yudi pernandes (h22112001).pdf

Upload: yudi-fernandez

Post on 03-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    1/10

    125

    Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura(Djoko Sunarjanto dkk)

    Optimasi Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi

    dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains:

    Kaji Ulang Blok ArafuraDjoko Sunarjanto, Sudarman Sofyan danIsnawatiPusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi !LEMIGAS"

    Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

    Telepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150

    Teregistrasi I tanggal 1 Oktober 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 30 Oktober 2012

    Disetujui terbit tanggal: 31 Desember 2012

    ABSTRAK

    Eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia memerlukan upaya optimasi segera. Salah satunya

    berupaya mengurangi kegagalan penawaran blok migas. Penawaran blok merupakan proses awal investasi

    eksplorasi migas. Dengan kaji ulang data geosains dapat meningkatkan kualitas informasi wilayah kerja,

    sehingga menghindari kegagalan proses penawaran wilayah kerja migas. Blok Arafura berada di wilayah

    frontierdan laut dalam Indonesia Timur, dekat wilayah perbatasan Indonesia-Australia. Sejarah eksplorasi

    di Laut Arafura bagian utara sudah dimulai pada periode 1900-1950. Tercatat data pemboran ASM IX

    pada tahun 1974, menunjukkan adanya minoroil shows. Dilakukan pemboran eksplorasi Sumur Barakan-1

    pada tahun 1995 menembus batuan Paleozoikum dengan total kedalaman 9.990 kaki. Kegiatan eksplorasi

    oleh berbagai pihak selama ini dapat dikompilasikan, memungkinkan dapat diidentikasi batuan potensial

    sebagai perangkap hidrokarbon. Kaji ulang (review) data geosains menghasilkan optimisme eksplorasi

    migas. Kompilasi laporan, analisis kualitatif, dan kuantitatif data/informasi eksplorasi mendukung kajian

    Geologi, Geosika dan Reservoir (GGR) daerah Arafura dan sekitarnya.Post Mortem Analysismenunjukkan

    indikasi hidrokarbon Blok Arafura. Hasil analisis bermanfaat meningkatkan kepastian berinvestasi di

    wilayah tersebut. Disamping itu kaji ulang Blok Arafura dapat sebagai model optimasi eksplorasi blok

    migas lainnya di Indonesia.

    Kata Kunci: optimasi, eksplorasi, kaji ulang data geosains, Arafura.

    ABSTRACT

    Indonesia oil and gas exploration need to effort of optimizing does quickly. One of effort to deferse

    failure of oil and gas block bid. Geoscience data review can improvement quality of working area, with

    the result failure averse bidding oil and gas working area. Arafura block at East Indonesia frontier area

    and deepsea, close by Indonesia ! Australia bordered area. Exploration history in Northern Arafura Sea

    have started on 1900-1950 period of time. Noted of exploration data coring ASM IX on 1974 indicating

    minor oil shows presence. Have work to coring Barakan-1 Well on 1995 achieve palaezoic rock with totaldepth 9.900 feets. For exploration action by all sorts of part can compiled, may identied rock as potential

    of hydrocarbon trap. Geoscience data review to result of optimizing oil and gas exploration. Report

    compiled, qualitaty and quantitaty data analysis to supporting for Geologic, Geophysics, and Reservoir

    (GGR) review Arafura area and surrounding. Result of analysis benet to improved certainty invest that

    area. In addition to review of Arafura Block could as optimized exploration model others Indonesia oil

    and gas block.

    Keywords:optimizing, exploration, geoscience data review, Arafura.

    I.PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pengamatan sampai awal tahun 2012, memperkuat

    data telah terjadi penurunan kegiatan eksplorasi migas

    di Indonesia. Hal ini tentunya akan mempengaruhi

    penurunan kegiatan produksi migas pada masa yang

    akan datang. Salah satu penyebab yang perlu diatasi

    adalah permasalahan kegagalan penawaran wilayah

    kerja migas. Dalam proses penawaran wilayah kerja

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    2/10

    126

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

    atau blok migas selama ini sering terjadi wilayah

    yang ditawarkan tidak diminati investor.Pada penawaran atau proses lelang blok migas

    pu ta ran II tahun 2010 te rcatat 20 blok yang

    ditawarkan. Sebanyak 8 blok merupakan penunjukan

    langsung (direct selection), 12 blok merupakan tender

    terbuka. Dari 8 blok penunjukan langsung hasil

    joint study tersebut hanya 3 blok yang laku, dan 5

    blok lainnya tidak diminati investor, termasuk Blok

    Arafura SeaII.

    Sejalan dengan banyaknya blok yang belum

    ada peminatnya, maka pada tahun 2011 LEMIGAS

    melakukan kaji ulang (review) 10 blok migas.

    Yaitu Arafura Sea II, East Baronang, Indragiri

    Hilir, Jangeru, Natuna, SouthBulungan, South East

    Baronang, SouthKangean I dan II, Sula II, Wokam I.

    Kaji ulang ini didasarkan hasiljoint study yang telah

    dilakukan sebelumnya. Khususnya pada blok migas

    strategis, dan direkomendasikan langkah tindak lanjut

    yang perlu dilakukan. Dalam konteks makalah ini

    Blok Arafura Indonesia sebagai blok strategis berada

    relatif dekat dengan wilayah perbatasan dua negara,

    Indonesia dan Australia

    Data geosains laporan terdahulu, dapat digunakan

    untuk optimasi eksplorasi migas. Mengingat Arafuratermasuk dalam wilayah frontier area, adanya

    keterbatasan dan kekurangan data diatasi dengan

    sumur pseudo dan analogi antar cekungan lain di

    Arafura dan sekitarnya.Sebelumnya tidak dilakukan

    Post Mortem Analysis, namun pada kaji ulang kali

    ini dilakukan untuk lebih menyempurnakan hasil

    analisis.

    B. Identikasi Masalah

    Penawaran blok migas mengalami kegagalan

    akibat investor tidak tertarik pada blok migas yang

    ditawarkan oleh pemerintah. Prosentase kegagalan

    dalam pelelangan penunjukan langsung (direct

    selection) Tahun 2010 mencapai angka 62,5 persen

    blok yang tidak laku. Termasuk Blok Arafura Sea

    II tidak diminati investor pada pelelangan tersebut,

    selanjutnya dalam makalah ini disebut Blok

    Arafura.

    C. Maksud dan Tujuan

    Maksud penulisan ini untuk mengupayakan

    pe ni ng ka ta n ke ya ki na n ge ol og i sumberd ay a

    migas pada suatu blok migas. Adapun tujuannyamenghindari kegagalan penawaran blok/wilayah

    kerja migas khususnya pada Blok Arafura. Dengan

    melakukan kaji ulang (review) data geosains secara

    integratif, investor lebih tertarik dan berminatmelakukan eksplorasi. Tujuan lainnya dengan kaji

    ulang, pada saatnya nanti dapat menyumbangkan

    produksi lapangan migas baru Indonesia.

    II. METODOLOGI

    Metodologi yang digunakan adalah pengelolaan

    data geosains memanfaatkan teknologi informasi,

    dengan berbagai langkah;

    - Menyusun database geologi, geofisika, dan

    reservoar.

    - Meningkatkan kualitas informasi wilayah kerja

    migas dengan pemrosesan ulang data geosains.

    - Menganalisis secara kualitatif-kuantitatif terhadap

    data dan informasi eksplorasi serta dokumen

    penawaran terdahulu.

    - Post Mortem Analysisguna menganalisis beberapa

    indikasi hidrokarbon, seperti adanya batuan

    sumber (source rock), reservoar(reservoir), dan

    batuan tudung atau penyekat (seal).

    III. ANALISIS DATA GEOSAINS

    A. Sejarah EksplorasiTahap awal analisis data geosains, dilakukan

    inventarisasi data eksplorasi migas. Inventarisasi

    dengan melihat kembali sejarah kegiatan eksplorasi

    wilayah yang dikaji. Sejarah eksplorasi yang

    terekam baik dapat bermanfaat menyumbangkan

    data geosains yang lengkap. Kelengkapan rekaman

    data geosains mendukung dilakukannya analisis yang

    komprehensif ikut menunjang keberhasilan tahapan

    selanjutnya.

    Contoh sejarah perkembangan eksplorasi migas

    Indonesia, adalah keberhasilan optimasi eksplorasiyang berdampak pada produksi migas di daerah

    Cepu Jawa Tengah # Bojonegoro Jawa Timur

    tahun 2007-2009. Diawali dari identikasi sejarah

    dan kompilasi data eksplorasi sejak data jaman

    Belanda. Sejarah aktitas eksplorasi menunjukkan

    sudah dilakukan padaabad 19, oleh De Dordtsche

    Petroleum Maatschappij (DPM) yang kemudian

    berubah nama menjadi De Bataafsche Petroleum

    Maatschappij (BPM). Eksplorasi daerah Cepu

    dilakukan DPM sejak sebelum pemboran produksi

    pertama di lapangan Ledok tahun 1893. Sedangkanakhir dekade 1990-an dan awal dekade pertama

    abad ke-21 menjadi saksi penemuan-penemuan yang

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    3/10

    127

    Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura(Djoko Sunarjanto dkk)

    relatif besar, antara lain Lapangan Mudi, Sukowati,

    dan Banyu Urip. Mudi sudah mulai produksi padatahun 1998, Sukowati pada 2007, dan Banyu Urip

    secara terbatas pada 2009 (Widarsono, 2010).

    Sejarah eksplorasi migas daerah Jawa Tengah

    bagian timur dan Jawa Timur menginspirasi optimasi

    eksplorasi daerah Arafura. Identifikasi sejarah

    eksplorasi migas suatu wilayah sebagai tahapan awal

    kaji ulang Blok Arafura. Terdapat korelasi antara

    identifikasi sejarah eksplorasi dan kelengkapan

    data. Identikasi sejarah eksplorasi migas dapat

    mendukung keberhasilan penawaran ulang Wilayah

    Arafura dan wilayah lain di Indonesia.

    Aktitas eksplorasi di daerah Laut Arafura bagian

    utara sudah dimulai pada periode 1900-1950. Saat itu

    Shell telah melakukan studi geologi regional dengan

    foto udara, survei gayaberat dan beberapa lintasan

    seismik refleksi dan refraksi. Pada tahun-tahun

    berikutnya dilakukan pemboran di darat yaitu sumur

    Kembelangan-1 (1955), Merauke-1 (1957), Aripoe-1

    dan Jaosakor-1 (1959). Di awal 1970an perusahaan

    Belanda lainnya, Phillips melakukan eksplorasi

    intensif di utara wilayah ini. Beberapa pengeboran

    sumur eksplorasi yaitu, ASA-IX, ASB-IX (1970),

    ASC-IX (1971) dan ASM-IX (1974), tetapi sebagianbesar sumur tersebut kosong dan ditutup. Hanya

    ASM-IX menunjukkan adanya minor oil shows.

    Sampai dengan tahun 1990an aktitas eksplorasi

    di wilayah ini menurun, hingga KNOC (Korean

    National Oil Company) mendapatkan Blok Wokam

    tahun 1997, mereka melakukan survei seismik 2D

    sepanjang 2.150 km di daerah ini.

    Tahun 1991 di wilayah Laut Arafura bagian

    selatan dan tenggara , Union Texas, Total, dan

    Unocal, masing-masing memperoleh Kai PSC

    (seluas 24.570 km persegi), Tanimbar PSC (seluas23.800 km persegi), dan Rebi PSC (22.260km

    persegi). Penelitian geologi dan geosika dilakukan

    pada seluruh area ini, total data survei seismik yang

    dilakukan sepanjang 10.849 km persegi. Tahun

    1995 dilakukan pemboran sumur Barakan-1 oleh

    Union Texas (Kai PSC) yang menembus batuan

    Paleozoikum dengan total kedalaman mencapai

    9.990 kaki. Pada tahun 2002 perusahaan Veritas,

    melakukan survei seismik dan akuisisi di Wilayah

    Arafura dan sekitarnya.

    Akumulasi hidrokarbon

    baru ditemukan setelah Sumur Abadi-1 dibor padatahun 2000 oleh INPEX Masela setelah melakukan

    kegiatan eksplorasi sejak 1998.

    Tercatat pada 2011

    salah satu perusahaan/ Kontraktor Kontrak Kerja

    Sama (KKKS) melakukan pemboran eksplorasi diArafura Utara.

    B. Identikasi Permasalahan

    Hasil identikasi terdapat 3 (tiga) permasalahan

    penyebab utama suatu blok migas tidak menarik bagi

    investor, yaitu;

    1. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diyakini

    bahwa blok tersebut tidak memiliki potensi

    hidrokarbon atau tidak komersial pada saat ini.

    2. Dukungan data kurang (kualitas dan kuantitas),

    menyebabkan tidak optimalnya evaluasi danrentang ketidakpastian (uncertainty) besar.

    3. Pendekatan kajian yang kurang sempurna sehingga

    tidak mampu menjawab dan menyelesaikan

    permasalahan.

    Permasalahan potensi migas Daerah Arafura

    diuraikan dari keterdapatan sejumlah cekungan

    Pra Tersier-Tersier yang dipisahkan oleh tinggian.

    Cekungan tersebut adalah Akimeugah, Arafura

    Utara dan Arafura Selatan, Barakan dan Cekungan

    Aru. Cekungan Akimeugah dan Arafura Utara

    dipisahkan oleh Tinggian Merauke berarah timur -barat. Cekungan Arafura Utara dan Arafura Selatan

    dipisahkan oleh Tinggian Arafura. Cekungan

    Barakan dan Aru dipisahkan dengan ketiga cekungan

    tersebut oleh Tinggian Aru dan Barakan Teras yang

    berarah utara - selatan. Cekungan-cekungan tersebut

    berada di tepi Palung Aru yang merupakan batas

    penunjaman Tersier disebut sebagai Busur Banda.

    Dengan pendekatan sifat khusus cekungan sedimen,

    diklasifikasikan bahwa cekungan sedimen dapat

    sebagai bagian atau terlibat dalam aktivitas tektonik

    (Koesoemadinata, 2008). Klasifikasi tersebut

    memungkinkan beberapa cekungan di wilayah

    Arafura menjadi satu cekungan gabungan (composite

    basin). Khusus Blok Arafura sebagai salah satu

    blok yang terdapat pada Cekungan Aru (Gambar 1),

    termasuk dalam wilayahForeland BasinsType.

    Sebagai awal proses kaji ulang data geosains,

    diidentikasi permasalahan Blok Arafura. Secara

    tektonik Arafura merupakan bagian dari Barat Laut

    passive marginlempeng benua Australia, mengalami

    rifting sejak Paleozoik (Charlton, et al., 2000).

    Sedangkan selama Paleozoik dan awal Mesozoik,tiga periode tektonik ekstensi utama terjadi di wilayah

    paparan Barat Laut Australia (Barber et al., 2003).

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    4/10

    128

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

    Gambar 1

    Peta lokasi Blok Arafura

    Gambar 2Penampang geologi Aru ! Arafura

    (Charlton 1992 dalam Hadipandoyo dkk., 2005)

    Proses sedimentasi dan tektonik daerah Aru-

    Arafura digambarkan pada penampang geologiAru dan Paparan Arafura (Arafura Shelf) seperti

    pada Gambar 2.

    C. Analisis Data Geosains

    Pertama dilakukan identifikasi data/

    informasi umum tentang geologi, sedimentasi

    dan tektonik, yang berasal dari data kegiatan

    terdahulu. Data lain yang perlu dikoreksi: data

    navigasi, seismik, sumuran, dan gravitasi.

    Dilakukan peningkatan kualitas data geosains

    dengan pemrosesan ulang untuk perbaikankualitas data. Data geosains hasil perbaikan

    menjadi lebih informatif dan komunikatif,

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    5/10

    129

    Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura(Djoko Sunarjanto dkk)

    s e h i n g g a m e n j a m i n a k u r a s i

    interpretasi dan analisis data, sekaligusmenciptakan peluang ketertarikan

    investor untuk berinvestasi.

    Untuk mengetahui kandungan

    migas suatu wilayah, diperlukan

    analisis keterkaitan proses sedimentasi

    dan tektonik regional wilayah tersebut.

    Setidaknya Blok Arafura termasuk

    lingkungan batuan Mesozoik,

    dipengaruhi oleh sedimentasi dan pola

    tektonik lempeng Australia. Sehingga

    target eksplorasi dapat juga diarahkan

    pada rangkaian struktur sesar yang

    disebabkan oleh terjadinya tumbukan

    lempeng Australia selama Tersier

    Akhir. Atau pada batuan sedimen

    Pra Tersier di bawah Formasi Buru

    (molassic deposits).

    Dari hasil kajian blok berdasarkan

    data dan laporanJoint Study (Ditjend

    Migas, 2010), dilakukan verikasi

    berbagai aspekpetroleum systemyang

    belum tuntas dengan data tambahan/

    data baru. Beberapa data geosains

    terpilih dianalisis dengan pendekatan

    yang berbeda. Rangkaian analisis

    yang dilakukan antara lain; kaji

    ulang terintegrasi sistem petroleum,

    cekungan sedimen Tersier dan Pra

    Tersier, runtunan stratigra, geologi

    reservoir. Pemrosesan ulang maupun

    kaji ulang terpadu seismik dan sumur

    pemboran sebagai langkah optimasi

    data geologi bawah permukaan.

    Gambar 3

    Kolom stratigradaerah Aru (dalam Laporan LEMIGAS, 2011)

    1. Analisis Sedimentasi dan Tektonik

    Proses sedimentasi memungkinkan terjadipenebalan ataupun penipisan lapisan sedimen yangmembentuk susunan stratigra seperti Gambar 3.Penurunan dasar cekungan yang berjalan berpotensimenambah tebal sedimen, dan timbul panas padadasar cekungan, sehingga mempengaruhi kualitasdan kuantitas migas yang terbentuk. Pada sisi lainterjadinya tektonik berakibat adanya migrasi migasmelalui rekahan ataupun patahan (fault) yang ada,akan mengisi pada reservoir yang lebih muda.

    Pada Cekungan Aru dan Arafura terdapat runtunansesar-sesar turun, sehingga ke arah tengah cekunganmenjadi semakin dalam (Hadipandoyo dkk., 2005).

    Tatanan tektonik daerah Arafura Selatan(Lapangan Abadi) sama dengan Australia. Hasil

    interpretasi menunjukkan pola sungai purba terdapat

    di Australia, sedangkan daerah Arafura adalahshelf

    sehingga sebagian besar reservoir tight. Melihat

    fakta bahwa daerah Arafura-Barakan dan Lapangan

    Abadi dipisahkan oleh jarak sekitar 120 km, sulit

    mengharapkan hidrokarbon yang digenerasi oleh

    batuan sumber yang mengisi lapangan Abadi dapat

    bermigrasi hingga mencapai daerah Barakan. Tetapi

    suksesi sedimen yang relatif sama dan pada beberapa

    lokasi diketahui memiliki ketebalan yang cukupmemberi harapan bahwa keberadaan batuan sumber

    yang memiliki kandungan bahan organik sudah

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    6/10

    130

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

    Gambar 4

    Penampang seismik komposit yang memperlihatkan struktur lipatan (Panuju 2011)

    matang penghasil hidrokarbon diperkirakan cukup

    besar (Panuju dkk, 2011).

    Sebagai analogi penyebaran batuan karbonat dan

    potensi hidrokarbon, di sebelah Barat Daya Arafuraterdapat Lapangan Abadi, Masela. Pelamparan

    batugamping sangat luas dan cukup tebal. Lapisan

    batugamping yang tebal diterobos oleh adanya aktitas

    vulkanik dan proses tektonik yang kuat, berakibat

    lapangan tersebut kaya akan gas bumi. Perkembangan

    tektonik Cekungan Aru dapat mendukung pola sesar

    dan lipatan yang memungkinkan terbentuk dan

    terperangkapnya hidrokarbon Blok Arafura.

    2. Analisis Perangkap dan Jalur Migrasi

    Pada penampang seismik komposite terlihat

    adanya struktur antiklin yang dibatasi oleh sesar-

    sesar. Perangkap stratigraatau kombinasi stratigra

    dan struktur diperkirakan juga cukup berkembang,

    seperti terumbu (reef) batugamping dan batupasir

    (sand pinch-out). Jalur migrasi umumnya berupa

    patahan yang memotong batuan sumber yang

    matang dengan batuan reservoir pada perangkap.

    Struktur patahan cukup banyak berkembang di dalam

    cekungan seperti terlihat pada penampang geologi

    Kepulauan Tanimbar (Charlton 2001 dalam Panuju

    2011) dan penampang seismik komposit (Gambar

    4). Oleh karena itu selain dapat bertindak sebagai

    penyekat diharapkan patahan-patahan tersebut juga

    mampu bertindak sebagai penghubung bagi migrasi

    hidrokarbon dari batuan induk. Jalur migrasi dapat

    pula berupa interlayer updip dari batuan induk ke

    batuan reservoir yang terdapat dalam perangkap(Panuju, 2011).

    Batuan potensial lain dapat ditinjau keberadaan

    Formasi Yawee (Tersier) berupa batugamping yang

    tebal sebagaiLower Yawee Limestone (Eosen) dan

    Upper Yawee Limestone(Miosen Bawah - Tengah).

    Analisis pada penampang Sumur Barakan-1,

    Formasi Yawee disusun oleh batugamping di bagian

    bawah dan batulempung di bagan atas. Seri batuan

    tersebut diendapkan pada umur Miosen Tengah di

    lingkungan neritik pinggir sampai neritik tengah.

    Seri batulempung tersebut berubah fasies menjadibatugamping masif pada lokasi sumur Koba-1. Di lain

    pihak, penyebaran stratigrabatugamping Formasi

    Yawee di daerah Sumur Koba-1 juga menjangkau

    umur yang jauh lebih muda, yaitu sampai Pliosen.

    Formasi ini setara dengan Batugamping Group

    Woodbinedi Lapangan Abadi. Batugamping formasi

    ini merupakan kandidat reservoir hidrokarbon yang

    baik di daerah Barakan (Panuju dkk, 2011).

    D. Hasil Analisis Data Geosains

    Analisis pada data yang diproses ulang

    (reprocessing), terlihat perbandingan data sebelum

    dan sesudah kaji ulang.

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    7/10

    131

    Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura(Djoko Sunarjanto dkk)

    Data sebelum kaji ulang;

    - Data navigasi tidak akurat.- Kualitas data seismik kurang baik,terdiri dari 17

    lintasan dengan enam vintage dan spasi lintasan

    yang jarang (10 ! 50) km.

    - Belum diidentifikasi batuan sebagai potensi

    perangkap hidrokarbon.

    - Sumur rujukan terdiri dari 2 sumur di utara

    berjarak 200 Kilometer, dan 7 sumur di selatan

    berjarak 400 Kilometer atau jauh di luar blok

    kajian.

    - Perhitungan (Play/Lead) hanya pada Arafurabagian Bawah.

    - Posisi kitchen dan fasies batuan induk tidak

    tergambarkan. Analisis kualitas dan kuantitas

    menggunakan analogi sumur yang jauh dan posisi

    geologi yang berbeda.

    - Tidak dilakukanPost Mortem Analysis.

    Data sesudah kaji ulang;

    - Data navigasi sudah dikaji ulang akurasinya.- Dilakukan proses ulang data seismik, bermanfaat

    meningkatkan akurasi hasil analisis sekuen

    stratigraseismik.

    - Diidentikasi batuan sebagai potensi perangkap

    hidrokarbon.

    - Batuan pada Arafura Group dan Kulshil Group

    sebagai batuan induk. Batuan Formasi Wonimogi

    dan Formasi Modio dan Yawee sebagai reservoar.

    Serpih Formasi Digoel dan Kambelangan sebagai

    batuan tudung atau penyekat (Gambar 5).

    - Data potensi batuan induk diwakili oleh Sumur

    Barakan-1, kandungan material organik (TOC)berkisar antara 3,2 ! 1,83% yang terkandung

    dalam sedimen Kambrium, Jura dan Kapur, tetapi

    tingkat kematangan yang memadai hanya dicapaiFormasi Wessel berumur Kambrium (Setiawan,

    2008).

    Gambar 5

    KronostratigraWilayah Arafura (Petronas-LEMIGAS, 2006 dalam LEMIGAS 2011)

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    8/10

    132

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

    - Dengan menggunakan sumur pseudo, dilakukan

    perhitungan (Play/Lead) pada Kulshil Group,Arafura Group, dan Goulburn Group.

    - Dilakukan Post Mortem Analysis, dan hasil

    analisis menunjukkan adanya beberapa indikasi

    hidrokarbon pada kombinasi klosure dan sesar.

    IV. EVALUASI DAN REKOMENDASI

    Evaluasi dimaksudkan untuk menguji kebenaran

    metoda yang diaplikasikan sekaligus untuk

    penyusunan rekomendasi. Setiap wilayah kerja

    mempunyai masalah pe trole um syste m yang

    berbeda. Untuk itu dievaluasi keberadaan komponenpetroleum system; batuan induk hidrokarbon, migrasi

    hidrokarbon, batuan reservoar, batuan tudung, sistem

    dan waktu pemerangkapan hidrokarbon. Pendekatan

    yang dilakukan adalah kaji ulang data geosains

    khususnya data bawah permukaan.

    Evaluasi dan rekomendasi potensi hidrokarbon

    suatu blok migas, dapat bersifat positif atau negatif.

    Perlu ditekankan bahwa hasil rekomendasi adalah

    pada waktu kaji ulang dilakukan. Dalam kasus Blok

    Arafura akan dihasilkan rekomendasi apakah Blok

    Arafura Sea II layak atau tidak layak ditawarkankembali.

    A. Kaji Ulang Data Geosains

    Dari hasil kaji ulang petro leum system ,

    permasalahan utama di Blok Arafura adalah pada

    keberadaan reservoar. Data pemboran di Arafura

    Utara menunjukkan reservoar yang ada berupa

    tight reservoir. Namun data tersebut tidak dapat

    mewakili geologi seluruh Cekungan Arafura.

    Optimisme adanya tight reservoir dapat dikaitkan

    dengan semakin gencarnya eksplorasi sand gas

    dan shale gas. Sehingga dapat sebagai alternatifsolusi permasalahan, terdapat potensi ditemukannya

    resevoir gas bumi pada blok ini. Peningkatan

    optimisme tentang potensi migas Blok Arafura, selain

    memiliki potensi gas juga terdapat batuan sumber

    dan batuan tudung.

    B. Evaluasi Data Geosains

    Selanjutnya analisis kualitatif batuan induk

    didasarkan pada pemodelan 5 (lima) sumur pseudo,

    meliputi maturasi dan ekspulsi. Proses sedimentasi

    dan tektonik pada beberapa lokasi diketahui memilikiketebalan yang cukup. Hal ini mendukung optimisme

    baru bahwa terdapat batuan sumber yang memiliki

    cukup kandungan bahan organik sudah matang.

    Indikasi hidrokarbon didasarkan adanya hidrocarbonshow di beberapa sumur dengan jarak > 200 Km

    dari blok Arafura, dan kenampakan gas chimney

    pada data seismik. Sementara ini pemboran yang

    dilakukan belum semuanya menembus batuan dasar

    (basement rock). Hanya pada sumur Koba-1 yang

    menembus basement. Mengingat genesa batuan

    dasar daerah Arafura merupakan bagian dari benua

    Australia, serta didukung penemuan dan produksi

    migas berasal dari basement reservoirlapangan Oseil

    Seram. Maka diperlukan kaji ulang potensi basement

    reservoirArafura.

    Dari hasil evaluasi tersebut permasalahan

    kegagalan penawaran Blok Arafura karena

    keterbatasan data. Hal ini menjadi permasalahan

    eksplorasi dalam penawaran setiap blok migas yang

    belum diminati investor. Demikian juga dengan data

    yang tersedia belum dapat menyimpulkan kondisi

    potensi hidrokarbon seluruh cekungan. Apabila

    mengingat produk yang bermutu akan memiliki daya

    saing yang besar dan tingkat keberterimaan yang

    tinggi (Herjanto, 2008), maka perlu kaji ulang data

    geosains untuk peningkatan mutuinformasi wilayah

    kerja beserta beberapa hal berikut;

    - Trap struktur masih memungkinkan terbentukdan terdeteksi. Diperlukan pemrosesan untuk

    meningkatkan kualitas data seismik. Termasuk

    untuk menganalisis potensi basement reservoir.

    - Sebagian besar hidrokarbon kemungkinan hilang

    pada saat sebelum terbentuknya perangkap dan

    batuan tudung.

    - Kelompok Kulshill terdiri dari batuan serpih

    relatif tipis, mengakibatkan beresiko apabiladiinterpretasikan sebagai batuan tudung/penyekat.

    Analisis lainnya menunjukkan kemungkinanstruktur patahan dapat bertindak sebagai

    penyekat.

    - Hasiljoint studyterdahulu baru memperhitungkan

    Play/LeadArafura bagian Bawah, mengakibatkan

    jumlah sumberdaya hasil perhitungan relatif

    kecil.

    C. Rekomendasi

    Blok Arafura khususnya Arafura Sea II layak

    ditawarkan kembali dengan beberapa rekomendasi.

    Rekomendasi lainnya berupa kaji ulang lanjutanmenggunakan data sumur pemboran terbaru

    (pemboran eksplorasi tahun 2011 dan 2012)

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    9/10

    133

    Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura(Djoko Sunarjanto dkk)

    yang dilakukan di Wilayah Arafura. Melakukan

    perhitungan Play/LeadArafura bagian Atas danmelakukan eksplorasi potensi hidrokarbon pada

    basement reservoir.Untuk semua penawaran blok

    migas di Indonesia, diharapkan Direktorat Jenderal

    Minyak dan Gas Bumi menyusun persyaratan yang

    harus dipenuhi menggunakan suatu standar, untuk

    menjamin dokumen penawaran blok migas yang

    berkualitas.

    V. PENUTUP

    Penyebab terjadinya kegagalan penawaran karena

    kurangnya dukungan data, sehingga menyebabkantidak optimalnya evaluasi blok migas. Hasil kaji

    ulang yang diuraikan di atas mampu menghasilkan

    optimisme baru potensi migas Blok Arafura. Adanya

    dukungan data baru hasil proses ulang (reprocessing)

    diharapkan mengurangi rentang ketidakpastian

    eksplorasi migas.

    Hasil analisis kaji ulang Blok Arafura, selain

    berpotensi mengandung gas dari tight reservoir,

    juga memiliki batuan sumber (source rock), dan

    batuan tudung (seal). Berdasarkan genesa batuan

    dasar daerah ini, terdapat basement reservoiryangpotensial. Analisis kualitatif-kuantitatif data geosains

    dan Post Mortem Analysis menghasilkan suatu

    model optimasi eksplorasi, dapat sebagai masukan

    penyusunan dokumen penawaran blok migas baru.

    Sekaligus memutakhirkan sumberdaya hidrokarbon

    pada wilayahfrontier, di wilayah strategis perbatasan

    Indonesia Timur. Blok Arafura khususnya Arafura

    Sea II layak ditawarkan kembali dengan beberapa

    rekomendasi.Diharapkan Direktorat Jenderal Minyak

    dan Gas Bumi menyusun persyaratan menggunakan

    suatu standar untuk menjamin kualitas dokumen

    penawaran blok migas.

    KEPUSTAKAAN

    1. Barber, P., et al, 2003, Paleozoic and Mesozoic

    petroleum system in the Timor and Arafura Sea, Eastern

    Indonesia, Proceedings of the 29th Annual Indonesian

    Petroleum Association Convention, Jakarta, October

    14-16, 2003, pp 485 ! 500.

    2. Charlton, T.R., 2000, Tertiary evolution of The

    Eastern Indonesia Collision Complex, Journal of Asian

    Earth Sciences, pp 603-631.

    3. Daly, M.C., B.G.D. Hooper,& D.G. Smith, 1987,

    Tertiary Plate Tectonics and Basin volution in

    Indonesia, Proceeding of Sixth Regional Conference

    on the Geology, Mineral and Hydrocarbon Resources

    of Southeast Asia, IAGI, Jakarta, 1987, pp. 105-134.

    4. Directorate General of Oil and Gas, 2010, Joint

    Study Petroleum Prospect of Arafura II Sea Area,

    offshore South Papua, Indonesia, October 2010

    (unpublished).

    5. Hadipandoyo, Sasongko., dkk, 2005, Kuantikasi

    Sumberdaya Hidrokarbon, Vol II Kawasan Timur

    Indonesia, PPPTMGB LEMIGAS, Jakarta, 2005.

    6. Hamilton, W., 1974, Map of Sedimentary Basins of

    The Indonesia Region, Department of The Interior

    United States Geological Survey, Prepared on behalfof Indonesia & Agency for International Development

    US Department of State in Corporation with The

    Geological Survey of Indonesia.

    7. Herjanto, Eddy,2008, Manajemen Operasi, Edisi

    Ketiga, Penerbit PT Grasindo Jakarta, 2008.

    8. Koesoemadinata, Prof. Dr. R.P.,Petroleum Basins of

    Indonesia, The Development of Basins in Indonesia,

    Institut Teknologi Bandung - BP MIGAS ! IAGI,

    Bandung, Bandung 1 Maret 2008.

    9. LEMIGAS,2011, Konsinyering dan Presentasi Hasil

    Kaji Ulang Data Geoscience untuk PeningkatanKualitas Informasi Wilayah Kerja Baru Migas,

    Balitbang ESDM, Puslitbang Teknologi Migas

    LEMIGAS, Makassar 20-22 September 2011 (tidak

    dipublikasikan).

    10. Lelono, Eko Budi. dkk., 2011, Kaji Ulang Data

    Geoscience untuk Peningkatan Kualitas Informasi

    Wilayah Kerja Baru Migas, Balitbang ESDM,

    Puslitbang Teknologi Migas LEMIGAS, Laporan

    Penelitian, Jakarta 2011 (tidak dipublikasikan).

    11. Panuju, dkk.,2011, Evaluasi Lahan Migas Cekungan

    Barakan, Maluku, Balitbang ESDM, PuslitbangTeknologi Migas LEMIGAS, Laporan Penelitian,

    Jakarta 2011 (tidak dipublikasikan).

    12. Setiawan, Herru L., dkk., 2008, Evaluasi Lahan

    dan Potensi Hidrokarbon Cekungan Frontier Daerah

    Arafura, Balitbang ESDM, Puslitbang Teknologi

    Migas LEMIGAS, Laporan Penelitian, Jakarta 2008

    (tidak dipublikasikan).

    13. Widarsono, Bambang.,2010, Potensi Peran Kawasan

    Jawa Timur/Tengah dalam Produksi Migas Nasional:

    Sebuah Kajian atas Kinerja, Peluang, Tantangan, dan

    Proyeksinya, Lembaran Publikasi LEMIGAS Vol.44,Nomor 3, Desember 2010, ISSN 0125-9644.

  • 7/21/2019 YUDI PERNANDES (H22112001).pdf

    10/10

    134

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134