101473-yusup abdul aziz-fitk.pdf

104
HUBUNGAN DISIPLIN GURU T ERHADAP PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok) Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: YUSUP ABDUL AZIZ NIM: 205011000318 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H

Upload: liyazsyarifuddin

Post on 05-Jul-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 1/104

HUBUNGAN DISIPLIN GURU TERHADAP

PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

YUSUP ABDUL AZIZNIM: 205011000318

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 2/104

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

 Nama : Yusup Abdul Aziz

Tempat/ Tgl. Lahir : Lebak/ 20 Juli 1986

 Nim : 205011000318

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul Skripsi : Hubungan Disiplin Guru Terhadap Prilaku Keberagamaan

Siswa Menurut Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

(Studi Kasus di SMP Islam YKS Depok).

Dosen Pembimbing : Dr. Khalimi. MA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar

hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang

saya tulis.

Jakarta, 15 Maret 2011

Penulis

Yusup Abdul Aziz

NIM. 205011000318 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 3/104

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 4/104

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 5/104

i

ABSTARK

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa salah satu faktor

 penunjang hasil prestasi pendidikan agama Islam di sekolah terutama khususnya

di SMP adalah kedisiplinan guru dimana guru adalah orang yang dijadikan teladan

 bagi anak didiknya ketika di Sekolah, namun ada pertanyaan sederhana apakah

disiplin guru itu sangat berpengaruh terhadap keberagamaan siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat disiplin guru dan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara disiplin

guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Islam YKS

Depok

Sesuai dengan sifat masalah dan tujuan masalah dan agar penelitian ini

 bisa terarah dengan baik, maka dalam hal ini penulis menggunakan kombinasi

 pendekatan, yaitu pendekatan kuantitaf, dan dilengkapi dengan kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif Penelitian deskriptif dilakukan dengan menuturkan dan menafsirkan

data yang berkenaan dengan disiplin guru dalam hal KBM, juga fakta, keadaan,

dengan mengacu kepada kerangka pikir.

Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa koefisien

determinasinya sebesar 5,76 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel X

(Kedisiplinan Guru) mempengaruhi atau memberikan kontribusi kepada avariabel

Y (Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam Siswa) sebesar 5,76 %. Adapun

sisanya adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

 pendidikan agama Islam siswa dan tidak diteliti oleh penulis

Berdasarkan hasil perhitungan yang menguji pengaruh disiplin guru

terhadap prestasi belajar PAI siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat di

ketahui pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel sebesar 0,433 sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh “r” tabel sebesar 0,549. Ternyata rxy atau ro

yang besarnya 0,24 jumlahnya lebih kecil dari pada “r” tabel yang besarnya 0,433

dan 0,549. Maka dengan demikian hipotesa alternatif (Ha) ditolak. Walaupun

hipotesa alternatif ditolak namun melalui analisa determinasi kedisiplinan seorang

guru masih mempunyai kontribusi terhadap prestasi belajar pendidikan agama

Islam siswa sebesar 5,76 %.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 6/104

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

 penulisan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN DISIPLIN GURU

TERHADAP PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Studi Kasus di

SMP Islam YKS Depok).

Sholawat beserta salam semoga Allah SWT. curah limpahkan kepada

Baginda Rasul Muhammad SAW., keluarga, sahabat it’bauutabiin  serta sampai

kepada kita semua selaku umatnya. Amiin.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan

hambatan namun, berkat bimbingan dan dukungan dari semua pihak penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam

 proses penyusunan skripsi ini sehingga selesai pada waktunya, khusunya kepada:

1. 

Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Dekan FITK sekaligus Dosen

Seminar Skripsi

2.  Bapak Bahrisalim, M. Ag selaku Kajur Pendidikan Agama Islam

3.  Bapak Drs. Safiuddin Shidiq, M. Ag selaku Sekretaris Jurusan PAI

4.  Bapak Dr. Khalimi. MA selaku Pembimbing Skripsi

5. 

Bapak. Firdaus H. M, S. Pd selaku Kepala Sekolah SMP Islam YKS Depok

yang telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat

melaksanakan penelitian ini.

6.  Bapak Marto S.Pd I selaku Urusan Kurikulum SMP Islam YKS Depok yang

 banyak membantu dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan selama

 penulis dalam penelitian.

7. 

Bapak Gopur S.Ag Selaku guru yang selalu memberikan dorongan

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 7/104

iii

8. 

Almarhum ayah tercinta kami yang telah memberi kasih sayangnya dan

ibunda yang selalu dan tak henti-hentinya mendoakan kami, sehingga kami

 bisa hidup mandiri dan terima kasih atas segala sesuatu yang telah diberikan

 berupa bentuk materilnya.

9.  Rasa sayang kepada istriku yang membantu dan sabar menanti untuk

menyeleseikan skripsi ini, atas motivasi dan suportnya.

10. 

Seluruh kawan-kawan yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada

 penulis sehingga penulis bisa menyeleseikan skripsi ini.

11. Rasa cinta dan hormat kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang

tak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyeleseikan skripsi.  

Sebagai manusia dhoif,  penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik konstruktif kepada semua pihak demi perbaikan dimasa yang akan

datang.

Harapan terbesar penulis adalah semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi

siapa pun khususnya bagi civitas akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan Keluarga Besar SMP Islam YKS

Depok, sehingga dapat menjadi  shodaqotun jaariyah yang penulis dedikasikan

teruntuk Ayah Bunda dan Guru-guru penulis. Aamiin.

“ Membiasakan menjadi disiplin di mulai dari hal-hal yang terkecil"

"Jadilah pribadi Disiplin maka anda akan menjadi pribadi yang kuat ” 

Jakarta, 15 Maret 2011

Penulis

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 8/104

iv

DAFTAR ISI

HAL

LEMBAR SAMPUL ............................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Maslah ............................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 6

D. Perumusan Masalah ............................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

F. Kegunaan Hasil Penelitian ................................................... 7

G. Sistematika Penulisan........................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................... 8

A. 

Disiplin Guru ..................................................................... 8

1.  Pengertian Disiplin ......................................................... 8

2. 

Pengertian Guru .............................................................. 11

3.  Tugas dan Fungsi Guru ................................................... 13

4.  Kode Etik Guru ............................................................... 17

5. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Guru ......... 19

B. Prilaku Keberagamaan Siswa ........................................... 20

1. 

Pengertian Prilaku Keberagamaan Siswa ....................... 20

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 9/104

v

HAL

2.  Ruang Lingkup Prilaku Keberagamaan .......................... 22

3.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Prilaku Keberagamaan .................................................... 27

C. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ...................... 28

1.  Prestasi Belajar ................................................................ 28

1.1. Pengertian Prestasi ................................................... 28

1.2. Pengertian Belajar .................................................... 28

1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar ......................................................... 29

2.  Pendidikan Agama Islam ................................................ 30

2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................... 30

2.2. Dasar-Dasar Pelaksanaan PAI.................................. 32

2.3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................. 33

D. Kerangka Konseptual ....................................................... 35

E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 38

B. Metode Penelitian .............................................................. 38

C. Variabel Penelitian ............................................................. 38

D. Populasi dan Sampel ........................................................... 39

E. Instrumen Penelitian ......................................................... 39

F. 

Teknik Pengumpulan Data ............................................... 42

G. Teknik Analisa Data .......................................................... 44

H. Hipotesa Statistik ............................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 48

A. Gambaran Umum Sekolah ................................................ 48 

1. Sejarah Berdirinya SMP Islam YKS Depok .................... 48

2. Profil Sekolah SMP Islam YKS Depok ........................... 49

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 10/104

vi

HAL 

3. Letak Geografis SMP Islam YKS Depok ....................... 50

4. Visi Misi SMP Islam YKS Depok ................................... 51

5. Sarana dan Prasarana SMP Islam YKS Depok ............... 51

6. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam YKS Depok ......... 52

7. Struktur Organisasi SMP Islam YKS Depok .................. 53

B. Deskripsi Data .................................................................... 53

1. Hasil Pernyataan Disiplin Guru ....................................... 54

2. Hasil Pernyataan Prilaku Keagamaan Siswa dalam

Perspektif Prestasi Belajar PAI ...................................... 66

a. Aspek Kognitf .............................................................. 66

 b. Aspek Afektif .............................................................. 67

c. Aspek Psikomotorik ..................................................... 75

C. Analisis Data ....................................................................... 76

D. Interpretasi Data ................................................................ 79

BAB V PENUTUP ................................................................................ 81

A. Kesimpulan ........................................................................... 81

B. 

Saran ..................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 11/104

vii

DAFTAR TABEL

HALTabel. 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................... 40

Tabel. 4.1 Kondisi Sarana ..................................................................... 51

Tabel. 4. 2 Keadaan Guru ...................................................................... 52

Tabel. 4. 3 Guru anda datang tepat waktu ketika mengajar .................. 54

Tabel. 4. 4 Guru anda sering terlambat ketika waktu mengajar ........... 54

Tabel. 4. 5 Para guru jarang hadir ketika upacara bendera .................... 55

Tabel. 4. 6 Guru anda ketika jama pelajaran berlangsung

mendadak pulang .................................................................. 55

Tabel. 4. 7 Guru anda bila berhalangan hadir memberitahukan

Terlebih dahulu ................................................................... 56

Tabel. 4. 8 Guru anda tiba-tiba tidak masuk ke sekolah tanpa

ada keterangan ...................................................................... 56

Tabel. 4. 9 Guru anda keluar kelas pada pertengahan jam

 pelajaran berlangsung ........................................................... 57

Tabel. 4. 10 Guru anda mengurangi jam pelajaran

Di waktu belajar .................................................................... 57

Tabel. 4. 11 Ketika guru anda memberikan tugas,

Tugas anda dikoreksi ............................................................ 58

Tabel. 4. 12 Guru anda ketika KBM tidur dikelas .................................. 58

Tabel. 4. 13 Guru anda ketika KBM memberikan tugas belebihan ....... 59

Tabel. 4. 14 Sebelum KBM berlangsung guru memeriksa

Daftar hadir siswa ................................................................ 59

Tabel. 4. 15 Guru anda memberi evaluasi sesudah mengajar ................ 60

Tabel. 4. 16 Dalam proses KBM guru anda sering menegor

Anda ketika berisik dikelas ................................................... 60

Tabel. 4. 17 Guru objektif dalam memberikan

nilai terhadap siswa .............................................................. 61

Tabel. 4. 18 Guru anada mengulang penjelasannya

ketika siswa ada yang belum mengerti ................................. 61

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 12/104

viii

HAL 

Tabel. 4. 19 Guru anda memperhatikan dan

Mendengarkan pendapat siswa .......................................... 62

Tabel. 4. 20 Untuk terciptanya hubungan yang baik antara guru dan

Siswa, guru memberikan teladan terhadap

tingkah laku siswa yang .................................................... 62

Tabel 4. 21 Guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa

yang mengalami kesulitan belajar ....................................... 63

Tabel. 4. 22 Guru anda memberi motivasi kepada

siswa agar berprestasi ......................................................... 63

Tabel. 4. 23 Untuk membantu mengungkapkan pikiran dan perasaan

siswa, guru mendiskusikan bersama pendapat siswa ......... 63

Tabel. 4. 24 Dalam KBM guru anda tidak memberikan kesempatan

untuk memberikan pendapat siswa ...................................... 64

Tabel. 4. 25 Guru anda mengajar dengan tidak semangat ..................... 64

Tabel. 4. 26 Guru anda membaca majalah sewaktu mengajar ................ 65

Tabel. 4. 27 Guru anda jarang hadir ketika jam mengajar ...................... 65

Tabel. 4. 28 Nilai Rata-Rata (mean) PAI Aspek Kognitif ...................... 66

Tabel. 4. 29 Saya suka membaca al-Qur’an ............................................ 67

Tabel. 4. 30 Pada Bulan Ramdhan saya enggan membaca al-Qur’an

karena cape dan ngantuk ...................................................... 67

Tabel. 4. 31 Setiap selesai shalat wajib saya menyempatkan untuk

membaca al-Qur’an .............................................................. 68

Tabel. 4. 32 Dalam setiap tahunnya saya mengkhatamkan al-Quran

minimal satu khataman ....................................................... 69

Tabel. 4. 33 Saya bangga mempunyai harta yang melimpah,

sehingga saya dapat bersenang-senang ............................... 69

Tabel. 4. 34 Ketik saya sibuk berjualan, adzan telah berkumandang,

saya bersiap-siap melaksankan shalat. ................................ 70

Tabel. 4. 35 Saya berputus asa k etika mendapatkan musibah ............... 70

Tabel. 4. 36 Saya gelisah apabila tidak mendapat nilai yang bagus ....... 71

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 13/104

ix

HAL 

Tabel. 4. 37 Saya selalu membutuhkan orang lain,

tetapi tidak tergantung dengan orang lain ........................... 71

Tabel. 4. 38 Saya berintrospeksi diri, apabila melakukan kesalahan ...... 72

Tabel. 4. 39 Saya menghasud antara satu teman

dengan yang lainnya ............................................................ 72

Tabel. 4. 40 Saya menceritakan aib orang lain karena yang saya

ceritakan benar adanya ........................................................ 73

Tabel. 4. 41 Dalam setiap tahunnya saya melakukan

 puasa Ramdahan ................................................................. 73

Tabel. 4. 42 Saya enggan melaksanakan puasa Ramadhan .................... 74

Tabel. 4. 43 Saya berzakat fitrah untuk membersihkan diri

dari sifat kikir dan akhlak yang tercela ................................ 74

Tabel. 4. 44 Nilai Rata-Rata ( Mean) Prestasi Belajar PAI

Aspek Psikomotorik ............................................................. 75

Tabel. 4. 45 Skor Kedisiplinan Guru ..................................................... 76

Tabel. 4. 46 Skor Prilaku Keberagamaan Siswa menurut

Prestasi Belajar PAI ............................................................ 77

Tabel. 4. 47 Tabel Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara

Disiplin Guru (X) dan Prilaku Keberagamaan Siswa

Menurut Prestasi Belajar PAI (Y) ...................................... 78

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 14/104

x

DAFTAR LAMPIRAN

1.  Uji Referensi

2.  Surat Keterangan Uji Referensi

3. 

Struktur SMP Islam YKS Depok Tahun Pelajaran 2009/ 2010

4.  Struktur Komite Sekolah SMP Islam YKS Depok

5. 

Struktur Osis SMP Islam YKS Depok Tahun Pelajaran 2009/ 2010

6.  Denah Sekolah SMP Islam YKS Depok (Bawah dan Lantai II)

7. 

Jadwal Pelajaran SMP Islam YKS Depok8.  Pembagian Tugas mengajar, kelas dan jumlah jam mengajar

9.  Berita Wawancara Kepala Sekolah SMP Islam YKS Depok

10. Berita Wawancara Guru Agama Islam SMP Islam YKS Depok

11. Surat Keterangan melakukan penelitian di Sekolah SMP Islam YKS

Depok

12. Angket Untuk Guru dan Siswa SMP Islam YKS Depok

13. Kunci Jawaban Instrumen Angket SMP Islam YKS Depok

14. Tabel Skala Likert Disiplin Guru

15. Tabel Skala Likert Prestasi Belajar PAI; Afektif

16. Tabel Hasil Kognitif True-False

17. Tabel Hasil Matriks Psikomotorik

18. Tabel Distribusi Frekuensi Disiplin Guru

19. 

Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar PAI

20. Surat Pengajuan Judul Skripsi

21. Surat Bimbingan Skripsi Pertama

22. 

Surat Bimbingan Skripsi Kedua

23. Surat Permohonan Penelitian

24. Surat Permohonan Izin Obsevasi

25. 

Surat Permohonan Riset/ Wawancara

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 15/104

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen Bab II Pasal 6 menyatakan1:

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional

 bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi

 peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap kreatif,

mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dari Undang-Undang diatas jelas bahwa guru mempunyai tanggung

 jawab secara profesional dalam profesinya sehingga guru sangat bertanggung

 jawab dalam keberhasilan peserta didik.

Sebuah kejadian ditemukan di sebuah sekolah PN Timah yang

 berdiri megah di bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingi

 pagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi

 pendidikan di Kampung Belitong dari cerita Laskar Pelangi yang menggugah

 para sastrawan dan masyarakat, dari kejadian di Belitong tersebut

 bertentangan dengan undang-undang dimana para murid yang difasilitasi guru

yang profesional dan sarana prasarana yang lengkap telah kalah dalam lomba

1

 Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 TentangGuru dan Dosen, t.d, t.t, h. 4 

1

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 16/104

2

cerdas cermat antar sekolah yaitu dengan sekolah SD Muhamadiyah yang

keadaannya jauh lebih ataupun sangat kurang dalam fasilitasi belajar

mengajar, tetapi sekolah SD Muhamadiyah menang dalam lomba cerdas

cermat tersebut2. Hal ini membuktikan bahwa guru yang profesional belum

menjadikan peserta didik berprestasi tetapi guru yang biasa menjadikan

 peserta didik yang luar biasa.

Menurut Hamzah B. Uno menyatakan dalam bukunya  Profesi

 Kependidikan  bahwa “Seor ang guru sangat berpengaruh terhadap hasil

 belajar yang dapat ditunjukan oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila

seseorang ingin menjadi guru yang profesional maka sudah seharusnya ia

selalu dapat meningkatkan wawasan pengetahuan akademis”3.

Begitu juga dalam UU RI No. 14 tentang Guru dan Dosen bahwa

Seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yaitu sebagai berikut:

“Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi pr ofesional”4.

Adapun guru yang profesional disini adalah guru yang mampu

menjalankan kewajiban dan tanggumg jawabnya, dan guru yang bisa disiplin

dan dapat mendisplinkan peserta didik. Bagaimana peserta didik dapat

 berdisiplin kalau guru tidak berdisiplin karena pada dasarnya guru

mempunyai pengaruh terhadap perubahan prilaku peserta didik 5.

Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi

 peserta didik, dimana guru adalah representasi dari sekelompok orang pada

suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan,

yang dapat digugu dan ditiru6.

2 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), h. 35 dan 363-384 

3H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1],  Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan eformasi

 Pendidikan di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. IV, h. 17 

4 Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14…, h. 5

5

 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kepen..., h. 17 

6 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kepen..., h. 17 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 17/104

3

Seperti dijelaskan dalam al-Qur'an Q.S al-Ahzab, 33:21: 

Q.S. Al-Ahzab: (33: 21)

                                                                   

                    (ازحلا/۳: )

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Q.S. Al-Ahzab: (33: 21)

Salah satu tujuan pembangunan Nasional dibidang pendidkan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas mutu manusia

Indonesia seutuhnya, serta menjadikan masyarakat yang majemuk moderen dan

maju. Hal ini mendorong agar setiap warga masyarakat dapat mengembangkan

diri, baik yang berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah, yang

 berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan masyarakat setempat.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka salah satu ketercapaain kegiatan

 pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor yang seringmempengaruhi kegiatan pendidikan disuatu sekolah adalah seperti kurikulum,

metode belajar-mengajar, sarana dan prasarana guru maupun siswa, serta

adanya kedisiplinan semua pihak baik pihak sekolah seperti kepala sekolah

ataupun pendidik yaitu guru dan juga siswa itu sendiri, faktor yang paling

dominan yang mempengaruhi kegiatan pendidikan baik langsung ataupun tidak

langsung adalah guru, karena guru bagian yang terpenting yang sering

 berhadapan langsung dengan siswa itu sendiri dibanding yang lain di

kehidupan sekolah.

 Namun ketika penulis terjun kelapang sedikit menemukan hal yang

 berberbeda antara teori dengan fakta yang ada.

Diantaranya yang harus disiapkan oleh seorang guru adalah

 pengetahuan intelektual yang memadai, akhlak yang baik, bermoral, serta

disiplin yang tinggi, dan lain sebagainya.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 18/104

4

Dengan demikian seorang guru dituntut untuk mengembangkan dirinya

seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta laju

 perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat.

Agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik, maka

haruslah banyak intansi yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan

tersebut, diantaranya dukungan dan peranan tersebut beasal dari orang tua

siswa, masyarakat, intansi pemerintah, terutama para guru yang telibat

langsung di dunia pendidikan. Guru amatlah penting, namun pada

kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi guru untuk dapat

meningkatkan kualitas murid dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal,

dengan demikian perlu adanya usaha untuk meningkatkan kualitas belajar

mengajar melalui kulitas disiplin guru

Pendidik atau guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting,

karena pendidik itulah yang akan bertanggung jawab dalam pembentukan

 pribadi anak didiknya. Terutama pendidikan agama ia mempunyai tanggung

 jawab yang amat berat dibanding pendidik pada umumnya, karena selain

 bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan

ajaran Islam, ia juaga tanggung jawab terhadap Allah SWT.7 

Saat ini guru merupakan salah satu penunjang mutu pedidikan. Mutu

 pendiikan akan lebih baik bila ditunjang dengan mutu pengajaran yang baik

dan bermutu. Guru dituntut untuk menguasai materi dan berbagai macam

metode mengajar yang baik, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi,

demontrasi, resitasi, dan sebagainya. Dalam proses belajar mengajar metode

 belajar sangat erat hubungannya dengan belajar mengajar yang ingin dicapai

serta hubungannya dengan peningkatan mutu pendidikan, guru harus

mempunyai metode yang disertai dengan kedisiplinan kerja sebagai

 penyeimbang dalam menggunakan metode yang tepat dan dapat melihat

kemungkinan untuk menggunakan metode tersebut.

7

 Zuhairini. Dkk.  Metode khusus pendidikan agama, (surabaya: usaha nasional,1983)hal. 34 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 19/104

5

Peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin terbentuk tanpa adanya

 pembinaan  Performance dari guru, guru merupakan sumber daya yang sangat

menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu guru merupakan sumber yang

sangat erat hubungannya dengan anak didik dalam pelaksanaan pendidikan di

sekolah.

Guru adalah panutan bagi anak didiknya, oleh karena itu guru harus

 bisa menjaga segala tingkahlakunya baik itu ucapannya, serta perbuatannya,

guru merupakan kunci dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu guru

harus membekali dirinya dengan keperibadian nasional dan budi pekerti luhur,

sehinggga dalam pelaksanaan tugas mulianya mampu menyelesaikan

 pembangunan budaya dengan memilih budaya asing yang kiranya perlu di ikuti

dan yang tidak perlu diikuti serta budaya yang tidak sesui atau bertentangan

dengan budaya Indonesia.

Bila seorang guru dapat melaksanakan kedisiplinan dalam tugasnya,

maka akan menghasilkan out put yang baik, dengan kata lain dapat

menghasilkan kualitas belajar mengajar sesuai dengan apa yang ingin dicapai.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

 belajar adalah ada kedisiplinan guru yang profesional dalam melaksanakan

tugasnya, dengan demikian proses belajar mengajar KBM akan berjalan dengan

 baik, sehingga tujuan yang sudah diprogramkan dapat tercapai baik tujuan

institusional maupun tujuan tujuan Nasional.8 

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis paparkan

 permasalahan yang muncul dan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. 

Masih banyak guru yang datang terlambat kesekolah

2.  Masih adanya guru yang tidak membuat perlengkapan pembelajaran / RPP

3.  Masih terlihat adanya keterlambatan pada pergantian jam pelajaran

4. 

Belum optimalnya pemberian pelajaran

8

 Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: :Balai Pustaka, 1970., 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 20/104

6

5. 

Masih terlihat nilai yang minim untuk pelajaran PAI

6.  Masih adanya penyimpangan akhlak/ moral siswa di sekolah

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan

guru serta keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dan agar pembahasan

ini lebih terarah dan tercapainya sasaran sebagaimana yang dimaksudkan

dalam judul tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. 

Masih banyak guru yang datang terlambat ke sekolah di SMP Islam YKSDepok

2. Masih adanya guru yang tidak membuat perlengkapan pembelajaran / RPP

3. Masih terlihat nilai yang minim untuk pelajaran PAI

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan yang diteliti

adalah: APAKAH KEDISIPLINAN GURU BERHUBUNGAN POSITIFTERHADAP PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA MENURUT

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM? (Studi Kasus

di SMP Islam YKS Depok). 

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kedisiplinan guru berhubungan positif terhadap prilaku keberagamaan siswamenurut prestasi belajar pendidikan agama Islam (studi kasus di SMP Islam

YKS Depok).

1. 

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat disiplin guru SMP Islam YKS

Depok

2.  Untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara disiplin guru terhadap

 prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama

Islam di SMP Islam YKS Depok

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 21/104

7

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan agar dapat berguna bagi pihak yangmembutuhkan yaitu sebagai berikut:

1. Sedikit banyaknya hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam

dunia pendidikan, khususnya terhadap disiplin guru

2. 

Menjadi bahan masukan bagi guru tentang pentingnya disiplin dalam

 proses belajar mengajar

3. Menjadi bahan pertimbangan bagi para mahasiswa yang sedang melakukan

 penelitian untuk kasus yang sama.

G. Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika penulisan skripsi berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi”  oleh Tim Penyusunan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Adapun susunan skripsi

ini terdiri dari lima bab, setiap bab dirinci ke dalam beberapa sub bab sebagai

 berikut:

BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasimasalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teori terdiri dari beberapa teori yaitu pengertian disiplin

guru, prilaku keberagamaan dan prestasi belajar, serta pendidikan

agama Islam.

BAB III Metode Penelitian terdiri dari variabel penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik

 pengumpulan data, teknik analisa data, dan hipotesa statistik.

BAB IV Hasil Penelitian terdiri dari gambaran umum sekolah SMP Islam

YKS Depok, deskripsi data, analisis data, interpretasi data yang

mengungkap hubungan disiplin guru terhadap prilaku

keberagamaan menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam.

BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 22/104

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Disiplin Kerja Guru

1. Pengertian Disiplin

Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin “ Discr ere” yang berarti

 berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah

 pelajaran, dan kata “disciplina”  yang artinya latihan1. Mendikbud

menambahkan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian

serta pengembangan tabiat2.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah disiplin mengandung

 beberapa arti yaitu: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata

tertib di bidang studi yang dimiliki obyek, system dan metode tertentu3.

Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus

Bahasa Indonesia kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai

kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan

4

, sehingga dalam

1 Neiny Racmaningsih, Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2,

Bandung: Srafindo Media Pratama, 1997., h. 58. 2 Morkijat, Manajemen Kepegawaian Personal Manajemen, Bandung: Alumni, 1987., h.

195. 3  Departemen Pendidkan dan Kebudayaan,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1970., h. 208. 4

  Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:Modern English Press, 1991., h. 345. 

8

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 23/104

9

 pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu yang

terarah ditetapkan terlebih dahulu5.” 

Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komarudin, yaitu

“suatu keadaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang

dihasilkan oleh orang-orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi

karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati”.6 

Dalam  Kamus Ilmiah Populer   Istilah disiplin mengandung arti yaitu

tata tertib, ketaatan kepada peraturan7.

Sedangkan dalam  Kamus Saku Bahasa Indonesia  disiplin

mengandung arti latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib;

kepatuhan pada peraturan8.

Adapun dalam  Kamus Bahasa Arab-Indonesia, disiplin adalah

diambil dari kata  ن

 – ظن 

 –  إ ن

 yang artinya menjadi tersusun, teratur,

terangkum dan ن ال ة

  yang artinya aturan hidup. Berasal dari kata  ن

yang artinya pertaturan9.

Dari pengertian-pengertian disiplin menurut etimolgi maka penulis

 paparkan beberapa pengertian disiplin menurut terminolgisnya.

Pengertian disiplin menurut beberapa pakar, yang dikutip dari website

tentang Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30

Tahun 198010.

 Newstrom (1985: 87) menyatakan bahwa disiplin adalah

tindakan manajemen untuk menegakan standar organisasi, Mathis

 Jackson (2002: 314) berpendapat disiplin merupakan bentuk pelatihan

 yang menegakan peraturan-peratauran perusahaan. Sedangkan

Simamora (1999: 749) mengatakan disiplin adalah prosedur yang

5 Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya,  Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet-ke-2., h.

79.6 Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. ke-2., h.239. 

7 Tim Prima Pena,  Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet-ke 1, h.

928  Pius Abdilah dan Anwar Syarifuddin,  Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya:

ARKOLA, t.t), h. 899  Ahmad Warson Munawwir,  Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap,

(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 143510

 http//www.google,com.  Pengertian Disiplin: Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980. (Jakarta, 2010), h. 1

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 24/104

10

mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan

atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan

dan pelaksanan organisasi. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan

seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi

secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi11.

Tidak jauh berbeda dengan Amir Achin dalam membahas pengertian

disiplin dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar”

dengan menyimpulkan disiplin sebagai pematuhan secara sadar adakan aturan

dengan ditetapkan”.12  Pematuhan secara sadar mengandung pengertian

menjunjung tinggi segala aturan yang berlaku baik di lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat, hal ini disebabkan

antara lain dikatakan oleh Agus Suwanto bahwa tiap keluarga sekecil apapun

keluarga, misalnya kelompok bermain selalu mempunyai peraturan-peraturan

tertentu yang sedikit banyak berada antara satu dengan yang lainnya. Adanya

 peraturan-peraturan itu tiada lain adalah untuk menjamin kehidupan yang

tertib dan tentang hingga kelangsungan hidup sosial itu dapat dicapai.13 

Untuk menjaga dan memelihara peraturan-peraturan tersebut, maka

diperlukan sikap disiplin dalam arti sikap disiplin maupun dalam lingkungan

masyarakat luas.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan wadah

yang potensi untuk menyambungkan sikap disiplin. Bila dihubung dengan

sekolah

Soerganda berpendapat bahwa “disiplin di sekolah dapat diartikan

sebagai pengawasan langsung terhadap tingkah laku bawahan (pelajar)

dengan menggunakan system hukuman atau hadiah”.14 

11  http//www.google.com.   Pengertian Disiplin; Pelatihan Keterampilan Manajerial

SPMK. (Jakarta, 2010), h. 1 

12  Amir Achin,  Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, (Ujung Pandang:

IKIP Ujung Pandang Press), Cet-ke 2, hal 62  

13 Agus Swasto, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Aksara Baru), ed. III, hal 118 

14

  Soergada Porba Kawatja dan H. A. H. Harahap,  Enskologi Pendidikan, (Jakarta:Gunung Agung, 1981), Cet-ke 2, hal 81

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 25/104

11

Dari pernyataan di atas memberikan kesan bahwa disiplin di sekolah

didasarkan sebagai suatu hal yang mengekang kebebasan peserta didik. Akan

tetapi sebagaimana dikatakan oleh Drs. Ahmad Rohani dan Drs. Abu Ahmadi

dalam bukunya pengelolaan Pangajaran. “bahwa bila aturan ini dirasakan

sebagai suatu yang memang seharunsnya dipatuhi, secara sadar untuk

kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan akan

menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke arah disiplin sendiri (self

discipline)”.15 

Guru turut peran dalam melakanakan program dan kegiatan sekolah,

oleh sebab itu guru harus menunjukkan hasil kerjanya dengan baik, sehingga

dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini disiplin kerja

yang dilaksanakan oleh seorang guru akan mempunyai prestasi belajar

mengajar dan prestasi siswa yang diajarkan.

2. Pengertian Guru

Kata guru dalam bahasa Arab mempunyai banyak istilah diantaranya

guru disebut dengan murrabi (pemelihara),  mu’allim (pemindahan ilmu

 pengetahuan), mu’addib (pendidik). Dari ketiga istilah itu mempunyai makna

yang berbeda tetapi arti yang sama yaitu orang yang memberikan ilmu

 pengetahuan. Adapun guru dalam kamus Saku Bahasa Indonesia mempunyai

makna “Orang yang kerjanya mengajar”16. Setelah mengetahui pengertian

guru secara etimologi, maka guru secara terminologis mempunyai banyak

arti, para pakar pendidikan mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut:

Guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti

mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi

konsep ideal mendidik 17. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

15 Ahmad Rohani H. M. dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1995), Cet-ke-1, hal 139 16

  Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin,  Kamus Saku Bahasa Indonesia,  (Surabaya:ARKOLA Offset, tth), h. 121 

17

  Muhibbin Syah,  Psikologi Pendididkan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2007), Cet-ke 14, h. 256 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 26/104

12

dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah18.

Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima, dan memikul sebagian tanggungjawab yang

terpikul dipundak para orang tua19.

Adapun menurut Marimba sebagaimana yang telah dikutip oleh

Ramayulis bahwa guru atau pendidik adalah “Sebagai orang yang memikul

 pertanggungjawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena

hak dan kewajibannya bertanggungjawab tentang pendidikan peserta didik”20.

Guru merupakan profesi/ jabatan atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru21.

Sama dengan pendapat diatas menurut Laurence D. Hazkew dan

Jonathan C. Mc Lendon dalam bukunya This is Learning , yang dikutip oleh

Hamzah B. Uno Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam

menata dan mengelola kelas22.

Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam

 Foundation of Teaching, An Intruduction to Modern Education, dan juga

dikutip oleh Hamzah B. Uno Guru adalah mereka yang secara sadar

mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga

terjadi pendidikan23.

Adapun menurut Hamzah B. Uno sendiri “Guru adalah orang yang

memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata

dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat

mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan”24.

18  Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen, t.d, t.t, h. 2 19

Zakiah Deradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Ed. 1,

Cet-ke 5, h. 3920

 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet-ke 4, h. 85 

21  Moh. Uzer Usman,  Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rodakarya,

2005), Cet-ke 17, h. 6 22

 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1],  Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. IV, h. 15 

23

 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kependidikan…, h. 15 

24 H. Hamzah B. Uno, [Ed. 1], Profesi Kependidikan…, h. 15 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 27/104

13

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi

 bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus

memilki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab,

wibawa, mandiri, dan disiplin25.

Menurut E. Mulyasa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata

tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas

untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam

 pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus

memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan prilakunya26.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

 pengertian guru secara terminologis adalah merupakan suatu profesi yang

membutuhkan keteladanan, keprofesionalan dan memiliki kemampuan untuk

menjadikan peserta didik mempunyai budi pekerti tinggi, dan mencapai

kedewasaan.

3. Tugas dan Fungsi Guru

Keutamaan seorang guru disebabkan karena ada tugas mulia yang

diembannya dan tugas ini hampir sama kedudukannya dengan tugas Rasul

mengemban misi rahmatan lil alamin dan guru hendaklah bertolak dari amar

ma’ruf nahyu al -munkar.

Menurut al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Ramayulis bahwa

tugas guru yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan

hati manusia untuk ber-taqarub kepada Allah

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur

yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru bertugas

mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan

membangun dirinya dan membangun bangsa negara.

25  E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis],  Menjadi Guru Profesinal; Menciptakan Pembelajaran

 Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet-ke 7, h. 37 

26 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Menjadi Guru Profesinal…, h. 37-38 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 28/104

14

Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas

maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya

sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan

kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk

mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru

sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik adalah tugas guru sebagai

suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai

 pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi kepada anak didik. “Tugas guru sebagai pelatih berarti

mengembangkan keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi masa

depan anak didik.”27 

Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa

guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan dimasyarakat

dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan

kepada anak didik dengan begitu anak didik mempunyai sifat kesetiakawanan

sosial.

Guru turut bereperan dalam melakanakan program dan kegiatan

sekolah, oleh sebab itu guru harus menunjukkan hasil kerjanya dengan baik,

sehingga dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini

disiplin kerja yang dilaksanakan oleh seorang guru akan mempunyai prestasi

 belajar mengajar dan prestasi siswa yang diajarkan.

Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan

di sekolah. Diantara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut28.

a.  Sebagai pendidik dan pengajar

 b.  Sebagai anggota masyarakat

c.  Sebagai pemimpin

27  Syaiful Fahri Djamrah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), Cet-ke 1, hal. 42 

28 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Standar Kompetensi…, h. 19 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 29/104

15

d. 

Sebagai administrator

e.  Sebagai pengelola pembelajaran.

Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab II

 pasal 4 dan pasal 6 menyebutkan tentang Fungsi dan Tujuan yaitu29:

Guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional (Pasal 4).

Guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem

 pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikan nasional, yaitu

 berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan

 bertanggungjawab (Pasal 6).

Dari DITJEN Dikti P2TK yang dikutip dari E. Mulyasa

menjabarkarkan beberapa tugas dan fungsi guru berikut uraian tugasnya:

TUGAS FUNGSI URAIAN TUGAS

I.  Mendidik,

mengajar,

membimbing,

dan melatih

1. Sebagai Pendidik 1.1  Mengembangkan potensi/

kemampuan dasar peserta

didik.

1.2  Menegembangkan

kepribadian peserta didik

1.3  Memberikan ketekadanan

1.4  Menciptakan suasana

 pendidikan yang kondusif

2. Sebagai Pengajar 2.1  Merencanakan

 pembelajaran

2.2 

Melaksanakan pembelajaran yang

mendidik

2.3 

Menilai proses

didik memecahkan

masalah dalam

 pembelajaran.

3. 

Sebagai

Pembimbing

1.1 

Mendorong

 berkembangnya prilaku

 positif dalampembelajaran

29 Presiden RI, UU RI Nomor 14 Tahun 2005..., (t.p. t.t), h. 4 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 30/104

16

1.2  Membimbing peserta

didik memecakan

masalah dalam pembelajaran

4. Sebagai Pelatih 4.1  Melatih keterampilan-

keterampilan yang

diperlukan dalam

 pembelajaran

4.2  Membiasakan peserta

didik berprilaku positif

dalam pembelajaran

II.  Membantu

Pengelolaan

danPengembanga

n program

sekolah

5.  Sebagai

Pengembang

 program

5.1 Membantu

mengembangkan program

 pendidikan sekolah danhubungan kerjasama intra

sekolah

6. Sebagai pengelola program

6.1 Membantu secara aktifdalam menjalin hubungan

dan kerjasama antar

sekolah dan masyarakat

III. Mengembang

kan

keprofesionala

n

7. Sebagai tenaga

 professional

7.1 Melakukan upaya-upaya

untuk meningkaktkan

kemampuan profesional

Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas di sekolah, tetapi

 juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Bila dirinci lebih

 jauh, tugas guru tidak hanya yang telah disebutkan. Menurut Roestiyah N.K,

 bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk:

1. 

Memberikan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan,

dan pengalaman-pengalaman.

2. 

Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar

 Negara Pancasila.

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-Undang

Pendidikan yang merupakan keputusan MPR NO. 11 Tahun 1983.

4. 

Sebagai perantara dalam belajar

5. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

6. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib

dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 31/104

17

7. 

Guru sebagai administrator dan manajer.

Di samping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata

usaha seperti membuat buku kas, daftar induk, rapor, daftar gaji, dan

sebagainya, serta dapat mengkoordinasikan segala pekerjaan di sekolah

secara demokrasi, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa

kekeluargaan.

8. 

Pekerjaan guru sebagai profesi.

Guru harus menyadari benar-benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.

9. Guru sebagai perencana kurikulum.

Guru membuat perencanaan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak

didiknya pada masa itu dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan

kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan.

10. 

Guru sebagai pemimpin (guidance worker)

Sebagai pimpiman guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam

 banyak hal seperti memberikan suri tauladan membimbing dan

memenejemen.

11. 

Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.

Guru harus turut aktif dalam segala aktivitas anak, misalnya dalam

ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.30 

Dari poin-poin di atas dapat kita ketahui bahwa tugas guru tidaklah

ringan. Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat

melaksanakan tugas dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan

haknya secara profesional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi

 profesi-profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan

kualitas belajar anak didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas.

4. Kode Etik Guru

Istilah kode etik terdiri dari dua kata, yakni “Kode” dan “Etik”. Etik

 berasal dari bahasa Yunani “ethos”  berarti watak, adat atau cara hidup

30

 Ny. Roesitah NK,  Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), Cet-ke, hal.17

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 32/104

18

dengan kata lain etik adalah cara berbuat yang menjadi adat, karena

 persetujuan dari kelompok manusia. Dan etik biasanya dipakai untuk

 pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut “kode” sehingga terjemahlah apa

yang disebut “kode etik”. Atau secara harfiah kode etik berarti sumber etik.

Etika artinya tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan

dalam mnegerjakan suatu pekerjaan. Jadi kode etik guru diartikan sebagai

“aturan tata susila keguruan”. Menurut Westby Gybson, kode etik (guru)

dikatakan sebagai suatu statment formal yang merupakan norma (aturan tata

susila) dalam mengatur tingkah laku guru.

Karena itu, guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki “kode etik

guru” sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru  selama pengabdian

kode etik guru. Ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dalam

 perbuatan guru, jika guru telah melakukan perbuatan asusila dan amoral

 berarti guru telah melanggar kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai

salah satu ciri yang ada pada profesi guru itu sendiri.

Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai

ketua umum PGRI menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan

landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam

melaksanakan panggilan pengabdian bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari

 pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulannya bahwa dalam

kode etik guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni31:

a. Sebagai landasan moral

 b. Sebagai pedoman tingkah laku

Tujuan merumuskan kode etik dalam satuan profesi adalah untuk

kepentingan dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara tujuan

mengadakan kode etik adalah sebagai berikut32:

a.  Menjungjung martabat profesi

 b.  Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

c.  Pedoman bertingkah laku.

31

 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Standar Kompetensi…, h.43 

32 E. Mulyasa, [Edt. Mukhlis], Standar Kompetensi…, h. 43-44 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 33/104

19

d. 

Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

e.  Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

dosen tentang Organisasi dan Kode Etik Pasal 41 dan Pasal 42 yaitu sebagai

 berikut:

Pasal 41 Menjelaskan bahwasanya guru merupakan suatu profesi yang

 bersipat independen dan berfungsi meningkatkan kompetensi, karir, dan

 pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan sesuai UUD 1945.

Sedangkan Pasal 42 menjelaskan hak dan perlindungan terhadap guru dan

 profesinya.

Kemudian rumusan hasil kongres PGRI XIII menjelaskan bahwa guru

harus bekerja profesional, diantaranya bisa berinteraksi baik dengan siswa-

siwinya, masyarakat dan juga lembaga sekolah itu sendiri.33 

Dari pengertian disiplin dan guru maka penulis dapat menyimpulkan

 bahwa disiplin guru adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua

aturan dan norma yang ada dalam lembaga pendidikan sekolah dan

menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap

 pendidikan anak didiknya. Karena bagaimanapun seorang guru atau tenaga

kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap

atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan

memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru

Agar memiliki kedisiplinan yang tinggi, maka kepala sekolah

sebagai pemimpin harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja guru diantaranya. kesejahteraan pegawai, ini merupakan faktor

yang harus diperhatikan sesuai dengan kinerjanya, juga tidak kalah

 pentingnya teladan peminpin lembaganya, karena bagaimanapun seorang

 pemimpin merupakan contoh bagi bawahannya, disamping itu juga

33

 Syaiful Djamrah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Rineka Cipta), hal.49

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 34/104

20

 pengawasanpun harus terus dilakukan guna mengetahui seberapa tinggi

disiplinkah guru dalam menjalankan tugasnya, dan terakhir sangsi dan

hukuman bagi guru yang kurang disiplin atau melanggar tindak indisipliner.

Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin:

1.  Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya

 pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin

2. 

Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah,

larangan, pengawasan, pujian, ancaman, sanksi, hukuman yang disesuikan

dengan tingkat indisipliner dan sebagainya seperti dalam firman Allah

SWT.

Q.S. At-Tin (95:8)

                                       (

لا/٥:)

 “ Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya”. Q.S. At-Tin (95:8)

B. Prilaku Keberagamaan Siswa

1.  Pengertian Perilaku Keberagamaan Siswa 

Perilaku dalam kamus bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi

individu terhadap rangsangan atau lingkungan.34  Ini berarti pengertian

tentang perilaku diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku

adalah suatu perbuatan atau tindakan seseorang yang nyata dan dapat dilihat

atau bersifat konkrit. Perilaku ini merupakan manifestasi dari pada sikap

seseorang. Perilaku dapat terjadi secara spontanitas tanpa melalui

 pembentukan terlebih dahulu dalam jiwa dan juga dapat melalui pembinaan

dalam jiwa seseorang terlebih dahulu.

Sedangkan pengertian agama, menurut Harun Nasution: berdasarkan

asal kata yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama.  Al-Din (Semit) 

 berarti undang-undang atau hukuman. Kemudian dalam bahasa Arab kata ini

mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.

34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka , 1996), h. 775

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 35/104

21

Bertitik tolak dari pengertian tersebut menurut Harun Nasution intisarinya

adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan yang lurus dipegang

dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang

lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap

dengan panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap

kehidupan manusia sehari-hari.35 

Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan

 bahwa perilaku keberagamaan adalah suatu kecenderungan atau keadaan pada

diri seseorang yang berdasarkan pendirian, ketaatan dan keyakinan mengenai

agamanya yang tampak dalam tingkah lakunya yang mencerminkan nilai-

nilai ajaran agamanya.

Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga

merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, akan cepat bertindak

menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginan dan

dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang

menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku

seseorang secara otomatis dari dalam.36  sebab perkembangan agama pada

masa anak-anak terjadi melalui pengalaman hidupnya waktu kecil, didalam

keluarga, di rumah dan dimasyarakat lingkungannya. Semakin banyak

 pengalaman agama yang diperoleh, maka sikap, tingkah laku, kelakuan, dan

cara menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.37 

Jadi pengertian perilaku keberagamaan anak dapat dibentuk melalui

 pembinaan agama pada anak-anak yang dilaksanakan dalam lingkungan

keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat sehingga anak mempunyai

kemampuan untuk melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya.

35 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. Rev-9, h.

12 36

 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental , (Jakarta: Penerbit GunungAgung, 1986), h.57 

37

 Zakiah Daradjat,  Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 2003), Cet. Ke-XXVI, h. 66 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 36/104

22

2.  Ruang Lingkup Perilaku Keberagamaan Siswa

Keberagamaan adalah kondisi keimanan dan keyakinan seseorangyang terdalam terhadap ajaran-ajaran agamanya yang kemudian

direalisasikan dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya. Semua yang

dilakukan berdasarkan keyakinan hatinya yang dilandasi dengan keimanan

(keyakinannya).

Maka, ruang lingkup perilaku keberagamaan anak sejalan dengan isi

 pendidikan agama Islam di sekolah dasar, yang menjadi materi pelajaran

 pendidikan agama Islam di sekolah, meliputi empat unsur pokok yaitu:

1. Aqidah adalah kebutuhan akan adanya Tuhan tidak serta merta karena

kebutuhan sesaat saja namun terus menerus secara kontinuitas.

2. 

Akhlak adalah perbuatan yang bisa dilakukan tanpa memerlukan pikiran.

3. Ibadah yaitu menyerahkan diri kepada Allah dan selalu mengikuti

 perintah-Nya dan menuruti yang dikehendaki-Nya.

4. Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi

Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup manusia.

Ruang lingkup bahan pelajaran diatas merupakan usaha untuk

mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT

2. Hubungan manusia dengan manusia

3. Hubungan manusia dengan alam sekitar.38 

2.1.  Aqidah

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab, yaitu: 

ؤعد – عدة – يد – عد yang artinya adalah ikatan atau perjanjian.

Menurut istilah, aqidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang

harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.39 

38 Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (CV. Karya Manunggal,

1982), h. 3 

39 Masan Alfat, Aqidah Akhlak, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,1987) h. 3 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 37/104

23

Manusia hidup berdasarkan kepercayaan terhadap suatu aqidah, tinggi

rendahnya kepercayaan memberikan corak bagi kehidupan, karena itulah

kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman.

2.2.  Akhlak

Kata akhlak menurut bahasa berarti “perangai, sikap, perilaku, watak,

dan budi pekerti”.40 Sesuai dengan firman Allah SWT Q.S. Al-Qalam: (68:4) 

yang menggambarkan tentang akhlak terpuji yang terdapat pada Nabi

Muhammad SAW.

Q. S. Al-Qalam: (68:4):  

                                  (لا/٨:)

 “Dan sesungguhnya kamu benar -benar berbudi pekerti yang agung”.

Q. S. Al-Qalam: (68:4).

Sedangkan secara istilah akhlak adalah “sikap yang tertanam dalam

 jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.41 

Definisi diatas memperlihatkan bahwa akhlak adalah sesuatu keadaan

yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan

secara langsung tanpa memerlukan pemikiran-pemikiran. Keadaan jiwa itu

ada kalanya merupakan sifat alami (thabi’at)  yang didorong oleh fitrah

manusia untuk melakukan suatu perbuatan atau tidak melakukannya seperti

rasa takut dan sebagainya. Selain itu, suasana jiwa ada kalanya juga di

sebabkan oleh adat istiadat seperti yang membiasakan berkata benar secara

terus menerus, maka jadilah suatu bentuk akhlak yang tertanam dalam jiwa.

Sehingga penulis menyimpulkan bahwa akhlak adalah suatu perbuatan

 baik dan buruk, yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada orang lain

dengan menyatakan tujuan yang harus dituju dalam perbuatan mereka dan

menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Akhlak

40

 Mustofa, Akhlak Tasawuf , (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 11 

41 Moh.Ardani, akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), h. 27 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 38/104

24

merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, yakni tidak

dibuat-buat dan perbuatan yang dapat dilihat sebenarnya yang merupakan

gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa.

Karena itu agama Islam sangat mengutamakan segi akhlak dalam

ajarannya, sehingga Nabi Muhammad menjelaskan bahwa risalahnya hanya

untuk menyempurnakan akhlak yang utama. Sabda Rasul: 

خ ق

 م

ركه

  ون

 ت

ث

و

 .(أحو

 ر

“Sesungguhnya aku diutus di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak”.

(H.R. Ahmad).42 

2.3.  Ciri-Ciri Akhlak Yang Baik

1)  “Jujur/ benar”  memberitakan tentang sesuatu sesuai dengan hakekat keadaan

yang sebenarnya. Benar atau jujur itu termasuk semulia sifat manusia yang

terpuji. Sikap ini membawa keselamatan dan manfaat bagi orang yang

 bersangkutan dan bagi orang lain.43

 

2)  “Sabar” yaitu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada kesulitan yang

dihadapinya. Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya

untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka sabar

yang diumaksud adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar, lalu lalu diakhiri

dengan sikap menerima dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan dari

Tuhan.44 

3)  “Amanah” menunaikan segala hak -hak Allah, dan tidak membuka rahasia yang

dipercayakan kepadamu untuk menyimpannya. Termasuk pula contoh sifat

amanah, yaitu tidak mengurangi isi janji dari yang diucapkan oleh orang yang

 berjanji; atau tidak mengurangi sesuatu barang yang dipercayakan kepadamu oleh

 pemiliknya untuk menjaganya.45

 

42 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet-ke 2, h. 26 

43 Abdurrahman Affandi Ismail,  Pendidikan Budi Pekerti, (Semarang, CV. Toha Putra,

1982), h. 43 44

 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf  1, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 12 

45 Abdurrahman Affandi Ismail… h. 36 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 39/104

25

4)  “Ikhlas” memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dari

 berbagai tendensi pribadi. Ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal saleh

yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah SAW.46 

5)  “Bersyukur” suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik -baiknya,

nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya; baik yang bersifat pisik

maupun nonpisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada Yang

memberi nikmat, yaitu Allah SWT.47

 

6)  “Pemaaf” sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada

sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas.48 

7)  “Malu” pencegahan diri dari segala perbuatan jelek, atau pemeliharaan diri,

karena rasa takut untuk melakukan hal-hal yang dibenci, yaitu hal-hal yang

 bersifat universal dari syari’at, atau rasional atau kebiasaan.49 Sifat malu adalah

salah satu pendorong yang kuat bagi seseorang untuk berkelakuan baik dan

menjauhi yang buruk dan jahat, sehingga ia menjadi orang yang tingkah lakunya

dan sikapnya dalam bergaul bersih, sopan dan ramah tamah. Ia tidak akan

 berdusta dalam percakapan, tidak akan mengkhianati orang dan tidak

memperturutkan bahwa nafsunya melakukan hal-hal yang tidak diridhoi oleh

Allah serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma moraldan akhlak yang luhur.

2.4.  Ibadah

Ibadah, ahli lughat mengartikannya taat, menurut, mengikut, tunduk yang

setinggi-tingginya, dan doa.50  Dalam pengertian yang luas, ibadah ialah segala

 bentuk pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata yang diawali oleh niat.

Semua perbuatan baik dan terpuji menurut norma ajaran Islam, dapat dianggap

ibadah dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Rupanya, niat itu merupakan

warna yang dapat membedakan perbuatan biasa dengan perbuatan ibadah. Niat yang

ikhlas karena Allah semata, membuat suatu pekerjaan berwarna ibadah, sehingga

syari’at Islam melihat perbuatan itu sebagai suatu ibadat.

46 Ahmad Faried, Menyucikan Jiwa, (Surabaya: Risalah Gusti, 1993), h. 1  

47 Mahjuddin… h. 12 

48 Yunahar Ilyas, kuliah Akhlak , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), h. 35 

49 Muhammad Abdl. Ghoffar, Malu dan Manfaatnya, (Jakarta: Media Dakwah, 1997) h. 7

50

 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,  Kuliah Ibadah, ( Semarang: PT. PustakaRizki Putra, 2000) h. 1 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 40/104

26

Ibadat dalam arti yang khusus ialah suatu upacara pengabdian yang sudah

digariskan oleh syari’at Islam, baik bentuknya, caranya, waktunya, serta syarat dan

rukunnya, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya 51 

Dengan demikian jelaslah bahwa cakupan ibadah sangat luas, shalat,

zakat, puasa, haji dan segala aktifitas lahir batin yang diniatkan untuk

mencari keridhaan- Nya dan mengikuti syari’at agama-Nya itu adalah ibadah.

Ibadah bertujuan memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia.

Ibadah juga bertujuan untuk mengingatkan manusia tentang rasa keagungan

akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Tinggi. Selain itu juga mengingatkan

manusia bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan abadi

telah menanti yaitu kehidupan akhirat.

2.5. Al-Qur’an 

Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan” dan menurut istilah ushul

fiqh Al-Qur’an berarti “kalam (perkataan) Allah yang diturunkannya dengan

 perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. dengan bahasa

Arab serta dianggap beribadah membacanya”. 52  Al-Qur’an adalah kitab

hidayah, yang berisi norma-norma yang menyangkut keseluruhan aspek

kehidupan manusia. Norma-norma tersebut tersusun secara sistematis dalam

suatu totalitas sehingga mempunyai hubungan fungsional dalam rangka

mengarahkan manusia kepada pembentukan individu yang sempurna.53 

Al-Qur’an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasarhukum bagi

manusia dalam mencapai kebahagiaandi dunia dan akhirat.

51  Zakiah Daradjat,  Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), Cet. Ke-1, … h. 73 52

 Prof. Dr. H. Satria Effendi, M. Zein, MA, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2005), cet.Ke-1, h. 79 

53

 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),h. 64 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 41/104

27

3.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

KeberagamaanPembentukan dan perubahan perilaku di pengaruhi oleh dua faktor,

yaitu: faktor Intren dan faktor Ekstren.

1) Faktor Intren, secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap

 perkembangan jiwa keagamaan antara lain adalah faktor hereditas, tingkat usia,

kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang.54

 

2) Faktor Ekstren, faktor ini yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa

keagamaan dapat dilihat dari lingkungan dimana seseorang itu hidup. Umumnya

lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga:

a)  Lingkungan Keluarga, yang menjadi fase sosialisasi awal bagi

 pembentukan jiwa keagamaan anak.

 b)  Lingkungan Institusional, baik formal seperti sekolah ataupun yang

nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Sekolah sebagai

institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam membantu

 perkembangan kepribadian anak. Melalui kurikulum yang berisi materi

 pengajaran, sikap dan keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan

antar temen di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang

 baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya

dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.

c)  Lingkungan Masyarakat, memiliki pengaruh pula dalam perkembangan

 jiwa keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya

lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan

 berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak.55

 

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perilaku keberagamaan seseorangdipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari dalam diri seseorang

itu sendiri maupun dari luar diri seseorang.

54

 Jalaluddin, Psikologi Agama,… h. 241 

55 Jalaluddin, Psikologi Agama,… h. 248-250 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 42/104

28

C. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. 

Prestasi Belajar

1.1.  Pengertian Prestasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia prestasi ialah hasil yang telah

dicapai, dikerjakan dan sebagainya.56 

Pengertian prestasi dilihat dari segi bahasa berasal dari bahasa

Belanda ialah “ Prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi

kata prestasi yang artinya hasil usaha57.

Dalam kamus populer dijelaskan bahwa prestasi memiliki makna apa

yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan dan hasil gemilang yang

diperoleh dengan kerja keras58.

Prestasi belajar bukanlah sesuatu yang hanya dinilai pada ranah

kognitif saja, prestasi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif, afektif dan

sikomotorik, keseluruhan pencapaian hasil belajar merupakan hsil dari cermin

 proses seseorang, tidak hanya aspek pengetahuan pada materi tertentu saja,

tetapi lewat sikap dan prilaku yang ditunjukan lewat pergaulan baik secaraformal maupun non formal.

1.2.  Pengertian Belajar

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia  “Belajar” ialah berusaha

untuk mendapatkan pengetahuan.59  Sedangkan menurut kamus psikologi

 belajar adalah:

1. 

Perolehan dari sebarang perubahan yang relatif permanen dalam tingkahlaku, segai hasil dari praktek atau hasil pengamalan.

2.  Proses mendapatkan reaksi-reaksi sebagai hasil dari pada praktik dan

latihan khusus.60 

56  Desy Anwar,  Kamus Lengkap Bahasa Indonesia  (Surabaya: Karya Abditama,2001),

Cet-ke 1, h. 330 57

  Zaenal Arifin , Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Tekhnik, Prosedur, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 1999), h. 2.  

58

 S. P. Hayeh, Kamus Populer, (Jakarta; 1987), Cet-ke 2, h. 296. 

59 Desy Anwar ,…h. 85 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 43/104

29

Setelah kedua pengertian itu ditemukan dan dapat dijelaskan satu

 persatu pengertiannya maka ada beberapa tokoh yang mengemukakan

 pendapatnya tentang kedua pengertian tersebut dintaranya:

Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah “suatu perubahan individu

yang belajar, tidak hanya pengetahuan saja akan tetapi dapat juga membentuk

kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar”61.

Prestasi belajar merupakan hal yang bersifat  perenial dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya manusia selalu mengejar

 prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar

dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia

yang berada pada bangku sekolah.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

 perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang

didapatkan oleh seseorang.

1.3.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Sumardi Suryabrata, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan kepada dua

 bagian, yaitu :

a.  Faktor internal siswa diantaranya

1.  IQ dan EQ anak

2.  Kesehatan anak

3. 

Psiologis/ Psikologis anak

 b. 

Faktor Eksternal siswa diantaranya

1.  Sosial anak

2. 

Lingkungan/ masyarakat

3.  Guru

4.  Orang tua62.

60 J.P Chaplin, kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grapindo Utama, 2002)  

61

 S. Nasution, Didaktik Dasar-Dasar Menagajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 25. 

62 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), Cet-ke 1, h. 60.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 44/104

30

Dalam proses belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,

menurut Wasty Soemanto, faktor yang mempengaruhi belajar dapat di

golongkan menjadi tiga macam.

1. 

Faktor stimuli belajar, segala hal diluar individu yang merangsang individu

untuk melakuakan perbuatan belajar, diantara setimuli belajar adalah lama

 banyaknya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, suasana lingkungan

eksternal dan lain sebagainya.

2. Faktor-faktor metode belajar, metode yang dipakai oleh guru, akan

menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Misal pengunaan

metode praktik, diskusi dan lain sebagainya, itu kan merubah proses

 pembelajaran.

3.  Faktor individual itu juga sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang

diantara faktor individual ialah, kematangan usia, jenis kelamin,

 pengalaman dan lain-lain.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa IQ adalah sebagai salah satu

faktor penting dalam menentukan prestasi seseorang dalam belajar, namun

tidaklah selalu benar karena keberhasilan seseorang itu dipengaruhi oleh

 banyak faktor lainnya dan faktor-faktor tersebut saling mendukung dan saling

mempengaruhi.

2. Pendidikan Agama Islam

2.1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pengertian Agama Islam mengandung makna bahwa usaha yang

dilakukan guru Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

 pengajaran, dan latihan untuk menyiapkan peserta didik meyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam harus benar-

 benar dilakukan dengan penuh kesabaran.

Pendidikan agama merupakan unsur penting dalam pembentukan dan

 pembinaan serta kepribadian seseorang yang apabila hal itu terakumulasi

dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap suatu bangsa, karena

 pengalaman keagamaan yang dialaui tersebut akan menjadi unsur penting

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 45/104

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 46/104

32

 pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia

maupun di akhirat kelak.

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat, dan pemerintah begitu pula halnya dengan pendidikan agama

Islam harus diberikan dalam lingkungan lembaga pendidikan agama formal

maupun non formal. Peranan pendidikan agama Islam merupakan modal

dasar untuk menciptakan manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Dan nantinya akan lahir manusia Indonesia yang dapat

menyumbangkan tenaga dan pikirannya pada bangsa dan negara berdasarkan

ketakwaannya tersebut.

Pendidikan agama Islam merupakan integral dari program pengajaran

 pada setiap jenjang lembaga pendidikan tersebut serta merupakan usaha

 bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia

yang bertakwa dan menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian,

 pendidkan agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia beriman dan

 bertakwa kepada Allah SWT. Yaitu dengan menghayati dan mengamalkan

ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi

maupun kehidupan masyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat

kepribadian dan mempertebal semanagt kebangsaan dan cinta tanah air,

mampu menumbuhkan manusia-manusia pembangun yang dapat membangun

dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

 bangsa.

2.5.  Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Ketika berbicara tentang sejarah perkembagan pendidkna gama, maka

timbul sutau motivasi yang besar untuk turut serta andil dalam

mengembangkan pelaksanaan pendidikan agama yang pernah ada sekarang

ini. Selanjutnya sebagai pelengkap status dan azaz keberadaan pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam, maka penulis akan menguraikan tentang dasar-

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 47/104

33

dasar pelaksanaan Pendidikan agama Islam baik dalam lingkungan formal

maupun non formal.

Pelaksanaan pendidikan agama memiliki tiga dasar, yakni, dasar

hukum (yuridis), dasar agama (religius), dan dasar sosial psikologis.

a.  Dasar Hukum (Yuridis)  

Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 tentang GBHN Bahwa setiap

lembaga pendidikan mulai SD sampai Universitas wajib memasukan

 pelajaran agama kedalam kurikulum pendidikan.67 

b. Dasar Agama (Religius)  

Seperti dalam kisah lukmanul hakim  yang mengajarkan kepada

anaknya dalam mengerjarkan ajaran akidah, akhlaq dan, ibadah

(sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit). 

Rasulullah SAW bersabda:

“ Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan megekang

dengan kekangan berapi”. (H.R. Ibnu Majah) 

c.  Dasar Sosial Psikologis

Merupakan suatu pegangan hidup bagi setiap individu, guna

menjalankan perintah yang diyakininya. Seperti dijelaskan dalam ayat alquran

yang artinya: ketahuilah dengan mengingat kepada Allah hati akan menjadi

tenang.

2.6.  Tujuan Pendidikan Agama

Tujuan pendidikan agama tidak terlepas dari tujuan hidup manusia

dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang

67

 Zuhairini.H. Drs  Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Surabaya Usaha Nasional1983. Hal. 23. 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 48/104

34

selalu bertakwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan bahagia di dunia

dan akhirat.68 

Pendidikan Agama bertujuan untuk mendidik dan membimbing

 peserta didik agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan pelajaran

agama dalam kehidupan sehari-hari baik untuk diri sendiri maupun untuk

lingkungan.

Menurut Prof. Mahmud Yunus tujuan pendidikan agama Islam adalah

menyiapkan anak didik supaya di waktu dewasa mereka cakap melakukan

 pekerjan dunia dan akhirat dan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Sedangkan menurut Hasan Langulung merumuskan tujuan akhir

 pendidikan agama Islam, sebagai berkut.

1. 

 persiapan untuk kehidupan akhirat.

2.  perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan islam

3.  persiapan untuk menjadi warga yang baik.

4.  bisa menjawab tantangan kehidupan masyarakat modern saat ini yang

semakin hari semakin berjarak dengan nilai-nilai Islam.

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan

 bahwa pengertian prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah merupakan

hasil belajar anak didik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,

keseluruhan pencapaian hasil belajar yang merupakan hasil dari cermin

 proses seseorang, tidak hanya aspek pengetahuan pada materi tertentu saja,

tetapi lewat sikap dan prilaku yang ditunjukan melalui pergaulan baik secara

formal maupun non formal yang diberikan secara sadar oleh pendidik kepada

 peserta didiknya agar memiliki sikap hidup dan cara berfikir rasional serta

tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam serta cakap melakukan pekerjan

dunia dan akhirat dan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

68

 Dep. Agama RI, Pedoman Pendidikan Bagi Anak Putus Sekolah, (Jakarta: BimbinganIslam, 2003),h.10 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 49/104

35

D. Kerangka Konseptual

Kondisi disiplin guru saat ini ternyata masih banyak yang belum sesuaidengan tuntutan UU guru atau lembaga sekolah, terlihat dari masih adanya guru

yang belum sepenuhnya memiliki kesadaran penuh dalam menjalankan tugasnya

sebagai seorang guru/ pendidik, terutama dalam menjalankan proses

 pembelajaran,

Akan tetapi kondisi yang diharapkan jauh berbeda dengan kenyataan yang

ada misalnya:

Kondisi yang diharapkan

a.  Tumbuhnya disiplin yang maksimal dalam proses pembelajaran

 b.  Terjadinya interaksi yang positif antara guru dan siswa

c. 

Adanya hasil nilai PAI yang memuaskan

d.  Terjadinya peningkatan nilai PAI

Jika dilihat secara sepintas maka terjadi kesenjangan yang sangat kontras

antara disiplin guru dengan kondisi yang dicita-citakan terlihat masih rendahnya

disiplin guru.

Melihat keadaan seperti ini perlu adanya peningkatan dalam hal

kedisiplinan guru diantaranya:

a.  Teladan pemimpin, sebab pemimpin merupakan panutan bagi bawahannya

 b.  Kesejahteraan pegawai, memberikan insentif sebagai imbalan yang layak, agar

guru bisa semangat dalam bekerja.

c. Pengawasan yang melekat, pemimpin sekolah harus aktif dan langsung dalam

mengawasi prilaku, sikap dan disiplin kerja guru

d. 

Sanksi dan hukuman, hal ini diperlukan dalam memelihara kedisiplinan,

 pemberian sanksi dan hukuman disesuaikan dengan tingkat indisipliner. 

Dari paparan dan setrategi yang dijelaskan diatas diharapkan guru dan

lembaga sekolah bisa meningkatkan kedisiplinan baik terhadap proses

 pembelajaran seperti membuat prangkat pembelajaran, dan lain sebaginya.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 50/104

8

INPUT 

KERANGKA KONSEPTUAL

PROSES  OUTPUT 

KONDISI DISIPLIN GURU

 

Terdapatkelemahan dan

kelambatan guru

dalam menjalankan

kedisiplinan dalam

 proses

 pembelajaran 

MASALAH 

 Rendahnya

Disiplin

Gur u

STRATEGI/ SOLUSI

Sekolah harus meningkatkan:

2. 

Teladan pemimpin, sebab pemimpin

merupakan panutan bagi bawahannya

3. 

Kesejahteraan pegawai, memberikan

inisiatif sebagai imbalan yang layak,

membuat merasa semangat dalam bekerja.

4. 

Pengawasan yang melekat, pemimpin

sekolah harus aktif dan langsung dalam

mengawasi prilaku, sikap dan disiplin

kerja guru

5. 

Sanksi dan hukuman, hal ini diperlukandalam memelihara kedisiplinan,

 pemberian sanksi dan hukuman

disesuaikan dengan tingkat

indisipliner. 

KONDISI YANG

DIHARAPKAN 

1. 

Tumbuhnya disiplin

yang maksimal dalam proses pembelajaran

2. 

Terjadinya interaksi

yang positif antara

guru dan siswa

3. 

Adanya hasil nilai PAI

yang memuaskan

4. Terjadinya

 peningkatan nilai PAI

di Sekolah tersebut.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 51/104

8

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap prilaku

keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama Islam

(PAI) siswa SMP Islam YKS Depok.

Ho : Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap

 prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan agama

Islam (PAI) siswa SMP Islam YKS Depok.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 52/104

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 

Penelitian ini penulis lakukan di SMP Islam YKS Depok pada tanggal 01

September 2010 –  18 Desember 2010.

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan sifat masalah dan tujuan masalah dan agar penelitian ini

 bisa terarah dengan baik, maka dalam hal ini penulis menggunakan kombinasi

 pendekatan, yaitu pendekatan kuantitaf, dan dilengkapi dengan kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif Penelitian deskriptif dilakukan dengan menuturkan dan menafsirkan

data yang berkenaan dengan disiplin guru dalam hal KBM, juga fakta, keadaan,

dengan mengacu kepada kerangka pikir yang telah dirumuskan pada bab II.

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yang diteliti yaitu:

1. Variabel bebas adalah variabel yang diduga mempengaruhi yaitu Disiplin

Guru diberi simbol (X) 

2. Variabel terikat adalah variabel yang diduga dipengaruhi yaitu Prilaku

Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI, dilihat dari nilai angket

(Y). 

38

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 53/104

39

D. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP Islam YKS Depokyang berjumlah 303 siswa, sesuai dengan tujuan penelitian ini maka populasi yang

di perlukan adalah populasi kelas VII dengan alasan karena siswa dan siswinya

sedang mengalami masa teransisi dari anak ke dewasa, dimana sikap prilaku dan

disiplinnya perlu di perhatikan secara utuh.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 20% dari jumlah populasi

terang sebanyak 105 siswa. Dasar penentuan sampel 20% ini disebabkan oleh sifat

dan karakter dari populasi yang relativ sama (homogen) dari latar belakang sosial

dan ekonomi.

Adapun teknik pengambilan sampelnya dengan Sampel Random Sampling

(mengambil sampel scara acak), sehingga diperoleh sampelnya 20%x105 = 21

orang.

Untuk melengkapi data yang bersumber dari angket kuantitatif, maka di

kembangkan pula penggalian data kualitatif melalui observasi secara langsug ke

sekolah dan wawancara.

Adapun responden untuk menggali data kualitatif ini maka diadakan

wawancara dengan :

1.  Kepala sekolah SMP Islam YKS Depok

2.  Guru 1 orang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan oleh peneliti adalah angket, pada variabel X

yaitu disiplin guru yang terdiri dari beberapa indikator yaitu kehadiran,

tanggung jawab, kerjasama dengan siswa dan semangat kerja, sedangkan pada

variabel Y yaitu prilaku keberagamaan menurut prestasi belajar PAI mengacu

 pada beberapa ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ranah tersebut merupakan bagian dari indikator prestasi belajar,

sehingga peneliti membuat angket berdasarkan indikator dari prestasi belajar

PAI tersebut.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 54/104

40

Adapun instrumen angket yang peneliti buat mengacu pada kisi-kisi

sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Kisi-kisi Instrumen Angket

Pengaruh Disiplin Guru terhadap Prilaku Keberagamaan Siswa

menurut Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

di SMP YKS Islam Depok

A. Disiplin Guru

No Variabel IndikatorNo.

Item

1Disiplin

Guru

a. 

Kehadiran Guru 1, 2,3, 4,

5, 6,

7, 8

 b. Tanggung Jawab 9,

10,11,

12,13,

14,15,

16

c. Kerjasama dengan Siswa 17,

18,19,

20,21, 22

d. Semangat Kerja 23,

24, 25

B. Prilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI

No Variabel Aspek Materi Pokok IndikatorNo.

Item

2

Prestasi

Belajar

PAI

Kelas VII

Semester

Ganjil

Kognitif

1.  Iman Kepada

Kitab Allah

2.  Zuhud dan

Tawakal

3.  Prilaku tercela

  Menjelaskan

 pengertian beriman kepada

kitab-kitab Allah

  Menyebutkan

nama-nama kitab-

kitab Allah

  Menjelaskan

 pengertian zuhud

dan tawakal

  Menjelaskan

 pengertian

ananiah, ghdhab,

1

2

3, 4

5, 6

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 55/104

41

4.  Puasa Wajib

dan PuasaSunnah

5. Zakat Fitrah

dan Zakat Mal

hasad dan ghibah 

  Menjelaskan

ketentuan puasawajib dan puasa

sunnah

  Menjelaskan

 peng. zakat fitrah

dan zakat mal

7, 8

9, 10

2

PrestasiBelajar

PAI

Kelas VII

Semester

Ganjil

Afektif

1. Iman Kepada

Kitab Allah

2. Zuhud dan

Tawakal

3. Prilaku tercela

4. Puasa Wajib

dan Puasa

Sunnah

5. 

Zakat Fitrahdan Zakat Mal

  Menampilkan

 perilkau sebagai

cermin

keyakinan ajan

sifat-sifat AllahSWT.

  Menampilkan

contoh prilaku

zuhud dan

tawakal dan

membiasakan

dalam

kehidupan

sehari-hari

 

Menghindari prilaku ananiah,

 ghadhob, hasad,

 ghibah dalam

kehidupan

sehari-hari

  Mempraktikan

 puasa wajib dan

 puasa Senin-

Kamis, syawal

dan Arafah

 

Mempraktikan pelakasanaan

zakat Fitrah dan

zakat Mal

11, 12

13, 14

15, 16

17, 18

19, 20

21, 22

23, 24

25

Psikomo

torikPRAKTIK SUJUD SAHWI

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 56/104

42

F. Teknik Pengumpualan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknikuntuk pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:

1.  Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap

fenomena-fenomena yang diteliti, observasi merupakan metode yang pertama-

tama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan disiplin

guru atau KBM

2. 

Kuesioner/angket, yaitu daftar pertanyaan untuk menggali data tentang

hubungan disiplin guru terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi

 belajar pendidikan agama Islam.

Adapun isi angket terdiri dari 50 item yang dibagi pada dua bagian yaitu

disiplin guru yang menggunakan pengukuran afektif dengan jenis skala likert

yang berjumlah 25 item, sedangkan untuk prilaku keberagamaan siswa

menurut prestasi belajar PAI berjumlah 25 item yang dibagi kepada tiga ranah

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Adapun pengukuran aspek kognitif menggunakan tes objektif true false 

(Benar-Salah) sebanyak 10 item, dan pengukuran aspek afektif menggunakan

 jenis skala likert sebanyak 15 item, serta untuk pengukuran aspek psikomotorik

dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan dan pengukuran

aspek ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran aspek kognitif sekaligus,

instrument yang digunkan mengukur keterampilan berupa matriks, kebawah

menyatakan bagian keterampilan yang akan diukur, kekanan menunjukan

 besarnya skor yang dapat dicapai1.

3.  Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

tanya jawab antara penanya dengan responden yaitu kepala sekolah, Guru 1

orang, guna mengetahui sejauh mana pengaruh disiplin kerja guru terhadap

1 Suharsimi Arikunto , Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

Cet-ke3, Ed. Revisi, h. 165, 177, 182.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 57/104

43

 prestasi PAI, wawancara ini digunakan untuk melengkapi data angket dan

observasi.

Secara oprasional, pengolahan data tersebut digunakan dengan tahap-tahap

sebagai berikut.

1.  Editing yaitu memeriksa semua angket satu-persatu tentang kelengkapan dan

ketetapan pengisiannya.

2.  Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan kedalam

 bentuk tabel selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase.

3.  Skoring yaitu memberi nilai pada setiap data jawaban yang ada dalam angket,

 penulis memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam

angket.

Skoring pada aspek kognitif yang menjawab benar setiap instrument diberi

skor 1 apabila menjawab benar semua maka jumlah instrument dikali tiga, dan

untuk aspek psikomotorik diberi skor 10 dari 3 kriteria, serta untuk aspek

afektif dan instrument pada disiplin guru yang menggunakan jenis skala likert

yang menjawab item positif diberi skor:

a. 

Alternatif jawaban A (selalu) mempunyai bobot nilai 4.

 b.  Alternatif jawaban B (sering) mempunyai bobot nilai 3.

c. 

Alternatif jawaban C (kadang-kadang) mempunyai bobot nilai 2.

d.  Alternatif jawaban D (tidak pernah) mempunyai bobot nilai 1.

Sedangkan untuk responden yang menjawab item negatif diberi skor:

a. 

Alternatif jawaban A (selalu) mempunyai bobot nilai 1.

 b.  Alternatif jawaban B (sering) mempunyai bobot nilai 2.

c. 

Alternatif jawaban C (kadang-kadang) mempunyai bobot nilai 3.

d.  Alternatif jawaban D (tidak pernah) mempunyai bobot nilai 4.

Sedangkan data hasil observasi dan wawancara akan diolah melalui proses

klasifikasi dan kategorisasi. Dimana data atau informasi yang semua

dikelompokkan dan kemudian disebut kategorisasinya, sesuai dengan kerangka

konseptual yang ada.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 58/104

44

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada siswa diolah dengan

cara sistimatik melalui beberapa rumus statistik yaitu nilai rata-rata hitung

(mean), distribusi frekuensi dan korelasi product moment.

1.  Nilai Rata-Rata Hitung ( Mean)

Adalah jumlah keseluruhan angka (bilangan) yang ada, dibagi dengan

 banyaknya angka (bilangan) tersebut.

Dalam mencari mean dapat dilakukan dengan berbagai macam cara;

tergantung dari data yang akan dicari Mean-nya itu; apakah Data Tunggal atau

Data Kelompokan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara pada data tunggal yang

sebagaian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu yang pada tiapa-

tiap skor atau nilai yang ada terlebih dahulu harus dikalikan dengan

frekuensinya masing-masing; setelah itu dijumlahkan, dan akhirnya dibagi

dengan N2.

Adapun Rumus Mean nya adalah:

MX = ∑fX

N

Keterangan:

Mx : Mean yang kita cari

∑fX : Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan

frekuensinya

N : Number of cases

2.  Tabel Distribusi Frekuensi 

Tabel distribusi frekuensi relative, atau dinamakan tabel prosentase.

Dinamakan frekuensi relative karena frekuensi yang disajikan disini bukanlah

2  Anas Sudijono,  Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), h. 79 –  83.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 59/104

45

frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk

angka persenan.

Rumus dari tabel distribusi frekuensi relative adalah3:

p = x 100%

Keterangan:

p  : Angka persentase.

f   : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N  : Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).

3. 

Korelasi Product Moment  

Dalam menguji pengaruh antara kompetensi guru agama Islam terhadap

sikap keagamaan peserta didik, digunakan statistik “r” korelasi  product moment

dengan rumus4:

rxy =

Keterangan:

rxy  : Angka indeks korelasi “r” korelasi product moment  

N  : Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

∑XY  : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X  : Jumlah seluruh skor X

∑Y  : Jumlah seluruh skor Y

Setelah dipengaruhi keterpengaruhan dari dua variabel, langkah

selanjutnya adalah diadakan interprestasi data dengan dua cara yaitu:

1) 

Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil

 perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment  seperti di bawah

ini:

3 Anas Sudijono, Pengantar ... h. 43 

4

 Anas Sudijono, Pengantar ... h. 206.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 60/104

46

Besarnya “r”  

product moment (rxy )Interprestasi

0,00 –  0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat

korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah/sangat

rendah

0,20 –  0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah

0,40 –  0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah

0,40 –  0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang sedang atau cukup

0,70 –  0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi

0,90 –  1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang sangat kuat atau sangat tinggi

2) 

Interprestasi nilai “r” dengan rumus: 

df = N - nr

Keterangan:

df   : degrees of freedom (derajat bebas)

N  : Number of cases (banyaknya responden yang diteliti)

nr  : banyaknya variabel yang dikoreksikan

Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisiensi korelasi “r”

 product moment dari Peason untuk berbagai df, pada taraf signifikansi 5% (dalam

lampiran).

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui beberapa besar kontribusi

variabel X terhadap variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 61/104

47

Keterangan:

KD  : Koefisiensi Determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y)

r  : Koefisiensi Korelasi antara variabel X dengan variabel Y5.

Adapun analisis dari data observasi dan wawancara akan dianalisis melalui

 proses klasifikasi, kategorisasi, dan interpretasi data dengan mengacu kepada

kerangka kerja (konseptual) yang telah dibuat dimana akan dilakukan proses

mencari persamaan dan perbedaan dari kategori yang muncul. Kemudian

dilakukan analisis deskriptif.

H. Hipotesa Statistik

Hipotesa statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru terhadap

 prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar pendidikan

agama Islam (PAI) SMP Islam YKS Depok.

Ho : Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru

terhadap prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar

 pendidikan agama Islam (PAI) SMP Islam YKS Depok.

5Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 180-192.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 62/104

 

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1.  Sejarah Berdirinya SMP Islam YKS Depok  

SMP Islam YKS (terakreditasi “B”) merupakan salah satu SMP tertua

di Kelurahan Rangkepanjaya Baru. Sejak berdiri pada tahun 1983 SMP Islam

YKS, telah banyak mengalami kondisi pasang surut, baik dari segi kuantitas

maupun kualitas siswa.

Seperti pada umumnya para pemrakarsa dan praktisi pendidikan, para

tokoh masyarakat, alim ulama, asatidz, dan pemerhati pendidikan di

Parungbingung, ingin turut serta berperan aktif mencerdaskan anak bangsa

melalui jalur pendidikan formal, khususnya yang berada di kampung

Parungbingung dan sekitarnya, maka didirikanlah sekolah lanjutan tingkat

 pertama yang diberi nama SMP Islam YKS. Pada awal berdirinya, SMP Islam

YKS mendatangkan guru-guru dari SMP Negeri 1 Depok (sekarang SMPN 10

Depok) sebagai tenaga pengajar.

Berbekal pengalaman tersebut, sejak tahun 1994, SMP Islam YKS

mencoba untuk mempokuskan pada orientasi prestasi, pada tahun pelajaran

1997 berhasil meraih peringkat 24 dari 271 SMP Negeri dan Swasta se-Depok

dan Bogor pada EBTANAS Tahun Pelajaran 1996/1997.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 63/104

49

Pada tahun 2002, prestasi SMP Islam YKS kembali mengalami

 peningkatan, dengan menempati peringkat ke 7 dari 40 SMP Negeri dan

Swasta di Sub Rayon 03 Kota Depok pada Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun

Pelajaran 2001/2002. Tahun 2003 menempati peringkat ke 3 dari 40 SMP

 Negeri dan Swasta di Sub Rayon 03 Kota Depok pada Ujian Akhir Nasional

(UAN) tahun Pelajaran 2002/2003. Tahun Pelajaran 2003/2004 menempati

 peringkat 65 dari 130 SMP Negeri dan Swasta se Kota Depok, dan terakhir

Tahun Pelajaran 2004/2005 menempati peringkat ke 11 dari 129 SMP Negeri

dan Swasta se Kota Depok, dan pada Tahun Pelajaran 2005/2006 menempati

 peringkat ke 6 dari 129 SMP Negeri dan Swasta se Kota Depok. Prestasi

tersebut cukup membanggakan, mengingat SMP Islam YKS mampu

mengungguli SMP negeri dan swasta pavorit yang berada Kota Depok.

SMP Islam YKS memiliki 2 gedung dengan 3 lantai dengan luas

lahan yang hanya 605 m2, dimana lantai tiga tersebut sedang dalam tahap

 penyelesaian. Jumlah siswa yang hanya 188 dan jumlah guru sebanyak 25orang, kami anggap sebagai perbandingan yang ideal sebagai salah syarat

 pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM).

2.  Profil Sekolah

PROFIL SEKOLAH

 Nama Sekolah : SMP ISLAM YKS

Alamat Sekolah : Jl. Raya Depok Sawangan No.47

Kelurahan : Rangkapanjaya Baru

Kecamatan : Pancoranmas

Kota : Depok

Kode Pos : 16434

Telepon : 021-77885137

1. Nama Yayasan : Yayayasan Kesejahteraan Sosial (YKS)

Alamat Yayasan : Jl. Raya Depok Sawangan No.47 Rangkapanjaya

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 64/104

50

Baru

Pancoranmas Depok 16434 Telp.021-77885137

2. NSS/NDS : 202020501008 / B05142030

 NIS : 200370

3. Jenjang Akredita : Terakreditasi “B” 

4. Tahun didirikan : 1980

5. Tahun beroperasi : 1980

6. Kepemilikan Tanah : Yayasan

a. Status Tanah : Sertifikat Hak Milik (SHM)

 b. Luas Tanah : 605 m2

7. Status Bangunan : Milik Yayasan

a. Luas Bangunan : 460 M2

3.  Letak Geografis SMP Islam YKS Depok

Letak yang di persimpangan jalan, yang juga merupakan salah satu jalur “kuning” 

Alamat Sekolah : Jl. Raya Depok Sawangan No.47

Kelurahan : Rangkapanjaya Baru

Kecamatan : Pancoranmas

Kota : Depok

Kode Pos : 16434

Telepon : 021-77885137.

E-mail : [email protected]

SMP Islam YKS memiliki 2 gedung dengan 3 lantai dengan luas lahan

yang hanya 605 m2, dimana lantai tiga tersebut sedang dalam tahap

 penyelesaian. Jumlah siswa yang hanya 188 dan jumlah guru sebanyak 25

orang, kami anggap sebagai perbandingan yang ideal sebagai salah syarat

 pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM).

Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang saat ini dipimpin Bapak

Ujang Tajudin serta jajaran pengurus lainnya memberikan dukungan penuh

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 65/104

51

 bagi penyelenggaraan pendidikan di SMP Islam YKS, serta partisipasi

masyarakat yang baik, kami harapkan ke depan SMP Islam YKS dapat

menjadi sekolah unggulan, berwawasan global dengan tetap berpegang teguh

 pada iman dan takwa.

4. Visi dan Misi SMP Islam YKS Depok

a.  Visi

 Kompetitif dalam prestasi, Berilmu Ilmiah, Beriman Amaliah, dan

Tanggap Terhadap Perubahan.

b.  Misi

 Terciptanya sumber daya manusia yang berilmu ilmiah dan beriman

amaliah.

 Mewujudkan tercapainya peningkatan kwalitas dan kwantitas out put

serta epektifitas dan efisiensi pendidikan.

 

Membina semangat kebersamaan dalam kegiatan berlandaskan

keimanan dan ketakwaan.

 Meningkatkan profesionalisme personal sehingga menumbuhkan

sikap disiplin yang kompetitif di kalangan personal dan peserta didik.

 Meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat.

 Menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman, bersih, kondusif

dan representatif.

5. Sarana dan Prasarana SMP Islam YKS Depok

a. 

Kondisi Sarana

Tabel. 4. 1

Kondisi Sarana

Ruang Jumlah Ruang Jumlah

Kepala Sekolah 1 Lab. IPA -

Guru 1 Lab Komputer 1

Tata Usaha 1 Gudang -

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 66/104

52

Kelas 6 WC. Guru 1

Serba Guna - WC.Murid 1

Perpustakaan 1 Musholla 1

Lab.IPA - Lab.Bahasa -

6. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Tabel. 4. 2

Keadaan Guru

No Nama Guru LPTempat Tgl

Lahir

Pendidikan

Terakhir/Jurusa

n

Mengajar

Mapel

1.  Marhasan.HN,BA LBogor,

07-06-1959

Sarmud/Hukum P.Ag.Islam

2.  Ruslan.M,SH LBogor,

03-03-1964S.1/Hukum IPS Sejarah

3.   N. Mahroja,SE LBogor,

12-01-1965

S.1/A.IV/

Manajemen

Pembiasaa

n

4. 

Supandi, S.Pd LBogor,

22-12-1970

S.1/

Ilmu PendidikanIPA Fisika

5.  Endan Kusnendar L Bogor,

24-11-1970

D.3/

KesenianKertakes

6.  Marto.HM,Drs LBogor,

10-06-1965

S.1/Pengembanga

n Dakwah

IPS

Geografi

7.  Musa Al-Anshary LBogor,

15-04-1975

D.2/Pendidikan

Agama IslamPLH

8. 

A. Ghofur, S.Ag LBogor,

05-08-1977

S.1/Pendidikan

Agama Islam

Akidah

Ahlak

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 67/104

53

9. Maswanih.HM,Dr 

aP

Bogor,

02-11-1969

S.1/Pendidikan

Agama Islam

Qur’an

Hadits

10.  Muhidin, S.Ag LBogor,

07-05-1978

S.1/Pendidikan

Agama IslamBhs.Inggris

11. 

Fachraeni, S.Pd PSayurmatingg

18-07-1963S.1/Matematika

Matematik 

a

12.  H.Nurhasan.HM LBogor,

06 April 1963

MANMatematik 

a

13.  Suhainah, S.Ag PKuningan,

11-11-1972

S.1/Pendidikan

Agama Islam

Bahasa

Sunda

14. 

Minarni,A.Md.K PBogor,

13 –  12 – 1979D.3/Analis Kimia

IPA-

Biologi

15. 

Wahyuddin,S.Sos

.IL

Bogor,

22-02-1977S.1/Humas Penjaskes

16.  Ahnani,SE L Bogor,

09-09-1976

S.1/Manajemen

EkonomiTIK

17.  Safuroh,SE PBogor,

12-03-1977

S.1/manajemen

EkonomiIPS Sejarah

18. Agung

Sihotang,S.PdL

Medan,

12-09-1979S.1/IPA IPA Fisika

19. 

Maryanah,S.Pd PBogor,

15-07-1983

S.1/ Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

20. Dewi

Kusumowati,S.PdP

Jakarta,

04-03-1978

S.1/Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

21.   Nasrulloh,A.Md LBogor,

17-04-1978D.2/PPKN PKn

22.  Ibnu Cholil,S.Pd.I LJakarta,

15-09-1981S.1/Tarbiyah

Keterampil

an

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 68/104

54

7. 

Struktur Organisasi SMP Islam YKS Depok

Terlampir

B. Deskripsi Data

Berdasarkan data yang telah peneliti buat maka instrumen yang dibuat

sebayak 25 item, penelitian yang telah disebarkan kepada responden tentang

disiplin guru dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi.

Maka dapat dikumpulkan data-data kedisiplinan guru PAI sebagai

 berikut:

1.  Hasil Pernyataan Disiplin Guru

Tabel. 4. 3

Guru anda datang tepat waktu ketika mengajar

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 19,1%, sering 28,6%,

kadang-kadang 52,3%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 0 % dari data

ini menunjukan sebagian besar responden (52,3%) menyatakan bahwa guru

kadang kadang masuk tepat waktu, kurangnya prestasi pendidikan agama

islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsidisiplin pembelajaran.

Tabel. 4. 4

Guru anda sering terlambat ketika waktu mengajar

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 4 19.1

2 Sering 6 28.6

3 Kadang-Kadang 11 52.3

4 Tidak Pernah 0 -Jumlah 21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 4.8

2 Sering 6 28.6

3 Kadang-Kadang 12 57.1

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 69/104

55

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

waktu mengajar responden menjawab selalu terlambat 4,8%, sering 28,6%,

kadang-kadang 57,1%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 9,5 % dari data

ini menunjukan sebagian besar responden (57,1%) menyatakan bahwa guru

kadang kadang terlambat mengajar, kurangnya prestasi pendidikan agama

Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi

disiplin waktu pembelajaran.

Tabel. 4. 5

Para guru jarang hadir ketika upacara bendera berlangsung

Ada yang tidak mengisi angket

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru ketika upacara

 bendera berlangsung responden menjawab selalu upacara 25%, sering 0%,

kadang-kadang 30%, dan yang menjawab tidak pernah upacara 45 % dari data

ini menunjukan sebagian besar responden (45%) menyatakan bahwa guru

tidak pernah ikut upacara bendera, kurangnya prestasi pendidikan agama

Islam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru tidak memberikan teladan

yang baik terhadap anak didiknya dan ini menunjukan bahwa guru tidak

memberikan budi pekerti yang baik.

4 Tidak Pernah 2 9.5Jumlah 21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 5 25

2 Sering 0 -

3 Kadang-Kadang 6 30

4 Tidak Pernah 9 45

Jumlah 20 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 70/104

56

Tabel. 4. 6

Guru anda ketika jam pelajaran berlangsung mendadak pulang

Dari table di atas, dapat diketahuai bahwa guru yang mendadak pulang

ketika berlangsung KBM responden menjawab selalu 0%, sering 0%, kadang-

kadang 28,6%, dan yang menjawab tidak pernah 71,4% dari data ini

menunjukan sebagian besar responden (71,4%) menyatakan bahwa guru tidak

 pernah meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran berakhir. Dari data ini

menunjukan bahwa guru agama mempunyai tanggung jawab yang tinggi dalm

kegiatan KBM.Tabel. 4. 7

Guru anda bila berhalangan hadir memberitahukan terlebih dahulu

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa Guru anda bila berhalangan

hadir memberitahukan terlebih dahulu

Responden menjawab selalu 52,3%, sering 23,8%, kadang-kadang

4,8%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 19,1 % dari data ini menunjukan

sebagian besar responden (52,3%) menyatakan bahwa guru selalu

memberitahukan terlebih dahulu, data ini menunjukan guru mempunyai

tanggung jawab yang tinggi.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 0 -

3 Kadang-Kadang 6 28.6

4 Tidak Pernah 15 71.4

Jumlah 21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 11 52.3

2 Sering 5 23.8

3 Kadang-Kadang 1 4.8

4 Tidak Pernah 4 19.1

Jumlah 21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 71/104

57

Tabel. 4. 8

Guru anda tiba-tiba tidak masuk ke sekolah tanpa ada keterangan.

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 4.8%, sering 14.3%,

kadang-kadang 33.3%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 47.6% dari

data ini menunjukan sebagian besar responden (47.6%) menyatakan bahwa

guru tidak penah tiba-tiba tidak masuk ke sekolah tanpa ada keterangan ,

kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS.

Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin pembelajaran.

Tabel. 4. 9

Guru anda keluar kelas pada pertengahan jam pelajaran

berlangsung

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 4.8%, sering 14.3%,

kadang-kadang 66.6%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 14.3% dari

data ini menunjukan sebagian besar responden (66.6%) menyatakan bahwa

guru kadang kadang keluar kelas pada pertengahan jam pelajaran berlangsung,

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 4.8

2 Sering 3 14.3

3 Kadang-Kadang 7 33.3

4 Tidak Pernah 10 47.6

Jumlah 21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 4.8

2 Sering 3 14.33 Kadang-Kadang 14 66.6

4 Tidak Pernah 3 14.3

Jumlah 21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 72/104

58

kurangnya prestasi pendidikan agama Islam anak di SMP Islam YKS.

Penyebabnya guru kurang memahami fungsi disiplin pembelajaran.

Tabel. 4. 10

Guru anda mengurangi jam pelajaran di waktu belajar

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

guru masuk kelas responden menjawab selalu tepat 0%, sering 4.8%, kadang-

kadang 28.6%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 66.6% dari data ini

menunjukan sebagian besar responden (66.6%) menyatakan bahwa guru

kadang kadang masuk tepat waktu, kurangnya prestasi pendidikan agamaIslam anak di SMP Islam YKS. Penyebabnya guru kurang memahami fungsi

disiplin pembelajaran.

Tabel. 4. 11

Ketika guru anda memberikan tugas, tugas anda dikoreksi 

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

mengkoreksi tugas responden menjawab selalu tepat 57%, sering 33.3%,

kadang-kadang 9.5%, dan yang menjawab tidak pernah tepat 0% dari data ini

menunjukan sebagian besar responden (57%) menyatakan bahwa guru selalu

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 1 4.83 Kadang-Kadang 6 28.6

4 Tidak Pernah 14 66.6

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 12 57.1

2 Sering 7 33.3

3 Kadang-Kadang 2 9.5

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 73/104

59

mengoreksi tugas yang di berikan kepada siswa hal ini menunjukan guru

sudah bias melaksanaka tugasnya dengan disiplin.

Tabel. 4. 12

Guru anda ketika KBM tidur di kelas

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

KBM berlangsung terdapat guru yang tidur responden menjawab selalu 0%,

sering 0%, kadang-kadang 9.5%, dan yang menjawab tidak pernah 90.5%

dari data ini menunjukan sebagian besar responden (90.5%) menyatakan

 bahwa guru tidak pernah tidur ketika KBM berlangsung hal ini menunjukan bahwa guru tersebut sudah menjalankan KBM dengan penuh disiplin.

Tabel. 4. 13

Guru anda ketika KBM memberikan tugas berlebihan 

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

guru memberikan tugas secara berlebihan responden menjawab selalu 0%,

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 0 -3 Kadang-Kadang 2 9.5

4 Tidak Pernah 19 90.5

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 5 23.8

3 Kadang-Kadang 7 33.3

4 Tidak Pernah 9 42.9

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 74/104

60

sering 23.8%, kadang-kadang 33.3%, dan yang menjawab tidak 42.9% dari

data ini menunjukan sebagian besar responden (42.9%) menyatakan bahwa

guru tidak pernah membeikan tugas dengan berlebihan hal ini menunjukan

 bahwa guru tersebut telah memahami fungsi disiplin pembelajaran.

Tabel. 4. 14

Sebelum KBM berlangsung guru memerikasa daftar hadir siswa 

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama

kepedulian guru terhadap daftar hadir anak responden menjawab selalu

71.4%, sering 9.5%, kadang-kadang 19.1%, dan yang menjawab tidak pernah0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (71.4%) menyatakan

 bahwa guru selalu memperhatikan kehadiran siswa di kelas.

Tabel. 4. 15

Guru anda memberi evaluasi sesudah mengajar 

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 15 71.4

2 Sering 2 9.5

3 Kadang-Kadang 4 19.1

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 28.6

2 Sering 8 38.1

3 Kadang-Kadang 7 33.3

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 75/104

61

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

memberikan evaluasi kepada anak setelah belajar responden menjawab selalu

28.6%, sering 38.1%, kadang-kadang 33.3%, dan yang menjawab tidak

 pernah 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (38.1%)

menyatakan bahwa guru sering mengevaluasi hasil belajar siswa.

Tabel. 4. 16

Dalam proses KBM guru anda sering menegor anda ketika

berisik dikelas 

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutamakepedulian guru terhadap disiplin pembelajaran siswa responden menjawab

selalu 42.9%, sering 42.9%, kadang-kadang 14.2%, dan yang menjawab

tidak pernah 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden (42.9%)

menyatakan bahwa guru sering memperhatikan keadaan dan disiplin siswa di

kelas.

Tabel. 4. 17

Guru objektif dalam memberikan nilai terhadap siswa 

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 9 42.9

2 Sering 9 42.9

3 Kadang-Kadang 3 14.2

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

No Alternatif

Jawaban

F %

1 Selalu 14 19.1

2 Sering 4 66.7

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 76/104

62

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa disiplin guru terutama ketika

guru memberikan nilai terhadap siswa di kelas responden menjawab selalu

objektif 19.1%, sering 66.7%, kadang-kadang 14.7%, dan yang menjawab

tidak pernah objektif 0% dari data ini menunjukan sebagian besar responden

(66.7%) menyatakan bahwa guru sering memberikan nilai terhadap siswa

dengan objektif, hal ini menunjukan bahwa guru telah melakukan tugasnya

dengan penuh tanggung jawab dan disiplin

Tabel. 4. 18Guru anda mengulang penjelasannya ketika siswa ada

yang belum mengerti 

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa guru mengulang penjelasan

ketika ada siswa yang belum mengerti responden menjawab selalu sebesar

75%, sering 15 %, kadang-kadang 10%, dan responden yang menjawab tidak

 pernah tidak ada sama sekali 0%. Dalam hal ini berarti guru memperhatikan

siswa yang belum mengerti penjelasannya, hal ini ditandai dengan guru

mengulang penjelasannya ketika ada siswa belum paham.

3 Kadang-Kadang 3 14.24 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 15 75

2 Sering 3 15

3 Kadang-Kadang 2 10

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  20 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 77/104

63

Tabel. 4. 19

Guru anda memperhatikan dan mendengarkan pendapat siswa 

Dari tabel di atas diketahui, responden yang menjawab guru selalu

memperhatikan dan mendengarkan pendapat siswa sebanyak 57,1 %,

sresponden yang menjawab sering sebanyak 23,8 %, responden yang

menjawab kadang-kadang sebanyak 19,1 %, dan responden yang menjawab

tidak pernah tidak ada sama sekali 0 %. Hal ini menunjukan bahwa guru

memperhatikan dan mendangerkan pendapat siswa.

Tabel. 4. 20

Untuk terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa, guru

memberikan teladan terhadap tingkah laku siswa yang baik

Dari jawaban di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

menjawab guru selalu memberikan teladan terhadap tingkah laku siswa yang

 baik untuk terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa sebanyak

47,6%, responden yang menjawab sering sebanyak 47,6 % juga, responden

yang mejawab kadang-kadang tidak ada sama sekali 0 %, dan hanya satu

responden (4,8 %) yang menjawan tidak perah.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 12 57.1

2 Sering 5 23.8

3 Kadang-Kadang 4 19.1

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 10 47.6

2 Sering 10 47.6

3 Kadang-Kadang 0 -

4 Tidak Pernah 1 4.8Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 78/104

64

Tabel. 4. 21

Guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa

yang mengalami kesulitan belajar 

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa, responden yang menjawab

guru selalu memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami

kesulitan belajar sebanyak 42,9 %, yang menjawab sering sebanyak 23,8%,

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,9 % dan responden

yang menjawab tidak pernah sebanyak 4,7 %.

Tabel. 4. 22

Guru anda memberi motivasi kepada

siswa agar berprestasi

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa, responden yang

menjawab selalu sebanyak 76,2%, responden yang menjawab sering sebanyak

19%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4,8% dan tidak ada

sama sekali 0% siswa yang menjawab tidak pernah.

Tabel. 4. 23

Untuk membantu mengungkapkan pikiran dan perasaan siswa,

guru mendiskusikan bersama pendapat siswa

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 9 42.9

2 Sering 5 23.8

3 Kadang-Kadang 6 28.6

4 Tidak Pernah 1 4.7

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 16 76.2

2 Sering 4 19

3 Kadang-Kadang 1 4.8

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 79/104

65

Dari jawaban di atas dapat diketahui, bahwa responden yang

menjawab selalu sebanyak 14,3 %, responden yang mejawab sering sebanyak

66,6 %, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 19,1 dan tidak

ada sama sekali responden yang menjawab tidak pernah.

Tabel. 4. 24

Dalam KBM guru anda tidak memberikan kesempatan

untuk memberikan pendapat siswa 

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa, tidak ada sama sekali

responden yang menjawab guru selalu tidak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memberikan pendapatnya dalam KBM, responden yang

menjawab sering sebanyak 14,3 %, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 52,4 %, dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 33,3

%.

Tabel. 4. 25

Guru anda mengajar dengan tidak semangat

1 Selalu 3 14.32 Sering 14 66.6

3 Kadang-Kadang 4 19.1

4 Tidak Pernah 0 -

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 3 14.3

3 Kadang-Kadang 11 52.4

4 Tidak Pernah 7 33.3Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 0 -

3 Kadang-Kadang 4 20

4 Tidak Pernah 16 80

Jumlah  20 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 80/104

66

Dari jawab di atas dapt diketahui bahwa, tidak ada sama sekali

responden yang menjawab guru selalu mengajar dengan tidak semangat, tidak

ada sama sekali responden yang menjawab sering, responden yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 20 %, dan 80 % responden menjawab bahwa guru

tidak pernah mengajar dengan tidak semangat. Ada satu responden yang tidak

menjawab.

Tabel. 4. 26Guru anda membaca majalah sewaktu mengajar

Dari presentase di atas dapat diketahui bahwa, tidak ada sama sekali

responden yang menjawab bahwa guru selalu membaca majalah sewaktu

mangajar, 5 % responden menjawab sering, 20 % responden menjawab

kadang-kadang dan 75% responden menjawab guru tidak pernah mambaca

majalah sewaktu mengajar. Ada satu responden yang tidak menjawab.

Tabel. 4. 27

Guru anda jarang hadir ketika jam mengajar

Dari presentase di atas dapat diketahi tidak ada sama sekali responden

yang menjab selalu, 20 % responden menjawab sering, 65 % responden

menjawab sering, 65 % menjawab kadang-kadang dan 15 % responden

menjawab tidak pernah. Ada satu responden yang tidak menjawab.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0

2 Sering 1 5

3 Kadang-Kadang 4 20

4 Tidak Pernah 15 75

Jumlah  20 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 -

2 Sering 4 20

3 Kadang-Kadang 13 65

4 Tidak Pernah 3 15

Jumlah  20 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 81/104

67

Adapun hasil angket dari prilaku keberagamaan siswa menurut

 prestasi belajar PAI yang disebarkan kepada responden sebayak 25 item

dengan tiga aspek yang berbeda yaitu aspek kognitif 10 item dengan cara

menjwab Betul atau Salah dan afektif 15 item dengan menggunakan skala

likert dan aspek yang terakhir yaitu aspek psikomotorik dengan cara

menuliskan bacaan doa sujud sahwi dengan kriteria kerapihan, ketepatan dan

tanda baca.

Maka dapat kita deskripsikan data angket dari prilaku keberagamaan

siswa menurut prestasi belajar PAI dengan menggunakan distribusi frekuensi

adalah sebagai berikut:

2.  Hasil Prilaku Keberagamaan siswa menurut Prestasi Belajar PAI

(Pendidikan Agama Islam)

a.  Aspek Kognitif

Tabel. 4. 28Nilai Rata-Rata (Mean)  Prestasi Belajar PAI

Aspek Kognitif

Nilai Prestasi Belajar

PAI pada aspek

Kognitif

f fX

24 8 192

21 6 126

18 2 36

15 3 45

12 2 24

TOTAL 21 = N 423 = ∑fX

Dari tabel telah behasil kita peroleh ∑fX = 423 sedangkan N = 21.

Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan Mudah, dengan

menggunakan rumus:

MX = ∑fX

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 82/104

68

N

Maka, MX = ∑fX = 423 = 20.5

 N 21

Dari perhitungan diatas dapat kita deskripsikan bahwa nilai mean

atau nilai rata-rata pada ranah kognitif adalah 20.5 hal ini menunjukan

 bahwa siswa-siswi yang mempunyai nilai 20.5 keatas adalah siswa-siswi

yang memiliki nilai yang cukup dalam pendidikan agama Islam

disekolahnya.

b.  Aspek Afektif

Tabel. 4. 29

Saya suka membaca al-Qur’an 

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa siswa yang selalu membaca

al-Qur’an sebanyak 42.9% , dan yang sering 38% dari 21 orang siswa

sehingga hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi sangat rajin dalam membaca

al-Qur’an dalam sehari-harinya, adapun orang yang tidak pernah membaca

hanya 4.8% dan yang kadang-kadangpun hanya 14.3% dari 21 orang siswa,

maka orang yang tidak pernah dan kadang-kadang bisa disupport oleh guru

agama dan teman-teman dalam membaca al-Quran sehingga semua siswa-

siswi semuanya dapat menyukai membaca al-Qur’an karena orang yang tidak

 pernah dan kadang-kadang hanya sebagian kecil saja.

Tabel. 4. 30

Pada Bulan Ramdhan saya enggan membaca al-Qur’an 

karena cape dan ngantuk

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 9 42.9

2 Sering 8 38

3 Kadang-Kadang 3 14.3

4 Tidak Pernah 1 4.8

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 0

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 83/104

69

Dari tabel diatas menunjukan pada bulan Ramadhan yang enggan

membaca al-Qur’an karena cape dan ngantuk siswa-siswi masih

menyempatkan untuk membaca al-Qu’ran hal ini dapat dilihat bahwa orang

yang tidak pernah enggan membaca al-Qur’an sebanyak 33.3% dan yang

kadang-kadang sebanyak 57.2% hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi masih

ada yang tidak membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan karena cape dan

ngantuk.

Adapun yang selalu enggan membaca al-Qur’an sebanyak 0% berarti

hal ini tidak ada satu siswa dan siswi pun yang enggan akan tetapi yang sering

enggan membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan sebanyak 9.5%, maka hal

ini menjai perhatian untuk para guru agama agar lebih meninggkatkan

motivasi anak didik untuk lebih menyukai membaca al-Qu’an pada bulan apa

saja terutama pada bulan Ramdhan dimana bulan Ramadhan adalah bulan

yang penuh banyak berkah dan magfirah. 

Tabel. 4. 31

Setiap selesai shalat wajib saya menyempatkan untuk

membaca al-Qur’an 

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa siswa-siswi yang

menyempatkan membaca al-Qur’an setiap selesei shalat wajib yang

2 Sering 2 9.53 Kadang-Kadang 12 57.2

4 Tidak Pernah 7 33.3

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 3 14.3

2 Sering 5 23.8

3 Kadang-Kadang 13 61.9

4 Tidak Pernah 0 0

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 84/104

70

menyatakan selalu; hanya 14.3% saja berbanding terbalik dengan yang

kadang-kadang yang membaca al-Qu’an setiap selesai shalat wajib sebanyak

61.9% hal ini menunjukan sebagian besar siswa banyak yang tidak membaca

al-Qur’an setiap selesei shalat wajib, akan tetapi orang yang sering pun tidak

kalah banyaknya sebesar 23.8%, akan tetapi hampir setiap siswa-siswi tidak

 pernah tidak membaca al-Qur’an setiap selesei shalat wajib, maka siswa-siswi

masih bisa untuk diajak supaya membaca al-Qur’an setiap selesei shalat.

Sehingga hal ini menunjukan bahwa seorang guru agama harus lebih

 berusaha untuk dapat lebih mendorong siswa-siswinya untuk bisa selalu

membaca al-Qur’an setiap selesei shalat. 

Tabel. 4. 32Dalam setiap tahunnya saya mengkhatamkan al-Quran

minimal satu khataman

Dari tabel diatas siswa-siswi yang dalam setiap tahunnya

mengkhatamkan al-Qur’an satu khataman yang selalu sebanyak 4.8% saja

sedangkan yang seringpun hanya 14.3% hal ini cukup membanggakan untuk

guru agama karena anak didiknya masih ada yang sering mengkhatamkan al-

Qur’an dalam setiap tahunnya, akan tetapi masih banyak siswa-siswi yang

tidak pernah khatam sebanyak 19% dan yang kadang-kadangpun sebanyak

61.9% jumlah yang cukup banyak akan tetapi yang kadang-kadangpun

 bukannya tidak pernah sama sekali tetapi hanya saja dalam setiap tahun jarang

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 4.8

2 Sering 3 14.3

3 Kadang-Kadang 13 61.9

4 Tidak Pernah 4 19

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 85/104

71

mengkhatamkan tetapi tahun-tahun sebelumnya pernah mengkhatamkan al-

Qur’an. 

Maka untuk tugas guru agama sebaiknya anak didik diberi reward

(hadiah) supaya anak didik dapat terpicu untuk mengkhatamkan al-Qur”an

setiap tahunya.

Tabel. 4. 33

Saya bangga mempunyai harta yang melimpah,

sehingga saya dapat bersenang-senang

Dari tabel diatas dapat kita ketahui dan menilai sikap anak yang

mempunyai orang tua yang berpenghasilan lebih, yang anak tersebut selalu

 bersenang-senang ketika mempunyai banyak uang sebanyak 4.8% hal ini

menunjukan bahwa masih ada siswa-siswi yang berkepala besar (sombong).

Dan bagusnya yang sering bangga dan bersenang-senang akan uangnya yang

lebih tidak ada sama sekali 0%, akan tetapi tidak banyak juga yang kadang-

kadang siswa-siswi yang menghambur-hamburkan uangnya sebanyak 19%.

Adapun orang yang tidak pernah bangga dengan harta yang melimpah

dan dapat bersenang-senang sebanyak 76.2% sungguh sangat banyak hal ini

menunjukan bahwa sebagian besar siswa-siswi sangat menghargai akan usahaorang tuanya.

Tabel. 4. 34

Ketik saya sibuk berjualan, adzan telah berkumandang,

saya bersiap-siap melaksankan shalat.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 4.8

2 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 4 19

4 Tidak Pernah 16 76.2

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 11 55

2 Sering 6 30

3 Kadang-Kadang 3 15

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 86/104

72

Ada Yang Tidak Mengisi

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa orang yang sedang sibuk

 berjualan lalu terdengar adzan yang selalu bersiap-siap melaksankan shalat

sebanyak 55% hal ini menunjukan bahwa ½ dari siswa-siswi masih ingat akan

kewajibannya walaupun ia dalam keadaan sibuk, adapun yang sering 30%, dan

yang kadang-kadang hanya 15% saja, berarti hal ini membuktikan pula bahwa

siswa-siswi walaupun dalam keadaan sibuk selalu ingat akan kewajiban yang

dilakykan dalam setiap waktu dan harinya.

Tabel. 4. 35

Saya berputus asa ketika mendapatkan musibah.

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa mental dari siswa-siswi yang

kadang-kadang putus asa dalam mengalami musibah sebanyak 57.1%, hal ini

sangat memprihatikan karena semangat dan yakin akan kesuksesan dari tiap

siswa-siswi sangat minim, tetapi hal ini sangat wajar karena setiap orang

mempunyai kondisi mental yang berbeda-beda dan bagusnya siswa-siswi yang

selalu ataupun yang sering 0%, dan yang tidak pernah pun hanya 42.1% cukup

 banyak orang percaya dan yakin bahwa putus asa bukan hal yang harus

dilakukan. Untuk itu seorang guru agama harus terus memperhatikan dan

memberi motivasi-motivasi disela-sela mengajar yang kosong agar siswa-siswi

dapat terus semangat dalam belajarnya.

4 Tidak Pernah 0 0Jumlah  20 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 0

2 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 12 57.1

4 Tidak Pernah 9 42.9

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 87/104

73

Tabel. 4. 36

Saya gelisah apabila tidak mendapat nilai yang bagus.

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa kondisi siswa yang selalu

gelisah mendapatkan nilai yang tidak bagus sebanyak 9.5% dan yang sering

28.6% hal ini masih banyak siswa-siswi yang kurang percaya akan

kemampuan yang dimiliki, dan yang kadang-kadangpun sebanyak 38% serta

yang tidak pernah gelisah akan nilainya yang tidak bagus sebagus sebanyak

23.8%, prosentase yang sangat tinggi dan bagus untuk kondisi siswa-siswi

yang percaya akan kemampuan dan hasilnya yang mereka kerjakan.

Tabel. 4. 37Saya selalu membutuhkan orang lain,

tetapi tidak tergantung dengan orang lain

Pada tabel yang kita lihat bahwa siswa-siswi yang selalu membutuhkanorang lain, tetapi tidak tergantung dengan orang lain sebanyak 28.6% dan yang

sering sebanyak 33.3% hal ini menunjukan bahwa manusia sebagai makhluk

sosial butuh akan bantuan orang lain tetapi tidak menjadi alasan untuk

 bermalas-malasan dalam belajar khususnya untuk siswa-siswi dalam

menghadapi ujian sebelum ujian peserta didik bisa belajar bersama, tetapi

ketika ujian tidak mengerjakan bersama-sama.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 2 9.5

2 Sering 6 28.6

3 Kadang-Kadang 8 38.1

4 Tidak Pernah 5 23.8

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 28.6

2 Sering 7 33.3

3 Kadang-Kadang 5 23.8

4 Tidak Pernah 3 14.3

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 88/104

74

Adapun yang kadang-kadang yang tergantung orang lain sebanyak

23.8% dan yang tidak pernah membutuhkan orang lain dan tidak tergantung

orang lain sebanyak 14.3% hal ini menunjukan bahwa masih banyak yang

tergantung dengan orang lain dan orang tidak membutuhkan orang lain sangat

sedikit.

Tabel. 4. 38

Saya berintrospeksi diri, apabila melakukan kesalahan

Dari tabel diatas menunjukan siswa-siswi yang selalu berintrospeksi,

apabila melakukan kesalahan sebanyak 38.1% dan yang sering pun sebanyak

42.9% angka prosentase yang sangat tinggi dibanding siswa-siswi yangkadang-kadang dan tidak pernah sebanyak 9.5 % hal ini berarti bahwa siswa-

siswi, dapat bermuhasabah diri dalam setiap melakukan kesalahan untuk tidak

melakukan kesalahan yang sama.

Tabel. 4. 39

Saya menghasud antara satu teman dengan yang lainnya.

Ada yang tidak mengisi angket

Dari tabel yang menunjukan sikap tercela yaitu suka menghasud

antara satu teman dengan teman yang lainnya hampir 90% siswa-siswi yang

tidak pernah melakukan perbuatan tersebut. Adapun yang kadang-kadang

hanya beberapa orang saja sebanyak 10%.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 8 38.1

2 Sering 9 42.9

3 Kadang-Kadang 2 9.5

4 Tidak Pernah 2 9.5

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 02 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 2 10

4 Tidak Pernah 18 90

Jumlah  20 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 89/104

75

Maka, untuk hal ini sebagai tugas guru agama untuk yang 10% itu

harus bisa dinasihati dan diingatkan bahwa perbuatan tersebut bukan

 perbuatan umat Nabi Muhamad SAW.

Tabel. 4. 40

Saya menceritakan aib orang lain

karena yang saya ceritakan benar adanya

Dari tabel diatas siswa-siwi yang selalu dan sering menceritakan aib

orang lain, yang terkadang yang diceritakan itu benar adanya tidak ada sama

sekali. Dan siswa-siswa yang tidak pernah melakukan hal tersebut pun

sebanyak 76.2% dan adapun yang kadang-kadang sebanyak 23.8% saja. Makahal ini harus menjadi perhatian bagi guru agama untuk lebih bisa menasehati

anak didiknya dalam menjalani sikap, apalagi dalam menceritakan sesuatu

 bukan untuk diceritakan, akan tetapi harus menjadi pelajaran untuk kehidupan

sehari-harinya.

Tabel. 4. 41

Dalam setiap tahunnya saya melakukan puasa Ramdahan

Dari tabel diats dapat dilihat bahwa siswa-siswi hampir selalu dan

sering melakukan puasa Ramadahan adapun prosentase menunjukan yang

selalu sebanyak 90.5% dan sering 9.5%, sedangkan yang kadang-kadang dan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 02 Sering 0 0

3 Kadang-Kadang 5 23.8

4 Tidak Pernah 16 76.2

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 19 90.5

2 Sering 2 9.5

3 Kadang-Kadang 0 0

4 Tidak Pernah 0 0

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 90/104

76

tidak pernah pun tidak ada. Hal ini menunjukan bahwa akan kesadaran dari

setiap siswa-siswi sangat besar dalam menjalan ibadah puasa di bulan suci

Ranmadhan.

Tabel. 4. 42

Saya enggan melaksanakan puasa Ramadhan

Dari tabel dapat kita ketahui bahwa siswa-siswi yang enggan puasa

 pada bulan Ramadahan hampir tidak pernah ada yaitu sebanyak 95.2%

sedangkan yang kadang-kadang hanya 4.8% saja hal ini membuktikan bahwa

siswa-siswi mengetahui akan kewajibannya sebagai umat Islam.

Tabel. 4. 43

Saya berzakat fitrah untuk membersihkan diri

dari sifat kikir dan akhlak yang tercela

Dari tabel dapat kita ketahui siswa-siswi yang selalu berzakat fitrah

dalam setiap tahunnya sebanyak 85.7% dan yang sering 9.5% prosentase ini

menunjukan bahwa hampir semua keluarga siswa-siswi mampu untuk berzakat

fitrah,adapun yang kadang-kadang hanya 4.8% saja hal ini wajar disebabkan

zakat ftrah adalah wajib bagi orang yang mampu.

c. 

Aspek Psikomotorik

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 0

2 Sering 0 03 Kadang-Kadang 1 4.8

4 Tidak Pernah 20 95.2

Jumlah  21 100

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 18 85.7

2 Sering 2 9.5

3 Kadang-Kadang 1 4.8

4 Tidak Pernah 0 0

Jumlah  21 100

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 91/104

77

Tabel. 4. 44

Nilai Rata-Rata (Mean ) Prestasi Belajar PAI

Aspek Psikomotorik

Hasil Pengukuran

Aspek Psikomotorikf fx

9.7 1 9.7

9.3 5 46.5

9 2 18

8.7 6 52.2

8.3 2 16.6

8 2 16

7.7 1 7.7

7.3 1 7,3

7 1 7

TOTAL 21 = N 181 = ∑fX

Dari tabel telah behasil kita peroleh ∑fX = 181 sedangkan N = 21.

Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan Mudah, dengan

menggunakan rumus:

MX = ∑fX

N

Maka, MX = ∑fX = 181 = 8.6

 N 21

Dari perhitungan diatas dapat kita deskripsikan bahwa nilai mean

atau nilai rata-rata pada aspek psikomotorik atau keterampilan dalam

menghafal dan menulis adalah 8.6 hal ini menunjukan bahwa siswa-siswi

yang mempunyai nilai 8.6 keatas adalah nilai yang bisa mewakili nilai-nilai

yang sangat terampil dalam menghafal dan menulis dalam bidang

 pendidikan agama Islam khususnya pada materi sujud syahwi.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 92/104

78

C. 

Analisis Data

Dari penelitian yang dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi

sampel, penulis melakukan analisis data yang merupakan bagian penting

dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa

 penulis memberikan nilai kepada jawaban angket mengenai kedisiplinan guru

(variabel X) dan perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar PAI

(variabel Y).

Untuk mengetahui kedisiplinan guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4. 45

Skor Kedisiplinan Guru

R X X

1 78 6084

2 71 5041

3 77 5929

4 77 5929

5 73 5329

6 56 3136

7 80 6400

8 69 4761

9 77 5929

10 72 5184

11 73 5329

12 64 4096

13 71 5041

14 80 6400

15 75 562516 63 3969

17 73 5329

18 70 4900

19 68 4624

20 74 5476

21 64 4096

∑  1505 108607

Dari data tebel di ats dapat diketahui rata-rata dari variabel X

(Kedisiplinan Guru) ialah : Mx = ∑fx

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 93/104

79

N

Mx = 1505 = 71,66

21

Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa dapat dilihat pada tabel

 berikut:

Tabel. 4. 46

Skor Perilaku Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI

R Y Y2 

1 85 7225

2 76.3 5821.7

3 84 7056

4 83.7 7005.7

5 74.3 5520.5

6 82.7 6839.3

7 80.3 6448.1

8 75.7 5730.59 76.7 5882.9

10 74.7 5580.1

11 88.7 7867.7

12 72 5184

13 79 6241

14 79.3 6288.5

15 67.7 4583.3

1663 396917 79.3 6288.5

18 78.3 6130.9

19 77.3 5975.3

20 78.7 6193.7

21 81.3 6609.7

∑  1638 128441.4

Dari data tebel di ats dapat diketahui rata-rata dari variabel Y (Prilaku

Keberagamaan Siswa menurut Prestasi Belajar PAI) ialah : Mx = Σfx 

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 94/104

80

N

Mx = 1638 = 78

21

Untuk mencari angka korelasi antara variabel X (kedisiplanan Guru)

dengan variabel Y (prilaku keberagamaan siswa menurut prestasi belajar PAI)

dengan menggunakan rumus Product Moment  sebagai berikut:

Tabel 4. 47

TABEL PERHITUNGAN ANGKA INDEKS KORELASI ANTARA

DISIPLIN GURU (X) DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

MENURUT PRESTASI BELAJAR  PAI (Y)

R X Y X 

XY

1 78 85 6084 7225 6630

2 71 76.3 5041 5821.7 5417.3

3 77 84 5929 7056 6468

4 77 83.7 5929 7005.7 6444.9

5 73 74.3 5329 5520.5 5423.9

6 56 82.7 3136 6839.3 4631.2

7 80 80.3 6400 6448.1 6424

8 69 75.7 4761 5730.5 5223.3

9 77 76.7 5929 5882.9 5905.9

10 72 74.7 5184 5580.1 5378.4

11 73 88.7 5329 7867.7 6475.1

12 64 72 4096 5184 4608

13 71 79 5041 6241 5609

14 80 79.3 6400 6288.5 6320

15 75 67.7 5625 4583.3 5077.5

16 63 63 3969 3969 3969

17 73 79.3 5329 6288.5 5788.918 70 78.3 4900 6130.9 5481

19 68 77.3 4624 5975.3 5256.4

20 74 78.7 5476 6193.7 5823.8

21 64 81.3 4096 6609.7 5203.2

∑  1505 1638 108607 128441.4 117558.8

r xy =

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 95/104

81

=

=

= = = = 0.24

D. Interpretasi Data

Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data

dengan dua cara sebagai berikut:

a.  Interpretasi kasar atau sederhana

Interpretasi kasar atau sedarhana dari perhitungan di atas, angka

indeks korelasi (rxy) berhasil diperoleh yaitu sebasar 0,24 dan tidak

bertanda negatif ini berarti korelasi antara variabel X (Kedisiplinan Guru)

dan variabel Y ( perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa) terdapat hubungan searah atau terdapat

korelasi yang positif diantara kedua variabel tersebut. Artinya: semakin

tinggi kedisiplinan guru , maka perilaku keberagamaan juga semakin baik,

demikian sebaliknya. 

Selanjutnya besaran rxy yang diperoleh yaitu: 0,24 ternyata terletak

antara 0,20 - 0,40. Berdasarkan pedoman atau ancar-ancar dapat

dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah

lemah atau rendah  . dengan demikian secara sederhana penulis dapat

memberi interpretasi terhadap rxy tersebut, yaitu: Bahwa  sekalipun

terdapat korelasi yang positif antara kedisiplinan guru dan perilaku

keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa, namun korelasi itu adalah korelasi yang lemah atau rendah. 

 b. 

Interpretasi nilai “r” dengan berkonsultasi pada tabel “r” Product Moment, 

dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degrees of freedom) 

dengan rumus:

df = N-nr

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 96/104

82

Siswa yang dijadikan sampel penelitian di sini adalah 21 siswa,

dengan demikian N= 21. Variabel yang penulis cari korelasinya adalah

variabel X dan variabel Y, jadi nr = 2. Dengan mudah dapat penulis

 peroleh df-nya yaitu df = 21 - 2 = 19 (konsultasi Tabel Nilai “r”). 

Dengan df sebesar 19 diperoleh r “tabel” pada taraf signifikan 5%

sebasar 0,433 sedangkan pada taraf signifikan 1% terdapat r “tebel”

sebesar 0,549. Dengan demikian ternyata rxy atau ro yang besarnya = 0,24

adalah  jauh lebih kecil dari pada r “tabel”, baik pada signifikan 5%

maupun 1%. Karena ro lebih kecil   dari pada r “tabel”,maka hipotesis

alternatif (Ha) ditolak, sedangkan hipotesis nihil (Ho) diterima atau

disetujui.

Dengan demikian penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: korelasi

 positif antara kedisiplinan guru dan perilaku keberagamaan siswa menurut

 prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di sini bukanlah korelasi

 positif yang signifikan.Untuk mengetahui berapa besar kontribusi kedisiplinan guru dilakukan

analisa determinasi dari angka indeks korelasi (rrx)  Product Moment   yang

telah diperolah, dengan rumus:

Kd = r²   100 %

Kd = (0,24)² 100 %

Kd = 0,0576 100%

Kd = 5,76 %

Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa koefisien

determinasinya sebesar 5,76 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel X

(Kedisiplinan Guru) mempengaruhi atau memberikan kontribusi kepada

avariabel Y (perilaku keberagamaan siswa menurut prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa) sebesar 5,76 %. Adapun sisanya adalah

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku keberagamaan siswa dan

tidak diteliti oleh penulis.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 97/104

83

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 98/104

 

81

BAB V

PENUTUP

A. 

Kesimpulan

Setelah peneliti mengadakan penelitian dengan data-data yang dihimpun,

ditabulasikan dan diinterpretasikan maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

 berikut: berdasarkan hitungan korelasi antara hasil penelitian angket kedisiplinan

guru dengan perilaku keberagamaan siswa menurut 

 prestasi belajar pendidikan

agama Islam di SMP Islam YKS Depok) sebesar rxy = 0,24 terletak antara

rentang 0,20  –   0,40 yang menunjukan korelasi lemah atau rendah. Setelah

diketahui df = 19, dengan melihat tabel nilai “r”  product moment   maka dapat

diketahui bahwa dengan df 19 pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel

sebesar 0,433 sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh“r”

  tabel sebesar0,549. Ternyata rxy atau ro yang besarnya 0,24 jumlahnya lebih kecil dari pada “r” 

tabel yang besarnya 0,433 dan 0,549. Maka dengan demikian hipotesa alternatif

(Ha) ditolak. Walaupun hipotesa alternatif ditolak namun melalui analisa

determinasi kedisiplinan seorang guru masih mempunyai kontribusi terhadap

 perilaku keberagamaan siswa menurut 

 prestasi belajar pendidikan agama Islam

siswa sebesar 5,76 %.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 99/104

82

B. 

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menghasilkan hubungan

yang lemah antara Disiplin guru dengan prestasi belajar siswa. Untuk itu

 penulis menyampaikan saran-saran bagi pihak-pihak terkait khususnya dan

yang membaca skripsi ini pada umumnya, antara lain:

1.  Untuk pihak sekolah alangkah baiknya dapat menjadikan kedisiplinan

guru sebagai pertimbangan dalam menyeleksi guru agama, bahwa guru

agama alangkah baiknya harus memiliki tiga Apek, antara lain:  pertama 

aspek kepribadian yang dapat dilihat dari moral yang baik, sifat yang

dimiliki, disiplin dan tanggung jawab, selaras antara perkataan dan

 perbuatan dan sikap pada saat mengajar.  Kedua  aspek intelektual yang

dapat diliat dari penguasaan materi, keterampilan menggunakan metode

dan memiliki pengetahuan yang luas. ketiga aspek sosial yang dapat dilihat

dari berperilaku terpuji dalam pergaulan dan memiliki pembawaan yang

menyenangkan. keempat   aspek lahir (jasmani) yang dapat dilihat dari

 penampilan (performance) yang baik dan intonasi suara yang jelas.

2.  Untuk seorang guru alangkah baiknya terus berupaya meningkatkan

kedisiplinan, walaupun kedisiplinan guru tidak seutuhnya berperan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa namun dengan adanya disiplin pada

sosok seorang guru maka guru akan menjadi pribadi yang baik dihadapan

siswa dan masyarakat karena kodrat seorang guru adalah digugu dan ditiru

dan alangkah baiknya lagi guru terus berupaya semaksimal mungkindalam mencari cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya

 pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, misalnya dengan

menerapkan metode-metode belajar yang menyenangkan.

3. 

Kepada para siswa diharapkan agar lebih semangat dalam belajar,

 berusaha memiliki tanggung jawab yang tinggi, selalu ingin menjadi yang

terbaik, selalu memperhatikan umpan balik, dapat mempertimbangkan

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 100/104

83

resiko, bisa mengorbankan waktu agar dapat meningkatkan prestasi belajar

dan lebih menghormati guru.

4.  Kepada orang tua alangkah baiknya memperhatikan prestasi belajar siswa

walau bagaimanapun orang tua berperan terhadap prestasi belajar siswa,

orang tua tidak boleh menyerahkan sepenuhnya kepada guru.

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 101/104

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Pius dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Surabaya:ARKOLA, t.t

Abyan, Amir,  Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran PAI, Jakarta: Dirjen

Bimbingan Islam dan UT, 1997

Achin, Amir,  Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, Ujung

Pandang: IKIP Ujung Pandang Press, cet-ke 2

Alfat, Masan, Aqidah Akhlak, Semarang: PT. Karya Toha Putra,1987

Anwar, Desy, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Surabaya: Karya Abditama, cet-

ke 1, 2001

Ardani, Moh, Akhlak Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005

Arifin, Muzayyin,  Pendidkan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta:

Golden Trayon Pers, cet-ke 1, tth

Arifin , Zaenal,  Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Tekhnik, Prosedur,

Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999

Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT Raja Grapindo Utama, 2002

Daradjat, Zakiah, dkk,  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, Ed. 1,

cet-ke 5, 2004

 _____________,  Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, Cet. Ke-

XXVI, 2003

 _____________,  Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. Ke-1, 1995

 _____________,  Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental , Jakarta: Penerbit

Gunung Agung, 1986

Departemen Agama RI,  Pedoman Pendidikan Bagi Anak Putus Sekolah, Jakarta:

Bimbingan Islam, 2003

Departemen Agama RI,  Penelitian Pengembangan dan Inovasi Pendidikan

 Agama, Jakarta: Badab Litbang Agama Proyek Penelitian Keagamaan,

1983/ 1984

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 102/104

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan,  Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1970

Djamrah, Syaiful Fahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, cet-ke 1, 2000

Faried, Ahmad, Menyucikan Jiwa, Surabaya: Risalah Gusti, 1993

Ghoffar, Muhammad Abdl., Malu dan Manfaatnya, Jakarta: Media Dakwah, 1997

Hayeh, S. P., Kamus Populer, Jakarta; cet-ke 2, 1987

Hidayat, Komarudin,  Ensiklopedia Manajemen,  Jakarta, Bumi Aksara, cet-ke 2,

tth

Hirata, Andrea, Laskar Pelangi, Yogyakarta: Bentang, 2008

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak , Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999

Ismail, Abdurrahman Affandi,  Pendidikan Budi Pekerti, Semarang, CV. Toha

Putra, 1982

Jalaluddin,  Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Ed. Rev-9,

2005

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf  1, Jakarta: Kalam Mulia, 2009

Morkijat,  Manajemen Kepegawaian Personal Manajemen,  Bandung: Alumni,

1987

Mulyasa, E, [Edt. Mukhlis],  Menjadi Guru Profesinal; Menciptakan

 Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cet-ke 7, 2008

Munawwir, Ahmad Warson,  Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap,

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997

Mustofa, Akhlak Tasawuf , Bandung: CV. Pustaka Setia,, Cet. Ke-1, 1997

 Nasution, S., Didaktik Dasar-Dasar Menagajar, Bandung: Jemmars, 1995

 Nata, Abuddin, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 103/104

 NK, Ny. Roesitah, Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1998

 Pengertian Disiplin: Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980., dari http//www.google,com, Jakarta, 2010 

 Pengertian Disiplin; Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK., dari 

http//www.google.com, Jakarta, 2010

Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, CV. Karya

Manunggal, 1982

Poerbakawatja, Soergada dan H. A. H. Harahap,  Enskologi Pendidikan, Jakarta:

Gunung Agung, cet-ke 2, 1981

Presiden Republik Indonesia, UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen, t.d, t.t

Racmaningsih, Neiny,  Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU

 Kelas 2, Bandung: Srafindo Media Pratama, 1997

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, cet-ke 4, 2004

Rohani H. M, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka

Cipta, cet-ke-1, 1995

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cet-ke 1

Salim, Peter dan Yeny Salim,  Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer ,

Jakarta: Modern English Press, 1991

Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi Ash,  Kuliah Ibadah, Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra, 2000

Soekanto, Soejono,  Remaja dan Masalahnya,  (Jakarta: Balai Pustaka), cet-ke-2,

1990

Sudijono, Anas,  Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2005

Swasto, Agus, Psikologi Perkembangan, Bandung: Aksara Baru, ed. III

Syah, Muhibbin,  Psikologi Pendididkan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, cet-ke 14, 2007

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: GITAMEDIA, cet-ke 1, 2006

8/16/2019 101473-YUSUP ABDUL AZIZ-FITK.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/101473-yusup-abdul-aziz-fitkpdf 104/104

Uno, Hamzah B., [Ed. 1], Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi

 Pendidikan di Indonesia), Jakarta: Bumi Aksara, cet. IV, 2009

Usman , Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rodakarya,

cet-ke 17, 2005

Zein, Satria Effendi, M., Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, cet. Ke-1, 2005

Zuhairini, et.al.,  Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional,

cet-ke 8, 1983