4566-6277-1-pb

18
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESARIA THE INFLUENCE OF RELAXATION METHOD TOWARD PAIN LEVEL FOR PATIENT POST CAESAREAN SECTION Andy Kurniawan, Ratna Indriawati General Practitioner Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta ABSTRACT Caesarean section is an artificial childbirth, where the fetus was delivered trough a surgery at the bellys partition an womb, with one condition that the womb is still unimpaired. The scratch will be a kind of trauma for the patient and may cause a moan or pain symptom. The research aimed to analyze the influence of relaxation technique toward pain level of patient experiencing caesarean section in Mawar room BP RSUD Djojonegoro Temanggung. This is an experimental research with pre-experimental using control group pre test – post test. Data were collected by using a pain level questioner method with 0-10 pain level point ruler to 40 participants (30 participants for relaxation group and 10 participants for control group) by consecutive sampling technique. Research crop analyze with dependent t test. Based on the research, it can be concluded that the average of the pain level interval for relaxation group is 1,47 with standard deviation value is 0,571 and t value is 14,060 and p value is 0,000 (< 0,05). For the control group the average of the pain level interval is 0,2 with standard deviation 0,422 and p value is 0,168 (>0,05). Then from those data it can be concluded that there is a correlation between relaxation given to the

Upload: kim-haris-imnida

Post on 05-Aug-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4566-6277-1-PB

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESARIA

THE INFLUENCE OF RELAXATION METHOD TOWARD PAIN LEVEL FOR PATIENT POST CAESAREAN SECTION

Andy Kurniawan, Ratna IndriawatiGeneral Practitioner

Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta

ABSTRACT

Caesarean section is an artificial childbirth, where the fetus was delivered trough a surgery at the bellys partition an womb, with one condition that the womb is still unimpaired. The scratch will be a kind of trauma for the patient and may cause a moan or pain symptom.

The research aimed to analyze the influence of relaxation technique toward pain level of patient experiencing caesarean section in Mawar room BP RSUD Djojonegoro Temanggung. This is an experimental research with pre-experimental using control group pre test – post test. Data were collected by using a pain level questioner method with 0-10 pain level point ruler to 40 participants (30 participants for relaxation group and 10 participants for control group) by consecutive sampling technique. Research crop analyze with dependent t test.

Based on the research, it can be concluded that the average of the pain level interval for relaxation group is 1,47 with standard deviation value is 0,571 and t value is 14,060 and p value is 0,000 (< 0,05). For the control group the average of the pain level interval is 0,2 with standard deviation 0,422 and p value is 0,168 (>0,05). Then from those data it can be concluded that there is a correlation between relaxation given to the post caesarean section patient with decreasing pain level and there is no correlation for control group.

Keyword : post caesarean section, pain level, relaxation

Page 2: 4566-6277-1-PB

PENDAHULUAN

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

akan ditangani dan pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan serta diakhiri

dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan merupakan

suatu trauma bagi penderita dan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gejala.

Keluhan dan gejala yang sering dikemukakan oleh pasien setelah tindakan operasi

adalah nyeri (Sjamsuhidayat, 1997).

Operasi caesar atau sectio caesaria adalah proses persalinan yang dilakukan

dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan bayi.

Operasi ini dilakukan ketika proses persalinan normal melalui ”jalan lahir” tidak

memungkinkan karena komplikasi medis. Operasi ini biasanya dilakukan oleh tim

yang melibatkan spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anestesi dan bidan

(Depkes RI, 2007).

Nyeri pada pasien pasca operasi merupakan nyeri akut yang belum banyak

dimengerti dan tidak selalu dikelola dengan baik. Nyeri akibat operasi ini tidak hanya

memiliki komponen sensori berhubungan dengan rusaknya jaringan, tetapi juga

dipengaruhi oleh komponen psikososial dari pasien. Banyak pasien dan anggota tim

kesehatan cenderung menganggap analgesik sebagai metode yang penting dalam

mengurangi rasa nyeri pasca operasi (Smeltzer, 2001).

Page 3: 4566-6277-1-PB

Terdapat berbagai teori dan peralatan kesehatan untuk manajemen nyeri.

Manajemen nyeri mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik secara

farmakologi maupun non farmakologi. Prosedur secara farmakologi dilakukan

dengan pemberian obat analgesik, yaitu obat untuk mengurangi atau menghilangkan

rasa nyeri. Sedangkan prosedur non farmakologi dapat dilakukan dengan cara

stimulasi kutaneus melalui rangsangan permukaan kulit, akunpuntur dan distraksi

yakni dengan mengalihkan perhatian melalui berbagai kegiatan seperti membaca,

menonton televisi, mendengarkan musik, serta dapat juga dilakukan dengan teknik

relaksasi yang merupakan kombinasi dari distraksi dan terapi kognitif yang terdiri

dari relaksasi otot, imaginasi terpimpin dan nafas dalam (Perry, 1997).

Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

relaksasi terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post sectio caesaria.Teknik

relaksasi merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu

terhadap nyeri. Teknik ini dapat dilaksanakan melalui relaksasi otot, teknik nafas

dalam dan imajinasi terbimbing.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan bentuk rancangan control

group pre test-post test digunakan dalam penelitian ini. Desain ini bertujuan

mengidentifikasi hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan dua kelompok

Page 4: 4566-6277-1-PB

subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemuadian

diobservasi lagi setelah intervensi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan di Instalasi Rawat Inap Maternitas (Ruang Mawar) BP

RSUD Djojonegoro Kabupaten Temanggung. Adapun waktu penelitian adalah bulan

Juni – September 2007.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pasien post sectio caesaria hari ke dua, umur 18 –

40 tahun dengan derajat nyeri sedang – ringan, dan tidak mendapat terapi dengan obat

analgesik. Pada penelitian ini jumlah subyek adalah 40 orang yang dibagi dalam dua

kelompok, yaitu kelompok perlakuan relaksasi dan kelompok kontrol.

Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dikelompokan menjadi variabel independen / terikat dan

variabel dependen / bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik relaksasi

pada pasien post operasi sectio caesaria, dan variabel terikatnya adalah skala nyeri.

Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat tulis,

dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner skala intensitas nyeri dengan pain

ruler 0 -10. Analisis data penelitian dilakukan secara deskriptif dan analitik.

1. Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif dilakukan untuk menjelaskan karakteristik variabel

penelitian dalam hal ini adalah variabel dependen yaitu kondisi nyeri sebelum

Page 5: 4566-6277-1-PB

dan sesudah dilakukan intervensi berupa relaksasi dalam bentuk distribusi

frekuensi dan prosentase.

2. Analisa Analitik

Analisa analitik dilakukan dengan menggunakan uji statistik untuk menguji

beda dua mean dependen yakni uji paired sample t test.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Responden adalah pasien post sectio caesaria hari ke 2-3 usia 18 – 40 tahun,

dengan derajat nyeri paling banyak adalah nyeri sedang, dan diagnosa atau indikasi

dilakukan sectio caesaria paling banyak adalah akibat Ketuban Pecah Dini (KPD)

sebesar 20% dan kehamilan serotinus sebesar 20%.

Tanggapan responden mengenai efektifitas tindakan relaksasi dalam

menurunkan skala nyeri sebelum relaksasi yang memberi jawaban efektif adalah 3

orang atau 10%, sedang adalah 17 orang atau 56,67% dan tidak efektif adalah 10

orang atau 33,33%. Sedangkan tanggapan responden mengenai efektif tindakan

relaksasi dalam menurunkan skala nyeri setelah tindakan relaksasi yang memberi

jawaban efektif adalah 14 orang atau 53,85%, sedang adalah 8 orang atau 30,77%

dan tidak efektif adalah 4 orang atau 15,38%.

Page 6: 4566-6277-1-PB

Skala nyeri sebelum intervensi

Distribusi responden berdasarkan skala nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan

tehnik relaksasi

Skala Nyeri Frekwensi %

Ringan (1-3) 1 3,3

Sedang (4-6) 29 96,7

Jumlah 30 100

Skala nyeri setelah intervensi

Distribusi responden berdasarkan skala nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan

tehnik relaksasi

Skala Nyeri Frekuensi %

Ringan (1-3) 18 60

Sedang (4-6) 12 40

Jumlah 30 100

PEMBAHASAN

Page 7: 4566-6277-1-PB

Responden adalah pasien post sectio caesaria hari ke 2-3 usia 18 – 40 tahun,

dengan derajat nyeri paling banyak adalah nyeri sedang, dan diagnosa atau indikasi

dilakukan sectio caesaria paling banyak adalah akibat Ketuban Pecah Dini (KPD)

sebesar 20% dan kehamilan serotinus sebesar 20%.

Berdasarkan hasil tentang tindakan untuk mengatasi nyeri pada pasien post

sectio caesaria, responden paling banyak memilih dengan minum obat penurun rasa

sakit, kemudian dengan cara yang lain seperti mengalihkan perhatian, berdoa, dan

relaksasi. Beberapa tindakan untuk menurunkan skala nyeri yang paling efekif

menurut responden adalah dengan minum obat.

Tanggapan responden mengenai efektifitas tindakan relaksasi dalam

menurunkan skala nyeri sebelum relaksasi yang memberi jawaban efektif adalah 3

orang atau 10%, sedang adalah 17 orang atau 56,67% dan tidak efektif adalah 10

orang atau 33,33%. Sedangkan tanggapan responden mengenai efektif tindakan

relaksasi dalam menurunkan skala nyeri setelah tindakan relaksasi yang memberi

jawaban efektif adalah 14 orang atau 53,85%, sedang adalah 8 orang atau 30,77%

dan tidak efektif adalah 4 orang atau 15,38%. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan

responden mengenai efektifitas relaksasi berubah setelah responden mendapat

perlakuan relaksasi dan responden semakin yakin bahwa dengan melakukan relaksasi

dapat menurunkan skala nyeri.

Hasil analisa statistik menggunakan paired t test diketahui bahwa ada

pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas skala nyeri pada pasien post

Page 8: 4566-6277-1-PB

operasi section caecaria. Berdasarkan data deskriptif terhadap 30 responden

penelitian pada kondisi sebelum dilakukan intervensi dengan teknik relaksasi

didapatkan bahwa sebagian besar merasakan nyeri sedang (skala 4-6) yaitu sebanyak

96,7%. Sedangkan sisanya sebanyak 3,3% mengalami nyeri ringan. Namun demikian

pada kondisi setelah intervensi, responden yang mengalami nyeri ringan memiliki

prosentase yang lebih banyak dibandingkan dengan mengalami nyeri sedang yaitu

60% berbanding 40%. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan jumlah responden

yang mengalami nyeri ringan setalah diberi intervensi yaitu 1 responden menjadi 18

responden atau terjadi peningkatan sebesar 56,7%. Sedangkan jumlah responden yang

mengalami nyeri sedang setalah diberi intervensi yaitu 29 responden menjadi 12

responden atau terjadi penurunan sebesar 56,7%. Kondisi tersebut terjadi karena

pengaruh intervensi berupa relaksasi.

Relaksasi dapat memberikan pengaruh terhadap skala nyeri, didasarkan pada

teori Gate Control. William Ganong (1978) menjelaskan bahwa nyeri yang terjadi

pada seseorang akibat adanya rangsang tertentu seperti tindakan operasi, dapat diblok

ketika terkjadi interaksi antara stimulus nyeri dan stimulus pada serabut yang

mengirimkan sensasi tidak nyeri diblok pada sirkuit gerbang penghambat. Pemblokan

ini dapat dilakukan melalui mengalihkan perhatian ataupun dengan tindakan

relaksasi. Namun demikian tindakan relaksasi hanya akan efektif untuk menrunkan

nyeri skala sedang dan nyeri ringan. Keefektifan penurunan nyeri tersebut menurut

Good (1995) dapat mencapai 88% pada pasien pasca operasi (Taylor et al, 1997).

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penlitian yang dilakukan oleh Joni

Page 9: 4566-6277-1-PB

Haryanto, Kusnoto, Ari Sumarno (2003) mengenai efek teknik relaksasi progresif

pada klien dengan nyeri akibat penyakit glaukoma dimana diperoleh hasil penurunan

skala nyeri yang sangat significan dimana α = 0,00001( p<0,05) .

Relaksasi ini bisa mengurangi pelepasan bahan kimia yang menyebabkan

respon inflamasi pada jaringan lokal sehingga timbul penurunan sirkulasi lokal,

dengan relaksasi akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah yang dapat meningkatkan

sirkulasi, sehingga akan terjadi metabolisme aerob yang tidak menghasilkan asam

laktat sebagai penyebab nyeri (Mander, 2004). Relaksasi otot dipercaya dapat

menurunkan nyeri dengan merelaksasikan ketegangan otot yang mengganggu nyeri.

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Lorenzy dan Perry menunjukkan

bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi (Smeltzer, 2001).

KESIMPULAN

1. Skala nyeri pada pasien post section caecaria sebelum dilakukan intervensi

sebagian besar terdapat pada skala nyeri sedang adalah sebesar 96,7% yang

turun menjadi 40% setelah dilakukan tehnik relaksasi. Sebaliknya pasein yang

mengalami nyeri ringan sebesar 3,3% sebelum dilakukan intervensi naik

menjadi 60% setelah dilakukan tehnik relaksasi.

2. Hasil uji pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

penurunan skala nyeri yang bermakna secara statistic pada pasien post section

caecaria.

Page 10: 4566-6277-1-PB

3. Hasil uji menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna secara statistic

antara teknik relaksasi terhadap intensitas skala nyeri pada pasien post section

caecaria.

SARAN

1. Teknik relaksasi dapat dipergunakan sebagai prosedur tetap dalam rangka

intervensi untuk menurunkan skala nyeri terutama pada pasien post section

caecaria terutama yang mengalami nyeri sedang hingga nyeri ringan.

2. Agar hasilnya menjadi optimal, maka teknik relaksasi dilakukan secara

prosedural dan terbimbing.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas relaksasi terhadap

penurunan skala nyeri pada pasien lain yang mengalami pembedahan selain

section caecaria dan perlu juga diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi

efektifitas tehnik relaksasi terhadap penurunan skala nyeri.

DAFTAR PUSTAKADepkes RI (2007). Apa Itu Operasi Caesar. Diakses 15 April 2007. dari

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=280489&kat_id=3

Ganong, W.F. 2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.20 (Alih bahasa dr H.M. Djauhari Widjajakusumah). Jakarta: EGC.

Haryanto, Joni dkk. 2003. Efek Teknik Relaksasi Progresif pada Klien Dengan nyeri Akibat Penyakit Glaukoma. http://www.journal.unair.ac.id

Mander R. 2004. Nyeri Persalinan (Pain in Child Bearing). Alih Bahasa: Bertha Sugiarto. Jakarta: EGC.

Page 11: 4566-6277-1-PB

Potter, P.A., & Perry, A.G. 1997. Basic Nursing Theory and Practice. USA: Mosby Year Book.

Sjamsuhidayat, R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Bruner & Suddarth (Textbook of Medical- Surgical Nursing) Edisi Revisi. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddart (Textbook of Medical – Surgical Nursing). Edisi 8 Volume I. Alih Bahasa: Monica Ester. Jakarta: EGC.

Taylor C., Lilis, C., LeMone, P. 1995. Fundamental of Nursing the Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippincot