abstrak dampak keberadaan pusat pemerintahan … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang...
TRANSCRIPT
ix
ABSTRAK
DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN
KABUPATEN BADUNG PADA PEMANFAATAN RUANG
DI KELURAHAN SEMPIDI
Keberadaan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung di Kelurahan
Sempidi, Kecamatan Mengwi secara tidak langsung membawa dampak terhadap
perubahan keruangan di Kelurahan Sempidi. Kecenderungan perubahan pemanfaatan
ruang di Kelurahan Sempidi tumbuh dari kawasan perdesaan menjadi kawasan perkotaan
sejak adanya puspem. Salah satu perubahan yang terlihat adalah meningkatnya kebutuhan
ruang untuk kawasan permukiman dan perdagangan-jasa, serta menurunnya kegiatan
pada sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena perubahan
pemanfaatan ruang di Kelurahan Sempidi yang dituangkan ke dalam tiga rumusan
masalah, (1) mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan ruang kawasan permukiman,
perdagangan-jasa dan pertanian berdasarkan sebaran fungsi-fungsinya; (2) mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruang pada kawasan permukiman
dan perdagangan-jasa; dan (3) mengetahui dampaknya terhadap keberlanjutan ruang
terbuka pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Metode ini dipilih untuk menggambarkan kecenderungan perubahan
pemanfaatan ruang pada suatu kawasan, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya,
serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. Penelitian ini
dilakukan melalui proses tahapan pengumpulan data sekunder, survey pemanfaatan ruang
eksisting kawasan permukiman, perdagangan-jasa dan kawasan pertanian, serta
pengumpulan data-data primer dengan menggunakan teknik wawancara.
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, (1) karakteristik pemanfaatan
ruang kawasan permukiman berdasarkan sebaran fungsinya terdiri dari permukiman lama,
dan semi yang tersebar secara linier, dan permukiman baru yang tersebar dengan pola
terpusat. Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan
Sempidi tersebar pada jalan-jalan utama dengan pola ribbons karena pertimbangan
aksesibilitas. Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan pertanian cenderung berada pada
bagian tengah dari kawasan permukiman atau dikelilingi kawasan permukiman, kecuali
pada kawasan yang ditetapkan sebagai jalur hijau. (2) Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa di
Kelurahan Sempidi adalah faktor fisik dan non fisik yang terdiri dari faktor lokasi,
aksesibilitas kawasan, ketersediaan jaringan infrastruktur, nilai investasi lahan dan kurang
mengikatnya awig-awig desa terhadap penduduk pendatang. (3) Keberadaan Puspem
Kabupaten Badung secara tidak langsung mendorong pertumbuhan fungsi pada kawasan
permukiman dan perdagangan-jasa. Hal ini selanjutnya berdampak pada berkurangnya
ruang terbuka dalam kawasan pertanian dan menyebabkan kecenderungan terjadinya
penurunan kualitas lingkungan yang berujung pada pembangunan tidak berkelanjutan.
Kata kunci : Dampak Puspem Badung, Pemanfaatan Ruang, Kelurahan Sempidi.
x
ABSTRACT
THE IMPACT OF THE PRESENCE
OF THE CENTRAL GOVERNMENT OF BADUNG REGENCY
ON THE SPACE UTILIZATION IN KELURAHAN SEMPIDI
The existence of the central government (Puspem) of Badung Regency in
Kelurahan Sempidi, Mengwi District indirectly impacts on the spatial changes in
Kelurahan Sempidi. Changing trends of space utilization in Kelurahan Sempidi grew
from rural areas into urban areas since the existence of puspem. Some of the visible
changes are the increasing need of space for residential areas as well as trade and service
areas and the decrease in the agricultural sector. This research aims to determine the
phenomenon of the space utilization changes in Kelurahan Sempidi poured into three
statement of problems, (1) identifying the characteristics of the space utilization in
settlement area, trade and service, and agricultural area based on their distribution
functions, (2) determining the factors that influence the development of space function of
the residential, trade and service areas, and (3) understanding its impacts on the
sustainability of open spaces in the agricultural areas in Kelurahan Sempidi.
This research uses descriptive qualitative method, which is chosen to describe
the tendency of changes of space utilization in a certain area, factors that influence the
changes, and the negative effects it has on the surrounding spaces. This research was
conducted through secondary data collection, surveys the utilization of the existing space
of residential, trade and service, and agricultural areas, and primary data collection
through interviews.
The conclusions obtained from this study are (1) the characteristics of the
residential area of space utilization based on distribution function consists of the old
settlement, and semi scattered linearly, and new settlements are scattered with centralized
pattern. Characteristics of spatial use of trade-services in Sub Sempidi scattered on the
main streets with ribbons pattern for accessibility considerations. Characteristics of
spatial use agriculture tends to be in the middle of a residential area or surrounded by
residential areas, except in areas designated as green belt. (2) Factors affecting the growth
of the functions in the residential area and trade-services in Kelurahan Sempidi is
physical and non-physical consisting of location factors, the park's accessibility,
availability of the network infrastructure, the investment value of land and less tied awig
awig (the rule of Desa Pekraman) against immigrant. (3) The existence of Puspem
Badung indirectly encourage the growth of functions in residential areas and trade-
services. This in turn led to a reduction in the agricultural areas of open space and cause a
tendency for environmental degradation that leads to unsustainable development.
Keywords: Impact of Badung’s Central Government, Space Utilization, Kelurahan
Sempidi.
xi
RINGKASAN
DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN
KABUPATEN BADUNG PADA PEMANFAATAN RUANG
DI KELURAHAN SEMPIDI
Kelurahan Sempidi merupakan satu dari sembilan desa/kelurahan yang
menjadi bagian dari wilayah administratif ibukota Kabupaten Badung, Mangupura.
Lokasi Kelurahan Sempidi di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung secara
geografis berada di tengah-tengah Kabupaten Badung. Hal tersebut membuat
Kelurahan Sempidi strategis untuk ditetapkan sebagai lokasi pembangunan kantor
Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung dilihat dari segi aksesibitas
kawasan. Kecenderungan pemanfaatan ruang di Kelurahan Sempidi pasca keberadaan
Puspem Kabupaten Badung secara perlahan mengalami perubahan keruangan secara
fisik, dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi sebuah kawasan dengan ciri
perkotaan.
Sebagai pusat kantor pemerintahan dan pusat pelayanan publik di Kabupaten
Badung, keberadaan Puspem Kabupaten Badung secara tidak langsung menyebabkan
kawasan sekitar menjadi pusat tarikan pergerakan masyarakat. Hal ini mempercepat
terwujudnya fungsi kawasan menjadi kawasan perkotaan. Perkembangan keruangan
di Kelurahan Sempidi secara perlahan mengalami perubahan yang terlihat dari
fenomena yang terjadi, antara lain meningkatnya kebutuhan ruang permukiman yang
berimplikasi kepada berkurangnya kawasan tidak terbangun menjadi terbangun, laju
pertumbuhan penduduk relatif tinggi, adanya pergerakan lokal yang berakibat pada
kepadatan lalu-lintas pada jalan-jalan utama, dan menurunnya kegiatan pada sektor
pertanian yang beralih pada sektor perdagangan- jasa.
xii
Kecenderungan perubahan pemanfaatan ruang kawasan di Kelurahan
Sempidi terus mengarah menjadi kawasan perkotaan. Pembangunan di Kelurahan
Sempidi sebagian besar pada kawasan permukiman dan kawasan perdagangan-jasa,
sementara kawasan pertanian terus berkurang menjadi kawasan permukiman.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka penelitian terkait Dampak Keberadaan
Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Pada Pemanfaatan Ruang di Kelurahan
Sempidi dirasa perlu untuk diteliti dengan mencari jawaban atas rumusan masalah
penelitian yaitu 1). Bagaimana karakteristik berdasarkan lokasi sebaran fungsi-fungsi
pada pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman, perdagangan-jasa dan kawasan
pertanian di Kelurahan Sempidi; 2). Apa faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fungsi-fungsi pada pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan
perdagangan-jasa di Kelurahan Sempidi; 3). Bagaimana dampak pertumbuhan fungsi
pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa terhadap keberlanjutan ruang
terbuka pada kawasan pertanian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk
memaparkan kajian terhadap fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi
pada kawasan permukiman, perdagangan-jasa serta pertanian akibat keberadaan
Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi. Lokasi penelitian dilakukan di
wilayah administratif Kelurahan Sempidi dengan pertimbangan bahwa lokasi Puspem
Kabupaten Badung berada di Kelurahan Sempidi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.
Berdasarkan analisis, pertumbuhan pemanfaatan ruang kawasan terbangun di
Kelurahan Sempidi sejalan dengan adanya aktivitas pelayanan publik di pusat
pemerintahan Kabupaten Badung. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
Kostof (1992) yang menyatakan bahwa keberadaan pusat pemerintahan dan
xiii
perkembangannya selalu diiringi dengan perkembangan kota sebagai pusat
perdagangan. Dikatakan bahwa pada umumnya pusat pemerintahan dan perdagangan
terletak pada satu lokasi yang memiliki keuntungan sama dan keduanya menjadi
karakteristik keberadaan suatu kota.
Menurut Pontoh dan Kustiwan (2009), ciri fisik suatu kawasan perkotaan
adalah pembangunan permukiman yang pesat, infrastruktur relatif lebih lengkap,
tersedianya tempat-tempat untuk fungsi kegiatan ekonomi atau perdagangan-jasa,
serta tersedianya sarana prasarana pelayanan pemerintahan dan pelayanan sosial.
Kelurahan Sempidi sudah memiliki ciri fisik sebagai kawasan perkotaan terlihat dari
berkurangnya kegiatan pada sektor pertanian dan pesatnya pertumbuhan kawasan
permukiman dan kawasan perdagangan-jasa.
Pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya yang terdapat di Kelurahan
Sempidi terdiri dari kawasan terbangun maupun kawasan tidak terbangun di luar
kawasan lindung. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, kawasan terbangun di
Kelurahan Sempidi didominasi oleh kawasan permukiman. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian adalah karakteristik kawasan permukiman berdasarkan
lokasi sebaran fungsi-fungsinya di Kelurahan Sempidi terdiri dari a). Permukiman
lama tersebar secara linier pada lapis kedua di sepanjang jalan utama Kelurahan
Sempidi, b). Permukiman semi merupakan pengembangan dari permukiman lama
dengan fungsi campuran dari hunian dan perdagangan-jasa tersebar secara linier di
sepanjang jalan utama, dan c). Permukiman baru tersebar mengelompok membentuk
unit-unit kecil secara terpusat di bagian dalam melalui akses jalan lingkungan. Hal ini
sesuai dengan pola permukiman yang dikemukakan oleh Bintarto (1983), bahwa
terdapat tiga jenis pola permukiman yaitu linier, terpusat dan tersebar.
xiv
Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan
Sempidi berdasarkan lokasi sebaran fungsi-fungsinya termasuk pola ribbons yaitu
kawasan perdagangan-jasa yang tumbuh di sepanjang koridor jalan utama. Terdapat
tiga karakteristik kawasan perdagangan-jasa sesuai dengan lokasi dan skala pelayanan
menurut Yeates dan Garner (1980), yaitu nucleatios merupakan daerah pusat-pusat
perdagangan yang berkelompok; ribbons yaitu daerah perdagangan sepanjang jalan;
dan specialized areas yaitu daerah-daerah perdagangan khusus. Pertumbuhan fungsi-
fungsi perdagangan-jasa di sepanjang jalan utama Kelurahan Sempidi disebabkan
karena pertimbangan aksesibilitas kepada masyarakat yang ingin dilayani.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi-fungsi pada
pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan perdagangan-jasa di Kelurahan
Sempidi dapat dibagi dua yaitu faktor fisik dan non fisik, sesuai teori yang
dikemukakan Catanese (1996) bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu
kota berupa faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan
fungsi ruang pada kawasan permukiman di Kelurahan Sempidi terdiri dari a). Faktor
lokasi yaitu kedekatan kawasan dengan pusat kegiatan perekonomian maupun pusat
pelayanan perkotaan dalam hal ini Puspem Kabupaten Badung; b). Aksesibilitas
kawasan; c). Ketersediaan sarana prasarana yaitu jaringan infrastruktur kawasan.
Faktor non fisik terdiri dari a). Nilai investasi lahan; dan b). Kurang mengikatnya
awig-awig atau pararem (peraturan adat) Desa Pekraman yang berlaku di Kelurahan
Sempidi terhadap penduduk pendatang. Peraturan adat yang berlaku di Kelurahan
Sempidi tidak mengikat bagi penduduk pendatang yang tinggal menetap di Kelurahan
Sempidi untuk ikut melaksanakan setiap kegiatan adat yang ada, seperti kegiatan adat
di pura kahyangan tiga, banjar maupun di setra (kuburan).
xv
Pada pemanfaatan ruang dalam kawasan perdagangan-jasa, faktor fisik yang
mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruangnya terdiri dari a). Jumlah penduduk
pendukung, sejalan dengan pertumbuhan kawasan permukiman, jumlah penduduk
semakin meningkat dan menyebabkan peningkatan permintaan akan pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat; b). Aksesibilitas kawasan yaitu kemudahan pencapaian
penduduk ke lokasi perdagangan dan jasa. Sedangkan faktor non fisik terdiri dari
keterkaitan spasial yaitu kedekatan kawasan dengan Puspem Kabupaten Badung yang
menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat sehingga memicu pertumbuhan
ekonomi kawasan dan mendorong tumbuhnya fungsi-fungsi perdagangan-jasa di
Kelurahan Sempidi.
Aktifitas pembangunan tentu akan menghasilkan suatu dampak, baik dampak
positif maupun dampak negatif terhadap manusia ataupun lingkungan (Soemarwoto,
2001). Menurut Wardhana (2001), dampak pembangunan terhadap manusia adalah
meningkat atau menurunnya kualitas hidup manusia sedangkan dampak bagi
lingkungan yaitu meningkat atau menurunnya daya dukung alam yang mendukung
kelangsungan hidup manusia. Dalam pemanfaatan ruang dan lahan untuk
pembangunan pada kawasan pertanian atau kawasan terbuka yang tidak terkontrol
dengan baik, akan menimbulkan sejumlah dampak negatif terhadap lingkungan seperti
berkurangnya daerah resapan air, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim mikro
atau peningkatan suhu udara kawasan.
Pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa
akibat keberadaan Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi selanjutnya
membawa dampak terhadap keberlanjutan tersedianya ruang terbuka yang berupa
lahan sawah di Kelurahan Sempidi. Lahan sawah cenderung sulit dipertahankan
keberadaanya karena sangat rentan mengalami alih fungsi menjadi kawasan
xvi
terbangun, kecuali pada kawasan pertanian yang ditetapkan sebagai jalur hijau. Terus
berkurangnya ruang terbuka pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi
selanjutnya akan berdampak terhadap terjadinya degradasi lingkungan atau
ketimpangan aspek lingkungan di Kelurahan Sempidi seperti masalah banjir. Hal ini
berujung pada tidak terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, karena konsep
pembangunan berkelanjutan adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat
sehingga tercipta kondisi yang sustainable (Brundtland, 1987).
xvii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................................................... ii
PERSYARATAN GELAR ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ vi
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................................................ x
RINGKASAN ..................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xx
DAFTAR GAMBAR & DIAGRAM .................................................................................. xxi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................... xxii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................ xxiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Akademis ............................................................................. 7
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, LANDASAN
TEORI DAN MODEL PENELITIAN ............................................................... 8
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................. 8
2.1.1 Kajian Terhadap Perkembangan Pembangunan Perumahan di
Sekitar Puspem Badung ..................................................................... 8
2.1.2 Dampak Kebijakan Pembangunan Kota Baru Lampung Terhadap
Perubahan Sosial Budaya Masyarakat ............................................... 9
xviii
2.1.3 Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun
Terhadap Perkembangan Wilayah Kecamatan Raya ......................... 10
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 13
2.3 Konsep Penelitian ........................................................................................ 15
2.3.1 Dampak Keberadaan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung ......... 15
2.3.2 Pemanfaatan Ruang di Kelurahan Sempidi ....................................... 17
2.4 Landasan Teori ............................................................................................ 19
2.4.1 Kota .................................................................................................... 20
2.4.2 Perkembangan Wilayah ..................................................................... 22
2.4.3 Pemanfaatan Ruang ........................................................................... 24
2.4.4 Alih Fungsi Lahan ............................................................................. 32
2.4.5 Pembangunan Berkelanjutan ............................................................. 34
2.5 Model Penelitian ......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 40
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................. 40
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 42
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 44
3.3.1 Jenis data ........................................................................................... 44
3.3.2 Sumber data ....................................................................................... 44
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 46
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 46
3.6 Populasi dan Sampel ................................................................................... 49
3.6.1 Teknik Sampling ................................................................................ 49
3.6.2 Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 50
3.7 Analisis Data ............................................................................................... 51
3.8 Penyajian Hasil Analisis Data ..................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 54
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 54
4.1.1 Aspek Geografis ................................................................................ 55
4.1.2 Aspek Demografis ............................................................................. 56
4.2 Karakteristik Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya di Kelurahan
Sempidi ........................................................................................................ 57
xix
4.2.1 Pemanfaatan Ruang Kawasan Permukiman ...................................... 57
4.2.2 Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdagangan-Jasa .............................. 63
4.2.3 Pemanfaatan Ruang Kawasan Pertanian ........................................... 68
4.3 Analisis Faktor Pedorong Pertumbuhan Pemanfaatan Ruang Kawasan
Permukiman dan Perdagangan-Jasa di Kelurahan Sempidi ........................ 71
4.3.1 Analisis Faktor Pendorong Pertumbuhan Fungsi Ruang Pada
Kawasan Permukiman ....................................................................... 72
4.3.2 Analisis Faktor Pendorong Pertumbuhan Fungsi Ruang Pada
Kawasan Perdagangan-Jasa ............................................................... 77
4.4 Analisis Dampak Perubahan Pemanfaatan Ruang Pasca Keberadaan
Puspem Kabupaten Badung Terhadap Keberlanjutan Kawasan Pertanian
di Kelurahan Sempidi .................................................................................. 82
4.5 Hasil Penelitian ........................................................................................... 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 92
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 92
5.2 Saran ............................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... xxv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xxix
xx
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kedudukan Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Sebelumnya ............ 12
Tabel 3.1 Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data,
Instrumen Penelitian ........................................................................................... 48
Tabel 4.1 Penduduk di Kelurahan Sempidi Tahun 2009-2014 ........................................... 56
Tabel 4.2 Pengembangan Perumahan di Kelurahan Sempidi oleh Developer ................... 59
xxi
DAFTAR GAMBAR & DIAGRAM
Halaman
Diagram 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 14
Diagram 2.2 Model Penelitian........................................................................................... 39
Gambar 2.1 Model Pola Keruangan Kota ........................................................................ 24
Gambar 2.2 Skema Pembangunan Berkelanjutan ............................................................ 35
Gambar 3.1 Administrasi Kawasan Penelitian ................................................................. 43
Gambar 3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 43
Gambar 3.3 Bagan Teknik Sampling Snowball ............................................................... 50
Gambar 4.1 Lokasi Kelurahan Sempidi ........................................................................... 55
Gambar 4.2 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........................ 57
Gambar 4.3 Diagram Kawasan Terbangun dan Tidak Terbangun
di Kelurahan Sempidi ................................................................................... 58
Gambar 4.4 Permukiman Lama ....................................................................................... 60
Gambar 4.5 Permukiman Semi ........................................................................................ 61
Gambar 4.6 Permukiman Baru ......................................................................................... 61
Gambar 4.7 Sebaran Kawasan Permukiman di Kelurahan Sempidi ................................ 62
Gambar 4.8 Diagram Luas Kawasan Terbangun di Kelurahan Sempidi ......................... 64
Gambar 4.9 Perubahan Fungsi pada Kawasan Perdagangan-Jasa ................................... 65
Gambar 4.10 Sebaran Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Sempidi ................. 66
Gambar 4.11 Analisis Sistem Transportasi di Kelurahan Sempidi .................................... 67
Gambar 4.12 Kawasan Jalur Hijau di Kelurahan Sempidi................................................. 68
Gambar 4.13 Diagram Luas Kawasan Tidak Terbangun di Kelurahan Sempidi ............... 69
Gambar 4.14 Sebaran Kawasan Pertanian di Kelurahan Sempidi ..................................... 71
Gambar 4.15 Pola Sebaran Kawasan Perdagangan-Jasa .................................................... 79
Gambar 4.16 Kecenderungan Perubahan Pemanfaatan Ruang Kawasan
di Kelurahan Sempidi ................................................................................... 88
xxii
DAFTAR SINGKATAN
BAPPEDA : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
BPS : Badan Pusat Statistik
DCK : Dinas Cipta Karya
LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
PERUM : Perumahan
PP : Peraturan Pemerintah
PUSPEM : Pusat Pemerintahan
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RTH : Ruang Terbuka Hijau
RTRK : Rencana Teknik Ruang Kawasan
RTRWK : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
xxiii
DAFTAR ISTILAH
Kawasan : Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya dengan batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri
tertentu/spesifik/khusus.
Kawasan Perkotaan : Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Lindung : Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan yang mencakup sumber daya alam.
Kawasan Budidaya : Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan berdasarkan kondisi potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia.
Kawasan Terbangun : Ruang dalam kawasan perkotaan yang mempunyai ciri
dominasi penggunaan lahan secara terbangun atau lingkungan
binaan untuk mewadahi kegiatan perkotaan.
Kawasan Pertanian : Kawasan budidaya yang memiliki fungsi utama sebagai lahan
pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Kawasan Permukiman : Kawasan budidaya yang memiliki fungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian
Kawasan Perdagangan-Jasa : Kawasan budidaya yang diperuntukkan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa yang mampu mendatangkan keuntungan
bagi pemiliknya dan memberi nilai tambah pada satu kawasan
perkotaan.
Fungsi Ruang : Gambaran dari kegiatan pada suatu kawasan yang
membutuhkan tempat atau ruang untuk keberlangsungannya.
Pemanfaatan Ruang : Penggunaan lahan untuk mengakomodir fungsi-fungsi ruang
pada kawasan budidaya.
Pertumbuhan Kawasan : Perubahan ukuran/besaran kawasan ditinjau dari aspek fisik.
xxiv
Infrastruktur : Sistem fisik yang menyediakan sarana transportasi, drainase,
pengairan, bangunan gedung serta fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar
manusia baik kebutuhan ekonomi maupun social.
Pembangunan Berkelanjutan : Pembangunan yang harmonis antara aspek ekonomi, sosial
dan ekologi/lingkungan tanpa merugikan salah satu aspek
yang ada.
Ruang Terbuka Hijau : Ruang-ruang dalam kota dalam bentuk kawasan maupun area
memanjang dengan penggunaan yang bersifat terbuka dan
tanpa bangunan.
Jalur Hijau : Ruang terbuka hijau berupa kawasan pertanian yang
ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan atau
lahan pertanian abadi.
Alih Fungsi Lahan : Perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula menjadi fungsi lain yang berdampak negatif
terhadap lingkungan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjabarkan tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada bagian latar belakang akan
diuraikan permasalahan dalam penelitian secara umum yang berkaitan dengan topik,
didukung dengan fakta dan data empirik. Berdasarkan latar belakang akan dirumuskan
permasalahan penelitian yang merupakan fokus penelitian dan akan dijawab dalam
penelitian ini. Tujuan penelitian menjelaskan hal yang ingin dicapai pada penelitian,
dan manfaat penelitian berisi uraian tentang hal baru yang dihasilkan, berupa manfaat
akademik dan manfaat praktis bagi pemecahan masalah keruangan di masyarakat.
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Bali
yang pada mulanya berada dalam satu kesatuan wilayah dengan Kota Denpasar.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kota Madya (Kodya) Daerah Tingkat II Denpasar, Kabupaten Badung kemudian
mengalami pemekaran menjadi dua wilayah yaitu Kabupaten Badung dan Kota
Madya Denpasar (kini Kota Denpasar). Akibat pemekaran tersebut Kabupaten
Badung selanjutnya membangun Pusat Pemerintahan (Puspem) Dharma Praja di
Lumintang, Denpasar sebagai pusat kegiatan pemerintahannya. Pada perkembangan
selanjutnya, tahun 1996 Pemerintah Kabupaten Badung membuat rencana
membangun Puspem baru, yang terintegrasi dalam satu kawasan (tidak terpencar),
serta berlokasi di wilayah administratif Kabupaten Badung.
Perencanaan pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung (Puspem
Kabupaten Badung) pertama kali ditetapkan pada tahun 1996 melalui Keputusan
2
Bupati Badung No. 262 Tahun 1996 tentang Pengaturan Peruntukan dan Penggunaan
Tanah Lokasi Rencana Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.
Ditetapkan luas Puspem Kabupaten Badung saat itu sekitar 110 hektar dan berlokasi
di Kelurahan Lukluk yaitu sebelah barat jalan jurusan Lukluk-Penarungan antara km
12.278 s.d. km 13.080. Dalam perkembangan selanjutnya, diputuskan lokasi Puspem
Kabupaten Badung dipindah ke Kelurahan Sempidi (sebelah utara Balai Diklat
Kabupaten Badung) seluas 46,677 hektar termasuk seluruh lahan yang dimiliki
Pemerintah Kabupaten Badung saat itu (seluas 11,225 hektar). Hal itu berdasarkan
rekomendasi DPRD Badung yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Badung
No. 362 Tahun 2004 tentang penetapan lokasi Puspem Kabupaten Badung.
Lokasi pembangunan kantor Puspem Kabupaten Badung yang berada di
Kelurahan Sempidi didasarkan atas beberapa pertimbangan, salah satunya adalah
pertimbangan aksesibilitas. Posisi Kelurahan Sempidi yang strategis berada tepat
ditengah-tengah Kabupaten Badung dilihat dari arah utara-selatan maupun arah timur-
barat pada bentang alam dengan topografi relatif datar mengakibatkan pencapaian ke
lokasi Puspem Kabupaten Badung dapat dijangkau dengan lebih mudah dari berbagai
kecamatan di Kabupaten Badung.
Jalur menuju Puspem Kabupaten Badung dapat dicapai dari jaringan jalan
arteri primer dan kolektor primer melalui enam jalur utama yang telah ada, yaitu dua
jalur ke arah utara menuju wilayah Kecamatan Mengwi bagian utara, Abiansemal dan
Petang, dua jalur ke arah timur menuju wilayah Kecamatan Abiansemal, dan dua jalur
ke arah selatan menuju wilayah Kecamatan Mengwi bagian Selatan, Kecamatan Kuta
Utara, Kecamatan Kuta dan Kecamatan Kuta Selatan (Penyesuaian RTRK Ibukota
Kabupaten Badung, 2011).
3
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Daerah
Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun 1995 (yang berlaku sepuluh tahun hingga 2005),
lokasi Puspem Kabupaten Badung saat itu masih ditetapkan sebagai kawasan
pertanian. Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Badung pada tahun 2004 melakukan
revisi RTRWK dan dikeluarkan Keputusan Bupati Badung Nomor 533 tahun 2004
tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Mengwi, diputuskan bahwa lokasi
Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi ditetapkan sebagai kawasan pusat
kantor pemerintahan.
Sebagai pusat kantor pemerintahan dan pusat pelayanan publik di Kabupaten
Badung, keberadaan Puspem Kabupaten Badung secara tidak langsung mendorong
kawasan pada lokasi puspem menjadi pusat tarikan pergerakan masyarakat. Hal ini
mempercepat terwujudnya fungsi kawasan tersebut menjadi kawasan perkotaan.
Dalam Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, disebutkan bahwa
kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Dengan demikian suatu kota atau kawasan perkotaan adalah kawasan yang memiliki
pemusatan jumlah penduduk lebih tinggi dari kawasan sekitarnya yang ditandai
dengan adanya pusat kegiatan sosial dan ekonomi.
Kawasan perkotaan di Kabupaten Badung ditetapkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No 67 Tahun 2009 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Badung
dari Wilayah Kota Denpasar ke Wilayah Kecamatan Mengwi. Kawasan perkotaan
tersebut selanjutnya merupakan wilayah yang berperan sebagai ibukota kabupaten,
dengan nama ibukota diganti dari Denpasar menjadi Mangupura. Wilayah
administratif Kawasan Perkotaan Mangupura dibentuk dari sembilan desa/kelurahan
4
yang terdapat di Kecamatan Mengwi, meliputi Desa Mengwi, Desa Gulingan, Desa
Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan Abianbase, Kelurahan
Lukluk, Kelurahan Sading dan Kelurahan Sempidi. Pembentukan kawasan perkotaan
Mangupura dilatarbelakangi oleh kecenderungan dan arah pengembangan kawasan
tersebut menjadi suatu perkotaan. Hal ini didukung oleh beberapa fungsi pelayanan
regional yang telah ada, antara lain Terminal Type A Mengwi, pusat pelayanan
kesehatan RSUD Badung, pasar umum Beringkit, serta kawasan perkantoran Kodim
dan Polres Badung.
Kelurahan Sempidi sebagai bagian dari wilayah kawasan perkotaan
Mangupura merupakan lokasi dibangunnya Puspem Kabupaten Badung. Bagian utara
Kelurahan Sempidi berbatasan dengan Kelurahan Lukluk, bagian selatan berbatasan
dengan Desa Dalung dan Kota Denpasar. Bagian tengah merupakan lokasi berdirinya
kantor Puspem Kabupaten Badung, berbatasan dengan Desa Sading di sebelah Timur,
dan Kelurahan Abianbase di sebelah Barat (BPS Kabupaten Badung, 2015).
Pemanfaatan ruang kawasan di Kelurahan Sempidi pada mulanya masih
memiliki karakteristik sebagai kawasan perdesaan, selanjutnya terus berkembang
tumbuh alami menjadi sebuah kawasan perkotaan baru. Kecenderungan
perkembangan keruangan di Kelurahan Sempidi secara perlahan mengalami
perubahan-perubahan pasca dibangunnya Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan
Sempidi. Hal ini terlihat dari fenomena yang terjadi, diantaranya meningkatnya
kebutuhan ruang/lahan untuk permukiman, pemanfaatan ruang kawasan yang
didominasi oleh aktivitas perdagangan dan jasa, laju pertumbuhan penduduk relatif
tinggi dengan rata-rata 1,56% per tahun dengan kepadatan penduduk 1.590
orang/km2, adanya peningkatan pergerakan masyarakat yang berakibat pada
kepadatan lalu-lintas, serta menurunnya kegiatan pada sektor pertanian yang beralih
5
pada sektor perdagangan dan jasa. Menurut data statistik, jumlah hunian (rumah
tinggal) di Kelurahan Sempidi hingga akhir tahun 2014 tercatat sebanyak 1.195 rumah
dan jumlah toko/perdagangan sebanyak 352 unit, sementara lahan pertanian/subak
terus berkurang rata-rata 11,7% hingga 12% per tahun (BPS Kabupaten Badung,
2015).
Berdasarkan kondisi perubahan-perubahan fisik maupun non fisik yang terjadi
di Kelurahan Sempidi, maka penelitian terkait Dampak Keberadaan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Badung Pada Pemanfaatan Ruang di Kelurahan Sempidi
dirasa perlu untuk diteliti. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran
secara utuh mengenai fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi pada
kawasan budidaya di Kelurahan Sempidi pasca dibangun Puspem Kabupaten Badung.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi pada
pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan perdagangan-jasa, serta
mengetahui dampak yang ditimbulkan pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi.
Selanjutnya dapat diberikan saran terkait penataan pemanfaatan ruang dalam
mengakomodir fungsi-fungsi baru yang muncul di masa yang akan datang, sehingga
tidak lebih jauh merusak lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dirumuskan 3 (tiga) permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
a. Bagaimana karakteristik pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman, kawasan
perdagangan-jasa dan kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi pasca keberadaan
Puspem Kabupaten Badung berdasarkan lokasi sebaran fungsinya?
6
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruang pada kawasan
permukiman dan kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan Sempidi pasca
keberadaan Puspem Kabupaten Badung?
c. Apa dampak pertumbuhan fungsi pada kawasan permukiman dan kawasan
perdagangan-jasa terhadap keberlanjutan ruang secara fisik pada kawasan
pertanian di Kelurahan Sempidi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan
masalah yang dijabarkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman,
kawasan perdagangan-jasa dan kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi pasca
keberadaan Puspem Kabupaten Badung berdasarkan lokasi sebaran fungsi-fungsi
ruangnya.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi-fungsi pada
pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan kawasan perdagangan-jasa
di Kelurahan Sempidi pasca keberadaan Puspem Kabupaten Badung.
c. Mengetahui dampak pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan
perdagangan-jasa pasca keberadaan Puspem Kabupaten Badung terhadap
keberlanjutan ruang fisik pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang berisi uraian tentang
pentingnya penelitian ini dilakukan, yaitu berupa manfaat akademik dan manfaat
praktis bagi pemecahan masalah di masyarakat.
7
1.4.1 Manfaat Akademis
a. Bagi dunia ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya
teori perkembangan suatu wilayah akibat dibangunnya suatu pusat kegiatan baru.
Untuk penelitian berikutnya dapat mengembangkan lebih jauh lagi, khususnya
yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kawasan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di bidang
perencanaan manajemen pembangunan desa dan kota.
c. Sebagai bahan/referensi untuk membuat rencana penataan ruang di daerah lain
yang memiliki permasalahan sama terkait dampak keberadaan suatu pusat
kegiatan baru terhadap keberlanjutan ruang terbuka dalam kawasan tersebut.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah Kabupaten Badung diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu acuan dalam perencanaan penataan ruang di sekitar kawasan Puspem
Kabupaten Badung khususnya Kelurahan Sempidi untuk mengakomodir fungsi-
fungsi spasial yang muncul di masa akan datang.
b. Memberikan informasi tentang dampak yang terjadi akibat keberadaan suatu
pusat pemerintahan baru pada pemanfaatan ruang kawasan serta pengaruhnya
terhadap keberlanjutan kawasan pertanian di sekitar lokasi pusat pemerintahan
tersebut.
c. Sebagai referensi terkait rencana pengembangan pemanfaatan ruang kawasan
yang ideal di Kelurahan Sempidi, selanjutnya untuk mencegah terjadinya
pertumbuhan pembangunan yang tidak terkontrol, alih fungsi lahan pertanian
serta perusakan terhadap lingkungan.