z-jurnai

Upload: eman

Post on 02-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ekonomi

TRANSCRIPT

15

Hubungan Antara Adversity Intelligence Dengan Prokrastinasi Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya

Endriyanto [email protected] Rahma SusilawatiSelly Dian WidyasariProgram Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the relationship between adversity intelligence and procrastination in completing the undergraduate thesis of Psychology students, Brawijaya University. The subjects of this study were Psychology students who are taking thesis course in this odd semester, academic year 2014-2015 which includes the cohort of 2008, 2009, and 2010, which consist of 106 students. The sampling technique was in this study using proportionate stratified random sampling technique. This study used scale of adversity intelligence of Stoltz and Tuckman Procrastination Scale (TPS) conducted in 1990 that have been modified. Data analysis technique used in this thesis was the Pearson Product Moment correlation analysis. The results of this study showed a significant negative correlation (r = - 0.452) with a significance of p = 0.000 (p < 0,01) between adversity intelligence with procrastination in completing the thesis on Psychology students, Brawijaya University. This means, the higher the adversity intelligence in students, the lower procrastination in completing the thesis. In the other hand, the lower the adversity intelligence in students, the higher procrastination in completing the thesis. Effective contribution of adversity intelligence toward procrastination in completing the thesis in this study is 20.43%.Keywords: adversity intelligence, procrastination, thesis, undergraduate student.

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Psikologi yang sedang mengambil mata kuliah skripsi pada semester ganjil Tahun Akademik 2014-2015 yang meliputi angkatan 2008, 2009, dan 2010 yang berjumlah 106 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan skala adversity intelligence dari Stoltz dan Tuckman Procrastination Scale (TPS) yang dibuat pada tahun 1990 yang sudah dimodifikasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan (r = - 0,452) dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,01) antara adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Hal ini berarti semakin tinggi adversity intelligence pada mahasiswa diikuti dengan semakin rendah prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi, begitu pula sebaliknya semakin rendah adversity intelligence pada mahasiswa diikuti dengan semakin tinggi prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi. Sumbangan efektif dari adversity intelligence terhadap prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada penelitian ini sebesar 20,43%.Kata kunci : adversity intelligence, prokrastinasi, skripsi, mahasiswa.

LATAR BELAKANGPerguruan tinggi sebagai institusi yang melaksanakan tri dharma pendidikan membuat perguruan tinggi harus mencetak salah satu sumber daya potensial bagi kemajuan peradaban. Sumber daya potensial yang dimaksud adalah mahasiswa. Mahasiswa dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2003) didefinisikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Salah satu tugas mahasiswa sebelum mendapat gelar sarjana selain menyelesaikan kegiatan akademik yang ada di bangku perkuliahan, mahasiswa juga dituntut untuk membuat skripsi. Menurut Poerwadarminta (2003), skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di perguruan tinggi. Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Skripsi sebagai salah satu tantangan yang harus dilewati oleh mahasiswa maka diharapkan mahasiswa mampu untuk mengatasinya. Pada praktiknya, proses pengerjaan skripsi membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan. Liling, Nurcahyo, & Tanojo (2013) mengungkapkan bahwa umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih sekitar enam bulan. Tetapi pada kenyataannya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi. Lamanya mahasiswa untuk meyelesaikan skripsi menurut Aini dan Mahardiyani (2011) disebabkan karena begitu panjang dan rumitnya proses pengerjaan skripsi sehingga membutuhkan biaya, tenaga, waktu dan perhatian yang tidak sedikit.Kingofong (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa mahasiswa yang merasa tidak berdaya untuk menghadapi hambatan dalam pengerjaan skripsi atau tugas akhirnya, akan berusaha untuk menghindar dari pengerjaan tugas akhir tersebut atau melakukan penundaan dalam pengerjaan tugas akhirnya dengan berbagai alasan. Tindakan menunda inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa tidak dapat lulus tepat waktu. Menurut Ferrari (Andarini & Fatma, 2013) menunda penyusunan skripsi ini dapat dikatakan sebagai tindakan prokrastinasi. Tuckman (Triana, 2013) mendefinisikan prokrastinasi sebagai ketidakmampuan pengaturan diri yang mengakibatkan dilakukannya penundaan pekerjaan yang seharusnya dapat berada di bawah kendali penguasaan orang-orang tersebut.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Akademik FISIP Universitas Brawijaya dan pengamatan peneliti, fenomena prokrastinasi kemungkinan terjadi di Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Hal ini karena untuk memperoleh gelar sarjana umumnya mahasiswa diberikan waktu selama 4 tahun dan masa pengerjaan skripsi selama satu semester atau enam bulan, sedangkan dalam Program Studi Psikologi rata-rata waktu mahasiswa untuk lulus melebihi 4 tahun dan rata-rata waktu yang digunakan mahasiswa untuk menyelesaikan skripsinya membutuhkan waktu selama 14 bulan. Adanya hambatan dalam penyelesaian skripsi seperti proses pengerjaan skripsi yang rumit (Aini & Mahardiyani, 2011), rasa malas, adanya mis-komunikasi dengan dosen pembimbing, kurangnya dukungan, dan ketidakmampuan mengatur waktu (Andarini & Fatma, 2013), serta adanya permasalahan secara sistemik dalam mengerjakan skripsi (Kingofong, 2004) membuat mahasiswa dituntut untuk mampu mengatasi hambatan-hambatan tersebut agar dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu. Kemampuan untuk mengatasi hambatan, mengubah hambatan menjadi peluang, menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan penyelesaian skripsi mahasiswa. Kemampuan mengatasi hambatan ini dalam ilmu psikologi dikenal dengan adversity intelligence (Puspitasari, 2013).Adversity intelligence menurut Stoltz (Pasaribu, 2011) adalah kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan. Kemampuan ini diperlukan karena menyangkut keyakinan diri setiap individu dalam menghadapi masalah atau kesulitan. Adversity intelligence memiliki aspek-aspek yang dapat memberikan gambaran mengenai ketangguhan individu dalam menghadapi hambatan atau kegagalan dan dapat memprediksi apakah ia tetap terkendali dalam menghadapi situasi atau keadaan yang sulit (Pranandari, 2008). Pada mahasiswa diharapkan mempunyai adversity intelligence yang baik dan tinggi, khususnya pada mahasiswa yang menyusun skripsi karena bisa menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini karena adversity intelligence yang tinggi membuat mahasiswa memiliki semangat yang tinggi, ketekunan dalam mengerjakan, serta memiliki keberanian dan kegigihan dalam mengerjakan skripsi (Puspitasari, 2013).LANDASAN TEORIAdversity IntelligenceMenurut Stoltz (Pasaribu, 2013), adversity intelligence adalah kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan mencapai tujuan. Puspitasari (2013) menjelaskan adversity intelligence sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi sebuah kesulitan atau hambatan sehingga ia mampu keluar atau memanajemen kesulitan atau hambatan tersebut menjadi sebuah keberhasilan. Stoltz (Shohib, 2013) menjelaskan bahwa adversity intelligence merupakan hasil riset penting dari tiga cabang ilmu pengetahun yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi (ilmu kesehatan baru) dan neurofisiologi (ilmu otak). Stoltz membagi adversity intelligence ke dalam tiga bagian yaitu pertama, adversity intelligence adalah suatu kerangka baru dalam memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, adversity intelligence adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon individu terhadap kesulitan. Ketiga, adversity intelligence merupakan serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap kesulitan (Shohib, 2013).Menurut Stoltz (Wijaya, 2007), adversity intelligence terdiri dari empat dimensi yang biasanya disingkat CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach, Endurance).Control (C). Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat individu rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Hal yang terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan seperti mampu mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.

Origin dan Ownership (O2). Dimensi ini mempertanyakan siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan (origin) dan sejauh mana individu menganggap dirinya mempengaruhi sebagai penyebab dan asal usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan sebagainya (ownership).

Reach (R). Dimensi ini mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti hambatan akibat panik, hambatan akibat malas, dan sebagainya.

Endurance (E). Dimensi ini dapat diartikan ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan yaitu berapa lamakah kesulitan akan berlangsung dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan berlangsung.

ProkrastinasiMenurut Ghufron istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin, procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok, sehingga apabila digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Mayasari, Mustami'ah, & Warni, 2010). Steel (Oematan, 2013) menyatakan bahwa prokrastinasi itu sendiri merupakan perilaku menunda-nunda yang dilakukan secara sengaja terhadap suatu pengerjaan tugas, meskipun kita tahu dampak negatif yang akan terjadi. Tuckman (Triana, 2013) mendefinisikan prokrastinasi sebagai ketidakmampuan pengaturan diri yang mengakibatkan dilakukannya penundaan pekerjaan yang seharusnya dapat berada di bawah kendali penguasaan orang-orang tersebut.Capan (Novritalia & Maimunah, 2014) menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku prokrastinasi, yaitu prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugas-tugasnya, berpendapat lebih baik mengerjakan nanti daripada sekarang dan menunda pekerjaan adalah bukan suatu masalah, terus mengulang perilaku prokrastinasi, dan seorang prokrastinator cenderung kesulitan dalam mengambil keputusan. Ellis dan Knaus menambahkan bahwa seseorang dikatakan melakukan prokrastinasi apabila ia menunjukkan ciri-ciri antara lain takut gagal, impulsif, perfeksionis, pasif dan menunda-nunda sehingga melebihi tenggat waktu (Rumiani, 2006). Ferrari (Coralia, Yusuf, & Yanuvianti, 2012) menerangkan bahwa dalam beberapa penelitian tentang prokrastinasi, ditemukan bahwa prokrastinasi merupakan suatu masalah yang kompleks yang menimpa pada sebagian besar masyarakat secara luas maupun pada lingkungan akademis. Prokrastinasi yang hampir terjadi pada semua bidang kehidupan maka prokrastinasi yang terdapat pada mahasiswa adalah prokrastinasi terkait akademiknya seperti yang telah diungkapkan Julianda (2012) bahwa prokrastinasi pada mahasiswa dapat meliputi berbagai area, namun area yang sangat dekat dengan mahasiswa adalah terkait kegiatan akademiknya. Prokrastinasi di bidang akademik dalam penelitian ini yaitu tugas menyelesaikan skripsi pada mahasiswa. Prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi adalah jenis penundaan untuk menyelesaikan skripsi pada mahasiswa, yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang yang akhirnya menimbulkan perasaan tidak nyaman pada mahasiswa.Menurut Tuckman, salah satu ahli yang mengembangkan alat ukur prokrastinasi mengungkapkan bahwa perilaku prokrastinasi terdiri atas tiga aspek, yaitu antara lain (Liling, Nurcahyo, & Tanojo, 2013):Gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan untuk menunda suatu tugas. Aspek ini merujuk pada gambaran seseorang mengenai kebiasaan dan kecenderungannya untuk menunda melakukan atau menyelesaikan pengerjaan suatu tugas.Kecenderungan untuk memiliki kesulitan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan ketika memungkinkan akan menghindari atau mencari jalan keluar dari hal tersebut. Aspek ini merujuk pada kecenderungan untuk menyerah ketika menemui tugas yang sulit dan kecenderungan untuk memilih kesenangan yang mudah diperoleh.Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan keadaan sulit yang dialami. Aspek ini berfokus pada kecenderungan untuk menghindarkan tanggung jawab dari diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Kecenderungan ini dapat dilihat dari berbagai hal, seperti kepercayaan bahwa orang lain tidak berhak memberikan batas waktu kepada individu dalam mengerjakan sesuatu.

METODEPartisipan dan Desain PenelitianPenelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Psikologi angkatan 2008, 2009, dan 2010 dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 106 mahasiswa yang terdiri dari 28 mahasiswa laki-laki dan 78 mahasiswa perempuan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling karena terdapat populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). Karakteristik sampel yaitu sedang mengambil mata kuliah skripsi pada semester ganjil Tahun Akademik 2014-2015, telah memprogram atau mengambil mata kuliah skripsi minimal 2 semester dan belum melaksanakan ujian skripsi di Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian korelasional menurut Arikunto (2006) adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas atau variabel X dan variabel terikat atau variabel Y. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu adversity intelligence dan variabel terikat yaitu prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi.Alat Ukur dan Prosedur PenelitianAlat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala adversity intelligence dan skala prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi. Skala ini menggunakan skala dengan model Likert yang telah dimodifikasi yaitu dengan empat respon jawaban dari Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).Skala adversity intelligence ini dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu pada aspek-aspek adversity intelligence dari Stoltz (Wijaya, 2007) yaitu control, origin dan ownership, reach, dan endurance. Hasil uji coba menunjukkan bahwa skala adversity intelligence reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,831 dengan nilai corrected aitem-total correlation antara 0,304-0,653. Jumlah aitem yang digunakan dalam skala ini adalah 14 aitem, yang terdiri dari 3 aitem favorable dan 11 aitem unfavorable. Adapun contoh aitem pernyataan dalam skala adversity intelligence yaitu Saya senang jika dihadapkan pada tugas-tugas baru yang sulit dan menantang, Saya tetap tenang meskipun sedang menghadapi masalah.Skala prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi menggunakan skala yang diadaptasi dari Tuckman Procrastination Scale (TPS). TPS ini dikembangkan oleh Tuckman pada tahun 1990 dan terdiri dari 35 butir aitem dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.823. Skala ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Liling, dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Prokrastinasi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang diterbitkan oleh jurnal Humanitas. Skala yang sudah diadaptasi dan diterjemahkan ini, oleh peneliti kemudian dimodifikasi untuk disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa skala prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,853 dengan nilai corrected aitem-total correlation antara 0,263-0,667. Jumlah aitem yang digunakan dalam skala ini adalah 17 aitem, yang terdiri dari 16 aitem favorable dan 1 aitem unfavorable. Adapun contoh aitem pernyataan dalam skala prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi yaitu Saya merasa sulit untuk memulai pengerjaan skripsi, Saya sering kehilangan semangat dalam proses pengerjaan skripsi.Prosedur penelitian dimulai dari uji coba yang dilakukan selama tiga hari di Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan kriteria sampel yaitu sedang mengambil mata kuliah skripsi pada semester ganjil Tahun Akademik 2014-2015, telah memprogram atau mengambil mata kuliah skripsi minimal 2 semester dan belum melaksanakan ujian skripsi di Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Peneliti membagikan kuesioner untuk uji coba kepada 30 mahasiswa yang sesuai dengan kriteria penelitian. Data yang didapatkan dari uji coba kemudian diolah dengan bantuan SPSS versi 20 for Windows. Adapun skala adversity intelligence setelah melalui 4 putaran didapatkan hasil dari sebelumnya 40 aitem yang digunakan menjadi 14 aitem. Adapun untuk skala prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi setelah melalui 4 putaran didapatkan hasil dari sebelumnya 35 aitem menjadi 17 aitem. Hasil akhir dari olah data ini kemudian digunakan untuk mendapatkan data penelitian yang dilaksanakan di Program Studi Psikologi sesuai dengan teknik sampel dan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini. HASILPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Hasil analisis deskriptif dari variabel adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi yaitu sebagai berikut:Tabel 1. Deskripsi Data Variabel PenelitianVariabelStatistikHipotetikEmpirik

Adversity IntelligenceSkor Minimum1416

Skor Maksimum5649

Mean3531,94

Standar Deviasi77,20

Prokrastinasi Dalam Menyelesaikan SkripsiSkor Minimum1723

Skor Maksimum6864

Mean42,540,75

Standar Deviasi8,58,97 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada variabel adversity intelligence, mean hipotetik ( = 35) lebih tinggi dibandingkan dengan mean empirik ( = 31,94). Hal ini menandakan bahwa tingkat adversity intelligence subjek penelitian adalah rendah. Hal ini juga terjadi pada variabel prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi, dimana mean hipotetik ( = 42,5) lebih tinggi dibandingkan dengan mean empirik ( = 40,75). Hal ini menandakan bahwa tingkat prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi subjek penelitian adalah rendah.Hasil uji normalitas variabel adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi adalah sebagai berikut:Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-SmirnofVariabelSignifikansiKeteranganAdversity Intelligence0,323Distribusi NormalProkrastinasi Dalam Menyelesaikan Skripsi0,716Distribusi Normal Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji statistik Kolmogorof-Smirnof (K-S) didapatkan nilai signifikansi variabel adversity intelligence sebesar (p = 0,323 > 0,05) dan pada variabel prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi sebesar (p = 0,716 > 0,05). Nilai signifikansi yang lebih besar dari = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas pada variabel adversity intelligence dan variabel prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi telah terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel adversity intelligence dan variabel prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi berdistribusi normal.Hasil uji linieritas variabel adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi adalah sebagai berikut:Tabel 3. Hasil Uji LinieritasVariabelSignifikansiLinearity (F)KeteranganAdversity*Prokrastinasi 0,00030,028Linier

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa uji linieritas antara variabel adversity intelligence dengan variabel prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi memiliki nilai F sebesar 30,028 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel adversity intelligence memiliki hubungan linier positif dengan variabel prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi.Hasil uji korelasi Product Moment Pearson variabel adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi adalah sebagai berikut:Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Product Moment PearsonVariabelKoefisien Korelasi(r)SignifikansiKoefisien Determinasi(r2)Sumbangan EfektifAdversity intelligence*Prokrastinasi Dalam Menyelesaikan Skripsi(-) 0,4520,000

0,2043

20,43%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari hasil uji korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,452 (r = 0,452) dengan bernilai negatif (-) dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,01). Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan diterima sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi. Sesuai dengan pedoman dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel penelitian, maka apabila koefisien korelasi antar variabel berada pada rentang 0,40 - 0,599 maka hubungan antar variabel penelitian tersebut termasuk dalam kategori sedang. Nilai r2 = 0,2043 menunjukkan bahwa sumbangan efektif dari adversity intelligence terhadap prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya sebesar 20,43% dan sisanya 79,57% berhubungan dengan faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.DISKUSIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara adversity intelligence dengan prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya. Pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (adversity intelligence) dengan variabel terikat (prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi). Menurut Stoltz (Pasaribu, 2013), adversity intelligence adalah kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan mencapai tujuan. Stoltz (Arfidianingrum, Nuzulia, & Fadhallah, 2013) menambahkan bahwa suksesnya pekerjaan dan hidup terutama ditentukan oleh adversity intelligence. Hal ini karena semakin tinggi adversity intelligence yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat untuk bertahan menghadapi kesulitan dan terus berkembang dengan mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah adversity intelligence yang dimiliki seseorang, maka akan semakin lemah pula kemampuannya dalam mengatasi kesulitan, mudah menyerah dan putus asa sehingga berujung pada suatu kegagalan.Sementara itu, prokrastinasi menurut Tuckman (Triana, 2013) adalah ketidakmampuan pengaturan diri yang mengakibatkan dilakukannya penundaan pekerjaan yang seharusnya dapat berada di bawah kendali penguasaan orang-orang tersebut. Ferrari (Coralia, Yusuf, & Yanuvianti, 2012) menerangkan bahwa dalam beberapa penelitian tentang prokrastinasi, ditemukan bahwa prokrastinasi merupakan suatu masalah yang kompleks yang menimpa pada sebagian besar masyarakat secara luas maupun pada lingkungan akademis. Prokrastinasi yang hampir terjadi pada semua bidang kehidupan maka prokrastinasi yang terdapat pada mahasiswa adalah prokrastinasi terkait akademiknya seperti yang telah diungkapkan Julianda (2012) bahwa prokrastinasi pada mahasiswa dapat meliputi berbagai area, namun area yang sangat dekat dengan mahasiswa adalah terkait kegiatan akademiknya. Prokrastinasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis penundaan untuk menyelesaikan skripsi pada mahasiswa, yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang yang akhirnya menimbulkan perasaan tidak nyaman pada mahasiswa.Adversity intelligence memiliki dimensi-dimensi yang dapat memberikan gambaran mengenai ketangguhan individu dalam menghadapi hambatan atau kegagalan dan dapat memprediksi apakah ia tetap terkendali dalam menghadapi situasi atau keadaan yang sulit (Pranandari, 2008). Dimensi tersebut antara lain control, origin & ownership, reach, dan endurance. Dimensi control menjelaskan tentang seberapa banyak kendali yang dapat individu rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan, dimensi origin dan ownership menjelaskan tentang siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana individu menganggap dirinya mempengaruhi sebagai penyebab dan asal usul kesulitan, dimensi reach menjelaskan tentang sejauh mana kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu, dan dimensi endurance menjelaskan tentang seberapa lama kesulitan dan penyebab kesulitan akan berlangsung. Berdasar aspek-aspek dalam adversity intelligence, mahasiswa yang memiliki tingkat adversity intelligence yang tinggi akan mampu mengetahui kendali dirinya ketika menghadapi kesulitan saat mengerjakan skripsi, mengetahui penyebab kesulitan saat mengerjakan skripsi dan dampak kesulitan tersebut bagi kehidupannya serta kemampuan dan cara untuk bertahan mengatasi kesulitan saat mengerjakan skripsinya tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Puspitasari (2013), adversity intelligence yang tinggi membuat mahasiswa memiliki semangat yang tinggi, ketekunan dalam mengerjakan, serta memiliki keberanian dan kegigihan dalam mengerjakan skripsi. Begitu pula sebaliknya, mahasiswa yang memiliki yang memiliki tingkat adversity intelligence yang rendah maka kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan di atas juga rendah sehingga tidak dapat mnenyelesaikan skripsinya tepat waktu.Tingkat adversity intelligence yang rendah maka akan meningkatkan aspek-aspek yang terdapat dalam prokrastinasi yaitu menurut Tuckman antara lain mengenai kecenderungan menunda sesuatu, kecenderungan menghindari tugas yang sulit atau tidak menyenangkan, dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan situasi yang dihadapi (Liling, Nurcahyo, & Tanojo, 2013). Tingkat adversity intelligence yang rendah akan membuat mahasiswa untuk menunda mengerjakan dan tidak segera menyelesaikan skripsinya. Hal ini karena adversity intelligence yang rendah membuat mahasiswa kurang mampu mengendalikan kesulitan yang ada dalam penyelesaian skripsi sehingga akan menunda untuk menyelesaikan skripsinya. Tingkat adversity intelligence yang rendah membuat mahasiswa memandang skripsi sebagai tugas yang sulit dikerjakan sehingga membuat mahasiswa cenderung untuk menghindarinya dan lebih memilih melakukan hal lain yang menyenangkan. Hal ini karena adversity intelligence yang rendah membuat mahasiswa kurang mampu dalam menghadapi dan bertahan saat terjadi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi yang menyebabkan mahasiswa memilih untuk menghindari untuk menyelesaikan skripsinya. Tingkat adversity intelligence yang rendah juga akan membuat mahasiswa menyalahkan orang lain atas tindakan prokrastinasi yang dilakukannya. Hal ini karena adversity intelligence yang rendah membuat mahasiswa merasa tidak mampu menghadapi kesulitan dalam mengerjakan skripsi serta tidak dapat mengetahui sumber dari kesulitan yang terjadi sehingga cenderung menyalahkan orang lain atas kesulitan yang dihadapinya saat mengerjakan skripsi.Melalui penelitian ini ditemukan pula sumbangan (koefisien determinasi) adversity intelligence terhadap prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi sebesar 20,43% pada mahasiswa. Artinya masih ada 79,57% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi prokrastinasi menurut Steel seperti tipe kepribadian. Menurutnya, komponen impulsiveness dari tipe kepribadian extraversion memainkan peran dalam perilaku prokrastinasi (Gunawinata, Nanik, Lasmono, 2008). Faktor lainnya diungkapkan Ferrari (Ramdhani, 2013) yaitu kelelahan fisik (fatigue) dimana seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak.DAFTAR PUSTAKAAini, A. N., & Mahardiyani, I. H. (2011). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Universitas Muria Kudus. Jurnal Psikologi Pitutur Vol. 1, No. 2, (65-71).Andarini, S. R., & Fatma, A. (2013). Hubungan Antara Distress dan Dukungan Sosial Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Dalam Menyusun Skripsi. Talenta Psikologi Vol. 2, No. 2, (159-179).Arfidianingrum, D., Nuzulia, S., & Fadhallah, R. A. (2013). Hubungan Antara Adversity Intelligence Dengan Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja Sebagai Perawat. Developmental and Clinical Psychology Vol. 2 (2), (13-22).Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi Ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Coralia, F., Yusuf, U., & Yanuvianti, M. (2012). Profil Perilaku Prokrastinasi Akademik Berbasis Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) Pada Mahasiswa. Proyeksi Vol. 7 (1), (79-86). Gunawinata, V. A., Nanik, & Lasmono, H. K. (2008). Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Anima Indonesian Psychological Journal Vol. 23, No. 3, (256-276). Julianda, B. N. (2012). Prokrastinasi dan Self Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 1, No. 1, (1-15). Kingofong, S. M. (2004). Penghambat Pada Pengerjaan Skripsi. Retrieved from http://digilib.ubaya.ac.id/index.php?page=data_eksemplar&key=232870&status=ADA . Diakses pada 22 November 2014 pukul 12.53 WIB. Liling, E. R., Nurcahyo, F. A., & Tanojo, K. L. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Prokrastinasi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Humanitas Vol. 10, No. 2, (59-72). Mayasari, M. D., Mustami'ah, D., & Warni, W. E. (2010). Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pengajaran Dosen Dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya. INSAN Vol. 12, No. 2, (95-103). Novritalia, K., & Maimunah, S. (2014). Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa Akselerasi Dengan Reguler Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 2, No. 1, (89-102). Oematan, C. S. (2013). Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2, No. 1, (1-7). Pasaribu, A. C. (2011). Hubungan Antara Self Esteem Dan Adversity Intelligence Suatu Studi Pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan. Jurnal Visi Vol. 19 (1), (399-416). Poerwadarminta, W. J. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Pranandari, K. (2008). Kecerdasan Adversitas Ditinjau Dari Pengatasan Masalah Berbasis Permasalahan Dan Emosi Pada Orang Tua Tunggal Wanita. Jurnal Psikologi Vol. 1, No. 2, (121-128). Puspitasari, R. T. (2013). Adversity Quotient Dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa. Jurnal Online Indonesia Vol. 1, No. 2, (299-310). Ramdhani, P. (2013). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMP Negeri 2 Anggana. eJournal Psikologi Vol. 1 (2), (136-147).Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3, No. 2, (37-48).Shohib, M. (2013). Adversity Quotient Dengan Minat Entrepreneurship. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 1, No. 1, (32-38). Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Triana, K. A. (2013). Hubungan Antara Orientasi Masa Depan Dengan Prokrastinasi Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Mulawarman Samarinda. eJournal Psikologi Vol. 1 (3), (280-291).Wijaya, T. (2007). Hubungan Adversity Intelligence Dengan Intensi Berwirausaha. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 9, No. 2, (117-127).