110577718-tugas-kel-6

30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI atau ANAK dengan GANGGUAN GIZI DISUSUN OLEH : ALFI HANDAYANI NIM : 10.1.001 ANJAR WULANDARI NIM : 10.1.003 ENDRO AGUS NIM : 10.1.009 ERLAMBANG REZA NIM : 10.1.010 NUR QUR’AINI NIM : 10.1.033 SITA NI’MATUZ NIM : 10.1.047 POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Upload: dena-paramita-rustandi

Post on 07-Aug-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 110577718-TUGAS-KEL-6

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI atau ANAK dengan GANGGUAN GIZI

DISUSUN OLEH :

ALFI HANDAYANI NIM : 10.1.001

ANJAR WULANDARI NIM : 10.1.003

ENDRO AGUS NIM : 10.1.009

ERLAMBANG REZA NIM : 10.1.010

NUR QUR’AINI NIM : 10.1.033

SITA NI’MATUZ NIM : 10.1.047

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Page 2: 110577718-TUGAS-KEL-6

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Status Gizi

Penentuan status gizi

Secara klinis : anamnese makanan dan gejala-gejala yang ada, oedema, gangguan

pertumbuhan, gejala kekurangan vitamin, kelainan kulit, rambut, dll.

Antropometri : BB untuk dapat mengevaluasi dibutuhkan data lain yaitu umur, jenis

kelamin dan acuan standart

BB terhadap umur dibandingkan acuan standart dinyatakan dalam presentase:

> 120 % : gizi lebih

80-120 % : gizi baik

60-80 % : oedem (-) : gizi kurang

oedem (+) : gizi buruk

< 60 % : gizi buruk

oedem (-) (marasmus)

oedem (+) (marasmus-kwashiorkor)

BB terhadap TB

Rasio BB terhadap TB digunakan pada anak perempuan sampai TB : 138 cm, lelaki

s/d 145 cm

Cara perhitungan

BB/TB (%) : BB diukur saat itu dibagi BB standart untuk TB terukur dikali 100 %

Penilaian status gizi berdasr presentasi TB/BB

TB/BB

> 120 % : obesitas

> 110-120 % : overweight

> 90-110 % : normal

> 70-90 % : gizi kurang

< 70 % : gizi buruk

LILA (lingkar lengan atas)

Pada anak umur 1-5 tahun LILA sudah dpat menilai status gizi

Interpretasi

< 12,5 cm : gizi buruk (merah)

Page 3: 110577718-TUGAS-KEL-6

12,5-13,5 cm : gizi kurang (kuning)

>13,5 cm : gizi baik (hijau)

1.2 Konsep Gizi Buruk

1.2.1 Pengertian Gizi Buruk

Gizi buruk adalah suatu kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi

energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari.

DPE/MEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau

kalori.(Ratna Indrawati, 1994)

Kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit malutrisi energi –protein (MEP)

yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energi dan protein.

Balita gizi buruk adalah anak yang berusia 0-5 tahun yang BBnya rendah terhadap

umur dan mempunyai tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, marasmus-

kwashiorkor).

1.2.1 Etiologi

Terjadinya kwuasiorkor dapat diawali oleh faktor makanan yang kadar proteinnya

kurang dari kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam amino esensial dalam

serum yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel. Kemudian produksi

albumin dalam hati berkurang, sehingga berbagai kemungkinan terjadi

Hipoproteinemia yang dapat meneyebakan edema dan akhirnya menyebabkan

asites, gangguan mata, kulit,dll.

Sedangkan terjadinya marasmus dapat disebabkan faktor makanan dengan kadar

kalori dan protein yanh kurang dari kebutuhan tubuh, sehingga dapat terjadi atropi

jaringan khususnya pada lapisan subkutan dan akhirnya kelihatan kurus seperti

orang tua.

1.2.2 Patofisiologi

Page 4: 110577718-TUGAS-KEL-6

MEP

Marasmus Kwaksiorkor

Defisiensi Kalori Energi yang

dibutuhkan tubuh

berkurang

Defisiensi Protein

dalam diet

Gangguan

pertumbuhan

disertai atropi otot

Gangguan pembentukan

lipoprotein

Perlemakan hati

Tergangguanya

transportasi lemak dari

hati ke depot hati

Akumulasi lemak dalam

hepar

Asam amino esensial

berkurang untuk

sintesis

Pembentukan

albumin oleh

hepar berkurang

Edema

Page 5: 110577718-TUGAS-KEL-6

1.2.3 Gejala klinik

Gejala klinik gizi buruk (MEP) bergantung jenis dan beratnya kekurangan protein

dan kalori

Pembagian Gizi buruk

(MEP) BB : BB ideal Sembab

Kwarshiorkor

Marasmus

Marasmus- kwarshiorkor

> 60 %

< 60 %

< 60 %

+

-

+

(Ratna Indrawati, 1994)

1.2.4 Diagnosis Gizi Buruk

Dibuat berdasarkan :

Anamnesis :

- Susunan diit sejak lahir

- Factor-faktor penyebab medik dan non medik

Pemeriksaan fisik :

- Gejala klinik (tanda-tanda) MEP dan defisiensi vitamin A

- Penyakit penyebab/penyerta

Pemeriksaan laboratorium

- Darah, air kemih, tinja, kadar protein serum total, rasio albumin-globulin

- Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan :

- Uji faal hati, kadar glukosa darah, elektrolit serum/biakan darah/urine, EKG,

konsultasi kardiologi

- X-foto paru, uji tuberculin

- Konsultasi THT : adanya otitis media

(Ratna Indrawati, 1994)

1.2.5 Komplikasi MEP

- Dehidrasi sedang-berat

- Infeksi manifest/diduga

- Defisiensi Vit A

- Anemia berat

Page 6: 110577718-TUGAS-KEL-6

- Hipoglikemia

- Diare kronik / berulang

- Luka/lesi kulit dan selaput lendir

- Anoreksia

- Hipotermia

- Jika tidak tertangani dengan baik berdampak buruk terhadap pertumbuah yaitu

postur tubuh kecil dan pendek, dalam jangka pendek anak menjadi apatis,

mengalami gangguan bicara, dan gangguan perkembangan yang lain

- Dalam jangka panjang terjadi penurunan skor test IQ, penurunan perkembangan

kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan

penurunan rasa PD dan merosotnya prestasi akademi.

(Ratna Indrawati, 1994)

1.2.6 Macam macam gizi buruk

1.2.6.1 Marasmus

Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori protein yang berat yang

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

infeksi.

Penyebab marasmus

- Masukan makanan yang kurang

Misal : pemakaian susu formula yag terlalu encer.

- Infeksi

Infeksi yang berat dan lama terutama infeksi enternal yaitu gastroenteritis,

bronchopneumonia, dll

- Kelainan struktur bawaan

Misal CHD, penyakit cystitis fibrosis pancreas, palatoschizis. stenosis pylorus.

- Penyakit perematuritas dan penyakit masa neonatus, pemberian ASI kurang

karena reflek menghisap kurang kuat.

- Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang

cukup.

- Gangguan metabolisme

Misalnya : renal asidosis, galactosemia, lactose intolerance.

- Penyapihan yang terlalu dini

Page 7: 110577718-TUGAS-KEL-6

Tanda-tanda marasmus

- Tubuh sangat kurus, BB turun < 60 % BB menurut usinya

- Muka seperti orang tua dan lonjong

- Atrofi otot : pantat rata, terdapat lipatan kulit pada daerah sekitar pantat.

- Lemak subkutan menipis : kulit kering, keriput, suhu tubuh bisa rendah

karenalapisan penahan panas hilang.

- Perut buncit, iga tampak jelas.

- Disertai pucat karena anemia.

Pengobatan

Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan, asal diberi

penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik.

Penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-

lain perlu mendapat perawatan di RS.

Penatalaksanaan marasmus

Kedaruratan

Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis yaitu tindakan

untuk meyelamatkan jiwa antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau

asidosis dengan dengan pemberiaan cairan intravena, Darrow-glukosa atau

Ringer Laktat Dextrose 5 %. Cairan diberikan 200 ml/kg BB/hari pada 4-8

jam pertama, kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam

berikutnya.

Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan

cairan elektrolit sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian

pemberian makanan pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan

sebanyak 30-60 kalori/Kg BB/hari. Jumlah ini dianiakkan secara berangsur-

angsur tiap 1-2 hari sehingga awalnya diberikan 50 kalori/Kg BB/hari dengan

protein 1-1,5 gram/Kg BB/hari. Menjadi naik mencapai 150-175 kalori/Kg

BB/hari dengan protein 3-5 g/Kg BB/hari.

1.2.6.2 Kwarshiorkor

Kwarshiorkor adalah kekurangan protein kronis pada anak-anak, umumnya

menyerang bayi dan balita pad usia 6 bulan-3 tahun

Page 8: 110577718-TUGAS-KEL-6

Usia paling rawan yaitu usia 2 tahun yang merupakan masa peralihan dari ASI

ke pengganti ASI yang karbohidrat tinggi tetapi mutu dan kandungan

proteinnya rendah.

Tanda-tanda

Terutama gejala kekurangan protein, moonface (wajah membulat dan

sembab), edema pada seluruh tubuh, terutama pada punggug kaki, pandangan

mata sayu, perubahan status mental menjadi cengeng, rewel kadang apatis,

rambut pirang(seperti rambut jagung) kusam dan mudah dicabut, otot-otot

mengecil, gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan

berubah menjadi hitam terkelupas

Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia), sering disertai infeksi,

anemia, dan diare.

1.2.6.3 Marasmus-Kwashiorkor

Memiliki gejala mirip dengan marasmus, tetapi disertai adanya edema,

menurunnya kadar protein (albumin) dalam darah, gejala otot lemah,kulit

mengering dan kusam

1.2.7 Penatalaksanaan Gizi Buruk (MEP)

1. Bila ada dehidrasi atasi dahulu

2. Perbaiki, diit :

- Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori/protein : modisco I,II,III

memenuhi syarat-syarat tersebut.

- Minayk kelapa yang digunakan dalam modisco tinggi kadar asam lemak C-

12 dan C-14 (intermediate Chain Triglycerzides) yang mudah dicerna, juga

oleh bayi premature (senterre) maka modisco sudah boleh dimulai pada

umur 2 bulan, juga minyak jagung minyak jagung yang tinggi asam lemak

tidak jenuh, ganda, mudah dicerna.

- Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan (2,3-5-7,5)

+ glukosa 5 % disusul dengan modisco ½, I, II, III

3. Vitamin A 100.000-200.000 KI IM 1 kali

Vitamin B complex, C, AD tetes peroral

4. Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (PRC) atau plasma

5. Pengobatan penyakit penyerta/penyebab

Page 9: 110577718-TUGAS-KEL-6

Bila lemah, ada hipotermi, hipotensi dan gangguan pembekuan darah, ada

kemungkinana infeksi kuman gram negative serta endotoksemia resiko

meningkat bila MEP disertai defisiensi Vit A.

6. Terapi : gentamicin 5-7,5 mg/Kg BB perhari dibagi 2 kali atau amikasin 15

mg/Kg BB/hari dibagi 3 kali.

7. Penyuluahn ibu disertai demonstrasi cara membuat modisco.

8. Control dipoliklinik gizi anak.

(Ratna Indrawati, 1994)

DIAGNOSIS/ MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada bayi dengan malnutrisi energi protein

(kwasioskor dan marasmus) antara lain:

1. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan

2. Kurang volume cairan

3. Gangguan integritas kulit

4. Risiko infeksi

5. Kurang pengetahuan

Rencana Tindakan Keperawatan

Kurang Nutrisi (Kurang dari Kebutuhan)

Masalah Kurang Nutrisi (Kurang dari Kebutuhan) pada anak dengan malnutrisi energi

dan protein (Kwasiorkor dan marasmus) ini disebabkan nafsu makan menurun yang

juga dikarenakan gangguan pada saluran pencernaan, kurangnya enzim yang

diperlukan dalam pencernaan makanan atau juga adanya atrofi villi usus sehingga

dapat menganggu proses penyerapan. Tujuan rencana Keperawatan yang dapat

dilakukan adalah mengatasi masalah kurang nutrisi (Kurang dari Kebutuhan) agar

proses metabolisme dalam tubuh kebali normal.

Tindakan:

1. Lakukan pengaturan makanan dengan berbagai tahap salah satunya adalah

tahap penyesuaian yang dimulai dari pemeberian kalori sebanyak 50

kal/kg/bb/hari dalam cairan 200 ml/kg bb/hari pada kwasiorkor dan 250 ml/kg

bb/hari pada marasmus.

2. Berikan makanan tinggi kalori (3-4 g/kg bb/hari) dan tinggi protein (160-175

g/kg bb/hari) pada kekurangan energi dan protein berat, serta berikan mineral

dan vitamin.

3. Pada bayi berat badan kurang dari 7 kg berikan susu rendah laktosa (low

lactose milk-LLM) dengan cara 1/3 LLM ditambah glukosa 10% tiap 100 ml

susu ditambah 5 g glukolin untuk mencegah hipoglikemia selama 1-3 hari

kemudian, pada hari berikutnya 2/3.

Page 10: 110577718-TUGAS-KEL-6

4. Apabila berat badan lebih dari 7 kg maka emberian makanan dimulai dengan

makanan bentuk cair selama 1-2 hari, lanjutkan bentuk lunak, tim dan

seterusnya, dan lakukan pemberian kalori mulai dari 50 kal/kg bb/hari.

5. Lakukan evaluasi pola makan, berat badan, tanda perubahan kebutuhan

nutrisis seperti turgor, nafsu makan, kemampuan absorpsi, bising usus, dan

tanda vital.

Kurang Volume Cairan

Kekurangan volume cairan pada malnutrisi energi protein dapat disebabkan karena

kemampuan proses penyerapan yang kuran dari berkembang biaknya flora usus yang

selanjutnya menimbulkan diare. Untuk itu, karena rencana tindakan yang dapat

dilakukan adalah mengatasi kekurangan volume cairan melalui peningkatan hidrasi.

Tanda keberhasilan upaya hidrasi yang ditunjukkan dengan tidak cekungnya daerah

ubun-ubun, turgor kulit normal, membrane mukosa lembap, dan jymlah serta berat

jenis urine kembali normal.

Tindakan:

1. Berikan cairan tubuh yang cukup melalui rehidrasi jika terjadi dehidrasi

2. Monitor keseimbangan cairan tubuh dengan mengukur asupan dan keluaran,

dengan, cara mengukur berat jenis urine.

3. Pantau terjadinya kelebihan cairan serta perubahan status dehidrasi.

4. Berikan penjelasan terhadap makana yang dianjurkan untuk membantu proses

penyerapan, seperti tinggi kalori, tinggi protein, mengandung vitamin, dan

mineral.

5. Lihat pengelolaan diare.

Gangguan Integritas Kulit

Terjadinya gangguan integritas kulit disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan

zat gizi seperti kalori dan protein sehingga memudahkan terjadi kerusakan pada kulit,

sangat mudah lecet. Untuk mengatasi maslah tersebut, integritas kulit perlu

ditingkatkan. Peningkatannya data ditunjukkan oleh kulit yang tidak bersisik, tidak

kering, dan elastisitasnya normal.

Tindakan:

1. Pertahankan agar kulit tetap bersih dan kering dengan cara memandikan dua

kali sehari dengan air hangat dan apabila kotor atau basah segera ganti

pakaian. Keringkan daerah bsaha denga memberikan bedak (krim kulit).

2. Lakukan pergantian posisi setiap 2-3 jam dengan dan dilakukan pemebrsihan

pada daerah yang tertekan dengan air hangat, jika perlu gunakan alat matrai

yang lembut.

3. Berikan suplemen vitamin.

4. Berikan penjelasan untuk menghindari penggunaan sabun yang dapat

mengiritasi kulit.

5. Monitor keutuhan kulit setiap 6-8 jam.

Risiko Infeksi

Risiko infeksi ini kemungkinan dapat ditemukan pada kurang kalori protein karena

penurunan daya tahan. Tubuh khususnya system kekebalan seluler, mengingat

kekurangan zat gizi. Risiko infeksi yang dapat ditimbulkan seperti bronchopneumonia

Page 11: 110577718-TUGAS-KEL-6

dan tuberculosis. Untuk mengatasi risiko infeksi dapat dilakukan tindakan sebagai

berikut.

Tindakan

1. Gunakana standar kehati-hatian (universal precaution)seperti dalam mencuci

tangan, menjaga kebersihan, cara kontak dengan pasien, dan menghindarkan

anak dari penyakit infeksi.

2. Berikan imunisasi pada anak yang belum diimunisasi sesuai dengan jadwal

imunisasi.

3. Pantau adanya tanda lanjut dari infeksi seperti mengkaji sushu, nadi, leukosit,

atau tanda infeksi lainnya.

Kurang Pengetahuan

Masalah kurang pengetahuan pada anaka dengan malnutrisi energy protein ini

banayak dijumpai pada anak dengan keluarga berpendidikan rendah dengan social

ekonomi lemah. Hal tersebut dapat juga disebabkan karena minimnya informasi

tentang penyediaan cara pemberian makan pada anak dengan gizi yang seimbang.

Untuk itu rencana keprawatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan

pengetahuan keluarga.

Tindakan

1. Ajarakan pada keluarga tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gizi

yang seimbang dengan mendemontrasikan atau memberikan ontoh bahan

makanan, cara memilih dan memasak, serta tunjukkan makanan pengganti

protein hewani apabila dirasakan mahal seperti tempe,tahu, atau makanan

yang dibuat dari kacang-kacangan.

2. Anjurkan untuk aktif dalam kegiatan posyandu agar pemantauan status gizi

dan pemberian makanan tambahan dapat diatasi.

Page 12: 110577718-TUGAS-KEL-6

BAB II

TINJAUAN KASUS

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dirawat di ruang perawatan anak.

Perut tampak buncit dan anak mengalami kelemahan. Rambut tipis dan berwarna

kemerahan. Kedua punggung kaki edema dan terdapat lesi padakedua kaki. Dari

pemeriksaan labih lanjut anak dinyatakan kwashiorkor.

2.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal /Jam MRS : 18 November 2011/10.45

Tanggal Pengkajian : 4 November 2011/ 22.00

Ruangan : RU 8 MAWAR

A. Data Subyektif

1. Identitas Penderita

Nama

Umur

Jenis kelamin

Suku bangsa

Pekerjaan

Agama

Pendidikan

Status

Alamat

No. Reg

Diagnosa medis

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

An. “E”

7 tahun

Laki-laki

Jawa

-

Islam

-

Anak Ke-5

Jln. Pahlawan

400908

Kwakshiorkor

2. Riwayat Keperawatan

- keluhan utama

Ibu mengatakan bahwa kondisi anak sangat lemah, perutnya membuncit

dan tidak mau makan.

- alasan utama MRS

Page 13: 110577718-TUGAS-KEL-6

Ibu mengatakan bahwa sudah sejak lama perut anaknya membuncit lalu

kondisi anak lemah sejak 1 minggu yang lalu, anak juga batuk.

3. Riwayat Kesehatan

- Riwayat kesehatan sekarang

ibu mengatakan bahwa An. “E” perutnya buncit dan masih batuk.

- Riwayat kesehatan yang lalu

ibu mengatakan bahwa An. “E” pernah MRS selama 1 bulan, waktu

umur 3 bulan karena menderita radang otak, 1 minggu setelah keluar RS

masuk lagi, karena murus.

- riwayat kesehatan keluarga

ibu mengatakan dalam keluarga, neneknya menderita Diabetes, ada

keluarga yang menderita asma.

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Nutrisi

Sebelum MRS : makan 3x sehari dengan komposisi nasi dan lauk,

dimakan hanya ½ porsi.

(ASI berhenti diberikan, sejak umur 3 bulan)

Selama MRS : makan bubur dengan porsi kecil, minum

Susu habis 3 botol (@180 cc)

Pola Eliminasi

Sebelum MRS : BAK : 5-6 x/hari

BAB : 1-2 x/hari

Selama MRS : BAK : 7-8 x/hari

BAB : 1-2 x/hari

Pola Aktivitas

Sebelum MRS : Ibu mengatakan kx dalam beraktivitas sangat lemah dan

mudah kelelahan.

Selama MRS : Ibu mengatakan selama dirawat di rumah sakit kx

beraktivitas sangat lemah dan lebih sering diam.

Pola Istirahat

Sebelum MRS : tidur selama 10-12 jam sehari (malam jam 9 sudah tidur)

Selama MRS :jam tidur seperti biasanya 10-12 jam , kadang-kadang

semalaman tidak tidur, bermain atau sedang menangis.

Page 14: 110577718-TUGAS-KEL-6

Personal Hygiene

Sebelum MRS : mandi 3 kali sehari ganti pakaian setiap kali pakaian

kotor dan setiap kali selesai mandi

Selama MRS : diseka 3 x/hari, ganti pakaian setiap kali pakaian

kotor/setelah pakaian terlihat basah.

5. Data Psikososial

Kx dirawat oleh ibunya dengan sabar, kadang kx sering menangis dan

terlihat gelisah.

6. Data Spiritual

Ibu mengatakan bahwa apa yang terjadi pada anaknya, semua adalah ujian

dari tuhan dan ibu berusaha menerima dengan ikhlas.

B. Data Obyektif

Keadaan umum

Kesadaran : composmentis

Keadaan umum : cukup

TTV

Suhu : 38,4 oC

Nadi : 22 x/menit

RR : 88 x/menit

BB : 5,6 Kg

TB : 72 cm

LILA : 11 cm

LK : 46 cm

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Kepala

Muka

Mata

Hidung

:

:

:

:

Simetris, rambut tipis/merah., tidak tampak benjolan

abnormal

Bersih, agak pucat

Bersih, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus,

pandangan agak kosong, mata cowong.

Tidak ada secret, bersih, tidak ada pernafasan cuping

hidung, tidak ada pembesaran polip.

Page 15: 110577718-TUGAS-KEL-6

Mulut

Telinga

Leher

Ketiak

Dada

Abdomen

Genetalia

Ekstremitas

:

:

:

:

:

:

:

:

Bibir bersih, lembab, tidak pucat, tidak ada

labioshcizis/labiopalatoshcizis, tidak ada stomatitis,

lidah agak kotor

Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak

tampak benjolan di sekitar/dibawah telinga

Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak

benjolan

Bersih, tidak ada benjolan

Simetris, payudara normal, tidak tampak retraksi

dinding dada, tulang iga tampak jelas

Tampak buncit, tidak ada luka.

Bersih tidak ada kelainan apapun

Simetris, tonus otot lemah, edem

Palpasi

Kepala

Telinga

Leher

Dada

Ekstremitas

:

:

:

:

:

Tidak teraba benjolan abnormal

Tidak teraba benjolan dibawah telinga

Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat

bendungan vena jugularis.

Tidak ada retraksi dinding dada

Turgor kulit menurun

Perkusi

Perut : Hipertimpani

Auskultasi

Dada : Terdapat ronchi (+)

Pemeriksaan penunjang

1. 19/11/2007

- gula darah acak (sewaktu) = 63 (normal =140 mg/dl)

- Hb = 10,5 (Normal L: 5-10, P: 10-20)

- Diff count =21-/5/47/4>/1

- PCV (hematokrit) = 28

- Trombosit = 310.000

- CRP (-)

2. 20/11/2007

Page 16: 110577718-TUGAS-KEL-6

LED (BBS) =10-20

3. GDA = 139

4. Hasil X-foto : Dx : KP dekstra

ANALISA DATA

Nama pasien : An. “E”

Umur : 7 tahun

No Reg : 400908

Data Penunjang Masalah Kemungkinan penyebab

1. S : ibu

mengatakan

bahwa kondisi

anak sangat lemah

Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Asupan yang tidak adekuat,

anoreksia

Page 17: 110577718-TUGAS-KEL-6

perutnya

membuncit dan

tidak mau makan

O :

suhu : 34,4oC

K/U : Lemah

Kes : CM

RR : 54 x/mnt

N : 124 x/mnt

Kx tampak lemah

Kx tampak pucat

Mata Kx tampak

cowong

Perut Kx tampak

buncit

2. S : ibu

mengatakan bahwa

kondisi anak sangat

lemah perutnya

membuncit dan tidak

mau makan

menelannya.

O : K/U : Lemah

Kes : CM

BB : 5,6 Kg

PB : 72 cm

LILA: 11 cm

LK : 46 cm

Px tampak pucat

Px tampak lemah

Rambut tipis dan

merah

Gangguan

pertumbuhan

dan

perkembangan

Asupan protein yang tidak

adekuat

Page 18: 110577718-TUGAS-KEL-6

Perut tampak

buncit

Diagnosa Keperawatan

Nama pasien : An. “E”

Umur : 7 tahun

No Reg : 400908

NO DIAGNOSA KEPERWATAN TTD

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan yang tidak adekuat, anoreksia ditandai dengan :

S : ibu mengatakan bahwa kondisi anak sangat lemah perutnya

membuncit dan tidak mau makan

O :

suhu : 34,4oC

K/U : Lemah

Kes : CM

RR : 54 x/mnt

N : 124 x/mnt

Kx tampak lemah

Kx tampak pucat

Mata Kx tampak cowong

Perut Kx tampak buncit

Page 19: 110577718-TUGAS-KEL-6

2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan

dengan Asupan protein yang tidak adekuat, ditandai dengan :

S : ibu mengatakan bahwa kondisi anak sangat lemah perutnya

membuncit dan tidak mau makan

menelannya.

O : K/U : Lemah

Kes : CM

BB : 5,6 Kg

PB : 72 cm

LILA: 11 cm

LK : 46 cm

Px tampak pucat

Px tampak lemah

Rambut tipis dan merah

Perut tampak buncit

INTERVENSI

Nama pasien : An. “E”

Umur : 5 tahun

No Reg : 400908

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam, pasien akan

menunjukkan peningkatan status gizi

dengan kriteria hasil:

Keluarga klien dapat menjelaskan

penyebab gangguan nutrisi yang

dialami klien, kebutuhan

nutrisi pemulihan, susunan menu

1. BHSP

2. Jelaskan kepada

keluarga tentang

penyebab malnutrisi,

kebutuhan nutrisi

pemulihan, susunan menu

dan pengolahan makanan

sehat seimbang,Tunjukkan

1. Kx dan keluarga

bersikap kooperatif

2.M en i n gk a tk an

p em ah am an keluarga

tentang penyebab dan

kebutuhan nutrisi untuk

pemulihanklien

sehingga dapat

meneruskanupaya terapi

Page 20: 110577718-TUGAS-KEL-6

dan pengolahan makanan

sehat seimbang.

contoh jenis sumber

makanan ekonomis sesuai

status sosial

ekonomi pasien

3. Timbang berat

badan, ukur lingkar

lengan atas dan tebal

lipatan kulit setiap pagi.

4. Beri makanan dalam

sajian yang menarik

5. berikan makanan porsi

sedikit tapi sering

6. Kolaborasi dengan

dokter pemberian roborans

dietetik yang telah

diberikan selama

hospitalisasi.

3.Menilai

perkembangan

masalah kx.

4. menambah nafsu

makan

5. Asupan nutrisi

adekuat

6. Penambah nafsu

makan

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x seminggu,

pasien akan mencapai pertumbuhan

dan perkembangan sesuai

standar usia, dengan kriteria hasil:

a.Pertumbuhan fisik

(ukuranantropometrik) sesuai

standar usia.

b.Perkembangan

motorik, bahasa/kognitif

dan personal/sosial sesuai standar

usia

1. BHSP

2. Timbang BB

3. Ajarkan kepada

orang tuatentang standar

pertumbuhanfisik dan

tugas perkembangansesuai

usia anak.

4. Berikan makanan dalam

sajian yang menarik

5. Berikan makanan

sedikit tapi sering

6. Kolaborasi dalam

pemberian terapi.

1. kx kooperatif dengan

tindakan perawat

2. Menilai

perkembangan masalah

kx

3. Meningkatkan

pengetahuan keluarga

tentang

keterlambatan pertumbu

han dan perkembangan

anak.

4. meningkatkan nafsu

makan

5. Asupan nutrisi

adekuat

6. Meningkatkan nafsu

makan

Page 21: 110577718-TUGAS-KEL-6

IMPLEMENTASI

Nama pasien : An. “E”

Umur : 5 tahun

No Reg : 400908

No. dx Tgl/jam Tindakan Kepetawatan TTD

1. 25-Nov-12/13.00 1. membina hubungan

saling percaya

2. menjelaskan

kepada keluarga

tentang penyebab

malnutrisi, kebutuhan

nutrisi pemulihan,

susunan menu dan

pengolahan makanan

sehat seimbang,

menunjukkan contoh

Page 22: 110577718-TUGAS-KEL-6

jenis sumber makanan

ekonomis sesuai status

sosial ekonomi pasien

3. menimbang berat

badan,

mengukur lingkar

lengan atas dan tebal

lipatan kulit setiap pagi.

BB : 6kg

4. Memberikan

makanan dalam sajian

yang menarik

5. Memberikan

makanan porsi sedikit

tapi sering

6. Berkolaborasi

dengan dokter

pemberian roborans

1x1

2.

25-Nov-12/13.00

1. Membina

hubungan saling

percaya

2. menimbang BB

BB 6 kg

3. Memberikan

makanan dalam

sajian yang

menarik

4. memberikan

makanan sedikit

tapi sering

5.berkolaborasi dalam

pemberian terapi.

Page 23: 110577718-TUGAS-KEL-6

1..

2.

26-Nov-12/16.00

26-Nov-12/16.00

1. menimbang berat

badan,

mengukur lingkar

lengan atas dan tebal

lipatan kulit setiap pagi.

BB : 6kg

2. Memberikan

makanan dalam sajian

yang menarik

3. Memberikan

makanan porsi sedikit

tapi sering

4. Berkolaborasi

dengan dokter

pemberian roborans

1x1

1. menimbang BB

2.memberikan makanan

sediit tapi sering

3 memberikan sajian

makanan menarik

4. berkolaborsi dg

tim medis dalam

pemberian terapi

roborans 1x1

Page 24: 110577718-TUGAS-KEL-6

1

27- Nov-12/16.00

1. menimbang BB

2. Memberikan

makanan dalam

sajian yang

menarik

3. memberikan

makanan sedikit

tapi sering

5.berkolaborasi dalam

pemberian terapi

roborans 1x1

Page 25: 110577718-TUGAS-KEL-6

EVALUASI

Nama pasien : An. “E”

Umur : 5 tahun

No Reg : 400908

No No.Dx Tanggal Catatan TTD

1. 1

2

25-Nov-12

25-Nov-12

S : ibu mengatakan bahwa kondisi anak sangat lemah

perutnya membuncit dan tidak mau makan

O : K/U : lemah

Kes : CM

RR : 22 x/mnt

N : 88 x/mnt

Px tampak lemah

Px tampak pucat

Mata px tampak cowong

Perut kx tampak buncit

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6

S : ibu mengatakan bahwa kondisi anak sangat lemah

perutnya membuncit dan tidak mau makan

O : K/U : Lemah

Kes : CM

BB : 5,6 Kg

PB : 72 cm

Page 26: 110577718-TUGAS-KEL-6

LILA: 11 cm

LK : 46 cm

Px tampak pucat

Px tampak lemah

Mata px tampak cowong

Perut kx tampak buncit

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6

2

1

2

26-Nov-12

26-Nov-12

S : ibu mengatakan bahwa An. “E” badannya agak

panas

O : suhu : 34,4oC

K/U : CM

RR : 22 x/mnt

N : 83 x/mnt

Px tampak segar

Px tampak tidak pucat

Mata px tampak cowong

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,

S : Ibu mengatakan kx sudah mau makan sedikit demi

sedikit

O : K/U : lemah

Kes: CM

BB :6 Kg

PB : 72 cm

LILA: 11 cm

LK : 46 cm

Px tampak segar

Px tampak tidak lemah

Mata px tampak cowong

Bibir px tidak pecah-pecah

Perut kx masih buncit

Page 27: 110577718-TUGAS-KEL-6

3

1

27-Nov-12

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan intervensi 3,4,5,6

S : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah tidak lemah

dan mau makan

O : K/U : Normal

Kesadaran: CM

RR : 22 x/mnt

N : 84 x/mnt

Px tampak segar

Px tampak tidak pucat

Mata px tampak cowong

Perut kx masih buncit

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan intervensi 3,4,5, 6

Page 28: 110577718-TUGAS-KEL-6

BAB III

PEMBAHASAN

Pada kasus dengan diagnose medis Kwakshiorkor terdapat tanda-tanda yang sama

dengan tanda-tanda yang ada di Laporan pendahuluan yaitu rambut tipis dan merah,

perut tampak buncit dan terjadi edem di area ekstremitas.

Pada Penatalaksanaan asuhan keperawatan pada laporan pendahuluan juga sesuai

dengan intervensi di kasus asuhan keperawatan.

Page 29: 110577718-TUGAS-KEL-6

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gangguan kekurangan gizi sangat sering terjadi pada anak-anak, salah satunya

kwakshiorkor, hal itu didasari oleh berbagia faktor, salah satu faktor yang paling

berperan adalah faktor ekonomi orang tua yang rendah, hal itu dapat mempengaruhi

kesehatan tidak jarang pula dapat mengancam nyawa penderita.

4.2 Saran

Seharusnya orangtua lebih memperhatikan status gizi anak, terutama yang masih

berada dalam tahap tumbuh kembang, untuk mengatasi masalah ekonomi orangtua

bisa mengganti kandungan protein pada daging denagn tempe yan harganya lebih

terjangkau dan masih banyak cara orangtua untuk mengakalinya. Hal itu bisa

meminimalisir terjadinya timbulnya gangguan kekurangan gizi, khususnya pada abak-

anak.

Page 30: 110577718-TUGAS-KEL-6