olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20640... · 2016-10-09 · sistem yang...
TRANSCRIPT
ANALISIS GRAMATIKAL TERHADAP BUKU TERJEMAHAN
FATH AL-MU'IN PADA BAB ZAKAT KARYA SYAIKH ZAINUDDIN
SKRIPSI
Diajulean Kepada Fakultas Adab dan HumanioraDntule Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Sastra
Oleh:
ROBIATUL ADAWIYAHNIM.100024118583
JURUSAN TARJAMAH
FAKDLTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H / 2006 M
ANALISIS GRAMATIKAL TERHADAP BUKU TERJEMAHAN
FATH AL-MU'IN PADA BAB ZAKAT KARYA SYAIKH ZAINUDDIN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan HumanioraUntuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Sastra
Oleh:
ROBIATUL ADAWIYAHNIM.I00024118583
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H / 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Analisis Gramatikal Tel'hadap Buku Terjemahan Fath
al-Mu'in Pada Bab Zakat Karya Syaikh Zainuddin telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 22 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana program strata I (S I) pada jurusan tarjamah.
Jakarta, 22 November 2006
Sidang Munaqasyah/'
Ketua Me angkap Anggota
~-------Drs. Abdullah, MANIP. 150262446
Sekretaris Merangkap Anggota
~~NIP. 150 268 589
Anggota
Penguji
Drs. wan Azizi, MANIP. 150268589
Pembimbing
Ahma vaekhudin, M.AgNIP. 150303001
KATA I'ENGANTAR
~ y I <'y=-y I,i;, F
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan ni'mat dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan umat-umatnya yang
tetap berpcgang teguh pada ajarannya hingga akhir zaman.
Tiada terasa waktu berlalu, pCljalanan yang panjang pcnuh dengan cobaan dan
rintangan telah penulis lalui dengan penuh keikhlasan dan kesabaran bcrtawakal kepada
Allah SWT. Walaupun demikian, itu semua mcrupakan langkah awal yang tidak akan
mampu menghalangi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran, penulisan ilmiah ini banyak ketcrbatasan dan kcmampuan
pengdahuan, sehingga masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang penulis miliki
dalam penulisan skripsi ini.
Skripsi ini dengan judul Analisis Gramatikal Tcrhadap Buku Tcrjcmahan
"Fath al-Mu'in"Pada Bab Zakat Kal)'a Syaikh Zainuddin. Skripsi ini diajukan unlllk
mcmcnuhi persyaratan akademik dalam mcnyelesaikan program Srata satu (S I) pada
Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Tatjamah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari bcrbagai
pihak. Olch karcna itu, dalam kcscmpatan ini pcnulis hcndak mcnyampaikan ucapan terima
kasih dan pcnghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
I. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah.
2. Bapak Dr. H. Abdul Chair, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
3. Bapak Drs. Abdullah, MA, selaku Ketua Jurusan, dan Bapak Drs. lkhwan Azizi, MA
sclaku Sekretaris Jurusan Tmjamah UIN Syarif Hidayatullah.
4. Bapak Sukron Kamil, M.Ag, selahl Doscn Akademik UIN Syarif Hidayatullah.
5. Bapak Ahmacl Syaekhudin,M.Ag, selaku closen pembimbing yang telah ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing bahkan mengarahkan penulis clalall1
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak clan Ibu Dosen pcngaJar khususnya di Jurusan Tmjamah yang mewariskan
ilmunya kepacla pcnulis selama masa kuliah.
7. Bapak dan Ibu Staff Perpustakaan UIN Jakarta, Pcrpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora, Perpustakaan Umum Iman Jama', dan Sumantri Brojonegoro Kuningan,
yang tclah memberikan pelayanan yang baik dan bantuan pinjaman buku-buku kcpacla
penulis.
8. Bapak Drs. I-I. Aliy /\s'ad, M.M, selaku pcnerjemah kitab "Fath al-Mu'in" yang tclah
ikhlas meluangkan waktunya untuk diwawancflra.
9. Kcdua orangtua tercinta yang paling berjasa dalal11 hidup penulis: Ayahanda H.M.
Yasin dan 1bunda I-lj. Masnun. Dengan seluruh do'a, harapan, nasihat, bil11bingan, dan
dukungan serta kesabaran beliau mendidik penulis sejak kecil sal11pai sckarang ini serta
kakak-kakakku tersayang: K'I-lj. Ertin 1riansih, B'Nunung Mashabi, K'Khoiri Umami,
B'Syakur Alam dan B'Syahrul Rozi. Much love/or you all ...
JO. Sahabat-sahabat setiaku "D'Milkshakcrs": Yuni, Lia, Mayang, Vita, Risma, 'Ncup.
Teman-teman scperjuangan di Jurusan Tatjamab tahun 2000 khususnya: 1ma, Rabma.
Robit, Qomar, Carsan, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
II. Para Staff Pcngajar TPA AI-Mutammimah: leba, U-nce, Neneng, fmo. Ipah, Azis scrta
para StaffPengajar Bimbel AI-Fatih yang tidak dapat penulis sebutkan satu-pcrsatu.
Scmoga dukungan dan do'anya yang diberikan kepada penulis mendapat balasan
kcbaikan dari Allah SWT. Sebagai makhluk yang dha'if dan jauh dari kescmpurnmll1.
pcnulis mohon maaf atas segaia kekhiIafan dan kekurangan. Penulis bcrharap skripsi in;
dapat mcmberikan sumbangan bagi perkcmbangan ilmu pengetahuan. Kritik
membangun scIalu harapkan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
Jakarta, 20 November 2006
Penulis
Robiatul Adawiyah
DAFTARISI
KATA I>ENGANTAR ..
DAFTAR lSi................................................................................................... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ,. I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................... 7
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 8
D. Metode Penelitian 8
E. Sistematika Penulisan 9
KERANGKA TEORI
A. Hakikat Peneljemahan 10
1. Definisi Peneljell1ahan 10
2. Ragall1-ragam Penerjell1ahan............................................. 13
3. Tahap-tahap Peneljemahan 15
B. Penerjel11ahan Kitab Kuning di Indonesia............................... 16
C. Teori Gral11atikal..................................................................... 20
1. Definisi Gral11atikal 20
2. Satuan-satuan Gral11atikal 21
D. Teori Diksi............................................................................... 24
I. Definisi Diksi 24
2. Diksi c1alal1l Kalil1lat.......................................................... 26
BAB III SINOPSIS BUKU
A. Sinopsis Fath al-Mu'in 33
I. Biograti Pengarang.......... 33
2. lsi Buku Asli...................................................................... 34
B. Sinopsis Buku Terjemahan Fath al-Mu'in 36
I. Biografi Peneljemah.......................................................... 36
2. lsi Buku Terjel1lahan 40
BAB IV ANALASIS DATA
A. Analisis Diksi 42
B. Analisis Kalimat 5I
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan :. 54
B. Saran-saran............................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN TRANSLlTERASr ARAB - LATIN
Sesuai dengan keputusan bersama lVlenteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Keblldayaan ReplIblik Indonesia No. 158/I 987 dan No. 0543b/UIl987 mengenai
pedoman transliterasi, maka skripsi ini menggllnakannya sebagai pedoman
transliterasi dengan sedikit lllodifikasi pada sistim penuIisan, sebagaimana akan
dijelaskan di bawah ini:
ArabL";,, r=A"b Latin
\ Tidak 1.dilambangkan
\
y b
I1;, ?
-W t t
,
-------_.-_._--------..::., s -'---e:--- g
.".._-----_.,_._---- -,-- -_.- ........_----~._-_._,--_.-. _.._~.-,_._-_._-_ .. -_.- -------- ......_----C J U f
-r h J q
t kh el k
~ d J I
-j z {" III
----.J r U n
1---_._- ----- -- r-----.--.J z .J W
-U" S .iJ> h
,. sy aJi/u!'U" ..
0'" ~ '$ y
I
u"" d
Ulltuk Volml Panjallg dan Volml Rangkap
a = a panjang
= 1 prulJ3ng
Q u panJang
\s.... aJ
J .... =au
KeteraJ!l:ill!.
I. Artikel JI 1 al- I ditulis dalam satu bentllk yaitu 1 al I taupa membedakan apakah
hllrufyang mengikutinya tennasllk huruf qamariyah atau syamsiyah.
2. Syadclah ditandai dengan hurufkembar, contoh :~II aJ-jaunat-u I.
3. Setiap fonem dipisah dengan tanda minus (-), seperli I al-jaullat-u I.
4.1 .... 1 mengapittransliterasi Arab.
5. " .... " mengapit arti dalam bahasa Indonesia.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakallg Masalah
Pada umumnya kegiatan peneljemahan yang dilakukan oleh sistem
pengajaran di pesantren menitikberatkan pada peneljemahan kata demi kata.
Peneljemahan ini dilakukan terhadap Al-qur'an dan buku-buku atau kitab-kitab
bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa, kegiatan ini umumnya dilakukan di pesantren
salati, tentunya kitab-kitab yang diteljemahkan adalah kitab-kitab Islam klasik dan
- -pertengahan seperti "Fath al-Qarib", "Fath al-Mu'in", "Safinah", dan kitab-kitab
lannya. Tidak hanya kitab fiqh yang diajarkan akan tetapi kitab tasawuf, tauhid,
tarikh, dan masih banyak lagi kitab yang lain.
Di lingkungan pesantren (salafi murni) satu-satunya pengajaran fomal yang
diberikan adalah kitab-kitab kuning. 1 Metode dimulai dengan terjemah, syarah
dengan analisa gramatika (I'rab) peninjauan morfologis (Tasrif) dan uraian semantik
dengan penafsiran dan penyimpulan yang bersifat deduktif, dan kitab yang dijadikan
bacaan tersebut dibaca secm'a urut dan tuntas.2
Sistem yang diajarkan di pesantren di seluruh Jawa dan Madura pada
umumnya sama. Sistem pengajaran pun sama, yaitu sistem sorogan dan sistem
' M. Dawan Rahardjo, Pergulalan Pesanlren Membangun dari Bawah, (JakaIta: P3M, 1985),h.55
2 Ibid., h.S1
2
bandongan] Sistem sorogan bersifat individual, di mana seorang santri berhadapan
langsung dengan seorang Kyai, 4 Tetj adi interaksi saling mengenal diantara keduanya.
Sedangkan sistem pengajaran bandongan (Jawa Tengah), bandungan (lawa Barat)
yaitu sistem pengajaran tradisional di pesantren di mana seorang Kyai duduk
dikerul11uni oleh santri-santrinya, kesemuanya l11enyimak kitab kuning, Sang Kyai
membaea, l11eneljemahkan dari bahasa Arab ke bahasa daerah (biasanya lawn,
meskipun di lawn Barat, tetapi tereal11pur dengan istilah-istilah Sunda) dan
menerangkan isi kitab terrsebut kepada para santri. Para santri hanya mendengarkan
serta meneatat teljel11ahannya pada kitab itu juga"
Peneljemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren salafi dengan
metocle kata demi kata seem'a literlek , l11engakibatkan kurangnya kemampuan para
SlUltri dalam menggunakan bahasa Indonesia seem'a baik dan benar. Karena
peneljel11ahan yang dilakukan bukanlah mengalihkan ide atau pesan bahasa sUlUber
ke dalam bahasa sasaran, tetapi mengalihkan bahasa satu ke bahasa lain kata perkata
pacla umul11nya berbahasa lawa, dan dijelaskan dengan bahasa setempat eontohnya
bahasa Sunda. Hal itu menjadikan para santri sedikit banyak l11elupakan dan kurang
perhatiannya terhadap struktur atau susunan kata, bahkan penggunaan yang kurang
tepat suatu kata dalam suatu kalimat bahasa Indonesia.
J Ibid
<\ Pradjarta Dirdjosanjoto, lvleme/ihara Umal : Kyai Pesantren - Kyat Langgar Jawa,(Yogyakarta: LKIS, 1999), eet. ke-I, h. 149
5 Slidjako Prasodjo, Profil Pesanlern : Loporon Hasi! Penelilian Pesonlren AI-Falak (Jakarta:LP3ES, 1982), eet. ke-I, h. 7
3
Penetjemahan merupakan pengalihan makna dari bahasa sumber (BSu) ke
dalam bahasa sasaran (BSa). Pengalihan ini dilkukan dari bentuk bahasa p(lrtama ke
dalam bentuk bahasa keclua melalui struktur semantis. Maknalah yang dialihkan dan
hams cliperlahankan, seclang benluk boleh diubah. Larson memmuskan pengertian
tetjemahan seem'a lebih lengkap sebagai berikut : "Menerjemahkan berarti
mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dml konteks budaya
dari bahasa sumber (BSu) kemudian menganalisis teks tersebut (BSu) untuk
menemukan maknanya clan mengungkapkan kembali makna yang Satna itu dengan
mcnggunakan leksikon clan struktur gramatikal yang sesuai dalam ballasa sasaran
(BSa) dan konteks budayanya.,,6
Dalam pengalihan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain, yang harus
dipertahankan sedapat mungkin ialah isi, sedangkan benhtk dinomordualcan keeuali
dalam kasus-kasus tertentu seperti dalam pllisi, sebab dalam setiap ballasa, kaidall
yang menghllbllngkan isi dengan bentuk yang sangat komplek, arbiter dan beragatn.7
Oleh karena itu, agar pengalihan sllalll bahasa tetjemahan tersebllt dapat
dipahami dan climengerti, maka harus diperhalikan bentllk bahasa sasaran (BSa).
Kriclalaksana (1985), menclefinisikan "Penerjemahan sebagai pemindahan sllatu
amanal clari bahasa sllmber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan pertatna-
lama mengungkapkan maknanya clan kemllclian gaya bahasanya."sama halnya dengan
6 Mildred L. Larson, Penerjel11ahan Berdasarkan klakna .. Pedoman Untuk Pemadanan AntarBahasa, (Jakarta: Arean, 1991), eet. ke-2, h. 262
7 Jan Van Luxembeg, et AI, Teori Saslra, (Jakarta: PT. Intermasa, 1991 ), eet. ke-2, h. 209
4
Eugena A. Nida dalam bic1ang Linguistik, mengungkapkan bahwa "Menerjemahkan
berarti menciptakan padanan paling dekat dalam bahasa penerima terhadap bahasa
sumber, pertama dalam halmakna dan kedua pada gaya bahasanya."g
Masalah makna mempakan bagian yang tidak terpisahkan dari bidang
penerjemahan. Jika kita berbicara tentang peneljemahan, kita juga hams berbicara
lenlang makna. Alasannya adalah karena tujuan peneljemahan erat kaitannya dengan
pengalihan makna yang terkandung dalam suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain.
Dan ini bagi seorang peneljemah dalam kemampuannya untuk meneljemahkan.
Karena mengusai bahasa sumber (BSu),mengusai bahasa sasaran (BSa) dan mengusai
bahsa teks yang akan diteljemahkan, belum tentll akan membllahkan hasil terjemahan
yang baik tanpa adanya praktek dan pengalaman.
Seorang penerjemah adalah seorang penulis, tentu saja ia bllkan pengarang
(autor) bukunya sendiri. Gagasan yang ada di dalam teljemahan tetap merupakan
gagasan pengarang itu, penerjemah harus mampu menyusun suatu leksi (diksi),
kalimat, dan idiom dengan benar yang semuanya disebut dengan gramatikal. Di
dalam leksikal ada aturan yang harus ditaati seorang penelj emah yaitu berupa
ketepatan dalm memilih kata, begitu pula ada hal yang perIu diperhatikan antara lain:
(I) Kesepadanan dan Kesatllan, (2) Kesejajaran, (3) Penekanan dalam kalimat, (4)
8Nurachman Hanan, Teori dan Seni t\;[enel:iemahkan, ( Flores: Nusa Indah, 1996 ), eet. ke-l,h. S4
5
Kehemiltan, (5) Kevarasian. Masih banyak lagi aturan-aturan yang terdapat dalam
gramatikal.9
Sebagai searang peneljemah haruslah mampu mencarikan padanan yang tepat
dari bahasa sUl11ber (BSu) ke dalal11 bahasa (BSa). Satu kesalahan bila searang
peneljemah mal11adankan sebah kata atau kanteks kalimat bahasa sasaral1 tidak
sesuai dengan bahasa SUl11ber, hal itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Dalan1
l11encari paclanan, kita pasti menemukan makna leksikal pada kamus, yang membuat
kita harus pandai mel11ilih kata-kata yang sesuai dengan kanteks kalimat yang kita
temukan. Kesesuaian antara kanteks bahasa sumber (BSu) clan kanteks bahsa sasaran
(BSa) adalah salah satu syarat peneljemahan. 10
Ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi aleh seseorang penerjemah.
I\ntara lain: ia hams memliki pemahaman mendalam, perasaan sensitif, dan
pengetahuan yang menyeluruh mengenai makna-makna kalimat yang cliterjemahkan.
Idealnya seorang penerjemah juga harus memiliki dzauq yang sempurna atas bahasa
sumber clan bahasa sasaran, serta mengenai berbagai isyarat clan bahkan akar-akar
kebudayaan keclua bahasa tersebut. Karena sebab itulah, menerjemahkan clapat juga
dianggap sebagai menafsirkan.
9 Sabarti Akhadiah Maidar G, Arsjad dan Sakura A. Ridwan, Pembli1Gan KemampuanMenlilis Bahasa Indonesia. ( Jakarta: Erlangga, 1999 ), h.I
JO Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan AI-qliran Depag Edisi 1990, (Yogyakarta : PT. TiaraWacana, 2001), cet. ke-1, h. 62
6
Oleh karena itu, tidak sel1lua hasil karya teljel1lahan kita terima apa adanya,
karena setiap hasil terjemahan perlu dianalisis dan dikritisi dengan beberapa acuan
standar penerjel1lahan yang l1lenopang diakuinya mutu karya terjemahan tersebut.
Berdasarkan pel1laparan di atas maka penulis l1lenganggap perlu meneliti
salah satu karya berbahasa Arab yang telah diterjel1lahkan ke dalal1l bahasa Indonesia
- -yaitu buku teljemahan "Fath al- Mu'in" karya Syaild1 Zainuddin bin 'Abdul 'Aziz AI-
Malibariy yang diterjel1lahkan ke dalal1l bahasa indonesia oleh Drs. H. Aliy As'ad
bimbingan Dr.H. Moh.Tolchah Mansoer, SH dan diterbitkan oleh penerbit "Menara
Kudus". Contoh teks asli dan teljemahannya adalah :
Teks BSu:
1I Ull . W ~1 4..u L.:.i.l w..i:Jl.0" lY' ." 3
Teks BSa:
"Zakat Harta wajib ditunaikan pada delapan macal1l : emas perak, binatang ternak,
buah kurma, dan anggur dan diberikan kepada delapan kelol1lpok manusia".12
Pada terj emahan di atas penulis melihat adanya kekurang efektifan
penggunaan leksikal menurut kaidah bahasa Indonesia dan ketidaktepatan dalam
pemilihan diksi dalal1l penggunaan gramatikal yaitu pada kalimat " Zakat Harta wajib
11 Syaikh ZainuddiIl, Falh al-Mu'in, (Bandung; Syirkal al-Ma'arifLi al-Tab'i wa aJ-Nasyari,t.l), hAS
12 Aliy As'ad, Terjemahan Fa/hul Ail/'In, (Kudus; Menara Kudus, t.l), h. I
7
ditunaikan pada delapan macam : emas, perak, binatang ternak, buah kurma, dan
anggur dan diberikan kepada delapan kelompok manusia". Menurut penulis
tetjemahan yang sesuai adalah :
"Zakat Harta wajib dikeluarkan pada delapan macam : emas, perak, binatang ternak,
buah kunna, dan anggur dan diberikan kepada delapan kelompok manusia.
Kata zakat harta berfungsi sebagai subyek, sedangkan kata wajib dikeluarkan
berfungsi sebagai predikat, susunan subyek-predikat adalah susunan kalimat bahasa
Arab.. Jadi kalimat terjemahan ini masih menggunakan susunan kalimat bahasa
sumber.
Demikian penulis mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan shipsi
-dengan judul " Analisis Gramatikal Terhadap Bnku Terjemahan Fath al-Mu'in
Pada Bab Zakat Karya Syaikh Zainuddin ".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sebagaimana telah penulis kemukakan di atas, bahwa pengamatan terhadap
buleu teljemah Fath al-Mu'in terjemahan Drs. H. Aliy As'ad telah memberi inspirasi
penulis untule mengangkat permasalahan gramatikal. Dari sekian bab pada buleu
tersebut, penulis mengambiI satu bab saja, yaitu Bab Zakat., dengan alasan agar
penelitian yang akan penulis lakukan tidak meiebar. Dalam penulisan penulis
memberikan perumusan sebagai brikut :
Apakah peneljemah kitab Fath al-Mu' in sudall ~esuai dengan kaidah gramatiakal
yang berlaku dalam bahasa Indonesia?
8
C. Tujuan Pcnclitian
I. Tujuan Umum
Berdasarkan masalah yang penulis kemukakan di atas, maka yang menjadi
tujuan umum clari penelitian gramatikal ini aclalah membuktukan betapa penting
pembentukan gramatikal dalam suatu hasil teljemahan agar mudah dipahami.
2. Tujuan Khusus
-Mengetahui kesesuaian teljemahan Path al-Mu'in karya Syaildl Zainuddin
clengan kaiclah gramatikal clalam bahasa Indonesia.
D. Mctodc Pcnclitian
Berclasarkan tujuan penulisan yang telah penulis kemukakan, maka jenis
penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian analisis deskriptif
berdasarkan teori yang dipakai yaitu teori terjemahan kitab kuning dan teori
gramatikal. Sebagaimana telah disebutkan pada judul skripsi ini. Penulis mengambil
data pada bab zakat buku terjemahan "Path al-Mu'in" yang cliterjemahkan oleh Drs.
Aliy As'ad bimbingan Dr.H. Moh.Tolhah Mansoer,S.H kemudian mendeskripsikan
hasilnya. Uutuk mendukung metocle ini, akan clilakukan penghimptm data melalui
wawancara.
Adapun pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku "Pedoman
Penulisan Skripsi Tesis, dan Disertasi" yang disusun oleh tim UIN Syarif
Hidayatullall dan diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002.
9
E. Sistcmatika l'cl1ulislll1
Dntuk lebih mudah pemahaman pembaca, shipsi ini dibagi menjadi beberapa
bab dan sub-bab dengal1 sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan kerangka teori yang terbagi tiga bagian. Bagian pertama
hakekat peneljemahan yang terdiri dari defel1isi penerjemahan, ragam-ragam
peneljemahan, dan tahap-tahap penerjemahan serta peneljemahan lcitab kuning di
Indonesia. Bagian keclua adalah teori gramatikal tercliri clari definisi gramatikal dan
satuan-satuan gramatikal. Bagian ketiga teori cliksi tercliri clari defenisi diksi dan diksi
clalam pembentukan kalimat.
Bab III merupakan sinopsis buku yang terbagi dua bagian. Bagian pertama
sinopsis Fath al-Mu'in yang terdiri dari biografi pengarang clan isi buku asli. Bagian
kedua sinopsis teljemahan Fath al Mu'in yang terdiri clari biografi penerjemah clan isi
buku teljemahan.
Bab IV merupakan analisa data yang terdiri dari analisa gramatikal
peneljemahan baik clari analisa diksi dan kaliam!.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari keseIuruhan
pembahasan clan saran-saran clari penulis.
BABII
KERANGKA TEORI
A. Hakikat Pcncrjcmahan
1. Dcfinisi Pcncl'jcmahan
Perbincangan tentang penetjemahan kiranya patut dimulai dengan perumusan
tentang definisi penetjemahan itu sendiri. Seperti halnya ilmu-ilmu lain, dalam
bidang penerjemahan itu mencenninkan pandangan ahli yang membuat definisi
tentang hakikat terjemahan dan proses penerjemahan. Berikut akan disajikan
beberapa definisi tentang penetjemahan.
Secm'a luas, peneljemahan dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia
dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesm1 (message), baik verbal mauplill
non-verbal dan informasi asal atau infonnasi sumber (source iriformation) ke dalam
informasi sasm'an (target information). Jadi, penetjemahan dalmn pengertian luas
yaitu, semua kegiatan manusia dalmn mengalihkan makna atau pesan, verbal atau pun
non-verbal dari suatu bentuk ke dalam bentuk yang lainnya. I
Sedm1gkan dalmn pengertian.dan cakupan yang lebih sempit, penerjemahan
(translation) biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di
dalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan
I Suhendra YllSUf, Teori Teljemah Penganlar Ke Arah Pendekalan Sosiolinguislik, (Bandung:MandaI' Majll, 1994 ), cet. ke-1, h. 25
11
padanannya eli elalal11 bahasa kedua atau bahasa sasaran (target language).2 Secara
lebih sederhana teljel11ah dapat elielefenisikan sebagai usaha l11el11inelahkan pesan elari
teks bahasa sUl11ber elengan paelanannya ke elalal11 teks bahasa sasaran.3
J. Levy sebagail11ana yang dikutip oleh Nurachl11an I-Ianafi dalarn bukunya
"Teori elan Seni Meneljel11ahkan". Menelefinisikan penerjel11ahan sebagai berikut:
"Translation is a creative process 'wish always leaves the translation a/choicebetween several approximately equivalent possibilities a/realizing situationalmeaning".
(Teljel11ahan l11erupakan proses kreatif yang memberikan kebebasan bagipeneljemah buat mel11ilih kel11ungkinan paelanan yang elekat dalammengungkapkan l11akna yang sesuai elengan situasinya ). 4
Dalarn elefinisinya, Niela dan Taber mengatakan secara lebih jelas proses
peneljemahannya. Mereka mengatakan:
"li'anslation consists 0/ reproducing in the receptor language the closestnatural equivalent ofthe source language messege. First in term a/meaningand secondly in term a/style.
(Penelj el11ahan aelalah usaha l11enciptakan kembali pesan elalarn ballasasumber (BSu) ke elalam bahasa sasaran (Bsa) elengan paelanan alarni yangseelekat mungkin, pertal11a-tal11a elalal11 hal makna elan kemuelian gayabahasanya).5
Dalal11 pendapat Nida elan Taber yang telah elikel11ukakan eli atas, tielak
l11el11persalahkan bahasa-bahasa terlibat elalal11 peneljel11ahan, tetapi lebih tertarik
2 Loc. cit.
3 Ibnu Burdah, Menjadi Pene/jemah; Metode dan Wawasan klenerjemah Teks Arab,(Yogyakarta; Tiara Wacana Yogya, 2004), cet. ke-I, h. 9
, Nurachman Hanafi, Teori dan Seni Meneljemahkan, (Flores; Nusa Indah, 1986), h.24
5 E. Nida dan Charles Taber, The Theory and Practice 0/ Transtation, ( Leiden; E. J. Brill,1969),h.13
12
pada cara kerja penerjemahan. Yakni mencari padanan alami yang semirip mungkin
sebingga pesan dalam BSu bisa disampaikan dalam BSa.
Secara lebih sederhana, meneljemahkan dapat didefinisikan sebagai
memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam ba11asa penerima (sasaran),
dengan mengungkapkan ma1ma dan gaya bahasanya.
Definisi lain tentang peneIjemahan di ungkapkan oleh Peter Newmark bahwa:
"Translation is a craft consisting in the attempt to replace a written messageand or statement in one language by the same message and! or statement inanother language".
(Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk menggati suatupesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa dengan pesan ataupernyataan yang sama dalam babasa lain).6
Dari beberapa definisi tersebut, penulis dapat simpulkan bahwa walaupun
tampak berbeda, tetapi maksud dari definisi-definisi tersebut sama, yaitu teljemahan
utuh lebih memberi penekanan pada malma. Apakah hasil terjemahan atau produk
teljemahan itu setia pada bentuknya atau menyeleweng, bukanlah merupakan hal
pokok. Yang penting, produk teljemallffil itu benar-benar tepat pada malma. Sehingga
ada kesesuaian dan kesamaan pesan penulis naskah aslinya dengan pesan yang
diterima pembaca.
6 Zuchrdin Suryaminata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasan TearE dan PenunlunPra/at's J\1enerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003 ), h. 15
13
2. Ragam-ragam Pcncrjcmahan
Seorang peneljel11ah ibm'at telur di uJung tanduk dan ketahanan nal11anya
ditentukan oleh produk teljel11ahannya. Agar penelitian pel11baca tetap baik terhadap
peneljel11ah, perlu kiranya peneljel11ah memiliki pengetahuan tentang ragam
penerjemahan. Aclapun ragam teljemahan tersebut aclalah:
a) Teljel11ahan Kata Del11i Kata
Terjel11ahan ini dilakukan sebagail11ana aclanya sesuai c1engan nal11anya yaitu
dititikberatkan pada kata c1emi kata, kata-kata teks sumber diteljemahkan di luar
konleks, clan kala yang bersifal kullur dipinclahkan apa adanya. Ul11umnya, metocle ini
sangal sukar unluk l11el11ahaminya dalal11 bahasa sasaran.
Contoh : ,j )L;.';II HP :4- .J Lfi "Jaclilah laki-laki l11ulia akhlak."
b) Teljel11ahan Harfiah
Teljel11ahan harfiah ini sebagai .f(lilhfitl Irans/alion, leljemahan setia artinya
bahwa peneljemahan hendaknya berlaku setia kepada naskah aslinya. 7 Terjemahan
harfiah ini cenderung sama atau hal11pir sama dengan terj el11ahan kata demi kata,
yakni kadang kala pesan yang terkandung di dalal11 bahasa sumbernya tidak
leralihkan atan bahkan berubah sama sekali dan ticlakjarangjuga menyesatkan.8
Contoh: ,j )L;.';II HP :4- .J Lfi "Jadilah laki-laki yang mulia akhlak."
7 Nurachman Hanafi, Gp. cit., h. 58
8 Slihendra YuslIf, op. cit., h. 25
14
c) Terjemahan Bebas
Menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain sambil memperhatikan
kesepadanan makna dan maksud bahasa asal serta kenetralan redaksi, sekiranya
cukup dengan teljemahan yang seolah-olah bukan teljemahan.9 Bebas di sini berarti
penCljemahan tidak dibatasi dan tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur
kalimat yang terdapat pada naskah bahasa sumber.
Contoh : <3 )G.. '11 H.fi. )l;. J,:fi "Jadilah engkau yang baik akhlaknya."
Dari ketiga model teljemahan di atas dapat dilihat bahwa penerjemahan itu
terdapat beragam bentuk teljemahan tergantung pada peneljemah, apakah ia
menggunakan, tCljemahan kata demi kata, harfiah, atau bebas. Oleh karena itu
hendaklah peneljemah mempunyai pengetahuan yang luas, pengalaman yang intensif
akan menjadikannya lebih tanggap, cekatan, dan terampil dalam menghadapi
kesulitan ketika menerjemahkan, seorang peneljemah akan dikatakan berhasil jika ia
memiliki penel:iemahan yang baik dan benar serta mengikuti aturan-aturan
peneljemhan, yaitu dari unsur sintaksis dan semantik.
') Mach. Mansur dan Kustiwan, Pedoman Bagi Peneljemah Arab indonesia, ( Jakarta: P.T.Mayo Segoro Agung, 2002 ), eet. ke-1, h. 22
15
3. Tahap-Tahap Penel'jemahan
Dalam proses peneljemahan ini, menurut Simatupang terdapat tiga tahapan.
Tahap yang pertama adalah analisis gramatikal. Dalam tahapan ini, penerjemah harus
l11enentukan makna dari pesan yang akan diteljemahkannya, sehingga tidak ada lagi
keal11biguan di dalamnya.
Tahap kedua dalal11 proses peneljemahan adalah tahap pengalihan. Pada tahap
ini, peneljemah melakukan penyesuaian di bidang semantis dan struktur di dalam
meneljemahkan. Penyesuaian di bidang semantis dilakukan untuk mendapatkan
padanan teljemahan yang tepat dalam l11eneljemahkan bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran. Penyesuian di bidanng struktur dilakukan untuk mencari kesepadanan
bentuk bahasa sumber dengan bentuk bahasa sasaran.
Tahap terakhir dalam proses peneljemahan adalah tahap penyusunan kembali.
Pada tahap ini, peneljel11ah sudah tidalc terpengaruh lagi oleh struktur bahasa sUl11ber
dan pesan yang akan diungkapkan dalal11 bal1asa sasm'an seolah-olah berasal dm'i
gagasan dirinya sendiri. Itulah sebabnya seseorang yang kurang bisa mengungkapkan
gagasan yang dimilikinya ke dalal11 tulisan secara jelas, jarang dapat menerjemahkan
dengan baik. Pada tahap ini pula, peneljemah dapat memilih gaya bahasa tersebut
akan l11endukung makna dari dalal11 bahasa sumber.
Kesan yang dihasilkan dalal11 teljel11ahan harus sama dengan kesan dalm11
bahasa aslinya. Terjel11ahan harus dibuat sedemikian rupa sehingga pembaca teks
16
bahas sasaran tidak menyadari bahwa ia sedang membaca teljemahan. Dengan
elemikan, teljemahan yang baik harns disajikan dengan cara yang tidak kaku dan
wajar nntuk menjaga keutuhan pesan dan kesan tanpa mengesampingkan perhatian
pada kemungkinan memelihaTa kesepadan stmktur.
B. Penerjel11ahan Kitab Kuning di Indonesia
Kitab kuning adalah hasil pemikiran ulama pada zamannya yang mengandung
pula nilai-nilai lokal di mana elia beraela. Semestinya kitab ini dianggap sebagai hasil
pemikiran, bukan sebagai nash yang tabu untuk di sentuh. Kitab kuning di pesantren
di tanah air merupakan rujukan utama. Ini telah dilakukan seja!c rentang waktu sangat
lam. Bahkan pemahaman atas isi Idtab !cuning telah menjaeli bagian dari prakti!c
peribaelatan elan muamalah umat Islam Indonesia.
-Menurut dirjen Kelembagaan Islam (Bagais), Qodri Aziziy, !citab !cuning
memang sangat populer di !calangan pesantren. Kitab ini menjadi rujukan utama
dalam mempelajari fiqh yang kebanyakan merujuk pada majhab.Safii.Ia menuturkan
sebutan !citab kuning ini berdasar pada kenyataan bahwa kitab tersebut di,cetak pada
!certas yang berwarna !cuning dan tergolong sebagai kitab !clasik yang telah ditulis
pada masa lal11pau. Cetakan kitab ini juga biasanya talc l11enggunakan tanda baca.
Paela l11asa awal, yaitu abad kedelapan belas, !citab-kitab ini banya!c
eliterbitkan di Mesir. Nal11un pada l11asa selanjutnya kitab ini dicetak ulang dan dibed
tanda baca lalu percetabmnya pun dilakukan tak hanya di Mesir melainlcan di
17
Singapura dan Indonesia. Dengan demikian yang beredar kemudian ada yang
bertanda baca juga ada yang tidak.
Di kalangan pesantren di Indonesia, kitab kuning ini telah dimulai pada masa
awal lahirnya pesantren di tanah air. Meski saya sendiri belum pernah membaca
pene1itian yang menyangkut awal keberadaan pesantren di Indonesia. NanlUn
diperkirakan kitab kuning ini memang digunakan pada masa-awallahirnya·pesantren.
Keberadaan kitab kuning juga menunjukan kapan Islam masuk dan siapa yang
menyebarkan Islanl di Indonesia. Ia menuturkan bahwa sejumlah teori menyatakan
bahwa Islam masuk ke tanah air melalui pedagang Gujarat namun ada pula yang
menyatakan bahwa Islam disebarkan langsung melalui Jazirah Arab yaitu melalui
orang-orang Yaman. Ini indikasi dari masuknya kitab klasik yang mengajarkan
mazhab Safii.
Kenyataan membuktikan, mazhab inilah yang banyak dianut oleh umat Islam
di Indonesia. Disisi lain, pedagang-pedagang Gujarat tidak mengacu pada mazhab
Safii melainkan Hambali. Dengan banyak kitab klasik yang ada di pesantren di
nusantara serta mengajarkan mazhab Syafii menunjukkan bahwa Islam masuk ke
Indonesia melalaui orang-orang Yanlan.
Perubahan zanlan, ternyata tak membuat kitab kuning ditinggalkan begitu
SeU a. Meski disadari bahwa kitab tersebut ditulis sesuai dengan budaya atau lokalitas
penulis. Namun kondisi kekinian tak membuatnya usang. Banyak kalangan yang
18
kemudian memahaminya secara kontektual. Di Indonesia pemahan kontektual ml
lebih banyak difokuskan parla masalalah-masalah muamalah.
Sehingga hal terpenting adalah bagaimana meletakkan kitab kuning dalam
proporsi yang tepat. Bahwa kitab kuning ini adalah hasil pemikiran ulama pada
zamannya yang mengandung pula nilai-nilai lokal di mana ia berada. Dan talc ada
masalah pada kitab kuning kemudian dibenturkan dengan kondisi kekinian yang ada
di dalam masyarakat.
lni berm·ti bahwa kitab kuning mestinya diletakkan atau dianggap sebagai
sebuah hasil pemikiran. Bukan sebagai nash yang menjadi doktrin yang sama sekali
tak bisa disentuh. Sehingga faktor waktu sangat memiliki peran dalam upaya
mdakukan penafsiran terhadap isi kitab tersebut. Dalam Islam ada kaidah bahwa
hukum bisa berubah karena adanya perubahan waktu.
Lahirnya pemahaman yang benar untuk menempatkan kitab kuning dalam
proporsinya akan menyebabkan lahirnya pemahaman yang dinamis terhadap kitab
tersebut. Artinya, hal-hal yang kontemporer bisa diakomodir di dalamnya. Maka
kitab kuning itu harus diletakkan sebagai inspirasi melalui cara pemahaman yang
kritis, bukan sebagai doktrin yang mati. III
Dalanl peneljel11ahml kitab kuning di indonesia temtmna di lingkungml
pesantren (salafi l11urni) banyak menggunakan metode dimulai dengan teIjemah,
syarah dengan analisa gral11atika (l'rab) peninjauan morfologis (Tasrif) dan uraian
10 Hasil Via-Internet, hllp:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/ll02/11/0806.htm
19
semantik dengan penafsiran dan penyimpulan yang bersifat deduktif, dan kitab yang
dijadikan bacaan tcrsebut dibaca secara urut dan tuntas. 11
Sistem yang diajarkan di pesantren pada umumnya sama. Sistem pengajaran.pun sama, yaitu sistem sorogan dan sistem bandongan. 12 Sistem sorogan bersifat
individual, di mana seorang santri berhadapan langsung dengan seorang Kyai. 13
Terjadi interaksi saling l11engenal diantara keduanya. Sedangkan sistel11 pengajaran
bandongan (Jawa Tengah), bandungan (Jawa Barat) yaitu sistem pengajaran
tradisional di pesantren dimana seorang Kyai duduk dikerumuni oleh santd-santdnya,
kescmuanya menyimak kitab kuning. Sang Kyai l11el11baca, meneljemahkan dad
bahasa Arab ke bahasa daerah (biasanya Jawa, meskipun di Jawa Barat, tetapi
tercampur dengan istilah-istilah Sunda) dan menerangkan isi kitab terrsebut kepada
para santri. Para santri hanya mendengarkan serta mencatat teljemahannya pada kitab
itujuga. 14
Oleh karena itu, kegiatan peneljemahan yang dilakukan terhadap kitab kuning
dalal11 berbagai bahasa sangatlah l11el11bantu dalal11 pemahal11an suatu ilmu. Sehingga
tidak hanya orang-orang yang berkecimpung di lingkungan pesantren, masyarakat
ul11um pun dapat mempelajari kitab kuning.
II Ibid., h.51
12 Ibid.
13 Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihoro VlIlal : Kyoi Pesonlren - Kyoi Langgar Jowa,(Yogyakarta: LKIS, 1999), eet. ke-I, h. 149
14 Slldjako Prasodjo, Profil Pesanlern : Laparon Hasil Penelilian Pesonlren AI-FaIak(Jakarta:LP3ES, 1982), eet. ke-I, h. 7
20
C. Tcori Gnllnatikal
1. Dcfinisi Gramatikal
Pengertian gramatikal telah melalui satu sejarah yang lama dan l11endapat
berbagi macam interprestasi. Pacla umumnya, orang yang l11eneril11a pengertian
gramatika sebagai satu keseluruhan kaidah pemakain bahasa yang benar sesuai
petunjuk sekolah. Bagi Chomsky, sebaimana clikutip oleh Jos Daniel, gramatikal
adalah keseluruhan kaiclah-kaidah yang ada pada jiwa pemakai bahasa yang mengatur
serta berfungsi untuk melayani pemakai bahasa. 15
Istilah gramatikal ini, menurut John Lyons, berasal clari kata Yunani yang
boleh cliterjemahkan sebagai "seni menulis". Tetapi, pacla awal-awal sejarah ilmu
pengetahuan Yunani kata tersebut memperoleh arti yang lebih luas dan l11erangkul1l
seluruh studi bahasa yang selama ini dilakukan oleh orang-orang Yunani clan para
. I 16penggantl mere ([1.
Dalam Ensiklopcdi Indonesia, istilah gramatikal juga berasal dari kata latin
yaitu grammatica dan kata Yunani yaitu grammatike. Gramma berarti hurnf atau
tulisan. Grammatika dapat disebut juga seni ucapan yang merupakan uraian secara
sistel11atik tentang cara-cara pengungkapan suatu bahasa. 17
15 Jos Daniel Parera, Sinlaksis, (Jakarta: Gral11cdia, 1998), h. 75
16 John Lyons, Pengantar Teori Linguistik : diteljemahkan aleh I, Soetikno, (New YorkCambridge Univereity Press, 1968), h. 1162
17 Hassan Shadaly, Ensiklopedi Indonesia, (Jakmta; lchtiar Van Hoeve, 1983), h. 1162
21
2. Satuan-Satuan Gralllatikal
Adapun mcngcnm satuan-satuan gramatikal (gramatikal units) yang
mcrupakan satuan dalam stuktur bahasa, Harimurti mcngcmukakan satuan-satuannya
yang utama : morfem, kata, frase, klausa dan kalimat. 18
a). Mortem
Morfem adalah satuan bahasa terkeeil yang maknanya seem'a relatif stabil dan
tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih keeil. Misalnya, (ter), (di) ,
(pensil),dan sebagainya. 19
b). Kata
Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, teljadi dm'i mOl-fem
tunnggaL Misalnya, batu, datang, rumah, dan sebagainaya. Atau gabungan morfem,
misalnya pejuang, mengikuli, pancasila, mahakuasa. 20
e). Frase
Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatanya tidak predikatif.
Misalnya, gunung linggi (.gunung ilu tinggi bukan frase karena predikatii).21
18 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguislik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), Cet.Ke~3
19 Ibid., h. 110
20 Ibid., h. 76
" Ibid., h. 46
22
d). Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-
kurangnya terdiri dari subyek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi
kalimat. Misalnya, 'orang-orang ilu dalang,.22
e). Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai
potensial terdiri c1ari klausa. Misalnya, 'orang-orang ilu dalang dalam sebuah
seminar mengenai pendidikan nasional '. 23 Kalimat ini terdiri dari beberapa variasi
kalimat, antara lain:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal ialah yang hanya mangandung satu klausa atau yang hanya
mempunyai satu objek dan satu predikat. Contoh:
- Kila perlu berkreasi.
- ivfahasiswa ilu mengadakan penelitian?4
2. Kalimat Majemuk
Oi dalam kalimat majemuk ini terbagi lagi menjadi dua yaitu kalimat
majemuk setara clan kalimat majemuk rapatan. Bila hubungan antara kedua pola
kalimat itu sederajat, maka c1apat diso:butlah c1engan kalimat majemuk yang setara.
22 Ibid., h. 85
23 Ibid., 71
2'1 WJS. Poenvadarminta, Bahasa Indonesia 1I11fuk Karang i\1engarang, (Yogyakarta: UP.Indonesia, 1967), h. 12
23
Kalimat majemuk setara menggabungkan, dapat teljadi dengan merangkaikan
dua kalimat tunggal dengan diantaranya kesenyapan atau clirangkaikan dengan kata
kata tugas, seperti: dan, lagi, sesudah /tu, karena itu. Contoh:
- Saya menangkap ayal11 itu, dan ibu memotongnya.
- Ayah mel11anjat pohon mangga, sesudah /tu dipetiknya beberapa buah.
Kalimat majemuk setara memilih, kata tugas yang dipakai untuk menyatakan
hubungan ini adalah kata atau. Contoh:
- Engkau tinggal saja di sini, atau engkau ikut dengan membawa barang itu.
Kalimat majcmuk sctara mcmpertcntangkan, kata-kata tugas yang dipakai
dalal11 hubungan ini adalah kata lelapi, melainkan, hanya. Contoh:
- Adiknya rajin, letapi ia sencliri malas.
Kalimat majemuk setara menguatkan, kata tugas yang digunakan adalah
bahkan, lagipula lagi. Contoh:
- Anak ini pintar, bahkan budi pekertinya baik25
Sedangkan definisi kalimat J1llTjemllk rapatall aclalah gabungan beberapa
kalimat tunggal yang karena subjek atau preclikatnya sama maim bagian yang sama
hanya disebutkan sekali. Contoh:
- Pekeljaannya hanya makan.
- Pekeljaannya hanya ticlur.
- Pekeljaannya hanya merokok.
Semua kalimat tersebut kemuclian dirapatkanmenjacli:
25 Ibid., h. 26
24
- Pekeljaannya hanya makan, tidur, dan l11erokok.
3. Kalil11at Aktif
Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya dianggap melakuakn tindakan
seperti yang dimaksud oleh kata keljanya. Contoh:
- Ahmad belajar.
- Hafsah sedang membaca novel.
Kata 'beh~jar' dan 'mel11baca' adalah kata kelja aktif. Sehingga kalimat inti di atas
disebut kalimat aktif26
4. Kalil11at Pasif
Kalimat pasif adalah kalil11at yang mengandung predikat verbal yang
memmjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan sasaran perbuatan yang dimaksud
oleh verba tersebut. Contoh:
- Bukunya sudah diambil.
- Akhirnya persoalan itu terselesaikan juga2J
D. Teori Diksi
1. Definisi Diksi
Menurut Gorys Keraf, pilihan kata atau diksi adalah "Kemampuan
membedakan seCaI'a tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang sesuai
]f, Abdul Rozak, Katimal EIekl;f Slrllkl"r, Gaya dall Variasi, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 12
27 Panji Suhada, Dasar-Dasar Korespondensi Niaga Bahasa Indonesia, (Jakarta: KaryaUwma, 1977), h. 17
25
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan
kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkiri oleh penguasaan sejumlah besar kosa
I I b h . ,,'8cata atau (ata a asa ItU.. -
Adapun menurut Poerdawarminata, ia yakin bahwa pada umUl1l11ya pilihan
selalu diarahkan kepada kata-kata yang "Tepat", "Seksama", dan "Lazim.29 Ketiga
unsur tadi menjadi pedoman untuk memilih kata. "Tepat", mengenai arti dan
tempatnya. Kata yang tepat di tempat yang tepat itulah yang patut digunakan.
"Seksama", ialah serasi benar apa yang hendak dituturkan. "Lazim", ialah sudah
menjadi kata umum, kata yang dikenal dan dipakai dalam ballasa Indonesia.
Dalam kamus bahasa Indonesia (1998), diksi beralii pemilihan kata yang
bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan
dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pendengar dan pembaca.
Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer diksi berarti pilhan kata,
penggunaan kata yang sesl1ai dalam penyampaian suatu gagaSall dengan tema
pembicaraan, peristiwa, atau pemirsa.30
Diksi menl1rut Kridalaksana (1993) adalah pilihan kata dan kejelasan lafal
untl1k memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau karang
mengarang.3 I
28 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), cet. ke-11, h. 21
29 Ibid., h. 24
30 A. Widyamartaya, Seni Ivlenggayakan Kalimal, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), cet. ke-5, h.43
26
Dari beberapa pendapat di atas, seeara umum penulis menyimpulkan diksi
adalah piJihan kata yang sesuai dengan makna dan gagasan yang ingin disampaikan.
Tepat dalam penggunaannya, selaras untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok
pel11biearaan dan lazil11 dikenal serta dipakai dalam bahasa Indonesia umum. Sinonim
diksi tidak coeok pilihan kata, karena pilihan kata tidak selalu berupa kata (dasar atau
tUrlll1an) tetapi dapat berupa kata mqjemuk atau frase. Pilihan leksikal lebih eoeok
untuk sinonim diksi.
2. Diksi dalam Kalimat
Penggunaan diksi atau piJihan kata untuk menil11bulkan gagasan yang tepat
pada imajinasi pel11baea atau pendengar, tidak hanya dilakukan pada tataran kalimat,
sehingga menjadi kalimat yang jelas dan efektif. Seorang penerjemah harus mampu
menyusun kaJimat-kalimat efektif dalam menyampaikan bahasa sasaran yang dipakai,
sehingga seorang peneljel11ah dapat menyal11paikan pesan-pesan yang terdapat pada
bahasa sumber seeara efektif. Dengan kalirnat efektif seorang peneljemah dapat
menyampaikan pesan-pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran seearajelas.
Menurut Zaenal Arifin, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kel11ampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaea seperti apa yang ada dalanl pikiran pembieara atau penulis. Kalimat efektif
31 Peter Salim dan Yenny Salim, KalllZls Bahasa Indonesia Kotemporer, (Jakarta: ModernEnglish Press, 2002), cet. ke-2, h. 354
27
lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat dapat
telj amin32
Perlu diketahui oleh peneljemah bahwa tujuan tulis-menulis atau karang-
mengarang adalah mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara
jelas dan efektif, kepada para pembaca. Oleh sebab itu, ada beberapa persoalan yang
hanlS diperhatikan untuk mencapai penulisan ynag efektif, l11isalnya pertama-tama
peneljemah harus mel11punyai suatu objek yang sedang dibicarakan, l11erenlll1gkan,
kemudian menuangkan gagasan atau idenya tersebut secara jelas, lalu
mengembangkan gagasan-gagasan utamaya secara segar, jelas, dan terperinci.
Semua ini baru l11erupakan bentuk-bentuk pertama dalam gagasan pengarang.
Langkah kedua adalah ia harus l11enuangkannya dalam bentuk-bentuk kalil11at, yaitu
dalam bentuk kalimat-kaliamt yang baik sehingga mereka yang l11el11bacanya
sanggup mengadakan penghayatan kembali sejelas dan sesegar seperti waktu gagasan
itu pertama kali muncul dalam pikran pengarang. Bila kalil11at-kalil11at itu sanggup
menciptakan daya khayal dalam arti diri pembaca atau pel11baca spelii atau sekurang-
kurangnya l11endekati apa yang dibayangkan oleh pengarang, dapatkah dikatakan
bahwa kalimat-kalimat yang l11endukung gagasan itu sudah cukup efeh,1:if, cukup baik
l11enjalankan tugasnya. 33
32 E. Zaellal Arifin S. dan Amran Tasai) Cermat Berbahasa Indonesia Un/uk PerguruanTinggi, (Jakarta: Akadel11iku Pressindo, 1995 ), eet. ke- I, h. 109
J3 Gorys Keral; Kampasisi, (Flores: Nusa Indah, 1989), eet. ke-7, h. 35
28
Sebagaimana yang diungkapkan J.S. Badudu, sebuah kalimat dapat dikatakan
sebagai kalimat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat
komunikasi. Kalimat efektif dapat menyampaikan pesan, gagasan, ide atau
pemberitahuan kepada penerima pesan, sesuai dengan ide atau pikiran yang ada pada
penyampai. 34 Kalimat efektifharus memenuhi syarat sebagai berikut :
Struktur kalimat teratur.
Kata yang digunakan mendukung makna seem'a tepat dan hubungan antar
bagian yang logis.
Susunan kata teratur.
Penggunaan kata tidak berlebihan.
Penggunaan kata yang tepat makna.
Penggunaan kata tugas yang tepat dalam kalimat.
Ada pula eiri kalimat efektifyang lain yaitu menurut Widyamartaya35, sebagai
berikut :
a. Kcsepadanan dan Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesepadanan dan kesatuan adalah kesepadanan atau
keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan
pikiran yang bailc
34 A. Widyamartaya, Seni A1eneljemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), h. 119
35 l.S. Badudu, fnilah Bahasa Indonesia yang Benar fl!, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1994), h. 163
29
1) Subjck clan prcclikat harus jclas
KaJil11at efcktif l11cl11iliki struktur yang baik, artinya kalimat itu harus
mcmpunym unsur-unsur subjck clan preclikat atau clapat clitambahkan clengan objek
atau keterangan lain yang meJahirkan kcterpacluan arti clan merupakan ciri keutuhan
kalimat.
Keticlakjclasan subjek atau preclikat suatu kalial11at, tentu saJa membuat
kalimat itu menjacli ticlak efektif. Kejelasan subjek clan preclikat suatu kaJimat clapat
clilakukan clengan l11enghinclarkan pcmakaian kata clepan cli, clalal11, bagi, untuk, pacla,
kepacla clan sebagainya.
Contoh:
"Bagi semua mahasiswa harns membayar uang knliah".
Kalimat cli atas clapat menjacli kaJil11at efektif apabiJa cliubaJl menjacli; "Semua
l11ahasiswa harns l11el11bayar nang kuliah".
2). Kalil11at harus bersih clari beberapa hal:
a. Kontaminasi (pemakaian bentuk rancu).
Contoh:
"Berita l11usibah gel11pa itu saya suclah sampaikan kepacla Pak Lurah".
Kalimat cli atas terasa ranen, sebaiknya ; "BCl'ita musibah gempa itu
suclah saya sal11paikan kepacla Pak Lurah".
b. Pleonasme (penambahan yang tak perlu).
Contoh:
"Keclua sauclara itu saling bantu-l11embantu clalam mengatasi kesulitan hiclup".
30
Kalimat cli atas terclapat kata ulang yang ticlak tepat. Kalimat tersebut
clapat mcnjacli kalimat cfektif apabila cliubah menjacli; "Keclua sauclara itu
saling membantll clalam mengatasi kesulitan hiclup".
c. Hiperkorek (membentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah).
Contoh:
"Scmua izazahnya clilaminating supaya awet".
Kalimat cli atas ticlak berbentuk kalimat efektif, sementara kalimat
efektiti1ya aclalah; "Semua ijazahnya clilaminating supaya awet".
3) Tanda baca hanls c1igunakan sebaik-baiknya.
Contoh:
"Seorang mahasiswa seumpama penclaki gunung, sedang menclaki gunung
cita-cita".
Kalimat cli atas penggunaan tancla baca koma kurang tepat. Tancla baca
koma c1igunakan untuk memisahkan bagian lain c1ari kalimat. Dengan
c1emikian kalimat c1i atas sebaiknya; "Seorang mahasiswa seumpama penclaki
gunung; ia seclang menclaki gunung cita-cita".
b. Mewujud!mn Koherensi yang Baik dan KOll1pak
Koherensi aclalah peraturan antara unsur-unsur yang mell1bangun kalill1at dan
alinea. Tiap kata atau frase c1alam kalimat harus serasi. Untuk mejaga koherensi ini
maIm henclaknya penerjemah memperhatikan hal-hal di bawah ini :
31
1) Kritis terhadap pemakaian kata ganti elaIal11 kalil11at
Dalam kalimat aela kemungkinan pemakaian kata ganti l11enyebabkan kalimat
tielak efektiC karena pemakaian kata ganti tielakjelas.
Contoh :
"Halamannv.i! sangat luas, rumah paman saya eli Cibubur".
Kalimat di atas penggunaan kata 'nya' eligunakan untuk mengacu kepada
sesuatu yang suelah e1isebutkan. Untuk l11enjaeli kalial11at efektif sebaiknya
kalimat tersebut e1iubah menjadi; "Halaman rumah paman saya di Cibubur
sanagat Iuas".
2) Kritis terhaelap pel11akaian kata elepan
Dalam sebuah kaIil11at aelakalanya menggunakan kata depan yang sebenarnya
salah. Karena beberapa kata e1epan memerlukan pasangan yang seharus selalu
bersal11a-sama elan pasangan kata ini suelah terpaelu elan senyawa. Anelaikata
salah satu unsurnya e1itinggalkan, maIm ungkapan ieliomatik itu pincang dan
kategorikan pemakaian yang salah.
Contoh:
"Sesuai anjuran Pak Lurah, kita harus selalu menjaga kebersihan 1ingkungan".
Dari contoh eli atas kata depan 'sesuai' tielak menggunakan frase idomatik.
Frase ielomatik yang cocok untuk kata 'sesuai' ada1ah 'dengan'. ladi
sebaiknya kata elepan tersebut 'sesuai e1engan'. Kata elepan sesuai elengan
harus selahl bersam-sama karena unsur itu merupakan bagian yang paelu dari
32
frase tersebut. Kalimat di atas sebaiknya ; Sesuai dengan anjuran Pak Lurah,
kita harus selalu menjaga kebersihan.
Frase idiomatik selain sesuai dengan yaitu terdiri dari, daripada, terjadi atas,
bergantung dari/pada, berhubung karena, bertanggung jawab, pada/dengan.
c. Mcmpcrhatikan I'aralclismc
Yang dimaksud clengan paralelisme(kesejajaran) aclalah kesamaan bentuk kata
yang cligunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan seterusnya menggunakan nomina. Kalau bentuk petiama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Parelelisme
(kesejajaran) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk-unsur kalimat
yang sama fungsinya..
Contoh:
"Tahap terakbir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
!llemasang penerangan, pengltiian sistem pembagian air, dan pengaturan tata mangO'.
Kalimat di atas tidak memiliki keparalelan atau kesej'\iaran. Karena kata yang
menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata kata pengecatan, memasang,
pengujian dan pengaturan. Kalimat tersebut akan baik jika diubah menjadi predikat
yang nominal; "Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan,
pemasangan pencrangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang".
BAB III
SINOPSIS BUKU
A. Sinopsis Fath al-Mn'in
1. Biografi Pengarang
Penulis tidak banyak mengenal tokoh ulama yang satu ini. Oleh sebab itu,
penulis hanya membuat biografi seeal'a tidak lengkap. Syaikh Zainuddin adalah
penulis kitab Fath al-Mu'in. Nama lengkapnya adalah al-'Alimul 'Alamah asy
Syaikh Zainuddin bin'Abdul'Aziz al-Malibariy. Lahir paela tahun 993 H / 1585 M.
Beliau adalah muriel clari al-'Allamah Ibnu Hajar al-Haitimiy. Kitab Fath al-Mu'in
dengan komentarnya ini clisandarkan atas kitab-kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad bin
Hajar al-Haitimiy, Wajihuddin 'Abdul Rahman bin Zaiyad az-Zubaidiy dan juga
Syaikhul Islam Zakariyya al-Anshariy serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad. 1 Beliau
ada1::lh manusia ajaib karena kegeniusannya yang sangat tinggi. Beliau adalah ulama'
dan Mujahid (pejuang) Agama, Nusa dan Bangsanya. Telah beberapa banyak otak
manusia diukirnya, te/ah berapa banyak kader penerus agama, nusa dan ballgsa yang
dihasilkannya. Beliau adalah Mukhlis (orang ikhlas) dalam beljUallg menegakkan
iman dan taqwa di ncgerinya, rela berkorban, eita-eitanya luhur. Beliau memiliki
kelebihan dikalangan teman-teman segenerasinya. Kelebihan yang dia niiliki, yaitu
dia selalu mendapat do'a restu dari guru-gurunya, ulama-ulama besar di tanah suci
I Aliy As'ad , Fath al- /vIu 'in (Bllku Teljemahan), ( KlldllS : Menara KudllS, t.t), jilid ke- 2
34
Makkah Al-Mukarramah, utamanya Maulanasy Syaikh Hasan Muhammad al-
Masyyath.
Syaikh Isma'il Zain aI-Yamani, seorang ulama' besar kota suci Makkah al-
Mukarramah, sangat kagum kepada Syaikh Zainuddin, kagum kepada ketinggian
ilmu dan keberhasilan pel:juangan beliau. Dengan penuh keikhlasan ulama besar kota
suei itu mengatakan bahwa beliau meneintai siapa saja yang cinta kepada Syaikh
Zainuddin dan membenei siapa saja yang benei kepada beliau.
Fadilatul 'Allamah Prof. Dr. Sayyid Muhammad'Alawi 'Abbas al-Maliki al-
Makki, seorang ulama terkemuka kota suei Makkah pernah mengatakan bahwa tak
ada seorang pun ahli di tanah suei Makkah al-Mukarramah baik tullab maupun ulama'
yang tidak kenaI akan kehebatan dan ketinggian ilmu Syaikh Zainuddin. Syaikh
Zainuddin adalah ulama besar bukan hanya milik umat Islam Indonesia tetapi juga
milik umat Islam sedunia. Demikianlah pujian yang diberikan seem'a ildllas dan jujur
baik oleh kawan seperguruan beliau maupun maha guru dan ulama-ulama lainnya.2
2. lsi Bukll Asli
Untuk penggunaan kitab sehari-hari, karya-karya yang mudah digunakml
seperli, Fath al-Wahhab (dianggap lebih sistematik dalam pendekatannya). Untuk
tujuan-tujuan pendiclikan kitab pengantar semaeam Sullam at-Taufiq, Fath aI-Qarib
-clan Fath al-Mu'in. Kitab Fath al-Mu'in adalah kitab fiqh yang sudah masyhur clan
2 Hasil Via-internet, hllp://www.nahdlalulwathan.org/indonesia/,yaikh/pendidikan2.hlm!
35
terkenal cli setiap ponclok pesantren. Banyak pesantren yang menggunakan kitab ini.
Di seluruh Inclonesia sebagai suatu kitab flqh (Hukum Islam).
Kitab Fath al-Mu'in aclalah kitab flqh yang paling suIit clipahami, karena itu
cligunakan sebagai pengukur kepanclaian para santri clalam membaca serta memahami
kitab-kitab berbahasa Arab.
Di clalam susunan kalimat btab ini belum clilengkapi clengan tancla baca,
baik harakat, titik, koma, paragraf clan sebagainya. Kitab Fath al-Mu'in ini ditulis
- -oleh asy-Syaikh Zainucldin bin 'Abdul 'Aziz al-Malibariy murid dari al-'Allamah
Ibnu I-Iajar al-Haitimiy. Dalam hal kapan penulisan kitab ini penulis tidak
menemukan data, karena pada kitab ini tidak tertulis tanggal atau tahun penulisan.
Kitab karangan Syaikh Zainucldin mengetengahkan tentang berbagai
pen~etahuan tentang Fiqh secara rind mulai clari bab shalat hingga bab nikah. Pada
bab shalat menjelaskan tentang: pengertian shalat clan syarat-syarat shalat. Bab puasa
menjelaskan tentang pengertian puasa, farclhu puasa, hal-hal yang membatalkan
puasa, kesunnahan dalam puasa serta puasa sunnah. Bab haji clan umrah menjelaskan
tentang pengertian haji dan umrah, rukun haji, rukun umrah, wajib haji selia
kesunnahan dalam haji. Bab jual beli menjelaskan tentang pengertian jual beIi dan
hukumnya, syarat-syarat jual beli, riba, pengertian khiyar clan macan1-macamnya,
hutang dan gadai serta hawalah. Bab wakalah menjelaskan tentang qiracl (pemberian
moclal), syirkah serta syufah. Bab ijarah menjelaskan tentang pengertian ijarah,
musaqah serta muzara'ah. Bab 'ariyah menjelaskan tentang pengeliian ariyah dan
hukumnya, serta ghashab. Bab hibah menjelaskan tentang pengertian hibah clan
36
hukumya serta syarat-syarat mauhub. Bab wakaf menjelaskan tentang pengertian
wakaf dan dasar asalnya, makna zurriyah. Bab iqrar menjelaskan tentang pengeliian
iqrar dan syarat-syaratnya. Bab wasiat menjelaskan tentang pengertian wasiat dan
hukumnya, serta macam-macam wasiat. Bab faraic;l menjelaskan tentang zawil
furudh, zawil arham, furudhul l11uqaddarah, asal masalah, serta wadi'ah. Bab nikah
menjelaskan tentang definisi nikah dan rukun-rukun nikah.3
B. Sinopsis Tcrjcmahan Fath al-Mu'in
1. Biografi Pcncrjcmah
-Drs.l-I. 'Aliy As'ad, M.M adalah penCljemah kitab Fath Mu'in. Beliau adalah
anak tunggal dari pasangan 'Ali As'ad (AIm) dan Siti Nikmah. Lahir di kota Kudus
pada tanggal 16 Juli 1952. Isterinya bernama R.R Hj. Siti Nuroniyah. Saat ini beliau
berdomisili di Jl. Plaza Kuning 3, Kecamatan Ngagrek, Kabupaten Sleman Daerah
lstimewa Yogyakarta.
Sepanjang pendidikannya, Drs. H. 'Aliy As'ad, M.M banyak belajar di
pondok pesantren. Dimulai dari SON Kuelus pada tahun 1964 dan santri di Pondok
Pesantren "AI-QuI" an" pada tahun 1964-1969. Lalu beliau melanjutkan sekolah
tingkat pertama eli Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967. Kemudian
beliau melanjutkan ke sekolah tingkat menengah di PON pada tahun 1970-1976.
Setdah itu beliau melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di lAIN Slll1an Kalijaga
3 Syaikh Zainuddin, Fath al-AJu'in, (Bandung: Syirkat al-Ma'arif Li al-Tab'i wa al-Nasyari,tt)
37
Yogyakarta jurusan Fakultas Syari'ah paela tahun 1967, elan santri paela Pesantren
"AI-Munawwir" Krapyak Yogyakarta, asuahan K.H 'Aliy Ma'sum paela tahun 1970
1983. Setelah menyelesaikan tingkat terakhir Fakultas Syari'ah lAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, beliau berikhtiyar l11enteljemahkan kitab Fath al-Mu'in elengan syarah
sekali, eli samping itu l11ensistimatisir penyusunan teks Arab elengan bahasa yang
sekarang elan juga mel11berikan harakat elan lain-Iainnya, sehingga memudahkan
pembacanya. Setelah menyelcsaikan studinya di lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
kemudian beliau l11elanjutkan studinya di UPB Surabaya Jurusan Manajemen SDM
d'U~ lulus tahlln 2004.
Selal11a menggeluti profesi sebagai mahasiswa, bcliau juga tak lepas dari
bcrbagai aktiJitas organisasi. Bcberapa diantaranya aelalah Organisai GEJARSENA
elan PMI!. Selain berorganisasi eli kel11ahasiswaan beliau juga berorganisasi di
l11ayarakat, diantaranya aclalah IPNU, GP ANSAR, NU, PPP, PKB, MUI, dan KNPL
Selaill beliau sibuk clalal11 berorganisasi, beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kelja, eliantaranya adalah ; Sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta
paela tahun 1971-1982, Wakil Kepala Sekolah Maclrasah Krapyak Yogyakrta pacla
talllm 1973-1975, Dosen Bahasa eli lAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983, Anggota
DPRD Yogyakarta pada tahun 1982-1997, Anggota DPR pada tahun 1994-2004, dan
Dosen Pesantren Lllhur pada tahun 1998-sekarang.
Drs. I-J. 'Aliy As'ad, M.M l11ulai menekuni clunia penCljemahaan sejak berusia
20 tahun. Dengan usia yang begitu mucla beliau tclah membangun sebuah prestasi.
Beliau belajar l11enCljel11ahkan l11clalui otocliclak yaitu c1engan belajar sendiri.
38
Kegiatan pcncljcmahan yang dilakukan beliau terhaclap kitab Fath al-Mu'in sekitar
tahun 1974 clan mcnerjcmahkannya clengan waktu yang sangat lama kim-kim selama
satu tahun.
Disamping mcmpunyai banyak keahlian clan pengalaman kelja, beliau juga
telah mcnghasilkan karya tulis. Scbagian cliantaranya aclalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain aclalah karya-karya teljcmahan. Aclapun karya-karya
tCljemahannya yang sangat penting bagi kalangan pesantren aclalah :
a. Syawahicl Alfiyah Ibnu 'Aqil tahun 1973
b. Ibnu' Aqil tahun 1973
-c. Fath al-Mu'in Bisyarhi Qurratil 'Ain tahun 1974
d. Ta'lim Muta'lim tahnn 1974
e. Irsyadul'Ibacl tahun 1976
Sedangkan karya-karya yang aslinya adalah :
a. Garis-garis Besar Pembinaan Dnnia Islam tahun I986
b. Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984- I994
Pandangan peneljemahan menurut Drs. H. 'Aliy As'ad adaIah pengalihan
bahasa clari konteks bahasa Arab Ice bahasa Indonesia. Sedangkan panclangan kitab
kuning menurut beliau adalah istilah kitab kuning pertama kali diberikan oleh para
penulis Belancla dengan kepentingan mcmberikan nama generilc bagi pesantren,
ditulis dengan menggunakan kertas buram berwarna kuning dan clijilid memakai
korasan. Materinya merupakan ilmu yang diberikan oleh para ula.ll1a salaf dan
metoclc penulisannya dengan maWn dan ,Iyarah.
39
Drs. H. 'Aliy as'ad, M.M l11enyebutkan bahwa yang menjadi kendala dalam
mcneljemahkan kitab Fath al-Mu'in ini adalah problematika perbedaan gramatika,
c1ialektika, clan vocabulary serta kenclala yang ditemui dalam meneljemahkan kitab
FUlh al-Mu'in uclalah kllrangnya fasilitas pendllkung seperli lllesin tik, komputer, clan
lain-lain.
Terjemahan yang baik l11enurlltnya aclalah tidak lepas c1ari kriteria-Iaiteria
berikllt ini yaitu konsisten, jlljur, clan bertanggung jawab. Sedangkan metocle-metode
leljelllahan yang digllnakan beliau dalalllllleneljelllahkan kitab Fath al-Mu'in adalah
l11elode teljemahan gabungan yaitu ; teljemahan kata demi kata, harfiyah dan bebas,
Kata c1emi kata maksudnya disuslln agar substansinya tidak hilang. Harfiyah
maksudnya semaksimal mungkin disesllaikan dengan dialek bahasa Indonesia,
sedangkan bebas agar bahasanya llludah dipahallli dan dimengerti.
Menurut beliau pesan dan kesan bagi dunia penerjemahan khususnya bagi
para mahasiswa teljemah clan peneljemah pemula aclalah :
1. Menyadari bahwa aktifitas penerjemah tidak semlldah yang diduga.
2. Teliti dalam meneljemahkan sehingga ticlak banyak substansi yang hHang,
3. Di dalam meneljemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmllun secm'a akademik.
4. Suatu karya tulis tidak akan hiclup jika penulisannya ingin mencari kehidupan dari
karya tulis itu sendiri.3
3 Hasil wawancara pl'ibacJi dengan 'Aliy As'ad, peneljemah kitab Fath Mu'in karya SyaikhZailluddill pada tanggal 25 April 2006
40
2. lsi Bulm Tcr.icmahan
Banyak daerah di Indonesia yang l11enerbitkan kitab-kitab seperti, Surabaya,
Kudus, Sel11arang, Bandung, dan Jakarta. Kitab-kitab itu ditulis dalam bahasa Arab,
Melayu, Jawa, Madura, Sunda, dan Aeeh. Banyak kitab yang ditulis dalam bahasa
lokal l11erupakan teljel11ahan alau syarh kilab yang bahasa aslinya Arab. Dari seluruh
kilab yang ada, beberapa dianlaranya l11engenai fiqh. Dianlara karya-karya fiqh,
sUl1lbangan ulal1la lokal l1lasih lebih besar dibandingkan ulal11a luar. Mereka
l11eneljel11ahkan dan l1lenulis sebagian besar leks fiqh. Nal11un, banyak diantara karya-
karya ilu hanya berupa leks-leks penganlar yang sederhana. Ada yang memberikan
dasar-dasar jiqh ubudiyah dan rukun islam, yang dikenal dengan nama perukunan
atau pershalalan.4
-Kilab Falh al-Mu'in ini dilulis oleh asy-Syaikh Zainuddin bin 'Abdul 'Aziz
al-Malibariy yang dileljel11ahkan oleh Drs. H. 'Aliy 'As'ad, M.M bil11bingan Dr. H.
Talhah Mansoer,S.H.
Kilab Teljel11ahan Falh al-Mu'in 1111 berisi tenlang berbagai pengetahuan
lenlang Fiqh seem'a rinei mulai dari bab zakal hingga bab farai~.. Bab zakat
l1lei1jeJaskan lenlang pengerlian zakal, zakal harta, zakat fitrah, serta syarat
l11enunaikan zakat. Bab puasa menjelaskan tenlang pengertian puasa, fardhu puasa,
hal-hal yang membatalkan puasa, kesunnahan dalal11 puasa serta puasa sunnah. Bab
haji dan ul11rah l11enjelaskan lenlang pengertian haji dan ul11rah, rukun haji, rukun
4Mart in Van Bruinessen, KUab Klining, PeSClnfren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam diIndonesia, (Bandung: Mizan, 1999), eet. ke-ll, h, 117
41
umrah, wajib haji serta kesunnahan dalam haji. Bab jual beli menje1askan tentang
pengertlan jual bell dan hukumnya, syarat-syarat j ual be1i, rlba, pengertian khiyar dan
macam-macamnya, hutang clan gaclai serla hawalah .. Bab wakalah menjelaskan
tentang qiracl (pemberian moclal), syirkah serta syufah. Bab ijarah menje1askan
tentang pengertian ijarah, musaqah serta muzara'ah. Bab 'ariyah menje1askan tentang
pengertian 'ariyah clan hukun1l1ya, serta ghashab. Bab hibah menjelaskan tentang
pengertian hibah clan hukumya serta syarat-syarat mauhub. Bab wakaf menjelaskan
tentang pengertian wakaf clan dasar asalnya, makna zurriyah. Bab iqrar menjelaskan
tentang pengertian rqrar dan syarat-syaratnya. Bab wasiat menjelaskan tentang
pengertlan wasiat clan hukumnya, serta macam-macam wasiat. Bab faraicl
menjelaskan tentang zawll ii-mrclh, zawil arham, ti-rrudhul muqacldarah, asal masa1ah,
serta wadi' ah5
; Aliy As'ad, up.cil.
BABIV
ANALISIS DATA
A. Analisis Diksi
Penulis menemukan beberapa kasus konteks yang terdapat pada obyek
penelitian, antara lain:
Kasus pertama:
. ,':1\ W~\ . ~\ JW\ u l.i...al :iu..iW . q [o\.S)I] -Y'-'-' -3 f' -3 U:! L>-o . -.s- ~-3
1 Ul\ . u l.i...al 4..J..i W <-..Ik.l\.(.)" ()A ...-3
"Zakat hmia wajib ditunaikan pada delapan macam : Emas perak, binatang ternak,buah kurma dan mlggur, dan diberikan kepada delapan kelompok manusia".2
Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan penerjemah di dalmn buku
terjemahan Fath al-Mu'in telah jelas bahwa kalimat di atas merupakan kalimat
mi\iemuk setara karena bila dua kalimat digabungkan dengan partikel "dan", maka
hasilnya majemuk setara, pengolahanya terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat,
yaitu:
"Zakat harta wajib ditunaikan pada delapan macam : Emas perak. binatang ternak,Anak Kalimat
buah kurma dan mlggur, dan diberikan kepada delapan kelo!lli2.ok manusia".Induk Kalimat
1 Syaikh Zainuddin, Fath at-Mu'ill Bisyarhi Qurratil 'Ain , ( Bandung: Syirkat al-Ma'arif Lial-Tab'i wa al-Nasyari, t.t), h.48
2 Aliy As'ad, Teljemaha/1 Fa/hut Mu'in, (Kudns: Menara Kndus, ttl, h.l
43
Bila dilihat dari unsur S+P+O+K, yaitu :
Zakat haria wajib ditunaikan pada delapan macam : Emas perak, binatang ternak,S P 0 K
buah kurma dan anggur, dan diberikan kepada delapan kelompok manusiaP 0
Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalamnya terdapat
ketidaktepatan diksi yang digunakan penerjemah yaitu pada kata "ditunaikan",
menurut penulis kata tersebut kurang tepat, sebab kata dilunaikan mengandung arti
dilalcukannya atau dilaksanalcannya tugas, ilcrar, janji, dan sebagainya, alcan lebih
tepat kata "ditunaikan" diganti dengan kata "dikeluarkan".
Menurut penulis terjemahan yang sesuai adalah :
"Zakat harta wajib dikeluarkan pada delapan macam : Emas perak, binatang ternak,
buah kunna dan anggur, dan diberikan kepada delapan kelompok manusia"
Kasus Kedua:
"Orang yang menentang kewajiban zakat dihukumi kafir dan yang enggallmellunaikanllya diperangi dan dipungut zakat daripadallya secara palcsa, sekalipun iatidalc memerangi".4
Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilalcukan oleh penerjemah di dalam
-buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal telahjelas lcaEmat di atas
3 Syaikh Zainuddin, loc.eil
4 Aliy As'ad, Teljemahan, loc.cil
44
merupakan kalimat majemuk bertingkat karena bila dua kalimat digabungkan dengan
partikel "yang", maka hasilnya kalimat majemuk bertingkat, pengolahannya terdiri
dari induk kalimat dan anak kalimat, yaitu :
Orang yang menentang kewaiiban zakat dihukumi kafir dan yang engganInduk
menunaikannya diperangi dan dipungut zakat darinya secm'a paksa. sekalipun iaKalimat Anak
tidak memerangiKalimat
Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalmnnya terdapat
ketidaktepatan diksi yang digunakan penerjemah yaitu pada kata "menentang",
"enggan", dipungut". Dalam kmnus bahasa Indonesia kontemporer kata lIwnentang
mengmldung arti menatap, mengarahkan pandangim kepada seseorang (melawan),
kata enggan mengandung arti mau tidak mau, tidak sudi atau acuh tak acuh,
sedangkml kata dipungut mengandung arti mengambil sesuatu di tanah atau dilalltai,
dan sebagainya. Menurut penulis kata-kata tersebut kurang tepat, sehafusnya kata
"menentang" diganti dengan kata "mengingkari", kata "enggan" digann dengan kata
"tidak mau", dan kata "dipungut" diganti dengankata "diarnbil".
Menurut penulis teljemahan yang sesuai adalah :
"Orang yang mengingkari kewajibml zakat dihukumi kafir dan yang tidak mau
menunaikannya diperangi dan dimnbil zakat darinya secara paksa, sekalipun ia tidak
memerangi".
45
Kasus ketiga:
"Halal bagi kaum wanita memakai mahkota, sekalipun tidak biasa".6
Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan oleh penerjemah di dalam
-buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal telah jelas kalimat di
atas merupakan kalimat aktif karena bila dilihat predikatnya menggwlakan kata kerja
yang berawalan me-. Pengolahannya sepelii di bawah ini :
"Halal bagi kaum wanita memakai mahkota, sekalipun tidak biasa"S P 0 K
Setelah dianalisis terjerr.alla1l di atas penulis melihat adanya ketidaktepatan
dalam pemilihan diksi yaitu pada kata "mahkota". Bila dicermati dalam kamus
memang kata [\:ill mengandung arti "mahkota", akan tetapi kata tersebut tidak sesuai
karena mahkota mengandung arti hiasan yang digunalcan dikepala sebagai lambang
kebesaran bagi orang yang menggunakannya. Akan lebih bailcnya penerjemah
menggunalcn kata "perhiasan".
Menurut penulis terjemahan yang sesuai adalall :
"HaJal bagi kaum wanita memakai perhiasan, sekalipun tidak biasa"
"Malca huta1lg tidak bisa menggugurkan kewajiban zakat".8
5 Syaikh Zainuddin, op.cil., hA9
G Aliy As'ad, Teljemahan, op.cil., h.1 0
7 Syaikh Zainuddin, op.cit., h.56
8 Aliy As'ad~ T{;}jemahan, op.cit., h.24
46
Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan penerjemah di dalam buku
-terjemahan Fath al-Mu'in telah jelas bahwa kalimat di atas mempakan kalimat aktif
karena predikatnya menggunakan kata kerja berawalan me-, sehingga pengolahannya
menjadi:
"Maka hutang tidak bisa menggugurkan kewajiban zakat"S P 0
Kalimat contoh di atas berpola S+P+O yang pada tingkat tertentu dapat
disebut sebagai kalimat aktif. Penerjemahan kalimat yang berpola S+P+O tidak
memerlukan srategi yang mmit karena penerjemahan yang berpola S+P+O mengikuti
pola kalimat yang diakui dalam ballasa Indonesia.
Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalamnya terdapat
ketidaktepatan diksi yang digunakan penerjemah yaitu pada kata "menggugurkan"
Kata ~ di dalam kamus al-Bisri mempunyai arti "mencegah",
"merintangi", "menolak", namun penerjemah menerjemahkan dengan kata
"mengggugurkan". Kata menggugurkan di dalam kamus bahasa Indonesia
kontemporer mengandung arti membuat sesuatu supaya gugur. Menumt penulis kata
tersebut tidak tepat digunakan, sehamsnya kata tersebut diganti dengan kata
"menghilangkan".
Menumt penulis penerjemahan yang sesuai adalah :
"Maim hutang tidak bisa menghilangkan kewajiban zakat"
47
Kasus keempat:
"Waki' berkata : Zakat harta terhadap bulan ramadhan adalah bagaikan sujud sahwiterhadap shalat, ia menambal kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi menambalkekurangan shalat".lO
Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan oleh penerjemah di dalam
buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktm gramatikal kalimat di atas
merupakan kalimat aktif karena bila dilihat predikatnya menggunakan kata kerja yang
berawalan me-. Pengolahannya seperti di bawah ini :
"Waki' berkata : Zakat harta terhadap bulan ramadhan adalah bagaikan sujud sahwiS P S K P
terhadap shalat, ia menambal kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi menambalK P 0 S P
kekurangan shalat"o
Setelah dianalisis terjel11ahan di atas penulis me!ihat ad8nya ketidaktepatan
dalam pemilihan diksi yaitu pada kata "menambal", menurut penulis kata tersebut
kmang tepat, akan lebih tepat kata tersebut diganti dengan kata "menutupi".
Menurut penulis teljemahan yang sesuai adalah:
9 Syaikh Zainuddin, op.cil., h.50
10 Aliy As'ad., Teljemahan, op.cit., h.17
48
"Waki' berkata : Zakat harta terhadap bulan ramadhan adalah bagaikan sujud sahwi
terhadap shalat, ia menutupi kekurangan puasa sebagaimana sujud sahwi mengganti
kekurangan shalat"
Kasus kelima:
"Jaiz menta'jil fitrah sejak awal Ramadan; Sunnah jangan sampai menunda hinggaselesai shalat 'Idul Fitri".12
Sama seperti hal yang di atas pengolahan dan bentuk gramatikal yang
-dilakukan oleh penerjemah di dalam buku teljemahan Fath al-Mu'in menurut struktur
gramatikal kalimat di atas merupakan kalimat aktif karena bila dilihat predikatnya
menggunakan kata kerja yang berawalan me-. Pengolahannya seperti di bawah ini :
"Jaiz menta'jil fitrah sejak awal Ramadhan; Sunnah jangan sampai menunda hinggaP 0 K P
selesai shalat 'Idul Fitri"K
Setelah dianalisis terjemahan di atas penulis melihat adanya ketidaktepatan
dalam pemilihan diksi yaitu pada "menta'jil fitrah" dan kata ')angan sampai
menunda".
" Syaikh Zainuddin, op.cit., h.St
12 Ally As'ad, Teljemahan, op.cit., h.23
49
Ada dua kesalahau yang terdapat di dalamnya yaitu pada kata~
penerjemah mengartikan dengan "menta'jil fitrah" dan kata y..y '1 diartikan
dengan 'Jangan sampai menunda".
Kata ~ di dalam kamus AI-Bisri mempunyai arti "tergesa-gesa",
"bersegera". Sedaugkall kata y..Y mempunyai arti "mellgakhirkau", seharusnya
penerjemah harus teliti lagi bila ingill meneljemahkall. Sebaikllya kata~ harns
diartikau dengau kata "menyegerakau pembayaran zakat". Sedangkau kata y..y'l
harus diartikan dengan kata 'Jangan sampai mengakhirkall".
Menurut penulis teljemahall yang sesuai adalah :
"Boleh menyegerakan pembayaran zakat fitrah sejak awal Ramadhau, dau
disuunahkau agar tidak mengakhirkau pembayaranllya sampai selesai shalat 'Idul
Fitri"
Kasus keenam:
"Zakat harta mulai difardhukan pada tahun kedua hijrah, yaitu sesudah kefardhuanshadaqah fitrah". 14
Pengolahall dau bentuk gramatikal yang dilakukau oleh pelleljemah di dalam
buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal kalimat di atas
13 Syaikh Zainuddin, op.cit., h. 48
J4 Aliy As'ad, Terjemahan, op.cit., h. 1
50
mempakan kalimat pasif karena bila dilihat predikatnya menggunakan kata kerja
yang berawalan di-. Pengalahannya seperti di bawah ini :
"Zakat harta mulaiS
shadagah fitrah".
difardhukan pada tahun kedua hijrah, yaitu sesudah kefardhuanP K
Setelah dianalisis terjemahan di atas ternyata di dalamnya terdapat
ketidaktepatan dalam pemilihan diksi yang digunakan dalam penerjemahan yaitu
pada kata "difardhukan dan kefardhuan", menurut penulis kata tersebut kurang tepat,
akan lebih tepatnya kata tersebut dialihbahasakan kedalam teks BSa yaitu kata
"difardhukan", "kefardhuan" dan "shadaqah", menurut penulis kata tersebut kurang
tepat, akan lebih tepatnya kata "difardhukan" dan "kefardhuan" dialihbahasakan ke
dalam teks BSa yaitu dengan kata "diwajibkan", sedangkan kata "shadaqah"
diartikan dengan kata "zakat".
Menurut penulis teljemahan yang sesuai adalah:
"Zakat harta mulai diwajibkan pada tahun kedua hijrab, yaitu sesudah diwajibkan
zakat fitrah"
Kasus ketujuh:
"Harta zakat itu sarna sekali tidak baleh ditaSaITUfkan untuk mengkafani mayat ataumembangun masjid".16
" Syaikh Zainuudin. Op.Cil., h.50
16 Aliy As'ad, Teljemahan, op.cit., h.39
51
Sarna seperti kasus kelima dan keenam diatas bahwa pengolahan dan bentuk
gramatikal yang dilakukan penerjemah di dalam buku terjemahan Fath al-Mu'in
telah je1as bahwa kalimat di atas merupakan kalimat pasif karena predikatnya
menggunakan kata keJja berawalan di-, Pengolahannya seperti di bawah ini :
"Harta zakat itu sarna sekali tidak boleh ditasarrufkan untuk mengkafani mayat atauS P K
membangun masjid".
Setelah dianalisis terjemahan di atas penulis melihat adanya kata yang tidak
diterjemahkan yaitu pada kata w~ . Di dalam kamus a1-Bisri kata tersebut
mempunyai arti "memberi ganti", "menukar", namun penerjemah menerjemahkan
apa adanya, maka sebailmya kata w~ diterjemahkan "digantikan".
Menurut penulis terjemahan yang sesuai adalah :
"Harta zakat itu sarna sekali tidak boleh digantikan untuk mengkafani mayat atau
membangun masjid".
B. Analisis Kalimat
1. Kesepadanan dan Kesatuan
"Maka bagi sang wali wajib menge1uarkan zakat untuk orang yang diwa1iin darihartanya sendiri".lS
17 Syaikh Zainuddin, loc.cil
IS Aliy As'ad, Tefjemalu1f1, loc.cil
52
Pengolahan dan bentuk gramatikal yang dilakukan oleh penerjemah di dalam
buku terjemahan Fath al-Mu'in menurut struktur gramatikal kalimat telahjelas di atas
merupakan kalimat aktif karena predikatnya menggunakan kata kerja yang berawalan
me-, sehinngga pengolahannya menjadi :
"Maka bagi sang wali wajib mengeluarkan zakat untuk orang yang diwaliin dariS P 0 K
hartanya sendiri".
Kalimat terjemahan di atas tidak sesuai dengan ciri kesepadanan kalimat tidak
jelas subjeknya. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat, tentu saja
membuat kalimat itu menjadi tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan bagi.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi "Maka sang wali wajib
mengeluarkan zakat untuk orang yang diwalikan dari hartanya sendiri"
2. Perelelisme atau Kesejajaran
-
~ (05) t~ :.DL, ~)G J.!14 ~o5 (~o5l ~) ~ JS -J")§ (~)
"Maupun bempa buah-buahan sepelii buah kurma dan anggur, yang mencapai jumlahsemwUlya 5 wasaq, yaitu bertakar 300 sha'. 8atu sha' = 4 mud, satu mnd = 1 1/3liter.2o
,9 Syaikh Zainuddin, op.dt., 11, 49
20 Aliy As'ad, Teljemahi.h!, a,D.cit" h.l 0
53
Pcngolahan clan bcntuk gramatikal yang clilakukan oleh penerjemah cli clalam
buku tCljcmahan lOath aJ-Mu'in menurut struktur gramatikal kalimat cli atas
merupakan kalimat majcmuk bcrtingkat karena bila clua kalimat cligabungkan clengan
partikeJ "yang", maka hasilnya kalimat majemuk bertingkat, pengolahannya tercliri
clari incluk kalimat clan anak kalimat, yaitu :
"Maupun berupa buah-buahan seperti buah kurma clan anggur, yang mencapai jumlahInduk Kalimat Anak
scmuanva 5 wasag, yaitu bertakar 300 sha'. Satu sha' = 4 mucl, satu mud = I 1/3 liter.Kalimat
Pacla terjemahan di atas tidak clitemukan kesejajaran karena kata sama dengan
yang seharusnya ditulis dengan huruf yang clisejajarkan dengan kata satu sha' dan
satu mucl yang ditulis clengan huruf symbol matematika. Dengan demikian kalimat
letjemahan tersebut scbaiknya; "Maupun berupa buah-buahan seperti buah anggur
dan kurma yang mencapai jumlah semuanya 5 wasaq, yaitu bertakar 300 sha'. Satu
:lha S'lma dengan 4 mud, satu mud sama dengan I 1/3 liter.
BABV
PENUTUP
A. Kcsimpulan
Setelah menganalisa seeam keseluruhan clari berbagai aspek yang clibutuhlcan,
maka penulis clapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
]. Peneljemahan kitab Fath al-Mu'in yang clilakukan oleh peneljell1ahnya ll1asih
clipengaruhi struktur bahasa sumber. Kata-kata yang clipilih lebih banyak
clipengaruhi oleh bahasa pesantrcn clan lingkungannya.
2. Secara kescluruhan bahwa metocle pencljemahan yang digllnakan olch Drs. H.
Aliy As'ad adalah metode pcncljell1ahan gabllngan yaitll metodc penerjemahan
kata demi kata, harfiah dan bebas.
3. Korelasi menentllkan diksi dengan gramatikal yang sangat erat, karena tidak
mllngkin seseorang dapat memilh diksi dengan tepat, sesllai, dan lazim bila
tidak melihat gramatikal yang bersangklltan, khllsllsnya dalam meneljell1ahkan.
4. Terdapat keranclIan-keranclIan dalam obyek penelitian yaitll :
a. Kesalahan dalammemilih diksi, karena kurang lllasnya bahasa peneljemah.
b. KeranclIan menyllsun kalimat di dalam teljemahan. Sebab, bila kalimat
tidak dislIsun secaI'a teratllr akan menimblllkan ketidaktepatan dan
pemahaman yang berbeda.
5. Hasil teljemahan terbadap kitab kllning belllm bisa dikatakan baik, karena hasil
yang baik adalab teljemahan yang benar-benar memotret makna dari bahasa
55
sumber ke clalam bahasa sasaran, sehingga hasil terjemahan tesebut muclah
clipahami clan climengerti oleh pembaca atau penclengar.
6. Penulis menampilkan penilaian keseluruhan hasil penetjemahn melalui tabel
Segi dan Aspek Kriteria
A. Ketepatan reprocluksi makna
1. Aspek Linguistik
a. Transposisi (Perpinclahan posisi) Wajar
b. Moclulasi Wajar
c. Lcksikon (kosa kata) Wajar
d. lcliom (ungkapan khas) Wajar
2. Aspek Pragmatis
a. Pemaclanan jenis teks Menyimpang
b. Keruntutan makna pacla tataran kalimat Ticlak runtut
clengan tataran teks
-~~-------
B. Kewajaran ungkapan (clalam arti baku) Wajar
C. Peristilahan Jelas
-D. Ejaan benar, Baku Wajar, Baku
56
B. Saran
Berclasarkan kesimpulan di atas, saran dari Penulis sebagai berikut :
I. Sebaiknya pcneljcmah selalu mcgikuti pcrkembangan bahasa, baik bahasa
sumber dan bahasa sasaran.
2. Seorang pellcljemah haruslah memperhatikan struktur bahasa sumber clan
bahasa sasaran untuk memuclabkan dalam pengalihan pesan
3. Scorang peneljemab scbaiknya memperkaya c1iri c1engan kosa kata baik babasa
sumber maupull bahasa sasaran.
4. Untuk mcmpermuclah c1alal11 pel11ilihan c1iksi sebaiknya peneljel11ah
mcmperhatikan perkel11bangan l11akna c1alam bahasa sumber clan bahasa sasran.
5. Sebaiknya penerjemahan yang c1ilakukan para santri atau pelajar c1i pesantren
c1iperbatikan kel11al11puannya c1alal11 l11enggunakan bahasa Indonesia yang baik
clan bcnar.
Penulis saclar bahwa penelitian ini jauh c1ari kesempurnaan. Oleh karena itu
penelitian ini hams c1iperbaiki clan c1iteruskan serta c1ijabarkan kel11bali khususnya
pacla struktur gral11atikal, pengunaan c1iksi clan kalimat yang terclapat c1alam buku
tcrj emahan Fath al-Mu' in.
DAFTAR PUSTAKA
Arsjael, G. Sabarti Akhaeliah Maielar elan Sakura A. Rielwan, Pembinaan KemampuanMenulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1999
Badneln, J.S, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar Ill, Jakarta: Grameelia PustakaUtama,1994
Burelah, 1bnu, Mely'adi Penerjemah; j1;Jelode dan Wawasan Nfeneljemah Teks Arab,Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004, eel. ke-1
Direljosanjoto, Praeljarta, Memelihara Umal: Kyai Pesanlren - Kyai Langgar Jawa,Yogyakarta: LK1S, 1999, eel. ke-1
Hanafi, Nuraehman, Teori dan Seni lvienerjemahkan, Flores: Nusa 1nelah, 1996, eel.ke-l
Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Grameelia Pustaka Utama, eel. ke-11
____, Komposisi, Flores: Nusa Inelah, 1989, eel. ke-7
Krielalaksana, Harimukti, Kamus Linguislik, Jakarta: Grameelia Pustaka Utama,eet.ke-3
Larson, L.Milelreel, Penerjemahan Berdasarkan Niakna; Pedoman Unluk PemadananAnlar Bahasa, Jakarta: Arean, 1991, eel. ke-2
Lubis, Ismail, Falsifikasi Terjemahan al-Quran Depag Edisi 1990, Yogyakarta: PT.Tiara Waeana, 2001, eel. ke-1
Luxembeg, Jan Van, et aI, Teori Saslra, Jakarta: PT. Intermasa, 1991, eel. ke-2
Lyons, John, Penganlar Teori Linguislik, te~jemahan oleh 1. Soetileno, New York:Cambridge Univereity Press, 1968
Mansur, Mach. elan Kustiawan, Pedoman Bagi Peneljemah Arab indonesia, Jakmta:PT. Moyo Segoro Agung, 2002, eel. lee-I
Nida, E. dan Charles Taber, The Theory and Practice of Translation, Leiden: E. J.Brill, 1969
Parera, .los Daniel, Sintaksis, Jakarta: Gramedia, 1998
Prasoeljo, Sueljako, Profil Pesantren: Laporan Nasil Penelitian Pesantren AI-Falak,Jakarta: LP3ES, 1982, eet. ke-I
Poerwaelarminta, W.lS.,Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, (Yogyakarta:UP. Indonesia, 1967
Rahardjo, M. Dawan, Pergll!atan Pesanlren Membanglln dari Bawah, (Jakarta:P3M, 1985)
RHzak, Abelul, Kalimal Ejekli[ Slrllklllr, Gaya dan Variasi, Jakarta: Grameelia, 1985
SHlim. Peter, dan Yenny Salim Kamlls Bahasa Indonesia Kotemporer, Jakarta:Modern English Press, 2002, eet.ke-2
S. Ardin Zaenal, E dan Amran Tasai Cermal Berbahasa Indonesia Untllk PergurllanTinggi, Jakarta: Akaelemika Pressinelo, 1995, eet. ke-I
Shaelaly, Hassan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Iehtiar Van Hoeve, 1983
Suhada, Panji, Dasar-Dasar Korespondensi Niaga Bahasa Indonesia, Jakarta: KaryaUtama,1977
Suryaminata, Zuehrelin elan Sugeng Hariyanto Translalion: Bahasan Teori danPenllntlln Praklis J'vJenel]'emahkan, Yogyakmia: Kanisius, 2003
Van Bruinessen, Martin, Kilab Kuning, Pesantren dan Tarekal, Tradisi-Tradisi Islamdi Indonesia, Banelung: Mizan, 1999, eet. ke-Il
Wielyamartaya, A, Seni A1enggayakan Kalimat, Yogyakarta: Kanisius, 1995, eet. ke-5
______, Seni iVIenerjemahkan, , 1998
Yusuf, Suhendra, Teori TeJ:jemah Pengantar Ke Arah Pendekalan SosiolinguistikBanelung: Mandar Maju, 1994, eet. ke-I
Zainuddin, Syaikh, Fath al-Mu'in Bisyarhi Qurratil 'A in, Bandung: Syirkat alMa'arifLi al-Tab'I wa al-Nasyari, t.t.
. , Fathul Mu'in, Tetjemahan oleh Aliy As'ad, Kudus: MenaraKudus, U, jilicl ke-2
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (DIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
anda No. 95 Ciputat 15412
SURAT KETERANGANNomoI': EA/PP.009 .21<"3/III/2006
Telp. 7443329 Fax. 7493364
Dekan Fakultas Adab dan Humainora UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta, dengan
ini menerangkan bahwa :
Nama : Robiatul Adawiyah
NIM : 10024118583
Tempatl tgllahir : Jakarta. 10 Juni 1981
Semester! jurusan : XII I Taljamah
Keperluan : Wawancara
Keterangan lain-lain : Ybs, benar maha~:iswa semester XII Jurusan
Tmjamah Fakultas Adab dan Humaniora DIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikianlah surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 13 Maret 2006An. Dekan,Kabag. Tata Usaha.
'/ v.,; ,
Dl's.H.Bul'hanuddinYusuf, MM>
NIP: 150203012
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs. H. Aliy As'ad
Jabatan : Penerjemah
Alamat : JI. Kramat 6 No.8
Kwi tang, Jakarta Pusat
Menerangkan bahwa :
Nama : Robiatul Adawiyah
Status : Mahasiswi UTN SyarifI-Iiclayatlillah, Jakarta
AJamat : .II. .latipadang Raya RT. 006/09 No. IB
Pasar Minggll, .lakarta Sclatan 12540
Tclab I11cwawancarai saya llntuk kcpcntingal1 skripsi dcngan judlll "Analisis
Gnlll1atikal Tcrlladap Bukll Tcrjcmahan Falll lll-Mll'in Pada Bab Zakat Karya
Syailch Zainllddin". pada fakllitas Adab dilll 1fllmaniora UIN Syarif Hiclayatullah,
Jakarta.
Dcmikianlah surat ketcrangan ini saya buat unluk digllnakan scmestinya. Atas
perhatiannya saya llcapkan terima kasih.
(Drs. H. Aliy As'ad)