500 rekomendasi koding_minus analisa verifikator
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
1/57
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
1 Peserta BPJS yang di rawat inap akan dilakukan tindakan
operasi bagian Urologi tanggal 13
Agustus 2014, diminta untuk membayar alat
dengan alasan alat tidak disediakan oleh RS
sebesar Rp.8.500.000,-
Pasien tidak jadi dioperasi karena tidak membayar alat
tersebut.
Verifikator melakukan pencatatan kasus ini sebagai bahan
pertimbangan pada saat dilakukan recredentialing FKRTL
Alat Kesehatan
2 Pasien dengan diagnosa appendix dan direncanakan untuk
tindakan bedah, namun dikarenakan mati listrik sehingga
tindakan bedah dibatalkan
Tindakan atau prosedur yang sudah dilakukan yang di
koding (diinput)
Appendik
3 Diagnosa Utama : K359 (Acute
appendicitis,unspecified)Tindakan : 4709 (Other
appendectomy) 9918 (Injection or infusion of electrolytes)
9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other
oxygen enrichment)
8952(Electrocardiogram) Group CBGs : K-1-13-I
(Prosedur appendik ringan) Biaya Rp. 4.474.757
Verifikator melakukan cross check kepada laporan operasi
atau reusme medis, apabila terbukti tidak dilakukan
operasi, verifikator menyampaikan hal tersebut kepada
koder untuk dilakukan koreksi tagihan.
Appendik
4 Pada pasien RITL dengan rencana tindakan biopsi, tidak jadi
dilakukan tindakan karena alasan teknis RS (contoh: dokter
tidak berada di tempat), namun tindakan biopsi tetap
ditagihkan ke BPJS.
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien
yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan
klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
Biopsi
5 Pada pasien RITL dengan rencana tindakan pemasangan
cimino, tidak jadi dilakukan tindakan karena dokter tidak
berada di tempat, namun tindakan pemasangan cimino tetap
ditagihkan ke BPJS.
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien
yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan
klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
Cimino
6 Rencana tindakan echo untuk kasus jantung tidak jadi
dilakukan namun tetap ditagihkan
Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder
agar dilakukan koreksi tagihan.
Ekokardiografi
7 Pasien masuk RITL tidak dilakukan tindakan marsupialisasi
namun ditagihkan tindakan marsupialisasi
Tindakan yang ditagihkan adalah tindakan yang diberikan
kepada pasien. Jika tidak dilakukan tindakan, maka tidak
dientri. Yang entri hanya diagnosanya saja
Gigi Mulut
8 Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle
metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal
dialysis)
Tindakan yang tidak dilakukan tidak dapat ditagihkan.
Klaim tidak dilayakkan.
Ginjal/Hemodialisa
9 Pasien didaftarkan masuk ke poli kembali karena obat yang
diambil saat dia datang beberapa hari sebelumnya tidak dapat
diambil karena belum waktunya mengambil obat
Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien apakah
ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada
verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak
ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).
Obat
10 Pasien RITL atas nama Arifin Seltia Lubis nokp:
0001201576072 , masuk tgl 28-07-2014 kondisi pasien dalam
ke adaan hamil masuk opname keluhan sakit pingangg tanpa
ada tindakan psn plg
.dua hr kemudian pasien SC
Pada kasus ini jika pasien sudah mendapatkan surat
perintah rawat inap dan memasuki runag rawat, maka
dapat ditagihkan sebagi kasus RITL dengan diagnosa
O47.9 (False labour/persalinan palsu)
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
11 Mengajukan klaim pasien rajal padahal pasien tersebut batal
berobat.
Pelayanan kesehatan yang tidak jadi dilakukan (batal
dilakukan), tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
Rujukan
12 Pasien RITL Atas Nama : Ria Tio Silitonga Nokp :
0000014522128 masuk tanggal 07-07-2014 pulang tgl 07-07-
2014 dengan diagnosa OMSK rencana operasi ,tenyata di
batal pasien tdk berani dan hari itu juga pasien pulang
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan
melakukan negosiasi dengan FKRTL.
Telinga
13 pasien masuk RITL dengan diagnosa utama Hernia Inguinalis
dan direncanakan operasi, namun operasi ditunda setelah
lebaran atas permintaan keluarga. Pihak Rumah Sakit
menagihkan pelayanan RITL tersebut. Setelah lebaran pasien
masuk RITL kembali untuk melakukan operasi Hernia tersebut
dan pihak Rumah sakit menagihkan kembali. terpisah bukan
sebagai satu periode penyakit
Pada kasus yang pertama, tindakan heniotomy tidak dapat
ditagihkan krn belum dilakukan.
Tindakan Medik/Operatif
14 Pasien Thalasemia masuk lewat IGD dengan pengantar rawat
inap: pro transfusi, diprosedur ditagihkan transfusi,pada saat
verifikasi di konfirmasi kepeserta ternyata pasien tidak jadi
transfusi karena HB nya normal,tidak jadi dirawat tetapi
ditagihkan sebagai tagihan rawat inap
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien
yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan
klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
Transfusi Darah
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
2/57
15 Pasien an. Ny. Eka (21 Thn) masuk RITL melalui UGD, pasien
tdk mempunyai kartu BPJS dan bersedia membayar sebagai
pasien umum. Setelah dipindahkan ke ruang inap, pasien
disarankan oleh perawat RS untuk menggunakan kartu BPJS
milik saudara / tetangga.
Pada kasus ini tidak dapat diterbitkan SEP. kasus tidak
dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Verifikator
membuat catatan sebagai bahan pertimbangan
recredentialing FKRTL. Verifikator meminta tenaga
kesehatan agar menlakukan edukasi kepada pasien untuk
segera melakukan pendaftaran sebagai peserta JKN.
Penggunaan kartu
16 Pasien dirawat dikelas 3 ditagihkan di kelas 1 dengan tarif Rp.
2192494
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes
28 tahun 2014.
Akomodasi
17 Agusman masuk tgl 1-4 juli 2014 dgn dg Sciatica dan arthosis
hakkelas peserta di kelas 1 tetapi di rawat di kelas 2 Diagnose
utama M54.3 Diagnose sekunder M19.9 kelas 1 (2.736.744)
Kelas 2 (
2.345.781).
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
18 Zaimah masuk tanggal 23-27 maret 2014 dg Dispepsia dan
Vertigo. Hak kelas di kelas 1 tetapi pasien dirawat dikelas 2.
Diagnosa Utama K30 dan sekunder R42.
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
19 Pasien yang hak nya kelas 1, diletakkan ke kelas 3 karena
penuh tetapi tetap di tagihkan di kelas 1
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
20 Pasien PBI masuk RITL dengan kasus Malaria
Tersiana
Verifikator melakukan konfirmasi hak rawat peserta
kepada koder untuk ditagihkan dan dibayarkan sesuai
dengan hak dan kelas yang ditempati peserta mengingat
peserta PBI tidak diperbolehkan untuk naik kelas.
Akomodasi
21 Pasien masuk RITL dengan diagnosa Demam thyfoid. Pasien
mendapat kelas perawatan kelas 3. Diajukan diagnosa utama
A01.0 Thyfoid Fever; Namun diajukan sebagai pasien yang
mendapat kelas perawatan kelas 2.
Verifikator melakukan customer visit kepada pasien
dengan lembar konfirmasi, kemudian melakukan
konfirmasi kelas rawat yang ditempati oleh pasien kepada
koder.
Akomodasi
22 Pasien mendapat kelas rawat di bawah hak kelas rawatnya,
dengan alasan hak kelas rawatnya penuh namun penagihan
sesuai hak kelas sebanyak 468 kss
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
23 Kasus persalinan normal dirawat di ruang kebidanan kelas 2
walaupun hak kelas perawatannya kelas 1, klaim ditagihkan
tetap ditagihkan sesuai hak kelas perawatan peserta, yaitu
kelas 1
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
24 Pasien yang hak kelas rawatnya penuh misalnya kelas
1,namun pasien dititipkan dikelas yang lebih rendah tetapi
ditagihkan sesuai dengan hak kelas peserta yaitu kelas 1
Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
25 Pasien RITL dengan dx A09 (diarrhoea) dan anemia. Pasien
dirawat 3 hari di VIP, hak kelas seharusnya kelas I. Pasien di
tagihkan iuran biaya oleh pihak RS, Padahal INAcbg lebih
besar daripada biaya riil rumah sakit.
Pada kasus ini , pengajuan klaim RS sudah sesuai
ketentuan. Untuk pasien yang naik kelas ke VIP dapat
dikenakan selisih biaya. Sedangkan untuk tarif INA CBGs
yang lebih tinggi dari tarif riil RS tidak lagi menjadi
permasalahan apabila sesuai dengan kondisi pasien yang
dilayani.
Akomodasi
500 REKOMENDASI KODING
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
3/57
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
26 Pasien RITL dengan diagnosa nausea and vomiting naik kelas
perawatan dari kelas 2 ke kelas 1. Pasien membayar selisih
tidak sesuai dengan tagihan yang seharusnya
Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta.
Apabila peserta naik kelas ke kelas II atau kelas I,
verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih
yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih
dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya.
Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka
selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya
Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi
haknya.
Akomodasi
27 rumah sakit menagihkan sesuai hak kelas rawat pasien
sedangkan pasien menempati kelas perawatan yang lebih
rendah lebih dari 3 hari.
Diakomodir PMK No. 28 Akomodasi
28 Pasien masuk dengan kasus uterovaginal prolaps
, unspecified, pasien naik kelas dari kelas I ke VIP, total
tagihan yang di tujukan kepada pasien sebesarRp. 5.640.000.
Tarif INA Cbg yang tercantum di billing RS Rp. 4.003.665 jd
pasien membayar selisih Rp. 1.636.335,- akan tetapi tagihan
INA Cbg yg RS tagihkan ke BPJS sebesar Rp. 5.676.993
Verifikator melakukan pengecekan hasil groper
CBG’s yang tercantum di dalam billing RS (Rp
4.003.665,-) sudah sesuai kelas rawat dan level
severitynya. Seharusnya tidak ada perbedaan antara hasil
grouper RS dengan hasil grouper yang ditagihkan kepada
BPJS Kesehatan. Jika hasil tidak sesuai, maka verifikator
melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Kanit MPKR
untuk dilakukan pembinaan dan sebagai bahan
recredentialing FKRTL.
Akomodasi
29 Px dgn hak kelas 1 dirawat dikelas 3 dan ditagihkan kelas 1 Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN. Permenkes
28 Tahun 2014
Akomodasi
30 Pasien RITL dengan hak kelas II dirawat di kelas III karena
kelas II penuh, Diagnosa utama: Dyspepsia K30 Biaya Ina
CBGs Rp 3.713.095
Verif sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014. Akomodasi
31 Pasien RITL hak kelas 1 tinggal di kelas III (turun kelas)
dicoding kelas 1
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak
kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Akomodasi
32 Pasien RITL masuk dengan diagnosa E115 , ditagihkan biaya
kelas 2
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes
28 tahun 2014.
Diabetes Melitus
33 Pasien dengan diagnosa dyspepsia dirawat
dikelas 3, ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes
28 tahun 2014.
Dispepsia
34 Pasien dengan diagnosa utama K.808 Cther Cholelithiasis
dikarenakan ruangan rawat sesuai hak peserta kelas 2 nya
penuh pasien bersedia dirawat dikelas 3(untuk ruang kelas 1
dikonfirmasi juga penuh),akan
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes
28 tahun 2014.
Empedu
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
35 Pasien a/n Mardia Hasan, NOKA :
0001261623069 hak kelas rawat kelas II, MRS
pada tgl 06/07/2014 Pulang tgl 08/07/2014; No
SEP 2407R00106140000633. Karena kamar kelas II penuh
maka pasien sampai dengan tgl kepulangan ditempatkan dikamar kelas III. Pihak RS menangihkan sesuai dengan hak
kelas pasien bukan kelas yang ditempati.
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak
kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Akomodasi
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
4/57
36 Pasien dengan persalinan SC dirawat dikelas 3, ditagihkan
dengan kelas perawatan kls 2
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes
28 tahun 2014.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
37 Merubah biaya total RS (billing) untuk ditagihkan kepada
pasien yang dirawat di VIP
Verifikator melakukan konfirmasi kepada pihak Manajemen
RS agar tarif VIP yang ditagihkan sesuai dengan tarif
Perda yang berlaku.
Akomodasi
38 Tagihan Klaim CAPD sebesar Rp.6.906.000,/pasien
Verifikasi dilakukan sesuai dengan SE Menkes Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang pelaksanaan standar tarif
pelayanan kesehatan pada FKTP dan FKRTL. Tarif
Pelayanan CAPD paket rutin Sebesar Rp
5.940.000,00/bulan
Ginjal/Hemodialisa
39 klaim obat bukan memakai harga DPHO tapi harga reguler
Apotik yang harganya lebih tinggi dari harga tarif BPJS misal
lantus harga DPHO Rp.126,800 diklaimkan Rp.212,900
Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim obat
kronis mengacu pada SE Menkes No. 32
Obat
40 klaim obat yang seharusnya sudah include dengan tagihan
INA-CBGs misal sediaan sirup atau insulin
Tarif INA CBGS tidak membatasi jumlah pemberian obat.
Obat diresepkan sesuai indikasi medis dan mengacu
kepada Formularium Nasional.
Obat
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
41 Pasien a/n Philipus Lusi , NOKA 0000150702456 memperoleh
resep kronis dengan obat Kutoin caps namun pihak apotek
pelengkap mengentry
dengan sediaan kutoin injeksi. Tagihan obat kutoin
yang seharusnya 11.892,- menjadi Rp 1.325.100,-
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada tugas
Apotek agar dilakukan koreksi entroan data
2. Obat yang dibayar adalah obat yang sesuai dengan
diresepkan dan diberikan kepada pasien.
Obat
42 Pasien yang awalnya umum dan ditengah perawatan
mengurus BPJS,namun di resume medis tanggal pasien
masuk dibuat pada saat dijamin BPJS bukan pada saat pasien
masuk ke rumah sakit dengan biaya umum.Sehingga
verifikator tidak mengetahui bahwa klaim tersebut seharusnyadibayar proporsional
Sudah diakomodir PMK No. 28 Tahun 2014 Pasien Baru
43 Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan
dilakukan eksisi pada luka. Diajukan oleh RS sebagai berikut:
Diagnosa utama: T24,3,Burn third degree hip and
lower limb except ankle and foot
Tindakan : 869.1 Excision of skin for graft. Biaya Rp
21.678.658
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.
Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan
apa yang tercantum di dalam resume medis. Diharapkan
coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait
dengna diagnosa utama dan tindakan yang dilakukan.
Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada
Tim Audit Medis
Penanganan Luka
44 Pasien RITL dengan kasus: Stroke. Diajukan oleh
RS:
Diagnosa Utama: I63.9 ( Cerebral infarction, unspecified )
Hasil Grouper CBG’s: G-4-14-I Kecederaan pembuluh darah
otak dengan infark ringan. Biaya Rp. 2.749.609
Untuk kasus ini, klaim tidak dapat dilayakkan karena
pasien terdaftar sebagai peserta JKN setelah pasien
keluar dari RS.
Penjaminan baru JKN yang dalam kondisi sakit
dan sedang dalam perawatan pada masa sebelum
diberlakukannya PMK 28 Tahun 2014 (25 Juni 2014),
maka verifikasi dilakukan sesuai dengan surat Diryan No.
406/III.2/0114
Penggunaan kartu
45 Pasien RI dengan dx T814 (infection following a procedure,
not elsewhere classified), dx.sek N390
ISK. Pasien tidak memiliki riwayat operasi
sebelumnya d RS.
Verifkator melakukan konfirmasi kepada koder sesuai
kaidah Sistem INA CBGs apabila tidak terdapat infeksi
kode yang dientrikan cukup N390.
Infeksi
46 Pasien masuk RITL dengan kasus riwayat TBC dengan status
pengobatan selasai, meninggal di UGD dalam observasi
kurang dari 6 jam ditagihkan dengan tarif Rp. 4.322.474
sesuai kaidah koding maka apabila belum bisa ditegakkan
diagnosa yang tepat maka menggunakan kode obsevasi /
suspect/ symptom sebagai kode utama
Paru
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
5/57
47 pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan masih ditemukan resep
obat yang dibebankan kepada peserta.
verifikator melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait dengan
pelayanan obat , bahwa ketentuan
pembiayaan obat telah masuk dalam paket biaya INA
CBGs kecuali untuk obat yang termasuk dalam special
CMG mendapatkan top up biaya.
Klaim
48 Pasien RITL dengan keluahan Nyeri perut kanan diagnosa
Utama: Appendicitis acute (K35.9), Dilakukan prosedur
operasi appendiktomy (47.09). Biaya: 2.880.854
Verifikator tidak melayakkan pengajuan klaim dengan
operasi appendektomi. Verifikator mengkomunukasikan
dengan tenaga koder agar mengentri sesuai diagnosa
appendicitis saja.
Appendik
49 Pasien Masuk RITL dengan kasus cellulitis pada bagian
jempol kaki kanan, diagnosa yang d iajukan RS sebagai
berikut :
L02.8 Cutaneous abscess, furuncle, and
carbuncle of other sites
tindakan yang diajukan RS adalah :
Prosedur Utama : 86.22 Excisional debridement of wound,
infection, or burn
Prosedur SKunder : 86.89 Other repair and reconstruction of
skin and subcutaneous tissue Group CBGs : L-1-40-I Other Skin Subcutaneous Tissue And Breast Operations
Biaya : Rp. 4.042.490
Verifikator menyampaikan kode INA CBGs yang sesuai
dengan Juknis Sistem INA CBGs, kode yang tepat untuk
ekstraksi kuku tersebut adalah
86.23
Cellulitis
50 Pasien Ny.R dirawat dengan diagnosa Utama A15.7
Tuberkolusis, A01.0 Thypoid abdominalis, Gastritis A09
dengan biaya Rp.9,353,143,-
1. Verifikator memastikan diagnosa yang di entrikan oleh
koder kepada DPJD (lembar konfirmasi).
2. Apabila pasien hanya menderita TB Paru
unspecified, dientri dengan kode A 16.9 buka
A15.7
Paru
51 Pasien masuk RITL dengan kasus TBC Paru dan
pneumothorax dengan tindakan pasang WSD. Diajukan oleh
RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : A16.2 Tuberculosis of
lung, without mention of bacteriological or histological
confirmation, Diagnosa sekunder: J93.9
Pneumothorax, unspecified. Tindakan: 33.1 Other operations
on lung and bronchus. Group CBGs : J-
1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT
KOMPLEKS SEDANG. Biaya Rp
11.689.801,00
1. Untuk kasus TB dengan pneumothorax, kodenya cukup
1 saja, yaitu A16.2 dan kode J93.9 tidak perlu dicantumkan
2. Kode ICD 9 CM untuk WSD pada kasus TB
adalah 34.04
Paru
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
52 3. Px kontrol hamil di code O 66.0, O 33.4, O 34.2
Rp 1.328.996,-
1. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
terkait dengan kontrol kehamilan pasien, kehamilankeberapa dan berisiko atau tidak untuk menentukan Z34
atau Z35
2. Kode O33.4 dapat dijadikan kode utama
apabila kondisi baru pertama kali diketahui pada saat
kontrol. Untuk krontrol selanjutnya dapat digunakan kode
Z34 atau Z35 dengan diagnosa sekunder O33.4
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
6/57
53 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.9
Delivery by caesarean section
Diagnosa sekunder: O410 Oligohydramnions,
O662 Obstructed labour due to unussually large fetus, O48
Prolonged Pregnancy
Tindakan : 74.99 Other caesarean section of unspecified type
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi
Pembedahan Caesar Ringan
Biaya Rp 6.361.325
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien
Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode diagnosautama
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
54 Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal +
USG Hamil.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut :
Diagnosa Utama : Z34.0 Diagnosa sekunder :
Tindakan : 88.92 (Magnetic resonace imaging of chest and
myocardium) Group CBGs :Z-3-16-o (Prosedur magnetic
resonance imaging) biaya Rp.603.631
Sesuai Kaidah koding dalam ICD-9 untuk USG Kehamilan
di gunakan Kode 88.78 (Diagnostic ultrasound of gravid
uterus)
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
55 Pada kasus persalinan normal dengan penyulit ketuban pecah
dini (KPD), pada saat proses coding ditulis kode O42.0
(ketuban pecah dini
dalam waktu 24 jam) sebagai diagnosis utama dan
O80.8 (persalinan bayi tunggal) sebagai diagnosis sekunder.
Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Grouper :
O-6-13-II Persalinan vaginal sedang
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien
Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
56 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.
Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62.0
Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O98.8Other maternal infectious and parasitic diseases complicating
pregnancy, childbirth and the puerperium, Z35.8 Supervision
of other high-risk pregnancies Tindakan : 75.99 Other
obstetric operations, 74.1 Low cervical cesarean section.
Group CBGs: W-1-20-III PROSEDUR PADA RAHIM &
ADNEKSA BERAT Biaya Rp.
9.299.104,00
1. Persalinan normal maupun tidak normal tidak
diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.5,
Z35.6, Z35.7, dan Z35.8)ke dalam aplikasi INA-CBGs
2. Jika sudah ada tindakan sc, maka tindakan
75.99 tidak perlu dientri lagi
3. Kode O82 harus dicantumkan sebagai diagnosa
sekunder
4. Kode outcome delivery nya, Z37.1 single
stillbirth (bayi lahir mati)
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
57 Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut:
Diagnosa utama: A41.9 Septicemia, Unspecified
Diagnosa sekunder: J18.9 Pneumonia, Unspecified
1. Jika akan menggunakan kode A40.3, maka harus ada
hasil kultur yang menunjukkan bahwa bakterinya adalah
Streptococcus
2. Jika tidak diketahui hasil kulturnya maka dapat
digunakan kode A41.9 dan ditambahkan diagnosa
sekunder J18.9
Sepsis/Septikemia
58 Semua kasus Stroke Infark Batang Otak
di kode dengan I63.9 (Stroke Infark) dan G46.3 (Syndrome
Stroke Batang Otak)
Pada kasus ini seharusnya kode untuk stoke dengan
pendarahan batang otak adalah I61.3
Stroke
59 Pasien RJTL dengan diagnosa Primary Amenorrhoe. Diajukan
tindakan oleh RS adalah Tindakan : Inspekulo dan petugas
kode memberikan kode 70.12 Culdotomy dengan biaya Rp.
565.136
Penggunaan kode 70.12 tidak tepat karena Inspekulo
bukan merupakan tindakan melainkan termasuk bagian
dari pemeriksaan dalam.
Tindakan Medik/Operatif
60 8. Kasus RITL Typhoid pd Ibu hamil RS mengkode
A 01.0 Group CBGs: A-4-14-I..3.884.254
Pada kasus ini Kode utama harus O98.8 (infeksi lain pada
ibu hamil) dan diagnosa sekundernya adalah A01.0
Tiphoid
61 Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: R104 (Other and
unspecified abdominal pain); Diagnosa sekunder: A010
(Typhoid fever)
Jika diagnosa sudah dapat ditegakkan maka simptom
(R10.4) tidak dapat menjadi kode utama
Tiphoid
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
7/57
62 Pasien masuk dari poli bedah rencana dengan diagnosa
bengkak di leher diagnosa utama : C73 (Malignant neoplasm
of thyroid gland)
diagnosa sekunder : C77.0 (Lymph nodes of head,
face, and neck)
diagnosa skunder 2: T88.2 (Shock due to anaesthesia)
tindakan 1: 68.1( Hysterotomy)
tindakan 2: 4021( Excision of deep cervical lymph node)
E-1-20-III PROSEDUR PADA TIROID, PARATIROID DAN
SALURAN TIROGLOSAL BERAT. Rp 13.941.624
1. Penentuan diagnosa sesuai yang tertera pada resume
medis
2. terkait dengan diagnosa T88.2 (Shock due to
anaesthesia) harus dipastikan tertera di resume medis dan
konfirmasi kepada DPJP.
3. Kode 68.1 merupakan kode prosedur [ada bidang
kebidanan sehingga tidak relevan untuk kasus ini.
verifikator bisa mengembalikan berkas klaim untuk
konfirmasi.
4. kode tindakan 40.21 membuat grouping mengarah pada
tyroid sedangkan kode tindakan
41.42 mengarahkan ke prosedur limpa.
Tumor/Kanker
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
63 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: C20 - Malignant
neoplasm of rectum Diagnosa sekunder
: D649 - Anaemia, unspecified. Tindakan : 99.04
99.18 89.52 87.44 Biaya Rp 14.966.614
1. Pada kasus ini verifikator memastikan apakah Ca recti
tertera pada rekam medik melakukan konfirmasi kepada
DPJP (lembar konfirmasi). untuk kasus CA bisa dirawat
berulang
2. Jika terbukti terdapat diagnosa CA rekti maka
berlaku aturan tentang asterix
3. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger,
dimana dagger harus menjadi diagnosa utama. Untuk
anemi pada neoplasma kodenya adalah D63.0 * (asterix)
maka anemia menjadi diagnosa sekunder
Tumor/Kanker
64 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in
situ cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding
difficulties and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified
Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya
11.691387
Penggunaan D06.9 sudah tepat sebagai kode utama.
Penggunaan kode D64.9 pada kasus ini kurang tepat,
seharusnya D63.0 (anemia pada carcinoma).
Tumor/Kanker
65 Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Diagnosa
Utama : N180 (End -Stage rnal disease) Diganosa Sekunder : E722
(Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927
(Arteriovenostomy for renal dialysis) Biaya untuk kls III
Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614
Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder melakukan
konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dalam
hal tetap terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui
kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan
dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan
resume medis. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.
Ginjal/Hemodialisa
66 Pasien datang dengan keluhan G1P0A0 H 18-19 minggu dengan
abortus imminens. Diajukan RS diagnosa utama O26.9 pregnancy
related condition ,grup INACBG W-4-
16-I Gangguan antepartum ringan biaya RP.2,104,103
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan
diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Persalinan/Kehamilan/BayiBaru Lahir
67 Pasien dengan hasil resume nyeri abdomen, ditagihkan dengan
diagnosa dyspepsia
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Gastritis/Dispepsia
68 Pasien dengan hasil resume chepalgia, ditagihkan dengan diagnosa
dyspepsia
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Gastritis/Dispepsia
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
69 Pasien dengan hasil resume VE (luka robek), ditagihkan dengan
diagnosa CKR
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Trauma Kepala
70 Pasien RITL masuk dengan diagnosa primer I64 (stroke), sekunder
I10, J44. 9 sesuai RM , ditagihkan biaya I10
,diagnosa sekunder I64, J449
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhirdan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Stroke
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
8/57
71 Pasien X masuk tanggal 8/7/2014 dengan kasus persalinan dengan
diagnosa utama ekstraksi forceps dan ibu mengalami komplikasi
pasca melahirkan, didiagnosa acute respiratory distres syndrome,
anemia, syok hipovolemik, gagal jantung, gagal ginjal akut dan
tindakan intubasi, long ventilator, ETT jadi tidak ada diagnosa untuk
persalinannya
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. Kode yang tepat untuk ekstraksi forceps adalah O81.3 Other
and unspecified forceps delivery [Extracted from ICD-10 Second
Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]
Jantung
72 Pasien RITL dengan diagnosa DBD dan menggunakan Infus Pump, RS
memasukan kode 88.06 sehingga tagihan RS menjadi besar dan kode
INA-CBG's yang terbentuk adalah : L-1-40-I (Prosedur pada kulit,
jaringan bawah kulit dan payudara ringan)
1. Sesuai ICD 9, untuk tindakan Infus Pump , kode yang
digunakan adalah 99.18 (Injection or infusion of electrolytes)
2. Sesuai ICD 10 , kode untuk diagnosa DBD adalah
Dengue haemorrhagic fever
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Certain infectious
and parasitic diseases.]
3. Analisa kasus sudah benar
Demam Berdarah/DHF
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
73 Pasien menderita Gangren diabeticum akan dilakukan prosedur
amputasi jari kaki I namun dikoding dengan Amputation of through
foot (84.12) dengan tarif Rp
12.892.041,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan
prosedur yang dilakukan terhadap pasien yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode dengan
memperhatikan daerah tubuh yang dilakukan
prosedur apakah hanya sebagian atau seluruh jari kaki.
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan
diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Diabetes Melitus
74 Keluhan pasien datang demam dengan kejang,hasil CT- Scan
normal,hasil EEG konvulsi,diagnosa awal yang ditagihkan meningitis
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukanperbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
Saraf/Kejang
75 Pasien RJTL masuk dengan diagnosa Retens Urine. Diajukan oleh RS
dengan tindakan prosedur kateterisasi jantung. Biaya Rp 3.059.817
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan
prosedur yang dilakukan kepada pasien yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
3. Sesuai dengan ICD 10 , diagnosa yang sesuai untuk retensi
urine adalah R33 Retention of urine [Extracted from ICD-10
Second Edition, 2005, Symptoms, signs and abnormal clinical and
laboratory findings.]
4. Sesuai ICD 9 CM , kode untuk pemasangan kateter urine
adalah 57.94 Insertion of indwelling urinary catheter
Saluran Kemih
76 Pasien RITL, Dx utama: S062 Biaya Rp.3366598 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang tertera
pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
9/57
77 Pasien RITL, Dx utama: A169, dx sekunder: K746 Biaya
Rp.5049895
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
78 Pasien RITL, Dx utama: I500, dx sekunder: M329 Biaya
Rp.5049664
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
79 Pasien RITL, Dx utama: S327, dx sekunder: T093, L89, G822 / 0302
Biaya Rp.24512623
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
80 Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder: G936, S528
Biaya Rp.3505042
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
81 Pasien RITL, Dx utama: H811, dx sekunder:I639 Biaya
Rp.4292377
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
82 Pasien RITL, Dx utama: N209, dx sekunder: N136 / 5511
Biaya Rp.13828560
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
83 Pasien RITL, Dx utama: I259, dx sekunder: R570 Biaya
Rp.3906020
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
84 Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder:R402 / 0124
Biaya Rp.9733872
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
85 Pasien RITL, Dx utama: S2201, dx sekunder: G822 / O309 Biaya
Rp.18186142
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
86 Pasien RITL, Dx utama: C710, Dx. Sekunder: G936 Biaya
Rp.6494608
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.
Klaim
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
10/57
87 Pasien masuk RITL dengan diagnosa STEMI + COPD +
Bronchopneumonia + Dyspepsia. Diajukan diagnosa utama H15.8
Other disorders of sclera; Diagnosa sekunder J44.9 C hronic
obstructive pulmonary disease
+ J18.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
Jantung
88 Group CBGs : GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp
5.569.355,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
Mata
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
89 Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp
1.568.039,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
Saraf/Kejang
90 Pasien ICU dengan menggunakan ventilator dicoding dengan
ventilator >96 hour
verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
pencantuman penggunaan ventilator dengan lama waktu >96
jam jika keterangan penggunaan ventulator> 96 jam tidak
tertera pada resume medis
Ventilator
91 Pasien RITL masuk dengan diagnosa PPOK dan hipertensi, tetapi
dalam pengcodingan ditukar diagnosanya, diagnosa utama menjadi
hipertensi diagnosa sekunder diisi PPOK, sedangkan DJP nya adalah
dokter paru
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau
penyulit terbesar.
Paru
92 Pasien RITL masuk dengan diagnosa utama Appendicitis acute
(K35.8). Dilakukan tindakan Appendiktomi
(47.09) dan other lysis of peritoneal adhesion (54.59)
Group CBGs : K-1-11-I prosedur adhesiolisis peritoneal ringan. Biaya :
Rp. 6.051.528
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
dan disesuaikan diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan pencantuman kode prosedur 54.59 bila tindakan
tersebut tidak tercantum pada resume medis
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan
diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
Appendik
93 Pasien RITL dengan diagnosa appendisitis akut dan sepsis
unspecified, tindakan yang dicoding appendectomy
1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria
klinis untuk sepsis
2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder
didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang paling
banyak diserap
Appendik
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
94 Pasien masuk RITL dengan kasus luka terbuka pasca laparatomi.
Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z09.0 Follow up
examination after surgery for other conditions
Diagnosa sekunder : T81.3 Disruption of operation
wound, not elsewhere classified.
Prosedur : 86.59 ( closure of skin and subcutaneous tissue of other
sites) Group CBGs : Z-4-12-III ( faktor-faktor yang mempengaruhi
status kesehatan berat)
Biaya : Rp. 4.240.020
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau
penyulit terbesar.
Tindakan Medik/Operatif
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
11/57
95 Kasus Efusi Pleura (J90) + Pneumoni (J18.9), dilakukan punksi pleura,
dientry tindakan 33.93 (puncture of
lung), sehingga trbentuk CBGs J-1-30-III Rp 25.597.212,-
1. Kode IC9 CM untuk tindakan punksi pleura adalah
34.09 Other incision of pleura,
Creation of pleural window for drainage2.
2. verifikasi sudah benar
Paru
96 kasus bayi dilahirkan sehat ditagihkan sebagai bayi sakit, karena
kehamilan/persalinan ibu patologis. Biasanya dientri P00.0, P02.7
1. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis
penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi
persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
2. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya
yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan
kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang
menggunakan kode P03.0 – P03.6
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
97 Tindakan pemasangan O2 di entry 96.71 (continous mechanical
ventilation)
1. Kode IC9 CM untuk tindakan pemberian O2 adalah
93.96 Other oxygen enrichment
2. verifikasi sudah benar
Ventilator
98 Pasien masuk RITL dengan kasus Congestive heart Failure dan
Hepatitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama I50.0 (
Congestive heart Failure) dan diagnosa Sekunder K75.9 (
Inflammantory liver disease). Grouping CBGs: I-4-12-II. Biaya: Rp. Rp.
7.507.024,00
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
terkait dengan diagnosa akhir yang merujuk pada sumber daya
yang paling banyak digunakan.
Hepatitis
99 Bayi lahir SC dirawat di ruang SCN dengan diagnosa P071 (o t h e r
l o w b i r t h w e i g h t ) dengan berat lahir 2000 gram dan
prosedure 9393 (N o n m e c h a n i cal m e t h o d s o f
r e s u s c i t a t i o n )
1. verifikator memastikan anak yang lahir masih dalam
tanggungan ( maks anak ke 3)
2.Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di
lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
3. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya yaitu
komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-
P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan
kode P03.0 – P03.6
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
100 Pada pasien RJTL dengan kasus operasi mata ODS yang dilakukan
prosedur SICE, namun ditagihkan prosedur phacoemulsification
(special CMG) dengan tarif top up
± Rp.4.000.000,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan diagnosa akhir
dan tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang prosedur yang diakukan dan dicocokan dengan
yang tertera pada resume medis.
Mata
101 Pasien Ny.Y dirawat dengan diagnosa utama Perdarahan Post
Partum O72.0, Perineal laceration during delivery, unspecified O70.9,
R57.1 - Hypovolaemic shock dengan tindakan 75.4 sesar bagian jenis
tertentu lainnya serta tindakan Manual Placenta 75.4 dengan biaya
Rp.3.014.533,-
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan
tindakan/ prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
2. tindakan dengan kode 75.4 adalah Manual removal
of retained placenta bukan merupakan operasi saecar.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
102 Pada pasien RJTL yang dilakukan prosedur CT scan kepala, dilakukan
penagihan Other CT scan yang dapat diinput sebagai special CMG
dengan tarif top up ± Rp.
400.000,-
1. penulisan prosedur sesuai dengan tindakan yang t ertera pada
resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan
diagnosa akhir dan tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
3. Kode yang tepat untuk tindakan CT scan kepala adalah
Computerized axial tomography of head ,C.A.T. scan of head
4. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim
Audit Medis.
CT Scan
103 Pasien RITL dengan keluhan gagal ginjal dengan anemia. Diajukan RS
DU: N18.9 DS: D57.0 Group CBGs N-4-10-III tumor ginjal & saluran
urin & gagal ginjal berat Rp.
5.823.769
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis.
2. kode yang tepat untuk anemia yang berhubungan
dengan penyakit kronis adalah D63.8* Anaemia in other chronic
diseases classified elsewhere
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Diseases of the
blood and blood-forming organs.]
Anemia
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
12/57
104 Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Diagnosa
Sekunder : D649 (Anemia,unspecified) A419
(Septicaemia,unspecified) Tindakan : 500 (Hepatotomy)
9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744
(Routine chest x-ray, so described) 9059(Other microscopic
examination of blood)9904 (Transfusion of packed cells) 8876
(Diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum)
8952(Electrocardiogram) Group CBGs : B-1-10-III (Prosedur hati dan
Pankreas berat) Biaya Rp. 29.131.158
1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria
klinis untuk sepsis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan tehadap
pasien. Konfirmasi dilakukan melalui lembar konfirmasi dan
disertai pengecekan pada laporan operasi. jika memang benar
dilakukan operasi maka tindakan prosedur tersebut tertera pada
laporan operasi jika tidak maka termasuk prosedur diagnostik.
Anemia
105 Rehab medik utk tindakan traksi spinal dikoding 93.42 (traksi tulang
belakang lainnya) padahal hanya menggunakan alat seperti katrol
biasa, tanpa prosedur pemasangan gips Rp. 564.742,-
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan bagian rehab medik
terkait tindakan traksi spinal yang disesuaikan dengan diagnosa
akhir yang tertera pada resume medis.
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder
terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan
diagnosa akhir yang tertera pada resume medis.
Fisioterapi/Rehabilitasi
Medik
106 Kode R509 (demam) sebagai diagnosa utama, padahal diagnosa
pasien sudah tegak, misal tiphoid (A90)
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
tertera pada resume medis.
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
Tiphoid
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
107 Semua diagnosa penyakit jantung, dikode R55 (sincope) 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
tertera pada resume medis.2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
Jantung
108 Pasien dengan efusi pleura dengan tindakan punksi dikoding DU TBC,
DS penyakit jantung+efusi pleura, dan tindakan PUNKSI --> 35 juta
1. Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder adalah
diagnosa yang tertera pada resume medis yang ditentukan oleh
dokter penanggungjawab pasien
2. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap
sumber daya banyak dan sesuai dengan t indakan yang dilakukan.
Paru
109 - Dx acute pharingitis +DHF menjadi sl 3, ditambah ambil darah vena
di kode 39.49 membuat tarif jadi tinggi Rp. 50.835.898,-
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
dan rposedur yang tertera pada resume medis.
2. kode yang tepat untuk pemeriksaan darah adalah
Microscopic examination of blood (parasitology)
Demam Berdarah/DHF
110 -Tindakan pemasangan infus dikode Infus pump 86.06, padahal
seharusnya pemasangan infus pump 99.18 (injeksi/ infus elektrolit)
kode yang tepat untuk pemasangan infus adalah 99.18
Injection or infusion of electrolytes sedangkan kode
86.06 Insertion of totally implantable infusion pump adalah
untuk pemasangan infus permanen (dalam arti implan)
Infud Pump
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
13/57
111 * UGD DAN POLI PADA HARI YANG SAMA DENGAN RAWAT INAP
DITAGIHKAN OLEH RUMAH SAKIT
Pelayanan UGD dan RJTL pada hari yang sama dengan RITL
menjadi satu rangkaian episode RITL. (UGD dan RJTL sudah
masuk ke dalam klaim RITL)
UGD/IGD
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
112 1. adanya diagnosa sekunder yang meningkatkan biaya. Contohnya
R633 : Feeding difficulties and mismanagement, E86 : Volume
depletion, dll 2. Kode R menjadi diagnosa utama
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
tertera pada resume medis.
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
Feeding Difficulties
113 Tindakan TACE (Trans arterial Chemo Embolization), menurut koder
RS dan verifikator bahwa kode untuk prosedur tersebut adalah 99.25
(suntikan atau infus zat kanker), namun menurut Dokter yang
mengerjakan tindakan TACE tsb (Spesialis Radiologi) kode tindakan
TACE adalah 38,80 (oklusi bedah lain kapal, situs tidak ditentukan)
karena menurut Dokter tindakan tersebut merupakan embolisasi
1. kode yang tepat untuk tindakan TACE (Trans
Arterial Chemo Embolization) adalah 99.25 Injection or infusion
of cancer chemotherapeutic substance Chemoembolization
Injection or infusion of antineoplastic agent
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait
tindakan TACE dan mengecek laporan hasil tindakan TACE
Jantung
114 pada pasien MRS dengan kondisi Hemiparese, stroke, ditagihkan DU
: HT, dan DS : stroke Rp. 7,333,333,-
Sesuai dengan kaidah koding, diagnosis primer adalah diagnosis
yang memerlukan resource paling banyak. Dalam hal ini, kondisi
yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan/ terapi
adalah stroke, sedangkan hipertensi adalah komorbiditas.
Stroke
115 bayi dengan infeksi keracunan air ketuban dan ikterus, ditagihkan
rumah sakit dengan diagnosa: D.utama:P.59.0 (neonatal jaundice
associate with preterm delivery d.sekunder: P 39.2 (intra amniotic
infection of fetus) kode ina: P-8-17-II TARIF: 4.717.162
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi
ikterus pada bayi dan disesuaikan dengan yang tertera pada
resume medis.
2. diagnosis primer adalah diagnosis yang memerlukan
resource paling banyak
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
116 Pasien Masuk RITL Dengan diagosa utama : Episode depresi sedang,
diajukan oleh RS dengan diagnosa: Psichotic epilepi F068. Dengan
biaya Rp. 6.537.362
1. verifikstor memastikan kembali diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
2. kode yang tepat untuk diagnosa episode depresi
sedang adalah F32.1 Moderate depressive episode [Extractedfrom ICD-10 Second Edition, 2005, Mental and behavioural
disorders.]
Saraf/Kejang
117 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in situ
cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding difficulties
and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified Tindakan : 99.21
99.04 89.52 87.44 Biaya 11.691387
1. Verifikator melakuakn konfirmasi terkait dengan kode
diagnosa yang dicantumkan kemudan disesuikan dengan yang
tertera pada resume medis
2.Diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap
banyak sumber daya.
3. pada kasus ini jika Ca Cervix nya merupakan riwayat maka
menjadi diagnosa sekunder
Tumor/Kanker
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
118 Pasien RITL masuk dengan dengan keluhan sesak. Dikoding dengan
Diagnosa Utamanya I21.9; acute myocardial infarction, unspecified.
Diagnosa sekunder I50.0 CHF (Congestive heart failure)
Kode i21.9 (Acute myocardial infarction, unspecified) tidak dapat
digabung dengan kode I50.0 (Congestive heart failure
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases
of the circulatory system.]) karena merupakan dua kondisi yang
berbeda
Jantung
119 Pasien masuk RITL dengan kasus DM. Diajukan RS sebagai berikut:
Diagnosa utama: I63.3 Cerebral infarction due to thrombosis of
cerebral arteries Diagnosa sekunder: (E11.7 Non-insulin-dependent
diabetes mellitus with multiple complications), (I10
Essential (primary) hypertention Tindakan : 8703
computerized axial tomograpy of head, 9059 other microscopic
examination of blood GroupCBGs: G-4-14- II kecederaan pembuluh
darah otak dengan infark sedang Biaya Rp 7.463.208
1. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan pencantuman
kode diagnosa E11.7, konfirmasi kepada DPJP tentang multiple
complication pada pasien kemudian dicocokan dengan yang
tertera pada resume medis
2. komorbiditi adalah penyakit penyerta sedangkan
yang dimaksud dengan komplikasi adalah penyakit penyulit.
Diabetes Melitus
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
14/57
120 Pasien RITL masuk dengan dengan kasus gangrene yang akan
didebridement, diajukan RS sebagai berikut: Diagnosa utama E11.7
non-insulin dependent diabetes melitus with compc, diagnosa
sekunder A48.0 gas gangrene
sesuai ICD 10, kode yang tepat untuk diabetes non insulin
dengan gangrene
adalah E11.5 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus
With peripheral circulatory complications gangrene [Extracted
from ICD-10 Second Edition, 2005, Endocrine, nutritional and
metabolic diseases.]
Diabetes Melitus
121 pasien dengan rencana khemoterapi cancer payudara lanjutan,
diajukan RS sebagai berikut; Diagnosa utamanya C50.8 ; Malignant
neoplasm overlapping lession of breast diagnosa sekunder Z51.1
Chemoteraphy session for neoplasm
1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan
kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai
diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien
dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1
boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan
diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani
Tumor/Kanker
122 Pasien Masuk dengan fraktur cruris 1/3 tengah tertutup dilakukan
tindakan reposisi tertutup dengan pemasangan gips. Pada penagihan
tindakan ditagihkan sebagai Fiksasi Eksternal
1. verifikator memastikan kembali pada resume medis apakah
benar dilakukan reposisi reposisi tertutup dengan pemasangan
gips, jika benar maka kode tindakan yang tepat adalah 93.59
Other immobilization, pressure, and attention to wound
Tulang/Fraktur/Fraktur
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
123 Pasien RITL Atas Nama : Aris Basuki sutrisno nokp:0001322657403
masuk karena stroke dan hipertensi tetapi di pengkodean diagnosa
di balik menjadi Hipertensi dan stroke Rp.5.800.000
1. Sesuai dengan rekam medis paien masuk seharusnya diagnosa
utama utama adalah I64 karena penyebab pasien masuk rumah
sakit karena Stoke nya, dan hipertensi adalah riwayat penyakit
terdahulu , verifikator melakukan edukasi kepada koder
2. Sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi masuk
dalam kelompok komorbiditi
3. Seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada
sumber daya yang digunakan. Diagnosa
hipertensi boleh dijadikan diagnosa sekunder
Stroke
124 Pasien masuk R.inap dengan diagnosa di resume medik batu uretra
proximal bilateral dengan tindakan urs litotripsi dan dinaikan ke
diagnosa utama calculus in urethra (N211) dan di prosedur Release
of urethral stricture dilihat laporan operasi & laporan anestesi tidak
ada. Biaya Diajukan Rp.10.931.328
1. Penulisan kode diagnosa dan prosedur disesuaikan dengan
yang tertera pada resume medis.
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan
coder terkait dengan diagnosa akhir pasien. Apabila terdapat
ketidakcocokan, verifikator mencatat kemudian dilaporkan padatim audit medis.
3. kode yang tepat untuk batu uretra adalah N21.1
Calculus in urethra
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Diseases of the
genitourinary system.]
4. kode yang tepat untuk tindakan URS litotripsi adalah
57.0 Transurethral clearance of bladder, Removal of calculus
from bladder without incision
Saluran Kemih
125 Kasus RITL untuk Vertigo dicode A 88.1 (Epidemic vertigo) Group
CBGs: G-4-26-I dengan bbiaya Rp.3.267.158
kode yang tepat untuk vertigo adalah R42 Dizziness and
giddiness, Light-headedness
Vertigo NOS
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Symptoms, signs
and abnormal clinical and laboratory findings.]
Vertigo
126 Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & Whooping
Cough Sedang. Biaya Rp. 5.519.110
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
Paru
127 Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut berat. Biaya
Rp. 8.388.024
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
Jantung
128 Pasien atas nama s.m rawat inap dengan diagnosa malignant
neoplasm of bladder neck. untuk diagnosa utama pada saat
pengkodingan sudah benar tapi pada saat t indakan, untuk tindakan
EKG tidak dilakukan , tapi pada saat pengcodingan tindakan EKG
dimasukkan dalam coding tindakan.
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
atau tindakan yang tertera pada resume medis
Tumor/Kanker
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
15/57
129 Pasien masuk RITL dengan kasus Malignant neoplasm of breast
(C50.9) untuk dilakukan kemoterapi yang kedua kali.Diajukan oleh RS
sebagai berikut: Diagnosa utama: C50.9, Tindakan: 99.25. Group
CBGs: l-4-11-I Deskripsi Tumor payudara ringan. Biaya Rp 3.059.821
1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan
kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai
diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien
dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1
boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan
diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani
130 Pasien RITL ditagihkan dengan diagnosa utama dokter O80.0
Spontaneus vertex delivery, diagnosa sekunder D64.9 Anaemia,
biaya Rp. 2.925.204
koding dari RS sudah tepat ditambahkan dengan O99.0 (Anaemia
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium), kode
D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa sekunder
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
131 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. di ajukan
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.0 Delivery by elective
caesarean section. Dignosa sekunder: O69.9 Labour and delivery
complicated by cord complication,unspecified. Tindakan: 74.1 Low
cervical cesarean section. Group CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi
pembedahan caesar ringan. Biaya Rp 4.884.479,00
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
132 Pasien RITL dengan diagnosa Dyspepsia (pada kasus ibu hamil).
Diajukan dignosa utama: Dyspepsia K30. Biaya Rp. 2.812.950
verifikasi sudah tepat, untuk diagnosa dyspepsia yang
berhubungan dengan ibu hamil maka kode yang tepat adalah
O99.6 Diseases of the digestive system complicating pregnancy,
childbirth and the
puerperium
Conditions in K00–K93
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy,
childbirth and the puerperium.]
Gastritis/Dispepsia
133 Pasien RITL dengan Kasus asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa
Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) Diagnosa Sekunder : P37.4
(Other Conginetal malaria) Kode ina cbg's : P-8-8-08-III
Biaya : Rp. 10.972.944
verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi
asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang t ertera
pada resume medis.
Paru
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
134 Pasien RITL dengan Kasus Bronchopneumonia, SOPT, Hemoptisis
Diajukan Oleh RS :
Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia, unspecified)
Diagnosa sekunder : J449 (Chronic obstructive pulmonary disease,
unspecified), R042 (Haemoptysis) Tindakan : 99.18 (Injection or
infusion of electrolytes),
99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic
examination of blood), 97.44 (Routine chest x-ray, so described)
Group cbg's : J-4-16-II (Simple pneumonia & whooping cough sedang)
Biaya : Rp. 7.791.144
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
Paru
135 Pasien RITL dengan kasus Asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa
Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) Kode ina cbg's : P-8-08-I
(Prosedur neonatal, berat badan lahir group 5)
Biaya : Rp. 3.979.863
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi
asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang t ertera
pada resume medis.
2. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar
konfirmasi kepada dokter yang merawat. Kemudian kasus
menjadi catatan kepada Tim Audit Medis.
Paru
136 Pasien dengan kasus Corpus alenum pecahan logam. Diajukan Oleh
RS :
Diagnosa Utama : T14.1 (Open woundof unspecified)
Tindakan : 83,02 (Myotomy), 99.18 (Injection or infusion of
electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic),
90.59 (Other microscopic examination of blood), 88.28 (Skeletal x-ray
of ankle and foot) Kode ina cbg's : M-1-
50-I (Prosedur Jaringan Lunak) Biaya : Rp. 7 .771.878
1. verifikator melakukan konfirmasi pada coder terkait diagnosa
akhir sesuai pada resume medis.
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP
terkait lokasi organ yang tepat terkait diagnosa tersebut.
Corpus Alineum/Benda
Asing
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
16/57
137 Pasien masuk RITL dengan kasus nyeri perut. Diajukan oleh RS
sebagai berikut:
Diagnosa Utama: R10.4 Other and unspecified
abdominal pain
Diagnosa Sekunder : K76.0 Fatty (change of) liver, not elsewhere
classified Hasil Grouper CBG's: Nyeri abdomen & Gastroenteritis
Lain-lain (sedang). Biaya Rp.
4.029.409
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
tertera pada resume medis.
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
Gastritis/Dispepsia
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
138 pasien a/n X dirawat inap dengan diagnosa CKD + HT , pada saat
pengklaiman diajukkan oleh rumah sakit dengan diagnosa sesuai
resume CKD, HT, Pneumonia dan nilai klaim
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
Ginjal/Hemodialisa
139 Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh
RS sebagai berikut :
Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) Diagnosa sekunder
: Z491 (extracorporeal dialysis), N990 (Postprocedural renal failure)
Biaya : Rp.17.550.411,-
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
Paru
140 Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh
RS sebagai berikut :
Diagnosa utama : K801 Calculus of gallbladder with other
cholecystitis Diagnosa sekunder : J459 Asthma, Unspecified
Tindakan : 9394 Respiratory medication administered by nebulizer
Biaya : Rp.6.020.194,-
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan
memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir yang
tertera pada resume medis .
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
3. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa utama
sedangkan pada kasus ini tidak relevan
Paru
141 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan SC. Diajukan oleh RS sbb:
diagnosa utama: O82.1 dan diagnosa sekunder O65.4, t indakan : 74.0
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouperpersalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
142 Pasien Rawat Jalan melakukan prosedur radiologi foto Thorax namun
dientri dengan jenis pemeriksaan Tomography,
1. penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
atau tindakan yang tertera pada resume medis
2, verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
apakah pasien dilakukan tindakan pemeriksaan tomography jika
tidak maka hanya dimasukan prosedur sesuai yang tertera pada
resume medis
Radiologi
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/Diagnosa/ Tindakan)
143 Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: A91
Dengue haemorrhagig fever. Tidak ada dx sekunder tidak ada
prosedur. Group CBGs: Q-5-41-0Penyakit akut besar lain-lain. Biaya
Rp. 181.351,-
dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan diserahkan
pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis)
Demam Berdarah/DHF
144 Diagnosa utama G510 Bell's Palsy dengan prosedur
89.13 diganti dengan G513 Clonic hemifacial spasm dengan prosedur
EEG
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
Saraf/Kejang
145 pasien datang ke UGD dengan DIAre (A09) dengan Dehidrasi
sedang(E86) , pada saat pengklaiman dehidrasi dijadikan diagnosa
primer sedangkan diare sekunder
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
2. diagnosa akhir adalah diagnosa dengan penggunaan
sumber daya paling banyak.
Diare
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
17/57
146 Pasien dengan diagnosa N20 mendapat tindakan ESWL ditagihkan
dengan ESWL untuk gallblader yang seharusnya ESWL untuk batu
rennal
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
diagnosa dan prosedur yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
dan prosedur yang tertera pada resume medis
2, kode yang tepat untuk ESWL pada ginjal adalah
98.51 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the kidney,
ureter
and/or bladder, sedangkan untuk gallblader adalah
98.52 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the
gallbladder
and/or bile duct
Saluran Kemih
147 Pasien masuk RITL dengan kasus Persalinan SC . Diajukan oleh RS
sebagai berikut:
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency
caesarean section
Diagnosa sekunder: O83.2 Other manipulation-assisted delivery
Tindakan : 727.1 Vacuum extraction with episiotomy
Biaya Rp 5.681.666
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
148 kekeliruan dalam pengkodean diagnosa, dimana diagnosa utama dan
diagnosa sekunder dikode terbalik. Berdasarkan diagnosa DPJP,
diagnosa utama : Stroke dan diagnosa sekunder : Jantung sedangkan
dalam pengkodean Dx utama jantung dan DX sekunder Stroke
menyebabkan tarif Ina CBG's Rp. 6. 898. 267
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Stroke
149 Pasien RJTL.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa
Utama : J45.9 Diagnosa sekunder : I10
Tindakan : 39.8 (Operation on carotid body and other
vascular bodies)
Group CBGs : I-2-22-0 (prosedur sedang pada pembulu dara) biaya
Rp.1.259.910
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Jantung
150 Pasien RITL masuk dengan kasus Hypertensi Berat, namun ditagihkan
oleh Pihak RS dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: I10Essential Primary Hypertension
Diagnosa Sekunder : I11.0 Hypertensif Heart Disesase
(Congestif )Heart Failure 150.0 Congestive Heart Failure
J18.9 Penumonia, unspesified GroupCBGs: I-4-
17-III HIPERTENSI BERAT Biaya Rp 7.597.333
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Hipertensi
151 Pasien RJTL dengan kasus kontrol lanjutan pasca persalinan
normal.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut :
Diagnosa Utama : Z39
Tindakan : 71.71 (Suture of laceration of vulva or perineum)
Group CBGs :W-2-33-0(Prosedur kecil vulvovaginal)
biaya Rp.539.508
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
152 Pasien a/n Theresia Ajipina, NOKA : 0000860548184
MRS tgl 04/07/2014; No SEP : 2407R00107140000341
ditagihkan/dientry dengan kode yang tidak sesuai dengan resume
medisnya. Kode INACBGS yang dientry adalah F-4-19-11 sedangkan
pada resume medis lebih mengarah pada gangguan antepartum
yaitu kode INACBGS W-4-16-II
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
18/57
153 KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPNEU (R06.0). DIAGNOSIS
SEKUNDER ASMA (J46), DYSPEPSIA (K30), DEMAM TYPHOID (A01.0),
ISPA (J06.8), NYERI KEPALA (R5I)
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Tiphoid
154 KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPEPSIA (K30) DAN
DIAGNOSIS SEKUNDER DIARE (A09) ,SEPTIKEMIA (A41.9) DAN
VOMITUS (R11)
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Gastritis/Dispepsia
155 Pasien dengan diganosa diare akut disertai dehidrasi, namun pada
saat verifikasi kode yang digunakan adalah kode A09 (Diare Akut)
dan kode D64.9 (Anemia), padahal dalam resume dan status tidak
ada diagnosa anemia.
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Diare
156 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan normal. Ditagihkan oleh
RS sebagai berikut : Di agnosa utama : O62.0 Primary inadequate
contractions Diagnosa sekunder : Z35.8 Supervision of other high-risk
pregnancies Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Group
CBGs: W-4-16-III GANGGUAN ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp.
3.915.633,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder terkait kode
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir pada resume
medis
2. sesuai Permekes 27 Tahun 2014: Persalinan normal
maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk
pregnancy (Z35.5, Z35.6,Z35.7, dan Z35.8)ke dalam aplikasi INA-
CBGs
Persalinan/Kehamilan/Bayi
Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
157 Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa utama CHF (I500) dan
diagnosa sekunder Hipertensi (I10)
verifikasi sudah benar Ginjal/Hemodialisa
158 Pasien masuk RITL dengan kasus TB. Diajukan RS : diagnosa utama
A.17.8 Other Tuberculosis of nervous system Group CBG's : G-4-18-I,
Infeksi tuberkulosa dan bakteri sistem pernafasan ringan. Biaya : Rp.
2.351.101,-
Permenkes No 27 tahuan 2014Untuk kasus pasien yang datang
untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang sama seperti
kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik, kemoterapi,
radioterapi) di rawat jalan
dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama
dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder.
2. indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat
inap, verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6
jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
dibayarkan rawat jalan.
Paru
159 1. pasien RITL off gips dengan riwayat fraktur padahal tindakanny
dikerjakan di UGD, selama di rawat inap tdk ada tindakan berarti
dengan tarif RITL Rp. 4.119.069
1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat
inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
tagihan rawat jalan.
2. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian
pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta
pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang
diberikan pada hari pelayanan yang sama.
Tulang/Fraktur/Fraktur
-
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator
19/57
160 Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Penyakit
Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50.1
Left ventricular failure
Diagnosa Skunder :
J81 Pulmonary edema,
I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11.9 Non-
insulin-dependent diabetes mellitus Without complications
N20.0 Calculus of kidney
Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang
Biaya : Rp. 10.541.081
indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap,
verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam
maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
dibayarkan rawat jalan.
Jantung
161 Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan operasi mata
(katarak), pasien/ keluarga pasien di anjurkan untuk mendaftar
pelayanan rawat inap pada pagi/ siang hari, namun pada
kenyataannya pada saat keluarga/ pasien memdaftarkan diri dalam
pelayanan rawat inap pasien belum masuk RS (masuk RS sore/
malam hari).
SEP diterbitkan pada hari pasien mendapatkan pelayanan bukan
sebelumnya.
Katarak
500 REKOMENDASI KODING
NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
162 Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Penyakit
Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50.1
Left ventricular failure
Diagnosa Skunder :
J81 Pulmonary edema,
I11.9 Hypertensive ren