5. mohsan alkuri (k2510047) new
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR BAKAR
ldquo PENGATURAN KATUP MESIN SUZUKI 4 LANGKAHrdquo
Disusun Oleh
Nama Mohsan Alkuri
Nim K2510047
Prodi PTM 2010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
LAPORAN PRAKTIK
PRAKTIK MOTOR BAKAR
Judul Praktikum Pengaturan Katup Mesin SUZUKI 4 Langkah
Instruktur Ir Husin Bugis MSi
Tempat Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS
Alokasi Waktu 100 Menit
Standar Kompetensi Mengatur katup pada mesin SUZUKI dengan
menggunakan alat ukur filler gauge
Kompetensi dasar
Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat
a Dapat membongkar dan memasang kembali komponen mesin SUZUKI
dengan rapi dan teliti
b Dapat melakukan pengaturan katup mesin SUZUKI
c Dapat menganalisa katup manakah yang bermasalah dan memperbaikinya
d Dapat menggunakan alat ukur filler gauge dengan benar
e Mengefahui FO (Ferring Order) urutan pengapian pada mesin 4 langkah
MOHSAN ALKURI (K2510047) 1
A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1 ALAT
Alat yang kami gunakan antara lain sebagai berikut
a) Tool Box
Toolbox ini sudah tersedia berbagai peralatan yang sudah lengkap
seperti tang kuncipas palu obeng kunci kotak ring dan lain-lain
Gambar 1 Toolbox
b) Kunci T
Kegunaan kunci T sama dengan kegunaan kunci pas lainnya namun yang
membedakan kunci T ini mempunyai bentuk lurus panjang berbentuk T
tujuannya untuk memudahkan dalam memasang maupun mengendurkan
skrup
MOHSAN ALKURI (K2510047) 2
Gambar 2 Kunci T
c) Filler gauge
Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan
Gambar 3 Filler gauge
d) Buku Pedoman Repair amp Servise
Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta
digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin
MOHSAN ALKURI (K2510047) 3
e) Nampan
Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur
dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran
2 BAHAN
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup
antara lain
1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC
B KESELAMATAN KERJA
Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah
keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek
berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi
kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah
Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)
berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum
memulai praktek
1 Wearpark (pakaian kerja)
Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi
badan dari bahaya kecelakaan kerja
2 Sepatu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 4
Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum
berlangsung
3 Celana panjang
Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya
menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada
kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan
4 Sarung tangan
Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek
Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini
1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan
sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja
2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya
3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main
C LANDASAN TEORI
1 Mekanisme Katup
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang
MOHSAN ALKURI (K2510047) 5
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
LAPORAN PRAKTIK
PRAKTIK MOTOR BAKAR
Judul Praktikum Pengaturan Katup Mesin SUZUKI 4 Langkah
Instruktur Ir Husin Bugis MSi
Tempat Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS
Alokasi Waktu 100 Menit
Standar Kompetensi Mengatur katup pada mesin SUZUKI dengan
menggunakan alat ukur filler gauge
Kompetensi dasar
Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat
a Dapat membongkar dan memasang kembali komponen mesin SUZUKI
dengan rapi dan teliti
b Dapat melakukan pengaturan katup mesin SUZUKI
c Dapat menganalisa katup manakah yang bermasalah dan memperbaikinya
d Dapat menggunakan alat ukur filler gauge dengan benar
e Mengefahui FO (Ferring Order) urutan pengapian pada mesin 4 langkah
MOHSAN ALKURI (K2510047) 1
A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1 ALAT
Alat yang kami gunakan antara lain sebagai berikut
a) Tool Box
Toolbox ini sudah tersedia berbagai peralatan yang sudah lengkap
seperti tang kuncipas palu obeng kunci kotak ring dan lain-lain
Gambar 1 Toolbox
b) Kunci T
Kegunaan kunci T sama dengan kegunaan kunci pas lainnya namun yang
membedakan kunci T ini mempunyai bentuk lurus panjang berbentuk T
tujuannya untuk memudahkan dalam memasang maupun mengendurkan
skrup
MOHSAN ALKURI (K2510047) 2
Gambar 2 Kunci T
c) Filler gauge
Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan
Gambar 3 Filler gauge
d) Buku Pedoman Repair amp Servise
Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta
digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin
MOHSAN ALKURI (K2510047) 3
e) Nampan
Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur
dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran
2 BAHAN
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup
antara lain
1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC
B KESELAMATAN KERJA
Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah
keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek
berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi
kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah
Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)
berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum
memulai praktek
1 Wearpark (pakaian kerja)
Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi
badan dari bahaya kecelakaan kerja
2 Sepatu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 4
Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum
berlangsung
3 Celana panjang
Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya
menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada
kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan
4 Sarung tangan
Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek
Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini
1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan
sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja
2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya
3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main
C LANDASAN TEORI
1 Mekanisme Katup
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang
MOHSAN ALKURI (K2510047) 5
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1 ALAT
Alat yang kami gunakan antara lain sebagai berikut
a) Tool Box
Toolbox ini sudah tersedia berbagai peralatan yang sudah lengkap
seperti tang kuncipas palu obeng kunci kotak ring dan lain-lain
Gambar 1 Toolbox
b) Kunci T
Kegunaan kunci T sama dengan kegunaan kunci pas lainnya namun yang
membedakan kunci T ini mempunyai bentuk lurus panjang berbentuk T
tujuannya untuk memudahkan dalam memasang maupun mengendurkan
skrup
MOHSAN ALKURI (K2510047) 2
Gambar 2 Kunci T
c) Filler gauge
Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan
Gambar 3 Filler gauge
d) Buku Pedoman Repair amp Servise
Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta
digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin
MOHSAN ALKURI (K2510047) 3
e) Nampan
Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur
dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran
2 BAHAN
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup
antara lain
1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC
B KESELAMATAN KERJA
Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah
keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek
berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi
kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah
Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)
berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum
memulai praktek
1 Wearpark (pakaian kerja)
Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi
badan dari bahaya kecelakaan kerja
2 Sepatu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 4
Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum
berlangsung
3 Celana panjang
Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya
menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada
kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan
4 Sarung tangan
Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek
Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini
1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan
sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja
2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya
3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main
C LANDASAN TEORI
1 Mekanisme Katup
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang
MOHSAN ALKURI (K2510047) 5
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 2 Kunci T
c) Filler gauge
Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan
Gambar 3 Filler gauge
d) Buku Pedoman Repair amp Servise
Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta
digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin
MOHSAN ALKURI (K2510047) 3
e) Nampan
Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur
dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran
2 BAHAN
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup
antara lain
1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC
B KESELAMATAN KERJA
Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah
keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek
berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi
kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah
Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)
berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum
memulai praktek
1 Wearpark (pakaian kerja)
Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi
badan dari bahaya kecelakaan kerja
2 Sepatu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 4
Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum
berlangsung
3 Celana panjang
Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya
menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada
kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan
4 Sarung tangan
Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek
Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini
1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan
sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja
2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya
3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main
C LANDASAN TEORI
1 Mekanisme Katup
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang
MOHSAN ALKURI (K2510047) 5
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
e) Nampan
Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur
dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran
2 BAHAN
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup
antara lain
1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC
B KESELAMATAN KERJA
Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah
keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek
berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi
kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah
Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)
berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum
memulai praktek
1 Wearpark (pakaian kerja)
Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi
badan dari bahaya kecelakaan kerja
2 Sepatu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 4
Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum
berlangsung
3 Celana panjang
Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya
menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada
kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan
4 Sarung tangan
Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek
Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini
1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan
sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja
2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya
3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main
C LANDASAN TEORI
1 Mekanisme Katup
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang
MOHSAN ALKURI (K2510047) 5
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum
berlangsung
3 Celana panjang
Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya
menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada
kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan
4 Sarung tangan
Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek
Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini
1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan
sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja
2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya
3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main
C LANDASAN TEORI
1 Mekanisme Katup
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang
MOHSAN ALKURI (K2510047) 5
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa
pembakaran
Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan
penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap
silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2
silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan
urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat
kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar
didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama
Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam
distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine
management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan
secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic
Conrol Unit)
Silinder Urutan Pengapian Contoh
3 1-3-2 Saab two-stroke engine
4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4
engine
5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100
61-5-3-6-2-4
1-6-5-4-3-2
Jeep CJ 1949-1986 GM 3800
engine
7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6
MOHSAN ALKURI (K2510047) 6
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
81-8-4-3-6-5-7-2
1-8-7-2-6-5-4-3
1988 Chrysler Fifth Avenue
Small Block V8 LS1
10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper
12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT
161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-
6-9-2-13Cadillac V16 engine
Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin
Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan
katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana
kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus
mengenal kinerja motor bakar
2 Motor Bakar Empat Langkah
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat
langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah
putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai
siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat
langkah tersebut terdiri dari
a) Langkah Isap
Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang
tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati
Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang pembakaran melalui katup isap
b) Langkah Kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 7
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan
bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash
sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi
terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang
pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi
memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang
pembakaran
c) Langkah Ekspansi
Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat
terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa
crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup
Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja
d) Langkah Buang
Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana
katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat
membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup
buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat
dimulai kembali
MOHSAN ALKURI (K2510047) 8
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 5 Siklus Empat Langkah
3 Kinerja Mekanisme Katup
Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk
dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu
camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya
Gambar 6 Camshaft
Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi
dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup
buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup
buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran
masuk dan buang pada ruang pembakaran
Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap
katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup
isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga
nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran
buang pada ruang bakar
MOHSAN ALKURI (K2510047) 9
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA
menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat
campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan
membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus
empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash
beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut
memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup
yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan
putaran camshaft
Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya
dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve
train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan
katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft
hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston
yang dihubungkan melalui connecting rod
Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita
dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan
seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun
melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami
bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin
kita
MOHSAN ALKURI (K2510047) 10
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat
putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya
disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara
crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa
disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear
Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft
maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang
sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal
tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi
terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak
sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi
tidak sempurna
MOHSAN ALKURI (K2510047) 11
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih
sederhana dengan ilustrasi berikut ini
Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt
Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut
juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft
tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun
piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup
buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah
belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih
halus dan tidak memerlukan pelumasan
D LANGKAH PEMBONGKARAN
Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah
yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah
langkahnya
1 Persiapkan alat dan bahan
2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang
terang (banyak cahaya)
MOHSAN ALKURI (K2510047) 12
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati
Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling
luar terlebih dahulu
Gambar 9 Proses pembongkaran mesin
E LANGKAH PENYETELAN KATUP
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan
katup berikut adalah langkah-langkahnya
1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada
MOHSAN ALKURI (K2510047) 13
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah
adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Silinder ke 180o 360o 540o 720o
1 K U B I
2 U B I K
3 I K U B
4 B I K U
Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder
2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan
cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di
bawah ini
Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear
3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau
nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya
A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup
dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika
kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm
tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi
MOHSAN ALKURI (K2510047) 14
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan
membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan
obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk
katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam
keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak
aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder
B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor
menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan
kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di
lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang
Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar
berikut ini
MOHSAN ALKURI (K2510047) 15
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor
4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada
buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak
kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak
kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai
berikut
A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang
filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara
menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan
pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler
sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan
diukur Seperti terlihat pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 16
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 14 Penyetelan katup
B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas
dengan ukuran yang di inginkan
C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan
cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)
tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang
di kencangkan
D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1
dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada
silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02
5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi
langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan
tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah
penyetelan katup seperti pada langkah 4
6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi
silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi
7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan
langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda
penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu
memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 17
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok
Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya
memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut
Gambar 16 Posisi gear belt timing gear
Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box
8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali
E LANGKAH PEMASANGAN
Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya
yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah
pemasangan mesin
1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang
2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian
gunakan kunci pas
3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup
4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup
distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder
1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel
busi dioperlihatkan pada gambar berikut
MOHSAN ALKURI (K2510047) 18
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 17 Pemasangan kabel busi
5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator
dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati
6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti
skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa
berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang
Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada
mesin SUZUKI 4 silinder
MOHSAN ALKURI (K2510047) 19
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
Gambar 18 Langkah pemasangan
F KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan
katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut
1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan
rocker arm dengan katup yaitu filler gage
2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka
pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna
3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02
Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu
MOHSAN ALKURI (K2510047) 20
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-
03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan
katup masuk
4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2
G SARAN
Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor
bakar antara lain
1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu
2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya
akibat kecelakaan kerja
3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya
4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya
dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan
menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda
5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada
nampan agar tidak berceceran kemana-mana
H DAFTAR PUSTAKA
1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup
2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga
20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm
MOHSAN ALKURI (K2510047) 21
- 1 Mekanisme Katup
- 2 Motor Bakar Empat Langkah
- 3 Kinerja Mekanisme Katup
-