haksablog.files.wordpress.com · web viewgangguan sistem gerak manusia pada bagian tulang adalah...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri
atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan-jaringan, yang terdiri atas sel-sel.
Di dalam melakukan aktifitas sehari-hari pastinya kita melakukan banyak
gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk bergerak tentunya
dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia untuk
melakukannya. di dalam biologi, kerjasama organ-organ tersebut dikenal
dengan sistem gerak.
Sistem gerak meliputi tulang/rangka, otot, serta sendi-sendi. Sering kali
kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang
mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita
seperti di bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas
layaknya manusia lain. Otot, daging, rangka, dan tulang sangat berperan
penting dengan tubuh kita dan saling berpengaruh. Otot, daging, tulang dan
rangka adalah alat sistem gerak manusia.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan dan
mengambil judul makalah “GANGGUAN SISTEM GERAK MANUSIA
PADA BAGIAN TULANG”
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gerak pada manusia?
2. Apa macam-macam alat gerak pada manusia?
3. Apa itu rangka dan fungsinya ?
4. Apa macam-macam kelainan pada sistem gerak tulang manusia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian gerak manusia
2. Mengetahui macam-macam alat gerak manusia
3. Mengetahui rangka dan fungsinya
4. Mengetahui macam-macam kelainan pada sistem gerak manusia
D. Manfaat
Gangguan sistem gerak manusia pada bagian tulang adalah pembahasan yang
penting di mana memberi kita wawasan tentang gangguan system gerak pada
manusia dan mengetahui apa saja system gerak pada manusia .
Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada
diri kita masing-masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan
aktifitas berat mau pun ringan. Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem
gerak pada diri kita sendiri dalam makalah ini.
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gerak pada Makhluk Hidup
Manusia dan hewan memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda.
Manusia dan hewan sama-sama menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah
diamati. Namun, bagaimana dengan gerak pada tumbuhan? Tumbuhan
melakukan gerakan sesuai dengan rangsang yang diperoleh. Rangsangan
tersebut dapat berupa bahan kimia, suhu, gravitasi bumi, atau intensitas cahaya
yang diterima. Bagaimana tumbuhan dapat dikatakan bergerak? Bagian apa
saja dari tumbuhan yang dapat bergerak?
Gerak menutup daun tumbuhan putri malu merupakan tanggapan
terhadap rangsang. Arah menutupnya daun putri malu akibat rangsang adalah
tetap. Jika daun putri malu dikenai rangsang maka akan terjadi aliran air yang
menjauhi daerah yang terkena rangsang. Adanya aliran air ini menyebabkan
kadar air di daerah yang terkena rangsang berkurang, sehingga tekanan
turgornya mengecil. Akibatnya, daun putri malu akan menutup dan tampak
seperti layu. Tekanan turgor adalah tekanan yang disebabkan oleh isi sel
terhadap dinding sel pada sel tumbuhan.
Jika kita amati dengan seksama, ternyata tumbuhan juga melakukan
gerakan. Meskipun gerakan pada tumbuhan cenderung lambat, namun masih
dapat diamati perbedaannya. Misalnya gerakan yang muncul pada tumbuhan
putri malu. Tumbuhan putri malu akan tampak menguncup saat kita
menyentuhnya. Meskipun tidak ada perpindahan tempat, namun tumbuhan
putri malu tersebut masih dianggap bergerak karena gerakan pada organisme
tidak selalu merupakan gerak berpindah tempat. Bagaimana dengan tumbuhan
lainnya? Apakah juga melakukan gerak? Bagaimana tumbuhan-tumbuhan
tersebut dapat bergerak? Gerakan-gerakan seperti apa saja yang dilakukan?
3
1. Macam – Macam Gerak
a. Gerak tumbuhan berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi gerak
endonom, gerak higroskopis, dan gerak esionom.
b. Gerak endonom (gerak spontan) adalah gerak tumbuhan yang tidak
memerlukan rangsang dari luar atau tidak diketahui penyebabnya.
Rangsangan pada gerak endonom diduga berasal dari dalam
tumbuhan itu sendiri.
c. Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena
pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga terjadi
pengerutan yang tidak merata.
d. Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan dari lingkungan sekitar.
e. Gerak esionom dibagi menjadi gerak tropisme (yang terdiri dari
gerak geotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme, foto tropisme,
dan gerak kemotropisme), gerak taksis (yang terdiri dari gerak
kemotaksis dan fototaksis), dan gerak nasti (yang terdiri dari gerak
niktinasti, fotonasti, seismonasti, termonasti, dan nasti kompleks.
f. Hewan melakukan gerakan khas sesuai dengan habitat serta
adaptasi fisiologi dan morfologinya.
Benda dan makhluk hidup yang bergerak mengikuti hukum Newton
tentang gerak.
a. Hukum I Newton membahas tentang kecenderungan benda untuk
mempertahankan keadaan gerak atau diamnnya (inersia) atau .
b. Hukum II Newton menjelaskan tentang percepatan gerak sebuah
benda berbanding lurus dengan gaya yang diberikan, namun
berbanding terbalik dengan massanya atau
ii
c. Hukum III Newton menjelaskan tentang gaya aksi reaksi pada dua
benda. Ketika benda pertama mengerjakan gaya ( ke benda kedua,
maka benda kedua tersebut akan memberikan gaya (yang sama
besar ke benda pertama namun berlawanan arah).
B. Pengertian Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem gerak ialah sistem dalam tubuh yang terdiri dari persendian, otot dan
tulang-tulang yang bergabung membentuk rangka dan berguna untuk memberikan
betuk tubuh, memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas, seperti berlari,
berjalan, menari. Berikut komponen-komponennya :
1. Komponen Sistem Gerak Dalam Tubuh Manusia
a. Rangka (Tulang)
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat
gerak pasif karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot.
Sedangkan unsur pembentuk tulang pada manusia adalah unsur
kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh kalogen. Fungsi
sistem gerak adalah mendukung tubuh manusia untuk bergerak.
Sehingga manusia dapat melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari,
menari dan lain-lain.
Gambar 1.1 (Rangka Manusia)
b. Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang
berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang.Otot-otot
dalam tubuh manusia melakukan beberapa fungsi penting. Fungsi
utama mereka adalah gerakan, baik sengaja dan tidak sengaja, dan
mereka juga mendukung tubuhnya, membantu menjaga postur. otot
yang kuat juga menstabilkan tubuh banyak sendi dan menentukan
kekuatan tubuh secara keseluruhan. Fungsi tambahan adalah untuk
menghasilkan panas sebagai produk sampingan dari proses lainnya.
Gambar 1.2 (Jenis – jenis otot penyusun tubuh manusia)
c. Sendi
Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi sebagai
penggerak hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah daerah tempat
dua tulangmenyatu. Untuk diketahui, tulang di dalam tubuh dapat
berhubungan secara erat atau tidak erat. Hubungan antartulang itu
selanjutnya disebut denganartikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak,
maka diperlukan sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di
daerah sendi. Kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan
diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel-
sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial)
ii
yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut
cairan sinovial.
Gambar 1.3 (Struktur Sendi Manusia)
A. Gangguan Sistem Gerak Manusia
Gangguan pada sistem gerak manusia berupa kelainan atau penyakit
pada alat gerak seperti tulang, persendian, dan otot. Gangguan ini bisa
terjadi pada seluruh sistem gerak manusia yang meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Gangguan Tulang
a. Retak Tulang
Retak tulang dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Fraktura sederhana, apabila tulang yang retak tidak sampai melukai
otot.
2) Greenstick (retak tak lengkap), apabila tulang hanya retak dan
sebagian tidak sampai memisah.
3) Fraktura tertutup, apabila tulang yang patah menyebabkan otot
terluka, tetapi tidak keluar dari kulit.
4) Fraktura terbuka, apabila tulang yang patah sampai mencuat keluar
kulit.
b. Rakhitis
Rakhitis adalah penyakit tulang menjadi rapuh karena kekurangan
vitamin D. Penderita gangguan ini memiliki tulang kaki berbentuk X
atau O.
c. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kelainan yang disebabkan oleh pengumpulan yang
abnormal dari cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga
kepala membesar.
d. Mikrosepalus
Mikrosepalus adalah kelainan yang disebabkan oleh terhambatnya
pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada
waktu bayi. Hal ini menyebabkan kepala menjadi kecil.
e. Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan tulang karena reabsorpasi bahan tulang
terhambat. Hal ini disebabkan oleh kekurangan hormon kelamin pria
atau wanita.
f. Gangguan pada Tulang Belakang
Gangguan pada tulang terjadi karena kedudukan tulang belakang
bergeser dari kedudukan normal. Kelainan pada tulang belakang ada
beberapa macam, yaitu:
1) Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang, sehingga
penderita kelihatan bungkuk
ii
2) Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke arah samping,
sehingga badan tampak melengkung ke kiri atau ke kanan.
3) Lordosis, jika tulang belakang melengkung ke depan yang
menyebabkan kepala tertarik ke belakang.
2. Gangguan Persendian
Gangguan atau penyakit pada sistem gerak manusia yang kedua
adalah gangguan persendian dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu:
a. Dislokasi
Dislokasi adalah pergeseran kedudukan sendi karena sobek atau
tertariknya ligamen.
b. Keseleo
Keseleo adalah gangguan persendian karena tertariknya ligamen sendi
oleh gerakan tiba-tiba atau yang tidak biasa dilakukan.
c. Ankilosis
Ankilosis adalah keadaan sendi tidak dapat digerakkan.
d. Artritis
Artritis atau infeksi sendi, yaitu gangguan sendi karena pera-dangan
pada sendi. Artritis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Reumatoid, yaitu penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi.
2) Ostevartritis, yaitu penyakit sendi karena menipisnya tulang rawan.
3) Gautartritis, yaitu gangguan gerak karena kegagalan metabolisme
asam urat.
3. Gangguan Otot
Sedangkan gangguan atau penyakit pada sistem gerak
manusia yang ketiga adalah gangguan otot. Beberapa gangguan pada
otot, antara lain:
1) Kejang Otot : Kejang otot adalah gangguan otot karena melakukan
aktivitas terus-menerus, sampai akhirnya otot tidak mampu lagi
berkontraksi karena kehabisan energi.
2) Atropi : Atropi adalah gangguan otot karena otot mengecil
sehingga kemampuan untuk berkontraksi hilang.
3) Hipertropi : Hipertropi adalah keadaan otot menjadi lebih besar
dan kuat karena sering dilatih. Hal ini terjadi pada tubuh atlet,
misalnya binaragawan, atlet angkat besi, dan atlet sepakbola.
4) Tetanus : Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
5) Kaku Leher atau Stiff : Kaku leher terjadi karena otot leher
mengalami peradangan akibat gerakan atau hambatan yang salah
sehingga leher terasa kaku.
6) Hernia Abdominalis : Hernia abdominalis adalah sobeknya otot
dinding perut yang lemah sehingga usus melorot masuk ke rongga
perut.
ii
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian gerak pada manusia
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan
aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari, dan lain-lain. Bagai mana manusia
dapat melakukan gerakan? Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada
manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama
yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian dan
otot. Sistem gerak pada manusia terbagi dalam dua kelompok, yaitu sistem
gerak pasif, yang tersusun atas tulang-tulang yang membentuk rangka tubuh,
dan sistem gerak pasif, yang tersusun atas otot-otot yang menempel pada
tulang rangka.
B. Alat gerak pada manusia
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam
yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua
alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga
membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan
pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada
tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak
dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan
alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem
gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu
protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk
aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat
otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan
bergerak.
11
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang
lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut
ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat
relaksasi/kembali pada posisi semula)
1. Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut
rangka atau skeleton. Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2
jenis :
a. Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton
jenis ini terdapat hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah
kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum
Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
b. Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton
jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia,
Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-
kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata
Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Fungsi rangka :
1. Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
2. Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
3. Menahan dan menegakkan tubuh.
4. Tempat pembentukan sel darah.
5. Tempat perlekatan otot.
ii
6. Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
7. Sebagai alat gerak pasif.
C. Alat gerak pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat
fisik yaitu :
1. Tulang rawan/tulang muda/cartilago
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang.
Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak
dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio
menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago.
Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia
pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa
osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa
yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan,
daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental
yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein
dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat
memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih
banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks,
sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut
dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang
disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan
kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh
darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel
pembentuk condrosit. Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya
dibedakan menjadi :
a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya
akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin
bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada
organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi
terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas
serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat
dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung
lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic
berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic
dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia beranjak
dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
2. Tulang keras/tulang sejati/osteon
Osteon berfungsi :
Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
Terbentuk melalui proses :
Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi
tulang sejati atau tulang keras. Pada peristiwa ini tulang rawan
akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat
ii
kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak
lentur dan membuat tulang mudah retak atau patah. Secara
perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium dan fosfor
(phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.
Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa
osifikasi. Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit.
Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang muda
yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang.
Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum. Kandungan
yang terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau
CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan
mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut
sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu
kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu
pembuluh darah dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-
lingkaran yang merupakan kesatuanpembuluh darah dan sel saraf.
Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan tempat
sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati
hanya akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna
dihubungkan dengan saluran kecil beruapa kanal yang disebut
dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan
nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari
pembuluh darah dan sel saraf.
3. Pembagian tulang
Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi :
a. Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan
memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang.
Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain.
Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian
dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian
bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise
dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah pada
dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah
pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah
menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os.
Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus, dll.
b. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun
dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga
diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os.
Sternum, Os. Cranium, dll.
c. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau
silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah. Tulang
pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os.
Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.
ii
Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
a. Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat dan rapat.
Tidak dijumpai adanya celah tanpa matriks dalam rongga tulang ini.
Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.
b. Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak
padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.
Berdasarkan letaknya tulang dibedakan menjadi :
a. Tulang Axial terdiri dari :
1) Tulang Tengkorak :
1) Tulang dahi = 1 buah
2) Tulang ubun-ubun = 2 buah
3) Tulang kepala bagianbelakang = 1 buah
4) Tulang pelipis = 2 buah
5) Tulang baji = 2 buah
6) Tulang tapis = 2 buah
7) Tulang mata = 2 buah
8) Tulang air mata = 2 buah
9) Tulang rongga mata = 2 buah
10) Tulang pipi = 2 buah
11) Tulang hidung = 2 buah
12) Tulang rahang atas = 2 buah
13) Tulang rahang bawah = 2 buah
14) Tulang langit-langit = 2 buah
15) Tulang pangkal lidah = 1 buah
2) Tulang Pendengaran :
1) Tulang martil = 2 buah
2) Tulang landasan = 2 buah
3) Tulang sanggurdi = 2 buah
3) Tulang badan :
1) Tulang leher = 7 ruas
2) Tulang punggung = 12 ruas
3) Tulang pinggang = 5 ruas
4) Tulang kelangkang = 5 buah
5) Tulang ekor =4 ruas
4) Tulang dada :
1) Tulang dada bagian hulu = 1 buah
2) Tulang dada bagian badan = 1 buah
3) Tulang dada bagian taju pedang = 1buah
5) Tulang rusuk :
1) Tulang rusuk sejati = 7 pasang
2) Tulang rusuk palsu = 3 pasang
ii
3) Tulang rusuk melayang = 2 pasang
6) Tulang gelang bahu :
1) Tulang selangka = 2 buah
2) Tulang belikat = 2 buah
7) Tulang gelang panggul :
1) Tulang usus = 2 buah
2) Tulang duduk = 2 buah
3) Tulang kemaluan = 2 buah
8) Tulang Apendikuler/Extremitas
Tulang pergerakan atas :
1) Tulang lengan atas = 2 buah
2) Tulang pengumpil = 2 buah
3) Tulang hasta = 2 buah
4) Tulang pergelangan tangan = 2 x 8 buah
5) Tulang telapak tangan = 2 x 5 buah
6) Tulang ruas jari tangan = 2 x 14 ruas
9) Tulang pergerakan bawah :
1) Tulang paha = 2 buah
2) Tulang tempurung lutut = 2 buah
3) Tulang betis = 2 buah
4) Tulang kering = 2 buah
5) Tulang pergelangan kaki = 2 x 7 ruas
6) Tulang telapak kaki = 2 x 5 buah
7) Tulang ruas jari kaki = 2 x 14 ruas
4. Persendian/artikulasi
Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang
terdapat pada artikulasi yang dapat memungkinkanuntuk pergerakan
disebut dengan sendi.
Artikulasi dapat dibedakkan menjadi :
a. Sinarthrosis
Disebut juga dengan sendi mati Yaitu hubungan antara 2 tulang yang
tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah
sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada
hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut
sutura/suture.
b. Amfiarthrosis
Disebut juga dengan sendi kaku Yaitu hubungan antara 2 tulang yang
dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan
cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang
rusuk dengan tulang belakang.
c. Diarthrosis
Disebut juga dengan sendi hidup Yaitu hubungan antara 2 tulang yang
dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi
bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga
yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai
pelumas sendi.
Dapat dibedakan menjadi :
ii
1) Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya
satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus
dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar
Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
2) Sendi pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kedua
arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal dengan Os.
Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
3) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang
berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai
pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
4) Sendi peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke
segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula
dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os.
Pelvis virilis.
5) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada
satu bidang saja atau gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas
Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas Os.
Metacarpal.
6) Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan
melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang serta
gerakan memutar (menggeliat).
7) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah
mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os.
Metacarpal dengan Os. Radius.
8) Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan
mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang
satu berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk
elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
D. Macam-Macam Kelainan Pada Sistem Gerak Tulang
Tulang pada manusia sering mengalami gangguan baik gangguan
tulang sejak lahir, karena makanan yang kita konsumsi, posisi tubuh yang
salah, terkena penyakit, kecelakaann, dan lainnya. Dibawah ini adalah macam-
macam kelainan, gangguan tulang atau penyakit pada tulang yang akan
dibahas secara jelas.
1. Gangguan Tulang karena Kebiasaan Posisi Tubuh Yang Salah
Kebiasaan yang tidak baik akan memengaruhi pertumbuhan tubuh.
Sikap tubuh yang salah ketika duduk, berdiri, tidur, atau ketika membawa
beban yang terlalu berat dapat menyebabkan gangguan pada tulang
belakang/punggung sebagai berikut.
ii
a. Skoliosis
Skoliosis,yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung
membengkok ke kiri atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi duduk
yang salah. Skoliosis juga dapat terjadi jika seseorang sering
membebani salah satu sisi tulang belakang dan kebiasaan ini dilakukan
selama bertahun-tahun.
b. Lordosis
Lordosis,yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung
membengkok ke belakang. Hal itu dapat terjadi, jika kita sering duduk
di kursi dengan meja yang terlalu tinggi.
c. Kifosis
Kifosis merupakan kondisi yang berkebalikan dengan lordosis. Kifosis,
yaitu tulang belakang bagian dorsal perut membengkok ke depan. Hal
itu dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk.
Gambar 1.4 (Gangguan tulang karena kebiasaan)
2. Gangguan Tulang Karena Penyakit
a. Polio
Penderita polio akan mengalami kelumpuhan sehingga lama kelamaan
tulangnya akan mengecil. Penyakit polio dapat dicegah dengan vaksin
polio. Pemberian vaksin biasanya dilakukan melalui mulut pada saat anak
berusia di bawah lima tahun.
b. Layuh Semu
Layuh semu terjadi akibat terinfeksi penyakit sifilis pada anak semasa
dalam kandungan akibat tertular oleh ibu yang mengidap penyakit sifilis,
akibat tulang tulang anggora gerak pada bayi atau anak menjadi layuh atau
tidak bertenaga.
c. Rakhitis
Rakitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan tulang. Penyakit ini timbul karena penderita kekurangan
vitamin D dan sinar matahari pagi. Orang yang menderita penyakit rakhitis
memiliki tulang yang lemah dan biasanya berbentuk X atau O karena tidak
dapat menahan berat tubuh.
d. Kaku Sendi
Kaku sendi merupakan cacat pada persendian dimana sendi tidak dapat
digerakkan. Penyakit ini disebabkan karena persendian terinfeksi penyakit
sifilis atau gonorhoe sehingga minyak sendi menjadi kering dan tidak
dapat digerakkan, misalnya pada lutut yang tidak dapat dibengkokkan.
Kaku sendi biasanya ini terjadi pada orang dewasa.
e. Kanker Tulang
Virus juga dapat merusakkan pertumbuhan sel sel tulang yang tidak
terkendali, sehingga di beberapa tempat pada tulang dapat tumbuh
benjolan benjolan yang dapat berpindah pindah dan timbul rasa sakit.
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
f. TBC Tulang
TBC tulang adalah penyakit pada tulang akibat infeksi oleh Tuberculosis
yang sehingga membuat tulang menjadi rusak.
ii
g. Osteoporosis
Osteoporosis atau tulang keropos merupakan penyakit yang menyebabkan
tulang mudah retak atau patah. Penyakit ini biasanya menyerang orang
lanjut usia, terutama perempuan. Penyebab osteoporosis adalah tubuh
kekurangan zat kapur (kalsium).
h. Rikets
Rikets merupakan kelainan tulang pada anak yang disebabkan defisiensi
vitamin D. Tulang ini biasanya lunak dan jika berjalan maka tulang akan
melengkung.
i. Osteomalasia
Osteomalasia adalah kelainan tulang kerena defisiensi vitamin D pada
orang dewasa. Tulang yang kekurangan fosfor dan kalsium sehingga
menjadi lunak. Osteomalasia kebanyakan diderita oleh wanita yang kurang
makan padi-padian, susu, jarang terkena sinar matahari, dan sering
melahirkan.
j. Steoporosis atau osteopenia
Kelainan tulang yang kebanyakan diderita oleh orang tengah baya atau tua
yang sudah menopause. Kelainan ini berupa menurunnya kerja sel
osteoblas sebagai akibat penurunan produksi hormon estrogen. Tulang
akhirnya menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini dapat diatasi
dengan banyak minum susu yang mengandung kalsium.
k. Artritis
Artritis merupakan gangguan tulang yang berupa peradangan pada sendi
yang disebabkan keseleo, infeksi, dan luka sendi.
l. Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan kelainan akibat pertumbuhan tulang-tulang
tengkorak yang terhambat karena kekurangan zat kapur saat pembentukan
tulang tengkorak pada waktu bayi, sehingga ukuran kepala kecil
(ukurannya tidak proporsional). Akibat lebih lanjut biasanya berpengaruh
pada perkembangan mental.
3. Gangguan Atau Kelainan Tulang Oleh Faktor Keturunan
Suatu sifat keturunan pada orang tua yang bersifat menurun akan
diwariskan kepada keturunannya, sifat itu disebut gen. Misalnya, kelainan
bentuk tulang punggung yang dialami orang tua yang disebabkan oleh gen,
maka akan diwariskan kepada keturunannya.
4. Gangguan Atau Kelainan Tulang Yang Disebabkan Oleh Makanan
Pertumbuhan tulang tulang sangat tergantung dari makanan yang
kita makan setiap hari. Makanan yang kita makan harus mengandung zat
zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang. Misalnya, mengandung
zat kapur, fosfor, dan vitamin D.
5. Gangguan Atau Kelainan Tulang Karena Kecelakaan
a. Fraktura, jika terjadi patah tulang karena kecelakaan.
b. Fisura, jika tulang mengalami retak.
c. Urai Sendi, jika terjadi pergeseram sendi karena selaput sendi sobek.
d. Kalus, jika tulang yang patah akibat kecelakaan, kemudian timbul
gelembung pada bagian sambungan tulang, tempat sambungan tulang
yang menggelembung setelah sembuh.
e. Patah tulang tertutup, jika tulang yang patah tidak sampai merobek
kulit.
f. Patah tulang terbuka, jika tulang yang patah merobek kulit dan tulang
mencuat ke luar.
ii
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian
atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak
bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara
umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia
dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat
oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan.
Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk
hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang
digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Gudang, makalah96. (2017) “makalah biologi penyakit gangguan “ https://gudangmakalah96.blogspot.com/2017/09/makalah-biologi penyakitgangguan-pada.html di akses tanggal 28 September 2018
Pramana, gilang jaka. (2015) “Materi sistem gerak pada manusia” http://www.gudangbiologi.com/2015/06/materi-sistem-gerak-pada-manusia.html di akses tanggal 28 September 2018
Berpendidikan, (2015) macam-macam-penyakit-gangguan-dan-kelainan-pada-tulang-dan-persendian-serta-pencegahannya, https://www.berpendidikan.com/2015/11/macam-macam-penyakit-gangguan-dan-kelainan-pada-tulang-dan-persendian-serta-pencegahannya.html di akses tanggal 28 September 2018
https://yogahadiyulianto.wordpress.com/kelas-viii/sistem-gerak-pada-manusia/pengertian-dan-komponen-sistem-gerak-pada-manusia/ di akses tanggal 28 September 2018
http://rangkuman-ipa.blogspot.com/2015/07/gangguan-atau-penyakit-pada-sistem-Gerak-Manusia.html di akses tanggal 28 September 2018
http://genwisaku.blogspot.com/2017/06/penjelasan-sistem-gerak-pada-manusia.html di akses tanggal 28 September 2018
http://www.dunia-mulyadi.com/2016/01...#ixzz4pJSFISH3 di akses tanggal 28 September 2018
ii
KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah
dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana
telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
D. Manfaat ........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
A. Gerak pada Makhluk Hidup..........................................................................3
B. Pengertian Sistem Gerak Pada Manusia.......................................................5
C. Gangguan Sistem Gerak Manusia.................................................................7
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................11
A. Pengertian gerak pada manusia.....................................................................11
B. Alat gerak pada manusia...............................................................................11
C. Alat gerak pasif/tulang..................................................................................13
D. Macam-macam kelainan pada sistem gerak tulang.......................................22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................27
A. Kesimpulan...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28
ii
MAKALAH
GANGGUAN SISTEM GERAK MANUSIA PADA BAGIAN
TULANG
Disusun Oleh:
HENDY ILFRANT DWI V.
VIII B / 16
MTSN 5 MADIUN