afrianblogblog.files.wordpress.com · web viewkandungan pakan yang lebih tinggi diharapkan dapat...
TRANSCRIPT
PENGARUH SUBTITUSI RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum ) DENGAN JERAMI PADI TERFERMENTASI JAMUR PELAPUK PUTIH
TERHADAP KONSUMSI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK TERNAK KAMBING
SKRIPSI
Oleh:
MUH.KHAIDIR.K
I 211 08 269
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1
PENGARUH SUBTITUSI RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum ) DENGAN JERAMI PADI TERFERMENTASI JAMUR PELAPUK PUTIH
TERHADAP KONSUMSI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK TERNAK KAMBING
SKRIPSI
Oleh:
MUH.KHAIDIR.K
I 211 08 269
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muh.Khaidir.K
NIM : I 211 08 269
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil
dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan
dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Makassar, Juni 2013
Muh.Khaidir.K
3
Judul Skripsi : Pengaruh Subtitusi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum ) dengan Jerami Padi Terfermentasi Jamur Pelapuk Putih Terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Bahan Organik Ternak Kambing
Nama : Muh.Khaidir.K
Nomor Induk Mahasiswa : I 211 08 269
Fakultas : Peternakan
Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Prof. Dr. Ir. H. Sjamsuddin Rasjid, M. Sc Jamila, S.Pt, M.Si
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Mengetahui:
Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si
Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan
Tanggal Lulus : Juni 201
4
ABSTRAK
MUH.KHAIDIR.K. (I 211 08 269). Pengaruh Subtitusi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan Jerami Padi Terfermentasi Jamur Pelapuk Putih Terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Bahan Organik Ternak Kambing. Dibawah bimbingan Sjamsuddin Rasjid sebagai Pembimbing Utama dan Jamila sebagai Pembimbing Anggota.
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Kendala terutama disebabkan adanya faktor pembatas dengan nilai nutrisi yang rendah yaitu kandungan protein rendah, serat kasar tinggi serta keceranaan rendah, sehingga dilakukan pengolahan menggunakan jamur pelapuk putih (Coprimus comatus) 10% dengan masa inkubasi 30 hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan jerami padi yang telah terfermentasi jamur pelapuk putih dalam mensubtitusi rumput gajah terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik ternak kambing. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok. Terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu : R1 (100% rumput gajah), R2 (70% rumput gajah + 30% jerami padi terfermentasi), R3 (30% rumput gajah + 70% jerami padi fermentasi), R4 (100% jerami padi fermentasi). Hasil analisis sidik ragam menujukan bawah empat jenis ransum yang digunakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik ternak kambing. Kesimpulan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) antara R1, R2, R3 dan R4 terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik ternak kambing.
Kata Kunci : Jerami Padi Ferfermentasi , Jamur Pelapuk Putih, Konsumsi Bahan Kering, Konsumsi Bahan Organik, Kambing
5
ABSTRACT
MUH.KHAIDIR.K (I 211 08 269). Effect of Fermented rice straw to subtitute elephant grass (Pennisetum purpureum) for feed Consumption in Goat. Supervised Sjamsuddin Rasjid and Jamila as Co-supervisor.
Rice straw is one of the potential agricultural as feed for ruminants. Constraints mainly due to the limiting factors with low nutrient value is low protein content, high crude fiber and low digestibility, so processing is done using white rot fungi (Coprinus comatus) 10% with an incubation period of 30 days. This study aimed to determine the ability of rice straw fermented to substitute elephant grass for feed consumption of dry matter and organic matter for goats. The research use based on a randomized block design. Consisting of 4 treatments and 3 replications are : R1 (100% elephant grass), R2
(70% elephant grass + 30% rice straw fermented), R3 (30% elephant grass + 70% rice straw fermented ), R4 (100% rice straw fermented). The results of analysis of variance bring to bear below four types of rations had no significant effect (P> 0.05) to consumption dry matter and organic materials livestock goat. Conclusions below shows no significant effect (P> 0.05) between R1, R2, R3 and R4 to the consumption of dry matter and organic matter in goats.
Keyword : Rice Straw Ferfermentasi, white rot fungi, dry matter intake, consumption of organic matter, Goat
6
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Anugerah
diberikan kepada penulis sehingga Skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, berbagai hambatan yang menjadi rel kehidupan
bagi keberhasilan penulis. Untuk melewati itu semua karena dibarengi dengan usaha,
doa dan kerja keras penulis. Untuk itu dukungan baik berupa moral, material maupun
spiritual dari segala kalangan sangat dibutuhkan mulai dari kalangan keluarga hingga
kalangan umum.
Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin juga kepada Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si
selaku Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak beserta jajarannya, penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan pelayanan intelektual yang
diberikan. Terkhusus kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, penulis menghaturkan rasa bangga kepada Bapak dan Ibu sekalian.
Keberhasilan ini adalah sebuah fase yang telah tercapai dalam kehidupan dan
menjadi kewajiban dan syarat yang harus dipenuhi setelah melalui beberapa tahap
perkuliahan oleh seluruh komponen yang ada di dunia kampus. Olehnya itu, dengan
penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Kedua
Pembimbing penulis yaitu Prof. Dr. Ir. H. Sjamsuddin Rasjid, M.Sc dan Jamila S.Pt, M.Si
atas didikan, bimbingan, dan telah meluangkan waktunya selama ini.
7
Ucapan terima kasih dan cinta kasih penulis persembahkan kepada Ayahanda
tercinta Drs.Kahar.M dan juga kepada Ibunda tercinta Hadira.R,S,pd.’ (Semoga Tuhan
senantiasa memberkahi mereka dalam setiap aktivitasnya) atas kasih sayang, cinta, dan
didikan tulus yang telah diberikan. Kepada saudaraku: Karmila, Nur Hilal, Nur Hidayat,
lukman Nur Hakim, Ummul Hairiya, Mahatir Muhammad, Marhi Muhammad, canda
tawa dan dukungan kalian menjadi semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman
mahasiswa baik di dunia kampus maupun teman – teman di luar kampus, teman KKN
dan teman bermain lainnya khususnya keluarga Spesies 08 tetap semangat dan
eksistensikan pertemanan dan persaudaraan yang ada.
Sebagai ungkapan terakhir, penulis memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa
untuk senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua. Berdoa,
berusaha, bekerja keras dan pantang menyerah merupakan tiang menuju keberhasilan.
Kesabaran dan ketabahan menjadikan segala sesuatu yang sulit menjadi mudah untuk
mengerjakannya. Keberhasilan ini senantiasa penulis persembahkan kepada orang tua,
keluarga, teman, dan masyarakat Indonesia. Akhir kata semoga Peternakan menjadi
jaya dan mampu mencerdaskan anak bangsa.
Makassar, Juni 2013
Muh.Khaidir.K
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
ABSTRAK............................................................................................ v
ABSTRACT.................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................... 1Permasalahan........................................................................................ 2Hipotesis............................................................................................... 2 Tujuan dan Kegunaan........................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeliharaan Ternak Kambing........................................................ 4B. Kebutuhan Pakan Pada Ternak Kambing......................................... 5C. Pemanfaatan Jamur Pelapuk Putih (white rot fungi) ....................... 9D. Konsumsi Bahan Kering (BK) Dan Bahan Organik (BO) Ternak Kambng............................................................................... 10
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 14 Materi Penelitian .................................................................................. 14Prosedur Penelitian .............................................................................. 14
Parameter Yang Diukur.......................................................................... 16
9
Analisis Data ........................................................................................ 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Bahan Kering....................................................................... 17 Konsumsi Bahan Organik..................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................... 21 Saran .................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22
LAMPIRAN ...................................................................................................... 24
RIWAYAT HIDUP
10
DAFTAR TABEL
No. HalamanTeks
1. Kandungan Nutrisi Jerami Padi yang Difermentasi dan Tanpa Fermentasi.................................................................................. 7
11
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1 Ternak Kambing………………………………………………………………... 4
2 Limbah Jerami Padi…………………………………………………………...... 5
3 Rumput Gajah……………………………………………………….................. 8
4 Konsumsi Bahan Kering Ransum Perlakuan R1(Rumput Gajah 100%) R2 (70% Rumpu Gajah + 30% Jerami padi Terfermentasi), R3 (30% Rumput Gajah + 70% Jerami padi Terfermentasi), R4 (100% Jerami Padi Terfermentasi)...................................................................................................... 18
5 Konsumsi Bahan Organik Ransum Perlakuan R1 (Rumput Gajah 100%), R2 (70% Rumput Gajah + 30% Jerami padi Terfermentasi), R3 (30% Rumput Gajah + 70% Jerami padi Terfermentasi), R4 (100% Jerami Padi Terfermentasi)...................................................................................................... 19
12
DAFTAR LAMPIRAN
NoTeks
Halaman
1 Data Pengamatan Konsumsi Bahan Kering dan Bahan Organik 4 JenisRansumPerlakuanpadaTernak Kambing……………………...
24
2 Hasil Analisis Sidik Ragam Bahan Kering (BK) Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan pada Ternak Kambing……………………………………………………………...
25
3 Hasil Uji Duncan Konsumsi Bahan Kering (BK) Terhadap Kelompok Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan pada Ternak Kambing……………………………………………….. 26
4 Hasil Analisis Sidik Ragam Konsumsi Bahan Organik (BO) Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan pada Ternak Kambing…………………………………………………….. 27
5 Hasil Uji Duncan Konsumsi Bahan Organik (BO) Terhadap Kelompok Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan Pada Ternak Kambing………………………………………………. 28
6 Foto – foto Kegiatan Selama Penelitian…………………………….. 29
13
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Beternak kambing bukan sesuatu yang baru bagi masyarakat karena ukuran
tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak
per kelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek, pertumbuhan
anaknya cepat, modal yang dibutuhkan tidak besar, dan menjadi salah satu alternatif
jenis ruminasia yang baik untuk dikembangkan bagi peternak rakyat. Untuk menunjang
potensi yang ada, ketersediaan pakan mutlak diperhatikan.
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang potensial untuk
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Penggunaan jerami padi sebagai
makanan ternak telah umum dilakukan di daerah tropik, terutama sebagai makanan
ternak pada musim kemarau. Kendala terutama disebabkan adanya faktor pembatas
dengan nilai nutrisi yang rendah yaitu kandungan protein rendah, serat kasar tinggi serta
keceranaan rendah. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31 – 39%,
sedangkan yang dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36 – 62%, dan
sekitar 7 – 16% digunakan untuk keperluan industri (Komar,1984).
Jerami padi meskipun produksinya tinggi tetapi pemberian secara tunggal tidak
dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak kambing, bahkan dilaporkan bahwa ternak
kambing yang diberi jerami padi sebagai pakan satu-satunya akan mengalami
penurunan bobot badan oleh karena itu diperlukan suatu upaya tepat guna untuk
meningkatkan penggunaan jerami padi.
14
Berbagai cara telah dilakukan untuk pengolahan jerami padi, salah satunya
dengan mengunakan jamur pelapuk putih (Coprimus comatus), yang mampu
mendegradasi lignin. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
kemanpuan jerami padi hasil fermentasi jamur pelapuk putih (Coprimus comatus)
dalam mensubtitusi rumput gajah (Pennsitum purpureum) yang terbatas keberadaanya
pada musin kemarau, serta manpu memanfaatkan jerami padi sebagai pakan untuk
peningkatan produktifitas ternak.
Permasalahan
Terbatasnya hijauan pada musim kemarau, sehingga perlu di cari pakan
alternatif yang dapat mensubtitusi hijauan yang terbatas keberadaanya pada musim
kemarau. Dalam mengatasi masalah ini dilakakukan pengolahan jerami padi dengan
cara fermentasi dengan mengunakan jamur pelapuk putih (Coprimus comatus), tetapi
belum diketahui kemampuanya dalam mensubtitusi rumput gajah (Pennsitum
purpureum) terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik pada ternak kambing.
Hipotesa
Diduga bahwa jerami padi yang sudah difermentasi dengan jamur pelapuk putih
dapat mensubtitusi rumput gajah (Pennsitum purpureum) ditinjau dari konsumsi bahan
kering dan bahan organik ternak kambing.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan jerami padi
yang telah difermentasi oleh jamur pelapuk putih dalam mensubtitusi rumput gajah
terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik pada ternak kambing.
15
Kegunaan dari penelitian ini agar dapat memberikan informasi mengenai
kemampuan jerami padi terfermentasi jamur pelapuk putih (Coprimus comatus) dalam
hal mensubtitusi rumput gajah (Pennsitum Purpureum) terhadap konsumsi bahan kering
dan bahan organik ternak kambing.
16
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeliharaan Ternak Kambing
Gambar 1. Ternak Kambing
Secara umum sistem pemeliharaan kambing di Indonesia adalah ekstensif,
dimana kambing dilepas pada siang untuk mencari pakan hijauan dan dikandangkan
pada malam hari. Padahal untuk mendapatkan produktivitas yang baik salah satunya
adalah dengan kecukupan pakan yang diberikan baik kualitas maupun kuantitas.
Pemberian pakan konsentrat pada kambing telah terbukti dapat meningkatkan
pertumbuhan kambing ( Sarwono, 2009 ).
Devendra dan Burns (1994), menyatakan bahwa beberapa keunggulan kambing
adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru terutama daerah tropis,
kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang efisien dalam mengkonversi rumput
menjadi daging, tahan terhadap penyakit, dan reproduksi baik. Namun potensi ini belum
17
optimal karena pertumbuhan kambing relatif lambat. Tentunya ini menjadi masalah
sekaligus tantangan untuk meningkatkan produktivitas kambing terutama
pertumbuhannya.
Sebelum memulai beternak kambing, pertama kali yang perlu disiapkan adalah
membangun kandang. Kandang yang baik berfungsi memudahkan dalam pemeliharaan
ternak sehari-hari seperti pemberian pakan dan minuman, pengedalian penyakit, serta
vaksinasi. Kandang juga dapat menghemat pemakaian tempat untuk pemeliharaan,
membantu memudahkan pengumpulan, dan pembersihan kotoran sehingga selalu
terjaga kebersihanya. Selain itu, kandang berfungsi sebagai pelindung ternak dari
hewan-hewan lain yang mengangu, sengatan panas matahari, hujan dan suhu dingin
Sumoprastowo (1980).
B. Kebutuhan Pakan Pada Ternak Kambing
Jerami Padi
Gambar 2. limbah jerami padi
18
Pengolahan jerami padi merupakan upaya untuk meningkatkan nilai manfaatnya
dengan memperkecil faktor pembatasnya. Untuk maksud tersebut diperlukan suatu
teknologi yang murah dan mudah dipraktekkan oleh peternak. Pengolahan jerami padi
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1). Praktis dan ekonomis bagi usaha
skala kecil, 2). Hasil olahan harus lebih murah dan nilai gizinya lebih baik, 3). Tidak
memerlukan biaya mahal, 4). Tidak membahayakan ternak dan peternak (Febriana dan
Liana, 2008).
Pemanfaatan jerami padi secara langsung sebagai pakan tunggal tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi pada ternak. Hal ini dapat menurunkan produktivitas
ternak. Pasokan protein dibutuhkan oleh mikroba rumen untuk pertumbuhan dan
meningkatkan populasi optimum untuk proses degradasi serat bahan pakan dalam
rumen, untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan suatu pengolahan yang sesuai sehingga
bahan pakan lignoselulosik memiliki kualitas yang cukup sebagai pakan ternak
ruminansia (Yunilas, 2009).
Preston dan Leng ( 1987) menyatakan bahwa ada beberapa pengolahan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kecernaan potensial serat kasar. Peningkatan
kuantitas bagian yang dapat dicerna pada pakan yang berkualitas rendah dapat
dilakukan melalui proses kimia, fisik, dan biologis. Secara umum teknologi pengolahan
limbah pertanian khususnya jerami padi dilakukan dengan tujuan: 1). Memperbaiki nilai
nutrisi dan kecernaan, serta meningkatkan fermentasi ruminal dengan menambahkan
elemen yang kurang, 2). Mengoreksi defisiensi jerami dengan menambahkan nitrogen
atau mineral, 3). Meningkatkan konsumsi dengan cara memperbaiki palatabilitas, 4).
Meningkatkan ketersediaan energi serta mengurangi sifat amba dari jerami padi.
19
Bagian – bagian jerami padi dapat dibedakan menjadi helai daun, pelepah daun
dan batang yang dapat dipilah atas ruas dan buku yang proporsinya sangat kecil.
Proporsi helai daun, pelapah daun dan ruas adalah 15-27%, 23-30% dan 15-37%.
Kandungan komponen dinding sel bisa beragam sesuai proporsi bagian tanaman
(Sitorus, 2002).
Kandungan protein yang rendah dengan daya cerna yang hanya 40%
menyebabkan rendahnya komsumsi bahan kering (kurang dari 2% berat badan ternak).
Hal ini jelas, tanpa penambahan konsentrat tidak mungkin dapat meningkatkan produksi
ternak, bahkan mungkin dapat menurunkan produksi. Kendala lain yang mempengaruhi
kualitas jerami adalah tingginya kandungan lignin dan silika sehingga menyebabkan
daya cerna jadi rendah (Komar, 1984 ).
Tabel1. Kandungan Nutrisi Jerami Padi yang Difermentasi dan Tanpa Fermentasi
Komposisi Analisis Zat Makanan
jerami PadiTanpa Fermentasi Fermentasi
Protein 4,31 9,11
Serat Kasar 40,3 36,52
Lemak Kasar 1,42 1,7
Sellulosa 33 26,54
Lignin 7,21 4,1
Abu 20,07 19,91
Sumber : Syamsu, 2001
Selain kandungan nutrisinya yang rendah, jerami padi juga termasuk pakan
hijauan yang sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya tinggi sekali. Daya cerna
yang rendah itu terutama disebabkan oleh struktur jaringan jerami yang sudah tua.
Jaringan-jaringan pada jerami telah mengalami proses lignifikasi (pengerasan) sehingga
terbentuk lignoselulosa dan lignohemiselulosa (Muis dkk, 2008).
20
Rumput Gajah (Pennsitum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan
diperkenalkan ke daerah – daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami diseluruh Asia
Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim panas yang
panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan sehingga
menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika, Philippine dan India. Di Indonesia
sendiri, Rumput gajah merupakan pakan hijauan utama bagi ternak. Penanaman dan
introduksinya dianjurkan oleh banyak pihak (Herdiyansyah, 2005).
Gambar
3.Rumput gajah
Rumput gajah memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan rumput lain yaitu:
memiliki produktifitas yang tinggi yakni mencapai 200 - 250 ton/ hektar / tahun,
merupakan jenis rumput berumur panjang, tahan terhadap musim panas yang cukup
tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak terlalu dingin. Sedangkan
kekurangan dari rumput gajah diantaranya tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus
menerus, dan rumput gajah juga tidak menyukai tanah yang kurang baik drainasenya
karena perakarannya dalam (Rismunandar 1989).
21
Rumput gajah memiliki batang dan daun paling raksasa (karena itulah dia
disebut Elephant Grass), daunnya berbulu kasar dan akan terasa perih bila memanen
rumput ini tanpa menggunakan baju tangan panjang. Batangnya keras, produktivitas
tinggi. Pada daun muda, pangkal daunnya memiliki bercak bercak berwarna hijau muda.
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar
dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4
meter bahkan mencapai 6-7 meter, dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3
cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun
hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris
dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing (Syarifuddin, 2006).
Keunggulan rumput gajah antara lain mampu beradaptasi diberbagai macam
tanah, merupakan tumbuhan parenial, produksinya tinggi, nilai gizinya tinggi dan
tingkat pertumbuhannya tinggi. Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput gajah
ataupun rumput raja bila melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kualitas
hijauan tersebut, untuk mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan
dilakukan harus tepat waktu. Kandungan nutrient rumput gajah terdiri atas: bahan
kering (BK) 19,9%; protein kasar (PK) 10,2%; lemak kasar (LK) 1,6%; serat kasar (SK)
34,2%; abu 11,7%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 42,3% (Rukmana, 2005).
C. Pemanfaatan Jamur Pelapuk Putih (white rot fungi)
Jamur pelapuk dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: jamur pelapuk putih (white-
rot fungi), jamur pelapuk coklat (brown-rot fungi), dan jamur pelapuk lunak (soft-rot
fungi). Jamur pelapuk putih (JPP) dan jamur pelapuk coklat (JPC) termasuk di dalam
kelompok basidiomycetes, sedangkan jamur pelapuk lunak (JPL) termasuk di dalam
22
kelompok ascomycetes, dan aktivitasnya seringkali terkait dengan tinggi rendahnya
kelembaban kayu. JPC lebih mendegradasi poliskarida di dalam biomassa lignoselulosa
dan hanya sedikit melarutkan lignin. JPP adalah mikroba yang paling efisien dalam
mendegradasi lignin menjadi CO2. Ligninolitik berhubungan dengan produksi enzim
ekstraseluler pendegradasi lignin yang dihasilkan oleh JPP (Hammel, 1996).
Enzim ligninase dari organisme yang mampu memproduksi enzim tersebut
mempunyai peluang yang sangat besar untuk diaplikasikan di industri-industri, seperti
misalnya untuk degradasi polutan, biokonversi lignin, biobleaching dan biopulping dari
potongan-potongan kayu (wood chip), desulfurisasi minyak bumi dan batu bara, serta
deligninasi limbah pertanian (Dosoretz et al., 1993).
Jamur white rot menguraikan lignin melalui proses oksidasi menggunakan
enzim phenol oksidase menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap
oleh mikroorganisme. Selulosa dan hemiselulosa juga merupakan penyusun jaringan
tumbuhan yang tersusun dari gula yang berbeda. Selulosa adalah polimer linier yang
tersusun dari D-glukosa yang diikaat oleh β-1,4 glycosida membentuk celobiosa.
Senyawa ini didegradasi oleh enzim mikroba menjadi oligosakarida kemudian menjadi
glukosa (Sanchez, 2009).
D. Konsumsi Bahan Kering (BK) Dan Bahan Organik (BO) Ternak Kambing.
Pertumbuhan merupakan sebagai pertambahan yang terkoordinir dari struktur
tubuh yang terjadi sampai individu menjadi dewasa. Ketika ternak bertambah besar ada
dua hal terjadi bobot badan bertambah sampai dewasa, dan 2) perubahan pada
komposisi, bentuk dan fungsi kearah yang lebih sempurna (Tillman, dkk 1991).
23
Sarwono (2009), menyatakan bahwa pemberian pakan pada ternak kambing
sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi berulangkali, sesuai kebiasaan kambing,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi ternak tersebut perlu diberi kesempatan
yang lebih banyak untuk membangun jaringan-jaringan baru yang rusak. Kandungan
pakan yang lebih tinggi diharapkan dapat meningkatkan peran protein untuk
membangun jaringan tubuh sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot badan
ternak. Selain pakan yang diberikan kepada ternak untuk meningkatkan bobot
badannya, faktor waktu pemberiannya juga sangat berpengaruh terhadap pertambahan
bobot badan ternak.
Kambing membutuhkan hijauan yang banyak ragamnya. Kambing sangat
menyukai daun – daunan dan hijauan seperti daun turi, akasia, lamtoro, dadap, kembang
sepatu, nangka, pisang, gamal, puteri malu, dan rerumputan. Hijauan dari daun – daunan
lebih disukai daripada rumput. Kambing juga menyukai limbah dapur (kulit pisang,
sisa-sisa sayuran, ampas kelapa segar). Kebutuhan nutrisi kambing berbeda- beda sesuai
dengan kondisi umur, status fisiologi, dan tingkat produktivitasnya. Pemberian pakan
yang tepat akan menjaga keseimbangan kondisi rumen sehingga proses penceranaan
mikroba rumen berjalan baik. Untuk itu, pakan diberikan beberapa kali dengan jumlah
relatif sedikit, tetapi jumlah per hari tercukupi. Semakin banyak jenis pakan yang
diberikan akan semakin baik karena sifat saling melengkapi di antara bahan – bahan
pakan tersebut ( Sarwono, 2009 ).
Pakan kasar adalah pakan yang mengandung serat kasar 18% atau lebih. Jenis
pakan kasar (hijauan) ini antara lain hay, silase, rumput-rumputan, leguminosa dan
limbah pertanian (misalnya jerami padi, pucuk tebu, daun jagung). Sedangkan
24
konsertrat adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18%, mudah
dicerna dan merupakan sumber zat pakan utama seperti energi dan protein bagi ternak.
Jenis pakan konsentrat antara lain dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit,
ampas tahu, tepung ikan, bungkil kedelai, polard dan gaplek. Menurut Parakkasi (1999)
Pakan yang diberikan kepada ternak hendaknya memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut, 1). Mengandung gizi yang lengkap (protein, karbohidrat, vitamin dan
mineral), 2). Mudah dicerna, tidak megakibatkan sakit atau gangguan yang lain, 3).
Disukai ternak, 4). Sesuai dengan pemeliharaan, 5). Harganya murah dan terdapat di
daerah setempat.
Kualitas dan kuantitas pakan dapat mempengarui pola pertumbuhan ternak yang
bersangkutan. Pakan yang berkualitas baik biasanya dapat dikonsumsi oleh ternak
dalam jumlah yang banyak, dibanding dengan pakan berkualitas rendah. Ternak yang
mampu mengkonsumsi pakan yang lebih banyak, maka produksinya relatif lebih tinggi.
Kualitas pakan hijauan rumput dapat ditingkatkan dengan penambahan konsentrat untuk
memacu pertumbuhan pada penggemukan ternak. Konsentrat berfungsi sebagai
perangsang aktivitas mikroba rumen, sehingga dapat meningkatkan daya cerna dan
konsumsi hijauan,( Siregar 1994).
Kambing merupakan jenis ruminansia yang lebih efisien daripada domba dan
sapi. Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak untuk
ukuran tubuhnya yaitu 5-7%. Kambing juga lebih efisien dalam mencerna pakan yang
mengandung serat kasar dibandingkan dengan sapi dan domba. Juga dilaporkan bahwa
kambing mampu mengkonsumsi pakan yang tidak biasa dikonsumsi oleh hewan lain.
Pakan utama kambing adalah tunas-tunas semak, ranting, gulma dan kambing sangat
25
efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi produk yang bernilai tinggi.
Kambing merupakan pemakan yang lahap dengan pakan yang beragam dari tanaman
lunak dan semak sampai kulit pohon. Kambing yang mendapat tambahan konsentrat
sebaiknya diberikan dalam bentuk kasar atau digiling kasar karena kambing tidak suka
pakan yang digiling halus dan berdebu (Atabany, 2002).
Pakan ternak ruminansia tersusun atas 2 bagian utama, yaitu konsentrat dan
hijauan. Konsentrat merupakan bahan pakan yang mengandung banyak zat makanan
mudah tercerna seperti protein dan energi tetapi kandungan seratnya rendah. Bahan
pakan berserat sangat penting artinya bagi ternak ruminansia untuk menjaga stabilitas
kondisi rumen. Pemanfaatan limbah pertanian juga masih banyak ditemukan
permasalahan terutama dalam kualitas. Akibatnya akan terjadi penurunan kondisi tubuh
ternak dan dapat menimbulkan penyakit akibat defisiensi zat-zat penting yang
dibutuhkan ternak, terutama yang bersumber dari hijauan (Devendra, dan Burs 1994).
26
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November – Desember 2012, yang
terdiri dari dua tahap, yaitu : Tahap I masa adaptasi yang bermanfaat untuk pembiasaan
dan tahap II yaitu tahap koleksi. Kedua tahap dilaksanakan di Animal Centre Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Materi Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang metabolisme,
timbangan, parang, pengaduk, ember, baskom dan alat pendukung pada pemeliharaan
ternak kambing.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak kambing,
jerami padi yang telah terfermentasi jamur pelapuk putih, rumput gajah (Pennsitum
purpureum) , jagung, air, molases, dan dedak .
Prosedur Penelitian
Penelitian didahului pembuatan pakan, dengan cara fermentasi mengunakan
jamur pelapuk putih (Coprimus comatus) yang diinokulasi kedalam substrat jerami padi
yang telah dipotong – potong berukuran 10 cm sebanyak 92%, bekatul 6% dan kapur
2% secara merata, setelah itu ditambahkan air 70 % (Achmad dkk, 2011). Media tanam
dikemas dalam kantong plastik sebanyak 1 kg dan dipadatkan, kemudian dimasukkan
kedalam autoclave pada suhu 1210 C inokulasi dilakukan keesokan harinya
menggunakan isolat jamur pelapuk putih (Coprimus comatus) pada level 10% dan
diinkubasi selama 30 hari. Selajutnya dilakukan pemeliharaan ternak yang terdiri atas 2
27
tahap: tahap 1 yaitu masa adaptasi dengan maksud membiasakan ternak terhadap
ransum yang akan diteliti dan menghilangkan sisa – sisa dari waktu sebelumnya. Tahap
kedua yaitu masa koleksi, masing-masing tahap berlangsung selama 10 hari. Pakan
basal yang digunakan adalah rumput gajah (Pennsitum purpureum) dan jerami padi
hasil fermentasi jamur pelapuk putih. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kambing
yang dibagi kedalam 3 kelompok berdasarkan berat badan dan diletakkan dalam
kandang metabolisme. Berat rata-rata kambing pada masing-masing kelompok adalah:
Kelompok I = 10 kg ± 0,82, kelompok II = 12 kg ± 0,96, kelompok III = 19 kg ± 3,37.
Pada setiap perlakuan ditambahkan konsentrat (dedak 50 %, + jagung 50 %)
sebanyak 1% dari berat badan untuk mencukupi kebutuhan hidup ternak kambing, air
minum diberikan secara adlibitum, masing-masing petak dilengkapi tempat pakan
bersekat dan tempat air minum. Pada masa koleksi konsumsi diambil sebanyak 10%
dari ransum untuk analisis bahan kering. Pada penelitian ini digunakan empat
ransum perlakuan, yaitu :
R1 = 100 % Rumput Gajah
R2 = 70% Rumput Gajah + 30% Jerami Padi fermentasi
R3 = 30% Rumput Gajah + 70% Jerami Padi fermentasi
R4 = 100% Jerami Padi fermentasi
Pakan terdiri dari jerami padi fermentasi dan rumput gajah diberikan sesuai
kemampuannya mengkonsumsi bahan kering ransum didaerah tropis (Siregar, 1994),
dengan rumus (g/hari) 89-104,9/W0,75. Pemberian dilakukan pada jam 07.30 dan pada
sore hari diberikan pada jam 17.30.
28
Parameter yang diukur dalam penelitian:
Konsumsi BK Ransum (gram) = BK Ransum yang Diberikan(g) – BK Ransum Sisa(g)
Konsumsi BO Ransum (gram) = BO Ransum yang Diberikan(g) – BO Ransum Sisa(g)
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan Rancangan
acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan (Gasperz, 1994).
Model matematikanya sebagai berikut :
Yij = u + τi + βj + €ij ; i = 1 ,2,3,4
j = 1 ,2, 3
Keterangan :
Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke- j
u = nilai tengah populasi (population mean)
τi = pengaruh aditif dari perlakuan ke- i
βj = pengaruh aditif dari kelompok ke- j
€ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diukur, data
yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan dianalisis secara statistik dengan
bantuan software SPSS Ver. 16,0. Jika perlakuan memperlihatkan pengaruh nyata,
maka dilanjutkan dengan uji Duncan (Gasperz, 1994).
29
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah konsumsi ransum dapat dihitung dengan mengukur jumlah makanan
yang diberikan dikurangi jumlah yang tersisa, konsumsi bahan kering dan bahan
organik ransum perlakuan ternak kambing pada penelitian ini dapat dilihat Pada gambar
4 dan 5.
Konsumsi Bahan Kering
Hasil sidik ragam (lampiran 2), menunjukan bahwa empat jenis ransum yang
digunakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering ternak
kambing, sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. Hasil ini menujukan ransum perlakuan
mempunyai palatabilitas yang sama, ini berarti kualitas ransum R1 sama baiknya dengan
R2, R3 dan R4. Hal ini sejalan dengan pendapat Parakkasi (1999) menyatakan bahwa
makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan
makanan yang berkualitas rendah, jika kualitas pakan relatif sama, maka tingkat
konsumsinya juga relatif sama. Pada lampiran 3 konsumsi bahan kering antara
kelompok 1, 2, dan 3 terlihat perbedaan yang nyata (P<0,05) ini menujukkan bahwa
tingkat konsumsi dipengaruhi oleh berat badan, hal ini didukung oleh Roy (1990)
bahwa banyaknya makanan yang dapat dikonsumsi oleh ternak per hari berhubungan
dengan bobot badan dan umur ternak.
Pada gambar 4 terlihat bahwa konsumsi bahan kering tertinggi pada ransum R4
(203,56 gram/hari) disusul oleh R3, R1 dan yang terendah pada ransum R2 (165.40
gram/hari). Hasil penelitian terhadap konsumsi bahan kering berkisar antara 165.40
sampai 203.56 gram/hari atau 1.65 - 2.04% dari berat badan. Nilai tersebut lebih rendah
30
jika dibanding dengan penelitian Tanuwiria dkk, (2009) yang menggunakan jerami padi
fermentasi menggunakan mikroba aerobik mampu dikonsumsi oleh kambing sebesar
2.68 – 2.85% dari berat badan.
R1 R2 R3 R40.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
171.00 165.40
201.99 203.56
Kon
sum
si B
K (g
/har
i)
Gambar 4. Konsumsi bahan kering ransum perlakuan R1 (rumput gajah 100%),
R2 (70% rumput gajah + 30% jerami padi terfermentasi), R3 (30% rumput gajah + 70% jerami padi terfermentasi), R4 (100% jerami padi terfermentasi).
Konsumsi Bahan Organik
Hasil analisis sidik ragam menujukkan bahwa ransum perlakuan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan organik ternak kambing.
Konsumsi bahan organik setiap ransum perlakuan dapat dilihat pada gambar 5.
Pada gambar 5 terlihat bahwa konsumsi bahan organik tertinggi pada perlakuan
R3 (30% rumput gajah + 70% jerami padi terfermentasi) sebesar 155.26 gram/hari dan
terendah pada perlakuan R2 (70% rumput gajah + 30% jerami padi terfermentasi),
sebesar 134.56 gram/hari. Tidak adanya perbedaan antara ransum perlakuan maka tidak
dilakukan uji lanjutan. Hasil ini menujukan bahwa palatabilitas ransum perlakuan tidak
ada perbedaan yang nyata, ini berarti kualitas ransum R1 sama baiknya dengan R2, R3
31
dan R4. Pada lampiran 5 antara kelompok 1, 2, dan 3 mempunyai perbedaan yang nyata
(P<0,05) terhadap konsumsi bahan organik. Menurut Anggorodi, (1994)
menyatakan bawah tidak selamaya konsumsi yang tinggi akan
memberikan pertambahan berat badan yang tinggi pula atau
sebaliknya.
R1 R2 R3 R4120.00
125.00
130.00
135.00
140.00
145.00
150.00
155.00
160.00
145.59
134.56
155.26152.24
Kon
sum
si B
O (g
/har
i)
Gambar 5. Konsumsi Bahan Organik ransum perlakuan R1 (rumput gajah 100%), R2 (70% rumput gajah + 30% jerami padi terfermentasi),R3
(30% rumput gajah 70% jerami padi terfermentasi), R4(100% jerami padi terfermentasi).
Konsumsi bahan organik yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 1.34
sampai 1.55% dari berat badan. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
penelitian Koesnoto dkk, (2007) yang menggunakan jerami padi fermentasi oleh
suspensi bakteri selulolitik, tingkat konsumsinya sekitar antara 3,2 sampai dengan 3,4%
dari berat badan.
Perbedaan konsumsi bahan kering dan bahan organik antar ransum perlakuan
dipengarui oleh beberapa faktor, diantaranya adalah palatabilitas dan selera.
Palatabilitas dipengaruhi oleh bau, rasa, tekstur dan suhu makanan, sedangkan selera
merupakan faktor internal yang merangsang rasa lapar pada ternak Church (1979).
32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
Dari hasil penelitian menujukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata (P>0.05)
antara R1, R2, R3 dan R4 terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik
ternak kambing.
Konsumsi bahan kering tertinggi terdapat pada ransum R4 (100% jerami padi
fermentasi) sedangkan konsumsi bahan organik tertinggi pada ransum R3 (30%
rumput gajah + 70% jerami padi fermentasi).
Saran
Diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh jerami padi hasil
fermentasi jamur pelapuk putih (Coprimus comatus) terhadap pertambahan bobot badan
ternak, sehingga dapat diketahui konversi dari ransum yang diberikan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Mugiono, T.Arlianti dan C,Azmi. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta; Penebar Swadaya.
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Atabany, A. 2002. Strategi Pemberian Pakan Induk Kambing Perah Sedang Laktasi Dari Sudut Neraca Energi. InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Church, D.C and Fontenot. 1979. Digestive Physiology and Nutrision of Ruminant. Livestock Feed and Feeding. Printed by Dernam and Cowney inc. Portland Oregon.
Devendra, R.J. dan Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Universitas Udayana. Bali.
Dosoretz, K.H,. Gams and Anderson, T. H. 1993. Compendium of Soil Fungi. Volume I. IHW Verlag, Eching.
Febriana, dan Liana, M. 2008. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ruminasia pada Peternakan Rakyat Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Gaspersz, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu – Ilmu Pertanian, Ilmu- ilmu teknik, dan Biologi. CV. Armico, Bandung.
Hammel K.E. 1996. Extracellular free radical biochemistry of ligninolytic fungi. New J Chem 20 : 195 – 198
Herdiyansyah, D. 2005. Rumput Gajah. http: hear. Org /pier/spescies/pennisetumpurpureum. Html. Diakses tanggal 10 Oktober 2012
Koesnoto Soepranianondo1, Dady Sugianto Nazar1, dan Didik Handiyatno2. 2007. Bagian Ilmu Peternakan 2 Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya
Komar, 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Pakan Ternak.Yayasan Dian Grahita, Bandung.
34
Muis, A., Khariani, C., Sukarjo, Rahardjo, Y.P., 2008. Petunjuk Teknis Teknologi Pendukung Pengembangan Agribisnis di Desa P4MI. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Balai PengkajianTeknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah
Parakkasi, 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ruminansia. UI - Press. JakartaPreston, T. R. and R. A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production Systems with
Available Recources in the Tropic and Sub-Tropic. International ColourProduction.Stanthorpe Quessland, Australia.
Roy, J. 1990. The Calf. 4 th Ed. Butter Worth, London.
Rukmana, R. 2005. Budi Daya Rumput Unggul. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Rismunandar. 1989. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Sinar Baru, Bandung.
Sanchez, C. 2009. Lignocellulosic Residues : Biodegradation and Bioconversion by Fungi. Biotechnology Advances 27.
Sarwono, B, 2009. Beternak Kambing Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta
Scholz MC.2005. Laboratory Test Defined. PCRI. (2):1-6.
Syamsul, J. A. 2001. Fermentasi Jerami Padi Dengan Starbio Sebangai Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Agrista.
Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminasia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sitorus, TF. 2002. Peningkatan Nilai Nutrisi Jerami Padi dengan Fermentasi Ragi Isi Rumen. Program Studi Magister Ilmu Ternak Program Pasca Sarjana Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
Sumoprastowo, C.D.A 1986, Beternak Kambing yang Berhasil. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian UNLAM, Lampung.
Tanuwiria, U.H., A Yulianti dan R Tawaf. 2009. Pengaruh Imbangan Jerami Padi Fermentasi dan Konsentrat dalam Ransum terhadap Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro serta Performans Produksi Pada Sapi Perah Laktasi. Prosiding. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. Hal. 175-182
Tillman, A. D., H. Hartadi, S.Reksohadiprodjo,S.Prawirokusumo dan S.Lebdosoekodjo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta.
35
Yunilas. 2009. Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Departemen Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Sumatera Utara. Medan.
LAMPIRAN
36
Lampiran 1. Data Pengamatan Konsumsi Bahan Kering dan Bahan Organik 4 Jenis Ransum Perlakuan Pada Ternak Kambing.
Perlakuan KLPKonsumsi Segar Konsumsi BK Total Konsumsi BO Total
JPF RG JPF RG BK JPF RG BO
R1 1 0.00 510.14 0.00 119.27 119.27 0.00 101.55 101.552 0.00 654.56 0.00 153.04 153.04 0.00 130.29 130.293 0.00 1029.50 0.00 240.70 240.70 0.00 204.93 204.93
Rata-rata 0.00 731.40 0.00 171.00 171.00 0.00 145.59 145.59
R2 1 84.48 414.02 58.31 96.80 155.11 43.61 82.41 126.022 113.28 467.16 78.19 109.22 187.41 58.48 92.99 151.473 86.50 409.62 59.7 95.77 155.47 44.65 81.54 126.19
Rata-rata 94.75 430.27 65.40 100.60 166.00 48.91 85.65 134.56
R3 1 154.26 141.38 106.47 33.05 139.52 79.63 28.14 107.772 236.84 200.22 163.47 46.81 210.28 122.26 39.86 162.113 310.52 178.92 214.32 41.83 256.15 160.29 35.62 195.91
Rata-rata 233.87 173.51 161.42 40.57 201.99 120.73 34.54 155.26
R4 1 237.22 0.00 163.73 0.00 163.73 122.45 0.00 122.452 201.62 0.00 139.16 0.00 139.16 104.08 0.00 104.083 445.94 0.00 307.79 0.00 307.79 230.19 0.00 230.19
Rata-rata 294.93 0.00 203.56 0.00 203.56 152.24 0.00 152.24
Keterangan :
R1 = 100% Rumput Gajah R2 = 70% Rumput Gajah + 30% Jerami Padi Fermentasi R3 = 30% Rumput Gajah + 70% Jerami Padi Fermentasi R4 = 100% Jerami Padi Fermentasi BK = Bahan Kering BO = Bahan Organik
37
RG = Rumput Gajah JPF = Jerami Padi Fermentasi
Lampiran 2. Hasil Analisi Sidik Ragam Konsumsi Bahan Kering (BK) Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan pada Ternak Kambing
Descriptive StatisticsDependent Variable:Konsumsi BK
Perlakuan Kelompok Mean Std. Deviation N
R1 K1 1.1927E2 . 1
K2 1.5304E2 . 1
K3 2.4070E2 . 1
Total 1.7100E2 62.67633 3
R2 K1 1.5511E2 . 1K2 1.8741E2 . 1K3 1.5547E2 . 1
Total 1.6600E2 18.54536 3R3 K1 1.3952E2 . 1
K2 2.1028E2 . 1K3 2.5615E2 . 1
Total 2.0198E2 58.75598 3R4 K1 1.6373E2 . 1
K2 1.3916E2 . 1K3 3.0779E2 . 1
Total 2.0356E2 91.09797 3Total K1 1.4441E2 19.52506 4
K2 1.7247E2 32.35161 4
K3 2.4003E2 63.25113 4
Total 1.8564E2 56.89838 12
38
Tests of Between-Subjects EffectsDependent Variable:Konsumsi BK
Source
Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 22890.979a 5 4578.196 2.159 .188Intercept 413527.951 1 413527.951 195.049 .000Kelompok 19326.009 2 9663.004 4.558 .063Perlakuan 3564.970 3 1188.323 .560 .660Error 12720.709 6 2120.118Total 449139.639 12Corrected Total 35611.688 11
a. R Squared = .643 (Adjusted R Squared = .345)
Lampiran 3. Hasil uji Duncan Konsumsi Bahan Kering (BK) Terhadap Kelompok Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan pada Ternak Kambing
Duncan
Kelompok N
Subset
1 2
K1 4 1.4441E2
K2 4 1.7247E2 1.7247E2
K3 4 2.4003E2
Sig. .422 .083
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 2120.118.
39
Lampiran 4. Hasil Analisi Sidik Ragam Konsumsi Bahan Organik (BO) Mengunakan Statistik SPSS Ver. 16,0 Ransum Perlakuan Pada Ternak Kambing
Descriptive StatisticsDependent Variable:Konsumsi BO
Perlakuan Kelompok Mean Std. Deviation N
R1 K1 1.0155E2 . 1
K2 1.3029E2 . 1
K3 2.0493E2 . 1
Total 1.4559E2 53.36126 3R2 K1 1.2602E2 . 1
K2 1.5147E2 . 1K3 1.2619E2 . 1Total 1.3456E2 14.64474 3
R3 K1 1.0777E2 . 1K2 1.6211E2 . 1K3 1.9591E2 . 1Total 1.5526E2 44.46709 3
R4 K1 1.2245E2 . 1K2 1.0408E2 . 1K3 2.3019E2 . 1Total 1.5224E2 68.12867 3
Total K1 1.1445E2 11.67472 4
K2 1.3699E2 25.61668 4
K3 1.8930E2 44.50788 4
Total 1.4691E2 42.76661 12
40
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Konsumsi BO
SourceType III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 12555.779a 5 2511.156 1.992 .213Intercept 259002.330 1 259002.330 205.475 .000Kelompok 11798.424 2 5899.212 4.680 .060Perlakuan 757.356 3 252.452 .200 .893Error 7563.037 6 1260.506Total 279121.147 12Corrected Total 20118.817 11
a. R Squared = .624 (Adjusted R Squared = .311)
Lampiran 5. Hasil Uji Dancun Konsumsi Bahan Organik (BO) Terhadap Kelompok Statistik Mengunakan SPSS Ver. 16,0 Ransum pada Ternak Kambing.
Duncan
KelompokN
Subset
1 2
K1 4 1.1445E2
K2 4 1.3699E2 1.3699E2
K3 4 1.8930E2
Sig. .404 .082
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1260.506.
41
FOTO – FOTO KEGIATAN
Penambahan molases
42
Pemotongan rumpur gajah
Penimbangan konsentrat
43
Penimbangan jerami padi terfementasi
Penimbangan rumput gajah
44
Pemberian jerami padi terfermentasi
Pemberian rumput gajah
45
Pengambilan sisa makanan
Penimbangan sisa makanan
46
RIWAYAT HIDUP
MUH.KHAIDIR.K, lahir pada tanggal 29 agustus 1988 di bojoe, Kec.Watang puluh,
Kab.Sidrap. Penulis adalah anak Kedua dari delapan bersaudara. Anak dari pasangan
Drs. Kahar. Dan Hadirah.R,S,pd’. Penulis mengawali pendidikan di SDN 4 Arawa
selama 6 tahun. Dan melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama di SMP 1
Watang puluh. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare – pare selama
3 tahun dan selesai tahun 2008. Melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan lulus di Fakultas
Peternakan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Selama menjalani perkuliahan, aktif
dalam berbagai kegiatan organisasi.
47
48