documentaa

9
Meraih Mimpi Agus Sunarto Hiduplah seorang anak bernama Kelly Purwanto yang tinggal di desa Jrakah kota Pemalang, dia tinggal dalam keluarga sederhana, orang tuanya bekerja sebagai petani, dia adalah anak yang rajin dan taat beragama dan dia bersekolah di SMA N 1 Pemalang, sekarang dia sudah kelas 3, dia mempunyai hobi bermain basket dan mempunyai mimpi sebagai pemaian basket hebat dan dapat masuk dalam TimNas Basket Indonesia. Pagi hari seperti biasa Wanto (panggilan sehari-hari di rumah dan teman-temannya) bangun waktu subuh dan dia tak lupa shalat Subuh, dia selalu membantu orang tuanya terlebih dahulu di sawah sebelum dia berangkat sekolah, sawah tersebut adalah peninggalan dari kakek Wanto. “To, ayo ke sawah bantu bapak sama ibu dulu,” panggil bapaknya. “Iya pak, wanto lagi pakai baju seragam.” jawab Wanto. Tak seperti anak-anak lain yang masih tidur sepagi ini sedangkan Wanto sudah bangun dan membantu orang tuanya di sawah. Dari rumah, Wanto dan kedua orang tuanya berjalan kaki ke sawah untuk melakukan pekerjaannya seperti membajak tanah, menyebar benih, mengirigasi. Tak terasa sudah pukul 06.30, “bapak ibu, Wanto pamit berangkat ke sekolah.” ujar Wanto. Tak lupa dia cium tangan kepada kedua orang tuanya. Dia berangkat ke sekolah berjalan kaki melewati hamparan sawah yang luas menuju ke sekolahnya yang berada di kota. Bagi dia ini sudah kebiasaan sehari-hari dan dia tidak akan pernah putus asa. Akhirnya dia sampai di sekolah pukul 7 kurang, di sekolah dia adalah anak yang rajin dan berprestasi, tak ada seorangpun yang tidak mengenalnya, teman-teman sekolah semua mengenalnya. Bel istirahatpun berbunyi, seperti biasa Wanto dan teman-temannya bermain basket di lapangan sekolah. “Teman-teman, ayo kita main basket,” ajak Wanto, walaupun lapangan tersebut bisa dikatakan tidak layak untuk dipakai, ring basket sudah berkarat, papan ring sudah hancur, apalagi lapangannya sudah pada retak tak terawat, namun kegembiraan terlihat di wajah Wanto dan teman-temannya saat bermain basket. Tak terasa waktu istirahat berlalu, kemudian

Upload: agus-sunarto

Post on 24-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

AA

TRANSCRIPT

Meraih MimpiAgus Sunarto

Hiduplah seorang anak bernama Kelly Purwanto yang tinggal di desa Jrakah kota Pemalang, dia tinggal dalam keluarga sederhana, orang tuanya bekerja sebagai petani, dia adalah anak yang rajin dan taat beragama dan dia bersekolah di SMA N 1 Pemalang, sekarang dia sudah kelas 3, dia mempunyai hobi bermain basket dan mempunyai mimpi sebagai pemaian basket hebat dan dapat masuk dalam TimNas Basket Indonesia.Pagi hari seperti biasa Wanto (panggilan sehari-hari di rumah dan teman-temannya) bangun waktu subuh dan dia tak lupa shalat Subuh, dia selalu membantu orang tuanya terlebih dahulu di sawah sebelum dia berangkat sekolah, sawah tersebut adalah peninggalan dari kakek Wanto. To, ayo ke sawah bantu bapak sama ibu dulu, panggil bapaknya. Iya pak, wanto lagi pakai baju seragam. jawab Wanto. Tak seperti anak-anak lain yang masih tidur sepagi ini sedangkan Wanto sudah bangun dan membantu orang tuanya di sawah. Dari rumah, Wanto dan kedua orang tuanya berjalan kaki ke sawah untuk melakukan pekerjaannya seperti membajak tanah, menyebar benih, mengirigasi. Tak terasa sudah pukul 06.30, bapak ibu, Wanto pamit berangkat ke sekolah. ujar Wanto. Tak lupa dia cium tangan kepada kedua orang tuanya. Dia berangkat ke sekolah berjalan kaki melewati hamparan sawah yang luas menuju ke sekolahnya yang berada di kota. Bagi dia ini sudah kebiasaan sehari-hari dan dia tidak akan pernah putus asa.Akhirnya dia sampai di sekolah pukul 7 kurang, di sekolah dia adalah anak yang rajin dan berprestasi, tak ada seorangpun yang tidak mengenalnya, teman-teman sekolah semua mengenalnya. Bel istirahatpun berbunyi, seperti biasa Wanto dan teman-temannya bermain basket di lapangan sekolah. Teman-teman, ayo kita main basket, ajak Wanto, walaupun lapangan tersebut bisa dikatakan tidak layak untuk dipakai, ring basket sudah berkarat, papan ring sudah hancur, apalagi lapangannya sudah pada retak tak terawat, namun kegembiraan terlihat di wajah Wanto dan teman-temannya saat bermain basket. Tak terasa waktu istirahat berlalu, kemudian Wanto dan teman-temannya masuk kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran.Jam sekolah telah usai, saatnya anak-anak pulang ke rumah. Wanto, ayo kita pulang. ajak teman-temannya. Ayo jawab Wanto. Mereka pulang dengan berjalan kaki. Di jalan mereka bercanda gurau satu sama lain. Sebelum sampai rumah Wanto berkata, Teman-teman nanti sore kita bermain basket di tempat biasa. Oke To, nanti kita ajak teman yang lebih banyak, biar tambah seru kita main basketnya. ujar temannya. Sesampainya di rumah Wanto bergegas mengganti seragam sekolahnya, kemudian dia menyiapkan bekal makanan untuk dia antarkan ke kedua orang tuanya di sawah. Wanto ke sawah menggunakan sepeda usangnya, jalan demi jalan dia lewati dan akhirnya dia sampai di sawah. Wanto, kamu sudah pulang ya?, tanya ibunya yang berada di gubuk. Sudah bu, Wanto bawakan makanan buat bapak dan ibu, bapak dimana bu ?, jawab Wanto. Bapakmu masih di sana tu. ujar ibunya. Paaakk, bapak, mari kita makan, Wanto bawakan makanan. panggil Wanto. Kemudian bapaknya bergegas ke gubuk dan merekapun makan bersama. Setelah makan, Wanto membantu pekerjaan bapak ibunya lagi. Sorepun tiba, Wanto ada janji bermain basket bersama teman-temannya. Pak bu, Wanto pamit main basket dulu sama teman-teman ya, pamit Wanto. Hati-hati ya To, jangan pulang malam-malam, pesan ibunya.Sesampainya di lapangan, lapangan sudah ramai banyak teman-temannya sudah datang. To, dari mana aja kamu ? Kami sudah nunggu dari tadi, tanya teman-temannya. Maaf, tadi aku ke sawah dulu kirim makanan, jawab Wanto. Yaudah berhubung Wanto sudah datang, ayo kita main basket, kita bagi dulu timnya, 5 lawan 5, ujar temannya. Basketpun dimulai dengan meriahnya, Wanto memiliki skill yang hebat tak kalah dengan teman-temannya. Tak terasa Wanto dan teman-temannya bermain basket hingga hampir petang. Teman-teman hari sudah akan petang, kita pulang yok, ajak Wanto.Ayok, capek banget sore ini, kamu bagus banget main basketnya, kita salut banget sama kamu, ujar temannya. Ahh biasa aja, aku pulang dulu yaa, sampai ketemu besuk teman-teman, pamit Wanto. Kemudian Wanto pulang dengan mengayuh sepedanya. Sesampainya di rumah Wanto bergegas mandi dan berganti pakaian dan diapun tak lupa untuk shalat.Malamnya setelah shalat Maghrib dan makan malam Wanto mengulang pelajaran yang telah diajarkan oleh guru tadi di sekolah. Dia setiap hari selalu rajin belajar untuk meraih impiannya dan bisa membuat bangga kedua orang tuanya. Dia selalu pantang menyerah walaupun dia hidup dalam keluarga yang sederhana, dia yakin di dunia ini tidak ada yang tak mungkin. Belajar dengan penerangan lampu yang seadanya dia tidak pernah mengeluh, di tengah-tengah dia belajar tiba-tiba dia tertidur di atas meja belajarnya, dia bermimpi menjadi seorang pemain basket yang hebat dan dia masuk ke dalam TimNas, di tengah-tengah mimpinya dia mengigau umpan sini bolanya, ayo kita menangkan pertandingan ini dengan penuh semangat dia berteriak-teriak, teriakan Wanto sampai terdengar bapak ibunya. To, Wanto bangunnn, kamu kenapa teriak-teriak, ujar ibunya sambil membangunkan Wanto. Maaf bu, tadi Wanto mimpi jadi pemain basket, jawab Wanto. Aduh To, kamu kok mimpinya tinggi banget, kita kan cuman sederhana gini dan bapakmu cuman jadi petani, harta kita satu-satunya cuman sawah peninggalan kakekmu, ujar ibunya. Wanto akan berusaha keras dan berdoa dan akan membuktikan kepada bapak dan ibu kalau Wanto akan lulus dengan hasil yang maksimal dan akan menjadi pemain basket yang hebat !!!!, jawab Wanto dengan keseriusannya. Iya To, tidur sana sudah malam. suruh ibunya.Hari demi hari Wanto lewati dengan belajar sungguh-sungguh dan berlatih basket dengan serius. Tak lama lagi Ujian Nasional akan tiba, Wanto terus belajar, belajar, dan belajar. Dia akan membuktikan kepada kedua orang tuanya kalau dia pasti bisa.Di suatu ketika seperti biasa setiap sore Wanto dan teman-temannya bermain basket di lapangan, sedang asyik-asyiknya bermain basket tiba-tiba datanglah orang yang tak dikenal berdiri di samping lapangan sambil memperhatikan Wanto dan teman-temannya bermain basket. Kemudian orang tersebut berkata Hai anak-anak coba kalian kesini, saya ingin bicara sama kalian, sambil memanggil Wanto dan teman-temannya. Pada saat itu juga Wanto dan teman-temannya menghampiri orang tersebut. Nak namamu siapa ? saya dari tadi melihat kalian bermain basket, di antara kalian skill bermain basket yang paling hebat kamu, tanya orang tersebut. Nama saya Kelly Purwanto, panggil saja saya Wanto, jawab Wanto. Perkenalkan nama saya Jimmy, saya adalah seorang pelatih basket, saya di sini sedang mencari bibit-bibit muda yang menonjol dalam basket, mau tidak Wanto ikut dalam klub basket saya ? kata Jimmy. Dengan hati yang senang dan Wanto berpikir sejenak. Kemudian teman-temanya berkata Ikut aja To, kamu pasti akan menjadi pemain basket hebat sesuai dengan impianmu. Setelah berpikir panjang akhirnya Wanto memutuskan untuk ikut dalam klub basket tersebut. Mulai besok kamu pulang sekolah langsung berlatih yaa. Kata Jimmy.Seperti biasa pada pagi hari Wanto selalu bangun pagi untuk membantu bapak ibunya dan kemudian dia berangkat sekolah. Setelah Wanto pulang sekolah dia tak lupa dengan ajakan Jimmy sang pelatih basket itu, kemudian dia langsung menuju ke klub basket yang berada di tengah kota Pemalang. Dengan semangat yang mengebu-gebu dia berangkat ke tempat itu. Butuh waktu yang lumayan lama dan akhirnya dia sampai ke tempat tersebut. Eehh, Wanto sini akhirnya kamu datang juga, ujar Jimmy. Kemudian Wantopun menghampiri Jimmy. Jimmy mengajak ke dalam lapangan indoor. Anak-anak kita ada teman baru, kenalin ini Wanto, kata Jimmy. Kemudian Wantopun memperkenalkan diri dan berjabat tangan kepada teman-teman tersebut. Tak lama setelah Wanto kenal satu persatu anak-anak tersebut, dia kemudian berlatih basket bersama mereka, rasa canggungpun muncul dari diri Wanto, dia agak pemalu kepada teman-teman barunya. Tak terasa waktu latihan telah usai, Wanto dan teman-temannya kembali pulang ke rumah masing-masing.Hari demi hari dilewati Wanto dengan belajar untuk menghadapi Ujian Nasional dan berlatih basket dengan sungguh-sungguh, walaupun Wanto orangnya pemalu, dia adalah anak yang disegani oleh teman-temannya. Dia terus bekerja keras, berdoa, dan bertawakal kepada Allah SWT agar impiannya dapat tercapai dan dapat membahagiakan kedua orang tuanya.Hari semakin dekat dengan Ujian Nasional, Wanto semakin prihatin. Sehari sebelum Ujian Nasional tiba, Wanto mohon doa restu kepada bapak dan ibunya dan dia selalu berdzikir supaya hatinya tenang dalam mengerjakan Ujian Nasional. Hari Ujian Nasionalpun tiba, dengan hati yang mantap Wanto melangkah kakinya menuju ke sekolah, tak lupa dia pamit kepada kedua orang tuanya. Setelah sampai di sekolah Wanto belajar sebentar supaya lebih mantap dalam mengerjakan soal. Bel tanda selesai ujianpun berbunyi, itu menandakan ujian telah berakhir. Wantopun bergegas pulang sekolah untuk beristirahat supaya dapat mengerjakan ujian hari selanjutnya. Selama Ujian Nasional Wanto libur berlatih basket, dia ingin focus terhadap ujian.Enam hari Ujian Nasinal telah Wanto lewati dengan mantap, dia percaya akan mendapatkan nilai yang terbaik di sekolahnya. Di sela-sela hari sebelum pengumuman kelulusan, dia tetap berlatih basket di klub yang diasuh oleh pelatih Jimmy. Wanto adalah salah satu anak yang berbakat di klub tersebut, walaupun dia anak baru, tapi Wanto sudah menunjukan kepada pelatih Jimmy bakat yang lebih dari teman-temnnya. Pada suatu ketika Wanto berlatih basket, tiba-tiba datanglah anak yang menghampirinya dan berkata dengan nada yang tinggi seolah-olah membentak Wanto Hei kau anak baru, anak baru sudah sombong banget main basketnya !!!!! dengan rasa takut Wanto bertanya pelan kepada temannya Si..ssii siapa orang itu ? Dia bernama Ferdi Firmansyah senior basket kita, dia jago banget dalam bermain, dia juga bintang dalam klub in, jawab temannya. Dengan nada yang sopan Wanto menjawab anak itu Maaf kak Ferdi, salah Wanto apa ? Hahahahahaha nama kamu Wanto ? pantesan nama kayak gitu jadul banget dan gak pantes masuk tim ini !!! jawab Ferdi. Setelah beberapa lama beradu mulut antara Wanto dan Ferdi, tiba-tiba datanglah anak yang bernama Denny Sumargo, kemudian dia melerai keributan antara Wanto dan Ferdi Hei !!! apa-apaan kalian berantem kayak gini !!! gak sepantasnya kalian kayak gini, kita adalah teman satu tim, kamu lagi tu Ferdi, kamu sebagai senior gak usah sombong sama juniormu. Akhirnyapun pertengkaran itu dapat dilerai, kemudian Ferdi kembali pulang dan Denny menghampiri Wanto. Kenalin saya Denny, kamu pasti Wanto kan ? Coach sering cerita tentang kamu, katanya kamu anak berbakat. Iya kak, saya Wanto, saya kan masih pemula tidak sehebat kakak, jawab Wanto dengan rasa malu. Gak usah panggil saya kakak, kita kan satu tim, panggil saja saya Denny, kita sebagai satu tim tidak ada senior dan junior, kita harus kembangkan solidaritas bukan sebagai individualis. kata Denny. Akhirnya mereka ngobrol bersama dan saling bertukar pengalaman. To, dalam waktu ini ada seleksi pemilihan pemain untuk masuk Timnas, lebih baik kamu ikut serta yaa. Saya kan masih junior, gak mungkin saya masuk Timnas Den. Dicoba dulu aja, lagian kamu punya bakat dan skill basket yang lumayan, kalau mau saya daftarkan kepada coach ya. Iya deh saya akan coba dan saya akan berusaha keras untuk masuk TimNas basket. Setelah perbincangan yang cukup lama antara Wanto dengan Denny, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan pulang perasaan Wanto sangat senang karena dia ditawari ikut seleksi masuk TimNas.Setelah perjalanan yang cukup lama menuju rumah, akhirnya Wanto sampai juga di rumah. Assalamualaikum, Pak Bu Wanto pulang, Wanto ada kabar gembira buat bapak dan ibu, Wanto ikut seleksi basket TimNas, kata Wanto dengan hati yang sangat senang. Alhamdulillah To, akhirnya sebentar lagi impianmu tercapai, kamu jangan lupa banyak berdoa kepada Allah. Siiaaaapppp pak bu, Wanto akan selalu berdoa biar Wanto berhasil masuk TimNas. Sudah sana kamu ganti pakaian terus istirahat, kan kamu habis latihan, pasti kamu capek. Malam berlalu dengan sangat indah, Wanto tidak sabar ingin ikut seleksi itu.Hari berlalu dengan indahnya, Wanto terus berlatih keras untuk masuk Timnas. Akhirnya hari seleksipun tiba, dengan hati yang berdebar-debar Wanto berangkat ke stadium untuk mengikuti seleksi. Seleksi akan dilaksanakan dalam 2 hari Heh kamu ngapain dating kemari ? Anak ingusan kayak kamu gak pantas buat ikut seleksi ini !!!!! kata Ferdi dengan nada yang tinggi. Maaf kak, saya mau ikut seleksi ini. Mana bisa anak kayak kamu lolos dalam seleksi ini !! Ayo tunjukkan nanti di lapangan, aku tantang kamu !! Oke kak, saya terima tantangan kakak, akan saya tujukkan, jawab Wanto menerima tantangan dari Ferdi. Setelah beberapa lama menunggu akhirnya seleksi dimulai. Selama seleksi berlangsung, Wanto menunjukkan skill basketnya itu, Ferdi menjadi geram dan tidak terima kalau Ferdi kalah dengan Wanto, kemudian Ferdi mempunyai siasat untuk mencelakakan Wanto. Pada saat Wanto sedang mendribble bola, Ferdi dengan sengaja menjegal kaki Wanto. Wanto tidak terima atas perlakuan Ferdi, tiba-tiba langsung terjadi perkelahian di dalam lapangan. Suasana berubah menjadi sangat menegangkan. Kemudian perkelahian mereka dilerai oleh Denny Apa-apaan kalian berantem pada saat seleksi ??!!!!! Ferdi dulu Den yang menjegal kakiku, jawab Wanto. Heh kamu Fer, kamu jangan berbuat kayak gitu, kayak anak kecil aja, kata Denny. Tiba-tiba coach Jimmy datang Heh kalian bertiga ngapain ribut-ribut, kalau kalian tidak niat ikut seleksi, keluar aja !! Kemudian Wanto menjelaskan kejadiannya kepada coach, Wanto dan Ferdi akhirnya disuruh salaman dan saling memaafkan. Anak-anak seleksi hari ini selesai, saya akan menilai kalian dan besok adalah seleksi terakhir, kata Jimmy. Semua anak-anak pulang ke rumah dan kembali ikut seleksi besok. To, sini saya mau bicara, panggil Denny. Ada apa Den ? Saya ingin kasih tau sama kamu, hati-hati dengan Ferdi, dia akan berbuat apapun demi mencelakakan dirimu, ujar Denny. Oke Den saya akan waspada dengan Ferdi, jawab Wanto. Denny dan Wanto saling mengobrol, semakin kesini pertemanan mereka semakin erat, mereka selalu membantu satu sama lain. Den, saya pulang dulu yaa, sudah hamper malam ni, Hati-hati di jalan ya To, ingat pesanku. Ketika perjalanan pulang, tiba-tiba dari arah belakang melaju kencang sebuah motor dan kemudian menyerempet Wanto, dengan seketika Wanto jatuh. Heh, anak ingusan !!! Jangan macam-macam sama aku, nanti akan ada akibatnya, ternyata pengendara motor itu adalah Ferdi anak yang ingin mencelakakan Wanto. Setelah itu Ferdi meninggalkan Wanto. Dengan luka lecet di bagian kakinya dan jalan dengan terpincang-pincang, Wanto melanjutkan perjalanan pulang. Tak lama lewatlah Denny menggunkan motor, Kamu kenapa To ? Kok jalanmu pincang. Tadi Ferdi dengan sengaja menyerempetku, jawab Wanto. Kurang ajar banget tu anak !!! kata Denny dengan kesal. Ayo saya antar kamu pulang, kasian kamu pincang kayak gitu. Iya terima kasih ya Den.Setibanya di rumah, Wanto di tanya oleh ibunya Kaki kamu kenapa To ? Gak apa-apa kok bu, tadi Wanto cuman kepleset. Ooaalah yaudah kamu ganti sana terus tidur. Kemudian Wanto masuk ke dalam kamarnya dan terlelap.Ini adalah hari penentuan seleksi masuk TimNas, Wanto berpamitan kepada kedua orang tuanya kemudian dia menuju ke stadium. Sesampainya di stadium, dia bertemu dengan Denny Gimana To kakimu sudah sembuh ? Sudah agak mendingan tapi masih agak nyeri Den. Dan seleksi dimulai. Seperti biasa Ferdi selalu mencelakakan Wanto, Ferdi ingin sekali Wanto tidak terpilih masuk TimNas. Selama seleksi berlangsung, coach Jimmy memperhatikan satu per satu di antara anak-anak itu. Ketika Ferdi sedang mencelakakan Wanto, Jimmy melihatnya Heh kamu Ferdi kesini !!! Ada apa coach ? Sekarang saya tau kalau kamu ingin mencelakakan Wanto, kamu keluar dari sini !!! Tapi coach ? Bukan maksud saya mencelakakan Wanto. Tidak ada tapi-tapian, sekarang kamu keluar sekarang !!! Kamu saya coret dalam daftar seleksi !!!!! Jimmy sangat marah kepada Ferdi dan mengusirnya keluar lapangan. Anak-anak seleksi sudah selesai dan besok saya umumkan siapa saja yang masuk TimNas,untuk kamu Wanto, lain kali jangan takut yaa sama anak kayak Ferdi, dia cuman bisanya main kasar, kata Jimmy. Baik coach saya mengerti, jawab Wanto.Seusai seleksi berakhir, Wanto dan Denny saling mengobrol, Gimana To kamu yakin gak kalau kamu akan masuk TimNas ? Insya Allah saya yakin akan masuk, saya akan berdoa kepada Allah supaya diberi kemudahan Masuk TimNas dan saya akan menjadi pemain basket yang hebat Den. Wah kamu yakin banget, saya setuju karena kamu memiliki skill basket yang bagus, nah aku pulang dulu yaa, sampai ketemu besok, semoga kita bisa terpilih masuk TimNas To. Aaaammmmmiiiiiiinnnnnn pasti Allah akan selalu mendengar doa kita Den. Kemudian Wanto dan Denny pulang ke rumah. Hari yang di tunggu datang juga, hari dimana pengumuman kelulusan dan hasil seleksi basket. Hati Wanto sangat berdebar-debar. Perlahan dia melangkahkan kaki dari rumah ke sekolah. Sesampainya di sekolah, sekolah sudah ramai dengan siswa-siswa yang menunggu kelulusan. Eh Wanto kemana aja akhir ini ? Wah pasti lagi sibuk latihan basket yaa, denger-denger kamu ikut seleksi TimNas basket yaa ?, tanya temannya. Maaf ya teman-teman dari kemarin saya gak kumpul sama kalian, kemarin baru saja saya ikut seleksi TimNas, doakan saya ya teman-teman. Pasti dong, kami selalu mendoakan dan mendukungmu setiap saat. Tak berapa lama terdengar suara dari speaker Maaf anak-anak sudah lama menunggu, selamat buat kalian yang telah lulus 100% dan selamat buat Kelly Purwanto yang telah menjadi juara sekolah dengan nilai 59.00. Wanto sangat senang mendengar pengumuman itu, dia juga menjadi bintang sekolah, tidak sia-sia dia belajar dengan sungguh-sungguh. Selamat yaa To, kamu mendapatkan nilai tertinggi, sekali lagi selamat, kata temannya sambil menyalami Wanto.Setelah Wanto dari sekolah, dia kemudian menuju stadium untuk melihat hasil seleksi. Dengan tergesa-gesa dia meninggalkan sekolah, dia tidak sabar ingin mengetahui hasil seleksi. Setelah sampai di stadium, sudah banyak anak yang melihat hasil seleksi. Hei Wanto, gimana kamu lulus ? tanya Denny. Alhamdulillah saya lulus dan mendapat nilai terbaik Den, jawab Wanto. Ayo To kita kesana melihat nama kita tercantum di papan pengumuman atau tidak, ajak Denny. Kemudian mereka melihat papan pengumuman itu, satu demi satu nama mereka lihat, dari atas sampai bawah tak lupu dari penglihatan mereka. Hore !!!! Aku keterima masuk TimNas Den dan kamu juga tu, namamu ada di bawah namaku, teriak Wanto. Mereka berdua sangat senang sekali bisa masuk TimNas sesuai impian mereka dan kemudian mereka sujud syukur kepada Allah karena tanpa Allah mereka tidak ada apa-apanya dan mereka tidak sia-sia selama ini sudah berlatih keras tanpa rasa lelah. Akhirnya Wanto dan Denny menjadi sahabat baik. Walaupun Wanto dari keluarga yang sederhana yang orang tuanya hanya menjadi petani, tapi dia bisa menunjukkan bahwa tekad dan kemauan yang kuat dan tidak lupa selalu berdoa kepada Allah akan bisa membuahkan sebuah hasil yang luar biasa.