chilvee.files.wordpress.com  · web viewemulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi...

22
SISTEM KOLOID Sistem koloid dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, susu, dan berbagai produk kosmetik adalah contoh koloid. a. Pengertian koloid Istilah koloid berasal dari bahasa yunani yaitu “kolla” yang berarti lem dan “oid” yang berarti seperti. Dalam hal ini yang berkaitan dengan lem adalah sifat difusinya, karena koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan maupun suspensi. Secara makroskopis, koloid tampak homogen, namun secara mikroskopis kolid bersifat heterogen. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi Larutan (dispersi molekuler) Koloid (dispersi koloid) Suspensi (dispersi kasar) Contoh: larutan gula dalam air Contoh: campuran susu dalam air Contoh: campuran tepung terigu dengan air 1. Homogen,t ak dapat dibedakan walaupun mengunakan miskroskop ultra 1. Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra 1. Heterogen 2. Partikel berukuran lebih besar dari 100 nm 3. Dua fase 4. Tidak stabil

Upload: others

Post on 18-Sep-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

SISTEM KOLOID

Sistem koloid dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Cairan

tubuh, susu, dan berbagai produk kosmetik adalah contoh koloid.

a. Pengertian koloid

Istilah koloid berasal dari bahasa yunani yaitu “kolla” yang berarti lem dan “oid” yang

berarti seperti. Dalam hal ini yang berkaitan dengan lem adalah sifat difusinya, karena koloid

mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem.

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan

dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari

sifat larutan maupun suspensi. Secara makroskopis, koloid tampak homogen, namun secara

mikroskopis kolid bersifat heterogen. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 1. Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi

Larutan(dispersi molekuler)

Koloid(dispersi koloid)

Suspensi(dispersi kasar)

Contoh: larutan gula dalam air

Contoh: campuran susu dalam air

Contoh: campuran tepung terigu dengan air

1. Homogen,tak dapat dibedakan walaupun mengunakan miskroskop ultra

2. Partikel berukuran kurang dari 1 nm

3. Satu fase4. Stabil 5. Tidak dapat

disaring

1. Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra

2. Partikel berukuran antara 1 nm sampai 100 nm

3. Dua fase4. Pada umumnya stabil5. Tidak dapat disaring

kecuali dengan penyaring ultra

1. Heterogen2. Partikel berukuran

lebih besar dari 100 nm

3. Dua fase4. Tidak stabil5. Dapat disaring

b. Jenis-jenis koloid

Pengolongan suatu sistem koloid terdiri dua fase yaitu, fasa terdispersi dan

fase/medium pendispersi tersebut. Baik fase terdispersi maupun fase/medium pendispersi

dapat berupa gas, cair dan padat. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan

medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contohnya

Page 2: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

pada saat kita membuat susu (misalnya susus instan) dengan mencanpurkannya dengan air,

fase terdispersinya adalah lemak sedangkan medium pendispersinya adalah air.

Berdasarkan fase terdispersinya, koloid dapat dikelompokkan menjadi 8 macam

(dalam hal ini, gas dengan gas tidak dapat membentuk sistem koloid karena pencampuran

gas selalu homogen).

Dapat dilihat seperti yang tercantum pada Table 2 berikut:

No Fasa

terdispersi

Fasa

pendispersi

Nama Contoh

1. Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara

2. Padat Cair Sol Cat , tinta, tepung dalam

air, tanah liat

3. Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan

hitam, paduan logam

4. Cair Gas Aerosol Cair Hairspray dan obat

nyamuk, kabut, awan

5. Cair Cair Emulsi Susu, mayones, krim

tangan, santan,minyak

ikan

6. Cair Padat Emulsi padat Jelly, keju, mentega

7. Gas Cair Buih Putih telur yang dikocok,

busa sabun

8. Gas Padat Buih padat Styrofoam, karet busa,

batu apung

Berikut ini merupakan contoh koloid dalam kehidupan sehari-sehari.

a. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika

zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat

Contoh : asap yang keluar dari knalpot mobil dan cerobong industri

Jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair

Page 3: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

Contoh : kabut di daerah pengunungan, hair spray, parfum, dan cat semprot.

b. Sol

Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.

Contoh: kanji dalam air, agar-agar dalam air, lempung (tanah liat) dalam air, tawas atau

Al(OH)3 dalam air, deterjen, tinta dan cat.

c. Emulsi

Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi

terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak saling melarutkan, seperti minyak dan air.

Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak dapat bercampur

dengan air sehingga emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:

i. Emulsi minyak dalam air (M/A)

Contoh : susu, santan, lateks

ii. Emulsi air dalam minyak (A/M)

Contoh : minyak ikan dan mayonais

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun

yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air

dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan

tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran

yanag stabil yang kita sebut emulsi.

Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.

d. Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan

emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen dan

protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang

mengandung pembuih.

Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan bijih logam, pada alat

pemadam kebakaran dan lain-lain.

e. Gel

Page 4: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

Koloid setengah kaku (antara padat dan cair) disebut Gel. Gel dapat terbentuk dari suatu

sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya sehingga terbentuk

koloid yang agak padat.

Contoh : agar-agar dan kanji (jika dipadatkan), lem, gelatin, selai, dan gel sabun.

c. Penggunaan Koloid

Dalam lingkungan di sekitar kita, banyak ditemukan sistem kolod, baik yang berasal dari

alam maupun yang dibuat manusia. Koloid-koloid tersebut ada yang merugikan manusia,

tetapi banyak juga yang menguntungkan manusia. Beberapa manfaat dari koloid bagi

kehidupan manusia antara lain:

1. Untuk menghilangkan kotoran

Koloid yang digunakan untuk menghilangkan kotoran adalah detergen dan sabun.

Dengan sifat khas dari sabun atau deterjen yang mempunyai dua kutub, maka kotoran

yang menempel pada badan, pakaian, atau peralatan lainnya dapat dihilangkan.

Pada saat mandi atau mencuci, kita menggunakan sabun atau detergen. Molekul-

molekul sabun terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian ekor. Bagian

kepala merupakan bagian yang mudah bersatu dengan air, sedangkan bagian ekor

merupakan bagian yang sulit bercampur dengan air, tetapi mudah bercampur dengan

lemak. Pada saat mencuci, bagian ekor akan masuk pada kotoran yang mengandung

lemak, sedangkan bagian kepala akan ditarik oleh molekul-molekul air. Akibatnya

kotoran-kotoran yang melekat pada badan atau pakaian akan dikelilingi oleh molekul

sabun atau detergen, sehingga kotoran akan lepas dan masuk ke dalam air.

Sabun dapat berfungsi sebagi emulgator, yaitu zat yang dapat menyatukan campuran

zat yang memisah, seperti campuran dengan air. Selain berfungsi sebagai emulgator,

sabun juga dapat berfungsi sebagai zat pembasah yang dapat menurunkan tegangan

permukaan air.

2. Untuk mengurangi kadar pencemaran di udara

Udara merupakan gabungan dari beberapa bahan kimia. Bahan-bahan kimia yang

terdapat di udara jumlahnya bervariasi, tetapi secara umum ada yang dapat

menyebabkan terjadi pencemaran udara dan ada pula yang tidak menyebabkan

pencemaran udara.

Page 5: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

Pencemaran udara yang disebabkan oleh oksida karbon, oksida belerang, oksida

nitrogen, partikulat dan senyawa hidrokarbon. Bahan-bahan pencemar udara

kebanyakan berasal dari asap pabrik, asap kendaran bermotor, aktivitas gunung berapi,

dan pembakaran sampah. Asap yang dikeluarkan pabrik dapat dikurangi kadar bahan

pencemarnya dengan menggunakan alat Cotrell. Dengan menggunakan alat ini, udara

yang dilepaskan ke alam diharapkan sudah tidak banyak mengandung bahan

pencemar.

3. Untuk bahan kosmetik

Kosmetik merupakan bahan kimia yang banyak digunakan wanita. Kosmetik dapat

berupa padatan atau berupa cairan. Penggunaan kosmetik yang berupa cairan dibuat

dalam bentuk koloid dengan pelarut tertentu.

4. Untuk bahan makanan dan obat-obatan

Makanan yang ada berwujud padat dan ada yang berwujud cair. Beberapa makanan

yang berwujud padat lebih sukar dicerna, sehingga harus diubah dalam bentuk cair.

Makanan yang dibuat dalam bentuk cair yang berupa koloid, diantaranya adalah susu.

Obat-obatan juga ada yang berwujud padat dan ada yang berwujud cair. Obat-obatan

untuk anak-anak umumnya berada dalam bentuk cair(sirup) yang merupakan sistem

koloid.

5. Untuk menghilangkan bau badan

Tubuh manusia setelah melakukan aktivitas akan mengeluarkan keringat. Keringat

banyak mengandung protein, sehingga bila diuraikan oleh bakteri akan menimbulkan

bau tidak sedap.

Untuk mengendapkan protein yang ada dalam keringat, maka digunakan sistem koloid

berupa deodorant. Deodorant ini mengandung Aluminium klorida, sehingga protein

dalam keringat akan mengendap.

SIFAT-SIFAT KOLOID

 1.  Efek Tyndall          

Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-

1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat

itu disebut efek tyndall.

Page 6: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

  Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan

terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri)

disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya,

sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi

karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk

dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-

partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit.

Mengapa langit berwarna jingga-merah di pagi dan sore hari, dan berwarna biru saat

siang, alasannya yaitu:

Udara (debu) di angkasa adalah suatu sitem koloid yang akan terkena efek tyndall

ketika terkena cahaya matahari. Cahaya matahari yang mengenai koloid akan

dihamburkan. Dan seperti cahaya putih yang mengenai prisma, maka akan

terpecah/terdispersi menjadi beberapa warna tergantung panjang gelombang penyusun

sinar putih tersebut atau berdasarkan besar pembelokan tersebut. Sudut pembelokan

terbesar akan menghasilkan warna merah, sedangkan pembelokan terkecil akan

menghasilkan warna ungu, sesuai urutan warna pelangi, me-ji-ku-hi-bi-ni-u.

Partikel debu di angkasa cenderung lebih terkonsentrasi di bagian bawah karena

pengaruh gravitasi.

Pada saat pagi dan sore hari, matahari berada di "bawah" sehingga sinarnya "terhambat"

oleh konsentrasi partikel debu di angkasa. Hambatan ini menyebabkan adanya efek

tyndal yang mengakibatkan cahaya matahari membelok dan terdispersi dengan sudut

yang relatif besar yang menghasilkan warna merah-jingga. Oleh karena itu, langit

terlihat merah-jingga oleh kita.

Mengapa langit berwarna biru di siang hari?, jawabnya adalah:

Ketika siang hari, matahari cenderung tegak lurus dengan permukaan bumi. Sehingga

sinar matahari dapat langsung mencapai permukaan bumi tanpa ada hambatan yang

berarti (karena jarak tempuh lebih "pendek"). Hambatan yang sedikit ini, menyebabkan

sinar matahari sedikit terdispersi/terbelok dengan sudut yang kecil, dan menghasilkan

warna biru.

2.  Gerak Brown

Jika kita amati sistem koloid dibawah mikroskop ultra,

maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut

akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag

Page 7: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut

dijelaskan pada penjelasan berikut:

  Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.

Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat

cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti

pada zat padat

Untuk sistem koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-

partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri.

Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil,

maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan

tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zig-zag

atau gerak Brown. Contoh yang dapat dilihat adalah lateks (getah) yang baru keluar dari

batang pohonnya.

 Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian

pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal

ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan

dalam zat padat (suspensi).

Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka

semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya.

Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian

pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3.  Muatan Partikel Koloid

Elektroforesis

Elektroforesis merupakan proses pemisahan partikel

koloid bermuatan dengan menggunakan medan listrik.

Pemisahan ini dapat dilakukan dengan melakukan

dengan memberikan arus searah pada elektrode yang

dicelupkan dalam koloid. Sesuai dengan ketentuan

bahwa partikel yang bermuatan listrik positif akan

tertarik ke partikel yang bermuatan listrik yang

bermuatan negatif dan sebaliknya.

Misalnya, wadah yang berisi campuran dua macam koloid atau lebih dialiri arus searah.

Page 8: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

Akibatnya, koloid yang bermuatan positif {Fe(OH)3} akan tertarik ke elektrode negatif

dan koloid yang bermuatan negatif {As2S3} akan tertarik ke elektrode yang bermuatan

positif. Dengan demikian koloid tersebut akan terpisah dapat dilihat dari gambar di atas.

Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap

ion atau muatan listrik fase pendispersi pada

permukaannya mengakibatkan partikel koloid

menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada

permukaan ini disebut adsorpsi (partikel-partikel

koloid bermuatan listrik). Sehingga partikel koloid

menjadi bermuatan.

Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang diserap apakah

anion atau kation. Sebagai contoh, partikel sol Fe(OH)3 (bermuatan positif)

mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya

sehingga sol Fe(OH)3 bermuatan positif, sedangkan partikel sol As2S3 (bermuatan

negatif) mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.

Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu

tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol

AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebih, maka AgCl akan

bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan

anion Cl- berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif.  

 Sifat koloid yang terpenting adalah muatan partikel koloid. Partikel-partikel

koloid ialah bermuatan sejenis. Maka terjadi gaya tolak-menolak yang mencegah

partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi. Oleh karena

itu, selain gerak Brown, muatan koloid juga berperan besar dalam menjaga kestabilan

koloid.

Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses, antara lain

sebagai berikut :

a. Pemutihan Gula Tebu

Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui

tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi

Page 9: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

sehingga diperoleh gula yang putih bersih.

b. Norit

Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif Norit. Di dalam usus, norit

membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun

c. Penjernihan Air

Air mengandung berbagai partikel yang bermuatan negatif. Untuk menjernihkan

air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat

(Al2(SO4)3. Di dalam air, Aluminium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)3

yang berupa koloid, senyawa ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat

pencemar dalam air.

Koagulasi

Apabila sistem koloid dibiarkan dalam waktu tertentu, maka koloid tersebut akan

dipegaruhi oleh gaya gravitasi. Akibatnya, zat-zat terdispersi dalam sistem koloid

secara perlahan-lahan akan turun ke dasar wadah, sehingga terjadi penggumpalan

atau

pengendapan, yang disebut Koagulasi. Lamanya koagulasi berbeda antara koloid

satu dengan koloid yang lain. Proses koagulasi pada koloid dapat terjadi secara

spontan atau dengan perlakuan tertentu, yaitu dengan menambahkan zat yang

bermuatannya berbeda dengan muatan koloid. Akibatnya, partikel-partikel koloid

tersebut akan bergabung membentuk molekul besar. Koagulasi dalam koloid

banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses penjernihan air,

Page 10: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

menjernihkan larutan gula, menjernihkan larutan garam, untuk menghilangkan bau

badan, asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi

listrik dari Cottrel.

Dialisis

Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat

mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan

dengan suatu proses yang disebut Dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan

ke dalam suatu kantong koloid yang terbuat dari selaput semipermiabel, yaitu selaput

yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-molekul sederhana, tetapi

menahan koloid. Lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air

mengalir (lihat gambar). Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut

bersama air.

Proses pemisahan ini hasil-hasil

metabolisme dari darah oleh ginjal juga

merupakan proses dialisis. Jaringan ginjal

bersifat sebagai selaput semipermiable yang

dapat dilewati oleh air dan molekul

sederhana seperti urea, tetapi menahan butir-butir darah yamg merupakan koloid. Orang

menderita gagal ginjal dapat “cuci darah”,dimana fungsi ginjal diganti oleh suatu mesin

dialisator.

Koloid Pelindung

Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan, tetapi dilain pihak koloid

perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan

koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus

partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi menggelompok.

Contoh :

a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan

kristal besar es atau gula

Page 11: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

b. Cat atau tinta dapat bertahan lama karena menggunakan koloid pelindung

c. Zat-zat pegemulsi, seperti sabun dan deterjen, juga tergolong koloid pelindung.

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas Koloid liofil

dan koloid liofob. Dikatakan koloid liofil adalah koloid dimana terdapat gaya tarik

menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersinya

yang bersifat lebih stabil. Sedangkan Koloid liofob adalah koloid dimana tidak atau

sangat lemah gaya tarik menarik antara fase terdispersi dengan medium

pendispersinya yang bersifat kurang stabil. Bila pelarut yang digunakan air disebut

koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Contoh :

Koloid Hidrofil : protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji dan gelatin

Koloid Hidrofob: susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida dan sol logam

Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya, sehingga

mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir koloid liofil/hidrofil dapat

mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga membentuk suatu selubung atau jaket. Hal

ini disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari

agregasi(pengelompokkan).

Sol hidrofil tidak akan mengumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat

terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan.

Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air maka dapat membentuk

kembali sol hidrofil. Dengan kata lain, sol hidrofil bersifat reversible.

Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar (seperti air) tanpa kehadiran

zat pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus partikel hidrofob

sehingga terhindar dari koagulasi. Susu (emulsi lemak dalam air) distabilkan oleh

sejenis protein susu, yaitu kasein; sedangkan mayonaise (emulsi minyak nabati dalam

air) distabilkan oleh kuning telur.

Sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali

zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol jika dihancurkan kembali

dengan air. Perbedaan sol hidrofil den sol hidrofob dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 12: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

Koloid liofil Koloid liofob

a. Mengadsorpsi mediumnya

b. Dapat dibuat dengan konsentrasi

yang relatif besar

c. Tidak mudah digumpalkan

dengan penambahan elektrolit

d. Viskositas lebih besar daripada

mediumnya

e. Bersifat reversibel

f. Efek Tyndalnya lemah

a. Tidak mengadsorpsi

mediumnya

b. Hanya stabil pada konsentrasi

kecil

c. Mudah mengumpal dengan

penambahan elektrolit

d. Viskositas hampir sama

dengan mediumnya

e. Tidak bersifat reversible

f. Efek Tyndalnya lebih jelas

PEMBUATAN KOLOID

             Ukuran koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi. Oleh karena itu,

partikel dapat dibuat dengan pengelompokan partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam

bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam medium dispersi. Ada dua dasar metode pembuatan

koloid sol, yaitu metode kondensasi dan metode dispersi.

 1. Cara Kondensasi

          Metode di mana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk partikel-partikel

berukuran koloid. Proses ini melibatkan penggabungan partikel-partikel larutan (atom, ion). Hal ini

dilakukan melalui beberapa reaksi kimia, yaitu dekomposisi rangkap, hidrolisis, redoks, dan

penggantian pelarut.

a. Reaksi Redoks 

Reaksi Redoks merupakan reaksi pembentukan partikel koloid melalui mekanisme perubahan

bilangan oksidasi.

Pembutan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida dengan belerang dioksida, yaitu

dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2

2H2S(g) + SO2(aq) → 2 H2O(l) + 3S (Koloid)

b. Reaksi Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Page 13: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

Pembuatan sol Fe(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam FeCl3  dalam air

mendidih

FeCl3(aq)    +     3H2O(aq)     Fe(OH)3 (koloid)   +   3HCl(aq)

Sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik

formaldehida (HCHO)

2AuCl3   +  3HCHO    +   3H2O     2Au (koloid) +  6HCl   +  3HCOOH

c. Dekomposisi Rangkap

sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) As2S3(Koloid) + 6H2O(l)

d.  Penggantian pelarut

               Belerang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol. Jadi,

untuk membuat sol belerang dengan medium pendispersi air, belerang dilarutkan terlebih dahulu

dalam etanol sampai jenuh. Setelah larut, larutan belerang dalam etanol ini ditambahkan sedikit

demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Belerang akan menggumpal menjadi partikel koloid

akibat penurunan kelarutan belerang dalam air.

2.  Cara Dispersi

           Metode di mana partikel-partikel besar dipecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid

yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya. Caranya dapat berupa cara mekanik

maupun peptisasi

a. Cara Mekanik   

Pembutan koloid dengan cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat

padat dengan penggilingan untuk membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang

digunakan disebut penggilingan koloid.

Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan. Partikel

kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling. Partikel

berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk

membuat sistem koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini ialah koloid grafit untuk

pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang.

Page 14: chilvee.files.wordpress.com  · Web viewEmulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair. Suatu emulsi terjadi bila terdapat dua jenis zat cair yang tidak

b. Cara peptisasi

Cara peptisasi adalah proses dispersinya endapan menjadi sistem koloid dengan

penambahan zat pemecah. Zat pemecah yang dimaksud adalah elektrolit, terutama yang

mengandung ion sejenis, atau pelarut tertentu. Sebagai contoh: Jika pada endapan Fe(OH)3

ditambahkan elektrolit FeCl3 (mempunyai ion Fe3+ yang sejenis) maka Fe(OH)3  maka Fe(OH)3

akan mengadsorpsi ion-ion Fe3+  tersebut. Sehingga, endapan menjadi bermuatan positif dan

memisahkan diri untuk membentuk partikel-partikel koloid.      

      

Beberapa contoh lain :      

-      Sol NiS dibuat dengan penambahan H2S kedalam endapan NiS

-      Sol AgCl dibuat dengan penambahan HCl ke dalam endapan AgCl

-      Sol  Al(OH)3 dibuat dengan penambahan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3

c. Cara Busur Bredig         

        Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam seperti Ag, Au, dan Pt. Alat yang

digunakan dapat disimak pada gambar berikut. 

Logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel koloid

digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode logam dicelupkan

ke dalam medium pendispersi (air dingin) sedemikian sehingga

kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode

diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan

logam menguap. Uapnya kemudian akan terkondensasi dalam

medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi ini berupa

partikel-partikel koloid.