5. produktivitas tanaman selada pada berbagai dosis posidan-ht

8

Click here to load reader

Upload: disa-farhiah-rahman

Post on 29-Oct-2015

175 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

35

Page 2: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

36

PRODUKTIVITAS TANAMAN SELADA PADA BERBAGAI DOSIS POSIDAN-HT

PRODUCTIVITY OF LETTUCE CROP AT VARIOUS POSIDAN-HT

DOSAGE

Abd Azis H , M. Yakob Surung, dan Buraerah

Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa

ABSTRAK

Penerapan teknologi ramah lingkungan semakin penting artinya dalam memenuhi kebutuhan konsumen, termasuk tanaman selada karena komoditi ini merupakan bahan pangan pelengkap yang dapat dikomsumsi langsung. Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya memperoleh paket dosis pemupukan Posidan HT yang optimal pada tanaman selada. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan terdiri atas ada 6 taraf yaitu tanpa Posidan-HT, Posidan-HT dosis 120 cc/l air, Posidan-HT konsentrasi dosis 130 cc/l air , Posidan-HT dosis 140 cc/l air , Posidan-HT dosis 150 cc/l air , dan Posidan-HT dosis 160 cc/l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Posidan-HT dapat meningkatkan produktivitas tanaman selada. Dosis 150 ml/l air memberikan pengaruh paling baik terhadap produktivitas tanaman. Penggunaan Posidan-HT pada pertanaman selada secara ekonomis menguntungkan dengan Analisis O/I ratio sebesar 1,51. Kata kunci: selada, pupuk, Posidan-HT

ABSTRACT

Application of environmentally technology increased sharply is order to fulfill the costumer needs of food, including lettuce as complement food which can direct to consume. This research intended to obtain the optimal dosage of Posidan-HT fertilizer for lettuce crop. Randomised block design was applied, consisted by 6 level of fertilizer, that is without Posidan-HT, Posidan-HT 120 cc / L water, Posidan-HT concentration 130 cc / L water, Posidan-HT concentration 140 cc / L water, Posidan-HT concentration 150 cc / L water, and Posidan-Ht concentration 160 cc / L water. Result of research indicated that the Posidan-HT tend to improve the productivity of lettuce crop. Application Posidan-HT at the concentration of 150 ml / L water give the best crop productivity. Posidan-HT at lettuce farming is economically important by gaining profit with the Analysis of O/I ratio 1,51. Key words: lettuce, fertilizer, Posidan-HT

PENDAHULUAN

Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)merupakan salah satu tanaman yang mempunyai arti penting dalam

perekonomian masyarakat Indonesia. Sejak PJPT I, tanaman selada diimpor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada PJPT II, perhatian akan pengembangan tanaman ini semakin pesat

Page 3: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

37

dan hingga sekarang komoditi selada telah diekspor, namun pengembangannya masih terpusat pada pulau Jawa (Haryanto,2002).

Pengembangannya di Sulawesi Selatan masih sangat kurang, sehingga kebutuhan masyarakat akan produk tersebut masih didatangkan dari luar. Kebutuhan akan komoditi selada semakin meningkat sejalan dengan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi keluarga. Tanaman selada memiliki fungsi sebagai zat pembangun tubuh, dengan kandungan zat gizi dan vitamin yang cukup banyak dan baik untuk kesehatan masyarakat (Harjono, 2001). Konsumsi sayuran secara teratur setiap hari dan dalam jumlah yang cukup dapat menunjang dan memelihara kesehatan jasmani manusia (Anonim, 1988).

Sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakan akan pentingnya kesehatan, permintaanya atas komoditas bahan makanan termasuk selada mengacu pada produk pertanian organik yang bebas dari penggunaan sarana produksi bahan kimia utamanya pestisida kimia dan pupuk urea. Konsumen sudah menyadari akan dampak memproduksi produk-produk pertanian yang menggunakan sarana produksi sintetis yang terbuat dari zat-zat kimia yang sifatnya beracun dan residunya sulit terurai di alam bebas maupun setelah masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkomsumsinya. Selain masalah langsung yang ditimbulkan pada manusia, penggunaan input bahan sisntetik juga dapat mempercepat degradasi lahan dari kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah (Andren, 1983; Anderson, 1988). Dengan demikian alternative system budidaya komoditi selada yang perlu dipertimbangkan adalah pertanian organik.

Pertanian organik yang pada dasarnya meminimalkan penggunaan sarana produksi sintetis atau tidak

menggunakan bahan sintetik dan mengoptimalkan penggunaan sarana produksi organik yang terbuat dari bahan-bahan organik atau limbah bahan organik pertanian. Salah satu sarana produksi pertanian yang terbuat dari bahan-bahan organik atau nabati atau limbah organik pertanian yang sifatnya ramah lingkungan dan menghasilkan produk pertanian sehat adalah Posidan-HT.

Posidn-HT adalah salah satu pupuk organik cair yang bahannya berasal dari ekstrak tumbuhan (daun, bunga, kara, batang dan biji-bijian. Ekstrak tumbuhan tersebut memiliki fungsi selain sebagai pupuk, juga sebagai pestisida nabati dan hormon tumbuh yang dapat memacu pertumbuhan tanaman (Pracaya, 2002). Sebagai pupuk, posidan-HT mengandung 4,55 % Nitrogen, 1,98 % Fospor, 3,55 % Kalium dan 0,49 % Magnesium. Berdasarkan urgensi tersebut, maka diperlukan adanya kajian tentang pengunaan Posidan-HT pada tanaman selada.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di lahan praktek Kampus STTP Gowa, Jenis tanah mediteran merah kuning, dan pH tanah 5,5. Waktu pelaksanaan mulai dari September sampai November 2004. Metode Penelitian

Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) (Hanafiah, 2003), Level Perlakuan ada 6 yaitu tanpa Posidan-HT (P0), Posidan-HT dosis 120 cc/L air (P1), Posidan-HT konsentrasi dosis 130 cc/L air (P2), Posidan-HT dosis 140 cc/L air (P3), Posidan-HT dosis 150 cc/L air (P4), dan Posidan-HT dosis 160 cc/L air (P5). Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga secara keseluruhan terdapat 24 unit percobaan.

Page 4: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

38

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Persiapan lahan adalah penetapan lahan penelitian. Kegiatan ini mencakup pemetaan lokasi, analisis jenis tanah dan pH tanah serta pengolahan tanah. Tanah dicangkul sampai gembur, kemudian dibuat bedengan atau plot dengan ukuran lebar 0, 70 m, panjang 1, 25 m (0, 875 m2), dan tinggi 0, 30 m, serta jarak antar bedengan 0, 30 m. Penyemaian Benih

Benih disemaikan pada kotak

penyemaian yang berisikan media tumbuh yang terdiri atas campuran bokasi, pasir, dan tanah lapisan atas dengan perbandingan 1 : 1 : 1. benih yang disemaikan dihambur merata di atas permukaan media kemudian ditutup dengan karung goni basah selam 1 – 2 hari. Setelah benih selada berkecambah, penutup dari karung goni basah dibuka. Benih yang disemaikan setiap hari disiram agar media tumbuhnya tetap lembab. Benih yang telah mulai tumbuh dari campuran antara bokasi dengan tanah yang perbandingannya adalah 1 : 1. Tiap koker ditanami dengan satu benih selada. Setelah benih berumur 3 – 4 minggu atau telah mempunyai daun 4 – 5 helai, benih tersebut telah siap dipindahkan atau ditanam pada lokasi penelitian. Penanaman

Benih selada yang telah siap tanam, ditanam pada bedengan yang telah dihamburi dengan bokasi. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 25 cm. Pemupukan Pemupukan dengan bokasi diberikan sebagai pupuk dasar sebanyak

437, 50 g plot-1 atau bedengan (dosis 5 t ha-1) pada saat pembuatan bedengan. Sedang Posidan-HT disemprotkan setelah tanaman berumur satu minggu dengan interval penyemprotan setiap empat hari Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman dengan mengganti tanaman yang mati, penyiangan dilaksanakan pada gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan cara manual. Penyiraman tanaman pada setiap hari yaitu pagi dan sore, dilaksanakan selama tanaman ditanam sampai panen. . Parameter Pengamatan

Pengukuran Produktivitas tanaman selada dilakukan pada Parameter tumbuh yaitu;

a. Tinggi tanaman (cm), dilakukan sesaat sebelum panen

b. volume akar (ml), dilaksanakan pada saat panen

c. Bobot segar tanaman (g) dilaksanakani pada saat panen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi tanaman

Hasil analisis uji BNJ α 0, 01 pada Tabel 1, menunjukkan bahwa perlakuan Posidan-HT pada dosis 150 ml/L air (P4) memperlihatkan pertumbuhan yang paling baik dan berbeda nyata dengan perlakuan Po, namun tidak berbeda dengan perlakuan P5. P3, P2, dan P1. Sedangkan Po tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3, dan P5.

Page 5: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

39

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman selada (cm) pada akhir pertanian.

Perlakuan Rata-Rata NP BNJ α 0,01

P0 18,77 a P1 19,78 ab P2 19,93 ab P3 20,63 ab 2, 53 P5 20,69 ab P4 21,81 b

Keterangan: nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf uji BNJ α 0,01.

Bobot Segar Tanaman

Hasil analisis uji BNJ α 0,01 pada Tabel 2, menunjukkan bahwa perlakuan Posidan-HT dosis 150 ml/L air (P4) memperlihatkan pertumbuhan bobot segar tanaman paling baik dan berbeda nyata dengan perlakuan P1, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P5, P3, dan P2. Sedangkan Perlakuan P1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan P2. Perlakuan P2, P3, dan P5 memiliki pertumbuhan bobot segar tanaman yang sama. Tabel 2. Rata-rata berat segar tanaman

selada (g) pada saat panen.

Perlakuan Rata-Rata NP BNJ α 0,01

P0 60, 25 a P1 64, 42 b P2 70, 33 cd 3, 12 P3 70, 34 cd P5 71, 00 cd P4 71, 25 d

Keterangan: nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang tidak sama, berbeda nyata pada taraf uji BNJ α 0, 01

Volume Akar Tanaman

Hasil analisis data pengamatan dan uji BNJ α 0, 01 pada Tabel 3, menunjukkan bahwa perlakuan Posidan-HT mempunyai volume akar yang sama, tetapi berdasarkan rata-rata umum menunjukkan bahwa kada kecederungan lebih baik pada perlakuan P4. Sedangkan volume akar paling kecil terdapat pada perlakuan Po. Tabel 3. Rata-rata volume akar tanaman

selada (cc) pada saat panen.

Perlakuan Rata-Rata P0 3, 25 a P1 3, 50 a P2 3, 59 a P3 3, 59 a P5 3, 59 a P4 3, 75 a

Keterangan: nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama, memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,01

Pembahasan

Produktivitas tanaman ditentukan oleh faktor genetika dan fenotipe (lingkungan). Apabila faktor genotipe baik, maka pertumbuhan dan produktivitas tanaman ditentukan oleh faktor lingkungannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Posidan-HT memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada setiap level dosis yang diberikan. Pada dosis 150 ml/ltr air memberikan pengaruh yang paling baik pada pertumbuhan tinggi dan berat segar tanaman, namun terhadap pertumbuhan akar tanaman memberikan pengaruh yang sama pada setiap level dosis yang dicobakan. Hal tersebut disebabkan oleh cara aplikasi posidan HT yang

Page 6: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

40

disemprotkan melalui daun sehingga pengaruhnya yang paling cepat terlihat adalah pada bagian yang terdekat dari sumber sepeti daun dan batang. Karena akar adalah bagian yang terjauh, maka pengaruhnya belum nyata pada waktu yang singkat seperti halnya pada tanaman selada yang hanya berumur satu bulan. Adanya perbedaan respon yang terdapat pada tanaman selada sebagai akibat dari perbedaan level dosis yang diberikan. Pada dosis 150 ml/L air menunjukkan dosis yang paling sesuai sehingga pertumbuhan tanaman terpacu secara optimal. Aplikasi dosis yang melebihi seperti 160 ml/ltr air, tidak lagi memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Sarief (1986) mengemukakan bahwa pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Apabila diberikan dalam jumlah yang berlebihan merupakan pemborosan dan bahkan dapat menyebabkan keracunan. Sedangkan pemberian dalam dosis yang kecil tidak memberiakn pengaruh yang berarti. Hal yang sama oleh Dwidjosaputro (1992), bahwa maksimum panenan yang dapat dicapai dengan tidak perlu memberikan suatu elemen yang tertentu secara berlebih-lebihan, sebab ini berarti membuang-buang saja, dan begitu pula jika pemberiannya akan unsur hara kurang akan menurunkan hasil. Tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang untuk pertumbuhan tanaman, menyebabkan proses pembelahan, pembesaran, dan pemanjangan sel akan berlangsung cepat yang mengakibatkan beberapa organ tanaman tumbuh cepat (Setyati 1988). Adanya respon yang baik dari pemberian posidan HT disebabkan oleh jenis dan jumlah hara yang dikandung. Hasil analisis Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas (2003), Posidan-HT mengandung 4,55 % N, 1,98 % P, 3,55 %

K, 1,68 % Ca, dan 0, 49 % Mg. Semua hara yang terkandung merupakan unsur esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Sutedjo (1992), mengemukakan bahwa unsur hara makro sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, sedang apabila unsur hara makro dan mikro tidak lengkap ketersediaannya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh denan baik apabila semua unsur hara yang dibutuhkan cukup tersedia seimbang dalam bentuk yang sesuai unutuk siap diserap tanaman (Pairunan, 1997), sedangkan Setyati (1988) mengemukakan bahwa penambahan nitrogen yang cukup pada tanaman akan mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan sel, pertumbuhan akar, batang, dan daun berlangsung dengan cepat. Adanya keseimbangan hara yang dapat diabsorbsi oleh tanaman disebabkan karena didukung oleh aktivitas mikroflora yang bermanfaat sebagai katalisator organik, memineralisasi, dan memobilisasi hara, serta menghasilkan senyawa yang mengikat hypha menjerat partikel-partikel ke agregat. Demikian pula mikrofauna yang bermanfat mengatur populasi bakteri dan candawan , mengubah pengaturan hara, dan mempengaruhi struktur agregat melalui interaksi dengan mikroflora (Hendix, 1987). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian bahwa adanya kandungan nitrogen 4, 55% pada posidan HT dan kemungkinan lain nitrogen dapat disuplai dari mikroflora dan mikrofauna tanah yang jumlahnya mencapai 33 % yang dibutuhkan tanaman, menyebabkan pertumbuhan awal tanaman akan terpacu secara optimal sehingga diperoleh produksi berupa tanaman segar yaitu 71, 25 g/Phn. atau setara dengan 14, 25 t/ha. Menurut Hariyanto (2002), bahwa

Page 7: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

41

produksi tanaman selada dapat dicapai sampai 15 t/ha.

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi penggunaan Posidan-HT pada tanaman selada disajikan pada Tabel 4.

Table 4. Analisis ekonomi Penggunaan Posidan-HT pada pertanaman selada

No. Variabel Nilai (Rp) Keterangan A. Input Tanah milik sendiri 1. Biaya tetap a. Penyusutan alat 1.500,00 2. Biaya Variabel a. Benih selada 1g 100,00 b. Posidan-HT 1 l 7.500,00 c. Bokasi 10kg 5.000,00 3. Biaya tenaga kerja a. Pengolahan lahan 45.000,00 b. Pembibitan 10.000,00 c. Penanaman 10.000,00 d. Pemeliharaan 30.000,00 e. Panen 10.000,00

Jumlah 119.100,00 B. Output 1. Produksi 360 pohon Harga per pohon di 2. Nilai jual 180.000,00 lokasi Rp.500,00

Rp. 180.000,00 C. O/I ratio Rp. 119.000,00 =1,51

D. Keuntungan/Pendapatan 60.900,00 O/I ratio yang diperoleh sebesar 1, 51 artinya setiap pengeluaran biaya Rp. 1,00 menghasilkan Rp. 1, 51 ini berarti bahwa penggunaan Posidan-HT pada pengusahaan tanaman selada layak dilaksanakan karena memberikan keuntungan besar yaitu Rp.60.900,00 / 21 m2 atau kalau dikonversi ke pengusahaan selada seluas 1 ha akan diperoleh keuntungan sebanyak Rp.28.762.000,00 dalam satu siklus produksi atau dalam jangka waktu 2 bulan,.

KESIMPULAN

1. Pemberian Posidan-HT pada tanaman selada secara umum dapat meningkatkan produktivitas tanaman selada

2. Posidan HT pada dosis 150 ml/l air memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tinggi dan bobot segar tanaman selada.

3. Penggunaan Posidan-HT pada pertanaman selada secara ekonomis menguntungkan. Analisis O/I ratio = 1, 51.

Page 8: 5. Produktivitas Tanaman Selada Pada Berbagai Dosis Posidan-ht

Jurnal Agrisistem, Juni 2006, Vol 2 No. 1 ISSN 1858-4330

42

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. M. 1988. The role of Soil Fauna in Agricultural Systems. Hal. 59 -112. Ecosystems, C. A. B International, Wallingford, England.

Andren, O., and J. Lagerlof, 1983. Soil

Fauna in Swedish Agricultural Cropping Systems. Acta Agrl. Scand. 33: 33 – 52.

Anonim, 1988. Petunjuk Praktis

Bertanam Sayuran. Cetakan kedelapan. AAK. Yogyakarta.

Dwidjosaputro, D., 1992. Pengantar

Fisiologi Tumbuhan. Cetakan XII. Pt. Gramedia. Jakarta.

Harjono, l., 2001. Sayur-Sayur Daun

Primadona. CV. Aneka. Solo.

Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu,

2002. Sawi dan Selada. Cetakan VIII. PT. Penebar Swadaya. Depok.

Hendrix, P.F, 1987. Strategis for Research and Management in reduced-input agroecosystems. Americant Journal of Alternative Agriculture 2: 160 – 165.

Pairuna, AK., J. L. Nanere, Arifin, S.

Samosir, R. Tangkesari, J. R. Lalopua, B. Ibrahim, dan H. Asmadji, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama P.T.N Indonesia Timur. Ujung Pandang.

Pracaya, 2002. Bertanam Sayuran

Organik. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarief, S., 1989. Kesuburan dan

Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Setyati, S., 1988. Pengantar Agronomi.

PT. Gramedia. Jakarta. Sutedjo, M, M., 1992. Pupuk dan Cara

Pemupukan. PT. Rineka. Cipta. Jakarta.