satriowiratama.files.wordpress.com · web viewbab i pendahuluan latar belakang hutan hujan tropis...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim
yang hangat, dan curah hujan yang tinggi. Di beberapa hutan hujan topis curah
hujannya lebih besar dari 1 inci per hari. Hutan hujan tropis dapat ditemukan di
Afrika, Asia, Australia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Definisi hutan hujan tropis banyak diberikan oleh para ahli. Mereka
membahas kondisi-kondisi yang menunjang terbentuknya hutan hujan tropis di
dunia. Menurut Whitmore,istilah hutan hujan tropis mulai dipakai pada tahun
1898 dalam buku “Plant Geography” diperkenalkan oleh A.F.W Schimper, dan
istilah ini tetap dipakai sampai sekarang.
Hutan hujan tropis merupakan hutan daun lebar yang selalu hijau dengan
tingkat kerapatan pohon yang tinggi. Hutan ini terdapat pada daerah-daerah yang
suhunya tinggi sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi sekurang-
kurangnya 1800-2000mm per-tahun tersebar merata.
Hutan hujan tropis dikenal juga mempunyai tingkat keanekaragaman yang
tinggi, banyak jenis tanaman yang belum diketahui dan mempunyai nilai
komersil. Apabila terjadi penebangan maka peremajaan tanaman secara alami
oleh jenis-jenis yang berbeda dengan jenis-jenis tanaman penyusun hutan asli.
B. Alasan Pemilihan Judul
Alasan pemilihan judul karya tulis:
a. Untuk menganalisis apa saja yang ada di hutan hujan tropis
b. Mengenal keanekaragaman hutan hujan tropis
1
C. Teknik Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini saya menggunakan teknik studi pustaka
yaitu :
a. Mencari berbagai informasi dari buku-buku yang berkaitan dengan judul yang
dipilih
b. Mencari informasi melalui internet berkaitan dengan judul yang dipilih
D. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini terdiri dari 4 bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, alasan pemilihan judul,
teknik penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II: Hutan Hujan Tropis di Indonesia
Pada bab ini penulisan berisikan tentang hutan hujan tropis yang ada di
Indonesia beserta, pengertian, karakteristik, manfaat, fungsi, dan persebaran hutan
hujan tropis yang ada di Indonesia
BAB III : Flora dan Fauna di Wilayah Hutan Hujan Tropis
Pada bab ini penulis akan membahas flora dan fauna yang ada di hutan
hujan tropis,usaha melestarikan hutan hujan tropis, persebaran hutan hujan tropis
yang ada di dunia, dan Undang-undang tentang perlindungan hutan
BAB IV : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap isi dari karya tulis.
2
BAB II
HUTAN HUJAN TROPIS DI INDONESIA
A. Pengertian Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan sekumpulan pohon dan berbagai tanaman
yang membentuk sebuah bioma hutan dengan suhu hangat, lembab dan hutan
yang terletak di daerah sekitar garis Khatulistiwa serta terdapat di daerah yang
beriklim tropis. Maka hutan hujan tropis hanya berada di wilayah asia
tenggara terutama Indonesia, terutama ada di Pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tidak hanya ada di Indonesia tetapi hutan
hujan tropis juga berada di kawasan sungai Amazon, Zaire, pesisir barat India,
dan Kongo. Karena kondisi wilayah khatulistiwa sangat mendukung bagi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup maka sumber daya hayati
yang ada didalamnya sangat banyak, lebih dari setengah spesies flora dan
fauna dunia tersebar di hutan hujan tropis, sebagian dari tumbuh tumbuhan
yang ada disana dapat dikembangkan menjadi obat obatan.
Itulah kenapa hutan tropis sering dijuluki “Laboratorium farmasi terbesar
dunia” karena 25% obat modern bersumber dari tanaman yang ada di hutan
tropis ini.
Gambar 2.1 merupakan salah satu hutan hujan tropis di Indonesia
B. Karakteristik Hutan Hujan Tropis
Wilayah tropis selalu terkena sinar matahari sepanjang tahun karena
posisinya tepat berada ditengah sehingga cenderung tidak terpengaruh oleh
gerak semu tahunan matahari. Pada bulan desember ketika sinar matahari
dominan di belahan bumi selatan, daerah khatulistiwa tetap dapat dijangkau
3
oleh sinar matahari, begitu juga sebaliknya pada bulan Juni ketika belahan
bumi utara dominan terkena sinar matahari.
Suhu yang selalu hangat ditambah curah hutan tahunan yang tinggi (200
hingga 350 cm) menyebabkan semua jenis tumbuhan dapat hidup, begitu juga
dengan hewan.
Berikut ciri ciri hutan hujan tropis beserta penjelasannya:
1. Memiliki Pohon Tinggi Berdaun Lebat
Karena penyinaran matahari berlangsung sepanjang tahun maka
memungkinkan pepohonan dapat tumbuh dengan optimal sehingga memiliki
batang yang tinggi serta berdaun lebat membentuk kanopi.
Ketinggian pohon yang terdapat pada hutan hujan tropis bisa mencapai
50m dan berdiamater besar dan memiliki tingkatan atau strata mulai dari
paling atas hingga tingkatan terendah berupa tanaman pendek penutup lantai
hutan.
2. Kelembaban Udara Tinggi
Faktor yang menyebabkan-nya yakni curah hujan tinggi dan relatif
rata sepanjang tahun sehingga tidak memiliki musim kemarau yang nyata
dan umumnya bulan kering kurang dari 3 bulan. Tanah hutan hujan tropis
menyimpan cadangan air yang berlimpah.
Tingkat kelembaban yang tinggi sebenarnya disebabkan oleh
banyaknya uap air yang berasal dari daun menguap ke atmosfer, selain itu
kerapatan vegetasi dan suhu hangat menjadi salah satu faktor pemicu
tingkat kelembaban udara.
3. Memiliki Vegetasi Tanaman Berlapis
Pada hutan hujan tropis hampir tidak ditemukan celah kosong
antara lantai hutan dan pepohonan tinggi, karena diantaranya juga terdapat
4
berbagai tanaman dengan ketinggian yang berbeda Berikut tingkatan
ketinggian pada pohon:
a. terdiri atas pohon dengan ketinggian lebih dari 30 meter, pohon berbatang
lurus dan bersifat tidak menyukai naungan.
Sementara itu tingkatan
b. terdiri dari pohon pohon yang memiliki banyak cabang dan
bersinggungan satu sama lain dan membentuk semacam kanopi/ penutup,
memiliki ketinggian berkisar antara 20 hingga 30 meter. Pada tingkatan
c. tersusun atas pohon dengan ketinggian antara 4 hingga 20 meter, memiliki
banyak ranting yang membentuk tajuk pohon sangat rapat.
Selanjutnya pada tingkatan
d. terdiri atas anak pohon, berbagai macam tanaman herba, palm dan paku
pakuan besar dan memiliki ketinggian hingga 4 meter dari atas permukaan
tanah, dan yang terakhir tingkatan
e. yang merupakan lapisan tanaman pendek yang berperan sebagai penutup
lantai hutan seperti lumut, jamur dan jenis perdu.
4. Sinar Matahari Tidak Mampu Menjangkau Dasar Hutan
Karena tersusun atas berlapis lapis vegetasi maka ketinggian pohon
membentuk kanopi dan tajuk yang sangat rapat membuat sinar matahari
tidak mampu menjangkau lantai hutan sehingga menjadikan tanah sangat
lembab dan banyak ditumbuhi lumut dan jamur.
5. Terdapat Genangan Air Di Dasar Hutan
Terutama sering terjadi pada saat musim hujan dimana hampir setiap
hari air hujan mengguyuri hutan dan tanah sudah dalam kondisi jenuh
untuk menyerap air sehingga membentuk suatu genangan yang juga
terdapat biota didalamnya.
5
6. Memiliki Daya Regenerasi Tinggi
Secara alamiah hutan hujan tropis memiliki kemampuan untuk
memperbaiki kerusakan yang terjadi, misalnya terdapat pohon tumbang
karena terjangan angin membuat tajuk tersibak atau terbuka sehingga sinar
matahari dapat mencapai dasar hutan, kondisi seperti ini menyebabkan
tumbuhnya berbagai semak, terna dan anakan pohon yang kelak menjadi
tinggi dan membentuk tajuk rapat seperti sebelumnya.
C. Manfaat dan Fungsi Hutan Hujan Tropis
a. Dari hutan hujan indonesia mempunyai pendapatan negara dengan
cara menjual yang bermanfaat secara legal
b. Menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan
c. Menstabilkan iklim dunia
d. Melindungi dari banjir,kekeringan dan erosi
e. Sumber obat-obatan, contoh: Brotowali (tangkai daun anti
malaria), Ingu(daun anti kuman dan penurun panas)
f. Tempat yang menarik untuk dikunjungi berwisata, berlibur dan
mengenal alam lebih jauh
g. Memenuhi suku pedalaman, seperti suku Mentawai di Sumatera’
Gambar 2.2 merupakan contoh manfaat rumah bagi hewan.
6
D. Persebaran Hutan Hujan Tropis di Indonesia
Hutan hujan tropis merupakan wilayah hutan paling besar di indonesia. Hutan
hujan tropis juga teermasuk hutan dengan kekayaan hayati yang beragam. Mulai
dari binatang jenis serangga sampai binatang besar ada. Tumbuhan di dalamnya
juga begitu, mulai dari rumput-rumputan sampai pohon besar dan menjulang
tinggi juga ada. Kekhasan hutan hujan tropis ini tidak dimiliki oleh jenis hutan
lainnya.
Hutan yang hanya terdapat di wilayah beriklim tropis ini juga merupakan
penghasil oksigen terbesar dunia. Rata-rata satu pohon dapat menghasilkan 1,2 kg
oksigen perharinya. Sedangkan manusia membutuhkan 0,5 kg oksigen perharinya.
Jadi setiap satu pohon yang ada di hutan hujan tropis dapat menghidupi 2 orang
setiap harinya.
Berdasarkan peta persebaran hutan di Indonesia, hutan hujan tropis dibagi
menjadi tiga wilayah persebaran, yakni:
a. hutan hujan tropis wilayah barat, hutan hujan tropis wilayah barat
tersebar dari Sumatera, Kalimantan sampai Jawa
b. hutan hujan tropis wilayah timur, hutan hujan tropis wilayah timur
tersebar di wilayah Papua dari timur sampai barat.
c. hutan hujan tropis wilayah peralihan
d. Sedangkan hutan hujan tropis wilayah peralihan tersebar diantara
Sulawesi dan Maluku.
Ciri - ciri hutan hujan tropis secara umum adalah jenis pohon yang tumbuh
tergolong pohon rapat, tinggi dan berdaun lebat. Sedangkan tipe satwa-satwa yang
ada di hutan hujan tropis bervariasi. Di wilayah barat banyak terdapat binatang-
binatang besar, mulai dari gajah, harimau, jerapah dll. Sedangkan untuk wilayah
timur banyak terdapat hewan-hewan kecil dan berbagai macam jenis burung.
Berikut persebaran hutan hujan tropis di Indonesia, yaitu:
7
a. Zona Barat, yang berada dibawah pengaruh vegetasi Asia, meliputi Pulau
Sumatera dan Kalimantan dengan jenis - jenis kayu yang dominan dari famili
Dipterocarpaceae ( batangnya silinder, dan banyak yang berukuran besar sampai
30m )
Gambar 2.3 merupakan contoh hutan hujan tropis yang berada di Zona Barat.
b. Zona Timur, berada dibawah pengaruh Australia meliputi vegetasi Pulau Maluku,
Nusa Tenggara, dan Irian. Jenis dominan adalah famili Araucariaceae
(mengandung resin,daun tersusun spiral, dan serupa paku) dan Myrtaceae ( daun
tunggal, akar tunggang, biji sedikit, berbuah macam-macam )
Gambar 2.4 Merupakan contoh hutan hujan tropis yang berada di Zona Timur
c. Zona Peralihan, merupakan gabungan dari Zona Timur dan Barat.
8
Gambar 2.5 merupakan contoh hutan hujan tropis yang berada di Zona Peralihan Barat
Gambar 2.6 merupakan contoh hutan hujan tropis yang berada di Zona Peralihan
Timur
9
BAB III
FLORA DAN FAUNA DI WILAYAH HUTAN HUJAN TROPIS
INDONESIA
A. Flora dan Fauna di Wilayah Hutan Hujan Tropis Indonesia
Tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis hampir tidak terhitung
jumlahnya. Mulai dari pohon besar yang tinggi menjulang sampai
tumbuhan epifit yang jumlah spesiesnya mencapai ratusan. Di hutan ini
juga hidup berbagai macam binatang dari mamalia, reptilia, burung,
sampai serangga yang jumlahnya tidak terhitung. Meskipun sama-sama
tinggal di hutan hujan tropis, jenis binatang di Asia, Afrika dan Amerika
Selatan tampak jelas perbedaannya.
Berikut flora dan fauna yang ada di wilayah Hutan Hujan Tropis:
1. Flora yang ada di wilayah Hutan Hujan Tropis
Udara di bawah kanopi hampir selalu lembab. Pohon-pohon
mengeluarkan air melalui pori-pori daun (stomata). Proses penguapan ini
disebut transpirasi. penguapan ini menyebabkan setengah dari curah hujan
di hutan hujan.
Tanaman hutan hujan melakukan banyak adaptasi terhadap
lingkungan. Dengan curah hujan yang tinggi, tanaman beradaptasi untuk
meloloskan air dari daun mereka dengan cepat sehingga cabang tanaman
tidak terbebani. Banyak tanaman memiliki ujung tetes dan alur daun, dan
beberapa daun memiliki lapisan berminyak untuk menumpahkan air.
10
Daun-daun yang lebar digunakan untuk menyerap sinar matahari sebanyak
mungkin.
Gambar 3.1 merupakan flora yang ada di wilayah hutan hujan tropis.
Beberapa pohon memiliki tangkai daun yang berubah seiring dengan
pergerakan matahari sehingga mereka selalu menyerap cahaya dalam jumlah
maksimum. Daun di atas kanopi berciri hijau gelap, kecil dan kasar untuk
mengurangi kehilangan air di bawah sinar matahari yang kuat. Beberapa
pohon menumbuhkan daun yang lebar pada tingkat yang lebih rendah dan
menumbuhkan daun kecil di kanopi atas. Tanaman lain tumbuh di atas kanopi
untuk mendapatkan sinar matahari. Tanaman tersebut adalah epifit seperti
anggrek.
Lebih dari 2.500 spesies tanaman merambat tumbuh di hutan hujan.
Liana tumbuh dari semak kecil yang tumbuh di lantai hutan, ia menumbuhkan
sulur untuk menggapai pohon dan mencapai sinar matahari di atas kanopi.
Tanaman merambat tumbuh dari satu pohon ke pohon lain dan membentuk
40% dari daun kanopi. Rotan anggur memiliki duri di bagian bawah daunnya
yang menunjuk ke belakang sebagai pegangan anakan pohon.
11
Tidak ada spesies dominan di hutan hujan tropis. Pohon dari spesies
yang sama sangat jarang ditemukan tumbuh berdekatan. Keragaman hayati
dan pemisahan spesies mencegah kontaminasi massal dan kematian dari
penyakit atau karena pertumbuhan serangga. Keanekaragaman hayati juga
menjamin bahwa akan ada cukup serbuk sari untuk mengurus kebutuhan
setiap spesies. Hewan tergantung pada bunga-buah tanaman sebagai pasokan
makanan sepanjang tahun.
2. Fauna yang ada di wilayah Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan di Afrika dihuni oleh:
gajah hutan, okapi, kera, badak, babi, rusa, bebagai jenis ular dan burung.
Hutan hujan di Asia dihuni oleh:
gajah, harimau, kera, badak, sanca (phyton), rusa, berbagai macam
serangga dan burung.
Adapun hutan hujan di Amerika Selatan dihuni oleh:
kera, tapir, armadillo, iguana, bunglon daun, berbagai jenis burung,
serangga dan ular.
Sekilas ada beberapa binatang yang sama antara Afrika dan Asia, misalnya
gajah dan badak. Namun ada perbedaan yang menyolok antara keduanya.
Gajah Afrika bertelinga lebar sedangkan gajah Asia bertelinga kecil.
Badak Afrika bercula dua tetapi lebih panjang dibandingkan badak Asia.
Bahkan badak di Asia ada yang bercula satu yaitu badak Jawa.
Demikian pun sama halnya dengan hutan hujan di Amerika Selatan,
di hutan ini hidup kera yang terdapat juga di Asia dan Afrika. Namun kera
- kera di Amerika Selatan memiliki ekor yang panjang dan kuat yang
digunakan untuk memegang dahan pepohonan. Kera tersebut tidak
terdapat di hutan Asia maupun Afrika.
12
Gambar 3.2 merupakan salah satu contoh hewan yang berada di wilayah hutan hujan tropis
B. Usaha melestarikan Hutan Hujan Tropis dan dampak negative dari
rusak-nya Hutan Hujan Tropis
Wilayah hutan hujan semakin berkurang karena dibuka, ditebangi,
dan dimusnahkan. Tanaman dan hewan yang hidup di hutan-hutan ini,
harus mencari tempat tinggal baru atau mengahadapi kepunahan. Manusia
adalah penyebab utama hilangnya hutan. Manusia menebangi hutan untuk
mengambil kayu untuk bangunan, bahan dasar kertas dan kayu untuk
membuat api. Manusia membuka hutan sebagai lahan pertanian, hutan
dibuka untuk tinggal. Selain itu hutan dibuka dengan alasan pembangunan.
13
Gambar 3.3 merupakan contoh kerusakan hutan hujan tropis akibat ulah
manusia
Berikut ini langkah- langkah yang dapat di lakukan untuk melestarikan
Hutan Hujan Tropis:
1. Memberi tahu orang lain mengenai pentingnya lingkungan dan
bagaimana cara menyelamatkan hutan hujan.
2. Memperbaiki ekosistem dengan menanam pepohan di wilayah
dimana hutan telah ditebang.
3. Menindak sesuai ketentuan yang berlaku bagi siapapun yang
merusak lingkungan.
4. Mengalokasikan tempat perlindungan hutan hujan dan alam
liarnya.
5. Mendukung perusahaan – perusahaan yang mematuhi peraturan
yang meminimalkan kerusakan terhadap lingkungan.
Hal – hal yang dapat di lakukan untuk menyelamatkan Hutan Hujan
Tropis:
1. Melakukan reboisasi.
2. Menerapkan sistem tebang pilih.
3. Menerapkan system tebang-tanam.
4. Melakukan penebangan secara konservatif (untuk melindungi dan
melestarikan)
5. Memberikan sanksi bagi penebang yang melakukan penebangan
sembarangan.
Adapun akibat dari rusaknya Hutan Hujan Tropis adalah:
1. Kerusakan Lapisan Ozon
14
Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi berfungsi menahan radiasi
sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di bumi. Di tengah-tengah
kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi akan dapat
menimbulkan rusaknya lapisan ozon. Kerusakan itu akan menimbulkan
lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat semakin
bertambah besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan
menembus sampai ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit dan
kerusakan pada tanaman-tanaman di bumi.
2. Kepunahan Spesies
Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati di
dalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini tidak
lagi dapat dipertahankan bahkan akan mengalami kepunahan. Dalam
peringatan Hari Keragaman Hayati Sedunia dua tahun yang lalu
Departemen Kehutanan mengumumkan bahwa setiap harinya Indonesia
kehilangan satu species (punah) dan kehilangan hampir 70 % habitat alami
pada sepuluh tahun terakhir ini.
3. Merugikan Keuangan Negara
Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola hutan dengan lebih baik,
jujur dan adil, pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi yang
terjadi adalah sebaliknya. Misalnya tahun 2003 jumlah produksi kayu
bulat yang legal (ada ijinnya) adalah sebesar 12 juta m3/tahun. Padahal
kebutuhan konsumsi kayu keseluruhan sebanyak 98 juta m3/tahun. Data
ini menunjukkan terdapat kesenjangan antara pasokan dan permintaan
kayu bulat sebesar 86 juta m3. Kesenjangan teramat besar ini dipenuhi dari
pencurian kayu (illegal loging). Dari praktek tersebut diperkirakan
kerugian yang dialami Indonesia mencapai Rp.30 trilyun/tahun. Hal inilah
yang menyebabkan pendapatan sektor kehutanan dianggap masih kecil
15
yang akhirnya mempengaruhi pengembangan program pemerintah untuk
masyarakat Indonesia.
4. Banjir
Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini,
disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya
hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air (catchment
area). Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di waktu musim
hujan dan menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau, akibat
kerusakan hutan makin hari makin berkurang luasnya. Tempat-tempat
untuk meresapnya air hujan (infiltrasi) sangat berkurang, sehingga air
hujan yang mengalir di permukaan tanah jumlahnya semakin besar dan
mengerosi daerah yang dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat
yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir.
Bencana banjir dapat akan semakin bertambah dan akan berulang
apabila hutan semakin mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya
akan menimbulkan kerugian materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi
taruhannya. Banjir di Jawatimur dan Jawa tengah adalah contoh nyata.
C. Negara – negara yang memiliki Hutan Hujan Tropis
Terdapat tiga tipe hutan hujan tropis yang diwakili tiga blok besar.
Setiap blok memiliki keunikan ekosistem sendiri-sendiri. Hutan tersebut
terletak di Amazon Amerika Selatan, Sungai Kongo di Afrika Tengah dan
Asia Tenggara. Disamping itu, terdapat dua blok kecil yang memiliki
keunikan sendiri berbeda dengan ketiga blok di atas, yakni Pulau
Madagaskar dan Papua Nugini-Australia. Sebaran hutan hujan tropis
secara global. Ditinjau dari keunikan ekosistemnya terdapat 5 wilayah,
Amerika Selatan, Afrika, Asia, Papua-Australia dan Madagascar.
1. Amerika Selatan.
16
Hampir setengah dari luas Hutan Hujan Tropis dunia berada di
Amerika Selatan. Blok hutan ini biasa disebut neotropics (hutan tropis
baru). Hutan ini terkonsentrasi di sekitar sungai Amazon dan sungai
Onorco. Selain itu terdapat juga Hutan Hujan Tropis di bagian selatan
Mexico memanjang hingga ke Guatemala, Coast Rica, Panama, hingga
Ekuador. Selain itu terdapat pula dalam bentuk kecil – kecil di Kepulauan
Kanbia
2. Afrika
Hutan Hujan Tropis di Afrika merupakan blok kedua terbesar.
Letaknya di sekitar sungai Kongo. Sisanya tersebar di Republik Kongo,
Gabun, dan Kamerun. Selain itu juga terdapat hutan tropis di bagian barat
Afrika meliputi Ghana, Pantai Gading, Liberia hingga ke bagian timur
Sierra Leone.
3. Asia
Hutan Hujan Tropis terbesar ketiga terletak di semenanjung Malaya
dan Indonesia. Di bagian semenanjung, Hutan Hujan Tropis meliputi
wilayah Malaysia, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Thailand.
Sebagian kecil juga bisa kita temukan di China bagian Selatan dan
Taiwan. Kemudian terdapat juga di Asia Selatan, mulai dari Srilangka,
India dan Pakistan. Yang terpenting adalah negara kita merupakan
kawasan yang memiliki Hutan Hujan Tropis terbanyak diantara negara
lain di Asia. Hutan Hujan Tropis di Indonesia terletak di pulau – pulau
besar seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Jawa.
17
Gambar 3.3 Ini adalah peta persebaran hutan hujan tropis di Indonesia
4. Papua Nugini dan Australia
Blok Hutan Hujan Tropis di Pulau Papua bisa dikatakan mempunyai
karakteristik flora fauna berbeda dengan blok Asia Tenggara. Karena
Pulau Papua terbagi ke dalam dua wilayah negara berbeda. Bagian barat
masuk Indonesia, bagian timur masuk Papua Nugini. Dalam konsentrasi
yang kecil, terdapat juga Hutan Hujan Tropis di bagian utara Australia
meliputi Cooktown dan Townsville yang memiliki karakteristik relative
sama dengan hutan di Papua.
5. Madagascar
Blok terakhir terdapat di Pulau Madagascar. Meskipun iklim di
Madagascar cenderung kering, tapi dikawasan ini terdapat Hutan Hujan
Tropis. Hutan Hujan Tropis hanya ditemukan di sebagian kecil wilayah
pulau ini, yakni di sisi timur membentang dan utara ke selatan sepanjang
120km. hutan Madagascar terkenal memiki keunikan tersendiri, seperti
pulau yang terisolasi dari dunia, flora dan fauna –nya khas dan tidak
ditemukan di tempat – tempat lain.
Adapun 5 Hutan Hujan Tropis yang sangat terkenal di dunia adalah:
1. Daintree, Australia
2. Ecuador’s Cloud forest, Ekuador
3. The Amazon Rainforests, berada di daerah Amerika Selatan
4. Alaska’s Rainforests, Alaska
5. Sapo National Park, Liberia
6. Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera, Indonesia
D. Undang - Undang Tentang Perlindungan Hutan
18
Hutan Indonesia, sebagai karunia dan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa yang diamanatkan kepada bangsa Indonesia, merupakan unsur utama
sistem penyangga kehidupan manusia. Hutan juga merupakan modal dasar
pembangunan nasional yang memiliki manfaat nyata, baik manfaat
ekologi, sosial budaya, maupun ekonomi agar kehidupan dan penghidupan
bangsa Indonesia berkembang secara seimbang dan dinamis.
Pembangunan hutan berkelanjutan memerlukan upaya yang
sungguh-sungguh karena masih terjadi berbagai tindak kejahatan
kehutanan, seperti pembalakan liar, penambangan tanpa izin, dan
perkebunan tanpa izin. Kejahatan itu telah menimbulkan kerugian negara
dan kerusakan kehidupan sosial budaya dan lingkungan hidup yang sangat
besar serta telah meningkatkan pemanasan global yang telah menjadi isu
nasional, regional, dan internasional.
Akhir-akhir ini perusakan hutan semakin meluas dan kompleks.
Perusakan itu terjadi tidak hanya di hutan produksi, tetapi juga telah
merambah ke hutan lindung dan hutan konservasi. Perusakan hutan telah
berkembang menjadi suatu tindak pidana kejahatan yang berdampak luar
biasa dan terorganisasi serta melibatkan banyak pihak, baik nasional
maupun internasional. Kerusakan yang ditimbulkan telah mencapai tingkat
yang sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Oleh karena itu, penanganan perusakan hutan harus dilakukan
secara luar biasa.
Upaya menangani perusakan hutan sesungguhnya telah lama
dilakukan, tetapi belum berjalan secara efektif dan belum menunjukkan
hasil yang optimal. Hal itu antara lain disebabkan oleh peraturan
perundang-undangan yang ada belum secara tegas mengatur tindak pidana
perusakan hutan yang dilakukan secara terorganisasi. Oleh karena itu,
disusunlah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H) yang merupakan payung
hukum baru agar perusakan hutan terorganisasi dapat ditangani secara
efektif dan efisien serta pemberian efek jera kepada pelakunya.
19
Upaya pemberantasan perusakan hutan melalui undang-undang ini
dilaksanakan dengan mengedepankan asas keadilan dan kepastian hukum,
keberlanjutan, tanggung jawab negara, partisipasi masyarakat, tanggung
gugat, prioritas, serta keterpaduan dan koordinasi. Undang-Undang P3H
ini berlaku sejak diundangkan pada tanggal 6 Agustus 2013
Undang-undang P3H mengamanatkan pembentukan suatu lembaga
yang melaksanakan pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan
terorganisasi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden yang terdiri atas unsur kehutanan, kepolisian, kejaksaan, dan
unsur terkait lainnya, seperti unsur kementerian terkait, ahli atau pakar,
dan wakil masyarakat. Selain memiliki fungsi penegakan hukum, lembaga
ini juga memiliki fungsi koordinasi dan supervisi.
Undang-undang P3H yang terdiri dari 12 Bab dan 114 Pasal ini
dititikberatkan pada pemberantasan perusakan hutan yang dilakukan
secara terorganisasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok
yang terstruktur, terdiri atas dua orang atau lebih, dan yang bertindak
secara bersama-sama pada suatu waktu tertentu dengan tujuan melakukan
perusakan hutan, tetapi tidak termasuk kelompok masyarakat yang
melakukan perladangan tradisional.
Pengecualian terhadap kegiatan perladangan tradisional diberikan
kepada masyarakat yang telah hidup secara turun-temurun di dalam
wilayah hutan tersebut dan telah melakukan kegiatan perladangan dengan
mengikuti tradisi rotasi yang telah ditetapkan oleh kelompoknya.
Tindak Pidana dalam ketentuan Undang-Undang P3H adalah
sebagai berikut:
NO
. PERBUATAN YANG DILARANG
20
1 Menebang pohon dalam kawasan hutan
2
memuat, membongkar, mengeluarkan, mengangkut, menguasai,dan/atau memiliki
hasil penebangan di kawasan hutan tanpa izin
3
mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan kayu yg tidak dilengkapi
SKSHH; dan/atau memanfaatkan hasil hutan kayu yang diduga berasal dari hasil
pembalakan liar
4
membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau
membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang
5
membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga
akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa izin
pejabat yang berwenang
6 mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui darat, perairan, atau udara;
7
menyelundupkan kayu yang berasal dari atau masuk ke wilayah RI melalui
sungai, darat, laut, atau udara
8
terima, beli, jual, terima tukar, terima titipan, dan/atau memiliki hasil hutan yang
diketahui berasal dari pembalakan liar;
9
membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil hutan kayu yang berasal dari
kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah;
10
menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, dan/atau
memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau
dipungut secara tidak sah
11 Pembiaran dan tidak menjalankan tindakan sesuai kewenangan
12 Mengangkut hasil hutan kayu tanpa memiliki dokumen yang SKSHH
21
13 memalsukan SKSHH dan/atau menggunakan SKSHH yang palsu (Pasal 14)
14
menyalahgunakan dokumen angkutan hasil hutan kayu yang diterbitkan oleh
pejabat yang berwenang (Pasal 15 )
15 penambangan dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri
16
membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga
akan digunakan untuk melakukan kgiatan penambangan dan/atau angkut hasil
tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri
17
mengangkut dan/atau menerima titipan hasil tambang yang berasal dari kegiatan
penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Pasal 17 ayat (1) huruf c)
18
menjual, menguasai, memiliki, dan/atau menyimpan hasil tambang berasal dari
kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Pasal 17 ayat (1)
huruf d);
19
membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil tambang dari kegiatan
penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Psl 17 ayat (1) huruf e)
20 perkebunan tanpa izin Menteri dalam kawasan hutan (Psl 17 ayat (2) huruf b);
21
membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga
akan digunakan kegiatan perkebunan dan/atau mengangkut hasil kebun di dalam
kawasan hutan tanpa izin Menteri (Psl 17 ayat (2) huruf a)
22
mengangkut dan/atau menerima titipan hasil perkebunan yang berasal dari
kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Pasal 17 ayat (2) huruf
c);
23 menjual, menguasai, memiliki, dan/atau menyimpan hasil perkebunan yang
22
berasal dari kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Pasal 17
ayat (2) huruf d); dan/atau
24
membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil kebun dari perkebunan yang
berasal dari kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Pasal 17
ayat (2) huruf e)
25
menyuruh, mengorganisasi, atau menggerakkan pembalakan liar dan/atau
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Pasal 19 huruf a);
26
melakukan permufakatan jahat untuk melakukan pembalakan liar dan/atau
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Pasal 19 huruf c);
27
mendanai pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah
secara langsung atau tidak langsung (Pasal 19 huruf d)
28
mengubah status kayu hasil pembalakan liar dan/atau hasil penggunaan kawasan
hutan secara tidak sah, seolah-olah menjadi kayu yang sah atau hasil penggunaan
kawasan hutan yang sah untuk dijual kepada pihak ketiga, baik di dalam maupun
di luar negeri (Pasal 19 huruf f )
29
memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar dengan mengubah bentuk, ukuran,
termasuk pemanfaatan limbahnya (Pasal 19 huruf g);
30
menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan,
menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri dan/atau menukarkan
uang atau surat berharga lainnya serta harta kekayaan lainnya yang diketahuinya
atau patut diduga merupakan hasil pembalakan liar dan/atau hasil penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah (Pasal19 huruf h);
31 menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta yang diketahui atau patut
diduga berasal dari hasil pembalakan liar dan/atau hasil penggunaan kawasan
hutan secara tidak sah sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah
23
(Pasal 19 huruf i )
32
memalsukan surat izin pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau penggunaan kwsn
hutan (Pasal 24 huruf a);
33
menggunakan surat izin palsu pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau penggunaan
kawasan hutan (Pasal 24 huruf b)
34
memindahtangankan atau menjual izin yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang kecuali dengan persetujuan Menteri (Psl 24 huruf c )
35 merusak sarana dan prasarana pelindungan hutan (Pasal 25)
36
merusak, memindahkan, atau menghilangkan pal batas luar kawasan hutan, batas
fungsi kawasan hutan, atau batas kawasan hutan yang berimpit dengan batas
negara yang mengakibatkan perubahan bentuk dan/atau luasan kawasan hutan
(Pasal 26)
37
turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar dan/atau
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Pasal 19 huruf b)
38
mencegah, merintangi, dan/atau menggagalkan secara langsung maupun tidak
langsung upaya pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah (Pasal 20)
39
memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah yang berasal dari hutan konservasi (Pasal 21)
40
menghalang-halangi dan/atau menggagalkan penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, atau pemeriksaan di sidang pengadilan tindak pidana pembalakan liar
dan penggunaan kawasan hutan secara tidak sah ( Pasal 22)
41 melakukan intimidasi dan/atau ancaman terhadap keselamatan petugas yang
24
melakukan pencegahan dan pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah ( Pasal 23)
Selain ketentuan tersebut di atas, khusus untuk pejabat, yaitu orang yang
diperintahkan atau orang yang karena jabatannya memiliki kewenangan dengan
suatu tugas dan tanggung jawab tertentu, dalam Pasal 105 disebutkan bahwa
setiap pejabat yang:
1. menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu atau penggunaan kawasan hutan
di dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan kewenangannya,
2. menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu atau izin penggunaan kawasan
hutan di dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
3. melindungi pelaku pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara
tidak sah,
4. ikut serta atau membantu kegiatan pembalakan liar atau penggunaan kawasan
hutan secara tidak sah,
5. melakukan permufakatan untuk terjadinya pembalakan liar dan/atau penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah,
6. menerbitkan surat keterangan sahnya hasil hutan tanpa hak, dan/atau
7. dengan sengaja melakukan pembiaran dalam melaksanakan tugas sehingga terjadi
tindak pidana pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak
sah. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
10 (sepuluh) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
25
JUMLAH POPULASI FAUNA DAN FLORA DI HUTAN HUJAN
TROPIS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hutan hujan tropis memiliki iklim bertipe A dan B (berdasarkan klasifikasi
iklim Schmidt dan Ferguson), sehingga dapat dikatakan selalu berada pada daerah
yang basah dan umumnya memiliki jenis tanah Latosol, Podsol, Regosol,
dan Aluvial. Memiliki drainase yang baik dan jauh dari daerah pantai.
26
Hutan hujan tropis merupakan salah satu vegetasi tertua dunia yang sudah
ada sejak zaman Devon (350 juta tahun yang lalu), memiliki kekayaan hayati yang
sangat beragam dan menjadi rumah bagi sebagian besar hewan darat terutama
hewan endemik dan langka. Untuk itulah eksistensi hutan hujan tropis perlu dijaga
dari berbagai kerusakan terutama dari campur tangan manusia.
Mengingat fungsi hutan yang vital, maka seluruh masyarakat harus menjaga
salah satu jenis sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini. Pemerintah
berperan penting dalam pelestarian hutan hujan tropis dengan membuat peraturan
yang ketat dan tegas terkait pelanggaran yang menyebabkan kerusakan pada hutan
hujan tropis, selain itu hewan hewan langka di ada disana juga perlu dilindungi
dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dan mengajak untuk bersama sama
menjaga kelestarian hutan.
B. Saran
Sebagai Warga Indonesia yang baik, seharusnya kita menjaga hutan hujan
tropis karena hutan hujan tropis merupakan suatu hal yang penting seperti
penangkal banjir, apotik alami dan terutama di Indonesia. Di Indonesia hutan
hujan tropis merupakan paru-paru dunia, dan sebagai Warga Indonesia yang baik
kita harus mematuhi peraturan yang ada yang telah diberlakukan oleh
pemerintah.
27