsionalisme sering dipandang sebagai

‘psychology of adaptation’.

Page 13: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Sir Francis Galton

Sepupu Darwin yang banyak menerapkan teori Darwin ke dalam bidang psikologi.

Menekankan pada aspek hereditary (bawaan) sebagai penentu kualitas fungsi mental

manusia. Lingkungan tidak berperan. Berdasarkan studinya pada keluarga-keluarga

terpandang, ia menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang diturunkan.

Sejalan dengan pandangan teori Darwin, ia juga percaya akan adanya variasi yang

konstan dalam fungsi mental, yang dikenal sebagai individual difference.

Adanya perbedaan individual ini membawanya kepada pemikiran perlunya pengukuran

akan perbedaan fungsi mental manusia. Hal ini dapat dilakukan melalui statistic dan

teknik pengetesan sebagai pengukuran kapasitas mental manusia.

Kecerdasan/inteligensi manusia dapat diukur melalui ketajaman penginderaannya.

Mereka yang memiliki penginderaan yang tajam adalah mereka yang cerdas.Selanjutnya

hasil pengukuran ini harus dapat dituangkan ke dalam penggolongan manusia sesuai

tingkat kecerdasannya. Hal ini dpat dilakukan melalui teknik statistik psikologi.

Galton juga percaya bahwa kelompok ras yang berbeda dari manusia bertahan di bagian

yang berbeda-beda di bumi ini sebagai hasil dari adaptasi terhadap lingkungan mereka.

William James

Seorang pendahulu yang dianggap paling penting untuk aliran fungsionalisme.

Pendidikan awalnya adalah seorang dokter dan ia pertama kali mengajar fisiologis di

Harvard pada tahun 1872. Semenjak tahun 1878 ia mendalami filsafat dan psikologi serta

mendapat gelar professor untuk kedua bidang tsb. Menurut Lundin (1991), James lebih

muncul sebagai seorang filsuf daripada seorang psikolog. Pengaruhnya sangat kuat pada

aliran fungsionalisme, terutama kelompok Chicago school.

Karya utamanya adalah Principles of Psychology. Karya yang sering dijadikan rujukan

untuk mahasiswa psikologi tahun awal adalah Psychology : Briefer Course.

Definisi dan ruang lingkup psikologi. Psychology is the science of mental life, both of

its phenomenon and of their conditions” Fenomena adalah subyek dan kondisi adalah

proses fisiologis di otak. Psikologi adalah natural science.

Metode psikologi. Ada tiga metode utama dalam psikologi:

Page 14: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

o Introspection

Merupakan metode penting dan utama dalam psikologi. Introspeksi yang

dimaksud sangat berbeda dengan introspeksi dalam aliran strukturalisme. Bagi

James, introspeksi adalah kecenderungan alamiah manusia, kemampuan untuk

menyadari apa yang telah terjadi.

o Experimentation

James mengakui metode ini sebagai metode penting namun tidak pernah

melakukannya sendiri. Ia menganggap metode ini perlu dieksplorasi lebih lanjut.

o Comparative method

Metode tambahan yang dapat digunakan untuk psikologi anak-anak, binatang,

orang primitif, dan penderita gangguan mental.

Dalam pandangan-pandangannya yang lain, tampak jelas bahwa bagi James, proses

fisiologis di otak dan di dalam tubuh manusia adalah representasi dari proses mental dan

hal ini adalah penentu tingkah laku dan menentukan bagaimana manusia mempersepsikan

lingkungan. James juga mengakui adanya proses habituasi yang otomatis dan semakin

tidak disadari, meskipun meninggalkan jejak dalam benak manusia. Baginya, proses

mind lebih penting daripada elemen-elemen mind itu sendiri. Pandangan ini terwakili

dengan jelas dalam teorinya tentang emosi, bersama-sama Carl Lange, yang dikenal

sebagai James-Lange Theory. (Baca pandangan James tentang habit, instintct, emotion,

reason dan memory, Lundin hal 104-106)

James dikenal sebagai salah seorang psikolog terbesar Amerika. Sebagai pribadi ia juga

diakui populer dan charming, serta kemampuan menulisnya sangat mengagumkan. Ia

juga dikenal sebagai seorang penentang keras aliran strukturalisme dari Wundt.

Meskipun pada masanya idenya sangat berpengaruh, dengan berlalunya waktu hanya

sedikit pandangannya yang bertahan hingga masa kini.

Ciri Fungsionalisme

Lebih menekankan pada fungsi mental daripada elemen-elemen mental.

Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi

biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam

hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting

Page 15: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Fungsionalisme juga sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi

itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.

Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respon

adalah suatu kesatuan

Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari

biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu

pemahaman terhdap fungsi mental.

Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia. Meskipun

sebagian besar riset di Uni. Chicago (pusat berkembangnya aliran fungsionalisme)

menggunakan metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidak berpegang

pada satu metode inti. Metode yang digunakan sangat tergantung dari permasalahan yang

dihadapi

 Tokoh-tokoh

John Dewey (1859-1952)

Latar belakangnya adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat.

Ia kemudian mengajar di University of Chicago dan ikut dalam perkembangan

fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbia University dan tinggal di

sana hingga akhir hayatnya.

Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi psikologis adlaah suatu kesatuan yang utuh,

tidak dapat dipecah ke dalam bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh

strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai konstruk-

konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi psy. Events

tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia. Contoh : anak yang

mengulurkan jarinya sebagai respon adanya api dan terbakar.

James Rowland Angell (1867-1949)

Berasal dari keluarga terpelajar, ayah dan kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari

universitas besar di AS. Ia memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi murid

William James di sana. Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun

Page 16: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

memperoleh 23 gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala departemen psikologi dan

pernah menjabat sebagai presiden dari APA.

Angell adalah seorang yang kritikal terhadap strukturalisme. Pada masa keaktifannya,

aliran fungsionalisme sedang berkembang dan berjuang untuk memperoleh tempat yang

mapan dalam khasanah dunia ilmu sehingga juga memunculkan banyak kritik terhadap

aliran strukturalisme yang sudah lebih dlu mapan. Baginya, psychological entity tidak

ada yang dapat dipisah-pisah seperti sel dalam ilmu biologi. Psychological entity adalah

sebuah kompleks yang kita kenal sebagai persepsi. Hal ini jelas tidak sejalan dengan

strukturalisme.

Functional psychology adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-

fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.

Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan mind and body.

Harvey A. Carr (1873-1954)

Carr menggantikan Angell sebagai Kepala Departemen Psikologi di Chicago setelah

menerima gelar Ph.Dnya. Pada masa ini fungsionalisme sudah menjadi aliran yang

mapan dan tidak terlalu bersaing lagi dengan strukturalisme

Bagi Carr, aspek penting dari psikologi adalah perilaku adaptif manusia. Ia menjelaskan

berbagai fungsi mental manusia (perception, learning, emotion dan thinking )dengan

kerangka berpikir perilaku adaptif manusia.

 Sumbangan

Mengembangkan ruang lingkup psikologi dari segi kelompok subyek (anak, binatang)

maupun bidang kajian (psikologi abnormal, psychological testing, psikologi terapan). Hal

ini dimungkinkan karena aliran fungsionalisme lebih terbuka kepada perbedaan

individual dan bidang aplikasi daripada strukturalisme. Salah satu pelopor psychological

testing adalah James McKeen Cattell, mantan murid Wundt. Selanjutnya bidang

psychological testing ini menjadi salah satu bidang kajian penting dan paling populer

dalam psikologi.

Page 17: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Memperkenalkan pentingnya perilaku nyata sebagai representasi dari aktivitas mental.

Pandangan ini mempersiapkan jalan bagi berkembangnya aliran baru, behaviorisme yang

berpegang pada perilaku nyata sebagai satu-satunya obyek psikologi

Memperkenalkan konsep penyesuaian diri sebagai obyek psikologi. Konsep adaptasi dan

adjustmen ini menjadi konsep yang sangat penting dan sentral bagi beberapa bidang studi

psikologi selanjutnya, seperti kesehatan mental dan psikologi abnormal.

Kritik terhadap Fungsionalisme

Kritik utama dari aliran strukturalisme adalah lebih pentingnya isi/elemen mental

daripada prosesnya. Pada masa dimana terjadi persaingan ketat antara fungsionalisme dan

strukturalisme, kritik ini cukup mendapat perhatian penting.

Kurang adanya fokus yang jelas dan terarah dalam aliran fungsionalisme. Para tokoh

tidak pernah terlalu jelas dan elaboratif dalam mengungkapkan konsep-konsepnya dalam

karya mereka. Akibatnya aliran ini dianggap tidak terlalu utuh dan terintegrasi dan

berdampak pada posisinya yang kurang kuat sebagai sebuah sistem.

Bersifat teleological, sesuatu ditentukan oleh tujuannya. Hal ini menggambarkan

orientasi pragmatisme yang seringkali dikritik sebagai lebih berorientasi pada hasil dan

tidak memperhatikan proses.

Terlalu eklektik, mencampurkan berbagai ide dan konsep dari beragam sumber sehingga

terkesan kompromistis dan kehilangan bentuk asli. Pada dasarnya, fungsionalisme

memang tidak ingin muncul sebagai sebuah aliran yang strict dan lebih memilih untuk

dapat lebih fleksibel dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Fungsionalisme tidak bertahan lama juga sebagai sebuah aliran, sama seperti strukturalisme yang

sering ditentangnya. Meskipun demikian, banyak ide-ide aliran ini yang kemudian diserap oleh

aliran besar psikologi modern di AS.

Page 18: ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN