85559144 skripsi-tps (1)

171
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK – PAIR – SHARE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG SKRIPSI Oleh Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Oktober 2009

Upload: adnan-cmoci

Post on 04-Aug-2015

304 views

Category:

Social Media


1 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK – PAIR – SHARE DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG

SKRIPSI

Oleh

Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Oktober 2009

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK- PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah

Oleh

Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Oktober 2009

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO

SKRIPSI

Oleh

Ida Fitria Prastuti NIM. 07140058

Telah Disetujui pada Tanggal 15 Oktober 2009

Oleh Dosen Pembimbing

Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK NIP. 150 303 049

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dra. Hj. Sulalah, M.Ag. NIP 150 267 279

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG

SKRIPSI

dipersiapkan dan disusun oleh Ida Fitria Prastuti (07140058)

dengan nilai… telah dipertahankan di depan dewan penguji

pada tanggal 25 Oktober 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tanggal 30 Oktober 2009

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang Abdul Ghofur, M.Ag NIP. 150 368 773

:

Sekretaris Sidang Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK NIP. 150 303 049

:

Pembimbing Dr. Wahidmurni, M.Pd., AK NIP. 150 303 049

:

Penguji Utama Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279

:

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim M alang

Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150 275 502

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur ku panjatkan

Kehadirat Allah SWT

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada Bapak, IBU, dan kedua Kakakku, dan

Keluargaku atas segala pengorbanan, do’a, dan kasih sayang

yang selalu mengalir tiada henti.

Kepada para Bapak Ibu Guru dan Dosen

yang tiada pernah lelah dalam mencurahkan segala ilmunya untuk membimbingku.

Sahabat-sahabatku dan teman-teman PGMI angkatan ‘05

Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya

Kepada kita semua. Amin

MOTTO

…… ¢ (#θçΡuρ$ yè s? uρ ’ n? tã Îh�É9ø9 $# 3“uθ ø)−G9$#uρ ( Ÿω uρ (#θ çΡ uρ$ yès? ’ n? tã ÉΟøO M}$# Èβ≡ uρô‰ ãèø9 $#uρ 4 (#θ à)̈? $#uρ ©! $# ( ¨β Î) ©!$# ߉ƒÏ‰ x© É>$ s)Ïè ø9$# ∩⊄∪

Artinya : “…….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu

kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah Ayat 2).1

1 Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur’an dan Terjemahnya (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), hlm. 106

Dr. Wahidmurni, M.Pd.,AK Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahi m Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Ida Fitria Prastuti, A. Ma Malang,13 Oktober 2009 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di

Malang

Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Ida Fitria Prastuti NIM : 07140058 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah (PGMI) Judul Skripsi : Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model

Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang”

maka selaku pembimbing kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr.Wahidmurni, M.Pd.,AK NIP. 150 303 049

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 13 Oktober 2009

Ida Fitria Prastuti

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur hanya bagi Allah Tuhan sekalian alam

yang menguasai semua makhluk dengan segala kebesaran-Nya yang senantiasa

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penerapan

Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

Sholawat serta salam semoga Allah selalu melimpahkan kepada beliau

Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah

membawa petunjuk kebenaran kepada umat manusia dan cahaya kebenaran yaitu

agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan

kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis

menjadi mahasiswa serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah di

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang terbatas dan jauh

dari kesempurnaan, sehingga tanpa bantuan pembimbing, dorongan dan petunjuk

dari berbagai pihak, maka sulit untuk menyelesaikanya. Oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur penulis ingin menyampaikan rasa

hormat serta ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang yang telah menyediakan fasilitas guna lancarnya

pembelajaran.

2. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Kedua Orang Tuaku dan keluarga yang telah ikhlas memberikan doa dan

dorongan spiritual maupun material dalam menuntut ilmu sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah.

5. Bapak Dr. Wahidmurni, M.Pd., A.K. selaku Dosen Pembimbing yang

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing dan memberikan

pengarahan serta meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat

tersusun.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

yang telah mendidik penulis selama belajar di UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.

7. Bapak Syofiyul Ibad, S.Pdi selaku Kepala Sekolah MI Islamiyah

Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

8. Bapak Sukardi, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Matematika kelas IV MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, terima kasih atas waktu

dan kesediaan bapak dalam memberikan informasi dan jam pelajaran

untuk melakukan penelitian ini.

9. Semua staf dan guru-guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro yang

turut serta dalam membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku, Anita, Lalu, Oci, Cicik, Fety yang selalu membantu

dalam segala hal dan selalu memberikan support.

11. Teman-teman PGMI angkatan 2005 yang telah memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya dan do’a yang tulus semoga apapun yang telah disumbangkan

kepada penulis, sekecil apapun wujudnya tercatat sebagai amal yang diterima oleh

Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hari, penulis menyadari bahwa penulisan

skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Malang, 13 Oktober 2009

Penulis

DAFTAR TABEL

Table 2.1: Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ....................................... 36

Table 3.1: Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share ....... 59

Table 3.2: Pedoman Observasi Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan

Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share ................................... 61

Table 3.3: Kategori Sikap atau Minat Siswa ...................................................... 62

Table 3.4: Format Penilaian Terhadap Minat Siswa pada Mata Pelajaran

Matematika ...................................................................................... 63

Table 4.1: Profil MI Islamiyah Banjarpoh ........................................................ 77

Table 4.2: Data guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Tahun Pelajaran

2008/2009 ........................................................................................ 79

Table 4.3: Hasil Nilai Pretes ............................................................................. 81

Table 4.4: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap

KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-share

siklus I Pertemuan I ......................................................................... 85

Table 4.5: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM

Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus I

Pertemuan II ..................................................................................... 90

Table 4.6: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM

Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus II

Pertemuan II .................................................................................... 95

Table 4.7: Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM

Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share

Siklus II Pertemuan II.........................................................................100

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto 1 .......................................................................................... 149

Gambar 2. Foto 2 .......................................................................................... 150

Gambar 3. Foto 3 .......................................................................................... 151

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 121

Lampiran II Soal Lembar Kegiatan Siswa ................................................. 133

Lampiran III Hasil Penilaian ........................................................................ 140

Lampiran IV Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif model Think-Pair-

Share ...................................................................................... 146

Lampiran V Instrumen Wawancara Responden Siswa ................................ 148

LampiranVI Surat Penelitian ..................................................................... 152

Lampiran VII Surat Bukti Penelitian ........................................................... 153

Lampiran VIII Bukti Konsultasi ................................................................... 154

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv

ABSTRAK .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9

C. Tujuan ................................................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11

E. Hipotesis ............................................................................................ 12

F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah .......................................... 12

G. Definisi Istilah ................................................................................... 13

H. Sistematika Uraian ............................................................................ 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar Matematika ............................................................... 16

1. Konsep Motivasi Belajar ................................................................. 16

2. Fungsi Motivasi Belajar ................................................................... 18

3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Matematika ...... 18

4. Teknik Memotivasi .......................................................................... 20

B. Matematika di SD ............................................................................... 21

1. Hakekat Matematika di SD .............................................................. 21

2 Strategi Pembelajaran Matematika di SD ......................................... 23

C. KPK dan FPB ...................................................................................... 25

1. Konsep Faktor dan Kelipatan ........................................................... 25

2. KPK dari 2 atau 3 Bilangan ............................................................. 27

3. FPB dari 2 atau 3 Bilangan .............................................................. 28

D. Strategi Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 30

1. Konsep Strategi Pembelajaran ......................................................... 30

2. Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif ....................................... 31

3. Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif ...................................... 35

4. Macam-Macam Pembelajaran Kooperatif ....................................... 36

5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 38

6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif............................... 40

7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ...................... 42

8. Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share ............. 44

E. Penerapan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share pada

Pembelajaran Matematika ................................................................... 47

F. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam ............................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ................................................................................. 56

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 56

C. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 57

D. Sumber Data dan Jenis Data ................................................................ 58

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 58

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 64

G. Analisis Data ....................................................................................... 66

H. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 68

I. Tahapan Penelitian .............................................................................. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Obyek Penelitian ........................................................ 72

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ......... 72

2. Visi, Misi, Tujuan, MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ...................... 74

3. Prestasi yang Pernah Diperoleh ....................................................... 75

4. Fasilitas Pembelajaran ..................................................................... 75

5. Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................. 76

6. Profil MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang ................. 77

7. Struktur Personalia Guru MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo ............. 78

B. Paparan Hasil Penelitian ...................................................................... 79

1. Siklus I .......................................................................................... 80

a. Paparan Data Siklus I Pertemuan I ........................................... 80

1) Perencanaan Tindaklan ..................................................... 80

2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 82

3) Refleksi Tindakan ............................................................. 85

b. Paparan Data Siklus I Pertemuan II .......................................... 86

1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 86

2) Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 87

3) Refleksi Tindakan ............................................................. 90

2. Siklus II ......................................................................................... 91

a. Paparan Data Siklus II Pertemuan I .......................................... 91

1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 91

2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 92

3) Refleksi Tindakan ............................................................. 95

b. Paparan Data Siklus II Pertemuan II ........................................ 96

1) Perencanaan Tindakan ....................................................... 96

2) Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 97

3) Refleksi Tindakan ........................................................... 100

C. Temuan Penelitian

1. Siklus I……………………………………………………………..101

a. Perencanaan ..................................................................... ….101

b. Pelaksanann ........................................................................... 101

c. Penilaian ............................................................................... 102

2. Siklus II………………. ............................................................... 103

a. Perencanaan .......................................................................... 103

b. Pelaksanaan ........................................................................... 104

c. Penilaian ............................................................................... 105

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Perencanaan ..................................................................................... 107

B. Pelaksanaan ...................................................................................... 108

C. Penilaian .......................................................................................... 113

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 115

B. Saran ................................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

ABSTRAK

Prastuti, Ida Fitria. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair–Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. Wahidmurni, M.Pd.,Ak.

Kata Kunci: Cooperative Learning, Think-Pair-Share, Motivasi Belajar, Matematika

Memperhatikan banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di Indonesia, salah satunya adalah selama ini matematika seringnya dipresepsikan oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit dipahami penerapannya baik teori maupun konsep-konsepnya, maka sebaiknya penyelenggaraan pembelajaran matematika mampu mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, dengan menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran matematika akan tercapai jika di dukung dengan iklim pembelajaran yang kondusif, guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa, dimana kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika semakin aktif siswa dalam pembelajaran, maka semakin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Untuk itu peneliti menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika. Strategi ini sebagai salah satu solusi untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan terutama pada pelajaran matematika.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses perencanaan, proses pelaksanaan dan proses pengevaluasian penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, metode dokumentasi, angket, metode wawancara. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Analisis data dilakukan secara kualitatif karena pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, hal ini terbukti dengan adanya perubahan yang signifikan pada tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, indikator yang dicapai adalah siswa tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas, tampak gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. Dan strategi ini dapat mempererat hubungan kerjasama antar siswa, saling menghargai pendapat anggota kelompok.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-

perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika praktek-praktek pengajaran dan

pendidikan di Indonesia tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan

oleh negara-negara lain.

Pada abad 21 ini, praktek-praktek pembelajaran dan pendidikan di

sekolah-sekolah perlu diperbaharui. Salah satu masalah yang dihadapi dunia

pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana anak

kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran dikelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk

kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran,

pada mata pelajaran sains termasuk pelajaran matematika tidak dapat

mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena

strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses

pembelajaran di kelas.2 Untuk itu Peranan dunia pendidikan dalam

mempersiapkan anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat,

maka proses dan model pembelajaran perlu terus diperbaharui. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Media Group 2008) hlm. 1

Upaya pembaharuan proses tersebut, terletak pada tanggung jawab guru,

bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh anak didik

secara benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai

sejauh mana guru dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran

dengan baik. Strategi pembelajaran itu banyak macamnya, setiap strategi

pembelajaran sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran dan kemampuan

guru dalam mengelola proses pengajaran.

Matematika sebagai suatu pertanda perkembangan intelegensi manusia,

matematika juga merupakan salah satu cara mengembangkan cara berpikir

oleh karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-

hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Sehingga matematika perlu

dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini. 3

Matematika merupakan Ilmu Universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

mengembangkan daya pikir manusia.4 Matematika juga dapat menjadikan

siswa menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis, kritis, rasional dan

percaya diri. Tetapi matematika seringnya dianggap oleh siswa sebagai mata

pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun konsep-

konsepnya sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika belum

menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai

ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian akhir nasional

yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa 3 Herman Hujono, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika (Malang : Um Press, 2005), hlm.35 4 Depdiknas, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 387

Banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di Indonesia

merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di

sekolah. Masalah umum matematika yang banyak orang awam tahu seperti

rendahnya daya saing diajang internasional, rendahnya rata-rata NEM nasional

(paling rendah dibandingkan dengan pelajaran lainnya dan untuk sekolah

menengah selalu dibawah nilai rata-rata yang diharapkan), ini menunjukkan

bahwa betapa lemahnya kemampuan penguasaan matematika di negara kita

ini. Menurut Morris Kline bahwa jatuh bangunya suatu negara dewasa ini

tergantung dari kemajuanya di bidang matematika.5 Penggunaan matematika

atau berhitung dalam kehidupan sehari–hari telah menunjukkan hasil nyata

seperti dasar bagi disain ilmu teknik misalnya perhitungan untuk

pembangunan antariksa dan disamping dasar ilmu teknik metode matematika

memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi, oleh

karena itu sebagai langkah awal untuk mengarah pada tujuan yang diharapkan

adalah mendorong dan memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat

khususnya bagi para anak–anak atau peserta didik mulai dari tingkat dasar

hingga sampai ke tingkat yang lebih tinggi.

Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh besarnya

partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, semakin aktif siswa

mengambil bagian dalam proses pembelajaran maka makin berhasil kegiatan

pembelajaran tersebut. Tanpa aktivitas siswa, belajar tidak akan memberi hasil

yang baik. Dalam proses pembelajaran di kelas, biasanya siswa menerima

5 Lisnawati, Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika I (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm. 64.

informasi hanya dari guru, tanpa mencoba untuk menemukan sendiri

informasi tersebut. Akibatnya, pengetahuan yang diperoleh tidak bermakna

dalam kehidupan sehari–hari sehingga cepat terlupakan. Keberhasilan siswa

dalam belajar matematika sangat ditentukan oleh intensitas aktifitas siswa

yang menyertai proses belajarnya .

Selain itu juga keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak

terlepas oleh para tenaga pendidik dibidangnya dan bagi para peserta didik

yang sudah mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan merasa

senang dan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut. Akan tetapi jika

penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif,

maka kalau saja siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti

matematika sulit, tidak mampu menjawab, takut disuruh guru ke depan dan

sebagainya, sehingga menimbulkan adanya gejala matematika phobia

(ketakutan anak terhadap matematika) yang melanda sebagian besar siswa.

Para pendidik harus berupaya untuk memelihara maupun

mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya, seorang pengajar

harus memahami betul-betul teori belajar yang akan diajarkan. Seorang

pengajar matematika yang tidak menguasai materi matematika yang akan

diajarkannya, tidak mungkin ia dapat mengajar matematika dengan baik.

Demikian juga seorang pengajar yang tidak menguasai berbagai cara

penyampaian, tidak memperhatikan kemampuan dan kesiapan peserta didik

akan mengakibatkan rendahnya mutu pengajaran matematika dan dapat

menimbulkan kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran matematika

sehingga menimbulkan keenggangan belajar matematika bahkan mungkin

menjadi frustasi dalam diri peserta didik, demikian juga halnya dengan

motivasi belajar peserta didik. Seorang guru atau pendidik harus mempunyai

suatu cara atau strategi tersendiri untuk dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didiknya karena tanpa adanya motivasi maka akan sulit tercapainya

keberhasilan suatu pembelajaran.

Pembelajaran yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang mampu

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata

sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek dan melibatkan berbagai

aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptkan pembelajaran

yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan demi

tercapainya keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran adalah

keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai

tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam

pembelajaran.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah

strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa diajak untuk menuangkan ide

atau gagasan yang dimilikinya dan dapat berdiskusi dengan temannya untuk

memecahkan persoalan yang sedang dihadapi, saling bertukar pendapat,

dengan demikian siswa menjadi lebih aktif dan mengurangi tingkat kebosanan

yang selama ini dialami selama proses pembelajaran sehingga dapat

menimbulkan motivasi dalam belajar khususnya belajar matematika menjadi

menyenangkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, sebagai alternatif

pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan

penguasaan materi dan mutu pembelajaran matematika sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, maka pembelajaran kooperatif dapat

diterapkan. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang berorientasi pada pendekatan konstruktivis artinya siswa aktif dalam

memperoleh pengetahuan dan mereka membangun sendiri pengetahuan

tersebut. Model pembelajaran kooperatif ini memanfaatkan kecenderungan

siswa untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk

membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berfikir kritis, dan

kemampuan membantu teman.6

Pembelajaran kooperatif merupakan metodologi pengajaran yang dapat

dijadikan dan efektif untuk mengajarkan dan membelajarkan matematika dan

membantu menjadikan matematika menarik dan bisa di nikmati oleh siswa

maupun guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

matematika.7 Strategi-strategi kooperatif bisa diintegrasikan pada semua

tingkatan sekolah dan untuk semua tema matematika. Siswa belajar

bekerjasama dengan siswa lain dan berkomunikasi dalam bahasa matematika.

Suasana kelas kooperatif cenderung santai dan informal, bantuan selalu ada, 6 Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung : Alfabeta, 2009) hlm.12-13 7 Shlomo, Sharan, Handbook of Cooperative Learning (Yogyakarta : Imperium, 2009), hlm.374

pertanyaan-pertanyaan diajukan secara bebas dan dijawab, sehingga siswa

pemalu bisa menjadi mudah untuk terlibat. Banyak siswa yang menunjukkan

minat tinggi dalam aktivitas-aktivitas matematika dan memiliki kesempatan

yang lebih menarik dan lebih kreatif.

Terdapat beberapa pendekatan dari model pembelajaran kooperatif,

yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Investigasi

Kelompok (IK), Numbered-Head-Together (NHT), dan Think-Pair-Share

(TPS). Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk saling membantu antar

anggota dalam memahami pelajaran ataupun dalam menyelesaikan tugas

belajar. Siswa yang lemah akan mendapat bantuan dari temannya yang lebih

pandai. Sebaliknya, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuannya

dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya kepada temannya yang

berkemampuan rendah, sehingga pembelajaran kooperatif memberi peluang

kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling

bergantungan satu sama lain atas tugas-tugas bersama serta saling belajar untuk

saling menghargai satu sama lain.

Sehingga berdasarkan hal tersebut juga maka berdasarkan hasil observasi

dan wawancara dengan guru bidang studi matematika yaitu dengan Bapak

Sukardi, S.Pd dapat dikatakan bahwa :

“ Kondisi pembelajaran siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro khususnya pada pelajaran matematika cenderung pasif, sebagian besar siswa mengatakan kalau mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga sedikit sekali siswa yang suka dengan mata pelajaran ini, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa yaitu rata–rata nilai yang diperoleh masih rendah, seperti halnya pada pembelajaran KPK dan FPB siswa masih merasa kesulitan dan kurang paham dengan konsep KPK dan FPB. Faktor lainnya adalah selama ini masih menggunakan metode yang monoton yaitu ceramah, dan sebagai satu satunya sumber belajar, sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif, kalau diperhatikan pada

saat pelajaran berlangsung siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran dan memperhatikan namun faktor yang kurang mendukung adalah peran orang tua di rumah, mereka cenderung cuek atau kurang memperhatikan pendidikan anak–anaknya, dan tidak memberikan motivasi kepada anak–anaknya hal ini dapat diketahui pada saat siswa diberi pekerjaan rumah maka jarang sekali siswa yang mengerjakan.”8

Untuk lebih meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran

matematika guru mencoba mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran

kooperatif model think-pair-share dalam pembelajaranya, dengan tujuan agar

siswa lebih aktif dan membuat siswa menyukai pelajaran matematika sehingga

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Karena selama ini

kebanyakan pembelajaran yang dilakukan adalah siswa hanya duduk

mendengarkan ceramah dari guru, menulis, dan mengerjakan apa yang guru

berikan.

Dari situasi yang demikian ini maka tidak ada kesempatan bagi siswa

untuk menuangkan kreatifitas dan menuangkan gagasan yang dimilikinya, dan

berbagi (sharing) dengan temannya. Oleh sebab itu model pembelajaran aktif

merupakan jawaban atas permasalahan tentang rendahnya mutu kualitas

pembelajaran selama ini, dan diharapkan dapat lebih meningkat dengan model

pembelajaran ini keaktifan siswa lebih diutamakan. Dengan melibatkan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran, mereka akan mengalami,dan

menemukan ilmu yang akan menjadi pengetahuan yang melekat pada diri

mereka.

8 Wawancara dengan guru bidang studi matematika Bapak Sukardi, S.Pd, Agustus 2009

Dengan pembelajaran kooperatif model think-pair-share siswa tidak

hanya bekerja dalam kelompok, namun siswa juga bisa bekerja sendiri dan

setidaknya memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa

untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.9 Selain

itu siswa biasanya dipasangkan dengan teman sebangku dan pada bangku

yang berdekatan sehingga dapat menambah motivasi siswa karena siswa sudah

akrab dan saling mengenal satu sama lain sehingga memudahkan siswa untuk

sharing bersama teman, dan dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang

pemalu untuk mengemukakan pendapatnya, dengan teknik ini setidaknya

siswa berani mengemukakan pendapatnya karena sudah saling mengenal satu

sama lain dengan pasanganya dalam kelompok.

Berdasarkan pada uraian diatas maka untuk memperlancar proses

pembelajaran dan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar

tercapai pembelajaran yang efektif dan menyenangkan maka dari itu peneliti

mencoba mengadakan penelitian tentang “Penerapan Strategi Pembelajaran

Kooperatif Model Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses perencanaan penerapan strategi pembelajaran

kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar

9 Isjoni, Ibid , hlm. 78

matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Jombang?

2. Bagaiman proses pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif

model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika

pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang?

3. Bagaimana proses pengevaluasian penerapan strategi pembelajaran

kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar

matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Jombang?

C. Tujuan Masalah.

1. Untuk mendeskripsikan proses perencanaan penerapan strategi

pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan

motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang.

2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penerapan strategi

pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan

motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang.

3. Untuk mendeskripsikan proses pengevaluasian penerapan strategi

pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan

motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi lembaga / sekolah

Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penerapan strategi kooperatif

model think–pair–share dalam proses pembelajaran matematika serta

sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan

kepada guru dalam penyampaian materi, dan sebagai perbaikan sistem

pembelajaran di sekolah. Diharapakan juga dapat menghasilkan calon

guru-guru yang profesional di masa depan. Dengan demikian hasilnya

dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru

yang profesional jika penelitian berhasil, sekolah mampu menghasilkan

out put yang maksimal.

2. Bagi Peneliti / Guru

Manfaat bagi peneliti atau guru agar guru lebih mudah dalam

menyampaikan materi, yaitu secara praktis, efektif dan efisien dalam

mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah

wawasan tentang strategi, metode, ataupun media pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu guru

atau peneliti dapat menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi

pembelajaran, selain menggunakan metode, srtategi dan media juga

diperlukan kreativitas dalam pengelolaan kompetensi dasar yang ada.

3. Siswa

Agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru

serta dapat membantu siswa yang bermasalah dalam pembelajaran atau

mengalami kesulitan dalam belajar. Dengan adanya straregi kooperatif

model think-pair-share ini maka diharapkan siswa mampu memahami dan

termotivasi untuk belajar pada pembelajaran matematika dengan lebih

mudah sehingga kemampuanya dapat bertambah.

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jika straregi kooperatif

model think-pair-share diterapkan dalam pembelajaran matematika maka

dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas IV MI Islamiyah

Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

Pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup pembahasan.

Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam

pembahasan, sehingga dapat mengarah pada pokok bahasan yang ingin di

capai.

Adapun ruang lingkup penelitian meliputi siswa. Yang dimaksud siswa

disini adalah khusus siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Jombang, karena dalam kelas IV siswanya sangat heterogen dan motivasi

belajar Matematika siswa masih kurang.

Materi matematika yang dikaji dalam penelitian ini adalah materi pada

pokok bahasan tentang KPK dan FPB pada siswa kelas IV.

Pada penelitian ini strategi pembelajaran yang diterapkan adalah

kooperatif model think-pair-share dalam proses pembelajaran Matematika

siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti

dengan persepsi pembaca, agar tercipta arah pemikiran yang sama terhadap isi

penelitian ini, maka peneliti memandang perlu mendefinisikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Kooperatif

Kooperatif atau pembelajaran kelompok adalah suatu bentuk pembelajaran

dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

memecahkan masalah tentang problem yang dihadapi. Ada empat unsur

dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam

kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota

kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.

2. Think- Pair- Share

Teknik think-pair–share adalah salah satu dari teknik pembelajaran

Cooperative Learning, teknik ini juga disebut dengan teknik berpikir-

berpasangan-berempat yaitu memberi siswa kesempatan untuk bekerja

sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Model think–pair–share ini

mempunyai 3 tahap, yaitu think (berfikir) yaitu guru memberikan

pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta

untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat,

kemudian Pair (berpasangan) yaitu guru meminta siswa untuk

berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah

mereka pikirkan pada tahap pertama dan yang terakhir adalah Share

(berbagi) yaitu guru meminta beberapa pasang siswa untuk berbagi hasil

diskusi masing-masing kepada seluruh kelas.

H. Sistematika Uraian

Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penulisan ini penulis

mensistematiskan pembahasan dalam beberapa bab. Adapun sistematika

pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, ruang lingkup dan pembatasan masalah,

definisi istilah dan sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian Pustaka. Dalam bab ini berisi tentang kajian pustaka

yaitu tinjauan mengenai motivasi belajar matematika,

hakekat matematika di Sekolah Dasar, pembelajaran KPK

dan FPB, konsep pembelajaran kooperatif, serta penerapan

strategi kooperatif pada pembelajaran matematika. Sajian ini

dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik

terhadap masalah yang disajikan.

BAB III : Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang lokasi

penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran

peneliti, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data,

dan tahapan penelitian.

BAB IV : Hasil penelitian. Pada bab ini memuat uraian tentang data dan

temuan yang diperoleh dari gambaran obyek penelitian

mengenai latar belakang MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo

Ngoro Jombang dan penerapan strategi pembelajaran

kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan

motivasi belajar Matematika pada siswa kelas IV di MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

BAB V : Pembahasan hasil penelitian. Dalam bab ini dipaparkan

pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian yang terdiri

dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang diperoleh

dari penerapan strategi pembelajaran kooperatif model think-

pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika

pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo

Ngoro Jombang.

BAB VI Penutup. Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang

berisi tentang kesimpulan terhadap pembahasan data yang

telah dianalisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar Matematika

1. Konsep Motivasi Belajar

Motivasi berpangkal dari kata ‘motif ‘ yang dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.10 Istilah lain

menyebutkan motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. 11

Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung

dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak

ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa

dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu

atau hadiah, sedangkan sebagai suatu masalah dikelas motivasi adalah

proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat–minat.

Menurut Mc. Donald “ Motivasi adalah suatu perubahan energi di

dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi

untuk mencapai tujuan. Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling

10 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami ( Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm.19 11 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukuranya (Jakarta : Bumi Aksara 2007), hlm. 3

berkaitan yaitu:12 (1). Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi

dalam pribadi, (2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective

arousal), (3) Motivasi ditandai oleh reaksi–reaksi untuk mencapai tujuan

Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam dari seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan dua

macam, yaitu:13 motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik,

timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah

ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan

kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya

rangsangan dari luar individu.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,

harapan akan cita–cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

menarik.

12 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar ( Bandung : Sinar Baru, 1992), hlm. 173-175 13 Hamzah B. Uno, op. cit,. hlm. 4

Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa–siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung, meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita–cita masa

depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.14

2. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta

mengubah kelakuan, sehingga fungsi motivasi adalah15 :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi

tidak akan timbul perbuatan seperti belajar

b. Sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan

c. Sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat

atau lambatnya suatu pekerjaan.

3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran Matematika

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

14 Ibid ., hlm 34 15 Oemar Hamalik, op cit., hlm. 175

belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran , antara lain:16

a. Menentukan hal–hal yang dapat dijadikan penguat belajar

b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

c. Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar

d. Menentukan ketekunan belajar.

Begitu juga dengan pembelajaran matematika siswa perlu

dimotivasi agar lebih antusias dalam mengikuti pelajaran ini, karena

banyak siswa yang merasa takut dengan mata pelajaran matematika karena

menganggap mata pelajaran ini sulit. Dengan adanya motivasi belajar akan

membuat siswa menjadi menyukai pelajaran matematika karena ada

keinginan untuk mempelajarinya.

Menurut Otto Wilmann di dalam uraianya tentang pertumbuhan

dan pembentukan manusia di dapat 6 buah macam motif yang

menggerakkan anak mau belajar yaitu: 17

a. Motif psikologi. Pada tiap–tiap makhluk yang hidup terdapat dorongan

alam untuk berkembang sesuai dengan caranya masing–masing.

b. Motif praktis. Semua pengetahuan dan kecekatan itu mempunyai nilai

praktis. Perkembangan dan pembentukan adalah alat yang baik sekali

untuk memperoleh suatu kedudukan dalam hidup.

16 Hamzah B Uno, op. cit., hlm. 27 17 I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Didaktik Dan Metodik (Bandung : Tarsito, 1986), hal.13.

c. Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kecekatan tidaklah

hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikkan kepribadian manusia

dalam segi estetik dan intelektualistik.

d. Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya

ikut terbentuk pula dalam kesusilan. Belajarlah agar engkau menjadi

lebih berkesusilaan.

e. Motif sosial. Sebagai makhluk sosial manusia harus belajar segala

sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan.

f. Motif ke-Tuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi pada Tuhan. Segala

pengetahuan dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu

tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia

dengan Tuhan.

4. Teknik Memotivasi.

Menyadari pentingnya motivasi di dalam kegiatan mengajar belajar

matematika belumlah cukup apabila pengajar tidak mengetahui bagaimana

cara atau teknik memberikan motivasi. Berikut ini beberapa cara/teknik

memotivasi peserta didik dalam pembelajaran18 :

a. Berikan kepada peserta didik rasa puas sehingga ia berusaha mencapai

keberhasilan selanjutnya.

b. Kembangkan pengertian (konsep, teorema, langkah pembuktian dan

sebagainya) peserta didik secara wajar. Pengertian baru haruslah

didasarkan atas pengalaman- pengalaman belajar yang lama.

18 Hamzah B Uno, op.cit hal. 34-37

c. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

d. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan peserta didik suasana yang

menyenangkan dapat menimbulkan minat belajar.

e. Buatlah peserta didik marasa ikut ambil bagian di dalam program yang

di susun.

f. Usahakan pengaturan kelas yang bervariasi sehingga rasa bosan

berkurang dan perhatian peserta didik meningkat.

g. Timbulkan minat peserta didik terhadap materi yang dipelajari peserta

didik.

h. Berikan komentar kepada hasil–hasil yang dicapai, komentar yang

mendorong dan membesarkan hati dapat menimbulkan motivasi

belajar.

i. Berikan kepada peserta didik kesempatan untuk berkompetisi

j. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.

B. Matematika di Sekolah Dasar

1. Hakekat Matematika di Sekolah Dasar

Matematika, menurut Rusefendi adalah bahasa simbol ilmu

deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang

pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur–unsur

yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, keaksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut

Soedjadi yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan,

dan pola pikir yang deduktif.19

Dengan merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika

maka pembelajaran matematika disekolah dasar dalam mengembangkan

kreativitas dan kompetensi siswa maka guru hendaknya dapat menyajikan

pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum dan

potensi siswa. Siswa Sekolah Dasar (SD) umumnya umurnya berkisar

antara 6-7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada

pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini

adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah–

kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat

konkrit.20 Sebagaimana keunikan dan karakteristik kegiatan belajar anak

usia sekolah dasar, Peget, Vygotsky dan Bruner mengetengahkan cara–

cara yang khas bagi seorang guru dalam mendorong terjadinya proses

belajar bagi mereka.

Berdasarkan hal tersebut maka terdapat tujuan belajar yang

sewajarnya dapat diwujudkan seorang guru dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah dasar termasuk dalam belajar matematika, diantaranya

adalah :21 (1) menjadikan anak–anak senang, bergembira dan riang dalam

belajar, (2) memperbaiki berpikir kreatif anak–anak, sifat keingintauan,

19 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung : Rosda Karya, 2007), hlm.1 20 Ibid,. hlm. 1 21 Mulyani Sumantri, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1998/1999), hlm. 21

kerja sama, harga diri dan rasa percaya diri sendiri, (3) mengembangkan

sifat positif anak–anak dalam belajar.

Dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami

siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama

dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola

tindakanya.

Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD diharapkan terjadi

reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan

suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas22.

Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang

yang telah mengetahuai sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan

tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Pada pembelajaran matematika

harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya

dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam matematika setiap konsep

berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi

konsep yang lain. Oleh sebab itu siswa harus lebih banyak diberi

kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.

2. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Matematika sebagai studi obyek abstrak, tentu saja sangat sulit

dapat dicerna anak–anak usia Sekolah Dasar. Siswa SD masih belum

mampu berpikir formal karena orientasinya masih terikat dengan benda–

22 Heruman, op. cit., hlm. 4

benda konkret.23 Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat

diajarkan di SD. Keanekaragaman kemampuan siswa juga perbedaan

minat mempersulit penyampaian matematika sebab matematika yang

universal itu bersifat abstrak dan formal terlepas dari obyek konkret. Oleh

sebab itu agar siswa mau belajar matematika maka diperlukannya suatu

strategi belajar mengajar matematika, yang mana mengandung arti

kegiatan yang dipilih pengajar dalam proses mengajar matematika yang

dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tercapaianya

tujuan belajar matematika.

Strategi yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika di

tingkat dasar yang perlu diperhatikan yaitu:24

a. Bagi sekelompok besar siswa yang berkemampuan sedang perlu

diperkenalkan terlebih dahulu matematika sebagai aktivitas manusia,

dekat dengan penggunaan sehari–hari yang diatur secara kreatif (oleh

guru) agar kegiatan tersebut disesuaikan dengan topik matematika.

Sedangkan bagi siswa yang cerdas akan mudah mengasimilasi dan

mengakomodasi teori matematika dan masalah–masalah yang tertera di

dalam buku teks.

b. Dalam mengajar guru tidak terikat dengan pola buku teks, melainkan

dengan melihat lingkungan sekitarnya bersama–sama siswa untuk

mengeksplor lingkungan, kegiatannya diatur sedekat–dekatnya dengan

lingkungan sehingga konsep matematika lebih mudah diserap siswa

23 Herman Hujono, op. cit., hlm. 149 24 Ibid ., hlm. 157.

c. Mengajar matematika di lingkungan SD, harus didahului dengan

benda–benda konkrit, pengembangan bahasa matematika ditekankan

lebih kepada proses dari pada hasil. Model konsep seyogyanya

dibentuk oleh siswa sendiri (siswa menjadi penemu), siswa akan

menjadi senang bila merasa menemukan.

d. Guru menyusun materi matematika sedemikian hingga siswa dapat

menjadi lebih aktif sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya.

Kerja sama antar siswa (diskusi) dapat mengembangkan kemampuan

matematikanya dan sekaligus memberikan motivasi mereka.

e. Matematika yang disajikan sebaiknya dalam bentuk yang bervariasi

pengajaranya dilandasi latar belakang yang realistis dari siswa

C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB)

1. Konsep Faktor dan Kelipatan

Faktor suatu bilangan

Bila bilangan A habis dibagi oleh bilangan B maka dikatakan B

adalah faktor dari A sehingga Faktor suatu bilangan merupakan bilangan–

bilangan yang habis untuk membagi bilangan itu. Ada bilangan yang

mempunyai 2 faktor, 3 faktor, 4 faktor dan seterusnya. Bilangan yang

mempunyai 2 faktor disebut bilangan prima.

Bilangan prima merupakan bilangan yang tepat mempunyai dua

faktor yaitu mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri. Faktor prima

suatu bilangan adalah bilangan prima yang terkandung dalam faktor

bilangan itu.25

Setiap bilangan mempunyai faktor 1 dan bilangan itu sendiri. 2

merupakan satu–satunya bilangan prima genap, selain 2 semua bilangan

prima adalah ganjil dan tidak semua bilangan ganjil adalah bilangan

prima26.

Contoh dari faktor bilangan adalah :

1. Faktor dari 6

1 faktor dari 6 karena 1 x 6 = 6

2 faktor dari 6 karena 2 x 3 = 6

3 faktor dari 6 karena 3 x 2 = 6

6 faktor dari 6 karena 6 x 1 = 6

Jadi, faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, 6

2. Faktor dari 8

1 faktor dari 8 karena 1 x 8 = 8

2 faktor dari 8 karena 2 x 4 = 8

4 faktor dari 8 karena 4 x 2 = 8

8 faktor dari 8 karena 8 x 1 = 8

Jadi, faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8

Menentukan Faktor Persekutuan dari Dua Bilangan

Faktor dari 12 dan 16

25 Sinaga, Mangantur, Terampil Berhitung Matematika Kelas IV (Jakarta : Erlangga, 2004), hlm.133 26 Soenaryo, Matematika SD dan MI Kelas 5 (Surabaya: JePe Press Media Utama, 2008), hlm. 32

Faktor dari 12 : 1, 2, 3, 4, 6, 12

Faktor dari 16 : 1, 2, 4, 8, 16

Faktor persekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4

Kelipatan Suatu Bilangan

Bilangan kelipatan 3. Bilangan ini diperoleh dari :

1 x 3 = 3 4 x 3 = 12

2 x 3 = 6 5 x 3 = 15

3 x 3 = 9 6 x 3 = 18

Bilangan kelipatan 4 diperoleh dari :

1 x 4 = 4 4 x 4 = 16

2 x 4 = 8 5 x 4 = 20

3 x 4 = 12 6 x 4 = 24

Jadi, bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24,….

Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan

Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24,……

Bilangan Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, ……

Kelipatan Persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, 24,……

2. KPK dari 2 atau 3 Bilangan

Cara menentukan KPK:

a. Tentukan kelipatan dari kedua atau ketiga bilangan tersebut

b. Tentukan kelipatan persekutuan dari kedua atau ketiga bilangan

c. KPK merupakan kelipatan persekutuan kedua bilangan yang nilainya

terkecil.

KPK dari Dua Bilangan

Contoh KPK dari 4 dan 6

Bilangan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, …

Bilangan kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, ….

Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36,…

Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 yang terkecil adalah 12

Jadi, KPK dari 4 dan 6 adalah 12

KPK dari Tiga Bilangan

Contoh KPK dari 3, 4 dan 6

Bilangan kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,….

Bilangan kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36,….

Bilangan kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36,……

Kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan 6 adalah 12, 24, 36

Kelipatan persekutuan dari 3, 4, dan 6 yang terkecil adalah 12

Jadi KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 12

3. FPB dari 2 atau 3 Bilangan

Dalam matematika, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan

adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi habis kedua

bilangan itu.

Dalam bahasa Inggris FPB dikenal dengan Greatest Common Division

(GCD), sering juga disebut sebagai Greatest Common Factor (GCF) atau

Highest Common Factor (HCF).

Cara menentuka FPB :

a. Tentukan faktor dari masing–masing bilangan

b. Tentukan faktor persekutuan dari kedua atau ketiga bilangan

c. FPB merupakan faktor persekutuan kedua atau ketiga bilangan yang

nilainya terbesar.

FPB dari Dua Bilangan

Contoh FPB dari 12 dan 8

Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12

Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, dan 8

Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, 2, dan 4

Faktor persekutuan dari 12 dan 8 yang nilainya terbesar adalah 4

Jadi FPB dari 12 dan 8 adalah 4

FPB dari Tiga Bilangan

Contoh FPB dari 6, 8, dan 12

Faktor dari 6 = 1, 2, 3, dan 6

Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8

Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12

Faktor persekutuan dari 6, 8, dan 12 adalah 1 dan 2

Faktor persekutuan dari 6, 8, dan 12 yang terbesar adalah 2

Jadi FPB dari 6, 8, dan 12 adalah 2

D. Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Konsep Strategi Pembelajaran

Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau

cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 27

Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam

berbagai situasi, termasuk untuk situasi pendidikan, implementasi konsep

strategi dalam kondisi pembelajaran ini telah melahirkan pengertian

diantaranya, (1) strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu

rencana (mengandung serangkaian aktivitas) yang dipersiapkan secara

seksama untuk mencapai tujuan–tujuan belajar, (2) strategi merupakan

garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar

untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien, (3) dalam

dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of

aktivities to achieves a paticular educational goal. Jadi dengan demikian

strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.28

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan

dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

27 Pupuh Fathurrohman , op. cit., hlm. 3 28 Ibid ., hlm. 126

Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan

belajar yang dilakukan peserta didik.

Secara singkat strategi pembelajaran, pada dasarnya mencakup

empat hal utama, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran, pemilihan sistem

pendekatan belajar mengajar, pemilihan dan penetapan prosedur, metode

dan teknik belajar mengajar, dan penetapan kriteria keberhasilan proses

belajar mengajar dari evaluasi yang dilakukan. Selain itu strategi

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memelihara konsistensi dan

kekompakan setiap komponen pengajaran yang tidak hanya terjadi pada

tahap perencanaan tetapi juga terjadi pada tahap implementasi atau

pelaksanaan, bahkan pada tahap pelaksanaan evaluasi.

2. Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok

adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham

konstruktivis, yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana

siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep–konsep

yang sulit jika mereka mendiskusikanya dengan siswa yang lain tentang

problem yang dihadapi.29 Dalam strategi kooperatif siswa belajar dalam

pasangan–pasangan atau kelompok untuk saling membantu memecahkan

problem yang dihadapi. Pembelajaran ini lebih menekankan pada

lingkungan sosial belajar dan menjadikan kelompok belajar sebagai tempat

29 Isjoni, op. cit., hlm.11-12

untuk mendapatkan pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan

menentang pengetahuan yang dimiliki oleh individu.

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan

kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented),

terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain,

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran

ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan

berbagai usia.30

Istilah cooperative learning dalam pengertian Bahasa Indonesia

dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Falsafah yang mendasari

model pembelajaran gotong royong atau kelompok dalam pendidikan

adalah falsafah homo homoni socius, falsafah ini menekankan bahwa

manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang

sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama tidak

akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah31.

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tidak sama

dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur–unsur dasar

pembelajaran cooperative leraning yang membedakanya dengan

pembagian kelompok yang dilakukan asal–asalan. Pengelolaan prosedur

30Ibid hlm. 16 31Anita Lie, Cooperative Learning (Jakarta: PT.Grasindo, 2007) hlm. 28.

model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik

mengelola kelas dengan lebih baik.

Unsur-unsur untuk mencapai hasil yang maksimal dalam

pembelajaran cooperative learning menurut Lungdren yang harus

diterapkan yaitu :32

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau

berenang bersama”

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta

didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri

sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan

yang sama.

d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para

anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual

materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.

Strategi pembelajaran kooperatif akhir–akhir ini menjadi perhatian

dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan dengan alasan yang

32 Isjoni, op. cit,. hlm. 13

pertama adalah beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan

pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus

dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap

menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga

diri. Kedua dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,

memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

ketrampilan, dan dari hasil penelitian Suryadi pada pembelajaran

matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang

efektif untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa adalah cooperative

learning. Selanjutnya menurut Sharan, siswa yang belajar menggunakan

metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena di

dorong dan didukung dari rekan sebaya.33 Berdasarkan hal ini belajar

dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa untuk

berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan

saling memberikan pendapat. 34

Hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah adanya

harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan

prestasi belajar peserta didik (student achievement) dan meningkatnya

motivasi, juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial,

penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, penghargaan terhadap

waktu dan suka memberi pertolongan kepada orang lain.35

33 Ibid, hlm. 23 34 Ibid, hlm.12-13 35 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 243

3. Langkah-Langkah Pembejararan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran

yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya

melalui kerja sama dalam sebuah kelompok.36 Langkah-langkah yang

ditempuh dalam penerapan pembelajaran kooperatif menurut Etin

Solihatin adalah sebagai berikut:37 (1)tahap perencanaan program

pembelajaran, (2) penyajian materi, (3) pendampingan dan pembimbingan,

kemudian dilanjutkan presentasi.

Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja,

maka guru harus memberikan komentar/penjelasan dan memberikan

pujian atau merayakan hasil usaha siswa melalui kerja kelompok tersebut,

di samping itu guru juga perlu mengulas sedikit materi dan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengukur tingkat ketercapaian

dalam belajar.38

Menurut Arends yang dikutip oleh Masnur Muslich, terdapat enam

fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Keenam fase atau

langkah pembelajaran kooperatif tersebut dirangkum dalam tabel berikut:

36 A. Fattah Yasin, Dimensi-Dimensi Islam ( Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 178 37 Ibid., hlm. 179-180 38 Ibid..

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif39

Fase Kegiatan Guru

Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2: Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa, baik dengan peragaan atau teks

Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien

Fase 4: Membantu kerja kelompok dalam belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase 5: Mengetes materi

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka

Fase 6: Memberikan penghargaan

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

4. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif

a) Mencari Pasangan (Make a Mach)

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a mach)

dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulannya adalah

siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topik dalam suasana yang menyenangkan. 40 Teknik ini bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.

39 Masnur Muslich KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) hlm. 230 40 Isjoni, op cit., hlm. 77

b) Bertukar Pasangan

Teknik bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk

bekerja sama dengan orang lain. Pasangan bisa ditunjuk oleh guru atau

berdasarkan teknik mencari pasangan.

c) Berpikir-Berpasangan –Berempat (Think-Pair-Share)

Teknik berpikir-berpasangan berempat dikembangkan oleh

Frank Lyman, teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja

sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.41 Keunggulan teknik ini

adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan

delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan

menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

d) Berkirim Salam dan Soal

Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih

pengetahuan dan ketrampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan

sendiri sehingga akan merasa terdorong untuk belajar dan menjawab

pertanyaan yang dibuat teman sekelasnya.

e) Kepala Bernomor (Numbered Heads)

Teknik ini dikembangkan oleh Spencer kagan, teknik ini

memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide

dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

41 Ibid, hlm 78

f) Jigsaw

Teknik ini dikembangkan oleh Aronson et all, teknik ini bisa

digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengar ataupun

berbicara. 42 Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara. Teknik ini cocok untuk semua kelas/

tingkatan. Dalam teknik ini guru memperhatikan skemata atau latar

belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan

skemata ini agar pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa

bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

g) Dua tinggal dua tamu (Two Stay Two Stray)

Teknik ini dikembangkan oleh Spancer Kagan dan bisa

digunakan dengan teknik kepala bernomor43. Teknik ini memberi

kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan

kelompok lain.

5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar

cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama teman–temannya dengan cara saling menghargai

pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

42 Anita Lie, op cit,. hlm. 69 43 Ibid, hlm. 79

berkelompok.44 Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil

belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

ketrampilan sosial45

Tujuan penting pertama model pembelajaran kooperatif adalah

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli

bependapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan

bahwa struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan

penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar.

Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi

tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi siswa kelompok bawah

memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi

dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas

akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan

sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan

ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.

Tujuan penting kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah

penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,

44 Isjoni, op.cit,. hlm. 21 45 Ibid, hlm.27

kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran

kooperatif memberikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang

dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas–tugas

akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling

menghargai satu sama lain.

Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah

pengembangan keterampilan sosial (kooperatif) untuk mengajarkan

kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini

sangat penting dimiliki karena di dalam masyarakat, banyak pekerjaan

dapat diselesaikan dengan cara kerja sama dalam suatu organisasi yang

saling bergantung satu sama lainnya.

6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa teori dalam kita mempelajari cooperative

leraning. Tiga diantaranya adalah sebagaimana berikut ini : 46

a. Teori Ausubel

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan.

Menurut Ausubel bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakna”

(meaning full). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses

mengaitkan informasi baru pada konsep–konsep relevan yang terdapat

dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta–fakta,

konsep–konsep, dan generalisasi–generalisasi yang telah dipelajari dan

di ingat siswa.

46 Ibid, hlm. 35-40

Menurut Ausubel pemecahan masalah yang cocok adalah lebih

bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien dalam

pembelajaran.

b. Teori Piaget

Menurut Piaget setiap individu mengalami tingkat–tingkat

perkembangan intelektual sebagai berikut :

1). Sensori motor (0-2 tahun)

2). Pra operasional (2-7 tahun)

3). Operasional konkret (7-11 tahun)

4). Operasional formal (11 tahun ke atas).

Dalam hubunganya dengan pembelajaran, teori ini mengacu

kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi

peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya

sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan

direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam

kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif.

Cooperative learning adalah sebuah model pembelajaran aktif dan

partisipatif.

c. Teori Vygotsky

Vygotsky mengemukakan pembelajaran merupakan suatu

perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian

yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian

yang didapatkan dari pengalaman anak sehari–hari. Pengertian ilmiah

adalah pengertian yang didapat dari ruangan kelas, atau yang diperoleh

dan dipelajari di sekolah.

Sumbangan dari teori Vygostky adalah penekanan pada bakat

sosiokultural dalam pembelajaran. Menurutnya pembelajaran terjadi

saat anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal (zona of

proximal development). Zona perkembangan proksimal adalah tingkat

perkembangan sedikit diatas tingkat perkembangan seseorang pada

saat ini.

Ide penting lain yang diturunkan Vygostky adalah scaffolding,

yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada anak pada tahap–tahap

awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi

kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat

mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan,

dorongan, menguraikan masalah pada langkah–langkah pemecahan,

memberi contoh atau yang lainnya yang memungkinkan pelajar

tumbuh mandiri.

7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi

pembelajaran adalah sebagai berikut:47

a. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari

berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.

47 Wina Sanjaya, op. cit., hlm. 249-250

b. Mengembangkan kemampuan ide atau gagasan dengan kata–kata

secara verbal dan membandingkannya dengan ide–ide orang lain.

c. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan

segala kekurangannya serta menerima segala perbedaan,

d. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung

jawab dalam belajar

e. Untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial

f. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan

pemahamanya sendiri, menerima umpan balik.

g. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h. Interaksi antar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berpikir.

Disamping keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki

kekurangan atau kelemahan, diantara kelemahannya adalah sebagai

berikut:48

a. Membutuhkan waktu, antara siswa yang satu dengan yang lainya tidak

sama untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan mereka akan

merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki

kemampuan, sehingga keadaan ini dapat menghambat kerja sama

dalam kelompok

48 Ibid ,hlm. 250-251

b. Keberhasilan dengan strategi pembelajaran ini dalam upaya

mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode waktu

yang cukup panjang, dan tidak mungkin hanya dengan satu atau

sesekali penerapan

c. Penilaian yang diberikan didasarkan pada hasil kerja kelompok.

Namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau prestasi yang

diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

8. Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think - Pair - Share

Model think–pair–share merupakan salah satu dari model

pembelajaran cooperative learning. Model ini juga disebut dengan

berpikir-berpasangan-berempat. Model belajar think–pair-share

dikembangkan oleh Frank Lyman (Universitas Maryland) sebagai struktur

kegiatan pembelajaran cooperative learning.49

Pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share (TPS) memiliki

prosedur yang ditetapkan secara implisit untuk memberi siswa waktu lebih

banyak untuk berfikir, menjawab permasalahan dan saling membantu satu

sama lain. Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedimikian rupa

sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk

dapat berfikir serta merespon yang nantinya akan membangkitkan

partisipasi siswa.

Think-Pair-Share (TPS) mula-mula dikembangkan oleh Frank

Lyman dkk dari Universitas Maryland. Ini merupakan cara yang efektif

49 Anita Lie, op.cit., hlm. 57

untuk mengelola pola diskursus di dalam kelas, strategi ini menentang

asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting

seluruh kelompok dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh

kelas dan siswa memberikan jawaban dan ditunjuk.

Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta

bekerja sama dengan orang lain. Dengan metode klasikal yang

memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk

seluruh kelas, teknik think-pair-share ini memberi kesempatan sedikitnya

delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan

menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain, yaitu pada saat guru

mempresentasikan sebuah pelajaran di kelas, siswa duduk berpasangan di

dalam tim mereka.50

Think (memikirkan )

Think (memikirkan) yaitu guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan

dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan sendiri

jawaban dari pertanyaan tersebut.

Pair (berpasangan)

Setelah siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari pertanyaan

itu, kemudian siswa berpasangan dengan pasangannya untuk berdiskusi

untuk mencapai jawaban tersebut.

50 Ibid, hlm. 57

Share (berbagi)

Setelah berpasangan untuk berdiskusi akhirnya siswa diminta untuk

berbagi jawaban yang mereka sepakati tersebut kepada semua siswa

dikelas.

Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik. Cara pembelajaran dalam model think-pair-

share:51

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan

tugas kepada semua kelompok.

b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.

c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

berdiskusi dengan pasanganya.

d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa

mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada

kelompok berempat.

Teknik ini mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan

yang didapat dalam model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS)

adalah melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan

gagasan/idenya, melatih siswa untuk menghargai pendapat atau gagasan

orang lain, menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial, memberi siswa

waktu lebih banyak untuk berfikir, menghemat waktu dalam

mengorganisir kedalam kelompok, mempermudah siswa dalam memahami

51 Ibid, hlm. 58

konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan

masalah..

Sedangkan kekurangan dari teknik thik-pair-share adalah kadang

hanya beberapa siswa yang aktif dalam kelompok, membutuhkan

koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, kendala teknis,

misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung

untuk diatur kegiatan kelompok, agak memakan waktu banyak yaitu

Peralihan dari seluruh kelas kekelompok kecil dapat menyita waktu

pengajaran

Kelemahan di atas dapat diatasi dengan pengelolaan waktu yang

tepat dan hanya sebagian kelompok yang mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas.

E. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

pada Pembelajaran Matematika

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai

dengan tuntutan masyarakat di era globalisasi ini dan untuk mengatasi

masalah dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika di

Indonesia, diperlukan suatu perubahan dalam dunia pendidikan, dan upaya

pembaharuan proses tersebut terletak pada tanggung jawab guru

bagaimana pembelajaran yang di sampaikan dapat dipahami peserta didik

secara benar.

Proses pembelajaran di tentukan sampai sejauh mana guru dapat

menggunakan metode dan strategi pembelajaran dengan baik. Oleh sebab

itu dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sumber daya manusia yang

berkualitas sebagai insan yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,

berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab. Untuk

memikirkan cara yang terbaik untuk mempersiapkan siswa menghadapi

semua tantangan dunia, para pendidik mengubah isi kurikulum

matematika dan cara kita mengajarkannya. Beralih dari fokus aritmatika

dan ketrampilan berhitung menjadi kurikulum yang mampu

mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, bernalar dan

berkomunikasi secara matematis, dengan tujuan membantu siswa

membangun pemahaman konseptual matematika mereka, bukan sekedar

mengingat fakta dan aturan-aturanya. 52

Pengajaran matematika sepertinya perlu diubah agar memenuhi

tujuan tersebut, yaitu bukan lagi mengajar dengan cara memberitahu atau

demonstrasi, campuran dari metodologi-metodologi pengajaran dianjurkan

agar mampu memasukkan kerja kelompok dan individu serta pengajaran

langsung.53 Fokusnya adalah menyediakan kesempatan kepada siswa

untuk menelusuri dan memecahkan masalah, secara individu maupun

bersama teman dan untuk mengembangkan kemampuan matematika

mereka.

52 Shlomo, Sharan, Handbook of Coopertive Learning. (Yogyakarta: Imperium, 2009), hlm 345 53 Ibid…

Pembelajaran kooperatif menempati tempat utama dalam

pengajaran matematika karena penelitian tentang matematika seringkali

dianggap sebagai terbatas, individualistik atau kompetitif, yang semata-

mata ditujukan untuk memahami materi atau memecahkan masalah yang

ditugaskan. Mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah

dan orang dewasa yang takut dengan matematika dan berusaha

menghindarinya. Mereka seringkali percaya kalau hanya ada sedikit orang

berbakat yang bisa sukses dalam matematika. Pembelajaran kooperatif

kelompok kecil memperhatikan masalah-masalah ini dalam beberapa cara.

Strategi-strategi kooperatif bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam kelas

matematika dasar. Pilihan atas strategi dan ukuran kelompok akan

tergantung pada tahun pelajaran, pengalaman siswa dengan pemecahan

masalah kooperatif dan aktivitas matematika itu sendiri. 54

Berdasarkan pemikiran diatas maka peran pendidik sangat penting

dalam menciptakan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu

seorang guru atau pendidik harus mempunyai strategi tersendiri untuk

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya karena tanpa adanya

motivasi maka akan sulit untuk mencapai keberhasilan suatu

pembelajaran. Maka salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat

siswa aktif adalah guru dapat menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif model think-pair-share dalam pembelajaran matematika karena

disini siswa dapat sharing, berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk

54 Ibid, hlm. 345-353

memecahkan masalah yang dianggap sulit, siswa dapat saling berbagi

pengalaman dan dapat mengurangi kebosanan dalam proses pembelajaran

sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dan proses belajar

matematika menjadi menyenangkan.

Penerapan strategi pembelajaran koperatif model think-pair-share

pada pembelajaran matematika dilakukan dengan beberapa fase.

Fase-fase dalam pembelajaran model Think-Pair-Share (TPS)

adalah sebagai berikut :55

a. Fase 1 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi

dengan menghubungkan materi pelajaran yang lalu. Dalam

motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan

mengajukan pertanyaan kepada siswa.

b. Fase 2 1. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir

(Thinking).

2. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku-

buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.

Tahap 1 (Think) 1. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu.

2. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu.

c. Fase 3 Tahap 2 ( Pair)

55 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 61-62

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa dan sebaiknya dalam bangku berdekatan .

d. Fase 4 1. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara

berpasangan dan siswa kembali dalam kelompok berempat.

2. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal.

e. Fase 5 Tahap 3 (Share)

1. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan

hasil kelompoknya didepan kelas.

2. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok yang ditunjuk.

3. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal sebagai umpan

balik.

f. Fase 6 1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya.

2. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah

dipelajari.

3. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi

dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan

memberikan nilai tambahan.

Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) memungkinkan

semua siswa aktif bekerja dalam kelompok dan siswa dituntut untuk lebih

berperan aktif dalam proses belajar mengajar, karena dalam model

pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) siswa dikelompokkan dengan

teman sebangku. Dengan demikian, siswa lebih termotivasi untuk belajar

sebab mereka sudah saling cocok dan lebih memahami satu sama lain.

Apabila jumlah siswa dalam suatu kelas ganjil, maka guru

menggabungkan siswa tersebut kedalam kelompok yang dirasa guru

memiliki prestasi belajar yang rendah, karena akan banyak masukan-

masukan atau pendapat-pendapat dalam menyelesaikan soal-soal.

Soal tes diberikan kepada siswa yang duduk dalam satu bangku

untuk didiskusikan bersama (fase 4). Selama siswa bekerja dalam

kelompok, guru memberikan bimbingan kepada kelompok atau siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal (fase 4). Setelah

waktu yang ditetapkan habis, maka guru meminta beberapa kelompok

untuk mempresentasikan kerja kelompoknya secara bergiliran dan

membahas bersama-sama siswa (fase 5). Banyaknya kelompok yang

presentasi tergantung pada banyaknya jumlah soal.

Dalam fase 5 pembelajaran kooperatif, guru menunjuk beberapa

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan

didiskusikan bersama semua siswa. Hal ini akan membuat siswa lebih

termotivasi dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan sehingga

diharapkan semua siswa akan lebih memahami materi yang diberikan dan

pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan akan meningkat. Fase

terakhir (fase 6), dalam pembelajaran kooperatif adalah memberikan

penghargaan kepada beberapa kelompok yang sudah presentasi.

F. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

siswa, dimana guru berupaya untuk membantu peserta didik dalam

melakukan kegiatan belajar. Belajar adalah perubahan yang terjadi di

dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.56 Dalam belajar

yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya

belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain hanya

sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu

dapat berhasil dengan baik. Dalam keseluruhan proses pendidikan kegiatan

belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok.

Perubahan perilaku pada siswa dalam kontek pengajaran jelas

merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Perubahan

yang didapatkan siswa yang dapat membawa manfaat yaitu siswa

memperoleh perubahan dan pengembangan skill (ketrampilan), attitude

(sikap), appreciation (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan). Hal

ini menunjukkan bahwa besar sekali manfaat dari adanya proses belajar

mengajar. Oleh sebab itu pendidikan perlu diberikan kepada anak sejak

usia dini agar anak bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Dalam

Islam sendiri pendidikan sangatlah penting, sehingga perlu dibekalkan

pada anak sejak usia dini, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat

Luqman ayat 13.

56 Pupuh Fathurrohman, op.cit., hlm. 6

øŒÎ) uρ tΑ$ s% ß≈yϑ ø)ä9 ϵÏΖ ö/ eω uθèδ uρ …çµÝà Ïè tƒ ¢o_ç6≈tƒ Ÿω õ8Î�ô³è@ «! $$Î/ ( āχ Î) x8÷�Åe³9 $#

íΟù= Ýàs9 ÒΟŠÏàtã ∩⊇⊂∪

Artinya : dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".57

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siapapun

juga, dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa orang yang mempunyai ilmu

maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT, yaitu terdapat dalam

surat Al- Mujadillah ayat 11.

$ pκš‰r' ‾≈ tƒ t Ï% ©!$# (# þθãΖ tΒ# u #sŒ Î) Ÿ≅Š Ï% öΝä3s9 (#θ ßs¡¡x� s? † Îû ħÎ=≈ yfyϑ ø9 $# (#θ ßs |¡øù$$ sù

Ëx|¡ ø� tƒ ª! $# öΝä3s9 ( #sŒ Î)uρ Ÿ≅Š Ï% (#ρ â“à±Σ $# (#ρ â“à±Σ$$sù Æì sù ö�tƒ ª! $# tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝä3ΖÏΒ

tÏ% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù= Ïèø9 $# ;M≈y_ u‘yŠ 4 ª!$#uρ $yϑÎ/ tβθè=yϑ ÷è s? ×��Î7yz ∩⊇⊇∪

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.58

Sorang pendidikan yang baik selalu berusaha agar dapat

memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya, yaitu dalam

memilih, maupun menetapkan metode pembelajaran yang sesuai

57 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemahnya (Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), hlm. 412 58 Ibid., hlm. 543

berdasarkan kondisi yang ada agar tercapai pembelajaran yang optimal dan

mencapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan mempunyai

banyak manfaat, yaitu mengembangkan sikap saling kerja sama,

bermusyawarah dalam memecahkan masalah, menciptakan sikap saling

mengahargai pendapat orang lain, dan sikap saling tolong-menolong antar

sesama teman dalam hal kebaikan. Pernyataan ini sesuai dengan firman

Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2.

….¢ (#θçΡuρ$ yè s? uρ ’ n? tã Îh�É9ø9 $# 3“uθ ø) −G9$#uρ ( Ÿω uρ (#θ çΡ uρ$ yès? ’n? tã ÉΟøO M}$# Èβ≡ uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 (#θà) ¨?$# uρ

©!$# ( ¨βÎ) ©!$# ߉ƒÏ‰ x© É>$s) Ïè ø9$# ∩⊄∪

Artinya :”...........dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.59

BAB III

METODE PENELITIAN

59 Ibid., hlm. 106

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

yang terletak di desa Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Penelitian ini akan

difokuskan pada peserta didik kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo

Ngoro Jombang.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan

data kualitatif dan data kuantitatif. Menggunakan data kualitatif karena dalam

melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat diutamakan adalah

mengungkap makna, yaitu makna dan proses pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang

dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Biklen; Lincoln dan Guba

bahwa ciri–ciri pendekatan kualitatif adalah menggunakan latar alamiah,

lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, manusia merupakan alat

(instrumen) utama pengumpul data, analisis data dilakukan secara induktif,

penelitian bersifat deskriptif analitik, lebih mementingkam proses dari pada

hasil, hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama.60 Sedangkan data

kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas–tugas yang lain, nilai tes akhir.

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan

profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan

60 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal. 37

tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Dalam hal ini PTK

dilakukan secara kolaboratif parsipatoris yaitu adanya kerja sama antara

peneliti dengan praktisi dilapangan (guru) .

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses di mana guru-dosen

dan siswa–mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan

perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran di kelas

tercapai secara optimal. Di samping itu penelitian tindakan kelas adalah salah

satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan

proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah. 61

C. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian

mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih yaitu

penelitian tindakan kelas yaitu dengan pendekatan kualitatif jenis kolaboratif

partisipatoris.

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti sekaligus sebagai

pengumpul data. Instrumen selain manusia seperti angket, pedoman

wawancara, pedoman observasi, dll diperlukan namun hanya sebagai

pendukung tugas penelitian sebagai instrumen, sehingga kehadiran peneliti

mutlak diperlukan yaitu sebagai pengamat aktivitas guru dan siswa dalam

proses pembelajaran.

61 M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang : UIN Malang Press, 2008) hlm. 8

D. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan

data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari seluruh peserta didik/siswa

kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, dari data–data

tentang tanggapan mereka terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan, dari kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran matematika

berlangsung, kreativitas dan tugas siswa baik secara individu maupun secara

kelompok, kreativitas guru selama proses pembelajaran berlangsung,

wawancara dengan guru, kepala sekolah. Sedangkan data sekunder adalah data

yang berasal dari hasil tes siswa, dokumen hasil belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Insntrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat untuk

mengumpulkan data seperti pada penelitian kualitatif. Adapun isntrumen yang

dapat dijadikan penunjang lainya adalah pengamatan dengan lembar pedoman

observasi perilaku siswa di dalam proses belajar mengajar dikelas, nilai tugas

dari setiap siklus dan angket. Secara terperinci instrumen penelitian yang

digunakan adalah :

1. Pengamatan : a) menggunakan pedoman observasi guru untuk mengamati

aktivitas guru dalam proses pembelajaran sesuai rencana pembelajaran

menggunakan metode kooperatif model TPS di dalam kelas. Aspek-aspek

yang diamati adalah aspek persiapan (secara keseluruhan), aspek

pelaksanaan, kegiatan inti, dan penutup.

Tabel 3.1 Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

No Aspek yang diamati Penilaian

1 2 3 4 1. Pendahuluan

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi KPK dan FPB. Dalam motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.

2. Kegiatan inti

(Think)

1. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir (Thinking).

2. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku-buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.

3. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu.

4. Guru memberikan soal untuk dipikirkan oleh setiap siswa

5. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu.

( Pair)

6. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari empat orang siswa dan sebaiknya dalam bangku yang berdekatan .

7. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara berpasangan.

8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan

soal-soal.

(Share)

9. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas.

10.Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang ditunjuk.

11.Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal sebagai umpan balik.

12.Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya.

13.Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari.

14.Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan.

3. Penutup 1. Menegaskan kembali kesimpulan materi 2. Memberi tugas siswa

4. Pengelolaan waktu 5. Penampilan guru (ceria, bersih dan rapi) 6. Suasana kelas

a. Antusias guru b. Antusias siswa

Keterangan : A = kurang (skornya 1) C = baik (skornya 3)

B = cukup (skornya 2) D = baik sekali (skornya 4)

b). Pedoman observasi siswa untuk mengamati sikap siswa terhadap

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode kooperatif

model Think-Pair-Share, dan diberikan setelah proses belajar mengajar

selesei.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan

Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share 62

No Pernyataan Pilihan

SS S N TS STS

1. Lebih mudah memahami materi

2. Merasa aktif dalam pelajaran

3. Lebih mudah mengingat materi

4. Menjadi lebih menyenangkan

5. Menjadi lebih mudah dalam memecahkan masalah matematika

Keterangan :

SS = Sangat setuju (skornya 5) S = Setuju (skornya 4)

N = Netral (skornya 3) TS = Tidak setuju (skornya 2)

STS = Sangat tidak setuju (skornya 1)

Tabel 3.3 Katagori Sikap atau Minat Siswa63

62 . Bahan aJar Evaluasi Pembelajaran Kumpulan Berbagai Pedoman Evaluasi Pembelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional. ( Malang : UIN Malang, 2004), hlm. 17

63 Ibid., hlm25

No Skor Siswa Katagori

1. 20 – 25 sangat tinggi/sangatantusias 2. 15 – 19 tinggi/ antusias 3. 10 – 14 rendah/kurang antusias 4. 5 – 9 sangat rendah/tidak antusias

2. Angket digunakan untuk mengamati sikap siswa terhadap pembelajaran

matematika di kelas yang berisi ungkapan pernyataan tentang materi

pelajaran, pre-test dan post-test, suasana belajar di kelas, cara belajar, cara

guru mengajar, pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif model

think-pair-share yang telah diikuti.

Tabel 3.4.

Format Penilaian Terhadap Minat Siswa pada Mata Pelajaran Matematika64

No Pernyataan Pilihan

Ya Kadang-Kadang

Tidak

1. Apakah matematika adalah pelajaran yang menarik

2. Apakah matematika adalah pelajaran yang menyenangkan

3. Apakah kamu senang belajar matematika

4. Apakah pelajaran matematika sulit bagi kamu

5. Apakah kamu tegang dalam mengikuti pelajaran matematika

6. Apakah kamu selalu memperhatikan pelajaran matematika pada waktu guru menerangkan

7. Apakah kamu sering bertanya pada guru apabila ada materi yang tidak jelas

8. Apakah matematika membantu kamu dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari

9. Apakah belajar matematika membuat kamu tertib

10. Apakah kamu belum merasa puas sebelum mampu menyelesaikan soal-soal matematika yang kamu jumpai

Dengan distribusi skor sebagai berikut :

Pernyataan nomor 1,2,3,6,7,8,9,10

Kriteria : Tidak = skornya 1

Kadang-Kadang = skornya 2

Ya = skornya 3

Pernyataan nomor 4,dan 5

64 Hamzah. B Uno, op.cit, hlm 81

Kriteria : Tidak = skornya 3

Kadang-kadang = skornya 2

Ya = skornya 1

3. Tes digunakan untuk mendapatakan data kuantitatif yaitu berupa hasil skor

tes, tugas kelompok maupun skor tes kelompok.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan

diperolehnya data yang objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

a) Metode Observasi

1. Observasi Partisipatif

Dalam hal ini pengamatan dapat diklasifikasikan dengan cara

berperan serta dan yang tidak berperan serta, pengamatan yang

berperan serta pengamat melakukan dua peranan sekaligus yaitu

sebagai pengamat sekaligus sebagai anggota resmi dari kelompok yang

diamatinya. Pada pengamat tanpa peran serta pengamat hanya

malakukan pengamatan saja.

Terkait dengan penelitian ini maka cara yang digunakan adalah

pengamatan partisipatif yang maksudnya peneliti turut berpartisipatif

secara lansung dan bersifat aktif dalam kegiatan subyek yang diteliti

dan sekaligus sebagai fasilitator dan menjadi anggota penuh dari

kelompok yang diamatinya. Sehingga diharapkan dapat memperoleh

informasi apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan.

2. Observasi Aktivitas Kelas

Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan secara

langsung kepada siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam

proses belajar mengajar maupun dalam model pembelajaran apapun,

sehingga diperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat

mengetahui tingkah laku siswa secara langsung, sehingga peneliti

dapat memperoleh data–data yang diharapakan dan berguna bagi

penelitiannya.

b) Pengukuran Tes Hasil Belajar

Data yang telah diperoleh dilapangan akan dikomparasikan oleh

peneliti dengan menggunakan lembar observasi perilaku siswa, out put

dari data evaluasi tugas, angket ,dari hasil belajar siswa dan juga melihat

dari keaktifan objeknya.

c) Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. 65 Maksud diadakannya wawancara adalah

untuk memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain. Dalam

penelitian ini wawancara dilakukan langsung kepada guru bidang studi

65 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 186

matematika, siswa kelas IV untuk menambah kevalidan data yang akan

diambil dan diteliti.

d) Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah pencarian data terhadap hal–hal atau variabel

yang berupa catatan, transkripsi, surat kabar, foto, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya.66 Dalam penelitian metode

dokumentasi dipakai peneliti adalah untuk melengkapi metode observasi

dan wawancara. Dokumen–dokumen yang akan digunakan dipilih yang

sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

G. Analisis data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Terkait dengan penelitian ini maka data yang diperoleh melalui observasi di

dalam kelas dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan strategi

kooperatif model think -pair-share dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran KPK dan FPB.

Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik–teknik

yang sesuai dengan tujuan yang ada atau yang akan dicapai. Yaitu dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan–

pengetahuan yang baru didapatnya lebih berharga, karena itu merupakan hasil

66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm. 236

temuan mereka sendiri sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

kemampuan belajar dan memotivasi belajar siswa. Dalam menganalisis data

dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi berarti proses kegiatan penyederhanaan atau merangkum,

memilih hal–hal yang pokok, yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan

dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.

2. Paparan Data

Setelah kegiatan mereduksi data maka langkah selanjutnya adalah

penyajian data atau paparan data, yaitu proses penampilan data secara

lebih sederhana dalam bentuk naratif atau dalam bentuk uraian singkat.

3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi )

Langkah ketiga setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan,

yaitu proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi

dalam bentuk pernyataan kalimat. Kesimpulan yang dikemukakan harus

disertai oleh bukti–bukti yang valid, sehingga kesimpulan yang

dikemukakan merupakan temuan yang baru yang dapat menjawab

rumusan masalah yang telah dirumuskan.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan

Untuk pengecekan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas ini

peneliti menggunakan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. 67 Maka dengan ini data

yang dijadikan perbandingan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi

perilaku siswa, hasil dari nilai tugas dan keaktifan siswa.

Selain itu juga dengan mengadakan ketekunan yang berarti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Mencari suatu usaha

membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan

apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan ini mempunyai maksud untuk

menemukan ciri–ciri dan unsur–unsur dalam situasi yang sangat relevan

dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri

pada hal–hal tersebut secara rinci.

Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh suatu kepastian data dan

urutan peristiwa secara pasti dan sistematis. Dan sebagai bahan untuk

meningkatkan ketekunan tersebut adalah dengan cara membaca beberapa buku

referensi, dari hasil penelitian atau dari dokumentasi yang berhubungan

dengan hasil temuan yang diteliti, sehingga dapat menambah wawasan

peneliti.

67 Ibid, hlm. 330

I. Tahap – Tahap Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengetahui

efektifitas dari penggunaan strategi coopertive learning model think-pair-

share dalam meningkatkan motivasi siswa yang khususnya mata pelajaran

matematika bagi siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo

Ngoro Jombang. Sebagai upaya untuk mencapai hasil yang maksimal

maka perlu dirumuskan skenario.

Adapun perencanaan skenario tersebut adalah : (a) observasi kondisi

kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang,

(b)identifikasi permasalahan dalam proses belajar mengajar matematika,

(c)menyusun langkah–langkah pembelajaran yang sesuai, (d)menyusun

materi yang akan disampaikan, (e)membuat alat observasi untuk

mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (f)memakai

strategi yang digunakan yaitu strategi kooperatif model think-pair-share,

(g)menyusun alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu guru

sebagai peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran

sekaligus sebagai pengamat. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini

dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam pelaksanaan

tindakan peneliti membagi menjadi dua siklus empat kali pertemuan

dengan satu siklus dua kali pertemuan. Pada siklus I dilakukan dengan dua

kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru bidang studi dan peneliti

memfasilitasi siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu

mengenai KPK dan FPB, kemudian guru bidang studi menjelaskan

tentang konsep KPK dan FPB disertai dengan contoh–contohnya dan

membagi siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari tiap

kelompok empat siswa.

Pada pertemuan yang kedua guru memfasilitasi siswa dan siswa

bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru

yaitu tentang KPK dan FPB dengan menerapkan strategi kooperatif think-

pair-share, yaitu siswa diminta untuk memikirkan sendiri jawaban dari

pertanyaan tersebut, kemudian siswa diminta berpasangan dengan

pasanganya untuk berdiskusi untuk menemukan jawabannya dan yang

terakhir siswa diminta untuk berbagi jawaban yang telah ditemukan

tersebut kepada semua siswa dikelas.

Pada siklus II adalah sebagai berikut pada pertemuan pertama guru

dan peneliti memfasilitasi siswa untuk melakukan latihan–latihan untuk

memecahkan masalah sehari–hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB

yang telah diberikan sesuai dengan kelompok masing–masing, yaitu

dengan menerapkan strategi kooperatif think-pair-share, dan dilanjutkan

dengan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok dan pada pertemuan

kedua sama dengan pertemuan pertama yaitu guru dan peneliti

memfasilitasi siswa untuk melakukan latihan–latihan tentang FPB dan

KPK sesuai dengan kelompok masing–masing dengan menerapkan

strategi kooperatif think-pair-share, dan yang terakhir guru dan peneliti

mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari yaitu dengan

mengadakan test secara tertulis (post test).

3. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk

menentukan sudah sejauh mana pengembangan strategi yang sedang

dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum

berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat ketidak berhasilan

tersebut.

Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis,

mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian ini peneliti akan mendiskusikanya dengan

para siswa yang diambil secara acak atas pembelajaran yang telah

dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka. Adapun

hal–hal yang perlu didiskusikan mencakup : kekurangan yang ada selama

proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa dan rencana

tindakan pembelajaran selanjutnya. 68

68 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UM Press, 2008), hlm. 78.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Sebelum kita meninjau dan mempelajari situasi dan kondisi MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang, kita terlebih dulu perlu

mengetahui tentang sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah

Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang tersebut.

Nama Madrasah : MI Islamiyah

Dusun : Banjarpoh

Desa : Pulorejo

Kecamatan : Ngoro

Kabupaten : Jombang

Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Jombang ini berdiri pada tahun 1946 bertempat di rumah bapak K. Noer

Salim Musthofa dan Ibu Muslikhatin Musthofa di dusun Banjarpoh desa

Pulorejo Ngoro Jombang. Pada awalnya Madrasah ini bernama Madrasah

“ DINIYAH ” yang di pimpin oleh Bapak K. Noer Salim Musthafa dan

Bapak Ahmad Sholeh, beliau adalah murid dari K.H. Hasyim Asy’ Ary

dari Tebuireng.

Pada tahun 1947 Bapak Ahmad Sholeh mempunyai sebuah usul

agar dalam Madrasah Diniyah ini di berikan pelajaran umum bagi para

siswa, dan usulan tersebut diterima oleh Bapak K.Noer Salim kemudian di

dukung oleh tokoh-tokoh masyarakat sekitar serta di dukung oleh keluarga

besar Bani Musthofa. Tepat pada tanggal 15 Oktober 1947 yang pada

mulanya bernama Madrasah Diniyah diganti dengan nama SRI (Sekolah

Rakyat Islam) dengan kurikulum 50% pelajaran agama dan 50% pelajaran

umum. Murid pertama sebanyak 12 siswa, adapun pengajarnya adalah

semua alumni Pondok Pesantren Tebuireng yang bertempat di Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang.

Pada tahun 1952 Sekolah Rakyat Islam (SRI) di kelola oleh NU

dan nama tersebut diganti menjadi SRINU Banjarpoh sampai pada tahun

1958, dan setelah itu atas anjuran Kandepag Kabupaten Jombang SRINU

di ganti dengan MINU (Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama). Dan pada

tahun 1968 telah berdiri sebuah gedung baru sebanyak 3 lokal yang

menghadap kebarat berhadapan dengan Mushola Nur Musthofa,

selanjutnya pada tahun 1977 nama MINU ini diganti lagi dengan nama

MII (Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah) yang juga atas anjuran Kandepag

Kabupaten Jombang sampai sekarang ini.

Pada tahun 1984 mendapat rehab I yaitu perbaikan atap gedung,

rehab II perbaikan jendela pada tahun 1985. Pada tahun 1986 mendapat

rehap III untuk membangun MTS Syafi’iyah, dan rehap IV untuk

perbaikan dan perawatan gedung. Pada tahun 2000 telah mendapat dana

OCEF sebesar 70.000.000 rupiah untuk perubahan bentuk gedung, dan

pada tahun 2003/2004 mendapat BKS sebesar 20.000.000 rupiah dan

swadaya masyarakat untuk menambah gedung sampai sekarang ini.

Berdasarkan hasil akreditasi madrasah yang dilakukan oleh Dewan

Akretasi Madrasah Kab. Jombang maka, MI Islamiyah yang beralamatkan

di Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang sebagai Madrasah Terakreditasi

dengan peringkat B dengan nomor : B/Kw.13.4/MI/2348/2005 dengan

nomor Statistik Madrasah 112351705071.

2. Visi, Misi dan Tujuan MI Islamiyah Banjarpoh Pulore jo Ngoro

a. Visi

Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEQ

b. Misi

1. Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif.

3. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris

4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama

c. Tujuan

1. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pendidikan sehingga

menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur

2. Menciptakan karakter pada diri anak untuk mampu dengan baik

dan benar serta istiqomah dalam mengamalkan ajaran agama hasil

dari proses pembelajaran dan kegiatan pembahasan

3. Dengan matang menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan

teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan

yang lebih tinggi.

4. Memiliki kepedulian dan kesadaran warga madrasah terhadap

keamanan, kebersihan dan keindahan

5. Semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas sarana

prasarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan prestasi

akademik dan non akademik

6. Menciptakan lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari

tahun ketahun dan siap bersaing dengan lulusan yang lain.

3. Fasilitas Pembelajaran MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

a. Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah yang berdiri di desa Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang

b. Gedung lengkap dan milik sendiri

c. Mushola

d. Kegiatan ekstrakurikuler

e. Perpustakaan

4. Kegiatan Ekstrakurikuler MI Islamiyah Banjrapoh Pul orejo Ngoro

a. Pramuka

b. Sepak bola

c. Istiqosah

d. Banjari

5. Prestasi yang pernah dicapai MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo

Ngoro Jombang

a. Juara 2 Sepak Bola se Kec. Ngoro

b. Juara 2 Lompat Jauh se. Kec. Ngoro

c. Juara 3 Bulu Tangkis se. Kec. Ngoro

d. Juara 3 Lari 100 M se. Kec. Ngoro

e. Juara 3 Lempar Bola se. Kec. Ngoro

Tabel 4.1

PROFIL MI ISLAMIYAH BANJARPOH NGORO

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

1. Nama Madrasah : MI ISLAMIYAH

2. Nomor Identitas Madrasah (NIM) : 110130

3. Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 111 235 170 076

4. Alamat Madrasah : BANJARPOH PULOREJO NGORO JOMBANG Tlp (0321)710061

5. Status Madrasah : Negeri Swasta

6. Nama Yayasan : ISLAMIYAH

7. Nomor Akte Pendirian : K 17/CXX/17471

8. Tahun Berdirinya Madrasah : 1947

10. Luas tanah madrasah : 910 m2

11. Luas bangunan madrasah : 620 m2

12. Kepemilikan tanah : Sendiri sewa numpang

13. Jika sewa/numpang, berapa lama ………… tahun

14. Kepemilikan bangunan : Sendiri sewa numpang

15. Jika sewa/numpang, berapa lama ………… tahun

16. Nomor sertifikat tanah : 7980245

17. Akreditasi : B

v

V

V

STRUKTUR PERSONALIA GURU MI ISLAMIYAH BANJARPOH

NGORO

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KEPALA MADRASAH : Shofiyul Ibad, S.PdI.

WK KEP. MAD : Priwantoro, S.Pd.

WK KURIKULUM : Sukardi , S.Pd.

WK HUMAS : Maskan , S.PdI.

TATA USAHA : Lina Nachla Farida.

BENDAHARA : Siti Zulaikhah, S.Ag.

WL KELAS I : Sukartiani, S.Pd.

WL. KELAS II : Addiniyah, S.PdI.

WL. KELAS III : Maskan, S.PdI.

WL. KELAS IV : Nurul Huda.

WL. KELAS V : Priwantoro, S.Pd.

WL. KELAS VI : Jaka Pujiantara, A.Ma.

GURU

1. Khoiriyah, S.Pd.

2. Mamik Mujianing, S.pdi.

3. Minutfatin Nadhiroh, S.Ag.

4. Luqman Wibisono, S.Pdi.

5. Yiyin Puswanti, S.Pdi.

Tabel 4.2

DATA GURU MI ISLAMIYAH BANJARPOH PULOREJO NGORO

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

NO NAMA GURU NIY L/P TEMPAT

LAHIR

TANGGAL

LAHIR ALAMAT

1 SHOFIYUL IBAD,S.PdI. L Jombang 23/04/76 BANJARPOH PULOREJO NGORO

2 PRIWANTORO,S.Pd. L Jombang 10/12/1966

KATERBAN PULOREJO NGORO

3 KHOIRIYAH, S.Pd. P Mojokerto 5/5/1968 BANJARPOH PULOREJO NGORO

4 MAMIK MUJIANING,S.PdI P Jombang 14/04/75 PADAR KESAMBEN NGORO

5 SITI ZULAKHAH,S.Ag P Jombang 14/04/75 KWANGEN PULOREJO NGORO

6 NURUL HUDA L Jombang 9/9/1960 BANJARPOH PULOREJO NGORO

7 MASKAN,S.PdI. L Jombang 30/12/78 BAKALAN PULOREJO NGORO

8 MINUTFATIN NADHIROH,S.Ag P Jombang 18/07/74 BANJARPOH PULOREJO NGORO

9 LUKMAN WIBISONO,S.PdI. L Jombang 2/3/1979 BAKALAN PULOREJO NGORO

10 SUKARDI,S.Pd L Jombang 13/03/76 PULOREJO NGORO

11 JAKA PUJIANTARA,A.Ma. L Kediri 5/1/1975 BAKALAN PULOREJO NGORO

12 SUKARTIANI,S.Pd. P Jombang 4/7/1964 BAKALAN PULOREJO NGORO

13 LINA NACHLA FARIDA P Jombang 17/2/87 SANTREN PULOREJO NGORO

14 ADDINIYAH,S.PdI. P Tulung Agung 28/10/72

BREJEL PUCANGRO GUDO

15 YIYIN PUSWANTI,S.PdI. P Jombang 22/06/84 BANJARPOH PULOREJO NGORO

B. Paparan Hasil Penelitian

Paparan hasil penelitian ini membahas tentang “Penerapan strategi

kooperatif model think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar

matematika pada siswa kelas IV di MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Jombang”. Dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu: (1)mendeskripsikan

proses perencanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model

think-pair-share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa

kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro, (2)mendeskripsikan proses

pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-

share untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV

MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro, (3)mendeskripsikan proses evaluasi

pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share untuk

meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV MI Islamiyah

Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang.

1. Siklus I

a. Paparan Data Siklus I Pertemuan I

1). Perencanaan Tindakan

Pada siklus I, pertemuan I peneliti merencanakan pembelajaran

matematika khususnya pada pokok bahasan KPK dan FPB dengan

langkah awal adalah memberikan soal pretes kepada siswa, untuk

mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai konsep

KPK dan FPB yang dilakukan sebelum kegiatan atau proses belajar

mengajar berlangsung yaitu gunanya untuk mengetahui sejauh

mana bahan-bahan atau materi yang akan diajarkan telah diketahui

oleh peserta didik, setelah itu guru memberikan penjelasan

mengenai materi yang akan diajarkan.

Dari hasil pretes hasilnya belum begitu memuaskan banyak siswa

yang kurang berminat mengikuti pelajaran dan belum nencapai

kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan, yaitu banyak siswa

yang masih mendapat nilai dibawah rata-rata dan masih tergolong

rendah, hanya beberapa siswa saja yang bisa mendapatkan nilai

diatas rata-rata yang sudah sesuai dengan KKM yang di tentukan

yaitu hanya 1 siswa mendapat nilai 75 dan 2 siswa mendapat nilai

70 dengan rata-rata nilai 56 Berikut ini hasil nilai pretes dapat

dilihat dalam tabel.

Tabel 4.3 Hasil Nilai Pretes

Nilai Frekuensi 70 – 79 60 – 69 50 – 59 40 – 49 30 – 39

3 11 8 3 1

Dari hasil angket yang diberikan pada siswa tentang minat siswa

terhadap mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa masih

banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata

pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan. Hanya beberapa

siswa saja yang menyukai mata pelajaran ini dan menganggapnya

mudah.

Berdasarkan keterangan di atas maka perlu diadakan

perbaikan mutu pembelajaran. Untuk itu peneliti mencoba

menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dengan

tujuan agar siswa lebih semangat lagi dalam belajar matematika

dan siswa termotivasi belajar dengan diterapkanya belajar

kelompok ini dan juga untuk meningkatkan pemahaman siswa

tentang konsep KPK dan FPB.

Adapun bahan-bahan yang dipersiapkan sebelum

melakukan penelitian adalah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), membuat pedoman observasi sikap

antusiasme siswa selama proses pembelajaran matematika

menggunakan strategi kooperatif think-pair-share, menyiapkan

buku penunjang (matematika) yang akan di akan digunakan dalam

pembelajaran.

2). Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran siklus I, pertemuan I dilaksanakan

pada tanggal 26 Agustus 2009. Adapun pelaksanaan tindakanya

adalah sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, terlebih

dahulu guru memberi salam kepada siswa dan menanyakan

keadaan siswa, dan melakukan doa bersama, kemudian guru

mengenalkan peneliti kepada siswa, mengingat peneliti disini

belum mengenal secara keseluruhan dengan siswa kelas IV MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang. Setelah itu guru

memberitahu materi yang akan dipelajari, dan menanyakan materi

yang telah dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang kelipatan dan faktor suatu bilangan.

Kemudian memberikan soal pretes pada siswa.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

kepada semua siswa yaitu mengenai konsep KPK dan FPB. Pada

saat guru menjelaskan materi siswa masih begitu antusias, namun

tidak begitu lama karena masih adanya salah satu siswa yang ramai

sendiri pada waktu guru menjelaskan. Setelah guru menjelaskan

materi kemudian guru langsung menyampaikan informasi

mengenai pembelajaran kooperatif model think-pair-share kepada

siswa, dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa

untuk mencari jawaban sementara, setelah itu siswa di suruh untuk

mencari pasangan dalam kelompoknya. Guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan

mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok. Pada saat

ini masih banyak siswa yang masih begitu bingung dengan strategi

yang diterapkan karena siswa belum terbiasa, dan masih baru,

masih banyaknya siswa yang sulit diatur dan ramai sendiri,

mengingat siswa kelas IV ini siswanya masih suka berjalan-jalan di

kelas dan meninggalkan bangkunya terutama pada anak laki-laki.

Selain itu masih adanya siswa yang belum hafal perkalian atau

pembagian sehingga menyulitkan siswa dalam mengerjakan soal

karena soal masih berkaitan dengan perkalian dan pembagian.

Dalam proses belajar guru berkeliling mengamati siswa

sambil melakukan penilaian proses dan memberikan motivasi

kepada siswa dan mengarahkan dan menjawab pertanyaan apabila

ada kelompok yang kurang jelas. Pada pertemuan pertama ini

terlihat bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam

menyesuaikan diri bekerja kelompok dan masih kesulitan dalam

mengerjakan soal. Dan tampak masih adanya siswa yang tidak

bekerja dalam kelompok melainkan ngobrol sendiri dengan

temanya dan hanya pasrah dengan teman yang mengerjakan,

mereka belum memiliki tanggung jawab bersama.

Setelah dirasa cukup dalam diskusi dan mengerjakan soal

maka setiap kelompok secara acak dipersilahkan untuk

membacakan hasil diskusinya tersebut, kelompok lain memberikan

tanggapanya. Siswa yang ditunjuk pertama kali ada sedikit kendala

yaitu siswa masih berebut tidak mau untuk membacakan hasil

diskusinya dan saling lempar-melemparkan tugas, untuk ini guru

mencoba untuk memberikan motivasi sampai akhirnya siswa

tersebut mau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dan

pada kelompok selanjutnya sudah sedikit lancar dengan siswa

sudah tidak saling lempar-melemparkan tugas.

Kegiatan akhir guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan

menyimpulkan hasil pembelajaran. Sebelum mengakhiri guru

melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi yang sudah dipelajari, guru memberitahukan

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan guru

menutup dengan salam dan berdoa bersama.

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa Terhadap

KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan I

No Kriteria penilaian Frekwensi

1. 20 – 25 (sangat tinggi/sangatantusias) 3 2. 15 – 19 (tinggi/ antusias ) 18 3. 10 – 14 (rendah/kurang antusias) 5 4. 5 – 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi

Dari perencanaan dan pelaksanaan pada kegiatan siklus

pertama pertemuan pertama, dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dalam

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV di MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang belum maksimal.

Ada permasalahan dalam proses perencanaan tindakan dalam

kegiatan pretes yaitu masih banyak siswa yang mendapat nilai

kurang dan masih di bawah rata-rata dan dari data angket terhadap

minat siswa pada mata pelajaran matematika banyak siswa yang

masih merasa dan menganggap mata pelajaran ini sebagai mata

pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, dan hanya

beberapa siswa saja yang menyukai dan menganggap pelajaran ini

menyenangkan.

Pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa

siswa masih perlu menyesuaikan diri karena selama ini belum

terbiasa dengan pembentukan kelompok. Masih adanya siswa yang

ramai sendiri apabila kerja dalam kelompok. Selain itu berdasarkan

hasil pretes dapat diketahui bahwa nilai siswa masih dibawah rata-

rata hal ini disebabkan salah satunya adalah karena masih adanya

siswa yang tidak hafal perkalian atau pembagian sehingga siswa

sulit untuk mengerjakan karena soal masih berkaitan dengan

perkalian dan pembagian yaitu menentukan kelipatan dan faktor

suatu bilangan.

Berdasarkan hal ini maka pembelajaran yang dilakukan

perlu adanya perbaikan lagi agar motivasi belajar siswa dengan

menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share dalam

pelajaran matematika dapat meningkat.

b. Paparan Data Siklus I Pertemuan II

1). Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua ini

siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal

tentang menentukan KPK dan FPB dua bilangan dengan kerja

kelompok sesuai dengan pada kelompok pada pertemuan

sebelumnya, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Sumber yang digunakan adalah buku Matematika kelas IV

dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Adapun untuk

mengevaluasi hasil belajar yang di capai siswa di gunakan

instrumen pedoman observasi sikap siswa selama proses KBM

dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share.

2). Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan yang kedua ini

dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada kegiatan awal

seperti biasa sebelum memulai pelajaran guru mengucapkan salam,

menanyakan keadaan siswa, menanyakan kepada siswa tentang

pelajaran sebelumnya dan mengaitkanya dengan materi yang akan

dipelajari.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi

tentang KPK dan FPB dua bilangan pada siswa, kemudian guru

menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe

think-pair-share kepada siswa seperti pada pertemuan pertama,

dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa untuk

mencari jawaban sementara setelah itu siswa di suruh untuk

mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok

pada pertemuan sebelumnya). Pada saat kegiatan ini keadaan siswa

sudah sedikit berbeda tidak seperti pada pertemuan pertama,

dimana siswa sudah tidak merasa kebingungan dengan

kelompoknya dan sudah mulai membiasakan bekerja dalam

kelompok. Dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

untuk membahas masalah tersebut dan setiap kelompok

mempresentasikan jawaban masing-masing kelompok secara acak.

Kemudian siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

Dalam proses diskusi berlangsung guru berkeliling

mengamati siswa dan menjawab apabila ada kelompok yang

kurang jelas. Pada saat diskusi siswa diberi masalah dan disuruh

untuk memikirkanya sejenak, pada saat itu masih terdapat siswa

yang kurang memperhatikan dan asyik main sendiri, namun hal ini

dapat diantisipasi dengan cara guru memberikan motivasi agar

siswa dan mengingatkan siswa agar tidak ramai sendiri. Dan pada

waktu diskusi dengan masing-masing kelompok sebagian siswa

sudah mulai bisa bekerja sama, dan sebagian siswa juga merasa

senang dengan berdiskusi semacam ini karena sudah terbiasa

dengan teman sebangku sehingga merasa enak diajak berdiskusi,

meskipun belum semua siswa mau diajak berdiskusi, dan malah

asyik ngobrol sendiri dengan teman sebangku, namun sudah ada

sedikit perubahan dari pertemuan yang pertama. Kendala yang lain

adalah masih adanya siswa yang merasa kesulitan dalam

mengerjakan dalam kerja kelompok karena tidak semua siswa

dalam sebangku memiliki kemampuan yang tinggi ada siswa yang

memiliki kemampuan yang sama-sama tinggi, ada yang sedang

sama sedang, bahkan ada yang kurang. Sehingga menyulitkan

siswa dalam memecahkan masalah dalam kelompok.

Pada kegiatan akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa,

LKS, dan bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk menanyakan materi yang belum jelas di tutup dengan salam.

Sebelum pelajaran berakhir peneliti melakukan tanya jawab

dengan beberapa siswa tentang proses belajar mengajar yang baru

dilakukan dengan menggunakan strategi kooperatif model think-

pair-share. Berikut hasil wawancara responden dengan siswa:

“Saya menyukai strategi ini karena bisa berdiskusi memecahkan soal matematika dengan teman apalagi dengan teman sebangku karena sudah akrab maka menjadi mudah, karena kadang-kadang soal matematika itu sulit jadi kalau berdiskusi akan menjadi lebih mudah dalam menyelesaikanya, dan guru dalam menerangkan sudah baik, dan saya faham dengan materi yang dijelaskan, hanya kadang-kadang kurang bisa jika soalnya sulit”. 69

“Saya suka dengan strategi ini karena saya memang suka

dengan pelajaran matematika, akan menjadi lebih faham lagi karena bisa tanya teman bila ada soal yang sulit dan bisa saling berbagi pengalaman”. 70

“ Saya suka dengan strategi ini karena selama ini saya

masih belum begitu hafal dengan perkalian jadi kalau bekerja dengan teman saya bisa hafalan perkalian dengan menyuruh teman menanyakan dan saya menjawabnya, selain itu saya bisa minta bantuan apabila saya kesulitan mengerjakan soal.” 71

69 Wawancara dengan Auliya Rahma Habibah siswa kelas IV peringkat 1 dari 26 siswa, (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV) 70Wawancara dengan Ani Fikriyati Ulfa siswa kelas IV peringkat 2 dari 26 siswa, (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV). 71Wawancara dengan Miftahul Rizki siswa kelas IV. (31 Agustus 2009, Jam 09.30, di Ruang Kelas IV).

Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif

model Think-Pair-Share Siklus I Pertemuan II

No Kriteria penilaian Frekwensi 1. 20 – 25 (sangat tinggi/sangat antusias) 11 2. 15 – 19 (tinggi/ antusias ) 13 3. 10 – 14 (rendah/kurang antusias) 2 4. 5 – 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi

Pada kegiatan siklus I pertemuan kedua, menunjukkan tidak

ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah

terlaksanan sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan

menunjukkan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan kerja

kelompok, namun masih ada beberapa kelompok khususnya anak

laki-laki yang kurang memperhatikan, dan ramai sendiri. Jika

dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada

sedikit peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan

pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think-

pair-share ini siswa sudah agak mulai senang dan terbiasa belajar

bersama dan saling bertukar pendapat dengan teman terlebih

dengan teman sebangku karena sudah terbiasa dan sudah cukup

akrab, meskipun masih adanya kelompok yang merasa kesulitan

dalam mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian

sikap siswa yang sangat antusias sudah mulai meningkat yang

sebelumnya pada pertemuan pertama sebanyak 3 siswa sekarang

menjadi 11 siswa. .

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dapat dilihat

bahwa siswa mulai senang dan terbiasa dengan strategi ini dan

mereka pada umumnya menyukainya karena bisa saling bertukar

pendapat dan berdiskusi dengan teman dan apabila ada soal yang

kurang dimengerti atau sulit bisa saling berdiskusi dan

memecahkan masalah bersama sehingga menjadi lebih mudah

dalam menyelesaikan soal.

2. Siklus II

a. Paparan Data Siklus 1I Pertemuan I

1). Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan pertama

ini siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal

tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB dengan kerja kelompok sesuai dengan pada

kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan mempresentasikan

hasil diskusi kelompok.

Sumber yang digunakan adalah buku Matematika kelas IV

dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman siswa. Bahan-bahan yang

dipersiapkan adalah seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya

yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan untuk

melihat hasil belajar yang di capai siswa di gunakan instrumen

pedoman observasi sikap siswa selama proses KBM dengan

menggunakan strategi koperatif model think-pair-share dan

pengamatan terhadap aktivitas kelompok selama proses

pembelajaran berlangsung.

2). Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan yang pertama

ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009. Pada kegiatan

awal guru seperti biasa mengucapkan salam, menanyakan keadaan

siswa, dan atas dasar hasil refleksi yang mengharuskan guru untuk

lebih sering memberikan motivasi siswa, maka sebelum dimulai

pada kegiatan inti guru memberikan masukan-masukan dan

motivasi kepada siswa supaya mereka termotivasi, kemudian guru

menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya dan

mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari.

Sebelum pelajaran dimulai untuk menambah motivasi siswa

agar tidak tegang guru mengajak siswa dengan sedikit permainan

dengan gerak badan, kemudian pada kegiatan inti guru

menjelaskan secara singkat materi penyelesaian masalah sehari-

hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB, guru menyampaikan

informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share

kepada siswa, seperti pada pertemuan sebelumnya dilanjutkan

dengan guru memberikan masalah kepada siswa agar siswa

mencari jawaban sementara dan guru memberikan waktu kepada

siswa untuk memikirkanya setelah itu siswa di suruh untuk

mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok

pada pertemuan sebelumnya). Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok untuk membahas masalah tersebut dan secara

acak masing-masing kelompok mempresentasikan hasil jawaban

kelompok kepada semua teman dikelas dan kelompok yang lain

menanggapinya. Pada tahap ini tingkat motivasi belajar dan

antusiame tiap-tiap siswa mulai nampak terlihat, mereka sudah bisa

diajak bekerja sama untuk menyelesaikan tugas namun kendalanya

adalah soal yang diberikan adalah KPK dan FPB yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari yaitu soal dalam bentuk soal cerita

sehingga siswa merasa sulit dalam memahaminya dan masih

merasa bingung dengan maksud dari soal. Pada tahap ini guru juga

memberikan motivasi supaya mereka lebih giat lagi dalam belajar

bersama, guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok untuk

memantau dan membantu, memberikan arahan apabila ada

kesulitan. Secara umum dapat terlihat antusiasme msiswa dalam

belajar, namun masih ada juga siswa yang tidak bisa diam duduk

manis mengerjakan dan malah menganggu temanya yang sedang

mengerjakan, untuk itu guru memberikan peringatan dan apabila

masih dilakukan lagi akan mendapat hukuman yaitu disuruh

mengerjakan soal di depan kelas.

Untuk menambah semangat guru memberikan penghargaan

pada kelompok yang presentasi dan yang menanggapi hasil

presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Pada saat siswa

mempresentasikan hasil diskusinya masih banyak siswa yang tidak

bisa dan kurang faham dengan soal yang diberikan dalam bentuk

soal cerita. Untuk itu guru memberikan pemahaman lagi mengenai

cara meyelesaikan soal cerita pada siswa. Pada kegiatan akhir guru

menganalisis hasil kegiatan siswa, dan bersama-sama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi

yang belum jelas di tutup dengan salam. Berikut ini hasil

wawancara dengan beberapa siswa:

“ Saya senang dengan strategi ini karena membuat saya bisa bertanya pada teman kalau ada kesulitan dalam pelajaran ini, karena bila bertanya pada teman yang mengerti lebih enak karena sudah akrab sehingga bisa lebih leluasa dalam bertanya, selain itu saya menjadi lebih faham.”72

“ Saya suka dengan strategi ini karena saya bisa menjadi

lebih faham pada materi yang diberikan, dan saya bisa mengerjakan soal yang diberikan.dan saya menjadi lebih menyukai pelajaran matematika.”73

“ Saya menyukai strategi ini karena biasanya dalam

mengerjakan soal saya merasa kesulitan karena kurang faham dan soalnya sulit, namun dengan strategi ini saya bisa bertanya dan saling berdiskusi apabila ada soal yang tidak bisa dikerjakan. Saya merasa kesulita pada soal yang diberikan karena soalnya dalam bentuk soal cerita”. 74

72 Wawancara dengan Ifa Kifayatul Achyar, siswa kelas IV (2 September 2009, Jam 08.30.

diruang kelas IV). 73 Wawancara dengan Putri Alfira D siswa kelas IV (2 September 2009, di ruang kelas IV). 74 Wawancara dengan Dwiki Rahman Hadi siswa kelas IV (2 September 2009, diruang kelas IV)

Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap KBM

Menggunakan Strategi Kooperatif model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan I

No Kriteria penilaian Frekwensi 1. 20 – 25 (sangat tinggi/sangat antusias) 14 2. 15 – 19 (tinggi/ antusias ) 10 3. 10 – 14 (rendah/kurang antusias) 2 4. 5 – 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi

Pada kegiatan siklus II pertemuan I, menunjukkan tidak ada

permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah terlaksana

sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan menunjukkan

bahwa siswa sudah senang dengan strategi yang diterapkan. Jika

dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan kelompok ada

peningkatan terhadap antusias siswa dalam melakukan

pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif model think-

pair-share ini. Siswa sudah mulai senang belajar bersama dan

berdiskusi bersama, namun masih ada beberapa siswa yang kurang

faham dengan materi yang di berikan guru sehingga dalam

pelaksanaanya masih kesulitan dalam mengerjakan soal karena

pada materi ini siswa di berikan soal yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang mengandung dan berkaitan dengan

KPK dan FPB, siswa mengalami kesulitan karena soal dalam

bentuk soal cerita sehingga siswa benar-benar harus faham dan

mengerti apa isi dari soal tersebut dan siswa biasanya masih

bingung dengan soal yang diberikan karena dalam bentuk uraian

kata-kata, bagi siswa yang tidak faham dengan perintah soal maka

akan salah dalam mengerjakannya.

Dilihat dari hasil penilaian sikap siswa, antusias siswa terhadap

strategi yang diterapkan sudah cukup antusias bahkan sudah

banyak yang sangat antusias namun seperti yang di sebutkan diatas

masih banyak siswa masih bingung dengan soal yang diberikan

karena dalam bentuk soal cerita. Dari 26 siswa, siswa yang sangat

antusias berjumlah 14 siswa

b. Paparan Data Siklus II Pertemuan II

1). Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan kedua ini

siswa lebih difokuskan untuk melakukan latihan-latihan soal

tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB yang masih berkaitan pada siklus kedua pertemuan

pertama untuk lebih memantapkan lagi pemahaman siswa tentang

KPK dan FPB khususnya tentang soal cerita karena pada

pertemuan yang pertama pada siklus kedua masih banyak siswa

yang kurang faham dan merasa kesulitan dalam mengerjakan soal

cerita pelaksanaannya tetap yaitu dengan kerja kelompok sesuai

dengan pada kelompok pada pertemuan sebelumnya, dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Sumber yang digunakan adalah masih tetap sama yaitu buku

Matematika kelas IV dari berbagai penerbit, LKS, pengalaman

siswa. Dan untuk melihat hasil belajar yang di capai siswa di

gunakan instrumen pedoman observasi siswa selama proses KBM

dengan menggunakan strategi koperatif model think-pair-share dan

pengamatan terhadap aktivitas kelompok selama proses

pembelajaran berlangsung.

2). Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan yang kedua ini

dilaksanakan pada tanggal 7 September 2009. seperti pada

pertemuan-pertemuan sebelumnya pada kegiatan awal guru

mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa, dan memotivasi

siswa, menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya

dan mengaitkanya dengan materi yang akan dipelajari.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi yaitu

tentang penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB yang masih serupa dengan pertemuan pada

sebelumnya yaitu untuk lebih memantapkan pemahaman siswa

tentang materi yang telah diajarkan terlebih lagi tentang soal cerita,

kemudian seperti biasanya sebelum memberikan soal guru

menyampaikan informasi mengenai pembelajaran kooperatif model

think-pair-share kepada siswa, seperti pada pertemuan sebelumnya

dilanjutkan dengan guru memberikan masalah kepada siswa agar

siswa mencari jawaban sementara dan guru memberikan waktu

kepada siswa untuk memikirkanya setelah itu siswa di suruh untuk

mencari pasangan dalam kelompoknya (sesuai dengan kelompok

pada pertemuan sebelumnya).

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk

membahas masalah tersebut dan secara acak masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil jawaban kelompok kepada

semua teman dikelas dengan maju mengerjakan di papan tulis dan

kelompok yang lain menanggapinya. Pada tahap ini siswa terlihat

sudah banyak yang antusias bahkan dapat dikatakan hampir

sebagian siswa semua antusias dalam mengikuti pelajaran

matematika, walaupun masih satu atau dua siswa yang masih ramai

sendiri, dalam mengerjakan soal yang diberikan masing-masing

kelompok sudah aktif dan terlihat begitu menghayati soal dan kerja

sama antar siswa sudah bisa berjalan. Mereka sudah terbiasa untuk

mengungkapkan pendapatnya dan semangat antar kelompok untuk

saling mengajukan pertanyaan sudah nampak adanya peningkatan,

antara kelompok satu dengan yang lainya dalam menjawab soal

juga saling berebut, meskipun masih ada salah satu kelompok

yang salah dalam menjawab soal dan pertanyaan yang diberikan

dan guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang

berbeda jawaban untuk memberikan jawaban kelompoknya,

kemudian guru memberikan kesimpulan dari jawaban dari

beberapa kelompok dan meluruskan jawaban yang salah.

Untuk menambah semangat guru memberikan penghargaan

pada kelompok yang presentasi dan yang menanggapi hasil

presentasi dengan memberikan nilai tambahan. Pada saat diskusi

berlangsung guru berkeliling sambil mengamati siswa dan

menjawab apabila ada kelompok yang kurang jelas. Pada kegiatan

akhir guru menganalisis hasil kegiatan siswa, dan bersama-sama

siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan

materi yang belum jelas di tutup dengan salam dan pemberian

saran-saran dan motivasi sebelum mengakhiri pertemuan peneliti

mengadakan wawancara dengan siswa tentang kesan siswa

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.”

“ Setelah saya mengikuti pelajaran dengan menggunakan strategi ini pelajaran menjadi menyenangkan karena saya sedikit demi sedikit menjadi mengerti dan menjadi menyukai pelajaran ini karena sebelumnya saya merasa kesulitan jika mengikuti pelajaran karena jika diberi soal saya merasa kesulitan tapi setelah menggunakan stategi ini saya bisa lebih mengerti karena bisa di diskusikan dan di selesaikan bersama teman .”75

“Saya menyukai strategi ini karena saya menjadi lebih mudah

mengerjakan soal karena saya bisa bertanya kepada teman apabila ada soal yang kurang saya mengerti dan bisa saling bertukar pendapat”. 76

75 Wawancara dengan Nadya Firda R, siswa kelas IV (7 September 2009, Jam 08.30. diruang kelas IV). 76 Wawancara dengan Muhammad Ridwan siswa kelas IV (7 September 2009, Jam 08.30. diruang kelas IV).

Tabel 4.7 Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Siswa terhadap

KBM Menggunakan Strategi Kooperatif model Think-Pair-Share Siklus II Pertemuan II

No Kriteria penilaian Frekwensi 1. 20 – 25 (sangat tinggi/sangat antusias) 23 2. 15 – 19 (tinggi/ antusias ) 3 3. 10 – 14 (rendah/kurang antusias) 0 4. 5 – 9 (sangat rendah/tidak antusias) 0

3). Refleksi

Pada kegiatan siklus II pertemuan kedua, menunjukkan

tidak ada permasalahan pada perencanaan tindakan, karena telah

terlaksanan sesuai dengan rencana. Pada pelaksanaan tindakan

menunjukkan bahwa siswa sudah senang dengan strategi yang

diterapkan. Jika dilihat dari hasil belajar dan penilaian individu dan

kelompok ada peningkatan terhadap antusias siswa dalam

melakukan pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif

model think-pair-share ini. Siswa sudah senang belajar bersama

dan berdiskusi bersama, dan sudah mulai mengerti tentang materi

yang diberikan dan dalam mengerjakan soal sudah mulai tidak

kesulitan karena pada pertemuan sebelumnya sudah di jelaskan

sehingga pada pertemuan ini siswa lebih di mantapkan lagi

mengenai cara mengerjakan soal dalam bentuk soal cerita yang

berkaitan dengan KPK dan FPB. Selain itu siswa bisa saling

berdiskusi bersama teman untuk memecahkan permasalahan yang

di hadapi dan saling melengkapi jika ada yang kurang faham

sehingga memudahkan siswa dalam memahami soal yang

dikerjakan.

Jika dilihat dari penilaian sikap siswa terhadap strategi ini

antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sudah

sangat baik sudah sebagian besar siswa sangat antusias dalam

mengikuti pelajaran ini, yaitu ada 23 siswa sangat antusias

sedangkan untuk siswa yang kurang antusias sudah tidak ada. Bila

dilihat dari hasil tersebut maka terjadi peningkatan antusiasme dan

motivasi siswa terhadap mata pelajaran ini yaitu dengan

menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share ini.

C. Temuan Penelitian

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus pertama peneliti menetapkan dua kali pertemuan

sebagai kegiatan pembelajaran yaitu setiap kali pertemuan 2x35 menit.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar

matematika dan memberikan pemahaman secara garis besar kepada

siswa tentang konsep KPK dan FPB.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini

pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2009 dan

pertemuan kedua pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada pertemuan

pertama ini siswa masih merasa bingung dalam memahami instruksi

atau penjelasan dari guru mengenai strategi yang akan dilakukan yaitu

kebanyakan siswa masih belum mengerti dan belum mengenal dengan

strategi yang digunakan. Dan dalam melaksanaan kegiatan

pembelajaran terlihat siswa masih merasa kesulitan dalam megerjakan

soal karena masih adanya siswa yang belum hafal dengan perkalian

dan pembagian, motivasi dan antusiasme siswa masih perlu

ditingkatkan lagi, karena masih adanya siswa yang ramai sendiri pada

saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antar guru dengan

siswa sudah cukup baik namun interaksi antara siswa dengan siswa

lainya dalam kelompok masih mengalami kendala yaitu siswa belum

terbiasa dengan kerja kelompok dan masih adanya siswa yang ramai

sendiri apabila bekerja dalam kelompok. Indikator keberhasilan yang

dicapai siswa adalah pada pertemuan yang kedua siswa sudah mulai

membiasakan diri untuk bekerja kelompok dan interaksi siswa dengan

kelompok sudah mulai terjalin baik.

c. Tahap Pengevaluasian

Evaluasi pada siklus pertama dalam penelitian ini dilakukan pada

tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan

membagikan lembar observasi sikap siswa terhadap strategi

pembelajaran menggunakan kooperatif model think-pair-share. Untuk

mengetahui sejauh mana pengembangan metode yang sedang

dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.

Dari hasil evaluasi soal pretest dapat diketahui bahwa tingkat

pemahaman siswa kelas IV MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Jombang tentang konsep KPK dan FPB masih tergolong rendah yaitu

hanya mencapai nilai rata-rata kelas 56. pada pertemuan pertama

antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi

kooperatif model think-pair-share ini masih sedikit sekali yaitu yang

sangat antusias hanya sebanyak 3 siswa dan pada pertemuan yang

kedua sudah mulai adanya peningkatan yaitu siswa yang sangat

antusias meningkat menjadi 11 siswa. Maka untuk pertemuan-

pertemuan selanjutnya masih perlu adanya pemberian motivasi lagi

kepada siswa agar lebih termotivasi dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi kooperatif

model think-pair-share.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus kedua peneliti menetapkan dua kali pertemuan

sebagai kegiatan pembelajaran yaitu setiap kali pertemuan 2x35 menit.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar

matematika dan memberikan pemahaman secara garis besar kepada

siswa tentang pemahaman soal sehari-hari yang berkaitan dengan KPK

dan FPB.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini

pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 September 2009 dan

pertemuan kedua pada tanggal 7 September 2009. Pada pertemuan

pertama ini siswa masih merasa bingung dalam memahami penjelasan

materi dari guru mengenai penyelesaian soal sehari-hari yang berkaitan

dengan KPK dan FPB yaitu kebanyakan siswa masih belum mengerti

dengan maksud dari soal karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga

siswa harus benar-benar faham dengan maksud dari soal tersebut.

Waktu kurang panjang jadi dalam penerapanya kurang maksimal

karena soal dalam bentuk soal cerita sehingga siswa lebih banyak

membutuhkan waktu lagi dalam memahami soal.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa terlihat masih

merasa kesulitan dalam megerjakan soal karena masih adanya siswa

yang belum mengerti dengan apa yang harus dikerjakan, ssiwa masih

merasa bingung dengan pengerjaan soal karena kurang faham dengan

maksud perintah soal. Interaksi antar guru dengan siswa sudah cukup

baik dan interaksi antara siswa dengan siswa lainya dalam kelompok

sudah mulai terjalin dengan baik dan sudah mulai terbiasa namun

tetap masih adanya siswa yang ramai sendiri apabila bekerja dalam

kelompok. Indikator-indikator keberhasilan yang dicapai siswa pada

pertemuan ini adalah siswa sudah mulai membiasakan diri untuk

bekerja kelompok dan sudah mulai faham dengan maksud dan perintah

dari soal karena bentuk soal sama seperti pada pertemuan pertama dan

untuk ini lebih sebagai pemantapan soal, siswa terlihat lebih aktif

dalam proses pembelajaran, peningkatan motivasi dan atusiasme siswa

nampak terlihat pada lembar observasi sikap yang meningkat dari

siklus I ke siklus ke II.

c. Tahap Pengevaluasian

Evaluasi pada siklus kedua dalam penelitian ini dilakukan pada

tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung seperti pada

siklus yang pertama yaitu dengan membagikan lembar observasi sikap

siswa terhadap strategi pembelajaran menggunakan kooperatif model

think-pair-share. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan

metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang

direncanakan.

Dari hasil evaluasi lembar penilaian observasi sikap siswa

terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model

think-pair-share ini dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama

antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi

kooperatif model think-pair-share ini ada peningkatan pada saat siklus

pertama yaitu pada pertemuan yang pertama sebanyak 14 siswa dan

pada pertemuan yang kedua sudah mulai adanya peningkatan yaitu

siswa yang sangat antusias meningkat menjadi 23 siswa, dan untuk

siswa yang kurang antusias sudah tidak ada.

Penerapan strategi kooperatif model think-pair-share pada siklus

kedua pertemuan yang kedua sudah berhasil dengan baik, penerapan

kooperatif model think-pair-share terbukti dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang, dengan indikator keberhasilan yang dicapai

adalah pada saat pembelajaran dengan strategi kooperatif model think-

pair-share, siswa terlihat sudah lebih bersemangat dan antusias, siswa

terlihat lebih aktif, peningkatan motivasi belajar siswa sudah nampak

pada lembar observasi sikap siswa yaitu siswa yang kurang antusias

sudah tidak ada.

Dengan demikian, peneliti menilai bahwa penelitian ini sudah

cukup dan tidak perlu dilanjutkan lagi pada siklus selanjutnya. Hal ini

atas pertimbangan bahwa hasil dari siklus II sudah meningkat, artinya

dapat dilihat bahwa dari siklus I ke siklus II peningkatan motivasi

belajar dapat meningkat dengan baik.

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Perencanaan

Parencanaan pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus 4 kali

pertemuan, siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus kedua

juga dua kali pertemuan. Pada siklus pertama dirancang untuk memberikan

pemahaman kepada siswa tentang konsep KPK dan FPB, dan untuk siklus

kedua dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara

penyelesaian soal tentang masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan

FPB. Dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut. Untuk sumber yang

digunakan dalam pembelajaran adalah buku matematika kelas IV dari

berbagai macam penerbit, kurikulum, standar kompetensi dan pengalaman

siswa. Sedangkan untuk mengetahui hasil pembelajaran dan minat siswa

terhadap mata pelajaran ini di gunakan instrumen penilaian individu dan

kelompok berupa pedoman pengamatan selama proses pembelajaran

berlangsung dan berupa angket.

Dalam observasi awal dan dari wawancara dengan guru mata pelajaran

matematika dapat diketahui bahwa siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh

Pulorejo Ngoro Jombang kondisi pembelajaran matematika masih cenderung

pasif dimana selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan

penugasan. Dan siswa banyak yang kurang menyukai pelajaran matematika

karena menganggap mata pelajaran ini sulit.

B. Pelaksanaan

Setelah mengetahui kondisi awal MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo

Ngoro Jombang khususnya siswa kelas IV maka dalam pelaksanaan

pembelajaran diterapkan strategi kooperatif model think-pair-share pada

pembelajaran matematika, kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan

siswa bekerja dalam pasang-pasangan untuk berdiskusi dalam memecahkan

masalah. Menurut Wina Sanjaya diskusi merupakan proses pembelajaran

melalui interaksi dalam kelompok77.

Pada siklus pertama pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal

26 Agustus 2009 dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang merasa

bingung dengan materi yang telah diberikan dan belum terbiasa dengan

pembentukan kelompok, selain itu kendala yang lain adalah masih adanya

siswa yang kurang hafal tentang perkalian atau pembagian karena materi ini

masih menyangkut tentang perkalian dan pembagian sehingga siswa masih

merasa bingung dan kesulitan dalam mengerjakan soal yang di berikan guru.

Pada siklus pertama pertemuan kedua penelitian tetap difokuskan pada

pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif model think-pair-share

untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6

77 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 106

orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah

dalam belajar. 78

Dengan pembelajaran kooperatif siswa di dorong untuk bekerja sama,

mengemukakan pendapat dan saling tolong-menolong, sehingga

memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan

keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan

demokratis. Sebagaimana menurut Sharan, siswa yang belajar dengan

menggunakan metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang

tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya.79 Selain itu menurut

Lie mengungkapkan bahwa banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran

oleh teman sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran

oleh guru. 80

Model think-pair-share adalah salah satu dari jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi

think-pair-share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu

tunggu.81 Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir

sendiri dan bekerja sama dengan orang lain.

Pada pelaksanaan siklus kedua pertemuan pertama yang dilaksanakan

pada tanggal 2 September 2009 dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran

bisa lebih baik lagi karena siswa sudah terbiasa dengan pembentukan

kelompok dan siswa merasa senang jika berdiskusi dengan teman untuk

78 Isjoni, op.cit., hlm. 15 79 Ibid., hlm. 23 80 Ibid., hlm. 45 81 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 61

memecahkan masalah yang dianggap mereka sulit. Sehingga pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik. Selain itu guru telah melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama peneliti. Motivasi siswa sudah

mulai mengalami peningkatan yang cukup baik, dan kerja sama dengan

kelompok sudah mulai ada, namun hal ini dirasa masih perlu adanya

peningkatan lagi maka penelitian tetap dilanjutkan.

Menyikapi hasil pelaksanaan dari siklus kedua pertemuan pertama maka

pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan yang kedua yang dilaksanakan pada

tanggal 7 September 2009 yaitu tetap menggunakan stategi kooperatif model

think-pair-share pada pembelajaran matematika, dengan diterapkanya strategi

ini diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi motivasi belajar matematika

siswa kelas IV. Dengan menerapkan strategi kooperatif model think-pair-

share ini maka dapat membantu siswa dalam melaksanakan proses

pembelajaran, yaitu siswa diberi kesempatan untuk melibatkan diri secara

aktif dalam pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan

sendiri dan secara kelompok tentang permasalahan atau soal yang telah

diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif kelompok kecil menawarkan

kesempatan kepada semua anggota untuk bisa berhasil dalam matematika (dan

dalam pelajaran yang lain). Masalah-masalah matematika disesuaikan dengan

diskusi kelompok kooperatif karena mempunyai solusi yang bisa ditunjukkan

secara obyektif. 82 Masalah- masalah matematika sering kali bisa dipecahkan

82 Shlomo Sharan, op.cit., hlm. 347

melalui beberapa pendekatamn berbeda, dan para siswa secara berkelompok

bisa mendiskusikan manfaat dari solusi yang berbeda-beda itu.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan

strategi kooperatif model think-pair-share ini mempunyai kelebihan yaitu

situasi proses belajar menjadi lebih menyenangkan, mendorong siswa untuk

berfiikir dan berkreasi atas inisiatif sendiri, dan siswa dapat berdiskusi dengan

teman mereka, siswa menjadi lebih faham dengan materi pelajaran dimana

siswa menjadi lebih aktif dan pengajaran berubah dari teacher centered

menjadi student centered.

Ketika siswa bekerja secara kooperatif, mereka mempelajari berbagai hal

dalam sekali waktu, yaitu ketrampilan interaksi interpersonal, seperti

mendengarkan dan mencoba memahami sudut pandang orang lain,

ketrampilan akademik, seperti membaca, menulis, berhitung berpendapat, dan

memahami proses dan konsep-konsep disiplin akademik (sains, sastra,

matematika dan sebagainya). Sehingga dengan strategi kooperatif model

think-pair-share ini siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu

materi dalam kegiatan belajar mengajar.

Setelah siklus kedua dilaksanakan dapat diketahui bahwa penerapan

strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan motivasi

belajar matematika siswa kelas IV. Dari pelaksanaan siklus I dan siklus II

dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada tingkat antusiasme dan

motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi

kooperaif model think-pair-share ini. Siswa lebih bersemangat dan aktif

dalam mengikuti pembelajaran matematika dan dari lembar observasi sikap

siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi

kooperatif model think-pair-share terbukti mengalami peningkatan dari setiap

siklus. Hal ini dapat ditandai dengan antusiasme siswa dalam mengikuti

pembelajaran, dengan indikator keberhasilanya siswa tampak bersemangat

dalam mengerjakan tugas yang diberikan, tampak senang selama mengikuti

pembelajaran, terjalin kerja sama yang baik antar anggota kelompok.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar.83 Dalam pembelajaran motivasi sangat diperlukan,

sebagaiman menurut Oemar Hamalik motivasi mendorong timbulnya

kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.84 Sehingga motivasi

mempunyai fungsi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan,

mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan, dan

sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya

suatu perbuatan.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

penerapan strategi kooperatif model think-pair-share dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika siswa kelas IV, dan dapat menumbuhkan sikap

saling menghargai pendapat, sikap saling tolong-menolong sesama teman. Hal

ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah Ayat 2

yaitu:

83 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 115 84 Oemar hamalik, op.cit., hlm. 175

……..¢ (#θçΡ uρ$ yès? uρ ’ n?tã Îh�É9 ø9 $# 3“uθ ø) −G9 $# uρ ( Ÿω uρ (#θçΡ uρ$ yès? ’ n? tã ÉΟ øOM}$# Èβ≡uρô‰ ãè ø9 $#uρ 4 (#θà) ¨? $#uρ ©! $# ( ¨βÎ) ©! $#

߉ƒÏ‰ x© É>$ s)Ïè ø9$# ∩⊄∪

Artinya :”...........dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.85

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa betapa pentingnya kerja sama dan

tolong-menolong dalam hal kebaikan, strategi kooperatif merupakan salah satu

bentuk pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama dan menghargai

pendapat orang lain.

C. Penilaian

Evaluasi pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada tiap

pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sejauh

mana strategi yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang

direncanakan dan untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa apakah

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika. Dari hasil evaluasi

dapat dibuktikan bahwa penerapan strategi kooperatif model think-pair-share

dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika yang

pada awalnya mereka merasa kurang menyukai karena menganggap mata

pelajaran ini sulit. Dengan strategi ini setidaknya dapat mengubah pemikiran

siswa tentang pelajaran matematika tidak menyenangkan menjadi

85 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), hlm. 106

menyenangkan sehingga siswa menjadi berminat dan termotivasi untuk

mengikuti pelajaran ini yaitu terbukti dengan meningkatnya sikap siswa

terhadap pembelajaran dengan strategi ini yaitu dari data lembar pengamatan

penilaian sikap dan angket.

Pada siklus pertama pertemuan kedua siswa yang sangat antusias

meningkat menjadi 11 siswa dari 26 siswa yang sebelumnya hanya 3 siswa.

Untuk siswa yang kurang antusias berkurang yaitu menjadi 2 siswa. Pada

siklus yang kedua pertemuan kedua tidak ada siswa yang kurang antusias

dalam proses pembelajaran, untuk siswa yang sangat antusias meningkat

menjadi 23 siswa dan siswa yang cukup antusias hanya 3 siswa. Hasil nilai

pretes siswa rata-rata nilai 56, sedangkan pada hasil nilai postes meningkat

menjadi rata-rata nilai 66 dari 26 siswa.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses perencanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model

think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada

siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang

difokuskan siswa untuk mempelajari konsep KPK dan FPB dengan

menerapkan strategi kooperatif model think-pair-share ini dengan

mengerjakan lembar kegiatan (soal-soal latihan) secara kelompok dan

mempresentasikannya. Langkah awal perencanaan tindakan ini adalah

menetapkan materi pembelajaran, mengembangkan silabus, menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun instrumen pengumpulan

data yang meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam

pelaksanaan pembelajaran, instrumen lembar observasi dan angket untuk

mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model

think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada

siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada siklus I

pertemuan pertama dan kedua siswa bekerja dalam kelompok untuk

menyelesaikan soal tentang KPK dan FPB, dilanjutkan dengan

mempresentasikan hasil pekerjaan dan diskusi kelompok. Pada siklus II

pertemuan pertama dan kedua guru dan peneliti memfasilitasi siswa untuk

bekerja dalam kelompok dalam meyelesaikan soal sehari-hari yang

berkaitan dengan KPK dan FPB serta mempresentasikan hasil pekerjaan

dan diskusi pada seluruh siswa di kelas.

3. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan strategi kooperatif model

think-pair-share dalam meningkatkan motivasi belajar matematika pada

siswa kelas IV MI Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang

dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi dari setiap siklus

yaitu pada setiap pertemuan setelah pembelajaran berlangsung yaitu siswa

diberikan lembar observasi tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran

matematika yang telah dilakukan untuk diisi oleh masing-masing siswa

untuk menentukan sejauh mana strategi yang diterapkan telah berhasil

sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu juga dari hasil wawancara

dengan siswa.

Dari data hasil evaluasi dapat dibuktikan bahwa penerapan strategi

kooperatif model think-pair-share pada siswa kelas IV MI Islamiyah

Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang terbukti dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa terhadap pelajaran matematika yaitu terbukti dengan

meningkatnya antusiasme siswa terhadap palajaran matematika dilakukan

dengan strategi kooperatif model think-pair-share ini.

B. Saran

1. Bagi Siswa

Hendaknya siswa lebih aktif dan lebih banyak terlibat dalam kegitan

pembelajaran, tidak pasif menunggu informasi dari guru dan bisa berusaha

memperoleh pengalaman sebanyak mungkin bisa dari teman atau dari

sumber-sumber belajar yang lain, dapat menjalin komunikasi dan

kerjasama yang baik dalam kelompok agar dapat saling bertukar pendapat

tentang pengalaman belajar yang telah diperoleh. Selain itu yang paling

penting menanamkan sikap untuk tidak takut mengikuti pelajaran

khususnya pelajaran matematika dan tidak menganggap bahwa mata

pelajaran ini sulit, dapat berfikir bahwa pelajaran matematika dapat

menjadi pelajaran yang menyenangkan.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya tidak menggunakan pembelajaran yang monoton, dapat

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna

sehingga dapat menarik minat siswa terhadap pelajaran, banyak

menggunakan strategi atau metode yang sesuai agar pelajaran tidak

menjadi bosan. Guru dapat membuat suasana belajar menjadi hidup dan

menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran yang sedang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka cipta. Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. . 2004. Bahan aJar Evaluasi Pembelajaran Kumpulan Berbagai

Pedoman Evaluasi Pembelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional. . Malang : UIN Malang.

Depdiknas, 2006. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. 2006 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Pendekatan

Konsep Umum & konsep islami.bandung : PT. Refika Aditama Ghony, M Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang

Press Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika. Malang : UM Press. Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Rosda Karya. Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta. Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang – Ruang Kelas). Jakarta : PT.Grasindo Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosda

Karya

Muslich, Masnur. 2007. KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mulyana, Dedi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Jakarata : Remaja Rosdakarya. Pasaribu, L , Simanjuntak, B. 1986. Didaktik Dan Metodik. Badung : Tarsito Prayana, Indra, 2004. Matematika 4. Bandung: Acarya Media Utama Rusyan, Tabrani, A. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung

: Rosda Karya. Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru

dan Calon Guru. Jakarta: CV Rajawali Sharan, Shlomon. 2009. Handbook Of Cooperative Learning. Yogyakarta :

Imperium Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: Rineka

Cipta. Sinaga, Mangatur, dkk. 2004. Terampil Berhitung Matematika SD kelas IV.

Jakarta : Erlangga. Sugiyono, 2009 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumantri, Mulyani, Permana Johar. 1998/ 1999. Srategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primery Shcool Teacher Development Project).

Suprijono, Agus, 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soenaryo, RJ. 2008. Matematika SD dan MI kelas 5. Surabaya: JePe Press Media

Utama (jawa pos group). Suwarna. 2005. Pengajaran Micro Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan

Pendidik Profesional. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Penyusun KTSP Lengkap; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD, SMP, dan SMA. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta : Bumi Aksara Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UM Press Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Yasin, A. Fattah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang

Press

Lampiran I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I Pertemuan I

Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/I (satu)

Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan

persekutuan terbesar (FPB)

C. Indikator

1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB

E. Materi Pembelajaran

Kelipatan dan faktor bilangan

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi Kelompok

4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share

G. Kegiatan Pembelajaran

Langkah – Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi

belajar

b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari hari ini

c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan

dengan materi yang akan dipelajari

d. Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa

tentang Konsep kelipatan dan faktor.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2: menyajikan informasi

(Think )

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai konsep KPK dan FPB

b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan

model think-pair-share

c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan

mengenai contoh yang diberikan guru

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

(Pair)

d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari

4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.

Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar

e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok

berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota

kelompok.

f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok

Fase 5 : Evaluasi

(Share)

g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya didepan kelas.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok yang di tunjuk.

i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.

c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku paket matematika 4 hal 142-148

2. Buku matematika Erlangga hal 90-106

3. Pengalaman guru dan siswa

I. Penilaian

1. Jenis Penilaian

a. Tes tulis

b. Tes Lisan

c. Diskusi kelompok

d. Kinerja

2. Rubrik Penilaian

Jombang, 26 Agustus 2009

Guru Matematika Guru Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Shofiyul Ibad, S.PdI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I Pertemuan II

Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/I (satu)

Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan

persekutuan terbesar (FPB)

C. Indikator

1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB

E. Materi Pembelajaran

Kelipatan dan faktor bilangan

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi Kelompok

4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share

G. Kegiatan Pembelajaran

Langkah – Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi

belajar

b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari hari ini

c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan

dengan materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2: menyajikan informasi

(Think )

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai cara menentukan KPK

dan FPB dua bilangan

b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan

model think-pair-share

c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan

mengenai contoh yang diberikan guru

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

(Pair)

d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari

4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.

Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar

e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok

berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota

kelompok.

f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok

Fase 5 : Evaluasi

(Share)

g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya didepan kelas.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok yang di tunjuk.

i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.

Fase 6: Memberi penghargaan

c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan

kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai

tambahan

d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku paket matematika 4 hal 142-148

2. Buku matematika Erlangga hal 90-106

3. Pengalaman guru dan siswa

4. LKS Matematika Kelas IV

I. Penilaian

1. Jenis Penilaian

a. Tes tulis

b. Tes Lisan

c. Diskusi kelompok

d. Kinerja

2. Rubrik Penilaian

Jombang, 31 Agustus 2009

Guru Matematika Guru Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Shofiyul Ibad, S.PdI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus II Pertemuan I

Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/I (satu)

Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan

persekutuan terbesar (FPB)

C. Indikator

1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB

E. Materi Pembelajaran

Kelipatan dan faktor bilangan

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi Kelompok

4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share

G. Kegiatan Pembelajaran

Langkah – Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi

belajar

b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari hari ini

c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan

dengan materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2: menyajikan informasi

(Think )

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penyelesaian masalah

sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB

b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan

model think-pair-share

c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan

mengenai contoh yang diberikan guru

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

(Pair)

d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari

4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.

Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar

e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok

berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota

kelompok.

f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok

Fase 5 : Evaluasi

(Share)

g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya didepan kelas.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok yang di tunjuk.

i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.

Fase 6: Memberi penghargaan

c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan

kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai

tambahan

d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku paket matematika 4 hal 142-148

2. Buku matematika Erlangga hal 90-106

3. Pengalaman guru dan siswa

4. LKS Matematika Kelas IV

I. Penilaian

1. Jenis Penilaian

a. Tes tulis

b. Tes Lisan

c. Diskusi kelompok

d. Kinerja

2. Rubrik Penilaian

Jombang, 2 September 2009

Guru Matematika Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Shofiyul Ibad, S.PdI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus II Pertemuan II

Nama Sekolah : MI Islamiayah Banjarpoh Pulorejo Ngoro

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/I (satu)

Alokasi Waktu : 2X 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor kelipatan

persekutuan terbesar (FPB)

C. Indikator

1. Menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan KPK dan FPB dari dua bilangan

2. Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

KPK dan FPB

E. Materi Pembelajaran

Kelipatan dan faktor bilangan

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi Kelompok

4. Strategi Kooperatif Model think-pair-share

G. Kegiatan Pembelajaran

Langkah – Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a. Salam, berdoa dan menanyakan keadaan siswa serta memberi motivasi

belajar

b. Guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari hari ini

c. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan dikaitkan

dengan materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Fase 2: menyajikan informasi

(Think )

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penyelesaian masalah

sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB

b. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran koopertif dengan

model think-pair-share

c. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok dan memikirkan

mengenai contoh yang diberikan guru

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

(Pair)

d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari

4 orang siswa dan dalam bangku yang berdekatan.

Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar

e. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan materi pokok

berdasarkan apa yang sudah dipikirkan oleh tiap masing-masing anggota

kelompok.

f. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan materi pokok

Fase 5 : Evaluasi

(Share)

g. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya didepan kelas.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi

kelompok yang di tunjuk.

i. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjaannya

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Guru bersama-sama murid untuk merangkum materi yang telah dipelajari

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang sudah dibahas dan yang belum dipahami.

Fase 6: Memberi penghargaan

c. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan

kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai

tambahan

d. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku paket matematika 4 hal 142-148

2. Buku matematika Erlangga hal 90-106

3. Pengalaman guru dan siswa

4. LKS Matematika Kelas IV

I. Penilaian

3. Jenis Penilaian

e. Tes tulis

f. Tes Lisan

g. Diskusi kelompok

h. Kinerja

4. Rubrik Penilaian

Jombang, 7 September 2009

Guru Matematika Peneliti

Sukardi, S.Pd Ida Fitria Prastuti

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Shofiyul Ibad, S.PdI

Lampiran II

Soal pre tes

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/ I

Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Soal !

Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini Dengan Benar!

1. Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 4, …,…,…,…

2. Bilangan Kelipatan 5 adalah 5, 10, …,….,….,…

3. Bilangan Kelipatan 3 diperoleh dari :

1 x 3 = ….. 4 x 3 = …..

2 x 3 = ….. 5 x 3 = …..

3 x 3 = ….. 6 x 3 = …..

Jadi bilangan kelipatan 3 adalah …., …., …., …., ….., …., …..

4. 4 x 6 = 24 , maka 24 adalah kelipatan dari 4 dan 6

5 x 7 = …., maka …. adalah kelipatan dari …. dan ….

5. 15 = 1 x 15

15 = 3 x 5

Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15

18 = …. x …..

18 = ….x …...

18 = ….. x …..

Jadi faktor dari 18 adalah….., …. ,…., ….., ….., …..

Lembar Kegiatan Siswa

Siklus I Pertemuan I

Soal !

Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat !

1. Tentukan Kelipatan Persekutuan 3 dan 9

Kelipatan 3 = ……..

Kelipatan 9 = …….

Kelipatan Persekutuan dari 3 dan 9 = ………..

2. Tentukan Faktor Persekutuan dari Bilangan:

a. 6 dan 10

b. 24 dan 12

3. Faktor dari 18 =……

Faktor Prima dari 18 = ……..

4. Bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan 4 dan 6 dari bilangan 10, 12,

15, 18, 24, 32, 36, dan 40 adalah ……..

5. a. Tentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan 20 dan 24

b. Tentukan Faktor Persekutuan Terkecil dari bilangan 6 dan 8

Lembar Kegiatan Siswa

Siklus I Pertemuan II

Soal !

Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat !

1. Coba Tentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Bilangan-Bilangan

Berikut

a. KPK dari 18 dan 20

b. KPK dari 15 dan 20

2. Tentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari bilangan:

a. 18 dan 30

b. 36 dan 45

3. Dengan Menggunakan Tabel Tentukan KPK dan FPB dari :

12 18 2 6 9 2 3 9 3 1 3 3 1 1

FPB kedua bilangan tersebut adalah

…. x ….. = ….

KPK dari 12 dan 18 adalah

…. x ….x ….x …. = …..

a. KPK dan FPB dari 18 dan 24

b. KPK dan FPB dari 15 dan 25

Lembar Kegiatan Siswa

Siklus II Pertemuan I

Soal !

Selesaikanlah Soal Berikut Ini !

1. Rina minum jamu setiap 3 hari dan Tina minum jamu setiap 5 hari. Jika hari

ini mereka minum jamu bersama-sama, berapa hari lagi mereka akan minum

hjamu bersama-sama kembali?

2. Roni membeli 16 permen dan 20 coklat. Permen dan coklat tersebut akan

dibungkus dan dibagikan kepada teman-temannya sama banyak. Berapa

bungkusan yang dapat di buat Roni? dan berapakah jumlah permen dan coklat

masing-masing pada setiap bungkus?

3. Dua buah lampu menyala secara berkala. Lampu A menyala setiap 12 detik

kemudian padam dan menyala lagi. Lampu B menyala setiap 24 detik

kemudian padam. Pada detik keberapa paling cepat kedua lampu itu menyala

secara bersama-sama?

4. Pak Bakri membeli gas setiap 18 hari dan membeli air mineral setiap 4 hari.

Jika hari ini Pak Bakri membeli gas dan air mineral, berapa hari lagi gas dan

air mineral dibeli bersama-sama lagi?

5. Rini membeli 75 butir manik-manik merah dan kuning 45. Rini akan membuat

kalung manik-manik dengan kombinasi merah dan kuning. Berapa kalung

yang dapat dibuat? Dan berapa butir manik-manik merah dan kuning pada

setiap kalung?

Lembar Kegiatan Siswa

Siklus II Pertemuan II

Selesaikanlah soal di baah ini !

1. Ali bermaksud membungkus dan mencampur buah-buahan yang terdiri dari

dua jenis, yaitu apel ada 30 dan salak ada 36. Paling banyak berapa plastik

yang dibutuhkan agar berisi apel dan salak yang sama ? (Gunakan FPB)

2. Rahman berenang setiap 8 hari, dan Koko berenang setiap 12 hari. Hari ini

mereka berenang bersama-sama. Berapa hari lagi mereka akan berenang

bersama-sama lagi ?

3. Pak Harun memanen setiap 28 hari sekali, dan bawang putih setiap 36 hari

sekali. Pada hari keberapa Pak Harun memanen kedua jenis tanamanya ?

4. Saat pesta ulang tahun Santi menyediakan permen 75 buah dan coklat 50

buah. Keduanya akan dibungkus dan diberikan kepada teman-temannya yang

hadir pada saat pesta. Berapa permen dan coklat yang dapat dibuat oleh Santi

? berapakah masing-masing permen dan coklat pada setiap bungkusan ?

5. Budi akan membeli 16 mangga dan 24 jambu. Budi akan memebrikan mangga

dan jambu kepada beberapa tetangga dengan jumlah yang sama. Banyaknya

tetangga yang diberi buah tersebut adalah …..

Soal Tes Formatif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/ I

Pokok Bahasan : Kelipatan dan Faktor

Nama : ………….

No. Absen : …………

Kelas ………….

I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar !

1. Kelipatan 3 yang kurang dari 20 adalah …….

a. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21 c. 9, 12, 15

b. 3, 6, 9, 12, 15, 18, 24 d. 3, 6, 9, 12, 15, 18

2. Faktor dari 16 adalah ……..

a. (1, 2, 4, 8, 16) c. (12, 24,…)

b. (1, 2, 3, 4, 6) d. (1, 2, 4, 8)

3. Faktor persekutuan terkecil dari 25 dan 30 adalah ……

a. 120 c. 180

b. 150 d. 130

4. Faktor persekutuan terbesar dari 18 dan 30 adalah …..

a. 4 c. 8

b. 6 d. 12

5. Faktor prima dari bilangan 18 adalah ……..

a. 2, 3, 3 c. 2, 3, 9

b. 2, 3 d. 2, 3, 9, 18

6. Pak Agus mendapat ronda malam setiap 32 hari, Pak Sabar mendapat ronda

malam setiap 36 hari. Pak Agus dan Pak Sabar akan ronda malam secara

berasama-sama pada hari ke ….

a. 216 c. 256

b. 224 d. 288

7. KPK dari bilangan 18 dan 24 adalah …….

a. 120 c. 144

b. 108 d. 72

8. FPB dari bilangan 12 dan 16 adalah …….

a. 2 c. 4

b. 3 d. 8

9. Faktor persekutuan terbesar dari 18 dan 24 adalah …..

a. 4 c. 8

b. 6 d. 12

10. Kelipatan 12 yang lebih dari 24 dan kurang dari 80 adalah …..

a. 36, 48, 60 c. 24, 36, 48, 60, 72

b. 36, 48, 60, 72 d. 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84

II. Kerjakan soal-soal brikut !

1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari bilangan 36 dan 42……

2. Faktor prima dari bilangan 72 adalah ………….

3. Faktor Persekutuan Terbesar dari bilangan 24 dan 36 adalah ……..

4. Kelipatan persekutuan 4 dan 6 yang kurang dari 40 adalah …….

5. Faktor persekutuan dari 8 dan 10 adalah …………..

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !

1. Tulislah FPB dan KPK dari bilangan-bilangan berikut ini!

a. 24 dan 32

b. 16 dan 20

2. Doni membeli 24 permen dan 32 coklat yang akan dimasukkan ke dalam

beberapa kantong plastik. Jika tiap kantong plastik berisi permen dan coklat

sama banyak, maka banyak bungkusan yang dapat di buat adalah ……

3. Andi bertepuk tangan setiap 12 detik. Dani bertepuk tangan setiap 18 detik.

Jika sekarang mereka bertepuk tangan bersama-sama, pada detik ke berapa

meraka akan bertepuk tangan bersama-sama lagi ?

Lampiran III

Hasil Penilaian pre tes

No.

Nama Siswa Nilai

1. Nurul Anam 60 2. Agus Ali Zakaria 55 3. Ahmad Aldi Mubarok 60 4. Ahmad Khuzaini 50 5. Ani Fikriyati Ulfa 70 6. Auliya Rahma Habibah 75 7. Husni Ramdani 60 8. Ina Purwanti 60 9. Ifa Kifayatul Achyar 55 10. Joko Rudianto 50 11. Luluk Susilowati 70 12. Lailatul Mubarok 65 13. Miftahul Rizki 55 14. Nur Qori’atul Laili 40 15. Nur Ani Miftahul R 60 16. Putri Alfira D 55 17. Purnomo Abdul Rozak 45 19. Riza Arif Muzaki 50 19. Dwiki Rahman Hadi 35 20. Nadya Firda R 65 21. Erwin Andy Prastian 60 22. Muhammad Ridwan 55 23. Ulul Azmi 60 24. Abdul Rohman 45 25. Idzul Sista Fitriana 60 26. M. Muzayin Abdillah 50 Jumlah Nilai 1465 Rata-Rata 56

Hasil Format Penilaian Terhadap Minat Siswa Pada Mata pelajaran Matematika

No Kode Siswa

Skor dari pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 B 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 C 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 4 D 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 5 E 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 6 F 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 7 G 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 8 H 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 9 I 3 3 1 2 1 2 2 1 2 2 10 J 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 11 K 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 12 L 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 13 M 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 14 N 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 15 O 2 3 3 1 2 3 2 2 1 1 16 P 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 17 Q 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 18 R 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 19 S 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 20 T 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 21 U 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 22 V 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 23 W 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 X 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 25 Y 3 2 3 1 2 2 2 2 1 2 26 Z 1 2 2 2 2 3 2 1 1 2

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share

Siklus I Pertemuan I

No Kode siswa Penyataan Nomor Jumlah

1 2 3 4 5 1. Nurul Anam 3 3 3 4 3 16 2. Agus Ali Zakaria 3 3 4 4 4 18 3. Cahmad Aldi Mubarok 3 3 2 4 3 15 4. Ahmad Khuzaini 2 3 3 4 4 16 5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 4 24 6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25 7. Husni Ramdani 3 2 3 4 2 14 8. Ina Puewanti 3 3 3 4 3 16 9. Ifa Kifayatul Achyar 3 3 3 4 3 16 10. Joko Rudianto 3 2 2 4 3 14 11. Luluk Susilowati 3 2 3 4 3 18 12. Lailatul Mubarok 4 3 4 4 4 19 13. Miftahul Rizki 3 3 3 4 3 16 14. Nur Qori’atul Laili 4 3 3 4 4 18 15. Nur Aini Miftahul 3 3 4 4 4 18 16. Putri Alfira D 3 3 4 4 4 18 17. Purnomo Andul Rozak 2 2 3 4 3 14 18. Riza Arif Muzaki 4 3 4 5 4 20 19. Dwiki rahman Hadi 3 3 3 4 3 16 20. Nadya Firda R 3 2 2 4 3 14 21. Erwin Andy Prastian 4 2 3 5 4 18 22. Muhammad Ridwan 2 3 3 4 4 16 23. Ulul Azmi 3 2 3 3 3 14 24. Abdul Rohman 4 3 3 4 4 18 25. Idzul Sista Fitriana 3 4 3 5 4 19 26. M. Muzayin Abdillah 2 3 3 4 3 15

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share

Siklus I Pertemuan II

No Kode siswa Penyataan Nomor Jumlah

1 2 3 4 5 1. Nurul Anam 4 4 3 5 4 20 2. Agus Ali Zakaria 4 3 4 4 3 18 3. Cahmad Aldi Mubarok 4 3 5 4 4 20 4. Ahmad Khuzaini 2 3 3 4 4 16 5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 5 25 6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25 7. Husni Ramdani 3 3 3 4 4 17 8. Ina Puewanti 5 3 4 5 3 20 9. Ifa Kifayatul Achyar 2 3 3 4 3 16 10. Joko Rudianto 3 2 2 4 3 14 11. Luluk Susilowati 2 3 4 4 3 16 12. Lailatul Mubarok 3 3 3 2 3 14 13. Miftahul Rizki 4 2 4 5 3 18 14. Nur Qori’atul Laili 5 4 4 5 2 20 15. Nur Aini Miftahul 4 4 3 4 3 18 16. Putri Alfira D 4 5 4 5 4 22 17. Purnomo Andul Rozak 3 2 3 4 3 16 18. Riza Arif Muzaki 3 4 5 3 2 17 19. Dwiki rahman Hadi 4 5 2 2 3 16 20. Nadya Firda R 3 4 4 4 3 18 21. Erwin Andy Prastian 4 5 3 3 2 17 22. Muhammad Ridwan 4 4 4 5 5 22 23. Ulul Azmi 2 3 5 4 3 18 24. Abdul Rohman 3 4 3 5 3 20 25. Idzul Sista Fitriana 5 4 3 5 5 22 26. M. Muzayin Abdillah 3 4 4 5 4 20

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share

Siklus II Pertemuan I

No Kode siswa Penyataan Nomor

Jumlah 1 2 3 4 5

1. Nurul Anam 4 4 4 5 4 21 2. Agus Ali Zakaria 4 3 4 4 4 19 3. Cahmad Aldi Mubarok 4 3 4 4 4 19 4. Ahmad Khuzaini 3 4 3 5 4 19 5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 5 25 6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25 7. Husni Ramdani 3 3 4 4 3 17 8. Ina Puewanti 4 3 4 5 3 19 9. Ifa Kifayatul Achyar 4 4 4 4 4 20 10. Joko Rudianto 2 3 3 3 3 14 11. Luluk Susilowati 3 3 4 5 4 19 12. Lailatul Mubarok 3 3 3 4 3 18 13. Miftahul Rizki 4 3 4 5 4 20 14. Nur Qori’atul Laili 4 5 4 5 5 23 15. Nur Aini Miftahul 4 4 3 5 4 20 16. Putri Alfira D 4 4 3 5 5 21 17. Purnomo Andul Rozak 3 4 3 4 4 18 18. Riza Arif Muzaki 3 4 5 3 4 19 19. Dwiki rahman Hadi 3 2 3 3 3 14 20. Nadya Firda R 4 4 4 5 5 22 21. Erwin Andy Prastian 4 4 3 5 4 20 22. Muhammad Ridwan 4 4 4 4 5 21 23. Ulul Azmi 3 4 4 5 4 20 24. Abdul Rohman 2 4 3 5 3 17 25. Idzul Sista Fitriana 4 4 3 5 4 20 26. M. Muzayin Abdillah 3 4 4 5 5 21

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Terhadap KBM Menggunakan Strategi Kooperatif Model Think-Phare-Share

Siklus II Pertemuan II

No Kode siswa Penyataan Nomor

Jumlah 1 2 3 4 5

1. Nurul Anam 4 4 4 5 5 22 2. Agus Ali Zakaria 4 4 4 4 4 20 3. Cahmad Aldi Mubarok 4 4 4 5 4 21 4. Ahmad Khuzaini 4 4 4 5 4 21 5. Ani Fikriyati Ulfa 5 5 5 5 5 25 6. Auliya Rahma Habibah 5 5 5 5 5 25 7. Husni Ramdani 4 3 4 4 4 19 8. Ina Puewanti 4 4 4 5 4 21 9. Ifa Kifayatul Achyar 5 5 5 5 5 25 10. Joko Rudianto 4 4 4 5 4 21 11. Luluk Susilowati 4 3 4 4 4 19 12. Lailatul Mubarok 4 4 4 5 5 22 13. Miftahul Rizki 5 4 4 5 5 23 14. Nur Qori’atul Laili 4 5 4 5 5 23 15. Nur Aini Miftahul 5 4 4 5 4 22 16. Putri Alfira D 5 4 4 5 5 23 17. Purnomo Andul Rozak 5 4 4 5 5 23 18. Riza Arif Muzaki 4 4 5 5 4 22 19. Dwiki rahman Hadi 3 4 4 4 4 19 20. Nadya Firda R 4 4 5 5 5 23 21. Erwin Andy Prastian 4 5 4 5 4 22 22. Muhammad Ridwan 5 4 4 5 5 23 23. Ulul Azmi 3 4 4 5 4 20 24. Abdul Rohman 5 5 5 5 5 25 25. Idzul Sista Fitriana 5 4 3 5 5 22 26. M. Muzayin Abdillah 4 4 4 5 5 22

Lampiran IV

Hasil Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Model Think-Phare-Share

No Aspek yang diamati Penilaian

1 2 3 4 1. Pendahuluan

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi KPK dan FPB. Dalam motivasi ini, guru menerapkan metode bertanya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.

√ √

2. Kegiatan inti

(Think)

3. Guru menyajikan informasi sambil menerapkan berfikir (Thinking).

4. Guru menginformasikan bahwa siswa bisa menggunakan buku-buku yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.

5. Guru meminta siswa untuk membaca materi pokok secara individu.

6. Guru memberikan soal untuk dipikirkan oleh setiap siswa

7. Guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban secara individu.

( Pair)

8. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari empat orang siswa dan sebaiknya dalam bangku yang berdekatan

9. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi pokok secara berpasangan.

10. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal.

√ √ √

√ √ √ √ √

(Share)

11. Guru meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas.

12. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang ditunjuk.

13. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal sebagai umpan balik.

14. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya.

15. Guru bersama-sama siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari.

16. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang presentasi dan kelompok yang menanggapi hasil presentasi dengan memberikan nilai tambahan.

√ √ √

√ √ √

3. Penutup 1. Menegaskan kembali kesimpulan materi 2. Memberi tugas siswa

√ √

4. Pengelolaan waktu √ 5. Penampilan guru (ceria, bersih dan rapi) √ 6. Suasana kelas

a. Antusias guru b. Antusias siswa

√ √

Lampiran V

INSTRUMEN WAWANCARA

RESPONDEN SISWA

1. Kemukakan alasanmu tentang kegiatan belajar mengajar yang telah kalian

dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model think-

pair-share!

a. Saya menyukai metode ini karena………………………..

b. Saya tidak menyukai metode ini karena………………….

2. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan dan

menjelaskan materi pelajaran?

FOTO

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS TARBIYAH

Jalan Gajayana No. 50 Telepon (0341) 552398 Faksimile (0341) 552398

BUKTI KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Ida Fitria Prastuti

NIM : 07140058

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dosen Pembimbing : Dr. Wahidmurni, M.Pd.,Ak

Judul Skripsi :“Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model

Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV MI

Islamiyah Banjarpoh Pulorejo Ngoro Jombang”

No Tanggal Materi Tanda Tangan 1 8 Mei 2009 Ujian Proposal 1. 2 11 Juni 2009 Konsultasi Proposal 2. 3 21 Juli 2009 Revisi Proposal 3. 4 15 Agustus 2009 Konsultasi Bab I, II, III 4. 5 6 Oktober 2009 Revisi Bab I, II, III 5. 6 9 Oktober 2009 Konsultasi Bab IV, V, VI 6. 7 12 Oktober 2009 Revisi Bab IV, V, VI 7. 8 15 Oktober 2009 ACC Keseluruhan 8.

Malang, 15 Oktober 2009

Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Drs. M. Zainuddin, MA

NIP. 150275502