10_194deteksi genotipe hpv-16 di jaringan kulit menggunakan metode linear array hpv

3
438 HASIL PENELITIAN CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 PENDAHULUAN HPV (Human Papillomavirus) termasuk dalam famili Papillomaviridae, diketahui memiliki hampir 200 genotipe yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan satu de- ngan yang lain. 1 Meskipun setiap genotipe HPV secara morfologi sama, secara genetis berbeda. 2 Dengan teknik sequencing sekitar 100 genotipe telah teridentifikasi, dan dapat dibedakan atas HPV low risk (HPV risiko ren- dah), disingkat lr-HPV, dan HPV high risk (HPV risiko tinggi), disingkat hr-HPV. 3 Anggota lr- HPV di antaranya HPV-2, HPV-3, HPV-6, HPV-7, HPV-10, HPV-11, HPV-13, HPV-32, HPV-40, HPV- 42, HPV-44, dan HPV-57, 4,5 sedangkan anggota hr-HPV di antaranya HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-39, HPV-45, HPV-50, HPV- 51, HPV-53, HPV-55, HPV-56, HPV-58, HPV-59, HPV-64, dan HPV-68. 5,6 Berbagai jenis isolat HPV lebih banyak me- nyebabkan kelainan kulit, 7 seperti kutil kulit dan kelamin, contohnya HPV-16 dan HPV-11. Bebera- pa HPV juga sering dikatakan sebagai penyebab kanker, misalnya HPV-16 dan HPV-18. 8,9 Banyak genotipe HPV dinyatakan jinak. 10 Papil- loma laring pada anak-anak juga disebabkan oleh HPV-6 dan HPV-11. 11 Papilloma laring jarang ditemukan, tetapi pertumbuhannya bisa menyumbat laring dan harus dibuang berulang-ulang dengan operasi. Papilloma la- ring pertama kali dikenal dengan nama kutil di tenggorokan pada sekitar abad 17 oleh Donalus kemudian pada abad 19 McKenzie memperkenalkan nama Papiloma laring. 12 Com- mon warts (kutil umum) merupakan kutil yang sering ditemukan di tangan, tetapi dapat juga di daerah lain (seperti siku dan lutut), 13 disebab- kan oleh HPV-1 dan HPV-2. Plantar warts (kutil plantar)—nama lainnya “mata ikan”—ditemu- kan di telapak kaki dan biasanya menyebabkan nyeri saat berjalan. Flat warts (kutil datar) paling umum ditemukan di pipi dan dahi. 14 Genital warts adalah kutil di alat reproduksi pria dan wanita. Kutil kelamin dapat muncul dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah seorang terinfeksi lr-HPV. 15 Kutil terlihat seperti benjolan kecil, dapat berkem- bang seperti kembang kol. 14,16 HPV-16 dan HPV-18 dianggap sebagai hr- HPV penyebab kanker. 4 Genotipe hr-HPV di antaranya HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-39, HPV-45, HPV-50, HPV-51, HPV-53, HPV-55, HPV-56, HPV-58, HPV-59, HPV-64, dan HPV-68. 6 HPV yang telah menempel pada reseptor per- mukaan sel akan melakukan penetrasi; adanya luka mempermudah virus memasuki sel. Virus masuk dan mengeluarkan genom, setelah itu kapsid dihancurkan di dalam sel. 19 Setelah vi- rus masuk ke dalam inti sel, terjadi transkripsi dengan DNA-nya menjadi mRNA, 2 dilanjutkan dengan proses translasi untuk membentuk protein E dan L. 19 Tahap selanjutnya adalah menyusun struktur dasar untuk membentuk virus-virus baru yang akan menginfeksi sel-sel lainnya. Gen E6 dan E7 dianggap bertanggung jawab atas terjadinya transformasi sel. 6 Gen E6 dan E7 merupakan gen yang berperan penting dalam proses terjadinya kanker. 20,21 E6 dan E7 adalah gen-gen pengubah dari HPV yang Deteksi Genotipe HPV-16 di Jaringan Kulit Menggunakan Metode Linear Array HPV Genotyping Test Sinta Sasika Novel 1 , Ratu Safitri 1 , Sri Hartini Harijanto 2 , Sukma Nuswantara 3 1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran, Jatinangor 2 Rumah Sakit Kanker Dharmais Slipi, Jakarta Barat 3 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor, Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis genotipe high risk HPV yang terdapat pada jaringan kulit menggunakan metode linear array HPV geno- typing test. Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui infeksi high risk HPV terutama HPV-16 pada sampel. Hasil yang didapat adalah 1 hr-HPV dan 4 lr-HPV, yaitu HPV-42 dan HPV-16, HPV-CP6108, HPV-6, dan HPV-39. Kata kunci: hr,lr-HPV, linear array HPV genotyping test, HPV-16 ABSTRACT The purpose of this study is to analyze high-risk HPV genotype in skin tissue using Linear Array HPV Genotyping Test method. We found one hr-HPV : HPV-42 and four lr-HPV : HPV-16, HPV-CP6108, HPV-6 and HPV-39. Sinta Sasika Novel, Ratu Safitri, Sri Hartini Harijanto, Sukma Nuswantara. Detection of HPV-16 Genotype in Skin Using Linear Array HPV Genotyping Test. Key words: hr,lr-HPV, Linear Array HPV Genotyping Test, HPV-16 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 438 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 438 6/8/2012 2:33:55 PM 6/8/2012 2:33:55 PM

Upload: daniel-ward

Post on 14-Feb-2015

27 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

deteksi HPV dengan PCR

TRANSCRIPT

Page 1: 10_194Deteksi Genotipe HPV-16 Di Jaringan Kulit Menggunakan Metode Linear Array HPV

438

HASIL PENELITIAN

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

PENDAHULUANHPV (Human Papillomavirus) termasuk dalam famili Papillomaviridae, diketahui memiliki hampir 200 genotipe yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan satu de-ngan yang lain.1 Meskipun setiap genotipe HPV secara morfologi sama, secara genetis berbeda.2 Dengan teknik sequencing sekitar 100 genotipe telah teridentifi kasi, dan dapat dibedakan atas HPV low risk (HPV risiko ren-dah), disingkat lr-HPV, dan HPV high risk (HPV risiko tinggi), disingkat hr-HPV.3 Anggota lr-HPV di antaranya HPV-2, HPV-3, HPV-6, HPV-7, HPV-10, HPV-11, HPV-13, HPV-32, HPV-40, HPV-42, HPV-44, dan HPV-57,4,5 sedangkan anggota hr-HPV di antaranya HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-39, HPV-45, HPV-50, HPV-51, HPV-53, HPV-55, HPV-56, HPV-58, HPV-59, HPV-64, dan HPV-68.5,6

Berbagai jenis isolat HPV lebih banyak me-nyebabkan kelainan kulit,7 seperti kutil kulit dan kelamin, contohnya HPV-16 dan HPV-11. Bebera-pa HPV juga sering dikatakan sebagai penyebab kanker, misalnya HPV-16 dan HPV-18.8,9

Banyak genotipe HPV dinyatakan jinak.10 Papil-loma laring pada anak-anak juga disebabkan oleh HPV-6 dan HPV-11.11 Papilloma laring jarang ditemukan, tetapi pertumbuhannya bisa menyumbat laring dan harus dibuang berulang-ulang dengan operasi. Papilloma la-ring pertama kali dikenal dengan nama kutil di tenggorokan pada sekitar abad 17 oleh Donalus kemudian pada abad 19 McKenzie memperkenalkan nama Papiloma laring.12 Com-mon warts (kutil umum) merupakan kutil yang sering ditemukan di tangan, tetapi dapat juga di daerah lain (seperti siku dan lutut),13 disebab-kan oleh HPV-1 dan HPV-2. Plantar warts (kutil plantar)—nama lainnya “mata ikan”—ditemu-kan di telapak kaki dan biasanya menyebabkan nyeri saat berjalan. Flat warts (kutil datar) paling umum ditemukan di pipi dan dahi.14

Genital warts adalah kutil di alat reproduksi pria dan wanita. Kutil kelamin dapat muncul dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah seorang terinfeksi lr-HPV.15 Kutil terlihat seperti benjolan kecil, dapat berkem-bang seperti kembang kol.14,16

HPV-16 dan HPV-18 dianggap sebagai hr-HPV penyebab kanker.4 Genotipe hr-HPV di antaranya HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-39, HPV-45, HPV-50, HPV-51, HPV-53, HPV-55, HPV-56, HPV-58, HPV-59, HPV-64, dan HPV-68.6

HPV yang telah menempel pada reseptor per-mukaan sel akan melakukan penetrasi; adanya luka mempermudah virus memasuki sel. Virus masuk dan mengeluarkan genom, setelah itu kapsid dihancurkan di dalam sel.19 Setelah vi-rus masuk ke dalam inti sel, terjadi transkripsi dengan DNA-nya menjadi mRNA,2 dilanjutkan dengan proses translasi untuk membentuk protein E dan L.19 Tahap selanjutnya adalah menyusun struktur dasar untuk membentuk virus-virus baru yang akan menginfeksi sel-sel lainnya.

Gen E6 dan E7 dianggap bertanggung jawab atas terjadinya transformasi sel.6 Gen E6 dan E7 merupakan gen yang berperan penting dalam proses terjadinya kanker.20,21 E6 dan E7 adalah gen-gen pengubah dari HPV yang

Deteksi Genotipe HPV-16 di Jaringan Kulit Menggunakan Metode

Linear Array HPV Genotyping TestSinta Sasika Novel1, Ratu Safi tri1, Sri Hartini Harijanto2, Sukma Nuswantara3

1Jurusan Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran, Jatinangor2Rumah Sakit Kanker Dharmais Slipi, Jakarta Barat

3Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor, Indonesia

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis genotipe high risk HPV yang terdapat pada jaringan kulit menggunakan metode linear array HPV geno-typing test. Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui infeksi high risk HPV terutama HPV-16 pada sampel. Hasil yang didapat adalah 1 hr-HPV dan 4 lr-HPV, yaitu HPV-42 dan HPV-16, HPV-CP6108, HPV-6, dan HPV-39.

Kata kunci: hr,lr-HPV, linear array HPV genotyping test, HPV-16

ABSTRACTThe purpose of this study is to analyze high-risk HPV genotype in skin tissue using Linear Array HPV Genotyping Test method. We found one hr-HPV : HPV-42 and four lr-HPV : HPV-16, HPV-CP6108, HPV-6 and HPV-39. Sinta Sasika Novel, Ratu Safi tri, Sri Hartini Harijanto, Sukma Nuswantara. Detection of HPV-16 Genotype in Skin Using Linear Array HPV Genotyping Test.

Key words: hr,lr-HPV, Linear Array HPV Genotyping Test, HPV-16

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 438CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 438 6/8/2012 2:33:55 PM6/8/2012 2:33:55 PM

Page 2: 10_194Deteksi Genotipe HPV-16 Di Jaringan Kulit Menggunakan Metode Linear Array HPV

439

HASIL PENELITIAN

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

mampu membentuk kompleks dengan pRb dan p5322,23 yang memodifi kasi siklus sel un-tuk mempertahankan inangnya agar replikasi genom viral dan ekspresi gen dapat dilaksana-kan.24 L1 dan L2 bertindak sebagai gen yang akan mengkode protein struktural partikel virus.14 Virus kemudian akan dilepaskan dan menginfeksi sel-sel lain,2,19 kemudian menye-bar ke jaringan lainnya.

MAKSUD, TUJUAN, DAN KEGUNAAN PENELITIANMaksud penelitian ini adalah mengetahui keberadaan genotipe HPV-16 pada jaringan kulit. Tujuan penelitian ini adalah menganali-sis genotipe high risk yang terdapat di jaring-an kulit menggunakan metode Linear Array HPV Genotyping Test. Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui infeksi high risk HPV terutama HPV-16 pada sampel.

BAHAN DAN CARA KERJABahan: AmpliLute Liquid Media Extraction Kit: buff er ATL (tissue lysis buff er), buff er AL (lysis buff er), buff er AW2 (wash buff er 2), buff er AVE (elution buff er), CAR (carrier RNA), dan PK (Pro-teinase K). Linear Array HPV Kit: PCR Master mix, Magnesium Solution, HPV positive control, dan HPV negative control. Linear Array Detection Kit: Denaturation solution, SDS concentrate, SSPE concentrate, SA-HRP conjugate, citrate concen-trate, substrate A, dan substrate B. Hybridization dan Detection: working hybridization buff er, working stringent wash buff er, working ambient wash buff er, working citrate buff er, working con-jugate, working substrate.

Prosedur kerja penelitian ini dilakukan dengan menguji sampel menggunakan perangkat di-agnostik Linear Array HPV Genotyping Test. Pe-nelitian dimulai dengan pengambilan sampel, persiapan reagen, persiapan sampel, isolasi DNA, perbanyakan (amplifi kasi DNA) dengan PCR thermal cycler TC9700, denaturasi DNA, hibridisasi, dan deteksi.

HASIL DAN DISKUSI

HPV-81, HPV-82, HPV-83, HPV-84, HPV-IS39, dan HPV-CP6108.

Teknik hibridisasi antara DNA terdenaturasi dengan probe (pelacak) yang berada pada strip terbuat dari membran nilon. DNA ter-denaturasi yang sudah dilabel menggunakan biotin akan terdeteksi oleh ikatan streptavi-din-horseradish peroxidase yang kemudian berikatan dengan H2O2 dan TMB (Tetramethyl-benzine), akan menghasilkan sinyal warna biru (Gambar 2).

HPV-16 dianggap sebagai hr-HPV penyebab kanker; sekitar 54% kanker serviks di dunia akibat infeksi HPV-16(4). Infeksi HPV-16 di Afrika Selatan 47,7%, di Afrika Utara 67,6%, di Amerika Tengah dan Selatan 57%(27). Di Finlandia, infeksi HPV-16 di kalangan wanita 23-31 tahun meningkat dari 17% pada tahun 1983-1985 menjadi 24% pada tahun 1995-1997. Di Swedia, infeksi HPV-16 pada wanita meningkat dari 16% menjadi 21% antara tahun 1969 dan 1980.8 Keberadaan HPV-16 di jaringan kulit pada penelitian ini dapat di-jadikan studi awal deteksi kanker kulit akibat infeksi HPV.

SIMPULAN1. Genotipe HPV yang diperoleh adalah HPV-16, HPV-CP6108, HPV-6, HPV-39, dan HPV-42.2. Genotipe HPV-16 diperoleh secara molekular pada setiap sampel.3. Metode Linear Array HPV Genotyping Test dapat mendeteksi keberadaan hr-HPV dan lr-HPV secara bersamaan dalam sampel.

Gambar 2 Hasil deteksi menunjukkan HPV-6, HPV-16,

β-globin high, dan β-globin low

HPV 11HPV 6

REF

HPV 16

HPV 26

HPV 33

HPV 39

HPV 42

HPV 51

HPV 53

HPV 55

HPV 58

HPV 61

HPV 64

HPV 67

HPV 69

HPV 71

HPV 73

HPV 82

HPV 84

HPV CPS106

8-Globin high

HPV 18

HPV 31

HPV 35

HPV 40

HPV 45

HPV 52/33/35/58

HPV 54

HPV 56

HPV 59

HPV 62

HPV 66

HPV 68

HPV 70

HPV 72

HPV 81

HPV 83

HPV IS39

8-Globin low

Gambar 1 (1) Kutil bagian penis dan scrotum pria terinfeksi HPV, (2) alat reproduksi wanita yang terinfeksi HPV,17 (3) Laring yang terinfeksi HPV, (4) kutil pada jari18

(1) (2) (3) (4)

Tabel 1 Jenis HPV yang Ditemukan

No. Kode Sampel Genotipe HPV Infeksi HPV1. S08013 Jaringan kulit HPV-16, HPV-42 Positif2. S08003 Jaringan kulit HPV-16, HPV- 39, HPV-CP6108 Positif3. S08008 Jaringan kulit HPV-16, HPV- 39, HPV-CP6108 Positif4. S08019 Jaringan kulit HPV-6, HPV-16 Positif5. S08020 Jaringan kulit HPV-6, HPV-16 Positif

Diperoleh 5 genotipe, yaitu HPV-16, HPV-CP6108, HPV-6, HPV-39, dan HPV-42 (tabel 1); terdiri dari 1 HPV berisiko tinggi (hr-HPV) yaitu HPV-164 dan 4 HPV berisiko rendah (lr-HPV), yaitu HPV-6, HPV-11, HPV-42, HPV-CP6108.5

Penentuan genotipe dan distribusi HPV ter-gantung metode yang digunakan.26 Pada pe-nelitian ini, diperoleh HPV-16, yang umumnya menginfeksi serviks, terdapat di jaringan kulit. Hal ini disebabkan metode LA HPV GT dapat mendeteksi 37 genotipe hr-HPV dan lr-HPV secara bersamaan. Ke-37 genotipe HPV yaitu HPV-6, HPV-11, HPV-16, HPV-18, HPV-26, HPV-31, HPV-33, HPV-35, HPV-39, HPV-40, HPV-42, HPV-45, HPV-51, HPV-52, HPV-53, HPV-54, HPV-55, HPV-56, HPV-58, HPV-59, HPV-61, HPV-62, HPV-64, HPV-66, HPV-67, HPV-68, HPV-69, HPV-70, HPV-71, HPV-72, HPV-73,

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 439CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 439 6/8/2012 2:33:56 PM6/8/2012 2:33:56 PM

Page 3: 10_194Deteksi Genotipe HPV-16 Di Jaringan Kulit Menggunakan Metode Linear Array HPV

440

HASIL PENELITIAN

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Bernard HU. The Clinical importance of the nomenclatur, evolution, and taxonomy of human papillomaviruses. Clinical Virology 2004;32:1-6.

2. Zheng ZM, Baker CC. Papillomavirus genome structure, expression, and post-transcriptional regulation. Front Biosci. 2006;11:2286-302.

3. Zuna RE, Allen RA, Moore WE, Lu Y, Mattu R, Dunn ST. Distribution of HPV genotypes in 282 women with carvical lessions: evidence for three categoris of intraepithelial lesions based on

morphology and HPV type. Modern Pathology 2007;20:167-74.

4. Munoz N, Bosch FX, de Sanjosé S, Herrero R, Castellsague X, Shah KV, et al. Epidemiologic classifi cation of human papillomavirus types associated with cervical cancer. N Engl J Med.

2003;348(6):518-27.

5. Novel SS, Safi tri R, Nuswantara S. Aplikasi hybrid capture II system dalam deteksi dini kanker serviks. CDK 2009;36(1):24-6.

6. Motoyama S, Ladines-llave CA, Villanueva SL, Maruo T. The role of human papilloma virus in the molecular biology of cervical carcinogenesis. Kobe J Med Sci. 2004;50(1-2):9-19.

7. Wright TC, Cox JT, Massad LS, X Twiggs LB, Wilkinson EJ. Consensus guidelines for the management of women with cervical cytological abnormalities. JAMA 2002;287(16):2120-9.

8. Adami HO, Kuper H, Andersson SO, Bergstrom R, Dillner J. Prostate cancer risk and serologic evidence of human papilloma virus infection. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev.

2003;12(9):872-5.

9. Rosenblatt KA, Carter JJ, Iwasaki LM, Galloway DA, Stanford JL. Serologic evidence of human papillomavirus 16 and 18 infections and risk of prostate cancer. Cancer Epidemiol Biomarkers

Prev. 2003; 12(8): 763-8.

10. Moscicki AB, Hills N, Shiboski S, Powell K, Jay N, Hanson E. Risks for incident human papillomavirus infection and low-grade squamous intraepithelial lesion development in young females.

JAMA 2001;285(23):2995-3002.

11. Winer RL, Kiviat NB, Hughes JP, Adam DE, Lee SK, Kuypers JM, et al. Development and duration of human papillomavirus lesions, after initial infection. J Infect Dis. 2005;191(5):731-8.

12. Supriyatno B, Amalia L. Papiloma Laring pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Man-

gunkusumo; 2004.

13. Sun CA, Liu JF, Wu DM, Nieh S, Yu CP, Chu TY. Viral load of high-risk human papillomavirus in cervical squamous intraepithelial lesions. Int J Gynecol Obstet. 2002;76:41-7.

14. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi Kedokteran. Jilid 2. Diterjemahkan oleh: Nani Widorini. Jakarta: Salemba Medika; 2005.

15. Ramos-e-Silva M, Oliviera LHS, Castro MCR, de Aquino AM, Cuzzi T. Human papilloma virus and squamous-cell carcinoma of the oral cavity. Journal Egypt wom Dermatol Soc.

2008;5(1):22-3.

16. Monk BJ, Tewari KS. The spectrum and clinical sequelae of human papillomavirus infection. Gynecol Oncol. 2008;107:6-13.

17. Badash M. Genital warts. USA: EBSCO Publ, 2008.

18. Nuswantara S. Seminar Deteksi Dini dan Penanganan Terkini Kanker Leher Rahim: Deteksi Human Papilloma Virus dalam Pencegahan Dini Kanker Leher Rahim. Bandung: Santosa

Bandung International Hospital, 2008.

19. Doorbar J. The papillomavirus life cycle. Clin Virol. 2004;32:7-15.

20. Fiedler M, Müller-Holzner E, Viertler HP, Widschwendter A, Laich A, Pfi ster G, et al. High level HPV-16 E7 oncoprotein expression correlates with reduced pRb-levels in cervical biopsies.

FASEB J. 2004;18(10):1120-2.

21. Zhang B, Chan W, Roman A. The E7 proteins of low- and high-risk human papillomaviruses share the ability to target the pRb family member p130 for degradation. PNAS 2006;103(2):437-

42.

22. Lamikanra A, Pan ZK, Isaacs SN, Wu TC, Paterson Y. Regression of established human papillomavirus type 16 (HPV-16) immortalized tumors in vivo by vaccinia viruses expressing diff erent

forms of HPV-16 E7 correlates with enhanced CD8+ t-cell responses that home to the tumor site. Virology 2001;75(20):9654-64.

23. Mikhailov A, Patel D, McCance DJ, Rieder CL. The G2 p38-mediated stress-activated checkpoint pathway becomes attenuated in transformed cells. Curr Biol. 2007;17(24):216-8.

24. Gwein L, Galloway DA. E box-dependent activation of telomerase by human papillomavirus type 16 E6 does not require induction of c-myc. Virology 2001;75(15):7198-201.

25. Munoz N. HPV and cervical cancer: From epidemiology to prevention. N Engl J Med. 2006; 347: 180-8.

26. Peyton CL, Gravitt PE, Hunt WC, Hundley RS, Zhao M, Apple RJ, et al. Determinants of genital human papillomavirus detection in a US population. J Infect Dis. 2001;183:1554-64.

27. Winer RL, Kiviat NB. Development and duration of human papillomavirus lesions, after initial infection. J Infect Dis. 2005;191(5):731-8.

28. af Geijersstam V, Wang Z, Lewensohn-Fuchs I, Eklund C, Schilller JT, Forsgren M, et al. Trends in seroprevalence of human papillomavirus type 16 among pregnant women in Stockholm,

Sweden during 1969-1989. Int J Cancer 1998;76(3):341-4.

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 440CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 440 6/8/2012 2:33:56 PM6/8/2012 2:33:56 PM