204027731 1 memperbaiki sistem starter 1

Upload: nael-mrboen

Post on 10-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

ibj

TRANSCRIPT

  • MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM STARTER

    Untuk Sekolah Menengah Kejuruan

    Bidang Keahlian : Teknik Mesin Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

    Berdasarkan Kurikulum SMK yang Disempurnakan (Kurikulum SMK Edisi 1999)

    Penyusun : Drs.Willem Loemau

    Editor :

    Sasongko Leksono AP.ST

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI

    VOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER JL. Teluk Mandar, Arjosari, Tromol Pos 5 Malang, 65102, Telp. (0341) 491239, Fax. (0341) 491342

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter i

    KATA PENGANTAR

    Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang

    Keahlian Teknik Motor, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).

    Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaianya, karena itu kepada semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.

    Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.

    Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penulisan naskah bahan ajar ini.

    Jakarta, Agustus 2000 Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr. Ir. Gatot Hari Priowiryanto NIP 130675814

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter ii

    PROFIL KOMPETENSI TAMATAN PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

    J Memperbaiki kerusakan pada sistem kelistrikan otomotif

    J1. Menggunakan dan merawat peralatan perbaikan sistem kelistrikan otomotif

    J2. Memperbaiki kerusakan pada sistem motor stater

    J3. Memperbaiki kerusakan pada Sistem Starter

    J4. Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian konvensional

    J5. Memperbaiki kerusakan pada sistem penerangan dan sistem tanda

    J6. Memperbaiki kerusakan pada sistem pembersih kaca

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter iii

    DAFTAR ISI

    JUDUL MODUL

    Kata pengantar ............................................................................................ i

    Struktur Profil Kompetensi Tamatan ............................................................ ii

    Daftar Isi ...................................................................................................... iii

    Pendahuluan ............................................................................................... iv

    Tujuan Umum Pembelajaran ....................................................................... v

    Petunjuk Penggunaan Modul: ...................................................................... vi

    Kegiatan Belajar 1, ....................................................................................... 1

    Kegiatan Belajar 2, ....................................................................................... 13

    Kegiatan Belajar 3, ....................................................................................... 27

    Informasi Tambahan .................................................................................... 40

    Kegiatan Belajar 4, ....................................................................................... 42

    Kegiatan Belajar 5, ....................................................................................... 48

    Kegiatan Belajar 6, ....................................................................................... 55

    Kegiatan Belajar 7 ........................................................................................ 59

    Kegiatan Belajar 8 ........................................................................................ 62

    Lembar Evaluasi .......................................................................................... 65

    Lembar Jawaban ......................................................................................... 70

    Umpan Balik................................................................................................. 72

    Daftar Pustaka ............................................................................................. 73

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter iv

    PENDAHULUAN

    Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor

    tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama

    kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai

    penggerak mula dapat digolongkan antara lain :

    Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.

    Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.

    Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.

    Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.

    Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik

    sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat

    menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil,

    Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil,

    ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri

    ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar

    sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat

    gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi

    dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat awall

    start.

    Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang

    cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal

    start (tidak dapat dihidupkan).

    Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran

    dalam motor mobil dapat berlangsung adalah :

    Motor bensin Motor diesel injeksi

    langsung

    Motor diesel injeksi tidak

    langsung

    60-90 Rpm 80-120 Rpm 60-140 Rpm

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter v

    TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

    Setelah mempelajari Modul ini peserta belajar, diharapkan :

    Memahami Fungsi dan prinsip kerja dari Motor Starter.

    Memahami Konstruksi dan cara kerja Motor Stater.

    Menyebutkan Komponen-komponen Motor Starter.

    Memperbaiki Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada Motor Starter.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter vi

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    Modul dengan judul Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter ini

    dibuat untuk digunakan bagi siswa SMK Jurusan Mekanik Otomotif .

    Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka beberapa hal berikut

    ini harus di persiapakan dahulu, diantaranya :

    Model/Benda asli

    Wall Chart

    Papan Tulis

    Penyajian modul ini dilakukan dengan metode mandiri, diskusi, dan

    demonstrasi.Proses pembelajaran dalam modul ini, kita bagi dalam beberapa

    kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan seterusnya secara berurutan.

    Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses belajar

    mengajar sebaiknya digunakan benda peraga asli dan percobaan (demonstrasi)

    dalam pembelajaran materi. Peserta juga diharuskan memperhatikan

    keselamatan kerja yang sudah di tetapkan.

    Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta belajar dapat

    melaksanakan perbaikan gangguan dalam Sistem Starter.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 1

    KEGIATAN BELAJAR 1

    PRINSIP MOTOR STARTER

    Tujuan Khusus Pembelajaran

    Peserta belajar di harapkan dapat :

    Menerangkan prinsip kerja dari motor starter.

    Menjelaskan hubungan antara kecepatan putar motor starter dengan

    besarnya arus yang mengalir.

    Menjelaskan hubungan antara kecepatan putar motor starter dengan

    kecepatan putar poros engkol.

    Menerangkan kemampuan momen putar motor starter dalam menggerakan

    poros engkol (motor).

    Menjelaskan pengaruh temperatur motor terhadap kemampuan putar motor

    starter.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 2

    Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar

    penghantar akan timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan

    tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar.

    Kaidah sekrup ulir kanan

    Gambar 1.1

    Kaidah ibu jari kanan

    Gambar 1.2

    Arus listrik mengalir sesuai arah

    panah.

    Medan magnet searah dengan

    putaran jarum jam.

    Ibu jari menunjukkan arah arus

    listrik.

    Keempat jari lainnya

    menunjukkan arah medan

    magnet.

    Dalam simbol listrik dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 1.3

    Arus menjauhi kita.

    Arah garis gaya magnet searah

    putaran jarum jam

    Gambar 1.4

    Arus mendekati kita.

    Arah garis gaya magnet

    berlawanan putaran jarum jam.

    Arah garis gaya magnet

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 3

    Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet

    permanen maka garis-garis gaya magnet pada magnet permanen dan pada

    penghantar akan saling berinteraksi sebagi berikut:

    Garis gaya magnet yang searah akan saling memperkuat dan garis gaya

    magnet yang berlawanan saling memperlemah.

    Pada kumparan akan timbul gaya elektro magnet sehingga kumparan

    terdorong kebawah (sesuai arah panah)

    Sebuah penghantar berbentuk U ditempatkan diantara dua kutup magnet

    permanen, kemudian pada penghantar tersebut dialiri arus listrik maka

    penghantar akan berputar.

    Sisi penghantar terdorong keatas dan sisi penghantar terdorong

    kebawah, sehingga pada sumbu penghantar terdapat gaya saling berlawanan

    (kopel) dan penghantar akan berputar searah putaran jarum jam.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 4

    Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal

    dijelaskan sebagai berikut :

    Arus listrik mengalir dari baterai sikat positif komutator sikat negatif

    baterai . .

    Sisi kumparan (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan

    garis gaya magnet searah putaran jarum jam.

    Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi

    dengan medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya

    magnet yang mengarah kebawah (arah panah).

    Sisi kumparan (arus mendekati kita) membentuk medan magnet, dengan

    garis gaya magnet berlawanan arah putaran jarum jam.

    Medan magnet yang timbul antara kutub-kutub magnet saling berinteraksii

    dengan medan magnet pada kumparan dan menghasilkan gaya magnet

    mengarah keatas.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 5

    Akibat dari arah kedua gaya magnet yang berlawanan tersebut maka anker

    akan berputar setengah putaran searah jarum jam

    Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya

    satu arah melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor

    yang teratur secara terus menerus atau kontinyu..

    Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang

    kumparan yang berada dalam medan magnet.

    Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan

    untuk menjamin putaran motor yang lebih teratur.

    Prinsip dasar motor seri arus searah.

    Pada umumnya motor stater yang digunakan untuk motor mobil adalah motor

    seri arus searah seperti yang ditunjukkan pada gambar prinsip berikut ini.

    Motor seri DC : Kumparan medan terhubung seri dengan kumparan anker.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 6

    1. Sifat starter.

    Grafik motor starter 0,8 Kw dengan batterai 40 AH N4749

    Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar

    berbanding secara proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin

    rendah putaran motor, makin besar arus yang mengalir sehingga menghasilkan

    tenaga putar (torsi) yang besar.

    Semakin tinggi putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri) pada

    kumparan anker, sehingga arus yang mengalir pada motor starter menjadi kecil

    dan mengakibatkan tenaga putar (torsi) yang dihasilkan rendah.

    Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan

    tegangan yang diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada

    waktu menstart motor, dimana diperlukan tenaga yang sangat besar.

    Grafik diatas menunjukan hubungan antara torsi, arus, dan tegangan pada

    motor starter berukuran bisa (0,8 Kw) ketika di lakukan pengujian kapasitas.

    Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila tegangan pada motor starter

    bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Dengan demikian

    kapasitas motor starter sangat erat hubungannya dengan tegangan baterai.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 7

    Hubungan antara kecepatan putar motor starter dan arus.

    Hubungan antara kecepatan putar dan arus dapat dilihat pada grafik

    sebelumnya. Pada saat distart, arus yang mengalir menurut grafik pada putaran

    nol, adalah 330 A (lihat titik perpotongan antara putaran / rpm, dengan garis

    horisontal arus).

    Pada waktu itu tegangan terbaca 5,5 V (tarik garis vertikal memotong garis

    tegangan dan dari titik tersebut tarik garis horizontal memotong (V).

    berdasarkan data arus dan tegangan , maka dapat di hitung jumlah tahanan( R )

    sebagai berikut:

    R = I

    V 016,0330

    5,5

    Pada saat purtaran motor starter naik mencapai 5000 rpm, arus yang mengalir

    pada motor starter pada tegangan 11 V akan menjadi:

    I = R

    VA5,687

    016,0

    11

    Tetapi seperti dilihat pada grafik sebelumnya arus yang mengalir hanya 70 A.

    Hal ini disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri) pada kumparan

    anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya arus dari baterai.

    Besarnya arus yang mengalir pada motor starter adalah :

    I = R

    eV

    Menjadi: e = V IR

    Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sebagai berikut :

    e = 11 70 x 0,016 = 9,88V

    Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70

    Amper, hal ini disebabkan karena adanya tegangan balik akibat induksi diri

    pada kumparan anker kira-kira sebesar 9,88 Volt.Sehingga akhirnya arus yang

    mengalir :

    I =

    R

    eVA70

    016,0

    88,911

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 8

    Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi

    dari starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya

    arus lawan, maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya

    arus ke kumparan medan dan kumparan anker akan berkurang sehingga motor

    starter akan menstabilkan putarannya.

    Pada saat hambatan putaran membesar putaran motor starter lambat, arus

    lawan pada kumparan anker dan kumparan medan kecil, torsi yang dihasilkan

    akan menjadi besar

    Kecepatan putar poros engkol.

    Seperti yang telah diterangkan terdahulu bawah fungsi motor starter yang dii

    kehendaki adalah memutarkan motor secukupnya untuk memperoleh putaran

    minimum sehingga proses pembakaran dalam silinder motor bisa berlangsung..

    Kecepatan minimum yang dibutuhkan untuk menstarter motor, disesuaikan

    dengan kecepatan putar poros engkol adalah sebagai berikut:

    a Model motor

    Yang di maksudkan model motor di sini adalah meliputi banyaknya

    silinder, volume silinder, bentuk ruang bakar dan sifat-sifat karburatornya.

    b Kondisi motor

    Pengertian disini adalah meliputi temperatur tekanan udara, campuran

    udara bensin dan loncatan api

    c Faktor lain

    Adalah putaran minimum yang di butuhkan untuk menghidupkan motor ,

    terutama pada saat temperatur rendah.

    Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal,

    tekanan kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik

    untuk motor bensin yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d

    2000 adalah 60~ 90 rpm. Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar

    poros engkol adalah sebagai berikut :

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 9

    Motor bensin

    Motor diesel

    1 ~ 2 silinder (500 cc) 120 rpm

    4 ~ 6 silinder (1000 2000 cc) 60 ~ 90 rpm

    4 silinder 60 rpm

    6 silinder 100 rpm

    Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun

    motor masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada

    sistem yang lain. Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai

    tidak menurun, maka poros engkol dapat distart kembali dengan putaran poros

    engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada saat distart, putaran yang lebih rendah dari

    ketentuan diatas maka arus yang lebih besar akan mengalir pada motor starter

    sehingga tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan coil pengapian

    berada dibawah normal ( 8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak berfungsi.

    Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila tegangan

    baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.

    2. Pentingnya Torsi Untuk Menggerakkan Motor.

    Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam

    menentukan apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

    Setiap motor mempunyai maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4

    silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc maksimum torsinya adalah 0,8 ~ 1,0 kg-m.

    Untuk dapat menggerakkan motor dengan kapasitas tersebut, diperlukan torsi

    yang melebihi (sampai 6 kg m) tetapi dalam hal ini starter hanya mempunyai

    torsi 0,8 ~ 1,0 kg-m, tentu kemampuan tersebut tidak dapat memutar poros

    engkol. Untuk memperbesar torsi yang dihasilkan, maka dilakukan dengan

    bantuan roda gigi (gear).

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 10

    Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 13, maka torsi akan

    menjadi 10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan

    perbandingannya adalah sebagai berikut :

    Jumlah gigi starter pinion 9

    Jumlah gigi ring gear 115

    Jumlah perbandingan gigi 78,129

    115

    Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang

    diperlukan untuk starter adalah:

    Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter

    adalah 0,47 kg-m.grafik dibawah menunjukkan data output starter yang

    diperlukan oleh motor 12R.

    Pada grafik sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran adalah

    1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:

    rpm13378,12

    700.1 .

    Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih

    besar dari itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang

    cukup pada permulaan starter.

    mKg 47,078,12

    6

    Grafi motor starter dengan daya 0,8 Kw

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 11

    3. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Penentuan Jenis Starter.

    Tinggi rendahnya temperatur juga ikut menentukan jenis starter yang

    bagaimana yang paling cocok untuk dipergunakan pada suatu motor. Makin

    rendah temperatur berarti tahanan putaran motor makin bertambah, sehingga

    membutuhkan torsi yang lebih besar pula untuk dapat memutarkan engkol.

    Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan suatu starter yang mempunyai daya

    tahan panas yang tinggi, ukurannya kecil dan ringan, dengan kecepatan roda

    gigi yang mampu membangkitkan torsi yang lebih besar.

    Jenis starter yang dapat memenuhi kondisi seperti diatas, dikenal dengan

    starter reduksi. Penggunaan sifat starter reduksi yang dapat menimbulkan torsii

    yang besar pada waktu start, dan dengan menyesuaikan tenaga baterai, maka

    mampu distart pada waktu temperatur rendah.

    Sifat Start pada Temperatur Rendah.

    Gambar grafik motor starter reduksi dengan daya 1,0 Kw

    Mengenai sifat-sifat start pada temperatur rendah dapat dijelaskan dengan

    bantuan gambar output starter reduksi (1,0 kw) yang digunakan pada motor

    12R.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 12

    Motor 12 R yang menggunakan baterai 50 AH dan distart pada waktu

    temperatur rendah adalah seperti berikut ini. Pada temperatur rendah

    (-250C) tahanan putaran motor bertambah, diperlukan torsi yang berkekuatan

    11,5 kg-m dengan putaran poros engkol 80 rpm.

    Jumlah gigi pinion starter 9

    Jumlah gigi ring gear 115

    Jadi perbandingan 78,129

    115

    Untuk menggerakkan poros engkol diperlukan torsi pada starter sebagai berikut

    :

    Kgm9,078,12

    5,11

    Dalam gambar grafik starter reduksi, keluaran (out put) pada saat torsi 0,90 kg-

    m, putaran starternya adalah 1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran

    (NE) sebagai berikut :

    NE = 8678,12

    000.1 rpm

    Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini

    arus yang mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar

    dan mencukupi, tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada

    starter dapat dijaga lebih dari 8,0 V .Maka yang diperlukan untuk start pertama

    sudah terpenuhi.

    Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur

    rendah maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu

    temperatur rendah, untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup

    maka kapasitas baterai harus lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas

    baterai merupakan faktor yang terpenting.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 13

    KEGIATAN BELAJAR 2

    KONSTRUKSI MOTOR STARTER

    Tujuan Khusus Pembelajaran

    Peserta belajar di harapkan dapat :

    Menyebutkan nama-nama komponen motor starter

    Menerangkan fungsi dari bagian-bagian utama motor starter

    Menjelaskan cara kerja bagian-bagian utama motor starter.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 14

    Motor starter biasa (starter dorong dan sekrup elektromagnetis)

    Gambar Konstruksi motor starter biasa

    Keterangan :

    1. Kumparan penahan 14. Kontak utama

    2. Kumparan penarik 15. Pegas pengembali kontak

    3. Pegas pengembali 16. Plat penghubung kontak

    4. Lengan pendorong 17. Rumah selenoid

    5. Pegas penghantar 18. Rumah komutator

    6. Rumah kopling 19. Rumah sikat arang

    7. Plat rumah kopling 20. Sikat arang

    8. Roda gigi pinion 21. Lamel komutator

    9. Poros anker 22. Sepatu kutup magnet

    10. Ring pembatas 23. Anker

    11. Sekrup ulir memanjang 24. Rumah motor starter (yoke)

    12. Ring penghantar 25. Kumparan medan

    13. Terminal 30

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 15

    Motor starter tersusun dari bagian-bagian yang dapat menghasilkan gaya putar,

    mekanisme pemindah tenaga dan saklar magnet yang berfungsi memajukan

    kopling starter supaya dapat berkaitan dengan roda gaya motor.

    1. Bagian Yang menghasilkan Gaya Putar.

    1.1 Rumah Motor Listrik dan sepatu Kutub

    Rumah starter (yoke) sebagai tempat mengikatkan sepatu kutub yang

    dibuat dari besi/logam berbentuk silinder dan sekaligus merupakan rumah

    anker. Sedangkan sepatu kutub berfungsi untuk menopang kumparan

    medan dan memperkuat medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan

    medan. Pada umumnya setiap starter mempunyai 4 buah sepatu kutub

    yang diikatkan pada rumah starter dengan sekrup.

    1.2 Kumparan Medan

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 16

    Untuk menghasilkan medan magnet pada starter, pada starter tidak

    digunakan magnet permanen. Melainkan suatu medan magnet yang dii

    hasilkan melalui arus listrik yang dialirkan melalui kumparan yang di sebut

    kumparan medan.

    Kuparan medan dibuat dari lempengan tembaga yang mampu mengalirkan

    arus listrik yang besar. Arus yang mengalir melalui kumparan medan

    berfungsi untuk menghasilkan kemagnetan yang kuat pada sepatu kutub

    dan memperkuat garis gaya magnet. Kumparan medan dihubungan secara

    seri dengan kumparan anker.

    1.3 Anker

    Anker tersusun dari besi plat (kern), poros anker, komutator, kumparan

    anker dan bagian-bagian lainnya. Kedua ujung-ujungnya ditopang oleh

    bantalan-bantalan (bearing) yang memungkinkan anker dapat berputar

    diantara sepatu kutub. Kumparan anker dirakit dalm celah-celah plat dan

    masing-masing ujungnya di sambungkan pada sekmen komutator. Dengan

    demikian arus yang mengalir melewati semua kumparan dan anker dapat

    berputar dan menghasilkan momen putar (torsi).

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 17

    1.4 Sikat-sikat

    Motor starter biasanya dilengkapi dengan 4 buah sikat arang (brush) 2 buah

    diikatkan pada pemagang yang di isolasi dan dihubungkan dengan

    kumparan anker melalui komutator. Sedangkan sikat lainnya diikat pada

    pemegang yang dihubungan ke massa (body motor starter) sikat di tekan ke

    komutator oleh pegas. Bila sikat tersebut telah aus atau tekanan pegasnya

    menjadi lemah, maka sikat tidak akan dapat melakukan hubungan yang

    baik dengan komutator. Akibatnya, starter tidak akan dapat menghasilkan

    momen puntir yang cukup besar sesuai yang di butuhkan.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 18

    2. Mekanisme Pemindah Tenaga.

    2.1 Kopling Starter (Kopling Jalan Bebas)

    Kopling starter (kopling jalan bebas) berfungsi untuk memindahkan momen

    puntir dari poros anker ke roda gaya, dan mencegah pindahnya tenaga

    gerak motor kestarter apabila motor telah hidup akibat putaran motor

    melampaui putaran anker.

    Konstruksi kopling jalan bebas terdiri dari beberapa bagian seperti pinion,

    peluru, ulir memanjang, poros pinion dan tabung penggerak. Kopling jalan

    bebas semacam ini disebut juga kopling peluru. Kopling peluru di tempatkan

    di antara pinion dan tabung penggerak. Tabung penggerak disatukan

    dengan tabung alur ulir memanjang, sedangkan tabung bagian dalam

    menjadi satu dengan pinion.

    Untuk mempermudah pemindahan kopling jalan bebas atau pinion pada

    waktu pinion akan berkaitan/lepas dari roda gaya maka dibuat konstruksi

    alur spiral bagian luar gigi pinion dengan bagian luar gigi roda gaya.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 19

    2.1 Cara Kerja

    Apabila gigi pinion berhubungan dengan gigi roda gaya dimana akan terjadi

    gesekan antara tabung dalam dan peluru kopling. Pada saat itu jika tabung

    penggerak atau tabung luar berputar kearah panah maka peluru kopling

    akan tertekan oleh pegas kearah ruangan (alur) yang menyempit. Akibatnya

    tabung luar dan tabung dalam akan berputar kearah tanda panah sebagai

    satu unit yang utuh (gambar kiri).

    Tetapi setelah mesin hidup gigi pinion di putar oleh gigi gaya karena adanya

    perbedaan perbandingan gigi antara gigi pinion dan gigi roda gaya maka

    gigi pinion akan berputar lebih cepat dari putaran anker. Dalam hal ini dapat

    dikatakan bawah anker dalam keadaan diam dan hanya tabung bagian

    dalam kopling jalan bebas yang beputar kearah tanda panah (gambar

    kanan). Akibatnya peluru kopling akan bergerak ke alur ruangan yang lebih

    besar sehingga peluru kopling bebas, sehingga putaran anker tidak dapat di

    percepat oleh roda gaya. Jika pada saat ini kunci kontak di putar keposisi

    Off, maka gigi pinion akan terlepas dari roda gaya sihingga dengan mudah

    akan kembali ke posisi semula.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 20

    3. Proses Perkaitan Pinion.

    Gambar Proses Peerkaitan Gigi

    F = Kombinasi daya pada saklar magnet yang

    mendorong pinion dengan dorongan dari

    perputaran anker dan alur spline.

    T = Momen putar starter.

    Proses pada saat kunci kontak di putar kearah start sampai pada saat

    pinion berkaitan dengan roda gaya di gambarkan sebagai berikut

    Gambar A :

    Ujung-ujung dari gigi-gigi sedang bersentuhan dengan gigi roda gaya

    sehingga pinion tidak dapat maju. Pada saat ini ujung-ujung gigi pinion

    semuanya tertekan oleh bagian sisi dari gigi roda gaya. Sesudah meluncur

    melewati posisi seperti gambar B dan C, gaya T dan F akan menyebabkan

    pinion tergelincir kedalam dan terjadilah perkaitan dengan gigi roda gaya

    (gambar D)

    Perkaitan gigi yang lebih baik, menghasilkan kombinasi tenaga F dan T

    yang lebih besar, dan hal ini lebih baik untuk kopling starter dengan alur

    spline yang memungkinkan dengan gaya magnet yang kecil dapat

    menerima gaya F yang kuat.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 21

    4. Proses Pelepasan Pinion.

    Bila mesin telah hidup, pinion dan roda gaya berputar besama-sama.

    Putaran pinion lebih besar dari roda gaya. Sebagai contoh bila perbadingan

    putaran (rasio ) 15 maka jika motor berputar 1000 rpm maka pinion akan

    berputar 15000 rpm. Dengan adanya gigi alur memanjang pada poros anker

    maka tenaga atau gaya aksial pada kopling jalan bebas dengan arah yang

    sama memungkinkan terjadi proses pelepasan pinion yang cepat dan

    lembut. Bila anker mempunyai anker yang lurus maka pelepasan pinion

    akan tergangtung sepenuhnya oleh gaya pegas pengembali dari saklar

    magnet (selenoid).

    Dengan demikian, putaran mesin yang diputuskan langsung terhadap anker

    akan terjadi gaya tekan yang besar pada permukaan pinion dan roda gaya

    sehingga proses pelepasannya menjadi sulit. Ini merupakan salah satu

    alasan penggunaan kopling jalan bebas di samping fungsinya mencegah

    putaran motor starter melebihi putaran mesin.

    Lengan Pengerak dan Pegas Pendorong.

    Lengan pengerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion kearah berkaitan dan

    menarik kearah melepas dari roda gaya. Lengan penggerak di rakit menjadi

    satu dengan pegas pendorong apabila pinion akan berkaitan dengan roda gaya,

    maka tekanan pegas (2) bertambah besar sehingga kontak dengan terminal

    utama (3) lebih baik. Pegas pendorong juga berfungsi meringankan hentakan

    pada saat terjadi berturan gigi dan gigi seperti terlihat pada gambar berikut.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 22

    Dengan adanya gigi ulir memanjang maka bila terjadi kesalahan perkaiatan

    permukaan gigi, kopling tidak dapat mundur. Bila kunci kontak di putar kearah

    Off, kontak utama akan membuka. Potongan/jarak lengan penggerak pada

    kopling jalan bebas menjadi lebih besar dengan demikian maka anker berhenti

    berputar (lihat gambar di atas)

    Rem Anker

    Rem anker berfungsi untuk mennghentikan dengan segera putaran anker untuk

    memungkinkan dapat distart lagi secepat mungkin.Dua macam konstruksi rem

    anker mekanis

    Gambar sebelah kiri rem anker terpasang pada bagian belakang anker dan

    gambar sebelah kanan terpasang pada rumah kopling bagian depan. Rem

    anker mekanis menggunakan tegangan pegas dan plat gesek untuk

    pengereman.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 23

    Rem Anker Listrik

    Disamping rem anker mekanik, ada juga rem anker listrik yang bekerja

    berdasarkan arus listrik. Konstruksi motor starter ini sedikit berbeda dengan

    motor starter biasa, yaitu terdapat 2 buah kumparan medan. Satu kumparan

    medan terhubung seri dengan kumparan anker ke massa seperti motor starter

    yang biasa, dan kumparan medan lainnya langsung terhubung ke massa.

    Gambar diatas memperlihatkan rangkaian kelistrikan motor starter dengan

    kumparan shunt.

    Cara kerja pada saat saklar start ON, kumparan medan shunt memperkuat

    kemagnetan pada kumparan medan, pada saat saklar start Off, plat kontak

    terlepas, arus ke kumparan medan dan ke kumparan shunt terputus. Anker

    masih tetap berputar karena kelembaman masa, sisa-sisa kemagnetan pada inti

    besi (anker) memotong kumparan medan shunt sehingga terjadi induksi dengan

    arah arus dan garis gaya magnet yang berlawanan. Akibatanya anker segera

    berhenti berputar.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 24

    Saklar magnet

    Fungsi utama saklar magnet (saklar magnet) adalah untuk menghubungkan dan

    melepaskan kopling jalan bebas dengan roda gaya, dan sekaligus mengalirkan

    arus listrik yang besar ke motor starter melalui terminal utama.

    Gambar Kontruksi saklar magnet.

    Saklar magnet terdiri dari plat kontak yang dihubungkan dengan plunyer dan

    bekerja bersamaan. Seperti pada gambar, plunyer digulung oleh dua buah

    gulungan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut kumparan

    penarik. Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan

    kumparan penahan.

    Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini bereaksi dalam arah yang sama,

    maka plunyer akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang

    dihasilkan berlawanan arah maka masing-masing gaya magnet saling

    menghapuskan sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula dengan

    bantuan pegas pembalik (pegas pengembali).

    Kumparan penarik dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan dan

    kumparan anker, sedangkan kumparan penahan, dihubungkan langsung

    dengan massa. Adapun cara kerja saklar magnetnya adalah sebagai berikut :

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 25

    a. Pada saat saklar starter on

    Bila saklar starter diputar ke posisi ON,

    arus akan mengalir melalui kumparan

    penarik dan kumparan penahan.

    Akibatnya, akan terjadi gaya magnet

    pada kumparan penarik dan kumparan

    penahan dengan arah yang sama,

    seperti tanda panah pada gambar di

    samping Gaya-gaya tersebut akan

    menarik plunyer / plat kontak dengan

    kuat. Akan tetapi, arus yang dari

    kumparan penarik ke Kumparan

    medan dan anker belum mampu untuk

    memutar motor.

    b. Pada saat Menahan

    Setelah plat kontak menutup, terminal

    utama (MS) berhubungan dengan

    terminal C sehingga arus besar dari

    baterai akan mengalir ke Kumparan

    medan anker massa. Akibatnya

    anker berputar, sendangkan pada saat

    ini melalui kumparan penarik tidak ada

    arus yang yang mengalir, sehingga

    kemagnetannya hilang dan plunyer

    hanya ditahan oleh kemagnetan yang

    terjadi pada kumparan penahan saja.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 26

    c. Pada saat saklar starter OFF

    Apabila saklar starter di OFF kan, arus

    yang mengalir ke terminal 50 tidak ada.

    Pada saat ini plat kontak masih

    menutup, sehingga arus diterminal C

    selain mengalir ke motor, juga mengalir

    ke kumparan penarik, kumparan

    penahan langsung ke massa.

    Karena arus yang mengalir

    berlawanan, maka gaya magnet yang

    dihasilkan oleh kumparan penarik dan

    kumparan penahan akan saling

    menghapuskan satu sama lainnya,

    sehingga kemagnetan tersebut tidak

    mampu lagi menahan plunyer. Dengan

    demikan plunyer akan kembali ke

    posisi semula dengan bantuan pegas

    pembalik (pegas pengembali).

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 27

    KEGIATAN BELAJAR 3

    CARA KERJA MOTOR STARTER

    Tujuan Khusus Pembelajaran

    Peserta belajar di harapkan dapat :

    Menjelaskan cara kerja Motor Starter

    Menjelaskan cara kerja Motor Starter Reduksi.

    Menerangkan cara kerja Kopling Jalan Bebas.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 28

    1. Pada saat Kunci Kontak ON

    Apabila saklar starter diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui

    kumparan penahan ke massa dan dilain pihak kumparan penarik, Kumparan

    medan dan ke massa melalui anker. Pada saat ini kumparan penahan dan

    kumparan penarik membentuk gaya magnet dengan arah yang sama,

    dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama,

    seperti pada.gambar di atas.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 29

    Maka plat kontak (plunyer) akan bergerak ke arah menutup saklar utama,

    sehingga lengan penggerak menggeser kopling jalan bebas ke arah posisii

    berkaitan dengan roda gaya. Untuk lebih jelas lagi jalannya arus adalah sebagai

    berikut :

    Baterai terminal 50 kumparan penahan massa

    Baterai terminal 50 kumparan penarik Kumparan medan

    anker massa

    Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil

    maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan roda

    gaya menjadi lembut. Pada keadaan ini plat kontak belum menutup saklar

    utama.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 30

    2. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh

    Bila gigi pinion sudah berkaitan penuh dengan gigi roda gaya, maka plat kontak

    akan mulai menutup saklar utama, lihat gambar di atas. Pada saat ini arus akan

    mengalir sebagai berikut:

    Baterai terminal 50 kumparan penahan massa

    Baterai saklar utama terminal C Kumparan medan anker

    massa

    Seperti terlihat pada gambar, di terminal C ada arus, maka arus dari kumparan

    penarik tidak dapat mengalir, akibatnya plat kontak ditahan oleh kemagnetan

    yang ada pada kumparan penahan saja. Bersamaan dengan itu arus yang

    besar akan mengalir dari baterai ke Kumparan medan anker massa

    melalui saklar utama. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang

    besar yang digunakan memutar roda gaya. Bilamana motor sudah mulai hidup,

    roda gaya akan memutarkan anker melalui pinion. Untuk menghindari

    kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling jalan bebas akan

    membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang berlebihan.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 31

    3. Pada saat saklar starter off

    Sesudah saklar starter diputar ke Off, dan saklar utama dalam keadaan belum

    membuka (belum bebas dari plat kontak). Maka aliran arusnya sebagai berikut:

    Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C

    Kumparan medan Anker Massa

    Oleh karena saklar starter diputar ke posisi Off maka kumparan penarik dan

    kumparan penahan tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari

    terminal C sehingga aliran arusnya akan menjadi:

    Baterai Terminal 30 Terminal utama Terminal C

    Kumparan penarik Kumparan penahan Massa

    Karena arus kumparan penarik dan kumparan penahan berlawanan maka arah

    gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling

    menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan pegas pengembali dapat

    mnegembalikan plat kontak ke posisi semula. Dengan demikian lengan

    penggerak menarik kopling jalan bebas dan gigi pinion terlepas dari perkaitan.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 32

    MOTOR STARTER REDUKSI

    Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk

    yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat

    menghasilkan momen puntir yang lebih kuat, karena memakai gigi idle. Dengan

    gigi idle tersebut, gaya rotasi atau gaya putar dari anker diperlambat sampai

    sepertiga bagian sehingga dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat

    pada gigi pinion, walaupun bentuk motor starternya lebih kecil. Lihat gambar di

    bawah ini.

    Konstruksi dan cara kerja

    1. Motor Starter dengan Gigi Reduksi

    Motor starter ini terdiri dari anker starter dan sikat arang (brush). Seperti

    ditunjukkan pada gambar di atas, pinion penggerak, gigi idle dan gigi kopling

    jalan bebas berkaitan secara tetap. Putaran anker dipindahkan ke pinion

    penggerak, melalui gigi idle dan gigi kopling jalan bebas sehingga putarannya

    berkurang sampai seperempat setelah melalui mekanisme kopling.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 33

    2. Kopling starter (kopling jalan bebas)

    Seperti halnya pada starter konvensional, pada starter reduksipun dilengkapi

    dengan kopling jalan bebas. Untuk motor starter model reduksi ini,

    dipergunakan kopling jalan bebas seperti berikut:

    Gambar Kopling jalan bebas starter reduksi

    Kopling jalan bebas terdiri dari poros pinion yang perpindahannya jadi satu

    dengan pinion, tabung ulir memanjang yang disesuaikan terhadap kopling

    bagian dalam, kopling luar, peluru kopling dan gigi kopling.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 34

    Peluru kopling adalah jenis peluru luar (outer roller)

    Cara kerja : Akibat gerakan saklar magnet menyebabkabn plunyer menekan

    poros pinion dan karena konstruksi ulir gigi memanjang menyebabkab pinion

    maju sambil berputar lambat dan terjadi perkaitan dengan roda gaya. Putaran

    lambat pinion ini menjamin terjadinya perkaiatan yang lembut dengan roda

    gaya. Fungsi pegas penggerak adalah untuk meredam hentakan plunyer agar

    gigi-gigi tidak rusak.

    Gerakan maju pinion disertai putaran lambat agar bisa terjadi perkaitan yang

    baik dengan roda gaya. Jika perkitan dengan roda gaya gagal maka poros

    pinion akan tetap maju, titik kontak utama terhubung maka anker akan berputar

    dan akhirnya pinion berkaitan dengan roda gaya.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 35

    Cara kerja kopling jalan bebas

    Seperti ditunjukkan pada gambar di

    samping, mekanisme Kopling peluru

    adalah jenis peluru luar (outer roller).

    Bila starter bekerja, peluru-peluru

    akan meluncur ke dalam sehingga

    mengunci bagian dalam dan luar

    tabung kopling dan

    memutar/memindahkan momen

    puntir dari rumah kopling bagian luar

    (gigi kopling) ke rumah kopling

    bagian dalam (tabung ulir

    memanjang)

    Sebaliknya, apabila motor mulai

    hidup dan gigi roda gaya mulai

    memutar pinion, maka rumah kopling

    bagian dalam yang berhubungan

    dengan poros pinion dan ulir

    memanjang akan berputar lebih

    cepat di bandingkan dengan bagian

    luar kopling.Maka peluru-peluru akan

    menekan pegas-pegas (springs) dan

    kembali lagi ke posisi semula

    Akibatnya bagian dalam kopling akan bebas terhadap bagian luar dan

    mencegah terjadi putaran anker yang berlebihan (Over running).

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 36

    Saklar magnet

    Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, kumparan penarik untuk

    menarik plunyer dan kumparan penahan untuk menahan plunyer. Plunyer

    dipakai untuk mendorong pinion keluar dari kontak utama untuk mensuplai arus

    listrik dari batterai ke motor.starter.

    Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunyer, pada waktu

    yang bersamaan plunyer menekan pegas (springs 1). Plat kontak dan plunyer

    merupakan satu kesatuan. Jadi apabila saklar starter pada posisi ON, plunyer

    tertarik ke dalam dan poros plunyer mendorong kopling poros pinion keluar.

    Gambar di atas menunjukkan bahwa pegas (spring 2) dipasang di dalam

    plunyer. Fungsinya sama seperti pegas penggerak yang sudah diuraikan pada

    bagian yang menguraikan kopling jalan bebas. Apabila pinion menyentuh roda

    gaya, plunyer akan menekan pegas (spring 2) sehingga terminal utama tertutup.

    Dengan tertutup terminal utama, anker berputar dan selanjutnya pinion akan

    berkaitan dengan roda gaya secara sempurna.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 37

    Cara kerja starter reduksi

    1. Pada saat saklar starter ON

    Dengan memutar kunci kontak ke posisi start, arus akan mengalir melalui

    kumparan penahan dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke kumparan

    penarik dan kumparan medan, kumparan anker, massa. Pada saat ini,

    kumparan penarik dan Kumparan medan menghasilkan gaya magnet dengan

    arah yang sama.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 38

    2. Gigi Pinion Berkaitan Penuh

    Bila saklar magnet dan sekrup ulir memanjang telah mendorong gigi pinion

    sehingga terjadi perkaitan penuh dengan roda, plat kontak akan berhubungan

    dengan plunyer dan menghubung singkat saklar utama antara terminal 30 dan

    terminal C dengan demikian maka arus besar akan mengalir dari batterai ke

    motor starter sehingga motor akan berputar dan menghasilakan torsi yang

    besar. Pada waktu yang bersamaan tegangan pada ujung-ujung kumparan

    penarik mendapatkan potensial yang sama sehingga kumparan tersebut tidak di

    aliri arus. Plunyer di pertahankan pada posisi menempel ke kontak utama oleh

    gaya magnet pada kumparan penahan.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 39

    3. Selama Motor Hidup

    Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh roda gaya, sehingga

    kopling starter akan berputar bebas dan mencegah anker berputar pada

    kecepatan tinggi yang berlebihan (diluar batas).

    4. Pada saat saklar starter OFF

    Dengan memutar saklar starter ke posisi OFF, arus yang mengalir ke kumparan

    penahan akan terputus sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula, akibat

    dari dorongan pegas 2 (plunyer spring). Dengan demikian kontak utama (main

    contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn

    terputus, dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu

    dengan pengaruh pengereman dari gesekan antara sikat (brush) dan

    kommutator.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 40

    INFORMASI TAMBAHAN

    SUB STARTER

    1. Penjelasan

    Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan cabin

    angkat (lift cabin), saklar penghubung starter ditempatkan di ruang motor

    yang berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian starter dan mempermudah

    menghidupkan motor bila cabin sedang diangkat.

    2. Cara menggunakan penghubung starter

    a Putar kunci kontak pada posisi ON

    b Transmisi pada posisi netral

    c Bukalah cabin

    d Sambung penghubung starter dan start motor

    3. Cara kerja starter

    1. Persiapan untuk menghidupkan motor.

    Kunci kontak ON

    Saklar posisi Netral transmisi ON

    Penghubung saklar starter OFF

    Dengan kunci kontak di arahkan pada posisi ON, pindahkan

    transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari terminal

    B ke terminal starter, kunci kontak melalui relai saklar netral dan

    terminal penghubung starter.

  • Teknik Mekanik Otomoti f

    Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Starter 41

    2. Menghidupkan motor

    Transmisi posisi Netral ON

    Penghubung starter ON

    Dengan menekan penghubung saklar starter saat kunci kontak pada

    ON dan transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari

    baterai kunci kontak saklar pengaman transmisi netral saklar

    penghubung starter relai starter massa. Relay akan bekerja dan

    memungkinkan arus dari baterai secara langsung mengalir ke terminal

    S saklar dan starter memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan

    saklar starter dibebaskan atau berada pada posisi OFF tetapi motor

    tetap hidup karena kunci kontak berada di ON.

    3. Mematikan motor

    Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan

    mati bila kunci kontak diputar ke posisi OFF.