afola laporan pkn itn malang
DESCRIPTION
shear each other ...is one way to get the better solutionTRANSCRIPT
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
1 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tinjauan Umum
1.1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pembangunan di Indonesia juga terus meningkat di segala bidang, termasuk di
dalamnya adalah kemajuan teknologi di bidang perencanaan konstruksi.
Umumnya aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode
pelaksanan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
proyek konstruksi.
Dengan demikian Ilmu yang diperoleh mahasiswa dalam proses belajar
di kampus melalui interaksi dengan pengajar atau dosen, perlu disatukan
(Sinergi) antara dunia akademi dan partisi. Mahasiswa memerlukan wahana
lain untuk memperdalam pengetahuan yang didapat di kampus. Praktek Kerja
Nyata (PKN) merupakan kegiatan di luar perkuliahan kampus yang memiliki
bobot sebesar 3 sks. Kegiatan ini sangat bermanfaat terhadap mahasiswa
untuk mengerti lebih jauh tentang kondisi di lapangan secara langsung.
Teknik Sipil merupakan jurusan yang secara umum bergerak di bidang
konstruksi. Seorang sarjana teknik sipil yang baik tentunya harus memiliki
pemahaman teori dasar konstruksi dan pelaksanaan proyek konstruksi di
lapangan yang baik. Hal yang melatarbelakangi mahasiswa untuk mengikuti
Praktek Kerja Nyata (PKN)) adalah untuk memahami pelaksanaan proyek.
Dengan mengikuti Praktek Kerja Nyata (PKN) di suatu proyek, mahasiswa
berharap dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam dan nantinya
bermanfaat bagi mahasiswa dalam menerapkan teori-teori ilmu teknik sipil.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
2 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
1.1.2. Gambaran Umum Proyek
Pembangunan Gedung utama Fakultaas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang (Tahap I) yang sedang dalam proses
pembangunan ini merupakan struktur bangunan beton bertulang dengan di
JalanVeteran Kabupaten Malang. Pelaksanaa proyek ini berjalan mulai 25
Juni 2012 sampai dengan 20 Desember 2012. Secara proyek akan
diserahterimakan kepada owner selaku kuasa pengguna anggaran, selanjutnya
akan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan (in user).
Data umum Pembangunan Gedung utama Fakultaas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya Malang ini adalah sebagai berikut :
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
3 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Sedangkan data-data lainnya mengenai proyek adalah sebagai berikut :
� Struktur utama : Beton bertulang
� Pondasi : Pondasi Tiang bor
Gambar 1.1 Lokasi Pembangunan Gedung utama Fakultaas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang (Tahap I)
1.1.3. Maksud dan Tujuan Proyek
Pembangunan Gedung utama Fakultaas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang ini bertujuan memenuhi kebutuhan Mahasiswa
Universitas Brawijaya Malang, dimana gedung sebelumnya tidak sebanding
dengan keadaan jumlah Mahasiswa. Selain itu pembangunan gedung ini
merupakan salah satu prasarana dari Universitas Brawijaya Malang untuk
meningkatkan mahasiswa di Universitas Brawijaya Malang.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
4 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
1.2.Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Nyata
Maksud dari Praktek Kerja Nyata ini adalah sebagai salah satu syarat mata
kuliah wajib yang harus ditempuh mahsiswa sebelum skripsi, dimana mahasiswa
diharapkan dapat menyusun sebuah laporan dari hasil pengamatan secara langsung
di lapangan. Sehingga mahasiswa akan dapat melihat bagaimana aplikasi dari mata
kuliah yang didapatkan selama perkuliahan pada saat di lapangan dengan berbagai
penerapan yang ada.
Dengan demikian pada Pembangunan Gedung utama Fakultaas
Ekonomi dan Bisnis (Tahap I) ini, Laporan Praktek Kerja Nyata-nya lebih di
fokuskan pada pengawasan dan penjadwalan proyek
Tujuan yang diharapkan tercapai dari Praktek Kerja Nyata yang
dilaksanakan mahasiswa adalah :
1. Agar mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis berupa
pengetahuan kegiatan pengawasan dan pelaksanaan di lapangan yang
selama ini belum pernah diterima di bangku kuliah.
2. Agar mahasiswa mampu membandingkan pengetahuan teknis yang
diperoleh di bangku kuliah dengan pengaplikasiannya di lapangan.
3. Agar mahasiswa mengetahui hak serta kewajiban pihak-pihak yang terkait
dalam pengawasan suatu proyek.
4. Agar mahasiswa dapat mengenal lebih dekat bentuk-bentuk hambatan yang
dihadapi dalam proses pembangunan sebuah bangunan gedung untuk
kondisi dan kebutuhan yang dikehendaki serta cara-cara praktis yang
dilakukan untuk mengatasinya.
5. Agar mahasiswa dapat lebih memahami proses pembangunan suatu
proyek.
6. Agar mahasiswa mampu memperluas, memperdalam, dan memperkaya
pengetahuan dalam bidang ketekniksipilan, terutama tentang konstruksi
bangunan gedung.
7. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman selama kerja paraktek, sehingga
dapat digunakan sebagai bekal dasar mahasiswa dikemudian hari untuk
terjun langsung di lapangan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
5 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
1.3.Batasan Masalah
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Nyata, hal-hal yang akan dibahas
pada laporan Praktek Kerja Nyata dibatasi hanya mengenai :
� Struktur Organisasi Proyek
� Pengawasan dan Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
� Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Balok, Kolom Plat dan Dinding Basemen.
Dimana pengawasan dan pelaksanaan yang dibahas sesuai dengan masa
Praktek Kerja Nyata yaitu mulai dari pekerjaan persiapan (penyediaan material
dan peralatan), sampai pada pelaksanaan konstruksi (pekerjaan bekisting,
penulangan, pengecoran beton, pembongkaran bekisting, rangka atap dan
perawatan) beserta masalah yang timbul dari pelaksanaan tersebut.
Pembatasan masalah disesuaikan dengan keadaan yang terjadi pada Proyek
Gedung Fakultas Ekonoomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang,
hal tersebut dilakukan untuk lebih mengaktualisasikan penyusunan laporan.
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan Praktek Kerja Nyata ini tidak
dimulai pada permasalahan yang ada pada tahapan awal proyek, namun pada
permasalahan dimana Praktek Kerja Nyata mulai dilakukan, yaitu mulai
tanggal 16 Oktober 2012 -10 Desember 2012. Dasar-dasar teori yang terdapat
pada laporan akan diuraikan secara menyeluruh dengan menitikberatkan pada
kesesuian antara pelaksanaan pekerjaan dan penyelesaian masalah di lapangan
dengan teori yang ada.
1.4.Metode Pembahasan Laporan
Terdapat dua tahap pembahasan dalam penyusunan laporan Praktek
kerja Nyata ini, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap pengumpulan data
Metode pembahasan yang digunakan dalam pengumpulan data yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas, yaitu :
a. Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan dan pencatatan sistematis mengenai hal-hal
penting dalam proyek serta pengamatan terhadap permasalahan yang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
6 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
ada secara langsung. Adapun data yang kami butuhkan dari pihak
pelaksana proyek antara lain data-data :
- Biaya (cost)
- Pelaksanaan (performance)
- Waktu (time)
b. Metode Interview atau Wawancara
Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan interview atau wawancara dengan orang yang dianggap
mampu memberikan informasi mengenai proyek yang sedang berjalan.
c. Metode Pustaka atau Studi Literatur
Metode pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan
atau mengambil dari buku-buku sebagai sumber bacaan dan referensi
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data yang dilakukan dalam menyusun laporan Praktek
Kerja Nyata ini meliputi :
a. Memilih permasalahan inti untuk memperoleh alternatif-alternatif
penyelesaian dalam suatu proyek
b. Menganalisis data yang ada dengan cara membandingkan teori dengan
permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan di lapangan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
7 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
2.1. Tinjauan Umum
Timbulnya masalah-masalah yang rumit dan kompleks seringkali
terjadi dalam pelaksanaan suatu proyek. Adanya cara kerja yang rapi, teratur,
disiplin, terorganisir dan penuh tanggung jawab sangat dibutuhkan agar tidak
menimbulkan tumpang tindih dalam pekerjaan. Adanya tanggung jawab yang
ganda atau merangkap mengakibatkan terhambatnya kelancaran kerja.
Pelaksanaan pembangunan suatu proyek bisa diartikan sebagai melakukan
pekerjaan pada suatu lokasi sedemikian rupa sehingga bangunan yang
dimaksud bisa berdiri. Tentu saja dalam proses pelaksanaan pembangunan,
selalu melibatkan berbagai profesi yang saling berhubungan secara aktif.
Semua pihak tersebut bekerja sebagai sebuah tim, dan tim yang bagus
adalah tim dimana setiap anggota memiliki tugas yang jelas dan dikerjakan
dengan penuh tanggung jawab serta loyalitas yang tinggi. Tim yang bagus juga
memiliki satu bentuk koordinasi kerja yang baik dan sehat antar masing-
masing anggotanya. Dengan tim yang bagus akan dapat diperoleh prestasi
kerja yang optimal dan efektif.
Susunan dari pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah proyek yang
sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing, serta membentuk suatu
hubungan tertentu itulah yang disebut dengan Sistem Organisasi Proyek.
2.2. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakan suatu mekanisme untuk
menentukan kelancaran pelaksanaan suatu proyek. Dengan adanya struktur
organisasi proyek maka pengelolaan proyek dapat terencana dengan baik.
Disamping itu, struktur organisasi juga digunakan untuk mengatur kegiatan
proyek agar tidak terjadi overlapping. Pengaturan dan koordinasi yang baik
dalam pelaksanaan proyek dapat menghasilkan efesiensi waktu, biaya proyek
yang sesuai dengan anggaran yang ada, dan kualitas pekerjaan yang hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian optimalisasi fungsi masing-
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
8 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
masing bagian dapat dicapai sesuai dengan tujuannya. Hal ini sangat penting
artinya bagi proses perkembangan setiap bagian proyek, sehingga koordinasi
secara efektif dalam pengelolaan seluruh tahapan pembangunan proyek yang
dilakukan bisa menjadi satu manajemen yang utuh dan terpadu.
Berdasarkan sifat dan bentuknya, strutur organisasi proyek dapat dibagi
menjadi dua (2), yaitu sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi Kontraktual
2. Struktur Organisasi Pelaksanaan
2.3 Struktur Organisasi Kontraktual
Struktur Organisasi Kontraktual adalah struktur organisasi proyek yang
menunjukkan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dengan wewenang
dan tanggung jawab sesuai kontrak yang disetujui bersama.
Pada dasarnya organisasi dan penyelenggaraan proyek meliputi lima
sisi fungsional, yaitu sebagai berikut :
1) Pemilik Proyek, merupakan penyelenggara pelaksanaan proyek.
2) Pemimpin Proyek, bertindak sebagai wakil dari pemilik proyek dalam
merealisasikan pembangunan proyek.
3) Perencana Proyek, merencanakan proyek mulai dari melakukan studi
kelayakan sampai dengan membuat detail perencanaan proyek.
4) Konsultan pengawas,yang menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan baik
dalam segi kualitas maupun kuantitas.
5) Kontraktor Pelaksana, merupakan pelaksana pekerjaan fisik proyek.
Salah satu aspek dalam manajemen proyek yaitu organizing atau
pengorganisasian menyebutkan dalam suatu struktur organisasi yang baik,
masing-masing pihak yang terlibat seperti yang telah disebut di atas harus
dapat mengetahui ataupun memahami tanggung jawab masing-masing. Setiap
pihak mendapat tugas, kewajiban, dan wewenang yang jelas serta harus dapat
bekerja sama, sehingga seluruh aktifitas proyek atau kegiatan yang
dilaksanakan pada proyek dapat berjalan dengan lancar.
Secara umum skema Struktur Organisasi Kontraktual dalam suatu
proyek memberikan gambaran pihak-pihak yang terkait dalam suatu proyek.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
9 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Keterlibatan pihak-pihak tersebut terbagi dalam garis atau instruksi dan garis
koordinasi.
Adapun skema Struktur Organisasi Kontraktual pada Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi & Bisnis(Tahap I) Universitas
Brawijaya Malang yaitu sebagai berikut :
Garis Instruktif Garis Koordinatif
Tabel 2.1 : Skema Struktur Organisasi Kontraktual
1. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek (owner) merupakan pihak yang mempunyai ide serta
memiliki sarana untuk merealisasikan ide pembangunan pada suatu proyek.
Karena pihak Pemilik Proyek tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk
mewujudkan semua ide tersebut, maka untuk merealisasikannya perlu bantuan
dari pihak lain yang memiliki keahlian-keahlian dalam bidang pembangunan.
Pihak pemilik dapat berasal dari pemerintah, badan hukum (perusahaan
atau yayasan), dan swasta atau perorangan. Pada Pembangunan Gedung Utama
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang, yang
Pemilik Proyek
Universitas Brawijaya Malang
Pejabat Pembuat
Universitas Brawijaya
Konsultan Perencana
PT.Bhakti Teknologi Adiyasa
Konsultan Pengawas
PT. MitraPlan Kons
Kontraktor Pelaksana
PT. Nindya Karya (Persero)
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
10 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
bertindak sebagai pihak Pemilik Proyek adalah Universitas Brawijaya Malang.
Pemilik merupakan pihak yang memberi tugas dan membiayai proyek mulai
dari perencanaan sampai dengan proses pelaksanaan berlangsung.
Tugas dari Pemilik Proyek adalah sebagai berikut :
a) Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai suatu proyek.
b) Mengambil keputusan terakhir untuk menetapkan pihak Kontraktor
Pelaksana.
c) Menandatangani semua perintah kerja dan surat perjanjian dengan pihak
Kontraktor Pelaksana.
d) Mengeluarkan semua instruksi kepada pihak Kontraktor Pelaksana.
e) Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan maupun perpanjangan
yang diajukan oleh pihak Kontraktor Pelaksana.
f) Menyediakan dana atau anggaran biaya.
g) Memilih Kontraktor Pelaksana yang berpengalaman dalam bidang yang
sesuai dengan sifat, jenis, dan volume pekerjaan yang dikerjakan melalui
proses pelelangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penawaran
yang ekonomis serta dapat dipertanggungjawabkan.
h) Mengadakan perjanjian kontrak dengan Kontraktor Pelaksana.
i) Menetapkan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
j) Memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan.
k) Mengadakan pemeriksaan kembali perencanaan proyek yang sudah
disusun oleh Konsultan Perencana dimana masih ada kemungkinan
diadakan perubahan atau redesign.
2. Pemimpin Proyek
Pemimpin Proyek merupakan wakil dari Pemilik Proyek dalam
merealisasikan pembangunan proyek. Pada Proyek Pembangunan Gedung
Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
yang merupakan wakil dari Pemilik Proyek adalah Pejabat Pembuat Komitmen
Universitas Brawijaya Malang.
Tugas dari Pejabat Pembuat Komitmen adalah sebagai berikut :
a) Bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang sedang dilaksanakan dan
dapat bekerja sama dengan unsur-unsur atau pihak yang bersangkutan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
11 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
b) Bertanggung jawab atas keuangan ataupun segi fisik untuk pekerjaan yang
sesuai dengan daftar isian proyek yang telah disiapkan untuk anggaran
proyek.
c) Mengadakan rapat pengelola untuk menyusun program dan strategi
pencapaian sasaran proyek, serta menyusun Term Of Reference (TOR).
d) Menandatangani atau mengesahkan Berita Acara Prestasi (BAP) atau
kemajuan pekerjaan.
e) Menandatangani atau mengesahkan As Built Drawing.
f) Menandatangani berkas kelengkapan pembayaran termyn.
g) Menandatangani atau mengesahkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
baik penyerahan pertama maupun kedua.
h) Memberi petunjuk pada Direksi Lapangan atau Pengawas Lapangan.
3. Perencana Proyek
Perencana Proyek adalah seseorang atau badan hukum yang
mempunyai tugas untuk merencanakan suatu bentuk fisik bangunan proyek,
tetapi masih dalam bentuk dua dimensi di atas kertas. Dalam suatu proyek,
Konsultan Perencana merupakan suatu tim yang terdiri dari tenaga-tenaga
teknik dari berbagai disiplin ilmu antara lain Sipil, Arsitek, Mesin, Elektro, dan
lain-lain. Konsultan Perencana bertanggung jawab penuh terhadap hasil
perencanaan. Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(Tahap I) Universitas Brawijaya Malang yang bertindak sebagai Konsultan
Perencana adalah
Tugas dari Perencana Proyek adalah sebagai berikut :
a) Menyusun program pelaksanaan pekerjaan perencanaan dan alokasi
tenaga.
b) Memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, menyusun
pelelangan, menyusun dokumen pelelangan, dan memberikan penjelasan
terhadap persoalan-persoalan perencanaan yang timbul selama tahap
konstruksi.
c) Mengumpulkan data-data lapangan dan lingkungan serta penyelidikan
tanah.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
12 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
d) Membuat rencana tapak, prarencana, dan pengurusan untuk mendapatkan
ijin pendahuluan bangunan, serta melakukan penelitian dan pengujian
anggaran pelaksanaan konstruksi.
e) Membuat lengkap rencana arsitektur, struktur, penjelasan rencana
perhitungan struktur, dan lain sebagainya.
f) Membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, rencana
volume dan biaya, program pelaksaan dan rencana pelaksanaan konstruksi.
4. Tim Pengawas
Tim Pengawas adalah seseorang atau badan hukum yang mempunyai
tugas mengawasi suatu proses dan pelaksanaan proyek di lapangan sehingga
pelaksanaan proyek dapat sesuai dengan persyaratan yang dituntut baik dalam
segi teknis maupun dokumen kontrak. Dari proses pengawasan dan
pengontrolan yang dilakukan oleh Tim Pengawas, diharapkan dapat
mengendalikan pembiayaan, dan waktu pelaksanaan, serta menjalin mutu dan
kualitas secara keseluruhan pada proyek. Pembangunan Gedung Utama
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang yang
bertindak sebagai Konsultan Pengawas adalah PT. MITRAPLAN KONS
Tugas dari Tim Pengawas adalah sebagai berikut :
a) Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan proyek untuk semua bagian
konstruksi agar sesuai dengan perencanaannya.
b) Mengendalikan dan mengontrol pelaksanaan proyek yang menyangkut
aspek kualitas, biaya, dan waktu pelaksanaan.
c) Mengevaluasi dan mengajukan usul-usul kepada Kontraktor Pelaksana
untuk semua bagian Kontraktor dan pelaksanaannya di lapangan.
d) Mengadakan pertemuan rutin dengan Kontraktor Pelaksana untuk
kepentingan koordinasi di lapangan.
e) Memberikan saran dan peringatan kepada pihak Kontraktor Pelaksana
seandainya dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan terjadi penyimpangan
yang dapat mengakibatkan mutu pekerjaan tidak sesuai dengan standart
yang ditentukan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
13 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
f) Membuat berita acara penyelesaian pekerjaan.
g) Mengadakan pemeriksanaan terhadap mutu bahan yang digunakan.
Struktur organisasi pengawas untuk proyek satu dengan yang lain
adalah berbeda-beda tergantung pada:
a) Lingkup dan besarnya proyek
b) Sifat hubungan kontraktual dengan klien
c) Potensi perusahaan
d) Anggota staff yang tersedia untuk proyek tersebut
Prinsip-prinsip berikut perlu juga diperhatikan dalam penyusunan
organisasi di lapangan, yaitu:
a) Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
b) Masing-masing staaf harus memiliki uraian pekerjaan (job description)
secara jelas dan terperinci.
c) Masing-masing individu dibekali dengan wewenang untuk mengambil
keputusan sesuai dengan jabatannya.
5. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah perseorangan atau badan hukum yang
bergerak dalam bidang pembangunan suatu proyek. Dalam pelaksanaannya
Kontraktor Pelaksana selaku pelaksana fisik bangunan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. Pada Proyek
Pembangunan Gedung Kompleks Perkantoran dan Pemerintahan Kabupaten
Malang yang bertindak sebagai Kontraktor Pelaksana adalah PT. NINDYA
KARYA.
Tugas dari Kontraktor Pelaksana adalah sebagai berikut :
a) Memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam dokumen kontrak dengan
segala lampirannya, syarat-syarat umum administrasi, syarat-syarat teknis,
syarat-syarat bahan, dan sebagainya.
b) Mengikuti dan mentaati segala petunjuk dari Pemilik Proyek
c) Memberikan laporan mengenai perkembangan proyek di lapangan
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
14 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
d) Menghadiri setiap rapat yang diselenggarakan berkaitan dengan
pelaksanaan proyek di lapangan.
e) Melaksanakan pekerjaan konstruksi di lapangan sesuai dengan gambar dan
dokumen kontrak yang telah dicantumkan.
f) Membuat time schedule sebagai pedoman pengendalian bersama dengan
persetujuan Pemimpin Proyek atau Pemilik Proyek.
g) Berkewajiban memenuhi hal-hal sebagai berikut :
� Pencegahan terhadap kerusakan, kebakaran, atau hilangnnya semua
hasil pekerjaan, bahan, dan peralatan yang berada di proyek.
� Penyediaan perlengkapan P3K serta memerintahkan semua tenaga kerja
dalam bekerja selalu menggunakan alat-alat keselamatan kerja.
� Pengamanan secara wajar dan sehat atas semua orang, tenaga kerja,
atau pengunjung yang berkepentingan pada proyek.
6. Pihak Terkait Lainnya
Dalam pelaksanaan suatu proyek akan terlibat pula beberapa pihak
selain pihak-pihak seperti yang telah disebut di atas, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, yaitu antara lain :
Supplier Bahan Bangunan
Pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Brawijaya Malang, supplier mengadakan bahan bangunan yang dibutuhkan,
seperti portland cement (PC), agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), besi
beton, dan lain-lain untuk diserahkan sampai ke tempat pekerjaan dengan
kualitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan. Bahan-bahan yang telah
dikirim, dapat ditolak atau dikeluarkan dari lokasi jika tidak sesuai dengan
permintaan. Supplier terbesar pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas
Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang adalah PT. Surya
Beton Indonesia yang memasok kebutuhan beton hampir pada keseluruhan
konstruksi gedung.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
15 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
2.4 Struktur Organisasi Pengawas
Struktur Organisasi dari pihak Kontraktor Pelaksana biasanya terdiri
dari Project Manager, Site Manager, Pelaksana Arsitek, Pelaksana Sipil,
Pelaksana M/E (Mecanical/Eletrical), Asisten Pelaksana, Quality Control,
Drafter Administrasi Proyek, Administrasi Kantor, Logistik. Namun pada
Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Brawijaya Malang, struktur organisasi Konsultan Pengawas dalam hal ini PT.
MitraPlan Kons seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
16 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
USULAN STRUKTUR ORGANISASI (SESUAI TANGGAPAN KAK)
PROY.PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS (TAHAP I)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Home office
Site office
Team Leader ir.joko wiharto s
Tenaga Ahli ta.arsitektur
ir.khamit arifin ta.struktur/ta geotek ir.ganang s utomo
ta.mekanikal/elektrikal ir.parjono
ta.quality surveyor ir.mahyunandi sirie
Chief Inspector Agung Budi rahardjo
Pengawas Lapangan i Tri Miyanto Wibowo, st
Pengawas Lapangan ii Hari Chrisnawan, st
Tenaga Pendukung - Administrasi
hendro priyo susilo
ida simanjuntak amd - drafter
aan iswandi,st aviv kurniawan,st
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
17 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
• Tenaga ahli local terdiri dari:
� Tenaga ahli struktur dan konstruksi:
1. Melakukan survey lapangan guna mengidentifikasi kelayakan dan
kesiapannya dari segi social,lingkungan dan teknis bangunan.
2. Mempelajari dan memahami dokumen perancangan baik gambar,spesifikasi
teknis maupun perhitungan-perhitungan yang telah dibuat konsultan
perencana.
3. Meminta penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan
kepada konsultan perencana.
4. Menterjemahkan hasil pemahaman dokumen perencanaan kedalam suatu
rencana implementasi fisik.
5. Memeriksa dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor.
6. Memeriksa ijin pelaksanaan pekerjaan.
7. Mengarahkan,mengevaluasi dan menyetujui metode kerja yang diajukan
kontraktor serta memonitor terhadap pelaksanaan.
8. Mengarahkan dan mengevaluasi kuantitas dan kualitas pekerjaan dan
memberi arahan teknis dan penyelesaian masalah selama pelaksanaan
pekerjaan fisik.
9. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi fisik
10. Memeriksa gambar-gambar terlaksana (as built drawing),sesuai dengan
fisik pekerjaan yang telah dilakukan.
11. Memeriksa semua hasil pengujian dan laboratorium yang telah di
laksanakan.
12. Menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan
gedung,peralatan dan perlengkapan gedung.
13. Melaksanakan kordinasi diantara anggota-anggota tim pengawas dan
bertanggung jawab mengenai koordinasi supervise.
� Tenaga ahli MEE :
1. Melakukan survey lapangan guna mengidentifikasi kelayakan dan
kesiapannya dari segi social,lingkungan dan teknis bangunan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
18 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
2. Mempelajari dan memahami dokumen perancangan baik gambar,spesifikasi
teknis maupun perhitungan-perhitungan yang telah dibuat konsultan
perencana .
3. Meminta penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan
kepada konsultan perencana.
4. Menterjemahkan hasil pemahaman dokumen perencanaan kedalam suatu
rencana implementasi fisik.
5. Memeriksa dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor.
6. Memeriksa ijin pelaksanaan pekerjaan.
7. Mengarahkan,mengevaluasi dan menyetujui metode kerja yang diajukan
kontraktor serta memonitor terhadap pelaksanaan.
8. Mengarahkan dan mengevaluasi kuantitas dan kualitas pekerjaan dan
memberi arahan teknis dan penyelesaian masalah selama pelaksanaan
pekerjaan fisik.
9. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi fisik.
10. Memeriksa gambar-gambar terlaksana (as built drawing),sesuai dengan
fisik pekerjaan yang telah dilakukan.
11. Memeriksa semua hasil pengujian dan laboratorium yang telah di
laksanakan.
12. Menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan
gedung,peralatan dan perlengkapan gedung.
13. Melaksanakan kordinasi diantara anggota-anggota tim pengawas dan
bertanggung jawab mengenai koordinasi supervise.
� Tenaga Ahli arsitektur:
1. Melakukan survey lapangan guna mengidentifikasi kelayakan dan
kesiapannya dari Meminta penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas
dalam rancangan kepada konsultan perencana.
2. Mempelajari dan memahami dokumen perancangan baik gambar,spesifikasi
teknis maupun perhitungan-perhitungan yang telah dibuat konsultan
perencana.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
19 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3. Meminta penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan
kepada konsultan perencana.
4. Menterjemahkan hasil pemahaman dokumen perencanaan kedalam suatu
rencana implementasi fisik.
5. Memeriksa dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor.
6. Memeriksa ijin pelaksanaan pekerjaan.
7. Mengarahkan,mengevaluasi dan menyetujui metode kerja yang diajukan
kontraktor serta memonitor terhadap pelaksanaan.
8. Mengarahkan dan mengevaluasi kuantitas dan kualitas pekerjaan dan
memberi arahan teknis dan penyelesaian masalah selama pelaksanaan
pekerjaan fisik.
9. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi fisik.
10. Memeriksa gambar-gambar terlaksana (as built drawing),sesuai dengan
fisik pekerjaan yang telah dilakukan.
11. Memeriksa semua hasil pengujian dan laboratorium yang telah di
laksanakan.
12. Menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan
gedung,peralatan dan perlengkapan gedung.
13. Melaksanakan kordinasi diantara anggota-anggota tim pengawas dan
bertanggung jawab mengenai koordinasi supervise.
• Quantity surveyor :
1. Menyiapkan harga satuan pekerjaan yang terkait dengan pembangunan
gedung.
2. Jika dipandang perlu,konsultan harus mendapatkan harga pasar untuk
mendapatkan harga mutakhir dan dapat diterima.
3. Menyiapkan harga satuan beton(termasuk bekisting/formwork)untuk
semua mutu kuat tekan (baik dalam benda uji kubus maupun silinder)dan
untuk semua penggunaannya pada komponen bangunan gedung pondasi
,pilecap,sloof,balok struktur ,kolom,plat lantai,ring balok,lantai
kerja,dsb.),dan harus integrated/linked dengan daftar kuantitas dan
harga.serta harga satuan baja tulangan baik tulangan polos maupun ulir.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
20 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
• Pengawas lapangan
1. Mengarahkan dan mengawasi pekerjaan di lapangan dalam proses pelaksanaan
setiap hari.
2. Mengevaluasi kuantitas dan kualitas pekerjaan dan memberi arahan teknis
selama selama pelaksanaan pekerjaan fisik.
3. Mencatat segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan pekerjaan yang
diawasinya setiap hari.
4. Membuat laporan dan bertanggung jawab kepada resident Engineer.
5. Menyusun daftar kekurangan –kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan selama
waktu pelaksanaan.
6. Mengawasi perbaikan atau rehabilitasi cacat/kurang yang telah dilaksanakan.
7. Membuat laporan perbaikan/rehabilitasi cacat/kurang yang telah dilaksanakan.
8. Membuat laporan perbaikan/rehabilitasi cacat/kurang yang telah dilaksanakan
dalam masa pemeliharaan.
• Tenaga pendukung(personil lainnya) terdiri dari:
� Tenaga admin proyek:
1. Mengkoordinir,membuat dan mengedit semua kegiatan adminstrasi
proyek,seperti:
2. laporan mingguan dan bulanan
3. laporan prestasi pekerjaan laporan khusus apabila diperlukan berita
acara pembayaran angsuran,berita acara serah terima I dan II
pekerjaan,dan lain-lain.
4. Mengarsipkan system keluar atau masuk surat.
5. Bertugas penuh dilapangan dan bertanggung jawab kepada project
manager.
� Drafter:
1. Menyiapkan gambar shop drawing
2. Menyusun gambar Asbuilddrawing
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
21 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
3.1 Tinjauan Umum
Dalam mewujudkan suatu bangunan rencana menjadi bangunan yang siap
pakai dan memenuhi persyaratan teknis yang telah direncanakan, maka salah satu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pelaksanaan proyek. Sebaik-baiknya
sebuah perencanaan tidak mungkin menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan bila pelaksanaannya tidak dilakukan dengan baik.
Dalam usahanya mewujudkan suatu proyek sudah seharusnya pihak pelaksana
selalu berkonsultasi dan bekerjasama dengan pihak perencana untuk memperoleh
penafsiran yang sama terhadap pekerjaan yang harus diselesaikan. Konsultasi dan
musyawarah juga diperlukan bila terjadi perubahan terhadap suatu struktur, juga bila
ternyata bagian suatu struktur tidak dapat dilaksanakan di lapangan ataupun bila
terjadi kesalahan perencanaan.
Untuk memperlancar pekerjaan di lapangan, hal-hal atau kegiatan yang harus
dilakukan oleh pihak pelaksana sebelum kegiatan pelaksanaan konstruksi dimulai
adalah sebagai berikut :
� Penentuan strategi pelaksanaan dan budget anggaran pelaksanaan.
� Penentuan struktur organisasi pelaksanaan.
� Melakukan pekerjaan pendahuluan.
� Penyediaan prasarana dan perlengkapan peralatan atau fasilitas lapangan
(site instalation).
� Pengadaan sumber daya meliputi material, tenaga kerja, dan peralatan.
Praktek Kerja Nyata di Lapangan ini akan lebih menitik beratkan pada
pengawasan sehingga laporan pekerjaan akan memiliki spesialisasi kearah pekerjaan
pekerjaan tersebut. Namun membahas pekerjaan-pekerjaan yang di amati secara
langsung di lapangan seperti pekerjaan penulangan pondasi, penulangan plat,
penulangan dinding Basement, penulangan atap basement, penulangan tangga,
penulangan kolom, dan penulangan balok.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
22 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
3.2.1 Pekerjaan Penulangan Pondasi
Penulangan Pondasi dilakukan setelah Selesai Pemerataan lahan dan
penggalian lokasi titik tempat pondasi yang akan di bangun. Pondasi yang
dipakai pada proyek ini adalah pondasi tiang bor dengan pondasi strauss.
Namun sebelum penulangan pondasi ini dilakukan terlebih dahulu menentukan
titik-titik yang akan di bor dan setelah penentuan titik-titik yang di bor selasai,
baru melakukan pemboran pada setiap titik-titik yang telah di tetapkan.dengan
kedalam pondasi yaitu 6 meter sesuai dengan data tanah (soil investigation)
Diameter tulangan yang di pakai pada pile Cap Pondasi ini adalah 16 ø 16
artinya tulangan berjumlah 8 dengan diameter 16 mm,
ø13-200 artinya diameter tulangan 13 mm dengan jarak 200 mm dan
diameter Pile Cap 50 cm dengan ke dalaman 6 m.
Dengan demikian pekerjaan penulangan pondasi pile cap ini dapat disajikan
bentuknya seperti pada gambar 3.1 dibawah ini :
.
Gambar 3.1 : Penulangan Pondasi strauss
3.2.2 Pekerjaan Pengecoran Pondasi
Pengecoran pondasi strauss ini dilakukan setelah semua pekerjaan
penulangan selesai dikerjakan. Dan setelah pekerjaan pengecoran ini selesai
baru memulai pengecoran pondasi pile cap, pengurugan tanah, pengecoran
spesi untuk persiapan penulangan lantai dasar, penulangan sloof dan
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
23 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
penulangan kolom. Pekerjaan ini dapat juga di sajikan seperti pada gambar 3.2
berikut ini :
Gambar 3.2: Bor pondasi Gambar 3.3: Pengecoran Pondasi Strauss
3.3 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
3.3.1 Pekerjaan Penulangan Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegan
perananan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan (Collapse) pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (Total Collapse) seluruh struktur.
Pada Proyek Pembangunan ini, dimensi kolom
dimensi kolom (K0) 80/80 dengan diameter tulangan utama 12-D25 artinya
tulangan berdiameter tulangan 25 mm dengan jarak 12), diameter sengkan
D13-150 dan D13-140 (artinya diameter yang digunakan untuk sengkan adalah
13 mm dengan jarak 140 mm dan 150 mm).
1. Dimensi kolom (K1) 60/80 dengan diameter tulangan utama 12-D25 dengan
diameter sengkan D13-150 dan D13-140
2. Dimensi kolom (K2) 50/70 dengan tulangan utama 11-D22 dengan diameter
sengkan D13-150 dan D13-400
3. Dimensi kolom 50/60 (K3) dengan tulangan utama 11-D22 dengan dimeter
sengkan D13-150 dan D13-400
4. Dimensi kolom 40/60 (K4) dengan tulangan utama 7-D22 dengan dimeter
sengkan D13-150 dan D13-400
5. Dimensi kolom 25/25 (K5) dengan tulangan utama 4-D13 dengan dimeter
sengkan D13-150
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
24 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
6. Dimensi kolom 60/60 (K6) dengan tulangan utama 10-D22 dengan dimeter
sengkan D13-150 dan D13-400
7. Dimensi kolom 40/40 (K7) dengan tulangan utama 4-D16 dengan dimeter
sengkan D13-150 dan D13-400
8. Dimensi kolom 40/40 (K8) dengan tulangan utama 4-D19 dengan dimeter
sengkan D13-150 dan D13-400
9. Kolom praktis 15/15 dengan tulangan utama 4-Ø12 dengan dimeter sengkan
Ø8-150
Proyek Pembangunan Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya ini penulangan kolom dilakukan setelah Pondasi Struktur
dibawahnya sudah mulai mengeras. Sebelum digunakan tulangan baja harus
bebas dari kotoran, lemak, oli atau bahan lain yang dapat menguranggi daya
lekat. Tulangan harus sesuai ukuran dalam gambar bestek. Pembuatan
(pemotongan dan pembengkokan) tulang sengkang (begel) harus disesuaikan
dengan keperluan. Batangan tulangan yang telah tertanan sebagian tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali ada ijin dari pengawas.
Penyambungan kolom antara lantai satu dan kolom di atasnya diberi
overlapping tulangan baja. Untuk penyambungan baja tulangan, semua
tulangan diletakkan pada penampang yang memikul momen kecil akibat
pembebanan. Pelaksanaan pekerjaan penulangan mulai dari fabrikasi sampai
dengan penyetelan tulangan kolom di lapangan selalu diawasi oleh seorang
pelaksanan dan terkadang pengawas pun ikut serta, dengan dibantu oleh
mandor dan dikerjakan oleh tukang besi beserta pekerjanya.
Pada daerah sekitar sambungan antara balok dan kolom dipasang
tulangan tambahan yang bertujuan agar menjaga kekuatan daerah sekitar
sambungan tersebut yang dianggap rawan putus dan terpuntir karena daerah
tersebut merupakan daerah Mmin. Tulangan tambahan ini disebut dengan
sengkang jepit. Pada perhitungan tidak dimasukkan tetapi pada pelaksanaanya
dipasang.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
25 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Dengan demikian pekerjaan penulangan kolom pada lantai dasar
bangunan pendukung dan penulangan sambungan kolom pada lantai 3
bangunan utama dapat di sajikan seperti pada gambar 3.3 dan 3.4 berikut ini:
Gambar 3.1 : Penulangan sambungan kolom Lantai dasar
Gambar 3.2penulangan pile cap Gambar 3.3 Penulangan kolom Lantai Dasar
Tulangan Utama
Sengkang
Sambungan tulangan utama (overlapping)
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
26 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.3.2 Pekerjaan Bekesting Kolom
Bekesting untuk kolom terbuat dari Playwood dan balok baja. Untuk
bekisting kolom persegi panjang terbuat dari aluminium dan balok yang terbuat
dari baja dengan ukuran 4/8.
Pekerjaan pemasangan bekisting berupa :
a) Mendirikan bekisting kolom :
Sebelum mendirikan kolom bekisting kolom dilumuri minyak bekisting
agar bekisting tidak sulit dilepaskan pada pekerjaan pembongkaran
bekisting. Pada ujung bekisting telah dipasang kawat untuk mengikat
bekisting dengan tulang sehingga bekisting tidak lepas dan jatuh.
b) Pemasangan sabuk kolom dan thytord :
Sabuk kolom terbuat dari balok kayu yang disambung dengan baut pada
bekisting. Thytord adalah besi yang digunakan untuk mengatur kerapatan
dari sabuk kolom. Thytord terbuat dari besi yang ujung yang satu dilas
dan ujung yang lainnya dipasang baut.
c) Pemasangan pipe support :
Pipe support terbuat dari besi yang digunakan untuk menopang bekisting
dari beberapa sisi bekisting, pipe support digunakan juga untuk mengatur
tegak lurusnya bekisting. Untuk penyetingannya dengan diputar sampai
bekisting tegak lurus.
d) Pemasangan benang pengeplotan :
Benang pengeplotan merupakan kontrol bekisting kolom yang bertujuan
agar kolomnya dapat berdiri tegak lurus. Pengeplotan dilakukan dengan
menancapkan paku pada bekisting kemudian dipasang benang dengan
jarak dari tripleks bagian atas ke benang tersebut misalkan 40 cm maka
jarak dari benang ke tripleks bagian bawah harus 40 cm apabila tidak
sama maka pengaturannya terletak pada penyetingan pipe support.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
27 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Berikut ini adalah gambar 3.5 yang menunjukan pemasangan bekisting
kolom pada lantai dasar bangunan pendukung :
Gambar 3.4 Pekerjaan Bekisting Kolom
3.3.3 Pekerjaan Pengecoran Kolom
Dalam proyek ini, pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan
beton ready mix (dari perusahaan PT. Jaya Readymix Concreat cabang kebon
agung malang) yang mempunyai kekuatan beton karakteristik K 275.
Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan secara bertahap. Pada masing-
masing tahap beton dituangkan ke dalam bekisting sedikit demi sedikit,
kemudian dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator. Fungsi dari
pemadatan beton adalah untuk meniadakan gelembung udara tersekap di
sekitar tulangan yang terdapat pada spesi beton. Metode ini dilaksanakan
secara berulang sampai ketinggian pengecoran sesuai dengan elevasi rencana.
Dalam pengecoran perlu juga diperhatikan beberapa hal yang juga
berpengaruh untuk mendapatkan hasil pengecoran yang sesuai dengan rencana,
antara lain :
a. Membuat siar-siar pelaksanaan
Dilaksanakan jika terdapat keadaan yang menyebabkan terjadinya
pemberhentian pengecoran, misalnya akibat turun hujan. Dengan demikian
pada saat pengecoran yang baru, beton plastis akan menempel pada beton
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
28 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
yang sudah mengeras. Pengecoran beton pada tahap yang baru,
dilaksanakan setelah permukaan beton yang lama mengeras lalu
dibersihkan dan permukaannya dibuat kasar untuk mendapatkan ikatan
yang sempurna antara kedua permukaan beton tersebut.
b. Memperhatikan cuaca
Memperhatikan cuaca pada saat pengecoran, terutama pengecoran
selama cuaca panas pada waktu hujan. Pada saat panas terik, beton perlu
dilindungi untuk mencegah penguapan air dari adukan beton, karena
pengerasan beton yang terlalu cepat dapat mengakibatkan berkurangnya
beton dan menimbulkan retak-retak akibat penyusutan beton yang tidak
merata. Pada proyek ini dilakukan penyiraman beton sampai umur beton
mencapai 7 hari. Demikian pula pada saat hujan, beton perlu dilindungi
agar tidak terjadi beton yang terlalu basah terutama pada beton muda,
karena adanya infiltrasi air akan manimbulkan peneurunan mutu beton
yang amat besar. Pengecoran dilaksanankan terus-menerus (tidak berhenti)
sebelum mencapai siar pelaksanaan yang ditetapkan pada lantai 3
bangunan utama yang disajikan seperti gambar 3.6 di bawah ini :
Gambar 3.5 Pengecoran Kolom dan galian untuk penulangan Pile Cap
3.3.4 Pembongkaran Bekisting Kolom
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
29 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Pembongkaran bekisting kolom yaitu setelah 3 hari pengecoran.
Langkah-langkah pembongkaran yaitu :
1. Pelepasan pipe support
2. Pembongkaran sabuk kolom dan thytord
3. Pelepasan bekisting kolom.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat dilakukan
pembongkaran bekisting, diantaranya adalah :
• Pembongkaran bekisting pada kolom dilakukan setelah berumur cukup
sesuai spesifikasi dalam bestek dan harus mendapat persetujuan dari
pengawas. Sedangkan pada proyek ini, bekisting kolom bisa dibuka pada
saat umur beton mencapai 3 hari pengecoran.
• Pembongkaran harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak menimbulkan
kerusakan pada permukaan beton kolom yang dapat mempengaruhi
kekuatan struktur kolom. Disamping itu, hal ini juga bertujuan agar
bekisting tidak rusak, sehingga dapat digunakan kembali.
• Sebelum dipergunakan kembali, bekisting harus dibersihkan dan disimpan
di tempat yang aman untuk menghindari kerusakan.
Dengan demikian gambar 3.7 di bawah ini menunjukan kolom dari lantai
dasar bangunan pendukung yang telah selesai di cor dan di lepas bekisting-nya
:
Gambar 3.6 Kolom selesai dan bekisting dilepas (lantai dasar)
3.4 Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
30 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.4.1 Pekerjaan Penulangan Balok dan Plat Lantai
Balok adalah elemen struktur yang berfungsi sebagai tempat
bertumpunya bangunan dan beban di atasnya, seperti tembok, pelat lantai yang
kemudian diteruskan pada kolom. Di samping itu, balok juga berfungsi
pengaku dari pelat lantai dan kolom. Sedangkan pelat lantai berfungsi sebagai
tempat aktifitas manusia dengan segala keperluannya.
Pada perencanaan balok dan pelat lantai, yang sangat berpengaruh
adalah momen baik momen primer (lentur) maupun momen sekunder (akibat
tidak tepatnya letak sumbu kolom) yang bekerja padanya, sehingga nantinya
balok dan pelat lantai harus benar-benar mampu menahan momen-momen
yang terjadi. Berbeda dengan tahapan pelaksanaan kolom, untuk pemasangan
bekisting pada balok dan plat lantai dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pengerjaan penulangan dilaksanakan. Sedangkan untuk pengecoran, antara
balok dan plat lantai bersama-sama pekerjaan pengecorannya untuk
mendapatkan kesatuan yang monolit.
Pada pekerjaan penulangan, tulangan balok dipasang terlebih dahulu
sebelum tulangan plat lantai. Pada penulangan balok, yang dilakukan pertama
kali adalah menandai jarak sengkang pada tulangan memanjang dengan
menggunakan kapur tulis atau pada saat pemasangan langsung diukur dengan
menggunakan meteran. Kemudian sengkang-sengkang yang telah
dibengkokkan dimasukkan pada tulangan memanjang sesuai dengan jarak yang
ada. Tulangan bawah dan atas diikatkan pada sengkang-sengkang sesuai
dengan jarak yang telah ditentukan menggunakan kawat bendrat. Tulangan
ekstra dimasukkan melalui sela-sela jarang sengkang yang besar dan diikatkan
pada sengkang dengan jarak yang telah ditentukan.
Penulangan balok dan plat lantai dapat pula di sajikan pada bangunan
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
31 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
utama lantai 2 seperti Gambar 3.8 di bawah ini:
Gambar 3.7 Penulangan Balok dan Plat Lantai 1
3.4.2 Pekerjaan Bekesting Balok dan Plat Lantai
Pengaturan ketinggian lantai bekisting dapat dilakukan dengan mudah
karena pada stek-stek kolom sudah ditandai terlebih dahulu level lantai
bekisting yang dilakukan pada saat pengukuran plat lantai. Pada pekerjaan
bekisting balok dan plat lantai perlu adanya pelapisan bekisting agar beton
tidak melekat pada saat pembongkaran bekisting dilaksanakan. Dalam proyek
ini pelapisan yang digunakan adalah kayu bekisting disaput dengan oli/solar
pada bagian yang menempel dengan beton dan yang menutupi seluruh
permukaan bekisting lantai.
Langkah-langkah dalam pemasangan bekisting plat dan balok yaitu
sebagai berikut :
1) Pemasangan staigger atau skavolding
2) Pemasangan balok memanjang atau engkel dipasang suri-suri atau balok
pendek yang terletak melintang di atas engkel.
3) Pemasangan Bodeman atau balok bodeman yang merupakan alas dari
balok
4) Pemasangan dinding balok atau tembereng
5) Pemasangan balok untuk tatakan lantai.
6) Pemasangan Horibeam.
7) Pemasangan multipleks sebagai alas dari plat.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
32 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Pekerjaan pembekistiang penulangan balok dan plat lantai ini dapat di
sajikan pula seperti pada gambar 3.9 di bawah ini :
Gambar 3.8 Pembekestiang balok dan plat lantai pada lantai 2
3.4.3 Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai
Pengecekan perlu dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan,
ada beberapa hal penting yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
• Pengontrolan terhadap semua posisi kekuatan perancah dan bekisting.
• Pengontrolan terhadap posisi besi atau tulangan termasuk posisi selimut
beton (beton tahu) jangan sampai pecah.
• Pengontrolan terhadap posisi pipa-pipa paralon secara keseluruhan
(termasuk instalasi listrik dan pipa air)
• Pemasangan tali (sebagai levelling) untuk ketebalan plat (setebal 12 cm)
• Perhatian terhadap vibrator saat dioperasionalakan.
• Pengambilan sample untuk laboratorium beton, masing-masing bagian
(segment) antara 3 samapai dengan 4 sample.
• Pengontrolan terhadap letak kolom praktis dan pengait plafon.
• Pemeriksaan bekisting terhadap kemungkinan adanya kebocoran dan
kekuatan perancah pada saat pelaksanaan pengecoran.
• Persiapan penggadaan sumber daya, yaitu : pengadaan bahan, tenaga kerja
dan peralatan yang digunakan.
• Membersihkan semua kotoran pada bekisting dan tulangan yang akan
dicor
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
33 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Spesi beton digunakan sedekat mungkin dengan lokasi yang akan dicor.
Untuk tempat yang terlalu jauh dapat dicapai dengan menyambung pipa-pipa
hantar. Spesi beton dituang secara terus-menerus pada lapisan horizontal. Jika
terjadi tumpukan spesi pada suatu tempat, maka diratakan dengan cangkul,
garuk dan sekop, kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibrator dan alat
penusuk seperti yang telah di sajikan pada gambar 3.10 di bawah ini :
Gambar 3.9 Pengecoran balok dan pelat lantai pada lantai 1
3.4.4 Pekerjaan Pembongkaran Balok dan Plat Lantai
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat dilakukan pembongkaran
bekisting, diantaranya adalah :
• Pembongkaran bekisting pada kolom dilakukan setelah berumur cukup
sesuai spesifikasi dalam bestek dan harus mendapat persetujuan dari
pengawas. Sedangkan pada proyek ini, bekisting kolom bisa dibuka pada
saat umur beton mencapai 24 jam pengecoran.
• Pembongkaran harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak menimbulkan
kerusakan pada permukaan beton kolom yang dapat mempengaruhi
kekuatan struktur kolom. Disamping itu, hal ini juga bertujuan agar
bekisting tidak rusak, sehingga dapat digunakan kembali.
• Sebelum dipergunakan kembali, bekisting harus dibersihkan dan disimpan
di tempat yang aman untuk menghindari kerusakan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
34 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.5 Prosedur Pekerjaan
Dalam mengartikan tata kerja, prosedur dan sistem kerja akan kita pisahkan
pengertian untuk masing-masing supaya jelas dalam memahaminya.
• Tatakerja merupakan cara melaksankan suatu pekerjaan dengan benar dan
berhasil guna atau bisa mencapai tingkat efisien yang maksimal.yaitu - Stabilitas
maksudnya bahwa system, tata, dan prosedur kerja itu harus mengandung unsur
tetap sehingga menjamin kelancaran dan kemantapan kerja.
• Prosedur kerja merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu
pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju pekerjaan tersebut
harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut
dapat di selesaikan.
• Sistem kerja merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang
menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam melnyelesaikan
suatu pekerjaan.
Prosedur kerja yang dikerjakan dilapangan meliputi hal –hal sebagai berikut:
1. Prosedur permohonan kerja
2. Prosedur perubahan pekerjaan
3. Prosedur pembayaran hasil pekerjaan
4. Prosedur persetujuan berita acara
5. Prosedur pengendalian biaya
6. Prosedur pengendalian waktu pelaksanaan
7. Prosedur pemeriksaan volume dan mutu pekerjaan
8. Prosedur persetujuan pelaksanaan
9. Prosedur persetujuan pembuatan gambar/material/alat/sub kontraktor
10. Prosedur persetujuan metode konstruksi.
11. Prosedur pekerjaan fisik yang meliputi pekerjaan pembesian,pekerjaan
bekesting,dan pekerjaan pengecoran.dengan demikian penjelasan yang tepat,
maka di cantunkan pada flow chart time item prosedur kerja sebagai berikut
ini:
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
35 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
36 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
37 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
38 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
39 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
40 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
41 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
42 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
43 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
44 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
45 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
46 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
47 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
48 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
49 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
50 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
51 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
52 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
53 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.6 Pekerjaan Pengawasan Mutu Pengecoran Beton
3.6.1 Tinjaun umum Mutu beton
Secara luas beton dipakai sebagai bahan bangunan dalam dunia konstruksi,
terutama karena nilai ekonominya yang baik. Sebagai salah satu material utama dalam
konstruksi, beton senantiasa dikembangkan, mulai dari penelitian dan percobaan-
percobaan yang telah dilakukan. Tujuan dari pengembangan ekonomi beton ialah
untuk mendapatkan sifat mekanis yang optimal dengan harga yang relatif murah.
Salah satu cara untuk mendapatkan sifat mekanis beton yang baik ialah dengan cara
mengoptimalkan bahan-bahan pembentuk campuran beton tersebut.
Beton yang baik adalah beton yang memenuhi syarat peraturan beton
Indonesia dan menjamin bangunan tersebut akan tahan lama, sesuai target yang
diinginkan, tinggi rendahnya nilai kekuatan beton sangat tergantung dari kualitas
bahan-bahan pembentuk beton yaitu air, semen dan agregat. Disamping itu kekuatan
tersebut harus disesuaikan dengan kondisi atau pencampuran beton dalam konstruksi
karena apabila dalam pelaksanaan ternyata mengalami kesukaran dalam pencampuran
maka akibatnya nilai kekuatan beton akan menurun.
Kemajuan pengetahuan tentang teknologi beton telah dapat memenuhi
berbagai tuntutan tertentu, misalnya pemakaian bahan lokal yang dapat diperoleh
disuatu daerah tertentu dengan mengubah perbandingan bahan dasar yang sesuai,
maupun cara pengerjaan yang cocok dengan kemampuan pekerja, serta kebutuhan
penampilan yang sesuai. Saat ini, pengetahuan tentang cara pembuatan beton
tampaknya lebih populer daripada pengetahuan tentang bahan dasarnya
(Tjokrodimuljo, 1997: 1).
Dari keterangan diatas maka dicoba melakukan pencampuran dua agregat yang
berbeda yaitu batu bulat dan batu pecah untuk mencapai kuat tekan maksimum dari
beton tersebut.
Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus
yang dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara agregat
kasar dan halus, kadang-kadang ditambahkan addictif atau admixture bila diperlukan
(Subakti, 1999: 1). Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton
ialah kekasaran permukaan dan ukuran maksimumnya.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
54 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Permukaan yang halus pada kerikil dan kasar pada batu pecah berpengaruh
pada lekatan dan besar tegangan saat retak-retak beton mulai mulai terbentuk. Oleh
karena itu kekasaran permukaan ini berpengaruh terhadap kurva tegangan-regangan
tekan beton, dan terhadap kekuatan betonnya. Akan tetapi bila adukan beton
didasarkan pada nilai slump yang sama besar, pengaruh tersebut tidak tampak karena
agregat yang permukaannya halus memerlukan air yang lebih sedikit, berarti faktor air
semennya rendah yang menghasilkan kuat tekan beton yang lebih tinggi.
3.6.2 Tujuan Pengujian Mutu Beton
Tujuan utama ujian ini ialah untuk menentukan kemudahan kerja (degree of
workability) bagi suatu campuran konkrit. Nisbah bahan-bahan konkrit sudah
ditentukan seperti yang dikehendaki. Kekuatannya bergantung kepada cara konkrit itu
dituangkan. Oleh karena itu, konkrit yang akan digunakan mestilah mudah dituang
dan berkeadaan padat.
Test Slump dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan apakah sesuai
dengan perencanaan. Slump Test dilakukan pada saat sebelum pengecoran
berlangsung. Hasil dari slump test akan diambil sampelnya untuk diuji kembali di
labolatorium.Test slump tidak menggunakan kubus akan tetapi menggunakan alat
yang berbentuk tabung yang pada dasarnya sama dan biasanya disebut uji silinder.
Tabung tersebut berukuran 15 x 30 x 15 cm dan batang pengocok dari besi tulangan
16 dengan panjang 50 cm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemudahan kerja adalah seperti berikut:Kandungan
air,Sifat batu baur - saiz, kekerasan, bentuk dan corak permukaan nisbah air/simen
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
55 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.6.3 Cara menguji
a. Membasahi cetakan dan pelat dengan kain basah.
b. Meletakkan cetakan di atas pelat.
c. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis. Tiap lapis kira-
kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25
kali tusukan secara merata. Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai bagian
bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan
dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.
d. Setelah selesai pemadatan, maka permukaan benda uji diratakan dengan tongkat;
tunggu selama setengah menit, dan dalam jangka waktu ini semua kelebihan
beton segar di sekitar cetakan maka harus dibersihkan.
e. Mengangkat cetakan perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
f. Membalikkan cetakan dan letakkan di samping benda uji.
g. Mengukur slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata dari benda uji.
Gambar 16 : Aparatus pemeriksaan slump
Keterangan : 1. Slump 3. Perata
2. Alas Uji Coba 4. Cetok
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
56 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.6.4 Bentuk Slump Berbeda dengan Kadar Airnya
• (Collapse Slump) - campuran-campuran yang tegar pada keseluruhannya
akan mendapat pemendapan kosong. Sebaliknya, jika suatu campuran itu
basah (terlalu banyak kandungan air) pemendapan roboh akan terjadi.
Langkah-langkah yang perlu untuk mengurangkan kandungan air dalam
campuran itu perlulah diambil.
• Shear Slump - jika ini terjadi, ujian hendaklah diulangi. Sekiranya
pemendapan riceh berlaku pada tiap-tiap kali ujian ini berlaku bila campuran-
campuran itu kekurangan air, ini menunjukkan bahwa campuran itu
mempunyai kurang lekatan.
• True Slump(slump benar) - Telah mencapai kemudahan kerja (degree of
workability) sesuatu campuran konkrit.Bentuk slump yang benar atau ideal
Gambar 3.10 Slump Tes dan Sample Pengujian Compresstion Test
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
57 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Gambar 3.11 Compresstion Test Machine (Laboratorium)
Table Perhitungan Pengujian Kuat Tekan Beton (Compression Test)
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
58 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
3.6.5 Contoh perhitungan kuat tekan beton (Compression Test)
Kuat tekan beton : f’ci = FuA x
bentukFaktor x P
Dimana : P = beban maksimum (N)
A = Luas penampang benda uji
Fu = Faktor umur
Faktor bentuk = 1.04
Contoh perhitungan tegangan hancur 28 hari ( f’ci ) :
- Untuk faktor umur 3 hari :
2
/8471.23104.10,40078,5
7000' cmkgxcif =
×=
- Untuk faktor umur 7 hari :
2/7325.30504.10,65078,5
15000' cmkgxcif =
×=
- Untuk faktor umur 14 hari :
2/9351.22504.10,88078,5
17000' cmkgxcif =
×=
- Untuk faktor umur 28 hari :
2/9682.26404.11,000078,5
20000' cmkgxcif =
×=
Contoh perhitungan tegangan hancur riil :
- Untuk umur 3 hari :
Tegangan hancur riil 2/1719.8978,5
7000cmkg==
- Untuk umur 7 hari :
Tegangan hancur riil 2/082.19178,5
15000cmkg==
- Untuk umur 14 hari :
Tegangan hancur riil 2/5695.21678,5
17000cmkg==
- Untuk umur 28 hari :
Tegangan hancur riil 2/7770.25478,5
20000cmkg==
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
59 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
BAB IV
PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan
Suatu pekerjaan memiliki standar acuan tersendiri sesuai dengan Dokumen
Rencana Kerja (RKS) atau Dokumen Lelang/Tender. Di dalam dokumen tersebut,
telah dimuat hal-hal yang terkait dengan suatu pekerjaan sebelum, sedang, dan setelah
dilaksanakan. Dalam tulisan ini tidak akan dibahas tentang dokumen tender. Namun
akan membahas pelaksanaan pekerjaan di lapangan setelah Pemenang Tender
menandatangani SPK dan Pengajuan Uang Muka (jika ada). Pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan secara umum adalah:
1. Rapat PraKonstruksi (RPK)
Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak yang terdapat di dalam Kontrak
suatu Pekerjaan. Rapat ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
bisa juga diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh
semua pihak yang terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi Pekerjaan, Kontraktor, dan
Konsultan Pengawas.
Hal-hal yang dibahas di dalam RPK adalah antara lain: 1) Pengukuran Ulang
(Uitzet), 2) Pembuatan Laporan Pekerjaan, 3) Tata Cara Opnam, 4) Prosedur
Penagihan Prestasi Pekerjaan, 5) Serah Terima Pekerjaan, dan lain-lain. Di bawah ini
akan disinggung masing-masing secara singkat dan sederhana.
2. Pengukuran Ulang Lapangan (Uitzet)
Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan
berapa besar perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada.
Suatu perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan, Direksi Lapangan,
dan Konsultan Pengawas harus memastikan lagi legalitas kepastian
pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar
Rencana Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran
yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib
disetujui oleh para pihak.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
60 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen Perubahan.
Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang (Change Contract
Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab yang
digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa
berbentuk serial sepanjang pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan
dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan dengan tingkat perubahan yang
dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk)
semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka Tim yang
dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang
ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus
melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen
perubahan yang besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga.
Dokumen Perubahan tidak akan dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat
berbagai pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang) sesuai jenis kontrak,
tingkat perubahan, dan kepentingan pekerjaan.
4.2.Pembuatan Laporan Pekerjaan
Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang dipakai sebagai Acuan
dalam pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S.
4.2.1 Laporan Harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana. Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:
• Identitas Pekerjaan
• Hari ke…. Minggu ke… dan Bulan ke….
• Isi Laporan Harian:
• Laporan Utama
• Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.
• Daftar Peralatan yang digunakan.
• Cuaca.
• Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.
• Laporan Utama:
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
61 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
• Acuan RAB Uitzet
• Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
• Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi
• Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi
Pekerjaan sampai dengan Hari ini.
• Format Laporan Harian secara umum
No Uraian Bobot
(%)
Prestasi Pekerjaan* Harga Jumlah Bobot Hari ini
(%)
Sisa
Bobot
(%)
Hari
Lalu
Hari
Ini
s.d. Hari
ini
1 2 3 4 5 6=4+5 7 8=6x7 9=8/∑Px100** 10=9-3
∑8 ∑9 ∑10
Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan
4.2.2 Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1 (satu) minggu. Hal-hal
yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
1. Identitas Pekerjaan
2. Minggu ke…. Bulan ke…
3. Laporan Utama:
• Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang bersangkutan.
• Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
• Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot
Prestasi
• Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi
Pekerjaan sampai dengan Minggu ini.
• Format Laporan Mingguan
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
62 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
No Uraian Bobot
(%)
Prestasi Pekerjaan* Harga Jumlah Bobot Minggu
ini (%)
Sisa
Bobot
(%)
Minggu
Lalu
Minggu
Ini
s.d.
Minggu
ini
1 2 3 4 5 6=4+5 7 8=6x7 9=8/∑Px100** 10=9-
3
∑8 ∑9 ∑10
Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **∑P = Total Nilai Paket
Pekerjaan
4.2.3 Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat dalam
Laporan Bulanan adalah antara lain:
• Identitas Pekerjaan
• Minggu ke….
• Laporan Utama:
• Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang bersangkutan.
• Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
• Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi
• Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Bulan ini.
• Format Laporan Bulanan
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
63 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
No Uraian Bobot
(%)
Prestasi Pekerjaan* Harga Jumlah Bobot
Bulan ini
(%)
Sisa Bobot
(%) Bula
n
Lalu
Bulan
Ini
s.d.
Bulan
ini
1 2 3 4 5 6=4+5 7 8=6x7 9=8/∑Px1
00**
10=9-3
∑8 ∑9 ∑10
Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, ** ∑P = Total Nilai Paket
Pekerjaan
4.2.4 Kurva S
Kurva S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai
komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau persentase
(%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada kurve–S dapat
digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan.
Proyek harus diselesaikan sesuai waktu/jadwal,rincian kerja (work breakdown) dan
spesifikasi yang telah ditentukan dan biaya yang telah direncanakan bersama.
Untuk hal ini diperlukan adanya prosedur untuk menentukan dan memakai sistem
pencatatan dan mengikuti kemajuan proyek, biaya dan anggaran, perbedaan dari
perkiraan semula, jalannya kemajuan dan biaya, dan perkiraan pada waktu
penyelesaian.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
64 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
No Kode Uraian Pekerjaan Bobot
(%)
Prestasi Pekerjaan* Ket.(%)
M1 M2 M3 M4 Mn
1 2 3 4 5 6 7 8 n
1
5=4/2
6=4/2 100
2 6=4/3 7=4/3 8=4/3
3 7=4 50
4 7=4/2 8=4/2
n 8=4/2 n=4/2 0
Rencana Prestasi
Pekerjaan
100% ∑M1 ∑M2 ∑M3 ∑M4 ∑Mn
Akumulasi Renc.
Prestasi Pek.
∑M1 ∑(M1
+M2)
∑(M1
+M2
+M3)
∑(M1
+M2
+M3
+M4)
∑(M
1+M
2+M
3+M
4+M
n)
Realisasi Prestasi
Pekerjaan**
Input Input Input Input Input
Deviasi
Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari Laporan
Mingguan, Minggu terakhir.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
65 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
4.2.5 Opname Pekerjaan (Pemeriksaan Pekerjaan di Lapangan)
a.Kuantitatif
Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang dikerjakan di lapangan
(realisasi). Hal-hal yang diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen
Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB Awal, RAB Perubahan, Gambar Rencana,
Gambar Perubahan, dan Gambar As Built Drawing. Namun yang utama dalam opnam
kuantitatif adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB terakhir yang telah
disepakati. Bila kontrak unit price, maka harga akan menjadi acuan utama. Harga
tidak boleh berubah walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila kontrak lunsum,
maka volume akan menjadi acuan dan tidak boleh berubah.
b.Kualitatif
Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas) suatu pekerjaan. Hal-hal yang
diperlukan dalam opnam kualitatif adalah antara lain: Dokumen Kontrak, Dokumen
Perubahan, Spesifikasi Teknis, Rencana Mutu Kontrak, Sertifikasi-sertifikasi yang
Dipakai sebagai Standarisasi, Uji Laboratorium, Uji (test) Lapangan, Mutu Pekerjaan
di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang terkait dengan kualitas pekerjaan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
66 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
4.2.6 Pekerjaan yang diamati (Observation Work)
Kegiatan proyek pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang yaitu meliputi pekerjaan yang kami amati secara
langsung di lapangan anatara lain:
• Pekerjaan Sondir (Bor) untuk pondasi Straus dengan menggunakan mesin
hydrolic Bor dengan kedalaman pondasi 6 meter dan 9 meter,dalam satu hari
bisa mengerjakan sampai 4 titik sesuai dengan waktu yang di tentukan
(Planning Work).
• Pekerjaan pembesian untuk pondasi straus dan pengecoran pondasi
• Pekerja pile kerbs yaitu meliputi galian tanah untuk penempatan pile kerbs
diatas pondasi,setting pembesian pile kerbs sesuai dengan gambar rencana
dalam waktu dua hari.
• Pekerjaan bekesting untuk pile kerbs dan pengecoran selama satu hari.
• Pekerjaan basemen yaitu setting basement dengan menggunakan total station
dan theodolit untuk mengukur beda tinggi dan perataan tanah untuk
basement.Penempatan water tank dalam pekerjaan basemen.
• Pekerjaan pembesian untuk basemen dan pembesian untuk kolom dan dinding
penahan (retaining wall) selama 4 hari
• Pekerja pengecoran untuk basemen,selama satu hari dan di lanjut dengan
pekerjaan yang lain.
• Pekerjaan bekesting untuk kolom dan dinding penahan (retaining wall) selama
waktu yang di tentukan.
• Pekerjaan pengecorang untuk retaining wall dan kolom.
• Pekerjaan pemasangan lanjutan untuk lantai satu (1) yaitu pekerjaan
pemasangan scalfolding dan bekesting untuk balok dan lantai
• Pekerjaan pembesian untuk balok dan lantai
• Pekerjaan pengecoran balok dan kolom
Dalam pengamatan kami selama satu bulan di praktek kerja nyata di lapangan yaitu
pengawasan Proyek Pembanggunan Gedung Utama Fakutas Ekonomi dan Bisnis
Universiatas Brawijaya malang,kami melihat secara teknis dan non teknis proyek
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
67 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
tersebut berjalan sesuai dengan Rencana Kerja (Planning Work) yang ada. Sesuai
dengan pengamatan kami di lapangan, kami hanya memgamati secara visual
saja.maka kami tidak mendapatkan data yang konkrit dari para pengawas
lapangan,yang kami dapatkan hanya data sample sebagai proses pekerjaan lapangan
dan rancana kerja yaitu kurva S (time schedule) yang diperbolehkan untuk kami
sebagai data teknis, dan juga laporan harian, minguan dan bulanan,serta gambar
rencana bangunan (Proyek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan
Bisnis).Dalam perencanaan proyek untuk rencana kerja (Work planning) menunjukan
dalam kurva S,waktu selesainya bangunan tersebut adalah 188 hari sesuai jumlah
waktu kontrak,hanya untuk struktur bangunan (Tahap I).
Dalam kurva S menunjukan monitoring waktu dan progress kerja pada table dibawah
ini:
Monitoring Waktu dan Progress Pekerjaan
MONITORING WAKTU
Jumlah waktu kontrak 188
Jumlah waktu Digunakan 160
Sisa waktu 28
PROGRESS PEKERJAAN
Rencana kemajuan pekerjaan 61.2964 %
Realisasi kemajuan pekerjaan 44.0346 %
Deviasi -17.2618 %
Jadi perbandingan rencana kemajuan pekerjaan dan realisasi kemajuan pekerjaan tidak
sesuai dengan rencan awal kerja planning work. Dengan demikian dalam kurva S
menunjukan bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
68 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Faktor yang terpengaruh yang menyebabkan proyek terlambat adalah:
� Keterlambatan terkait material
� Keterlambatan terkait tenaga kerja
� Keterlambatan terkait peralatan
� Perencanaan yang tidak sesuai
� Lemahnya kontrol waktu proyek
� Keterlambatan Subkontraktor
� Koordinasi yang lemah
� Pengawasan yang tidak memadai
� Metode pelaksanaan yang tidak sesuai
� Kurangnya personil secara teknikal
� Komunikasi yang lemah
Secara umum aspek yang sering terjadi adalah perencanaan yang tidak sesuai,
kurangnya personil secara teknis, dan koordinasi yang lemah. Sedangkan aspek
lemahnya kontrol waktu, pengawasan yang tidak memadai, dan komunikasi yang
lemah umumnya terjadi pada proyek yang menghadapi masalah-masalah internal tim
proyek itu sendiri.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
69 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Praktek Kerja Nyata dan laporan yang telah kami
susun, ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan. Hal-hal tersebut antara lain
adalah bahwa pelaksanaan proyek dilapangan bersifat praktis dan nyata, sehingga
tidak sepenuhnya sesuai dengan teori yang diperoleh pada bangku perkuliahan.
Pengalaman kami selama melaksanakan Praktek Kerja Nyata pada
Proyek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Tahap I)
Universitas Brawijaya Malang sangat bermanfaat terutama untuk hal-hal yang
tidak didapat pada saat kuliah.
1. Salah satu hal yang sangat menentukan kelancaran pelaksanaan proyek
dilapangan adalah adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek (owner, perencana, konsultan pengawas, kontraktor
maupun pekerja).
2. Pada pelaksanaan suatu proyek sering terjadi waktu pengerjaan yang tidak
sesuai dengan rencana dan time schedule yang telah ditetapkan bersama.
Apabila terjadi perubahan dalam pekerjaan, maka perlu adanya rapat
koordinasi antara owner, perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.
3. Keamanan kerja pada area proyek merupakan bagian yang sangat penting saat
pelaksanaan proyek pembangunan, beberapa contoh kegiatan yang dilakukan
untuk menangani masalah ini adalah : mendirikan pagar pengaman disekeliling
proyek, mewajibkan pemakaian helm di sekitar area proyek, menyediakan
obat-obatan (P3K) dilapangan dan lain-lain.
4. Dalam praktek kerja nyata yang kami lakukan, terdapat banyak perubahan
dalam perhitungan atau perencanaan dengan kenyataan pelaksanaan yang
terjadi. Hal ini disebabkan terdapat hal-hal yang tidak terduga maupun demi
kepentingan efisiensi dan penghematan biaya.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
70 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
5. Masing-masing pekerja pastinya mempunyai karakter dan sifat-sifat yang
berbeda-beda satu dengan yang lainnya, maka dari itu dibutuhkan pengawasan
dan pendekatan agar dapat menimbulkan semangat kerja untuk mencapai
tujuan yang diiinginkan.
6. Teori-teori yang didapat dibangku kuliah tidak akan dapat bermanfaat banyak
apabila tidak disertai dengan kemampuan menerapkan dengan baik dan benar
dilapangan, sehingga dapat kami simpulkan bahwa Praktek Kerja Nyata ini
sangatlah penting sebagai suatu bentuk usaha kami untuk belajar
mengaplikasikan semua ilmu yang telah kami dapatkan tentang dunia Teknik
Sipil.
5.2 Saran-saran
Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Nyata pada Proyek Pembangunan
Gedung utama fakultas ekonomi dan bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya
Malang, maka pada pelaksanaan dilapangan tidak terlepas dari kesulitan dan
hambatan yang timbul. Sehingga untuk mengatasi kesulitan dan hambatan tersebut
kami mencoba menyarankan hal-hal yang kiranya perlu diperhatikan, antara lain :
1. Pengelolaan dan manajemen yang baik sangat mutlak bagi suatu proyek dalam
mengontrol dan mengendalikan situasi dan kondisi dilapangan.
2. Pekerjaan penulangan harus diawasi dengan baik, sehingga tidak ada tulangan
yang tidak terpasang dengan baik.
3. Belum memadainya rambu-rambu peringatan mengenai titik lokasi mana saja
yang di anggap berbahaya dan rawan kecelakaan.
4. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan hendaknya perlu diperhatikan
keselamatan kerja dengan baik, sehingga dapat meminimalkan angka
kecelakaan kerja yang terjadi.
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis (Tahap I) Universitas Brawijaya Malang
71 Program Studi Teknik Sipil S-1 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
DAFTAR PUSTAKA
Wulfram I., Ervianto., Manajemen Proyek Konstruksi Penerbit Andi Yogyakarta,
2003.
Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1729-2000), Tata Cara pengadaan pkerjaan
konstruksi
Benediktus Widyawan. Tugas Akhir, Refrensi Perpustakaan Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang, 2001.