vol 8 no 4 (2019): vol 8 no 4 (2019): vdika udayana | e
TRANSCRIPT
1/25/2020 Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/issue/view/3170 1/6
Search
HOME ANNOUNCEMENTS CURRENT ARCHIVES ABOUT
Register Login
HOME ARCHIVES Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
PUBLISHED: 2019-04-02
/ /
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAHDENGUE (DBD) TERHADAP KEJADIAN DBD DI DESA PEMECUTAN KLOD, KECAMATANDENPASAR BARAT
ARTICLES
Made Sushmita Dharmasuari, I Made Sudarmaja
1/25/2020 Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/issue/view/3170 2/6
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDIPENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PREVALENSI DAN GAMBARAN KELELAHAN MATA PADA PENJAHIT GARMEN DI KOTADENPASAR
GAMBARAN PENDERITA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK DI RSUP SANGLAH DENPASARTAHUN 2014-2016
KARAKTERISTIK BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN POLA KEPEKAANNYA TERHADAPANTIBIOTIK DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP SANGLAH PADA BULAN NOVEMBER 2014 –JANUARI 2015
KARAKTERISTIK PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIREDIMMUNODEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS) DENGAN KANDIDIASIS OROFARING DI VCT RSUPSANGLAH BALI PERIODE SEPTEMBER 2015 – SEPTEMBER 2016
IGN Alit Hendra Wahyudi, Made Krisna Dinata, Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti
Made Wirga Wirgunatha, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
I Putu Arya Agung Pratama, I Made Sudipta, Komang Andi Dwi Saputra
I Gusti Ayu Mas Putri Dharmayanti, Dewa Made Sukrama
Firly Clarissa Suyanto, Luh Made Mas Rusyati, IGAA Elis Indira
1/25/2020 Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/issue/view/3170 3/6
HUBUNGAN POLA KONSUMSI SELEDRI (Apium Graveolens L) TERHADAP TEKANAN DARAHMAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DETEKSI GEN mH PADA ISOLAT KLINIS Klebsiella pneumoniae DI RSUP SANGLAHDENPASAR
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG BEROLAHRAGARUTIN DAN YANG BEROLAHRAGA TIDAK RUTIN DI LAPANGAN RENON, DENPASAR 2015
KNOWLEDGE OF BASIC LIFE SUPPORT (BLS) in FIRST YEAR MEDICAL STUDENTS FACULTY ofMEDICINE UDAYANA UNIVERSITY
KEJADIAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEGAWAI ADMINISTRATIF DI PT. AKRCORPORINDO TBK GROUP
Desak Putu Pratiwi, I Wayan Gede Sutadarma, I Wayan Surudarma
NMRP Dewi, NMA Tarini, NND Fatmawati
Alan Budiman Karamoy, Made Dharmadi
Kadek Dinda Pramadyanti, I Wayan Suranadi, I Made Agus Kresna Sucandra
1/25/2020 Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/issue/view/3170 4/6
PREVALENSI MULTIPLE MYELOMA BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN DAN LESI PADATULANG DI RSUP SANGLAH/FK UNUD PERIODE 2013-2017
HUBUNGAN ANTARA BERAT TAS PUNGGUNG DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADASISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PAKSEBALI DI KECAMATAN DAWAN KABUPATENKLUNGKUNG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEJANG DEMAM BERULANGPADA ANAK DI RSUP SANGLAH DENPASAR
KEJADIAN DEPRESI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 NEGARA,KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2017
Christophoroes Jonathan Tansil, Made Dharmadi, Luh Seri Ani
Khema Metta Wijaya, Gde Eka Wiratnaya, Gede Budhi Setiawan
Ni Komang Ari Sepriyanti, I Made Muliarta, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Made Sebastian Dwi Putra Hardika, Dewi Sutriani Mahalini
Putu Utamia Suma Masyuni, I Wayan Surya Nata, Putu Aryani
1/25/2020 Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/issue/view/3170 5/6
Focus and Scope
Ethics Statement
Indexing
Citedness in Scopus
Author Guidelines
Template Article
Author Fees
Peer Review Process
Open Access Policy
Copyright Notice
Submissions
Editorial Teams
Peer Reviewers
Register
Contact
View My Stats
PREVALENS SOCIAL ANXIETY DISORDER PADA REMAJA DI SMA NEGERI 4 DENPASAR
Minako Kusumadewi, Ni Ketut Putri Ariani
1/25/2020 Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/issue/view/3170 6/6
1/25/2020 Peer Reviewers | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/PeerReviewers? 1/2
Search
HOME ANNOUNCEMENTS CURRENT ARCHIVES ABOUT
Register Login
Peer Reviewers
1. Prof. Dr. dr. Suryani As, ad, Sp.G.K. ( Univ. Hasanuddin Ujung Pandang)
2. Prof.DR.Ir Rolles Palilingan ( Univ. Negeri Manado Sulawesi Utara)
3. Dra. Titik Mutiah, MA. Ph.D ( Univ. Sarjana Wiyata Yogyakarta)
4. Dr. Ir. Lilik Sudiajeng M.Erg. ( Politeknik Negeri Bali)
5. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD. ( UGM Yogyakarta)
6. dr. Hamsu Kadriayan, Sp. T.H.T. ( Univ. Mataram Lombok)
7. dr. Arfi Samsun, M.Si., Med. Sp.F. (Univ. Mataram Lombok)
8. Dr. dr. I Made Nyandra, Sp.K.J. ( Universitas Diana Pura)
9. Prof. DR I Nyoman Adijaya Putra, M.A (UNDIKSHA)
Focus and Scope
Ethics Statement
Indexing
Citedness in Scopus
1/25/2020 Peer Reviewers | E-Jurnal Medika Udayana
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/PeerReviewers? 2/2
Author Guidelines
Template Article
Author Fees
Peer Review Process
Open Access Policy
Copyright Notice
Submissions
Editorial Teams
Peer Reviewers
Register
Contact
View My Stats
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
DETEKSI GEN fimH PADA ISOLAT KLINIS Klebsiella pneumoniae DI RSUP SANGLAH DENPASAR
NMRP Dewi1,*, NMA Tarini2, NND Fatmawati2
1Program Studi Pendidikan Dokter, 2Departemen/SMF Mikrobiologi Klinis RSUP Sanglah
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Klebsiella pneumoniae merupakan salah satu bakteri gram negatif oportunistik penyebab Healthcare Associated Infection (HAIs) seperti infeksi saluran kemih, pneumonia dan sepsis. Kemampuan bakteri ini dalam proses adesi pada permukaan hospes merupakan langkah esensial dalam perkembangan infeksi K. pneumoniae. Salah satu faktor virulensi yang berperan penting dalam proses tersebut adalah gen fimH. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi K. pneumoniae yang memiliki gen fimH di RSUP Sanglah Denpasar yang dideteksi dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan 53 sampel yang diambil dari spesimen urin (30,19%), darah (54,72%), dan sputum (15%). Sebanyak 51 (96, 23%) dari 53 isolat klinis K. pneumoniae membawa gen fimH. Penelitian ini menunjukkan bahwa gen fimH merupakan salah satu faktor virulensi mayor pada infeksi K. pneumoniae. Kata kunci: Klebsiella pneumoniae, adhesin, fimH, PCR
ABSTRACT
Klebsiella pneumoniae is known as an important gram negative opportunistic pathogen related to healthcare associated infections (HAIs) such as urinary tract infections, pneumonia, and septicemia. The ability of this bacteria to adhere to host cell surface is considered as an essential step for development of infection. One of virulence factors that has an important role in bacteria adhesion is fimH gene. Aim of this study was to determine the prevalence of K. pneumoniae harboring fimH gene in RSUP Sanglah Denpasar by polymerase chain reaction (PCR) technique. Design of this study was cross sectional with the total sample of 53 clinical isolates isolated from urine samples (30. 19%), blood samples (54.72%), and wound swabs (15%). A total of 51/53 (96.23%) isolates of K. pneumoniae showed the presence of fimH gene. This study demonstrated that fimH maybe one of major virulence factors in K. pneumoniae infections. Keywords: Klebsiella pneumoniae, adhesion, fimH, PCR
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan salah satu
masalah kesehatan utama, hampir ap
setiap negara mengalami masalah ini. Dewasa ini,
penularan penyakit infeksi yang sedang
meningkat di dunia adalah penularan yang
berikatan dengan Health-care Associated
Infection (HAIs), yang dulunya lebih dikenal
dengan sebutan infeksi nosokomial.1,2 Infeksi
HAIs umumnya terjadi di seluruh dunia dengan
kejadian terbanyak di negara miskin dan negara
yang sedang berkembang.1 Survei oleh World
Health Organization (WHO) menginformasikan
bahwa angka kejadian HAIs dengan jumlah kasus
terbanyak berada di Asia Tenggara sebesar
10,0%.3
Data HAIs di Indonesia sendiri
berdasarkan Departemen Kesehatan RI tahun
2004 di 10 Rumah Sakit Umum Pendidikan,
diperoleh angka sedikit tinggi yaitu 6% hingga
16% dengan rata-rata 9,8%.4 Terjadinya HAIs
menyebabkan banyak kerugian diantaranya lama
rawat inap bertambah panjang, biaya lebih
banyak, menambah beban pasien5, juga
berdampak pada rumah sakit yakni izin
operasional dapat dicabut karena tingginya
kejadian HAIs.6
Beberapa tahun belakangan, bakteri gram
negatif terbanyak yang ditemukan pada HAIs
adalah Klebsiella pneumoniae (K. pneumoniae).7,8
K. pneumoniae termasuk genus Klebsiella dalam
famili Enterobacteriaceae, yang merupakan flora
normal pada mulut, kulit, dan saluran pencernaan
manusia serta hidup bebas di tanah, air dan
tanaman. HAIs yang paling sering disebabkan
oleh K. pneumoniae adalah pneumonia (infeksi
saluran pernapasan), infeksi saluran kemih, dan
sepsis.9,10 Kemampuan K. pneumoniae dalam
menyebabkan penyakit baik pada pasien yang
dirawat di rumah sakit maupun individu sehat
dipengaruhi oleh patogenitasnya.
Dalam patogenitasnya, bakteri
membutuhkan faktor virulensi untuk tetap hidup
dalam sel agar berhasil berkolonisasi dan
bereplikasi masuk ke jaringan.11 Schembri dkk12
menyebutkan bahwa protein adesin merupakan
faktor virulensi yang paling berkontribusi dalam
patogenitas K. pneumoniae. Proses adesi bakteri
pada permukaan mukosa hospes merupakan
langkah esensial dalam perkembangan infeksi K.
pneumoniae. Adesi bakteri K. pneumoniae
dimediasi oleh fimbriae. Hampir seluruh isolat
klinis K. pneumoniae mampu memproduksi dua
organela fimbriae, yakni tipe 1 dan 3.12,13
Penelitian oleh Struve13 tahun 2008
mengemukakan bahwa fimbriae tipe 1 yang
mengkode fimH banyak dikaitkan dan berperan
penting dalam patogenitas infeksi saluran kemih
(ISK), virulensi fimH pada infeksi lainnya
diperkirakan ada namun, belum diinvestigasi lebih
lanjut. Virulensi fimH dalam ISK itupun baru
banyak dipelajari pada Escherichia coli,
sedangkan pada K. pneumoniae masih sangat
terbatas.
Pada penelitian ini diteliti mengenai
keberadaan gen fimH pada K. pneumoniae yang
terisolasi dari spesimen klinis di RSUP Sanglah
Denpasar dengan teknik PCR. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat mengetahui faktor virulensi
yang berhubungan dengan HAIs oleh K.
pneumoniae, sehingga mampu memberikan
tatalaksana tepat.
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah mendapatkan
persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
FK Unud / RSUP Sanglah. Desain penelitian
ini potong lintang. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Biologi Molekuler FK Unud dan
Laboratorium Mikrobiologi PSPD FK Unud
selama bulan Februari hingga November 2015.
Sampel penelitian ini adalah semua isolat
K. pneumoniae yang memenuhi kriteria inklusi.
Teknik pemilihan sampel adalah convenient
purposive sampling.
Kriteria inklusi meliputi semua isolat K.
pneumoniae yang terisolasi dari spesimen klinis
(urin, darah (termasuk dari potongan kanul arteri
sentral), dan sputum) periode 2013 di
Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah
Denpasar yang tersimpan pada freezer –80oC dan
berasal dari 1 pasien (non-duplicative sample),
sedangkan kriteria eksklusi adalah semua stok K.
pneumoniae yang tumbuh tidak murni pada plat
agar darah domba 5% setelah proses penumbuhan
kembali.
Bahan dan Prosedur Penelitian
Seluruh proses pengerjaan penumbuhan
stok isolat dan isolasi DNA K. pneumoniae
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi PSPD
FK Unud, sedangkan untuk pengerjaan PCR dan
elektroforesis dilakukan di Laboratorium Biologi
Molekuler FK Unud.
Strain Bakteri yang Digunakan
Stok isolat K. pneumoniae diambil dari
spesimen klinis (urin, darah, sputum). Isolat
tersebut ditumbuhkan kembali pada media agar
darah domba. Isolat Staphylococcus aureus No.
2593 digunakan sebagai kontrol negatif untuk
mengetahui apakah primer spesifik terhadap gen
fimH atau tidak.
Isolasi DNA
Isolasi DNA K. pneumoniae
menggunakan Kit Isolasi DNA High Pure
Purification Kit (Roche). Sebanyak 5-10 koloni K.
pneumoniae disuspensikan dalan 200 μl PBS dan
isolasi DNA dilakukan mengikuti petunjuk dari
kit.
Polymerase Chain Reaction (PCR) dan
Elektroforesis Untuk Deteksi Gen fimH
Uniplex – PC yang digunakan adalah Kit
PCR: Go Taq® Green Master Mix (Promega).
Terdapat dua sekuen primer yang digunakan
yaitu:14
Forward: 5’-TGCTGCTGGGCT
GGTCGATG-3’
Reverse: 5’-GGGAGGGTGACG
GTGACATC-3’
Konsentrasi primer yang digunakan
sebesar 0,3 μL dengan panjang basa 550bp.
Produk PCR dilarikan pada gel agarosa 1%,
running elektroforesis selama 60 menit dalam
kekuatan 50 volt, dengan suhu annealing 50°C
dalam 35 siklus.
Setelah dilakukan elektroforesis dan
interpretasi produk PCR, maka dapat dilakukan
analisis hasil fimH.
HASIL
1. Gambaran Karakteristik Sampel
Sebanyak 53 isolat klinis K. pneumoniae
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Sampel diambil dari spesimen klinis yaitu urin
(n=16), darah (n=29) dan sputum (n=8). Seluruh
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
sampel didapatkan dari Instalasi Mikrobiologi
Klinik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Sanglah tahun 2013.
Gambar 1. Amplifikasi PCR gen fimH dengan suhu annealing 50°C. Lane M marker 100 bp
DNA ladder (Thermo Scientific GeneRuler) ; lane 1 gen positif fimH (550 bp); lane 2 gen negatif
fimH; lane 3 kontrol negatif ATCC S. Aureus No. 25983; lane 4 kontrol negatif H2O.
2. Hasil PCR
Semua isolat klinis K. pneumoniae
diidentifikasi melalui proses PCR. Gen fimH
diamplifikasi menggunakan primer spesifik dan
muncul sebagai pita berukuran 550 bp pada gel
agarosa 1% (Gambar 1). Tidak ada pita yang
terbentuk pada kontrol negatif.
Hasilnya ditemukan 51 isolat (96,23%)
dinyatakan positif memiliki gen fimH, sedangkan
2 isolat (3,77%) lainnya dinyatakan negatif
setelah dilakukan pengulangan tes sebanyak 3 kali
(Tabel 1).
Tabel 1. Hasil PCR K. pneumoniae yang Terisolasi dari Spesimen Klinis di Instalasi Mikrobiologi RSUP Sanglah Tahun 2013
PEMBAHASAN
K. pneumoniae sangat sering terlibat
dalam infeksi melalui darah, saluran kemih, dan
saluran pernapasan. Ketiga site ini diperkirakan
bertanggung jawab pada mekanisme pertahanan
hospes yang berbeda. Pola infeksi pada saluran
kemih diperkirakan berbeda dengan bakteri yang
diisolasi dari infeksi saluran pernapasan seperti
pneumonia. Perbedaan pola infeksi K.
pneumoniae ini dipengaruhi oleh patogenitas dari
faktor virulensi yang dominan pada masing-
masing isolat bakteri.9
Penelitian ini terfokus untuk mengidentifikasi
salah satu faktor virulensi K. pneumoniae yaitu
gen fimH yang terdapat pada fimbriae tipe 1.
Uniknya, penelitian ini menunjukkan bahwa fimH
merupakan faktor virulensi mayor pada infeksi K.
pneumoniae (96,23%).
Hal ini terbukti dengan ditemukannya
gen fimH pada hampir semua spesimen isolat
klinis K. pneumoniae baik urin, darah, maupun
sputum. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan di Denmark yang menyatakan
bahwa kebanyakan dari isolat klinis K.
pneumoniae dapat memproduksi protein adesin,
salah satunya fimbriae tipe 1.9 Fimbriae tipe 1
mampu memediasi adesi pada struktur yang
mengandung mannose pada sel inang dan matriks
ekstraseluler, yang banyak terdapat pada spesies
Jenis Sampel fimH [+] (%) fimH [-] (%) Total Sampel (%) Urin 15 (28,30%) 1 (1,89%) 16 (30,19%) Darah 28 (52,83%) 1 (1,89%) 29 (54,72%) Sputum 8 (15%) 0 (0%) 8 (15%) Total 51 (96,23%) 2 (3,77%) 53 (100%)
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
Enterobacteriaceae, tidak hanya pada K.
pneumoniae saja. Meskipun begitu, terdapat
genetik yang signifikan, perbedaan serologikal
dan fungsional yang membedakan varian fimbriae
tipe 1 pada tiap spesies. Namun hasil temuan ini
sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa fimH bakteri K. pneumoniae
lebih banyak menjadi faktor virulensi utama pada
infeksi saluran kemih.13, 15
Peran virulensi gen fimH ini terletak pada
kemampuannya untuk mengenali mannosylated
glycoproteins dan reseptor integrin α1 dan ß3
pada permukaan luminal sel urotelial. Bakteri
yang berikatan dengan sel inang akan
menginduksi kaskade sinyal yang secara langsung
akan mengarahkan pada internalisasi bakteri dan
formasi dari biofilm-like intracellular bacterial
communities. Gen fimH memiliki dua domain
utama, yakni (1) amino-terminal adhesin domain
(AD; receptor binding domain) dan carboxy-
terminal pilin domain (PD). Gen fimH mengenali
mannosylated glycoproteins tersebut melalui AD.
14,15
Kemampuan fimH dalam menyebabkan
infeksi selain saluran kemih dapat disebabkan
karena spesies isolat klinis K. pneumoniae
tersebut memiliki faktor virulensi lain yang
mampu berekspresi secara simultan. Penelitian
yang dilakukan oleh Tarkkanen dkk. melaporkan
bahwa terdapat 29 dari 32 isolat klinis K.
pneumoniae yang berkapsul juga mampu
mengekspresikan fimbriae tipe 1.16 Kapsul dan
fimbriae merupakan komponen struktural yang
prominen dari K. pneumoniae yang berperan
penting dalam patogenitas dan ketahanan hidup.
Hal ini mendukung hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa sampel yang diambil dari
spesimen darah dan sputum juga memiliki fimH.
Hal menarik lainnya yang ditemukan
pada penelitian ini adalah dua sampel yang
dinyatakan negatif terhadap gen fimH. Hal yang
dapat menjelaskan temuan ini adalah kedua
sampel tersebut diperkirakan memiliki faktor
virulensi yang dominan selain fimbriae sehingga
penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk
mengklarifikasi temuan ini.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, hampir
semua isolat klinis K. pneumoniae memiliki gen
fimH sebagai salah satu faktor virulensi mayor
yang berperan dalam infeksi Healthcare
Associated Infection (HAIs).
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih
banyak kepada semua pihak yang membantu,
terutama Laboratorium Mikrobiologi FK Unud,
Departemen / SMF Mikrobiologi FK Unud /
RSUP Sanglah, serta Instalansi Mikrobiologi
Klinis RSUP Sanglah. Peneliti tidak memiliki
konflik kepentingan apapun dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Allegranzi, B., Nejad, S. B., dkk. 2011.
Burden of endemic health-care-associated
infection in developing countries: systematic
review and meta-analysis. The Lancet,
377(9761):228-241.
2. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Dirjen BUK RI). 2010. Pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan surveilans di
rumah sakit. Jakarta.
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
3. World Health Organization (WHO). 2011.
Report on the burden of endemic health care-
associated infection worldwide. Geneva.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(Depkes RI). 2004. Pedoman Infeksi
Nosokomial di Rumah Sakit. Jakarta.
5. Darmadi. 2008. Infeksi nosokomial:
problematika dan pengendaliannya. Jakarta:
Salemba Medika.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI
(Kepmenkes RI). 2008: 129.
7. Susilo, J., Sartono, T. R., Sumarno. 2004.
Deteksi bakteri Klebsiella pneumoniae pada
sputum dengan metode imunositokimia
menggunakan anti outer membrane protein
berat molekul 40 kda Klebsiella pneumoniae
sebagai antibodi. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 20(1):12-18.
8. Noer, T. dkk. 2012. What to use attach to the
small intestine. Taiwan. Tersedia
di:http://www.igem.org.
9. Podschun, R., & Ullmann, U. 1998.
Klebsiella spp. as nosocomial pathogens:
epidemiology, taxonomy, typing methods,
and pathogenicity factors. Clin. Microbiol.
Rev, 11(4):589–603.
10. Williams, P., & J. M. Tomas. 1990. The
pathogenicity of Klebsiella pneumoniae. Rev.
Med. Microbiol, 1:196–204.
11. Cheminay, C., Mohlenbrink, A., & Hansel,
M. 2005. Intracellular Salmonella inhibit
antigen presentation by dendritic cells. J.
Immunol, 174:2892-2899.
12. Schembri, M. A., Blom, J., Krogfelt, K. A., &
Klemm, P. 2005. Capsule and fimbria
interaction in Klebsiella pneumoniae. Infect.
Immun, 73(8):4626.
13. Struve, C., Bojer, M & Krogfelt, K.A. 2008.
Characterization of Klebsiella pneumoniae
type 1 fimbriae by detection of phase
variation during colonization and infection
and impact on virulence. Infection and
immunity, 76(9):4055–4065.
14. Yu, W. L., Ko, W. C., et al. 2006. Association
between rmpA and magA genes and clinical
syndromes caused by Klebsiella pneumonia
in Taiwan. Clinical Infectious Diseases,
42:1351-1358.
15. Rosen, D.A., Pinkner, J.S., Walker, J dkk.
2008. Molecular variations in Klebsiella
pneumoniae and Escherichia coli FimH affect
function and pathogenesis in the urinary tract.
Infect. Immun, 76(7):3346- 3356.
16. Tarkkanen, A. M., Allen, B. L., dkk. 1992.
Fimbriation, capsulation, and iron-scavenging
systems of Klebsiella strains associated with
human urinary tract infection. Infect. Immun.
60:1187–1192.