14 daftar pustaka - perpustakaan digital itb - · pdf filegaya tahanan gerak maju kereta fr,...
TRANSCRIPT
91
DAFTAR PUSTAKA
1. Ashby, Michael F., ”Materials Selection in Mechanical Design: Third Edition”.
Butterworth Heinemann, Oxford. 2005.
2. Budiarko, Andriadi, "Pengembangan Desain dan Material Komposit Partikulat
untuk Blok Rem Kereta Api," Tugas Akhir, Teknik Mesin, Institut Teknologi
Bandung, Indonesia, 2006.
3. Callister, W.D., “Materials Science and Engineering”, John Wiley & Sons Inc.,
1994.
4. Dieter, G. E., “Metalurgi Mekanik”, edisi ketiga, Penerbit Erlangga, 1987.
5. Dieter, G. E. “Engineering Design”. McGraw-Hill: Singapore. 2000.
6. G. Nicholson. Facts About Friction. P&W Price Enterprises, Inc. 1995.
7. Hay, WH. 1982. “Railroad Engineering, 2nd ed”. Singapore: Wiley Interscience.
8. Jones, Robert M., “Mechanics of Composite Materials”, New York: Hemisphere
Publishing Corporation. 1975.
9. Judawisastra, Hermawan, “Pengujian Mekanik”, Catatan kuliah Material Teknik,
Departemen Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung. Semester I, 2004.
10. Laporan Riset Fakultas, “Pengembangan Desain untuk Meningkatkan
Performansi Blok Rem Komposit dengan Memanfaatkan Limbah Tempurung
Kelapa”, Laboratorium Perancangan ITB. 2006.
11. PT. Kereta Api, “Analisa Kegagalan Pecahnya Roda Ka-84 Kamandanu 1
Agustus 2003“, Agustus 2003.
12. PT. INKA, “Railbus Transportasi Pengumpan”, 2007.
13. Robert L. Norton, “Machine Design”, Prentice-Hall International, Inc., 1996.
14. Shigley, Joseph Edward & Charles R Mischke. Mechanical Engineering Design.
McGraw-Hill Book Company.5th edition. 1989. 15. Stolarski Tadeusz, “Tribology in Machine Design”, Butterworth Heinemann,
Oxford. 1990.
92
16. www.astm.com
17. www.cord.edu
18. www.freepatensonline.com
19. www.wikipedia.com
20. www.inka
93
LAMPIRAN
SPESIFIKASI TEKNIK PT. KAI.
94
95
96
PERHITUNGAN GAYA PENEKANAN BLOK REM
Proses Pengereman
Parameter-parameter utama dalam proses pengereman meliputi kecepatan
awal, v0, jarak pengereman Ss, perlambatan, β, tekanan pada sepatu/blok rem, p
dan koefisien gesek, μ. Selain itu, terdapat kondisi operasi yang berbeda, misalnya
pengereman untuk memperlambat laju kereta dari kecepatan awal tertentu, atau
pengereman untuk mempertahankan laju kereta yang konstan pada penurunan.
Dalam menganalisis parameter pengereman, terdapat dua pendekatan yang akan
digunakan, yaitu pendekatan teoretik dan pendekatan empirik seperti diterapkan
dalam penghitungan rem oleh Nabco.
Gambar 1 Diagram benda bebas gerak kereta pada turunan
Secara umum, berdasarkan diagram mekanika gerakan kereta pada turunan (‰),
perlambatan kereta akibat proses pengereman dapat diwakili oleh hubungan
berikut,
1 ( 1000 )Rf f mgm
β θ= + − (1)
dengan,
β = perlambatan, m/det2
m = Massa kereta, kg
f = Gaya gesek akibat pengereman, N
θ
ffR
W
mαArah gerak
θ
ffR
W
mαArah gerak
97
= μp
μ = koefisien gesek
p = gaya tekanan permukaan pada sepatu rem, N
fR = Gaya tahanan akibat rolling roda dll., N
g = koefisien percepatan gravitasi, m/det2
θ = slope penurunan track, ‰
Gaya tahanan gerak maju kereta fR, dihitung dengan mempertimbangkan
rolling resistance, gaya gesek dan gaya tahanan udara, berdasarkan hubungan
empirik Schmidt-Illinois {Hay, 1982}, seperti diekspresikan dalam persamaan
berikut, dalam satuan pounds,
2
kereta kereta axle
291,3RC A vf B v
m m n⋅ ⋅
= + + ⋅ +⋅
(2)
dengan,
mkereta = Massa kereta, ton
naxle = Jumlah gandar
B = koefisien empirik yang berhubungan dengan gesekan, untuk kereta
penumpang
= 0,03
C = Koefisien tahanan udara, untuk kereta penumpang = 0,00034
v = Kecepatan kereta, mil
A = Luas penampang kereta, ft2
Dengan menggunakan pendekatan empirik, perlambatan diwakili oleh
hubungan berikut {Nabco},
(3)
dengan,
β’ = perlambatan, m/s2
g = percepatan gravitasi, 9,8 m/s2
' ( )'
g P GW RW W
β μ= − ++
98
W = massa kereta dan penumpang, 43.320 kg
W’ = massa inersia, 3.516 kg
P = cylinder pressure, kg
µ = koefisien gesek antara roda dan sepatu rem; 0,16
G = gradien, ‰
R = tahanan gelinding, kg
Saat terjadi pengereman, terdapat kemungkinan terjadi skidding, yaitu slip
antara roda kereta/gerbong dengan rel. Hal ini terjadi jika momen pengereman
melampaui momen gesek statik antara roda dan rel, yang dapat disederhanakan
dengan diagram benda bebas pada Gambar 2 dan persamaan 4 berikut ini,
Gambar 2 Diagram Benda Bebas roda berputar dengan pengereman
srbrakeshoe NF μμ <2 (4)
Fshoe = Gaya tekan pada blok rem pada full-brake (pcyl = 2,8 kg/cm2)
µbrake = Koefisien gesek antara rem dengan roda
Nr = Gaya normal oleh rel terhadap roda (=Wcoach / 8)
Nr × μs
Fbrake × μbrake Fbrake × μbrake
Arah gerak translasi roda
99
µs = Koefisien gesek statik antara roda dengan rel
Analisis Gaya Pengereman
Pengereman pada kereta terjadi melalui mekanisme berupa batang
penghubung (link) yang menghantarkan gaya dari brake cylinder. Gambar 3
menunjukkan secara sederhana mekanisme pengereman pada satu kereta api.
Gambar detail jaringan batang-batang (leverage) pada satu roda dan
penyederhanaannya ditampilkan dalam Gambar 3.
100
Gambar 3 Mekanisme rem pada 1 kereta, terdiri dari 8 roda, 16 blok rem
X
Gam
mbar 4 Jaringan ba
(kanan-kiri
sederhanan
atang penghu
), a) dari gam
nya
(a)
(b)
ubung yang m
mbar teknik d
melayani satu
dan, b) pemo
u pasang rod
odelan
101
da
102
Dari gambar teknik kereta api, juga didapatkan data-data dimensi, fisik
maupun operasional kereta api seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel.1 Data-data perancangan kereta api (Diambil dari Gambar Teknik: Brake
Diagram and Calculation, PT KA)
Data awal SI
Massa kereta (m) 37880 kg
Cylinder pressure (Pcyl) 3,8 kg/cm2 0,3724 MPa
Diameter brake cylinder (dcyl) 30 cm
Gaya pegas penahan (Fspr) 140 kg 1372 N
Panjang batang-batang penghubung*
a 475 mm
b 355 mm
c 170 mm
d 170 mm
e 190 mm
f 190 mm
g 170 mm
h 170 mm
i 150 mm
j 150 mm
*) Lihat Gambar 3 untuk notasi batang-batang penghubung
Dari model hubungan antar batang, berikut adalah penurunan sederhana untuk
mencari hubungan antara gaya pengereman di setiap sepatu/blok rem, Fshoe, dan gaya
hidrolik yang diterapkan oleh brake cylinder, Fcyl. Gaya pada silinder (Fcyl ) dicari
dengan persamaan sebagai berikut (Gambar Teknik: Brake Diagram and Calculation,
PT KA):
Fcyl = [Acyl x P] – return spring force (Fspr)
dengan: A = π × = 0,070687 m2
p = 0,3724 Mpa
Fspr = 1372 N
20,34
103
maka
Berikut ini langkah-langkah untuk mencari gaya pada masing-masing sepatu
rem. Tinjau batang CD:
Tinjau batang CD dan EF
( )6= 0,070687 0,3724.10 1372 24951,8 (2546,1 )× − =cylF N kg
0OM∑ =
1. .F c F d=
1cF Fd
=
0OM∑ =
( ) IF c a F d+ =
104
Tinjau batang EF dan GH
( )I
c dF F
d+
=
( )2IF e F e f= +
( )2 1eF F
e f=
+
( )( ) F
ddc
feeF ++
=2
0OM∑ =
( )II IF e f F f+ =
( )( )II
c d fF Fd e f+
=+
3IIF g F h=
3 IIgF Fh
=
( )( )3
c dg fF Fh d e f
+=
+
105
Tinjau batang GH dan IJ
0OM∑ =
( )II IIIF g h F h+ =
( ) ( )( )III
g h c d fF Fh d e f+ +
=+
( )4IIIF i F i j= +
( )4 IIIiF F
i j=
+
( )( ) ( )
( )4
g h c di fF Fi j h d e f
+ +=
+ +
1 2 3 4totalF F F F F= + + +
( )( ) ( )
( ) ( )( ) ( )
( )total
c d c d g h c dc e g f i fF F F F Fd e f d h d e f i j h d e f
+ + + += + + +
+ + + +
( ) ( ) ( )0,5 2 1 2 0,5 0,5 2 2 0,54
total
total
F F F F FF F
= + × + × × + × × ×
=
106
sehingga,
Pada setiap bogie kereta penumpang terdapat delapan blok rem sehingga total
gaya pengereman yang diperlukan adalah 8 × Fshoe. Dengan adanya batang
penghubung ab maka untuk mencari Fshoe digunakan persamaan momen.
Jadi, untuk kondisi pengereman full brake (pcyl = 3,8 kg/cm2), diperoleh gaya
pengereman pada masing-masing sepatu rem sebesar 425,85 kg. Dengan efisiensi
pneumatik sebesar 0,95 maka gaya pengereman sebenarnya adalah 404,56 kg.
1 2 3 4 shoeF F F F F= = = =
8 shoe cylF b F a× = ×
8shoe cylaF F
b=
×
475 24951,88 355
N= ××
( )4173,3 425,85shoeF N kg=