68172893 kaidah dasar bioetika 2
DESCRIPTION
hjhjhghgTRANSCRIPT
Kaidah Dasar Kaidah Dasar BioetikaBioetikaTaufik SuryadiTaufik Suryadi
dr.Taufik Suryadi,Sp.F.dr.Taufik Suryadi,Sp.F. Lahir di Medan 24 Maret 1975. Lulus sebagai dokter tahun 2000 di Lahir di Medan 24 Maret 1975. Lulus sebagai dokter tahun 2000 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan memperoleh brevet sebagai dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan memperoleh brevet sebagai dokter spesialis kedokteran forensik di Universitas yang sama tahun 2005. Sejak tahun 2006 sampai spesialis kedokteran forensik di Universitas yang sama tahun 2005. Sejak tahun 2006 sampai sekarang, aktif memberikan kuliah sekarang, aktif memberikan kuliah Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik pada Fakultas Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala dan Universitas Abulyatama, mata kuliah Universitas Syiah Kuala dan Universitas Abulyatama, mata kuliah Bioetika dan HumanioraBioetika dan Humaniora pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, serta mata kuliah pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, serta mata kuliah Hukum dan perundang-Hukum dan perundang-undangan kesehatanundangan kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah. pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah. Selain aktif sebagai dosen, juga bekerja di Rumah sakit umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Selain aktif sebagai dosen, juga bekerja di Rumah sakit umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) kedokteran forensik (2006-sekarang), sebagai Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) kedokteran forensik (2006-sekarang), Koordinator pendidikan bagian ilmu kedokteran forensik dan medikolegal FK Unsyiah (2006-Koordinator pendidikan bagian ilmu kedokteran forensik dan medikolegal FK Unsyiah (2006-sekarang), Koordinator II Blok Bioetika dan Humaniora FK Unsyiah (2006-sekarang) dan sekarang), Koordinator II Blok Bioetika dan Humaniora FK Unsyiah (2006-sekarang) dan Kepala instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUZA (2006-sekarang). Berpartisipasi dalam Kepala instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUZA (2006-sekarang). Berpartisipasi dalam seminar, simposium dan kongres mengenai kedokteran forensik dan medikolegal, bioetika dan seminar, simposium dan kongres mengenai kedokteran forensik dan medikolegal, bioetika dan humaniora serta masalah-masalah hak asasi manusia. Aktif menulis berbagai publikasi, baik humaniora serta masalah-masalah hak asasi manusia. Aktif menulis berbagai publikasi, baik berupa buku maupun karangan mengenai disiplin ilmu kedokteran forensik dan medikolegal. berupa buku maupun karangan mengenai disiplin ilmu kedokteran forensik dan medikolegal. Banyak juga publikasi mengenai bioetika dan humaniora. Berkecimpung dalam organisasi Banyak juga publikasi mengenai bioetika dan humaniora. Berkecimpung dalam organisasi profesi diantaranya sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Banda Aceh, profesi diantaranya sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Banda Aceh, Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI), Perhimpunan Dosen Bioetika, Hukum Kesehatan dan HAM Indonesia, Indonesia (JBHKI), Perhimpunan Dosen Bioetika, Hukum Kesehatan dan HAM Indonesia, Anggota Divisi Medikolegal Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) kekerasan terhadap perempuan Anggota Divisi Medikolegal Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) kekerasan terhadap perempuan dan anak Provinsi NAD, Anggota Tim Disaster Victim Identification (DVI) Propinsi NAD. dan anak Provinsi NAD, Anggota Tim Disaster Victim Identification (DVI) Propinsi NAD.
Bioetika dan HumanioraBioetika dan Humaniora
Bioetika berasal dari bahasa Yunani, Bioetika berasal dari bahasa Yunani, BiosBios berarti hidup berarti hidup atau kehidupan, atau kehidupan, EthikeEthike berarti ilmu atau studi tentang berarti ilmu atau studi tentang etik yang timbul dalam praktik ilmu biologi.etik yang timbul dalam praktik ilmu biologi.
Bioetika kedokteran (Bioetika kedokteran (medical bioethicsmedical bioethics) adalah aspek ) adalah aspek moral dari ilmu kedokteran (moral dari ilmu kedokteran (Practice of Moral Practice of Moral medicine)medicine). .
Humaniora medik (Humaniora medik (medical humanitiesmedical humanities) mengandung ) mengandung pengertian aspek kemanusiaan dari ilmu kedokteran pengertian aspek kemanusiaan dari ilmu kedokteran ((Practice ofPractice of Humane medicine)Humane medicine) A Antara ilmu ntara ilmu kedokteran, moral dan kemanusiaan tak dapat kedokteran, moral dan kemanusiaan tak dapat dipisahkan satu sama lain.dipisahkan satu sama lain.
Definisi BioetikaDefinisi Bioetika
WT ReichWT Reich: Bioetika adalah studi sistematik tentang perilaku : Bioetika adalah studi sistematik tentang perilaku manusia dalam lapangan ilmu-ilmu tentang kehidupan (manusia dalam lapangan ilmu-ilmu tentang kehidupan ( life life sciences)sciences) dan pemeliharaan kesehatan ( dan pemeliharaan kesehatan (health care)health care), dikaji dari , dikaji dari aspek nilai-nilai dan asas-asas moral.aspek nilai-nilai dan asas-asas moral.
S GorovitchS Gorovitch: Bioetika adalah penyelidikan kritis tentang : Bioetika adalah penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari pengambilan keputusan dalam dimensi-dimensi moral dari pengambilan keputusan dalam konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologis. konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologis.
ShannonShannon: Bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalah-: Bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi sepanjang masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi sepanjang diterapkan dalam kehidupan.diterapkan dalam kehidupan.
International Association of BioethicsInternational Association of Bioethics: Bioetika adalah studi : Bioetika adalah studi tentang isu-isu etis, hukum, sosial, dan isu-isu lain yang timbul tentang isu-isu etis, hukum, sosial, dan isu-isu lain yang timbul dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.
Penyimpulan definisiPenyimpulan definisi
Bioetika kedokteran merupakan suatu Bioetika kedokteran merupakan suatu kajian kritis bersifat interdisipliner tentang kajian kritis bersifat interdisipliner tentang perilaku manusia, dampak, atau isu-isu perilaku manusia, dampak, atau isu-isu terkait etik, hukum, ekonomi, sosial terkait etik, hukum, ekonomi, sosial akibat kemajuan dalam ilmu-ilmu biologi, akibat kemajuan dalam ilmu-ilmu biologi, ilmu dan teknologi kedokteran dan ilmu dan teknologi kedokteran dan penerapannya dalam kehidupan dan penerapannya dalam kehidupan dan pelayanan kesehatan manusia.pelayanan kesehatan manusia.
Kaidah dasar MoralKaidah dasar Moral
Dalam profesi kedokteran dikenal 4 prinsip moral utama, yaitu:Dalam profesi kedokteran dikenal 4 prinsip moral utama, yaitu: Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak
pasien, terutama hak otonomi pasien pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self (the rights to self determination),determination),
Prinsip Prinsip beneficience, beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien;tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien;
Prinsip Prinsip non maleficence, non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal Prinsip ini dikenal sebagai sebagai “primum non nocere” “primum non nocere” atau “atau “above all do no harm”,above all do no harm”,
Prinsip Prinsip justice, justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness fairness dan keadilan dalam mendistribusikan sumberdaya dan keadilan dalam mendistribusikan sumberdaya (distributive (distributive justice).justice).
KDB BeneficenceKDB Beneficence
General beneficence :General beneficence : melindungi & mempertahankan hak yang lainmelindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang lain, mencegah terjadi kerugian pada yang lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
Specific beneficence :Specific beneficence : menolong orang cacat, menolong orang cacat, menyelamatkan orang dari bahaya. menyelamatkan orang dari bahaya.
Mengutamakan kepentingan pasienMengutamakan kepentingan pasien Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh
menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain.menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain. Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk) Menjamin nilai pokok : “apa saja yang Menjamin nilai pokok : “apa saja yang adaada, pantas (elok) kita , pantas (elok) kita
bersikap baik terhadapnya” (apalagi bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada ada yg hidup).yg hidup).
KDB BeneficenceKDB Beneficence
1.Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, 1.Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 3.3.Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya
sejauh menguntungkan doktersejauh menguntungkan dokter 4.Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih 4.Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih
banyak dibandingkan dengan keburukannyabanyak dibandingkan dengan keburukannya 5.Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang5.Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang 6.6.Menjamin kehidupan baik minimal manusiaMenjamin kehidupan baik minimal manusia 7.Pembatasan golden-based7.Pembatasan golden-based 8.8.Maksimalisasi kepuasan kebahagiaan/ preferensi Maksimalisasi kepuasan kebahagiaan/ preferensi
pasienpasien
KDB BeneficenceKDB Beneficence
9.Minimalisasi akibat buruk9.Minimalisasi akibat buruk 10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat 11.Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan11.Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 12.12.Tidak menarik honorarium diatas kepantasanTidak menarik honorarium diatas kepantasan 13.13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara
keseluruhankeseluruhan 14.Mengembangkan profesi secara terus menerus14.Mengembangkan profesi secara terus menerus 15.15.Memberikan obat berkhasiat namun murahMemberikan obat berkhasiat namun murah 16.Menerapkan golden rule principle16.Menerapkan golden rule principle
KB NonmaleficenceKB Nonmaleficence
1.Menolong pasien emergensi1.Menolong pasien emergensi 2.2.Kondisi untuk menggambar kriteria ini adalah:Kondisi untuk menggambar kriteria ini adalah: Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/beresiko Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/beresiko
hilangnya sesuatu yang penting (gawat)hilangnya sesuatu yang penting (gawat) Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebutDokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut Tindakan kedokteran tadi terbukti efektifTindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat bagi pasien> kerugian dokter (hanya mengalami resiko Manfaat bagi pasien> kerugian dokter (hanya mengalami resiko
minimal)minimal) 3.3.Mengobati pasien yang lukaMengobati pasien yang luka 4.Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)4.Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 5.Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien5.Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
KB NonmaleficenceKB Nonmaleficence
6.Tidak memandang pasien hanya sebagai 6.Tidak memandang pasien hanya sebagai objekobjek
7.Menghindari misrepresentasi dari pasien7.Menghindari misrepresentasi dari pasien 8.Tidak membahayakan kehidupan pasien 8.Tidak membahayakan kehidupan pasien
karena kelalaiankarena kelalaian 9.Tidak memberikan semangat hidup9.Tidak memberikan semangat hidup 10.10.Tidak melindungi pasien dari seranganTidak melindungi pasien dari serangan 11.Tidak melakukan white collar crime dalam 11.Tidak melakukan white collar crime dalam
bidang kesehatan / kerumahsakitan yang bidang kesehatan / kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya.merugikan pihak pasien/keluarganya.
KDB AutonomyKDB Autonomy
1.Menghargai hak menentukan nasib sendiri, 1.Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasienmenghargai martabat pasien
2.2.Tidak mengintervensi pasien dalam membuat Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)keputusan (pada kondisi elektif)
3.3.Berterus terangBerterus terang 4.Menghargai privasi4.Menghargai privasi 5.Menjaga rahasia pasien5.Menjaga rahasia pasien 6.Menghargai rasionalitas pasien6.Menghargai rasionalitas pasien 7.Melaksanakan informed consent7.Melaksanakan informed consent
KDB AutonomyKDB Autonomy
8.Membiarkan pasien dewasa dan kompeten 8.Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendirimengambil keputusan sendiri
9.9.Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasienpasien
10.Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam 10.Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendirimembuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri
11.Sabar menunggu keputusan yang akan diambil 11.Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensipasien pada kasus non emergensi
12.12.Tidak berbohong ke pasien meskipun demi Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien kebaikan pasien
13.Menjaga hubungan (kontrak)13.Menjaga hubungan (kontrak)
KDB JusticeKDB Justice
1.1.Memberlakukan segala sesuatu secara universalMemberlakukan segala sesuatu secara universal 2.Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang 2.Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukantelah ia lakukan 3.Memberi kesempatan yang sama terhada pribadi 3.Memberi kesempatan yang sama terhada pribadi
dalam posisi yang samadalam posisi yang sama 4.4.Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,
accessibility, availability, quality)accessibility, availability, quality) 5.Menghargai hak hukum pasien5.Menghargai hak hukum pasien 6.Menghargai hak orang lain6.Menghargai hak orang lain 7.Menjaga kelompok yang rentan (yang paling 7.Menjaga kelompok yang rentan (yang paling
dirugikan)dirugikan) 8.8.Tidak melakukan penyalahgunaanTidak melakukan penyalahgunaan
KDB JusticeKDB Justice
9.Bijak dalam makro alokasi9.Bijak dalam makro alokasi 10.10.Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan
pasienpasien 11.Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya11.Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya 12.Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, 12.Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya,
beban, sanksi) secara adilbeban, sanksi) secara adil 13.Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat 13.Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat
dan kompetendan kompeten 14.14.Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepatsah/tepat 15.Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan 15.Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatanpenyakit/gangguan kesehatan 16.16.Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,
status sosial, dll.status sosial, dll.
Area kompetensi 7Area kompetensi 7
Menjunjung tinggi moral dan etika serta Menjunjung tinggi moral dan etika serta profesionalisme dalam praktik profesionalisme dalam praktik kedokterankedokteran
Mengutamakan etika dan tata nilai Mengutamakan etika dan tata nilai pasien dalam menentukan tindak medispasien dalam menentukan tindak medis
Pemecahan Masalah/Dilema Pemecahan Masalah/Dilema Etik Menggunakan Prima Etik Menggunakan Prima Facie Kaidah Dasar Bioetika Facie Kaidah Dasar Bioetika
Taufik SuryadiTaufik SuryadiPerhimpunan Dosen Bioetika, Hukum Kedokteran Perhimpunan Dosen Bioetika, Hukum Kedokteran
dan HAM Indonesiadan HAM Indonesia
The patient’s contexts for prima facie’s choice(Agus Purwadianto, 2004)
J usticeNon maleficence
AutonomyBeneficence
Time
General benefi t result, mos t o f people,
Elect iv e, educ at ed, bread-winner, ma ture person
Vu lnerab les, emergency, lif e sav ing, minor
> 1 p erson, others similari ty, community / social ’s r ights
Medis atau etis?Medis atau etis?
Kasus Konkrit 1
-
KeputusanMedis
Keputusan etis
Pilar Keputusan Klinis sehari2
-
KeputusanMedis
Keputusan etis
Pilar Keputusan Klinis sehari2Biomedik
Info-medik
Indikasimedik
pilihan pasienkualitas hidup
fitur kontekstual
Mindset non medisStruktur Psiko-Sosio-budaya
Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ?
Kalau yang ini 1 dari ratusan korban tsunami, lumpur panas ?? (di luar RS >>)
Principles-based Principles-based ethics ethics Prima FaciePrima Facie
T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch (1989)(1989)
Beneficence
Non Maleficence
Autonomy
Justice
Contextual featuresQuality of life
Clinical DecisionMaking
Patient’s preference
Medical indicationValue-based medicine
EBM
Check list (Observation Check list (Observation Sheets)Sheets)
Beneficence CriterionBeneficence Criterion YesYes NoNo
Promoting altruismPromoting altruism
Guaranteeing human dignityGuaranteeing human dignity
Viewing patient/family not as profit Viewing patient/family not as profit objectsobjects
Maximize agregat net benefitMaximize agregat net benefit
Compassionate paternalismCompassionate paternalism
Guaranteeing minimal life of patientGuaranteeing minimal life of patient
Restricting “goal based approach”Restricting “goal based approach”
Maximize patient satisfactionMaximize patient satisfactionTutor’s nameGroup No.
Deductive logicDeductive logic
Beneficence
Non Maleficence Autonomy Justice
Combination ofIt’s characteristics = Patient’s Context
Method = Logic Thinking critical analysis
MedicalIndication
TROEF = berubah TROEF = berubah menjadi ……menjadi ……
Beneficence
Non Maleficence Autonomy Justice
MedicalIndication
pihak II UmumBAIK“kranjangSampah”
pihak IIkesakitan/menderita,gadar,pra-cacatDistressRentanuzur, terjepit tanpa pilihanMiskin
bodoh.
capable person bebasElektifrentang >>hak pilih a
// DRnya
pihak IIINon pasienwakil/walikluster popKomunitasPenyandangdanaBerpotensiDirugikan/Paling krg
diuntungkan
ENRICHMENT OF ENRICHMENT OF JUSTIFICATIONJUSTIFICATION
Beneficence Non Maleficence Autonomy Justice
Not stipulated in the text = Patient’s Context
MedicalIndication
DEDUCTIVELOGIC
PRIMAFACIE
CETERIS PARIBUS
CREATIVE THINKING
(NEW) ILLAH = actual duty = contextuality
“OPPOSITION”
VALUECONFORM
>< : DETECTDEVIATION
Prima Facie
Keketatan Pemikiran Logis
Rule of thumb,Hanya disebut
KAIDAH DASARBIOETIK
Absolut
Lurus, mengikat
Kartu Bridge/“Troef”
“Domino”
R.Veatch, 1981
Actual duty = contextuality> prima facie duty
(Ross, 1939)
The patient’s contexts for prima facie’s choice(Agus Purwadianto, 2004)
J usticeNon maleficence
AutonomyBeneficence
Time
General benefi t result, mos t o f people,
Elect iv e, educ at ed, bread-winner, ma ture person
Vu lnerab les, emergency, lif e sav ing, minor
> 1 p erson, others similari ty, community / social ’s r ights
TERGANTUNG ……. BERUBAH MENJADI
Kaitan Etik - Moralitas
Moralitas
Etik
Praksis =Tuntunan Perilaku
NormatifTuntutan Berpikir Logis Kritis
refleksi
MetaEtika
Standar rasional& metode peroleh E
Yg dipercaya & diperbuat Manusia = praktek
Teori“seyogyanya”
Pembenaran“Seharusnya”
NILAI
Menghargaimenjunjung
BenarBaik
cocok
Kaitan Etik - Moralitas
Moralitas
Etik
Praksis =Tuntunan (cara/alat mencapai)Perilaku
NormatifTuntutan Berpikir Logis Kritis,Pembenaran moral
refleksi
MetaEtika
Teori Etika
Virtue
Deontologi teleologi/Utilitarian
AktorEudamoniaBukan nabi
Perbuatan= kewajiban akibat
tujuan
Insight Core Problem
Keywords
BasicMoral
Principle
Beneficence
Nonmaleficence
Autonomy
Justice
Metode AP
Chosen Principle
Choose 1-2 out of 4 most relevant
(problem solving)
EthicsTheory
Virtue - eudamonia
Duty - deontologist
Utilitarian – teleologist eg happiness
Metode AP
EthicalRelativism
Culture
Custom
EthicalDilemma
Science & technology determinant
Societal & capital determinant
Quality of life
Metode AP
Prima Facie’s Principle
Deductive Logic/Ceteris
ParibusCalculated Assumption
(other principle stable)
Solving the ProblemConsistency
Coherent
Correspondent
Pragmatic
Context vs Text
Choose 1-2 out of 4
(most stringent)
Metode AP
Legal Option
Administrative
Penal
Civil
Metode AP
PengantarPengantar
Modifikasi Modifikasi Howard Brody, Howard Brody, Ethical Decision MakingEthical Decision Making
R. SjamsuhidajatR. SjamsuhidajatAgus PurwadiantoAgus Purwadianto
1.1. Fahami kasus yang dihadapiFahami kasus yang dihadapi(INSIGHT)(INSIGHT)2. Sepakati APA masalah etik 2. Sepakati APA masalah etik yang yang penting penting (dapat lebih dari satu (dapat lebih dari satu masalah)masalah)
= UNIVERSAL PRINCIPLES OF = UNIVERSAL PRINCIPLES OF BIOETHICS = KDBBIOETHICS = KDB
. .
3. Tuliskan salah satu issue etik 3. Tuliskan salah satu issue etik 3 unsur harus ada : 3 unsur harus ada :
siapa, siapa, dalam situasi apa, dalam situasi apa, masalah etik yang didugamasalah etik yang diduga
CHOSEN PRINCIPLE + THEORY CHOSEN PRINCIPLE + THEORY OF ETHICSOF ETHICS
4. Kelompok mulai menyusun 4. Kelompok mulai menyusun
alternatif yang terfikirkan (berapa alternatif yang terfikirkan (berapa saja tergantung dari sumbang – saja tergantung dari sumbang – fikir tiap anggota kelompok)fikir tiap anggota kelompok)
= THEORY OF ETHICS+ ETHICAL = THEORY OF ETHICS+ ETHICAL RELATIVISM + ETHICAL RELATIVISM + ETHICAL DILEMMA DILEMMA
5. Tiap alternatif dibahas tersendiri. Setiap 5. Tiap alternatif dibahas tersendiri. Setiap anggota kelompok HARUS memberikan anggota kelompok HARUS memberikan respons. Hadapkan tiap alternatif pada respons. Hadapkan tiap alternatif pada tata-nilai yang diwakili oleh seluruh tata-nilai yang diwakili oleh seluruh kelompok (misalnya hukum, ekonomi, kelompok (misalnya hukum, ekonomi, adat, keluarga, etik, dll)adat, keluarga, etik, dll)
= PRIMA FACIE + DEDUCTIVE LOGIC + = PRIMA FACIE + DEDUCTIVE LOGIC + contextual features, quality of life contextual features, quality of life
6. Pilih salah satu alternatif 6. Pilih salah satu alternatif yang bisa disetujui oleh nilai yang bisa disetujui oleh nilai
terbanyakterbanyak
SOLVING THE PROBLEMSOLVING THE PROBLEM
7. Pertanyakan apakah 7. Pertanyakan apakah alternatif yang dipilih itu, bila alternatif yang dipilih itu, bila
diberlakukan pada diri sendiri, diberlakukan pada diri sendiri, akan disetujuiakan disetujui
VALUE CLARIFICATIONVALUE CLARIFICATION
Tugas Pelaporan
ETHICAL PROBLEM SOLVINGNama Mahasisw a :
Case Ethical Problem Alternative Based Alternative Decision Self Assesment Verification ReasonsNo. on Values System
INSIGHT KDB + CHOSEN PRINCIPLE PRIMA FACIE VALUETHEORY ETHICS E. RELATIVISM CETERIS P CLARIFIC.
E. DILEMMA DEDUCTIVE LSOLVING PROB
No.No.
KasusKasus
Langkah Langkah
Modif H.B.Modif H.B.
Pilihan PrinsipPilihan Prinsip
relevan /Pendapat relevan /Pendapat SingkatSingkat
Nama Nama
MahasiswaMahasiswa
1.1.
2.2.
3.3.
4.4.
5.5.
66..
Langkah (Langkah Modifikasi Howard Brody method)Kasus No. :______Prinsip Yang dipilih Kelompok :______________________________Nama Mahasiswa :______________________ CONFORMED / NOT CONFORMEDAlasan :______________________________________