25851662 kurangnya-pengetahuan-masyarakat-terhadap-minyak-“jarak-pagar”

27
KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP MINYAK “JARAK PAGAR” SEBAGAI BAHAN BIODIESEL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri adalah barometer suatu Negara. Anggapan tentang keberhasilan suatu Negara, salah satunya diakibatkan oleh faktor industri. Negara maju mempunyai industri yang maju pula, demikian pula halnya dengan Negara miskin, maka bisa dipastikan pendapatan dari industri sangat kecil. Indonesia sebagai Negara berkembang sangat menyadari pentingnya industrialisasi. Ini sejalan dengan peran penulis sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang diharapkan dapat membantu pembangunan industri atau dengan kata lain industrialisasi di berbagai bidang dan lapisan social. Untuk mewujudkan hal tersebut banyak hal yang perlu diketahui oleh calon-calon Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL). Salah satunya adalah harus mengetahui jenis komudity daerah masing-masing, karena pasca pendidikan nanti, mahasiswa TPL akan kembali kedaerah masing-masing, untuk itu penulis merasa perlu untuk menulis laporan ini. Salah satu hasil pengolahan pertanian dari daerah Kabupaten Lombok Tengan adalah Jarak Pagar yang mulai di kembangkan pada tahun 2005 silam yaitu dengan potensi lahan seluas 32.970 ha namun yang di targetkan hanya 24.700 ha. Tanaman jarak pagar menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi, yaitu sekitar 30-50 %. Minyak yang di hasilkan dari jarak pagar sangat potensial untuk di manfaatkan sebagai bahan alternative. Sebagai perbandingan bahan baku minyak diesel adalah hidrokarbon yang mengandung 8-10 atom karbon per molekul. Sementara yang terkandung pada minyak jarak adalah 16-18 atom permolekul sehingga fiskositas minyak jarak lebih tinggi dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah. Oleh sebab itu 1 | Tugas Kimia Bahan Ozi

Upload: akfadita-dika-parira

Post on 26-Jul-2015

285 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP MINYAK

“JARAK PAGAR” SEBAGAI BAHAN BIODIESEL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri adalah barometer suatu Negara. Anggapan tentang keberhasilan

suatu Negara, salah satunya diakibatkan oleh faktor industri. Negara maju

mempunyai industri yang maju pula, demikian pula halnya dengan Negara

miskin, maka bisa dipastikan pendapatan dari industri sangat kecil. Indonesia

sebagai Negara berkembang sangat menyadari pentingnya industrialisasi. Ini

sejalan dengan peran penulis sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang

diharapkan dapat membantu pembangunan industri atau dengan kata lain

industrialisasi di berbagai bidang dan lapisan social. Untuk mewujudkan hal

tersebut banyak hal yang perlu diketahui oleh calon-calon Tenaga Penyuluh

Lapangan (TPL). Salah satunya adalah harus mengetahui jenis komudity

daerah masing-masing, karena pasca pendidikan nanti, mahasiswa TPL akan

kembali kedaerah masing-masing, untuk itu penulis merasa perlu untuk

menulis laporan ini. Salah satu hasil pengolahan pertanian dari daerah

Kabupaten Lombok Tengan adalah Jarak Pagar yang mulai di kembangkan

pada tahun 2005 silam yaitu dengan potensi lahan seluas 32.970 ha namun

yang di targetkan hanya 24.700 ha.

Tanaman jarak pagar menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak

cukup tinggi, yaitu sekitar 30-50 %. Minyak yang di hasilkan dari jarak pagar

sangat potensial untuk di manfaatkan sebagai bahan alternative. Sebagai

perbandingan bahan baku minyak diesel adalah hidrokarbon yang mengandung

8-10 atom karbon per molekul. Sementara yang terkandung pada minyak jarak

adalah 16-18 atom permolekul sehingga fiskositas minyak jarak lebih tinggi

dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah. Oleh sebab itu

1 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

agar minyak jarak dapat di gunakan sebagai bahan bakar (biodiesel) maka

perlu dilakukan proses transesterifikasi.

Namun semua manfaat minyak jarak tersebut akan bisa di gunakan apabila

kita bisa memprosesnya, namun hal inilah yang menjadi masalah, yaitu

masyarakat masih sangat minim yang mengetahui bagaimana proses dan

seberapa penting biji jarak ini untuk di kembangkan. Sehingga banyak di

daerah pedalaman, pohon jarak biasanya di gunakan sebagai pagar halaman.

Karena kekurangan pengetahuan inilah, maka penulis ingin mencoba untuk

menjelaskan semua itu. Sehingga makalah ini penulis beri judul Studi Kasus

“Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minyak Jarak Pagar

Sebagai Bahan Biodiesel”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis akan menarik beberapa batasan masalah

yang akan penulis bahas pada pembahsan nantinya.

1. Bagaimana pentingnya pengembangan tanaman jarak bagi kehidupan

manusia?

2. Bagaimana proses pembuatan minyak jarak menjadi biodiesel?

3. Bagaimana solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui prospek minyak jarak sebagai sumber bahan baku

biodiesel.

2. untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak.

3. Untuk mengetahui pentingnya tanaman jarak dalam kehidupan manusia

2 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

BAB II

KEADAAN UMUM DAERAH DAN POTENSI PANGAN

A. Profil Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Memiliki luas wilayah

1.208,39 km2 yang terdiri dari 12 kecamatan dengan Praya

sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya sendiri berbatasan

dengan Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur di

sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Lombok Barat di

sebelah barat dan Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur. Wilayah utara

yang terletak di kaki Gunung Rinjani merupakan dataran tinggi yang subur.

Wilayahnya berupa dataran rendah dan wilayah selatan tampak perbukitan yang

langsung berbatasan dengan pantai. Kabupaten ini pernah mengalami kekurangan

pangan akibat kekeringan, namun sekarang tidak lagi berkat penerapan sistem

gogo rancah dan pembangunan waduk. Waduk tersebut antara lain Batujai

(Kecamatan Praya Barat), Dam Pengga (Kecamatan Praya Barat Daya) dan Dam

Jelantik (Kecamatan Jonggat). Berkat waduk-waduk tersebut, pertanian di

Lombok Tengah menjadi semakin bergairah. Sumber air ini dapat mensuplai

pengairan sawah yang ada di seluruh kabupaten. Sektor pertanian memang masih

menjadi penyumbang utama dalam kegiatan ekonomi kabupaten mengingat

sektor ini memang berkaitan dengan sektor lain seperti sektor industri

pengolahan. Industri kecil yang berkembang di wilayah ini sebagian besar tidak

terlepas dari sektor pertanian. Kelompok industri yang berkembang meliputi

industri hasil-hasil pertanian dan aneka industri logam, mesin dan kimia.Untuk

jenis industri kecil, meliputi industri kerajinan, seperti kerajinan kayu, bambu dan

rotan (tersebar di seluruh kecamatan di Lombok Tengah), kerajinan kulit

(Kecamatan Praya Barat dan Praya), kerajinan gerabah (Kecamatan Praya Barat),

Anyaman Ketak (Kecamatan Praya Timur) dan kerajinan logam (Kecamatan

Praya Barat, Praya Timur, Kopang dan Pringgarata).Industri kerajinan kecil

ternyata sangat menudkung perkembangan sektor pariwisata di kabupaten ini.

3 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Produk-produk yang dihasilkan seperti souvenir, perhiasan, mebel, kain tenun

atau patung sangat diminati oleh wisatawan. Bahkan ada pula yang sudah

mengekspor produknya ke luar negeri. Salah satu produk yang digandrungi oleh

para wisatawan adalah tenun tradisional dari Desa Sukarara di Kecamatan Jongat,

Desa Sade di Kecamatan Pujut dan Desa Pejanggik di Kecamatan

Praya.

Peta kabupaten Lombok Tengah

4 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Tata Guna Tanah

Tabel 1 : tata guna tanah pada kabupaten Lombok Tengah

Tata Guna Tanah

Kampung/Permukiman 4,285.02 Ha

Industri - Ha

Sawah 62,332.23 Ha

Tanah Kering - Ha

Kebun Campuran 5,082.85 Ha

Perkebunan 5,120.18 Ha

Hutan 22,715.69 Ha

Semak, Padang Rumput 13,419.59 Ha

Lahan Kosong, Rusak - Ha

Perairan dan Lainnya 7,884.45 Ha

Ketersediaan Lahan

Table 2: ketersediaan lahan untuk perkebunan

No Sektor/Komoditi Luas Lahan/Potensi

1 Perkebunan: Cengkeh Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 37

2 Perkebunan: Jambu Mete Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 4,431

3 Perkebunan: Kakao Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 411

4 Perkebunan: Kelapa Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 16,752

5 Perkebunan: Kopi Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,179

6 Perkebunan: Lada Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 33

7 Perkebunan: Tembakau Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 4,977

Profil Komoditi

Table 3 : profil komuditi kabupaten Lombok Tengah

No Sektor / KomoditiUnggulan /

TidakDeskripsi

1 Primer-Perikanan:Perikanan

Tangkap

Unggulan Produksi Tahun Terakhir

(2006) : 1,076.20 Ton

2 Primer-Perkebunan:Kakao Unggulan Produksi Tahun Terakhir

5 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

(2006) : 85.00 Ton

3 Primer-Perkebunan:Kopi Unggulan Produksi Tahun Terakhir

(2006) : 433.00 Ton

4 Primer-Perkebunan:Kelapa Unggulan Produksi Tahun Terakhir

(2006) : 11,878.00 Ton

5 Primer-Perkebunan:Jambu

Mete

Unggulan Produksi Tahun Terakhir

(2006) : 621.00 Ton

6 Primer-

Perkebunan:Tembakau

Unggulan Produksi Tahun Terakhir

(2006) : 7,539.00 Ton

7 Primer-Perkebunan:Rumput

Laut

Unggulan Produksi Tahun Terakhir

(2006) : 16,070.60 Ton

8 Sekunder-Industri:Industri

Kelapa Terpadu

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan

di daerah (Untuk Kom.

Sekunder Tersier) Kelapa

(11,665.00 Ton)

9 Sekunder-Industri:Industri

Pengolahan Daging Sapi

Unggulan Bahan baku & Ketersediaan

di daerah (Untuk Kom.

Sekunder Tersier) Sapi

(15,374.00 Ton)

10 Sekunder-Industri:Industri

Tepung Caragenan

Unggulan Ketersediaan di daerah

Rumput laut (13,055.00 Ton)

Sedangkan lahan untuk pengembangan tanaman jarak ini, maka

pemerintah kabupaten Lombok Tengah telah menyiapkan lahan dan kebutuhan

bibit. Semuanya dapat di lihat pada table berikut ini.

Table 4: perkiraan kebutuhan bibit jarak dan luas lahan penanaman jarak dari

tahun 2006-2010 di kabupaten LOTENG

NO TAHUN LUAS PENGEMBANGAN

(HA)

KEBUTUHAN

BIBIT

(BATANG)1 2006 500 500.0002 2007 1000 1.000.000

6 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

3 2008 15.000 13.000.0004 2009 15.000 13.000.0005 2010 14,100 12.100.000

Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2006/2007 (01-6-2007) BPS Provinsi NTB

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. MENGENAL JARAK PAGAR

1. Klasifikasi dan Morfologi

Tanaman jarak pagar termasuk family Euphorbiaceae, satu family

dengan karet dan ubi kayu.klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai

berikut:

Devisi : spermatophita

Subdivisi :Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

7 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Species : Jatropha Curcas Linn

Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang

tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris, dan bila terluka mengeluarrkan

getah. Bagian-bagiab tanaman jarak sebagai berikut :

a. Daun

Daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan

bersusut 3 atau 5. Dayun tersebar di sepanjang batang. Permukaaan atas

dan bawah daun berwarna hijau dengan bagian bawah lebih pucat

disbanding permukaan atas. Daunya lebar da berbentuk jantung atau bulat

telur melebar, dengan panjang 5-15cm. helai daunnya bertoreh, berlekuk

dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah 5-7 tulang

daun utama. Daunnya di hubungkan dengan tangkai daun. Panjang

tangkai daun antara 4-15cm. berikut gambar dari daun jarak.

b. Bunga

Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk

malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu

(putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4-5 kali lebih

banyak dari bunga jantan. Bunga jantan maupun betina, tersusu dalam

rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak

daun. Bunganya mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan

panjang kurang lebih 4mm. benang sari mengumpul pada pangkal dan

berwarna kuning . tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik

melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota

berwarna keunguan. Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.

8 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya

uniseksual. Kadang kala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk

cawan berwarrna hijau kekuningan.

c. Buah

Buah tanaman jarak pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur

dengan diameter 2-4 cm. panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar

1cm. buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu kecoklatan atau

kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi menjadi 3 ruang, masing-

masing ruang berisi satu biji sehingga dalam setiap buah terdapat 3 biji.

Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman. Biji

inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30-50

% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat di makan.

2. Syarat tumbuh

Jarak pagar tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar

500 m dpl. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar adalah

625 mm/tahun. Namun, tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan

curah hujan antara 300-2380 mm/tahun.

Kisaran suhu yang sesuai untuk bertanam jarak adalah 20-26C.

pada daerah dengan suhu terlalu tinggi (di atas 35 C) atau terlalu rendah

(di bawah 15 C) akan menghambat pertumbuhan serta menggurangi

kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.

Tanaman jarak pagar mempunyai system perakaran yang mampu

menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan serta

berfungsi sebagai tanaman penahan erosi. Jarak pagar ddapat tumbuh

pada berbagai ragam tekstur dan jnis tanah., baik tanah berbatu, tanah

berpasirr, maupun tanah berlempeng atau tanah liat. Di samping itu,

jarak pagar juga dapat beradaptasi pada tanah yang kurang subur atau

tanah beragam, meiliki drainage baik, tidak tergenang dan pH tanah 5,0 –

6,5.

9 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

B. EKSTRAKSI MINYAK BIJI JARAK PAGAR

Minyak jarak tidak lebih kental dibandingkan minyak nabati

lainnya. Komponen terbesar minyak jarak adalah trrigliserida yang

mengandung asam lemak oleat dan linoleat. Sdangkan sifat fisik minyak

jarak dapat di lihat pada table berikut ini:

Sifat Fisik Satuan NilaiTitik nyala (flash point) ° C 236Densitas pada 15°C (density at 15°C) g/cm3 0,9177

Viskositas pada 30°C Mm2/s 49,15Residu karbon %(m/m) 0,34Kadar abu sulfat %(m/m) 0.007Titik tuang °C -2,5Kadar air Ppm 935Kadar sulfur Ppm <1Bilangan asam mg KOH/g 4,75Bilangan iod G iod/100g

minyak

966,5

1. Pengepresan Biji Jarak Pagar

Beberapa metode yang dapat di gunakan untk mendapatkan

minyak atu lemak dari bahan yang di duga mengandung minyak atau

lemak adalah rendering, teknik pengepresan mekanis (mechanical

expression ) dan menggunakan pelarut (solvent extraction). Pengepresan

mekanis merupakan cara pemisahan minyak dari bahan yang berupa biji-

bijian. Cara ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang

kadar minyaknnya tinggi, yaitu sekitar 30-70%. Minyak jarak pagar

terkandung dalam bahan yang berbentuk biji dengan kandungan minyak

sekitar 30-70 %. Dengan demikian metode extraksi yang paling sesuai

untuk biji jarak yaitu teknik pengepresan mekanis.

a. Pengepresan Hidrolik

Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan

tekanan. Tekanan yang dapat di gunakan sekitar 140,6 kg/cm.

besaranya tekanan akan mempengaruhi minyak jarak yang di hasilakn.

10 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Pada teknik pengepresan hidrolik sebelum di lakukan pengepresan, biji

jarak di beri perlakuan pendahuluan berupa pemberian suhu panas atau

pemasakan. Pemasakn dapat dilakukan dengan cara pemanasan di oven

atupun pengukusan dengan menggunakan uap air (steam). Pemasakan

biji jarak bertujuan untuk mengumpalkan protein dalam biji jarak.

Penggumpalan protein di perlukan untuk efisiensi ekstraksi.

Umunya pada pengepresan hidrolik jumlah minyak yang dapat di

peroleh mencapai 80 % darri kadar minyak yang terdapat pada daging

biji.

Diagram alir proses elkstraksi minyak jarak menggunakan metode

pengepresan hidrolik adalah sebagai berikut :

11 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Pemanenan tandan buah jarak pagar, minimal 50 % buah sudah

mateng dan dikeringkan

Pemasakan atau pemanasan biji untuk memtikan enzim lipase

Kulit biji

Penghancuran dengan alat giling. Kemudian kulit biji di

pisahkan dengan alat pemisah.

b. Pengepresan Berulir

Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir

(screw) merupakan teknologi yang lebih maju dan banyak di gunakan

di industry pengolahan minyak jarak saat ini. Dengan cara ini biji jarak

di press dengan pengepresan berulir (screw) yang berjalan secara

kontinu. Pada teknik ini, biji jarak yang akan di ekstaksi tidak perlu di

beri perlakukaan pendahuluan. Biji jarak kering yang akan di ekstraksi

dapat langsung di masukkan ke dalam screw press. Tipe alat

pengepresan berulir yang di gunakan dapat berupa pengepresan berulir

tunggal (single screw press). Atau pengepresan bergulir ganda (tuin

screw press).

Rendemen minyak jarak yang dihasilakn dengan tteknik

pengepresan berulir tunggal sekitar 21- 24 % sementara rendemen

minyak jarak yang dihasilkan dnegan teknik pengepresan berulir ganda

sekitar 24-27 %.

12 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Daging biji di hancurkan dengan alat mincer hingga lumat.biji

yang telah hancur siap diperas

Minyak jarak pagar sudah selesai di pres

Daging biji di kempa dengan alat kempa hidrolik

Bungkil (sisa) kandungan minyak pada bungkil sekitar 5

% berat bungkil.

Salah satu kelebihan pengepresan dnegan menggunakan ulir

adalah proses dapat dilakukan secara kontinu, sehingga terekstrak

keluar dari biji akaibat pengepresan oleh ulir. Kemudian , minyak dapt

keluar dan langsung terpisah dari ampas bungkil yang keluar pada

ujung ulir.

c. Kombinasi Pengepresan Mekanis Dengan Extraksi Pelarut

Teknik pengepresan mekanik juga dapat di kombinasikan

dnegan teknik ekstraksi menggunakan pelarut. Walaupun mutu yang di

hasilakn bila menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut cukup

bagus. Tetapi dari segi biaya produksi sangat mahal. Dengan demikian

kombinasi metode pengepresan dengan metode ekstraksi pelarut tidak

sasuai untuk industry kecil menengah. Kombinasi teknik ini lebih

sesuai bila di terapakan untuk industry besar.

Metode kombinasi ini dapat di lihat pada bagan di bawah ini :

13 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Biji jarak kering

Ampas/ bungkil

solvent

Ampas / bungkil

Minyak jarak (21-

24 %)

Destilasi

Pengepresan berulir

Solvent extraction (pelarut heksan)

2. Pemurnian minyak

Tujuan utama pross permurnian minyak adalah untuk

menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, mencegah timbuknya

warna yang tidak menarik, serta memperpanjang masa simpan minyak

sebelum digunakan. Pada poses pembuatan biodiesel dari minyak jarak,

minyak dapat di murnikan terlebih dahulu untuk menghilangkan

senyawa pengotor yang terkandung di dalam minyak jarak dapat

rendahnya kualitas biodiesel yang dihasilkan sehingga mesin disel tidak

dapat berjalan dengan baik atau bahkan merusak bagian alat pada mesin

disel.

Senyawa pengotoran yang biasa terkandung di dalam minyak

jarak diantaranya adalah gum (getah atau lender yang terdiri dari

fospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin), asam lemakbebas

dan senyawa pengotor lainnya.

a. Proses Pemisahan Gum(Degumming)

14 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Minyak jarak (6- 9%)

Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau

lender yang terdiri dari fospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan

resin, tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak.

Biasanya proses ini di lakukan dengan cara penambahan asam posfat ke

dalam minyak, lalu di panaskan sehingga akan membentuk senyawa

fosfolipid yang lebih mudah terpisah darri minyak. Kemudian di susul

dengan proses pemusingan (sentrifusi)

b. Proses Pemisahan Asam Lemak Bebas (Netralisasi)

Netralisai adalah suatu proses pemisahan asam lemak bebas

dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas

dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun.

Pemisahan asam lemak bebas dapat juga dilakukan dengan cara

penyulingan yang di kenal dengan istilah deasidifikasi.

c. Proses Pemucatan (Bleaching)

Pemucatan adalah suatu tahap proses pemurnian minyak untuk

mengahsilakn zat-zat warna yang tidak di sukai dalam minyak.

Pemucatan dapat dilakukan dengan mencampur minyak dengan

sejumaah kecil adsorben, seperti tanah serap (fuller earth) lempung

aktif (activated clay) dan arang aktif, atau dapat juga menggunakan

bahan kimia. Absorben akan menyerap zat-zat warna pengotor sehingga

minyak menjadi lebih jernih. Namun untuk tujuan pembuatan biodiesel,

proses ini tidak di perlukan.

d. Proses Penghilangan Bau (Deodorisasi)

Deodorisasi adalah suatu proses pemurnian minyak yang

bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak dalam minyak.

Prinsip proses deodorisasi, yaitu penyulingan minyak dengan uap panas

dalam tekanan attmosfer atau keadaan pakum. Hanya saja untuk

biodiesel, proses ini tidak di perlukan.

15 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

C. PROSES PRODUKSI BIODIESEL

1. Skala Laboratorium

Pada proses produksi biodiesel skala laboratorium , reaktan yang di

perlukan dapat berupa methanol atau etanol. Jenis katalis yang di gunakan

adalah katalis KOH dan NaOH. Apabila reaktannya methanol maka

perbandingan antara trigdiiserida dan methanol yang di pakai adalah 10 :

1. Katalis yang di gunakan adalah KOH dengan konsentrasi 1 %

berdasarkan bobot minyak yang akan diproses. Sementara itu, apabila di

gunakan pelarut etanol dengan menerapkan 70% akses (kemurnian 100%)

maka perbandingan antara trigliserida dan etanol adalah 5,1 : 1.

Berdasarkan bobot trigleserida yang dip roses maka di gunakan 1,3 %

KOH.

Pada proses produksi skala kecil (laboratorium) reaksi

transesterifikasi dapat di lakukan dalam labu leher 3 (three-neckedflask)

atau bejana lain yang terbuat dari kaca atau plastic berkapasitas 1-2 leter

yang dilengkapi dengan kondensor refluks, thermometer dan saluran

pengambilan sampel. Bejana tersebut di tempatkan pada water bath (bak

air) dengan suhu konstan (55-60 °C) pengaduan dilakukan dengan

menggunakan magnetic stirrer atau motor pengaduk yang telah di atur

pada laju pengadukan 150-200rpm.

2. Penggandaan Skala (Scale Up)

Penggandaan skala di perlukan untuk meningkatkan skala produksi

biodiesel dari minyak jarak pagar pada kapasitas laboratorium menjadi

skala yang lebih besar (pilot plant atau industry). Melalui penggandaan

skala akan di peroleh rancangan proses produksi biodiesel kapasitas yang

lebih besar untuk mutu atau kwalitas produk biodiesel yang sama dengan

produksi skala laboratorium.

3. Skala Pilot Plant

16 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Roduksi biodiesel skala pilot palant merupakan pengembangan

dari proses produksi skala laoratorium yang telah oftimal. Proses produksi

biodiesel meliputi tiga tahap, yaitu tanssesterifikasi, terigteserida dengan

alcohol, seperasi hasil ester dan gliserin, serta pencucian dan pengeringan.

Berikut ini di sajikan diagram alir produksi biodiesel skala pilot palant.

4. Skala Industri

Prose biodiesel skala industry dapat di gambarkan pada diagram

proses di bawah ini. Walaupun pelarut yang di gunakan adalah etanol,

tetapi secara keseluruhan alur prosesnya sama bila menggunakan jenis

pelarut alcohol lainnya.

Untuk proses pembuatan biodiesel secara umum dapat di lihat pada bagan di

bawah ini :

17 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Minyak jarak

Pemanasan

Separasi

Transesterifikasi

percampuan

MethanolKatalis

Gliserol Biodiesel kasar

Sedangkan untuk reaksi transsesterifikasinya adalah sebagai berikut :

D. STANDAR MUTU BIODIESEL INDONESIA

Beberapa Negara telah menaetapkan standar biodiesel. Penetapan

standar biodiesel antara satu Negara dengan Negara lainnya berbeda.

Standar ini di sesuaikan dengan iklim dan kondisi masing-masing. Namun

Pada table di bawah ini penulis hanya menyajikan standar mutu biodiesel

Indonesia yaitu sebagai berikut:

No Parameter dan

Satuannya

Batas

Nilai

Metode uji Metode

Setara1 Masa jenis pada

40°C,kg/m3

850-890 ASTM D 1298 ISO 3675

2 Viskos, kinem, pada

40°C.mm2/s (cSt)

2,3-6,0 ASTM D 445 ISO 3104

3 Angka setana Min, 51 ASTM D 613 ISO 51654 Titik nyala (mangkuk

tertutup) °C

Min 100 ASTM D 93 ISO 2710

5 Titik kabut °C Maks. 18 ASTM D 2500 -6 Korosi Bilah Maks. No ASTM D 130 ISO 2160

18 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

Purifikasi

Biodiesel

Recovery metanol

Tembaga (3 JAM.

50°C)

3

7Residu karbon (%-b) Maks 0,05 ASTM D 4530 --Dalam contoh asli Maks 0,05 - ISO 10370-Dalam 10% ampas

distilasi

Maks 0.05

8 Air dan sedimen, % v Maks 0,05 ASTM D 27099 Temperatur distilasi

90% °c

Maks. 360 ASTM D 1160

10 Abu tersulvaktan % b Maks.

0,02

ASTM D 874 ISO 3987

11 Belerang, ppm-b

(mg/kg)

Maks 100 ASTM D 5453 PrEN ISO

2084412 Posfor ppm-b

(mg/kg)

Maks. 10 AOCS Ca 12-

55

FBI-A02-03

13 Angka asam (mg-

koh/g

Maks. 0.8 AOCS Cd 3-63 FBIA01-03

14 Gliserol bebas, %b Maks.0,02 AOCS CA 14-

56

FBI-A02-03

15 Gliserol total, %b Maks.

0,24

AOCS Ca 14-

56

FBI-A03-03

16 Kadar ester alkil, %b Min. 96,5 Dihitung FBI-A03-0317 Angka iiodium, %b

(g-12/100g)

Maks 115 AOCS Cd 1-25 FBI-A04-03

18 Uji halphen Negatif AOCS Cb 1-25 FBI-A06-03

E. PEMANFAATNA HASIL SAMPING DAN LIMBAH JARAK

PAGAR

1. Arang Aktif

Kulit biji jarak merupakan salah satu produk sampingan yang di

hasilakn pada proses ekstraksi biji jarak pagar untuk memproduksi

minyak jarak(jatropha oil). Kulit biji jarak pagar dapat di manfaatkan

untuk pembuatan arang aktif bila pada proses ekstraksinya kulit dari

daging biji di pisahkan terlebih dahulu. Bagian kulit pada jarak sekitar

35-42 %. Kulit biji jarak pagar banyak mengandung karbon sehingga

19 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak dan arang

aktif .

2. Kompos

Limbah tanaman jarak pagar yang belum termanfaatkan berupa

daun, dahan, ranting, kulit buah jarak, dan bungkil dapat di olah

menjadi kompos. Kompos adalah pupuk organic yang di buat melalui

proses pengoomposan. Pengomposan di definisikan sebagai

penguraian dan pemantapan baha-bahan organic secara biologis. Hasil

akhirnya berupa produk yang stabil sehingga baik di gunakan untuk

menggempurkan tanah, baik sebagai pupuk maupun conditioner tanah

tanpa merugikan lingkungan.

3. Sabun

Kandungan minyak pada biji jarak pagar sekitar 30 %. Usaha

pemanfaatn minyak jarak akan memberikan nilai tambah lebih besar

dengan cara pengolahannya menjadi produk sabun.

Pemanfaatan minyak jarak menjadi produk sabun merupakan

upaya yang paling menarik dan ekonomis. Hal ini di karenakan sabun

di butuhkan oleh masyarakat untuk mandi, mencuci muka, dan

aktivitas lainnya. Sebagaimana minyak nabati lainnya, minyak jarak

dapat di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena

mampu memberikan efek pembusaan yang sangat baik dan

memberikan efek positif terhadap kulit.

20 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN MASALAH

Pada dasarnya jarak pagar sudah lama di kenal oleh masyarakat

Indonesia, yaitu mulai pada tahun 1942 yang di perkenalkan oleh jepang

yang ketika itu menjajah bangsa Indonesia. Pada masa itu Jepang

memanfaatkan minyak Jarak sebagai bahan bakar kendaraan perang

mereka. Dengan adanya hal ini, seharusnya kita sebagai masyarakat

indonesiaharus sudah bisa memanfaatkan hasil pertanian Jarak Pagar

ini. Namun kenyataannya, pengembangan minyak jarak ini mulai di

kembangkan dari tahun2005.

Apabila kita melihat dari segi keadaan tanah Indonesia, tanaman

jarak pagar ini sangat cocok untuk di kembangkan, bahkan apabila kita

melihat keadaan wilayah kabupaten LOTENG pada khususnya, bahwa

potensi pengembangan jarak pagar sangat besar, sehingga sangat

baguslah ketika pemerintah provensi NTB menargetkan provensi NTB

pada tahun 2010 akan menjadi provensi Jarak, dan lebih khusus lagi

kabupaten Loteng akan menjadi kabupaten jarak.

Apabila kita meliahat dari manfaat tanaman jarak ini, maka

sangatlah banyak dan begitu besar memberikan andil bagi

21 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

perkembangan perekonomian Negara kita. Salah satunya adalah

pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel yang bisa di gunakan

sebagai alternative BBM. Selain itu juga, bahwa limbah minyak jarak

ini tidak akan di buang begitu saja, namun limbah ini masih bisa di olah

lagi menjadi sabun jarak yang sangat baik. Dan yang dapat memberikan

semangat untuk mengembagkan potensi tanaman jarak ini adalah

metode penanamannya tidak terlalu rumit dan sangat sederhana,

sehingga semua petani bisa membudidayakannya secara tradisional di

perkebunan rakyat.

Setelah kita melihat semua potensi dan manfaat dari tanaman jarak

di atas, maka yang menjadi masalh terbesar di sini adalah, masih

kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya semua itu, selain

itu juga masyarakat masih belum tahu bagaimana pengolahan biji jarak

tersebut, sehingga biasanya di derah perkampungan, banyak di

antaranya menggunakan tenaman jarak ini sebgai pagar halam rumah

mereka, sehingga seharusnyalah kita sebagai seorang calon Tenaga

Penyuluh Lapangan (TPL) bias memperkenalkan manfaat biji jarak ini

kepada masyarakat nanti.

Namun setelah penulis melihat table target pemerintah provensi

NBT untuk mengmbangkan tanaman jarak ini, bias membuat penulis

sedikit lega dan penulis berharap semua yang di targetkan itu bisa

terlaksana dengan baik. Akan tetapi semua harapan ini berkurang

ketika, penulis melihat berita di media cetak Lombok Post yang

mengatakan bahwa “MATARAM - Enam unit mesin pengolah biji jarak

bantuan Jepang, Departemen Perindustrian dan Departemen Energi Sumber

Daya Mineral keseluruhan senilai Rp1 miliar, mubazir.Mesin-mesin ini adalah

bagian dari proyek prestisius Pemerintah Provinsi untuk menjadikan Nusa

Tenggara Barat (NTB) sebagai Propinsi Jarak, belum pernah digunakan

menganggur di Kabupaten Dompu satu unit, Kabupaten Lombok Timur satu

22 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

unit, dan masing-masing dua unit di Kabupaten Lombok Tengah dan

Kabupaten Lombok Barat.”

Berita ini menunjukkan bahwa pemerintah juga kurang serius menanggapi

potensi tanaman jarak ini. Potensi tanaman jarak masih sedikit sekali

pemanfaatnnya, padahal apabila kita melihat bagaimana pentingnya tanaman

ini, yaitu bisa menggantikan fungsi dari minyak diesel/ solar. Selain itu juga,

proses pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel tidak terlalu rumit, bahkan

bisa di katakan sederhana. Dan melihat dari modal produksi cukup mahal, akan

tetapi hal ini akan sebanding dengan hasil yang di peroleh nantinya. Akan

tetapi kesadaran masyarakat masih kurang.

Selain masalah di atas, masih terdapat satu masalah yang penulis rasa

perlu di bahas. Ketika nantinya, semua program pengembangan minyak jarak

ini terlaksana, maka semua tenaga ahli yang akan di gunakan bisa di katakana

akan berasal dari luar daerh, bahkan dari luar negeri. Hal ini di karenakan oleh,

kurangnya pengetahuan kita dalam mengolah tanaman jarak. Untuk itulah,

seharusnya kita mempelajari semuanya,agar kita bisa untuk memanfaatkan

semua potensi ini.

Setelah membahas dari segi sumber daya manusianya, penulis akan

membahas masalah kesalahan teknis yang terjadi ketika pemprosesan minyak

jarak ini yaitu biasanya para petani memetik buahnya satu persatu. Seharusnya

langkah yang efiktif itu adalah memetik satu buah tangkai yang terdapat buah,

dengan syarat dalam satu tangkai itu terdapat 50 % buah sudah masak.

Selain masalah pemanenan terdapat masalh pengeringan Masalah itu

adalah cara pengeringan yang kurang efektif, sehingga minyak jarak yang di

hasilakn kurang baik. Pengeringan harus sampai kandungan airnya mencapai

5-7 %, karena ketika kandungan airnya lebih dari itu maka akan terjadi

pembusukan dan bercendawaan.

23 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

B. PEMECAHAN MASALAH

Dari beberapa permasalahan di selanjutnya penulis akan mencoba untuk

mencari solusi agar masalah tersebut dapat terselesaikan.

Pertama, salah satu langkah yang baik untuk menambah pengetahuan

masyarakat adalah dengan memberikan penyuluhan, seberapa penting tanaman

jarak ini untuk kehidupan masyarakat. Selain itu masyarakat juga di berikan

pengetahuan bagaimana mengolah tanaman jarak ini agar kemudian banyak

petani yang bisa menanam tanaman jarak pagar ini.

Kedua, pemerintah perlu memaksimalkan semua potensi yang ada, sperti

lahan yang banyak dapat di gunakan, dan semua peralatan dapat di gunakan

denagn maksimal.

Ketiga, pengeringan biji jarak harus di sesuaikan, jangan sampai masih

banyak terdapat kandungan air di atas standar. Selain itu, setelah selesai di

keringkan, diusahakan agar langsung dip roses menjadi minyak jarak.

Kempat, para ilmuan harus menambah penelitian dan memeberikan

pengetahuan bagi para siswa agar menjadi penerus, sehingga Indonesia tidak

kekurangan tenaga ilmuan.

Kelima, penulis memberikan solusi untuk menggunakan analisis SWOT, yaitu

24 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

1. Strength (kekuatan)

2. Weakness (kelemahan)

3. Opportunities (kesempatan)

4. Threats (Ancaman)

Maksud dari analisis SWOT ini adalah :1. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan )

2. Lemah (sehingga dapat segera dibenahi)

3. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)

4. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)

Dengan analisis SWOT ini, maka kita bisa memenejemen semua hal yang

terkait dengan tenaman jarak ini, yaitu dari pembibitannya, sampai pemasarannya

atau pemanfaatnnya.

25 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di tarik beberpa kesimpulan sebagai berikut :

1) Tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang penuh dengan manfaat

seperti minyaknya sebagai bahan biodiesel, dan bahan baku sabun jarak,

namun kurangnya pengetahuan masyarakat membuat terhambatnya

potensi ini.

2) Biodiesel merupakan salah satu bahan alternative untuk menggatikan

bensin ketika BBM mulai berkurang nantinya.

B. Saran

Di sarankan kepada pemerintah, agar lebih memperhatikan potensi

tanaman jarak ini, karena dapat memberikan manfaat yang sangat besar.

Saran yang kedua, penulis tujukan kepadda, teman-teman TPL, agar

ketika kita menyuluh nanti, kita harus memiliki pengetahuan yang banyak

agar menjadi tenaga penyuluh yang propesional.

26 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i

DAFTAR PUSTAKA

http//www.bkbm.go.id._Copyright © 2006 Direktorat Pengembangan

Potensi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Tim penyusun. 2006. Jarak pagar tanaman penghasil biodiesel. Penebar

Swadaya.Jakarta

http//www.lomboknews.com

http://www.catatan1989.blogspot.com 2008-11-04 14:10:54

27 | T u g a s K i m i a B a h a n O z i