109447298 definisi komunitas daerah pesisir
TRANSCRIPT
Komunitas Daerah Pesisir 2012
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan
multiinterpretasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun
sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap individu, keluarga,
masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara
berbeda, bergantung pada paradigmanya.
A. Definisi sehat
Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan
alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan
dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus
dicegah.Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menerus
berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari
segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan
sehat/normal sendiri merupakan hal yang sulit didefinisikan. Setiap orang
atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal
tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan
normal/sehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selanjutnya, konsep
umum tentang keadaan normal/sehat akan menggunakan nilai rata-rata
parameter tersebut sebagai acuannya. Nilai rata-rata tersebut dikenal
dengan istilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada
orang dewasa adalah 136-145 mmol/l. Secara umum, ada beberapa
definisi sehat yang dapat dijadikan sebagai acuan.
a. Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna,
baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan.
1
Komunitas Daerah Pesisir 2012
b. Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk
menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
c. Menurut undang-undang kesehatan RI No. 23 tahun 1992. Sehat
adalah keadaan keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
B. Definisi sakit
Sakit adalah keadaan tidak normal/tidak sehat.Secara sederhana,
sakit atau dapat-pula disebut penyakit-merupakan suatu bentuk
kehidupan atau keadaan diluar batas normal. Tolak ukur yang paling
mudah untuk menentukan kondisi sakit/penyakit adalah jika terjadi
perubahan dari nilai rata-rata normal yang telah ditetapkan. Sebagai
contoh, bunyi paru dalam keadaan normal biasanya adalah bronko
vesikular. Jika terdengar bunyi mengi, bisa dikatakan bahwa individu
tersebut menderita sakit. Keadaan sakit/penyakit sendiri merupakan hal
yang sulit untuk didefinisikan secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa
definisi mengenai sakit/penyakit yang dapat dijadikan acuan.
a. Menurut Parson. Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh
manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
b. Menurut Bauman. Bauman mengemukakan ada tiga kriteria keadaan
sakit, yaitu adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang
dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun.
c. Menurut batasan medis. Batasan medis mengemukakan dua bukti
adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.
d. Menurut Perkins. Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan
yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada
aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial.
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan
2
Komunitas Daerah Pesisir 2012
Menurut Hendrik Bloom, ada empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang, yaitu herediter, layanan kesehatan, lingkungan,
dan perilaku. Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bagan
dibawah ini.
Dari keempat faktor tersebut, yang mempunyai andil besar dalam derajat
kesehatan adalah faktor lingkungan (45%) dan faktor perilaku (30%).
Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat. Lingkungan bisa sehat jika
perilaku masyarakatnya sehat. Kerusakan lingkungan salah satunya
dapat terjadi akibat faktor perilaku manusia. Berbagai penyakit yang saat
ini menimpa bangsa Indonesia, akibat faktor lingkungan dan perilaku
manusia.
C. Definisi Kesehatan Komunitas
Kesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu kesehatan
masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
seluruh komunitas.
Pada tahun 2004, American Nurses Association (ANA)
mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan
untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi
dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang seseuai
dengan keperawatan dalam kesehatan masyarakat,
3
Komunitas Daerah Pesisir 2012
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public
Health Association (2004), yaitu sintesis dari ilmu kesehatan
masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
adalah meningkatkan pengetahuan keterampilan keperawatan serta
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan, dan perilaku
hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya.
Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari spesialisasi
keperawatan lainnya:
1. Klien atau unit keperawatan merupakan suatu populasi.
2. Tugas utamaadalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau
populasi keseluruhan.
3. Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja
dengan klien sebagai mitra yang sejajar.
4. Pencegahan primer merupakan hal yang prioritas dalam memilih
tindakan yang sesuai.
5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi sosial,
dan ekonomi pada populasi yang berkembang merupakan fokus
utama.
6. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan
intervensi atau pelayanan spesifik.
7. Penggunaan sumber-sumber kesehatan optimal untuk
menadapatkan perbaikan yang terbaik dari populasi merupakan
kunci pokok dari kegiatan praktik.
4
Komunitas Daerah Pesisir 2012
8. Kolaborasi dengan berbagai jenis populasi, organisasi, dan
perkumpulan merupakan cara paling efektif untuk mempromosikan
dan melindungi kesehatan populasi.
D. Tolak Ukur Kesehatan Komunitas
Menurut ANA (1974) Standar Praktek Keperawatan Komunitas adalah :
1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus
menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. Perencanaan menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan (promosi, menjaga dan
perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan
kesehatan.
7. Kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan
8. Tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu
E. Komunitas Daerah Pesisir
1.Definisi Komunitas Daerah Pesisir
Soekanto (2002) mengartikan community sebagai masyarakat
setempat. Masyarakat setempat menunjuk pada warga sebuah desa,
kota, suku atau bangsa yang mana para anggotanya hidup bersama
sehingga merasakan bahwa kelompoknya dapat memenuhi
kepentingan-kepentingan hidup yang utama. Keterikatan secara
geografis merupakan suatu ciri dasar yang sifatnya pokok sebagai
suatu komunitas, tetapi hal ini tidaklah cukup, karena suatu
community harus memiliki apa yang dinamakan dengan community
sentiment atau perasaan komunitas. Perasaan sebagai suatu
5
Komunitas Daerah Pesisir 2012
komunitas memiliki beberapa unsur, yaitu seperasaan,
sepenanggungan dan saling memerlukan.
Komunitas pulau-pulau kecil adalah masyarakat yang jumlahnya
maksimal 200.000 jiwa, hidup pada pulau-pulau yang secara geografis
terpisah dengan pulau induknya dengan luas maksimal 10.000 Km dan
secara spesifik memiliki kesamaan dan ikatan yang menyatukan
mereka.
Komunitas pulau-pulau kecil didalamnya juga terdapat beragam
sub komunitas, namun sub komunitas yang paling umum (dominan)
ditemukan adalah komunitas pesisir. Pada komunitas pesisir umumnya
dihuni komunitas nelayan yang memang identik dengan karakteristik
ekologisnya. Komunitas pesisir merupakan suatu kesatuan hidup
manusia yang menempati wilayah pesisir.
Sedangkan menurut Viktor (2001), populasi masyarakat pesisir
didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir
dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung
pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Namun untuk lebih
operasional, definisi populasi masyarakat pesisir yang luas ini tidak
seluruhnya diambil tetapi hanya difokuskan pada kelompok nelayan
dan pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan.
2.Karakteristik Masyarakat Daerah Pesisir
Komunitas daerah pesisir memiliki karakter khusus yang
membedakannya dengan komunitas daerah lain, di mana karakter
tersebut menjadi ikatan yang menyatukan mereka. Karakter khusus
tersebut mencakup aspek pekerjaan, perilaku sosial, dan ikatan norma
sosial (adat istiadat)/budaya.
a.Pekerjaan
6
Komunitas Daerah Pesisir 2012
Masyarakat pesisir bergantung pada sumberdaya laut.
Ketergantungan masyarakat pesisir terhadap sumberdaya laut
secara langsung menyebabkan mereka berupaya menjaga
kelestarian lingkungan, yaitu memanfaatkan sumberdaya laut yang
tersedia sesuai dengan kebutuhan disertai upaya untuk
memperbaikinya. Sebaliknya, mereka yang datang hanya untuk
memanfaatkan sumberdaya laut akan melakukan eksploitasi
sumberdaya laut yang tersedia tanpa disertai tanggung jawab untuk
memulihkannya, kalaupun dilakukan bukan karena adanya
kesadaran , namun sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban yang
dibebankan.
Masyarakat pesisir terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan,
pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan,
pengolah ikan, dan supplier faktor sarana produksi perikanan. Dalam
bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual
jasa pariwisata, penjual jasa transportasi, serta kelompok
masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non-hayati
laut dan pesisir untuk menyokong kehidupannya.
Sebagian besar penduduk pesisir bekerja sebagai nelayan,
pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok ini
secara langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya
ikan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya. Sebagian
masyarakat nelayan pesisir ini adalah pengusaha skala kecil dan
menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat
subsisten, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk
menghidupi keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil
sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka
waktu sangat pendek. Komunitas masyarakat yang didimonasi
pekerja kelas bawah ini menjadikan daerah pesisir tergolong sebagai
daerah miskin. Akibatnya sering muncul permasalahan dalam bidang
pemukiman, pendidikan dan kesehatan.
7
Komunitas Daerah Pesisir 2012
b.Perilaku sosial
Sebagai suatu kesatuan sosial-budaya, masyarakat pesisir
memiliki ciri-ciri perilaku sosial yang dipengaruhi oleh karakteristik
kondisi geografis dan matapencaharian penduduknya. Sebagian dari
ciri-ciri perilaku sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1) Etos kerja tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mencapai kemakmuran.
2) Kompetitif dan mengandalkan kemampuan diri untuk mencapai
keberhasilan.
3) Apresiasi terhadap prestasi seseorang dan menghargai keahlian.
4) Terbuka dan ekspresif, sehingga cenderung “kasar”.
5) Solidaritas sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman
bersama atau membantu sesama ketika menghadapi musibah.
6) Kemampuan adaptasi dan bertahan hidup yang tinggi.
7) Bergaya hidup “konsumtif “.
8) Demonstratif dalam harta-benda (emas, perabotan rumah,
kendaraan, bangunan rumah, dan sebagainya) sebagai
manifestasi “keberhasilan hidup”.
9) ”Agamis”, dengan sentimen keagamaan yang tinggi.
10) ”Temperamental”, khususnya jika terkait dengan ”harga
diri”.
Salah satu ciri perilaku sosial dari masyarakat pesisir yang
terkait dengan sikap temperamental dan harga diri tersebut dapat
disimak dalam pernyataan antropolog Belanda di bawah ini
(Boelaars, 1984:62):
Orang pesisir memiliki orientasi yang kuat untuk merebut
dan meningkatkan kewibawaan atau status sosial.Mereka
sendiri mengakui bahwa mereka cepat marah, mudah
tersinggung, lekas menggunakan kekerasan, dan
gampang cenderung balas-membalas sampai dengan
pembunuhan.Orang pesisir memiliki rasa harga diri yang
8
Komunitas Daerah Pesisir 2012
amat tinggi dan sangat peka.Perasaan itu bersumber
pada kesadaran mereka bahwa pola hidup pesisir
memang pantas mendapat penghargaan yang tinggi.
c. Ikatan norma sosial (adat istiadat)/budaya
Bagi masyarakat pesisir, kebudayaan merupakan sistem
gagasan atau sistem kognitif yang berfungsi sebagai ”pedoman
kehidupan”, referensi pola-pola kelakuan sosial, serta sebagai
sarana untuk menginterpretasi dan memaknai berbagai peristiwa
yang terjadi di lingkungannya. Setiap gagasan dan praktik
kebudayaan harus bersifat fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Jika tidak, kebudayaan itu akan hilang dalam waktu yang tidak lama.
Kebudayaan haruslah membantu kemampuan survival masyarakat
atau penyesuaian diri individu terhadap lingkungan kehidupannya.
Sebagai suatu pedoman untuk bertindak bagi warga masyarakat, isi
kebudayaan adalah rumusan dari tujuan-tujuan dan cara-cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan itu, yang disepakati secara sosial.
Ciri-ciri kebudayaan mereka seperti sistem gender, relasi
patron-klien, pola-pola perilaku dalam mengeksploitasi sumber daya
perikanan, serta kepemimpinan sosial tumbuh karena pengaruh
kondisi-kondisi dan karakteristik-karakteristik yang terdapat di
lingkungannya.
3.Perilaku Terhadap Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan
(Soekidjo : 2007).
Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yaitu respon dan stimulus atau
perangsangan.
9
Komunitas Daerah Pesisir 2012
Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau
praktis).Sedangkan stimulus dan rangsangan terdiri dari 4 unsur
pokok, yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan
lingkungan. Dengan demikian, secara rinci perilaku kesehatan
mencakup:
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakitnya, yaitu bagaimana
manusia berespon, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan
mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada di dirinya dan
luar dirinya), maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan
dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan
penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat
pencegahan penyakit, yakni:
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan (health promotion behaviour).
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour),
adalah suatu respon untuk melakukan pencegahan penyakit.
Misalnya, tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan
nyamuk malaria. Termasuk juga perilaku tidak menularkan
penyakit.
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health
seeking behaviour), yakni perilaku untuk malakukan atau mencari
pengobatan, misalnya mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas
kesehatan.
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health
rehabilitation behaviour), yakni perilaku yang berhubungan
dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
suatu penyakit. Misalnya, mematuhi anjuran dokter dalam rangka
pemulihan kesehatannya.
10
Komunitas Daerah Pesisir 2012
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon
seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem
pelayanan kesehatan modern maupun tradisional.perilkau
menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
dll.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour), yakni respon
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan. Perilaku meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan
praktik kita terhadap makanan.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health
behaviour) adalah respon terhadap lingkungan sebagai determinan
kesehatan manusia. Perilaku antara lain:
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk komponen,
manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, menyangkut
segi hygiene pemeliharaan teknik dan penggunaannya.
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun
cair. Termasuk sistem pembuangan sampah dan air limbah.
Permasalahan kesehatan dapat dikatakan relatif rumit, karena sangat terkait
dengan lingkungan dan ekonomi. Dalam menjaga kesehatan para petani dan nelayan
tidak melakukan kegiatan khusus, karena kehidupan mereka yang cukup keras, artinya
dalam setiap langkah kehidupan mereka adalah untuk memperoleh penghasilan. Warga
masyarakat dalam mengatasi sakit yang dideritanya berbeda sesuai dengan karakteristik
desa. Dengan alasan ekonomi, mereka menganggap dirinya tidak mampu, maka mereka
melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang dijual bebeas sampai batas
tertentu kemudian dilakukan perawatan yang lebih baik jika sakit parah. Terlebih akibat
penurunan pendapatannya, para nelayan lebih memprioritaskan konsumsi pangan,
sehingga sakit yang tidak parah akan dilakukan pengobatan sendiri menggunakan obat
bebas.
11
Komunitas Daerah Pesisir 2012
4.Penyakit dan Masalah Kesehatan
a. Hipertiroid
Makanan laut (seafood) dapat menjadi sumber yodium alami
bagi kelangsungan kerja kelenjar tiroid. Asupan yodium dapat
ditemukan lewat makanan dan minuman. Makanan-makanan dari
laut , seperti ikan, dan rumput laut merupakan sumber pangan
beryodium tinggi. Mengkonsumsi seafood dapat membantu tubuh
menyediakan yodium yang cukup. Namun jika kadar yodium dalam
tubuh terlalu banyak, justru akan menghambat kerja kelanjar tiroid
untuk mengeluarkan hormone tiroid akibatnya terjadi penyakit
gondok.
b. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang banyak
diderita oleh penduduk yang tinggal di wilayah tropis seperti
Indonesia. Di Indonesia, penyakit malaria bersifat endemis karena
selalu menjangkiti beberapa orang pada suatu daerah. Penyakit ini
sudah lama diderita oleh banyak masyarakat yang tinggal di
daerah pantai, persawahan, perkebunan, serta hutan.
c. Penyakit Kulit
Berikut adalah beberapa jenis penyakit kulit yang umumnya sering
menyerang masyarakat di daerah pesisir diantaranya :
1) Eksim (ekzema)
2) Kudis (Scabies)
3) Kurap(tinea corporis)
4) Bisul (Furunkel)
5) Panau/panu
6) Kusta
d. Diare, muntaber, dan cacingan
Sebanyak 19,67 persen (data tahun 2007) warga daerah pesisir tidak memiliki
jamban. Mereka membuang kotoran/tinja di tempat terbuka seperti kebun, sawah,
ataupun sungai dan laut. Hal ini menjadi kebiasaan yang terutama disebabkan oleh
12
Komunitas Daerah Pesisir 2012
rendahnya tingkat pendidikan. Minimnya penghasilan dan sumber mata pencaharian
membuat sebagian besar mereka berpikir bahwa lebih baik mencari yang hemat dan
efisien dibanding harus mengeluarkan biaya untuk membuat jamban. Pembuangan
tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang
banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit
penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain
itu, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk.
5.Peran Perawat Komunitas Daerah Pesisir
Perawat komunitas daerah pesisir menggambarkan perawat yang
berada di daerah pesisir dan berkonsentrasi dengan kesehatan,
kesejahteraan, dan perawatan masyarakat di daerah tersebut. Peran
perawat komunitas daerah pesisir antara lain :
a.Sebagai Pendidik
Peran perawat di komunitas sebagai peran pendidik yaitu
peran perawat untuk memberikan informasi yang berupa pengajaran
mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar. Untuk masyarakat
pesisir yang di utamakan yaitu tentang hidup bersih, sanitasi yang
baik, jamban yang sesuai syarat, konsumsi dan penggunaan air
bersih,dan lain-lain.
b.Sebagai Advokat
Peran perawat sebagai advokat yaitu tindakan perawat dalam
mencapai suatu tujuan yang bersifat untuk kepentingan masyarakat
atau bertindak untuk mencegah kesalahan yang tidak diinginkan
ketika pasien sedang menjalankan pengobatan.Peran perawat
advokat ini dapat kita temukan saat pasien bingung dan berusaha
memutuskan tindakan yang terbaik bagi kesehatannya, untuk itu
perawat dibutuhkan memberikan informasi lengkap bagi pasien dan
berusaha menolak bila tindakan itu membahayakan kondisi pasien
dan melanggar hak-hak pasien. Bila dihubungkan dengan teori
13
Komunitas Daerah Pesisir 2012
kerangka kerja dari Milio (1976) tentang promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit, dan teori sosial kritis, hal ini mengharuskan
perawat untuk mengambil tindakan yang tepat dan berpikir kritis
bagi kesehatan pasien,keluarga dan masyarakat.
c. Sebagai Peneliti
Perawat sebagai peneliti yaitu peran perawat yang
menerjemahkan temuan riset, bertanggung jawab untuk melakukan
penelitian, mengidentifikasi, menganalisis data, memecahkan
masalah klinis dengan menerapkan prinsip dan metode
penelitian.Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu /
pendidikan dan praktik keperawatan dan meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan keperawatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang ada di daerah tersebut. Sehingga melalui penelitian
ini, perawat bisa mengatasi permasalahan kesehatan di daerah
pesisir contohnya penelitian tentang hipertiroid atau diare ternyata
setelah diteliti karena konsumsi air kurang bersih dan jamban yang
tidak layak menjadi penyebab diare,muntaber,dll. Maka perawat bisa
mengatasi permasalahan diare dimulai dari mengatasi penyebabnya
bersama masyarakat.
d.Sebagai Konsultan
Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas
sebagai tempat konsultasi pasien dalam pemberian informasi,
dukungan atau memberi ajaran tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.Konsultasi yang diberikan tentu harus
sesuai dengan permasalahan kesehatan komunitas daerah pesisir
tersebut seperti penyakit kulit, permasalahan gizi buruk, konsumsi
air bersih yang masih rendah, serta diare yang masih menjadi
perhatian dan membantu pemecahan masalah tersebut.
e.Sebagai Pemberi Perawatan
Perawat sebagai pemberi perawatan secara langsung yaitu
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
14
Komunitas Daerah Pesisir 2012
langsung kepada individu, keluarga dan kelompok dengan
menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin.
Perawat ini langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien,
merencanaan, mengimplementasi dan mengevaluasi asuhan
keperawatan. Perawat secara langsung terlibat dalam proses
penyembuhan pasien tidak hanya secara fisik saja tapi holistik yaitu
penyembuhan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. (Keeling dan
Ramos, 1995).
f. Sebagai Pemasaran kesehatan
Perawat sebagai pemasaran kesehatan pada masyarakat atau
social marketer yaitu peran perawat dalam mempromosikan
kesehatan atau gaya hidup sehat. Kegiatan promosi ini bersifat
sosial dan dibuat berdasarkan kesukarelaan. Peran ini dapat kita
lihat ketika perawat langsung datang ke tempat terpencil yang
mempromosikan ke rumah-rumah penduduk tentang manfaat
Keluarga Berencana (KB), cara melakukan KB, dan informasi lengkap
lainnya yang mendukung program KB.Atau mempromosikan tentang
pencegahan malaria dengan 3M ke masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
Sedangkan sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh
manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
15
Komunitas Daerah Pesisir 2012
Status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu herediter, layanan
kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
Kesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu kesehatan
masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
seluruh komunitas. Salah satu komunitas yang ada di Indonesia adalah
komunitas daerah pesisir. Komunitas pesisir merupakan suatu kesatuan
hidup manusia yang menempati wilayah pesisir.
Masyarakat daerah pesisir bergantung pada sumberdaya laut untuk
kelangsungan hidupnya. Sebagian dari mereka merupakan keluarga
dengan ekonomi menengah ke bawah sehingga masyarakat daerah
pesisir identik dengan kemiskinan. Kondisi ini menimbulkan beberapa
permasalahan terutama di bidang kesehatan. Penyakit yang sering
menyerang masyarakat daerah pesisir adalah hipertiroid, malaria,
penyakit kulit (eksim, kudis, kurap, bisul, panu, dan kusta), diare, muntaber
dan cacingan. Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, membuat
mereka lebih mementingkan kebutuhan pangan dan meremehkan
kebutuhan kesehatan.
Peran perawat komunitas di daerah pesisir adalah sebagai pendidik,
advokat, peneliti, konsultan, pemberi perawatan dan pemasaran
kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatakan kualitas kesehatan
masyarakat daerah tersebut dengan memberikan pendidikan kesehatan,
khususnya tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
16
Komunitas Daerah Pesisir 2012
1. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC.
2. Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
3. Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
4. Kusnadi. 2010. Kebudayaan Masyarakat Nelayan. Yogyakarta, Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata.
5. Nikijuluw, Viktor P.H. 2001. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat
Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu. Bogor, Institut Pertanian Bogor
(IPB).
6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
7. http://carapedia.com/tentang_penyakit_malaria_info2297.html
8. http://repository.unhas.ac.id
9. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/MS.B8pdf
17