14 si-pi, yohana premavari, hapzi ali, internal control over financial reporting (icofr),...

14
SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI) TENTANG INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR) Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Dibuat oleh : Yohana Premavari (55516120056) MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Upload: yohana-premavari

Post on 21-Jan-2018

44 views

Category:

Economy & Finance


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)

TENTANG

INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR)

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Dibuat oleh :

Yohana Premavari (55516120056)

MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2017

Page 2: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

1. Internal control over financial reporting: implementasi dan desain ICoFR -

COSO Integrated Framework.

Bermula dengan banyaknya temuan kecurangan pada profesi akuntansi global yang

merugikan stakeholder – terutama sejak kasus Enron, Worldcom, Xerox, Tyco,

Global Crossing dan lainnya di tahun 2001. Oleh karena itu pemerintah Amerika

Serikat menerbitkan undang-undang yang dapat melindungi stakeholder yaitu

Sarbanes-Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform

and Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat SOX atau Sarbox.

Sarbaness-Oxley Act (SOX) diterbitkan untuk memproteksi kepentingan investor

dengan cara menciptakan tata kelola perusahaan yang baik, full disclosure, dan

akuntabilitas dalam perusahaan. Pasal yang berkatian dengan Internal Control Over

Financial Reporting (ICOFR) adalah 304 dan 404. Pasal 304 mewajibkan manajemen

membuat pernyataan dalam laporan keuangan sedangkan pasal 404 mensyaratkan

adanya laporan manajemen tahunan (annual management report) tentang

pengendalian intern perusahaan atas pelaporan keuangan dan laporan manajemen

tersebut merupakan subjek yang akan diaudit.

SOX mewajibkan perusahaan yang listing di AS untuk membuat dokumentasi

pengendalian kunci dan melaporkan kondisi pengendalian internnya secara periodik.

• SOX Section 302 tentang ”Corporate Responsibility for Financial Reports”

menetapkan bahwa pejabat eksekutif perusahaan (CEO & CFO) harus bertanggung

jawab secara pribadi terhadap pernyataan prosedur pengendalian, internal control,

dan jaminan atas kecurangan (fraud).

• SOX section 404 tentang “Management Assessment of Internal Controls” mengatur

ketentuan yang mewajibkan terselenggaranya audit SOA tahunan yang menunjukkan

laporan pengendalian internal (internal control report).

Jadi, selain adanya laporan auditor yang dilampirkan dalam laporan keuangan, juga

terdapat laporan manajemen tentang keefektifan pengendalian intern yang

diimplementasikan dalam perusahaan untuk mendukung reliabilitas laporan

keuangan. Aturan pelaksanaannya bagi auditor dam manajemen telah diatur dalam

PCAOB Auditing Standard No. 2 an audit of internal control over financial reporting

performed in conjunction with an audit of financial statements dan AS No. 5 an audit

of internal control over financial reporting that is integrated with an audit of financial

statements. SEC dan PCAOB menganjurkan mengunakan kerangka acuan

pengendalian internal COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the

Treadway Commission) dan untuk pengendalian internal teknologi informasi

disarankan menggunakan COBIT (Control Objectives for Information and related

Technology), yang dikebangkan oleh ISACA (Information Systems Audit and

Control Association) sekarang versi 4.1.

Sarbanes Oxley itu menyajikan beberapa hal penting antara lain:

a. Tanggungjawab Perusahaan, semua yang terafiliasi dalam perusahaan semakin

diminta dan diaktifkan seperti Komite Audit, Internal Auditor, pemisahan yang

lebih jelas antara audit service dengan non-audit service, dan perlunya

Page 3: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

persetujuan dan pengungkapan atas semua jasa non-audit. Direktur Utama

perusahaan serta Direktur keuangan harus membuat pernyataan bahwa laporan

keuangan yang disajikannya adalah akurat dan tidak menimbulkan salah tafsir dan

telah menerapkan sistem pengawasan internal yang sehat dan tidak ada

keterkaitan pinjaman mereka kepada perusahaan.

b. Auditor, independensi akuntan publik diperketat lagi dengan kewajiban

mempertahan- kan independensi dan membentuk Dewan Pengawas Akuntan

Publik serta melarang pemberian jasa non audit diluar jasa perpajakan dan adanya

kewajiban untuk menggilir pelaksana dan penanggungjawab audit.

c. Pengungkapan diperluas, manajemen dan auditor setiap tahun harus menilai

sistem pengendalian internal. Seperti halnya di industri perbankan maka semua

pembiayaan yang bersifat off-balance sheet dan pembiayaan yang bersifat

kontingensi harus diungkapkan. Laporan proforma wajib disajikan. Transaksi

saham intern harus dilaporkan dalam jangkawa waktu dua hari. Beberapa

informasi tertentu yang dianggap penting harus di laporkan dalam “real time”.

d. Analis, analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik

kepentingan.

e. SEC, memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan, me-

ningkatkan kekuasaan untuk memaksa perusahaan melaksanakan peraturannnya

dan menaikkan biaya hukuman terhadap setiap pelanggaran UU pasar modal.

Semua ketentuan dalam SOX berlaku bagi perusahaan Amerika dan juga perusahaan

Non Amerika. Baik yang mengeluarkan saham atau obligasi di pasar modal Amerika

seperti tentu di New Yorks Stock Exchange. Tentu saja UU ini akan berpengaruh

juga pada perusahaan Indonesia yang mendaftarkan sahamnya di pasar modal

Amerika seperti PT Telkom, PT Indosat dan sebagainya. Jika hal ini berpengaruh

maka sudah otomatis akan mempengaruhi professi akuntan di Tanah Air khususnya

yang mengadit perusahaan yang dipengaruhi oleh Sarbanes Oxley Act itu.

COSO Internal Control Frameworks.

COSO adalah The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) sebuah inisiatif bersama dari lima organisasi sektor privat yang

terdaftar di bawah ini dan berdedikasi untuk melayani seputar kepemimpinan,

pengembangan rangka kerja (framework) dan panduan pada perusahaan manajemen

resiko, pengendalian internal dan menghalangi penipuan.

Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi dewan direksi, manajemen dan

personel lainnya, pada suatu entitas, didesain untuk menyediakan penjaminan

Page 4: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

bertanggung jawab mengenai pencapaian tujuan hubungannya dengan operasional,

laporan dan pencapaian tujuan.

Konsep fundamental pengendalian internal:

Pemenuhan pencapaian tujuan di satu atau dua kategori-operasi, laporan dan

kepatuhan peraturan

Proses yang mengandung tugas dan aktivitas yang kontinyu-bertujuan pada

suatu akhir, bukan akhir dari proses itu sendiri,

Dipengaruhi oleh orang-bukan melulu tentang kebijakan dan prosedur

manual, sistem dan formulir, tapi juga orang dan tindakan yang dilkaukan di

setiap level organisasi untuk mempengaruhi pengendalian internal.

Mudah untuk menyediakan penjaminan tanggung jawab-tapi bukan

penjaminan mutlak, bagi senior manajemen dan dewan direksi suatu entitas

Mudah menyesuaikan dengan struktur entitas-fleksibel dalam aplikasinya

untuk seluruh entitas atau untuk informasi cabang, divisi, unit operasi atau

proses bisnis.

Ada sebuah hubungan langsung antara tujuan, sesuatu yang diperjuangkan entitas

untuk dicapai, komponen/unsur-unsur, yang menunjukkan apa yang dibutuhkan untuk

meraih tujuan tersebut dan unit operasi, entitas resmi dan struktur lainnya dalam

entitas. Hubungan tersebut dilukiskan dalam bentuk kubus.

· Tiga kategori tujuan ditunjukkan pada kolom

· Lima komponen ditunjukkan oleh baris

· Struktur organisasi yang menunjukkan keseluruhan entitas, divisi, cabang, unit

operasi atau fungsional, termasuk proses bisnis seperti penjualan, pembelian,

produksi dan marketing dan untuk yang berkaitan dengan pengendalian internal,

digambarkan oleh tiga dimensi dari kubus.

Page 5: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Ada 17 prinsip pengendalian internal oleh komponen pengendalian internal seperti

dijabarkan pada Framework COSO 2013:

Control Environment

1. menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai etis

2. mengadakan pertanggungjawaban kesalahan

3. menetapkan struktur, wewnang dan tanggung jawab

4. menunjukkan komitmen terhadap kompetensi

5. menyelenggarakan akuntabilitas

Risk Assessment

6. spesifikasi sasaran yang sesuai

7. identifikasi dan analisis resiko

8. menaksir penyelewengan resiko

9. identifikasi dan analisis perubahan yang signifikan

Control Activities

10. memilih dan mengembangkan aktivitas kontrol

Page 6: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

11. memilih dan mengembangkan kontrol umum terhadap teknologi

12. menyebarkan kebijakan dan prosedur

Information & Communication

13. menggunakan informasi yang relevan

14. komunikasi internal

15. komunikasi eksternal

Monitoring

16. mengadakan evaluasi terus-menerus dan / atau berkala

17. evaluasi dan defisiensi komunikasi

Komponen Pengendalian Internal

1. Control Environtment / Lingkungan Pengendalian

Merupakan susunan dari standar, proses dan struktur yang menyediakan dasar

untuk terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi. Dewan Direksi

dan majajemen senior menetapkannya sebagai sifat paling utama menimbang

pentingnya pengendalian internal dan juga mengharapkan standar perilaku.

Control environtment terdiri dari intergritas dan etika dari organisasi;

parameter memperbolehkan dewan direksi untuk untuk menjalankan

kepemimpinannya mempertanggungjawabkan kesalahan; struktur organisasi

dan tugas-tugas bagi yang berhak dan bertanggung jawab; proses untuk

menarik, mengembangkan dan mempertahankan kompetensi individual; dan

ukuran prestasi, insentif dan hadiah untuk mengarahkan akuntabilitas pada

prestasi. Dari control environtment yang berhasil dapat menembus dampak

pada seluruh sistem pengendalian internal.

2. Risk Assessment / Taksiran Resiko

Setiap entitas menghadapi berbagai resiko dari eksternal maupun internal.

Resiko dipandang sebagai kemungkinan bahwa suatu kegiatan akan

dilaksanakan tidak dapat memenuhi tujuan. Analisis Resiko berkaitan secara

dinamis dan literatif untuk mengidentifikasi dan menaksir resiko untuk

mencapai tujuan. Resiko untuk mencapai tujuan ini disadari oleh entitas

Page 7: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

berkaitan untuk menentukan toleransi resiko. Maka, perkiraan resiko

membentuk dasar untuk menentukan bagaiman resiko itu adan diatur.

3. Control Activities / Aktivitas Pengendalian

Merupakan tindakan penentuan melalui kebijakan dan prosedur yang

membantu menjamin bahwa arahan manajemen untuk mengurangi resiko

dalam pencapaian tujuan itu terlaksana. Control activities diterapkan pada

semua level entitas, di berbagai tingkat dalam proses bisnis dan seluruh

lingkungan teknologi. Mereka dapat mencegah atau mendeteksi secara alami

dan dapat mencakup jangkauan aktivitas manual dan otomatis seperti otorisasi

dan aproval, verivikasi, rekonsiliasi dan review prestasi bisnis. Pemisahan

tugas biasanya dibangun dalam seleksi dan pemngembangan aktivitas

pengendalian. Jika pemisahan tugas tidak diterapkan, manajemen memilih dan

mengembangkan alternatif aktivitas pengendalian.

4. Information and Communication / Informasi dan Komunikasi

Informasi penting untuk entitas melaksanakan tanggungjawab pengendalian

supaya mendukung pencapaian tujuan. Manajemen memperoleh dan

menggunakan informasi berkualitas dan relevan dari tiap pihak eksternal dan

internal untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian

internal. Komunikasi sifatnya berkelanjutan, berguna dalam proses pelayanan,

diskusi dan menyampaikan informasi penting. Komunikasi internal artinya

informasi disebarkan melalui organisasi, ke atas, ke bawah dan antar entitas.

Ini memungkinkan personal untuk menerima pesan yang jelas dari senior

manajemen yang mengendalikan tanggung jawab harus ditindak serius.

Komunikasi eksternal ada dua, memungkinkan komunikasi timbal balik dari

informasi eksternal yang relevan dan melayani informasi ke pihak eksternal

sebagai balasan kebutuhan dan harapan.

5. Monitoring Activities / Aktivitas Monitoring

Evaluasi berkelanjutan, evaluasi sebagian, atau beberapa kombinasi keduanya

digunakan untuk mengetahui apakah kelima komponen dari pengendalian

internal, termasuk pengendalian pengaruh prinsip dalam setiap komponen,

apakah ada dan berfungsi. Evaluasi berkelanjutan, dibangun menjadi proses

bisnis pada level yangberbeda dari entitas, menyediakan informasi yang

aktual. Evaluasi sebagian, dilaksanakan periodik, akan bervariasi dalam

jangkauan dan frekuensi tergantung taksiran resiko, keefektifan ecaluasi

berkelanjutan dan pertimbangan manajemen lainnya. Penemuan dievaluasi

Page 8: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

berdasar kriteria yang ditetapkan pembuat keputusan, mengenali isi

pengaturan standar atau manajemen dan dewan direksi, dan ketidakefisienan

dikomunikasikan pada manajemen dan dewan direksi yang mumpuni.

2. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC).

Ruang lingkup pengendalian terbagi dalam dua level, yaitu entity level

control(pengendalian tingkat entitas) dan activity/transactional level control

(pengendalian tingkataktivitas/transaksi). Perbandingan antara kedua level tersebut

ialah sebagai berikut :

1. Entity level control (ELC)

Kegiatan pengendalian ini umumnya beroperasi pada tingkat perusahaan

ataumanajemen puncak pengambil keputusan strategis. Level ini memiliki

jangkauan ataukewenangan pengendalian yang lebih tinggi dari activity level, dan

bisa mempengaruhikegiatan pada activity level, misalnya kebijakan perusahaan.

Proses identifikasi yang relevan entitas-tingkat kontrol dapat dimulai

denganpemantauan, dan informasi dan komunikasi).diskusi antara auditor dan

karyawan yangsesuai untuk atas pelaporan keuangan (yaitu, lingkungan

pengendalian, penilaian risiko,aktivitas pengendalian,pemantauan, dan

informasi dan komunikasi). Sementara mengevaluasi entitas tingkat

kontrol, auditor mungkin mengidentifikasi kontrol yangmampu mencegah

atau mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan. Itu periode-endproses

pelaporan keuangan dan pemantauan manajemen terhadap hasil operasi

merupakansumber potensial dari kontrol tersebut.

Contoh dalam DJP:

Kegiatan pengendalian atas pelaksanaan salah satu program DJP, yaitu “Knowing

YourTax Payer” dimana ini merupakan kebijakan DJP dalam mengintensifkan

penerimaanpajak, sehingga munculnya satu fungsi baru yaitu account

representative.

Pengaruh Entity-Level Controls pada Pengujian Kontrol Lain

Evaluasi auditor entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan peningkatan atau

mengurangipengujian bahwa auditor jika tidak mungkin dilakukan pada lain

kontrol. Sebagai contoh,jika auditor telah merancang pendekatan audit dengan

harapan tertentu entitas tingkatkontrol (misalnya, kontrol dalam lingkungan

Page 9: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

pengendalian) akan efektif dan merekakontrol tidak efektif, auditor dapat

mengevaluasi kembali merencanakan pendekatan auditdan memutuskan untuk

memperluas prosedur audit nya.

Di sisi lain, evaluasi auditor dari beberapa entitas tingkat kontrol

dapatmenghasilkan pengurangan nya atau pengujian nya kontrol lain, seperti

kontrol lebihsesuai pernyataan yang relevan. Tingkat dimana auditor

mungkin dapat mengurangipengujian kontrol atas pernyataan yang relevan

dalam kasus tersebut tergantungpadapresisi dari entitas-tingkat control.

2. Activity/Transactional Level Control (TLC)

Kegiatan pengendalian pada level ini lebih berhubungan dengan pelaksanaan

prosesbisnis atau transaksi dari bagian dalam suatu organisasi. Level ini memiliki

kewenanganyang lebih rendah dari entity level control, dan dapat dipengaruhi

kebijakan dalam entity level control.

Contoh dalam DJP:

Pemantauan atas kinerja account representative dalam mengintensifkan

penerimaan perpajakan.

3. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR

Page 10: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

1. Adjusting financial reporting risk

Tahap pertama dalam siklus IcoFR adalah penyesuaian atau penelaahan terhadap

risiko pelaporan keuangan. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan

mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang mungkin akan timbul dalam pelaporan

keuangan sebuah perusahaan.

2. Adjust & implementat controls

Tahap kedua dalam siklus IcoFR adalah implementasi dan penyesuaian

terhadappengendalian. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan melakukan

penyesuaian antararisiko dan pengendaliannya. Dari risiko-risiko yang

telah diidentifikasi oleh pihak manajemen dalam tahap pertama, maka

pihak manajemen akan membuat suatupengendalian yang sesuai dengan

risiko yang telah diidentifikasi. Selanjutnya,pengendalian tersebut akan

diterapkan dalam perusahaan tersebut.

3. Control remediation

Tahap selanjutnya dalam siklus ICoFR adalah pengendalian. Tahap ini juga dapat

dikatakan sebagai tahap monitoring. Pihak manajemen akan melakukan

pengawasan dan pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian apa saja yang

telah diterapkan di dalam perusahaan tersebut.

4. Identifikasi & manage changes

Tahap terakhir dalam siklus ICoFR adalah identifikasi perubahan.

Setelah IcoFRditerapkan dalam perusahaan tersebut, maka pihak manajemen

akan mengidentifikasiperubahan-perubahan apa saja yang terjadi. Tahap ini juga

dapat dikatakan sebagaitahapan review.

Desain, implementasi, dan evaluasi pengendalian harus disesuaikan dengan

ukurandan pelaporan risiko perusahaan. Merancang dan memelihara ICFR secara

efektif menjadilebih menantang karena ukuran bisnis dan ruang lingkup kegiatannya

meningkat. Pada saatyang sama, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga

mungkin menghadapi beberapamasalah kesulitan pengendalian/kontrol. Sebagai

contoh, risiko manajemen dapat lebih besar dalam sebuah organisasi yang lebih

kecil di mana pejabat-pejabat perusahaan memilikiketerlibatan langsung dengan

operasi dan dengan pencatatan transaksi. Selain itu, perusahaankecil mungkin tidak

memiliki personel yang cukup untuk sepenuhnya melaksanakanpemisahan

Page 11: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

tugas di semua proses. Namun demikian, perusahaan publik yang lebih kecilmasih

harus menerapkan system kontrol yang akan menyediakan keyakinan yang

memadaibahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan GAAP dan bebas

dari salah saji material.

Internal Control Over Fanancial Reporting & Implementasi

Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan (Internal Control over Financial

Reporting – ICoFR) merupakan suatu proses yang dirancang dan dilaksanakan oleh

manajemen perusahaan dalam rangka mencapai keandalan laporan keuangan,

efisiensi, dan efektivitas operasi, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku

untuk memberikan keyakinan yang memadai. Pelaksanaan ICoFR ini diatur dalam

SOX Section 404 yang berjudul “Management Assessment of Internal Control.”

Section ini mengatur bahwasanya manajemen dari perusahaan yang terdaftar di pasar

modal Amerika Serikat (NYSE) wajib melakukan pelaporan atas efektivitas ICoFR

serta wajib menyertakan atestasi auditor pula atas efektivitas ICoFR – nya.

SOX 404 mengharuskan manajemen membuat pernyataan mengenai tanggung

jawabnya terhadap pengendalian internal dan pelaporan keuangan ICoFR yang dibuat

oleh pelakunya. Diikuti dengan management assessment atas efektivitas pengendalian

internal yang telah dilakukannya dengan membuat pengujian – pengujian.

Selanjutnya adapula auditor eksternal yang diminta untuk melakukan atestasi atas

management assessment tersebut untuk menjamin keefektifan pengendalian

internalnya. Seksi ini secara terperinci diatur di dalam PCAOB Auditing Standard

No. 5 yang berjudul An Audit of Internal ControlOver Financial Reproting That is

Integrated with An Audit of Financial Statements.

ICoFR bertujuan untuk memastikan pencatatan yang terperinci, akurat, dan wajar atas

transaksi dan pengelolaan transaksi perusahaan. Tujuan ini selanjutnya akan

memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat dengan benar

prinsip akuntansi yang berlaku umum serta keyakinan yang memadai akan upaya

pencegahan atau identifikasi perolehan, penggunaan, atau pengelolaan aset

perusahaan tanpa otorisasi yang berdampak material atas laporan keuangan.

ICoFR tidak dapat menjanjikan bahwa perusahaan akan mutlak tidak akan mengalami

kesalahan dalam penyajian laporan keuangannya yang bebas dari salah saji material

yang merupakan tujuan pengendalian secara tepat waktu oleh manajemen. Desain dan

Page 12: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

pelaksanaan yang secermat apapun tidak mampu meniadakan kesalahan – kesalahan

yang akan terjadi. Keterbatasan ICoFR akan tetap ada karena dala pelaksanaannya

ICoFR merupakan suatu proses yang sangat melibatkan campur tangan manusia yang

rentan terhadap kecurangan atau kesalahan. ICoFR hanya dapat meminimalkan itu

semua. Oleh karena itu, terdapat konsep yang disebut dengan “keyakinan yang

memadai”.

Dalam rangka mewujudkan pengendalian internal yang efektif, sesuai dengan

rekomendasi US SEC, perusahaan harus menggunakan dan mengacu pada suatu

kerangka dasar pengendalian internal yang telah diakui secara global sebagai best

practice untuk menjamin efektivitasnya.

Implementasi ICoFR pada PT Indonesia Power

Indonesia Power melakukan evaluasi atau penilaian atas efektivitas pengendalian

internal pada tingkat korporat maupun tingkat operasional/aktivitas dengan

menerapkan dan memelihara sistem pengendalian internal dan prosedur pelaporan

keuangan yang memadai sesuai ketentuan yang berlaku. Kebijakan Sistem

Pengendalian Internal yang digunakan adalah Internal Control Over Financial

Reporting (ICoFR)

Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) ICoFR (Internal Control over

Financial Reporting) merupakan proses yang didesain oleh, atau di bawah

pengawasan pimpinan Perusahaan untuk memberikan keyakinan yang memadai

terkait dengan:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Penyusunan laporan keuangan untuk pihak luar sesuai dengan pedoman yang

berlaku ICoFR berhubungan dengan pengelolaan risiko pelaporan keuangan,

akan tetapi inisasi transaksi dan penyebab risiko terletak di banyak fungsi non

keuangan.

Dengan demikian, kekuatan pengendalian laporan keuangan sangat tergantung pada

pengelolaan pengendalian pada proses-proses tersebut di fungsi non keuangan, antara

lain pada proses pengelolaan pembangkit dan jasa O & M, proses pengadaan barang

dan jasa serta proses pendukung lainnya.

Page 13: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Indonesia Power telah mengeluarkan Keputusan Direksi No. 124.K/020/IP/2014

tanggal 24 Juli 2014 tentang kebijakan Implementasi Pengendalian Internal atas

Pelaporan Keuangan/ICoFR yang meliputi pengendalian tingkat transaksional dan

berlaku di seluruh Unit Bisnis dan Kantor Pusat Indonesia Power.

Pada kegiatan audit tahun 2014-2015, obyek audit di unit telah meliputi laporan

implementasi ICoFR termasuk CSA.

Indonesia Power telah menetapkan implementasi ICoFR meliputi pengendalian

tingkat transaksional yang terdiri dari: segmen biaya operasi, segmen aktiva tetap,

segmen persediaan dan segmen pelaporan keuangan. Melalui penerapan ICoFR,

diharapkan Indonesia Power dapat mencapai sasaran sebagai berikut:

1. Memperbaiki / menyempurnakan proses bisnis

2. Meningkatkan data dan informasi operasional

3. Mencegah terjadinya fraud

4. Menumbuhkan budaya peduli terhadap resiko dan Kontrol

5. Meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan

6. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan

7. Mengurangi jurnal – jurnal penyesuaian (adjustment)

8. Mencegah salah saji material dalam pelaporan keuangan

Adapun tahapan implementasi ICoFR Indonesia Power ditetapkan sebagai

berikut:

1. 2012 – 2013 : Penyusunan Rancangan Pengendalian ICoFR

2. 2014 : Penyusunan Rancangan Pengendalian ICoFR

3. 2015 – 2016 : Optimasi Implementasi Rancangan Pengendalian ICoFR;

Pengembangan Ruang Lingkup dan Segmen

4. 2017 : Rancangan Pengendalian ICoFR terintegrasi dengan struktur

organisasi

Transactional Level Control

Indonesia Power telah menetapkan implementasi ICoFR meliputi pengendalian

tingkat transaksional yang terdiri dari: segmen biaya operasi, segmen aktiva tetap,

segmen persediaan dan segmen pelaporan keuangan.

Page 14: 14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Referensi

Mukhtar Daud, 2011, Internal Control Over Financial Reporting (Icofr): Developing

Effective Internal Controls Using The Coso Model :

http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/internal-control-over-financial.html.

Diakses tanggal 09 Juni 2017 Pukul 17.00

Sifa Amalia Nurrojah, 2013, Coso Framework 2013 :

http://sifanurrojah.blogspot.co.id/2013/12/coso-framework-2013.html. Diakses

tanggal 09 Juni 2017 Pukul 17.30

Akhmad Nurhadi Putranto dkk, 2014, Internal Control Over Financial Reporting :

http://dokumen.tips/documents/makalah-icofr.html, Diakses tanggal 09 Juni 2017

Pukul 18.00

Center For Audit Quality. 2004. Guide to Internal Control Over Financial

Reporting. Washington DC

Nur Fadhila Amri, 2015, Bagaimana mengkomunikasikan Laporan ICoFR :

http://www.e-akuntansi.com/2015/12/bagaimana-mengkomunikasikan-laporan.html,

diakses pada 8 Juni pukul 14.00.

Annual Report PT Indonesia Power Tahun 2015,

http://www.indonesiapower.co.id/websitepanel/DocumentLibrary/ANNUAL%20RE

PORT%20PT%20INDONESIA%20POWER%20TAHUN%202015.pdf, diakses

pada 9 Juni pukul 15.00