waham

5
A. Konsep Dasar 1. Pengertian Waham Waham adalah suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi atau dipertemukan dengan informasi yang nyata atau realitas. (Judith Haber, M.S.Schudy, B.F Siddan, Comprehensive psychiatric nursing, 1982 ) Waham atau delusi adalah suatu keyakinan atau pikiran dan dipertahan betul oleh individu meskipun tidak berdasarkan logika sehat dan meskipun terbukti kebalikannya yang benar, dan juga meskipun terbukti mengganggu kehidupannya dalam menyesuaikan dengan lingkungannya (Dr.Nusyirwan yusuf,DSJ,1997) 2. Rentang respon Rentang perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon sehingga perawat dapat menilai apakah repson klien adaptif atau maladaptif Perilaku yang berhubungan dengan respon biologis maladaptif : Delusi - waham meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional ) - berwujud sipat kemegahan diri - pandangan yang tidak berdasarkan kenyataan - gangguan berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil Halusinasi - pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan - perasaan ada sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya penglihatan, rasa, bau, atau sensorium yang sepenuhnya merupakan imajinasi - mengalami dunia seperti dalam mimpi Kerusakan proses emosi - luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat - keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan - marah, amuk, depresi, tidak berespon Perilaku yang tidak terorganisir - tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan yang tidak teratur - kehilangan kendali terhadap impuls Isolasi sosial - menarik diri secara sosial

Upload: mira-andriyani

Post on 09-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

waham

TRANSCRIPT

Page 1: waham

A.    Konsep Dasar

1. Pengertian

Waham

Waham adalah suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi atau dipertemukan dengan

informasi yang  nyata atau realitas. (Judith Haber, M.S.Schudy, B.F Siddan, Comprehensive

psychiatric nursing, 1982 )

Waham atau delusi adalah suatu keyakinan atau pikiran dan dipertahan betul oleh individu meskipun

tidak berdasarkan logika sehat dan meskipun terbukti kebalikannya yang benar, dan juga meskipun

terbukti mengganggu kehidupannya dalam menyesuaikan dengan lingkungannya (Dr.Nusyirwan

yusuf,DSJ,1997)

2. Rentang respon

Rentang perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon sehingga perawat dapat menilai

apakah repson klien adaptif atau maladaptif

Perilaku yang berhubungan  dengan respon biologis maladaptif :

  Delusi

-          waham meruypakan pikiran ( pandangan yang tidak rasional )

-          berwujud sipat kemegahan diri

-          pandangan yang tidak berdasarkan kenyataan

-          gangguan berpikir, daya ingat, disorientasi, afek labil

  Halusinasi

-          pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan

-          perasaan ada sesuatu tanpa adanya reangsangan sensorik, misalnya penglihatan, rasa, bau, atau

sensorium yang sepenuhnya merupakan imajinasi

-          mengalami dunia seperti dalam mimpi

  Kerusakan proses emosi

-          luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat

-          keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan

-          marah, amuk, depresi, tidak berespon

  Perilaku yang tidak terorganisir

-          tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan / lingkungan yang tidak teratur

-          kehilangan kendali terhadap impuls

  Isolasi sosial

-          menarik diri secara sosial

-          menyendiri / mengasingkan diri dari kelompok

-           

Page 2: waham

3. Etiologi

Menurut doengoes,M.E ( tahun 1987, hal 205 ) mengemukakan bahwa etiologi waham dapat

dijelaskan melalui 3 teori, yaitu ;

a.       Teori psikodinamika

Perkembangan emosi lambat kurangnya perhatian Ibu yang menyebabkan kehilangan perlindungan

dan gagal membuktikan rasa percaya dengan orang lain, sehingga individu selalu hati-hati dalam

mengucapkan gangguan harga diri, kehilangan kontrol, takut / cemas, sikap curiga terhadap orang

lain dan sikap umum yang digunakan yatu proyeksi

b.      Teori dinamika keluarga

Beberapa teori percaya bahwa orang yang paranoid mempunyai orang tua yang berkarakter keras,

banyak permintaan dan yang ingin segalanya sempurna, sering marah, mengutamakan kepertingan

pribadi, mencurigai individu, sehingga pengalaman yang didapat dari dulunya akan mempengaruhi

kepribadian seseorang

c.       Teori biologi

Muncuk karena adanya berapa kekuatan atau pengaruh dari beberapa  penyakit individu yang

keluarganya mempunyai gejala penyakit yang sama, contohnya : pad anak kemabar,  jika salah satu

terkena skizofrenia, maka 58 % kemungkinan akan terkena pada anak yang satunya.

4. Psikopatologi waham

Proses terjadinya waham dapat diuraikan sebagai berikut ;

a.       seseorang merasa terancam oleh orang lain atau oleh dirinya sendiri, mempunyai pengalaman

kecemasan dan timbul perasaan  bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan  terjadi

b.      Seseorang kemudian berusaha terhadap persepsi diri dan obyek realita melalui manifestasi, lisan

terhadap suatu kejadian ayau suatu keadaan.

c.       Dilanjutkan dengan memperoykesikan pikiran dan perasaaan lingkungannya, sehingga pikiran,

perasaan, dan keinginan yang negatif, dan tidak dapat diterima akan terlihat datangnya dari dirinya

d.      Akhirnya orang tersebut berusahan untuk memberikan alasan atau rasional tentang interpretasi

personal ( diri sendiri ) terhadap realita kepada diri sendiri dan orang lain

5. Tipe-tipe waham

Ada beberapa tipe waham yang ditemukan pada kasus, yaitu kasus kebesaran, agama adanya

curiga. Menurut  W.F.Maramis

a.       Waham kejadian

Mempunyai psaien yaitu bahwa ada orang lain atau komplotan yang sedang mengganggu bahkan

sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang diancam oleh orang lain

b.      Waham kebesaran

Yaitu bahwa ia punya kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekerasan yang luas biasa, diantaranya

bahwa dia ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil

c.       Waham keagamaan

Waham dengan tema keagamaan, misalnya : dia mengaku sebagai dari sejuta umat

d.      Waham somatik

Klien yaitu tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang kali,

tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

e.       Waham curiga

Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai diri

sendiri, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai dengan kenyataan.

f.       Waham nihilistik

Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi didunia / meninggal, diucapkan berulang kali teetapi

tidak sesuai dengan kenyataan.

Page 3: waham

B.     Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan proses pikir : waham

1. Faktor predisposisi

a.       Klien

1)      Beberapa gangguan mental dan fisik : waham, paranopid, skizofrenia, , keracunan zat tertentu  pada

otak dan gangguan pada pendenagran

2)      Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak tuntas,  misalnya rasa saling percaya

yang tiadak terbina, kegagalan dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran, proses kehilangan yang

berkepanjangan

b.      Lingkungan yang tidak terapeutik

Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah, kehilangan pekerjaan, support sistem yang kurang,

tidak mempunyai teman dekat, atau tidak mempunyai orang dipercaya

c.       Interaksi

1)      Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga, kaku, tidak toleran terhadap klien

2)      Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan isi mpikir

3)      Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat memfokuskan pikiran dan sudah dapat

mengorganisasikan pikiran terhadap suatu permasalahan.

2. Faktor presipitasi

a.       Internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara berulang, ketakutan karena adanya

penyakit fisik

b.      Eksternal

Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan orang lain , adanya keritikan dari

orang lain

C.    Perilaku

1. Fisik

Intoksikasi alkohol, kekurangan gizi, hygiene personal buruk, kurang tidur, gangguan pendengaran

2. Emosi

Ketakutan m enjadi bnerlebihan, isolasi , pikiran yang dituntut, rasa curiga yang ekstrim ; bermusuhan

atau marah, perasaan rendah diri / tidak berdaya, rasa malu, rasa selalu ada perasaan mendatar,

tumpul dan tidak sesuai dengan keadaan

3. Inteleketual

Persepsi yang terpecah : paranoid, sombong, gangguan seksual, waham agama, ketidakmampuan

dalam mengambil keputusan dan pandangan denial, proyeksi, regresi, dan disosiasi,

ketidakmampuan berpikir secara abstrak yang dikuasai oleh waham, berpikir bunuh diri, dikuasai

seksual atau rencana untuk membunuh, waham yang menetap.

4. Sosial

Kegagalan dalam mengungkapkan pikran, kecamasan yang meningkat, harga diri rendah, persepsi

diri yang tidak realistis, menarik diri dan isolasi, gangguan melakukan peranan sosial, kelas ekonomi

yang rendah, cepat menyalahkan orang lain, kecemasan, percaya dirinnya sebagai tuhan, atau orang

lain yang berkuasa

5. Spiritual

Keagamaan yang berlebihan, percaya bahawa dirinya sebagai tuhan, sebagai istri nabi, atau orang

lain yang berkuasa, kurangnya kemampuan untuk menikmati kesenangan dalam hidup. Koping yang

digunakan klien dapat bersipat sistematis, yaitu : koping klien tehadap waham spiritual : keagamaan

sesuai dengan isi wahamnya. Koping yang tidak sistematis terjadi dimana kien tidak memerlukan

kegiatan keagamaan

Page 4: waham

D.    Mekanisme koping

1. Proyeksi, mempunyai 2 tujuan, yaitu ;

a.       menyalahkan orang lain atas kesalahan kekurangan-kekurangan dan kekeliruan dari orang lain

b.      menyalahkan diri sendir atas impuls-impuls, keinginan-keinginan  dir sendiri  yang sudah dapat

diterima oleh orang lain

c.       regresi, ilah kembali tingkata perkembangan yang terdahulu dengan menggunakan cara-cara yang

kurang matang dan bertingkah laku primitif dan kekanak-kanakan

d.      repersi, ilah dengan sudah sadar mencegah jangan jangan sampai keinginan-keinginan atau

kematian yang mengakinbatkan hati atau yang berbahaya atau msuk kedalam alam yang sedasi

e.       denial ,ialah menolak untuk menerima menghadapai kenyataan yang tidak enak, baginya dengan

mengemukakan berbagai alasan

2. Diagnosa keperawatan

Dalam menentukan diagnosa keperawatan, pada klien dengan gangguan mental psikiatri harus

memperhatikan gejala-gejala yang dapat dalam pengkajian kepada klien dari berapa pengkajian yang

biasa muncul dari beberapa diagnosa yang lazim muncul pada klien dengan gangguan proses pikir :

waham, diantaranya ;

a.       kerusakan komunikasi b.d waham kebesaran

b.      perubahan proses pikir : waham kebesaran b.d harga diri rendah

c.       gangguan konsep diri : harga diri rendah b.d respon pasca trauma

d.      defisit  perawatan diri b.d penurunan minat

e.       kerusakan interaksi sosial : menarik diri b.d waham kebesaran

f.       penatalaksanaan regimen inefektif b.d koping keluaraga tidak efektif

3. Rencana keprawatan

Setelah mereumuskan diagnosa keperawatan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan

perencanaan tindakan keperawatan, ada beberapa tahapan dalam pembuuatan rencana tindakan

keperawatan, yaitu ;

a.       menentukan prioritas keperawatan

b.      menetapkan sasarand an tujuan

c.       menetapkanm kriteri adan evaluasi

d.      menetapkan intervensi dan evaluasi

         Diagnosa I : kerusakan komunikasi verbal b.d waham

Tujuan umum : klien dapat melakukan komunikasi verbal

Tujuan khusus :

1.      Klien dapat hubungan saling percaya

2.      klien dapat memnhgidentifikasi kemampuan yang dimiliki

3.      klien dapat mengidentifiksai kebutuhan yang tidak terpenuhi

4.      klien dapat berhubungan dengan realita

5.      klienn dapat berhubungan dengan keluarga

6.      klien dapat menggunakan obat dengan benar

         Diagnosa II : perubahan proses pikir ; waham b.d harga diri rendah

Tujuan Umum : proses pikir sesuai dengan realita

Tujaun khusus :

1.      klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan asfek positif yang dimiliki

2.      klien dapat memiliki kemampuan yang dapat digunakan

3.      klien dapat menetapkan kegaitan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

4.      klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya

5.      klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada

Page 5: waham

4. Evaluasi

Untuk mengevaluasi intervensi keperawatan pada pasien dengan respon neurologi yang mal adaptif,

perlu mengajukan pertanyaan sebagai berikut ;

1.      Apakan klien mau menguraikan perilaku yang menunjukan bahwa ia akan kabur

2.      Apakah klien mampu mengidentifikasi dan menguraikan pengobatan yang diberikan, alasan minum

obat, frekuensi, dan efek yang paling sering mungkin terjadi

3.      Apakah klkien berperan serta dalam berhubungan dengan orang lain yang dapat membuatnya

merasa senang

4.      Apakah keluauga klien menyadari karakteristik dan mampu berperan serta dalam hubungan yang

mendukung klien

5.      Apakah klien dan keluarga dapat dikaitkan tentang sumber yang tersedia dikomunitas, seperti adanya

program rehabilitasi, memberi pelayanan kesehatan jiwa, program peran serta apakah mereka

menggunakan sumber tersebut.