1.docx

15
Jari tangan sulit menggenggam akibat terjepit Abstrak Otot terdiri dari serabut otot yang disebut myofibril. Di serat tersebut dibagi menjadi dua filament, yaitu filamen tebal dan tipis. Pada bagian filamen tebal terdiri dari protein myosin dan sedangkan pada filamen tipis terdapat protein aktin, tropomiosin dan troponin. Pada proses kontraksi, ada pergeseran antara myosin dan aktin, yang diawali oleh pengikatan myosin dengan aktin. Tetapi sebelum itu proses ini membutuhkan kalsium yang nantinya akan terikat dengan troponin. Kalsium yang berikatan dengan troponin tersebut akan menarik kompleks troponin – tropomionin dari posisinya yang menghalangi tempat berikatnya aktin dan myosin. Setelah terjadi ikatan, myosin dengan tenaga yang berasal dari pemecahan ATP oleh ATP-ase menarik aktin kearah dalam yang membuatnya semakin pendek Kata Kunci : Aktin, Miosin, Troponin Abstract Muscle is composed of muscle fibers called myofibril. In such fibers are divided into two filaments, thick and thin filaments. In the thick filaments composed of the protein myosin and thin filaments, the proteins are actin, tropomyosin and troponin. In the process of contraction, there is a shift between myosin and actin, which is initiated by the binding of myosin with actin. But before that this process will require calcium bound to troponin. Calcium binding to troponin troponin complex will attract - tropomionin from its position blocking the actin and myosin berikatnya place. After bonding, myosin with energy derived from the breakdown of ATP by actin ATPase attract inward which makes getting shorter Keyword : Actin, Myosin, Troponin 1

Upload: mw

Post on 27-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1.docx

Jari tangan sulit menggenggam akibat terjepit

Abstrak

Otot terdiri dari serabut otot yang disebut myofibril. Di serat tersebut dibagi menjadi dua filament, yaitu filamen tebal dan tipis. Pada bagian filamen tebal terdiri dari protein myosin dan sedangkan pada filamen tipis terdapat protein aktin, tropomiosin dan troponin. Pada proses kontraksi, ada pergeseran antara myosin dan aktin, yang diawali oleh pengikatan myosin dengan aktin. Tetapi sebelum itu proses ini membutuhkan kalsium yang nantinya akan terikat dengan troponin. Kalsium yang berikatan dengan troponin tersebut akan menarik kompleks troponin – tropomionin dari posisinya yang menghalangi tempat berikatnya aktin dan myosin. Setelah terjadi ikatan, myosin dengan tenaga yang berasal dari pemecahan ATP oleh ATP-ase menarik aktin kearah dalam yang membuatnya semakin pendek

Kata Kunci : Aktin, Miosin, Troponin

Abstract

Muscle is composed of muscle fibers called myofibril. In such fibers are divided into two filaments, thick and thin filaments. In the thick filaments composed of the protein myosin and thin filaments, the proteins are actin, tropomyosin and troponin. In the process of contraction, there is a shift between myosin and actin, which is initiated by the binding of myosin with actin. But before that this process will require calcium bound to troponin. Calcium binding to troponin troponin complex will attract - tropomionin from its position blocking the actin and myosin berikatnya place. After bonding, myosin with energy derived from the breakdown of ATP by actin ATPase attract inward which makes getting shorter

Keyword : Actin, Myosin, Troponin

Skenario 7

Seorang anak berumur 10 tahun dibawa ibunya dating ke puskesmas dengan keluhan jari – jari tangan kanan terjepit pintu 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan jari tangan kanan 1, 2 dan 3 bengkak dan kesulitan menggenggam sesuatu dan menulis

Pendahuluan

Otot adalah spesialis kontraksi tubuh. Kontraksi otot dapat menggerakkan tulang – tulang yang melekat kepadanya sehingga tubuh dapat melakukan berbagai aktivitas. Dengan

1

Page 2: 1.docx

kemampuan untuk menggerakkan komponen – komponen intrasel tertentu, sel otot dapat

meregang dan memendek, yaitu kontraksi.1 Melalui kemampuan berkontraksinya yang sempurna, kelompok – kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja.

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar ditubuh, menghasilkan sekitar separuh dari

berat tubuh. Otot rangka membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita.1

Kontraksi otot yang terkontrol memungkinkan terjadinya gerakan tubuh keseluruhan maupun bagian – bagian tertentu, dapat pula memanipulasi benda eksternal, terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal yang berongga, sehingga kita dapat mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal.

Pembahasan

Anatomi Jari Tangan3

Tangan berada disebelah distal dari lengan bawah yang dibentuk oleh Carpus, Metacarpus, dan Phalanges Manus.

CarpusTerbentuk dari 8 Ossa Carpi yang tersusun 2 baris, proximal dan distal. Yang terdiri dari : Os Scaphoideum, Os Lunatum, Os Triquetrum, Os Pisiforme, Os Trapezium, Os Trapezoideum, Os Capitatum, Os Hamatum.

MetacarpusDibentuk oleh 5 ossa Metacarpalia yang terdiri dari basis, corpus, dan caput. Basis metacarpi bersendi dengan ossa carpi, sedangkan caput ossa metacarpi bersendi dengan phalanx proximal.

Phalanges ManusTerdiri dari 3 phalanx, yaitu phalanx proximal, phalanx media dan phalanx distal. Masing – masing phalanx terdiri dari basis, corpus, dan caput. Phalanx proximal merupakan yang paling terbesar, sedangkan pada phalanx distal kecil, pipih, dan ujungnya melebar.

Miologi Jari Tangan3

Otot tangan terdiri dari : Otot – otot Thenar, Otot – otot Hypothenar dan Otot – otot Vola Manus.

Otot Thenar terdiri dari : M. Abductor Pollicis Brevis, M. Opponens Pollicis, M. Flexor Pollicis Brevis, M. Adductor Pollicis.

2

Page 3: 1.docx

Otot Hypothenar terdiri dari : M. Abductor Digiti Quinti Manus, M. Flexor Digiti Quinti Brevis Manus, M. Opponens Digiti Quinti Manus, M. Palmaris Brevis.

Otot Vola Manus terdiri dari : Mm. Lumbricales Manus, Mm. Interossei Palmar, Mm.

Interossei Dorsales.2

Saraf Jari Tangan4

Saraf Median (saraf serviks C6 dan C7) untuk : Pronasi lengan bawah dan tangan (pronator teres), Fleksi pergelangan tangan dan membantu abduksi lengan (fleksor pergelangan tangan radialis).

Saraf Median (saraf serviks C7 dan C8) untuk : Fleksi pergelangan tangan dan menegangkan aponeurosis palmar (fasia telapak tangan) selama pergerakan tangan (Palmaris longus), Fleksi dan adduksi tangan (fleksor pergelangan tangan ulnaris)

Saraf Median (saraf serviks C7, C8 dan saraf toraks T1) untuk : Fleksi keempat jari dan pergelangan tangan (Fleksor jari kaki superfisialis), Pronasi lengan bawah dan tangan (pronator quadratus)

Saraf Radial (saraf serviks C5 dan C6) untuk : Supinasi lengan bawah (otot supinator).

Saraf Radial (saraf serviks C7 dan C8) untuk : Ekstensi jari keingking (ekstensor jari kelingking), Memberikan kebebasan gerak pada jari kelingking (ekstensor jari kelingking), Ekstensi tangan pada persambungan ekstensor jari tangan (ekstensor jari kelingking), Ekstensi dan fleksi tangan (ekstensor pergelangan tangan ulnaris), Abduksi dan ekstensi ibu jari tangan (abduktor ibu jari tangan longus), Ekstensi phalanx pertama ibu jari tangan (ekstensor ibu jari tangan brevis), Ekstensi phalanx terakhir ibu jari tangan (ekstensor ibu jari tangan longus), Ekstensi dan abduksi tangan (ekstensor pergelangan tangan brevis, ekstensor jari tangan), Ekstensi jari telunjuk (Ektensor jari telunjuk).

Saraf ulnar dan saraf median (saraf serviks C8 dan saraf toraks) untuk : Fleksi persendian ibu jari tangan (fleksor ibu jari tangan longus).

Saraf radial (saraf serviks C6 dan C7) untuk : Ekstensi dan abduksi tangan (ekstensor pergelangan tangan longus).

Jenis – Jenis Otot

3

Page 4: 1.docx

Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

Otot Lurik

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang dan juga disebut dengan otot volunter. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.

Jaringan otot rangka membentuk otot-otot yang melekat pada tulang. Otot-otot ini disarafi oleh saraf motorik, dan dengan demikian dapat menggerakkan kerangka. Otot ini juga menghasilkan panas yang signifikan, yang penting untuk membantu menjaga suhu konstan tubuh. Setiap sel otot memiliki saraf motorik sendiri. Impuls saraf yang kemudian dapat

melakukan perjalanan ke otot sangat penting untuk menimbulkan kontraksi.5

Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian; ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung dan urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.

Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan dengan cara; origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. Dan insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.

Otot Polos

Otot polos juga dapat disebut otot tak sadar atau otot visceral. Sel-sel otot polos memiliki ujung meruncing, inti tunggal, dan tidak ada belang seperti pada otot lurik. Meskipun impuls saraf membuat kontraksi, tetapi kontraksi tersebut tidak dapat kita kendalikan, oleh karena ini

nama otot ini otot involunter.5

Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:

1. Dinding saluran pencernaan

2. Saluran-saluran pernapasan

3. Pembuluh darah

4

Page 5: 1.docx

4. Saluran kencing dan kelamin

Otot Jantung

Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur seperti otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap sel bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.

Fungsi Otot

Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus – menerus disebut tetanus.

Selanjutnya, ada dua tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Otot merah dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe oksidatif lambat (tipe I) dan tipe oksidatif cepat (tipe IIa). Otot putih dengan tipe glikolitik

cepat (tipe IIx).1 Mioglobin merupakan senyawa seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah.

Mekanisme Kontraksi dan relaksasi Otot

Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan suatu kegiatan, sedangkan pada relaksasi otot, terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu: Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

5

Page 6: 1.docx

Mekanisme Kontraksi Otot Lurik

Selama kontraksi otot, setiap sarkomer memendek, menyebabkan garis Z menutup bersama. Tidak ada perubahan pada ukuran daerah A tetapi daerah I dan zona H hampir tidak terlihat. Perubahan ini diterangkan oleh filamen aktin dan myosin yang bergeser melewati satu sama lain, sehingga filamen aktin berpindah menuju daerah A dan zona H. Kontraksi otot dengan demikian akibat dari interaksi diantara filamen aktin dan myosin yang menghasilkan pergerakan yang relatif satu sama lain. Dasar molekuler untuk interaksi ini adalah ikatan myosin ke filamen

aktin menyebabkan myosin berfungsi sebagai penggerak pergeseran filamen.1

Miosin yang terdapat pada adalah jenis protein yang besar yang terdiri dari dua rantai berat yang identik dan dua pasang rantai ringan. Setiap ikatan gelap terdiri atas gugus kepala globuler dan ujung α-heliks yang panjang. Ujung α-heliks dari dua rantai berat yang kembar di sekitar satu sama lain di dalam struktur gulungan untuk membentuk dimer dan dua rantai ringan yang terhubung dengan bagian leher tiap gugus kepala untuk membentuk molekul myosin yang komplet.

Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu molekul myosin yang berhubungan dalam pergiliran pararel disusun oleh interaksi diantara ujung-ujungnya. Kepala globuler myosin mengikat aktin membentuk jembatan diantara filamen tebal dan tipis. Ini penting dicatat bahwa orientasi molekul myosin pada filamen tipis berkebalikan pada garis M sarkomer. Polaritas filamen aktin sama berkebalikan pada garis M sehingga orientasi filamen aktin dan myosin adalah sama pada kedua bagian sarkomer. Aktivitas penggerak myosin memindahkan gugus kepalanya sepanjang filamen aktin pada arah ujung positif. Pergerakan ini mengegeser filamen aktin dari kedua sisi sarkomer terhadap garis M, memendekkan sarkomer dan menyebabkan kontraksi otot. Penambahan ikatan aktin, kepala myosin mengikat dan kemudian menghidrolisis ATP yang menyediakan energi untuk menggerakkan pergeseran filamen. Pengubahan energi kimia untuk pegerakan ditengahi oleh perubahan bentuk myosin akibat pengikatan ATP.

Siklus dimulai dari myosin (tanpa adanya ATP) yang berikatan dengan aktin. Pengikatan ATP memisahkan kompleks myosin-aktin dan hidrolisis ATP kemudian menyebabkan perubahan bentuk di myosin. Perubahan ini mempengaruhi daerah leher myosin yang terikat pada ikatan terang yang bertindak sebagai lengan pengungkit untuk memindahkan kepala myosin sekitar 5 nm. Produk hidrolisis meninggalkan ikatan pada kepala myosin yang disebut “posisi teracung”. Kepala myosin kemudian mengikat kembali filamen aktin pada posisi baru, menyebabakan pelepasan ADP + Pi yang menggerakkannya.

Kejadian biokimiawi yang penting dalam mekanisme kontraksi dan relaksasi otot dapat digambarkan dalam 5 tahap yakni sebagai berikut :

a. Dalam fase relaksasi pada kontraksi otot, kepala S1 myosin menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi, namun kedua produk ini tetap terikat. Kompleks ADP-Pi- myosin telah mendapatkan energi dan berada dalam bentuk yang dikatakan sebagai bentuk energi tinggi.

6

Page 7: 1.docx

b. Kalau kontraksi otot distimulasi maka aktin akan dapat terjangkau dan kepala myosin akan menemukannya, mengikatnya serta membentuk kompleks aktin-myosin-ADP-Pi.

c. Pembentukan kompleks ini meningkatkan Pi yang akan memulai cetusan kekuatan. Peristiwa ini diikuti oleh pelepasan ADP dan disertai dengan perubahan bentuk yang besar pada kepala myosin dalam sekitar hubungannya dengan bagian ekornya yang akan menarik aktin sekitar 10 nm ke arah bagian pusat sarkomer. Kejadian ini disebut cetusan kekuatan (power stroke). Myosin kini berada dalam keadaan berenergi rendah yang ditunjukkan dengan kompleks aktin-myosin.

d. Molekul ATP yang lain terikat pada kepala S1 dengan membentuk kompleks aktin-myosin-ATP.

e. Kompleks aktin-ATP mempunyai afinitas yang rendah terhadap aktin dan dengan demikian aktin akan dilepaskan. Tahap terakhir ini merupakan kunci dalam relaksasi dan bergantung pada pengikatan ATP dengan kompleks aktin-myosin.

Jadi, hidrolisis ATP digunakan untuk menggerakkan siklus tersebut dengan cara cetusan kekuatan yang sebenarnya berupa perubahan bentuk kepala S1 yang terjadi setelah pelepasan ADP. Kontraksi otot rangka digerakkan oleh impuls syaraf yang merangsang pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasmik (jaringan khusus membran internal yang mirip dengan retikulum endoplasma yang menyimpan ion Ca2+ dengan konsentrasi yang tinggi). Pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasmik meningkatkan konsentrasi Ca2+ di sitosol kira-kira dari 10-7 menjadi 10-

5 M.

Berikut kerja retikulum sarkoplasma mengatur kadar ion Ca2+ intraselular dalam otot rangka :

Dalam sarkoplasma otot yang tengah istirahat, kontraksi ion Ca2+ adalah 10-7-10-8 mol/L. Keadaan istirahat tercapai karena ion Ca2+ dipompakan ke dalam retikulum sarkoplasma lewat kerja sistem pengangkutan aktif yang dinamakan Ca2+ ATPase yang memulai relaksasi. Retikulum sarkoplasma merupakan jalinan kantong membran yang halus. Di dalam tretikulum sarkoplasma, ion Ca2+ terikat pada protein pengikat Ca2+ yang spesifik yang disebut kalsekuestrin. Sarkomer dikelilingi oleh membran yang dapat tereksitasi (sistem tubulus T) yang tersusun dari saluran transversal (T) yang berhubungan erat dengan retikulum sarkoplasma.

Ketika membran sarkomer tereksitasi oleh impuls syaraf, sinyal yang ditimbulkan disalurkan ke dalam sistem tubulus T dan saluran pelepasan ion Ca2+ dalam retikulum sarkoplasma di sekitarnya akan membuka dengan cepat serta melepaskan ion Ca2+ ke dalam sarkoplasma dari retikulum sarkoplasma. Konsentrasi ion Ca2+ dalam sarkoplasma meningkat dengan cepat hingga 10-5 mol/L. Tempat pengikatan Ca2+ pada TpC dalam filamen tipis dengan cepat diduduki oleh Ca2+. Kompleks TpC- 4 Ca2+ berinteraksi dengan TpI dan TpT untuk mengubah interaksinya dengan tropomyosin ini. Jadi, tropomyosin ini hanya keluar dari jalannya

7

Page 8: 1.docx

atau mengubah bentuk F aktin sehingga kepala myosin ADP-Pi dapat berinteraksi dengan F aktin untuk mengawali siklus kontraksi.

Peningkatan konsentrasi ion Ca2+ memberi sinyal kontraksi otot melalui gerakan prekursor protein yang terikat pada filamen aktin : tropomyosin dan troponin. Tropomyosin adalah protein serabut yang terikat di sepanjang alur filamen aktin. Pada otot lurik, tiap molekul tropomyosin terikat pada troponin yang merupakan komplek 3 polipeptida: troponin C (mengikat Ca2+), troponin I (inhibitor), dan troponin T (mengikat tropomyosin). Ketika konsentrasi Ca2+ rendah, kompleks troponin dengan tropomyosin menghalangi kontraksi aktin dan myosin sehingga otot tidak berkontraksi. Pada konsentrasi ion Ca2+ tinggi, Ca2+ terikat pada troponin C menggeser posisi kompleks dengan mengganti posisi inhibisi dan mengakibatkan proses kontraksi terjadi.

Mekanisme Otot PolosFilamen tipis otot polos tidak mengandung troponin dan tropomiosin, tidak menghambat

tempat pengikatan aktin dan miosin. Walaupun terhalang, miosin dan aktin hanya dapat berikatan ketika terjadi proses fosforilasi. Reaksi kontraksi otot polos juga memiliki peran penting kalsium, tetapi berbeda dengan otot lurik. Pada otot polos, kalsium berikatan dengan kalmodulin, dan kompleks kalsium dan kalmodulin akan mengaktifkan enzim myosin light chain kinase (MLC Kinase) yang selanjutnya memfosforilasi rantai ringan miosin. Proses fosforilasi itu

memungkinkan siklus jembatan silang, yang akan terjadi kontraksi.1

Mekanisme Relaksasi

Relaksasi terjadi jika: a. Konsentrasi Ca2+ menurun hingga di bawah 10-7 mol/L sebagai akibat dari

pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ ATPase.

b. Hilang Ca2+ menyebabkan komples troponin dan tropomiosin kembali keposisi menghalangi aktin, sehingga siklus jembatan silang tidak terjadi.

c. Dengan adanya ATP kepala myosin terlepas dari F aktin. Dan terjadinya relaksasi.

Sumber Energi

Proses kontraksi-relaksasi otot mutlak memerlukan energi. Sumber energi otot untuk berkontraksi adalah dalam bentuk "mata uang energi" yaitu Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP adalah suatu senyawa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan energi tinggi. Tidak heran bahwa salah satu peran otot adalah sebagai transducer energi. Otot memiliki peran dalam perubahan energi kimia (potensial) menjadi energi mekanik (gerakan, kinetik)

8

Page 9: 1.docx

ATP merupakan "mata uang energi" untuk otot

Hidrolisis ATP akan menghasilkan ADP dan fosfat dan energi. Energi yang dihasilkan melalui proses kimia ini akan digunakan dalam pergerakan kepala myosin terhadap aktin sehingga ada mekanisme "sliding filament". ATP di dalam otot berada bebas di sitoplasma dan nantinya akan terikat pada kepala myosin. Sumber ATP di otot adalah ATP dalam bentuk bebas, proses hidrolisis kreatin fosfat, proses glikolisis dan proses fosforilasi oksidatif.

Kreatin fosfat merupakan molekul berenergi tinggi

Ketika otot dalam keadaan istirahat, otot membentuk ATP lebih dari yang dibutuhkan untuk metabolisme saat itu. ATP yang berlebih digunakan untuk mensintesis kreatin fosfat, suatu molekul kaya energi yang hanya ditemukan di otot. Enzim kreatin fosfokinase akan mentransfer fosfat energi tinggi dari ATP ke kreatin membentuk kreatin fosfat. Bila dibutuhkan, kreatiin kinase akan kembali mentransfer fosfat energi tinggi kembali ke ADP membentuk ATP.

Glikolisis tidak membutuhkan oksigen

Proses glikolisis yaitu pembongkaran glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat akan menghasilkan 2 ATP untuk satu molekul glukosa. Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil ATP-nya sedikit. Proses ini tidak memerlukan oksigen sehingga bisa terjadi dalam suasana anaerob (tanpa ada oksigen) atau aerob (ada oksigen). Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat.

Fosforilasi Oksidatif

Apabila kadar oksigen cukup maka asam piruvat akan memasuki mitokondria dan akan teroksidasi menghasilkan energi dalam 36 ATP, energi panas, air dan CO2. Walaupun terjadi lebih lambat dari proses glikolisis, tetapi untuk satu molekul glukosa dihasilkan lebih banyak ATP yaitu 36 ATP. Sumber nutrisi untuk reaksi ini tidak hanya dari glukosa namun bisa berasal dari asam amino dan asam lemak.

Kesimpulan

Manusia membutuhkan otot dalam melakukan segala kegiatan. Kegiatan tersebut dapat terjadi akibat mekanisme kontraksi otot yang terjadi. Setelah terjadi sebuah gerakan akibat kontraksi tersebut, otot harus pula disertai dengan mekanisme relaksasi yang membuat otot tersebut istirahat, serta menghindarkan terjadinya kejang pada otot akibat kontraksi terus - menerus. Lalu untuk melakukan semua hal tersebut, otot membutuhkan sumber energi yang

9

Page 10: 1.docx

berasal dari keratin fosfat, namun jika kurang, otot bisa mendapatkan energi tersebut dari proses fosforilasi oksidatif namun proses lambat tersebut kurang bisa memadai kekurangan energi pada kegiatan berat, sehingga digantikan oleh proses glikolisis yang terjadi tanpa adanya oksigen. Namun hal tersebut menghasilkan asam laktat, yang bila tertimbun akan menghasilkan pegal. Dan akan teroksidasi apabila hutang oksigen telah terpenuhi.

Daftar Pusaka

1. Sherwood, Lauralee. 2011, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Ed.6, Jakarta : EGC2. Tank, Pattrick W. 2005, Grant dissector, Ed.12, America : Lippincott Williams &

Wilkins3. Feneis, Heinz, et al. 2000, Pocket Atlas of Human Anatomy, Ed.4, New York : Thieme4. Sloane, Ethel. 2004, Anatomi dan fisiologi untuk pemula, Ed.1, Jakarta : EGC5. Scanlon, Valerie C. Tina Sanders. 2007, Essensials of anatomy and physiology, Ed.5,

Philadelphia : F. A. Davis Company

10