abscess gingiva

12
Abses Gingiva / Abses Periodontal I. Definisi Periodontal merupakan sebutan umum untuk jaringan yang mengelilingi dan menyokong struktur gigi. Jaringan periodondal terdiri dari gusi, sementum, ligament periodontal dan juga tulang alveolar. Abses pada jaringan periodontal merupakan infeksi bakteri lokal yang terlokalisir hanya pada jaringan periodontal. Abses periodontal diklasifikasikan secara mendasar berdasarkan letak anatomisnya di jaringan periodontal. Ada 4 macam abses yang berkaitan dengan jaringan periodontal: 1) abses gingival lokal dengan infeksi purulent di daerah gingiva marginal atau interdental papilla; 2) abses perikoronal lokal dengan infeksi purulent pada jaringan yang mengelilingi mahkota gigi yang erupsi; 3) abses periodontal/endodontic kombinasi yang berasal dari pulpa dental atau jaringan periodontal yang mengelilingi apical periodontium; 4) abses periodontal di daerah yang dekat dengan kantong periodontal dan dapat mendestruksi ligament periodontal dan tulang alveolar dikenal juga dengan lateral periodontal abcesss

Upload: davidvictoriouslukas

Post on 20-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gilut

TRANSCRIPT

Abses Gingiva / Abses PeriodontalI. Definisi

Periodontal merupakan sebutan umum untuk jaringan yang mengelilingi dan menyokong struktur gigi. Jaringan periodondal terdiri dari gusi, sementum, ligament periodontal dan juga tulang alveolar.

Abses pada jaringan periodontal merupakan infeksi bakteri lokal yang terlokalisir hanya pada jaringan periodontal. Abses periodontal diklasifikasikan secara mendasar berdasarkan letak anatomisnya di jaringan periodontal. Ada 4 macam abses yang berkaitan dengan jaringan periodontal: 1) abses gingival lokal dengan infeksi purulent di daerah gingiva marginal atau interdental papilla; 2) abses perikoronal lokal dengan infeksi purulent pada jaringan yang mengelilingi mahkota gigi yang erupsi; 3) abses periodontal/endodontic kombinasi yang berasal dari pulpa dental atau jaringan periodontal yang mengelilingi apical periodontium; 4) abses periodontal di daerah yang dekat dengan kantong periodontal dan dapat mendestruksi ligament periodontal dan tulang alveolar dikenal juga dengan lateral periodontal abcesssDari keempat jenis abses pada jeringan periodontal, abses periodontal lateral merupakan salah satu yang terpenting karena biasanya abses jenis ini bersifat kronik dan berulang. Kemampuan mendestruksi jaringan periodontal disekitarnya menghasilkan kumpulan pus yang terlokalisir di kantung periodontal dan juga edema gingiva (Gambar 1)II. KlasifikasiKlasifikasi abses periodontitis dapat dibagi berdasarkan etiologi, perjalanan penyakitnya dan juga jumlahnya. Berdasarkan etiologinya abses periodontal dapat dibagi menjadi 2 jenis:1. periodontitis related abscess : infeksi akut yang berasar dari lapisan biofilm (berasal dari dalam kantung periodontal)

2. non-periodontitis realated abscess: infeksi akut yang berasal dari sumber lokal lainnya, cth. Impaksi benda asing, gangguan kekuatan akar.

Berdasarkan perjalanan penyakitnya abses periodontal dapat dibagi menjadi 2 jenis:

1. abses periodontal akut : abses yang berkembang dalam waktu yang singkat dan bertahan selama beberapa hari sampai satu minggu. Biasanya abses periodontal akut memberikan gejala nyeri mendadak pada saat menggigit dan juga nyeri seperti tertusuk yang membuat penderita mengatupkan mulutnya. Gingiva menjadi merah, bengkak dan juga nyeri jika ditekan. Pada tahap awal tidak ada pus yang keluar tetapi dengan berjalanya waktua akan terbentuk pus dan pus dapat keluar melalui sela gusi. Pembesaran KGB sekitar juga dapat terjadi. (Gambar 2)

2. Abses periodontal kronik : kondisi abses yang berkembang secara perlahan dan bertahan untuk waktu yang lama. Pada abses kronik perdarahan spontan dan juga rasa yang tidak enak dapat terjadi bersamaan dengan rasa tidak nyaman. Gigi yang berada disekitar abses juga terasa nyeri pada saat menggigit dan terkadang dapat menjadi goyang. Pus dapat terbentuk dan juga dapat keluar melalui sela gusi ataupun sinus yang terbentuk pada mukosa diatas akar gigi yang terlibat. Nyeri yang dirasakan biasanya ringan. (Gambar 3)

Berdasarkan jumlahnya abses dapat dibagi menjadi:

1. single abscess : abses yang melibatkan satu gigi

2. multiple abscess: abses yang melibatkan lebih dari satu gigi.

III. MikroorganismeMikroorganisme yang paling sering ditemukan dalam pemeriksaan eksudat dari abses periodontal secara aerobic adalah Streptokokus viridans. Selain itu telah dilaporkan juga bahwa mikroorganisme yang berkoloni pada abses periodontal biasanya adalah bakteri gram negatif anaerob bentuk batang dan gram positif cocci. Oral infeksi purulent biadanya disebabkan oleh berbagai macam mikrobia dan umumnya disebabkan oleh bakteri engoden. IV. PathogenesisPada saat bakteri menyerang periodontal, bakter atau produk dari bakteri tersebut memicu proses inflamasi dan memnyababkan teraktivasinya respons inflamasi. Sel-sel inflamasi dan juga enzim-enzim ekstraseluler yang terakumulasi di tempat infeksi menyebabkan destruksi jaringan sekitar. Terkumpulnya infiltrate diikuti oleh enkapsulasi dari massa bakerti dan juga pembentukan pus. Masuknya bakteri kedalam jaringan lunak menginsiasi terbentuknya abses periodontal. V. Faktor predisposisiBeberapa faktor predisposisi dapat meningkatkan resiko terjadinya abses:1. perubahan komposisi mikroflora, virulensi bakteri dan juga pertahanan host dapat menyebabkan terjadinya inefisiensi drainase dari pembentukan pus yang cepat.

2. Penutupan dari tepi kantong periodontal dapat menyebabkan perluasan infeksi ke jaringan sekitar karena tekanan pus yang berada di dalam ruangan yang tertutup. Penutupan kantong periodontal terjadi karena sekresi fibrin akibat penumpukan pus. 3. Masuknya kalkulus ke dalam jaringan lunak setelah prosedur scalling ataupun pelaksaan prosedur yang tidak sempurna dan meninggalkan kalkulus di dalam area ntung peridontaljuga dapat menyebabkan pembentukan abses4. Periodontal abses juga dapat terjadi dengan absennya periodontitis seperti:

a. Tertanamnya benda asing seperti bulu sikat gigi, benang, tulang ikan dll.

b. Infeksi dari kista

c. Perubahan morfologi akar gigi karena faktor-faktor lokal.

Terdapat beberapa faktor iatrogentik yang berhubungan dengan abses periodontal

1. post non surgical therapy periodontal abscess

2. post scalling3. post surgical

4. tertinggalnya benda asing setelah melakukan perosedur (benang)

VI. DiagnosisAbses periodontal dapat didiagnosis dengan berdasarkan keluhan utama dan juga riwayat penyakit sekarang. Biasanya derajat nyeri yang dirasakan dapat membedakan perjalanan penyakit baik akut atau kronik. Riwayat penyakit dahulu dan juga riwayat kesehatan mulut yang berhubungan dengan keluhan utama harus ditanyakan lebih lanjut, poin-poin penting yang dapat ditanyakan pada saat anamnesis ialah riwayat pelaksanaan prosedur pada rongga mulut, riwayat merokok, riwayat penggunaan obat dan juga apakah pasien sedang dalam perawatan dokter lain. Untuk status generalis pasien dapat dilihat apakah ada penyakit sistemik yang sedang diderita pasien yan menyebabkan penurunan system imun kelelahan dan juga stress.

Pemeriksaan di luar rongga mulut dapat dilihat kesimetrisan wajah, adanya bengkak, kemerahan, sinus, trismus dan juga pembesaran KGB.

Pemeriksaan rongga mulut meliputi:

1. permeriksaan oral mukosan dan juga pemeriksaan gigi

2. pemeriksaan apakah ada pembengkakan, nyeri dan juga kemerahan pada gingiva

3. memeriksa apakah adanya pembentukan pus ataupun drainase dari pus yang telah terbentuk

4. memeriksa apakah aganya gigi yang goyang dan nyeri ketuk,

5. evaluasi kebersihan mulut

6. skrining periodontal.

Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan untuk menkonfirmasi temuan klinis ialah dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

foto radiografi : periapical (Gambar 4), bitewings, OPG pulp vitality test

microbial test pemeriksaan lab lainnya

VII. TatalaksanaTatalaksana pada abses periodontak todak berbeda jauh dengan infeksi odontogenik lainnya. Prinsipnya ialah managemen dari infeksi dental sederhana baik secara lokal dengan cara drainase, menjanga drainase dan mengobati penyebabnya.

Selain itu managemen pasien dengan abses periodontal dapat dibagi menadi tiga tahap yaitu: 1) immediate management; 2) initial management dan 3) definitive therapy.

Immediate management atau penanganan segera biada dilakukan pada infeksi berbahaya yang dapat menyebabkan infeksi menyebar pada bagian oro facial (facial cellulites). Rawat inap di rumah sakit dan juga pemberian antibiotic secara intravena sangat dianjurkan. Namun pemberikan initial therapy dapat ditunda sesuai dengan keadaan kan derajar keparahan penyakit. Pemberian antibiotic secara empiris sebelum dilakukan kultur biasanya tetap diberikan. Antibiorik empuris yang umumnya dipakai adalah:1. Phenoxymethypenicilin 250-500 mg qid 5/7 hari

2. Amoxycillun 250-500 mg tid 5-7 hari

3. Metronidazole 200-400 mg tid 5-7 hari.

4. Erythromycin 250-500 mg qid 5-7 hari

5. Doxycycline 100 mg bid 7-14 hari

6. Clindamycin 150-300 mg qid 5-7 hari

Initial therapy biasanya diberikan untuk menegemen dari abses akut tanpa adanya komplikasi sistemuk dan lesi sisa setelah abses periodontal kronis. Initial therapy terdiri dari:

1. irigasi kantong pabses dengan salin dan antiseptic

2. pengeluaran benda asing jika ada

3. drainase melalui suklus dengan probe atau scalling

4. debridemen dari dinding jaringan lunak

5. edukasi kebersihal mulut6. kontrol 24-48 jam dan 1 minggu kemudian untuk menginisiasi definitive treatment.Terapi Definitif ialah pengobatan setelah terapi inisial telah selesai dan telah dinilai ulang, terapi definitive berguna untuk mengembalikan fungsi dan estetika serta memampukan pasien untuk menjada kesehatan jaringan periodontal. Terapi definitive yang diberikan tergantung dengan keperluan masing-masing pasien. VIII. Komplikasi

Banyak komplikasi yang dapat terjadi akibat abses periodontal seperti:

a. Gigi tercabut.

b. Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).

c. Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).

d. Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, dll.

e. Dapat terjadi sepsis

IX. Faktor Resiko

a. Gigi tercabut.

b. Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).

c. Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).

d. Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, dll.

e. Dapat terjadi sepsisX. Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya abses gingival :a. Sikat gigi dengan cara yang benar dan gunakan pasta gigi yang nyaman untuk kesehatan gigi dan gusi anda.

b. Periksakan gigi anda rutin tiap 6 bulan sekali ke dokter gigi.

c. Kurangi makanan yang manis dan yang kering.

Bila sudah terjadi abses gingival, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membatasi nyeri dan tekanan pada abses gingiva, meliputi:

a. Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,

b. Makan makanan lunak,

c. Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan

d. penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit.

e. Minum obat pereda sakit bila perlu dan jangan menggigit pada gigi yang sakit.

f. Berkumur air garam hangat sehabis makan untuk membersihkan bagian tersebut (Caranya: Masukkan garam kedalam air hangat, kumur-kumur dan diamkan sebentar air garam tersebut di dalam mulut. Ulangi beberapa kali ).

Segera perikasa kedokter gigiXI. PrognosisAda beberapa tanda yang dapat digunakan untuk menilai buruknya prognosis dari abses yang terjadi.a. Gigi goyang berarah horizontal dengan jarak >1mm

b. Abses mengenai lebih dari satu akar gigi

c. Kantung abses > 8mm

d. Respon yang tidak baik terhadap terapi periodontal

e. Hilangnya tulang alveolar >40%Gambar 1. Abses Periodontal pada bagian atas gigi 2.1

Gambar 2. Abses periodontal akut

Gambar 3. Abses periodontal kronik

Gambar 4. Foto radiografi periodontal abses pada bagian lateral dan periapikal gigi