120-168-1-pb (1)

Upload: hari-abrianto

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    1/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 57

    PENGARUH PENGGUNAAN AKSELERATOR MEGASET MERAH DI BAWAH

    DOSIS OPTIMAL TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN BERBAGAI

    VARIASI UMUR BETON

    Wisnumurti, Ristinah dan Yeanette Andita PuteriJurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

    Jl. Mayjen Haryono 147 Malang

    ABSTRAK

    Akselerator adalah suatu jenis aditif tipe C yang bekerja dengan mempercepat waktu

    pengikatan dan pengerasan beton, sehingga dapat memberikan kuat tekan yang tinggi pada

    umur awal beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi

    penggunaan bahan tambahan akselerator  Megaset Merah  di bawah dosis optimum dan

    variasi umur beton terhadap kuat tekan beton. Sering lemahnya kontrol terhadap

    penambahan dosis akselerator, yang dapat disebabkan karena pengadukan molen yang

    tidak rata ataupun karena keperluan untuk menekan biaya konstruksi, menyebabkanpenambahan dosis akselerator tersebut tidak sesuai dengan dosis optimal yang ditetapkan

    oleh pembuat bahan aditif ini. Sehingga apabila akselerator tersebut digunakan di bawah

    dosis optimal, akan menyebabkan tidak tercapainya kekuatan tekan beton pada umur 7 hari

    yang diharapkan akan sama kekuatannya dengan umur 28 hari. Akibat tersebut akan dapat

    menyebabkan keruntuhan pada bagian – bagian struktur yang ada.

    Dari hasil analisis varian 2 arah dapat dibuktikan adanya interaksi antara

    penambahan akselerator terhadap silinder beton kurang dari dosis yang optimum dan umur

    pengujian beton yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton.

    Dari hasil pembahasan penelitian terdapat pengaruh penambahan Akselerator

    Megaset Merah di bawah dosis optimum dan umur pengujian beton terhadap penurunan

    kuat tekan beton; pada umur pengujian 7 hari, penambahan akselerator 0,5% akan

    menyebabkan penurunan kuat tekan beton sebesar 25% dari kuat tekan beton normal.

    Kata Kunci : akselerator, kuat tekan beton, umur beton

    PENDAHULUAN

    Bahan aditif tipe akselerator ini

    cukup banyak diproduksi oleh pabrik –

    pabrik aditif dengan disertai tata cara

    penambahan dosis yang optimal sehingga

    diperoleh kuat tekan yang optimal.Penggunaan akselerator pada dosis

    optimal yaitu antara 2% - 5% akan

    memberikan pengaruh peningkatan kuat

    tekan beton, terutama pada umur beton

    awal yang berkisar antara 3 hari hingga

    7 hari. Selain itu dengan penggunaan

    akselerator ini, pelepasan acuan beton

    dapat menjadi lebih awal. Namun pada

    kenyataannya di lapangan, karena

    pengadukan molen yang mungkin tidak

    rata ataupun karena keperluan untukmenekan biaya konstruksi, menyebabkan

    penambahan dosis akselerator tersebut

    tidak sesuai dengan dosis optimal yang

    ditetapkan oleh pembuat bahan aditif ini.

    Sehingga apabila akselerator tersebut

    digunakan di bawah dosis optimal, akan

    menyebabkan tidak tercapainya kekuatan

    tekan beton pada umur 7 hari yangdiharapkan akan sama kekuatannya

    dengan umur 28 hari. Dengan kondisi

    tersebut di atas, disertai dengan

    pelepasan acuan yang lebih awal akan

    mungkin dapat menyebabkan keruntuhan

    pada bagian – bagian struktur yang ada.

    Sehingga dari kenyataan di atas,

    mendorong peneliti untuk meneliti bahwa

    sejauh mana pengaruh penggunaan

    akselerator di bawah dosis optimal

    terhadap kuat tekan beton dan umurbeton.

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    2/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 58

    TINJAUAN PUSTAKA

    Beton

    Beton adalah campuran dari

    agregat halus dan agregat kasar ( pasir,

    kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain) dengan semen yang dipersatukan oleh

    air dalam perbandingan tertentu. Beton

     juga dapat didefinisikan sebagai bahan

    bangunan dan konstruksi yang sifat-

    sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu

    dengan mengadakan perencanaan dan

    pengawasan yang teliti terhadap bahan-

    bahan yang dipilih. Untuk menjamin

    agar beton yang dihasilkan memenuhi

    persyaratan yang diinginkan, dianjurkan

    agar agregat diuji terlebih dahulu,

    kemudian membuat uji coba beton atau

    campuran beton setelah mix design

    dilakukan ( S. Wuryati & R. Candra,

    2001 ). Beton menurut pengertian

    dasarnya juga dapat diartikan campuran

    dari dua bagian yaitu agregat dan mortar.

    Mortar terdiri dari semen Portland dan air

    yang mengikat agregat ( pasir dan kerikil

     / batu pecah) menjadi suatu massa seperti

    batuan, ketika pasta tersebut mengerasakibat dari reaksi kimia seperti semen

    dan air ( P. Nugraha, 1989 ).

    Waktu Pengikatan Dan Pengerasan

    Setting time  mengindikasikan

    kesolidan atau perubahan bentuk. Awal

    dari perubahan bentuk adalah initial

    setting time, dimana merupakan penanda

    waktu dimana beton sudah tidak dapat

    dikerjakan. Sehingga proses penuangan,

    pemadatan pada tahap ini sangat sulitdikerjakan. Beton tidak dapat mengeras

    dengan tiba – tiba; beton memerlukan

    waktu menjadi sepenuhnya rigid atau

    kaku. Waktu yang diperlukan agar beton

    menjadi sepenuhnya rigid atau kaku

    disebut dengan  final setting time.

    Pengukuran dari setting time ini

    dilakukan oleh Vicat Apparatus.

    Kegunaan daripada mengetahui setting

    time  ini diantaranya dapat digunakan

    sebagai bahan pertimbangan dalampenjadwalan konstruksi beton. Selain itu,

    data test juga berguna dalam

    membandingkan keefektifan relatif dalam

    kontrol variasi bahan tambah atau

    admixture ( P. Kumar M. dan P. J. M.Monteiro, 1993 ). Pengikatan juga dapat

    diartikan sebagai perubahan bentuk dari

    bentuk cair menjadi bentuk padat, tetapi

    masih belum memiliki kekuatan.

    Pengikatan ini terjadi akibat reaksi

    hidrasi yang terjadi pada permukaan butir

    semen, terutama pada butir Trikalsium

    Aluminat, karena itu dengan

    menambahkan gipsum dapat

    memodifikasi hidrasi awal ini, sehingga

    mengatur waktu pengikatan. Sedangkan

    pengerasan / hardening adalah pada

    bentuk yang sudah padat yaitu

    pertumbuhan kekuatannya ( P. Nugraha,

    1989 ).

    Klasifikasi akselerator

    Akselerator adalah bahan

    tambahan yang dicampurkan ke dalam

    beton yang berfungsi untuk mempercepat

    proses pengikatan dan pengerasan

    adukan beton. Bahan kimia yang dapat

    mempercepat pengerasan dalam

    campuran semen portland dan air yaitu

    klorida terlarut, karbonat, silika, fluoslika

    dan hidroksida serta bahan organik

    seperti triethanolamin. Namun yang

    banyak digunakan sebagai bahan

    pengeras beton yaitu garam CaCl2. Jenis

    akselerator biasanya ada 2 kelompok

    yaitu ( S. Wuryati & R. Candra, 2001 ):

    1.  Kelompok yang dapatmempersingkat waktu pengikatanawal.

    Kelompok ini biasanya berupa benda

    – benda basa yang mempengaruhi

    reaksi antara C3A dan gips.

    2.  Kelompok yang dapat mempercepatpengerasan sehingga kekuatan awal

    dapat meningkat.

    Namun ada pula kelompok yang bekerja

    dua – duanya, yaitu mempercepat

    pengikatan dan mempercepat pengerasan.Kelompok ini biasanya :

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    3/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 59

    1. Asam – asam yang mempercepat

    larutnya kapur

    2. Basa yang mempercepat larutnya

    silika dan alumina

    3. Garam dari asam – asam dan basa –basa tadi 

    Spesifikasi Akselerator

    Pilihan komposisi atau bahan

    kimia dari akselerator adalah ( A. M

    Neville, 1981 ):

    1. CaCl2 atau kalsium klorida

    2. Sodium klorida

    3. NaCl atau natrium klorida

    4. Barium Klorida

    Sodium Klorida mempunyai cara kerjayang sama dengan Kalsium Klorida tapi

    dengan intensitas yang lebih rendah.

    Sedangkan pada Natrium Klorida

    mempunyai konsekuensi terjadi

    penurunan umur kekuatan 7 hari dan

    kemudian untuk selanjutnya masih

    diobservasi. ( A. M Neville, 1981 )

    Bahan aditif akselerator

    melarutkan kation (ion kalsium) dan

    anion dari semen. Sejak beberapa anion

    dilarutkan, akselerator menaikkanbeberapa unsur pokok yang memiliki laju

    pelarutan terendah pada saat waktu

    hidrasi awal yaitu silika. Adanya nilai

    tunggal kation semen dalam larutan yaitu

    K+ atau Na

    + mengurangi daya larut Ca

    2+ 

    atau akan menaikkan daya larut dari

    silika dan aluminat tergantung dari

    konsentrasinya. Adanya nilai tunggal

    anion semen dalam larutan yaitu Cl-,

    NO3-

     atau SO4 2-

      mengurangi daya larut

    silika dan aluminat atau menaikkan dayalarut dari ion kalsium juga tergantung

    dari konsentrasi larutan itu. ( P. Kumar

    M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ).

    Kelemahan dan Keuntungan

    pemakaian Accelerator

    Ada beberapa kelemahan dan

    keuntungan dari penggunaan CaCl2 yaitu

    ( A. M. Neville , 1981); Kelemahan dari

    CaCl2 adalah :

    1.  Daya tahan semen terhadap sulfatmenurun, karena adanya larangan

    penggunaan High Alumina Cement

    bersama –sama dengan CaCl2,

    dimana alumina berfungsi untuk

    meningkatkan daya tahan terhadap

    sulfat dengan menghilangkanCa(OH)2 dalam reaksi hidrasi

    2.  Resiko dari reaksi antara alkali danagregat meningkat, jika agregat

    bersifat reaktif, karena adanya reaksi

    kimia antara alkali (Na2OH dan K2O)

    dan silika yang terdapat pada agregat

    yang menyebabkan reaksi hidrasi

    meningkat, sehingga proses

    pengerasan beton yang terlalu cepat

    akan meningkatkan kemungkinan

    retak dan susut pada beton.3.  Jika nomor 2 di atas dikontrol dengan

    penggunaan low alkali cement dan

    penambahan pozzolan, maka

    pengaruh CaCl2 sangat kecil

    4.  CaCl2  meningkatkan retak dan susutsebesar kurang lebih 10% – 15%,

    karena meningkatkan temperatur

    seiring dengan peningkatan panas

    yang terjadi pada proses hidrasi

    semen di dalam campuran beton.

    Sedangkan keuntungan dari CaCl2 adalah

    :

    1.  CaCl2  dapat meningkatkan dayatahan beton terhadap erosi dan abrasi

    dan ketentuan ini berlaku bagi semua

    umur beton.

    2.  Ketika beton dalam perawatan uap,CaCl2  meningkatkan kekuatan dari

    beton dan mengijinkan penggunaan

    suhu tinggi yang terus meningkat

    selama waktu perawatan.3.  Peningkatan yang kecil terhadapworkability dari beton basah.

    4.  Mengurangi bleeding.

    Umur beton

    Kuat desak beton bertambah

    sesuai dengan bertambahnya umur beton.

    Kecepatan bertambahnya kekuatan beton

    tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai

    faktor, antara lain fas dan suhu

    perawatan, semakin tinggi fas semakin

    lambat kenaikan kekuatan betonnya, dan

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    4/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 60

    semakin tinggi suhu perawatan semakin

    cepat kenaikan kekuatan betonnya. Pada

    Peraturan Beton Bertulang Indonesia

    (PBI 1971) disebutkan perbandingan

    kekuatan tekan beton pada berbagai umur

    beton, seperti yang disajikan pada tabel

    berikut :

    Tabel 1. Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai umur beton

    Umur beton

    (hari)3 7 14 21 28 90 365

    Semen Portland biasa 0.4 0.65 0.88 0.95 1 1.2 1.35

    Semen Portland dg kekuatan awal

    tinggi0.55 0.75 0.9 0.95 1 1.15 1.2

    Sumber : Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971

    Kuat tekan beton

    Kuat tekan beton yang

    disyaratkan f’c adalah kuat tekan betonyang ditetapkan oleh perencana struktur

    (benda uji berbentuk silinder diameter

    150 mm dan tinggi 300 mm), untuk

    dipakai dalam perencanaan struktur

    beton, dinyatakan dalam satuan

    MegaPascal (Mpa). Kekuatan tekan

    beton dipengaruhi beberapa faktor:

    1.  Faktor air semen2.  Susunan dan gradasi agregat3.  Jenis dan mutu semen

    4.  Mutu bahan batuan5.  Pelaksanaan pembuatan beton6.  Curing  (pematangan) beton, yaitu

    perawatan beton untuk mencapai

    kekuatan yang diinginkan.

    Mekanisme Cara Kerja Akselerator

    Komposisi dari Semen Portland

    terdiri dari produk – produk yang tidak

    seimbang dengan menghasilkan reaksi

    dengan temperature tinggi dan energi

    yang tinggi. Ketika semen berhidrasi,reaksi dari produk + air akan

    menghasilkan tingkat energi yang stabil

    dan untuk mencapainya terdapat

    sejumlah pembebasan energi dalam

    bentuk panas. Sejumlah besar

    pembebasan panas dan tingkat

    pembebasan panas dapat

    mengindikasikan kereaktifannya. Data

    dari panas hidrasi dapat digunakan untuk

    menentukan karakteristik setting time dan

    hardening  dan dapat digunakan untuk

    mengukur tingkat suhu. ( P. Kumar M.

    dan P. J. M. Monteiro, 1993 ).

    Alumina dikenal melakukanhidrasi terlebih dahulu daripada silika.

    Hidrasi pada Alumina yaitu reaksi yang

    terjadi antara C3A dengan air sangat

    cepat. Kristal hidrat seperti C3AH6,

    C4AH19, dan C2AH8, dibentuk dengan

    sangat cepat, dengan pembebasan panas

    dalam jumlah besar terjadi pada hidrasi

    tersebut dengan dikontrol oleh gipsum.

    Ettringite adalah yang pertama berhidrasi

    menjadi kristal karena kadar sulfat yang

    tinggi dalam pelarutan selama 1 jampertama proses hidrasi.Pada kondisi

    normal penundaan yang dilakukan oleh

    5% - 6% gipsum, maka percepatan yang

    dilakukan oleh Ettringite meliputi

    stiffening, setting dan pada awal

    hardening. Selanjutnya setelah

    penghabisan dari sulfat pada pelarutan,

    pada waktu konsentrasi pada Alumina

    bertambah disebabkan karena pembaruan

    hidrasi dari C3A dan C4AF, Ettringite

    menjadi tidak stabil dan biasanya akanberubah menjadi Monosulfat, dimana

    merupakan produk akhir dari hidrasi

    Alumina. ( P. Kumar M. dan P. J. M.

    Monteiro, 1993 ).

    Pada hidrasi Silika yaitu C3S dan

    C2S pada semen Portland menghasilkan

    Kalsium Silikat Hidrat ( CSH ) dan

    Kalsium Hidroksida ( CA(OH)2  ). Dari

    sifat materialnya bentuk CSH ini sangat

    buruk untuk menjadi kristal dan

    membentuk semacam lubang padabentuk gel keras. Gel ini dapat disebut

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    5/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 61

    sebagai Tobermorite Gel. C3S berhidrasi

    terlebih dahulu daripada C2S. Dengan

    kehadiran gipsum, C3S sebagai partikel

    dimulai berhidrasi selama 1 jam sejak

    penambahan semen ke dalam air danakan bekerja pada  final setting time  dan

    hardening  dari pasta semen. Reaksi

    daripada C2S dan C3S akan dipercepat

    dengan kehadiran sulfat pada pelarutan.

    Reaksi pada hidrasi C3S ini berlangsung

    cepat pada beberapa minggu / proses

    hardening. Proses perkembangan

    mengisi rongga dalam pasta dengan hasil

    produk hidrasi akan menurunkan

    porositas dan permeabilitas dan

    meningkatkan kekuatan beton. ( P.Kumar M. dan P. J. M. Monteiro, 1993 ).

    Berdasarkan reaksi hidrasi di atas,

    maka fenomena daripada stiffening,

    setting dan hardening adalah berdasarkan

    perkembangan dari pembentukkan kristal

    pada produk hidrasi. Sehingga

    berdasarkan alasan tersebut , maka dapat

    diasumsikan dengan menambahkan

    larutan kimia tertentu pada sistem

    hidrasi,maka satu dari larutan tersebut

    akan dapat mempengaruhi tingkat

    kecepatan pengionisasian dari komposisi

    semen yang ada dan tingkat kecepatan

    pembentukan kristal dari produk hidrasi,

    sehingga mempengaruhi karakteristik

    dari setting dan hardening  dari pasta

    semen. ( P. Kumar M. dan P. J. M.

    Monteiro, 1993 ).

    Berdasarkan pada P. Nugraha,

    bahan yang paling efektif untuk

    Akselerator adalah Kalsium Klorida.Garam – garam anorganik yang dapat

    larut seperti Klorida, Bromida, Fluorida,

    Karbonat, Nitrat, Thiosulfat, Silikat,

    Aluminat, Alkali Hidroksida. Susunan

    organik yang dapat larut seperti

    Triethanolamine, Kalsium format,

    Kalsium acetat, dan bahan yang sejenis.

    Berdasarkan pada A. Joisel, untuk

    memahami mekanisme daripada

    Akselerator adalah dengan pertama kali

    mempertimbangkan bahwa komposisisemen Portland yang terdiri dari sejumlah

    anions ( Silikat dan Aluminat ) dan

    sejumlah kations ( Kalsium ), tingkat

    kelarutannya tergantung pada tipe dan

    konsentrasi kehadiran ion asam dan basa

    dalam pelarutan. Sehingga berdasarkanJoisel dapat diuraikan sebagai berikut :

    1.  Bahan tambah Akselerator membantukelarutan dari Kation ( ion Kalsium )

    dan anion dari semen. Sejak beberapa

    anion larut, Akselerator akan

    membantu kelarutan dari konstituent

    yang memiliki daya larut yang paling

    rendah pada periode awal dari hidrasi

    ( ion silikat ).

    2.  Kehadiran dari kation tunggal pada

    pelarutan ( K+, Ca2+ atau Na+  ) akanmenaikkan daya larut daripada ion

    Silikat dan Alumina.

    3.  Kehadiran anion tunggal ( Cl-, NO-3,SO4

    2-) akan menaikkan daya larut

    daripada ion Kalsium.

    Dari uraian di atas, bahan tambah

    Akselerator hanya sebagai katalisator

    dengan mempercepat waktu hidrasi saja

    tanpa meningkatkan kuat tekan beton.

    Pada setting time, Kalsium klorida akan

    membantu mempercepat daya larut ion

    Kalsium dan Alumina. Sedangkan pada

    hardening  atau peningkatan kekuatan

    beton , Kalsium Klorida akan membantu

    mempercepat ion Silika.

    Pengaruh Penggunaan Akselerator

    Terhadap Kuat Tekan Beton Dan

    Umur Beton.

    Akselerator jenis Kalsium Klorida

    dapat meningkatkan kuat tekan beton

    pada umur beton awal dengan sangatcepat. Misalnya dengan penggunaan 2%

    Kalsium Klorida, dapat meningkatkan

    kuat tekan beton hingga 170% pada umur

    beton 1 hari. Sedangkan pada umur beton

    7 hari terjadi peningkatan kuat tekan

    beton sebesar 30%. Dan pada umur 28

    hari terjadi peningkatan kuat tekan beton

    sebesar 10%. ( Jai Krishna & O. P. Jain,

    1980 )

    Kalsium Klorida ( CaCl2

    )

    biasanya ditambahkan dengan  Rapid

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    6/13

    JURNAL REKAY

     Hardening Portland Ce

    biasanya peningkatan k

    mencapai 7 MPa dalam 1

     jika dibandingkan deng

    CaCl2 dengan Ordinary Po( tipe 1) peningkatan ke

    dapat dicapai dalam wakt

    A. M. Neville,1981 ). Tet

    Gambar 1. Pengaruh peng

    dan umur beton un

    Sedangkan dari ha

    kokoh tekan hancur bet

    pada laboratorium UK Pe

    bahwa penggunaan akseleMerah 5% dengan penguj

    beton 7 hari akan meni

    Gambar 2. Pengaruh peng

    dan umur beton ( sumbe

    Cara kerja untuk

    mengacu kepada kecepatatetapi pemberian CaCl2  y

    SA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1

    ent , dimana

    kuatan dapat

    hari. Hal ini

    an campuran

    rtland Cement  uatan 7 Mpa

    3 – 7 hari. (

    api kelemahan

    CaCl2  jika digunaka

    dengan  Rapid Harden

    pada waktu umur 28

    dimiliki sama de

    menggunakan CaCl2.Ordinary Portland Ce

    peningkatan kekuatan

    (Gbr. 1.). ( A. M.

    gunaan akselerator dengan dosis 2% terhada

    uk berbagai tipe semen ( sumber : A. M. Ne

      sil laporan uji

    n yang diuji

    ra, disebutkan

    rator Megasetan pada umur

    gkatkan kuat

    tekan beton sebesa

    dimana beton de

    Megaset Merah 5

    mencapai 367.350 kgterhadap beton norm

    kuat tekan 292,520 k 

      gunaan akselerator dengan dosis 5% terhada

    :  Hasil Penelitian  Laboratorium Beton Da

    Petra, 2004 ).

    CaCl2  sendiri

    setting time,ng berlebihan

    menyebabkan Flash

    CaCl2  yang memperdiberikan pada

    78 – 5658 62

    bersama – sama

    ing Cement  adalah

    ari, kekuatan yang

    gan jika tidak

    Berbeda denganent   tetap terdapat

    pada umur 28 hari

    Neville, 1981 )

     kuat tekan beton

    ille, 1981 )

    74,830 kg/cm2,

    gan penggunaan

    kuat tekannya

     /cm2  dibandingkanal yang mencapai

    g/cm2

    ( Gbr.2. ) .

     kuat tekan beton

    Konstruksi UK

    Set . Karakteristik

    epatsetting time

     br.3. Misalnya

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    7/13

    JURNAL REKAY

    berdasarkan refere

    Ramachandran, penambah

    dapat mempercepat initia

    sebesar 120 menit, diman

    setting time  normal lamaakan menjadi 58 menit. S

    Gambar 3. Pengaruh Peng

    Hipotesis Penelitian

    Diduga dengan adanya ipenambahan akselerator te

    METODOLOGI

    Rancangan Penelitian

    Penelitian ini be

    menguji kuat tekan beton

    3,7,14,28 dan 32 den

    prosentase penambahan

    akselerator di bawah d

    Adapun rancangan pen

    sebagai berikut:

    Tabe

    Umur ( hari )

    3

    7

    14

    28

    32

    SA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1

    si V.S

    an 2% CaCl2 

    l setting time 

    a pada initial

    ya 180 menitdangkan pada

     final setting time dapa

    260 menit, dimana

    normal  lamanya da

    menit dapat diperce

    menit. (P. KumarMonteiro, 1993 )

    unaan Kalsium Klorida pada setting time ( 

     M. dan P. J. M. Monteiro, 1993). 

    teraksi antarahadap silinder

    beton kurang dari d

    dan umur pengujiberpengaruh terhadap

    tujuan untuk

    pada hari ke

    gan berbagai

    zat aditif

    sis optimum.

    litian adalah

    -  Perbandinganmenggunakan mix

    -  Ukuran agregat m-  Jumlah benda uji

    adalah 3 buah

    -  Menggunakan vari

    l 2. Rancangan Benda uji Silinder 15 / 30

    Prosentase Bahan Aditif

    0 0.5 1

    3 3  3 

    3  3  3 

    3  3  3 

    3  3  3 

    3  3  3 

    78 – 5658 63

    t dipercepat hingga

    pada  final setting

    at mencapai 360

    pat menjadi 100

    . dan P. J. M.

    umber : P. Kumar

    sis yang optimum

    an beton akankuat tekan beton.

    campuran

    desain

    ksimum 20 mm

    ntuk setiap variasi

    asi 2 arah

    ( % )

    1.5 3.5

    3  3 

    3  3 

    3  3 

    3  3 

    3  3 

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    8/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 51

    Variabel Penelitian

    Variabel bebas adalah variabel

    yang bebas ditentukan oleh peneliti,

    mengikuti aturan yang seringdigunakan. Variabel bebas dalam

    penelitian ini adalah pembacaan data

    pada umur beton tertentu dan prosentase

    penambahan aditif akselerator di bawah

    dosis optimum.

    Variabel tak bebas adalah

    variabel yang nilainya tergantung darivariabel bebas. Variabel tak bebas dalam

    penelitian ini adalah kuat tekan beton.

    PEMBAHASAN

    Pengujian Beton Keras

    Untuk pengujian beton keras

    dibuat benda uji berupa silinder yang

    berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

    Setelah mencapai umur yang ditentukan

    dalam penelitian ini yaitu pada umur 3, 7,

    14, 28, dan 32 hari, dan dengan variabel

    penambahan Akselerator di bawah dosis

    optimum yang telah ditentukan dalam

    Metodologi Penelitian, benda uji tersebut

    dites dengan menggunakan alat yang

    disebut Universal Testing Machine (

    UTM ). Selanjutnya pengujian kuat tekan

    dengan alat UTM   ini dilakukan dengan

    meletakkan benda uji berdiri tegak lurus

    dan memberi tekanan sampai benda uji

    tersebut hancur. Adapun hasil pengujian

    kuat tekan ditabelkan sebagai berikut :

    Tabel 3. Gaya Tekan Hancur Beton ( KN )

    Umur Beton

    Prosentase Penambahan Akselerator Di Bawah Dosis Optimum (%)

    0 0,5 % 0.01 1,5 % 3,5 %

    3

    262 174 232 273 376

    200 190 210 220 316

    240 180 185 263 362

    Rata - rata 234 181.333 209 252 351.333

    7

    298 195 286 320 400

    305 260 311 314 394

    235 174 266 316 366

    Rata - rata 279.333 209.667 287.667 316.667 386.667

    14

    349 303 264 298 428

    275 310 283 320 413

    310 323 323 382 360

    Rata - rata 311.333 312 290 333.333 400.333

    28

    400 330 391 372 451

    398 324 345 385 397

    371 313 350 380 457

    Rata - rata 389.667 322.328 362 379 435

    32

    408 330 403 423 492

    367 395 363 436 420

    396 400 376 434 415

    Rata - rata 390.333 375 380.667 431 442.333Sumber : Hasil Penelitian

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    9/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 65

    Dari hasil pengujian di atas selanjutnya

    dicari kuat tekan hancur beton dengan

    rumus :

    f’c = A

    dengan :

    f’c = Tegangan hancur beton ( MPa )

    P = Gaya Tekan ( KN )

    A = Luas Silinder ( mm2 )

    Tabel 4. Kuat Tekan Hancur Beton ( MPa )

    Umur Beton

    Prosentase Penambahan Akselerator Di Bawah Dosis Optimum (%)

    0 0,5 % 0.01 1,5 % 3,5 %

    3

    14.83 9.85 13.13 15.45 21.28

    11.32 10.75 11.88 12.45 17.88

    13.58 10.19 10.47 14.88 20.48

    Rata - rata 13.24 10.26 11.83 14.26 19.88

    7

    16.86 11.03 16.18 18.11 22.64

    17.26 14.71 17.60 17.77 22.3013.30 9.85 15.05 17.88 20.71

    Rata - rata 15.81 11.86 16.28 17.92 21.88

    14

    19.75 17.15 14.94 16.86 24.22

    15.56 17.54 16.01 18.11 23.37

    17.54 18.28 18.28 21.62 20.37

    Rata - rata 17.62 17.66 16.41 18.86 22.65

    28

    22.64 18.67 22.13 21.05 25.52

    22.52 18.33 19.52 21.79 22.47

    20.99 17.71 19.81 21.50 25.86

    Rata - rata 22.05 18.24 20.48 21.45 24.62

    32

    23.09 18.67 22.81 23.94 27.84

    20.77 22.35 20.54 24.67 23.77

    22.41 22.64 21.28 24.56 23.48

    Rata - rata 22.09 21.22 21.54 24.39 25.03

    Sumber : Hasil Penelitian dan Perhitungan

    Pembahasan Hasil Penelitian

    Pembahasan Hubungan Pengaruh Variasi Prosentase Penambahan Akselerator

    Megaset Merah Di Bawah Dosis Optimum Dan Variasi Umur Pengujian Beton

    Terhadap Kuat Tekan Beton.Tabel 5. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton

     Regression Statistics

    Korelasi R 0.975

    R Square 0.951

    Adjusted R Square 0.916

    Standard Error 1.260

    Observations 20

    Probabilitas 3.762E-06

    Sumber : Hasil Perhitungan

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    10/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 66

    Berdasarkan pada tabel 5., dapat

    dijelaskan sebagai berikut :

    1.  Untuk pengaruh variabel prosentasepenambahan Akselerator Megaset

    Merah di bawah dosis optimum danvariabel umur pengujian beton

    terhadap nilai kuat tekan beton, nilai

    koefisien korelasi adalah sebesar

    0,975. Sehingga dapat diartikan

    bahwa terdapat hubungan yang

    sangat erat antara variabel prosentase

    penambahan Akselerator Megaset

    Merah di bawah dosis optimum dan

    variabel umur pengujian beton

    terhadap nilai kuat tekan beton.

    2.  Untuk pengaruh variabel prosentasepenambahan Akselerator Megaset

    Merah di bawah dosis optimum dan

    variabel umur pengujian beton

    terhadap nilai kuat tekan beton, nilai

    koefisien determinasi disesuaikan

    adalah sebesar 0,916. Sehingga dapat

    diartikan bahwa sebesar 91%

    perubahan nilai kuat tekan betondapat dijelaskan oleh variabel

    prosentase penambahan Akselerator

    Megaset Merah di bawah dosis

    optimum dan variabel umur

    pengujian beton.

    3.  Dengan nilai probabilitas sebesar3,7E-06 dimana kurang dari 0,05;

    maka variabel prosentase

    penambahan Akselerator Megaset

    Merah di bawah dosis optimum dan

    variabel umur pengujian betonsignifikan dalam memprediksi

    perubahan pada kuat tekan beton.

    Gambar 4. Hubungan Regresi Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah Di

    Bawah Dosis Optimum Dan Variasi Umur Pengujian Beton Terhadap Kuat Tekan Beton.

    0.5 1

    1.5

    3.5 3

    14

    28

    32

    0.00

    5.00

    10.00 

    15.00

    20.00 

    25.00

    Kuat Tekan

    ( MPa )

    Penambahan akselerator ( % ) 

    Umur Pengujian

    ( Hari )

    20.00-25.00

    15.00-20.00

    10.00-15.00

    5.00-10.00

    0.00-5.00

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    11/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 67

    Pembahasan Pengaruh Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah

    Di Bawah Dosis Optimum Terhadap Penurunan Kuat Tekan Beton Dengan Masing –

    Masing Umur Pengujian Beton.

    Dalam perhitungan analisis Regresi satu arah dengan model persamaan polinomial

    berderajat dua, didapatkan hasil sebagai berikut: :

     Gambar 5. Hubungan Regresi Variasi Prosentase Penambahan Akselerator Megaset Merah Di

    Bawah Dosis Optimum Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Masing – Masing Variasi Umur

    Pengujian Beton.

    Tabel 6. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 3 Hari

     Regression StatisticsKorelasi R 0.854

    R Square 0.729

    Adjusted R Square 0.639

    Standard Error 1.227

    Observations 9

    Probabilitas 0.02

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tabel 7. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 7 Hari

     Regression Statistics

    Korelasi R 0.886

    R Square 0.784

    Adjusted R Square 0.713

    Standard Error 1.642

    Observations 9

    Probabilitas 0.01

    Sumber : Hasil Perhitungan

    y = 1.74x2 + 0.5167x + 9.57

    y = -5.54x2 + 17.137x + 4.68

    y = -2.58x2 + 8.37x + 14.697

    y = 5.0467x2 - 6.9233x + 23.42

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

    %Penambahan Di bawah Optimal

       K   u   a   t   T   e   k   a   n

       B   e   t   o   n

    3

    7

    14

    28

    32

    Poly. (3)

    Poly. (7)

    Poly. (28)

    Poly. (32)

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    12/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 68

    Tabel 8. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 28 Hari

     Regression Statistics

    Korelasi R 0.878

    R Square 0.771

    Adjusted R Square 0.694

    Standard Error 0.899

    Observations 9

    Probabilitas 0.012

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tabel 9. Hasil Analisa Regresi Untuk Nilai Kuat Tekan Beton Pada Umur 32 Hari

     Regression Statistics

    Korelasi R 0.767

    R Square 0.588

    Adjusted R Square 0.451

    Standard Error 1.460

    Observations 9

    Probabilitas 0.048

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Dari gambar di atas didapat

    sejumlah penurunan kuat tekan beton

    dengan penambahan akselerator di bawah

    dosis optimum terhadap kuat tekan beton

    tanpa penambahan akselerator. Adapunhasil penurunan kuat tekan beton di

    bawah dosis optimum adalah sebagai

    berikut : 

    1.  Pada umur pengujian 3 hari,penurunan kuat tekan beton terjadi

    pada dosis 0,5% yaitu sebesar 22,5%

    dan dosis 1% yaitu sebesar 10,65%.

    2.  Pada umur pengujian 7 hari,penurunan kuat tekan beton terjadi

    pada dosis 0,5% yaitu sebesar 25%

    dan dosis 1% yaitu sebesar 3%.3.  Pada umur pengujian 28 hari,

    penurunan kuat tekan beton terjadi

    pada dosis 0,5% yaitu sebesar

    17,28% ; dosis 1% yaitu sebesar

    7,12%; dan pada dosis 1,5% yaitu

    sebesar 2,72%.

    4.  Pada umur pengujian 32 hari,

    penurunan kuat tekan beton terjadipada dosis 0,5% yaitu sebesar 4% dan

    dosis 1% yaitu sebesar 2,5%.

    Namun pada kenyataannya, pada

    grafik yang menghubungkan antara umur

    pengujian beton terhadap kuat tekan

    beton mempunyai kecenderungan bahwa

    semakin lama umur pengujian beton

    maka nilai kuat tekan beton akan naik

    dan mendekati nilai tertentu yang

    konstan. Sehingga hendaknya dicoba

    pendekatan untuk menggunakanpersamaan – persamaan selain persamaan

    regresi kuadrat di atas yang sesuai

    dengan logika pada kenyataannya.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian,

    seperti yang diuraikan pada bab di atas,

    maka dapat diambil kesimpulan bahwa

    terdapat pengaruh penambahan

    Akselerator Megaset Merah di bawah

    dosis optimal dan umur pengujian beton

    terhadap penurunan kuat tekan beton.

    Bahwa penggunaan Akselerator Megaset

    Merah di bawah dosis optimal tidak bisa

    dijadikan acuan bahwa pada umur 7 hari

    akan memperoleh kekuatan tekan yang

    akan sebanding.

  • 8/17/2019 120-168-1-PB (1)

    13/13

    JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 69

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih kepada

    Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan

    Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Brawijaya Malang sebagai tempat

    pelaksanaan penelitian serta semua pihak

    atas dukungan dan partisipasinya selama

    penelitian

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim.1971. Peraturan Beton

     Bertulang Indonesia Tahun

    1971. Jakarta : Ditjen Cipta

    Karya.

    Anonim. 1989. Standart Nasional

     Indonesia ( SK SNI M-08-1989  ) 

    Pengujian Gradasi Untuk

     Agregat. Boediono Dan Wayan K. 2001. Teori

    dan Aplikasi Statistika Dan

    Probabilitas.  Bandung : PT.

    Remaja Rosdakarya.

    Kushartomo, Widodo. 1999. “ Hidrasi

    Kimia Pada Semen Portland, “ 

    Jurnal Teknik Sipil Universitas

    Tarumanegara. No. 1, Tahun V.

    Maret, 1999.

    Krishna, Jai And O.P. Jain. 1980. Plain

     And Reinforced Concrete Vol. I .India : Roorkee Press.

    Megamix Beton Indonesia.  Brosur

    Tentang Accelerator Megaset

     Merah.

    Mehta, P. Kumar And P. J. M Monteiro.

    1993. CONCRETE : Structure,

    Properties And Materials. New

    Jersey : Prentice Hall.

    Neville, A. M. 1981. Properties Of

    Concrete. London : Pittman

    Publishing Ltd.

    Nugraha, P. 1989. Teknologi Beton :

    dengan antisipasi terhadap

    Pedoman Beton 1989. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

    PT. Semen Gresik Persero (Tbk).  Brosur

    Tentang Semen Portland

    Samekto, Wuryati Dan Candra R. 2004.

    Teknologi Beton. Yogyakarta :

    Kanisius.

    Spiegel. R, Murray.1972. SCHAUM’S

    OUTLINE SERIES : Theory

     And Problems Of Statistics ( S1

     Metric Edition ), London :

    McGraw – Hill Book Company.Tjokrodimulyo K. 1995.  Buku Ajar

     Bahan Bangunan. Yogyakarta :

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas

    Teknik Universitas Gajah Mada