yusbeta satrya - karya tulis
DESCRIPTION
Karya Tulis Untuk Kenaikan TingkatTRANSCRIPT
KARYA TULIS
UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT (UPKP)
TINGKAT III
RENCANA KERJA
PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGARUH
MOTIVASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PADA MADRASAH IBTIDAIYAH ASY SYUHADA
OLEH
1. Nama : Yusbeta Satrya, S.Pd.I
2. NIP : 19750331 200701 2018
3. Jabatan : Guru
4. Nomor Ujian : 072 / UPKP/III/4/2014
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP) Tingkat III Kementerian Agama Tahun
Anggaran 2014
BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN ANGGARAN 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yusbeta Satrya, S.Pd,I
NIP : 19750331 200701 2018
Nomor Ujian : 072/UPKP/III/4/2014
Judul Karya Tulis Ilmiah : Peningkatan Pelaksanaan Tugas Guru Dan Pengaruh
Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Pada
Madrasah Ibtidaiyah Asy Syuhada
Telah disetujui dan disahkan sebagai karya tulis ilmiah dalam seminar ujian Dinas / Ujian
Penyesuaian Kenaikan Pangkat di lingkungan Kementerian Agama Tahun 2014 Tahap III.
Jakarta, April 2014MengetahuiKepala SekolahMI ASY SYUHADA
Drs. H. ANWAR SANUSI, S.Pd.I
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya tulis ilmiah.
Penulis berusaha dengan sungguh-sungguh dalam melakukan penelitian, pengolahan dan
penganalisaan data, akhirnya dapat tersusun karya tulis ilmiah ini.
Dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis dapat bantuan dari
berbagai pihak, sehingga wajarlah jika penulis menyampaikan hormat dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu, maka penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada :
1. H. MUHAMMAD TOHIR selaku ketua yayasan Asy Syuhada
2. Drs. H. ANWAR SANUSI, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Asy Syuhada
3. Para dewan guru dan staf Tata Usaha MI Asy Syuhada, yang telah memberikan ijin
serta data kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
Akhirnnya dengan ucapan terima kasih yang tulus, disertai dengan doa semoga
ALLAH SWT selalu memberikan rahmat serta hidayahNya kepada kita semua, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Jakarta, April 2014Penulis
Yusbeta Satrya, S.Pd.I
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja...........................................................2
C. Identifikasi Masalah........................................................................................5
D. Rumusan Masalah...........................................................................................6
E. Pokok Masalah................................................................................................6
F. Kerangka Berfikir...........................................................................................7
G. Sistematika Penulisan.....................................................................................8
BAB II FAKTA DAN MASALAH
A. Keadaan Sekarang..........................................................................................9
B. Keadaan yang di inginkan............................................................................11
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah...........................................................................................15
B. Pemecahan Masalah......................................................................................16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran – Saran................................................................................................18
C. Implikasi.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam usaha mencapai tujuan, Kepala Sekolah menggunakan berbagai sumber yang
tersedia dengan cara yang efektif dan efisien. Kepala Sekolah tidak melakukan sendiri
kegiatan-kegiatannya, tetapi selalu memerlukan bantuan-bantuan tenaga orang lain. Oleh
karena itu Kepala Sekolah harus dapat menggerakkan bawahannya. Kesulitan akan timbul
karena setiap orang memiliki motif dalam dirinya, emosi, rasio serta kepentingan yang
berbeda, sehingga seorang Kepala Sekolah harus dapat membawanya ke arah pencapaian
tujuan yang dikehendaki oleh organisasi.
Tinggi rendahnya produktifitas kerja guru dalam suatu sekolah dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor dimana salah satu faktor tersebut adalah motivasi yang kuat pada dirinya.
Maka diharapkan produktifitas kerjanya pun akan tinggi. Akan tetapi kalau guru
melaksanakan tugas-tugasnya dilandasi oleh motivasi yang rendah maka sudah barang
tentu produktivitas kerjanya pun akan rendah pula.
Salah satu tugas penting Kepala Sekolah memberikan motivasi kerja kepada guru yang
ada di sekolahnya. Kepala Sekolah hendaknya secara optimal memberikan motivasi
kepada para guru, agar dengan demikian produktivitas kerja guru tersebut akan meningkat.
Bentuk motivasi itu dapat berupa moril dan dapat juga berupa bukan material.
Motivasi dalam bentuk material seperti: gaji, beras dan sebagainya. Dan bentuk
motivasi yang bukan materi dapat berupa pemberian penghargaan kepada guru yang
berprestasi kerja baik. Karena bentuk motivasi tersebut adalah sama-sama dibutuhkan guru
sebagai manusia dalam kehidupannya.
Kepala Sekolah harus dapat mendayagunakan setiap guru agar dapat bekerja secara
produktif sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi. Kepala Sekolah juga
harus dapat mengendalikan sejumlah manusia sebagai tenaga kerja untuk dapat
menimbulkan kesadaran yang datang dari dalam dirinya sendiri guna mewujudkan
pekerjaan secara terus menerus dan terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Dengan
demikian di antara Kepala Sekolah dan Guru harus ada komunikasi yang efektif.
1
Dengan adanya komunikasi yang baik di antara Kepala Sekolah dengan guru, sudah
seharusnya seorang Kepala Sekolah sebagai motivator dapat mengetahui apa yang menjadi
motivasi gurunya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Sudah menjadi
kewajiban bagi seorang Kepala Sekolah untuk dapat meningkatkan prestasi kerja bagi para
gurunya.
Kepala Sekolah harus dapat memperkirakan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan
yang ada untuk dapat diusahakan pemenuhannya. Apabila keinginan dan kebutuhan yang
dapat dipenuhi maka prestasi kerja dapat meningkat. Pemberian motivasi oleh Kepala
Sekolah kepada guru di MI ASY SYUHADA belum secara penuh terlaksana sehingga
berdampak negatif terhadap tingkat disiplin kerja guru dan produktifitas kerja, sehingga
tujuan organisasi yang telah direncanakan tidak dapat dicapai secara maksimal.
B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja
Perbuatan mendidik tidak boleh diadakan tanpa adanya kesanggupan dan tanpa
disadari. Selain daripada itu perbuatan-perbuatan harus bertujuan meningkatkan kesusilaan
anak didik. Jadi tugas pokok seorang guru adalah memberikan kebaikan kepada anak
didiknya yang bertujuan untuk meningkatkan dan mencapai kebaikan anak di dalam arti
yang sebenar-benarnya seorang pendidik sebelum memulai sudah terlebih dahulu membuat
satuan kerja dan menyiapkan perangkat alat-alat untuk mengajar agar tidak keluar dari
materi yang diajarkannya kepada anak didik. Seorang pendidik dapat memberikan motivasi
kepada anak didiknya agar berkembang dengan baik.
Dasar pendidikan yang utama ialah rasa cinta kepada anak. Tanpa adanya rasa cinta
tidak akan mungkin pendidikan itu berhasil. Anaknya yang dimanja bukanlah didasari oleh
rasa cinta yang sesungguhnya. Anak yang dimanja tidak akan menjadi dewasa karena
terlalu banyak ditolong dan dilindungi oleh pendidik. Akhirnya anak tidak akan dapat
bertanggung jawab dan berdiri sendiri. Jadi tugas pendidik adalah turut mengawasi teman-
teman anaknya bergaul, mencarikan bacaan-bacaan yang baik, diajak melihat macam-
macam kesenian yang baik, tempat tinggal yang baik dan sebagainya. Jangan sampai anak-
anak didik dibiarkan dengan pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
2
Prof. Dr. M.J. Langeveld membedakan 6 macam tujuan di dalam pendidikan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Tujuan Seketika
4. Tujuan Sementara
5. Tujuan Tidak Lengkap
6. Tujuan Perantara
Penjelasan
1. Tujuan Umum
Ini adalah tujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadap anak
didik. lalah membawa anak dengan sabar dan bertanggung jawab kearah
kedewasaan jasmani dan rohani.
Tujuan umum sering juga disebut: Tujuan akhir atau tujuan total atau tujuan
lengkap
2. Tujuan khusus
Tujuan ini sebetulnya merupakan penjelasan dari tujuan umum. Untuk menuju ke
tujuan yang umum tersebut di atas tiap-tiap anak tentu mempunyai jalannya
sendiri-sendiri.Semua anak tidaklah sama. Hal tersebut tergantung dari beberapa
kejadian antara lain
a) Tergantung dari sifat atau bakat dari pada anak didik
b) Tergantung dari kemungkinnan-kemungkinanyang ada di dalam keluarga itu
atau alam sekitar anak didik
c) Tergantung dari pada tujuan kemasyarakatan anak didik
d) Tergantung dari pada kesanggupan-kesanggupanyang ada pada pendidik
e) Tergantung dari pada tugas lembaga pendidikan
3. Tujuan Isidentil (Tujuan Seketika)
Tujuan ini merupakan tujuan tersendiri yang bersifat seketika ( memontil)
Contoh: Pada suatu ketika penduduk memanggil anak-anak untuk makan bersama,
diusahakansungguh sungguh harus datanng. Pada ketika itu mempunyai tujuan
supaya anak-anak dapat makan bersama dengan tertip dan sopan. Jadi mempunyai
maksud supaya anak-anak belajar makan dengan teratur. Lain kali memanggil
anak-anak untuk makan bersama, tetapi kali ini tidak mempunyai maksud apa-apa.
3
Yang penting ialah tugas lekas selesai dan semua lekas beres. Jadi kali ini tidak
ada tujuan apa-apa yang mengandung pendidikan. Jadi ketika pendidikan
mempunyai maksuduntuk mendidik disebut" Tujuan Seketika"
4. Tujuan Sementara
Tujuan ini seolah-olah merupakan tempat berhenti atau tempat istirahat di dalam
perjalanan menuju ke tujuan umum.
Misalnya: Belajar berbicara,belajar berjalan, yang mempunyai hubungan erat
dengan masa perkembangan anak
5. Tujuan tidak lengkap.
Tujuan ini mempunyai aspek atau kpribadian manusia, sebagai fungsi kerohanian
pada bidang-bidang etika, keagamaan, estetika dan sikap social pada orang lain
6. Tujuan Perantara (Intermediair )
Tujuan inni sama dengan tujuan sementara, tetapi khusus mengenai pelaksanaan
teknis dari pada tugas belajar. Misalnya belajar membaca, belajar menulis yang
seolah-olah terlepas dari tujuan akhir, sehingga seakan-akan cara belajar mengeja
tidak terikat kepada pengalaman hidup tertentu. Tetapi sebetulnya hubungannya
sangat erat dengan tujuan akhir.
Keenam tujuan menurut Langeveld tersebut sebetulnya dapat kita sederhanakan
menjadi satu macam tujuan saja ialah " Tujuan Umum " . Dan mekmang semuannya
sudah tercakap di dalam tujuan umum.
Setiap pendidikan tentunya mempunyai tujuan. Baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Kemana anak akan di bawa dan sampai seberapa jauh perkembangan
anak akan di kembangkan. Tujuan pendidikan di Indonesia atau dengan jelasnya
disebut tujuan umum di indonesia sudah ditetapkan oleh "Majelis Permusyawaratan
Rakyat" Pada sidang umumnya tahun 1966 yang lalu, yaitu membentuk manusia
Pancasila sejati. Dalam ketetapan MPRS no XXVII/M.P.R.S./1966
Itu dicantumkan pula isi pendidikan, ssb :
4
1. Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan hidup
beragama
3. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3. Membina memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat
Menurut Crow dan Crow: Cita-cita pendidikan yang baik dan sehat ialah mendorong
anak didik untuk berfikir, jemih dan obyektif di dalam sesuatu yang bagaimanapun. Anak
didik akan secara bebas tanpa di paksa, mewujudkan cita-cita hidupnya kedalam tindakan-
tindakan yang nyata dan merasa bertanggung jawab atas sikap dan kelakuannya. Tanpa
perumusan tujuan pendidikan yang jelas seakan-akan belajar tanpa pedoman, sehingga
banyak kemungkinan belajar kearah yang sehat.
Perumusan tujuan pendidikan sebenarnya merupakan "Sari Pati" dari pada seluruh
renungann pendidikan. Tujuan umum pendidikan adalah pedoman umum bagi pendidik
untuk menentukann tujuan-tujuan khusus yang sifatnya sementara.
Tujuan khusus di sini misalnya : Pendidikan intelektuil, pendidikan jasmani,
pendidikan emosional, pendidikan kesusilaan dll.
Seseorang Pendidik didalam melakukan kegiatan seharhari-hari hendaknya terlebih
dahulu membuat perangkat alat pengajaran yang merupakan pungsi dari satuan kerjanya.
Yaitu membuat program pengajaran, membuat satuan pengajaran administarai kelas dll.
Fungsi dari satuan pengajaran tersebut agar pendidik didalam member suatu mated
pengajaran tidak keluardari apa yang akan disampaikan kepada anak didiknya. Karena
sudah tercantum dalam suatu pengajaran dan program pengajaran.
C. Identifikasi Masalah
Penulis mengambil judul diatas dengan bedasarkan alasan : Bahwa motivasi memegang
peranan penting pada setiap orang didafam melaksanakan segala aktifitasnya, baik yang
berada di lingkungan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian bawahan
dapat sepenuhnya terpusatkan pada pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan
produktivitas kerja.
5
Demikian besar Peranan motivasi dalam meningkatkan produktifitas kerja guru
sehingga kepala sekolah harus dapat membangkitkan dan memberikan motivasi yang besar
dan berat dalam memberikan motrvasi ini dia harus dapat mengetahui segala keinginan dan
kebutuhan dan setiap bawahan, sehingga dengan terpenuhinya keinginan dan kebutuhan
tersebut maka setiap bawahan dapat bekerja semaksimal mungkin. Bedasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap Produktifitas kerja Guru di
MI. ASY SYUHADA.
2. Bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan produktifitas
kerja guru.
3. Apa saja yang dilakukan oleh kepala Sekolah dalam Upaya meningkatkan
produktifitas kerja guru.
4. Adakah pengaruh motivasi kerja kepala sekolah terhadap produktifitas kerja guru.
5. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja kepala sekolah terhadap produktifitas
kerja guru.
D. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Tugas pokok dan fungsi
satuan kerja telah diuraikan diatas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru ?
2. Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap produktifitas kerja guru ?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap produktifitas kerja guru?
E. Pokok Masalah
Bedasarkan latar belakang tersebut yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi
pokok masalah adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya Motivasi dari kepala Sekolah terhadap kinerja Guru
2. Seberapa besar perhatian kepala Sekolah terhadap produktifitas kerja guru.
6
4. Sejauh mana peranan kepala sekolah memberikan motivasi terhadap produktifitas
kerja guru.
F. Kerangka Berfikir
Motivasi adalah masalah pokok dalam mengelola manusia, dimana banyak orang
berusaha mempelajari soal motivasi dengan menerapkan hasil perkembangan ilmu-ilmu
sosial, banyak hal tercapai yang mempunyai nilai praktis, namun masih banyak hal yang
memerlukan penelitian secara lebih meluas dan mendalam.
Dalam literatur dan praktek manajemen banyak kita jumpai berbagai pendekatan
motivasi dimana ada yang mengutamakan hubungan individu dengan organisasi, serta hak
dan tanggung jawab terletak pada kedua belah pihak, ada yang mengutamakan pendekatan
psikologis dan ada pula yang lebih mementingkan penghargaan yang bersifat finansial atau
material untuk motivasi.
Sondang P. Siagian dalam bukunya " Filsafat adminitrasi" menginventaris alat-alat
yang berkaitan dengan motivasi yakni:
1. Jelaskan tujuan organisani kepada setiap orang yang ada dalam organisasi
2. Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami, serta menerima hak tujuan
tersebut
3. Jelaskan filsafat yang dianutpimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan organisasi
4. Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi
5. Jelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di tempuh pimpinan organisasi dalam
usaha pencapaian tujuan
6. Jelaskan peranan apa yang diterapkan pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh
setiap orang
7. Tentukan pentingnya kerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan
8. Perlakukan setiap bawahan sebagai mannusia dengan penuh pengertian
9. Berikan penghargaan dan pujian kepada karyawan yang kurang mampu bekerja
7
10. Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi, tujuan pribadi
orang tersebut akan tercapai semaksimal-semaksimalnya.
G. Sistematika Penulisan
Dalam karya tulis ilmiah ini peffiilis akan menguraikan hasil penilitian tentang
pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap produktifitas kerja guru di
MI ASY SYUHADA. Seluruh isi karya tulis ilmiah ini diuraikan dalam -dalam bab demi
bab, yang masing - masing bab terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini disajikan tentang: Latar Belakang Masalah, Tugas Pokok dan Fungsi
satuan Kerja, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pokok Masalah, Kerangka
Berfikir, Sistematika Penulisan.
BAB II FAKTA DAN MASALAH
Dalam bab ini disajikan tentang : Keadaan Sekarang, keadaan yang di inginkan.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisis masalah, Pemecahan Masalah,.
BAB IV PENUTUP
Pada bab terakhir dari karya tulis ilmiah ini adalah penutup yang terdiri dari
kesimpulan, Saran, Implikasi, Daftar Pustaka.
8
BAB II
FAKTA DAN MASALAH
A. Keadaan Sekarang
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap produktifitas kerja guru adalah
Motivasi. Kalau Motivasi pegawai kuat dalam Melakukan tugas- tugas /pekerjaannya,
maka Produktifitas kerja guru pun diharapkan akan tinggi. Oleh karena itulah sudah
seyogyanya pimpinan sekolah memperhatikan pemberian motivasi secara optimal kepada
guru yang ada disekolahnya. Motivasi adalah Motif Intern yang menyebabkan orang
berperilaku seperti yang mereka lakukan kebutuhan akan menimbulkan motif selanjutnya
mengarah pada perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebutuhan yang ada pada diri orang itulah yang mengarahkan/mendorong perilaku
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi kalau seseorang merasa suatu kebutuhan akan
dapat dipenuhi dengan melakukan suatu kegiatan, maka dia dengan sungguh-sungguh
melakukan kegiatan tersebut. Karena dengan melakukan kegiatan tersebut dia akan dapat
memenuhi kebutuhannya itu.
Menurut Sondang P. Siagian kebutuhan pokok manusia adalah sbb:
1. Kebutuhan phisiologis
2. Kebutuhan keamanan dan kesehatan
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan akan pengembangan
1. Kebutuhan phisiologis
Kebutuhan phisiologis berupa pangan, sandang, papan, istirahat, udara segar.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini merupakan salah satu dari pada
bentuk-bentuk kelakuanyang merupakan alas an yang paling nyata, Maslow mengingatkan
pada kita bahwa kebutuhan-kebutuhan ini mempunyai kekuatan yang luar
9
biasa dalam mempunyai kekuatanuntuk menarik individu kembali pada suatu pola
kebutuhan-kebutuhan yang mendadak menjadi lebih kuat. Tingkan pemuasan
kebutuhan telah dapat pemuasan secukupnya, dan kebutuhan yang baru inilah yang
mendominasi sikap tingkah laku yangsebenarntya.
2. Kebutuhan keamanan dan kesehatan
Individu dalam memenuhi kebutuhan ini berusaha menghindari, bahaya, ancaman dan
kehilangan. Bagi orang dewasa kebutuhan inni luas dan dalam dunia pegawai
membutuhkan keamanan dalam pekerjaan yaknidi^ngin terhindardari ancaman pemecatan,
kecuali itu juga ingn hidupnya terjamin sesudah pension atau berhenti bekerja.
Menurut Sondang P.Siagian kebutuhan keamanan megarah pada dua bentuk :
a). Kebutuhan akan keamanan jiwa, bagi pimpinan organisasi berarti keamanan jiwa di
tempat pekerjaan pada waktu jam kerja. Dalam arti luas sikap manusia yang
membutuhkan keamanan jiwa dimanapun dia berada.
b). Kebutuhan akan keamanan harta, di tempat pekerjaan dan pada waktu jam kerja
3. Kebutuhan sosial.
Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan keterlibatan (belonging), pergaulan,
pengalaman, persahabatan dan kasih orang yang ingin di kasihi dan mengasihi orang lain,
Orang ingin menjadi anggota dari bebefapa kelompok sosial, individu-individu berusaha
memenuhi kebutuhan ini dengan cara-cara yang dapat di terima oleh masyarakat.
Menurut Sondang P. Siagian sosial ini meliputi hal-hal sbb :
a) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dimana ada hidup dan bekerja
(sense of blonging).
b) Kebutuhan akan perasaan dihormati,karna setiap manusia merasa dirinya penting
(sense of importance).
c) Kebutuhan akan peranikut serta (sense of participation).
10
d) Kebutuhan akan perasaan berhasil atau gagal ( sense of achievement).
4. Kebutuhan Penghargaan
Orang mempunyai harga diri yaag tinggi dan mempunyai rasa percaya diri sendiri,
dimana mereka merasakan cukup mampu untuk menjalankan peranannya dalam
masyarakat.
Kebutuhan ini ada dua macam:
a) Kebutuhan yang bertalian dengan harga diri, yang mencakup kebutuhan akan
percaya diri sendiri, kebutahan akan kebebasan, kemampuan dan pengetahuan.
b) Kebutuhan yang berhubungan dengan reputasi, yang meliputi kebutuhan akan
kedudukan, penghargaan, respek dari orang lain.
Dengan perkataan lain, kebutuhan ini mencakup keinginan nilai pribadi dan keinginan
mengenai penghargaan dalam berbagai bentuk yang datang dari luar.
5. Kebutuhan Akan Pengembangan
Kebutuhan ini mencakup akan kebutuhan untuk dapat kreatif dan dapat terus
berkembang dalam arti luas. Orang normal ingin terus maju karena itu ingin
merealisasikan potensinya sampai tingkat setinggi-tingginya, sehingga dia dapat
melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Abraham Maslow, menjelaskan yang lima macam kebutuhan tersebut di atas tadi
merupakan dasar manusia sebagai sesuatu hirarki, dimana kebutuhan yang satu harus
terpenuhi dahulu, barulah kebutuhan dari tingkat yang lebih tinggi. Para pimpinan sulit
sekali menerapkan teori kebutuhan ini terhadap pegawai karena sifat dan tingkat kebutuhan
terus berubah-ubah.
B. Keadaan yang diinginkan
Perilaku seseorang bisa diatur dengan kekuatan atau dengan dipaksa, yang
akanmelahirkan rasa takut dalam diri orang kalau dia tidak menjalankan sesuatu dengan
kehendak pemimpin. Perilaku ini tidak bertahan lama, karena unsur paksaan atau rasa takut
tidak ada,maka individu akan kembali memperhatikan perilaku yang tidak diinginkan.
Oleh sebab itu yang menjadi masalah pokok adalah bagaimana menciptakan dan
memelihara iklim yang baik dalam suatu lingkungan kerja yang melahirkan dari diri
11
pegawai sendiri suatu kekuatan yang mengarahkan agar dia mau bersedia dengan sepenuh
hati dan mampu mengembangkan tenaga dan pikirannya, serta menciptakan prestasi yang
tinggi. Dalam perkataan lain, bagaimana memotivasi pegawai supaya dengan kemauan
sendiri dan kesediannya roelakukan pekerjaan yang produktif.
Setiap pimpinan hams dapat mengendalikan para bawahannya dengan cara mengenal
karakter bawahannya sehingga pimpinan tersebut dapat membentuk dan membina tim
kerja produktif dengan dijiwai oleh semangat kerjasama, membina dan memupuk
hubungan baik antara pimpinan dengan bawahannya sangat penting dalam meningkatkan
produktifitas kerja baik.
Keinginan yang di harapkan para pegawai dalam melaksanakan tugasnya meliputi:
1. Keadaan tempat kerja
2. Jaminan social/kesejahteraan sosial
3. Incentive
4. Kepemimpinan/leadership
5. Disiplin
6. Penilaian prestasi
7. Latihan dan pengembangan pegawai (training and education)
Penjelasan:
1. Keadaan tempat kerja
Dalam memiliki letak kantor perlulah pertimbangan keadaan lingkungan sekitar,
maupun sarana transportasi
2. Jaminan sosial/kesejahteraan social
Jaminan social diberikan sebagai balas jasa atas partisipasi para pegawai kepada
perusahaan/organisasi diluar gaji. Jaminan tersebut dapat berupa:
a) Pakaian dinas
b) Kendaraan dinas
c) Jaminan kesehatan
d) Cuti pegawai berupa: cuti tahunan, cuti melahirkan, cuti sakit, dana bantuan
pegawai, yaitu dana yang diberikan kepada para pegawai yang dianggap
12
memerlukannya. Dana ini dapat berbentuk sumbangan/pinjaman.
3. Incentive.
Program Incentive menipakan suatu hal yang sangat baik untuk mendorong gairah
kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
4. Kepemimpinan/leadership
Menurut M. Karyadi dalam bukunya menemukan fungsi kepemimpinan adalah sbb:
a) Fungsi perencana
b) Fungsi pengembangan loyalitas
c) Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
d) Fungsi memandang kedepan
e) Fungsi pengambilan keputusan
f) Fungsi memberi anugrah
5. Disiplin
Disiplin suatu kantor dapat digunakan baik bila terlihat
a) Para pegawai datang ke kantor dengan teratur dan tepat waktunya.
b) Para pegawai berpakaian baik dan sopan pada waktu bekerja
c) Para pegawai menggunakan alat kantor dengan hati-hati
d) Para pegawai menghasilkan jumlah dan kwalitas yang memuaskan dan mengikuti
cara kerja yang di tentukan
e) Para pegawai menyelesaikan pekerjaan dengan semangat kerja yang baik
6. Penilaian prestasi
Penilaian prestasi dimaksut untuk mengetahui kinerja seorang pegawai. Tujuan dari
penilaian prestasi:
1. Membantu pengembangan evaluasi supervisor mengenai nilai-nilai si pegawai
2. Untuk niendapatkan keterangan-keterangan mengenai kemajuan pegawai-
13
pegawai baru atau mereka yang sedang di latih
3. Untuk mengidentifikasi bidang-bidang mana yang membutuhkan latihan-latihan
4. Untuk mencari orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bidang-bidang
tertentu
5. Untuk mengetahui pegawai fesgaimana pandangan anggota pimpinan mengenai
hasil pekerjaannya
6. Guna membenarkan kenaikan upah dalam batas-batas yang telah ditetapkan
7. Latihan dan pengembangan pegawai (Training and education)
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum program training and education yaitu
menyangkut :
a) siapa yang akan dilatih dan dikembangkan
b) isi dari latihan dan pengembangan pegawai
c) siapa yang menyelenggarakan program latihan dan pengembangan pegawai
itu diselenggarakan.
Keuntungan dari program latihan dan pengembangan pegawai yang teratur akan
dapat
a) Bagi pegawai yang bersangkutan
Program latihan dan pengembangan pegawai yang atur akan dapat:
1. Mempertinggi kepuasan bekerja pegawai, karena tiap pegawai akan
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Mempertinggi kecakapan, daya kerja pegawai dalam melakukan
tugasnya.
3. Memberikan kemungkinan yang lebih banyak kepada pegawai yang
bersangkutan untuk naik kejenjang jabatan yang lebih tinggi
b) Bagi dinas/instansi yang bersangkutan
1. Memperoleh pegawai yang cakap
2. Mempertinggi moral pegawai
Dengan hal-hal yang telah tsb, diatas maka untuk meningkatkan produktifitas para
pegawai akan lebih meningkat dan bermutu baik di dalam bekerja.
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah
Pada dasarnya kepribadian sesorang berbeda-beda dalam pendidikan,pengalaman dan
emosi. Usaha untuk mengenal sifat dan Hakekat Manusia itu sudah dilakukan sejak
purbakala, sehingga lahirlah banyak pendapat para ahli pikir. Ada pendapat yang
menyatakan bahwa manusia itu pada dasarnya tidak mau bekerja, sukar dikendalikan
dengan tangan keras.
Pendapat lain yang bersifat optimis manyatakan manusia itu pada dasarnya dapat
diajak kerjasama dan akan melakukan pekerjaan yang baik, kalau manusia itu dimasukan
dalam suatu iklim dan yang dapat memotivasi kesediaanya untuk bekerja. Perbedaan
pendapat ini dapat tercemin dalam kebijaksanaan dan tindakan manajemen untuk dapat
meningkatkan produktivitas.
Produktivitas merupakan ukuran efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang
tersedia digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa secara ekonomis. Peningkatan
produktivitas tidak dapat dipisahkan dari peranan manusia sebagai tenaga kerja. Kali ini
karna manusia merupakan factor utama dan penentu keberhasilan sekolah. Upaya
peningkatan produktivitas pada akhirnya adalah upaya peningkatan sumber daya manusia,
bagaimana sekolah dapat meningkatkan produktivitas kerja guru dan karyawannya.
Peningkatan produktivitas kerja guru juga hanya akan berhasil jika guru itu sendiri
memiliki kemauan dan sikap mental yang dinamis. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh, Payaman Simanjuntak yakni:
Produktivitas mengandung pengertian sikap mental dan tenaga kerja yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok harus lebih baik dari hari ini.
Dengan demikian untuk mendapatkan tingkat produktivitas yang di harapkan selain di
tunjang dengan sarana yang lengkap, suasana kerja yang nyaman dan motifasi
15
kerja yang cukup juga perm diimbaagi dengan sikap mental yang dinamis dari
karyawannya.
Tinggi rendahnya tingkat produktivitas guru ditentukan antara lain oleh factor
pendidikan, keterampilan, pengalamaa, fisik dan lingkungan tempat kerja yang sangat erat
kaitannya dengan masalah kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Sekolah yang
mengharapkan produktivitas kerja guru dan karyawanya tinggi harus memperhatikan dan
mencari cara-cara yang paling tepat, guna mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Untuk itu perlu penyempurnaan dalam manajemen personalia, dalam hal ini upaya
menangani masalah keguruan, agar sumber daya manusia dapat digunakan lebih efektif
dan efisien. Semakin tinggi motifasi yang diberikan oleh kepala sekolah semakin tinggi
pula produktivitas kerja seorang guru atau karyawan dimana mereka melaksanakan tugas
serta tanggung jawab yang diembannya.
Untuk itu perlu peningkatan produktivitas melalui motifasi yang diberikan oleh kepala
sekolah. Sebaliknya semakin rendah motifasi yang diberikan oleh kepala sekolah semakin
rendah pula produktivitas kerja seorang guru atau karyawan.
B. Pemecahan Masalah
Dari permasalah - permasalahan yang timbul di lingkungan kerja atau lembaga
organisasi lain, untuk mencari solusinya melalui pendekatan. Adapun pendekatan lebih
jelas ada tiga macam motivasi,yakni:
1. Motivasi berlandaskan sikap kaku
Motivasi ini berlandaskan pengertian tentang sifat dan hakekat manusia yang
merupakan seperangkat tujuan pribadi yang ditentukan sendiri .
2. Motivasi yang berlandaskan rasa takut
Motivasi ini membuat orang terpaksa melakukan sesuatu dengan cara tertentu, karena
yang bersangkutan takut akan konsekuensinya kalau dia melakukan dengan cara lain,
misalnya: seorang anak tidak menurut kehendak orang tua, dia d8pukuli sehingga si
anak lebih hati-hati dalam tindak tanduknya.
16
3. Motivasi Bedasarkan insentif dan rangsangan
Motivasi ini berupa penghargaaa a&s suatu perbuatan ,pujian,promosi dan kompensasi
(GAJI).
4. Dengan memberikan jaminan social bagi pegawai sebagai balas jasa atas
partisipasinya kepada perusahaan atau organisasi
5. Memberikan incentive kepada pegawai untuk mendorong gairah kerja yang sungguh-
sungguh dalam melaksanakan tugasnya
6. Memberikan kemungkinan yang lebih banyak kepada pegawai yang bersangkutan
untuk naik kejenjang jabatan yang lebih tinggi
7. Memberi pelatihan-pelatihan bagi pegawai agar lebih cakap dalam bekerja, terampil,
dll.
8. Memberikan latihan bagi pegawai yang kurang mampu dalam bekerja
9. Memberikan lanjutan atau pinjaman kepada pegawai yang dianggap memerlukannya.
10. Pimpinan menciptakan keadaan tempat kerja yang balk bagi bawahannya serta
menjalin hubungan kerja yang harmois dilingkungan kerja.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Hasil Analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Seorang pimpinan seharusnya dapat memberikan motivasi kepada bawahanya.
Agar dapat bawahan tersebut melakukan kegiatan atau meningkatkan
produktivitas kerja.
2. Seorang pimpinan harus dapat mengenal karakter bawahanya sehingga dia dapat
membentuk dan membina tim kerja yang produktif dengan dijiwai semangat
kerjasama.
3. Seorang pemimpin harus dapat menciptakan iklim kerja yang baik pada
bawahannya agar tercipta suasana kerja yang produktif
B. Saran - Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah hendaknya memberikan motivasi kepada guru secara terus
menerus dan berkesinambungan dalam upaya mepingkatkan produktifitas kerja
guru.
2. Kepala sekolah hendaknya selalu meningkatkan kemampuan profesionalisme
serta membuka diri untuk dikritik dan mendengafkan keluhan -keluhan maupun
saran — saran guru.
3. Guru hendaknya secara sadar dan terbuka menerima upaya yang di lakukan
kepala sekolah dalam mengadakan pembinaan, untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme mereka.
18
C. Implikasi
Dari uraian di atas maka dapat di implikasikan .pada dasarnya produktifitas kerja guru
akan tinggi, jika kepala sekolah da|»t menyesuaikan diri dengan perilaku
kepemimpinannya. Produktivitas kerja guru akan tumbuh, bila mana kepala sekolah
mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari personil yang di pimpinnya, tanpa harus
kehilangan kewibawaannya. Memiiiki toleransi yang tinggi, bersikap tegas dan Bijaksana.
Guru yang memiiiki Motivasi kerja yang tinggi akan bekerja dengan penuh tanggung
jawab, bersungguh - sungguh, tidak mempehitungkan waktu, mereka akan selalu berusaha
agar siswannya memiiiki sikap yang baik serta prestasi belajar yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Karyadi, M. 1991. Kepemimpinan. Bogor: Poleteia
Kusriyanto, Bambang. 1996. Peningkatan Produktivitas Karyawan. Seri Management No. 95. Jakarta: PT. Pustaka Buaran Pressindo
Moenir, AS. 1991. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Pegawai. Jakarta : Gunung Agung
Moekijat. 1994. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Alumni
20