12 bab ii 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · bab ii kajian...

23
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri Menurut Agustiani (2006) konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman- pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari. Hal serupa tentang konsep diri menurut Rakhmat (2009) adalah suatu gambaran dan penilaian tentang diri kita. Fitts (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Calhoun dan Acoccela (1990) konsep dir merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek pengalaman baik itu pikiran, perasaan, persepsi dan tingkah laku individu. Pendapat lain tentang konsep diri menurut Burns (1993) adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita 12

Upload: lethuan

Post on 20-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Diri

1. Pengertian konsep diri

Menurut Agustiani (2006) konsep diri merupakan gambaran yang

dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-

pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri

bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman

yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu

ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang

mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari. Hal serupa tentang

konsep diri menurut Rakhmat (2009) adalah suatu gambaran dan penilaian

tentang diri kita.

Fitts (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri

merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri

seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Calhoun dan Acoccela (1990)

konsep dir merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek

pengalaman baik itu pikiran, perasaan, persepsi dan tingkah laku individu.

Pendapat lain tentang konsep diri menurut Burns (1993) adalah suatu

gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain

berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita

12

Page 2: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

13

inginkan. Sedangkan Centi (1993) mengemukakan konsep diri (self

concept) adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari

bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa

tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi

manusia sebagaimana kita harapkan.

Selanjutnya Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2009)

menjelaskan ada lima ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri yang

positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah,

pertama, yakin mampu mengatasi masalah. Kedua, merasa setara dengan

orang lain. Ketiga, menerima pujian tanpa rasa malu. Keempat, menyadari

bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku

yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. Kelima, mampu memperbaiki

dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek yang tidak disenanginya

dan berusaha mengubahnya. Sedangkan ciri-ciri individu dengan konsep

diri yang negatif ialah peka terhadap kritikan, responsif terhadap pujian,

bersikap hiperkritis terhadap orang lain, cenderung merasa tidak disenangi

oleh orang lain, dan pesimis terhadap kompetisi.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa

tokoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan

pandangan atau gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya baik

secara fisik maupun psikologis yang dibentuk melalui pengalaman-

pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan.

Page 3: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

14

2. Aspek-aspek konsep diri

Menurut Fitts (dalam Agustiani, 2006) membagi konsep diri dalam

dua dimensi pokok, yaitu sebagai berikut :

a. Dimensi internal

Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan

internal (internal frame of reference) adalah penilaian yang

dilakukan individu yakni penilaian yang dilakukan individu terhadap

dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini

terdiri dari tiga bentuk :

1). Diri identitas (identity self)

Bagian diri ini merupakan aspek yang paling mendasar pada

konsep diri dan mengacu pada pertanyaan “Siapakah saya?”

Dalam pertanyaan tersebut tercakup label-label dan simbol-

simbol yang diberikan pada diri (self) oleh individu-individu

yang bersangkutan untuk menggambarkan dirinya dan

membangun identitasnya.

2). Diri pelaku (behavioral self)

Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingkah

lakunya, yang berisikan segala kesadaran mengenai “apa yang

dilakukan oleh diri”. Selain itu bagian ini berkaitan erat dengan

diri identitas.

Page 4: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

15

3). Diri penerimaan atau penilai (judging self)

Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar dan

evaluator. Kedudukannya adalah sebagai perantara (mediator)

antara diri identitas dan diri pelaku. Diri penilai menentukan

kepuasan seseorang akan dirinya atau seberapa jauh seseorang

menerima dirinya. Kepuasan diri yang rendah akan

menimbulkan harga diri (self esteem) yang rendah pula dan

akan mengembangkan ketidakpercayaan yang mendasar pada

dirinya. Sebaliknya, bagi individu yang memiliki kepuasan diri

yang tinggi, kesadaran dirinya lebih realistis.

Ketiga bagian internal ini mempunyai peranan yang berbeda-

beda, namun saling melengkapi dan berinteraksi membentuk suatu

diri yang utuh dan menyeluruh.

b. Dimensi eksternal

Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui

hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta

hal-hal lain di luar dirinya. Dimensi ini merupakan suatu hal yang

luas, misalnya diri yang berkaitan dengan sekolah, organisasi,

agama, dan sebagainya. Namun dimensi yang dikemukakan oleh

Fitts (dalam Agustiani, 2006) adalah dimensi eksternal yang bersifat

umum bagi semua orang, dan dibedakan atas lima bentuk, yaitu:

Page 5: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

16

1). Diri fisik (physical self)

Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan

dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang

mengenai kesehatan diri, penampilan (cantik, jelek, menarik,

tidak menarik)dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk,

kurus).

2). Diri etik moral (moral-ethic self)

Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya

dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini

menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan

Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan

nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik

dan buruk.

3). Diri pribadi (personal self)

Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang

tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh

kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi

dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap

pribadinya.

4). Diri keluarga (family self)

Diri keluarga menunjukkan perasaan harga diri seseorang

dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini

menunjukkan sejauh mana seseorang merasa adekuat terhadap

Page 6: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

17

dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun

fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga.

5). Diri sosial (social self)

Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi

dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.

Bagian-bagian internal dan eksternal tersebut saling berinteraksi satu

sama lain, sehingga dari tiga dimensi internal dan lima dimensi eksternal

akan diperoleh lima belas kombinasi yaitu identitas fisik, identitas moral-

etik, identitas pribadi, identitas keluarga, identitas sosial, tingkah laku

fisik, tingkah laku moral-etik, tingkah laku pribadi, tingkah laku keluarga,

tingkah laku sosial, penerimaan fisik, penerimaan moral-etik, penerimaan

pribadi, penerimaan keluarga, penerimaan sosial.

Berdasarkan uraian aspek-aspek konsep diri di atas maka dapat

disimpulkan bahwa konsep diri meliputi aspek identitas fisik, identitas

moral-etik, identitas pribadi, identitas keluarga, identitas sosial, tingkah

laku fisik, tingkah laku moral-etik, tingkah laku pribadi, tingkah laku

keluarga, tingkah laku sosial, penerimaan fisik, penerimaan moral-etik,

penerimaan pribadi, penerimaan keluarga, penerimaan sosial.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Menurut Fitts (dalam Agustiani, 2006), konsep diri seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan

perasaan positif dan perasaan berharga.

Page 7: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

18

b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.

c. Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi

yang sebenarnya.

Menurut Stuart & Sudden (dalam Kusuma, 2009), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu :

a. Teori perkembangan

Konsep diri terus berkembang secara bertahap sejak seseorang

dilahirkan, seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan

orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri

yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan

eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan

tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan

interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri

sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi

potensi yang nyata.

b. Significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat)

Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang

lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara

pandangan diri merupakan interpretasi diri pandangan orang lain

terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja

dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh

orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh

budaya dan sosialisasi.

Page 8: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

19

c. Self perception (persepsi diri sendiri)

Merupakan persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya,

serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.

Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman

yang positif. Sehingga konsep diri merupakan aspek yang kritikal

dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang

positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari

kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual, dan penguasaan

lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari

hubungan individu dan sosial yang terganggu.

Berdasarkan uraian di atas maka faktor yang mempengaruhi konsep

diri seseorang antara lain : adanya perkembangan, pengalaman,

kompetensi dan persepsi terhadap diri.

4. Perkembangan konsep diri

Konsep diri yang ada pada individu merupakan hasil dari proses

belajar yang terus berlanjut di sepanjang kehidupan manusia, tidak

terbentuk secara instan. Menurut Symond (dalam Agustiani, 2006)

persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat lahir, tetapi mulai

berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan perseptif.

Diri (self) berkembang ketika individu merasakan bahwa dirinya terpisah

dan berbeda dari orang lain. Pada usia 6-7 tahun, batas-batas dari diri

individu mulai menjadi lebih jelas sebagai hasil dari eksplorasi dan

pengalaman dengan tubuhnya sendiri. Selama periode awal kehidupan,

Page 9: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

20

konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi tentang diri sendiri.

Kemudian dengan bertambahnya usia, pandangan tentang diri ini menjadi

lebih banyak didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan

orang lain Taylor, dkk (dalam Agustiani, 2006). Remaja yang masih muda

mempersepsikan dirinya sebagai orang dewasa dalam banyak cara, namun

bagi orang tua ia tetap masih seorang anak-anak. Walaupun

ketidaktergantungan dari orang dewasa masih belum mungkin terjadi

dalam beberapa tahun, remaja mulai terarah pada pengaturan tingkah laku

sendiri (Agustiani, 2006).

Dalam perspektif belajar sosial tentang perubahan perilaku remaja,

Bandura (dalam Yusuf, 2010) berpendapat bahwa proses kognitif yang

mengantarai perubahan tingkah laku dipengaruhi oleh pengalaman yang

mengarahkan untuk menuntaskan tugas-tugas. Mekanisme sosial yang

memfasilitasi harapan-harapan pribadi meliputi empat sumber pokok yang

berpengaruh, yaitu: pengembangan keterampilan yang kondusif bagi

perubahan tingkah laku, pengalaman yang beragam, persuasi verbal

(sugesti dan teguran), penciptaan situasi yang dapat mengurangi dorongan

emosional, yang mempunyai nilai-nilai informatis bagi kompetensi

pribadi. Dalam perkembangan emosional, masa remaja merupakan puncak

perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-

organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan dan

dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan

keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada masa

Page 10: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

21

usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang

sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau

situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan temperamental, sedangkan

remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya (Yusuf, 2010).

Apabila remaja dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang

aspek-aspek pokok identitas dirinya, seperti fisik, kemampuan intelektual,

emosi, sikap, dan nilai-nilai, maka seorang remaja siap untuk berfungsi

dalam pergaulannya yang sehat baik dengan teman sebaya, keluarga atau

masyarakat dewasa tanpa dibebani oleh perasaan cemas atau frustasi

(Yusuf, 2010).

Menurut Hurlock (dalam Yulianto, 2009) perubahan perkembangan

dalam konsep diri individu bersumber dari kemampuan individual yang

semakin baik, untuk memahami pandangan orang lain dan untuk

mengkonseptualisasikan pikiran dan perasaan, serta adanya perbandingan

sosial yang semakin luas seiring dengan perkembangan individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri berkembang

berdasarkan proses belajar dari pengalaman hidupnya, bukan faktor

bawaan dari lahir.

B. Somatisasi

1. Pengertian somatisasi

Sindroma ini secara historis menurut DSM IV (dalam Tomb, 2003)

disebut histeria atau Sindroma Briquet’s, telah diperbaiki dalam beberapa

tahun terakhir dan dapat sama atau beda dengan diagnosis histeria yang

Page 11: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

22

biasanya pasien mempunyai sejumlah gejala fisik yang samar dan dramatis

yang secara khas melibatkan beberapa sistem organ antara lain: semua tipe

gejala konversi termasuk neurologik, nyeri yang samar dan tidak dapat

didefinisikan, problem menstruasi atau seksual, kesulitan sistem

pencernaan, kandung kemih dan kelamin dan jantung dan paru-paru,

pergantian status kesadaran yang sulit ditandai. Gangguan somatisasi

melibatkan fokus yang ekstrim dan berlangsung lama pada berbagai gejala

fisik majemuk yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas (Durand,

2006).

Bootzin, Acocella, dan Alloy (dalam Rini, 2009) mendefinisikan

somatisasi sebagai jumlah keluhan fisik yang telah menetap selama

beberapa tahun dan menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis

tetapi tidak ada dasar fisik yang dapat ditemukan.

Gangguan somatisasi merupakan tipe gangguan somatoform yang

melibatkan berbagai keluhan yang munculnya berulang-ulang, yang tidak

dapat dijelaskan oleh penyebab fisik apapun, Nevid (2005).

Jadi gangguan somatisasi merupakan gangguan fisik yang dialami

individu, namun tidak memiliki dasar fisik yang jelas dan terjadi berulang-

ulang dan dapat terjadi sejak usia remaja.

2. Penyebab somatisasi

Penyebab ganggguan somatisasi tidak diketahui secara pasti tetapi

diduga terdapat faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya gangguan

somatisasi yakni :

Page 12: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

23

a. Faktor Psikososial

Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikis dibawah sadar yang

mempunyai tujuan tertentu. Rumusan psikososial tentang penyebab

gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai sutu tipe komunikasi

sosial, hasilnya adalah menghindari kewajiban (sebagai contoh:

mengerjakan ke pekerjaan yang tidak disukai), mengekspresikan

emosi (sebagai contoh: kemarahan pada pasangan), atau untuk

mensimbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan (sebagai contoh:

nyeri pada usus seseorang). Beberapa pasien dengan gangguan

somatisasi berasal dari rumah yang tidak setabil dan telah mengalami

penyiksaan fisik. Faktor sosial, kultural dan juga etnik mungkin juga

terlibat dalam perkembangan gangguan somatisasi.

b. Faktor Biologis

Ditemukan adanya faktor genetik dalam transmisi gangguan

somatisasi dan adanya penurunan metabolisme suatu zat tertentu di

otak depan dan bagian otak besar. Selain itu diduga terdapat regulasi

abnormal sistem sitokin (hormon pertumbuhan) yang mungkin

menyebabkan beberapa gejala yang ditemukan pada gangguan

somatisasi,(www.abnormalanxiety.blogspot.com).

Katon dkk (dalam Durand, 2006) menunjukkan bahwa gangguan

somatisasi terjadi pada sebuah kontinum. Orang-orang dengan sedikit

gejala yang asalnya tidak dapat dijelaskan mungkin mengalami stres dan

hendaya yang cukup memenuhi batasan untuk dianggap memiliki

Page 13: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

24

gangguan. Selain sejumlah keluhan somatis, individu mungkin juga

memiliki keluhan psikologis, biasanya berupa gangguan kecemasan atau

gangguan suasana perasaan, Adler et.al. (dalam Durand, 2006). Meskipun

gejala-gejalanya bisa datang dan pergi, gangguan somatisasi dan perilaku

mengambil peran sedikit sakit menyertainya dapat berlanjut hingga tua.

Menurut Kirmayer (dalam Nevid, 2005) gangguan somatisasi

biasanya bermula pada masa remaja atau dewasa muda dan tampaknya

merupakan gangguan yang kronis atau bahkan berlangsung sepanjang

hidup. Menurut Swartz (dalam Nevid, 2005) gangguan ini biasanya

muncul dalam konteks gangguan psikologis lain, terutama gangguan

kecemasan dan gangguan depresi.

Menurut Kaplan (1991) somatisasi merupakan suatu mekanisme

pertahanan yang sering digunakan individu untuk menghindari diri dari

permasalahan karena tidak mau menerima teguran ataupun hukuman. Hal

ini dilakukan karena efek somatisasi hanya berpengaruh pada diri sendiri

dan tidak berpengaruh pada orang lain. Somatisasi merupakan perilaku

yang dipelajari sehingga pendorong-pendorong lingkungan untuk

mempertahankan perilaku sakit yang abnormal. Teori yang ada yaitu

teori belajar, terjadi karena individu belajar untuk mensomatisasikan

dirinya untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhan akan perhatian

dari keluarga dan orang lain.

Dari beberapa penyebab tersebut di atas dapat disimpulkan gangguan

somatisasi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain: faktor

Page 14: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

25

psikososial, faktor biologis, adanya stres kehidupan, adanya kecemasan

dan adanya faktor belajar.

3. Kriteria gangguan somatisasi

Kriteria gangguan somatisasi berdasarkan DSM IV:

a. Riwayat banyak keluhan fisik yang mulai muncul sebelum usia 30

tahun, yang berlangsung selama bertahun-tahun dan menyebabkan

gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan dan menyebabkan

individu mencari penanganan untuk mengatasi masalah.

b. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual

yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan.

Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan

sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlebihan (misalnya:

kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama

menstruasi, selama hubungan seksual). Riwayat sekurangnya dua

gejala gastrointestinal selain dari nyeri (misalnya: mual, kembung,

muntah selain dari kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap

berbagai jenis makanan). Riwayat sekurangnya satu gejala seksual

atau reproduksi selain dari nyeri (misalnya: indiferensi seksual,

disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi yang tidak teratur,

perdaraahan menstruasi yang berlebih, muntah selain masa

kehamilan). Riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang

mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri

(gejala konversi seperti gangguaan koordinasi atau keseimbangan,

Page 15: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

26

kelumpuhan, sulit menelan, retensi urin, hilangnya sensasi sentuh

atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang, gejala

disosiatif seperti amnesia atau hilangnya kesadaran selain pingsan).

c. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti

pada gangguan buatan atau pura-pura).

Dalam Carpenito (2000), gangguan somatisasi memiliki beberapa

kriteria diagnosa keperawatan, yaitu :

a. Kerusakan interaksi sosial yang berhubungan dengan efek dari

keluhan somatik multipel pada hubungan.

b. Ketidakefektifan coping individu yang berhubungan dengan

ketakutan yang tidak realistis, depresi yang berhubungan dengan

keyakinan akan tidak mendapat perawatan yang sesuai atau cukup

dari orang lain.

c. Ketidakefektifan coping keluarga yang berhubungan dengan sifat

kronis dari penyakit.

d. Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan kerusakan penilaian dan

gangguan pikiran.

e. Kurangnya perawatan diri yang berhubungan dengan apatis

f. Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan perasaan tidak

berharga dan kurangnya batasan ego.

g. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program

terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan

Page 16: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

27

tentang kondisi, terapi farmakologis, keterampilan okupasi,

perawatan tindak lanjut.

Diagnosis pasti gangguan somatisasi berdasarkan PPDGJ III (dalam

Maslim, 2001):

a. Ada banyak dan berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan

adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sekitar 2 tahun.

b. Selalu tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa

dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan

keluhan-keluhannya.

c. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga,

yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampaak daari

perilakunya.

Dari beberapa uraian di atas, beberapa kriteria gangguan somatisasi

antara lain: keluhan-keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya

berdasarkan kondisi umum medis, ketidakefektifan coping individu yang

berhubungan dengan ketakutan yang tidak realistis, gangguan konsep diri

yang berhubungan dengan perasaan tidak berharga dan kurangnya batasan

ego dan lain sebagainya.

4. Penanganan Somatisasi

Untuk menangani kasus gangguan somatisasi ini lebih

menitikberatkan pada pemberian keyakinan, mengurangi stres, dan

terutama mengurangi frekuensi perilaku mencari bantuan. Perhatian

Page 17: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

28

terapeutik lainnya diarahkan pada usaha mengurangi konsekuensi suportif

yang berhubungan dengan orang-orang yang signifikan bagi penderita

yang hanya berdasarkan gejala-gejala fisiknya saja. Metode yang lebih

tepat untuk berinteraksi dengan orang lain ditekankan. Dewasa ini dokter-

dokter keluarga dilatih tentang cara menangani pasien-pasien ini dengan

lebih baik dengan menggunakan sebagian prinsip-prinsip tersebut, Garcia

dkk (dalam Durand, 2006).

Temuan yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa baik penanganan

kogitif-behavioral yang lebih terstruktur (Allen et.al.) maupun obat-obat

antidepresan (Menza et.al) telah memperlihatkan hasil yang menjanjikan

tetapi belum diteliti secara terkontrol (dalam Durand, 2006).

Dari beberapa uraian penanganan somatisasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa penanganan kasus somatisasi dapat dilakukan dengan

beberapa hal antara lain: lebih menitikberatkan pada pemberian keyakinan,

mengurangi stres, dan terutama mengurangi frekuensi perilaku mencari

bantuan dan terapi kognitif behavioral.

C. Program Akselerasi

Akselerasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti:

percepatan, peningkatan kecepatan, laju perubahan kecepatan. Beberapa

kriteria sebagai persyaratan seorang siswa dapat diterima di kelas akselerasi

sebagai berikut: 1.) Persyaratan Akademis, yang diperoleh dari skor rata-rata

nilai Rapor, Nilai Ujian Nasional, serta Tes Kemampuan Akademis dengan

Page 18: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

29

nilai sekurang-kurangnya 8,00. 2.) Persyaratan Psikologis, yang diperoleh dari

hasil pemeriksaaan psikologis meliputi tes kemampuan tes kemampuan

intelektual umum, tes kreativitas, dan keterikatan pada tugas. Peserta yang

lulus tes psikologi adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual

umum dengan kategori jenius (IQ ≥ 140) atau mereka yang memiliki

kemampuan intelektual umum dengan kategori cerdas (IQ ≥ 125) yang

ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan terhadap tugas dalam kategori di

atas rata-rata. 3.) Informasi data subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari

diri sendiri (self nomination), teman sebaya (peer nomination), orang tua

(parent nomination), dan guru (teacher nomination) sebagai hasil dari

pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan. 4.) Kesehatan fisik, yang

ditunjang dengan surat keterangan sehat dari dokter. 5.) Kesediaan calon siswa

dan persetujuan orang tua.

Menurut Ahmadi (2011) waktu yang digunakan untuk menyelesaikan

program belajar bagi siswa akselerasi atau yang memiliki potensi kecerdasan

dan bakat istimewa lebih cepat dibandingkan dengan siswa reguler. Pada

satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat

menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-

masing dari 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun (Ahmadi,

2011).

Page 19: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

30

Persyaratan peserta program akselerasi menurut Widyastomo (dalam

Listyorini 2007) ditentukan berdasarkan nilai raport, nilai Ujian Akhir

Nasional, dan atau hasil tes prestasi akademik di atas rata-rata populasi siswa.

Menurut Widyastomo (dalam Listyorini 2007) Beberapa modifikasi

kurikulum dalam program akselerasi antara lain :

1. Modifikasi alokasi waktu

Waktu yang digunakan disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa,

misalnya materi dalam kurikulum reguler selama 6 jam, maka untuk

kelas akselerasi dapat dimodifikasi menjadi 4 jam, satu semester menjadi

4 bulan, tiga tahun menjadi dua tahun, dan sebagainya.

2. Modifikasi isi atau materi

Modifikasi isi atau materi dipilih materi yang esensial

3. Modifikasi proses belajar mengajar

Modifikasi proses belajar mengajar yang dapat dilakukan antara lain,

mengembangkan proses berfikir tingkat tingi, yang meliputi analisis,

sintesis, evaluasi, dan problem solving; menggunakan pendekatan

student centered; mendorong kemandirian; lebih terbuka (divergent);

memberikan kesempatan mobilitas tinggi; menerapkan pembelajaran

kompetitif seimbang dengan kooperatif; dan disesuaikan dengan tipe

belajar siswa (visual, auditoris, kinestesis).

4. Modifikasi sarana-prasarana

Modifikasi sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan penyediaan

laboratorium dan alat-alat yang lengkap; penyediaan sumber belajar

Page 20: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

31

yang memadai seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku

bacaan, majalah, koran, modul, lembar kerja, kaset video, VCD, CD-

ROOM, dan sebagainya; penyediaan media pembelajaran seperti radio,

cassete recorder, TV, OHP, wirelles, slide projector, LD/ LCD/ VCD/

DVD player, dan sebagainya; serta adanya sarana Information

Technology (IT), jaringan internet, dan lain-lain.

5. Modifikasi lingkungan belajar

Lingkungan belajar dibuat kondusif, serta ada sudut baca (perpustakaan

kelas).

6. Modifikasi pengelolaan kelas

Modifikasi pengelolaan kelas memungkinkan untuk dilaksanakannya

pembelajaran.

D. Kerangka Berpikir

Persaingan yang semakin tajam sebagai dampak globalisasi dan

perkembangan ilmu dan teknologi mendorong individu melakukan usaha

peningkatan mutu dan menciptakan keunggulan kompetitif yang bisa

menjamin kelangsungan hidup. Individu dituntut lebih banyak menciptakan

keunggulan kompetitif melalui peningkatan pengetahuan (knowledge),

pengalaman (experience), dan keahlian (skill). Namun, pada kenyataannya

seringkali terlihat bahwa individu atau kelompok individu secara tidak

langsung, sadar atau tidak, pada umumnya menunjukkan ciri-ciri kepribadian

yang tidak sesuai dengan tuntutan tersebut. Hal ini terutama disebabkan oleh

Page 21: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

32

benturan-benturan, ketegangan, tekanan atau penyesuaian dirinya yang kurang

harmonis dengan lingkungan yang kemudian mempengaruhi tingkah laku

individu tersebut apabila ada tuntutan-tuntutan pada seseorang yang dirasakan

menekan, membebani atau melebihi daya penyesuaian yang dimiliki individu

Wijono (dalam Rini, 2009).

Untuk mencapai standar yang terbaik tentunya diperlukan sesuatu yang

ekstra baik pikiran maupun tenaga. Menurut Selye (dalam Mc. Quade 1991)

manusia terus berkembang, namun persoalannya manusia terus berkembang

pesat tetapi tubuh kita berkembang dengan sangat lamban. Manusia selalu

mengira tubuhnya selalu bekerja secara intelijen tetapi sebenarnya tidak.

Menurut Mc.Quade (1991) stres pada umumnya timbul karena pikiran

dan tubuh bersama-sama membuat suatu kesalahan yang sama, yang

disebabkan oleh aksi dan reaksi fisiologis. Reaksi-reaksi fisik ini lebih terjadi

karena adanya faktor psikologis. Individu yang tidak siap secara psikologis

dalam menghadapi stresor tersebut akan menghindarkan diri dari situasi

tersebut. Salah satu cara yang digunakan untuk menghindari adalah dengan

melakukan somatisasi. Menurut Ford (dalam Rini, 2009) dengan melakukan

somatisasi, maka seseorang akan memperoleh status sakit beserta semua hak

dan kewajiban yang melekat pada peran sakit tersebut dan terbebas dari

berbagai kegiatan yang menuntut tanggung jawabnya.

Konsep diri yang positif sangat diperlukan bagi subjek. Sebab dengan

konsep diri yang positif seorang individu akan memahami dan tahu betul

tentang dirinya dan dapat melakukan evaluasi yang positif dan dapat

Page 22: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

33

menerima keberadaan orang lain. Namun apabila seorang individu konsep

dirinya negatif maka akan memandang dirinya tidak teratur, mengembangkan

perasaan tidak mampu dan rendah diri Hurlock (dalam Yulianto, 2009). Hal

tersebut yang dapat menjadikan seorang individu tidak dapat mengatasi stresor

sehari-hari dan akhirnya dapat timbul gangguan somatisasi tadi.

Konsep diri merupakan hal yang sangat penting untuk ada dalam diri

seseorang. Karena sebisa mungkin seseorang bertingkah laku sesuai dengan

konsep dirinya. Bila subjek menganggap dirinya orang yang rajin, maka ia

akan berusaha mengikuti setiap pelajaran dengan baik sehingga akan

memperoleh nilai akademis yang baik. Namun apabila subjek menganggap

dirinya tidak mampu mengikuti proses belajar dengan baik maka ia pun sulit

untuk mengikuti suatu proses pembelajaran. Sehingga semua tugas-tugas

sekolah akan dianggap beban, hal inilah yang akan menjadi stresor dalam

kehidupannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengaruh konsep diri terhadap

kecenderungan somatisasi dapat ditunjukkan dalam skema kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Page 23: 12 BAB II 1. ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak … · 2016-04-03 · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri ... bukan merupakan faktor bawaan,

34

Gambar 1. Kerangka Berpikir

E. Hipotesis

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sementara

bahwa ada pengaruh konsep diri terhadap kecenderungan somatisasi pada

peserta didik akselerasi di SMP N 1 Purwokerto (RSBI). Adanya pola

hubungan yang negatif antara konsep diri dengan kecenderungan somatisasi

pada peserta didik akselerasi di SMP N 1 Purwokerto (RSBI). Semakin positif

konsep diri maka semakin ringan somatisasi.

Peserta didik

Akselerasi Konsep diri negatif:

Menilai diri secara negatif, tugas

dianggap beban

Konsep diri positif: Menilai diri secara

positif, menganggap tugas

bukan beban

Gangguan somatisasi ringan

Ganggguan somatisasi berat