057016013

Download 057016013

If you can't read please download the document

Upload: boim-ajah

Post on 01-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUKBEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR(STUDI KASUS: PERUMAHAN PINGGIRAN KOTA PEMATANGSIANTAR)TESISOlehMUHAMMAD EFRIZAL LUBIS057016013/TSSEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUKBEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR(STUDI KASUS: PERUMAHAN PINGGIRAN KOTA PEMATANGSIANTAR)TESISUntuk memperoleh gelar Magister Teknikdalam Program Studi Magister Teknik Sipilpada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera UtaraOlehE.IMUHAMMAD EFRIZAL LUBIS057016013/TSSEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2008Telah diuji pada Tanggal 28 Juni 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Judul Tesis: PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKANUNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR (STUDI KASUS: PERUMAHAN PINGGIRAN KOTA PEMATANGSIANTAR)Nama Mahasiswa : Muhammad Efrizal LubisNomor Pokok: 057016013Program Studi : Teknik SipilOMenyetujuiKomisi Pembimbing(Dr. Ir. Roesyanto, MSCE)(Ir. Medis Seiahtera Surbakti, MT)Ketua1-iAnggotaIKetua Program Studi,Direktur,(Dr. Ir. Roesyanto, MSCE)(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)Tanggal lulus : 28 Juni 2008Telah diuji pada Tanggal 28 Juni 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081-i IPANITIA PENGUJI TESISKetua: Dr. Ir. Roesyanto, MSCEAnggota: 1. Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT2.Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng, ScIr. Syahrizal, MTDr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.ScIr. Rudi Iskandar, MTTelah diuji pada Tanggal 28 Juni 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008ABSTRAKPertambahan penduduk meningkatkan kebutuhan akan perumahan, sarana kota dan transportasi. Perluasan kota yang tidak diikuti dengan pengembangan infrastruktur dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan-permasalahan, salah satunya adalah masalah transportasi.Penelitian ini bertujuan memodelkan bangkitan pergerakan yang dilakukan oleh komunitas beberapa tipe perumahan di Kota Pematangsiantar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengestimasi besarnya pergerakan yang keluar dari perumahan tersebut sehingga nantinya dapat dilakukan forecasting untuk mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi dimasa yang akan datang.Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 86 keluarga yang bermukim di tiga kawasan tipe perumahan yaitu: mewah, menengah dan sederhana. Hasil dan kuesioner ditabulasikan menjadi variabel bebas dan variabel terikat, kemudian dianalisis melalui program SPSS-12. Persamaan regresi digunakan untuk memodelkan bangkitan pergerakan komunitas beberapa tipe perumahan di Kota Pematangsiantar.Dari hasil uji model, diperoleh bahwa bangkitan pergerakan di tiga kawasan tipe perumahan yaitu: tipe perumahan bangunan mewah (Y1), tipe perumahan bangunan menengah (Y2) dan tipe perumahan bangunan sederhana (Y3) sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga (X1), jumlah kepemilikan mobil (X3), jumlah kepemilikan sepeda motor (X4) dan jumlah anggota keluarga yang bersekolah (X6), dengan persamaan model regresi : tipe perumahan mewah (Y1) = -0,728 + 1,885 X1 + 0,649 X3 + 0,772 X6, tipe perumahan menengah (Y2) = 0,600 + 1,300 X1 + 0,900 X3, tipe perumahan sederhana (Y3) = 0,271 + 1,518 X1 + 0,905 X4.Kata kunci : Model bangkitan pergerakan, Tipe Perumahan.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008ABSTRACTPopulation growth will increase the demand of housing, city facilities and transportation. Town expansion not followed by infrastructure development can result many problems and one of them is related to transportation.This research aims to model Trip generation conducted by some community of housing types in Pematangsiantar town. And the research of this is done to know and estimate the level of out movement from the housing that will be used for forecasting in order to overcome all problems at the future period.The primary survey is done by filling the questionnaire by 86 members of families which are living in three housing type's area that is luxurious, middle and simple. The result of the questionnaires will be tabulated to become dependent variable and independent variable. Moreover, it will be analyzed by SPSS-12 program. The equation regression of it will be used to model and awaken the trip of community in some housing types in Pematangsiantar town.From the final result model test, it was gotten that the trip generation in three housing type area that is luxurious housing type (Y1), middle housing type (Y2), and type housing of simple building (Y3) had been very influenced by amount of family member (X1), amount of the ownership of car (X3), amount of the ownership of motorcycle (X4) and amount of family go to school (X6). The regression model equations are included by luxurious housing type (Y1) = -0,728 + 1,885 X1 + 0,649 X3 + 0,772 X6, middle housing type (Y2) = 0,600 + 1,300 X1 + 0,900 X3, simple housing type (Y3) = 0,271 + 1,518 X1 + 0,905 X4.Keywords : Trip generation model, Housing typologies.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008KATA PENGANTARSegala puji dan syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini untuk memenuhi salah satu persyaratan pada Program Studi Magister Teknik Sipil, Bidang Manajemen Prasarana Publik, Universitas Sumatera Utara.Selesainya Tesis ini tidak lepas dari bantuan, petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Ucapan terimakasih penulis secara pribadi dan khusus kepada yang terhormat:1.Bapak Dr. Ir. Roesyanto, MSCE selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil, juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan dan motivasi yang berguna dalam menyelesaikan tesisBapak Ir. Kumpul Sembiring, M.Eng dan Bapak Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan pada penilisan tesisBapak Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc, Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng, Sc dan Bapak Ir. Syahrizal. MT selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan guna penyempurnaan tulisanBapak Ir. Rudi Iskandar, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister Teknik Sipil.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20085.Para Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu selama masa perkuliahan.Pemerintah Kabupaten Simalungun yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Program Magister Teknik Sipil di Universitas Sumatera Utara.Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Bidang Manajemen Prasarana Publik khususnya Angkatan 2005.Kedua orang tuaku, istriku, dan anakku tercinta atas doa, dorongan, pengertian dan pengorbanannya selama menyelesaikan studi.Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan,sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya.IMedan, Juni 2008Muhammad Efrizal LubisMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008DAFTAR ISIHalamanABSTRAKABSTRACT iiKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISIDAFTAR TABEL viiiDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRAN xiiDAFTAR NOTASI xiiiBAB I PENDAHULUAN 1I.1 Latar Belakang 11.2 Perumusan Masalah 31.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 41.4 Manfaat Penelitian 41.5 Hipotesis 41.6 Pembatasan Masalah 51.7 Sistematika Penulisan 5BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7II. 1 Bangkitan Pergerakan 711.2 Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan 1011.2.1 Konsep Metode Analisis Regresi Linear Berganda.. 1111.2.2 Konsep Metode Analisis Kategori 1411.3 Karakteristik Pelaku Perjalanan 1511.3.1 Faktor Sosial Ekonomi 1611.4 Hubungan Transportasi dan penggunaan lahan 1711.4.1 Model Interaksi Transportasi dan Penggunaan Lahan 1811.4.2 Penggunaan Lahan Ditinjau Dari Sistem Kegiatan 21Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 200811.5 Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan PerumahanDan Permukiman 2311.6 Kebijakan Pemerintah Dalam Pengadaan PerumahanDi Indonesia 2411.7 Keterkaitan Kawasan Perumahan Dengan Infrastuktur Kota 2711.8 Kawasan Perumahan Untuk Real Estate 2711.9 Aksesibilitas 29II.10 Migrasi 30II.11 Aspek Transportasi 31II.11.1 Pusat-Pusat Kegiatan 3211.11.2 Perkembangan Transportasi 3311.12 Parameter Jaringan dan Ruas Jalan 3411.12.1 Berdasarkan Fungsi Jalan 3411.12.2 Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan 3511.13 Analisis Model Bangkitan Pergerakan Berbasis RumahTangga Yang Pernah Dilakukan 36BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40111.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian 40111.2 Bagan Alir Penelitian 40111.3 Metode Pengambilan Data 42111.4 Jenis dan Sumber Data 43111.5 Metode Pengambilan Sampel 44111.6 Daftar Kuesioner 47111.7 Model Penelitian 48BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 51IV.1 Geografis Kota Pematangsiantar 51IV.2 Data Gambaran Umum Lokasi Penelitian 52IV.3 Populasi dan Sampel Penelitian 54IV.4 Zona Lokasi Berdasarkan Tujuan 57IV.4.1 Generator Aktifitas Pada Zona I 65DAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008IV.4.2 Generator Aktifitas Pada Zona II 66IV.4.3 Generator Aktifitas Pada Zona III 67IV.4.4 Generator Aktifitas Pada Zona IV 68IV.5 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden 69IV.5.1 Jumlah Anggota Keluarga 69IV.5.2 Jenis Pekerjaan dan Penghasilan Rata-rata Keluarga 73IV.5.3 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 77IV.5.4 Umur dan Pendidikan Kepala Keluarga 80IV.5.5 Luas Bangunan 84BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 86V.1 Analisis Model Perhitungan Bangkitan Pergerakan 86V.2 Analisis Bivariat dan Multivariat 87V.2.1 Bangkitan Pergerakan Pada Tipe PerumahanBangunan Mewah (Y1) 89V.2.2 Bangkitan Pergerakan Pada Tipe PerumahanBangunan Menengah (Y2) 94V.2.3 Bangkitan Pergerakan Pada Tipe PerumahanBangunan Sederhana (Y3) 99V.3 Hasil Diskusi Perbandingan Beberapa AnalisisModel Bangkitan Pergerakan Yang Pernah Dilakukan 104BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 107VI.1 Kesimpulan 107VI.2 Saran 109DAFTAR PUSTAKA 110DAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008II.1 Perkiraan Jumlah Rumah Yang Disediakan Oleh Perumnas danREI Sampai Tahun 2010 27IV.1 Data Sampel Untuk Uji Kecukupan Data 55IV.2 Deskripsi Statistik Data Sampel Untuk Uji Kecukupan Data 55IV.3 Zona Tujuan Bekerja 60IV.4 Zona Tujuan Sekolah 62IV.5 Zona Tujuan Berbelanja 63IV.6 Jumlah Anggota Keluarga 69IV.7 Jumlah Anggota KeluargaYang Bekerja 70IV.8 Jumlah Anggota KeluargaYang Bersekolah 72IV.9 Jenis Pekerjaan Keluarga 74IV.10 Penghasilan Rata-rata Keluarga 75IV.11 Jumlah Kepemilikan Mobil 77IV.12 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor 79IV.13 Umur Kepala Keluarga 81IV.14 Pendidikan Kepala Keluarga 82IV.15 Luas Bangunan 84V.1Intepretasi Nilai Koefisien Korelasi 88V.2 Matriks Hubungan Antara Variabel PadaPerumahan Tipe Bangunan Mewah 90V.3 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah ProduksiPerjalanan Perumahan Tipe Bangunan Mewah 93V.4 Matriks Hubungan Antara Variabel PadaPerumahan Tipe Bangunan Menengah 95V.5 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah ProduksiPerjalanan Perumahan Tipe Bangunan Menengah 98DAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008V.6 Matriks Hubungan Antara Variabel PadaPerumahan Tipe Bangunan Sederhana 100V.7 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah ProduksiPerjalanan Perumahan Tipe Bangunan Sederhana 1031-i IDAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008II.1Trip Production dan Trip Attraction 811.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan 811.3 Skema Hubungan Transportasi dan Penggunaan Lahan 1811.4 Tahapan Model Konvensional Transportasi 19111.1 Bagan Alir Metode Penelitian 41111.2 Tahapan Pengumpulan Data Primer 42IV.1 Peta Administrasi Kota Pematangsiantar 51IV.2 Perumnas BTN Tojai 52IV.3 Perumahan Sibatu-batu Indah 53IV.4 Perumahan Taman Puri Melia 54IV.5 Peta Pembagian Zona 59IV.6 Zona Tujuan Bekerja Tipe Perumahan Mewah 60IV.7 Zona Tujuan Bekerja Tipe Perumahan Menengah 61IV.8 Zona Tujuan Bekerja Tipe Perumahan Sederhana 61IV.9 Zona Tujuan Sekolah Tipe Perumahan Mewah 62IV.10 Zona Tujuan Sekolah Tipe Perumahan Menengah 62IV.11 Zona Tujuan Sekolah Tipe Perumahan Sederhana 63IV.12 Zona Tujuan Berbelanja Tipe Perumahan Mewah 64IV.13 Zona Tujuan Berbelanja Tipe Perumahan Menengah 64IV.14 Zona Tujuan Berbelanja Tipe Perumahan Sederhana 64IV.15 Jumlah Anggota Keluarga Tipe Perumahan Mewah 69IV.16 Jumlah Anggota Keluarga Tipe Perumahan Menengah 70IV.17 Jumlah Anggota Keluarga Tipe Perumahan Sederhana 70IV.18 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja Tipe Perumahan Mewah 71IV.19 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja Tipe Perumahan Menengah 71DAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008IV.20 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja Tipe Perumahan Sederhana 71IV.21 Jumlah Anggota Keluarga Yang Sekolah Tipe Perumahan Mewah 72IV.22 Jumlah Anggota Keluarga Yang Sekolah Tipe Perumahan Menengah73IV.23 Jumlah Anggota Keluarga Yang Sekolah Tipe Perumahan Sederhana73IV.24 Jenis Pekerjaan Keluarga Tipe Perumahan Mewah 74IV.25 Jenis Pekerjaan Keluarga Tipe Perumahan Menengah 74IV.26 Jenis Pekerjaan Keluarga Tipe Perumahan Sederhana 75IV.27 Penghasilan Rata-rata Keluarga Tipe Perumahan Mewah 76IV.28 Penghasilan Rata-rata Keluarga Tipe Perumahan Menengah 76IV.29 Penghasilan Rata-rata Keluarga Tipe Perumahan Sederhana 76IV.30 Jumlah Kepemilikan Mobil Tipe Perumahan Mewah 78IV.31 Jumlah Kepemilikan Mobil Tipe Perumahan Menengah 78IV.32 Jumlah Kepemilikan Mobil Tipe Perumahan Sederhana 78IV.33 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor Tipe Perumahan Mewah 79IV.34 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor Tipe Perumahan Menengah 80IV.35 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor Tipe Perumahan Sederhana 80IV.36 Umur Kepala Keluarga Tipe Perumahan Mewah 81IV.37 Umur Kepala Keluarga Tipe Perumahan Menengah 81IV.38 Umur Kepala Keluarga Tipe Perumahan Sederhana 82IV.39 Pendidikan Kepala Keluarga Tipe Perumahan Mewah 83IV.40 Pendidikan Kepala Keluarga Tipe Perumahan Menengah 83IV.41 Pendidikan Kepala Keluarga Tipe Perumahan Sederhana 83IV.42 Luas Bangunan Tipe Perumahan Mewah 84IV.43 Luas Bangunan Tipe Perumahan Menengah 85IV.44 Luas Bangunan Tipe Perumahan Sederhana 85DAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081Output Pengolahan Data SPSS 1132Formulir Kuesioner 1223Peta Kota Pematangsiantar 1241-iI0DAFTAR LAMPIRANNomorJudulHalamanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008DAFTAR NOTASIa(h) b1,b2....bnKonstantaJumlah rumah tangga dengan jenis 'h' di zona `i' Koefisien regresiFHasil uji signifikan kelinearanHn (h)Rumah tangga dengan jenis 'h' yang berisikan orang berjenis 'n'n= Jumlah sampel data terbatasn'Jumlah sampel data tidak terbatasNJumlah populasi1-1korelasiRKoefisienR2Koefisien determinansStandar deviasis2VarianISeSampling errorSe(x)Standar error dari rata-rata sampelSEEStandar error dari perhitunganSig.SignifikantHasil uji signifikan beda rata-ratat P(h)Perbandingan rata-rata nilaiXi, X2 ... XnVariabel bebas (faktor-faktor berpengaruh)YVariabel terikat (jumlah produksi perjalanan)zTingkat kepercayaanZiZona asal `i'ZjZona tujuanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008BAB IPENDAHULUANLl Latar BelakangTransportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari satu tempat ketempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan transportasi yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan nyaman serta menunjang pemerataan pertumbuhan dan stabilitas, sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional serta mempererat hubungan antar bangsa (Warpani, 1990).Dengan adanya perkembangan ekonomi, sosial, dan politik yang semakin baik akan mempengaruhi besarnya volume lalu lintas sehingga pada akhirnya mempengaruhi dan mengakibatkan makin besarnya tuntutan akan kebutuhan sarana transportasi yang mudah, aman dan cepat (Morlok, 1991).Perkembangan kawasan dengan kawasan lain disekitarnya yang tidak merata akan menimbulkan ketidakserasian tingkat pertumbuhan dan kemajuan. Ketidakserasian ini akan menimbulkan kesenjangan daerah atau antar kawasan tersebut. Kesenjangan yang terjadi diperburuk lagi dengan krisis ekonomi yang mempengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat baik bidang ekonomi, sosial maupun budaya.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Sejalan dengan meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan, maka jumlah perjalanan pun juga semakin meningkat. Munculnya banyak permukiman akan menambah jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan tingkat pelayanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan, terutama pada saat jam puncak pagi maupun sore.Kota Pematangsiantar sebagai lokasi yang dipilih dalam penelitian ini, memiliki luas 79,971 Km2 terletak 400 meter di atas permukaan laut dengan jumlah penduduk 246.277 jiwa (BPS Kota Pematangsiantar, 2007). Kota Pematangsiantar saat ini terus mengalami perkembangan, akibat dari perkembangan tersebut adalah denganSmunculnya permukiman barn di wilayah ini yang dibangun oleh para pengembang permukiman yang juga berdampak pada permasalahan upaya pengembangan transportasi. Maka karena itu sangat menarik untuk meninjau keberadaan kawasan permukiman di wilayah Kota Pematangsiantar, khususnya dari sisi bangkitan pergerakan (Trip Generation).Adanya bangkitan pergerakan dari penghuni permukiman di Kota Pematangsiantar dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan utama di Kota Pematangsiantar. Untuk mengantisipasi kebutuhan dan memperhitungkan beban, diperlukan studi tentang bangkitan pergerakan dari penghuni permukiman tersebut sehingga nantinya untuk pembangunan kawasan permukiman yang barn atau yang akan datang dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jaringan jalan di Kota Pematangsiantar.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Studi ini hanya difokuskan untuk menghasilkan model bangkitan pergerakan yang ditimbulkan oleh beberapa tipe perumahan di kota Pematangsiantar, adapun halhal yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:1.Karakteristik penduduk dikaitkan dengan produksi perjalanan.Model bangkitan pergerakan.Faktor-faktor yang menentukan produksi perjalanan.Tujuan-tujuan utama perjalanan.1.2 Perumusan MasalahNm....111Kota Pematangsiantar saat ini terus mengalami perkembangan, hal ini akanmempengaruhi bangkitan pergerakan (Trip Generation) dan mempengaruhi kapasitas jaringan jalan dan juga berdampak kepada permasalahan upaya pengembangan transportasi.Jalan utama di Kota Pematangsiantar banyak yang telah mengubah lahan di sepanjang jalan dari lahan pertanian menjadi lahan terbangun diantaranya permukiman. Munculnya permukiman di sepanjang jalan utama ini akan menambah jumlah pergerakan, dimana pergerakan ini dapat mengganggu lalu lintas menerus, yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan Maka perlu adanya acuan untuk menghitung jumlah pergerakan yang akan dihasilkan oleh suatu kawasan permukiman.Penanggulangan permasalahan transportasi ini sangat penting mengingat besarnya peran dan keterkaitan transportasi dengan aktifitas atau kegiatan pembangunan lainnya.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081.3 Maksud dan Tujuan PenelitianMaksud penelitian ini adalah untuk memperoleh model bangkitan pergerakan untuk beberapa tipe perumahan di Kota Pematangsiantar. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari beberapa tipe perumahan di Kota Pematangsiantar sehingga nantinya untuk pembangunan kawasan permukiman yang barn atau yang akan datang dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jaringan jalan di Kota Pematangsiantar.1.4 Manfaat PenelitianNm....111rManfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepadapemerintah Kota Pematangsiantar dalam merumuskan kebijakannya di dalam pengembangan wilayah permukiman dan sebagai bahan informasi untuk meningkatkan kapasitas dan peran kawasan permukiman dalam memicu perkembangan kawasan tersebut serta kawasan sekitarnya.1.5 HipotesisHa: Jumlah anggota keluarga, jumlah penghasilan keluarga, kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang bersekolah, jenis pekerjaan, umur kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga dan luas bangunan secara simultan berpengaruh terhadap bangkitan pergerakan.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081.6 Pembatasan MasalahUntuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu, maka pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal yaitu:1.Perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan yang hanya dianalisis berdasarkan home base trip, yaitu semua perjalanan yang berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang kerumah.Prasarana yang berada di kawasan perumahan yang menuju pusat Kota Pematangsiantar atau daerah lain yang menjadi tujuan potensial.Parameter yang dipakai dalam pembuatan model bangkitan pergerakan adalah metode analisis regresi linear berganda (Multiple Linear RegressionAnalysis), dan data diambil berdasarkan kecenderungan penghuni perumahan untuk melakukan perjalanan yang terjabarkan dalam beberapa variable, seperti: tipe rumah, jumlah anggota keluarga, jumlah penghasilan keluarga, kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang sekolah, jenis pekerjaan, umur kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga dan luas bangunan.1.7 Sistematika PenulisanPenulisan tesis ini terdiri dari enam bab, adapun sistematika dalam penulisannya, yaitu berikut ini:Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini dikemukakan tentang informasi secara keseluruhan dari penulisan ini, yang meliputi latar belakang, pokok permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.BAB II TINJAUAN PUSTAKA, dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang dijadikan dasar dalam pembahasan dan penganalisaan masalah serta beberapa definisi dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.BAB III METODOLOGI PENELITIAN, dalam bab ini dikemukakan mengenai pendekatan dari metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data, kompilasi data dan pengambilan sampel serta metode untuk menentukan ukuran sampel.BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA, dalam bab inidikemukakan mengenai teknik dan metode pengumpulan data baik primer maupun sekunder kemudian data diolah menjadi sebuah informasi dengan menggunakan metode tertentu dan selanjutnya digunakan sebagai bahan analisis yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya.BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN, dalam bab ini berisi analisis dan pembahasan serta pemecahan masalah terhadap hasil pengolahan data dengan menggunakan metode yang dijelaskan pada bab 3.BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN, dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran berdasarkan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang mungkin dapat dilaksanakan oleh pengambil kebijaksanaan.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Bangkitan PergerakanBangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zona atau tata guna lahan persatuan waktu (Wells, 1975). BangkitanPergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan yang terjadi dalam satuanwaktu pada suatu zona tata guna lahan (Hobbs, 1995).Waktu perjalanan bergantung pada kegiatan kota, karena penyebab perjalanan adalah adanya kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan dan mengangkut barang kebutuhannya. Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan, dimana asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan tujuan adalah zona yang menarik pelaku melakukan kegiatan. Jadi terdapat dua pembangkit pergerakan, yaitu :1.Trip Production adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan suatu zonaTrip Attraction adalah jumlah perjalanan yang ditarik oleh suatu zonaMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Trip production dan trip attraction dapat dilihat pada Gambar II. 1 berikut ini:Trip ProductionTrip AttractionGambar II.1. Trip Production Dan Trip AttractionTrip production digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai asal dan/atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah. Trip attraction digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah (Tamin, 1997), seperti terlihat pada Gambar 11.2 berikut ini:BangkitanTarikanTempatRumahBangkitanTarikanKerj aBangkitanTarikanTempatTempatKerjaTarikanBangkitanBelanjaGambar 11.2. Bangkitan dan Tarikan PergerakanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Bangkitan dan tarikan pergerakan digunakan untuk menyatakan bangkitan pergerakan pada masa sekarang, yang akan digunakan untuk meramalkan pergerakan pada masa mendatang. Bangkitan pergerakan ini berhubungan dengan penentuan jumlah keseluruhan yang dibangkitkan oleh sebuah kawasan.Parameter tujuan perjalanan yang berpengaruh di dalam produksi perjalanan (Levinson, 1976), adalah:1.Tempat bekerjaKawasan perbelanj aanKawasan pendidikanKawasan usaha (bisnis)1.Kawasan hiburan (rekreasi)IDalam model konvensional dari bangkitan perjalanan yang berasal dari kawasan perumahan terdapat asumsi bahwa kecenderungan masyarakat dan kawasan tersebut untuk melakukan perjalanan berkaitan dengan karakteristik status sosialekonomi dari masyarakatnya dan lingkungan sekitarnya yang terjabarkan dalam beberapa variabel, seperti: kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga, jumlah penduduk dewasa dan tipe dari struktur rumah.Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang saling terkait satu dengan yang lain (Tamin, 1997), yaitu:1.Bangkitan pergerakan (Trip generation)Distribusi perjalanan (Trip distribution)Pemilihan moda (Modal split)Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20084. Pembebanan jaringan (Trip assignment)Untuk lingkup penelitian ini tidak semuanya akan diteliti, tetapi hanya pada lingkup bangkitan pergerakan (trip generation).11.2 Konsep Pemodelan Bangkitan PergerakanModel dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur (Tamin, 1997), termasuk diantaranya:1.Model fisikPeta dan diagram (grafis)1.Model statistika dan matematika (persamaan)f-Semua model tersebut merupakan penyederhanaan realita untuk tujuan tertentu, seperti memberikan penjelasan, pengertian, serta peramalan. Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi. Lembaga, pengambil keputusan, masyarakat, administrator, peraturan dan penegak hukum adalah beberapa unsur lainnya.Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberikan petunjuk dalam perencanaan transportasi. Karakteristik sistem transportasi untuk daerah-daerah terpilih seperti CBD sering dianalisis dengan model. Model memungkinkan untuk mendapatkan penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991).Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Model dapat digunakan untuk mencerminkan hubungan antara sistem tata guna lahan dengan sistem prasarana transportasi dengan menggunakan beberapa seri fungsi atau persamaan (model matematik). Model tersebut dapat menerangkan cara kerjasistem dan hubungan keterkaitan antar sistem secara terukur. Salah satu alasanpenggunaan model matematik untuk mencerminkan sistem tersebut adalah karenamatematik adalah bahasa yang jauh lebih tepat dibandingkan dengan bahasa verbal.Ketepatan yang didapat dari penggantian kata dengan simbol sering menghasilkanpenjelasan yang jauh lebih baik dari pada penjelasan dengan bahasa verbal (Black, 1981).tiNm....111Tahapan pemodelan bangkitan pergerakan bertujuan meramalkan jumlahpergerakan pada setiap zona asal dengan menggunakan data rinci mengenai tingkat bangkitan pergerakan, atribut sosial-ekonomi, serta tata guna lahan.11.2.1 Konsep Metode Analisis Regresi Linear BergandaDalam pemodelan bangkitan pergerakan, metode analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yang paling sering digunakan baik dengan data zona (agregat) dan data rumah tangga atau individu (tidak agregat). Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel saling berkait.Ada beberapa asumsi statistik hams dipertimbangkan dalam menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sebagai berikut:1. Variabel terikat (Y) merupakan fungsi linear dari variabel bebas (X).Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20082.Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah diukur tanpa galat.Tidak ada korelasi antara variabel bebas.Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk nilai semua variabel terikat.Nilai variabel terikat hams tersebar normal atau minimal mendekati normal.Sebagian besar studi tentang bangkitan pergerakan (trip generation) yang berbasis rumah tangga menunjukkan bahwa variabel-variabel penting yang berkaitan dengan produksi perjalanan seperti perjalanan ketempat kerja, sekolah dan perdagangan (Tamin, 1997), yaitu:1.Pendapatan rumah tangga1.Kepemilikan kendaraanStruktur rumah tanggaUkuran rumah tanggaAksesibilitasSecara khusus penelitian ini mengkaji faktor-faktor tersebut, termasuk menentukan faktor-faktor utama yang berpengaruh di obyek penelitian.Ada beberapa tahapan dalam pemodelan dengan metode analisis regresi linear berganda (Algifari, 2000), adalah sebagai berikut :a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas hams mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantaraMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar utuk mewakili.b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang paling sesuai (fit) menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dapat digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis).Analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyaikorelasi yang besar dengan variabel terikatnya.2.Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi hams kecil antara sesama variabel bebas.Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat ke dalam persamaan model regresi linear berganda:Y = a + bi X1 + b2 X2 Dimana: . + bn XY = variabel terikat (jumlah produksi perjalanan), terdiri dari:a= konstanta (angka yang akan dicari)bi,b2....bn= koefisien regresi (angka yang akan dicari)Xi, X2 ... Xn = variabel bebas (faktor-faktor berpengaruh)Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 200811.2.2 Konsep Metode Analisis KategoriMetode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997).Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yangumum digunakan dalam analisis kategori adalah:1.Ukuran rumah tangga (jumlah orang)2.Kepemilikan kendaraan1.Pendapatan rumah tanggaKategori ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan (dari data empiris) dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel.Persamaan analisis kategori yang digunakan untuk bangkitan pergerakan dengan tujuan 'I,' yang dilakukan oleh orang berjenis 'it' di zona `i ' adalah berikut ini (Tamin 1997):(oinP) = E (h) t (h)heH (h)Dimana:Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008i= zona asalp= zona tujuann= jenis orang (dengan atau tanpa kendaraan)(h) = jumlah rumah tangga dengan jenis 'h' di zonaHn (h) = rumah tangga dengan jenis 'h' yang berisikan orang berjenis 'n' t P(h) = perbandingan rata-rata nilaiAnalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda dengan alasan, yaitu:1.Analisis kategori mempunyai lebih sedikit batasan dibandingkan dengan analisis regresi linear, misalnya analisis kategori tidak mengasumsikan adanya hubungan linear.1.Pada analisis kategori tidak ada uji statistik untuk menguji keabsahan model,f-sedangkan analisis regresi linear dilakukan uji statistik.11.3 Karakteristik Pelaku Perjalanan IIFaktor penting yang termasuk dalam kategori ini adalah yang berkaitan dengan ciri sosial-ekonomi pelaku perjalanan, termasuk tingkat penghasilan, kepemilikan kendaraan, struktur dan besarnya keluarga, kerapatan pemukiman, macam pekerjaan dan lokasi tempat pekerjaan (Bruton, 1985).11.3.1 Faktor Sosial EkonomiYang termasuk faktor sosial ekonomi dan penduduk yang berpengaruh dalam pengadaan terjadinya perjalanan adalah faktor-faktor yang merupakan kondisiMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008kehidupan ekonomi penduduk, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja. Penduduk dari suatu kawasan pemukiman akan menghasilkan perjalanan yang berbeda dengan kawasan lain.Jumlah anggota keluarga yang banyak misalnya akan menghasilkan frekuensi perjalanan yang jumlahnya lebih banyak daripada keluarga yang jumlah anggotanya lebih sedikit. Sementara bagi pedagang semakin besar uang yang dikeluarkan untuk sewa rumah atau modal usaha, maka akan semakin besar pula sumber-sumber yang hams diusahakan untuk pengeluaran biaya perjalanan, yang mengakibatkan jumlah perjalanan semakin besar.Nm....111rKemampuan untuk membayar suatu perjalanan akan mempengaruhi jumlahperjalanan yang dihasilkan oleh suatu rumah tangga. Begitu pula dengan keluarga yangf-memiliki pendapatan yang tinggi umumnya dapat memenuhi kebutuhan biaya perjalanannya dari pada keluarga yang berpendapatan rendah. Pekerjaan dari kepala keluarga dapat dijadikan sebagai indikator yang mencerminkan tingkat pendapatan keluarga tersebut.Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dipengaruhi oleh tersedianya alat angkut dan sistem jalan yang baik Kepemilikan kendaraan bermotor, atau jumlah kendaraan yang tersedia untuk dipakai setiap anggota keluarga memberikan pengaruh yang penting terhadap terjadinya perjalanan, dimana keluarga yang memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor cenderung memberikan lebih banyak perjalanan dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki satu kendaraanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008bermotor atau tidak memiliki. Namun keluarga yang hanya memiliki satu kendaraan bermotor akan menggunakan cara yang lebih efektif.Secara teoritis, semakin besar tingkat pendapatan keluarga akan semakin besar pula produksi perjalanan yang dilakukannya. Demikian pula pendapatan keluarga ini cenderung berbanding lurus dengan tingkat kepemilikan kendaraan bermotor.Besarnya keluarga, jenis kelamin, usia, proporsi angkatan kerja perempuan yang kawin, jenis kekayaan dan jenis pekerjaan kepala keluarga adalah faktor yang mempengaruhi perjalanan. Penelitian di Milwauke, Wiscounsin menunjukkan korelasi negative antara status sosial dengan penggunaan angkutan umum penumpang (Bruton,1985). Penelitian ini dilakukan pada tahun 1974, namun gejalanya kurang lebih samadengan yang berlaku di Indonesia sekarang, yaitu para pemilik kendaraan cenderung menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan angkutan umum penumpang.11.4 Hubungan Transportasi dan Penggunaan LahanKonsep paling mendasar yang menjelaskan terjadinya pergerakan atau perjalanan selalu dikaitkan dengan pola hubungan antara distribusi spasial perjalanan dengan distribusi spasial tata guna lahan yang terdapat dalam suatu wilayah, yaitu bahwa suatu perjalanan dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan lokasi tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kawasan tersebut.Bangkitan perjalanan (trip generation) berhubungan dengan penentuan jumlah perjalanan keseluruhan yang dibangkitkan oleh suatu kawasan. Dalam kaitan antaraMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008aktifitas manusia dan antar wilayah ruang sangat berperan dalam menciptakan perjalanan.11.4.1 Model Interaksi Transportasi dan Penggunaan LahanPerencanaan transportasi tanpa pengendalian tata guna lahan adalah mubazir karena perencanaan transportasi pada dasarnya adalah usaha untuk mengantisipasi kebutuhan akan pergerakan di masa mendatang dan faktor aktifitas yang direncanakan merupakan dasar analisisnya. Skema interaksi hubungan transportasi dan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 11.3 berikut ini:TransportasiGuna LahanGambar 11.3. Skema Interaksi Hubungan Transportasi dan Penggunaan LahanModel interaksi guna lahan dan transportasi yang ada mat ini dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu model transportasi dan model guna lahan.Keseluruhan model interaksi guna lahan dan transportasi dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) model yaitu: model Konvensional (model 4 tahap), model Behavioural, model Linked, model Integrasi.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Model Konvensional (model 4 tahap) terdiri dari sub model bangkitan perjalanan (trip generation) yang merupakan fungsi dari faktor tata guna lahan dan faktor sosial ekonomi, distribusi perjalanan (trip distribution), pemilihan moda (modal split), pemilihan rute (trip/traffic assignment). Tahapan model konvensional dalam perencanaan transportasi, dapat dilihat pada Gambar 11.4 berikut ini:Land Use DataTravel Generation FactorsFriction of Space FactorsCalibration FactorsTransportationNetworkGambar 11.4. Tahapan Model Konvensional Transportasi111Model Behavioural didasarkan bahwa pelaku perjalanan akan terus melakukan pilihan (individual or person based) atau bukan berbasis zona. Pelaku perjalanan akan melakukan pilihan didasarkan pada utilitas yang merupakan fungsi dari aksesibilitas dan daya tarik tujuan perjalanan. Model behavioural yang dikenal adalah Multinominal Logit Models yang didasarkan pada teori Random Utility.Model Linked melakukan analisis sistem transportasi serta analisis terhadap alokasi penduduk dan pusat aktifitas tetapi guna lahan merupakan exogenous variable. Model linked yang dikenal adalah Selnec Model. Pada Selnec model out put dari modelMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008guna lahan menjadi input untuk model transportasi. Jadi pada model ini aksesibilitas digunakan untuk analisis distribusi perjalanan pada model transportasi dan untuk model guna lahan. Kelemahan model linked ini adalah analisis trip generation masih bersifat in elastic terhadap biaya perjalanan (generalized cost). Pada model linked ini terdapat time lag antara model guna lahan dan model transportasi sehingga model guna lahan dianggap sebagai variable exogenous.Model integrasi merupakan model yang melakukan analisis guna lahan (alokasi penduduk dan pusat aktifitas) dan sistem transportasi secara terintegrasi. Pada model integrasi analisis guna lahan yang dilakukan selain mempertimbangkan faktor aksesibilitas yang merupakan out put dari model transportasi juga mempertimbangkandaya tarik lahan dan faktor kebijakan.f-Model integrasi dibedakan berdasarkan model guna lahannya yaitu model guna lahan yang hanya menganalisis alokasi dari pemukiman penduduk dan model guna lahan yang menganalisis keduanya yaitu alokasi pemukiman penduduk dan alokasi komersil (bisnis). Masing-masing model integrasi tersebut juga dibedakan atas model guna lahan yang mempertimbangkan harga lahan dalam analisisnya dan model yang tidak mempertimbangkan harga lahan tersebut dalam analisisnya. Masing-masing model tersebut juga dibedakan berdasarkan mode response.Maksud perjalanan dan biaya perjalanan yang merupakan fungsi dan alokasi penduduk dan alokasi pusat aktifitas pada sebagian model tidak mempengaruhi moda angkutan yang digunakan, model yang demikian tersebut merupakan model yang mode unresponse. Sebagian dari model tersebut juga melakukan analisis terhadapMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008lingkungan, tetapi aspek lingkungan tidak terbahas karena pada saat ini masalah lingkungan belum menjadi masalah yang crucial pada kota-kota di Indonesia.Sebagaimana diketahui bahwa model guna lahan yang pertama adalah Model Lowry (1964). Model Lowrey banyak digunakan atau dikembangkan oleh model-model guna lahan selanjutnya. Prisip model Lowrey adalah:1.Perubahan guna lahan ditentukan oleh Basic Employment, Residential (tempat tinggal) dan Service Employment.Basic Employment sebagai input awal, kemudian dialokasikan tempat tinggal berdasarkan lokasi Basic Employment tersebut. Alokasi dari Service Employment didasarkan pada alokasi tempat tinggal.1-i2.Menggunakan 2 (dua) persamaan yaitu persamaan untuk alokasi tempat tinggal dan persamaan untuk alokasi aktifitas.11.4.2 Penggunaan Lahan Ditinjau Dan Sistem KegiatanSistem kegiatan secara komprehensif dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami pola-pola perilaku dari perorangan, lembaga dan firma-firma yang mengakibatkan terciptanya pola-pola keruangan didalam wilayah. Perorangan ataupun kelompok masyarakat selalu mempunyai nilai-nilai tertentu terhadap penggunaan setiap lahan (Hadi Yunus, 2005).Suatu lahan memiliki ciri-ciri antara lain tidak dapat ditambah ataupun dimusnahkan menurut administrasi yang jelas luasannya dan batasan geografisnya, bersifat lokasional dimana lokasi pada suatu lahan memiliki ciri dan suasanaMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008lingkungan tertentu yang berbeda satu dengan lainnya, memiliki tingkat kerawananyang tinggi dimana berbagai kegiatan dengan tingkat kepentingan yang berbeda dapat menimbulkan konflik diantaranya.Suatu kegiatan yang berlangsung pada suatu lahan atau tanah pada dasarnyadipengaruhi oleh 3 (tiga) hal (Johara Jayadinata, 1986), yaitu:1.Perilaku masyarakat (Social Behaviour)Masih terdapat nilai nilai sosial dalam hubungan dengan lahan, misalnya: kebiasaan, sikap moral, pantangan, pengaturan pemerintah, peninggalan kebudayaan, pola tradisional dan sebagainya.1.Berhubungan dengan kegiatan ekonomiDalam sistem perekonomian tanah merupakan salah satu faktor modal produksi.Dalam hal ini alokasi tanah dalam kaitannya dengan biaya dan tingkat efisiensiproduksi merupakan salah satu penentu jenis kegiatan perekonomian pada suatuwilayah.1101.Kepentingan umum yang berinteraksi satu dengan lainnyaKepentingan umum yang menjadi penentu dalam tata guna tanah antara lainkesehatan, keamanan, moral dan kesejahteraan umum yang meliputikemudahan, kenyamanan dan sebagainya. Misalnya orang-orang akan ingintinggal sedekat mungkin dengan tempat kerja, tempat rekreasi dan sebagainya.Kegiatan industri memilih pilihan lokasi yang dekat dengan tempat pemasaran,sumber bahan, pelabuhan dan sebagainya.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 200811.5 Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perumahan dan PermukimanPembangunan perumahan secara langsung menyangkut berbagai aspek kehidupan dan harkat manusia, hal ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menunjang pembangunan itu sendiri yang bersifat lintas sektoral serta saling keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya.Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan perumahan dan permukiman yaitu:1.Faktor Kependudukan1Perkembangan penduduk yang cukup tinggi merupakan masalah yang dapatmemberikan pengaruh yang sangat besar khususnya penduduk yang beradaatau berdiam di pusat-pusat kota, sedangkan jumlah rumah yang tersedia yang memenuhi persyaratan sebagai rumah yang layak huni tidak dapat memenuhi perkembangan jumlah anggota keluarga yang membutuhkan rumah. Pertumbuhan penduduk terutama di kota-kota besar disebabkan adanya arus urbanisasi dari luar daerah ke daerah perkotaan, baik sebagai pendatang menetap maupun sebagai pendatang yang tidak menetap seperti mereka pergi bekerja ke kota dan sore hari pulang kembali ke tempat asalnya.1.Faktor PertanahanDengan adanya arus urbanisasi sebagai fenomena pada saat ini terutama dikota-kota yang sedang berkembang seperti Indonesia memberi dampakyang akan mempengaruhi pembangunan perumahan dan permukimanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008sehingga terjadi masalah penyediaan tanah untuk pembangunan tersebut khususnya di daerah perkotaan dan kalaupun ada hams dengan harga yang sangat tinggi. Akibat keterbatasan tanah-tanah di daerah perkotaan maka para developer atau pengembang mengalihkan pembangunan perumahan dan permukiman ke daerah pinggiran kota.3.Faktor KelembagaanDalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman faktor kelembagaan sangat berpengaruh karena dengan adanya perangkat kelembagaan yang berfungsi akan dapat diambil suatu kebijakan, pembinaan serta pelaksanaan dari pembangunan tersebut baik olehperangkat pemerintah pusat serta pihak swasta yang semuanya merupakan suatu sistem yang terpadu sedangkan bagi pemerintah daerah memegang peranan penting dalam strategi pelaksanaan pembangunan khususnya perumahan dan permukiman.11.6 Kebijakan Pemerintah Dalam Pengadaan Rumah di IndonesiaUntuk mengatasi masalah kekurangan perumahan di Indonesia berbagai kebijaksanaan pemerintah dalam pengadaan rumah di Indonesia dilakukan melalui:1.Pembangunan perumahan dan pemukiman yang dilakukan oleh Perum Perumnas.Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan yang tergabung dalam persatuan pengusaha Real Estate Indonesia (REI).Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20083.Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi swasta yang dibiayai melalui Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (KPR-BTN).Pembangunan perumahan yang dilakukan melalui dana suatu lembaga yang diperuntukkan bagi pegawainya.Pembangunan perumahan dan pemukiman transmigrasi yang dilakukan melalui dana dan Departemen Transmigrasi.Pembangunan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat terasing melalui dana Departemen Sosial.Pembangunan perumahan dan pemukiman pedesaan melalui koordinasiantara Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Departemen Dalam Negeri.3.Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pengembang lainnya. Secara umum maksud dan tujuan pembangunan perumahan dan permukiman tersebut adalah untuk:1.Memperbaiki keadaan perumahan dan lingkungannya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.Mengembangkan dan meningkatkan sarana, prasarana dan fasilitas lingkungan baik perkotaan maupun perdesaan.Meningkatkan dan memanfaatkan kembali fungsi-fungsi perkotaan dengan lebih mengutamakan tata guna lahan.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Secara lebih khusus pengadaan sekaligus pengawasan terhadap perumahan dan pemukiman melalui kebijakan-kebijakan sebagaimana disebutkan diatas diatur menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1992, tentang perumahan dan permukiman tersebut dijelaskan bahwa penataan perumahan dan pemukiman bertujuan untuk:1.Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan penyebaran penduduk yang rasional.1.Menunjang pembangunan dibidang ekonomi, sosial, budaya dan bidangbidang lain.Berdasarkan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap pengadaan perumahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta hams benar-benar ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Tabel II.1 berikut ini menyajikan perkiraan jumlah rumah yang hams disediakan oleh pemerintah (Perumnas) dan swasta (REI) sampai tahun 2010.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Tabel II.1. Perkiraan Jumlah Rumah Yang Harus Disediakan oleh Perumnas dan REI Sampai Tahun 2010DEVELOPERJUMLAH UNIT RUMAH YANGHARUS DISEDIAKAN2001 - 2010PERUMNAS35.000R E I29.000JUMLAH64.000Sumber: (Real Estate Sumatera Utara Direktori, 2000)11.7 Keterkaitan Kawasan Perumahan dengan Infrastruktur PerkotaanKawasan perumahan sebagai tempat hunian penduduk merupakan salah satu masalah pokok yang hams diperhatikan oleh Pemerintah Pusat dan para developer.Sebagai tempat tinggal penduduk, lokasi kawasan perumahan hams mudah menjangkau setiap tempat aktivitas perkotaan, seperti lokasi pekerjaan, kantor instansi pemerintah dan swasta, pasar, pendidikan, dan lain-lain. Kecenderungan penduduk untuk memilih tempat bermukim sangat dipengaruhi oleh kemudahan untuk menjangkau lokasi-lokasi. Akibat yang ditimbulkan oleh ketidaktepatan lokasi pemukiman adalah terhambatnya perkembangan kota baik dari segi fisik kota maupun dari segi ekonominya.11.8 Kawasan Perumahan Untuk Real EstateReal estate memiliki pengertian yang cukup luas dan ditafsirkan secara berbeda-beda oleh masing-masing orang sesuai dengan sudut pandangnya. Real estate memiliki beberapa karakteristik (Komarudin, 1997), yakni :Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081.The value of house. Dan segi harga, rumah real estate memiliki harga yang beraneka ragam di berbagai Negara, namun kesemuanya relative lebih mahal dari harga rumah biasa. Harga rumah merupakan harga pelayanan pada orang yang tinggal didalamnya, dan harga pelayanan tersebut sangat ditentukan antara lain oleh timbulnya rasa kepuasan, privasi dan lain-lain.The value of other real estate. Selain harga rumah yang sudah termasuk didalamnya adanya pelayanan-pelayanan istimewa karena is berbeda dari rumah biasa sebagaimana telah dikemukakan diatas, maka tingginya harga rumah tersebut juga disebabkan karena rumah di real estate sekaligus merupakan modal yang memiliki nilai cukup tinggi.1.The value of service flow. Pelayanan dari suatu rumah, bangunan komersil maupun bentuk-bentuk lain dari real estate merupakan penjumlahan dari keseluruhan komponen individual yang memberi manfaat.Jika mengacu kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 648-384 tahun 1992, 739/KPTS/1992 tanggal 16 November 1992 tentang pedoman pembangunan perumahan dan pemukiman dengan lingkungan hunian yang berimbang, dalam Bab I Pasal I ayat 4 Surat Keputusan Bersama tersebut menyebutkan 'criteria rumah-rumah yang dibangun developer (pengembang) dalam suatu kawasan perumahan tertata terdiri dari :Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081.Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 54 M2 sampai 200 M2 dan atau biaya pembangunan per M2 tidak melebihi harga satuan per M2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C yang berlaku.Rumah Menengah adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 200 M2 sampai 600 M2 dan atau biaya pembangunan per M2 antara harga satuan per M2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C sampai kelas A yang berlaku.Rumah mewah adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 600 M2 sampai dengan 2000 M2 dan atau biayapembangunan per M2 diatas harga satuan per M2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku.2.Dalam hal luas kaveling atau harga satuan pembangunan per M2 masingmasing memenuhi kriteria yang berlainan, sebagaimana dimaksud dalam butir a, b dan c maka kualitas ditentukan sesuai kriteria yang tinggi.11.9 AksesibilitasAksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu dengan yang lain dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Black, 1981). Pernyataan mudah dan sulit merupakan hal yang sangat subyektif dan kualitatif, mudah bagi seseorang belum tentuMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008mudah bagi orang lain, begitu pula dengan pernyataan sulit, oleh karena itu diperlukan kinerja kualitatif yang dapat menyatakan aksesibilitas.Metode pengukuran sikap diukur dalam mempersepsi suatu obyek. Sikap tersebut adalah respon psikologis seseorang atas faktor yang berasal dari suatu obyek, respon tersebut menunjukkan kecenderungan mudah atau sulit. Pengukuran sikap seseorang atas suatu obyek dipengaruhi oleh stimuli, sebagai stimuli adalah peubahpeubah bebasnya. Dengan demikian maka pengukuran aksesibilitas transportasi dari seseorang merupakan pengukuran sikap orang tersebut terhadap kondisi aksesibilitas transportasinya. rNm...+1V6Banyak orang di daerah permukiman mempunyai akses yang baik dengan mobilatau sepeda motor atau kendaraan pribadi, tetapi banyak pula yang bergantung pada angkutan umum atau berjalan kaki. Jadi aksesibilitas zona asal dipengaruhi oleh proporsi orang yang menggunakan moda tertentu dan harga ini dijumlahkan untuk semua moda transportasi yang ada untuk mendapatkan aksesibilitas zona (Tamin, 1997).II.10 MigrasiPertumbuhan penduduk umumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu: pertumbuhan alamiah dan migrasi. Pertumbuhan alamiah adalah pertumbuhan akibat kelahiran dikurangi kematian, sedangkan migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dengan tujuan (motivasi) tertentu, seperti: faktor sosial, ekonomi maupun politik.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Migrasi terdiri dari dua jenis, yaitu: migrasi permanen dan migrasi sementara. Migrasi permanen adalah perpindahan penduduk yang berakhir pada menetapnya migrasi pada tujuannya, sedangkan migrasi sementara adalah perpindahan penduduk yang tidak menetap pada tujuan migrasi, tetapi kembali ke tempat semula atau pindah ke tempat lain.Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa migrasi pada hakekatnya merupakan implikasi dari perbedaan ketersediaan fasilitas antara suatu daerah dengan daerah lain. Penduduk dan daerah yang berfasilitas kurang pada umumnya daerah pedesaan, akan memiliki potensi untuk pindah ke daerah yang berfasilitas lebih lengkap, yaitu daerah perkotaan. Migrasi yang seperti ini dinamakan migrasi dari desa ke kota.SII.11 Aspek TransportasiPerkembangan kota berkaitan erat dengan perkembangan kegiatan penduduk, dan ekonomi. Sementara itu, kegiatan ekonomi tersebut diduga merupakan daya tarik masuknya sejumlah penduduk sehingga pertumbuhan penduduk kota relative lebih tinggi. Peningkatan jumlah penduduk di atas pada akhirnya memerlukan lahan yang lebih luas untuk areal pemukiman dan aktivitas kehidupan masyarakat.Kebutuhan transportasi suatu kota banyak ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penghuni kota tersebut. Semakin besar jumlah penduduk suatu kota akan cenderung semakin banyak fasilitas prasarana dan sarana angkutan umum yang diperlukan. Apabila transportasi diartikan sebagai sarana jasa angkutan penumpang dan barang dari tempat asal tertentu menuju ke daerah tujuan, dengan demikian perluMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008kiranya memperhitungkan besarnya cost yang dikeluarkan oleh para pengguna jasa transport tersebut. Para perencana ekonomi regional cenderung mengusulkan faktor keseluruhan ini dalam suatu hubungan antara lokasi ekonomi dengan jarak ke pasar. Cost yang dimaksud adalah kompensasi yang hams dibayar.Dalam studi transportasi, kompensasi ini biasa diungkapkan dalam bentuk komponen jarak, biaya dan waktu. Ada dua masalah pokok yang berkaitan dengan aspek transportasi: pertama adalah kebutuhan angkutan umum ke tempat kerja atau tempat kegiatan sehari-hari, dan kedua adalah angkutan umum yang berkenaan dengan tujuan aktivitas lain, seperti ke sekolah, dan tempat rekreasi.Beberapa studi tentang perkotaan dan transportasi di Indonesia terutamatransportasi darat, mengulas secara jelas bahwa akses transportasi merupakan aspek yang cukup penting dalam pembangunan. Sebagai hipotesis dasar dinyatakan bahwa semakin dekat jarak lokasi permukiman dengan lokasi kegiatan kota diduga akan semakin tinggi tingkat aksesibilitasnya. Mobilitas penduduk pengguna transportasi merupakan aspek yang perlu diperhatikan, demikian pula klasifikasi pengguna jasa transportasi seperti tenaga kerja, pelajar dan ibu rumah tangga.II.11.1 Pusat-Pusat KegiatanPusat-pusat kegiatan ekonomi kota biasanya dimulai dengan pusat perdagangan, yang kemudian menyebar kedaerah sekitarnya. Dengan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memungkinkan, membuat ekspansi wilayah kegiatan kota menjadi semakin meluas dengan tumbuhnya berbagai pusat kegiatan, hal ini mengacuMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008pada Teori Nuclei Ganda atau Multiple Nuclei theory. Pusat perdagangan, pusat manufakturing dan permukiman penduduk dari berbagai lapisan memerlukan sarana angkutan sebagai bagian dari jaringan komunikasi (Hadi Yunus, 2005).11.11.2 Perkembangan TransportasiPerkembangan industri, manufakturing dan perdagangan bisa menjadi penarik migrasi penduduk dari luar daerah semakin besar. Pertumbuhan migran yang cepat akan meningkatkan jumlah permukiman penduduk. Dengan demikian, pembangunan perkotaan memerlukan perencanaan yang cermat dalam kaitannya dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sebab menurut pengamat sosial, danlingkungan, faktor peningkatan penduduk merupakan faktor utama terhadap masalah kerusakan kualitas lingkungan (Alik, 2005).JrPertumbuhan penduduk yang pesat mengundang peningkatan sarana transportasi. Sementara itu pembangunan sarana dan prasarana transportasi akan mengundang atau menjadi daya tank bagi tumbuhnnya permukiman. Transportasi merupakan salah satu faktor kunci pemberi pelayanan/jasa dalam kebutuhan penduduk kota, terutama bagi mereka yang bekerja.Masalah transportasi yang dihadapi oleh beberapa kota besar di Indonesia diduga disebabkan oleh terbatasnya laju pembangunan jalan, sementara kenaikan kendaraan mengikuti pola eksponensial (Alik, 2005).Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 200811.12 Parameter Jaringan dan Ruas JalanBelakangan ini jaringan jalan di kota-kota besar di Indonesia telah ditandai dengan kemacetan-kemacetan lalu lintas. Selain akibat pertumbuhan lalu lintas yang pesat, kemacetan tersebut disebabkan oleh terbaurnya peranan jalan arteri, kolektor dan lokal pada jalan yang seharusnya berperan sebagai jalan arteri dan sebaliknya.Berdasarkan pertimbangan tersebut maka pemerintah merasa perlu melakukan pemantapan fungsi jaringan jalan kota dengan mengacu pada Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang jalan, ruas-ruas jalan yang ditetapkan hams sesuai dengan fungsinya dapat dipakai sebagai pegangan dan petunjuk seperti untuk koordinasi dengan manajemen sistem transportasi dan tata guna lahan.SBerdasarkan analisis kapasitas ruas jalan, jenis jalan dapat dibedakanf-berdasarkan jumlah jalur (carriage way), jumlah lajur (line) dan jumlah arah. Suatu jalan memiliki 1 jalur bila tidak bermedian (tidak berbagi/undivided/UD) dan dikatakan memiliki 2 jalur bila bermedian tunggal (terbagi/devided/D).Adapun faktorfaktor yang berhubungan dengan ruas jalan yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan akan diuraikan berikut ini:11.12.1 Berdasarkan Fungsi JalanFungsi jalan yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian jalan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004, jalan terbagi atas empat kelas yaitu:Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20081.Jalan Arteri, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.Jalan Kolektor, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.Jalan Lokal, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.Jalan Lingkungan, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-ratarendah.1-i11.12.2 Berdasarkan Sistem Jaringan JalanJalan mempunyai suatu sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berbeda, macam sistem jaringan jalan (menurut peranan pelayanan jasa distribusi) dapat dibagi atas:1.Sistem jaringan jalan primer.Sistem jaringan jalan sekunder.Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkatMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusatpusat kegiatan.Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.11.13 Analisis Model Bangkitan Pergerakan Berbasis Rumah Tangga Yang Pernah Dilakukan1. Penentuan Model Bangkitan Pergerakan Pada Kawasan Perumahan Di Kota Medan, Studi Kasus: Kawasan Sunggal Medan, Tesis Magister Manajemen Pembangunan Kota, USU, (Evi Amelia, 2004). Menurut hasil analisis di dapatbentuk model sebagai berikut:1.Model bangkitan pergerakan yang dihasilkan dari bangunan perumahan tipe mewah (Y1) : Y1= -2,629 + 3,201 X 1 + 1,413 X3Model bangkitan pergerakan yang dihasilkan dari bangunan perumahan tipe menengah (Y2) : Y2 = -5,550 + 3,950 X1 + 2,750 X3Model bangkitan pergerakan yang dihasilkan dari bangunan perumahan tipe sederhana (Y3) : Y3 = -1,531 + 2,159 X 1 + 4,192 X3dimana:Y = Produksi perjalanan (perjalanan/keluargalhari)X1 = Jumlah anggota keluarga (orang)X3 = Kepemilikan kendaraan mobil (unit)Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20082. Pola Produksi Perjalanan Di Kawasan Permukiman Pinggiran Kota Semarang, Jurnal Simposium I FSTPT, Desember 1998, (Nadi Wahyono dan Imam Buchori, 1998). Menurut hasil analisis di dapat bentuk model sebagai berikut:1.Pola produksi perjalanan yang dihasilkan dan bangunan perumahan tipe mewah (Y1) : Y1 = 1,71 + 0,50 X 1 + 4,25.10-8 X2 + 0,50 X3Pola produksi perjalanan yang dihasilkan dan bangunan perumahan tipe menengah (Y2) : Y2 = 1,20 + 0,56 X1 + 1,51.10-6 X2 + 0,52 X3Pola produksi perjalanan yang dihasilkan dan bangunan perumahan tipe sederhana (Y3) : Y3 = 2,43 + 0,32 X 1 + 3,05.10-i X2 + 0,69 X3 dimana:Y = Produksi perjalanan (perjalananikeluarga/hari)X1 = Jumlah anggota keluarga (orang)X2 = Pendapatan rata-rata keluarga (rupiah)X3 = Kepemilikan kendaraan mobil (unit)3. Analisa Karakteristik Bangkitan dan Pola Perjalanan Penduduk Perumahan Pinggiran Kota (Studi Kasus: Perumahan Bumi Pucang Gading Demak), Tesis Program Magister Teknik Sipil UNDIP, Semarang, (Denny Kumara, 2005). Menurut hasil analisis di dapat bentuk model sebagai berikut:Y = -0,113 + 0,998 X1 + 1,611 X2 + 0,998 X3 + 1,908 X4 + 1,370 X6 dimana:Y = Produksi perjalanan (perjalananikeluarga/hari)X1 = Jumlah KK dalam satu rumahMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008X2 = Jumlah anggota keluarga usia > 7 tahun (orang)X3 = Jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang)X4 = Jumlah anggota keluarga yang sekolah (orang)X6 = Kepemilikan kendaraan sepeda motor (unit)4. Model Bangkitan Pergerakan Keluarga Dan Zona Perumahan (Studi Kasus Perumahan Kajhu Aceh Besar), Jurnal Simposium I FSTPT, Desember 1998, (IsyaM, 1998). Menurut hasil analisis di dapat bentuk model sebagai berikut:Y = -2,19463 + 1,909887 X1 + 1,139548 X2dimana:Nm....111rY = Produksi perjalanan (perjalananikeluarga/hari)X1 = Jumlah anggota keluarga (orang)X2 = Kepemilikan kendaraan mobil (unit)5. Model Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan Antapani Kota Bandung, Jurnal Simposium I FSTPT, Desember 1998, (M. Sigit, 1998). Menurut hasil analisis di dapat bentuk model sebagai berikut:T = -1,2696 + 1,6256 P + 0,2026 M + 0,0376 Adimana:T = Produksi perjalanan (perjalananikeluarga/hari)P = Jumlah anggota keluarga (orang)M = Kepemilikan kendaraan mobil (unit)A = Usia (tahun)Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Berdasarkan hasil analisis model bangkitan pergerakan berbasis rumah tangga yang pernah dilakukan di beberapa kota yang berbeda, bahwa variabel bebas yang tetap muncul pada model yaitu: jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan. Hal ini menunjukkan kedua variabel bebas ini merupakan faktor paling berpengaruh pada model bangkitan pergerakan berbasis rumah tangga, disamping itu ada juga faktor lain yang mempengaruhi bangkitan pergerakan dan faktor itu berbeda disetiap kota.3L% lirrfI IMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANIII.1 Defenisi Operasional Variabel PenelitianTujuan utama dari defenisi variabel operasional adalah untuk menghindari penafsiran ganda (double defenition) terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu variabel-variabel dalam penelitian ini didefenisikan sebagai berikut :1.Produksi perjalanan (Y) adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan olehperumahan tipe mewah, menengah dan sederhana.1.Variabel yang berhubungan dengan produksi perjalanan (X) yaitu: jumlah anggota keluarga (orang), jumlah penghasilan rata-rata keluarga (rupiah), jumlah kepemilikan kendaraan (unit), jumlah anggota keluarga bekerja (orang), jumlah anggota keluarga yang sekolah (orang), jenis pekerjaan, umur kepala keluarga (tahun), pendidikan kepala keluarga dan luas bangunan (m2).111.2 Bagan Alir PenelitianKerangka pemecahan masalah sangat berguna agar dapat melihat secara jelas langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, karena dengan adanya kerangka tersebut maka dapat diketahui arah penelitian dan parameter-parameter apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagan alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 111.1 berikut:Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008MULAIIdentifikasi Masalah:Munculnya perumahan menambah jumlah pergerakan Tujuan Penelitian:Membuat model bangkitan pergerakan untuk beberapa tipe perumahan di Kota Pematangsiantar dan memberikan alternatif peningkatan efektifitas manajemen transportasi di Kota Pematangsiantar.Studi KepustakaanPenentuan Variabel PenelitiantiPengumpulan Data11Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008DATA PRIMER:1.Data pendapatan rumah tanggaData kepemilikan kendaraanData struktur rumah tanggaData ukuran rumah tanggaData aksesibilitas DATA SEKUNDER:1.Data kependudukanData sosial ekonomiLiteratur penunjangMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Pengolahan DataPembahasanKesimpulan dan Saran Uji StatistikMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Gambar III.1. Bagan Alir Metode Penelitian111.3 Metode Pengambilan DataPengambilan data bagi suatu studi transportasi pada dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan langkah-langkah yang saling terkait satu sama lain dengan hasil final untuk memperoleh data yang diinginkan (LPMITB, 1997). Proses pengumpulan data untuk studi transportasi dapat dilihat pada Gambar 111.2 berikut ini :rDesain KuesionerDesain SampelTidak Survei PendahuluanPelaksanaan SurveiTidak _Kompilasi DataAnalisa DataGambar 111.2. Tahapan Pengumpulan Data PrimerPengambilan data pada suatu penelitian dapat dilakukan dengan survei maupun dengan mengutip langsung dari laporan/penelitian yang sudah pernah dilakukan. Untuk mendapatkan data dengan cara survey hams memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1.Jadwal pelaksanaan survei dan jumlah surveyorStruktur organisasi tim surveiEstimasi biaya yang diperlukanMekanisme pengumpulan dataMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Dalam mencapai tujuan dan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Pelaksanaannya secara garis besar dapat diberikan sebagai berikut:1.Tahapan pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian penelitian ini.Tahap kedua adalah menentukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai pada daerah penelitian.Tahap ketiga adalah pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari survei.Tahap keempat adalah melakukan home interview yaitu wawancara yang dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih secara acak.1.Tahap kelima adalah mengedit data yang telah dikumpulkan dan membuat tabulasi.Tahap akhir adalah melakukan analisis data hasil survei dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan menggunakan analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) untuk mengambil kesimpulan dan tujuan penelitian ini.111.4 Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Dalam penulisan ini data primer yang dimaksud adalah data yang sumbernya diperoleh langsung dari responden/penghuni perumahan, yaitu data jumlah anggota keluarga (orang), jumlah penghasilan rata-rata keluarga (rupiah), jumlah kepemilikan kendaraan (unit), jumlah keluarga yang bekerja (orang), jumlah keluarga yang sekolah (orang), jenis pekerjaan, umur kepala keluarga (tahun), pendidikan kepala keluarga, dan luas bangunan (m2).Sedangkan data sekunder adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi diluar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya data yang asli.Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dan perpustakaan. Didalam penelitian ini data sekunder sumbernya lebih banyak diperoleh dari pihakdeveloper perumahan.1-i111.5 Metode Pengambilan SampelIPengambilan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikan seluruh populasi tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan cara yang tepat dalam menarik sample yang dimaksud agar benar-benar mampu mempresentasikan kondisi seluruh populasi.Mengingat karakteristik sosial ekonomi penduduk di kawasan perumahan tertata umumnya heterogen, maka teknik penarikan sampel yang dipergunakan adalah Stratified Random Sampling yaitu sampel acak berstrata.Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Untuk memudahkan dan menentukan besarnya ukuran sampel dalam suatu penelitian maka dapat digunakan data dari survai pendahuluan, biasanya data awal yang diambil akan diolah sebanyak 30 data sampel. Dari 30 data sampel yang diambil tersebut selanjutnya diolah sehingga akan dapat diketahui berapa besar ukuran sampel dan selanjutnya hanya tinggal menambah kekurangannya (Teknik Sampling, 2001).Secara matematis, besarnya sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagaiberikut:Menghitung standar error dari rata-rata sampel:Se(x) = Se,standar error dari rata-rata sampelDimana :Se(x)= Standar error dari rata-rata sampelSe= Sampling errorz= Tingkat kepercayaanDengan tingkat kepercayaan 95% dan sampling error 5% maka jumlah data yang dibutuhkan adalah :n' =S2, untuk populasi yang tidak terbatas[ Se(x) j2n =n' , untuk populasi yang terbatas1 + n'NDimana :n'= Jumlah sampel data tidak terbatasMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008n= Jumlah sampel data terbatasN= Jumlah populasis= Standar deviasi dari variabel yang digunakan sebagai acuandalam menentukan jumlah sampel, misalnya: produksi perjalanan.s2= VarianDalam penelitian ini, kriteria pengambilan sampel dengan pembagian strata berdasarkan beberapa tipe perumahan.Sesuai dengan kriteria rumah-rumah yang dibangun developer (pengembang) dalam satu kawasan perumahan tertata, maka pembagian strata tipe bangunan pada penelitian ini terdiri atas :f-a.Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 54 M2 sampai 200 M2 dan atau biaya pembangunan per M2 tidak melebihi harga satuan per M2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C yang berlaku.Rumah menengah adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 200 M2 sampai 600 M2 dan atau biaya pembangunan per M2 antara harga satuan per M2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C sampai kelas A yang berlaku.Rumah mewah adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling antara 600 M2 sampai dengan 2000 M2 dan atau biayaMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008pembangunan per M2 diatas harga satuan per M2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku.111.6 Daftar KuesionerDaftar kuisioner yang digunakan dalam melakukan home interview dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap anggota keluarga dalam mengisinya dan juga memudahkan pengisian tabel data perjalanan dan informasi keluarga yang dibuat.Daftar yang dibuat terdiri dari :a. Daftar data keluarga yang berisikan informasi keluarga, terdiri dari :1.Jumlah anggota keluargaJumlah anggota keluarga yang bekerja dan bersekolahPenghasilan rata-rata keluarga per bulanJumlah kepemilikan kendaraanPekerjaanUmurPendidikanTipe rumahLuas bangunanb. Daftar yang berhubungan dengan informasi perjalanan yang terdiri atas :1.Asal, maksud dan tujuan perjalananModa transportasi yang digunakanMuhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 2008Muhammad Efrizal Lubis : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota..., 2008 USU e-Repository 20083. Waktu dan jarak perjalanan.111.7 Model PenelitianUntuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu berapa besar pengaruh variabel mengenai bangkitan pergerakan (X) seperti