repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › chapter iii- v... · bab...

25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan rancangan case control. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 terhadap blok paraffin jaringan kista ovarium jinak dan ovarium normal. Dalam penelitian ini, tidak diberikan perlakuan terhadap variabel, namun hanya dilihat hasil pulasan immunohistokimia HE4. Pengukuran variabelnya hanya dilakukan satu kali dan pada satu saat. 3.2. Tempat dan waktu penelitian `Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU, dan pemeriksaan imunohistokimia dilakukan di Laboratorium Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilakukan bulan Mei hingga Juni 2017. 3.3. Subjek Penelitian Objek penelitian kelompok kasus adalah blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari operasi ginekologi kista ovarium benigna. Objek penelitian kelompok kontrol adalah blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari operasi ginekologi non kista ovarium, seperti pada pasien menopause yang menjalani operasi total abdominal histerektomi dan bisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium, mioma uteri, Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan

rancangan case control. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi

imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 terhadap blok paraffin jaringan

kista ovarium jinak dan ovarium normal.

Dalam penelitian ini, tidak diberikan perlakuan terhadap variabel, namun

hanya dilihat hasil pulasan immunohistokimia HE4. Pengukuran variabelnya

hanya dilakukan satu kali dan pada satu saat.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

`Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran USU, dan pemeriksaan imunohistokimia dilakukan di Laboratorium

Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Medan. Penelitian ini dilakukan bulan Mei hingga Juni 2017.

3.3. Subjek Penelitian

Objek penelitian kelompok kasus adalah blok paraffin jaringan kista

ovarium benigna yang diperoleh dari operasi ginekologi kista ovarium benigna.

Objek penelitian kelompok kontrol adalah blok paraffin jaringan ovarium

normal yang diperoleh dari operasi ginekologi non kista ovarium, seperti pada

pasien menopause yang menjalani operasi total abdominal histerektomi dan

bisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium, mioma uteri,

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

karsinoma endometrium stadium dini, yang memiliki hasil histopatologi ovarium

dalam batas normal.

3.4. Besar Sampel Penelitian

Besar sampel penelitian dihitung secara statistik dengan rumus87 :

dimana :

Zα = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α

yang ditentukan. Nilai α=0,10 Zα= 1,64

Zβ= nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai β

yang ditentukan. Nilai β=0,20 Zβ= 0,84

P2= Proporsi pada kista ovarium benigna = 0,2 25

Q2= 1-P2 = 0,8

P1= Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan ketetapan peneliti =

0,8

Q1= 1-P1 = 0,2

P1-P2= Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna= 0,6

P= Proporsi total = = 0,5

Q= 1-P = 0,5

n1= Besar sampel kelompok 1 (kasus)

n2= Besar sampel kelompok 2 (kontrol)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Maka perhitungan besar sampel penelitian berdasarkan rumus tersebut

didapatkan besar sampel minimal untuk masing-masing kelompok adalah n1=

n2= 18,63 dibulatkan 19 sampel (jumlah sampel masing-masing kasus dan

kontrol), sehingga total besar sampel minimal pada penelitian ini adalah 38

sampel. Namun pada penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan

imunohistokimia HE4 pada blok paraffin kista ovarium benigna sebanyak 20

sampel, dan blok paraffin jaringan ovarium normal sebanyak 20 sampel,

sehingga total akan diperiksa sebanyak 40 sampel.

3.5. Kriteria Penelitian

3.5.1. Kriteria Inklusi

3.5.1.1. Kelompok Kasus

Blok parafin jaringan kista ovarium benigna yang memenuhi kriteria inklusi

sebagai berikut :

1. Wanita dengan kista ovarium benigna

2. Leukosit < 11.000/mm3 , tidak dijumpai fokal infeksi

3. Tidak mempunyai riwayat tumor non ginekologis

4. Tidak mempunyai penyakit ginjal

3.5.1.2. Kelompok Kontrol

Blok parafin jaringan ovarium normal yang diperoleh pasien menopause yang

menjalani operasi total abdominal histerektomi dan bisalfingoooforektomi atas

indikasi hiperplasia endometrium, mioma uteri, karsinoma endometrium stadium

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

dini, yang memiliki hasil histopatologi ovarium dalam batas normal serta

memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Wanita yang menjalani pembedahan Total Abdominal Histerektomi –

Bisalfingoooforektomi dengan diagnosa non kista ovarium.

2. Tidak mempunyai penyakit ginjal.

3. Tidak mempunyai penyakit tumor non ginekologis lainnya.

3.5.2. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah :

1. Sediaan tidak dapat dianalisa oleh sebab pembuatan blok paraffin yang

tidak baik atau blok paraffin telah rusak.

2. Tidak memenuhi kriteria inklusi

3.6. Etika Penelitian

Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan Ethical Clearence, setelah

mendapatkan persetujuan dari Departemen Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan untuk pemeriksaan sampel blok

paraffin di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Medan.

3.7. Cara Kerja Penelitian

1. Setelah mendapatkan persetujuan dari komisi etik dalam melakukan

penelitian, penelitian dimulai dengan mengumpulkan data dari

Departemen Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik, RSU dr. Pirngadi

Medan, dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Universitas Sumatera Utara, berupa blok paraffin kista ovarium benigna

dan ovarium normal.

2. Dari data histopatologi tersebut, diambil data rekam medik tentang

identitas lengkap dan karakteristik pasien.

3. Dilakukan pewarnaan imunohistokimia. Prosedur imunohistokimia

dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara dengan melakukan pewarnaan

imunohistokimia Human HE4 Antibody (R & D system). Dengan

prosedur pelaksanaan sebagai berikut :

a. Deparafinisasi slide (dengan Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3) masing-

masing dikerjakan selama 5 menit

b. Kemudian dilakukan rehidrasi dengan alkohol absolute, alkohol

95%, alkohol 80%, alkohol 70%) selama 4 menit

c. Lalu dicuci dengan air mengalir selama 5 menit

d. Masukkan slide ke dalam PT Link Deko Epitope Retrieval : set up

pretreat 65°C, running time 98°C selama 15 menit

e. Pap pen, segera masukkan dalam Tris Buffered Saline (TBS) pH

7,4 selama 9 menit

f. Prosedur pewarnaan menurut tabel dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Tabel 3.7. Prosedur Pewarnaan

LANGKAH INSTRUKSI PENCUCIAN/

WAKTU

Pretreatment Sesuai dengan petunjuk dari data

sheet antibody primer

3x2 menit

Jaringan Primer Aplikasi reagensia dan inkubasi

selama 5 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

Parafin Blok Aplikasi reagensia dan inkubasi

selama 5 menit pada suhu ruangan

Antibodi Primer Sesuai dengan petunjuk dari data

sheet antibody primer

3x2 menit

PolyVue PlusTM

Enhancer

Aplikasi reagensia dan inkubasi

selama 10 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

PolyVue PlusTM

HRP

Aplikasi reagensia dan inkubasi

selama 10 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

DAB/ Plus Aplikasi reagensia dan inkubasi

selama 5 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

Mayer’s

Hematoxylin

Aplikasi reagensia dan inkubasi

selama 2 menit pada suhu ruangan

lalu dicuci dengan air

3x2 menit

Dehidration/

Clearing/ Mounting

Sesuai metode rutin laboratorium N/A

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

3.8. Alat, Bahan Penelitian dan Instrumen Penelitian

3.8.1. Alat-alat Penelitian

Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : Mikrotom,

waterbath. Hot plate, Freezer, inkubator, staining jar, rak kaca objek,

kaca objek, rak inkubasi, Pensil Diamond, Pipet Mikro, timbangan bahan

kimia, kertas saring, pengukur waktu, gelas Erlenmeyer, gelas beker,

tabung sentrifuge, microwave, thermolyte stirrer, kaca penutup, entelan

dan mikroskop cahaya.

3.8.2. Bahan Penelitian

o Blok paraffin yang telah didiagnosa dengan pulasan Hematoksilin Eosin

sebagai jaringan kista ovarium.

o Pulasan immunohistokimia menggunakan metode The EnVision + Dual

Link System kit, teknik pulasan IHK 2 langkah. Antibodi primer yang

digunakan adalah Mouse monoclonal Hu-antibody HE4 dengan

pengenceran 1 : 20.

The Envision + Dual Link System kit terdiri dari :

o 1 Botol Dual endogenous enzyme block ( 15 ml)

o 1 Botol Labelled polymer –HRP ( 15 ml)

o 1 Botol DAB + Substrat Buffer ( 18 ml)

o 1 Botol DAB + Chromogen ( 1 ml)

o Larutan PBS :

o NaCl 87,5 gr + KH2PO4 1,92 gr dalam aquadest 800 ml

o Tambahkan dengan Na2HPO42H2O 15,33 gr, aduk sampai larut

o Tambahkan aquadest sampai 1 liter

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

o Bilas akan digunakan, harus diencerkan 10x.

o Larutan Buffer Sitrat :

o Citric acid 2,1 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest.

o Ditetesi dengan NaOH 2M sampai tercapai pH 6.

o Larutan DAB + Substrat-kromogen (1 ml larutan cukup untuk 10 jaringan)

:

o Langkah 1 : Masukkan ke aliquot 1 ml Substrat Buffer secukupnya ke

dalam kontainer ( tergantung dari jumlah spesimen yang akan

dikerjakan)

o Langkah 2 : Untuk setiap 1 mL buffer, tambahkan setetes (20 μL) cairan

DAB + Kromogen, campurkan segera.

o Larutan DAB + Substrat kromogen ini hanya stabil dalam ± 5 hari bila

disimpan dalam suhu 2-8⁰C

3.8.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah hasil pulasan

immunohistokimia HE4 terhadap sampel sediaan jaringan kista ovarium

benigna. Untuk penelitian terhadap pulasan immunohistokimia HE4 adalah

sebagai berikut:

o Kontrol Positif: Jaringan yang telah diketahui positif terhadap HE4

pada penelitian terdahulu (dalam hal ini jaringan fibro adenoma

mammae)

o Kontrol negatif : Kista Ovarium dengan antibodi primer

o Positif : Warna coklat yang tampil pada sitoplasma sel epitel maupun

stroma

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

o Dilakukan interpretasi sediaan tersebut oleh dua orang ahli Patologi

Anatomi. Pemeriksaan Histopatologi dilakukan dengan menggunakan

mikroskop cahaya 400x

o Kemudian dilakukan analisis data ekspresi imunohistokimia HE4

masing-masing kelompok penelitian.

o Penilaian imunohistokimia untuk ekspresi HE4 menggunakan skor

Allred karena sistem ini mempunyai sensitifitas dan spesifisitas lebih

baik dibandingkan dengan penilaian secara konvensional. Skor ini

adalah hasil penjumlahan skor persentase dari sel yang terwarnai

atau Proportion Score (PS) dan skor intensitas pewarnaannya atau

Intensity Score (IS).

Tabel 3.8.3.1. Penilaian Proportion Score (PS) dan Intensity Score (IS).88

Observasi PS PS atau IS

Observasi IS

Tidak ada yang terwarnai 0 Tidak terwarnai

Kurang dari 1% sel terwarnai 1 Intensitas pewarnaan lemah

1 - 10% sel terwarnai 2 Intensitas pewarnaan sedang

11 - 33% sel terwarnai 3 Intensitas pewarnaan kuat

33 - 66% sel terwarnai 4

66 - 100% sel terwarnai 5

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Tabel 3.8.3.2. Interpretasi Score Allred88

Score total Interpretasi 0 – 2 Negatif

≥ 3 Positif

IHK HE 4, 40x (+ atau ++) No. slide: O/3926/16

IHK HE 4, 100x (+++) No. slide: O/4374/16

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

3.9. Analisis Data

Analisa data dan uji statistik dilakukan secara terkomputerisasi. Hasil

penelitian akan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk menganalisa

perbedaan akurasi dua observer akan dihitung nilai kappa, dimana jika validitas

>75% maka tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kedua pengamatan

observer. Hubungan antar variabel dilakukan uji statistik Chi square dengan

derajat kepercayaan 95% dan p<0,05 dianggap bermakna.

3.10. Definisi Operasional

Tabel 3.10. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara dan alat ukur Hasil ukur Kategori

Kista Ovarium

Benigna

Kista Ovarium jinak

yang dibuktikan

berdasarkan

pemeriksaan

histopatologi yang

dilakukan oleh ahli

patologi anatomi

pemeriksaan

histopatologi pasca

pembedahan

Benigna Nominal

Jaringan

Ovarium

Normal

jaringan ovarium

normal yang diperoleh

pasien menopause

yang menjalani operasi

total abdominal

histerektomi dan

bisalfingoooforektomi

atas indikasi

hiperplasia

endometrium, mioma

uteri, karsinoma

endometrium stadium

dini, yang memiliki

pemeriksaan

histopatologi pasca

pembedahan

Ovarium Normal Nominal

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

hasil histopatologi

ovarium dalam batas

normal

Human

Epididymis

Protein 4

Penanda tumor

ovarium

Pewarnaan

Imunohistokimia yang

diamati oleh dua

orang

Negatif :

Bila tidak berhasil

menampilkan warna

coklat, dimana pada

saat proses yang sama

kontrol (+)

menampilkan warna

coklat dengan

pewarnaan kromogen

DAB

Positif:

Bila terlihat tampilan

pulasan warna coklat

pada sitoplasma sel

epitel ataupun stroma

dengan menggunakan

mikroskop cahaya

pembesaran 400x pada

5 lokasi lapangan

pandang dan pada saat

yang sama kontrol (+)

juga menampilkan

warna yang sama.

Skor intensitas warna

coklat:

0 = negatif

+1= lemah

+2 = sedang

+3 = kuat

Nominal

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Usia masa hidup pasien

sejak tanggal kelahiran

dilihat tanggal lahir

dari rekam medis

< 20 tahun

20-50 tahun

> 50 tahun

Ordinal

Paritas jumlah kelahiran yang

pernah dialami

dilihat dari rekam

medis

Virgo

Nullipara

Paritas ≥1

Nominal

Usia

Menarche

umur pasien saat

mendapatkan haid

pertama kali

kalender dalam tahun

melalui anamnesis

≤12 tahun >12 tahun. Nominal

Indeks Massa

tubuh (IMT)

Suatu pengukuran

yang menghubungkan

(membandingkan)

berat badan dengan

tinggi badan

Alat pengukur berat

badan/ timbangan

dalam satuan

Kilogram serta alat

pengukur tinggi

badan dalam satuan

meter dan kalkulator

untuk menghitung

indeks massa tubuh

WHO :

Underweight :

< 18,5

Normal :

18,5-24,9

Overweight:

25-29,9

Obese :

> 30

3

0

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

3.11. Alur Penelitian

3.

Data Laporan Rekam Medik Diagnosa dan Data Umum

Pasien

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel Blok Parafin Jaringan Ovarium

Jaringan Kista Ovarium Benigna

Jaringan Ovarium Normal

Pewarnaan Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4

Analisa Data

Pembacaan Ekspresi Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek penelitian kelompok kasus sebanyak

20 blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari tindakan

operasi ginekologi kasus kista ovarium jinak. Sedangkan subjek penelitian

kelompok kontrol sebanyak 20 blok paraffin jaringan ovarium normal yang

diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus non kista ovarium benigna.

Pengamatan hasil pulasan immunohistokimia HE4 dilakukan oleh dua

orang observer. Untuk menganalisa perbedaan akurasi dua observer digunakan

nilai kappa, dimana didapatkan nilai uji Kappa sebesar 85,5%. Karena tidak ada

perbedaan antara kedua observer, maka pada penelitian ini digunakan hasil

pemeriksaan dari observer 1.

4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Gambaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, usia

menarche, paritas, Indeks massa tubuh, dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Tabel 4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia, Usia

Menarche, Paritas, dan Indeks Massa Tubuh.

Karakteristik Kista Ovarium Jinak Ovarium normal

(n%) (n%)

Usia (tahun)

<20 3 (15) 0 (0)

20-50 14 (70) 8 (40)

>50 3 (15) 12 (60)

Usia Menarche (tahun)

≤12 17 (85) 15 (75)

>12 3 (15) 5 (25)

Paritas

Virgo 4 (20) 0 (0)

Nullipara 2 (10) 0 (0)

≥ 1 14 (70) 20 (100)

Indeks Massa Tubuh

Normoweight 14 (70) 15 (75)

Overweight 4 (20) 5 (25)

Obese 2 (10) 0 (0)

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok kista ovarium jinak

lebih banyak dengan usia 20-50 tahun sebanyak 14 orang (70%) kemudian

dengan usia <20 tahun dan >50 tahun masing-masing 3 orang (15%). Pada

kelompok ovarium normal lebih banyak dengan usia >50 tahun sebanyak 12

orang (60%) dan lainnya dengan usia 20-50 tahun sebanyak 8 orang (40%).

Dari usia menarche baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium

normal, terbanyak dijumpai usia menarche ≤12 tahun masing-masing 17 orang

(85%) dan 15 orang (75%).

Dari jumlah paritas, pada kelompok kista ovarium jinak terbanyak

dengan paritas ≥1 sebanyak 14 orang (70%) sedangkan kelompok ovarium

normal seluruhnya dengan paritas ≥1 (100%).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Dari indeks massa tubuh baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium

normal, terbanyak dengan indeks massa tubuh normoweight masing-masing 14

orang (70%) dan 15 orang (75%).

4.1.2. Distribusi Histopatologi Kista Ovarium Benigna

Gambaran subjek penelitian berdasarkan klasifikasi kista ovarium

benigna dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1.2. Distribusi Histopatologi Kista Ovarium Benigna Histopatologi Kista Ovarium Benigna

Jumlah N (%)

Epitel Cystadenoma musinosum 8 40 Cystadenoma serosum 7 35 Kista Endometriosis 2 10

Non Epitel Kista Dermoid 3 15

Tabel di atas menunjukkan distribusi histopatologi kista ovarium jinak,

dimana terbanyak jenis epitel (85%) yaitu Cystadenoma musinosum (40%),

Cystadenoma serosum (35%), Kista Endometriosis (10%). Sedangkan jenis

non epitel hanya sebanyak 15% yaitu kista dermoid.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

4.1.3. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium

Benigna dan Ovarium Normal.

Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan

kista ovarium benigna dan ovarium normal tampak pada tabel dibawah ini.

4.1.3. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium

Jinak dan Ovarium Normal.

Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan

kista ovarium jinak dan ovarium normal tampak pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.3. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista

Ovarium Jinak dan Ovarium Normal.

Subjek Penelitian

Ekspresi HE4 (Skor Allred)

p* OR IK 95% Positif n (%)

Negatif n (%)

Total N (%)

Kista Ovarium Jinak

12

(60)

8

(40)

20

(100)

<0,001 0,4 0,23-0,68

Ovarium normal 0

(0)

20

(100)

20

(100)

*) uji chi square

Tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa kelompok kista ovarium jinak memiliki

ekspresi HE4 sebagian besar positif yaitu 12 orang (60%) dan negatif sebanyak

8 orang (40%). Sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya memiliki

ekspresi HE4 negatif (100%). Secara statistik dijumpai adanya hubungan yang

bermakna antara kelompok subjek penelitian dengan ekspresi HE4 dengan nilai

p < 0,05, dengan odds ratio untuk kemungkinan ekspresi HE4 negatif sebesar

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

0,4 (IK 95% 0,23-0,68) yang berarti bahwa kista ovarium jinak memiliki

kemungkinan ekspresi HE4 negatif hanya sekitar 0,4 kali lipat.

4.1.4. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium

Benigna Berdasarkan Histopatologi.

Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan

kista ovarium benigna berdasarkan histopatologi tampak pada tabel dibawah

ini.

Tabel 4.1.4 Ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium

benigna berdasarkan subtipe histopatologi

Ekspresi HE4

p-value*

Positif Negatif

n % N %

Cystadenoma musinosum 2 66,7 1 33,3 0,98

Cystadenoma serosum 5 62,5 3 37,5 0,77

Kista endometriosis 4 57,1 3 42,9 0,89

Kista dermoid 1 50,0 1 50,0 0,71

*Uji Regresi Logistik

Tabel 4.1.4 menunjukkan bahwa ekspresi HE-4 positif tertinggi dijumpai pada

kelompok cystadenoma musinosum yaitu sebanyak 2 orang (66,7%).

Sedangkan ekspresi HE-4 negatif terutama dijumpai pada subtipe cystadenoma

serosum dan kista endometriosis. Secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa

tidak terdapat hubungan antara jenis subtipe kista ovarium benigna dengan

ekspresi immunohistokimia HE-4 (p>0,05).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

4.2. Pembahasan

Penelitian dilakukan terhadap kelompok kasus 20 blok paraffin jaringan

kista ovarium benigna yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus

kista ovarium jinak. Sedangkan subjek penelitian kelompok kontrol sebanyak 20

blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari tindakan operasi

ginekologi kasus non kista ovarium benigna.

Hasil yang diperoleh bahwa pada kelompok kista ovarium jinak lebih

banyak dengan usia 20-50 tahun sebanyak 14 orang (70%) kemudian dengan

usia <20 tahun dan >50 tahun masing-masing 3 orang (15%). Pada kelompok

ovarium normal lebih banyak dengan usia >50 tahun sebanyak 12 orang (60%)

dan lainnya dengan usia 20-50 tahun sebanyak 8 orang (40%). (tabel 4.1.1)

Peningkatan risiko yang dikaitkan dengan kista ovarium adalah

bertambahnya usia, menarche dini dan menopause terlambat. Proses

pertambahan usia akan memungkinkan perpanjangan waktu untuk

menyebabkan perubahan genetik secara acak dalam epitel permukaan

ovarium. Stimulasi yang berulang pada epitel permukaan ovarium akan

menyebabkan perubahan. Teori patogenesis kista ovarium ini disebut dengan

hipotesis “incessant ovulation”. Proses perbaikan jaringan epitel ovarium akibat

periode panjang ovulasi yang berulang dan siklik menyebabkan proliferasi

seluler yang cukup sering. Hal ini akan dapat memicu adanya mutasi gen p53

pada fase DNA. Sehingga peristiwa ini dianggap berkontribusi terhadap proses

tumorigenesis kista ovarium.43,44 Pada penelitian ini dijumpai paling banyak

pada usia 20 – 50 tahun dimana hal tersebut berkaitan dengan usia reproduktif

pasien dengan adanya proses ovulasi yang terus berlangsung pada setiap

siklus menstruasi sehingga memperbesar peluang terbentuknya kista ovarium.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Dari usia menarche baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium

normal, terbanyak dijumpai usia menarche ≤12 tahun masing-masing 17 orang

(85%) dan 15 orang (75%). (Tabel 4.1.1). Hal ini sejalan dengan teori incessant

ovulation yang menunjukkan bahwa pada pasien dengan menarche yang dini

terjadi peningkatan risiko kista ovarium.43,44

Dari jumlah paritas, pada kelompok kista ovarium jinak terbanyak

dengan paritas ≥1 sebanyak 14 orang (70%) sedangkan kelompok ovarium

normal seluruhnya dengan paritas ≥1 (100%). (Tabel 4.1.1). Suatu penelitian

mendapatkan bahwa wanita nullipara akan memiliki dua kali risiko yang lebih

tinggi terkena kista ovarium, tetapi alasan pastinya belum sepenuhnya jelas.

Risiko ini akan menurun dengan riwayat melahirkan dan stabil pada wanita

yang melahirkan sebanyak enam kali. Risiko akan menurun pada wanita yang

melahirkan yang memberikan ASI dimana hal ini mungkin memiliki efek

perlindungan dengan memperpanjang periode amenore.31,41,42

Dari indeks massa tubuh baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium

normal, terbanyak dengan indeks massa tubuh normoweight masing-masing 14

orang (70%) dan 15 orang (75%). (Tabel 4.1.1). Meningkatnya distribusi lemak

tubuh bagian atas, juga merupakan faktor risiko terjadinya kista ovarium.

Diduga stimulasi dari estrogen ekstraovarian khususnya dari jaringan adiposa

berperan dalam perkembangan kista ovarium.35

Distribusi histopatologi kista ovarium benigna, dimana terbanyak jenis epitel

(85%) yaitu cystadenoma musinosum (40%), Cystadenoma serosum (35%),

Kista Endometriosis (10%). Sedangkan jenis non epitel hanya sebanyak 15%

yaitu kista dermoid. (Tabel 4.1.2). Hal ini sejalan dengan teori dimana insiden

kista ovarium benigna terbanyak sesuai urutan antara lain kista ovarii simpleks,

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

kistadenoma ovarii musinosum, kistadenoma ovarii serosum, kista

endometrioid, kista dermoid.22,25

Kelompok kista ovarium jinak memiliki ekspresi HE4 sebagian besar

positif yaitu 12 orang (60%) dan negatif sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan

kelompok ovarium normal seluruhnya memiliki ekspresi HE4 negatif (100%).

Secara statistik dijumpai adanya hubungan yang bermakna antara kelompok

subjek penelitian dengan ekspresi HE4 dengan nilai p < 0,05, dengan odds

ratio untuk kemungkinan ekspresi HE4 negatif sebesar 0,4 (IK 95% 0,23-0,68)

yang berarti bahwa kista ovarium jinak memiliki kemungkinan ekspresi HE4

negatif hanya sekitar 0,4 kali lipat. (Tabel 4.1.3)

Ekspresi dari HE4 pada kista inklusi kortikal dengan epitel tipe Mullerian

dan pada karsinoma ovarium menunjukkan bahwa ekspresi HE4 dapat dapat

timbul pada berbagai tahap awal karsinoma ovarium. Fakta bahwa galur sel

kanker ovarium yang mengekspresikan HE4 endogen dengan RT-PCR

menunjukkan kesempatan untuk memulai karakterisasi dari biologi seluler dari

protein tersebut. Studi imunofluoresensi menunjukkan bahwa HE4

didistribusikan pada regio dari sitoplasma dengan pola perinuklear dari

retikulum endoplasma dan aparatus Golgi.17,81 Adanya temuan positif HE4 pada

kista ovarium jinak tidak sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya Studi

dari Escudero dkk (2011) menunjukkan bahwa HE4 kurang dipengaruhi oleh

jenis kelamin atau status menopause dibandingkan CA-125. HE4 kadarnya

tidak meningkat pada kondisi jinak bila dibandingkan dengan CA-125, termasuk

kondisi ginekologik jinak. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini

diantaranya Drapkin dkk (2005) mendeteksi HE4 pada permukaan sel epitel

pada kista inklusi kortikal pada 11 ovarium yang secara histologis terbukti jinak.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

Ekspresi dari protein HE4 seperti pada penanda ovarium lainnya dapat

diidentifikasi dengan analisa ekspresi gen dan dijumpai pada proses terkait

pembentukan kista inklusi kortikal dan metaplasia Mullerian.18

Hasil penelitian ini tampaknya dapat dijawab oleh model dua pathway

dikembangkan oleh Shih dan Kurman (2004) dalam usaha untuk

menggabungkan temuan klinis, histopatologis dan genetik molekuler pada

kanker ovarium. Mereka juga menemukan perbedaan pada TP53 dan mutasi

KRAS yang dijumpai antara tumor serosa borderline (SBT) dan karsinoma

serosa. SBT menunjukkan subset tumor ovarium serosa yang non invasif,

tampaknya berkembang dari kistadenoma serosa benigna, dan berkembang

sangat perlahan menjadi karsinoma serosa derajat rendah. SBT tidak memiliki

mutasi TP53 yang merupakan karakteristik karsinoma serosa derajat tinggi.

Pengamatan ini menunjukkan formulasi yang mengklasifikasikan seluruh tumor

ovarium sebagai tipe I dan tipe II. Tumor tipe I termasuk seluruh histotipe utama

(serosa, endometrioid, musinosum, sel jernih, dan transisional), menunjukkan

gambaran arsitektural dan inti sel derajat rendah, pertumbuhan yang lambat,

dan dapat dihubungkan dengan lesi prekursor ovarium jinak. Alterasi genetik

utama diantara tumor tipe I adalah mutasi KRAS dan BRAF, dimana keduanya

mengaktivasi jalur sinyal MAPK onkogenik.44

Ekspresi HE-4 positif tertinggi dijumpai pada kelompok cystadenoma

musinosum yaitu sebanyak 2 orang (66,7%). Sedangkan ekspresi HE-4 negatif

terutama dijumpai pada subtipe cystadenoma serosum dan kista endometriosis.

Secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara

jenis subtipe kista ovarium benigna dengan ekspresi immunohistokimia HE-4

(p>0,05). (Tabel 4.1.4). Namun oleh karena ditemukan peningkatan ekspresi

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

HE4 pada kista ovarium benigna hal ini menunjukkan bahwa HE4 berperan

pada proses tumorigenesis kista ovarium benigna. Ekspresi dari HE4 dalam

progresi dari neoplasma jinak menjadi borderline hingga maligna belum

dipahami sepenuhnya. Temuan pada tingkat pemeriksaan histopatologis

menunjukkan bahwa HE4 tidak saja di ekspresikan pada tumor ganas ovarium,

tetapi juga pada berbagai lesi jinak ovarium. Temuan sebelumnya telah

menunjukkan HE4 menunjukkan ekspresi kuat pada karsinoma serous dan

endometrioid. HE4 pada studi Georgakopoulos dkk (2012) menunjukkan

ekspresi kuat pada clear cell carcinoma, borderline serous tumors,

endometriosis, dan mucinous cystadenoma ovarii. Pada tuba fallopii dan

karsinoma tuba fallopii menunjukkan peningkatan level ekspresi HE4. HE4 di

ekspresikan secara kuat pada karsinoma primer dari tuba fallopi dan sel – sel

sekretori dan interkalasi jinak tuba fallopii, pada kista inklusi kortikal, dan pada

sel mesotelial. Meskipun ekspresi HE4 dapat terlihat pada berbagai jaringan

kista ovarium jinak, mukosa tuba normal, dan sel mesotelial dapat

menyingkirkan kegunaan HE4 sebagai penanda untuk skrining primer, namun

ekspresi yang kuat pada karsinoma ovarium dan tuba menunjukkan bahwa HE4

dapat berguna sebagai penanda yang sensitif untuk rekurensi penyakit.

Ekspresi yang kuat pada beberapa lesi ovarium jinak menunjukkan bahwa HE4

mungkin memiliki keterbatasan spesifisitas sebagai penanda tumor ovarium.90

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 66909 › Chapter III- V... · BAB III 3.1. Rancangan penelitianbisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium,

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Subjek penelitian kelompok kista ovarium jinak terbanyak dengan usia

20-50 tahun, usia menarche ≤12 tahun, paritas ≥1, IMT normal

sedangkan kelompok ovarium normal terbanyak dengan usia >50 tahun,

usia menarche ≤12 tahun, paritas ≥1, IMT normal.

2. Distribusi histopatologi kista ovarium benigna terbanyak dengan jenis

epitel.

3. Ada hubungan yang bermakna antara kista ovarium benigna dengan

ekspresi HE4 dengan OR sebesar 0,4.

4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis histopatologi kista

ovarium benigna dengan ekspresi HE4.

5.2. Saran

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai HE4 untuk lebih memahami

perannya pada patofisiologi terjadinya kista ovarium jinak.

Universitas Sumatera Utara