web viewkeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... melalui uji coba instrumen...

44

Upload: phunganh

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
Page 2: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan

mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan

sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di

samping prosedur pengumpulan data ang di tempu. Hal ini mudah dipahami

karena instrumenerfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehigga jika

instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid

dan reliable maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan

sesungguhnyadi lapangan.

Sedangkan jika kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti

mempunyai validitas dan reliabilitas yang rendah, maka data yang diperoleh juga

tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan sehingga dapat

menghasilkan kesimpulan yang keliru. Untuk mengumpulkan data dalam suatu

penelitian kita dapat menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula

menggunakan instrumen yang dibuat sendiri, instrumen yang telah tersedia pada

umumnya adalah instrumen yang sudah dianggap baku untuk mengumpulkan data

variabel-variabel tertentu.

Dengan demikian, jika instrumen baku telah tersedia untuk

mengumpulkan data variabel penelitian maka kita dapat langsung menggunakan

instrumen tersebut, dengan catatan bahwa teori yang diajdikan landasan

penyusunan instrumen tersebut, dengan catatan bahwa teori yang dijadikan

landasan penyusunan instrumen tersebut sesuai dengan teori yang diacu dalam

penelitian kita. Selain itu konstruk variabel yang hendak kita ukur dalam

penelitian. Akan tetapi jika instrumen yang baku belum tersedia untuk

mengumpulkan data variabel penelitian, maka instrumen untuk mengumpulkan

data variabel tersebut harus dibuat sendiri oleh peneliti. Dalam rangka memahami

pengembangan instrumenpenelitian, maka berikut ini akan dibahas mengenai

1

Page 3: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

beberapa hal yang terkait, diantaranya pengertian instrumen, langkah-langkah

pengembangan instrumen, fungsi instrumen, validitas dan reliabilitas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apa saja jenis-jenis instrumen pengumpulan data?

2. Apa fungsi dari instrumen penelitian?

3. Bagaimana cara mengkalibrasi instrumen penelitian?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

a. Menguraikan jenis-jenis instrumen pengumpulan data

b. Menjelaskan fungsi dari instrumen penelitian

c. Menjelaskan cara mengkalibrasi instrumen penelitian

2. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini

adalah:

a. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis instrumen pengumpulan data

b. Mahasiswa mengetahui fungsi dri instrumen penelitian

c. Mahasiswa mampu mengkalibrasi instrumen penelitian

D. Metodologi Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, yakni

mendapatkan sumber informasi yang berasal dari media cetak berupa buku dan

media elektronik seperti internet.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 bab, yakni bab I, bab II dan bab III. Berikut ini

merupakan sistematika penulisan yang digunakan, yakni:

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 4: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat

D. Metodologi Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

B. Kegunaan Instrumen Penelitian

C. Jenis Instrumen Pengumpulan Data

D. Fungsi Instrumen Penelitian

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

BAB III : KESIMPULAN

Page 5: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Intrumen Pengumpulan Data Penelitian

Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun

instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi

mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan

metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya

menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar

diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang

tepat.

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang

diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Walaupun telah

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel tetapi jika dalam proses

penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang terkumpul hanya onggokkan

sampah. Peneliti yang memiliki jawaban responden sesuai keinginannya akan

semakin tidak reliabel. Oleh karena itu, pengumpul data walaupun tampaknya

hanya sekedar pengumpul data tetapi harus tetap memenuhi persyaratan tertentu

yaitu yang mempunyai keahlian yang cukup untuk melakukannya.

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik)

menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi

hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,

ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau

gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.

Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan

penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau

4

Page 6: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian

harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Instrumen penelitian

dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada

penelitian lain. Kekhasan setiap obyek penelitian membuat seorang peneliti harus

merancang sendiri instrumen yang akan digunakannya. Susunan instrumen untuk

setiap penelitian tidak selalu sama dengan penelitian yang lain. Hal ini disebabkan

karena setiap penelitian mempunyai tujuan dan mekanisme kerja yang berbeda-

beda

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen

penelitian, antara lain:

1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indicator variabel, harus jelas

spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang

akan digunakan

2. Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus

diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi,

bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian

3. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data

baik dari keabsahan, kesahihan maupun objektivitasnya

4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas,

sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan

masalah penelitian

5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang

diperlukan1

Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyususn

instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi

subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indicator tersebut bisa diukur dan

menghasilkan data yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indicator

variabel, peneliti dapat menggunkan teori atau konsep-konsep yang ada

1 Margono,S, Metedologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hal. 156

Page 7: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau

menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan

2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel /

subvariabel / indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur

oleh satu jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen

3. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau

lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup pertanyaan, abilitas yang

diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan.

Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan dari indicator variabel.

Artinya setiap indikator akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi

pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya

4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut peneliti menyusun item atau pertanyaan

sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam

kisi-kisi.

5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi

instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, manggantinya

dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya

Langkah umum di atas sekedar petunjuk untuk memudahkan peneliti

sehingga instrumen penelitian tidak dibuat asal jadi.2

B. Kegunaan instrumen penelitian

Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan

variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap

data dalam suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep, dan indikator

penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian

tersebut dikembangkan.. Secara sederhana fungsi dari instrumen penelitian

1. sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden

2. sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara dan

3. sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staff peneliti.

2 Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru, 1989) , hal.99

Page 8: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

C. Jenis Instrumen Pengumpulan Data

Tabel 1

Metode dan Jenis Instrumen Pengumpulan Data

No. Jenis Metode Jenis Instrumen

1 Angket (questionnaire) Angket (questionnaire)

Daftar cocok (checklist)

Skala (scala),

inventori (inventory)

2 Wawancara (interview) Pedoman wawancara (interview guide)

Daftar cocok (checklist)

3 Pengamatan/Observasi

(Observation)

Lembar Pengamatan,

panduan pengamatan,

panduan observasi (observation sheet,

observation schedule),

Daftar cocok (checklist).

4 Ujian/Tes (test) Soal ujian,

soal tes atau tes (test),

inventori (inventory).

5 Dokumentasi Daftar cocok (checklist)

Tabel

Sumber : Arikunto (1995: 135)

1. Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner

Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut

sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah

pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden

tentang apa yang ia alami dan ketahuinya.

Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti:

a) Kuesioner terbuka

Page 9: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Kuesioner terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan

rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan

keadaannya. Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat

memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada

responden.

Contoh pertanyaan angket terbuka:

Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda

mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana,

dan berapa lama!

Jawab:

No.

Jenis Penataran Tempat Penataran Berapa Hari

1. ………………………….

………………………….

…………………..

2. ………………………….

………………………….

…………………..

3. ………………………….

………………………….

…………………..

4. dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor

Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan

dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat

pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:

(1) Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan

keinginan atau keadaannya.

(2) Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi,

bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian

b) Kuesioner tertutup

Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama

dengan kuesioner pilihan ganda

Contoh pertanyaan angket tertutup:

1) Pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda

mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?

Page 10: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Jawab: …………………………….  ….a. Pernah ….b. Tidak

Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih

dari satu)

a.    materi bidang studi

b.    metode mengajar/strategi belajar-mengajar

c.    memilih dan penggunaan media/alat pelajaran

d.    menyusun alat evaluasi

c) Kuesioner langsung

Responden menjawab pertanyaan seputar dirinya

d) Kuesioner tidak langsung

Responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan orang lain

e) Check list

Yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan

tanda check pada kolom jawaban yang tersedia. Di dalam penjelasan mengenai

angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi

kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam

penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah

angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (√).

Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan

sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar

cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar

cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok

peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali

responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa

pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak

diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk

membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.

Contoh:

Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda

melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.

Page 11: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

No. Jenis kegiatan di rumahDikerjakan oleh

Anda

Dikerjakan

bersama

Dikerjakan

pembantu

1. Menyiapkan makan pagi

2. Membersihkan rumah

3. Mencuci pakaian sendiri

4.Mencuci sprei, korden,

dan seterusnya.

5.Mencuci alat-alat makan

dan seterusnya

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus

diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. “Dikerjakan oleh Anda”,

“Dikerjakan bersama”, dan “Dikerjakan pembantu”. Dengan daftar cocok ini

barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab

responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan

alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban

hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan

isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudahtahu (dan

hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk

kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanyadaftar tanda

centang yang disebut daftar cocok. Istilah “daftar cocok” juga dapat datang dari

apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda

centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

f) Skala bertingkat

Jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya

menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat

tidak setuju terhadap pernyataannya.

Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat

pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu

banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang

Page 12: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

ditetapkan. Kemudian tidak menanyakan hal yang tidak perlu semisal nomor telp

responden yang jelas tidak akan di oleh dalam penelitian. Dalam menata tampilan

pada lembar kuesioner, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan

keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa jawaban. Oleh karena

itu diperlukan kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner menjadi enak

dibaca, seperti penggunaan garis-garis dan kotak pada hal-hal yang dianggap

penting, penggunaan warna-warna dan hiasan, serta meletakkan kelompok

pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan inti pada tempat

yang berbeda

Bentuk tes seperti ini dapat saudara laksanakan salah satunya ketika

menyelesaikan tugas akhir terkait dengan bidang garapan ke SD an diantaranya

membuat laporan tugas akhir penyelesaian studi seperti skripsi.

2. Bentuk Instrumen Wawancara/Interviu

Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) dinamakan interviu.

Instrumennya dinamakan pedoman wawancara atau interview guide. Dalam

pelaksanaannya, interviu dapat dilakukan secara bebas artinya pewawancara bebas

menanyakan apa saja kepada terwawancara tanpa harus membawa lembar

pedomannya. Syarat interviu seperti ini adalah pewawancara harus tetap

mengingat data yang harus terkumpul.

Interviu dapat dibedakan dalam dua jenis berikut ini:

a) Interviu berstruktur

Dalam interviu berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang

diberikan kepada interviewee telah ditetapkan terlebih dahulu. Keuntumgan

pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini telah dibakukan. Karena itu,

jawabannya dapat dengan mudah dikelompokkan dan dianalisis. Kelemahannya,

pendekatan ini kaku dilakukan dalam teknik ini dapat meningkatkan releabilitas

interviu, tetapi dapat menurunkan kemampannya mendalami persoalan yang

diselidiki

b) Interviu tak terstruktur

Page 13: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Interviu ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang

pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat

diajukan secara bebas kepada subjek. Interviu seperti ini bersifat luwes dan

biasanya direncanakan agar sesuai dengan dengan subjek dan suasana pada saat

interviu dilaksanakan. Teknik wawncara ini tidak dapat segera dipergunakan

untuk pengukuran mengingat subjek mendapat kebebasan untuk menjawab sesuka

hatinya dan pertanyaan yang diajukan interviewer dapat menyimpang dari rencana

semula. Namun, interviu semacam ini dapat membantu menciptakan dan

menjelaskan dimensi-dimensi yang ada di dalam topic yang sedang dipersoalkan.

Kekuatan interviu terletak pada keterampilan seorang interviewer dalam

melakukan tugasnya, ia harus membuat suasana yang tenang, nyaman, dan

bersahabat agar sumber data dapat memberikan informasi yang jujur. Si

interviewer harus dibuat terpancing untuk mengeluarkan informasi yang akurat

tanpa merasa diminta secara paksa, ibaratnya informasi keluar seperti air mengalir

dengan derasnya.

Tes ini sangat tepat dilakukan oleh peneliti yang ingin mendapatkan

informasi terkini terkait dengan berbagai kejadian, seperti ketika seorang guru

sekolah dasar ingin mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keinerja salah

seorang guru di sekolah tertentu, maka lakkukan dengan wawancara diantaranya

dengan kepala sekolah, dengan teman sejawat serta wawancara dilakukan dengan

sebagian siswa yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan guru terkait.

3. Bentuk Instrumen Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.

Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan

pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman

pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.

Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan

dalam observasi sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan

Page 14: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

pedoman yang telah dibuat. Pedoman tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang

kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan diamati. Sebagai contoh, observasi

yang dilakukan di sebuah sekolah, objek yang akan diamati ditulis dalam

pedoman tersebut secara berurutan dalam sebuah kolom yang akan di tally, isi

daftarnya adalah berbagai peristiwa yang mungkin terjadi di sekolah tersebut

seperti: kepala sekolah memberi pengarahan kepada guru-guru, guru piket

mengisi materi pada kelas yang pengajarnya berhalangan hadir, petugas

administrasi mengisi buku induk siswa, penjaga sekolah memelihara peralatan

kebersihan sekolah, murid-murid berseragam rapih, dan sebagainya. Bekerja

dengan pedoman pengamatan seperti ini dinamakan sistem tanda (sign system),

data yang didapatkan berupa gambaran singkat (snapshot) mengenai situasi warga

sekolah dalam suatu hari tertentu.

Ada lagi satu bentuk instrumen observasi yang dinamakan category

system, yaitu sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel. Hal

yang diamati terbatas pada kejadian-kejadian yang termasuk dalam kategori

variabel, di luar itu, setiap kejadian yang berlangsung tidak diamati atau diabaikan

saja. Contoh, pengamatan terhadap kinerja kepala sekolah, maka kejadian yang

diamati dan ditally adalah kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu, kepala

sekolah mengamati proses belajar mengajar, kepala sekolah membuat rancangan

program peningkatan kualitas guru dan murid, dan sebagainya. Hasil pengamatan

menyimpulkan bahwa kepala sekolah tersebut memiliki kinerja yang baik atau

buruk.

Selain bentuk instrumen berupa pedoman pengamatan, terdapat juga

instrumen observasi dalam bentuk tes yang digunakan untuk mengamati aspek

kejiwaan. Kemudian bentuk kuesioner yang diberikan kepada responden untuk

mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki, dan rekaman gambar serta rekaman

suara yang digunakan sebagai penyimpan sumber data, dimana sumber data dapat

diamati lebih lama bahkan berulang-ulang sesuai kebutuhan.

Ada beberapa alat dan cara untuk mencatat hasil observasi, yaitu sebagai berikut:

a) Catatan Anekdot (anecdotal record)

Page 15: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan

kejadian. Catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatn ini

dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat si pencatat

tentang kejadian tersebut

b) Catatan berkala (insidental record)

Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan. Menurut waktu

munculnya suatu gejala, tidak dilakukan secara terus menerus, melainkan

pada waktu teretntu, dan terbatas pula pada jangka waktu yang ditentukan

untuk tiap-tiap kali pengamatan

c) Daftar cek (check list)

Penataan data dilakukan dengan mempergunakan sebuah daftar yang

memuat nama observer disertai jenis gejala yang akan diamati. Tugas

observasi memberi tanda cek pada gejala yang muncul

d) Skala nilai (rating scale)

Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti check list. Perbedaannya

terletak pada kategorisasi kejadian yang dicatat. Di dalam daftar rating

scale tidak sekedar terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang

akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan

tingkatan atau mempergunakan skala 3, 5 dan 7. Misal: baik, sedang, dan

buruk (skala 3); sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk (skala

5); luar biasa, sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk, luar biasa

buruk (skala 7). Karena itu kecermatan dan sikap kritis observer, dalam

hal ini, sangat diperlukan

e) Peralatan mekanis (mechanical device)

Pencatatan data dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi

berlangsung, karena seluruh atau sebagian peristiwa direkam dengan alat

elektronik sesuai dengan keperluan. Misalnya, peristiwa di film, photo,

rekaman, menggunakan video kaset dan lain-lain.3

4. Bentuk Instrumen Tes

3 Hadari, Nawawi, Metedologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: UGM Press, 1983) , hal.143

Page 16: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

sesorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar

bagi penetapan skor angka. Persyaratan pokok bagi tes adalah validitas dan

reliabilitas.4

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang

dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan

kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-

soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis

variabel yang diukur.

Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes,

yaitu: a) tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap

kepribadian seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin,

kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya, b) tes bakat atau aptitude test, tes ini

digunakan untuk mengetahui bakat seseorang, c) tes inteligensi atau intelligence

test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang, d) tes sikap

atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam

menghadapi suatu kondisi, e) tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk

menggali minat seseorang terhadap sesuatu, f) tes prestasi atau achievement test,

digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang setelah ia mempelajari

sesuatu.

Ada juga jenis tes yang sering digunakan sebagai alat pengukur, yaitu:

a) Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang

aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan

secara lisan pula

b) Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis

tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang

diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis ini dibedakan dalam bentuk tes

essay (essay test) dan tes objektif5.

4 Margono,S, Metedologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hal. 170

5 ibid

Page 17: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam

mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan

memperhatikan aspek aspek mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan,

sikap serta keterampilan yang dimiliki baik setelah menyelesaikan salah satu

materi tertentu atau seluruh materi yang telah disampaikan.

5. Bentuk Instrumen Dokumentasi

Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman

dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari

datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan

datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas

gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda

centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan tally

pada setiap pemunculan gejala.

Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan

menggunakan pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian

untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hhukum, dan peraturan-peraturan

yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat berupa buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan benda-benda

bersejarah seperti prasasti dan artefak.

Page 18: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

D. Fungsi Instrumen Penelitian

Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan

variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap

data dalam suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep dan indikator

penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian

tersebut dikembangkan. Secara sederhana fungsi dari instrumen penelitian

diantaranya:

1. Alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data

mengenai suatu variabel yang diteliti.

2. Instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi , pemahaman, dan

self regulated learning atau kemandirian belajar dalam suatu pembelajaran.

3. Instrumen penelitian ini perlu dikembangkan, pengembangan instrumen

yang baik yang dipakai untuk penelitian harus memenuhi standar yang

baku karena hal tersebut dapat memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian.

4. Melalui uji coba instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi,

pemahaman dan self regulated learning siswa, maka tersedia instrumen

yang sudah valid dan realiable yang dapat memudahkan peneliti dalam

melanjutkan pengambilan data untuk kelanjutan penulisan disertasi.6

5. Berdasarkan uji coba instrumen diatas, secara umum tujuan melakukan uji

coba instrumen ini dibagi menjadi 5 bagian:7

a. Mengidentifikasi soal-soal yang lemah.

b. Mengidentifikasi taraf kesukaran soal sehingga dapat sesuai dengan

tujuan instrumen yang dibuat.

c. Mengidentifikasi kemampuan daya beda soal

d. Menentukan lamanya waktu mengerjakan soal-soal tersebut.

6 Tandiling Edy, Jurnal Penelitian Pendidikan (Pontianak : Universitas Tanjungpura,2012), hal. 30.7 Idrus Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial Edisi Kedua (Jakarta : Erlanggga, 2009), hal. 117.

Page 19: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

e. Untuk menghindari adanya bias dalam setiap pernyataan yang

dibuat serta serta menghindari adanya tumpang tindih antar

soal.

6. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden.

7. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara.

8. Sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staf peneliti.

Page 20: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

E. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, oleh sebab itu

dibutuhkan alat ukur atau instrumen penelitian yang baik (telah teruji validitas dan

reabilitasnya) agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Perlu

dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen

penelitian yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya. Terjadi

pada obyek yang diteliti8. Kalau dalam obyek berwarna merah, sedangkan data

yang terkumpul memberi data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid.

Sedangkan hasil penelitian dikatakan reliabel, menurut Sugiyono (2010) yakni

bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek

kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.

Sedangkan suatu instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur9. Neraca

yang valid dapat digunakan untuk menguur massa dan menjadi tidak valid jika

digunakan untuk mengukur panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama10

Untuk mendapatkan hasil peneltian yang valid dan reliabel, maka

instrumen penelitian yang digunakan pun mutlak harus valid dan reliabel. Namun

hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji

validitas dan reabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan

reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan

kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

Instrumen-instrumen dalam ilmu alam biasanya telah diakui validitas dan

reliabilitasnya (kecuali yang rusak atau palsu). Instrumen-instrumen tersebut dapat

dipercaya sebab telah teruji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk

memperoleh data. Sedangkan ilnstrumen-instrumen dalam ilmu sosial biasanya

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alabeta, 2010), h. 121.9 Ibid.10 Ibid.

Page 21: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

juga sudah ada yang baku karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi

banyak juga yang belum baku bahkan belum ada. Instrumen yang tidak teruji

validitas dan reliabilitasnya, jika digunakan dalam penelitian akan menghasilkan

data yang sulit dipercaya kebenarannya. Oleh sebab itu, sebelum digunakan untuk

mengukur, instrumen harus dikalibrasi (diuji validitas dan reliabilitasnya).

Pada dasarnya, terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang

berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar dan instrumen nontes untuk mengukur

sikap. Instrumen yang berupa test jawabannya adalah “salah atau benar”,

sedangkan instrumen sikap jawabannya bersifat “positif atau negatif”.

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.

Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada

dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur.

Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu11. Sedangkan bila kriteria instrumen

disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada, maka itu merupakan

instrumen yang memiliki validitas eksternal. Jadi, validitas internal instrumen

dikembangan menurut teori yang relevan sedangkan validitas eksternal instrumen

dikembangkan dengan fakta empiris. Menurut Sugiyono (2010), suatu penelitian

dikatakan memiliki validitas internal jika data yang dihasilkan merupakan fungsi

dari rancangan dan instrumen yang digunakan, dan memiliki validitas eksternal

bila hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel lain (digeneralisasikan).

Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct

validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Instrumen yang

mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukut gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Instrumen yang harus

mempunyai validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk tes

yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan

mengukur efektifitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun

instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi (content validity), maka

instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program,

11 Ibid., h. 123.

Page 22: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

maka instrumen yang disusun berdasarkan program yang telah direncanakan.

Selanjutnya instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan

(efektivitas) maka instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah

dirumuskan.

F. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

1. Pengujian validitas instrumen

a. Pengujian validitas konstruksi (construct validity)

Untuk menguji validitas konstruksi digunakan pendapat para ahli

(judgment experts) setelah sebelumnya instrumen tersebut dikonstruksi

aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu. Jumlah

tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka

telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba instrumen kepada

sampel dari mana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang

digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian

validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu faktor, dan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Berikut ini adalah contoh

menguji validitas konstruksi dengan analisis faktor.

Misalnya akan dilakukan pengujian validitas konstruksi melalui

analisis faktor terhadap instrumen untuk mengukur prestasi kerja pegawai.

Jadi dalam hal ini variabel penelitiannya adalah prestasi kerja.

Berdasarkan teori dan konsultasi ahli, indikator pretasi kerja pegawai

meliputi dua faktor yaitu: kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja.

Selanjutnya indikator (faktor) kecepatan kerja dikembangkan menjadi tiga

pertanyaan, dan kualitas hasil kerja dikembangkan menjadi 4 butir

pertanyaan. Instrumen yang terdiri dari 7 butir pertanyaan tersebut,

selanjutnya diberikan kepada 5 orang pegawai sebagai responden untuk

menjawabnya. Jawaban responden ditunjukkan pada tabel 2. Arti angka: 4

berarti sangat tinggi, 3 tinggi, 2 rendah, 1 sangat rendah prestasinya.

Page 23: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Analisis faktor dilakukan dengancara mengkorelasikan jumlah skor

faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan

besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat.

Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen

tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

Tabel 2

Data Prestasi Kerja PegawaiNo. Res.

Skor Faktor 1 untuk butir no:

Jml 1

(X1)

Skor Faktor 2 untuk butir no:

Jml 2

(X2)

Jml Total (Y)1 2 3 1 2 3 4

1. 3 4 3 10 3 3 2 4 12 222. 4 3 2 9 4 3 4 4 15 243. 1 2 1 4 3 2 1 2 8 124. 3 3 3 9 4 4 3 3 14 235. 2 2 4 8 3 1 2 1 7 15

Berdasarkan tabel 2 tersebut telh dihitung bahwa korelasi antara

jumlah faktor 1 (X1) dengan skor total (Y) = 0,85 dan korelasi antara

jumlah faktor 2 (X2) dengan skor total (Y) = 0,94. Karena koefisien

korelasi kedua faktor tersebut di atas 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja merupakan konstruksi (construct)

yang valid untuk variabel prestasi kerja pegawai.

Selanjutnya apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau

tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total (Y). Jadi untuk keperluan ini ada tujuh koefisien

korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka

dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga

harus dperbaiki atau dibuang.

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa korelasi ketujuh butir

instrumen dengan skor total ditunjukkan pada tabel 3.

Page 24: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Tabel 3

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas KonstrukNo. r hitung r kritis Keputusan

r1y 0,95 0,30 valid

r2y 0,79 0,30 valid

r3y 0,22 0,30 tidak valid

r4y 0,73 0,30 valid

r5y 0,79 0,30 valid

r6y 0,84 0,30 valid

r7y 0,83 0,30 valid

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa butir no 2 (faktor 1)

tidak valid karena koreasi butir tersebut dengan skor total hanya 0,22.

Butir tersebut tidak selaras dengan butir yang lain.

Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga

dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok

yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Jumlah kelompok

yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27% dari

sampel uji coba. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-

test. Berikut ini diberikan contoh analisis daya pembeda untuk menguji

validitas instrumen.

Tabel 4

Kelompok Skor Tinggi dan Rendah pada Instrumen untuk mengukur

kinerja aparatur Negara

Skor-skor kelompok tinggi Skor-skor kelompok rendah126 81128 96135 104135 107135 108140 108142 109

X1 = 135,1 X2 = 101,85

Page 25: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

S1 = 6,1S1

2 = 38,1S2 = 10,2

S22 = 104,4

Contoh:

Suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja

aparatur Negara. Instrumen tersebut telah dikonsultasikan kepada paara

ahli aparatur dn dinyatakan siap untuk diujicoba. Uji coba diberlakukan

terhadap sampel 25 responden yang tahu maslaah aparatur. Berdasarkan

25 responden tersebut dapat dikelompokkan 27% responden yang

memberikan skor tinggi dan 27% skor rendah.

Untuk menguji daya pembeda digunakan rumus t-test sebagai

berikut:

t = X 1−X 2

Sgab√ 1n1

+ 1n2

Di mana:

Sgab = √ ( n1−1 ) s12+(n 2−1)s 22

(n1+n2 )−2

Berdasarkan data yang ada pada tabel 4 dan rumus tersebut, maka:

Sgab = √ (7−1 ) 3,81+ (7−1 ) 104,4(7+7 )−2

Sgab = 8,4

t = 135,1−101,85

8,4 √ 17+ 1

7

jadi t hitung = 7,37

Untuk mengetahui apakah perbedaan tu signifikan atau tidak, maka

harga t hitung tersebut peru dibandingkan dengan t tabel. Bila t hitung

lebih besar daripada t tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga

instrumen dinyatakan valid.

Page 26: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

Pengujian validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa

kelompok responden yang digunakan sebagai uji coba berdistribusi

normal. Dengan demikian, kelompok skor tinggi dan rendah harus

berbeda secara signifikan, sesuai dengan kurva normal.

b. Pengujian validitas isi

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara

teknis, pengujian validitas isi dan konstruksi dapat dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen.

Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka

setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan

dianalisis dengan analisis item atau uji pembeda. Analisis item dilakukan

dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total

dan uji pembeda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara

27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah.

c. Pengujian validitas eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan

(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang

tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal

yang tinggi pula. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain

dengan meningkatkan validitas eksternal instrumen, maka dapat

dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.

6. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan secara

eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan

test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal,

Page 27: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang

ada pada instrumen dengan teknik tertentu12.

a. Test-retest

Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali

pada koresponden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, responden sama,

dan waktu yang berbeda. Reliabiitas diukur dari koefisien korelasi antara

percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif

dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pernyataan yang secara bahasa berbeda,

tetapi maksudnya sama. Pengujian dengan cra ini cukup dilakukan sekali,

tetai instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang juga sama,

dan instrumen berbeda.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen

yang ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Reliabilitas

instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu

dikorelasikan pada penguian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara

silang.

d. Internal consistency

Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen

sekali saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

Berkut rumus-rumus untuk uji relianilitas instrumen.

Rumus Spearman Brown:

ri = 2 rb1+rb

di mana:

ri = reliabilitas insternal seluruh instrumen

12 Ibid., h. 130.

Page 28: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

Ri = k

(k−1) {st2−Σpiqi

st2 }

Di mana:

K = jumlah item dalam instrumen

Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

Q1 = 1 – pi

s12 = varians total

Rumus KR 21

Ri = k

(k−1)¿

Di mana:

K = jumlah item dalam instrumen

M = mean skor total

s12 = varians total

Analisis Varian Hoyt (Anova Hoyt)

Ri= 1 – MKeMKs

Di mana:

MKs = mean kuadrat antara obyek

MKe = mean kuadrat kesalahan

Ri = reliabilitas instrumen

Page 29: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Fungsi dari instrumen penelitian ini adalah alat ukur yang dapat digunakan dalam

suatu penelitian yang berguan untuk pencatat informasi dari responden, alat

mengorganisasi proses wawancara, dan alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari

staf peneliti.

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian haruslah diuji validitas

dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang valid

dan reliabel. Pengujian validitas instrumen meliputi pengujian validitas

konstruksi, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal. Sedangkan

pengujian reabilitas instrumen dapat berupa test-retest, ekuivalen, dan gabungan.

28

Page 30: Web viewKeuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak ... Melalui uji coba instrumen ... Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad, 1990. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi,

Bandung:Angkasa

Idrus, Muhammad.2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga.

Margono,S, 2007. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nawawi, Hadari, 1983. Metedologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM

Press

Sudjana, Nana , Ibrahim, 1989. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tandiling Edy.2012. Jurnal Penelitian Pendidikan. Pontianak : Universitas

Tanjungpura.

29