BadLuck.indd 1 4/26/2018 13:21:41

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta (1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta

atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta

atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g, untuk penggunaan secara komesial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda pa ling banyak Rp1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).

BadLuck.indd 2 4/26/2018 13:21:41

Ilustrasi oleh Juan Manuel Moreno

Penerbit PT Elex Media Komputindo

BadLuck.indd 3 4/26/2018 13:21:42

Buku ini adalah karya fiksi. Nama, karakter, tempat, dan kejadian adalah hasil imajinasi pengarang atau digunakan secara fiktif.

Kesamaan dengan kejadian, tempat kejadian, atau orang-orang, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, memang disengaja.

Bad MagicText copyright © 2016 by Pseudonymous Bosch

Illusrations copyright©2016 by Juan Manuel Moreno

Keberuntungan yang BurukCopyright ©2018 Pseudonymous Bosch

Hak cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali tahun 2018 oleh

PT Elex Media Komputindo,Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Alih Bahasa: Ine Milasari HidajatPenyunting: Dion Rahman

Penata Letak: Divia Permatasari

718030818ISBN 978-602-04-6106-9

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan

UntUk Raphael Simon

(yang namanya teRUS-teRUSan akU lUpakan)

BadLuck.indd 4 4/26/2018 13:21:42

SATUbAB

MUSTER

IMPERIAL Conquest punya lima kolam renang, empat tempat nge-gym, satu seluncuran air tiga tingkat, satu arena boling dengan dua jalur, satu bioskop luar

ruangan, satu dinding panjat raksasa, satu lapangan golf mini, satu toko es krim, satu restoran piza, satu restoran sushi, satu kios taco, satu arena bermain dua puluh empat jam, satu klub dansa untuk usia di bawah delapan belas tahun, satu kasino untuk usia di atas delapan belas tahun (yang agak longgar soal batasan umurnya), satu tempat spa dengan pelayanan menyeluruh, dan satu mal mewah dengan beberapa lantai, tapi sejauh ini yang paling Brett sukai dari kapal pesiar raksasa ini adalah parfait Jell-O di Snack Shack Dek Lido.

Jell-O dan krim kocok. Kombinasi yang sempurna. Manis dan tajam. Kaya dan lembut. Dia tidak percaya membutuhkan dua belas tahun yang panjang dari kehidupannya untuk menemukan itu.

BadLuck.indd 1 4/26/2018 13:21:42

2

Sambil melahap perlahan-lahan supaya parfait-nya tahan lama, Brett berjalan di tengah lautan orang yang sedang berjemur. Dia satu-satunya orang di sana yang berpakaian lengkap, belum lagi mengenakan dasi kupu-kupu—saat kelas enam, Brett memutuskan bahwa dasi kupu-kupu akan menjadi “aksesori khas”-nya—dan seperti biasa dia menerima beberapa tatapan aneh.

Seorang bocah yang kulitnya terpanggang mata-hari menunjuk ke arahnya. “Hei, Penguin, kau salah kapal—Kutub Utara ada di arah yang berlawanan.”

“Maksudmu Kutub Selatan,” Brett otomatis menyahut. “Tidak ada penguin di Utara. Hanya … peri-peri.”

Dan lain kali, coba gunakan SPF yang lebih tinggi, pikirnya. Lobster.

Seorang wanita memicingkan mata kepada Brett dari balik kacamata hitamnya. “Apakah kau pelayanku? Mana minumanku?”

“Aku tidak tahu,” kata Brett. “Mungkin kau sudah meminumnya?”

Ngomong-ngomong, aku bukan pelayanmu; ayah ku pemilik kapal ini, Brett nyaris menambahkan. Tapi wanita itu mungkin tidak akan mempercayainya.

Walaupun, kebetulan, itu benar.Yang Brett inginkan hanyalah kembali ke kamar

dan melahap parfait-nya dengan tenang. Apakah per -min taan itu keterlaluan? Yah, mungkin satu gigit lagi

BadLuck.indd 2 4/26/2018 13:21:42

3

sebelum dia—BIP! BIP! BIP!Dia nyaris tersedak ketika alarm itu berbunyi. Tiga

bip bernada tinggi yang sangat keras sampai-sampai kepalanya sakit.

Brett menunduk dengan kesal—setetes Jell-O hijau mendarat di dasi kupu-kupunya. Dia nyaris tidak bisa melihat melewati dagunya, tapi dia membersihkannya sebisa mungkin.

“Kapten Anda berbicara,” kata seorang wanita dari interkom kapal. Suaranya memiliki logat khas—Australia, berdasarkan pendengaran Brett. Pertanda bagus, pikirnya. (Australia adalah rumah dari Great Barrier Reef, dan kalau wanita itu mampu mengarungi terumbu karang terbesar di dunia, mungkin dia mampu berlayar ke mana pun.*) “Silakan melapor ke muster room—ruang berkumpul—yang sudah ditentukan untuk Anda sesegera mungkin. Ini sekadar latihan….”

MUSTER room untuk Brett, Kelab Malam dan Kasino Shooting Stars, berada lima lantai di bawah. Ketika

*SEBENARNYA, DAN AKU YAKIN BRETT AKAN MENJADI ORANG PERTAMA YANG

AKAN MEMBERI TAHUMU, GREAT BARRIER REEF BUKAN SEKADAR SATU TERUMBU

KARANG; ITU ADALAH SEKUMPULAN TERUMBU KARANG YANG BERSAMA-SAMA

MEMBENTUK STRUKTUR TERBESAR DI DUNIA YANG TERsusun dari MAKHLUK

HIDUP—BEGITU BESARNYA SAMPAI BISA DILIHAT DARI PESAWAT luar angkasa.

ATAU BEGITULAH KATANYA. AKU SENDIRI BELUM PERNAH MELIHATNYA DARI

PESAWAT luar angkasa, HANYA DARI SEBUAH KAPAL SELAM—DAN SATU KALI,

YANG AKAN SELALU KUINGAT, DARI TIANG SEBUAH KAPAL KATAMARAN.

BadLuck.indd 3 4/26/2018 13:21:42

4

Brett masuk, dia masih menggenggam gelas parfait-nya, seorang anggota kru berseragam berdiri di atas panggung, berusaha menghibur semua orang dengan membawakan lagu “Beat It” milik Michael Jackson yang kurang sukses.

Para penonton mencemooh dengan riang.“Oh, jadi kalian pikir kalian bisa melakukannya

dengan lebih baik, hah?” kata anggota kru tersebut, pura-pura tersinggung. “Yah, kontes karaoke kami akan diadakan besok malam, tepat setelah pertunjukan sulap!”

Pria itu mengangguk ke arah poster di belakangnya. Poster tersebut menampilkan sepasang telinga kelinci besar yang mencuat dari sebuah topi tinggi:

SEKARANG KAU MELIHATNYA….SEKARANG KAU TIDAK MELIHATNYA!

Malam penuh Sihir dan Misteri

Seorang anggota kru lainnya, yang kartu tanda pengenalnya bertuliskan MIGUEL, FILIPINA, memin-dai kartu identitas kapal pesiar milik Brett, dan Brett melihat fotonya sendiri berkelebat di sebuah layar video kecil, bersama dengan kata VIP—AKSES PENUH.

BadLuck.indd 4 4/26/2018 13:21:42

5

Miguel menunduk menatap bocah dua belas tahun montok dengan pakaian berlebihan di hadapannya itu. Kalau dia mencurigai status VIP Brett, maka dia tidak berkata apa pun tentang hal itu.

“Aku ingin tahu, Miguel,” kata Brett. “Kenapa mereka menyebut ini muster room? Apakah karena kau harus mengumpulkan keberanianmu saat kapal ini tenggelam?”

“Maaf, Sir. Aku tidak tahu.”Miguel tidak kelihatan menyesal. Malah, dia

kelihatan kesal. Brett sering menimbulkan efek seperti ini terhadap orang-orang. Dia tidak yakin kenapa.

“Yah, kalau jadi dirimu, aku akan mencari tahu,” kata Brett dengan niat membantu. “Bagaimanapun, mengumpulkan adalah tugasmu.”*

Sebelum Brett sempat menemukan tempat untuk duduk, Brett senior berjalan menghampiri bersama

*SEBENARNYA, ALASAN MUSTER ROOM DISEBUT MUSTER ROOM TIDAK BEGITU

MISTERIUS, KOK. DALAM BAHASA INGGRIS, TO MUSTER BERARTI MENGUMPULKAN—

SEPERTI DALAM MENGUMPULKAN PASUKAN, ATAU DALAM HAL INI ME-

NGUMPULKAN ORANG-ORANG DI SEBUAH KAPAL. DEMIKIAN PULA, A MUSTER

BERARTI SEKUMPULAN ATAU SEKELOMPOK ORANG, BIASANYA DALAM MILITER.

OLEH KARENA ITU, TO MUSTER ONE’S COURAGE BERARTI MENGUMPULKAN

KEBERANIAN. TO CUT THE MUSTARD, SEMENTARA ITU, BERARTI BERHASIL ATAU

DITERIMA, DAN KEMUNGKINAN BESAR SAMA SEKALI TIDAK BERHUBUNGAN

DENGAN MENGUMPULKAN. JADI KENAPA AKU MENYINGGUNGNYA? KARENA

AKU INGIN MEMPERSEMBAHKAN SEKELUMIT NASIHAT BERHARGA INI BAGI

SEMUA ORANG YANG KEBETULAN BERKUMPUL DI SEBUAH MUSTER ROOM, ATAU

BAHKAN YANG KEBETULAN BERBAGI RUANG SEMPIT APA PUN DENGAN ORANG-

ORANG LAIN: KALAU KAU INGIN MEMOTONG MUSTAR—MAKSUDNYA DITERIMA,

TOLONG JANGAN MEMOTONG KEJU—MAKSUDNYA JANGAN NGENTUT.

BadLuck.indd 5 4/26/2018 13:21:42

6

tunangan mudanya, Amber, yang sedang tersenyum, mengikuti di belakang.

“Junior! Kenapa lama sekali?” Pria itu berseru cukup keras, membuat orang-orang berpaling. “Untung saja tidak ada situasi darurat betulan!”

Brett menggerenyit malu. Kelihatannya ayah nya baru saja datang dari kolam renang; dia mengenakan kemeja terbuka serta salah satu celana renangnya yang sedikit kekecilan. Seuntai kalung emas tergan-tung di lehernya, tersangkut di dadanya yang berbulu. Di sampingnya, Amber yang selalu ceria mengenakan pakaian olah raga kuning gemerlap. Brett menduga wanita itu punya celana yoga dalam semua warna pelangi. Baik ayahnya maupun Amber mengenakan rompi pelampung di sekeliling leher mereka.

“Mana pelampungmu? Sudahlah—” Ayah Brett berpaling kepada Amber, yang sedang sibuk memu-laskan pelembap bibir stroberi ke bibirnya yang sudah lembap. “Bisakah kau mengambilkan pelampung untuknya, Putri?”

“Tentu saja, Kesatriaku.”Kesatriaku…? Itu bahkan lebih parah dari putri,

pikir Brett. Tidak bisakah mereka menggunakan panggilan sayang saat sedang berduaan saja?

Amber mengambil sebuah rompi pelampung dari tumpukan dan memberikannya kepada Brett. “Ini, Sayang.”

“Makasih, oranye adalah warna favoritku,”

BadLuck.indd 6 4/26/2018 13:21:42

7

kata Brett, tidak mampu menyingkirkan kesinisan dari suaranya. Amber selalu bersikap baik padanya—hampir terlalu baik—tetapi Brett tidak bisa memaksa-kan dirinya sendiri untuk menyukai wanita itu.

Ayah Brett mengamati gelas parfait di tangan Brett. “Bukannya kau sudah makan Jell-O itu tadi pagi?”

“Kenapa memangnya? Mereka, kan, gratis.”“Bukan itu intinya. Kau bahkan belum makan

siang. Tidak heran—” Ayahnya menghentikan diri sebelum menyelesaikan kalimatnya.

“Tidak heran apa?” Lanjutkan, pikir Brett. Katakan saja.

“Apakah kau ingin menjadi seperti semua pecundang gendut lainnya di atas kapal ini?” kata ayahnya, merendahkan suaranya. Pria itu tersenyum lebar demi sesama penumpang lainnya.

“Kalau itu yang kaurasakan, kenapa kau membeli kapal ini dari semula?” tanya Brett, tersinggung.

Ayahnya mengedikkan bahu. “Aku suka hal-hal besar.”

“Yah, kecuali aku,” kata Brett pelan.Kulit kepala Brett senior memerah di balik

rambut tanam barunya. “Tidak penting apakah aku menyukaimu,” katanya, berjuang mengendalikan amarahnya. “Yang penting hanyalah apakah kau menyukai dirimu.”

Amber meletakkan satu tangan yang menenang-kan di pundak Brett dan satu lagi di pundak ayahnya.

BadLuck.indd 7 4/26/2018 13:21:43

8

“Yang ingin ayahmu katakan adalah kau perlu memperhatikan dirimu sendiri,” Amber membujuk dengan suaranya yang kelewat manis itu. “Ada banyak sekali kelas olah raga di kapal ini…. Pilates … Jazz-aerobik…. Bagaimana kalau kau mencoba salah satunya? Atau setidaknya pergilah berenang. Ayahmu bilang dulu kau perenang yang sangat kuat.”

“Yah. Penekanan pada kata dulu.” Brett tidak pernah melepaskan bajunya di depan umum secara sukarela sejak berumur sepuluh tahun. (Atau, lebih tepatnya, sejak hari Mitch Poll mulai mengolok-olok “payudara cowok” Brett di pesta renang kelas mereka.)

Untungnya, seorang penumpang di dekat mereka mendesis untuk membungkam mereka. Sebuah diagram kapal sedang diproyeksikan ke sebuah layar di atas panggung. Lingkaran-lingkaran merah digambarkan di sekeliling sekoci-sekoci.

“Kalau-kalau terjadi evakuasi, Anda akan didam-pingi menuju sebuah tender. Jangan mencoba naik tanpa anggota kru….”*

Sesi latihan situasi darurat pun dimulai.

* UNTUK SEBUAH KATA KECIL YANG LEMBUT DAN RAPUH, TENDER PUNYA BANYAK

MAKNA. KAU BISA MEMPERLAKUKAN SESEORANG DENGAN TENDERNESS—

KELEMAHLEMBUTAN—KARENA KAU MENYUKAI MEREKA, ATAU SEKADAR KARENA

KAU BERHATI LEMBUT. KALAU KAU MENYELESAIKAN SEBUAH PEKERJAAN,

SEHARUSNYA KAU DIBAYAR DENGAN LEGAL TENDER—ALAT PEMBAYARAN YANG

SAH—MISALNYA, UANG. KALAU KAU TIDAK DIBAYAR, KUSARANKAN KAU TENDER

YOUR RESIGNATION—MENGAJUKAN PENGUNDURAN DIRI (MAKSUDNYA

BERHENTI BEKERJA). KALAU SEBUAH KAPAL TENDER, MAKA KAPAL ITU MUDAH

BadLuck.indd 8 4/26/2018 13:21:43

9

OLENG. KAPAL-KAPAL BESAR BIASANYA LEBIH STABIL, TAPI KEMUNGKINAN BESAR

MEREKA PUNYA SATU ATAU DUA PERAHU TENDER DI ATAS KAPAL. PERAHU TENDER

ADALAH PERAHU KECIL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGANTAR-JEMPUT ORANG-

ORANG ATAU BENDA-BENDA DARI SEBUAH KAPAL YANG LEBIH BESAR MENUJU

DARATAN. DI ATAS SEBUAH KAPAL PESIAR, PERAHU-PERAHU TENDER BERFUNGSI

GANDA SEBAGAI SEKOCI, DAN KALAU SEBUAH PERAHU TENDER KEBETULAN

MENYELAMATKAN NYAWAMU, AKU YAKIN KAU AKAN MERASAKAN TENDERNESS—

KASIH SAYANG—YANG AMAT BESAR TERHADAP PERAHU ITU.

AYAH Brett selalu membeli berbagai hal: mesin-mesin pengebor minyak, perusahaan-perusahaan kons truksi, tim-tim olah raga. Bagaimanapun, Brett agak terkejut ketika ayahnya mengumumkan bahwa dia sudah membeli sebuah perusahaan kapal pesiar. Sejauh yang bisa Brett ingat, ayahnya tidak pernah mengungkapkan minat terhadap kapal-kapal laut atau bahkan laut itu sendiri, terlepas dari mengambil minyak dari bawahnya.

Untuk apa membeli seluruh armada kapal pesiar?Tapi yang benar-benar membuat Brett terkejut

adalah karena ayahnya ingin mengajaknya berpesiar. Dulu, waktu ibunya masih hidup, mereka berwisata setiap saat, tapi ayahnya sudah jarang mengajak Brett berakhir pekan lagi, apalagi liburan seminggu penuh. Sekarang Brett mencurigai pengaruh Amber. Wanita itu mungkin tidak terlalu peduli pada Brett, tapi setidaknya Amber memiliki gagasan tentang bagaimana seharusnya keluarga bersikap.

BadLuck.indd 9 4/26/2018 13:21:43