09_perencanaan sumber daya pendidikan
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
1/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
2/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
3/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
4/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
5/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
6/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
7/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
8/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
9/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
10/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
11/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
12/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
13/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
14/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
15/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
16/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
17/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
18/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
19/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
20/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
21/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
22/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
23/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
24/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
25/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
26/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
27/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
28/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
29/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
30/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
31/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
32/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
33/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
34/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
35/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
36/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
37/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
38/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
39/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
40/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
41/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
42/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
43/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
44/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
45/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 3.3. Jumlah Guru dan Anggota Komite Sekolah Berdasarkan Sekolah diSekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai Tahun 2008
Jumlah No Sekolah Guru Komite Jumlah
1 SMAN 1 48 9 572 SMAN 2 43 9 523 SMAN 3 35 9 444 SMAN 4 28 9 375 SMAN 5 20 9 296 MAN 26 9 357 SMKN 1 33 9 428 SMKN 2 35 9 44
Jumlah 268 72 340
Sumber: Dinas P dan K Kota Tanjungbalai Tahun 2008
dan penentuan jumlah sampel untuk kepala sekolah adalah menjadikan semua sasaran
populasi sebagai sampel yakni berjumlah 8 (delapan) orang, sedangkan untuk guru
dan komite sekolah didasarkan pada metode penarikan sampel stratified random
sampling yang stratanya ditentukan oleh jenis pelaku pendidikan yakni guru dan
anggota komite sekolah yakni sebagai berikut:
( Z )2 n = p.q
bDimana:n = Jumlah sampel minimum
p = Proporsi keseluruhan persentase kelompok pertamaq = Proporsi sisa di dalam populasi (1-p)Z = Derajat koefisien konfidensi
b = Persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menen-tukan sampel (Nawawi, 1983)
Selanjutnya penentuan proporsi universum persentase kelompok pertama
(p), berdasarkan pada rumusan sebagai berikut:
nP = ; sehingga diperoleh,
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
46/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
N340
P = = 0,760
447q = 1-p
q = 0,240, Dengan = 99%, diperoleh nilai Z = 1,93 dan nilai selang
kepercayaan b= 0,01. Dengan demikian jumlah sampel berdasarkan rumusan di atas
diperoleh:
( Z )2 n p.q
b (1,93) 2 n (0,760) (0,240)
0,01
n 68 (angka pembulatan)
Sedangkan distribusi sample masing-masing strata adalah:
Guru = 68/340 x 268 = 53,6 = 54
Komite Sekolah = 68/340 x 72 = 14,4 = 14
Sehingga keseluruhan sampel dalam penelitian berjumlah 76 orang yang masing-
masing rincian per sekolah adalah seperti pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Jumlah sampel menurut sekolah
Jumlah Sampel No SekolahKa sekolah Guru Komite
Jumlah
1 SMAN 1 1 10 2 132 SMAN 2 1 9 2 123 SMAN 3 1 7 2 104 SMAN 4 1 6 2 95 SMAN 5 1 4 1 66 MAN 1 5 1 77 SMKN 1 1 6 2 98 SMKN 2 1 7 2 10
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
47/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Jumlah 8 54 14 76
3.4.
Metode Analisis Data
3.4.1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebagai langkah awal untuk analisis penelitian ini adalah terlebih dahulu
melakukan uji validitas instrumen melalui analisis faktor dari setiap indikator maupun
dengan analisis butir untuk setiap item pertanyaan. Uji coba instrumen dilakukan
pada 20 orang yang terdiri dari guru dan anggota komite sekolah yang bukan sebagai
responden untuk instrumen tenaga kependidikan, sarana prasarana, partisipasi
masyarakat, pembiayaan dan mutu lulusan. Untuk menghitung validitas instrumen
digunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2006:170) dengan rumusan
sebagai berikut:
n X iY i - X i Y i r xy =
(n
X
2
i ( X i)
2
) (n
Y 2
i -(
Y i) 2
) (Sudjana, 1992:369)Adapun ketentuannya adalah bila korelasi tiap faktor/butir tersebut positif
dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor/butir tersebut memiliki validitas yang baik
(Sugiono, 2007:177). Hasil analisis butir dan analisis faktor masing-masing
instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran.
Sementara itu untuk uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini akan
dilakukan dengan internal consistency yakni dengan cara mencobakan instrumen
sekali saja dengan teknik belah dua dari Spearman Brown sebagai berikut:
2r b r i =
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
48/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
1+r b
Dimana:
r i = reliabilitas internal seluruh instrumenr b = korelasi product moment antara belahan pertama dan keduaUntuk keperluan itu maka butir-butir pertanyaan dibelah menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap. Selanjutnya dicari
skor total tiap kelompok dan dicari korelasi antar keduanya. Setelah dihitung dan
diperoleh koefisien korelasinya, selanjutnya dimasukkan ke dalam rumusan di atas,
jika diperoleh nilai reliabilitas internal 0,30 maka instrumen tersebut reliable.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan untuk melihat apakah pilihan kita terhadap
analisis regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Uji ini terdiri dari uji
multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas dimana jika uji ini telah terpenuhi maka
uji statistik regresi berganda dapat digunakan. Penghitungan uji ini dibantu dengan
program SPSS versi 15,0.
3.4.2.1. Uji Multikolinieritas
Uji mutikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah ada hubungan
linier antar variabel bebas dalam model regresi. Kondisi yang diinginkan adalah
bahwa seharusnya tidak boleh terjadi hubungan yang linier antar variabel bebasnya
dan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas ini, salah satunya dapat dilihat
dari angka Variance Inflation Factor (VIF ) dengan ketentuan jika VIF > 5 maka
terjadi persoalan mutikolinieritas dan jika VIF < 5 maka tidak terjadi multiko-
linieritas.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
49/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
3.4.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual antar pengamatan. Jika varians dan
residual antar pengamatan tetap maka disebut terjadi homoskedastisitas. Tetapi jika
varians berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Sedang kondisi yang diinginkan
untuk model regresi dikatakan baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas yaitu rank korelasi dari Spearman (Gujarati dalam Sudarmanto,2005:148) dimana uji hipotesisnya dilakukan dengan dua tahap yaitu menghitung
nilai residual absolutnya terlebih dahulu baru menghitung korelasi antar nilai variabel
dengan nilai residual absolutnya. Adapun kriteria ujinya adalah tolak Ho bila nilai
koefisien korelasi spearman > koefsien alpha atau nilai koefisien r hitung < r tabel.
3.4.3. Analisa Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dinalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan pertama dan analisis regresi
berganda ( multiple regression ) untuk menjawab permasalahan kedua.
Analisis Deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan ciri-ciri sampel pada
variabel tunggal baik variabel independen maupun variabel dependen. Pendeskripsian
masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan statistik rata-rata dan
persentase yang dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya untuk
mengetahui derajat persepsi responden terhadap perencanaan tenaga kependidikan,
sarana prasarana, partisipasi masyarakat dan pembiayaan, kriteria dibuat kedalam
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
50/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
lima klasifikasi yaitu SB (sangat baik), B (baik), CB (cukup baik), KB (kurang baik)
dan TB (tidak baik), sedangkan untuk mutu lulusan klasifikasinya yakni SM (sangat
memuaskan), M (memuaskan), CM (cukup memuaskan), KM (kurang memuaskan)
dan TM (tidak memuaskan).
Skor kriteria persepsi responden terhadap variabel-variabel yang diungkap
didasarkan pada skor maksimal yang mungkin dicapai oleh responden. Skor ini
diperoleh dari perkalian jumlah item dengan skor pada alternatif jawaban dan untuk
menetapkan klasifikasi masing-masing variabel ditetapkan dengan mengurangkanskor maksimal dengan skor minimal jawaban kemudian dikelompokkan menjadi lima
klasifikasi sehingga akan diperoleh interval skor untuk masing-masing variabel.
Sementara itu mengenai analisis regresi berganda atas variabel-variabel X 1 ,
X 2 , X 3 dan X 4 dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y 1 = b 0+b 1 X 1+b 2 X 2+b 3 X 3+b 4 X 4+
Y 2 = b 0+b 1 X 1+b 2 X 2+b 3 X 3+b 4 X 4+
dengan :
Y1 = Mutu Lulusan ( tingkat kepuasan terhadap lulusan yang masukPTN)
Y2 = Mutu Lulusan (tingkat kepuasan terhadap lulusan yang bekerja)X1 = Tenaga kependidikanX2 = Sarana prasaranaX3 = Partisipasi masyarakatX4 = Pembiayaan
b0 = Intercept (konstanta) b1b 4 = Koefisien regresi = Kesalahan pengganggu
Selanjutnya untuk pengujian signifikansi semua variabel independen (tenaga
kependidikan, sarana prasarana, partisipasi masyarakat dan pembiayaan ) secara
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
51/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
bersama-sama terhadap mutu lulusan (yang berhasil masuk PTN dan yang bekerja)
akan digunakan uji statistik F dengan formula sebagai berikut:
SSR/kF=
SSE/(n-k)
Dimana:SSR = sum of square due to regression ( jumlah kuadrat yang diregresikan)SSE = sum of square error (jumlah kuadarat kesalahan)n = jumlah observasik = jumlah parameter (termasuk intercept) dalam model (Kuncoro:2004:219)
Kriteria yang berlaku untuk uji signifikansi di atas adalah bahwa akan menerimahipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan dan
positif secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen apabila
nilai statistik F hitung lebih besar dari nilai F tabel.
Sementara itu uji signifikansi variabel independen secara parsial akan
menggunakan statistik uji t dengan rumusan:
t = b i / S
b i = Koefisien regresiS = S tandar deviasi
dengan membandingkan nilai statistik t dengan t tabel dimana akan akan menerima
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen jika nilai statistik t hasil perhitungan
lebih tinggi dibanding nilai t tabel.
3.5. Defenisi operasional
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
52/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
53/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
6. Lulusan adalah siswa Sekolah Menengah Negeri yang berhasil menamatkan
pendidikan pada jenjang sekolah menengah (SMAN/MAN dan SMKN).
7. Mutu lulusan adalah indikator yang menggambarkan kualitas lulusan Sekolah
Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai berupa pernyataan tentang kepuasan oleh
kepala sekolah, guru dan anggota komite terkait dengan prestasi yang dicapai
lulusan yakni keberhasilan memasuki PTN dan atau berhasil mendapatkan
pekerjaan secara layak.
8. Pengembangan wilayah adalah Suatu usaha perencanaan wilayah untuk pengembangan atau pembangunan wilayah menuju perubahan ke arah yang lebih
baik untuk mencapai kesejahteraan melalui pengembangan SDM dengan
indikator peningkatan jumlah lulusan SMK yang bekerja.
Untuk lebih jelasnya variabel, sub variabel, indikator dan model instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini tertera pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Variabel, Sub Variabel, Indikator dan Model Instrumen Penelitian
No Variabel Sub Variabel Indikator Pengukuran
1 PerencanaanSumberdaya
pendidikan
X1 (PerencanaanTenaga Kepen-didikan)
1. Kualifikasi Pendidikan2. Kemampuan Teknis, yang
meliputi Perencanaan kegiatan pem-
belajaran Perencanaan KBM Menilai proses dan hasil
pembelajaran Memanfaatkan hasil penelitian
bagi peningkatan layanan pembelajaran & memberikanumpan balik secara tepat,taratur & terus menerus kpdsiswa
3. Memiliki sikap dan keperibadianyang baik dengan menunjukkan
Likert
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
54/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
keteladanan dalam pelaksanaantugasnya.
X2 (PerencanaanSarana Prasara-na)
1. Perencanaan Identifikasi kebutuhan sarana
& prasarana Menetapkan prioritas
kebutuhan sarana & prasarana Menuangkan dalam bentuk
program
Likert
No Variabel Sub Variabel Indikator Pengukuran2. Pengadaan
Mengusulkan pengadaan sarpras pendidikan sesuai prioritas dankemampuan sekolah
3. PenggunaanMendistribusikan dan penda-yagunaan sarpras secara optimal
4. PerawatanMelaksanakan perawatan dan
pemeliharaan sarpras pendidikansecara teratur dan berkesinam-
bungan
X3 (PerencanaanPartisipasiMasyarakat)
Sumber, bentuk dan mekanisme partisipasi serta komite sekolahsebagai badan pertimbangan,
pendukung, pengawas dan mediator
Likert
X4 (PerencanaanPembiayaan)
1. Perencanaan2. Penggalian sumber dana3. Pengelolaan dana4. Akuntabilitas
Likert
2 Y ( Mutu Lu-lusan)
Y1 (lulusan yangditerima diPTN)
Y2(Lulusanyang diteri-ma bekerja)
1. Tingkat kepuasan kepalasekolah, guru dan anggotakomite sekolah atas prestasiyang dicapai siswa yaknikeberhasilan masuk PTN
2. Ttingkat kepuasan kepala
Likert
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
55/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
sekolah, guru dan anggotakomite sekolah atas prestasiyang dicapai siswa yakni
berhasil diterima bekerja
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
56/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Tanjungbalai.
Secara geografis Kota Tanjungbalai terletak di pesisir Timur pulau
Sumatera pada 25815 30132 Lintang Utara dan 994800 995016 Bujur
Timur, berada pada pertemuan 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai
Silau yang bermuara ke Selat Malaka. Keseluruhan wilayah berbatasan dengan
Kabupaten Asahan dengan luas 6.052 Ha atau 60,52 Km (0,08% dari luas wilayah
Provinsi Sumatera Utara) dan berada pada ketinggian 0 3 meter di atas permukaan
laut serta senantiasa dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Wilayah administrasi
terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 31 (tigapuluh satu) kelurahan
Penduduk Kota Tanjungbalai didominasi oleh 6 (enam) suku yakni suku
Batak (Simalungun, Toba, Mandailing, Pak-Pak dan Karo) 42,56 %, Jawa 17,06 %,
Melayu 15,41 %, Minang 3,58 %, Aceh 1,11 % dan lainnya 20,28 %, tahun 2008
berjumlah 163.679 jiwa (hasil proyeksi BPS), terdiri dari 82.218 jiwa (50,23%) laki-
laki dan 81.461 jiwa (49,77%) perempuan dengan komposisi usia sekolah menengah
yakni usia 16-18 tahun sebanyak 18.354 jiwa (11,21%).
4.2. Gambaran Pendidikan Sekolah Menengah Kota Tanjungbalai.
Sekolah Menengah Negeri dan swasta di Kota Tanjungbalai menyebar
merata di setiap kecamatan yang berjumlah 25 (dua puluh lima) buah. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerataan pendidikan tingkat sekolah menengah di Kota
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
57/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tanjungbalai telah baik. Mengenai kondisi umum pendidikan sekolah menengah di
Kota Tanjungbalai secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Gambaran Pendidikan Sekolah Menengah di Kota Tanjungbalai Tahun2008
Jumlah Sekolah No. JenisPendidikan N S
JumlahMurid
JumlahGuru
RuangKelas Lulusan
8. SMA 7 4 5.228 302 125 1.202
9. SMK 4 3 1.535 149 54 471
10. MA 1 6 1.327 144 45 262
Jumlah 12 13 8.090 595 224 1.935
Sumber : Dinas P dan K Tanjungbalai Tahun 2009
Mengenai jumlah persebaran sekolah menengah di setiap kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 2 pada Bab I. Sedangkan beberapa indikator pemerataan lainnya
selain penyebaran sekolah per kecamatan dapat dijelaskan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Indikator Pemerataan Pendidikan sekolah menengah di Kota Tanjungbalai
Tahun 2008 No Indikator SMA SMK MA
1. APK (%) 48,11 14,12 12,212. APM (%) 37,92 10,39 8,483. Rasio
Siswa/Sekolah 476 220 190Siswa/Kelas (Rombel) 42 29 30Siswa/Guru 18 11 10Rombel/R.Kelas yang ada 1 1 1Guru/Rombel 3 4 4
4. Tingkat Pelayanan Sekolah 169,4 381,9 413,6
5. Putus Sekolah 127 52 11Sumber : Dinas P dan K Tanjungbalai Tahun 2009
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK)
sekolah menengah untuk anak usia 16 18 tahun ajaran 2008 adalah sebesar 74,44%,
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
58/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,97%, dimana pada tahun ajaran 2007
sebesar 72,47% dan masih terdapat 25,56% yang tidak duduk dibangku
SMA/SMK/MA. Sementara itu Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA juga
mengalami peningkatan sebesar 0,80%, dimana pada tahun ajaran 2007 sebesar
55,99% dan pada tahun ajaran 2008 sebesar 56,79%. Masih terdapat angka putus
sekolah sebanyak 190 orang dan yang terbesar terdapat pada jenjang SMA yakni
sebanyak 127 orang.
4.3. Profil Responden
Profil responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: nama sekolah,
jabatan, usia, jenis kelamin, pendidikan, kesesuaian pendidikan dengan mata
pelajaran yang diajarkan, lama pengalaman mengajar dan kepemilikan sertifikat
profesi (akta) mengajar. Mengenai profil responden berdasarkan kelompok umur
dapat dilihat dari Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Respoden Menurut Kelompok Umur
Jabatan No Kelompok UmurKasek Guru Komite
Jumlah(orang)
Persentase(%)
1234567
27 3233 3839 4445 5051 5657 6263 68
0002600
1515144420
0223331
1517169
1351
19,722,422,410,517,16,61,3
Jumlah 8 54 14 76 100
Sumber: Diolah dari data primer 2009
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
59/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden mulai umur 27 sampai dengan
44 tahun paling banyak jumlahnya yakni 48 orang (63,2%). Responden dengan
kelompok umur ini sebagian besar adalah guru, artinya bahwa guru Sekolah
Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai rata-rata masih memiliki masa mengajar
yang panjang yakni 18 sampai dengan 33 tahun. Sedangkan kepala sekolah 75% rata-
rata berusia 51-56 tahun.
Tabel 4.4. Distribusi Respoden Menurut Jenis Kelamin
Jabatan No Jenis Kelamin Kasek Guru Komite Jumlah(orang) Persentase(%)12
Laki-lakiPerempuan
62
2529
122
4333
56,643,4
Jumlah 8 54 14 76 100
Sumber: Diolah dari data primer 2009
Responden penelitian untuk kepala sekolah dan komite umumnya berjenis
kelamin laki-laki dan untuk guru lebih banyak berjenis kelamin perempuan.Sementara itu secara keseluruhan responden didominasi laki-laki yaitu sebanyak 43
orang (56,6%) dan selebihnya perempuan.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Pendidikan
Jabatan No PendidikanKasek Guru Komite
Jumlah(orang)
Persentase(%)
1
234
SLTA
DiplomaS1S2
0
080
0
3501
4
271
4
5652
5,3
6,685,52,6
Jumlah 8 54 14 76 100
Sumber: Diolah dari data primer 2009
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
60/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Semua kepala sekolah telah berpendidikan S1 dan mayoritas guru serta
komite sekolah juga berpendidikan S1 yang secara keseluruhan berjumlah 65 orang
(85,5%). Sementara itu masih terdapat guru yang berpendidikan diploma III yakni
sebanyak 3 orang yang terdapat di SMAN 1 yaitu 2 orang dan di SMAN 2 sebanyak 1
orang. Hal ini memang tidak sejalan dengan standar kualifikasi tenaga pendidik yang
mensyaratkan bahwa guru sekolah menengah minimal berpendidikan S1, namun
responden ini telah berusia diatas 50 tahun, bahkan ada yang hampir mencapai masa
pensiun.Tabel 4.6 Distribusi Respoden (kepala sekolah dan guru) Menurut Kesesuaian
Pendidikan dengan MP yang diajarkan
Jabatan No
Kesesuaian Pendidikandengan MP yang
diajarkan KasekGuru
Jumlah(orang)
Persentase(%)
12
SesuaiTidak sesuai
80
531
611
98,41,6
Jumlah 8 54 62 100Sumber: Diolah dari data primer 2009
Kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang di
ajarkan di Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungbalai telah sangat baik yakni
98,4%, karena hanya terdapat 1 orang guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikan terakhirnya yakni di SMAN 2 yaitu guru dengan latar belakang
pendidikan tata boga mengajar pada bimbingan konseling.
Tabel 4.7 Distribusi Respoden (kepala sekolah dan guru) Menurut PengalamanMengajar
No Pengalaman Jabatan Jumlah Persentase
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
61/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Mengajar Kasek Guru (orang) (%)12
< 5 Tahun> 5 Tahun
08
1143
1151
17,782,3
Jumlah 8 54 62 100Sumber: Diolah dari data primer 2009
Sementara itu data responden yang memiliki pengalaman mengajar
dibawah 5 tahun terdapat 11 orang (17,7 %) dan terbanyak di SMKN 2/SMKN
Teknologi yakni sebanyak 6 orang. Hal ini mengindikasikan banyaknya guru dengan
usia muda mengajar pada sekolah tersebut.
Tabel 4.8 Distribusi Respoden ( Kepala Sekolah dan Guru ) Menurut KepemilikanSertifikat Profesi Guru (Akta)
Jabatan No Kepemilikan AktaKasek Guru
Jumlah(orang)
Persentase(%)
12
BersertifkatTidak Bersertifikat
80
504
584
93,56,5
Jumlah 8 54 62 100
Sumber: Diolah dari data primer 2009
Masih terdapat 4 orang guru (6,5%) yang tidak memiliki sertifikat profesi
mengajar (akta) yakni 1 orang di SMAN 3, 2 orang di SMKN/SMKN Perikanan dan
1 orang di SMKN 2/SMKN Teknologi. Mereka yang tidak memiliki sertifikat ini
berstatus PNS dan sebagai guru tetap yang mengajar bidang studi produktif.
4.4. Identifikasi Ketersediaan Sumberdaya Pendidikan.
Identifikasi ketersediaan sumberdaya pendidikan meliputi identifikasi
tenaga kependidikan, sarana prasarana, partisipasi dan pembiayaan. Kegiatan
identifikasi dimulai dari sekolah dengan mengumpulkan informasi yang diperlukan
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
62/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
berdasarkan pedoman dokumentasi pada lampiran 2. Identifikasi yang dilakukan
dibuat berdasarkan standar nasional pendidikan untuk tenaga kependidikan, sarana
prasarana dan pembiayaan. Selanjutnya berdasarkan jawaban responden diperoleh
nilai skor rata-rata yang akan memberikan informasi kategori masing-masing
perencanaan sumberdaya dimaksud.
4.4.1. Tenaga Kependidikan
Identifikasi tenaga kependidikan pada penelitian ini dibuat berdasarkan
standar nasional pendidikan yakni bahwa tenaga pendidik untuk sekolah menengahminimal harus berpendidikan S1/ DIV, memiliki kesesuaian latar belakang
pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan telah memiliki sertifikat atau
akta mengajar selain harus memiliki kemampuan teknis dalam merencanakan dan
menilai proses dan hasil pembelajaran serta kompetensi baik kompetensi pedagogik,
keperibadian, profesional dan sosial. Tenaga kependidikan yang harus tersedia
minimal kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium dan tenaga kebersihan.
Perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan tidak terlepas dari
informasi ketersediaan jumlah personil. Saat ini umumnya ketersediaan jumlah guru
Sekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai telah memadai. Hal ini terlihat dari
angka rasio guru dengan murid yakni 1:18 untuk SMA, 1:11 untuk SMK dan 1:10
untuk MA. Angka ini cukup baik karena lebih kecil dari angka yang diperkenankan
menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru yakni 1: 16-38. Selain itu
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
63/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
ketersediaan tenaga kependidikan juga dilihat dari hampir tidak adanya guru yang
mengajar pada dua bidang studi atau lebih.
Selanjutnya ketersediaan guru berdasarkan kualifikasi pendidikan yang
ditamatkan, Guru Sekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai telah
berpendidikan minimal S1 (88,0 %), meskipun masih ada guru yang berpendidikan
sekolah menengah dan Diploma namun hanya berkisar 31 orang (11,3 %) dan mereka
yang berpendidikan dibawah S1 ini adalah guru dengan usia diatas 50 tahun serta
guru dengan pendidikan S2 hanya 2 orang (0,7 %)Mengenai ketersediaan tenaga kependidikan yakni tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan tenaga kebersihan pada Sekolah
Menengah Negeri di kota Tanjungbalai berkategori cukup memadai. Hal ini dapat
dilihat dari ketersediaan masing-masing tenaga administrasi yang dimiliki oleh
masing-masing sekolah.
Ketersediaan tenaga administrasi/tata usaha yang dimiliki sekolah rata-rata
lebih dari 2 orang, hanya satu sekolah yang memiliki tenaga administrasi satu orang
yakni SMAN 3. Keseluruhan jumlah tenaga administrasi /tata usaha dari sekolah
yang diteliti berjumlah 37 orang. Dari jumlah ini yang terbesar berpendidikan sekolah
menengah sebanyak 26 orang, Diploma 4 orang dan sisanya berpendidikan S1 berada
hampir di semua sekolah kecuali di SMAN 4 dan SMAN 5.
Ketersediaan tenaga perpustakaan di Sekolah Menengah Negeri kota
Tanjungbalai tergolong kurang memadai karena masih terdapat beberapa sekolah
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
64/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
yang tidak memiliki tenaga perpustakaan yakni di SMAN 3, SMKN 2 dan MAN. Di
sekolah ini mereka menggunakan tenaga tata usaha merangkap tenaga perpustakaan.
Ketersediaan tenaga laboratorium di Sekolah Menengah Negeri kota
Tanjungbalai tidak memadai. Hanya terdapat 4 orang tenaga laboratorium yakni di
SMAN 4, SMKN 1 dan SMKN 2 dengan kualifikasi pendidikan sekolah menengah
sebanyak 3 orang dan diploma 1 orang. Ketersediaan tenaga laboratorium ini sifatnya
sebagai tenaga pembantu (bukan tenaga inti) sedangkan untuk pelaksanaan praktek di
laboratorium kebanyakan guru langsung sebagai instruktur praktek. Hal ini tidaksesuai dengan standar yang ditetapkan, terlebih-lebih bagi SMA yang harus memiliki
minimal 3 laboratorium IPA, 1 laboratorium bahasa dan 1 laboratorium komputer.
Semua sekolah telah memiliki tenaga kebersihan yang berpendidikan rata-
rata sekolah menengah sebanyak 8 orang dan S1 sebanyak 2 orang yang terdapat di
SMAN 3.
Tabel 4.9 Ketersediaan Jumlah Tenaga Kependidikan berdasarkan pendidikan yangditamatkan Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungbalai Tahun 2009.
Nama Sekolah No
T.Kependi
dikan
JenjPend SMAN
1SMAN
2SMAN
3SMAN
4SMAN
5SMKN
1SMKN
2 MANJlh
SLTA - 2 - - - - 1 1 4
Dip 15 4 - - 1 - 4 3 27
S1 29 35 30 28 19 34 28 38 2411 Guru
S2 2 - - - - - - - 2
SLTA 5 3 - 3 3 6 3 3 26Dip 1 - - - 1 - 1 1 4
S1 1 2 1 - - 1 1 1 72 TU
S2 - - - - - - - - 0
SLTA - 1 - 1 - 1 - - 33T.
PerpusDip 1 - - - 1 - - - 2
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
65/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
S1 - 1 - - - 1 - - 2
S2 - - - - - - - - 0
SLTA - - - 1 - - 2 - 3
Dip - - - - - 1 - - 1
S1 - - - - - - - - 04 T. Lab
S2 - - - - - - - - 0
SLTA 1 2 - 1 1 1 1 1 8
Dip - - - - - - - - 0
S1 - - 2 - - - - - 25
T.Kebersi
han
S2 - - - - - - - - 0
Jumlah 55 50 33 34 26 45 41 48 332
Sumber: Diolah dari data primer 2009
Sementara itu berdasarkan hasil penelitian, pendapat responden mengenai
perencanaan tenaga kependidikan di SMAN dan MAN tergolong baik. Hal ini
berdasar kepada nilai skor rata-rata yang diperoleh yakni sebesar 42,4 (lampiran 6.1)
yang berarti masuk klasifikasi baik (38-46) dan untuk kelompok SMK memiliki skor
rata-ratanya adalah sebesar 42, 4 yang berarti juga berkategori baik. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perencanaan tenaga kependidikan hampir sama kualitasnya
untuk semua sekolah.
Tabel 4.10 Klasifikasi Tenaga Kependidikan di Sekolah Menengah Negeri KotaTanjungbalai
Nama Sekolah TotalSkor Kategori SMAN
1SMAN
2SMAN
3SMAN
4SMAN
5SMKN
1SMKN
2 MAN f %
47-55 SB 6 1 5 2 1 3 - 1 19 25,0
38-46 B 3 6 3 5 2 5 3 5 32 42,1
29-37 CB 4 5 2 - 2 1 6 1 21 27,6
20-28 KB - - - 2 1 - 1 - 4 5,3
11-19 TB - - - - - - - 0 -Jumlah 13 12 10 9 6 9 10 7 76 100
Sumber: Diolah dari data primer 2009.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
66/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 4.11 diatas menunjukkan variasi tenaga kependidikan Sekolah
Menengah Negeri di kota Tanjungbalai. Menurut responden perencanaan tenaga
kependidikan dengan kategori sangat baik 25,0 %, baik sebanyak 42,1 %, cukup baik
27,6 % dan masih ada tenaga kependidikan dengan kategori kurang baik yaitu sebesar
5,3 %. Sementara kategori tenaga kependidikan yang tidak baik tidak ada. Aspek
perencanaan tenaga kependidikan yang dinilai meliputi kualifikasi pendidikan kepala
sekolah dan guru; kesesuaian kualifikasi dengan bidang studi yang diajarkan;
kemampuan teknis kepala sekolah dan guru dalam merencanakan, melaksanakan danmengevaluasi KBM; kepemimpinan dan sikap keperibadian kepala sekolah dan guru
serta kemampuan administrasi dan ketatalaksanaan tenaga kependidikan yang ada di
sekolah masing-masing.
4.4.2. Sarana Prasarana
Ketersediaan fasilitas sarana yang terangkum dalam penelitian ini meliputi
ketersediaan meubiler, meubiler perpustakaan, buku teks pelajaran, buku referensi,
alat peraga, alat-alat laboratorium dan alat-alat praktek. Sedangkan prasarana meliputi
ketersediaan lahan, bangunan gedung, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium,
ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang konseling, ruang
UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi serta tempat
bermain/berolahraga.
Kategori ketersediaan dibagi atas empat bagian yakni T (tersedia), CT
(cukup tersedia), KT (kurang tersedia) dan TT (tidak tersedia) sedangkan kategori
kondisi dibagi kedalam keadaan B (baik), CB (cukup baik), KB (kurang baik) dan TB
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
67/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
(tidak baik). Penilaian ini didasarkan pada pengamatan peneliti terhadap persentase
kecukupan dan kondisi fisik barang/bangunan. Untuk lebih jelasnya penilaian
ketegori ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana Sekolah Menengah Negeri di
Kota Tanjungbalai dapat dilihat pada Tabel 4.11 .
Selain identifikasi ketersediaan berdasarkan data pengamatan di lapangan,
peneliti meminta pendapat responden tentang perencanaan sarana prasarana yang
meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan, penetapan perioritas, penuangan ke dalam
bentuk program; pengadaan yang sesuai dengan perioritas dan kemampuan sekolah; pendistribusian dan pendayagunaan secara optimal serta perawatan dan pemeliharaan
secara teratur dan berkesinambungan dari masing-masing sekolah.
Tabel 4.11 Penilaian Kategori Ketersediaan dan Kondisi Sarana PrasaranaPendidikan berdasarkan Persentase Kecukupan dan Keadaan FisikBarang/bangunan di Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungbalai.
No Uraian Kategori Penilaian (%)
1 Ketersediaan Tersedia 76 - 100Cukup Tersedia 56 - 75Kurang Tersedia 26 - 50Tidak Tersedia 0 - 25
2 Kondisi fisik Baik 76 - 100Cukup Baik 50 - 75Kurang Baik 26 - 50Tidak Baik 0 - 25
Identifikasi sarana dan prasarana ini dipisah antara SMA/MA dan SMK.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan mengenai standar sarana prasarana antara
keduanya. Standar sarana prasarana untuk SMA/MA mengacu kepada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, sedangkan standar sarana
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
68/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
prasarana bagi SMK berdasar kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
40 Tahun 2008. Lebih jelasnya mengenai ketersediaan sarana prasarana SMA/MA
dan SMK diuraikan sebagai berikut:
1. Sarana Prasarana SMA dan MA
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kecukupan dan kondisi sarana
pendidikan SMAN dan MAN di Kota Tanjungbalai telah tersedia dan berkategori
baik. Hal ini didasarkan bahwa sarana yang tersedia sebanyak 69,0 % (kategori
tersedia sebanyak 29 item), cukup tersedia 21,5% (kategori cukup tersedia sebanyak 9item) dan kurang tersedia 9,5 % ( kategori kurang tersedia sebanyak 4 item).
Ketersediaan meubiler di SMAN/MAN telah memadai dan kondisinya
baik. Meubiler perpustakaan di SMAN 5 ketersediannya kurang memadai meskipun
yang ada berkondisi baik dan di MAN cukup memadai dengan kondisi cukup baik,
hal ini terlihat dari kurang memadainya lemari tempat penyimpanan buku-buku teks
pelajaran maupun buku-buku referensi lainnya. Buku teks pelajaran telah memadai
dan tersedia dan berkondisi baik. Hal ini didasarkan pada ketersediaan buku-buku
teks pelajaran peruntukannya cukup bagi setiap siswa sehingga siswa tidak
dibebankan biaya untuk pembelian buku-buku teks pelajaran dimaksud. Namun untuk
buku-buku referensi ketersediannya masih cukup memadai di SMAN 3 dan SMAN 4
bahkan ada yang kurang memadai dari segi jumlah untuk SMAN 5 dengan kondisi
cukup baik dan sisanya tersedia dengan kondisi masih baik.
Sementara itu, ketersediaan alat peraga, alat-alat laboratorium
(laboratorium fisika, biologi, kimia, bahasa dan komputer) dan alat-alat praktek rata-
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
69/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
rata cukup untuk SMAN 2, SMAN 3, SMAN 5 dan MAN dengan kondisi yang rata-
rata juga cukup dan kurang baik, sedangkan di SMAN 1 dan SMAN 4 tersedia dan
memadai dengan kondisi masih baik. Khusus untuk alat-alat laboratorium rata-rata di
setiap sekolah memiliki dengan kondisi beragam yang kalau dirata-ratakan cukup
baik dan mencukupi bagi pelaksanaan praktek. Namun terdapat kondisi dimana di
beberapa sekolah alat-alat laboratorium kurang efektif penggunaan dan
perawatannya.
Tabel 4.12. Ketersediaan dan Kondisi Sarana pendidikan di SMA/MA Negeri KotaTanjungbalai Tahun 2009.
Nama Sekolah
SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 MAN No Uraian
Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds
1 Sarana:
Meubiler T B T B T B T B T B T B
Mblr pepust T B T B T B T B KT B CT CB
Buku teks pelajaran T B T B T B T B T B T B
Bk referensi T B T B CT CB CT CB KT CB T B
Alat peraga T B T CB T B T B CT CB T B
Alat lab T B T CB CT KB T B CT CB KT KB
Alat praktek T B CT B CT KB T B CT CB KT KB
Sumber: Diolah dari data primer 2009
Lahan untuk SMAN dan MAN telah tersedia dengan kondisi baik ditinjau
dari lokasi dan akses jalan, memiliki luas memadai bagi peruntukan pembangunan
gedung serta telah memiliki status hak atas tanah atas nama Pemerintah Kota
Tanjungbalai dan ijin pemanfaatan bagi pembangunan sekolah. Hanya terdapat 1
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
70/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
sekolah yakni SMAN 5 dimana kondisi lahan masih terbatas bagi peruntukan tempat
bermain dan berolahraga karena kondisinya becek jika hujan.
Prasarana sekolah yang terdiri dari prasarana dasar yakni instalasi air bersih
dan listrik 100 % tersedia dan dalam kondisi baik. Bangunan gedung 100 % tersedia
dan berkondisi baik. Semua SMAN di Kota Tanjungbalai telah memiliki gedung
sendiri dengan bangunan permanen, memiliki fasilitas cukup untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai. Hanya MAN yang masih terdapat bangunan yang
semi permanen yakni beberapa kelas di lantai dua namun kondisi fisik bangunanmasih kuat/baik.
Hampir semua SMAN dan MAN memiliki ruang kelas memadai dengan
kondisi baik, hanya SMAN 5 ruang kelasnya cukup tersedia artinya di sekolah
tersebut masih berpeluang untuk dibangun ruang kelas baru berhubung banyaknya
peminat yang tidak tertampung di sekolah tersebut dan kondisi ruang kelas di sekolah
ini masih baik.
Semua SMAN dan MAN memiliki perpustakaan berkondisi baik dengan
luas minimum sama dengan luas satu ruang kelas, berventilasi baik dan dilengkapi
dengan sarana buku-buku dan perabot penunjang.
Keberadaan laboratorium bahasa di beberapa SMAN tidak tersedia dengan
alasan tidak adanya jurusan bahasa di sekolah tersebut. Dari 6 sekolah SMAN dan
MAN yang diteliti hanya 2 sekolah yang memiliki laboratorium bahasa yakni SMAN
1 dan MAN dengan kondisi baik dan sarana memadai. Sebelumnya dibeberapa
SMAN terdapat laboratorium bahasa ( SMAN 2, SMAN 3 dan SMAN 4), namun
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
71/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
lambat laun peminat jurusan bahasa menurun dan ketersediaan SDM jurusan bahasa
juga kurang memadai sehingga akhirnya jurusan bahasa tidak dibuka lagi. Fenomena
ini kurang tepat dan kurang memenuhi standar prasarana SMA dan MA. Selain itu,
dewasa ini kemampuan berbahasa para siswa terutama kemampuan berbahasa asing
harus dimiliki setiap siswa berbagai jurusan. Sementara itu ketersediaan laboratorium
biologi, fisika dan kimia hampir di semua SMAN dan MAN kurang tersedia namun
berkondisi cukup baik. Rata-rata SMAN dan MAN menggabungkan ketiga
laboratorium tersebut menjadi laboratorium IPA. Hanya 1 sekolah yang memilikilaboratorium biologi dengan kondisi cukup baik yakni SMAN 4 dan 1 sekolah
memiliki laboratorium fisika dengan kondisi baik yakni SMAN 1. Laboratorium
komputer hampir semua SMAN telah memilikinya dan 3 sekolah kondisinya baik
sedangkan 2 (dua) sekolah berkondisi cukup baik. Sementara MAN ketersediaan
laboratorium komputernya hanya cukup tersedia dan berkondisi juga cukup baik.
Ruang pimpinan telah tersedia untuk semua sekolah dengan kondisi baik,
demikian juga dengan ruang guru. Hampir semua ruang tata usaha di setiap sekolah
tersedia dan kondisinya baik kecuali di SMAN 1 karena sebagian ruang pimpinan
digunakan sebagai ruang tata usaha.
Terdapat 1 (satu) sekolah yakni SMAN 4 tidak memiliki tempat beribadah,
sementara itu di SMAN 5 menggunakan sudut ruang perpustakaan sebagai tempat
beribadah, selebihnya masing-masing telah memiliki dengan kondisi rata-rata masih
baik. Ruang konseling untuk MAN kurang tersedia dengan kondisi kurang baik/tidak
nyaman karena sekolah ini mengunakan ruang guru sebagai tempat memberikan
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
72/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
bimbingan/konseling kepada siswa bermasalah. Selebihnya sekolah telah memiliki
ruang konseling yang memadai dan cukup tersedia (SMAN 5) dengan kondisi
ruangan baik.
Dari enam sekolah SMAN dan MAN yang diteliti hanya 1 sekolah yang
memiliki ruang UKS dengan kondisi baik, 2 sekolah yakni SMAN 1 dan SMAN 3
tidak tersedia, selebihnya 3 sekolah yaitu SMAN 4, SMAN 5 dan MAN memiliki
ruang UKS namun dengan kondisi seadanya dengan sarana minim.
Peruntukan ruang organisasi kesiswaan sebagai tempat kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan hanya 1 sekolah yang tersedia dan berkondisi baik
yakni SMAN 1, 3 sekolah tidak tersedia yaitu SMAN 2, SMAN 3 dan MAN,
selebihnya masih kurang tersedia dengan kondisi kurang memadai. Bagi sekolah
yang tidak memiliki ruang organisasi kesiswaan,mereka menggunakan ruang
kelas/tempat beribadah sebagai tempat kegiatan berdiskusi untuk kegiatan kesiswaan.
Ketersediaan jamban di semua sekolah rata-rata berkondisi baik dengan
jumlah di atas jumlah minimal yakni lebih besar dari 3. Ketersediaan gudang cukup
memadai, hanya 3 sekolah yang tersedia dengan kondisi baik (SMAN 1 dan SMAN 2
dan MAN), 2 sekolah tidak tersedia (SMAN 3 dan SMAN 4) serta 1 sekolah (SMAN
5) kurang ketersediaannya dengan kondisi juga kurang baik.
Ruang sirkulasi sebagai penghubung antar ruang di setiap sekolah SMAN
dan MAN telah tersedia dan berkondisi masih baik. Demikian juga tempat
bermain/berolahraga semua sekolah tersedia dengan kondisi baik, artinya telah
memiliki luas areal diatas luas minimum yakni > 1000 m 2, terdapat ruang bebas untuk
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
73/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
tempat berolahraga dikelilingi pohon penghijauan yang cukup, hanya saja untuk
SMAN 5 masih kurang memadai dan kondisinya juga kurang memadai, karena
kondisi tempat bermain/berolahraga becek jika hujan serta belum disertai
ketersediaan drainase. Sedangkan di MAN kondisinya baik namun, luas tempat
bermain/berolahraga masih kurang memadai dibanding jumlah murid yang tersedia
(luasnya < 1000 m 2. Rangkuman informasi ketersediaan prasarana untuk SMAN dan
MAN dapat dilihat dari Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13. Ketersediaan dan Kondisi Prasarana pendidikan di SMA/MA Negeri KotaTanjungbalai Tahun 2009.
Nama SekolahSMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 MAN No Uraian
Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds Ktgr Knds
1 Prasarana
Lahan T B T B T B T B T B T B
Bangunan gedung T B T B T B T B T B CT B
Ruang kelas T B T B T B T B CT B T B
Perpustakaan T B T B T B T B T B T B
Lab biologi KT CB KT B KT CB T CB KT CB KT CB
Lab Fisika T B T B KT CB KT CB KT CB KT CB
Lab Kimia KT CB KT B KT CB KT CB KT CB KT CB
Lab Bahasa T B TT - TT - TT - TT - T B
Lab Komputer T B T B T B T CB T CB CT CB
Ruang pimpinan T B T B T B T B CT B T B
Ruang guru T B T B T B T B CT B T B
Ruang TU CT CB T B T B T B CT B T B
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
74/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tempat ibadah CT CB T B T B TT - KT CB T B
R konseling T B T B T B T B CT CB KT KB
R UKS TT - T B TT - KT CB KT CB CT CB
R. orgs kesiswaan T B TT TT - KT CB KT CB TT -
Jamban T B T B T B T B KT B T B
Gudang T B T B TT - TT - KT KB KT KB
Ruang Sirkulasi T B T B T B T B T B T BT
bermain/olahraga T B T B T B T B KT KB CT B
Sumber: Diolah dari data primer 2009
2. Sarana Prasarana SMK
SMKN yang diteliti memiliki program keahlian yang berbeda. SMKN 1
adalah SMKN Perikanan memiliki 4 program keahlian yakni: teknik pengolahan hasil
perikanan, teknik aqua kultur (budidaya perikanan), nautika kapal penangkap ikan
dan teknik kapal penangkap ikan. SMKN 2 adalah SMKN Teknologi dengan 4
program keahlian yaitu: bangunan, teknik mekanik otomotif, teknik permesinan dan
teknik audio visual. Hal ini perlu dikemukakan untuk memudahkan
pengidentifikasian ketersediaan sarana dan prasarana di kedua sekolah tersebut
terutama mengenai ketersediaan laboratorium dan perbengkelan/ workshop .
Hasil penelitian di kedua SMKN di Kota Tanjungbalai bahwa ketersediaan
sarana yang meliputi meubiler, meubiler perpustakaan, buku-buku teks pelajaran,
buku referensi, alat peraga, alat-alat laboratorium/bengkel dan alat-alat praktek dapat
dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Ketersediaan dan Kondisi Sarana pendidikan di SMK Negeri KotaTanjungbalai Tahun 2009.
Nama SekolahSMKN 1 SMKN 2 No Uraian
Kategori Kondisi Kategori Kondisi
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
75/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
1 Sarana:Meubiler T B T BMeubiler perpustakaan KT CB KT CBBuku teks pelajaran KT CB CT CBBuku referensi CT CB TT -Alat peraga CT CB KT CBAlat laboratorium/bengkel CT CB KT CBAlat praktek KT CB CT CB
Sumber: Diolah dari data primer 2009
Umumnya sarana SMKN di Kota Tanjungbalai rata-rata hanya cukup dan
kurang memadai untuk meubiler perpustakaan, buku teks pelajaran, buku referensi,
alat peraga dan alat-alat praktek bahkan di SMKN 2 buku referensi tidak tersedia,
sedangkan sarana yang tersedia dan mencukupi hanya meubiler dengan kondisi baik.
Kondisi ini sangat disayangkan mengingat bahwa tujuan pendidikan SMK adalah
menghasilkan lulusan yang siap untuk bekerja. Keterbatasan sarana alat-alat praktek
dapat mempengaruhi kualitas kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa.
Prasarana SMK yang wajib tersedia hampir sama dengan standar bagi
SMA dan MA, perbedaan hanya terletak pada ketersediaan prasarana laboratorium
atau workshop dimana SMK tergantung kepada program keahlian yang ditawarkan.
Berikut disajikan standar ketersediaan laboratorium sesuai Permendiknas Nomor 40
Tahun 2008 seperti tertera pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Standar Ketersediaan Laboratorium SMK Menurut Permendiknas Nomor
40 Tahun 2008
Program Keahlian No Jenis Laboratorium
SMKN 1 SMKN 2
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
76/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
T P H P
T e k . A
q u a
K u l
t u r
N K P I
T K P I
B a n g u n a n
T e k . M
e k
O t o m o t
i f
T e k .
P e r m e s
i n a n
T e k . A u d
i o
V i s u a
l
1 Laboratorium biologi - - - - -2 Laboratorium fisika - - 3 Laboratorium kimia - - 4 Laboratorium bahasa 5 Laboratorium komputer 6 Ruang praktik gambar teknik - - -
Sumber: Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008.
Dari tabel di atas terlihat bahwa SMKN 1 (Perikanan) harus memiliki
minimal 6 laboratorium berdasarkan program keahlian yang mereka miliki dan
SMKN 2 (Teknologi) minimal harus memiliki laboratorium sebanyak 5 buah.
Sedangkan ketersediaan prasarana SMK secara keseluruhan berdasarkan hasil
penelitian diuraikan seperti pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Ketersediaan dan Kondisi Prasarana pendidikan di SMK Negeri KotaTanjungbalai Tahun 2009.
Nama SekolahSMKN 1 SMKN 2 No Uraian
Kategori Kondisi Kategori Kondisi1 Prasarana:
Lahan T B T BBangunan gedung T B T BRuang kelas T B CT BPerpustakaan T B TT -Laboratorium biologi KT CB - -Laboratorium fisika KT CB KT CB
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
77/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Laboratorium kimia KT CB KT CBLaboratorium bahasa TT - TT -Laboratorium komputer T B T KBRuang praktik gambar teknik TT - T KBRuang pimpinan T B T CBRuang guru T B T BRuang tata usaha T B T BTempat ibadah KT CB TT -Ruang konseling T B T BRuang UKS T B TT -R. orgs kesiswaan TT - TT -Jamban T B T BGudang T B T BRuang sirkulasi T B T BT bermain/berolahraga T B T B
Sumber: Diolah dari data primer 2009
Lokasi SMKN 1 dan SMKN 2 sangat strategis. Letak kedua sekolah ini
bersebelahan dengan lahan yang luas serta akses jalan yang berkondisi baik. Kedua
sekolah ini berada di kawasan yang diperuntukkan bagi zona industri Kota
Tanjungbalai di tahun-tahun mendatang. Bangunan gedung telah permanen dengan
kondisi fisik masih baik, memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai
serta dilengkapi dengan fasilitas air dan listrik dengan kondisi 100 % baik.
Ruang kelas di SMKN 1 100 % tersedia untuk semua rombongan belajar
yang ada dengan kondisi baik sedangkan di SMKN 2 ruang kelas cukup tersedia
karena terdapat 1 rombongan belajar yang menggunakan ruang yang diperuntukkan
bagi ruang organisasi kesiswaan sebagai ruang kelas dan kondisi ruangan-ruangan
kelas yang ada baik. Keadaan ini mengindikasikan bahwa perlu dibangun ruang kelas
baru di SMKN 2.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
78/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Perpustakaan di SMKN 1 telah tersedia dan berkondisi baik seluas satu
ruang kelas dan dilengkapi dengan sarana buku-buku pelajaran, buku referensi dan
prasarana penunjang lainnya. Sementara itu di SMKN 2 ruang perpustakaan tidak
tersedia. Sementara ini buku-buku pelajaran untuk siswa disimpan dalam rak dan
lemari yang terletak di pojok ruang guru.
Berdasarkan program keahlian yang tersedia, SMKN 1 seyogianya harus
memiliki semua jenis laboratorium menurut standar nasional yakni laboratorium
biologi, fisika, kimia, bahasa, komputer dan ruang menggambar teknik, namunkenyataannya di sekolah ini mereka hanya memiliki laboratorium komputer dengan
kondisi baik, sedangkan laboratorium biologi, fisika dan kimia tergabung dalam
laboratorium IPA dan laboratorium bahasa serta ruang menggambar teknik tidak
tersedia. Sementara itu SMKN 2 harus memiliki 5 laboratorium sesuai standar dan
berdasarkan kepada program keahlian yang tersedia saat ini yakni, laboratorium
fisika, kimia, bahasa, komputer dan ruang menggambar teknik. Kondisi yang ada
sekolah ini juga menggabung laboratorium fisika dan kimia kedalam laboratorium
IPA, laboratorium komputer dan ruang menggambar teknik tersedia namun dengan
kondisi kurang baik, artinya ketersediaan laboratorium ini jarang sekali digunakan
karena keterbatasan sarana dan prasarana praktek dan sarana penunjang lainnya
sedangkan laboratorium bahasa tidak tersedia.
Ruang pimpinan telah tersedia untuk semua sekolah dengan kondisi baik
di SMKN 1 dan berkondisi cukup baik di SMKN 2. demikian juga dengan ruang guru
dan ruang ruang tata usaha disetiap sekolah tersedia dan kondisinya masih baik.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
79/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tempat ibadah di SMKN 1 kurang tersedia dengan kondisi kurang baik,
karena sekolah ini menggunakan ruang OSIS untuk beribadah. Sementara siswa
menggunakan aula sekolah sebagai tempat sekretariat kegiatan-kegiatan mereka.
Ruang konseling dan ruang UKS di sekolah ini tersedia dan kondisinya baik bahkan
dilengkapi dengan sarana dan peralatan PMR (Palang Merah Remaja) untuk ruang
UKSnya yang dibina oleh Angkatan Laut Kota Tanjungbalai. Di SMKN 2 tidak
tersedia ruang untuk beribadah, demikian pula dengan ruang UKS dan ruang
organisasi kesiswaan. Namun ruang konseling tersedia dan kondisinya baik.Ketersediaan jamban di semua sekolah rata-rata berkondisi baik dan
jumlahnya diatas jumlah minimal. Demikian juga dengan ketersediaan gudang
kondisinya untuk kedua sekolah ini baik karena cukup untuk menyimpan perkakas
dan peralatan lainnya serta arsip sekolah. Ruang sirkulasi sebagai penghubung antar
ruang juga tersedia dan berkondisi baik. Tempat bermain/berolahraga di semua
SMKN tersedia dengan kondisi baik, dengan luas lebih dari 1000 m 2 dan penghijauan
yang cukup.
Sementara itu pendapat responden mengenai sarana prasarana terkait aspek
perencanaan, pengadaan, penggunaan dan perawatan di SMAN dan MAN di kota
Tanjungbalai menyatakan tergolong baik dengan skor rata-rata 22,6. Sementara itu
untuk SMK, skor rata-rata tergolong cukup baik yakni 20,57, dengan skor rata-rata di
SMKN 1 sebesar 23,1 (kategori baik) dan SMKN 2 sebesar 18,3 sehingga tergolong
cukup baik.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
80/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 4.17. Klasifikasi Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Negeri KotaTanjungbalai.
Nama Sekolah TotalKriteria Kategori SMAN1
SMAN2
SMAN3
SMAN4
SMAN5
SMKN1
SMKN2 MAN F %
26-30 SB 3 - 3 2 1 2 - 1 12 15,8
21-25 B 5 6 5 5 2 6 2 5 36 47,4
16-20 CB 5 6 2 - 3 1 7 1 25 32,9
11-15 KB - - - 2 - - 1 - 3 3,9
6-10 TB - - - - - - - 0 -
Jumlah 13 12 10 9 6 9 10 7 76 100,0
Sumber: Dioleh dari data primer 2009
Variasi pendapat mengenai perencanaan sarana prasarana Sekolah
Menengah Negeri di kota Tanjungbalai ditunjukkan pada tabel 4.17 di atas, dimana .
menurut responden sarana prasarana dengan klasifikasi sangat baik 15,8 %, baik
hampir setengahnya yakni 47,4 %, cukup baik 32,9 % dan masih ada sarana prasarana
dengan kategori kurang baik yaitu sebesar 3, % yang terdapat di SMAN 4 dan SMKN
2, sedangkan sarana prasarana dengan kategori tidak baik tidak ada.
4.4.3. Partisipasi Masyarakat
Wujud partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan kini kesempatannya
lebih luas sejak diberlakukannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
044/U/2002 mengenai kedudukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Terkait
dengan pendapat bahwa partisipasi akan terjadi bila ada kemauan, kemampuan dan
kesempatan (Slamet dalam Anonimus: 2009), fenomena yang terjadi kesempatan
terbentang luas namun kemauan dan kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi
masih kurang.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
81/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
82/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
18,4
29-37 CB 8 8 4 3 4 1 1 4 33 43,4
20-28 KB 3 4 4 3 2 1 9 1 27 35,611-19 TB - - - - - - - - 0 -
Jumlah 13 12 10 9 6 9 10 7 76100,
0
Sumber: Dioleh dari data primer 2009
Dari tabel di atas terlihat bahwa variasi pendapat menyatakan cukup baik
terbanyak jumlahnya yaitu 33 orang (43,4,%), berikutnya kurang baik sebanyak 27
orang (35,6 %). Hanya 2 responden menjawab partisipasi masyarakat sangat baik
yakni di MAN (2,6 %) dan partispasi masyarakat dengan kategori baik terbanyak
terdapat di SMKN 1 (7 responden) dengan jumlah persentase seluruh kategori baik
adalah 18,4 %.
4.4.4. Pembiayaan
Pembiayaan adalah menyangkut ketersediaan dana yang diperuntukkan
bagi penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai.
Identifikasi pembiayaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah berdasar kepada
standar pembiayaan oleh Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 yakni terbagi
atas biaya investasi, biaya personal dan biaya operasi satuan pendidikan. Biaya
investasi meliputi biaya penyediaan sarana prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia dan modal kerja tetap. Biaya personal adalah biaya yang harus dikeluarkan
oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran misalnya uang sekolah
atau uang komite. Biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
83/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
segala tunjangan yang melekat pada gaji, pemeliharaan sarana prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.
Di era otonomi daerah, urusan pendidikan dari pendidikan dasar hingga
tingkat menengah menjadi tanggung jawab daerah. Jelas bahwa dana pendidikan
sangat tergantung pada kemampuan finansial daerah dalam mengelola sektor
pendidikan, artinya pembiayaan pendidikan sangat tergantung kepada besaran APBD
yang dialokasikan untuk membiayai sektor pendidikan.
Sesuai amanat Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus mengalokasikan
minimal 20 % anggaran bagi pemenuhan kebutuhan sektor pendidikan, di Kota
Tanjungbalai ketersediaan dana pendidikan telah memenuhi amanat UU tersebut
sejak tahun 2007. (lihat lampiran 1.1)
Permasalahan pembiayaan pendidikan tidak hanya terkait kepada
besaran/jumlah dana yang tersedia, namun yang terpenting adalah bagaimana
perencanaan pembiayaan dibuat agar tercapai tujuan yang diharapkan; penggalian
sumber dana yang terkait kepada upaya menggali dana dari berbagai sumber selain
dari pemerintah pusat bagi kesinambungan program pendidikan; pengelolaan yakni
efisiensi dan efektivitas penggunaan dana serta evaluasi dan fungsi akuntabilitas.
Sekolah yang diteliti hampir semuanya memiliki dana yang bersumber dari
Pemerintah Pusat, APBD Propinsi, APBD Kota Tanjungbalai dan dari orang tua
siswa. Sumber pembiayaan dari dunia usaha/dunia industri tidak ada. Berdasarkan
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
84/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
hasil penelitian ketersediaan dana dari masing-masing sekolah diuraikan seperti pada
Tabel berikut:
Tabel 4.19. Rekapitulasi Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Negeri diKota Tanjungbalai Berdasarkan Sumbernya Tahun 2007.
Sumber Pembiayaan No NamaSekolah
Pusat Provinsi KotaOrangtua
siswa DU/DI
Jumlah
1 SMAN 1 - - 1.911.904.532 133.400.000 - 2.045.304.532
2 SMAN 2 100.000.000 - 1.227.380.714 176.040.000 - 1.503.420.714
3 SMAN 3 50.000.000 - 1.034.069.950 172.224.000 - 1.256.293.950
4 SMAN 4 50.000.000 - 603.127.335 136.512.000 - 789.639.335
5 SMAN 5 145.000.000 - 311.309.570 96.960.000 - 553.269.570
6 SMKN 1 366.760.000 - 612.373.135 112.450.000 - 1.091.583.135
7 SMKN 2 150.000.000 - 439.526.792 110.592.000 - 700.118.792
8 MAN 941.802.000 - - 194.112.000 - 1.135.914.000
Jumlah 1.803.562.000 - 6.139.692.028 1.132.290.000 - 9.075.544.028
Sumber : Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2009.
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat 3 sekolah yang jumlah anggaran
pendidikannya menempati posisi tertinggi dari sekolah-sekolah lainnya yakni SMAN
1, 2 dan 3. Hal ini disebabkan bahwa ketiga sekolah tersebut memiliki jumlah guru
dan siswa terbanyak sehingga mempengaruhi jumlah dana baik biaya operasi (belanja
tidak langsung), biaya investasi (belanja langsung) maupun perolehan biaya personal
(komite sekolah) dari orang tua siswa. Sementara itu dana yang berasal dari kalangan
pengusaha dan industri tidak ada.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
85/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 4.20. Rekapitulasi Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Negeri diKota Tanjungbalai Berdasarkan Sumbernya Tahun 2008.
Sumber Pembiayaan No
NamaSekolah
Pusat Provinsi KotaOrangtua
siswa DU/DIJumlah
1 SMAN 1 100.000.000 30.000.000 2.349.745.200 136.704.000 - 2.616.449.200
2 SMAN 2 100.000.000 - 1.668.588.000 224.064.000 - 1.992.652.000
3 SMAN 3 140.000.000 - 1.289.862.200 217.728.000 - 1.647.590.200
4 SMAN 4 95.000.000 - 841.023.000 148.608.000 - 1.084.631.000
5 SMAN 5 50.000.000 - 735.561.700 115.680.000 - 901.241.700
6 SMKN 1 310.050.000 - 915.818.000 100.224.000 - 1.326.092.000
7 SMKN 2 150.000.000 - 906.910.500 118.944.000 - 1.175.854.500
8 MAN 1.766.857.000 - - 186.048.000 - 1.952.905.000
Jumlah 2.711.907.000 30.000.000 8.707.508.600 1.434.048.000 - 12.697.422.600
Sumber : Diolah dari hasil penelitian tahun 2009.
Terjadi peningkatan jumlah anggaran sebesar 39,9 % dari tahun 2007 ke
tahun 2008. Peningkatan ini terjadi di semua sekolah mengingat terjadi perubahan
anggaran dan standar biaya pada anggaran setiap tahun dan terdapat beberapa
sekolah yang memperoleh bantuan dana pendidikan baik dari pemerintah pusat
maupun pemerintah provinsi.
Perlu diingat bahwa pembiayaan tersebut diatas belum terbagi antara biaya
operasional (belanja tidak langsung) yang diperuntukkan untuk gaji pegawai dan
operasional sekolah lainnya dan biaya investasi (belanja langsung) yang diterima
masing-masing sekolah. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah belanja langsung
Sekolah Menengah Negeri kota Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel berikut:
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
86/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 4.21. Rekapitulasi Belanja Langsung Sekolah Menengah Negeri dan TotalBelanja Bidang Pendidikan Kota Tanjungbalai Tahun 2007-2008.
Belanja Langsung No Nama Sekolah 2007 2008
1 SMAN 1 215.946.100 228.779.100
2 SMAN2 60.000.000 73.800.000
3 SMAN 3 36.748.400 50.318.200
4 SMAN 4 41.735.000 58.967.000
5 SMAN 5 29.209.900 46.034.700
6 SMKN 1 37.309.500 67.354.000
7 SMKN 2 158.670.000 164.151.500
8 MAN 108.610.000 141.505.000
Jumlah 1 s.d 7 579.618.900 689.404.500Total Belanja Langsung BidangPendidikan dari APBD Kota 33.528.204.920 40.898.498.050
Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2009
Dari tabel diatas diketahui persentase belanja langsung SMA Negeri
terhadap total anggaran pendidikan tahun 2007 adalah sebesar 1,7 % dan pada tahun
2008 sebesar 1,6 %. Angka ini dinilai masih rendah mengingat bahwa belanja
langsung yang diterima sekolah merupakan belanja investasi yang langsung dikelola
oleh sekolah berdasarkan RAPBS tahun bersangkutan. Belanja langsung inilah yang
memberikan pengaruh nyata kepada pengembangan mutu proses yang akhirnya akan
meningkatkan mutu lulusan apabila dikelola berdasarkan prinsip tranparansi dan
akuntabilitas yang benar. Sedangkan penggunaan belanja langsung yang bersumber
dari APBD untuk masing-masing sekolah dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11.
Sedangkan untuk sekolah MAN belanja langsungnya tidak dapat diperbandingkan
karena bersumber dari pemerintah pusat.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
87/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Sementara itu menurut hasil penelitian, pendapat responden mengenai
perencanaan pembiayaan pendidikan SMAN dan MAN di Kota Tanjungbalai skor
rata-ratanya sebesar 22,2 yang artinya masuk kategori baik (21-25). Sedangkan untuk
SMK skor rata-rata pendapat responden adalah sebesar 19,63 yang berarti masuk
kategori cukup baik (16-20) dan masing-masing variasi pendapat untuk masing-
masing ditunjukkan sekolah dapat dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Klasifikasi Pembiayaan di Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungbalai.
Nama Sekolah TotalKriteria Kategori SMAN
1SMAN
2SMAN
3SMAN
4SMAN
5SMKN
1SMKN
2 MAN f %
26-30 SB 2 - 3 3 1 2 - 2 13 17,1
21-25 B 6 6 5 4 2 4 - 3 30 39,5
16-20 CB 5 6 2 - 1 3 6 2 25 32,9
11-15 KB - - - 2 2 - 4 - 8 10,5
6-10 TB - - - - - - - 0 -
Jumlah 13 12 10 9 6 9 10 7 76 100,0
Sumber : Diolah dari data primer 2009.
Dari tabel di atas terlihat bahwa keberagaman pendapat dominan terdapat
pada kategori baik yakni 30 orang (39,5 %), hal ini sejalan dengan identifikasi
pembiayaan yang telah diuraikan di atas, Selanjutnya terdapat 17,1 % responden dari
hampir semua sekolah (kecuali SMAN 2 dan SMKN 2 ) menyatakan sangat baik,
32,9 % cukup baik dan masih terdapat 10,5 % pembiayaan masuk dalam kategori
kurang baik yakni terdapat di SMAN 4, SMA 5 dan SMKN 2. Rendahnya
pembiayaan pada ketiga sekolah ini terletak pada rendahnya upaya penggalian
sumber dana yang dilakukan oleh pihak sekolah bersama-sama dengan komite dan
efektivitas serta efisiensi pengelolaan/ penggunaan dana masih rendah.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
88/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
4.4.5. Mutu Lulusan
Mutu pendidikan perlu diukur dalam rangka evaluasi setiap program
pendidikan yang dilaksanakan dan hal ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kegiatan perencanaan pendidikan. Mutu pendidikan dapat diukur tingkat
keberhasilannya salah satunya dilihat dari mutu lulusan selain mutu proses. Penilaian
mutu lulusan dapat dilihat dari perolehan nilai ujian nasional (UN), nilai evaluasi
belajar siswa, angka mengulang dan angka putus sekolah (Kardoyo, 2006:171).
Namun berdasarkan kajian literatur dan pengamatan peneliti serta mengingat bahwafenomena UN masih manjadi polemik tersendiri dan masih mengundang pro dan
kontra di dunia pendidikan di Indonesia, maka penulis memilih mengukur mutu
lulusan berdasarkan jumlah lulusan yang berhasil masuk PTN untuk siswa Sekolah
Menengah Umum (SMA/MA) dan jumlah lulusan yang bekerja untuk Sekolah
Menengah Negeri Kejuruan (SMK).
Pada penelitian di lapangan, ditemukan kesulitan dalam pencarian data
jumlah lulusan yang masuk PTN dan yang bekerja karena sekolah tidak dapat
melacak keberadaan siswa setelah mereka menamatkan pendidikannya. Oleh karena
itu dilakukan pencarian data mengenai jumlah lulusan yang masuk PTN langsung ke
PTN yang ada di Sumatera Utara dan data jumlah lulusan yang bekerja ke dinas
tenaga kerja Kota Tanjungbalai. Setelah itu ditanyakan kepada responden (kepala
sekolah, komite dan guru) mengenai tingkat kepuasannya terkait dengan jumlah
lulusan yang masuk PTN dan yang bekerja serta nilai UN dan perilaku siswa-
siswinya.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
89/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 4.23. Persentase lulusan Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungbalai yangmasuk PTN di Sumatera Utara Tahun 2007-2008
Jumlah Yang Masuk PTN NO Tahun JumlahLulusan USU UNIMED IAINJumlah Persentase
1 2007 1.294 20 46 15 81 6,262 2008 1.125 11 79 23 113 10,04
Sumber: USU, UNIMED dan IAIN
Dari tabel di atas diketahui bahwa persentase lulusan sekolah menengah
kota Tanjungbalai tergolong belum begitu menggembirakan dibanding dengan
daerah-daerah lain di Sumatera Utara.
Sementara itu data mengenai lulusan SLTA/Sekolah Menengah yang
dihimpun oleh dinas tenaga kerja Kota Tanjungbalai sebagai pencari kerja baik yang
belum ditempatkan dan yang sudah ditempatkan terlihat pada tabel 4. 24 berikut:
Tabel 4.24. Banyaknya Pencari Kerja Terdaftar, Ditempatkan dan BelumDitempatkan Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan SekolahMenengah Tahun 2008.
Terdaftar Ditempatkan BelumDitempatkan No TingkatPendidikan Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh
1. SMTA Umum 69 45 114 65 45 110 4 - 4
2. SMTA Lainnya 94 75 169 58 72 130 36 3 39Jumlah 163 120 283 123 117 240 40 3 43
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah pencari kerja yang ditempatkan
bekerja di berbagai lapangan pekerjaan adalah 240 orang. Namun perlu diingat
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
90/114
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
91/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
5-7 KM - - - 1 1 - 2 3,5
3-4 TM - - - 1 1 - 2 3,5
Jumlah 13 12 10 9 6 7 57 100,0
Sumber : Diolah dari data primer 2009
Dari tabel di atas terlihat bahwa variasi pendapat responden terhadap mutu
lulusan SMA/MA yang masuk PTN adalah kategori sangat memuaskan sebanyak 1
orang (1,7 %), memuaskan sebanyak 27 orang (47,4 %), cukup memuaskan 25 orang
(43,9 %). kurang memuaskan 2 orang (3,5 %) dan terdapat pendapat tidak
memuaskan sebanyak 2 orang yakni di SMAN 4 dan SMAN 5. Terdapat keragaman
pendapat mengenai jumlah lulusan yang masuk PTN, nilai UN yang diperoleh dan
sikap perilaku siswa yang berhasil masuk PTN sebagai indikator yang digunakan
untuk mengukur mutu lulusan SMA/MA dalam penelitian ini.
Sementara pendapat responden mengenai klasifikasi mutu lulusan yang
bekerja pada SMK Negeri di Kota Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut
ini:
Tabel 4.26. Klasifikasi Mutu Lulusan (Bekerja) di Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Negeri Kota Tanjungbalai.
Nama Sekolah TotalKriteria KlasifikasiSMKN 1 SMKN 2 f %
19-20 SM - - 0 -
16-18 M 4 1 5 26,3
12-15 CM 4 6 10 52,6
8-11 KM 1 3 4 21,14-7 TM - - 0 -
Jumlah 9 10 19 100,0
Sumber : Diolah dari data primer 2009
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
92/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Dari tabel di atas rata-rata pendapat mengenai mutu lulusan yang bekerja
masuk kategori cukup memuaskan yakni sebanyak 52,6 %, memuaskan sebanyak
26,3 % dan kategori kurang memuaskan sebanyak 21,1 %. Mutu lulusan yang bekerja
dari SMKN 1 berkategori memuaskan sebanyak 4 orang sedangkan dari SMKN 2
hanya sebanyak 1 orang.
4.5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen sebagai alat penelitian sebelum digunakan, diujicobakan kepada20 orang yang terdiri dari guru, dan anggota komite sekolah yang bukan sebagai
responden. Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III bahwa validitas instrumen
dapat dilihat dari nilai korelasi product moment dimana jika hasil r > 0,30 maka
instrumen tersebut dikatakan valid, demikian juga untuk nilai reliabilitas internal
yang dihitung dari nilai r Spearman Brown untuk uji reliabilitas, jika diperoleh nilai r
nya > 0,30 maka instrumen tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan terdapat 1 item
pertanyaan yang tidak valid karena nilai r = 0,161. Sedangkan uji reliabilitas dari
hasil perhitungan semua variabel reliabel. Lebih jelasnya hasil nilai uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 6.
4.6. Hasil Uji Asumsi Klasik
4.6.1. Uji Multikolinieritas
Hasil perhitungan nilai VIF yang diperoleh untuk uji asumsi klasik adalah
seperti pada tabel 4.27 berikut:
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
93/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Tabel 4.27. Hasil Uji Multikolinieritas dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Collinearity StatisticsDependen Var Dependen VarTolerance VIF
Y1 _PTN T_Kepend ,264 3,787Sarpras ,271 3,687Parts_Masyr ,729 1,371
Pemby ,189 5,278Y2 _Bekerja T_Kepend ,147 6,811
Sarpras ,231 4,336Parts_Masyr ,298 3,358Pemby ,225 4,447
Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian 2009
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel tenaga
kependidikan, sarana prasarana dan Partisipasi masyarakat untuk kelompok SMAN
dan MAN dengan dependen variabel adalah mutu lulusan yang masuk PTN adalah
lebih kecil dari 5, sehingga diduga antar ketiga variabel tidak terjadi persoalan
multikolinieritas. Sedangkan untuk variabel pembiayaan terjadi multikolinieritas.
Demikian untuk kelompok SMKN yakni untuk variabel dependen adalah mutu
lulusan yang bekerja, terdapat tiga variabel yakni sarana prasarana, partisipasi
masyarakat dan pembiayaan tidak terjadi persoalan multikolinieritas, sedangkan
variabel tenaga kependidikan terjadi persoalan multikolinieritas karena nilai VIF >5.
4.6.2. Uji Heteroskedastisitas
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
94/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Perhitungan nilai korelasi Sperman untuk uji heteroskedastisitas untuk
masing-masing kelompok yakni SMAN_MAN dan SMKN, dengan menggunakan
SPSS tertera pada lampiran tabel 7 dan 8 penelitian ini, sedangkan ringkasan hasilnya
dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut:
Tabel 4.28. Ringkasan hasil analisis heteroskedastisitas dan simpulannya berdasarkankoefisien alpha untuk kelompok SMAN_MAN
Var dan VarRes Absolut
Signifikansi Alpha Kondisi Simpulan
X1 ax 1 0,194 0,05 Sig>alpha Terima HoX2 ax 2 0,299 0,05 Sig>alpha Terima HoX3 ax 3 0,996 0,05 Sig>alpha Terima HoX4 ax 4 0,258 0,05 Sig>alpha Terima Ho
Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian 2009
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas hubungan antara
variabel bebas dengan residual absolutnya lebih besar dari alpha yang ditetapkan
yakni 5 %, oleh karena itu Ho yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan residual absolutnya diterima sehingga disimpulkan bahwa data yang
diperoleh tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.
Tabel 4.29. Ringkasan hasil analisis heteroskedastisitas dan simpulannya berdasarkankoefisien alpha untuk kelompok SMKN
Var dan VarRes Absolut
Signifikansi Alpha Kondisi Simpulan
X1 ax 1 0,651 0,05 Sig>alpha Terima Ho
X2 ax 2 0,879 0,05 Sig>alpha Terima HoX3 ax 3 0,200 0,05 Sig>alpha Terima HoX4 ax 4 0,396 0,05 Sig>alpha Terima Ho
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2009
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
95/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Untuk kelompok SMKN, seperti terlihat pada tabel diatas bahwa juga tidak
terjadi adanya heteroskedastisitas antar variabel bebas dengan residual absolutnya
dikarenakan nilai korelasi Spearman kesemuanya > nilai alpha.
4.7. Pengujian Hipotesis Penelitian
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung kepadasumberdaya pendidikan yang ada. Salah satu tujuan pendidikan menurut Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas,
yang berakhlak mulia (mental perlaku baik); berilmu (memiliki kemampuan); cakap,
kreatif dan mandiri (memiliki kahlian) yang kesemuanya sangat memerlukan daya
dukung dari Sumberdaya dimaksud.
Sumberdaya pendidikan yang termasuk dalam penelitian ini adalah tenaga
kependidikan, sarana prasarana, partisipasi masyarakat dan pembiayaan. Bagaimana
mengoptimalkan penggalian, penggunaan dan pengawasan terhadap sumberdaya-
sumberdaya dimaksud diperlukan suatu upaya perencanaan yang sungguh-sungguh
dari para pelaku pendidikan. Sekolah sebagai institusi inti bagi penyelenggaraan
pendidikan memiliki peranan yang strategis dan menjadi bagian terpenting dari
perencanaan pendidikan. Oleh karena itu perencanaan sumberdaya pendidikan mutlak
dilakukan mulai dari sekolah sebagai identifikasi awal dari perencanaan pendidikan
di suatu wilayah/daerah khususnya kabupaten/kota.
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
96/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
Penelitian ini menganalisis dan mengkaji ada tidaknya hubungan dan
seberapa besar faktor-faktor perencanaan sumberdaya pendidikan yang ada di
Sekolah Menengah Negeri kota Tanjungbalai mempengaruhi mutu lulusan sekolah
dimaksud baik yang berhasil masuk PTN dan yang bekerja. Untuk itu pengujian
hipotesis dipisahkan antara perencanaan sumberdaya pendidikan SMA/MA terhadap
lulusan yang berhasil masuk PTN dan perencanaan sumberdaya pendidikan SMK
terhadap mutu lulusan yang bekerja.
4.7.1. Pengaruh Perencanaan Sumberdaya Pendidikan SMA/MA terhadapMutu Lulusan yang berhasil Masuk PTN
Hipotesis yang dikaji dalam sub bab ini adalah perencanaan sumberdaya
pendidikan SMA/MA berpengaruh terhadap lulusan yang berhasil PTN. Adapun
hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (X 1,
X2, X 3 dan X 4) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y PTN ).
Ha : Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (X 1, X 2, X 3
dan X 4) secara bersama-sama terhadap variabel dependen Y PTN.
dengan kriteria uji bahwa akan tolak Ho dan terima Ha apabila nilai signifikasi F
hitung < nilai alpha atau nilai F hitung > F tabel.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis tersebut, telah dilakukan
perhitungan analisis regresi ganda mengenai pengaruh perencanaan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, partisipasi masyarakat dengan pembiayaan terhadap
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
97/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
mutu lulusan yang diterima di PTN dengan menggunakan SPSS versi 15.00 yang
hasilnya tertuang pada tabel 4.30.
Tabel 4.30. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Berganda Perencanaan SumberdayaPendidikan Terhadap Mutu Lulusan yang Berhasil Masuk PTN
2.2.1.1.1.1.1.1 Ringkasan 2.2.1.1.1.1.1.2 Analisis Varians
Koef Korelasi
Koefisien Determinasi
2.2.1.1.1.1.1.3 F (hi tung)
2.2.1.1.1.1.1.4 Si g ni fi k a n
si0,785 0,616 20,845 0,000(a)
2.2.1.1.1.1.1.5 KoefisienVar Independen Koef Regresi t hitung Signifikansi
Konstanta 0,233 0,169 0,867Tenaga Kependidikan 0,112 2,088 0,042Sarana Prasarana 0,060 0,599 0,552Partisipasi Masyarakat -0,066 -1,750 0,086Pembiayaan 0,256 2,290 0,026
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2009.
Dari hasil regresi diatas antara variabel dependen (mutu lulusan yang
berhasil masuk PTN) dengan variabel independennya yakni perencanaan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, partisipasi masyarakat dan pembiayaan diperoleh
angka R (koefisien korelasi) sebesar 0,785. Angka ini menunjukkan bahwa memang
terjadi hubungan yang bersifat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya dan hubungan ini adalah kuat.
Sedangkan pengujian signifikansi hubungan tersebut dilakukan dengan
menggunakan signifikansi F dan harga koefisien F. Dari tabel tersebut diatas pada
kolom anova diperoleh nilai signifikansi F (probabilitas) sebesar 0,000 dan penetapan
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
98/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
koefisien alpha adalah 0.05. Nilai F hitung adalah 20,845 dan nilai F tabel sebesar
2,55. Maka berdasarkan kriteria uji di atas diperoleh bahwa nilai signifikansi F F tabel (20,845 > 2,55). Dengan demikian
Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan secara
bersama-sama variabel perencanaan tenaga kependidikan, perencanaan sarana
prasarana, perencanaan partisipasi masyarakat dan perencanaan pembiayaan
berpengaruh terhadap mutu lulusan yang berhasil masuk PTN dapat diterima.
Pada kolom koefisien determinasi ditampilkan angka 0,616. Ini berartimutu lulusan yang berhasil masuk PTN, 61,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor
perencanaan: tenaga kependidikan, perencanaan sarana prasarana, perencanaan
partisipasi masyarakat dan perencanaan pembiayaan dan selebihnya yakni 38,4 % di
pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan pada model ini. Selanjutnya
keempat variabel yang dianggap secara bersama-sama mempengaruhi mutu lulusan
yang berhasil masuk PTN dimasukkan ke dalam fungsi persamaan garis regresi
berganda sebagai berikut:
Y PTN = 0,233 + 0,112X 1 + 0,060 X 2 - 0,066X 3 + 0,256X 4 +
Dari persamaan garis regresi berganda tersebut diperoleh nilai masing-
masing koefisien regresi yang menunjukkan besarnya perubahan variabel Y PTN yang
diakibatkan oleh adanya perubahan variabel independen yang masuk dalam model.
Berikutnya harga koefisien untuk masing-masing variabel independen harus diuji satu
persatu untuk mengetahui nyata tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel
dimaksud dengan menggunakan harga koefisien t hitung atau signifikansi t. Adapun
-
8/10/2019 09_Perencanaan Sumber Daya Pendidikan
99/114
Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri DiKota Tanjungbalai, 2009
kriteria ujinya adalah akan menerima Ha dan menolak Ho bila nilai t hitung > t tabel
atau signifikansi t hitung < alpha. Nilai t tab