81176069 bab i teorinya serat kapas
DESCRIPTION
serat kapasTRANSCRIPT
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia pada saat ini sedang berada pada suatu tahap yang penting
dalam era indudtrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal
landas, yaitu suatu keadaan di mana sektor industri mampu tumbuh dan
berkembang dengan tersedianya berbagai modal utama yang dimiliki.
Dalam melaksanakan tahap ini, pemerintah melakukan pengembangan
dalam berbagai bidang industri. Salah satunya adalah dengan cara memenuhi
kebutuhan bahan-bahan industri melalui pabrik-pabrik industri kimia. Adapun
industri yang mengalami perkembangan yang pesat saat ini adalah industri
tekstil karena kebutuhan sandang merupakan kebutuhan primer yang harus
dipenuhi. Ada beberapa bahan baku yang digunakan dalam industri tekstil,
misalnya ; katun, nilon, rayon, silk, wool, dan selulosa asetat. Yang perlu
menjadi perhatian kita adalah perkembangan industri tekstil dari bahan baku
selulosa asetat.
Pemanfaatan bahan baku selulosa asetat oleh industri - industri
pemakainya meningkat tiap tahun. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan impor
selulosa asetat yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dimana
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2007 selulosa asetat pada
tahun 2006 meningkat pada kisaran 15.897 ton/tahun, walaupun tingkat
konsumsi selulosa asetat cukup meningkat, namun sampai saat ini pabrik-
pabrik selulosa asetat yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan para
pemakainnya. Untuk itulah dalam jangka panjang diharapkan akan berdiri
pabrik selulosa asetat di Indonesia yang dapat menutupi ketergantungan akan
impor selulosa asetat dari luar negeri.
Bahan baku pembuatan selulosa asetat adalah pulp yang berasal dari
serat kapas. Didaerah Sulawesi Selatan kapas cukup banyak dihasilkan dari
industri pengolahan kapas yang ada didaerah Bulukumba dengan kapasitas
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 2
20.000 ton dan Jeneponto 10.000 ton (sumber: Direktorat Pengembangan
Perkebunan).
Berdasarkan pertimbangan diatas maka sangatlah perlu dibuat pra
rancangan pabrik selulosa asetat sehingga dengan adanya pabrik tersebut
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja Indonesia yang berarti mengurangi
laju tingkat pengangguran di Indonesia serta dapat meningkatkan devisa
negara. Disamping itu dapat mengurangi ketergantungan impor dari luar
negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pabrik selulosa asetat dengan bahan baku
selulosa, adalah :
a. Memenuhi kebutuhan bahan baku selulosa asetat dalam negeri.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu program
pemerintah dalam mengurangi pengangguran yang semakin meningkat
c. Menambah devisa bagi negara
1.3. Tinjauan Pustaka Bahan Baku dan Produk
1.3.1 Proses Pembuatan selulosa asetat
Menurut Faith-Keyes (Industrial Chemical) dan George T. Austin (
Shreve’Chemical Proses Industries) proses pembuatan selulosa asetat hanya
terdapat satu macam proses yaitu reaksi esterifikasi antara selulosa dengan
asetat anhidrida.
Selulosa asetat adalah senyawa ester organic turunan selulosa. Dibuat dengan
mereaksikan antara selulosa dengan asam asetat anhidrida, dengan katalis asam
sulfat. Penambahan katalis asam sulfat dengan menggunakan asam asetat
anhidrida mula-mula akan membentuk acetyl sulfuric acid sebuah produk
antara, selanjutnya acetyl sulfuric acid akan bereaksi dengan selulosa
membentuk selulosa asetat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
[C6H7O2.(OH)3]x + 3x(CH3CO)2O [C6H7O.(O2OCH3)3]x + 3xCH3COOH
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 3
Kombinasi asam sulfat dalam hasil reaksi selulosa asetat yang dipisahkan
dengan hidrolisis asam melalui panambahan magnesium asetat kemudian
dipisahkan melalui proses penyaringan. Dalam proses hidrolisis ini juga terjadi
perurairan asam asetat anhidrida. Kondisi operasi pada proses hidrolisis
berlangsung pada suhu antara 40 – 80 0C dan tekanan 1 atm.
1.3.2 Kegunaan Produk Selulosa Asetat
Ada bermacam-macam kegunaan selulosa asetat yaitu sebagai bahan
industry, diantaranya:
a) Bidang industri sandang yaitu sebagai serta tekstil tiruan
b) Dibidang industri bahan pelapis yaitu sebagai coating
c) Dibidang industri plastic
d) Dibidang industri film fotografi
1.3.3 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku
a) Pulp
Sifat Fisika
§ Wujud : Padatan
§ Bentuk : Lembaran
§ Warna : putih
§ Rumus Molekul : [C6H7O2(OH)3]x
§ Spesifik grafity : 1,52 gr/cm3
§ Panas pembakaran : 17,46 joule/gr
§ Panas kristalisasi : 18,7-21,8 Kj/mol
§ Panas Spesifik : 1,0-1.21 Joule/gr0K
Sifat Kimia
§ Mengalami reaksi esterifikasi dengan pemakaian alkali
(NaOH)
Cell-OH + NaOH + Cl-R cell-O-R+NaCl + H2O
§ Esterifikasi tanpa penggunaan alkali
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 4
Cell-OH + H2COCH-R cell-O-CH2-CH-R
OH
§ Esterifikasi dengan asam organik
OH OH
Cell-O + C=O cell-O-C-OH
R R
Cell-O-C=O + H2O
R
Selulosa
Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer berantai panjang polisakarida
karbohidrat, dari beta-glukosa. Secara kimia, selulosa merupakan senyawa
polisakarida yang terdapat banyak di alam. Bobot molekulnya tinggi,
strukturnya teratur berupa polimer yang linear terdiri dari unit ulangan •-D-
Glukopiranosa. Karakteristik selulosa antara lain muncul karena adanya
struktur kristalin dan amorf serta pembentukan micro fibril dan fibril yang
pada akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa sebagai polimer
tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan konfigurasi
rantainya.
Selulosa merupakan bagian utama susunan jaringan tanaman berkayu,
bahan tersebut terdapat juga pada tumbuhan perdu seperti paku, lumut,
ganggang dan jamur. Penggunaan terbesar selulosa yang berupa serat kayu
dalam industri kertas dan produk turunan kertas lainnya. Industri lain yang
banyak menggunakan bahan baku ini adalah industri pertekstilan yang
dikenal sebagai serat rayon. Indonesia memiliki sumber daya/hasil hutan
maupun hasil pertanian sebagai potensi bahan selulosa yang sangat kaya.
Potensi selulosa alam yang melimpah ini merupakan cadangan bahan baku
bagi kepentingan pembangunan baik untuk keperluan kesejahteraan maupun
untuk kepentingan pertahanan negara.
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 5
b) Asam Asetat
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini,
dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal
dari kata Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini
adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang
merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena
asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7°C, sedikit di
bawah suhu ruang. Bahan baku asam asetat yang digunakan adalah asam asetat
glacial dengan kemurnian 99,4 %
§ Rumus molekul : CH3COOH
§ BM : 60,05 g/mol
§ Titik lebur : 16.5 °C
§ Titik Didih : 118.1 °C
§ Spesifik grafity : 1,049
§ Temperature kristis 0K : 594,4
§ Volume Kritis:cm3/grmol : 0,171
§ Titik nyala(flash point) 0F :104
§ Temperatur penyalaan (ignation temperatur) 0F : 1050
§ Tekanan Kritis (atm) : 57,9
§ Derajat keasaman (pKa) : 4.76 pada 25°C
§ Panas laten penguapan pada titik didihnya;kkal/kgmol : 5660
§ Merupakan cairan yang tidak berwarna (colorless liquid)
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 6
c) Anhidrida Asetat
Anhidrida Asetat merupakan cairan yang tidak berwarna (colorless liquid)
dan merupakan asam yang sangat kuat, dengan rumus molekul (CH3CO)2O dan
bobot molekul (BM)= 102 kg/kgmol. Bahan baku asetat anhidrida yang
digunakan yaitu asetat anhidrida dengan kemurniaan 95%
Sifat-sifat fisik Anhidrida asetat
§ Titik beku; oC : -73,1
§ Titik didih; oC : 139,9
§ Spesifikasi grafity : 1,083
§ Temperatur kritis; oK : 569
§ Tekanan Kritis; atm : 46,8
§ Volume kritis; cm3/gmol : 0,290
§ Titik nyala (flash point); oF : 150
§ Temperatur penyalaan (Ignition temperature) : 752
§ Densitas uap (udara = 1) : 3,52
§ Konsentrasi maksimum yang diijinkan (ppm) : 5
§ Panas laten penguapan pada titik didihnya; kJ/kgmol : 41240
§ Panas pembentukan pada 25oC, kkal/kgmol
§ Fase gas : -137620
§ Fase cair : -149160
(Sumber : Perrys edisi 6, 1984)
Sifat Kimia :
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 7
Asetat anhidrida bisa berasetilasi dengan berbagai macam campuran
mulai dari kelompok selulosa sampai ammonia dengan memakai katalis asam
atau basa. Pada beberapa organic dipakai juga reaksi katalis, tetapi sukar
menggeneralisasikan reaksi dari garam metalik dan ion. Pada umumnya reaksi
katalisasi asam dengan asetat anhidrida lebih cepat dibandingkan dengan reaksi
katalis dengan asam basa.
Hidrolisis dari asetat anhidrida berjalan pada suhu yang sangat rendah
dengan adanya katalis akan mencapai tingkat laju lebih baik. Nilai untuk
kapasitas fase pada tekanan 1 atm diberikan oleh persamaan
CP = -5,24 + 121,5 x 10-3T2 + 23,49 x 10-9T3 ; kkal/kgmol
d) Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan cairan kental (viscous liquid) yang tidak
berwarna (colorless liquid) dan bersifat sangat korosif, dengan rumus molekul
H2SO4 dan bobot molekul 98 kg/kgmol. Bahan baku asam sulfat yang
digunakan adalah H2SO4 94,3% berat (5,7% H2O).
Sifat-sifat fisik Asam Sulfat
§ Titik beku 0 C : 10,49
§ Titik didih 0 C : 340
§ Spesifik grafity : 1,834
§ Viskositas pada 300C ; Cp : 1,9
§ Konduktifitas pada 300C ; Btu/jam.ft2 (0F/ft) : 0,21
§ Panas pembentukan fase cair pada 250C, kkal/kgmol : -193690
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 8
Produk
Selulosa Asetat
Selulosa asetat mempunyai rumus molekul (C6H7O2(OCOCH3))X,
berwujud padat dengan bentuk flake (serpihan) atau powder (serbuk) berwarna
putih dan bobot molekul = 288 kg/kgmol. Kemurniaan rata-rata produk
selulosa asetat yang dihasilkan adalah 96,8 % berat (3,2 % H2O)
Struktur Selulosa asetat
Sifat – sifat fisik selulosa asetat
Titik lebur 0C : 306
Spesifik grafity : 1,27- 1,88
Panas spesifik : 1,46
Reaksi Pembentukan Selulosa Asetat
Selulosa + Asetat anhidrid • Selulosa asetat + Asetat glacial
[C6H7O2.(OH)3]x + 3x(CH3CO)2O [C6H7O.(O2OCH3)3]x + 3xCH3COOH
1.4. Analisis Pasar
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 9
Perancangan pabrik pembuatan selulosa asetat dari bahan baku selulosa
ini didasarkan atas faktor jumlah kebutuhan selulosa asetat di Indonesia
yang masih didatangkan dari luar negeri. Berdasarkan data impor pada Biro
Pusat Statistik, diketahui kebutuhan selulosa asetat yang diimpor untuk
berbagai industri di Indonesia sebagai berikut:
Tabel 1. Data Impor Kebutuhan Selulosa Asetat
No Tahun Jumlah (Ton)
1
2
3
4
5
6
7
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
10.327
12.518
12.679
13.897
14.744
14.876
15.897
(Sumber : Data BPS Tahun 2007 )
Dari tabel di atas terlihat bahwa kebutuhan selulosa asetat setiap tahun
meningkat. Seiring dengan perkembangan dunia industri dari tahun ke
tahun, kebutuhan selulosa asetat sebagai bahan baku penunjang industri di
Indonesia masih banyak dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
industri yang menggunakan selulosa asetat sebagai bahan baku utama
produksinya seperti industri kertas, industri yang memproduksi bahan
penyerap (absorbent) seperti popok bayi, kertas tissue, pembalut wanita dan
tekstil. Produksi tersebut masih dapat diserap oleh pasar domestik
mengingat setiap tahun Indonesia mengimpor selulosa asetat dari negara
lain.
Pendahuluan
Pra Rancangan Pabrik Selulosa Asetat dari pulp kapas BAB I - 10
1.5. Pemilihan Lokasi
Untuk menentukan letak pendirian suatu pabrik, perlu diperhatikan
beberapa pertimbangan dan studi kelayakan yang meliputi investasi,
ketersediaan bahan baku, ketersediaan utilitas (listrik dan air), fasilitas yang
dibutuhkan, dampak terhadap lingkungan bahkan juga peraturan daerah
setempat. Semua syarat tersebut dapat dipenuhi tetapi yang cukup dianggap
berpengaruh luas yaitu pada aspek teknik dan ekonominya. Lokasi yang
dipilih untuk mendirikan pabrik ini adalah Kawasan Industri Makassar yang
terletak di Makassar Sulawesi Selatan . Adapun pertimbangan pemilihan
lokasi ini adalah :
- Daerah tersebut merupakan kawasan industri sehingga memenuhi syarat
untuk mendirikan pabrik.
- Mempermudah pemasaran dalam negeri karena produk ini bisa
digunakan sebagai bahan baku untuk industri lain disekitar kawasan
tersebut.
- Sistem transportasi sangat memadai karena jalur transportasi darat dan
laut lancar.