adversity quotient dengan perilaku menyontek pada …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 ›...

133
ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi Oleh: Rahma Fitrah 201210230311013 Oleh: Rahma Fitrah 201210230311013 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Upload: others

Post on 08-Jun-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

i

ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Rahma Fitrah

201210230311013

Oleh:

Rahma Fitrah

201210230311013

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 2: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

i

ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :

Rahma Fitrah 201210230311013

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 3: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Adversity Quotient Dengan Perilaku Menyontek Pada Siswa

SMP.

2. Nama Peneliti : Rahma Fitrah

3. NIM : 20121023031013

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 12 Desember 2015

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 4 Januari 2016

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Yuni Nurhamida, S.Psi, M. Si ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto, S.Psi., M.Si ( )

2. Adhyatman Prabowo, S.Psi., M.Si ( )

3. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Yuni Nurhamida, S.Psi, M. Si Ari Firmanto, S.Psi., M.Si

Malang, 04 Januari 2016

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra.Tri Dayakisni, M.Si

Page 4: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rahma Fitrah

NIM : 201210230311013

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Adversity Quotient dengan Perilaku Menyontek pada Siwa SMP

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam

bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

undang-undang yang berlaku.

Malang, Januari 2016

Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan

Materai

Rp.6000

Yuni Nurhamida, S.Psi, M. Si Rahma Fitrah

Page 5: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

iv

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, degan segala kebesaran, karunia dan izin-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Kekasih Allah, Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut jejak langkahnnya sampai hari akhir nanti.

Skripsi ini berjudul “Adversity Quotient Dengan Perilaku Menyontek Pada Siswa SMP”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, peneliti menyadari bahwa kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

3. Ari Firmanto, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah turut membimbing, memberikan arahan dan saran-saran yang bermanfaat hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini

4. Diana Savitri, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang untuk semua ilmu yang Bapak dan Ibu berikan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini

6. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang atas pelayanan yang diberikan dari awal perkuliahan hingga terselesaiannya skripsi ini

7. Seluruh Staff TU, Kepala Sekolah, Guru dan BK SMP Negeri 2 Malang yang telah membantu berjalannya penelitian ini

8. Yang paling aku sayangi dari lubuk hatiku yang paling dalam kepada Abahku tercinta H.Dewarna Lasser dan Mamaku tersayang Hj. Ratnawaty yang telah mencurahkan kasih dan sayang, mengorbankan energi, waktu, materi, mendidik, merawat, mendoakan, dan support yang tiada henti hingga saya bisa sampai ke tahap ini, saya selalu membutuhkan restu dan keridhoan kalian agar langkah saya mewujudkan harapan-harapan selanjutnya senantiasa terasa ringan. Jazakumullah Khairan Katsiran, Ana Uhibbukafillah ya abah wa mama.

9. Kakak-kakak dan keluarga besar terima kasih atas segala nasihat, support, doa, dan dukungan moril dan materi. Jazakumullah Khairan Katsiran.

10. Untuk teman-teman Fakultas Psikologi universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2012, khususunya Kelas Psikologi A, teman-teman KKN26, Pusat

Page 6: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

v

Layanan Psikologi (PLP), Organisasi LISFA, PSM GITA SURYA. Terima kasih untuk segala support, kebaikannya, keceriaan, hal positif yang kalian ajarkan kepadaku. Jazakumullah Khairan Katsiran

11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Jazakumullah Khairan Katsiran Akhir kata, tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, Januari 2016

Peneliti

Page 7: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

Abstrak ............................................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................................... 2

LANDASAN TEORI ............................................................................................... 5

Adversity Quotient .............................................................................................. 5

Perilaku Menyontek ............................................................................................ 7

Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek ....................................................... 7

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 11

Rancangan Penelitian ......................................................................................... 11

Subjek Penelitian ............................................................................................... 11

Variabel Penelitian ............................................................................................ 11

Instrumen Penelitian dan Reliabilitas Instrumen ................................................. 12

Prosedur Penelitian ............................................................................................ 15

HASIL PENELITIAN ............................................................................................ 17

Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................................... 17

Tingkat Adversity Quotient ................................................................................ 17

Tingkat Menyontek ............................................................................................ 17

Deskripsi Hasil Analisa Hubungan Adversity Quotient dan

Perilaku Menyontek ........................................................................................... 17

Diskusi .............................................................................................................. 20

Page 8: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

vii

SIMPULAN dan IMPLIKASI ............................................................................... 26

Simpulan ........................................................................................................... 25

Implikasi............................................................................................................ 25

REFERENSI ........................................................................................................... 26

LAMPIRAN ............................................................................................................ 28

Page 9: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Tabel 1 : Format penilaian Skala Adversity Quotient ................................................. 13

Tabel 2 : Blue Print Skala Tryout Adversity Quotient ................................................. 13

Tabel 3 : Format Penilaian Skala Menyontek ............................................................. 15

Tabel 4 : Blue Print Try Out Skala Menyontek ........................................................... 15

Tabel 5 : Katagorisasi Adversity Quotient dan Menyontek .......................................... 17

Tabel 6 : Korelasi Adversity Quotient dan Menyontek ................................................ 18

Page 10: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Hubungan Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek ...................... 10

Gambar 2 : Perbandingan Skor Mean Adversity Quotient dan Perilaku

Menyontek berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................... 18

Gambar 3 : Perbandingan Skor Mean Adversity Quotient dan

Perilaku Menyontek berdasarkan Tingkatan Kelas ........................................ 19

Gambar 4 : Perbandingan Skor Mean Adversity Quotient dan Perilaku

Menyontek berdasarkan Kelompok / Jenis Kelas .......................................... 19

Page 11: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Instrumen Penelitian.............................................................................. 29

LAMPIRAN 2 : Data Kasar Adversity Quotient .............................................................. 47

LAMPIRAN 3 : Data Kasar Perilaku Menyontek ............................................................ 54

LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 60

LAMPIRAN 5 : Hasil Analisa Data ................................................................................ 71

LAMPIRAN 6 : Rangkuman Hasil Perhitungan Mean Skor dan SD

Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan

Jenis Kelamin, Tingkatan Kelas dan Kelompok Kelas ............................ 104

LAMPIRAN 7 : Data Kasar Entri SPSS ......................................................................... 109

LAMPIRAN 8 : Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 9 : Surat Ijin Peneitian

Page 12: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

1

ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP

Rahma Fitrah

(201210230311013)

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Menyontek adalah permasalahan di dunia pendidikan yang belum menemukan jalan keluar. Sistem pendidikan Indonesia yang menggunakan tingginya skorsebagai tolak ukur kemajuan dan penguasaan ilmu siswa, menyebabkan masyarakat memandang prestasi belajar hanya dari skor akhir yang tinggi, bukan pada prosesnya. Pandangan tersebut menimbulkan tekanan pada siswa untuk mencapai nilai yang tinggi. Tuntutan menguasai standar kompetensi dengan tingkat kesulitan yang bervariasi menjadi tantangan tersendiri bagi diri siswa untuk mengerahkan segala usaha dan tak jarang menyontek menjadi pilihan untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang dihadapi. Adversity Quotien terkait kemampuan seseorang bertindak mengatasi kesulitan diduga menjadi salah satu komponen psikologis yang diduga berhubungan dengan perilaku menyontek siswa. Desain penelitian ini adalah non-eksperimen kuantitatif dengan instrumen berupa skala Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek yang disusun sendiri oleh peneliti. Terdapat 180 partisipan penelitian yang dipilih dengan teknik non-random sampling dengan model cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara Adversity Quotient dan Menyontek yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 dan nilai r sebesar -0,536. Artinya semakin tinggi Adversity Quotientyang dimiliki siswa-siswi tersebut maka semakin rendah perilaku menyontek yang dimunculkan begitupun sebaliknya. Kata Kunci: Adversity Quotient, Menyontek, Siswa SMP, Remaja Cheating is a problem in the world of education that has not found a way out. Indonesian education system that uses highscores as a measure of student progress and mastery of knowledge students, learning achievement led to public view only of the achievement of a high scores, rather than on the process. Therefore, that view led to pressure on students to achieve a high score. Demands to master the competency standards with varying levels of difficulty to challenge for the students to exert all efforts and cheat as an option to complete the learning difficulties encontered. Adversity Quotient related to a person’s ability to act to overcome difficulties is thought to be one of the psycological components that were related to the behavior of cheating students. This study design is non-experimental quantitative with instument in the form of Adversity Quotient scale and Cheating Behavior compiled by researcher. There are 180 study participants were selected by non-random sampling technique with model of cluster sampling. The result showed a significant negative correlation between Adversity Quotient and Cheating indicated with p = 0,000 and r value of = 0,536. This means that the higher the Adversity Quotient owned students, the lower cheating behavior that is raised and vice versa. Keyword: Adversity Quotient, Cheating, Junior High School, Adolescent

Page 13: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

2

Pendidikan nasional Indonesia saat ini memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut tercantum dalam Undang-undang nomor 2 tahun 1989 bab 2 pasal 4 yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2006), yang kemudian ditegaskan kembali dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tahun 2005 nomor 19 tahun 2005 bab 2 pasal 4, mengenai tujuan standar pendidikan nasional. Secara singkat, pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas secara utuh, yaitu yang bermutu dalam seluruh dimensinya: kepribadian, intelektual, dan kesehatannya. Kenyataan bahwa sistem pendidikan Indonesia yang menggunakan nilai dari tes atau evaluasi belajar terhadap materi yang diberikan sebelumnya untuk menunjukkan kemajuan dan penguasaan ilmu anak didik, menyebabkan masyarakat memandang prestasi belajar hanya dari pencapaian nilai yang tinggi, bukan pada prosesnya. Pandangan tersebut menimbulkan tekanan pada siswa untuk mencapai nilai yang tinggi. Tekanan yang dirasakan akan membuat siswa lebih berorientasi pada nilai, bukan pada ilmu. Siswa dapat mempersepsi ujian sebagai alat untuk menyusun peringkat dan dapat menyebabkan dirinya mengalami kegagalan, bukan sebagai instrumen yang dapat menunjukkan kemajuan dalam proses belajar (Sujana dan Wulan, 1994). Kemungkinan mengalami kegagalan diangggap sebagai ancaman dan merupakan stimulus yang tidak menyenangkan. Ada berbagai respon yang dilakukan siswa dalam menghadapi ancaman kegagalan, misalnya mempelajari materi secara teratur atau berlatih mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Ada pula siswa yang memberikan respon menghindari ancaman kegagalan tersebut dengan menyontek (Schweitzer & Gibson dalam Peer, E., Acquisti, A., and Shalvi, S. 2014). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Frankly-Stokes dan Newstead (Anderman dan Mudrock, 2007) ditemukan bahwa bentuk perilaku menyontek yang paling sering dilakukan oleh siswa adalah memberi izin kepada orang lain untuk menyalin pekerjaan (72%), peringkat kedua adalah mengerjakan pekerjaan orang lain (66%), menyalin atau mencatat tanpa mencantumkan sumber literatur (66%), dan peringkat terakhir yaitu menyalin pekerjaan orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan (64%). Hasil survey Litbang Media Group pada tanggal 19 April 2007, yang dilakukan di enam kota besar di Indonesia (Makasar, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Medan), menyebutkan hampir 70 % responden menjawab pernah melakukan praktik menyontek ketika masih sekolah maupun kuliah. Artinya, mayoritas responden penelitian pernah melakukan kecurangan akademik berupa menyontek. Survey juga dilakukan disalah satu universitas negeri terkemuka di Bandung menyatakan bahwa 58 % responden pernah menyontek ketika di bangku SD, 78% di bangku SMP, 80% di SMA dan 37 % setelah masuk kuliah (cetak.kompas.com). Mengutip sebuah artikel dalam harian Jawa Pos yang memuat tentang hasil poling yang dilakukannya atas siswa-siswi SMP di Surabaya mengenai persoalan menyontek dengan hasil yang mengejutkan. Data itu menyebutkan bahwa, jumlah penyontek langsung tanpa malu- malu mencapai 89,6 %, langsung bertanya kepada teman mencapai 46,5 %, sedangkan 20% lebih berhati-hati menggunakan kode dan 14,9 % mengandalkan lirikan, jumlah responden yang lulus dari pengawasan “sensor” guru, sejumlah 65,%

Page 14: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

3

Namun demikian pada kenyataannya tidak semua siswa setuju dengan intensitas perilaku menyontek. Berita juga mengutip mengenai siswa yang mengaku tidak mau menyontek dengan beberapa alasan diantaranya: menyontek menunjukkan bahwa siswa tidak percaya pada kemampuan sendiri, menyontek sebagai perbuatan membohongi diri sendiri, tidak menghargai diri sendiri, menyontek memberi dampak siswa tidak mempunyai keinginan untuk mencapai suatu prestasi dengan kemampuan sendiri karena tergantung pada orang lain dan pemalas (www.kabar-indonesia.com).

Perilaku menyontek sering dijumpai dikalangan pelajar, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Schab (dalam Sujana dan Wulan, 1994) menunjukkan 93% siswa menyatakan bahwa menyontek merupakan sesuatu yang normal dalam pendidikan. Pelajar yang sebagian besar berada pada tahap perkembangan remaja merasakan kesulitan dalam pembentukan kode moral karena ketidak konsistenan dalam konsep benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari. Ketidak konsistenan membuat remaja bingung dan terhalang dalam proses pembentukan kode moral yang tidak hanya memuaskan tetapi akan membimbingnya untuk memperoleh dukungan sosial. Dalam studi skala besar, Steinberg dan rekan-rekannya melaporkan bahwa dua pertiga dari siswa dalam sampel mereka menunjukkan bahwa mereka telah mengkhianati tes di sekolah selama tahun ajaran lalu. Selain itu, hampir sembilan dari sepuluh peserta mengakui bahwa mereka telah disalin pekerjaan orang lain selama setahun terakhir (Steinberg, dalam Anderman dan Murdock, 2006).

Remaja dikenal sebagai masa transisi perubahan dari dalam diri yang meliputi perubahan fisik, kognitif dan emosi serta perubahan dari luar diri meliputi perubahan pada lingkungan sosial.Salah satu contoh kesulitan yang dialami oleh remaja saat menghadapi perubahan tersebut adalah kesulitan saat mereka memasuki masa transisi menuju sekolah lanjutan. Beberapa penelitian diantaranya yang dilakuakan Eccles dan Midgley (Santrock, 2002) meneliti masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah lanjutan atau sekolah menengah pertama menemukan bahwa tahun pertama sekolah lanjutan atau Sekolah Menengah Pertama dapat menyulitkan siswa. Misalnya persepsi remaja tentang kehidupan sekolah mereka menurun di kelas tujuh. Mereka kurang puas terhadap sekolah, kurang bertanggungjawab terhadap sekolah atau kurang menyukai guru-guru mereka.

Orientasi siswa terhadap prestasi sekolah dan kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas sekolah menurun saat mereka memasuki SMP. Penelitian oleh Anderman, dkk (1998) Siswa mengadopsi motivasi tujuan pribadi mereka, karena menganggap kelas dan sekolah menekankan pencapaian berbagai jenis tujuan. Akibatnya, meningkatnya penekanan pada kemampuan peforma dan kinerja yang terkait dengan sekolah menengah, bersama dengan dampak bahwa meningkatnya persepsi akan budaya sekolah terhadap motivasi selama tahun sekolah menengah, dapat menyebabkan beberapa siswa kelas menengah menggunakan kecurangan sebagai sarana mengatasi lingkungan yang dianggap sebagai menekankan kemampuan dan kinerja. Pengamatan yang dilakukan oleh Challan (2004) adalah bahwa kekhawatiran tentang resiko tinggi pengujian adalah penyebab perilaku menyontek, terutama oleh mahasiswa setelah adanya pengalaman kesulitan memenuhi kompetensi keahlian minimal yang diperlukan untuk lulus SMA (Callahan, 2004).

Transisi dari sekolah dasar menuju sekolah lanjutan dapat menjadi sesuatu yang sangat sulit bagi remaja. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Stoltz (2000 dalam Diana Nidau, 2008) mengklasifikasikan tantangan atau kesulitan menjadi tiga: 1) social adversity, 2) workplace adversity, 3) individual adversity. Pada siswa Sekolah Menengah Pertama, setiap

Page 15: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

4

siswa pasti akan menghadapi kesulitan, sehingga kemampuan masing-masing siswa untuk menyelesaikan kesulitan berpengaruh dalam sekolah dan cita-citanya.

Remaja awal mengalami perubahan yang drastis dalam hampir semua aspek kehidupannya. Remaja awal juga dikenal sebagai fase negatif, yaitu mudah merasakan perasaan negatif pada diri sendiri (Ahmadi & Sholeh, 2005). Seringkali hal ini menyebabkan keputusan-keputusan yang dibuat remaja awal bersifat emosional dan menjadi tidak efektif.

Hasil penelitian longitudinal Anderman (2006) menunjukkan bahwa menyontek sering dilakukan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikarenakan adanya perubahan keadaan lingkungan belajar yang dialami siswa, yaitu siswa mengalami masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah, lalu perubahan struktur kelas yang kecil menjadi struktur kelas yang lebih besar, sehingga lingkungan sekolah menjadi lebih kompetitif. Adapun faktor yang menyebabkan siswa ingin menyontek, salah satu faktornya yaitu malas belajar (Schab, dalam Klausmeier, 1985). Menurut Thornburg (dalam Sujana & Wulan,1994) malas belajar akan menyebabkan siswa lebih memilih untuk menyontek, karena kemalasan merupakan alasan utama yang menjadikan siswa memiliki niat untuk menyontek. Malas belajar terkait dengan daya juang seorang siswa. Apakah seorang siswa berjuang dengan keras atau tidak untuk mendapat hasil yang diinginkan yaitu prestasi tinggi. Stoltz (2000) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang memendam hasrat untuk mencapai kesuksesan, tidak terkecuali bagi siswa yang juga ingin mendapatkan prestasi belajar tinggi, namun kemalasanlah yang sebenarnya menjadi faktor penghambat siswa meraih kesuksesan.

Menyontek yang menjadi kebiasaan akan berakibat negatif bagi diri pelajar sendiri maupun dalam skala yang lebih luas. Pelajar yang terbiasa menyontek akan senang menggantungkan pencapaian hasil belajarnya pada orang lain atau sarana tertentu dan bukan pada kemampuan dirinya sendiri. Pelajar yang merasakan tingkat persaingan yang tinggi dan merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya akan terdorong untuk menyontek. Beberapa dampak psikologis yang dapat dialami siswa saat terus menerus gagal dalam usaha mengatasi perubahan ada masa transisi dapat berupa penarikan diri secara psikologis yang ditandai dengan berkurangnya keterlibatan dan komitmen pada aktivitas yang sedang dilakukan siswa, rendahnya tingkat partisipasi dan aspirasi di kelas, rasa terasing atau aliensi, meningkatnya ketegangan dan rasa tidak puas dan bahkan siswa dapat melakukan penolakan pada pelajaran dan menolak bersikap kooperatif (Johnson dalam Puspitasari, 2012).

Berbagai hambatan yang dirasakan oleh siswa saat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat diatasi dengan adanya Adversity Quotient (AQ) pada diri siswa tersebut.Menurut Stoltz (2000), dalam meraih kesuksesan, bukan IQ (IntelligenceQuotient) ataupun EI (Emotional Intelligence) yang berperan besar, namun diperlukan AI (Adversity Intelligence). Adversity intelligence adalah kemampuan seseorang dalam berjuang menghadapi dan mengatasi masalah, hambatan atau kesulitan yang dimilikinya serta akan mengubahnya menjadi peluang keberhasilan dan kesuksesan; (Stoltz, 2000). Stoltz (2000) mengemukakakn dasar teori yang membaangun AQ dengan istilah the three bilding blocks of AQ, yaitu psikologi kognitif, psikoneuromunolgi, dan neurophysiology. Pada psikologi kognitif dalam 3 hal yaitu: a) locus of control, b) Learned Helplessness, c) Teori atribusi, gaya penjelasan dan optimisme. Selain itu, Stoltz (2000) merumuskan Adversity Quotient memiliki empat aspek pokok yaitu: 1) Control (C), 2) Origin dan Ownership (O2), 3) Reach, 4) Endurance (E).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stoltz (2000), yang menemukan bahwa orang-orang yang memiliki Adversity Intelligence tinggi merupakan orang-orang yang

Page 16: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

5

memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi dan tujuan yang diinginkan. Mereka akan mengerjakan tugas sebaik mungkin, termasuk mencari informasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia dalam hidupnya. Kesimpulannya individu tersebut akan berusaha aktif bertindak, tidak hanya bersikap pasif menunggu kesempatan datang. (Stoltz, 2000)

Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa akan menggunakan berbagai strategi akademik berkaitan dengan orientasi tujuan pada lingkungan yang dirasakan menekankan. Siswa yang memanfaatkan strategi kognitif secara mendalam sering disengaja dan merupakan pilihan sadar mereka (Paris, Wasik, & Turner, dalam Anderman 1998). Akibat dari penggunaan strategi yang tepat, memungkinkan mereka untuk mengalahkan hasrat untuk terlibat dalam perilaku menyontek, karena bagi mereka menyontek berarti merusak usaha yang telah mereka kerahkan selama menggunakan strategi kognitifyang tepat. Penelitian yang dilakukan oleh Anderman (1998), menghasilkan temuan bahwa hubungan perilaku kecurangan (menyontek) dan senggunaan strategi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecurangan (menyontek) terkait negatif dengan penggunaan Strategi Kognitif tingkat dalam dan berhubungan positif dengan penggunaan strategy self-handicapping.

Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa banyak faktor dan aspek dari Adversity Quotient yang turut berperan dalam perilaku menyontek. Menurut Poedjinugroho (Kompas, 2005, h. 4-5) permasalahan pokok dunia pendidikan Indonesia yang sebenarnya adalah perilaku menyontek. Perilaku menyontek dapat membuat seseorang menjadi pembohong publik sejak dini (Suara Merdeka, 2006, h. 18). Sebagian orang berpendapat bahwa siswa yang terbiasa menyontek di sekolah memiliki potensi untuk menjadi koruptor atau penipu ulung nantinya (Alhadza, 1998). Perilaku menyontek terjadi karena masyarakat memiliki pandangan bahwa prestasi belajar tercermin dari pencapaian nilai yang tinggi, sehingga membuat siswa terpaku untuk memperoleh nilai tinggi dengan cara apa pun.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa menyontek merupakan suatu permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dari tinjauan Psikologi. Kesadaran untuk memahami kapasitas diri, peka mengenali kesulitan yang dirasakan, diharapkan memotivasi pemerintah, para pendidik maupun siswa untuk mengatur strategi pendidikan agar dapat untuk menumbuhkan daya juang yang tinggi dan kemampuan beradaptasi yang baik dalam menghadapi kesulitan di bangku sekolah, dimana kemampuan ini mempersiapkan remaja untuk termotivasi secara mandiri mengerahkan kemampuan dirinya untuk berprestasi dan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai dan menjadi pribadi yang sesuai cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji: 1) Ada tidaknya hubungan antara Adversity Quotient dengan Perilaku Menyontek pada Siswa SMP , dan 2) menggambarkan Adversity Quotient serta Perilaku Menyontek pada siswa ditinjau dari perbedaan skor mean berdasarkan jenis kelamin, tingkatan kelas dan kelompok kelas yang terdiri dari kelas Unggulan dan Kelas Reguler. Adversity Quotient Dalam kamus bahasa Inggris, Adversity berasal dari kata adverse yang artinya kondisi tidak menyenangkan, kemalangan. Sedangkan qoutient menurut kamus bahasa inggris adalah derajat atau jumlah dari kualitas apesifik/karakteristik atau dengan kata lain yang mengukur kemampuan seseorang. Jadi dapat diartikan bahwa Adversity Qoutient adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan, masalah atau ketidakberuntungan. Stoltz (2000)

Page 17: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

6

mengatakan AQ mempunyai tiga bentuk yaitu:1) AQ adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan, 2) AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons seseorang terhadap kesulitan, 3) AQ adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon terhadap kesulitan.

Adversity Quotient dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam menentukan responnya agar dapat bertahan dalam kesulitan, mengatasi krisis, tantangan hidup,dan mampu merumuskan apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dengan dan mengerahkan kinerjanya untuk mengkolaborasikan berbagai aspek yang dipercaya secara ilmiah mampu mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan mencapai tujuan (Stoltz, 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient menurut Stoltz (2000) yaitu: 1) Daya Saing, 2) Produktivitas, 3) Kreativitas, 4) Motivasi, 5) Mengambil Resiko, 6) Perbaikan, 7) Ketekunan dan 8) Belajar.

Menurut Stoltz (2000) Adversity Quotient memiliki empat dimensi pokok yaitu: a) Control (C)mengungkap berapa banyak kendali yang seseorang rasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Dalam penelitian penelitian yang dilakukan oleh 74 mahasiswa pria yang memiliki IPK ≥3.5 di sebuah lembaga di timur Arab Saudi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan dan pengendalian diri berkorelasi secara signifikan dengan IPK (Muammar, 2011). Study oleh Buechela,Mechtenberga, dan Petersena (2014) menemukan bahwa kontrol diri dan jumlah teman berbakat mampu meningkatkan kinerja siswa. Temuan yang dilaporkan adalah bahwa seseorang dengan kontrol diri yang tinggi lebih mungkin untuk membangun relasi orang lain. Selain itu,berita positif tentang perilaku mengendalikan diri dari rekan-rekan mereka meningkatkan ketekunan dalam diri siswa, Selanjutnya b) Origin dan Ownership (O2)merupakan gabungan dari Origin (asal usul) dan Ownership (pengakuan), menjelaskan mengenai bagaimana seseorang memandang sumber masalah yang ada. Apakah ia cenderung memandang masalah yang terjadi bersumber dari dirinya atau dari faktor-faktor lain diluar dirinya dan mengacu sejauh mana seorang individu bertanggung jawab untuk perbaikan situasi kesulitan yang ia hadapi saat ini. Penelitian yang dilakukan oleh Cornista, G., & macasaet, C. (2012) responden dengan tingkat kepemilikan yang tinggi memiliki tingkat motivasi berprestasi yang tinggi pula, c) Reach (R)memiliki arti jangkauan, R menjelaskan sejauh mana kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan seseorang. Rendahnya nilai dari dimensi ini akan membuat kesulitan menyebar luas menjangkau segi-segi lain dari kehidupannya. Penelitian yang dilakukan oleh Cornista, G., & macasaet, C.(2012) melaporkan, mereka yang memiliki ketahanan yang tinggi memiliki inner ressource (sumber daya batin) yang tinggi. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Sachdev, (dalam Jain, 2012)melaporkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara jangkauan dan sress kerja staf TI, AQ tinggi memiliki dimensi Reach yang tinggi pula hal tersebut membuat ia cenderung mampu membatasi jangkauan kesulitan sehingga akan memungkinkan seseorang untuk berpikir jernih dan mempertimbangkan dalam mengambil tindakan (Stoltz, 2000) Adapun aspek keempat,d) Endurance (E) yang memiliki arti daya tahan, menjelaskan tentang bagaimana seseorang memandang jangka waktu berlangsungnya masalah yang muncul. Apabila endurance seseorang itu tinggi, maka akan semakin besar kemungkinan orang itu akan menganggap kesulitan adalah hal yang akan berlalu dan tidakberlangsung lama, begitupula sebaliknya. Penelitian oleh Cura, J., & Gozum, J. (2011) membuktikan hubungan antara Adversity Quotient dan Prestasi Matematika. Hasil yang dilaporkan dari penelitian

Page 18: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

7

tersebut adalah, terdapat korelasi positif yang signifikan antara dimensi AQ seperti Kontrol, Kepemilikan dan Ketahanan dengan pencapaian prestasi Matematika responden. Perilaku Menyontek(Cheating) Perilaku menyontek(Cheating) adalah strategi yang digunakan siswa untuk meningkatkan kinerja (dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah nilai) mereka dengan cara yang tidak benar (Anderman, Griesinger & Westerfield, 1998). Menurut Gehring dan Pavela (dalam Pincus & Schmelkin 2003) perilaku menyontek(cheating) merupakan suatu tindakan curang yang disengaja dilakukan ketika seorang siswa mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara yang tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakan evaluasi akademis.

Berdasarkan pengertian diatas, dalam penelitian ini perilaku menyontek diartikan sebagai tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan sengaja melakui cara-cara yang yang tidak jujur atau perbuatan curang dengan menghalalkan segala cara yang dilakukan siswa khususnya dalam pelaksanaan ujian ataupun penyelesaian tugas akademis untuk mencapai tujuan tertentu.

Anderman dan Mudrock (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Perilaku menyontek (Cheating). Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam empat karakteristik, yaitu: 1) Karakteristik demographic (Gender, usia, status sosio-ekonomi dan agama), 2) Karakteristik akademik (Ability dan Area Subjek), 3) Karakteristik Motivasi (Self-Efficacy dan Goal Orientation), 4) Karakteristik Personality (Impulsivitas dan sensation-seeking,Self-Control dan Locus of Control)

Perilaku Menyontek Menurut Anderman dan Mudrock (2007) terbagi menjadi 3 katagori, yaitu: 1) Giving (memberi), taking (mengambil), or receiving (menerima informasi), 2) Menggunakan materi (bahan) yang terlarang, 3) Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur atau proses untuk memperoleh keuntungan. Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek Transisi dari sekolah dasar menuju sekolah lanjutan dapat menjadi sesuatu yang sangat sulit bagi remaja. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya pengalaman remaja dalam mengatasi perubahan yang terjadi perubahan struktur kelas, tingkat kesulitan belajar yang meningkat, membuat lingkungan sekolah menengah yang dialami remaja semakin menekan dan menjadi lebih kompetitif. Penjelasan mengenai keberhasilan dan kegagalan yang biasa ditanamkan pada siswa akan menyebabkan harapan yang mempengaruhi siswa untuk menentukan usaha mencapai keberhasilan dan menghindari kegagalan dimasa depan. Kesulitan beradaptasi pada lingkungan baru, kurangnya penguasaan akan materi pelajaran dan tuntutan berprestasi, menjadi tantangan tersendiri bagi siswa dalam mengarahkan kinerja dan menyelesaikan permasalahan yang mereka alami disekolah.

Stoltz (2000) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang memendam hasrat untuk mencapai kesuksesan, tidak terkecuali bagi siswa yang juga ingin mendapatkan prestasi belajar tinggi. Kemungkinan mengalami kegagalan diangggap sebagai ancaman dan merupakan stimulus yang tidak menyenangkan. Ada berbagai respon yang dilakukan siswa dalam menghadapi ancaman kegagalan, misalnya mengerahkan usaha dan berjuang mempelajari materi secara teratur atau berlatih mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan

Page 19: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

8

guru. Ada pula siswa yang memberikan respon menghindari ancaman kegagalan tersebut dengan menyontek.

Adapun faktor yang menyebabkan siswa ingin menyontek, salah satu faktornya yaitu malas belajar (Schab, dalam Klausmeier, 1985). Menurut Thornburg (dalam Sujana & Wulan,1994) malas belajar akan menyebabkan siswa lebih memilih untuk menyontek, karena kemalasan merupakan alasan utama yang menjadikan siswa memiliki niat untuk menyontek. Malas belajar terkait dengan daya juang seorang siswa. Apakah seorang siswa berjuang dengan keras atau tidak untuk mendapat hasil yang diinginkan yaitu prestasi tinggi, namun kemalasanlah yang sebenarnya menjadi faktor penghambat siswa meraih kesuksesan. Adapun menyontek yang menjadi kebiasaan akan berakibat negatif bagi diri pelajar sendiri maupun dalam skala yang lebih luas. Pelajar yang terbiasa menyontek akan senang menggantungkan pencapaian hasil belajarnya pada orang lain atau sarana tertentu dan bukan pada kemampuan dirinya sendiri.

Suasana bersaing, tantangan menguasai kompetensi dan tingkat kesulitan pelajaran dilingkungan yang dirasakan siswa saat transisi jenjang pendidikan menuntut siswa bertanggungjawab dalam mengenali dan membatasi sumber-sumber masalahnya, mampu menerapkan kontrol diri yang baik atas dirinya untuk mengatur strategi-strategi mengembangkan kemampuan kognitifnya, dan bertahan dalam berjuang agar berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami dalam transisi jenjang pendidikan tersebut. Beberapa dampak psikologis yang dapat dialami siswa saat terus menerus gagal dalam usaha mengatasi perubahan ada masa transisi dapat berupa penarikan diri secara psikologis yang ditandai dengan berkurangnya keterlibatan dan komitmen pada aktivitas yang sedang dilakukan siswa, rendahnya tingkat partisipasi dan aspirasi di kelas, rasa terasing atau aliensi, meningkatnya ketegangan dan rasa tidak puas dan bahkan siswa dapat melakukan penolakan pada pelajaran dan menolak bersikap kooperatif terhadap peraturan sekolah misalnya memutuskan untuk mengambil cara-cara yang tidak benar untuk berprestasi atau mempertahankan nilai seperti menyontek.

Berdasarkan kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang telah dibahas banyak membuktikan bahwa peforma siswa disekolah dipengaruhi oleh taraf Adversity Quotient yang mereka miliki, penelitian yang telah dilakukan melaporkan hasil bahwa seseorang dengan Adversity Quotient yang tinggi memiliki motivasi berprestasi dan kepercayaan diri yang, serta kecerdasan emosional yang tinggi pula. Penelitian pada dimensi-dimensi Adversity Quotient seperti Control, Origin and Ownership (asal-usul dan kepemilikan), Reach dan Endurande juga menjelaskan mengenai peformasi siswa disekolah. Dimana siswa dengan tingkat kontrol yang tinggi memiliki motivasi berprestasi yang tinggi serta responden dengan rendah tingkat kontrol memiliki kebiasaan kerja yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Cornista, G., & Macasaet, C. (2012) responden dengan tingkat kepemilikan yang tinggi memiliki tingkat motivasi berprestasi yang tinggi pula selain itu pada pekerja, kepemilikan yang tinggi menurunkan stress kerja dan membut tingkat kepuasan yang tinggi hal itu , mereka yang memiliki ketahanan yang tinggi memiliki inner ressource (sumber daya batin) yang tinggi korelasi positif yang signifikan antara dimensi AQ seperti Kontrol, Kepemilikan dan Ketahanan dengan pencapaian prestasi Matematika responden. Lebih lanjut Shen dan Chan (dalam Ying, 2014) juga menemukan dalam penelitiannya daya tahan memiliki efek negatif pada tekanan kerja.

Page 20: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

9

Beberapa faktor dari Adversity Quotient seperti Motivasi berprestasi, ketekunan dan belajar memiliki pengaruh dalam mengurangi perilaku perilaku Menyontek. Menurut Gage dan Beliner (dalam Kumara) motivasi berprestasi adalah sesuatu yang memberikan energi kepada individu untuk mengarahkan dirinya pada aktifitas untuk mencapai prestasi. Motivasi berprestasi menjadi suatu hal yang penting karena memotivasi dapat menjadi sesuatu yang mendorong individu mencapai prestasi dalam tujuan pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Stoltz (2000) menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat mampu menciptakan peluang dalam kesulitan, artinya seseorang dengan motivasi yang kuat akan berupaya menyelesaikan kesulitan dengan menggunakan segenap kemampuan.

Gage dan Berliner (1976) mengemukakan beberapa ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu: 1) memilih teman yang giat dalam kegiatan belajar. Seorang pelajar yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memilih teman dalam mengerjakan tugas atau belajar bersama. Mereka akan memilih teman yang baik dan giat dalam belajar; 2) Tekun dalam mengerjakan tugas. Pelajar yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki ketekunan dan lebih suka mencari solusi atas permasalahan yang ditemuinya. Mereka akan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan; 3) mengetahui kemampuan belajar diri sendiri. Pelajar yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan menunjukkan kemampuan belajar yang baik meskipun dihadapkan pada tugas yang mendadak karena mereka dapat menetapkan tingkat kemampuan belajarnya. Menurut Carol Dweck (dalam Stoltz, 2000) membuktikan bahwa anak-anak yang merespon secara optimis akan banyak belajar dan lebih berprestasi dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki pola pesimistis ; 4) berusaha sendiri dalam mengerjakan tugas. Pelajar yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi memiliki ketahanan yang baik ketika mengalami suatu kegagalan. Mereka akan memandang kegagalan tersebutsebagai suatu akibat dari usahanya dibandingkan pengaruh dari luar, 5) dapat menyelesaikan tugas yang sulit. Pelajar yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan membuat susunan kegiatan dalam jangka panjang dari kegiatan pokok dan kegiatan sampingan. Susunan kegiatan tersebut akan mengarahkan mereka pada langkah-langkah pencapaian tujuan, meskipun dalam prosesnya harus dikerjakan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Berdasarkan penjelasan kelima ciri dari faktor motivasi berprestasi yang terdapat pada Adversity Quotient diduga memilki pengaruh langsung dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk bertahan dan mengarahkan kinerja mereka pada kegiatan belajar dalam rangka menguasai kompetensi dengan tingkat kesulitan yang menjadi tuntutan setiap mata pelajaran di sekolah. Sejalan dengan pemaparan diatas, Adversity Quotient akan meningkatkan semangat juang siswa dalam belajar secara mandiri dengan strategi yang mendalam, kesadaran untuk mengasah kompetensi dan mengarahkan kemampuan untuk mencapai berprestasi dengan cara yang sportif. Adversity Quotient dirasa perlu untuk dikembangkan dalam rangka mengatasi permasalahan menyontek yang seringkali dilakukan siswa. Sehingga peneliti menduga akan ada hubungan dari Adversity Quotient yang memungkinkan terhadap rendahnya perilaku menyontek.

Page 21: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

10

Gambar 1. Bagan Hubungan Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek

Dihadapkan pada tuntutan pencapaian kompetensi dengan kerumitan yang lebih kompleks dan bervariasi disetiap materi pelajaran, tugas akademis serta uji

kompetensi

ADVERSITY QUOTIENT PADA DIRI SISWA

Memandang kesulitan yang dihadapi sebagai sesuatu yang bersifat stabil (berlangsung lama), sulit membangun harapan bahwa kesulitan yang dihadapi disekolah sulit diatasi, pesimis, enggan bertanggungjawab dan cenderung tidak profesional dalam menguasai kompetensi pada setiap mata pelajaran sehingga keterlibatan yang dalam belajar menjadi pasif, menggantungkan harapan pada orang lain, pencapaian kompetensi disetiap mata pelajaran kurang maksimal dan tidak kurang mandiri dalam belajar, mengerjakan tugas dan tes (ujian)

Memandang kesulitan yang dihadapi sebagai sesuatu yang bersifat sementara, sehingga mampu membangun harapan ntuk menyelesaikan kesulitan di sekolah, optimis dan bertanggungjawab dan profesional dalam menguasai kompetensi pada setiap mata pelajaran sehingga mendorong keterlibatan yang aktif dan mandiri dalam belajar, mengerjakan tugas dan tes (ujian)

Merasa perlu menyelesaikan kesulitan dalam memahami pelajaran, mengerjakan tugas dan ujian kompetensi dengan melibatkan diri pada bentuk-bentuk menyontek baik terlibat dalam dalam bentuk Giving, Taking Receiving, menggunakan peralatan terlarang selama ujian, plagiat dan memanfaatkan kelemahan prosedur dan pengawasan saat tes.

Merasa tidak perlu menyelesaikan kesulitan dalam memahami pelajaran, mengerjakan tugas dan ujian kompetensi dengan melibatkan diri pada bentuk-bentuk menyontek baik terlibat dalam dalam bentuk Giving, Taking Receiving, menggunakan peralatan terlarang selama ujian, plagiat dan memanfaatkan kelemahan prosedur dan pengawasan saat tes.

Perilaku Menyontek Rendah

Siswa mengalami Transisi jenjang pendidikan dari SD ke SMP

1. Control : Mempersepsikan seberapa besar kendali yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapi saat belajar, mengerjakan tugas sekolah maupun mengerjakan ujian/tes.

2. Origin & Ownership :Mempersepsikan apa yang menjadi penyebab kesulitan dalam memahami pelajaran, mengerjakan tugas sekolah, maupun mengerjakan dan siapa yang harus bertanggungjawab dalam memahami pelajaran, menyelesaikan kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah dan ujian/tes yang menjadi tugasnya.

3. Reach:Mempersepsikan seberapa besar kesulitan yang sedang dihadapi dalam memahami pelajaran, mengerjakan tugas sekolah dan atau ujian/tes akan berkembang menjangkau atau mempengaruhiaspek /bagian-bagian lain dari kehidupan atau tidak.

4. Endurance : Mempersepsikan berapa lama waktu yang dilalui untuk mengatasi kesulitan memahami pelajaran, mengerjakan tugas sekolah, ujian/tes.

Adversity Quotient Tinggi Adversity Quotient

Perilaku Menyontek Tinggi

Page 22: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

11

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini menggunakan penelitian non-eksperimental dengan mengunakan metode penelitian kuantitatif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dengan Perilaku Menyontek. Penelitian ini juga termasuk penelitian field study yang non-eksperimental dimana peneliti tidak dapat memanipulasi variabel-variabel yang ingin diteliti karena dilakukan pada situasi sehari-hari yang sudah terberi (Arikunto, 2006). Desain ini memiliki tujuan untuk megetahui hubungan dan interaksi diantara variabel-variabel psikologis,sosiologis, edukasional dalam struktur sosial. Subyek Penelitian Populasi penelitian ini adalah populasi siswa-siswi SMP Negeri 2 Malang yang masih aktif (terdaftar) menjadi pelajar disekolah tersebut. Sesuai dengan permasalahan penelitian, populasi yang akan diteliti harus memenuhi karakteristik yaitu berstatus Siswa/Pelajar yang berada di jenjang SMP. Pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe non-random sampling. Mengandung pengertian bahwa tidak semua orang dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk dapat dijadikan subjek penelitian, (Arikunto, 2006). Teknik non-random sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Adapun pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan dari setiap strata tidak dilakukan terhadap individu, melainkan pada kelasnya (cluster). Populasi penelitian adalah seluruh siswa di SMP Negeri 2 Malang, terdiri atas tiga jenjang kelas, yaitu kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Dari setiap jenjang dipilih 2 kelas tertentu yang sisiwa didalamnya kemudian dijadikan sample penelitian.

Menurut Arikunto (2006) melalui cara ini diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain itu diharapkan pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi, dapat terjadi sampel (atau sebagian besar sampel) yang terambil hanya akan terambil dari kelompok (strata) tertentu saja.

Besaran sample minimal menurut Arikunto (2006) untuk populasi penelitian kurang dari 100 orang lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Peneliti berusaha mendapatkan sample lebih dari jumlah minimum yang ditentukan agar semakin besar sample yang digunakan dan diharapkan akan semakin tepat dalam mewakili populasi dan memberikan hasil yang akurat. Variabel Penelitian Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu Variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Adapun variabel yang menjadi variabel bebas (X) yaitu Adversity Quotient, sedangkan variabel terikatnya (Y) yaitu Perilaku Menyontek.

Page 23: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

12

Adversity Quotient dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menentukan responnya agar dapat bertahan dalam kesulitan yang dihadapi saat belajar, memahami pelajaran, mengerjakan tugas dan ujian dengan mengerahkan empat dimensi Adversity Quotient yaitu: Control, Origin dan Ownership, Reach serta Endurande.

Adapun masing-masing aspek dalam Adversity Quotient pada penelitian ini memilik definisi operasional sebagai berikut:Control : Mempersepsikan seberapa besar kendali yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapi saat belajar, mengerjakan tugas sekolah maupun mengerjakan ujian/tes. Origin and Ownership: Mempersepsikan apa yang menjadi penyebab kesulitan dalam memahami pelajaran, mengerjakan tugas sekolah, maupun mengerjakan ujian/ tes dan siapa yang bertanggungjawab dalam memahami pelajaran, menyelesaikan kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah dan ujian/tes yang menjadi tugasnya. Reach : Mempersepsikan seberapa besar kesulitan yang sedang dihadapi dalam memahami pelajaran, mengerjakan tugas sekolah dan atau ujian/tes akan berkembang menjangkau atau mempengaruhiaspek/bagian-bagian lain dari kehidupannya. Endurance: Mempersepsikan : Mempersepsikan berapa lama waktu yang dilalui untuk mengatasi kesulitan memahami pelajaran, mengerjakan tugas sekolah, ujian/tes.

Definisi operasional dari menyontek dalam penelitian ini yaitu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan sengaja melalui cara-cara yang yang tidak jujur atau perbuatan curang dengan menghalalkan segala cara yang dilakukan siswa dalam bentuk : 1) memberi, mengambil dan menerima informasi yang tidak diperbolehkan, 2) menggunakan materi dan peralatan yang tidak diperbolehkan dilihat selama ujian berlangsung (alat komunikasi, buku, catatan, kalkulator, dll), 3) Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur atau proses untuk memperoleh keuntungan berupa jawaban khususnya dalam pelaksanaan ujian ataupun penyelesaian tugas akademis untuk mencapai tujuan tertentu. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan dua buah skala yaitu, Skala PerilakuMenyontek dan Skala Adversity Qoutient). Kedua skala tersebut menggunakan model skala Likert. Dengan skala Likert, respon jawaban mengindikasikan derajat persetujuan terhadap item-item pernyataan.Pada penelitian ini skala likert dimodifikasi, dimana alternatif pilihan jawaban disusun menjadi empat respon yang terdiri dari pernyataan yang favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung) terhadap objek sikap. Instrumen untuk mengukur Adversity Qoutient disusun sendiri oleh peneliti dngan menggunakan dimensi dari Adversity Quotient yang dirumuskan oleh Paul G Stoltz yaitu Control, Original and Ownership, Reach and Endurance dengan model Skala Likert yang alternatif penilaian skala terdiri dari SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Dimana semakin tinggi skor total dari skala, maka semakin tinggi Adversity Quotient pada diri individu dan berlaku sebaliknya yaitu semakin rendah total skor dari skala maka semakin rendah pula Adversity Quotient pada diri individu. Teknik Skoring alat ukur Adverity Quotient dengan aturan yaitu, respon jawaban yang diberikan pada skala Adversity Quotient di- coding dengan skor 1-4 untuk item favorable dan item unfavorable diberi skor kebalikannya. Setelah melakukan coding seluruh item dijumlahkan untuk memperoleh skor total. Skor tinggi menandakan bahwa subjek memiliki AQ yang tinggi, sementara skor rendah menandakan subjek memiliki AQ rendah.

Page 24: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

13

Tabel 1. Format penilaian Skala Adversity Quotient

Pernyataan Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

Unfavorable Saya menjadi malas pergi kesekolah karena banyak pelajaran yang sulit saya pahami

4 3 2 1

Tabel 2. Blue Print Skala Tryout Adversity Quotient Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable CONTROL 1. Fokus pada apa yang

bisa mereka lakukan untuk menghadapi kemalangan bukan berfokus dan mengeluh tentang hal-hal diluar kendali mereka

6*, 12, 24 15, 20 5

2. Mempertahankan sikap bisa-melakukan bahkan ketika menghadapi tantangan yang luar biasa

29, 53 2, 33*, 43, 47 6

3. Mencari dukungan dari orang lain saat saat menangani masalah atau tantangan yang berada diluar kendali mereka

13* 7, 21 3

4. Mampu beradaptasi pada kesulitan, bertindak dengan hati-hati, melibatkan diri secara aktif dalam bertindak mengatasi masalah

38, 44 25, 30, 34 5

ORIGIN & OWNERSHIP

1. Bertanggungjawab pada semua kesalahan yang ia buat

4, 36 49, 55 4

2. Mengambil kepemilikan (merasa memiliki) untuk menyelesaian masalah bahkan jika bukan ia yang menyebabkan masalah-masalah yang ada

8, 22 3, 14, 32 5

3. Jelas dan objektif dalam mengevaluasi siapa dan apa yang menyebabkan masalah

1*, 35 10 3

Page 25: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

14

REACH 1. Masih bisa memberikan perhatian penuh dan energi mereka pada area kehidupan mereka lainnya yang tidak terpengaruh oleh kemalangan yang dihadapi

11* 5*, 17 3

2. Mengelola kesulitan sehingga tidak berdampak negatif untuk kehidupan pribadinya (profesional)

9, 27, 31* 3

3. Tidak mengabaikan peran dan tanggungjawab lainnya yang penting untuk dilakukan selama periode kesulitanberlangsung

18, 39, 52* 46* 4

4. Optimis 45* 19, 51, 54 4

ENDURANCE 1. Menunjukkan ketekunan dan ketahanan ketika berada di kondisi yang suram atau membosankan

40, 41, 48 3

2. Tetap berharap bahwa kemalangan yang dihadapi pada akhirnya akan teratasi

42* 16, 23 3

3. Percaya diri 26, 28, 37, 50 4 TOTAL 23 32 55

Catatan : nomor item dengan tanda * = item yang tidak valid Berdasarkan hasil try out yang dilakukan, dilakukan uji validitas dan reliabitas dengan menggunakan SPSS 21.0 for windows. Dari uji validitas item-item pada skala Adversity Quotient yang dilakukan sebanyak 3 kali diperoleh 11 item gugur dari 55 item yang ada, sehingga menyisakan 44 item dengan indeks validitas bergerak antara 0,307- 0,654. Sedangkan reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,920. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen Adversity Quotient yang dipakai dalam penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat cronbach alpha yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno,2011). Sedangkan instrumen untuk mengukur perilaku menyontek disusun sendiri oleh peneliti dengan menggunakan 3 katagori Perilau Menyontek yang dirumuskanoleh Anderman dan Mudrock (2007) yaitu: 1)giving, taking, receiving informasi yang tidak diperbolehkan, 2) menggunakan bahan terlarang, yang tidak diperbolehkan untuk digunakan selama ujian seperti buku catatatan, buku pelajaran, Handphone, catatan kecil, kalkulator, serta 3) Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur atau proses untuk memperoleh keuntungan, dengan model Skala Likert yang alternatif penilaian skala terdiri dari SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Dimana semakin tinggi skor total dari skala menyontek tersebut, maka semakn tinggi perilaku menyontek yang dilakukan individu dan berlaku sebaliknya yaitu semakin rendah skor total dari skala menyontek tersebut, maka semakin rendah pula perilaku menyonteknya.

Teknik Skoring alat ukur Perilaku Menyontek dengan aturan yaitu, respon jawaban yang diberikan pada skala Perilaku Menyontek di-coding dengan skor 1-4 untuk item favorable dan

Page 26: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

15

item unfavorable diberi skor kebalikannya. Setelah melakukan coding seluruh item dijumlahkan untuk memperoleh skor total. Skor tinggi menandakan bahwa subjek memiliki kecenderungan perilaku menyontek yang tingi, sementara skor rendah menandakan subjek memiliki kecenderungan perilaku menyontek yang rendah. Tabel 3. Format Penilaian Skala Menyontek

Pernyataan Sangat

Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

Favorable Saya pernah ketahuan menyontek tetapi dibiarkan oleh guru

4 3 2 1

Tabel 4. Blue Print Try Out Skala Menyontek

NO KATEGORI NO ITEM JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABLE

1 Giving(memberi)informasi yang tidak diperbolehkan

28, 30 6*, 13, 22 5

Taking(mengambil)informasi yang tidak diperbolehkan

7*, 25 9, 18 4

Receiving (menerima) informasi yang tidak diperbolehkan

1, 4 19, 31 4

2 Menggunakan bahan terlarang yang tidak diperbolehkan untuk digunakan selama ujian seperti buku catatatan, buku pelajaran, Handphone, catatan kecil, kalkulator

5, 10, 11, 23, 16, 24*, 27*, 33 8

3 Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur atau proses untuk memperoleh keuntungan

a) Plagiat 2, 15*, 32 - 3 b) Menggunakan

kelemahan seseorang atau prosedur

3, 8, 20, 21, 29 12, 26 7

c) Menggunakan jasa oranglain

14*, 17 - 2

Total 20 13 33 Catatan : nomor item dengan tanda * = item yang tidak valid Dari uji validitas item-item pada skala menyontek yang dilakukan sebanyak 2 kali diperoleh 11 diperoleh 6 item gugur dari 33 item yang ada, sehingga menyisakan 27 item yang valid dengan indeks validitas bergerak antara 0,312- 0,790. Sedangkan dari uji reliabilitas didapatkan hasil nilai alpha yaitu 0,920 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat cronbach alpha yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno,2011) Prosedur dan Analisa Data Penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu :

1) Tahap Persiapan a. Membuat skala Adversity Quotient dan skala Menyontek b. Peneliti meminta izin kepada pihak SMP Negeri 2 Malang pada tanggal 28

November 2015

Page 27: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

16

c. Melakukan pengujian skala Adversity Quotient dan skala Menyontek dengan metode try out. Adapun terdapat 4 kelas yang siswanya digunakan sebagai subjek try out yaitu kelas VII-H, VII-I, VIII-J dan VIII-E dengan jumlah total seluruh subjek tryout sebanyak 111 orang. Adapun pelaksanaan Try Out ini dilakukan pada tanggal 5 Desember 2015

d. Setelah data Try Out diperoleh penelitian melakukan input data dan menguji validitas dan reliabilitas kedua skala yang telah diujicobakan pada subjek try out dengan menggunakan SPSS 21.0. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, tersisa 44 item valid untuk skala Adversity Quotient dan 27 item valid untuk skala Menyontek. Diperoleh pula angka reliabilitas untuk skala Adversity Quotient 0,920 dan skala Perilaku Menyontek 0,920.

e. Pada skala Adversity Quotient dari 44 item yang valid, hanya dipilih sebanyak 33 item untuk dijadikan skala penelitian (sebaran item terdapat pada lampiran blueprint skala penelitian Adversity Quotient), sedangkan untuk skala PerilakuMenyontek peneliti menggunakan seluruh itemyang valid untuk dijadikan skala penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan a. Peneliti membuat kesepakatan kepada pihak SMP Negeri 2 Malang untuk

melakukan penelitian sebelum rangkaian kegiatan class meetingdan liburan semester

b. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 12 Desember 2015 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 180 orang.

c. Peneliti membagikan kedua skala yang berisikan item-item yang telah valid kepada subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 2 Malang. Adapun dalam pengambilan data penelitian diambil perwakilan 2 kelas pada setiap jenjangnya. Sample pada kelas pada jenjang kelas VII diambil dari kelas VII-A dan VII-J, sample dari jenjang kelas VIII diambil dari kelas VIII-B dan VIII-I, serta sample dari jenjang kelas IX diambil dari kelas IX-I dan IX-C.

3) Tahap Akhir

a. Peneliti memasukkan data penelitian ke dalam program excel yang kemudian dianalisis melalui apliasi SPSS versi 21.00

b. Melakukan uji asumsi normalitas dan Homogenitas data penelitian. Pengambilan keputusan hasil uji normalitas dan homogenitas dilakukan berdasarkan nilai signifikansi.

c. Setelah uji asumsi dilaku kan dan memperoleh hasil bahwa data berdistribusi normal dan homogen, peneliti melakukan uji hubungan melalui uji korelasi Product Moment Pearson. Metode ini dipilih karena dapat menguji arah korelasi antara kedua variabel dengan menghasilkan arah korelasi negatif atau positif (Idrus,2009). Selain itu juga dapat mengungkap besar kecilnya hubungan kedua variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (Idrus,2009).

Page 28: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

17

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diikuti oleh 180 siswa SMP Negeri 2 Malang yang terdiri dari siswa kelas VII hingga kelas IX dengan prosentasi 65,6% perempuan (118 orang) dan 34,4% laki-laki (62 orang). Sample dari kelas VII sebesar 33,9% (diwakili dari kelas VII-A yang terdiri dari 29 siswa dan VII-J yang terdiri dari 32 siswa), dari kelas VIII sebesar 32,3% (diwakili dari kelas VIII-B yang terdiri dari 30 siswa dan VIII-I yang terdiri dari 28 siswa), serta sample dari kelas IX sebesar 33,9% siswa (diwakili dari kelas IX-C yang terdiri dari 29 siswa dan IX-I yang terdiri dari 32 siswa). Adapun katagori Adversity Quotient dan menyontek pada subjek penelitian ditentukan berdasarkan nilai Tscore, dimana rentangan nilai di setiap katagori dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5. Katagorisasi Adversity Quotient dan Menyontek

Variabel Mean Std Katagori Interval Tscore N Prosentase Adversity Quotient

2,02 0,705

Rendah 26,84 - 42,08 43 23,9

Sedang 42,09 - 57,32 91 50,6 Tinggi 57,33 - 72,57 46 25,6

Total Subjek 180 Menyontek

1,39 0,543

Rendah 32,5 - 52,75 115 63,9 Sedang 52,76 - 73, 02 60 33,3 Tinggi 73,03 - 93,27 5 2,8

Total Subjek 180 Berdasarkan angka prosentase yang ditunjukkan pada maka diketahui lebih banyak siswa yang memiliki Adversity Quotient dalam katagori sedang daripada siswa yang memiliki Adversity Quotient dalam katagori tinggi dan rendah, hal itu menunjukkan sebagian besar subjek memiliki Adversity Quotient yang tidak terlalu tinggi namun tidak pula terlalu rendah. Sejalan dengan, diketahui siswa yang memiliki perilaku menyontek dalam katagori rendah prosentasenya lebih besar dibandingkan prosentasi siswa yang memiliki perilaku menyontek dalam katagori tinggi. Sebelum melakukan uji korelasi, peneliti terlebih dahulu menguji kenormalan dan homogenitas data. Pengambilan keputusan hasil uji kenormalan data dengan kolmogorof – smirnov test dengan melihat nilai signifikani, menunjukkan signifikansi 0,746>0,05. Maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Adapun uji homogenitas menunjukkan nilai signifikansi pada levene test sebesar 0,778>0,05. Maka dapat dikatakan data homogen atau dengan kata lain data yang dianalisis berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda variansinya. Setelah diperoleh hasil data yang normal dan homogen, maka peneliti menguji data dengan bantuan program SPSS versi 21.0 melalui uji korelasi Pearson. Adapun dari hasil koefisien korelasi Pearson (Tabel 6) terungkap bahwa ada hubungan pada tingkat signifikansi 1% antara Adversity Quotient dengan Menyontekpada subjek.

Page 29: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

18

Tabel 6. Korelasi Adversity Quotient dan Menyontek Koefisien Korelasi Indeks Analisis Koefisien Korelasi -0,536 Koefisien Determinasi 0,287 Taraf kemungkinan kesalahan 1% (0,01) P (nilai signifikansi) 0,000 Nilai signifikansi 0,000 yang ditunjukkan pada tabel 6 bermakna nilai signifikansi lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,01 yang digunakan. Hal ini menunjukkan hubungan Adversity Quotient dengan Perilaku Menyontek sangat signifikan. Adapun angka korelasi (r) -0,536 menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah negatif. Korelsi negatif yang signifikan ini membuktikan bahwa hipotesa yang diajukan pada penelitian ini diterima. Yaitu, semakin tinggi tingkat Adversity Quotient siswa maka semakin rendah Perilaku Menyontekyang dilakukan. Adapun berdasarkan acuan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono dalam Hasanah, 2013), hubungan kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang sedang karena koefisien korelasinya berada di antara 0,40-0,599. Jika ditinjau dari angka korelasi (r) -0,533, juga dapat diketahui koefisien determinasi (r2) adalah 0,287. Hal tersebut menunjukkan terdapat sumbangan efektif sebesar 28,7% dari Adversity Quotient terhadap Perilaku Menyontek, sedangkan 71,3% berasal dari faktor lainnya. Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan skor mean untuk menggambarkan skor mean Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek siswa yang ditinjau dari tingkatan kelas, jenis kelamin dan juga kelompok kelas yang terbagi atas kelmpok kelas unggulan dan kelas Reguler(data lengkap perhitungan skor mean terlampir). Perbandingan skor mean Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan jenis kelamin digambarkan dalam diagram berikut ini

Gambar 2. Perbandingan Skor MeanAdversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan Jenis Kelamin Hasil perhitungan skor mean Adversity Quotient berdasarkan jenis kelamin yang ditinjau dari keseluruhan sample penelitian, tingkatan kelas, kelompok kelas menunjukkan secara konsisten bahwa siswa perempuan memiliki skor mean Adversity Quotient yang lebih tinggi daripada siswa laki-laki. Sejalan dengan itu, hasil perhitungan mean skor yang dilakukan pada variabel Perilaku Menyontek berdasarkan jenis kelamin yang ditinjau dari keseluruhan sample, tingkatan kelas, dan kelompok kelas menunjukkan secara konsisten bahwa siswa perempuan memiliki skor mean Perilaku Menyontek yang lebih rendah daripada siswa laki-laki.

99.97 98.0644.79 49.16

Perempuan Laki-laki

AQ MENYONTEK

Page 30: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

19

Perbandingan skor mean Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan tingkatan atau jenjang kelas digambarkan dalam diagram berikut ini

Gambar 3. Perbandingan Skor Mean Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan Tingkatan Kelas Selanjutnya, berdasarkan tingkatan kelas yang ditinjau dari keseluruhan tingkatan kelas secara umum, tingkatan kelas kelompok kelas Unggulan, dan tingkatan kelas kelompok kelas Reguler skor mean juga menunjukkan nilai yang konsisten dimana skor mean Adversity Quotient yang tertinggi berada di tingkatan kelas VII dan yang terendah yaitu pada kelas IX. Adapun pada variabel perilaku menyontek berdasarkan tingkatan kelas yang ditinjau dari keseluruhan tingkatan kelas secara umum, tingkatan kelas kelompok Kelas Unggulan, dan tingkatan kelas kelompok kelas Reguler skor mean juga menunjukkan nilai yang konsisten dimana skor mean Perilaku Menyontek yang terendah berada di tingkatan kelas VII dan Perilaku Menyontek yang tertinggi pada kelas VIII dan IX Perbandingan skor mean Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan Kelompok Kelas digambarkan dalam diagram berikut ini

Gambar 4. Perbandingan Skor Mean Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan Kelompok / Jenis Kelas Temuan dariperhitungan skor mean Adversity Quotient berdasarkan kelompok kelas yakni Unggulan dan Reguler yang ditinjau dari keseluruhan tingkatan kelas (gabungan kelas VII, VIII, dan IX), maupun yang ditinjau dari masing-masing tingkatan kelas VII, VIII dan IX menunjukkan hasil yang konsisten dimana skor mean Adversity Quotient siswa yang berada di kelas Unggulan lebih tinggi daripada siswa di kelas Reguler.Demikian pula setelah melihat hasil perhitungan skor mean Perilaku Menyontek berdasarkan kelompok kelas yakni Unggulan dan Reguler yang ditinjau dari keseluruhan tingkatan kelas (gabungan kelas VII, VIII, dan IX), maupun yang ditinjau dari masing-masing tingkatan kelas VII, VIII dan IX menunjukkan hasil yang konsisten dimana skor mean Perilaku Menyontek siswa yang berada di kelas Unggulan lebih rendah daripada siswa di kelas Reguler.

100.82 97.7443.84 48.86

Unggulan Reguler

AQ Menyontek

96.84 96.12 66.0574.84 89.57 94.45

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

AQ Menyontek

Page 31: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

20

DISKUSI

Penelitian ini terfokus pada pengujian bagaimana Adversity Quotient dapat memiliki hubungan dengan perilaku menyontek yang dimunculkan oleh siswa-siswi di SMP Negeri 2 Malang. Diperoleh hasil berupa korelasi begatif yang signifikan sebesar -0,536 dan nilai signifikansi 0,000. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat Adversity Quotient siswa maka semakin rendah tingkat Perilaku Menyontekyang dimunculkan, demikian pula sebaliknya. Adversity Quotient yang tinggi mampu memperkuat kemampuan individu dalam menghadapi tantangan hidup sehari hari. Individu akan bertahan dalam menghadapi segala macam kesulitan sampai menemukan jalan keluar, memecahkan berbagai macam permasalahan, mereduksi hambatan dan rintangan dengan mengubah cara berfikir dan mengatur sikap terhadap kesulitan tersebut. Adversity Quotient dalam diri seseorang dijelaskan dijelaskan melalui beberapa aspek yang menyusunnya seperti Control, Origin dan Ownership, Reach dan Endurance. Jika ditinjau berdasarkan aspek Control, siswa dapat menekan perilaku menyontek dikarenakan kontrol yang baik dalam diri siswa memupuk sifat untuk mampu beradaptasi dalam kesulitan yang terjadi dan mengarahkannya bersikap hati-hati, membuat diri siswa fokus pada apa yang mereka lakukan untuk menghadapi kesulitan dalam belajar, mengerjakan tugas maupun ujian kompetensi, bersaing disekolah, konsisten mempertahankan sikap “bisa melakukan” sekalipun dihadapkan pada tantangan yang sulit dalam pelajaran serta aktif mencari dukungan untuk memecahkan masalah apabila kesulitan yang dihadapi berada diluar kendali mereka (Stoltz, 2000). Secara spesifik, kontrol yang lebih pada kesulitan adalah sumber besar dalam melakukan tindakan karena seseorang yang percaya mereka bisa mencapai hasil tertentu yang pasti, memiliki dorongan untuk bertindak (Bandura dalam Titus, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Buechela,Mechtenberga, dan Petersena (2014) yang menemukan bahwa kontrol diri dan jumlah teman berbakat mampu meningkatkan kinerja siswa. Temuan yang dilaporkan adalah bahwa seseorang dengan kontrol diri yang tinggi lebih mungkin untuk membangun relasi orang lain. Selain itu, kontrol yang baik dalam mdiri mereka juga diikuti dengan tinggunya ketekunan dalam diri siswa. Adapun jika ditinjau berdasarkan aspek Origin dan Ownership, dapat pula menjadi penyebab siswa mengurangi perilaku menyontek, karena pada dasarnya individu dengan Origin dan Ownership yang baik akan mampu mempersepsikan dan berpikir dengan jernih terkait apa yang menjadi penyebab kesulitan dan siapa yang bertanggungjawab mengatasi kesulitan tersebut hal itu, individu akan memilih mengambil langkah untuk keluar dari kondisi yang menutrutnya menyulitkan dan memusatkan perhatian mereka pada tujuan akhir (Stoltz, 2002). Pada individu dengan Origin dan Ownership yang tinggi cenderung mengalami emosi yang kuat dan ketidakpuasan ketika mereka gagal untuk mencapai hasil-hasil tertentu sehingga sangat sering ketidakpuasan menggerakkan individu kepada tindakan yang harus mereka pertanggungjawabkan sampai mereka mencapai hasil yang mereka inginkan (Mmedvec, Madey, dan Gilovic dalam Titus, 2013). Oleh karena itu apabila aspek ini bekerja dengan baik dalam diri seorang siswa maka ia akan menjadi jelas dan objektif dalam mengevaluasi siapa dan apa yang menyebabkan masalah, cenderung bertanggungjawab pada semua kesalahan yang ia buat, serta mudah memunculkan rasa memiliki (kepemilikan) untuk

Page 32: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

21

menyelesaikan masalah yang dia hadapi saat memahami pelajaran, mengerjakan tugas, bahkan saat menghadapi uji kompetensi (tes). Penjelasan ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cornista, G., & Macasaet, C. (2012) responden dengan tingkat origin and ownership yang tinggi memiliki tingkat motivasi berprestasi yang tinggi pula. Selanjutnya, aspekReachpada Adversity Quotient bertindak mengurangi perilaku menyontek pada diri siswa, karena individu denganReach yang baik memiliki kemampuan untuk mengatur “jangkauan” kesulitannya, membatasi dan menempatkan masalah (mengelompokkan masalah) sehingga kesulitan yang ia hadapi saat ini tidak menghalangi dirinya untuk tetap bersikap profesional menyelesaikan tanggungjawabnya yang lain (Stoltz, dalam Titus 2013). Seorang siswa dalam kesehariannya akan dihadapkan dengan tugas, ujian dan tuntutan kompetensi belajar yang bermacam-macam sesuai dengan mata pelajaran yang ia tempuh disetiap jenjangnya. Siswa dengan aspek Reach yang baik dalam dirinya akan mampu memberikan perhatian penuh dan mengerahkan energi mereka pada tugas dan tanggungawab yang lain tanpa terpengaruh oleh satu atau lebih kesulitan yang sebenarnya sedang mereka hadapi di mata pelajaran lain, bersikap profesional mengolah kesulitan agar tidak berdampak negatif untuk kehidupan pribadinya dan kehidupan orang lain, menunjukkan sikap optimis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cornista, G., dan Macasaet, C. (2012) melaporkan, mereka yang memiliki Reach yang tinggi memiliki inner ressource (sumber daya batin) yang tinggi. Jika aspek reach bekerja dengan baik dalam diri siswa, ia akan Munculnya kesadaran untuk memberikan perhatian penuh perhatian penuh, optimis dan mempertahankan sikap profesional disetiap mata pelajaran, hal ini dirasa mampu mendorong mereka untuk menguasai kompetensi-kompetensi pada setiap mata pelajaran.Adapun sikap optimis ini dapat mereduksi keterlibatan mereka pada perilaku menyontek. Demikian pula terkait aspek Endurance yang tinggi pada Adversity Quotient juga turut berkontribusi dalam mengurangi hasrat siswa untuk menyontek karena individu akan cenderung memandang kesulitan yang ia hadapi adalah sesuatu yang bersifat sementara. Cara memandang kesulitan yang demikian secara tidak langsung memunculkan harapan bahwa kesulitan yang dihadapi saat ini pasti akan berlalu. Timbulnya harapan tersebut mendorong rasa percaya diri, selalu termotivasi untuk merasa sanggup sehingga tidak menyerah, hal ini akan membantu memperkuat diri siswa untuk terus menunjukkan ketekunan dan ketahanan ketika berada di kondisi yang suram atau membosankan. Sikap yang demikian membantu siswa untuk tidak putus asa saat mengalami kegagalan memahami materi pelajaran, memecahkan soal yang sulit saat mengerjakan tugas dan ujian kompetensi (tes). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cornista, G., & macasaet, C. (2012) melaporkan, mereka yang memiliki ketahanan yang tinggi memiliki inner ressource(sumber daya batin) yang tinggi pula. Endurance membangun harapan dalam diri siswa sehingga siswa termotivasi untuk mencoba dan memperbaiki kegagalan mereka dalam belajar. Adapun rasa kesanggupan yang muncul dalam diri siswa turut membuat siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam belajar menguasai kompetensi disetiap mata pelajaran, secara mandiri memecahkan kesulitan pada tugas dan ujian, sehingga tidak menggantungkan harapan pada orang lain dan menjadikan menyontek sebagai jalan keluar. Penelitian oleh Cura, J., & Gozum, J. (2011) membuktikan hubungan antara Adversity Quotient dan Prestasi Matematika. Hasil yang dilaporkan dari penelitian tersebut adalah, terdapat korelasi positif yang signifikan antara dimensi Adversity

Page 33: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

22

Quotient seperti Control, Kepemilikan dan Ketahanan dengan pencapaian prestasi Matematika responden. Adapun hasil penelitian juga membahas terkait beberapa temuan perbedaan Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, tingkatan kelas dan kelompok kelas siswa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang terkait tingkat Adversity Quotient berdasarkan jenis kelamin dimana siswa perempuan memiliki skor mean Adversity Quotient yang lebih tinggi daripada laki-laki. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dweck (Stoltz, 2000) yang mengungkapkan bahwa ada perbedaan respon pria dan respon wanita terhadap situasi yang sulit. Wanita cenderung menanggapi situasi sulit sebagai sesuatu yang bersifat tetap sedangkan pria menanggapi situasi sulit sebagai sesuatu yang bersifat sementara. Namun demikian, temuan mengapa Adversity Quotient pada remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki ini dapat dijelaskan dari pendapat Baldwin (2002 ) bahwa sumber stress pada remaja laki-laki dan perempuan umumnya sama, namun dampak beban ini berbeda padaremaja perempuan dan remaja laki-laki. Remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya. Menurut penelitan motivasi mereka (remaja perempuan) lebih baik terkait kepekaan bertindak mengatasi masalah dibanding remaja laki-laki. Nilai mereka di sekolah lebih baik, mereka juga lebih menonjol. Selain itu tuntutan dan motivasi mereka lebih tinggi. Hal itu yang diduga secara tidak langsung mempengaruhi lebih tingginya Adversity Quotient pada siswa perempuan di jenjang SMP. Hasil penelitian juga menunjukkan skor mean Adversity Quotient berdasarkan tingkatan kelas menjelaskan bahwa skor mean Adversity Quotient yang tertinggi pada tingkatankelas VII dan yang terendah adalah kelas IX sehingga dari temuan ini diketahui semakin tinggi tingkatan kelas justeru semakin rendah pula Adversity Quotien atau dengan kata lain semakin tinggi usia seseorang justeru semakin rendah Adversity Quotient dalam dirinya. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Videbeck (dalam Titus 2013) menjelaskan bahwa usia seseorang tampaknya mempengaruhi bagaimana dia mengadopsi kesulitan. Seseorang dengan usia muda sangat mungkin memiliki lebih sedikit kemampuan untuk menangani kesulitan, menggunakan firasat dan strategi koping kurang efektif dibandingkan dengan yang lebih tua. Kemungkinan lebih rendahnya Adversity Quotient yang dimiliki oleh kelas yang tingkatannya justeru lebih tinggi bisa jadi menurut peneliti salah satunya dikarenakan turunnya motivasi belajar atau sehingga memunculkan rasa malas untuk menekuni pelajaran. Karena menurut Stoltz (2000) seorang siswa dengan Adversity Quotient yang baik memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga keterlibatan yang lebih dalam kinerja dan ketekunan dalam belajar. Kondisi menurunnya motivasi belajar siswa yang dijelaskan oleh Sarwono (1994) salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan motivasi siswa remaja untuk belajar adalah pelajaran yang dihadapi dan guru yang menyampaikan materi itu sendiri. Materi pelajaran sering dikeluhkan membosankanbagi para siswa, tingkat kesulitan semakin bertambah seiring meningkatnya tingkatan kelas dan cara pandang yang salah terkait pelajaran yakni menganggap pelajaran yang dihadapi tidak ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bisa diduga siswa kelas IX memiliki Adversity Quotient yang paling rendah dikarenakan ketidaksiapan diri mengghadapi tuntutan yang lebih besar pada pecapaian Kompetensi Dasar yang lebih rumit dibanding tingkatan kelas yang lebih rendah. Namun demikian kondisi ini

Page 34: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

23

juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini akan tetapi menurut Stotz (2000) juga turut mempengaruhi Adversity Quotient dalam diri diantaranya yaitu: Daya Saing, Produktivitas, Kreativitas, Motivasi, Mengambil Resiko, Perbaikan, Ketekunan dan Belajar. Hasil temuan ini tentunya dapat menjadi perhatian bagi pihak sekolah untuk mengevaluasi ulangi hal-hal apa saja yang perlu dibenahi pada sistem yang berlaku pada kegiatan belajar mengajar dan mengatur strategi belajar dan penugasan untuk penguasaan kompetensi yang lebih baik agar menyadarkan siswa bahwa tolak ukur keberhasilan belajar tidak hanya pada nilai akhir namun pada proses dan pencapaian kompetensi sesuai dengan standar sehingga siswa dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan belajar yang lebih kompleks di tingkatan yang lebih tinggi. Pada perilaku menyontek, temuan penelitian ini menunjukkan siswa laki-laki terlibat tinggi dalam menyontek dibandingkan siswa perempuan. Hal ini sejalan dengan hasil temuan penelitian yang menjelaskan bahwa pada Siswa Sekolah Pertama siswa laki-laki lebih mungkin untuk menyontek daripada perempuan. Begitupula penelitian yang dilakukan oleh laki-laki lebih banyak terlibat dalam perilaku menyontek daripada perempuan (Anderman & Mudrock,2007; Anderman dan Migley, 2004; McCbe, Trevino dan Butterfield, 2001;). Alasan perempuan terlibat lebih rendah dalam menyontek dijelaskan dari hasil penelitian dimanasebagian besar subjek perempuan mengatakan lebih cenderung merasa bersalah jika mereka menipu. Selain itu, karena perempuan memiliki standar moral yang tinggi daripada laki-laki. S (Baird dalam Anderman dan Midgley, 2004; Calabrese dan Cochran et al dalam Anderman dan Mudrock dalam Mudrock, 2007). Selanjutnya, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan kelas IX dalam Menyontek lebih tinggi daripada kelas VII dan VIII. Dengan kata lain temuan itu menunjukkan, semakin tinggi tingkatan kelas semakin tinggi pula perilaku menyontek. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Evans dan Craig (dalam Mudrock & Anderman, 2006), yang menyatakan bahwa siswa yang lebih tua pada Sekoah Menengah Pertama lebih cenderung melakukan perilaku mencontek daripada siswa yang usianya lebih muda. Temuan yang ketiga pada penelitian ini juga menjelaskan bahwa Adversity Quotient siswa yang berada di kelompok kelas Unggulan lebih tinggi dibandingkan siswa di kelompok kelas Reguler. Sejalan dengan itu, Perilaku Menyontek pada siswa di kelas Unggulan juga lebih rendah dibandingkan siswa di kelas Reguler. Temuan-temuan ini memperkuat hasil hipotesa yang terbukti terkait korelasi negatif antara Adversity Quotient dan Menyontek pada siswa.

Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient dan perilaku menyontek dalam diri individu. Jika memandang perbedaan tersebut dari perbedaan kelompok kelas, peneliti memilih menjelaskan kondisi ini dengan pembahasan melalui sudut pandang kebutuhan dan keterlibatan siswa pada peer group. Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebaya adalah tahap utama pengembangan dan identitas remaja sering terkait erat dengan yang dari rekan-rekan mereka (Santor et al dalam Korir dan Klipkemboi, 2014). Bank dan Marlin (dalam Korir dan Klipkemboi, 2014) telah melakukan penelitian bahwa perilaku rekan lebih mungkin mempengaruhi remaja daripada perilaku orangtua. Tekanan teman sebaya mengacu pada pengaruh yang diberikan oleh kelompok sebaya dalam mendorong seseorang untuk mengubah sikap nya, nilai-nilai yang ada dalam dirinya dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok (Kirk dalam Korir dan Klipkemboi, 2014). Sejumlah siswa remaja melihat beberapa rekan-rekan mereka sebagai model peran. Model ini dapat menjadi sumber motivasi untuk mengambil tindakan. Pemodelan mengacu pada

Page 35: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

24

perubahan individu dalam kognisi, perilaku, atau efek yang dihasilkan dari pengamatan orang lain (Ryan dalam Korir dan Klipkemboi, 2014)

Hal inilah yang menurut peneliti tidak lepas dalam memberi kontribusi terhadap kondisi Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek pada siswa yang berada di kelompok kelas Unggulan dan Kelas Reguler. Pada siswa di kelompok kelas unggulan, pengaruh label sesama teman sebagai “siswa unggulan”, standar yang tinggi dan suasana bersaing yang tinggi secara tidak langsung jadi mendorong motivasi intrinsik mereka dalam belajar secara tekun untuk menguasai materi, berusaha menunjukkan peforma yang baik dalam penguasaan materi pelajaran, saat mengerjakan tugas, tes dan tanggungjawab akademik lainnya. Hal ini meningkatkan keterlibatan siswa untuk berusaha secara mandiri dan mengurangi hasrat mereka untuk menyontek.

Sebuah label rekan dapat berkontribusi terhadap pembangunan identitas positif untuk beberapa remaja tapi negatif identitas untuk orang lain (Downs & Rose, dalam Korir dan Klipkemboi, 2014). Sayangnya, terdapat pula kelompok yang dapat menerima label negatif para anggotanya, memasukkan mereka ke dalam identitas mereka, dan melalui proses penyimpangan sekunder, meningkatkan kadar menyimpang tingkah laku. Demikian halnya yang terjadi pada kelas Reguler, dapat diduga sikap kelompok sebaya yang menganggap perilaku menyontek adalah hal yang wajar akan mendorong pandangan diri siswa dikelas untuk turut melegalkan usaha tersebut. Menyontek yang dijadikan jalan keluar atas kesulitan akademik yang siswa rasakan mengurangi usaha siswa untuk terlibat secara aktif dalam belajar dan menguasai materi. Hal itu membuat siswa tidak mengembangkan Adversity Quotient menjadi lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Scott, Frederict dan West (dalam Carrel, Malmstrom dan West) mengukur bagaimana pengaruh karakteristik teman sebaya terhadap perilaku curang individu. Hasil penelitian menjelaskanSatu siswa yang bersedia untuk dicontek akan mendorong kemungkinan meningkatnya pencontek sekitar 0,33-0,47, semakin tinggi perilaku menyontek pada teman sebaya maka akan meningkatkan kemungkinan individu untuk melakukan perilaku menyontek juga. Sejalan dengan itu, penjelasan mengenai pengaruh kelompok terhadap kinerja individu melalui hasil penelitian oleh Cohen (dalam Korir dan Klipkemboi, 2014) dalam studinya menemukan seseorang yang berteman dengan rekan yang baik telah ditemukan untuk menjadi serupa dalam hal frekuensi waktu yang dihabiskan untuk belajar di rumah. Landau (dalam Korir dan Klipkemboi, 2014) mendukung kesimpulan ini dengan menyatakan bahwa siswa yang peduli tentang belajar lebih mungkin untuk berasosiasi dengan rekan-rekan dan membangun minat belajar rekannya dibidang akademik dibandingkan mereka yang memiliki minat yang kurang dalam belajar. Kelompok sebaya mempengaruhi kebiasaan belajar anak dan pengembangan akademik (Wentzel & Caldwell, dalam Korir dan Klipkemboi, 2014). Kirk (dalam Korir dan Klipkemboi, 2014), yang berpendapat bahwa efek rekan memiliki pengaruh yang kuat pada kinerja akademik di kelas. Goethe (dalam Korir dan Klipkemboi, 2014) menemukan bahwa siswa yang lemah akan lebih baik ketika dikelompokkan dengan siswa yang lemah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja siswa membaik jika mereka dengan siswa dari jenis mereka sendiri. Sacerdote (dalam Korir dan Klipkemboi, 2014) menemukan bahwa nilai siswa cenderung lebih tinggi ketika siswa memiliki rekan-rekan akademis yang luar biasa kuat.

Page 36: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

25

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil koefisien korelasi (r) sebesar -0,536 dengan nilai signifikansi 0,000 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan kearah yang negatif antara Adversity Quotient dengan Menyontek pada siswa SMP. Adanya hubungan tersebut menunjukkan, semakin tinggi Adversity Quotient maka semakin rendah perilaku menyontek, demikian pula semakin rendah Adversity Quotient maka semakin tinggi pula perilaku menyontek. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hipotesa dalam penelitian ini terbukti dan dapat diterima. Adapun sumbangan efektif yang diberikan Adversity Quotient terhadap Perilaku Menyontek sebesar 28,7%. Perhitungan skor mean pada masing-masing variabel untuk mendeskripsikan perbedaan Adversity Quotient dan Mencontek ditinjau dari jenis kelamin, tingkatan kelas serta kelompok kelas menjelaskan temuan, Adversity Quotient pada siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki, sejalan dengan itu skor mean menyontek berdasarkan jenis kelamin menunjukkan siswa perempuan memiliki tingkat menyontek lebih rendah daripada siswa laki-lak.Adapun perbedaan skor mean berdasarkan tingkatan kelas menunjukkan tingkat kelas yang memiliki Adversity Quotient paling tinggi adalah kelas VII dan yang paling rendah adalah kelas IX. Demikian pula skor mean perilaku menyontek berdasarkan tingkatan kelas menunjukkan kelas yang paling rendah keterlibatan pada menyontek adalah kelas VII dan yang paling tinggi adalah kelas IX. Selanjutnya, melihat perbedaan skor mean pada masing-masing variabel Adversity Quotient dan Mencontek ditinjau dari kelompok kelas siswa yaitu kelas unggulan dan kelas Reguler. Diketahui bahwa Adversity Quotient pada kelompok kelas unggulan lebih tinggi dibandingkan skelompok kelas reguler, Sejalan dengan itu skor mean mencontek berdasarkan kelompok kelas juga menunjukkan kelompok kelas Unggulan memiliki perilaku menyontek yang lebih rendah dibandingkan kelompok kelas reguler. Adapun implikasi dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa Adversity Quotiet juga memiliki peranan yang dapat mendorong siswa untuk memunculkan atau tidak memunculkan perilaku menyontek di sekolah. Berdasarkan temuan bahwa Adversity Quotient siswa justru semakin rendah seiring tingginya tingkatan kelas siswa agar menjadi perhatian: 1) Bagi siswa hendaknya siswa menyadari bahwa seiring meningkatnya jenjang kelas sudah pasti tuntutan penguasaan kompetensi, tingkat kesulitan dan tantangan kerumitan belajar yang dihadapi akan semakin kompleks dimana hal tersebut dapat menggoyahkan daya juang. Jika kemampuan daya juang (Adversity Quotient) tidak dikembangkan sejak dini maka, kesulitan beradaptasi pada tuntutan pencapaian kompetensi belajar akan menjadi permasalahan yang akan ditemui siswa ditingkatan kelas yang lebih tinggi. Dengan menyadari perlunya membekali diri dengan mematangkan aspek-aspek Advesity Quotient yaitu control, origin and ownership, reach dan endurance pada diri sendiri, dapat membantu siswa lebih siap dan mantap mengerahkan kinerja secara aktif dan mandiri dalam menghadapi tantangan penguasaan kompetensi pelajaran yang lebih sulit di jenjang yang lebih tinggi sehingga tidak lagi memandang menyontek sebagai kebutuhan atau jalan keluar kesulitan yang dihadapi untuk memenuhi standar belajar. Sejalan dengan itu juga perlu siswa mengembangkan cara pandang dan tindakan yang positif dalam mengemban tugas akademik dimana tolak ukur keberhasilan belajar adalah pada penguasaan kompetensi bukan pada nilai akhir.

Page 37: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

26

Bagi pendidik untuk lebih memperhatikan pentingnya menyusun strategi dalam mendidik siswa mengembangkan Adversity Quotientdalam diri siswa sejak berada di jenjang pertama, selain itu dapat pula mengadakan pelatihan sebagai salah satu solusi yang mendorong aspek-aspek Adversity Quotient dalam diri siswa dapat berkembang dengan baik. Misalnya melakukan pelatihan pengembangan aspek-aspek Control, Origin and Ownership, Reach dan Endurance untuk meningkatkan Adversity Quotient pada remaja yang digagas oleh Priyanka Jain (Jain, 2012). Sehingga dengan Adversity Quotient yang baik, sekolah tidak hanya memperkecil keterlibatan siswanya dalam perilaku menyontek namun juga untuk menunjang keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar serta mempersiapkan peserta didik untuk lebih matang menjalani jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan tantangan yang lebih sulit. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti Adversity Quotient agar mengembangkan skala dengan model yang lain agar penelitian terkait Adversity Quotient memiliki instrumen dan dapat diukur dengan cara yang lebih variatif. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang menyontek, dapat memperdalam perilaku menyontek pada pembahasan sosial kognitif dan kompetensi moral yang dimiliki oleh subjek. Saran tambahan terkait penelitian dengan judul yang sama adalah, ada baiknya lebih memperhatikankeseimbangan prosentase antara subjek laki-laki dan perempuan. REFERENSI Alhadza, A. (1998). Masalah Menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan

http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/MASALAH_MENYONTEK_DI_DUNIA_%20PENDIDIKAN.htm.

Anderman dan Mudrock. (2006). Motivational Perspectives on Student Cheating: Toward an Integrated Model of Academic Dishonesty. Educational Psychologist, 41(3), 129–145

Anderman, E. M., & Midgley, C. (2004). Change in Self-Reported Academic Cheating Across the Transition From Fiddle School to High School. Contemporary Educational Psychology, 29, 499-517

Anderman, E. M., Griesinger,T., dan Westerfield, G. (1998). Motivation and Cheating During Early Adolescence. Journal of Educational Psychology. 90, 1, 84-93.

Anderman, E.M., & Murdock, T.B. (2006). Psychology of Academic Cheating. New

Anderman, Erick M; Mudrock, Tamerra B. (Eds). (2007). Psychology of Academic Cheating. USA Alfie KohnAll Right of reproduction in any from reserved. www.scribd.com

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta

Baldwin, R.D.(2002). Stress and Illnes in Adolescenes: Issue of Race and Gender. http://www.fidarticles.com

Buechela, Berno. Mechtenberga, Lydia, and Petersena Julia. (2014). Peer Effects and Students’ Self-Control. A Department of Economics, University of Hamburg.

Page 38: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

27

Callahan, D. (2004). The cheating culture: Why more Americans are doing wrong to get ahead. Orlando, FL: Hartcourt.

Carrel, Scott E., Malmstrom, Frederick V., & West, James E. (Tanpa tahun). Peer Effects in Academic Cheating.The Journal Of Human Resources. XLIII. 1

Cornista, G., & Macasaet, C. (2012). Studied Adversity Quotient and Achievement Motivation of Third Year and Fourth Year Psychology Students of de la Salle Lipa. Retrieved in August, 2012, from http://www.peaklearning.com/documents/PEAK_GRI_cornista-macasaet.pdf

Cura, J., & Gozum, J. (2011).Correlational Study on Adversity Quotient and the Mathematics Achievement of Sophomore Students of College of Engineering and Technology in Pamantasan ng Lungsod ng Maynilaw.

Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.http://www.unissula.ac.id/v1/download/Peraturan/PP_19_2005 STANDAR_NAS_PENDDKN.PDF.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989tentangSistemPendidikanNasional.http://www.dikti.org/uu_no2_1989.htm.

Gage N. L. and Berliner David C (1976). Educational psychology third edition. Boston : Houghton Mifflin Company

Hasanah, Khuswatun. (2013). Uji Koreasi Product Moment. Copyright 2013 StatistikaPendidikan.com. Accesed on Desember 28, 2015 from http://statistikapendidikan.com

Hendro & Taufiq. (2014). Contek Massal: Tidak Sah, Siswa SMPN 67 Ikut UN Susulan. Diunduh pada www.harianterbit.com-April 2015)

http://cetak.kompas.com/read/2009/11/25/14475866/Menyontek.Masih.Dilakukan.di.ITB

Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Jain, MS Priyanka. (2012). Dissertation Development Of A Programmme For Enhancing Adversity Quotient Of Std Vith Students. Department of education s.n.d.t. Women’s University

Klausmeier, H.J. 1985. Educational Psychology. New York: Harper and Row

Korir, Daniel K., & Klipkemboi, Felix.(2014). The Impact of School Environment and Peer Influences on Students’ Academic Performance in Vihiga County,Kenya. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 4, No. 5(1)

McCabe, D. L., Trevino, L.K. & Butterfield, K.D (2001). Cheating in Academic institutions: Adecademic of research. Ethic & Behaviour, 11(3), 219-232

Page 39: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

28

Menyontek, Langkah Pertama Menjadi Koruptor (2006, 9 Septrember). SuaraMerdeka, hal 18.

Muammar, Omar. (2011). Intelligence and Self-Control Predict Academic Performance of Gifted and Non-gifted Students. Asia-Pacific Journal of Gifted and Talented Education, Volume 3, Issue 1, 2011 Intelligence and Self-Control. University of Dammam, Saudi Arabia

Peer, E., Acquisti, A., and Shalvi, S. (2014). “I Cheated, but Only a Little”: Partial Confessions to Unethical Behavior. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 106, No. 2, 202–217

Pincus, H. S. & Schmelkin, L. P. (2003). Faculty Perceptions of Academic Dishonesty. A Multidimensional Scaling Analysis. Journal of Higher education – volume 74, Number 2, pp. 196-209

Poedjinoegroho, B. (2005, 7 Januari). Biasa Menyontek Melahirkan Koruptor. Kompas, hal 49.

Priyatno, D. (2011). Buku saku analisisi atatistika data SPSS. Jakarta: PT. Usaha Nasional

Santrock, J.W. (2002). Life-Span development (Perkembangan Masa Hidup) edisi kelima. (Ter. Darmanik, J., & Chusairi, A). Jakarta: PT. Erlangga

Sarwono, S. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Stoltz. (2000). Adversity Quotient (Alih Bahasa: Hermaya, T). Jakarta: PT. Grasindo.

Sujana, Y.E., dan Wulan, R. (1994). Hubungan Antara Kecenderungan Pusat Kendali dengan Intensi Menyontek. Jurnal Psikologi, XXI, 2, Desember, 1-7. UNIA_%20PENDIDIKAN.htm. York: Academic Press.

Titus. (2013). Organizational Resilience and Adversity Quotient of Singapore. Companies. DOI: 10.7763/IPEDR. 2013. V65. 17

Ying Shen, Chao. (2014). The Relative Study of Gender Roles, and Job Stress and Adversity Quotient. The Journal of Global Business Management Volume 10 * Number 1

Page 40: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

29

INSTRUMEN PENELITIAN

Page 41: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

30

Blue Print Skala Try Out Adversity Quotient

ASPEK INDIKATOR NO ITEM JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABL

E CONTROL 1. Fokus pada apa yang

bisa mereka lakukan untuk menghadapi kemalangan bukan berfokus dan mengeluh tentang hal-hal diluar kendali mereka

6, 12, 24 15, 20 5

2. Mempertahankan sikap bisa-melakukan bahkan ketika menghadapi tantangan yang luar biasa

29, 53 2, 33, 43, 47 6

3. Mencari dukungan dari orang lain saat saat menangani masalah atau tantangan yang berada diluar kendali mereka

13 7, 21 3

4. Mampu beradaptasi pada kesulitan, bertindak dengan hati-hati, melibatkan diri secara aktif dalam bertindak mengatasi masalah

38, 44 25, 30, 34 5

ORIGIN & OWNERSHIP

1. Bertanggungjawab pada semua kesalahan yang ia buat

4, 36 49, 55 4

2. Mengambil kepemilikan (merasa memiliki) untuk menyelesaian masalah bahkan jika bukan ia yang menyebabkan masalah-masalah yang ada

8, 22 3, 14, 32 5

Page 42: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

31

3. Jelas dan objektif dalam mengevaluasi siapa dan apa yang menyebabkan masalah

1, 35 10 3

REACH 1. Masih bisa memberikan perhatian penuh dan energi mereka pada area kehidupan mereka lainnya yang tidak terpengaruh oleh kemalangan yang dihadapi

11 5, 17 3

2. Mengelola kesulitan sehingga tidak berdampak negatif untuk kehidupan pribadinya (profesional)

9, 27, 31 3

3. Tidak mengabaikan peran dan tanggungjawab lainnya yang penting untuk dilakukan selama periode kesulitanberlangsung

18, 39, 52 46 4

4. Optimis 45 19, 51, 54 4

ENDURANCE

1. Menunjukkan ketekunan dan ketahanan ketika berada di kondisi yang suram atau membosankan

40, 41, 48 3

2. Tetap berharap bahwa kemalangan yang dihadapi pada akhirnya akan teratasi

42 16, 23 3

3. Percaya diri 26, 28, 37, 50 4

TOTAL 23 32 55

Page 43: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

32

Blue Print Skala Try OutPerilaku Menyontek

NO KATEGORI NO ITEM JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABLE

1 Giving (memberi) informasi yang tidak diperbolehkan

28, 30 6, 13, 22 5

Taking (mengambil) informasi yang tidak diperbolehkan

7, 25 9, 18 4

Receiving (menerima) informasi yang tidak diperbolehkan

1, 4 19, 31 4

2 Menggunakan bahan terlarang (HP, catatan, buku, kalkultor, dll)

5, 10, 11, 23, 16, 24, 27, 33 8

3 Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur atau proses untuk memperoleh keuntungan

a) Plagiat 2, 15, 32 - 3 b) Menggunaka

n kelemahan seseorang atau prosedur

3, 8, 20, 21, 29 12, 26 7

c) Menggunakan jasa oranglain

14, 17 - 2

Total 20 13 33

Page 44: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

33

Skala Try Out Adversity Quotient

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamualaikum. Wr. Wb Dalam rangka menyelesaikan studi S1, Saya Rahma Fitrah Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2012 diharuskan untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu saya mengharapkan bantuan teman-teman untuk dapat bekerja sama memberikan keterangan dan penilaian pada penyataan-pernyataan yang ada dibawah ini yang berdasarkan diri teman-teman. Semua keterangan dan jawaban yang teman-teman berikan akan dijamin kerahasiaannya dan digunakan sebaik-baiknya hanya untuk kepentingan penelitian ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama yang baik ini

Peneliti

Rahma Fitrah Nama/ Inisial : Usia : Kelas : Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu)

PETUNJUK PENGISIAN 1

1. Baca dan pahami setiap pernyataan yang ada 2. Kemudian pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman

dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Pilihan jawabannya adalah:

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Apabila ingin memperbaii jawaban, berilah tanda samadengan (=) pada pilihan jawaban yang alah, kemudian beri tanda centang (√)pada pilihan jawaban yang baru.

5. Contoh Pengisian: No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya tetap mengerjakan sendiri soal ujian

sekalipun soal-soalnya sangat sulit √

*Ket: Apabila anda memberikan tanda centang (√) pada kolom S, maka berarti Anda merasa pernyataan ‘Saya tetap mengerjakan sendiri soal ujian sekalipun soal-soalnya sangat sulit’, sesuai dengan diri anda

6. Jawablah secara jujur karena tidak ada jawaban yang salah.

7.Sebelum anda menyerahkan lembar ini, harap diperiksa kembali agar tidak ada pernyataan yang terlewat.

8. Selamat Mengerjakan, Good Luck

Page 45: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

34

NO PERNYATAN SS S TS STS 1 Mengetahui guru sering membuat soal yang sulit membuat saya

semakin bersemangat belajar

2 Saya menjawab sembarangan soal ujian saat saya sudah lelah berpikir

3 Saat mengerjakan tugas kelompok saya menolak ketika disuruh mengerjakan tugas yang sulit karena saya merasa tidak mampu menyelesaikannya

4 Saya belajar jauh-jauh hari sebelum ujian 5 Meskipun orang lain sangat membutuhkan pertolongan, saya

menolak dimintai tolong apabila PR yang saya kerjakan belum selesai

6 Saya tetap mengerjakan sendiri soal ujian sekalipun soal-soalnya sangat sulit

7 Saat mengerjakan PR saya mengerjakan soal yang mudah saja, sedangkan jawaban soal yang sulit saya salin dari teman saya

8 Mata pelajaran yang sulit membuat saya semakin giat belajar 9 Mempelajari materi pelajaran yang banyak disekolah membuat

saya mudah sakit

10 Nilai-nilai saya tinggi tapi saya merasa tidak banyak memahami pelajaran saya

11 Saya tetap bersikap ramah kepada teman yang tidak mau membantu mengajari ketika saya bertanya kepadanya

12 Setiap hari saya meluangkan waktu untuk mengulang pelajaran dirumah

13 Saya tidak malu meminta tolong kepada teman yang lebih pintar untuk mengajari materi yang sulit dipahami

14 Saya mendapatkan nilai yang buruk pada pelajaran-pelajaran yang tidak saya sukai

15 Saya kewalahan mengerjakan PR yang terlalu banyak 16 Berkelompok dengan teman-teman yang tidak mau mengerjakan

tugas membuat saya ikut-ikutan malas mengerjakan

17 Permasalahan yang saya alami di sekolah membuat saya tidak bersemangat melakukan apapun

18 Walaupun sedang banyak tugas sekolah saya tetap membantu apabila dimintai tolong oleh orangtua

19 Beberapa pelajaran yang sulit saya pahami membuat saya meragukan kemampuan saya mencapai cita-cita

20 Saya sulit berkonsentrasi mengerjakan satu tugas jika ada tugas lain yang belum saya kerjakan

21 Saya takut bertanya kepada guru ketika ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti

22 Saat ada teman kelompok tidak mau membantu mengerjakan tugas kelompok, saya tetap menyelesaikan tugas itu tepat waktu

23 Mengulang-ulang mempelajari materi yang sulit hanya membuat saya semakin bingung dan membuang-buang waktu saja

24 Saya tak akan menonton TV sebelum menyelesaikan tugas

Page 46: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

35

sekolah 25 Saya mencontek untuk memperbaiki nilai-nilai saya yang rendah 26 Sampai kapanpun saya tidak akan mampu menunjukkan prestasi

yang baik

27 Saya mudah marah saat kepikiran tugas-tugas sekolah yang belum selesai

28 Saya merasa tidak percaya diri ketika melaksanakan ujian 29 Saya mudah mendapatkan ide untuk menyelesaikan tugas

sekolah

30 Boleh mencontek jawaban teman jika soal ujian terlalu sulit 31 Banyaknya tugas sekolah membuat saya berhenti dari

ekstrakulikuler yang saya ikuti

32 Saya jarang ikut membantu teman mengerjakan tugas kelompok 33 Saat waktu ujian sebentar lagi berakhir saya mudah panik ketika

banyak soal ujian yang belum saya kerjakan

34 Saya mudah stress jika sekelompok dengan teman-teman yang tidak mau mengerjakan tugas

35 Saya menyempatkan mempelajari materi terlebih dahulu sebelum guru menjelaskannya dikelas

36 Ketika ujian remedial saya tetap serius belajar meski saya tahu setinggi apapun nilai ujian remedial, guru tetap akan memberikan nilai standar.

37 Dengan kondisi saya saat ini saya ragu untuk bisa lulus SMP dengan nilai yang baik

38 Saya mempelajari materi ujian satu persatu secara berurutan agar lebih mudah memahami

39 Nilai-nilai saya tetap baik meskipun saya memiliki masalah dengan teman

40 Saya mencari cara lain untuk mempelajari materi jika penjelasan yang disampaikan guru sulit dimengerti

41 Walaupun bosan, saya tetap mengulang-ulang mempelajari materi sampai saya mengerti

42 Saya menyusun jadwal belajar saya agar dapat menyelesaikan tugas tepat waktu

43 Gugup membuat saya tidak dapat mengerjakan soal ujian dengan baik

44 Saya mengingat-ingat dengan baik apa yang sudah saya pelajari sebelum menuliskan jawaban pada lembar ujian

45 Saya yakin bahwa saya mempunyai kemampuan yang sama dengan yang lain untuk memahami materi

46 Saya membolos ekstrakulikuler ketika saya memiliki PR yang harus dikerjakan

47 Saya gampang menyerah ketika mengerjakan soal yang susah 48 Saya tidak berhenti mengerjakan soal sebelum menemukan

jawaban yang benar

49 Saya tidak merasa khawatir jika tidak bisa mengerjakan PR yang sulit karena saya bisa menyalin jawaban teman yang sudah

Page 47: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

36

selesai 50 Saat saya mendapatkan nilai ujian yang tinggi itu hanya

keberuntungan saja

51 Semangat saya hancur saat saya mengetahui tugas yang harus saya kerjakan bertumpuk-tumpuk

52 Saya tetap aktif mengikuti ekstrakulikuler meskipun tugas sekolah saya banyak

53 Saya tetap mengerjakan PR sekalipun sedang sakit 54 Saya tidak pernah belajar dengan serius karena saya merasa

hasilnya sama saja

55 Setiap ujian saya tidak peduli dengan nilai yang saya dapatkan

Page 48: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

37

Skala Try out Perilaku Menyontek

PETUNJUK PENGISIAN 2

1. Baca dan pahami setiap pernyataan yang ada 2. Kemudian pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman

dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Pilihan jawabannya adalah:

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Apabila ingin memperbaii jawaban, berilah tanda samadengan (=) pada pilihan jawaban yang alah, kemudian beri tanda centang (√)pada pilihan jawaban yang baru.

5. Contoh Pengisian: No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya memiliki kode-kode rahasia dengan teman

untuk saling bertukar jawaban saat ujian √

*Ket: Apabila anda memberikan tanda centang (√) pada kolom TS, maka berarti Anda merasa pernyataan ‘Saya memiliki kode-kode rahasia dengan teman untuk saling bertukar jawaban saat ujian’, tidak sesuai dengan diri anda

6. Jawablah secara jujur karena tidak ada jawaban yang salah.

7.Sebelum anda menyerahkan lembar ini, harap diperiksa kembali agar tidak ada pernyataan yang terlewat.

8. Selamat Mengerjakan, Good Luck

NO PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya memiliki kode-kode rahasia dengan teman untuk saling

bertukar jawaban saat ujian

2 Saat mengerjakan tugas saya mengerjakan soal yang mudah saja sedangkan jawaban soal yang sulit saya salin dari teman saya yang sudah mengerjakan

3 Saat ujian saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencontek ketika tidak ada teman yang menegur dan pengawas yang melihat

4 Saya menjawab sebagian besar soal ujian karena jawabannya diberitahu oleh teman

5 Saya mengirim dan menerima SMS yang berisi jawaban kepada teman

6 Saya segera keluar ruangan apabila selesai mengerjakan ujian agar tidak dicontek teman

7 Saya mencari tahu soal ulangan harian yang sudah dilaksanakan teman saya yang berada dikelas lain

8 Saya memilih kursi ditempat khusus untuk memudahkan saya bertukar jawaban dengan teman

9 Lebih baik membiarkan jawaban yang kosong daripada melihat

Page 49: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

38

jawaban teman 10 Saat ujian saya berani membuka buku pelajaran untuk melihat

jawaban

11 Saya membuat catatan dalam bentuk kertas kecil ketika ulangan

12 Walaupun pengawas lengah saya tetap mengerjakan soal ujian sendiri sesuai dengan kemampuan saya

13 Saya pura-pura tidak mendengar saat ada teman yang meminta jawaban ketika ujian

14 Saya mentraktir teman agar dia mau memberikan saya jawaban

15 Saat mengerjakan tugas saya mencari jawaban di internet tanpa menuliskan daftar pustakanya

16 Sebelum ujian saya lebih suka menghafal materi pelajaran daripada membuat catatan kecil untuk disalin saat ujian berlangsung

17 Teman saya bersedia mengerjakan tugas saya apabila saya meminta tolong padanya

18 Saat saya mengetahui jawaban saya berbeda dengan teman, saya tetap menggunakan jawaban saya sendiri

19 Saat teman menawarkan bocoran jawaban saya menolak

20 Saat saya sulit menjawab soal ujian saya segera melihat jawaban teman yang tidak sengaja terbuka

21 Saya mencari posisi yang memungkinkan saya untukmencontek

22 Saya menutup kertas ujian saya agar tidak dilihat oleh orang lain

23 Sebelum ujian saya mempersiapkan buku dibawah meja untuk membantu saya menjawab soal ujian

24 Saya tidak menggunakan contekan yang saya buat meskipun ada kesempatan untuk menggunakannya

25 Saat ujian saya sering melihat dan segera mencatat jawaban teman tanpa sepengetahuan teman saya

26 Saya melaporkan teman yang mencontek jawaban saya

27 Saya segera memasukkan buku, catatan, HP, Kalkulator sebelum ujian dimulai

28 Saya memperbolehkan teman saya melihat dan menyalin jawaban saya ketika teman memintanya

29 Jarak kursi yang dekat membuat saya semakin leluasa untuk melihat jawaban teman ketika ujian

30 Saya membiarkan jawaban ujian saya terbuka agar dapat dilihat oleh teman saya

31 Saya menyelesaikan semua soal ujian tanpa bantuan teman saya

32 Saya meminjam buku PR milik teman yang sudah dia kerjakan untuk saya salin jawabannya.

33 Saat ujian saya sering menebak-nebak yang tidak saya ketahui daripada mengintip jawaban orang lain

Page 50: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

39

Blue Print Skala Penelitian Adversity Quotient

ASPEK INDIKATOR NO ITEM JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABLE

CONTROL 1. Fokus pada apa yang bisa mereka lakukan untuk menghadapi kemalangan bukan berfokus dan mengeluh tentang hal-hal diluar kendali mereka

7,15 9

3

2. Mempertahankan sikap bisa-melakukan bahkan ketika menghadapi tantangan yang luar biasa

1, 29 2

3. Mencari dukungan dari orang lain saat saat menangani masalah atau tantangan yang berada diluar kendali mereka

3,13 2

4. Mampu beradaptasi pada kesulitan, bertindak dengan hati-hati, melibatkan diri secara aktif dalam bertindak mengatasi masalah

24, 28 16 3

ORIGIN & OWNERSHIP

1. Bertanggungjawab pada semua kesalahan yang ia buat

2, 22 30, 33 4

Page 51: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

40

2. Mengambil kepemilikan (merasa memiliki) untuk menyelesaian masalah bahkan jika bukan ia yang menyebabkan masalah-masalah yang ada

4 8, 20 3

3. Jelas dan objektif dalam mengevaluasi siapa dan apa yang menyebabkan masalah

21 6 2

REACH 1. Masih bisa memberikan perhatian penuh dan energi mereka pada area kehidupan mereka lainnya yang tidak terpengaruh oleh kemalangan yang dihadapi

11 1

2. Mengelola kesulitan sehingga tidak berdampak negatif untuk kehidupan pribadinya (profesional)

5, 18 2

3. Tidak mengabaikan peran dan tanggungjawab lainnya yang penting untuk dilakukan selama periode kesulitan berlangsung

12, 25 2

4. Optimis 31,32 2

Page 52: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

41

ENDURANCE 1. Menunjukkan ketekunan dan ketahanan ketika berada di kondisi yang suram atau membosankan

26,27 2

2. Tetap berharap bahwa kemalangan yang dihadapi pada akhirnya akan teratasi

10,14 2

3. Percaya diri 17,19,23 3

TOTAL 12 21 33

Blue Print Skala Penelitian Perilaku Menyontek

NO KATEGORI NO ITEM JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABLE

1 Giving(memberi)informasi yang tidak diperbolehkan

15, 27 13, 22 4

Taking (mengambil)informasi yang tidak diperbolehkan

25 9, 18 3

Receiving (menerima) informasi yang tidak diperbolehkan

1, 4 19, 14 4

2 Menggunakan bahan terlarang (HP, catatan, buku, kalkultor, dll)

5, 10, 11, 23, 6, 16 6

3 Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur atau proses untuk memperoleh keuntungan

a) Plagiat 2, 7 - 2 b) Menggunakan

kelemahan seseorang atau prosedur

3, 8, 20, 21, 24 12, 26 7

c) Menggunakan jasa oranglain

17 - 1

Total 17 10 27

Page 53: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

42

Skala Penelitian Adversity Quotient

Skala Penelitian

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamualaikum. Wr. Wb Dalam rangka menyelesaikan studi S1, Saya Rahma Fitrah Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2012 sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu saya mengharapkan bantuan saudara/i untuk dapat bekerja sama memberikan keterangan dan penilaian pada penyataan-pernyataan yang ada dibawah ini yang berdasarkan diri teman-teman. Semua keterangan dan jawaban yang saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaannya dan digunakan sebaik-baiknya hanya untuk kepentingan penelitian ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama yang baik ini

Peneliti

Rahma Fitrah (081348180165) Nama/ Inisial : Usia : Kelas : Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu)

PETUNJUK PENGISIAN 1

1. Baca dan pahami setiap pernyataan yang ada 2. Kemudian pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-

teman dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Pilihan jawabannya adalah:

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Apabila ingin memperbaiki atau mengganti jawaban, berilah tanda samadengan (=) pada pilihan jawaban yang salah, kemudian beri tanda centang (√)pada pilihan jawaban yang baru.

5. Contoh Pengisian: No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya kewalahan mengerjakan PR yang terlalu

banyak √

*Ket: Apabila anda memberikan tanda centang (√) pada kolom S, maka berarti Anda merasa pernyataan ‘Saya kewalahan mengerjakan PR yang terlalu banyak’, sesuai dengan diri anda

6. Jawablah secara jujur karena tidak ada jawaban yang salah. 7. Sebelum anda menyerahkan lembar ini, harap diperiksa kembali agar tidak ada

pernyataan yang terlewat. 8. Selamat Mengerjakan, Good Luck

Page 54: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

43

NO PERNYATAN SS S TS STS 1 Saya menjawab sembarangan soal ujian saat saya sudah lelah

berpikir

2 Saya belajar jauh-jauh hari sebelum ujian 3 Saat mengerjakan PR saya mengerjakan soal yang mudah saja,

sedangkan jawaban soal yang sulit saya salin dari teman saya

4 Mata pelajaran yang sulit membuat saya semakin giat belajar 5 Mempelajari materi pelajaran yang banyak disekolah membuat

saya mudah sakit

6 Nilai-nilai saya tinggi tapi saya merasa tidak banyak memahami pelajaran saya

7 Setiap hari saya meluangkan waktu untuk mengulang pelajaran dirumah

8 Saya mendapatkan nilai yang buruk pada pelajaran-pelajaran yang tidak saya sukai

9 Saya kewalahan mengerjakan PR yang terlalu banyak 10 Berkelompok dengan teman-teman yang tidak mau mengerjakan

tugas membuat saya ikut-ikutan malas mengerjakan

11 Permasalahan yang saya alami di sekolah membuat saya tidak bersemangat melakukan apapun

12 Walaupun sedang banyak tugas sekolah saya tetap membantu apabila dimintai tolong oleh orangtua

13 Saya takut bertanya kepada guru ketika ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti

14

Mengulang-ulang mempelajari materi yang sulit hanya membuat saya semakin bingung dan membuang-buang waktu saja

15 Saya tak akan menonton TV sebelum menyelesaikan tugas sekolah

16 Saya mencontek untuk memperbaiki nilai-nilai saya yang rendah 17 Sampai kapanpun saya tidak akan mampu menunjukkan prestasi

yang baik

18 Saya mudah marah saat kepikiran tugas-tugas sekolah yang belum selesai

19 Saya merasa tidak percaya diri ketika melaksanakan ujian 20 Saya jarang ikut membantu teman mengerjakan tugas kelompok 21 Saya menyempatkan mempelajari materi terlebih dahulu

sebelum guru menjelaskannya dikelas

22 Ketika ujian remedial saya tetap serius belajar meski saya tahu setinggi apapun nilai ujian remedial, guru tetap akan memberikan nilai standar.

23 Dengan kondisi saya saat ini saya ragu untuk bisa lulus SMP dengan nilai yang baik

24 Saya mempelajari materi ujian satu persatu secara berurutan agar lebih mudah memahami

25 Nilai-nilai saya tetap baik meskipun saya memiliki masalah dengan teman

26 Saya mencari cara lain untuk mempelajari materi jika penjelasan

Page 55: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

44

yang disampaikan guru sulit dimengerti 27 Walaupun bosan, saya tetap mengulang-ulang mempelajari

materi sampai saya mengerti

28 Saya mengingat-ingat dengan baik apa yang sudah saya pelajari sebelum menuliskan jawaban pada lembar ujian

29 Saya gampang menyerah ketika mengerjakan soal yang susah 30 Saya tidak merasa khawatir jika tidak bisa mengerjakan PR yang

sulit karena saya bisa menyalin jawaban teman yang sudah selesai

31 Semangat saya hancur saat saya mengetahui tugas yang harus saya kerjakan bertumpuk-tumpuk

32 Saya tidak pernah belajar dengan serius karena saya merasa hasilnya sama saja

33 Setiap ujian saya tidak peduli dengan nilai yang saya dapatkan

Page 56: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

45

Skala Penelitian Perilaku Menyontek

PETUNJUK PENGISIAN 2 1. Baca dan pahami setiap pernyataan yang ada 2. Kemudian pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman

dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Pilihan jawabannya adalah:

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Apabila ingin memperbaiki jawaban, berilah tanda samadengan (=) pada pilihan jawaban yang salah, kemudian beri tanda centang (√)pada pilihan jawaban yang baru.

5. Contoh Pengisian: No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya menjawab sebagian besar soal ujian karena

jawabannya diberitahu oleh teman √

*Ket: Apabila anda memberikan tanda centang (√) pada kolom TS, maka berarti Anda merasa pernyataan ‘Saya menjawab sebagian besar soal ujian karena jawabannya diberitahu oleh teman, tidak sesuai dengan diri anda

6. Jawablah secara jujur karena tidak ada jawaban yang salah. 7. Sebelum anda menyerahkan lembar ini, harap diperiksa kembali agar tidak ada

pernyataan yang terlewat. 8. Selamat Mengerjakan, Good Luck

NO PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya memiliki kode-kode rahasia dengan teman untuk saling

bertukar jawaban saat ujian

2 Saat mengerjakan tugas saya mengerjakan soal yang mudah saja sedangkan jawaban soal yang sulit saya salin dari teman saya yang sudah mengerjakan

3 Saat ujian saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencontek ketika tidak ada teman yang menegur dan pengawas yang melihat

4 Saya menjawab sebagian besar soal ujian karena jawabannya diberitahu oleh teman

5 Saya mengirim dan menerima SMS yang berisi jawaban kepada teman

6 Saat ujian saya sering menebak-nebak yang tidak saya ketahui daripada mengintip jawaban orang lain

7 Saya meminjam buku PR milik teman yang sudah dia kerjakan untuk saya salin jawabannya.

8 Saya memilih kursi ditempat khusus untuk memudahkan saya bertukar jawaban dengan teman

Page 57: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

46

9 Lebih baik membiarkan jawaban yang kosong daripada melihat jawaban teman

10 Saat ujian saya berani membuka buku pelajaran untuk melihat jawaban

11 Saya membuat catatan dalam bentuk kertas kecil ketika ulangan

12 Walaupun pengawas lengah saya tetap mengerjakan soal ujian sendiri sesuai dengan kemampuan saya

13 Saya pura-pura tidak mendengar saat ada teman yang meminta jawaban ketika ujian

14 Saya menyelesaikan semua soal ujian tanpa bantuan teman saya

15 Saya membiarkan jawaban ujian saya terbuka agar dapat dilihat oleh teman saya

16 Sebelum ujian saya lebih suka menghafal materi pelajaran daripada membuat catatan kecil untuk disalin saat ujian berlangsung

17 Teman saya bersedia mengerjakan tugas saya apabila saya meminta tolong padanya

18 Saat saya mengetahui jawaban saya berbeda dengan teman, saya tetap menggunakan jawaban saya sendiri

19 Saat teman menawarkan bocoran jawaban saya menolak

20 Saat saya sulit menjawab soal ujian saya segera melihat jawaban teman yang tidak sengaja terbuka

21 Saya mencari posisi yang memungkinkan saya untukmencontek

22 Saya menutup kertas ujian saya agar tidak dilihat oleh orang lain

23 Sebelum ujian saya mempersiapkan buku dibawah meja untuk membantu saya menjawab soal ujian

24 Jarak kursi yang dekat membuat saya semakin leluasa untuk melihat jawaban teman ketika ujian

25 Saat ujian saya sering melihat dan segera mencatat jawaban teman tanpa sepengetahuan teman saya

26 Saya melaporkan teman yang mencontek jawaban saya

27 Saya memperbolehkan teman saya melihat dan menyalin jawaban saya ketika teman memintanya

Malang, 12 Desember 2015

Terima Kasih dan Semoga Sukses

Page 58: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

47

DATA KASAR ADVERSITY QUOTIENT

Page 59: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

48

48

Page 60: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

49

49

Page 61: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

50

50

Page 62: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

51

51

Page 63: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

52

52

Page 64: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

53

53

Page 65: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

54

DATA KASAR PERILAKU MENYONTEK

Page 66: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

55

55

Page 67: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

56

56

Page 68: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

57

57

Page 69: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

58

58

Page 70: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

59

59

Page 71: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

60

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Page 72: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

61

Uji Validitas dan Reliabilitas skala Try Out

Adversity Quotient Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 111 88,8

Excludeda 14 11,2

Total 125 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,917 55

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item_1 160,63 287,835 ,279 ,917

Item_2 160,37 282,181 ,431 ,916

Item_3 160,35 284,375 ,373 ,916

Item_4 160,49 279,779 ,555 ,915

Item_5 160,77 288,545 ,209 ,918

Item_6 160,09 287,319 ,243 ,917

Item_7 160,49 281,361 ,540 ,915

Item_8 160,59 283,245 ,417 ,916

Item_9 160,37 282,362 ,447 ,916

Item_10 160,73 285,126 ,343 ,916

Item_11 160,12 287,050 ,303 ,917

Item_12 160,57 282,811 ,500 ,915

Item_13 160,08 288,457 ,190 ,918

Item_14 160,84 283,610 ,399 ,916

Item_15 161,15 283,404 ,393 ,916

Item_16 160,33 283,133 ,390 ,916

Item_17 160,63 278,908 ,543 ,915

Item_18 159,94 285,660 ,379 ,916

Item_19 160,54 283,869 ,365 ,916

Item_20 161,31 286,305 ,320 ,917

Item_21 160,48 284,324 ,387 ,916

Item_22 160,37 284,981 ,361 ,916

Page 73: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

62

Item_23 160,28 281,458 ,477 ,915

Item_24 160,74 281,595 ,455 ,915

Item_25 160,25 284,172 ,414 ,916

Item_26 159,93 283,777 ,481 ,915

Item_27 160,82 282,113 ,446 ,916

Item_28 160,37 284,217 ,419 ,916

Item_29 160,47 287,051 ,366 ,916

Item_30 160,18 284,076 ,347 ,917

Item_31 160,41 288,680 ,161 ,918

Item_32 160,22 284,298 ,498 ,915

Item_33 161,14 289,936 ,114 ,919

Item_34 161,17 284,434 ,332 ,917

Item_35 160,66 284,354 ,447 ,916

Item_36 160,34 282,554 ,514 ,915

Item_37 160,23 282,031 ,447 ,916

Item_38 160,23 283,726 ,480 ,915

Item_39 160,49 287,107 ,314 ,917

Item_40 160,18 286,713 ,382 ,916

Item_41 160,51 278,234 ,638 ,914

Item_42 160,50 285,561 ,300 ,917

Item_43 160,91 282,628 ,357 ,917

Item_44 159,99 284,918 ,427 ,916

Item_45 160,26 288,886 ,199 ,918

Item_46 160,52 284,652 ,313 ,917

Item_47 160,49 277,125 ,613 ,914

Item_48 160,45 285,923 ,304 ,917

Item_49 160,50 279,143 ,587 ,914

Item_50 160,39 284,512 ,353 ,916

Item_51 160,65 277,648 ,635 ,914

Item_52 160,54 284,614 ,306 ,917

Item_53 160,68 286,000 ,309 ,917

Item_54 160,14 279,452 ,651 ,914

Item_55 160,00 282,364 ,473 ,915

Case Processing Summary N %

Cases

Valid 111 88,8

Excludeda 14 11,2

Total 125 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 74: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

63

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,921 48

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item_2 139,65 244,030 ,433 ,919

Item_3 139,63 246,181 ,370 ,920

Item_4 139,77 242,217 ,539 ,918

Item_7 139,77 243,363 ,539 ,918

Item_8 139,86 245,118 ,415 ,919

Item_9 139,65 244,175 ,450 ,919

Item_10 140,01 246,936 ,338 ,920

Item_11 139,40 248,805 ,294 ,920

Item_12 139,85 244,931 ,487 ,919

Item_14 140,12 245,559 ,393 ,920

Item_15 140,43 245,120 ,397 ,920

Item_16 139,61 244,985 ,389 ,920

Item_17 139,91 241,210 ,536 ,918

Item_18 139,22 247,116 ,390 ,920

Item_19 139,82 245,876 ,355 ,920

Item_20 140,59 248,118 ,310 ,920

Item_21 139,76 246,222 ,381 ,920

Item_22 139,65 246,648 ,363 ,920

Item_23 139,56 243,231 ,484 ,919

Item_24 140,02 243,400 ,460 ,919

Item_25 139,53 245,906 ,415 ,919

Item_26 139,21 245,475 ,486 ,919

Item_27 140,10 244,581 ,422 ,919

Item_28 139,65 245,539 ,440 ,919

Item_29 139,75 248,590 ,368 ,920

Item_30 139,46 245,978 ,341 ,920

Item_32 139,50 245,961 ,504 ,919

Item_34 140,45 246,141 ,333 ,920

Item_35 139,94 245,951 ,455 ,919

Item_36 139,62 244,456 ,513 ,919

Item_37 139,50 243,798 ,453 ,919

Item_38 139,51 245,398 ,487 ,919

Item_39 139,77 248,254 ,336 ,920

Page 75: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

64

Item_40 139,46 248,323 ,381 ,920

Item_41 139,79 240,384 ,640 ,917

Item_42 139,77 247,085 ,306 ,921

Item_43 140,19 244,137 ,369 ,920

Item_44 139,27 246,508 ,433 ,919

Item_46 139,80 246,615 ,303 ,921

Item_47 139,77 239,163 ,622 ,917

Item_48 139,73 247,254 ,317 ,920

Item_49 139,77 240,940 ,602 ,918

Item_50 139,67 246,315 ,349 ,920

Item_51 139,93 239,686 ,644 ,917

Item_52 139,82 246,985 ,281 ,921

Item_53 139,96 247,235 ,326 ,920

Item_54 139,42 241,665 ,646 ,918

Item_55 139,28 244,530 ,460 ,919

Case Processing Summary N %

Cases

Valid 111 88,8

Excludeda 14 11,2

Total 125 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,921 46

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item_2 133,42 229,519 ,440 ,919

Item_3 133,41 231,861 ,366 ,920

Item_4 133,54 228,196 ,527 ,918

Item_7 133,54 229,014 ,540 ,918

Item_8 133,64 230,796 ,413 ,919

Item_9 133,42 229,919 ,446 ,919

Item_10 133,78 232,389 ,344 ,920

Item_12 133,62 230,637 ,484 ,918

Page 76: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

65

Item_14 133,89 230,897 ,405 ,919

Item_15 134,21 230,711 ,398 ,919

Item_16 133,39 230,512 ,393 ,919

Item_17 133,68 226,872 ,540 ,918

Item_18 132,99 232,773 ,385 ,919

Item_19 133,59 231,607 ,349 ,920

Item_20 134,36 233,578 ,314 ,920

Item_21 133,53 231,833 ,380 ,919

Item_22 133,42 232,210 ,364 ,920

Item_23 133,33 228,642 ,496 ,918

Item_24 133,79 229,038 ,462 ,919

Item_25 133,31 231,451 ,418 ,919

Item_26 132,98 231,036 ,489 ,918

Item_27 133,87 230,202 ,423 ,919

Item_28 133,42 231,101 ,443 ,919

Item_29 133,52 234,252 ,360 ,920

Item_30 133,23 231,417 ,347 ,920

Item_32 133,27 231,563 ,504 ,918

Item_34 134,23 231,703 ,334 ,920

Item_35 133,71 231,589 ,453 ,919

Item_36 133,40 230,151 ,511 ,918

Item_37 133,28 229,512 ,451 ,919

Item_38 133,29 231,298 ,472 ,919

Item_39 133,54 233,869 ,331 ,920

Item_40 133,23 233,890 ,379 ,919

Item_41 133,57 226,248 ,635 ,917

Item_42 133,55 232,813 ,299 ,920

Item_43 133,96 229,762 ,370 ,920

Item_44 133,05 231,952 ,441 ,919

Item_46 133,58 232,774 ,280 ,921

Item_47 133,54 224,960 ,622 ,917

Item_48 133,50 232,780 ,319 ,920

Item_49 133,55 226,668 ,603 ,917

Item_50 133,44 231,776 ,355 ,920

Item_51 133,70 225,374 ,648 ,917

Item_53 133,74 232,758 ,328 ,920

Item_54 133,20 227,469 ,642 ,917

Item_55 133,05 230,052 ,466 ,919

Case Processing Summary N %

Cases Valid 111 88,8

Page 77: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

66

Excludeda 14 11,2

Total 125 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,920 44

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item_2 127,56 214,303 ,448 ,919

Item_3 127,54 216,905 ,358 ,920

Item_4 127,68 213,385 ,518 ,918

Item_7 127,68 213,967 ,541 ,918

Item_8 127,77 215,903 ,403 ,919

Item_9 127,56 214,903 ,444 ,919

Item_10 127,92 217,293 ,341 ,920

Item_12 127,76 215,840 ,468 ,919

Item_14 128,03 215,499 ,419 ,919

Item_15 128,34 215,700 ,394 ,919

Item_16 127,52 215,615 ,385 ,919

Item_17 127,82 212,113 ,531 ,918

Item_18 127,13 217,511 ,391 ,919

Item_19 127,73 216,272 ,359 ,920

Item_20 128,50 218,543 ,307 ,920

Item_21 127,67 216,515 ,389 ,919

Item_22 127,56 216,940 ,370 ,919

Item_23 127,47 213,506 ,502 ,918

Item_24 127,93 213,977 ,463 ,919

Item_25 127,44 216,322 ,419 ,919

Item_26 127,12 215,886 ,493 ,918

Item_27 128,01 215,064 ,426 ,919

Item_28 127,56 215,649 ,461 ,919

Item_29 127,66 219,136 ,355 ,920

Item_30 127,37 216,235 ,350 ,920

Item_32 127,41 216,298 ,513 ,918

Item_34 128,36 216,560 ,335 ,920

Item_35 127,85 216,658 ,443 ,919

Page 78: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

67

Item_36 127,53 215,233 ,503 ,918

Item_37 127,41 214,409 ,453 ,919

Item_38 127,42 216,374 ,462 ,919

Item_39 127,68 218,639 ,334 ,920

Item_40 127,37 218,544 ,389 ,919

Item_41 127,70 211,393 ,631 ,917

Item_43 128,10 214,872 ,363 ,920

Item_44 127,18 216,767 ,444 ,919

Item_47 127,68 210,039 ,624 ,917

Item_48 127,64 217,833 ,309 ,920

Item_49 127,68 211,818 ,598 ,917

Item_50 127,58 216,428 ,365 ,920

Item_51 127,84 210,573 ,643 ,917

Item_53 127,87 217,820 ,317 ,920

Item_54 127,33 212,261 ,654 ,917

Item_55 127,19 214,700 ,480 ,918

Page 79: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

68

Perilaku Menyontek

Case Processing Summary N %

Cases Valid 111 88,8 Excludeda 14 11,2 Total 125 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,904 33

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted ITEM_1 57,49 137,270 ,535 ,900 ITEM_2 57,43 138,175 ,519 ,900 ITEM_3 57,61 138,349 ,521 ,900 ITEM_4 57,78 139,189 ,598 ,899 ITEM_5 57,97 139,645 ,589 ,899 ITEM_6 56,95 144,516 ,159 ,906 ITEM_7 57,11 143,188 ,224 ,905 ITEM_8 57,73 139,835 ,529 ,900 ITEM_9 57,28 137,367 ,572 ,899 ITEM_10 57,95 139,052 ,593 ,899 ITEM_11 57,94 142,841 ,372 ,902 ITEM_12 57,71 134,789 ,791 ,896 ITEM_13 57,26 141,595 ,310 ,903 ITEM_14 57,78 143,280 ,223 ,905 ITEM_15 56,94 144,987 ,140 ,906 ITEM_16 57,71 141,262 ,424 ,901 ITEM_17 57,41 139,298 ,492 ,900 ITEM_18 57,65 141,394 ,459 ,901 ITEM_19 57,42 138,537 ,494 ,900 ITEM_20 57,39 137,385 ,606 ,899 ITEM_21 57,73 137,763 ,640 ,898 ITEM_22 57,59 139,918 ,421 ,902 ITEM_23 57,90 140,326 ,510 ,900

Page 80: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

69

ITEM_24 57,15 142,658 ,180 ,908 ITEM_25 57,61 140,330 ,470 ,901 ITEM_26 56,86 141,052 ,348 ,903 ITEM_27 57,43 140,957 ,265 ,905 ITEM_28 57,61 136,494 ,619 ,898 ITEM_29 57,58 137,592 ,646 ,898 ITEM_30 57,68 139,948 ,493 ,900 ITEM_31 57,48 136,888 ,576 ,899 ITEM_32 57,15 137,513 ,597 ,899 ITEM_33 57,52 140,706 ,404 ,902

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 111 88,8 Excludeda 14 11,2 Total 125 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,920 27

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted ITEM_1 45,02 109,054 ,559 ,916 ITEM_2 44,96 109,526 ,567 ,916 ITEM_3 45,14 109,815 ,561 ,916 ITEM_4 45,32 111,291 ,590 ,916 ITEM_5 45,50 111,670 ,584 ,916 ITEM_8 45,26 111,595 ,542 ,917 ITEM_9 44,81 109,391 ,582 ,916 ITEM_10 45,48 111,161 ,586 ,916 ITEM_11 45,47 114,251 ,390 ,919 ITEM_12 45,24 107,295 ,790 ,913 ITEM_13 44,79 113,275 ,312 ,921 ITEM_16 45,24 112,931 ,432 ,918 ITEM_17 44,94 111,532 ,475 ,918

Page 81: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

70

ITEM_18 45,18 112,985 ,474 ,918 ITEM_19 44,95 110,462 ,502 ,917 ITEM_20 44,92 109,584 ,605 ,916 ITEM_21 45,26 109,740 ,654 ,915 ITEM_22 45,12 112,086 ,404 ,919 ITEM_23 45,43 112,211 ,510 ,917 ITEM_25 45,14 112,652 ,437 ,918 ITEM_26 44,39 112,821 ,349 ,920 ITEM_28 45,14 109,234 ,589 ,916 ITEM_29 45,11 109,443 ,670 ,915 ITEM_30 45,21 111,493 ,520 ,917 ITEM_31 45,01 109,245 ,568 ,916 ITEM_32 44,68 109,691 ,597 ,916 ITEM_33 45,05 112,633 ,397 ,919

Page 82: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

71

HASIL ANALISA DATA

Page 83: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

72

Uji Normalitas

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 AQb . Enter

a. Dependent Variable: MENCONTEK

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,536a ,288 ,284 9,332

a. Predictors: (Constant), AQ

b. Dependent Variable: MENCONTEK

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 6258,475 1 6258,475 71,858 ,000b

Residual 15502,919 178 87,095

Total 21761,394 179

a. Dependent Variable: MENCONTEK

b. Predictors: (Constant), AQ

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 102,241 6,636 15,406 ,000

AQ -,563 ,066 -,536 -8,477 ,000

a. Dependent Variable: MENCONTEK

Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 32,95 59,99 46,29 5,913 180

Residual -23,357 35,700 ,000 9,306 180

Std. Predicted Value -2,257 2,316 ,000 1,000 180

Std. Residual -2,503 3,825 ,000 ,997 180

a. Dependent Variable: MENCONTEK

Page 84: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

73

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 180

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 9,30636816

Most Extreme Differences

Absolute ,051

Positive ,050

Negative -,051

Kolmogorov-Smirnov Z ,679

Asymp. Sig. (2-tailed) ,746

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 85: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

74

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

VARIABEL Levene Statistic df1 df2 Sig.

,079 1 358 ,778

ANOVA

VARIABEL Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 252969,025 1 252969,025 2183,187 ,000

Within Groups 41481,972 358 115,871 Total 294450,997 359

Page 86: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

75

Data demografi

Statistics JK KELAS

N Valid 180 180

Missing 0 0

Mean 1,34 Median 1,00 Mode 1 Std. Deviation ,477 Variance ,227 Minimum 1 Maximum 2

Percentiles

25 1,00

50 1,00

75 2,00

JK Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

P 118 65,6 65,6 65,6

L 62 34,4 34,4 100,0

Total 180 100,0 100,0

Page 87: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

76

KELAS Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

7A 29 16,1 16,1 16,1

7J 32 17,8 17,8 33,9

8B 30 16,7 16,7 50,6

8I 28 15,6 15,6 66,1

9C 29 16,1 16,1 82,2

9I 32 17,8 17,8 100,0

Total 180 100,0 100,0

Page 88: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

77

Zscore AQ dan Mencontek

Statistics Zscore(AQ) Zscore(MENCO

NTEK)

N Valid 180 180

Missing 0 0

Mean ,0000000 ,0000000

Median -,0772764 -,0267046

Mode -,12491a -,66157a

Std. Deviation 1,00000000 1,00000000

Variance 1,000 1,000

Minimum -2,31618 -1,74991

Maximum 2,25690 4,32665

Percentiles

25 -,6965464 -,7522643

50 -,0772764 -,0267046

75 ,7325382 ,6988551

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Zscore(AQ) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

-2,31618 1 ,6 ,6 ,6

-2,03036 1 ,6 ,6 1,1

-1,93509 1 ,6 ,6 1,7

-1,83981 1 ,6 ,6 2,2

-1,74454 3 1,7 1,7 3,9

-1,64927 6 3,3 3,3 7,2

-1,55400 1 ,6 ,6 7,8

-1,45872 4 2,2 2,2 10,0

-1,36345 3 1,7 1,7 11,7

-1,26818 4 2,2 2,2 13,9

-1,17291 5 2,8 2,8 16,7

-1,07764 1 ,6 ,6 17,2

-,98236 5 2,8 2,8 20,0

-,88709 4 2,2 2,2 22,2

-,79182 3 1,7 1,7 23,9

-,69655 6 3,3 3,3 27,2

-,60127 3 1,7 1,7 28,9

-,50600 5 2,8 2,8 31,7

-,41073 7 3,9 3,9 35,6

-,31546 6 3,3 3,3 38,9

Page 89: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

78

-,22018 9 5,0 5,0 43,9

-,12491 11 6,1 6,1 50,0

-,02964 1 ,6 ,6 50,6

,06563 6 3,3 3,3 53,9

,16090 4 2,2 2,2 56,1

,25618 5 2,8 2,8 58,9

,35145 4 2,2 2,2 61,1

,44672 9 5,0 5,0 66,1

,54199 11 6,1 6,1 72,2

,63727 4 2,2 2,2 74,4

,73254 5 2,8 2,8 77,2

,82781 5 2,8 2,8 80,0

,92308 3 1,7 1,7 81,7

1,01836 5 2,8 2,8 84,4

1,11363 2 1,1 1,1 85,6

1,20890 5 2,8 2,8 88,3

1,30417 4 2,2 2,2 90,6

1,39944 4 2,2 2,2 92,8

1,49472 4 2,2 2,2 95,0

1,58999 1 ,6 ,6 95,6

1,68526 1 ,6 ,6 96,1

1,78053 3 1,7 1,7 97,8

1,97108 1 ,6 ,6 98,3

2,16162 1 ,6 ,6 98,9

2,25690 2 1,1 1,1 100,0

Total 180 100,0 100,0

Zscore(MENCONTEK) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

-1,74991 1 ,6 ,6 ,6

-1,56852 3 1,7 1,7 2,2

-1,47782 1 ,6 ,6 2,8

-1,38713 5 2,8 2,8 5,6

-1,29643 6 3,3 3,3 8,9

-1,20574 7 3,9 3,9 12,8

-1,11504 5 2,8 2,8 15,6

-1,02435 7 3,9 3,9 19,4

-,93365 4 2,2 2,2 21,7

-,84296 5 2,8 2,8 24,4

Page 90: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

79

-,75226 8 4,4 4,4 28,9

-,66157 9 5,0 5,0 33,9

-,57087 4 2,2 2,2 36,1

-,48018 3 1,7 1,7 37,8

-,38948 4 2,2 2,2 40,0

-,29879 3 1,7 1,7 41,7

-,20809 5 2,8 2,8 44,4

-,11740 9 5,0 5,0 49,4

-,02670 6 3,3 3,3 52,8

,06399 9 5,0 5,0 57,8

,15469 6 3,3 3,3 61,1

,24538 5 2,8 2,8 63,9

,33608 3 1,7 1,7 65,6

,42677 3 1,7 1,7 67,2

,51747 9 5,0 5,0 72,2

,60816 4 2,2 2,2 74,4

,69886 5 2,8 2,8 77,2

,78955 6 3,3 3,3 80,6

,88024 4 2,2 2,2 82,8

,97094 4 2,2 2,2 85,0

1,06163 5 2,8 2,8 87,8

1,15233 3 1,7 1,7 89,4

1,24302 2 1,1 1,1 90,6

1,33372 2 1,1 1,1 91,7

1,42441 3 1,7 1,7 93,3

1,60580 2 1,1 1,1 94,4

1,69650 2 1,1 1,1 95,6

1,78719 1 ,6 ,6 96,1

1,96858 1 ,6 ,6 96,7

2,05928 1 ,6 ,6 97,2

2,33136 2 1,1 1,1 98,3

2,42206 2 1,1 1,1 99,4

4,32665 1 ,6 ,6 100,0

Total 180 100,0 100,0

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Zscore(AQ) 180 -2,31618 2,25690 ,0000000 1,00000000

Zscore(MENCONTEK) 180 -1,74991 4,32665 ,0000000 1,00000000

Valid N (listwise) 180

Page 91: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

80

Tscore AdversityQuotient dan Perilaku Menyontek dan Katagori

SUBJEK AQ MENYONTEK KATAGORI

AQ KATAGORI

MENYONTEK 1 52,56 43,38 Sedang Rendah 2 49,7 55,17 Sedang Sedang 3 45,89 53,36 Sedang Sedang 4 63,04 37,94 Tinggi Rendah 5 64,95 43,38 Tinggi Rendah 6 47,8 56,08 Sedang Sedang 7 33,51 70,59 Rendah Sedang 8 58,28 42,48 Tinggi Rendah 9 46,85 54,27 Sedang Sedang 10 60,18 42,48 Tinggi Rendah 11 53,51 55,17 Sedang Sedang 12 66,85 37,94 Tinggi Rendah 13 56,37 35,22 Sedang Rendah 14 54,47 53,36 Sedang Sedang 15 60,18 48,83 Tinggi Rendah 16 35,41 56,99 Rendah Sedang 17 35,41 58,8 Rendah Sedang 18 42,08 47,92 Rendah Rendah 19 72,57 38,85 Tinggi Rendah 20 54,47 52,45 Sedang Rendah 21 48,75 36,13 Sedang Rendah 22 67,81 56,08 Tinggi Sedang 23 41,13 50,64 Rendah Rendah 24 63,99 37,04 Tinggi Rendah 25 48,75 48,83 Sedang Rendah 26 59,23 39,76 Tinggi Rendah 27 43,99 58,8 Sedang Sedang 28 55,42 39,76 Sedang Rendah 29 56,37 47,01 Sedang Rendah 30 63,99 43,38 Tinggi Rendah 31 55,42 44,29 Sedang Rendah 32 38,27 55,17 Rendah Sedang 33 42,08 52,45 Rendah Rendah 34 48,75 36,13 Sedang Rendah 35 55,42 44,29 Sedang Rendah 36 55,42 37,04 Sedang Rendah 37 57,33 48,83 Tinggi Rendah 38 59,23 38,85 Tinggi Rendah 39 36,37 66,96 Rendah Sedang

Page 92: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

81

40 48,75 46,11 Sedang Rendah 41 47,8 55,17 Sedang Sedang 42 38,27 49,73 Rendah Rendah 43 56,37 46,11 Sedang Rendah 44 53,51 53,36 Sedang Sedang 45 51,61 56,99 Sedang Sedang 46 50,66 47,92 Sedang Rendah 47 55,42 49,73 Sedang Rendah 48 48,75 45,2 Sedang Rendah 49 37,32 61,52 Rendah Sedang 50 57,33 51,55 Tinggi Rendah 51 55,42 41,57 Sedang Rendah 52 71,62 41,57 Tinggi Rendah 53 62,09 42,48 Tinggi Rendah 54 67,81 32,5 Tinggi Rendah 55 63,04 37,04 Tinggi Rendah 56 41,13 37,04 Rendah Rendah 57 47,8 56,08 Sedang Sedang 58 38,27 40,66 Rendah Rendah 59 43,03 48,83 Sedang Rendah 60 58,28 41,57 Tinggi Rendah 61 32,55 62,43 Rendah Sedang 62 67,81 41,57 Tinggi Rendah 63 60,18 37,04 Tinggi Rendah 64 46,85 55,17 Sedang Sedang 65 62,09 37,94 Tinggi Rendah 66 56,37 47,01 Sedang Rendah 67 54,47 50,64 Sedang Rendah 68 44,94 59,71 Sedang Sedang 69 65,9 41,57 Tinggi Rendah 70 51,61 43,38 Sedang Rendah 71 62,09 43,38 Tinggi Rendah 72 59,23 56,99 Tinggi Sedang 73 48,75 57,9 Sedang Sedang 74 55,42 50,64 Sedang Rendah 75 50,66 56,99 Sedang Sedang 76 58,28 43,38 Tinggi Rendah 77 47,8 47,92 Sedang Rendah 78 54,47 54,27 Sedang Sedang 79 54,47 52,45 Sedang Rendah 80 62,09 40,66 Tinggi Rendah 81 57,33 38,85 Tinggi Rendah 82 51,61 57,9 Sedang Sedang 83 55,42 46,11 Sedang Rendah

Page 93: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

82

84 40,18 47,01 Rendah Rendah 85 33,51 60,62 Rendah Sedang 86 43,03 42,48 Sedang Rendah 87 47,8 55,17 Sedang Sedang 88 63,04 50,64 Tinggi Rendah 89 53,51 55,17 Sedang Sedang 90 58,28 42,48 Tinggi Rendah 91 50,66 44,29 Sedang Rendah 92 34,46 60,62 Rendah Sedang 93 55,42 39,76 Sedang Rendah 94 64,95 48,83 Tinggi Rendah 95 57,33 50,64 Tinggi Rendah 96 54,47 55,17 Sedang Sedang 97 53,51 49,73 Sedang Rendah 98 44,94 63,34 Sedang Sedang 99 50,66 59,71 Sedang Sedang

100 38,27 47,92 Rendah Rendah 101 45,89 60,62 Sedang Sedang 102 36,37 36,13 Rendah Rendah 103 43,99 73,31 Sedang Tinggi 104 55,42 48,83 Sedang Rendah 105 54,47 59,71 Sedang Sedang 106 29,7 93,27 Rendah Tinggi 107 37,32 36,13 Rendah Rendah 108 45,89 37,94 Sedang Rendah 109 52,56 57,9 Sedang Sedang 110 63,04 43,38 Tinggi Rendah 111 60,18 51,55 Tinggi Rendah 112 46,85 66,06 Sedang Sedang 113 43,03 74,22 Sedang Tinggi 114 41,13 63,34 Rendah Sedang 115 45,89 40,66 Sedang Rendah 116 60,18 37,04 Tinggi Rendah 117 63,99 34,31 Tinggi Rendah 118 69,71 42,48 Tinggi Rendah 119 33,51 47,92 Rendah Rendah 120 45,89 58,8 Sedang Sedang 121 47,8 54,27 Sedang Sedang 122 72,57 39,76 Tinggi Rendah 123 41,13 34,31 Rendah Rendah 124 52,56 49,73 Sedang Rendah 125 61,14 45,2 Tinggi Rendah 126 35,41 39,76 Rendah Rendah 127 33,51 60,62 Rendah Sedang

Page 94: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

83

128 44,94 51,55 Sedang Rendah 129 40,18 37,94 Rendah Rendah 130 38,27 39,76 Rendah Rendah 131 62,09 48,83 Tinggi Rendah 132 42,08 44,29 Rendah Rendah 133 57,33 48,83 Tinggi Rendah 134 58,28 34,31 Tinggi Rendah 135 64,95 37,94 Tinggi Rendah 136 40,18 43,38 Rendah Rendah 137 43,03 49,73 Sedang Rendah 138 47,8 50,64 Sedang Rendah 139 54,47 40,66 Sedang Rendah 140 43,03 50,64 Sedang Rendah 141 35,41 57,9 Rendah Sedang 142 40,18 46,11 Rendah Rendah 143 46,85 45,2 Sedang Rendah 144 36,37 38,85 Rendah Rendah 145 43,03 39,76 Sedang Rendah 146 44,94 57,9 Sedang Sedang 147 64,95 42,48 Tinggi Rendah 148 52,56 48,83 Sedang Rendah 149 63,99 38,85 Tinggi Rendah 150 26,84 60,62 Rendah Sedang 151 43,99 43,38 Sedang Rendah 152 52,56 61,52 Sedang Sedang 153 32,55 74,22 Rendah Tinggi 154 39,22 61,52 Rendah Sedang 155 55,42 36,13 Sedang Rendah 156 47,8 56,08 Sedang Sedang 157 45,89 64,24 Sedang Sedang 158 48,75 51,55 Sedang Rendah 159 46,85 57,9 Sedang Sedang 160 51,61 64,24 Sedang Sedang 161 33,51 66,06 Rendah Sedang 162 44,94 56,99 Sedang Sedang 163 50,66 51,55 Sedang Rendah 164 32,55 69,69 Rendah Sedang 165 30,65 73,31 Rendah Tinggi 166 37,32 58,8 Rendah Sedang 167 37,32 64,24 Rendah Sedang 168 54,47 55,17 Sedang Sedang 169 47,8 50,64 Sedang Rendah 170 45,89 52,45 Sedang Rendah 171 31,6 66,96 Rendah Sedang

Page 95: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

84

172 61,14 42,48 Tinggi Rendah 173 50,66 52,45 Sedang Rendah 174 48,75 50,64 Sedang Rendah 175 48,75 37,94 Sedang Rendah 176 46,85 59,71 Sedang Sedang 177 33,51 62,43 Rendah Sedang 178 40,18 67,87 Rendah Sedang 179 48,75 49,73 Sedang Rendah 180 48,75 51,55 Sedang Rendah

MAX 72,57 93,27 MIN 26,84 32,5 RANGE 45,73 60,77 KATAGORI 15,243 20,257

ADVERSITY QUOTIENT

26,84 - 42,08 Rendah 42,09 - 57,32 Sedang 57,33 - 72,57 Tinggi

PERILAKU MENYONTEK

32,5 - 52,75 Rendah 52,76 - 73, 02 Sedang 73,03 - 93,27 Tinggi

Katagorisasi Skor AQ dan Mencontek Berdasarkan Tscore

Katagorisasi Adversity Quotient

KATAGORI_AQ Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 43 23,9 23,9 23,9

Sedang 91 50,6 50,6 74,4

Tinggi 46 25,6 25,6 100,0

Total 180 100,0 100,0 Katagorisasi Menyontek

KATAGORI_MENCONTEK Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 115 63,9 63,9 63,9

Sedang 60 33,3 33,3 97,2

Tinggi 5 2,8 2,8 100,0

Total 180 100,0 100,0

Page 96: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

85

Uji Korelasi Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 AQb . Enter

a. Dependent Variable: MENCONTEK

b. All requested variables entered.

Model Summary

Mo

del

R R

Squar

e

Adjust

ed R

Squar

e

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Chang

e

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,536a ,288 ,284 9,332 ,288 71,858 1 178 ,000

a. Predictors: (Constant), AQ

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 6258,475 1 6258,475 71,858 ,000b

Residual 15502,919 178 87,095

Total 21761,394 179

a. Dependent Variable: MENCONTEK

b. Predictors: (Constant), AQ

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 102,241 6,636

15,406 ,000

AQ -,563 ,066 -,536 -8,477 ,000

a. Dependent Variable: MENCONTEK

Correlation

AQ MENCONTEK

AQ

Pearson Correlation 1 -,536**

Sig. (2-tailed)

,000

N 180 180

MENCONTEK

Pearson Correlation -,536** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 180 180

Page 97: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

86

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Perhitungan Skor Mean dan Standar Deviasi Adversity Quotient dan Perilaku

Menyontek

Adversity Quotient Berdasarkan Jenis Kelamin

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 118 99,97 11,109 1,023

L 62 98,06 9,176 1,165

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

A

Q

Equal

variances

assumed

3,455 ,065 1,156 178 ,249 1,902 1,645 -1,344 5,147

Equal

variances not

assumed

1,227 145,990 ,222 1,902 1,550 -1,163 4,966

Page 98: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

87

Adversity Quotient Berdasarkan Tingkatan Kelas Descriptives

AQ N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maxim

um

Lower

Bound

Upper

Bound

KELAS-VII 61 101,52 10,406 1,332 98,86 104,19 81 123

KELAS-VIII 58 101,14 9,870 1,296 98,54 103,73 78 120

KELAS-IX 61 95,36 10,187 1,304 92,75 97,97 75 123

Total 180 99,31 10,496 ,782 97,77 100,85 75 123

ANOVA

AQ Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1444,403 2 722,201 6,994 ,001

Within Groups 18276,175 177 103,255 Total 19720,578 179

Page 99: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

88

Adversity Quotient berdasarkan Kelompok Kelas

Group Statistics KELOMPO N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ UNGGULAN 92 100,82 10,600 1,105

BIASA 88 97,74 10,211 1,088

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

AQ

Equal

variance

s

assumed

,688 ,408 1,98

2

178 ,049 3,077 1,552 ,013 6,140

Equal

variance

s not

assumed

1,98

3

177,9

90

,049 3,077 1,551 ,016 6,138

Menyontek berdasarkan Jenis Kelamin

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MENCONTEK P 118 44,79 11,542 1,063

L 62 49,16 9,407 1,195

Page 100: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

89

Descriptives

MENCONTEK N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximu

m

Lower

Bound

Upper Bound

KELAS-VII 61 43,79 9,329 1,195 41,40 46,18 27 69

KELAS-VIII 58 47,05 12,095 1,588 43,87 50,23 29 94

KELAS-IX 61 48,08 11,246 1,440 45,20 50,96 29 73

Total 180 46,29 11,026 ,822 44,67 47,92 27 94

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

MENC

ONTEK

Equal

variances

assumed

2,093 ,150 -

2,568

178 ,011 -4,373 1,703 -7,734 -1,012

Equal

variances

not

assumed

-

2,735

147,53

2

,007 -4,373 1,599 -7,533 -1,214

Page 101: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

90

ANOVA

MENCONTEK Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 611,730 2 305,865 2,560 ,080

Within Groups 21149,664 177 119,490 Total 21761,394 179

Menyontek berdasarkan Kelompok Kelas

Group Statistics KELOMPO N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MENCONTEK UNGGULAN 92 43,84 8,592 ,896

BIASA 88 48,86 12,643 1,348

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

MENCONTEK

Equal

variances

assumed

9,559 ,002 -3,132 178 ,002 -5,027 1,605 -8,194 -1,859

Equal

variances

not

assumed

-3,106 152,414 ,002 -5,027 1,618 -8,224 -1,829

Page 102: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

91

Perhitungan Skor Mean Dan Standar Deviasi Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek Berdasarkan

Kelas VII AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 34 103,65 10,637 1,824

L 27 98,85 9,642 1,856

MENCONTEK P 34 40,94 9,085 1,558

L 27 47,37 8,495 1,635 Aspek-aspek AQ

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 34 31,0588 3,70864 ,63603

L 27 28,5926 3,46698 ,66722

O P 34 30,9797 3,66768 ,62900

L 27 29,6704 3,15324 ,60684

R P 34 31,0082 3,94052 ,67579

L 27 30,1589 3,05196 ,58735

E P 34 32,8571 4,17653 ,71627

L 27 32,0630 4,18037 ,80451 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 34 15,8026 4,03380 ,69179

L 27 18,0467 3,77960 ,72738

M_BHN_TERLARANG P 34 13,2359 2,89978 ,49731

L 27 15,6793 3,95681 ,76149

MM_KELEMAHAN P 34 15,6176 3,95440 ,67817

L 27 18,1111 2,96561 ,57073

Page 103: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

92

Kelas VIII AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 40 101,80 10,520 1,663

L 18 99,67 8,331 1,964

MENCONTEK P 40 46,45 13,399 2,119

L 18 48,39 8,712 2,053 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 40 30,4750 2,99562 ,47365

L 18 29,5556 3,36456 ,79303

O P 40 30,3603 3,14559 ,49736

L 18 28,3956 3,21554 ,75791

R P 40 30,3215 4,78223 ,75614

L 18 31,3494 3,90399 ,92018

E P 40 32,5358 3,99508 ,63168

L 18 32,3011 3,36409 ,79292 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 40 17,1595 5,18368 ,81961

L 18 18,6361 4,32407 1,01919

M_BHN_TERLARANG P 40 15,6255 4,54025 ,71788

L 18 16,1094 4,31565 1,01721

MM_KELEMAHAN P 40 18,2000 6,06884 ,95957

L 18 18,2222 3,68711 ,86906

Page 104: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

93

Kelas IX AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 44 95,45 10,672 1,609

L 17 95,12 9,110 2,209

MENCONTEK P 44 46,25 10,946 1,650

L 17 52,82 10,916 2,647 Aspek-aspek AQ

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 44 28,1364 3,61258 ,54462

L 17 28,1176 3,56865 ,86553

O P 44 28,5864 4,15320 ,62612

L 17 28,7594 2,41544 ,58583

R P 44 28,4414 3,89517 ,58722

L 17 28,9076 3,58953 ,87059

E P 44 30,9745 3,48353 ,52516

L 17 29,8306 3,97285 ,96356 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 44 17,1905 4,42208 ,66665

L 17 20,2129 4,36651 1,05903

M_BHN_TERLARANG P 44 15,6823 4,46504 ,67313

L 17 16,5682 3,55914 ,86322

MM_KELEMAHAN P 44 17,9318 4,47940 ,67529

L 17 20,6471 5,12276 1,24245

Page 105: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

94

Kelas VII Unggulan AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 20 103,30 11,370 2,542

L 12 101,17 9,741 2,812

MENCONTEK P 20 42,00 10,177 2,276

L 12 48,08 6,417 1,852 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 20 30,9000 3,75430 ,83949

L 12 30,1667 3,24271 ,93609

O P 20 30,3880 3,66434 ,81937

L 12 30,0000 2,91765 ,84225

R P 20 30,9995 4,56668 1,02114

L 12 30,7142 2,95435 ,85285

E P 20 33,3570 4,30546 ,96273

L 12 32,1425 4,41206 1,27365 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 20 16,4550 4,29246 ,95982

L 12 18,7875 2,91045 ,84018

M_BHN_TERLARANG P 20 13,1675 3,00628 ,67222

L 12 15,5550 3,64613 1,05255

MM_KELEMAHAN P 20 16,0000 4,49561 1,00525

L 12 18,0833 2,46644 ,71200

Page 106: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

95

Kelas VIII Unggulan AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 19 104,63 8,361 1,918

L 9 100,78 8,151 2,717

MENCONTEK P 19 44,84 8,415 1,930

L 9 46,00 7,246 2,415 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 19 31,1053 2,62244 ,60163

L 9 30,5556 3,16667 1,05556

O P 19 31,1684 2,52504 ,57928

L 9 27,7778 3,92833 1,30944

R P 19 31,9547 3,50540 ,80419

L 9 31,4278 3,97736 1,32579

E P 19 33,0084 3,32889 ,76370

L 9 33,1733 3,55450 1,18483 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 19 16,7463 3,57642 ,82049

L 9 17,8778 3,31016 1,10339

M_BHN_TERLARANG P 19 15,2626 3,15613 ,72407

L 9 15,1833 4,74660 1,58220

MM_KELEMAHAN P 19 17,2632 3,39676 ,77927

L 9 17,2222 2,99073 ,99691

Page 107: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

96

Kelas IX Unggulan AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 28 96,04 11,632 2,198

L 4 102,75 8,655 4,328

MENCONTEK P 28 42,07 8,907 1,683

L 4 43,00 2,944 1,472

Aspek-aspek AQ

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 28 28,3929 4,11267 ,77722

L 4 30,7500 2,50000 1,25000

O P 28 28,7307 4,12155 ,77890

L 4 29,4450 1,92258 ,96129

R P 28 28,5200 4,17825 ,78961

L 4 31,7850 3,93459 1,96729

E P 28 31,1736 3,71072 ,70126

L 4 33,2125 4,99976 2,49988

Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 28 15,4875 3,74752 ,70822

L 4 16,3600 ,74301 ,37151

M_BHN_TERLARANG P 28 14,4050 3,40006 ,64255

L 4 16,2500 2,84768 1,42384

MM_KELEMAHAN P 28 16,3929 3,67513 ,69454

L 4 15,2500 1,70783 ,85391

Page 108: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

97

Kelas VII Reguler AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 14 104,14 9,891 2,643

L 15 97,00 9,479 2,448

MENCONTEK P 14 39,43 7,345 1,963

L 15 46,80 10,044 2,593 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 14 31,2857 3,77091 1,00782

L 15 27,3333 3,19970 ,82616

O P 14 31,8250 3,63515 ,97153

L 15 29,4067 3,40723 ,87974

R P 14 31,0207 2,98938 ,79895

L 15 29,7147 3,15669 ,81505

E P 14 32,1429 4,03151 1,07747

L 15 31,9993 4,14123 1,06926 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 14 14,8707 3,57566 ,95564

L 15 17,4540 4,36207 1,12628

M_BHN_TERLARANG P 14 13,3336 2,84935 ,76152

L 15 15,7787 4,31355 1,11375

MM_KELEMAHAN P 14 15,0714 3,09998 ,82851

L 15 18,1333 3,39888 ,87759

Page 109: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

98

Kelas VIII Reguler AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 21 99,24 11,764 2,567

L 9 98,56 8,847 2,949

MENCONTEK P 21 47,90 16,784 3,662

L 9 50,78 9,795 3,265 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 21 29,9048 3,25430 ,71015

L 9 28,5556 3,43188 1,14396

O P 21 29,6290 3,51776 ,76764

L 9 29,0133 2,38356 ,79452

R P 21 28,8438 5,35818 1,16925

L 9 31,2711 4,06869 1,35623

E P 21 32,1081 4,55473 ,99392

L 9 31,4289 3,11489 1,03830

Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 21 17,5333 6,37000 1,39005

L 9 19,3944 5,24226 1,74742

M_BHN_TERLARANG P 21 15,9538 5,56719 1,21486

L 9 17,0356 3,88816 1,29605

MM_KELEMAHAN P 21 19,0476 7,73612 1,68816

L 9 19,2222 4,20648 1,40216

Page 110: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

99

Kelas IX Reguler AQ & Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 16 94,44 9,011 2,253

L 13 92,77 8,156 2,262

MENCONTEK P 16 53,56 10,539 2,635

L 13 55,85 10,707 2,970 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 16 27,6875 2,57472 ,64368

L 13 27,3077 3,52100 ,97655

O P 16 28,3338 4,33168 1,08292

L 13 28,5485 2,57879 ,71523

R P 16 28,3038 3,46964 ,86741

L 13 28,0223 3,11457 ,86383

E P 16 30,6263 3,13026 ,78257

L 13 28,7900 3,13206 ,86868

Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 16 20,1706 3,98634 ,99659

L 13 21,3985 4,33738 1,20297

M_BHN_TERLARANG P 16 17,9175 5,28849 1,32212

L 13 16,6662 3,84948 1,06765

MM_KELEMAHAN P 16 20,6250 4,58803 1,14701

L 13 22,3077 4,64372 1,28794

Page 111: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

100

Kelompok Kelas Unggulan Gabungan Tingkat Kelas VII, VIII & IX AQ dan Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 67 100,64 11,285 1,379

L 25 101,28 8,687 1,737

MENCONTEK P 67 42,84 9,121 1,114

L 25 46,52 6,391 1,278 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 67 29,9104 3,81278 ,46581

L 25 30,4000 3,00000 ,60000

O P 67 29,9167 3,69712 ,45167

L 25 29,1112 3,25391 ,65078

R P 67 30,2342 4,33277 ,52933

L 25 31,1424 3,37635 ,67527

E P 67 32,3457 3,87438 ,47333

L 25 32,6848 4,06708 ,81342 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 67 16,1333 3,85413 ,47086

L 25 18,0716 2,89179 ,57836

M_BHN_TERLARANG P 67 14,2788 3,27221 ,39976

L 25 15,5324 3,84041 ,76808

MM_KELEMAHAN P 67 16,5224 3,83903 ,46901

L 25 17,3200 2,67270 ,53454

Page 112: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

101

Pebedaan Skor Mean Di tiap jenjang kelompok kelas Unggulan Report

KELOMPOK_KELAS AQ MENCONTEK

KELAS-VII

Mean 102,50 44,28

N 32 32

Std. Deviation 10,677 9,330

KELAS-VIII

Mean 103,39 45,21

N 28 28

Std. Deviation 8,346 7,941

KELAS-IX

Mean 96,88 42,19

N 32 32

Std. Deviation 11,410 8,368

Total

Mean 100,82 43,84

N 92 92

Std. Deviation 10,600 8,592

Page 113: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

102

Kelompok Kelas Reguler Gabungan Tingkat Kelas VII, VIII & IX AQ dan Perilaku Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

AQ P 51 99,08 10,919 1,529

L 37 95,89 8,962 1,473

MENCONTEK P 51 47,35 13,787 1,931

L 37 50,95 10,706 1,760 Aspek-aspek AQ

Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

C P 51 29,5882 3,45356 ,48359

L 37 27,6216 3,31957 ,54573

O P 51 29,8255 3,98276 ,55770

L 37 29,0095 2,85244 ,46894

R P 51 29,2720 4,31883 ,60476

L 37 29,4986 3,51842 ,57843

E P 51 31,6527 3,99439 ,55933

L 37 30,7330 3,77465 ,62055 Bentuk-bentuk Menyontek

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

GTR P 51 17,6298 5,34074 ,74785

L 37 19,3119 4,77385 ,78482

M_BHN_TERLARANG P 51 15,8506 5,10336 ,71461

L 37 16,3962 3,97773 ,65394

MM_KELEMAHAN P 51 18,4510 6,13291 ,85878

L 37 19,8649 4,37266 ,71886

Page 114: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

103

Pebedaan Skor Mean Di tiap jenjang kelompok kelas Unggulan Report

KELOMPOK_KELAS AQ MENCONTEK

KELAS-VII

Mean 100,45 43,24

N 29 29

Std. Deviation 10,176 9,463

KELAS-VIII

Mean 99,03 48,77

N 30 30

Std. Deviation 10,823 14,917

KELAS-IX

Mean 93,69 54,59

N 29 29

Std. Deviation 8,528 10,486

Total

Mean 97,74 48,86

N 88 88

Std. Deviation 10,211 12,643

Page 115: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

104

RANGKUMAN DATA LENGKAP HASIL PERHITUNGAN MEAN SKOR DAN SD ADVERSITY

QUOTIENT DAN PERILAKU MENYONTEK BERDASARKAN JENIS KELAMIN, TINGKATAN

KELAS DAN KELOMPOK KELAS

Page 116: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

105

Rangkuman Data Hasil Perhitungan Mean Skor dan SD Adversity Quotient dan Perilaku Menyontek berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkatan Kelas dan Kelompok Kelas

ADVERSITY QUOTIENT

JK KELOMPOK KELAS

TINGKATAN KELAS

N MEAN SKOR

SD

Perempuan M = 99,97

SD = 11,109

Unggulan M = 100,82 SD = 10,60

KELAS VII M = 101,52 SD = 10,406

P = 20 103,30 11,370 L = 12 42,00 10,177

KELAS VIII M = 101,14 SD = 9,870

P= 19 104,63 8,361 L= 9 100,78 8,151

KELAS IX M = 95,36

SD = 10,187

P= 28 96,04 11,632 L= 4 102,75 102,75

Laki-Laki M = 98,06 SD = 9,176

Reguler M = 97,74 SD = 10,21

KELAS VII M = 101,52 SD = 10,406

P= 14 104,14 9,891 L= 15 97,00 9,479

KELAS VIII M = 101,14 SD = 9,870

P= 21 99,24 11,764 L= 9 98,56 8,874

KELAS IX M = 95,36

SD = 10,187

P= 16 94,44 9,011 L= 13 92,77 8,156

PERILAKU MENYONTEK

Perempuan M = 44,79 SD = 11,54

Unggulan M = 43,84 SD = 8,592

KELAS VII M = 43,79 SD = 9,392

P= 20 42,00 10,177 L= 12 48,08 6,417

KELAS VIII M = 47,05 SD = 12,09

P=19 44,84 8,415 L= 9 46,00 7,246

KELAS IX M =48,08 SD =11,02

P= 28 42,07 8,907 L= 4 43,00 2,944

Laki-Laki M = 79,16 SD = 9,40

Reguler M = 48,86 SD = 12,64

KELAS VII M = 43,79 SD = 9,392

P= 14 39,43 7,345 L= 15 46,80 10,044

KELAS VIII M = 47,05 SD = 12,09

P= 21 47,90 16,784 L= 9 50,79 9,795

KELAS IX M =48,08 SD =11,02

P= 16 53,56 10,539 L= 13 55,85 10,707

Page 117: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

106

ADVERSITY QUOTIENT

N MEAN STD

UNGGULAN P 67 100,64 11,285 L 25 100,28 8,687

REGULER P 51 99,08 10,919 L 37 95,89 8,926

UNGGULAN KELAS VII 32 102,50 10,677

KELAS VIII 28 103,39 8,346 KELAS IX 32 96,88 11,410

REGULER KELAS VII 29 100,45 10,17

KELAS VIII 30 99,03 10,82 KELAS IX 29 93,69 8,52

KELAS VII P 34 103,65 10,637

L 27 98,85 9,085 KELAS VIII P 40 101,80 10,520

L 18 99,67 8,331 KELAS IX P 44 95,45 10,672

L 17 95,12 9,110

PERILAKU MENYONTEK

N MEAN STD

UNGGULAN P 51 47,35 13,787 L 37 50,95 10,706

REGULER P 67 42,84 9,121 L 25 46,52 6,391

UNGGULAN

KELAS VII 32 44,28 9,330 KELAS VIII 28 45,21 7,941 KELAS IX 32 42,19 8,36

REGULER KELAS VII 29 43,24 9,46

KELAS VIII 30 48,77 14,91 KELAS IX 29 54,59 10,48

KELAS VII P 34 40,94 9,085

L 27 40,37 8,495 KELAS VIII P 40 46,45 13,399

L 18 48,39 8,712 KELAS IX P 44 46,25 10,946

L 17 52,82 10,916

Page 118: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

107

Perbedaan Mean Skor Dan SD Pada Aspek-Aspek Adversity Quotient

Berdasarkan Control Origin &

Ownership Reach Endurance

Mean Sd Mean Sd Mean Sd Mean Sd Jenis Kelamin

Laki-laki 28,74 3,45 29,05 2,99 30,16 3,52 31,52 3,98 Perempuan 29,77 3,65 29,87 3,80 29,81 4,33 32,04 3,92

Tingkatan KELAS VII 29,96 3,78 30,40 3,48 30,62 3,57 32,5 4,16 KELAS VIII 30,18 3,11 29,75 3,27 30,64 4,51 32,46 3,78 KELAS IX 28,13 3,57 28,63 3,73 28,57 3,78 30,65 3,62 Kelompok Kelas Secara Umum

Unggulan 30,04 3,60 29,69 3,58 30,48 4,09 32,43 3,90 Reguler 28,76 3,51 29,48 3,55 29,36 3,98 31,26 3,90

Unggulan

KELAS VII P 30,90 3,75 30,38 3,66 30,99 4,56 3,35 4,30 L 30,16 3,24 30,00 2,91 30,71 2,95 32,14 4,41

KELAS VIII P 31,10 2,62 31,16 2,52 31,95 3,50 33,00 3,32 L 30,55 3,16 27,77 3,92 31,42 3,97 3,17 3,55

KELAS IX P 28,39 4,11 28,73 4,12 28,52 4,17 31,17 3,71 L 30,75 2,50 29,44 1,92 31,78 3,93 33,21 4,99

Reguler

KELAS VII P 31,28 3,77 31,82 3,65 31,02 2,98 32,14 4,03 L 27,33 3,19 29,40 3,40 29,71 3,15 31,99 4,14

KELAS VIII P 29,90 3,25 29,62 3,51 28,84 5,35 32,10 4,55 L 28,55 3,43 29,01 2,38 31,27 4,06 31,42 3,11

KELAS IX P 27,68 2,57 28,33 4,33 28,30 3,46 30,62 3,13 L 27,30 3,52 28,54 2,57 28,02 3,11 28,79 3,13

Page 119: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

108

Perbedaan Skor Mean dan SD Bentuk-bentuk mencontek

Berdasarkan

Giving, Takng, Receiving

Menggunakan peralatan

terlarang (Buku, HP, Kalkulator

dll)

Memanfaatkan kelemahan seseorang

(plagiat) dan prosedur

pengawasan Mean Sd Mean Sd Mean Sd

Jenis Kelamin Perempuan - 16,78 4,59 14,95 4,21 17,35 5,03 Laki-laki - 18,81 4,13 16,04 3,91 18,83 3,95

Tingkatan kelas KELAS VII - 16,79 4,05 14,317 3,59 16,72 3,73

KELAS VIII - 17,61 4,94 17,7 4,43 18,20 5,40 KELAS IX - 18,03 4,57 15,92 4,22 18,68 4,78

Kelompok Kelas Secara Umum

UNGGULAN - 16,66 3,70 14,61 3,45 16,73 3,56 REGULAR - 18,33 5,14 16,08 4,64 19,04 5,47

Tingkatan Kelas dan jenis kelamin

KELAS VII P 15,80 4,03 13,23 2,89 15,61 3,95 L 18,04 3,77 15,67 3,95 18,11 2,96

KELAS VIII P 17,15 5,18 15,62 4,54 18,20 6,06 L 18,63 4,32 16,10 4,31 18,22 3,68

KELAS IX P 17,19 4,42 15,68 4,46 17,93 4,47 L 20,21 4,36 16,56 3,55 20,64 5,12

Kelompok Kelas dan jenis kelamin

UNGGULAN P 16,13 3,54 14,27 3,27 16,52 3,83 L 18,07 2,89 15,53 3,84 17,32 2,67

REGULER P 17,62 5,34 15,85 5,10 18,45 6,13 L 19,31 4,77 16,39 3,97 19,86 4,37

Unggulan

KELAS VII P 16,45 4,29 13,16 3,00 16,00 4,49 L 18,78 2,91 15,55 3,64 18,08 2,46

KELAS VIII P 16,74 3,57 15,26 3,15 17,26 3,39 L 17,87 3,31 15,18 4,74 17,22 2,99

KELAS IX P 15,48 3,74 14,40 3,40 16,39 3,67 L 16,36 0,74 16,25 2,84 15,25 1,70

Reguler

KELAS VII P 14,87 3,57 13,33 2,84 15,07 3,09 L 17,45 4,36 15,77 4,31 18,13 3,39

KELAS VIII P 17,53 6,37 15,95 5,56 19,04 7,73 L 19,39 5,24 17,03 3,88 19,22 4,20

KELAS IX P 20,17 2,98 17,91 5,28 20,62 4,58 L 21,39 4,33 16,66 3,84 22,30 4,64

Page 120: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

109

DATA KASAR ENTRI SPSS

Page 121: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

110

110

Page 122: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

111

111

Page 123: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

112

112

Page 124: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

113

113

Page 125: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

114

114

Page 126: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

115

115

Page 127: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

116

116

Page 128: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

117

117

Page 129: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

118

118

Page 130: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

119

119

Page 131: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

120

120

Page 132: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

121

Page 133: ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA …eprints.umm.ac.id › 34409 › 1 › jiptummpp-gdl-rahmafitra-45653... · 2016-11-10 · i ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PERILAKU

122