modulpiaud.radenfatah.ac.id/download/file/8b3fb14305ef0d7bb2d... · web viewsains adalah suatu...
TRANSCRIPT
P a g e | 1
PEMBELAJARANMATEMATIKA
ANAK USIA DINI
MATEMATIKA ANAK USIA DINI
I. PENDAHULIAN
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 1
P a g e | 2
Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan hubungan antara
bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan [kbbi]
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin di sampaikan. {suriasumantri,1982} Matematika
sebagai ilmu tentang struktur dan hubungan-hubungannya memerlukan
simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan melalui operasi
yang ditetapkan. [paimin,1998].
Kesimpulan, matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-
ide/konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang
bersifat deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar
tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan
sehari-hari dan bersifat ilmiah.
A. Tujuan Umum
Anak dapat memahami dasar-dasar dari pembelajaran matetatika
agarpada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajran
matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek.
B. Tujuan Khusus
1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan
terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angaka yang
terdapat di sekitar anak.
2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat
yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
4. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat
memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di
sekitarnya.
5. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan
II. DESKRIPSI MATERI
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 3
A. Perkembangan tradisi dan permasalahan pembelajaran matematika Anak
Usia Dini
1. Matematika pelajaran yang sulit.
2. Anak blank {tidak punya konsep dan pengalaman tentang, jumlah, pola,
bentuk, dan hubungan.
3. Matematika sama dengan angka dan hitungan.
Permasalahan unik dalam matematika
1. Persepsi yang belum mateng {berat mana kapas dan besi}
2. Problem solving yang belum efisien
3. Pemberian label yang belum tepat {sepuluhbelas, duapuluh belas}
B. Landasan pengenalan matematika anak usia dini
Beberapa teori yang mendasari perlunya matematika anak usia dini adalah
di bawah ini:
1. Tingkat Perkembangan Mental Anak
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 2
P a g e | 4
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan
kesiapan dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses
membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis.selain itu kegiatan belajar
pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental
anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri.
Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu
tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan
berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar,
bentuk dan benda-benda didasarkan pada interpretasi dan pengalamannya
(persepsinya sendiri).
2. Masa Peka Berhitung Pada Anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.
Apabila anak sudah menunjukan masa peka (kematangan) untuk berhitung,
maka orang tua dan guru di TK harus tanggap, untuk segera memberikan
layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan
tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan
berhitung yang optimal.
Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan
berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap
rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi
akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi/rangsangan/motivasi yang
sesuai dengan tugas perkembangan-nya. Apabila kegiatan berhitung
diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif
karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini
bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari
sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Orborn (1981)
perkembangan intelektual pada anak berkembang sangat pesat pada kurun
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 5
usia nol sampai dangan pra-sekolah (4-6 tahun). Oleh sebab itu, usia pra-
sekolah sering kali disebut sebagai “masa peka belajar”. Pernyataan
didukung oleh Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50% dari
potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai
sekitar 80% pada usia 8 tahun.
3. Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam
kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 3
P a g e | 6
Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan
baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Piaget juga
mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental anak ke
tahap yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman
anak terutama pengalaman kongkrit, karena dasar perkembangan mental
adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan benda-
benda di sekitarnya. Pendidikan di TK sangat penting untuk mencapai
keberhasilan belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya. Bloom bahkan
menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar (learning to learn) yang
terbentuk pada masa pendidikan TK akan tumbuh menjadi kebiasaan di
tingkat pendidikan selanjutnya.Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan
agar anak mampu membaca, menulis dan berhitung, tetapi merupakan cara
belajar mendasar, yang meliputi kegiatan yang dapat memotivasi anak untuk
menemukan kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep diri
(perasaan mampu dan percaya diri), melatih kedisiplinan, keberminatan,
spontanitas, inisiatif, dan apresiatif.
Menurut The Principles and Standars for School Mathematics
{NCIM,2000}. Dasar bagi perkembangan matematka anak-anak dibangun
pada tahun-tahun dini. Matematika dibangun oleh keingintahuan dan
semangat anak-anak dan tumbuh secara alami dari pengalaman mereka.
Agar anak-anak belajar konsep matematika sesuai denga usia meraka
harus:
1. Mengembangkan Bahasa Matematika
‘’lingkaran ini lebih besar daripada yang itu’’ ketika anak diminta untuk melihat
lingkaran yang dia gambar dan menceritakan di kelas tentang lingkaran-lingkaran
itu. Pembicaraan dan percakapan informal anak-anak tentang kegiatan-kegiatan
mereka bisa menuntun kepada perkembangan bahasa yang digunakan untuk
menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Ketika anak sebutan untuk bentuk
geometri mereka sedang belajar bahasa matematila. Literatur kanak-kanak untuk
menguatkan perkembangan bahasa matematika adalah buku-buku menghitung,
dan permainan.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 7
2. Kesempatan interaktif untuk pengalaman matematika Anak-anak memerlukan:
a. Pengalaman–pengalaman yang langsung berhubungan dengan
matematika
contoh kegiatan, anak menghitung jumlah balok lego yang dipasang
pada jejak telapaknya.
b. Interaksi dengan orang lain
contoh kegiatan, proyek kelompok cara yang baik untuk mendorong
anak dalam bertukar pikiran dengan bekerjasama membuat kue
besar, rumah istana, dan membuat tempat persembunyian.
c. Waktu untuk refleksi
para guru menciptakan kesempatan untuk memungkinkan anak-anak
untuk merefleksi pikiran mereka. Biasanya terjadi pada akhir
kegiatan.
3. Memotivasi minat terhadap matematika
Bagaimana pun harus mulai dari para guru, guru harus merasa
senang dengan konsep matematika, para guru harus secara terang-
terangan mengatakan kepada anak-anak bahwa cakap dalam berhitung, dan
menyortir agar membentuk persepsi anak tentang diri mereka sendiri
sebagai pemikir matematika. Dan guru harus mengerti apa yang bisa
dipelajari anak berdasarkan tahapan usia.
C. Standar matematika untuk anak usia dini The principles and strandards for school mathematics (prinsip dan
standar untuk matematika sekolah), yang dikembangkan oleh kelompok
pendidik dari national council of Teacher of mathematics (NCTM, 2000)
memaparkan harapan matematika untuk anak usia dini.konsep-konsep yang
bisa dipahami anak usia dini di bawah ini:
1. Bilangan
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 4
P a g e | 8
Konsep matematika yang paling penting dipelajari anak adalah
pengembangan kepekaan pada bilangan. Kegiatan menghitung yang bisa
diterapkan adalah: anak-anak menghitung jumlah teman yang hadir di kelas.
Menghitung jumlah manik-manik yang diperlukan untuk membuat kalung.
2. Aljabar
Pertemuan pertama anak dengan aljabar dimulai dengan menyortir,
menggolongkan, memandingkan, danmenyusun benda-benda menurut
bentuk, jumlah, sifat-sifat lain, mengenal, menggambarkan, dan memperluas
pola akan memberi sumbangan kepada pemahaman anak-anak tentang
penggolongan.
3. Penggolongan [klasifikasi]
Salah atu proses yang penting untuk mengembangkan konsep bilangan.
Agar anak mampu menggelompokkan atau menyortir benda,benda, mereka
harus mengembangkan pengertian tentang ‘’saling memiliki kesamaan’’,
‘’keserupan’’, ‘’kesamaan’’, dan ‘’perbedaan’’. Kegiatan yang dapat
mendukung kemampuan klasifikasi anak adalah:
a. Membandingkan
proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda
berdasarkan atribut tertentu. Anak usia dini sering membuat perbedaan,
terutama bila perbandingan itu melibatkan mereka secara pribadi.
b. Menyusun
menyusun atau menata adalah tingkat lebih tinggi dari perbandingan.
Menyusun melibatkan perbandingan benda-benda yang lebih banyak,
menempatkan benda-benda dalam satu urutan. kegiatan menyusun dapat
dilakukan didalam maupun luar kelas, misalnya menyusun buku yang
diatur dari yang paling tebal-tipis, menyusun diri meraka sendiri dalam
satu baris dari anak yang paling tinggi-pendek.
4. Pola-pola
mengidentifikasi dan menciptakan pola dhubungkan dengan
penggolongan dan penyortiran. Kegiatan yang bisa menunjang pengenalan
dan pembentukan pola pada anak misalnya, suruh anak merangkai manik-
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 9
manik membuat sebuah pola. Kemampuan untuk mengenal pola akan
membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang bisa dipakai
dalam menyortir, menggolongkan, mengidentifikasi bentuk, dan membuat
bentuk.
5. Geometri
membangun konsep geometri pada anak dimlulai dengan
mengidentifikasi betuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan
gambar seperti; lingkaran, segi empat, segi tiga. Belajar konsep letak seperti
dibawah, di atas, kiri, kanan meletakkan dasar awal memahami geometri.
6. Pengukuran
menggunakan pengukuran berkembang dari pengalaman-pengalaman
dengan penggolongan, pembandingan. Agar anak mempunyai pegalaman
langsung dengan pengukuran contoh kegiatan: Mengukur panjang tubuh
anak dengan menggunakan balok atau tali, Menimbang makanan untuk
melihat makanan siapa yang berat, dll.
7. Analisis data dan probabilitas
percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran
merupakan dasar untuk memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti
mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan informasi tentang dirinya dan
lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.
D.Matematika berdasarkan teori piaget
Teori mengenai kognif piaget menyatakan bahwa anak secara aktif
membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap
perkembangan kognitif Santrock (2007:290).
1. Tahap sensorimotor [0-2 tahun]
a. Anak membangun pemahaman mengenai dunia ini dengan
mengkoordinasikan pengalaman sensori dengan tindakan fisik.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 5
P a g e | 10
b. Pada tahap ini, bayi yang baru lahir memiliki pola-pola refleksif untuk
dapat melakukan sesuatu, umur 2 tahun memiliki pola sensorimotor
kompleks dan mulai menggunakan simbol-simbol sederhana.
2. Tahap Praoprasional [2-7 tahun]
a. Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-
kata dan gambar ini mencerminkan meningkatkan pemikiran simbolis
dan melampaui hubungan informasi dan sensori dan tindakan fisik.
3. Tahap Oprasional Konkret [7-11 tahun]
a. Anak sekarang dapat menalar secara logis mengenai kejadian secara
konkret dan menggolongkan benda ke dalam kelompok yang
berbeda.
b. Mencapai kemampuan mengkonservasikan, da menarik kesimpulan.
4. Tahap Oprasional Formal [11 tahun- Dewasa]
a. Pada tahap ini, individu lebih melampaui pengalaman konkret dan
berpikir dalam istilah yang abstrak, logis, dan idealis.
E. Proses pembelajaran matematika dalam kurikulum anak PAUDSecara bahasa, kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang
berarti pelari dan curere yang berarti lintasan lari. Dalam Undang-undang
reoublik indonesia Nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 19. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum PAUD adalah seperakat rencana yang disusun dan
dkembangkan serta dilaksanakan untuk menyelenggarakan layanan
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 11
pendidikan anak usia dini pada jalur formal dan non formal. Karakteristik
kurikulum PAUD di bawah ini:
1. Merupakan seperangkat rencana kegiatan yang ilmiah.
2. Bersifat potensial dan aktual.
3. Kurikulum pada jenjang PAUD berbeda dengan jenjang lainnya.
4. Dikembangkan dan dilaksanakan untuk mengoptimalkan tumbuh-
kembang anak usia dini.
Model-model kurikulum PAUD antara lain di paparkan berikut ini:
1. Model kurikulum PAUD High/Scope dikembangkan oleh David Wiekart di
Michigan, USA pada tahun 1962, kurikulum ini lebih menekankan pada
upaya memberdayakan anak menjadi kreatif, mampu mengembangkan
inisiatif, memiliki rasa ingin tahu, mandiri, bertanggung jawab dan menjadi
anak yang aktif dalam kegiatan belajar.
2. Model kurikulum PAUD Kreatif Tujuan kurikulum ini adalah untuk
membantu anak menjadi peserta didik yang antusias, mendorong mereka
menjadi penjelajah aktif, tidak takut untuk mencoba ide-ide mereka.
3. Model kurikulum PAUD Tematik-Terpadu memfokuskan penyelenggaraan
kegiatan belajar bagi anak berdasarkan tema-tema tertentu yang di
dalamnya terdapat berbagai materi yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kemampuan fisik-motori, perkembangan agama dan
moral, kognitif, bahasa, serta sosial dan emosi.
Prinsip kurikulum matematika pada anak sebagai berikut:
1. Isi [content]
Isi harus kaya, bervariasi, dan relevan untuk anak. Mencangkup pada
standar atau ruang lingkup:
a. Bilangan : konsep matematika yang paling penting dipeljari anak-anak
usia 3-5 tahun ialah pengembangan kepekaan pada bilangan.
b. Aljabar: pertemuan pertama anak=-nak usia 3-5 tahun dengan aljabar
dimulai dengan menyortir, menggolongkan, memandingkan, dan
menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, sifat.
c. Klasifikasi: menggelompokkan benda-benda yang serupa.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 12
d. Pola: mengidntifikasi dan menciptakan pola dhubungkan dengan
penggolongan dan penyortiran.
e. Geometri: membangun konsep geometri pada anak dimlulai dengan
mengidentifikasi betuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan
memisahkan gambar seperti; lingkaran, segi empat, segi tiga.
f. Pengukuran: menggunakan pengukuran berkembang dari
pengalaman-pengalaman dengan penggolongan, pembandingan, dan
penyusunan.
2. Proses
Standar proses matematika [NCTM,2000] adalah 1) Problem Solving
[Penyelesaian masalah], 2) Reasoning and Proof [Penalaran dan Bukti],
3) Communication [Komunikasi], 4) Connections [Hubungan], 5)
Repesentation [Penggambaran].
3. Lingkungan dan media
Lingkungan kaya dengan media yang dapat membantu anak dalam
mengeksplorasi konsep ini.
4. Berpusat pada anak terdiri dari, Kurikulum pilihan, Memiliki muatan
pengetahun, Kemampuan minat.
F. Area pembelajaran matematika AUD
Area adalah model pembelajaran dimana anak diberi kesempatan untuk
memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka.
Prinsip model area
Di bawah ini:
1. Pengalaman pembelajaran pribadi anak
2. Membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di
dalam area-area yang disiapkan
3. Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran, keterlibata keluarga
dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 6
P a g e | 13
a. anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan
pembelajaran, misalnya orang dilibatkan dalam mempersiapkan
pengaturan media atau model dalam pembelajaran tertentu.
b. anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan
tentang anak.
c. anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD.Area pembelajaran terdapat sepuluh area antara lain: Area agama,
Area balok, Area matematika {kepingan geometri, pohon angka, ukuran
panjang-pendek, ukuran tebal-tipis, meteran, kartu angka, tutup botol, jam,
puzzle angka, dll}, Area musik, Area bahasa, Area membaca/menulis, Area
drama, Area pasir/air, Area seni dan motorik, Area sains.
Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi
pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan
peranan pendidik. Hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah:
1. Alat main, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang
diprogramkan pada hari itu.
2. Kegiatan dapat dilakukan dengan meja, kursi, karpet, atau tikar sesuai
dengan alat yang digunakan.
3. Pengaturan area memungkinkan pendidik dapat melakukan pengamatan
sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
4. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada
saat mereka melakukan kegiatan di area.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 14
Gambar 1. Pengelolaan model area
G. Ujian tengah semester1. Peraturan pemerintah “calistung” tidak diperbolehkan dalam kurikulum
PAUD, hal ini menyebabkan pendidik di lembaga PAUD sulit untuk
merancang pembelajaran matematika. Bagaimana cara anda sebagai
pendidik anak usia dini dalam mengatasi permasalahan tersebut?
2. Jelaskan dan berikan contoh standar matematika untuk anak?
3. Jelaskan pembelajaran matematika berdasarkan teori kognitif Piaget?
4. Bagaimana prinsip pembelajaran matematika dalam kurikulum anak
usia dini dan buatlah rencana pembelajaran matematika sesuai
tahapan usia?
H. Strategi dan metodologi pembelajaran anak PAUD
Strategi pembelajaran sebagai segala usaha guru dalam menerapkan
berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
{Masitoh 2005:6.3}.Strategi pembelajaran pada anak usia dini Berpusat pada
anak. Strategi pembelajaran yang dikenal untuk pendidikan anak usia dini
adalah ‘’belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar’’. Metode yang
dapat diterapkan pada pembelajaran matematika AUD adalah di bawah ini:
1. Metode Bermain
Bermain memiliki nilai yang penting terhadap kemajuan
perkembangan anak karena dunia Anak adalah dunia bermain. Secara
spesifik fungsi bermain terhadap perkembangan intelektual atau kecerdasan
logika matematika adalah:
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 7
P a g e | 15
a. merangsang perkembangan kognitif
b. membangun struktur kognitif
c. membangun kemampuan kognitif
d. belajar memecahkan masalah
2. Metode karyawisata
Bagi anak karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk
mengobservasi, memperoleh informasi, mengkaji sesuatu secara langsung.
Contoh: melihat bermacam hewan, mengamati proses pertumbuhan,
tempat-tempat khusus dan pengelolaannya, bermacam transportasi, jadi dari
karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri, dan sekaligus anak
dapat melakukan generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.
3. Metode tanya jawab/bercakap-cakap
Adalah salah satu pembangkit anak untuk merangsang dalam
berpikir. Dengan tanya jawab anak didorong untuk mencari dan
menemukan jawaban yang tepat. Dalam mencari jawaban, anak akan
belajar menghubung-hubungkan bagian pengetahuan yang ada pada dirinya
dengan isi pertanyaan tersebut.
4. Metode bercerita
Dapat menjadi media untuk untuk menyampaikan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat. Bercerita mempunyai makna penting bagi
perkembangan anak prasekolah/kb karena melalui bercerita kita dapat:
a. Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya.
b. Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan.
c. Menanamkan etos kerja, etos waktu, etos alam.
d. Membantu mengembangkan fantasi anak.
e. Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak.
f. Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak.
5. Metode demonstrasi
Berarti menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan. Dengan
metode ini anak berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati
segala sesuatu kemudian terlibat dalam kegiatan tersebut. Metode
demonstrasi sangat penting dilakukan oleh guru dan anak karena kegiatan
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 16
demonstrasi dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan
dan diperagakan. Pada saat demonstrasi berlangsung, gagasan, konsep dan
peragaan dapat dikomunikasikan. Dan yang lebih penting metode
demonstrasi membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan
segala pekerjaan dengan teliti, cermat, dan tepat. Metode demostrasi ini
dilaksanakan dengan cara:
a. Guru menjelaskan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segi
empat).
b. Guru mengambil berbagai bentuk geometri dan mengajak untuk
menghitung jumlah sudut-sudutnya.
c. Membuat garis lengkung di papan tulis membentuk balon dan membuat
angka dua ‘2’ di sebelah gambar balon.
6. Metode proyek,
Metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak
memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari, dan
menggerakkan anak untuk melakukan kerja sama. Kegiatan proyek
mempunyai makna penting bagi anak antara lain:
a. Di dalam kegiatan bersama, anak belajar mengatur diri sendiri untuk
bekerja sama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah.
b. Dalam kegiatan proyek, pengalaman akan sangat bermakna bagi anak.
Misalnya, pengalaman anak dalam melipat kertas akan menjadi sangat
bermakna untuk membuat hiasan dinding dalam rangka menyiapkan
ruangan untuk pesta.
c. Berlatih untuk bertanggung jawab.
d. Berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan
kreatif.
7. Metode pemberian tugas
Merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan
oleh anak yang mendapatkan tugas. Di PAUD tugas diberikan dalam bentuk
kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 17
anak dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya
sampai tuntas. Pemberian tugas mempunyai makna penting bagi AUD
antara lain:
a. Pemberian tugas secara lisan memberikan kesempatan pada anak untuk
melatih pendengaran.
b. Pemberiang tugas melatih anak untuk memusatkan perhatian dala jangka
waktu tertentu.
c. Dapat membangun motivasi.
I. Evaluasi pembelajaran matematika
Evaluasi adalah suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan
hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian.
Penilaian proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan untuk
membuat keputusan tentang pembelajaran (Rasyid Harun 2012:15). Jadi
evaluasi berkaitan erat dengan penilaian. Tujuan dari penilaian adalah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak
didik selama mengikuti pendidikan anak usia dini. Fungsi penilaian sebagai
berikut:
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk melakukan kegiatan bimbingan
terhadap anak didik agar fisik dan psikisnya dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
3. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 18
4. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perutmbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggung
jawaban TK.
5. Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan
keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.
6. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan
selanjutnya terhadap anak didik
Menurut Mulyasa {2016:42) Prinsip-prinsip penilaian meliputi:
1. Sistematis
Penilaian dilakukan secara teratur & terprogram dengan baik.
2. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan
nilai-nilai agama, sosial-emosional, kemandirian, kognitif, fisik/motorik,
seni dan bahasa.
3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap & terus menerus untuk
memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
didik.
4. Obyektif
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan
sebagaimana adanya.
5. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang
secara optimal
6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang
tua, anak didik dan pihak lain.
Model penilaian pendidikan anak usia dini sebagai berikut:
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 19
1. Penilaian Unjuk Kerja dilakukan berdasarkan tugas anak didik dalam
melakukan perbuatan yang dapat diamati, misalnya bernyanyi,
berolaraga, melakukan percobaan, bermain.
2. Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.
3. Catatan Anekdot kumpulan catatan peristiwa-peristiwa penting tentang
sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu. Catatan tersebut untuk
mengetahui kreativitas anak baik yang bersifat positif maupun negatif,
ditafsirkan guru untuk penilaian setiap akhir semester.
4. Pemberian Tugas merupakan cara penilaian berupa tugas yang harus
dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik individu maupun
kelompok.
5. Percakapan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan
atau penalaran anak mengetahui sesuatu. Percakapan terstruktur
dilakukan sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu khusus dan
menggunakan suatu pedoman walaupun sederhana. Percakapan tidak
terstruktur menilai percakapan antara anak dengan guru tanpa
dipersiapkan terlebih dahulu yang dilakukan pada jam istirahat atau ketika
mengerjakan tugas.
6. Skala bertingkatsering dugunakan untuk melakukan penilaian pada
pendidikan anak usia dini. Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau
persyartan mengenai tingkah laku, sikap, atau kemampuan anak. Skala
penilaian bisa berbentuk bilangan, huruf, dan uraian.
7. Portofolio adalah kumpulan tugas dan pekerjaan seseorang secara
sistematis. Guru mengkoleksi karya anak berdasarkan aturan tertentu.
Portofolio dipergunakan untuk mengukur prestasi belajar anak yang
bertumpu pada perbedaan individual. Dengan demikian, Penilaian
portofolio dilakukan dengan membandingkan karya anak dari waktu ke
waktu dengan dirinya sendiri.
J. Penerapan Pemeblajaran matematika pada anak PAUD [Pratikum di
lapangan]
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 20
Mahasiswa melakukan tugasobservasi di lapangan ke Paud{Taman
kanak-kanak}. Perkelompok yang dibagi empat kelompok yaitu, Bagaimana
penerapan pembelajaran matematika yang meliputi: Profil TK, model
pembelajaran matematika, media yang digunakan, dan model penilaian
untuk pembelajaran matematika yang diterapkan. Diberi kesimpulan dari
hasil observasi tersebut. Selanjutnya tugas sebelum uas adalah Membuat
APE pembelajaran matematika pada anak usia dini.
K. Ujian akhir semester
1. Apa yang dimaksud dengan area dan jelaskan hal-hal apa yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas area pembelajaran matematika
anak usia dini?
2. Evaluasi berkaitan erat dengan penilaian, Jelaskan apakah yang
dimaksud dengan penilaian? dan Mengapa penilaian diperlukan dalam
pembelajaran matematika AUD?
3. Jelaskan strategi dalam pembelajaran paud? dan jelaskan metode
pembelajaran matematika anak usia dini?
4. Bualah format penilaian observasi dalam pembelajaran matematika anak
usia dini?
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 21
PEMBELAJARANSAINS
ANAK USIA DINI
SAINS ANAK USIA DINI
I. PENDAHULUANPada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi
ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban yaitu dorongan
rasa ingin tahu atau mencari tahu tentang apa yang ia lihat, dengar, dan
rasakan di lingkungan sekitarnya. Orang dewasa yang berada di sekeliling
anak seperti orang tua di rumah atau guru disekolah atau tempat pendidikan
anak usia dini memainkan peran yang penting dalam membantu anak untuk
mengembangkan rasa keingintahuannya. Melalui berbagai stimulasi yang
diberikan, anak akan mulai mengerti dan memahami dunia sekeliling
mereka, penerimaan hal ini akan semangat serta dukungan dari orang
dewasa akan memicu rasa keingintahuannya,sehingga dapat membuat
mereka teknik untuk selalu menyelidiki fenomena alam yang terjadi di
sekelilingnya.pada proses perkembangan anak yang selalu ingin tahu
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 9
P a g e | 22
tersebut membuat anak semakin ingin mencoba dan mencari tahu tentang
apa yang perlu mereka ketahui, dalam hal ini pembelajaran yang tepat untuk
mencari dan menggali pengetahuan anak tersebut adalah pengenalan sains.
Kehidupan anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas
sosial. Makan, minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah
seperti radio, TV, dan kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh
sebab itu, guru hendaknya dapat menstimulasi anak dengan berbagai
kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi. Untuk itu, seorang guru
perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan cara pengajarannya.
Sains dan anak merupakan hal tidak dapat dipisahkan sehingga sejak
dini perlu dikenalkan pada anak sebagai calon seorang guru anak usia dini
kita harus mengetahui pelajaran sains yang cocok pada anak. Untuk itu kita
harus memperkenalkan tentang sains tersebut.
A. HAKIKAT SAINSKata sains berasal dari bahasa latin ”scientia” yang berarti
pengetahuan. Berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari
sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran dan
pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum
dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan
dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada
sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan
menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan
menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi di alam.
Sains adalah suatu subyek batasan yang berhubungan dengan
bidang studi tentang kenyataan atau fakta dari teori-teori yang mampu
menjelaskan tentang fenomena alam. Pengenalan sains untuk anak usia
dini lebih menekankan pada proses, daripada produk, proses sains
dikenal dengan metode ilmiah yang secara garis besar meliputi kegiatan
observasi, menemukan masalah, melakukan berbagai percobaan,
menganalisis dan mengambil kesimpulan (Suyanto,2005 : 83)
Brewer mengatakan bahwa sains adalah semua yang ada/nampak
di sekitar kita, terjadi di mana kita berada. Sains pada anak-anak usia dini
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 23
dapat diartikan sebagai hal-hal yang menstimulus mereka untuk
meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, sehingga
memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berpikir,
dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa.
Campbell mendefinisikan Sains sebagai pengetahuan yang
bermanfaat dan cara bagaimana atau metode untuk memperolehnya
Sedangkan Abruscasto (1996) mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang di peroleh lewat serangkaian proses yang sistematik
guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta
(Suyanto, 2005 : 86).
A. Pentingnya Pembelajaran sains pada Anak Usia Dini
Anak usia dini, atau usia prasekolah, berada dalam masa emas
perkembangan otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan,
kapasitas kecerdasan anak pada usia empat tahun sudah mencapai 50
persen. Kapasitas ini akan meningkat hingga 80 persen pada usia
delapan tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberi rangsangan pada
anak usia dini.
Mengenalkan sains dan matematika pada anak bukan berarti
mengenalkan rumus-rumus. Suasana harus fun, sehingga anak dalam
kondisi ceria akan bertanya mengapa bisa demikian? Apakah kejadian
selanjutnya? Dan sebagainya.
Perlu diingat, mengenalkan sains pada anak harus sesuai dengan
tahapan umur dan perkembangannya. Sebagian besar waktu dari anak
usia dini dihabiskan bersama orang tua. Maka yang perlu dilakukan
orang tua adalah meluangkan sedikit waktu untuk bermain dengan anak.
Dalam situasi bermain itulah kita dapat melakukan eksperimen sains dan
mengenalkan matematika.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 10
P a g e | 24
Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan esensial bagi anak
usia dini. Dengan bermain, anak dapat memuaskan tuntutan dan
kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa,
emosi, nilai, dan sikap hidup. Menurut Whiterington (1979), bermain
mempunyai fungsi mempermudah perkembangan kognisi anak dan
memungkinkan anak melihat lingkungan, mempelajari sesuatu, dan
memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, bermain juga dapat
meningkatkan perkembangan sosial anak.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika anak sejak dini telah
diperkenalkan dengan sains. Sains melatih anak bereksperimen dengan
melaksanakan beberapa percobaan, memperkaya wawasan anak untuk
selalu ingin mencoba dan mencoba. Sehingga sains dapat mengarahkan
dan mendorong anak menjadi seorang yang kreatif dan penuh inisiatif.
Sains membiasakan anak-anak mengikuti tahap-tahap eksperimen
dan tak boleh menyembunyikan suatu kegagalan. Artinya, sains dapat
melatih mental positif, berpikir logis, dan urut (sistematis). Di samping itu,
dapat pula melatih anak bersikap cermat, arena anak harus mengamati,
menyusun prediksi, dan mengambil keputusan.
Sekarang banyak buku panduan yang dapat diperoleh di toko
buku. Orang tua dapat menambah wawasan tentang sains dan
matematika, dengan membacanya terlebih dulu untuk dapat menjawab
setiap pertanyaan anak. Yang perlu diingat, jangan berlaku sok tahu
dalam menanggapi pertanyaan anak. Jangan pula mematahkan
semangatnya dalam bertanya dan belajar.
Kehidupan anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan
aktivitas sosial. Makan, minum, menggunakan berbagai benda yang ada
di rumah seperti radio, TV, dan kalkulator tidak lepas dari sains dan
teknologi. Oleh sebab itu, guru hendaknya dapat menstimulasi anak
dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi. Untuk
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 25
itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan cara
pengajarannya.
Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada
proses daripada produk. Untuk anak prasekolah keterampilan proses
sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan
sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai
benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya.
Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-
benda tersebut.
Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk
mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk
melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak
keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang
dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaanya
dengan berbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang
diperolehnya akan berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses
sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut
melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan
sehingga melatih anak berpikir logis.
Dalam pembelajaran sains, anak juga berlatih menggunakan alat
ukur untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dari alat
ukur nonstandar, seperti jengkal, depa atau kaki. Selanjutnya anak
berlatih menggunakan alat ukur standar. Anak secara bertahap berlatih
menggunakan stuan yang akan memudahkan mereka untuk berfikir
secara logis dan rasional. Dengan demikian sains juga mengembangkan
kemampuan intelektual anak.
Pembelajaran sains pada anak usia dini sangat penting untuk
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada anak tentang alam dan
segala isinya yang memberikan makna terhadap kehidupannya di masa
yang akan datang.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 26
Pengembangan pembelajaran sains bagi anak usia dini, harus
memiliki arah dan tujuan yang jelas, karena dengan tujuan yang jelas
akan dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian
dan keberhasilan suatu tujuan pembelajaran yang dikembangkan dan
dilaksanakan. Suatu tujuan yang dianggap terstandar dan memiliki
karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat
ketepatan (validity), kebermaknaan (meaningfulness), fungsional dan
relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.
Mengingat pentingnya tujuan pembelajaran mempunyai
keterukuran yang memadai, artinya tujuan pembelajaran yang
dikembangkan harus dapat diukur dengan mudah, sederhana dan
praktis. Prasyarat keterukuran suatu program menjadi suatu
keharusan apabila pembelajaran sains dipandang sebagai suatu
proses yang dinamis, terus menerus, berkesinambungan dan
terintgrasi. Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi umpan balik
bagi perbaikan program-program berikutnya. Hal ini sangat penting
untuk pengembangan pembelajaran sains bagi anak usia dini.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 27
B. Tujuan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini
Ada beberapa pandangan ilmuwan terhadap pendidikan dan
pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan pendidikan sains sejalan
dengan kurikulum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh
baik aspek domain kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor
anak ( Abruscato, 1928), Sedangkan Sumaji mengemukakan bahwa
tujuan sains yang mendasar adalah untuk memupuk pemahaman, minat
dan penghargaan anak didik terhadap dunia dimana dia hidup.
Sedangkan menurut Liek wilarjo (1988) mengemukakan bahwa fokus
dan tekanan pendidikan sains terletak pada bagaimana kita membiarkan
diri anak dididik oleh alam agar menjadi lebih baik. Maknanya dididik
dengan alam, melatih anak untuk jujur dan tak berprasangka. Dari
pengalaman bergumul keras untuk memecahkan persoalan dalam sains,
kita dilatih untuk gigih dan tekun dalam menghadapi berbagai kesulitan,
meningkatkan kearifan, dan meningkatkan mendewasaan
pertimbangan dalam menempuh jalan kehidupan. Dengan demikian
tujuan pembelajaran sains hendaknya diarahkan pada penguasaan
konsep dan dimensi-dimensinya, kemampuan menggunakan metode
ilmiah, dalam pemecahan suatu masalah, sehingga terbangun
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 11
P a g e | 28
kesadaran akan kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta Alam, yang
ciptaan-Nya kita pelajari selama ini.
Leeper (1994) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi
anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak
terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal
yang dihadapinya.
2. Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya :
tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu
dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang
diterimanya serta bersifat terbuka.
3. Agar anak-anak mendapatkan penngetahuan dan informasi ilmiah
yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh
anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena
informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang
obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang
menaunginya.
4. Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang
berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa pengembangan
pembelajaran sains bukan saja membina domain kognitif anak saja,
melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang,
bahkan lebih jauh diharapkan dengan mengembangkan pembelajaran
sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan
kemampuan berfikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi
aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih
luas dan kompleks pada masa akan datang.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 29
C. Pengembangan pembelajaran sains
Menurut juwita (2000), beberapa konsep sains yang dapat
dipelajari anak usia taman kanak kanak dengan bermain sambil
belajar adalah sebagai berikut :
1. Mengenali benda disekitarnya menurut ukuran (pengukuran),
termasuk dalam topik ini adalah menimbang, mengukur, dan
menakar.
2. Balon ditiup lalu dilepaskan, udara bergerak.
3. Benda benda dimasukan ke dalam air (terapung, melayang,
tenggelam).
4. Benda benda yang dijatuhkan (gravitasi).
5. Percobaan dengan magnet.
6. Mengamati dengan kaca pembesar.
7. Mencoba dan membedakan bermacam macam rasa, bau dan
suara.
8. Pencampuran warna. 9. Proses pertumbuhan tanaman.
Pada setiap pertambahan dan perkembangan anak memiliki
karakteristik yang berbeda dalam melakukan kegiatan sains, seperti
yang kita ketahui bahwa semua kegiatan sains hendaknya dapat
menstimulasi kegiatan belajar kognitif anak, selain itu, pembelajaran
sains juga harus dapat merangsang aspek perkembangan lainnya
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 12
P a g e | 30
seperti sosio–emosional, fisik dan kreativitas dimana hal ini akan ikut
terbangun dalam setiap aktivitas sains yang dilakukan anak bersama
dengan guru dan orang tua.
Pengaruh pembelajaran sains meliputi berbagai aspek
perkembangan diantaranya :
1. Perkembangan Sosial
2. Perkembangan Emosional
3. Perkembangan fisik
4. Perkembangan Kognitif
5. Perkembangan Kreativitas (Nurani,2006 : 12.8)
1. Perkembangan sosial Merupakan perkembangan dimana anak mendapat
kesempatan untuk saling berbagi atau bertukar bahan - bahan, alat-
alat atau ide-ide dan pengamatan, pengamatan dengan anak-anak
yang lain, pada banyak aktivitas dalam penjelajahan dan penemuan
sains, diperlukan kemampuan 15 kerja sama dengan orang lain, pada
umumnya kemampuan anak untuk bekerja sama muncul secara
alamiah ketika mereka terlibat dalam aktivitas kelompok.
2. Perkembangan Emosional Merupakan perkembangan dimana aktivitas dalam
penjelajahan dan penemuan ilmu pengetahuan sangat berpotensi
mengembangkan rasa bangga dan saling menghargai, misalnya pada
saat anak-anak mampu menemukan jawaban ataupun dalam kegiatan
penjelahan ilmu pengetahuan yang dilakukannya.
3. Perkembangan fisik
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 31
Merupakan perkembangan dimana anak yang berusia antara
4-5 tahun mulai mampu menggunakan dan menggerakkan koordinasi
motorik halus, misalnya ketika anak berekplorasi dengan magnet-
magnet mengisi wadah-wadah dengan air dan pasir atau melakukan
gerakan-gerakan lebih kompleks yang merupakan bagian dari proses
percobaan.
4. Perkembangan Kognitif Merupakan perkembangan dimana anak mulai mampu
memecahkan masalah, matematika, dan bahasa pada saat mereka
sedang mengamati, memprediksi, menyelidiki, menguji, mengatakan
jumlah dan berkomnukasi.
5. Perkembangan Kreativitas Merupakan perkembangan dimana anak mulai dapat melatih
dan mendorong daya imajinasi anak, melalui proses pencarian dan
penemuan, anak akan mencoba-coba atau meneliti dengan
menggunakan ide-ide atau cara-cara baru dengan bahan dana alat
yang sederhana. Seperti untuk mencari jawaban apa yang terjadi
jika... penjelajahan ilmu pengetahuan dapat mengundang semangat
anak untuk melakukan proses kreatif yang apabila dilakukan dengan
penuh kegembiraan.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 32
D. Tahapan Pelaksanaan pembelajaran sains
Anak yang ingin belajar agar mendapatkan pengalaman ilmu
pengetahuan, sebenarnya tidak membutuhkan belajar tentang fakta,
mereka hanya ingin mencari tahu dan memanfaatkan informasi yang
diperoleh secara kreatif dan produktif.
Adapun tahapan dalam pembelajaran sains adalah sebagai berikut
a.Observasi
b.Klasifikasi
c.Mengukur
d.Perkiraan
e.Eksperimen
f.Komunikasi (Nurani, 2006:12.13)
a.Observasi Observasi merupakan kunci bagi semua aktivitas ilmu
pengetahuan, anak dapat menjadi pengamat yang baik jika kita mampu
menolong mereka memanfaatkan kemampuannya, tanyakan pada anak
apa yang mereka lihat, dengar, cium dan rasakan! Fokuskan
pengamatan dengan mengajak mereka untuk mengidentifikasi objek
yang spesifik. Lalu bantu mereka melihat berbagai bentuk. Karakteristik
dari objek tersebut, seperti ukuran, bentuk tekstur, warna dan
sebagainya.
b.Klasifikasi Klasifikasi merupakan kemampuan yang sangat penting untuk
mengerti dan memahami tentang isi dunia baik tumbuhan maupun
teknologi, anak belajar mengklasifikasi dengan cara yang mudah, seperti
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 13
P a g e | 33
saat mengamati persamaan dan perbedaan, kebanyakan anak kecil bisa
mencocokkan benda yang sama dari suatu objek atau gambar, bahkan
mereka hanya mempelajari objek sederhana yang sama tetapi tidak
identik, contohnya adalah benda dengan 17 bentuk atau warna yang
sama, ketika anak mulai berpikir, mereka mulai mengerti bahwa setiap
objek memiliki lebih dari satu kategori.
c.MengukurKeterampilan mengukur dapat diperoleh anak melalui aktivitas
saat mereka berekplorasi, beri kesempatan pada anak untuk melakukan
kegiatan mengukur seperti mengidentifikasi mana yang lebih besar dan
lebih kecil, mana yang lebih panjang dan lebih pendek, mana yang lebih
tinggi dan lebih rendah.
d.Perkiraan Merupakan kemampuan memprediksi suatu objek berdasarkan
pengalaman yang dialami anak, dimulai dari kegiatan-kegiatan yang
sederhana seperti “apa yang dapat terjadi jika saya menyentuh
gelembung“ atau juga membuat dugaan-dugaan seperti “ apa yang akan
terjadi bila balon ditiup secara terus menerus? Selanjutnya pada tingkat
kemajuan ynag lebih tinggi anak akan dapat memilah-milah objek yang
berbeda.
e.Eksperimen Merupakan keterampilan yang banyak dihubungkan dengan
sains, eksperimen dilakukan melalui berbagai percobaan yang dilakukan
anak bersama guru dan pada akhirnya anak dapat melakukannya secara
mandiri tanpa diperintahkan oleh guru, kegiatan eksperimen dapat
dilakukan dengan apa dan atau tanpa alat khusus, sebagai contoh
eksperimen yang dilakukan dengan alat bantu adalah kegiatan
mencampur warna.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 34
f.KomunikasiMerupakan kemampuan menggunakan kata-kata untuk
menggambarkan, menerangkan atau menyimpulkan hasil diskusi
tentang aktivitas sains yang telah mereka lakukan, perkenalkan berbagai
kosa kata sains yang sesuai untuk mengungkapkan pengalaman
mereka. (Nurani, 2006: 12.13)
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 35
E. Evaluasi pembelajaran sains
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, dilakukan bersama
secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen yang
mencakup semua hasil belajar siswa disebut penilaian sebenarnaya
(otentik asesmen). Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan
dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan
informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai. Penilaian kegiatan pertumbuhan dan
perkembangan anak di Taman Kanak-Kanak dilakukan secara berkala
dan berkelanjutan. Asesmen perkembangan anak Taman kanak-kanak
melalui pembelajaran sains dengan pendekatan bermain sambil belajar
dapat dilakukan dengan berbagai prosedur yang sesuai dengan
kebutuhan asesmen ketercapaian perkembangan dan pertumbuhan serta
kemampuan yang diinginkan. B. Lembaga Evaluasi Bermain Sambil
Belajar Melalui Lembaran Evaluasi Bermain Sambil Belajar ini dapat
mengungkapkan kemampuan kognisi dan kemampuan berpikir sisewa,
karena ranah kongnisi berhubungan dengan kemampuan berpikir.
Lembran evaluasi bermain sambil belajar, berisi pertanyaan-pertanyaan
yang berupa gambar-gambar pula, dan siswa diminta untuk menjawab
dengan cara memilih, mewarnai dan menghubungkan gambar yang
sesuai.
1. Penilaian Ranah Psikomotorik
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 14
P a g e | 36
Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar, hasil
tindakan/keterampilan, dan bertindak yang meliputi enam aspek :gerakan
reflek,kemampuan gerakan dasar, kemampauan perspektual,
keharmonisasian dan ketepatan, gerakan kemapuan kompleks serta
gerakan ekspresif dan interpretatif. Penilaian Psikomotorik adalah
penilaian yang menuntut siswa melakuakan tugas dalam bentuk
perbuatan yang dapat dimintai guru, misalnya kemampaun siswa
melakukan kegiatan bermain(percobaan)benda tenggelam terapung dan
melayang,membuat pohon dari kertas.
2. Penilaian Ranah Afeksi
Ranah afeksi mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi dan nilai. Penilaian afeksi berkenaan dengan sikap yang
meliputi penerimaan, jawaban atau reaksi organisasi dan internalisasi.
Ada empat tipe karakteristik afeksi yang penting yaitu sikap, minat,
konsep diri dan nilai. Aspek sikap perlu ditingkatkan, sikap siswa
terhadap mata pelajaran, harus lebih positif setelah siswa mengikuti mata
pelajaran tertentu. Aspek mianat harus memperluas minat siswa belajar
hal-hal penting dari berbagai bidang. Ranah afeksi dan psikomotorik
siswa diukur melalui lembaran pengamatan selama proses bermain
sambil belajar. Lembaran bermain sambil belajar :
A. Lembaran penilaian Kognisi Dalam model pembelajaran ini,
digunakan Lembaran Penilaian Kongnisi untuk mengungkap kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa.
B. Lembar pengamatan Afeksi dan Psikomotorik Observasi atau
pengalaman ditekankan pada perilaku yang ditampilkan anak ketika anak
melaksanakan bermain sambil belajar sains. Observasi ditekankan pada
pengamatan perilaku anak yang akan diamati. Kriteria aspek yang dinilai
menunjukkan kriteria yang jelas.
F. Masalah-masalah pembelajaran sains
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
Pertemuan 15
P a g e | 37
Dilema dan hambatan pengembangan sains pada AUD di
Indonesia tidak hanya dihadapi oleh negara kita, tetapi juga banyak
negara lainnya. Kairena pada umumnya sains merupakan transpalantasi
dari pendidikan sains yang berasal di barat, karena merupakan proses
transpalantasi, proses pertumbuhan sering menemui kendala yang
bertautan dengan budaya dan kebiasaan setempat, lokal atau regional.
Kesadaran bahwa sains merupakan bagian dari kehidupan dan
tidak dapat di pisahkan, apalagi dalam era kebebasan seperti saat ini.
Tuntutan dan fenomena tersebut akan sangat mencolok pada daerah-
daerah perkotaan terutama di kota-kota besar. Sekolah-sekolah yang
berada di lingkungan elite dan perkotaan, cenderung sangat tinggi
kemampuannya dalam menyerap sains bagi perkembangan anak-anak
didiknya, dan akan amat kontras sekali apabila dibandingkan dengan
sekolah-sekolah yang berada di daerah dan desa-desa.
Hasilnya adalah terjadi berbagai kesenjangan antara lembaga
pendidikan yang ada. Terjadi kesenjangan pengembangan pembelajaran
sains antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, hngga muncul
nya fenomena sekolah favorit dan sekolah pinggiran, sekolah unggul dan
sekolah biasa. Hal tersebut secara umum berpengaruh pada proses dan
produk pendidikan, khususnya pengembangan pembelajaran sains.
Dengan meninjau pelaksanaan pendidikan sains di Indonesia
khususnya pendidikan anak usia dini, peengembangan pembelajaran
sains masih terasing pada sebagian besar masyarakat, apalagi bila
dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan teknologi yag setiap saat
berubah dan melintas dihadapan kita.
Dilema dan hambartan pengembangan pembelajaran sains pada
pendidikan anak usia dini, diantaranya:
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 38
1. Masih beragamnya pemahaman dan kemampuan guru dalam konsep
pengembangan pendidikan sains dan penerapannya pada
pembelajaran di sekolah-sekolah dan lembaga-lemba PAUD
2. Masih kurang kesadaran dan kemampuan para guru dalam
memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran sains yang berada di
lingkungan sekitar anak maupun sekolah.
3. Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
sains pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, terutama
pada lembaga-lembaga yang berada di daerah pedesaan
4. Sebagian besar pengembangan pendidikan sains pada lembaga-
lembaga PAUD masih sangat bersifat akademis, sehingga cenderung
bersifat abstrak dan kurang bermakna bagi anak
5. Masih rendahnya komitmen-pihak-pihak terkait dalam pengembangan
pendidikan sains pada anak usia dini untuk turut bersama-sama
dalam memajukan dan mempromosikan pengembangan
pembelajaran sains yang benar pada jenjang ini
6. Terdapat sejumlah perangkat sains terutama yang terkait dengan
teknologi yang sulit diadakan oleh sekolah-sekolah atau lembaga
pendidikan anak usia dini.
7. Belum efektifnya dukungan kebijakan bahwa promosi dan
pengembangan pembelajaran sains pada pendidikan anak usia dini
betl-betul sesuatu yang mendasar dan amat penting, sehingga sulit
mencapai konsistensi dalam perwujudannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, Josep (1997), Teaching Children Science, USA: Prentice-Hall.Inc
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG
P a g e | 39
Ali Nugraha, (2005), Pengembangan Sains Pada Anak Usia Dini, Jakarta: Dikti Depdiknas
Brewer, Jo Ann. 2007. Introducation to Early Childhood Education: Preschool Through Primary Grades. United States: Pearson
Carin, Arthur (1980), Teaching Science Through Discovery, Columbus, Ohio: Charles Merril
Carol, S. Wasik, Barbara A. 2006. Early Education: Three, Four, and Five Year Olds Go To School. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Coopley, V. Juanita. 2000. The Young Child and Mathematics. Washington. D.D: National Association for the Education of Young Children.Education, Inc.
Kellough, Richard. D. 1996. Integrating Mathematics and Science. Columbus Ohio: Meriil Prentice Hall.
Moomay, Sally and Hieronymus. 1995. More Counting. St. Paul: Realdleaf Press.
Mulyasa. 2016. Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rasyid Harun, dkk. 2012. Asesmen Perkembangan AUD. Yogyakarta: Gama Media.
Santrock, Jhon. W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: Indeks.
Sund and Corring (1988), Teaching Science Through Discovery (Sith Editition), Columbus: Merryl Pub. Company
Wiyani, Ardy Novan. 2016. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: Gava Media.
Modul | MATEMATIKA DAN SAINS ANAK USIA DINIPIAUD RADEN FATAH PALEMBANG