5.1 konsep dasar - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1141/9/09660029_bab 5.pdf ·...
TRANSCRIPT
153
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Pelabuhan sebagai media trasportasi juga sebagai media perdagangan
sejak zaman dahulu. Karena aktivitas perdagangan ini maka agama islam dapat
masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai
keislaman seperti jujur, terbuka, dan amanah. Dari nilai nilai keislaman itu
perancangan pelabuhan Panarukan dapat dikombinasikan dengan nilai nilai
struktur sebagai arsitektur yang menjadi tema dalam perancangan pelabuhan
Panarukan ini. Nilai tema yang digunakan yaitu estetika. Nilai estetika dengan
karakter irama, eksplorasi dan simbolik yang dapat dijadikan prinsip untuk
pengaplikasiannya.
STRUCTURE AS BALANCE
Keislaman: Jujur Terbuka Amanah
Tema: Irama Eksplorasi Simbolik
Pelabuhan sebagai media perdagangan
Struktur sebagai
keseimbangan
154
Struktur sebagai keseimbangan yang dimaksudkan adalah sebagai
keseimbangan antara hubungan ketuhanan dan lingkungan yang menggunakan
struktur sebagai dasaranya. Hubungan terhadap lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap hubungannya dengan ketuhanan. Dari dampak yang diberikan pada
lingkungan terutama dampak positif maka merupakan salah satu bentuk syukur
terhadap Allah SWT.
5.2 Konsep Ruang
KETAUHIDAN
LINGKUNGAN PELABUHAN
ORGANISASI
RUANG
155
Pada konsep ruang dalam tapak mengelompokkan area terbangun berada
dibagian timur tapak yang mana banyak pengguna beraktifitas didalamnya.
Pengelompokan area terbangun ini dapat berpengaruh juga terhadap sirkulasi
pengguna didalam tapak. Karena aktivitas pengguna yang tidak keseluruhan
berkecimpung didalam kegiatan bongkar muat barang maka pengelompokan ini
akan memberi keamanan bagi penggunanya. Dari pengelompokan ini muncul
zoning di dalam tapak.
Adanya 2 lokasi parkir dengan fungsi yang berbeda tersebut untuk mengurangi
kendaraan yang berada tidak terlalu penting didalam tapak. Kendaraan yang tidak
masuk kedalam tapak merupakan wujud konsep ruang tapak yang ramah
lingkungan. Dengan itu salah satu wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dengan tidak berlebihan dalam menggunakan bahan bakar yang berasal dari alam.
Dampaknya juga positif terhadap lingkungan massyarakat dalam mengurangi
polusi lingkungan yang dihasilkan pelabuhan dengan aktivitas bongkar muat
barang.
Parkir Truck
Publik
Bongkar muat. Bengkel. Semi Publik
K. Keamanan. K. Pengelolah. Klinik. Kantin. SPBU Semi Privat
Parkir mobil dan motor Publik
156
5.3 Konsep Tapak
5.3.1 Kebisingan
Kebisingan pada tapak ditangani dengan penyelesaian menghalangi
bangunan yang tidak membutuhkan kebisingan dengan tatanan masa bangunan
yang meletakkan bangunan klinik dan masjid ditengah yang berdasarkan sistem
struktur rigid frame. Perletakan masa sebagai solusi dari kebisingan terselesaikan
dengan cara arsitektural dan ramah lingkungan karena masa bangunan yang
menjadi penghalang/peredam kebisingan menjadi multifungsi tanpa harus
menangani kebisingan dengan penambahan biaya dan material.
Gambar 5.1 Konsep Kebisingan
(Sumber: Sketsa Pribadi dan Data Pribadi, 2013)
157
5.3.2 Aksebilitas dan Sirkulasi
Aksebilitas serta sirkulasi tapak memisahkan antara kendaraan bermotor
dan jalur pejalan kaki atau sepeda ontel. Pada tapak dibagi menjadi 3 zona
sirkulasi dan aksebilitas. dimana zona 1 sebelah barat tapak sebagai zona
kendaraan bongkar muat, zona 2 ditengah tapak sebagai zona pejalan kaki dan
sepeda ontel, zona 3 sebelah timur diujung tapak sebagai area kendaraan pribadi
seperti mobil dan motor.
Gambar 5.2 Konsep Aksebilitas dan Sirkulasi Tapak
(Sumber: Data Pribadi, 2013)
Gambar 5.3 Detail Konsep Aksebilitas dan Sirkulasi Tapak
(Sumber: Sketsa Pribadi, 2013)
1 2
3
158
5.3.3 Utilitas
Utilitas dengan system memusat lebih efisien dan tidak berlebihan. Utilitas
yang tidak berlebihan ini menjadi lebih ramah lingkungan, ditambah pengolahan
kembali limbah manusia yang berasal dari tapak untuk difungsikan kembali
sebagai kebutuhan tapak. Meminimalisir pengeluaran limbah yang dihasilkan
tapak terutama aktivitas bongkar muat yang kemungkinan dapat mencemarkan
perairan laut.
Gambar 5.4 Konsep Utilitas Tapak
(Sumber: Data Pribadi, 2013)
159
5.3.4 Vegetasi
Vegetasi sebagai pengarah sirkulasi, peredam kebisingan dari tapak dan pengarah
angin. Permasalahan tapak teratasi secara arsitektural selain itu vegetasi pada
RTH sebagai perindang dari terik matahari yang berlebih pada tapak.
Penyelesaian masalah dengan vegetasi ini juga solusi perancangan yang ramah
lingkungan.
Gambar 5.5 Konsep Vegetasi
(Sumber: Data Pribadi dan Sketsa Pribadi, 2013)
160
5.3.5 Pandangan
Pandangan kedalam tapak dari sebelah selatan tapak yang tehalang pasar
dan permukiman meggunakan gate sebagai penanda, mercusuar sebagai
pandangan kapal dari utara ketapak. Dan pandangan keluar tapak yang
memanfaatkan pemandangan menarik berupa pegunungan dan laut yang juga
berfungsi sebagai relaksasi dari aktifitas sibuk bongkar muat. Gunung juga dapat
menjadi symbol untuk dapat bersyukur kepada Allah SWT.
Gambar 5.6 Konsep Pandangan Ke dan Dari Tapak
(Sumber: Data Pribadi dan Sketsa Pribadi, 2013)
Barisan gunung dan bukit ini
sebagai arah hadap
pandangan keluar tapak yang
menarik.
161
5.3.4 Konsep Iklim
> Matahari
Matahari difungsikan sebagai pencahayaan alami untuk bangunan. Cahaya
yang masuk pada bangunan ini dirancang dengan konsep yang berirama gelap
terang. Irama ini dihasilkan oleh rangkaian rangka struktur. Rangkaian rangka
struktur ini berfungsi sebagai penyaring cahaya matahari berlebih yang masuk
kedalam bangunan. Dari perletakan masa bangunan didalam tapak yang saling
berdekatan juga memberi irama gelap-terang didalam pada tapak di setiap
zonanya. Dengan masuknya cahaya matahari juga dapat dijadikan sebagai
pengukur atau pengingat perubahan waktu dan ini dapat mengingatkan para
pengguna untuk beribadah juga pada Allah SWT. Penggunaan material yang
digunakan sebagai bahan strukturnya juga material yang tidak dapat memantulkan
sinar matahari Karena dapat mengganggu lingkungan sekitar lokasi tapak terhadap
pantulan cahayanya. Dan ini akan merugikan masyarakat.
Gambar 5.7 Penyaring cahaya
(Sumber: Sketsa Pribadi, 2013)
162
> Angin
Kecepatan angin yang datang dari arah laut dengan kecepatan yang tinggi
akan diredam dengan tanaman bakau. Selain sebagai pengurang kecepat angin
yang menuju tapak juga sedikit mengurangi beban yang menerpa bangunan.
Fungsi tanaman bakau juga sebagai pelindung pantai dari terjadinya erosi atau
seketika waktu terjadi ombak besar yang terjadi karena iklim buruk angin besar
ditengah laut disetiap tahunnya. Rencana ini dapat berdampak positif terhadap
pemeliharaan lingkungan pantai. Keterkaitan dengan ketauhidan adalah nilai
positif yang terkandung dalam satu penanaman pohon akan membawa banyak
kebaikan yang sangat disukai Allah SWT.
Gambar 5.8 Letak pohon bakau
(Sumber: Data Pribadi dan Sketsa Primadi, 2013)
5.4 Konsep Bentuk
Bentuk masa menggunakan struktur lengkung. Struktur lengkung ini lebih
efisien terhadap beban beban struktur yang berlaku. Karen system pembagian
beban yang merata pada struktur lengkung cocok dengan perancangan pelabuhan
163
peti kemas karena letak lokasi yang berada di pinggir pantai dengan beban angin
yang besar maka dapat mengurangi getaran bangunan yang dihasilkan angin laut.
Dari bentuk lengkung ini juga yang dapat meneruskan angin maka permukiman
penduduk yang berada setelah lokasi pelabuhan ini tetap mendapat penghawaan
alami dari angin laut ketika siang hari. Dengan banyaknya fungsi dari struktur
langkung ini maka dengan bentuk masa bangunan yang lengkung untuk
perancangan pelabuhan peti kemas ini tidak berlebihan lebihan dalam
perancangan dan penggunaannya. Allah menyukai segala hal yang tidak
berlebihan.
Gambar 5.9 Konsep Bentuk Bangunan
(Sumber: Sketsa Pribadi, 2013)
5.4.1 Konsep Struktur
Perancangan pelabuhan peti kemas ini menggunakn struktur lengkung
sebagai rangka dari bentuk bangunannya. Struktur lengkung ini dapat membagi
beban atau gaya yang berlaku pada bangunan dengan merata. Selain itu
pengarunya terhadap lingkungan juga dapat menggerakkan angin. Struktur juga
lebih terexplorasi menarik dengan member kesan dinamis pada tampilan
perancangan pelabuhan peti kemas nantinya.
164
Gambar 5.10 Rencana Bentuk Struktur dan material
(Sumber: Sketsa Pribadi, 2013)
Untuk struktur pondasi yang digunakan pada bangunan mengguanakan struktur
foot plat karena sesuai dengan kondisi dari lingkungan lokasi tapak yang berada di
pinggir pantai. Pondasi foot plat ini juga lebih ideal dan tidak berlebihan dengan
fungsi bangunan yang hanya 1 lantai.
Gambar 5.11 Rencana Pondasi Foot Plat
(Sumber: Sketsa Pribadi, 2013)
Pada perancangan pelabuhan Peti Kemas ini menggunakan struktur bangunan
dermaga jetty, dimana bangunan dermaga ini menjorok ketengah laut. Bangunan
dermaga jetty ini sesuai dengan konsep tapak vegetasi dan iklim angin dimana
pinggir pantai akan difungsikan sebagai lokasi vegetasi tanaman bakaun dengan
fungsi penyaring kecepatan angin laut, penanganan perlindungan pantai yang
ramah lingkungan.
165
Gambar 5.12 Bangunan Dermaga
Sumber: Asiyanto, 2008
5.4 .2 Konsep Utilitas
Utilitas hide-expose dengan system pembedaan jenis utilitas yang harus di
expose dan di hide. Expose utilitas sebagai nilai tambah estetika yang ada pada
bangunan, dimana bangunan juga expose terhadap struktur. Hide utilitas
menyesuaikan fungsi dan mengurangi resiko dalam penggunaannya.
Gambar 5.13 Konsep Utilitas
(Sumber: Sketsa Pribadi, 2013)