ades supit makalah

21

Click here to load reader

Upload: thew4y

Post on 01-Jul-2015

134 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADES SUPIT MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karya tulis dengan judul Pengaruh Pemanasan Global Pada Kehidupan di

Dunia ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bahaya yang mengancam akibat

global warming ini. Banyak sekali orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan

global warming, entah mereka tidak tahu, atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja.

Karena itu penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya

pemanasan global yang boleh dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya.

Menurut penulis, pemanasan global sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan

memperparah jika tidak ada usaha untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita

sekarang malah memperparah keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi

gas kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang

mengandung aerosol, dsb.

Harapan penulis, pemanasan global bisa dicegah se-maksimal mungkin dengan

cara, salah satunya mungkin kita semua bisa mengurangi pemakaian kendaraan

bermotor dan lebih memilih memakai sepeda, karena selain berolahraga, menggunakan

sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan global. Tetapi pada kenyataannya, hal

seperti itu sangat sulit untuk diwujudkan. Mengingat keegoisan kita sendiri yang

mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing, misalnya tidak mau berkeringat

saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan saat dijalan, malah ada juga yang

mungkin berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak jika naik sepeda. Oleh karena itu

mungkin kita harus berpikir dalam-dalam dan berusaha se-maksimal mungkin untuk

memperlambat pemanasan global, dengan cara yang tidak terlalu rumit, tetapi berarti

untuk bumi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah:

1. Apakah pemanasan global itu?

2. Apakah penyebab utama pemanasan global?

3. Apa saja dampak pemanasan global?

4. Bagaimana cara mengukur pemanasan global?

5. Bagaimana cara mengendalikan pemanasan global?

Page 2: ADES SUPIT MAKALAH

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulis agar kita dapat mengetahui bahaya dan pengaruh akibat

terjadinya pemanasan global, dan kita sebagai manusia yang masih membutuhkan

bumi ini dapat berpikir keras cara memperlambat pemanasan global dan mengatasi

kerusakan parah akibat pemanasan global.

D. RUANG LINGKUP

Pada karya tulis ini, penulis mengambil ruang lingkup pada kejadian pemanasan

global yang telah terjadi di dunia ini dalam kehidupan sehari-hari.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan

global ini adalah :

• Untuk mengetahui secara jelas apa pemanasan global itu.

• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global.

• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia

sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.

• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim

akibat dari pemanasan global.

• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk

dapat mencegah lebih lanjut pemanasan global tersebut.

Page 3: ADES SUPIT MAKALAH

BAB II

LANDASAN TEORI/ KERANGKA TEORI

A . LANDASAN TEORI

1.Efek rumah kaca dan pemanasan global

Peningkatan efek rumah kaca disebabkan oleh pencemaran udara,dapat

mengakibatkan prubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

2. Pemanasan global

Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya

efek rumah kaca.Efek rumah kaca di atmosfer meningkatkan peningktkan gas – gas

seperti karbondioksida,metana dan ozon.

Pemanasan global telah menjadi isu internasional karena pemanasan global

mempunyai dampak yang sangat besar bagi dunia dan kehidupan makhluk hidup,yaitu

perubahan iklim dunia dan kenaikan permukaan air laut

3. Karbondioksida dan pemanasan global

Pembakaran bahan bakar fosil

Sumbangan utama terhadap jumlah karbondioksida di atmosfer berasal dari

pembakaran bahan bakar fosil,yaitu minyak bumi,batu bara dan gas bumi.Selain

merupakan bahan bakar fosil yang menghasilkan pencemaran paling tinggi,batu bara

juga menghasilkan karbondioksida terbanyak.Kayu justru lebih parah lagi.

Penggundulan hutan dan perluasan pertanian

Penggundulan hutan dan perluasan wilayah pertanian juga meningkatkan jumlah

karbondioksida di atmosfer.

Peningkatan kadar karnondioksida di atmosfer

Dapat disimpulkan kegiatan manusia,yaitu pembakaran bahan bakar

fosil,penggundulan hutan dan perluasan pertanian menambahkan jumlah

karbondioksida ke atmosfer tiap tahun.

Pelepasan karbondioksida ke atmosfer menyebabkan kadar gas rumah kaca di

atmosfer meningkat sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan

global.

Page 4: ADES SUPIT MAKALAH

B.HIPOTESIS

• Pemanasan Global memang benar-benar ada.

• Pemanasan Global telah lama terjadi.

• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-

lain.

• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang

sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.

• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama

semakin meningkat.

• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa

dampak negatif bagi bumi.

Page 5: ADES SUPIT MAKALAH

BAB III

METODE PENELITIAN

A.SUMBER DATA

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

1.Studi Korelasi

Seorang peneliti dapat menggunakan variasi dari metode korelasi, jika seorang

peneliti berminat untuk memastikan tingkat validitas eksternal yang tinggi (Veitch &

Arkkelin, 1995). Studi ini menyediakan informasi tentang hubungan-hubungan atau

peristiwa yang terjadi di alam nyata tanpa dipengaruhi oleh pengumpulan data.

Namun sesempurna apapun suatu studi juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari studi

kasus adalah lemahnya validitas internal, berkebalikan dengan studi laboratorium yang

memiliki tingkat validitas internal yang lebih tinggi, namun memliki validitas eksternal

yang lebih rendah jika dibandingkan dengan studi korelasi.

2. Eksperiment Laboratorium

Jika peneliti tertarik untuk memastikan tingkat validitas internal yang tinggi, maka

studi inilah yang sangat tepat (Veitch & Arkkelin, 1995). Metode ini member kebebasan

kepada peneliti untuk melakuakn manipulasi secara sistematik dengan tujuan

mengurangi variable-variabel yang mengganggu. Metode ini mengambil subjeknya

secara random, yang berarti semua subjek memiliki kesempatan yang sama dalam

semua keadaan eksperimen. Namun kelemahan dari metode ini salah satunya adalah

hasil yang diperoleh di laboratorium belum pasti dapat diterpkan di luar laboratorium.

3. Eksperimen Lapangan

Metode ini adalah metode penengah antara Korekasi dengan Eksperiment

Laboratorium. Asumsinya adalah jika peneliti ingin menyeimbangkan validitas internal

yang didapat dalam eksperiment laboratorium dengan validitas eksternal yang didapat

dari studi korelasi. Dalam metode ini peneliti tetap melakukan manipulasi sitematis,

hanya bedanya peneliti juga harus member perhatian pada variable eksternal dalam

suatu seting tertentu

4. Teknik-Teknik Pengukuran

Beberapa disajikan beberapa contoh tekhnik pengukuran dengan keunggulannya

masing-masing, antara lain mudah dalam scoring, administrasi maupun dalam proses

pembuatannya. Antara lain:

• Self-report

• Kuisioner

• Wawancara atau Interview

• Skala Penilaian

Page 6: ADES SUPIT MAKALAH

B.METODE PENGUMPULAN DATA

Penulis memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini,

penulis melakukan kajian pustaka, membagikan kuisioner, dan melakukan browsing

internet.

C . TEKNIK PENELITIAN

Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian

yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang relevan,

terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan. Berbagai

penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang masalah ini

menyangkut manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh negara dan ras.

Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari

jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci

yang melandasi penelitian tersebut:

• Apa itu pemanasan Global?

• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar terjadi? Dan

seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?

• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?

• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan disebabkan

oleh gas-gas efek rumah kaca?

• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila

hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di uadara dan emisi?

• Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk

mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

Page 7: ADES SUPIT MAKALAH

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A . Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat

0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur rata-

rata global sejak

pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh

meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek

rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah

dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan

tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa

kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan

global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan

2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario

berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model

sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada

periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus

berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah

stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang

lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang

ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global

yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya

berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah

pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan

serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke

daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia

mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau

membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-

konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah

menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan

emisi gas-gas rumah kaca.

Page 8: ADES SUPIT MAKALAH

Dari angket yang penulis sebarkan di kalangan siswa SMP, mayoritas

mengetahui apa itu pemanasan global, tetapi tidak begitu mengerti arti sebenarnya.

Mayoritas mengatakan pemanasan global tidak bisa dihilangkan, tetapi Cuma bisa

diperlambat. Mereka umumnya mengetahui apa akibat dari pemanasan global, tetapi

mereka umumnya juga pernah melakukan hal yang menybabkan pemanasan global,

dan mereka sangat berniat untuk mencegah dan menghilangkan pemanasan global.

B. Penyebab Utama Pemanasan Global

1. Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian

besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya

tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi

panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas

dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah

gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di

atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,

karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas

ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan

akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi

berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-

gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin

meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang

terperangkap di bawahnya.

Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup

yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan

temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C

(59 °F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es

akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-

gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

2. Efek umpan balik

Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai

proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air.

Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,

pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke

atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus

berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu

kesetimbangan konsentrasi uap air.

Page 9: ADES SUPIT MAKALAH

3. Radiasi matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan

kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam

pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek

rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer

sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer

bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[8] yang tidak akan terjadi bila

aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan

ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi

mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena radiasi Matahari dikombinasikan dengan

aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-

industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[9] [10]

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari

mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University

mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%

peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35%

antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim

yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas

rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan

bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang

remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan

meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar

pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas

rumah kaca.

C. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan

sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut,

para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global

terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan

kesehatan manusia.

1. Cuaca

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian

Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari

daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan

Page 10: ADES SUPIT MAKALAH

akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-

daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya

lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin

sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa

area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari

lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan

meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan

karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan

meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu,

air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi

lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan

pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari

penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,

beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak

terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Tinggi muka laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan

yang stabil secara geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga

akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi

permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama

sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di

seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para

ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad

ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.

Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5

persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit

pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air

pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana

yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara

miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai.

Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di

Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan

dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian

besar dari Florida Everglades.

Page 11: ADES SUPIT MAKALAH

3. Pertanian

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan

lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di

beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat

keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain

pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat

tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung

yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang

berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa

tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit

yang lebih hebat.

4. Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek

pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam

pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas

pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru

karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia

akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau

selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.

Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub

mungkin juga akan musnah.

5. Kesehatan manusia

Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang

terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa

ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan

pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke

daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk

dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit

malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.

Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam

dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya

insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan

memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

D. Pengendalian Pemanasan Global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.

Page 12: ADES SUPIT MAKALAH

Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang

dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini

adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk

mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat

dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara

lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang

lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan

tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan

tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara

perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih

dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah

kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas

tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon

sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

1. Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah

dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,

terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang

sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam

kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang

mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena

tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk

lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini

adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin

bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan

menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong

agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa

dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak,

lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan

pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke

permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga

tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar

fosil. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber

Page 13: ADES SUPIT MAKALAH

energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak

langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas

melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila

dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui

dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir,

walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya,

bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.

2. Persetujuan internasional

Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah

kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar

untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud

ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara

merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara

industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah

kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990.

Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika

Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius,

menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa,

yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6

persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta

untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

E. Mengukur Pemanasan Global

Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil

akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata

global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada

program penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel

atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai. Hasil pengukurannya menunjukkan

terjadi peningkatan konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari

atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan

bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat,

tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus

bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu

bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan

suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak

memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya

Page 14: ADES SUPIT MAKALAH

sedikit dan tidak dapat dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan

daerah perkotaan sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang

dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh

material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang

terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan

pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang

tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan

menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-

20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi

setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998

menjadi yang paling panas.

Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on

Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat

0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan

tersebut terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah

kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan

meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.

Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya

peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi,

manusia akan menghadapi masalah ini dengan resiko populasi yang sangat besar.

BAB V

PENUTUP

Page 15: ADES SUPIT MAKALAH

A.KESIMPULAN

Sebenarnya pemanasan global itu sudah terjadi sejak tahun 1861, tetapi belum

parah seperti sekarang. Itu menunjukan ada nya peningkatan suhu dari tahun ke tahun,

sehingga ada kemungkinan besar pemanasan global ini akan semakin parah di masa

depan.

B.SARAN

Seperti yang kita tahu, sampai saat ini tidak ada yang bisa mencegah

pemanasan global, tetapi kita sebagai generasi muda harus berusaha untuk

mengurangi jalannya pemanasan global. Dengan hal yang sangat kecil saja, seperti

selalu menggunakan kertas di kedua sisinya, matikan keran saat menggosok gigi,

menggunakan kembali amplop bekas, gunakan baterai isi ulang, dll.