volume paru
TRANSCRIPT
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 1/9
VOLUME DAN KAPASITAS PARU
Perekaman Perubahan Volume Paru-Spirometri
Spirometri adalah metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru yaitu dengan
mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru. Gambar 1.1 di bawah ini merupakan
bentuk spirometer dasar yang terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air dan drum
tersebut diimbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara
atau oksigen dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Drum akan naik
turun bila orang coba benapas dari dan dalam ruang ini sehingga terjadi pula perekaman yang
sesuai di atas gulungan kertas yang berputar.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 2/9
Gambar 1.2 di atas merupakan sebuah spirogram yang menunjukkan perubahan volume
paru pada berbagai kondisi pernapasan.
Volume Paru
Pada bagian kiri gambar 1.2 di atas dituliskan empat volume paru, bila dijumlahkan sama
dengan volume maksimal paru yang mengembang.
1. Volume alun napas (tidal volume / TD) adalah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi setiap kali bernapas normal. Besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata
orang dewasa muda. (Guyton 2007:604)
2. Volume cadangan inspirasi (Inspiratory Reserve Volume / IRV) adalah volume
udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alun napas normal
dan biasanya mencapai 3000 ml. (Guyton 2007:604)
3. Volume cadangan ekspirasi (Expiratory Reserve Volume / ERV) adalah jumlah
udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun
napas normal. Jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml. (Guyton 2007:604)
4. Volume residu atau volume sisa (Residual Volume / RV) adalah volume udara yang
masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya
kira-kira 1200 ml. (Guyton 2007:604)
Kapasitas Paru
Untuk menguraikan peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua
atau lebih volume di atas. Kombinasi seperti itu disebut kapasitas paru. Pada gambar 1.2 bagian
kanan dituliskan berbagai kapasitas paru, sebagai berikut :
1. Kapasitas inspirasi (Inspiratory Capacity / IC) sama dengan volume alun napas
ditambah volume cadangan inspirasi ( IC = TV + IRV ). Ini adalah jumlah udara
(kira-kira 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkatekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimal.
2. Kapasitas residu fungsional (Functional Residual capacity / FRC) sama dengan
volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu ( FRC = ERV + RV ). Ini
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 3/9
adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal, kira-kira
2300 ml. Namun FRC ini tidak dapat diukur pada praktikum sprirometer.
3. Kapasitas vital (Vital Capacity / VC) sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi (VC = IRV + TV +
ERV). Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya, kira-kira 4600 ml.
Ada 2 cara untuk mengukur besarnya kapasitas vital :
a. Cara One Stage
Setelah menghembuskan napas biasa, orang coba menghisap udara
(inspirasi) semaksimal mungkin, kemudian langsung menghembuskan
napas (ekspirasi) semaksimal mungkin. (Petunjuk Praktikum Ilmu Faal
2007, pengukuran volume paru, KPM dan FEV:2)
b. Cara Two Stage
Setelah menghembuskan napas biasa, orang coba menghisap udara
(inspirasi) semaksimal mungkin, lalu menghembuskan napas biasa (dengan
relaks), disusul dengan bernapas tenang beberapa kali, baru setelah itu
menghembuskan napas (ekspirasi) semaksimal mungkin. (Petunjuk
Praktikum Ilmu Faal 2007, pengukuran volume paru, KPM dan FEV:2)
4. Kapasitas paru total (Total Lung Capacity / TLC) adalah volume maksimal di mana
paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800
ml). Jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu (TLC = IRV +
TV + ERV + RV). Namun TLC ini tidak dapat diukur pada praktikum sprirometer.
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20% sampai 25% lebih kecil
dari pada pria dan lebih besar lagi pada atlet dan orang yang bertubuh besar dari pada orang yang
bertubuh kecil dan astenis. (Guyton 2007:605)
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 4/9
Gambar 1.3 di bawah ini menunjukkan daftar singkatan dan lambang untuk fungsi paru.
Gambar 1.3
Menentukan Kapasitas Residu Fungsional, Volume Residu dan Kapasitas Paru Total-
Metode Pengenceran (Dilusi) Helium
Kapasitas residu fungsional yaitu volume udara yang secara normal tetap berada dalam
paru di antara pernapasan, penting untuk fungsi paru. Nilainya berubah nyata pada beberpa jenis
penyakit paru, sebab itulah kita sering kali perlu untuk mengukur kapasitas ini. Spirometer tidak
dapat digunakan untuk mengukur langsung kapasitas residu fungsional karena udara dalam
volume residu paru tidak dapat diekspirasi ke dalam spirometer dan volume ini kira-kira
merupakan separuh dari kapasitas residu fungsional. Untuk dapat melakukannya, spirometer
harus digunakan secara tidak langsung, biasanya dengan menggunakan metode pengenceran
helium, sebagai berikut :
Spirometer yang sudah diketahui volumenya, diisi udara bercampur helium yang
konsentrasinya telah diketahui. Sebelum bernapas di spirometer, seseorang mengeluarkan napas
secara normal. Pada akhir ekspirasi ini, volume yang tersisa dalam paru sama dengan kapasitas
residu fungsional. Pada titik ini orang segera mulai bernapas dari spirometer dan gas dari
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 5/9
spirometer mulai bercampur dengan gas paru. Akibatnya helium diencerkan oleh gas kapasitas
residu fungsional dapat dihitung dari derajat pengenceran helium, dengan menggunakan rumus
berikut :
FRC =
Di mana :
FRC adalah kapasitas residu fungsional
CiHe adalah konsentrasi awal helium dalam spirometer
Cf He adalah konsentrasi akhir helium dalam spirometer
ViSpir adalah volume awal spirometer
Bila kapasitas residu fungsional telah ditetapkan, maka volume residu kemudian dapat
ditentukan dengan mengurangi kapasitas residu fungsional dengan volume cadangan ekspirasi.
Juga, dapat ditentukan kapasitas total paru dengan menambahkan kapasitas inspirasi dengan
kapasitas residu fungsional. Yaitu :
RV = FRC – ERV
Dan
TLC = FRC + IC
VOLUME PERNAPASAN SEMENIT SAMA DENGAN FREKUENSI PERNAPASAN
DIKALI VOLUME ALUN NAPAS
Volume pernapasan semenit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam saluran
pernapasan tiap menit, dan ini sesuai dengan volume alun napas dikalikan dengan frekuensi
pernapasan. (Guyton 2007:606)
Volume alun napas normal kira-kira 500 ml dan frekuensi pernapasan normal kira-kira 12 kali
per menit. Oleh karena itu, volume pernapasan semenit rata-rata sekitar 6 liter per menit.
Seseorang dapat hidup untuk waktu yang pendek dengan volume pernapasan semenit serendah
1,5 liter/menit dan dengan frekuensi pernapasan 2-4 kali per menit.
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 6/9
Frekuensi pernapasan kadang-kadang meningkat sampai 40-50 kali per menit dan volume
alun napas dapat menjadi sama besar dengan kapasitas vital, kira-kira 4600 ml pada laki-laki
dewasa muda. Keadaan ini dapat menimbulkan volume pernapasan semenit lebih dari 200
liter/menit, atau lebih dari 30 kali normal. Kebanyakan orang tidak dapat menahan lebih dari 1/2
sampai 2/3 jumlah ini selama lebih dari 1 menit atau lebih.
Pengukuran Aliran Ekspirasi Maksimum
Aliran ekspirasi maksimum adalah bila seseorang melakukan ekspirasi dengan sangat
kuat, maka aliran udara ekspirasi akan mencapai aliran maksimum di mana aliran tidak dapat
ditingkatkan lagi walaupun dengan peningkatan tenaga yang besar. Aliran ekspirasi maksimum
jauh lebih besar bila paru terisi dengan volume udara yang besar dari pada bila paru hampir
kosong.
Gambar 2-1
Gambar 2-1A melukiskan efek penekanan pada bagian luar alveoli dan saluran napas
yang disebabkan oleh penekanan rangka dada. Pana-panah menunjukkan bahwa jumlah tekanan
yang dikenakan pada kedua sisi luar alveoli dan bronkiolus berjumlah sama. Oleh karena itu
tekanan ini tidak hanya memaksa udara dari alveoli untuk masuk ke dalam bronkiolus, yang akan
melawan gerakan udara luar. Ketika bronkiolus hampir mengempis sempurna, kekuatan ekspirasi
masih dapat meningkatkan tekanan alveolus, tetapi tekanan ini juga meningkatkan derajat
kempis bronkiolus dan tahanan jalan napas dengan jumlah yang sama, dengan demikian
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 7/9
mencegah peningkatan aliran selanjutnya. Oleh karena itu, di luar tingkat kritis kekuatan
ekspirasi, aliran ekspirasi maksimum telah dicapai.
Gambar 2-1B melukiskan efek pengempisan bronkiolus pada aliran ekspirasi maksimum.
Catatan kurva pada bagian ini memperlihatkan aliran ekspirasi maksimum pada semua nilai
volume paru setelah orang yang sehta mula-mula menghirup udara sebanyak mungkin dan
kemudian mengeluarkannya dengan ekspirasi maksimum paksa sampai dia tidak dapat
mengeluarkan udara lagi. Perhatikan bahwa orang tersebut dengan cepat mencapai aliran udara
ekspirasi maksimum lebih dar 400 liter/menit. Tetapi tidak menjadi masalah berapa banyak
ekspirasi tambahan paksa yang diusahakannya, ini masih merupakan aliran maksimum yang
dapat dicapainya.
Ketika volume paru mengecil maka aliran ekspirasi maksimum juga berkurang. Dalam
paru yang mengembang, bronkus dan bronkiolus terbuka sebagian melalui tarikan elastis
Kelainan Kurva Volume-Aliran Ekspirasi Maksimum
Gambar 2-2
Gambar 2-2 melukiskan kurva volume-aliran ekspirasi maksimum, bersama dengan dua
kurva yang mencatat dua tipe penyakit paru : pengempisan paru dan obstruksi jalan napas.
Pengempisan paru terdapat penurunan kapasitas paru total (TLC) dan penurunan volume
residu (RV). Karena paru tidak dapat mengembang ke volume normalnya, walaupun dengan
kemungkinan terbesar ekspirasi paksa, aliran ekspirasi maksimal tidak dapat meningkat sama
seperti kurva normal. Penyakit yang menyebabkan pengempisan paru antara lain penyakit
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 8/9
fibrosis paru (contoh : tuberculosis, silikosis) dan penyakit yang dapat menyempitkan rangka
dada seperti kifosis, skoliosis dan pleuritis fibrotik.
Penyakit obstruksi saluran napas, penderita lebih banyak mengalami kesukaran pada
waktu ekspirasi dari pada inspirasi, sebab menutupnya saluran napas sangat meningkat dengan
tekanan positif dalam dada selama ekspirasi, sebaliknya tekanan negatif pleura pada inspirasi
ternyata mendorong saluran napas membuka pada saat alveoli mengembang. Oleh karena itu
udara cenderung memasuki paru dengan mudah tetapi kemudian menjadi terperangkap di dalam
paru. Contoh penyakit obstruksi saluran napas berat adalah asma, obstruksi saluran napas yang
serius terjadi beberapa tingkatan emfisema. Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun, efek ini
meningkatkan kapasitas total paru dan volume residu, seperti kurva merah sebelah kiri
gambar 2-2.
Kapasitas Vital Ekspirasi Kuat dan Volume Ekspirasi Kuat
Gambar 2-3
Merekam kapasitas vital ekspirasi kuat (FVC) pada spirometer merupakan pemeriksaan
paru klinis yang sederhana namun berguna. Rekamannya seperti pada gambar 2-3A untuk paru
normal dan 2-3B untuk seseorang dengan obstruksi saluran napas. Tekniknya sebagai berikut :
mula-mula orang tersebut melakukan inspirasi maksimal sampai kapasitas paru total, kemudian
ekspirasi ke dalam spirometer dengan ekspirasi maksimal paksa dengan secepatnya dan
sesempurna mungkin. Penurunan kurva yang terekam menggambarkan “kapasitas vital kuat”.
7/16/2019 Volume Paru
http://slidepdf.com/reader/full/volume-paru 9/9
Perubahan volume total pada kapasitas vital kuat hampir sama, hanya terdapat perbedaan
pada volume dasar paru pada kedua orang ini. Sebaliknya, terdapat perbedaan besar pada jumlah
udara yang dapat diekspresikan oleh kedua orang tersebut setiap detik, terutama setiap detik
pertama. Oleh karena itu, biasanya kiat membandingkan rekaman volume ekspirasi kuat selam
detik pertama (FEV1) dengan yang normal. Pada orang normal, persentase kapaistas vital kuat
yang dikeluarkan pada detik pertama dibagi dengan kapasitas vital kuat total (FEV 1 / FVC%)
adalah sekitar 80%. Namun pada gambar 2-3B bahwa dengan obstruksi saluran napas, nilai ini
turun menjadi hanya 47%. Pada obstruksi saluran napas yang berat, seperti pada asma akut,
kapasitas ini berkurang menjadi kurang dari 20%.
TUJUAN
- Untuk mengetahui ada tidaknya hambatan pada paru-paru dengan melihat volume paru-
paru
Penyebab Salah
- Alat yang sudang tua sehingga keakuratannya kurang
- Kondisi fisik orang coba yang kurang siap
Kesimpulan
Dari segi perhitungan yang menggunakan FEV1 diketahui bahwa :
- MC1 normal
- MC2 abnormal
Saran
- Perbaharui alat percobaan