vol. 5, no. 2, 2020 mei :414-429 http: jim.unsyiah.ac.id
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
414
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN
TERKONSENTRASI, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN
DEWAN DIREKSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ 45 YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA
Niazi Nizami1 , A.Sakir2
1)Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 2)Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Syiah Kuala
1)e-mail: [email protected]
Abstract : This study aims to analyze the effect of the structure of concentrated ownership, foreign ownership, and the size of the board of directors on firm performance. Concentrated ownership is assessed using a dummy variable, which is giving a score of 1 for companies that have concentrated ownership and a score of 0 for companies that have spread share ownership, sponsored ownership by adding up the intended shares and the number of shares exchanged, the size of the directors existing with the number of the entire board directors, as well as the firm's performance obtained by the value of Return on Assets. The sampling technique uses purposive sampling technique. Data analysis technique on the LQ 45 company index published on the Indonesia Stock Exchange for period 2013-2018. Obtained from the results of a significant positive significant effect on firm performance. Foreign ownership increases a significant negative on firm performance. The size of the board of directors has a significant positive effect on firm performance. Keywords: Corporate
governance, Concentrated ownership, Foreign ownership, and Firm performance. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan asing, dan ukuran dewan direksi terhadap kinerja perusahaan. Kepemilikan terkonsentrasi dinilai menggunakan variabel dummy, yang memberikan skor 1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan terkonsentrasi dan skor 0 untuk perusahaan yang telah kepemilikan saham menyebar, kepemilikan asing dengan menjumlahkan saham asing yang dimaksud dan jumlah saham yang beredar, ukuran direksi diukur dengan jumlah seluruh dewan direksi, serta kinerja perusahaan dihitung dengan perolehan dari nilai Return on Asset. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis data pada indeks perusahaan LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013-2018. Diperoleh dari hasil bahwa pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kepemilikan asing berpengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Ukuran dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kata kunci : Corporate governance, Kepemilikan terkonsentrasi, Kepemilikan asing, dan Kinerja perusahaan.
PENDAHULUAN
Corporate governance atau sering
disebut sebagai tata kelola perusahaan
adalah kegiatan utama yang dilakukan
oleh setiap perusahaan yang memiliki
kompleksitas pada dua sistem yang
berbeda yaitu berbasis pasar (pihak luar)
dan yang berbasis hubungan (pihak
dalam) (Solomon & Solomon, 2004;
Kyereboah-Coleman & Biekpe, 2006;
Hilb, 2006; Bozec, 2007; Heenetigala,
2011). Sistem nilai pemegang saham
berbasis pasar atau kebanyakan
ditunjukkan di negara-negara Anglo-
Saxon seperti Amerika Serikat dan
Inggris, di mana pihak-pihak tersebut
memberi perlindungan lebih terhadap
pemegang saham minoritas yang kuat, dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
415
ada penekanan kuat pada memaksimalkan
nilai pemegang saham (La Porta, et al
1997). Di sisi lain, sistem yang
berorientasi pada pemangku kepentingan
atau berbasis hubungan ditemui di
kawasan Eropa dan sebagian dari Amerika
Latin dan Asia Timur. Pada hal ini, peran
perusahaan jauh lebih luas dari pada
memaksimalkan laba pemegang saham.
dan perusahaan tersebut mencari manfaat
sebanyak mungkin sebagai pemangku
kepentingan (Berghe, 2002; Dore, 2008;
Demirbag, et al 2017).
Corporate governance Award
2018 mengatakan bahwa kasus di Asia
Timur tentang tata kelola perusahaan
masih belum begitu baik. Pada peringkat
50 perusahaan publik dari ASEAN yang
terbanyak ada 14 perusahaan dari
Malaysia, kemudian 12 perusahaan dari
Thailand, kemudian 9 perusahaan dari
Singapura, kemudian Indonesia hanya
menyumbangkan 4 perusahaan yaitu PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,
dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Harus
disadari bahwa Indonesia masih memiliki
banyak pekerjaan rumah dalam tata kelola
perusahaan publik. Indonesia juga
termasuk sebagai negara yang telah
beberapa kali terkena dampak dalam
kondisi global yang kemudian
mempengaruhi Indonesia.Oleh karena itu
di ASEAN negara Indonesia masih kurang
baik tata kelola perusahaannya
(Indonesian Institute for Corporate
Directorship, 2018). Penilaian IICD
(Indonesian Institute for Corporate
Directorship) corporate governance
terhadap 200 emiten, praktik tata kelola
perusahaan-perusahaan terbuka di
Indonesia masih sekedar memenuhi
standar minimum yang disyaratkan oleh
undang-undang dan regulasi, sehingga
perkembangannya dalam kondisi stagnan.
Pentingnya tata kelola perusahaan
semakin ditekankan setelah fenomena
meningkatnya kebangkrutan perusahaan
besar, skandal akuntansi, dan krisis
ekonomi di berbagai negara. Oleh karena
itu semakin baik penerapan tata kelola
perusahaan, semakin baik tingkat
kepatuhan perusahaan dan menghasilkan
kinerja yang baik. Pada dasarnya, praktik
tata kelola perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan investor yang
berdampak pada kenaikan harga saham
perusahaan.
Teori agensi mulai berlaku ketika
ada hubungan kontraktual antara principal
dan agen. Principal yang tidak dapat
mengelola perusahaannya sendiri
menyerahkan tanggung jawab operasional
perusahaannya kepada agen sesuai dengan
kontrak kerja. Konflik keagenan
cenderung memberikan masalah bagi
perusahaan. Di Indonesia, banyak kasus
mengenai perusahaan yang merugi
dikarenakan konflik tersebut. Manajer
yang cenderung menginginkan
keuntungan untuk dirinya sendiri akan
membuat kebijakan perusahaan berbeda
dengan apa yang diinginkan pemegang
saham.
Menurut Yu dan Shao (2007)
struktur kepemilikan terkonsentrasi
adalah cara yang efektif untuk
mengurangi biaya agensi dan melakukan
proses pemantauan yang baik. Dari
perspektif teori agensi, konsentrasi
kepemilikan sebagai komponen kunci
pengaturan tata kelola perusahaan untuk
mengurangi masalah agensi yang timbul
dari pemisahan kepemilikan dan kontrol
(Jensen dan Meckling, 1976; Shleifer dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
416
Vishny, 1986; Balsmeier dan Czarnitzki,
2015; Nguyen et al., 2015) Keuntungan
yang melekat dari kepemilikan
terkonsentrasi adalah bahwa kepemilikan
mayoritas memiliki kekuatan untuk
memantau (monitoring) manajemen
sehingga mereka hanya bertindak sesuai
dengan kepentingan perusahaan.
Potensi konflik antara pemegang
saham mayoritas dan minoritas bisa
berkurang jika adanya kepemilikan
terkonsentrasi (Hanafi, 2014:14).
Pemegang saham dalam suatu perusahaan
tentu tidak homogen. Karena pemegang
saham ini berbeda, akan ada potensi
konflik di antara pemegang saham.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang
sebelumnya dikendalikan oleh pendiri,
kemudian menjual sebagian kecil saham
kepada publik. Dalam situasi ini ada dua
jenis pemegang saham: mayoritas
(pendiri) dan minoritas (publik).
Masyarakat dikatakan sebagai minoritas
karena, meskipun jumlahnya mungkin
besar, jumlah suara atau bagiannya lebih
kecil dari jumlah saham pendiri. Potensi
konflik dapat terjadi ketika pemegang
saham mayoritas mengambil keuntungan
(kerugian) dari pemegang saham
minoritas.
Chibber & Majumdar (1999)
meneliti pengaruh kepemilikan asing
terhadap kinerja perusahaan yang
beroperasi di India dengan menggunakan
perhitungan pengukuran kinerja dalam
analisis data cross-sectional. Adapun
peneliti menemukan kepemilikan asing
memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap kinerja perusahaan, tetapi hanya
saja ketika melewati ambang tertentu,
yang ditentukan oleh hak kepemilikan
rezim.
Hardikasari (2011) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa banyak
penelitian yang dilakukan menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki ukuran
dewan yang besar tidak dapat
berkoordinasi, berkomunikasi, dan
membuat keputusan yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki dewan yang lebih kecil.
Berdasarkan uraian di atas,
peneliti ingin melakukan penelitian terkait
pengaruh 1) Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh kepemilikan
terkonsentrasi berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan di sektor
indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. 2) Untuk menguji dan
menganalisis pengaruh kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan di sektor indeks LQ 45 yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3) Untuk
menguji dan menganalisis pengaruh
ukuran dewan direksi berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan di sektor
indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. 4) Untuk menguji dan
menganalisis kepemilikan terkonsentrasi,
kepemilikan asing dan ukuran dewan
secara simultan berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan di sektor
indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
TELAAH PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Kepemilikan Terkonsentrasi
Kepemilikan terkonsentrasi adalah
persentase saham yang dimiliki oleh
pemegang saham terkonsentrasi.
Kepemilikan terkonsentrasi adalah semua
individu dan perusahaan yang
kepemilikannya terdaftar (kepemilikan>
5% harus dicatat), yang merupakan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
417
perusahaan publik, negara, keuangan, dan
publik (individu yang kepemilikannya
tidak perlu dicatat karena kepemilikan
<5%). Menurut Tuschke & Sanders,
(2003); Nguyen, Locke, & Reddy, (2014)
kepemilikan terkonsentrasi diukur
menggunakan persentase kepemilikan
saham> 5% atau lebih.
Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing adalah jumlah
saham yang dimiliki oleh pihak asing
(foreign) baik secara individu maupun
institusi dari saham perusahaan di
Indonesia. Perusahaan dengan
kepemilikan asing akan didorong untuk
melaporkan atau mengungkapkan
informasi secara sukarela dan lebih
(Yuniarti, 2014).
BeredarSahamJumlah
gAPihakSahamJumlahgAnKepemilika
sinsin
Ukuran Dewan Direksi
Dewan direksi merupakan salah
satu sistem manajemen yang
memungkinkan optimalisasi peran
anggota direksi dalam penyelenggaraan
corporate governance. Dewan direksi
bertugas untuk menelaah kinerja
manajemen untuk meyakinkan bahwa
perusahaan dijalankan secara baik dan
melindungi kepentingan pemegang saham
(Subhan, 2011). Lalu dilakukan kriteria
mengacu pada penelitian menurut (Chiang
& Lin, 2007; Perrini, Rossi, & Rovetta,
2008; Mobbs, 2015) ukuran dewan direksi
diukur dengan menggunakan jumlah
dewan direksi dalam perusahaan dalam
satu periode.
∑ 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒆𝒘𝒂𝒏 𝑫𝒊𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah
penentuan langkah-langkah tertentu yang
dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba
(Dini, 2010). Kinerja juga merupakan hal
penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di mana pun, karena kinerja
merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan untuk mengalokasikan sumber
dayanya untuk jangka panjang.
%100AsetTotal
BersihLabaROA
Kepemilikan terkonsentrasi
dikaitkan dengan keluarga yang kuat dan
pemain lain, yang akan memiliki akses ke
jaringan yang lebih luas dan lebih dalam,
yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kinerja (Bugra &
Savaşkan, 2014). Oleh karena itu ada lebih
sedikit peluang untuk risiko yang akan
dihadapi oleh orang luar, dapat dikatakan
bahwa konsentrasi kepemilikan mewakili
pengaturan tata kelola perusahaan yang
optimal, (Heugens et al, 2009). Dengan
demikian berharap bahwa:
H1: Kepemilikan terkonsentrasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan Indeks LQ 45 yang
tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian Aji (2016)
menemukan bahwa kepemilikan saham
oleh pihak asing tidak berpengaruh pada
kinerja perusahaan yang diukur dengan
pengembalian aset (ROA). Tidak
sepenuhnya kepemilikan asing atas saham
ROA dapat meningkatkan kinerja karena
ada kemungkinan juga bahwa karena
kondisi pasar modal Indonesia masih
merupakan pasar yang berkembang. Pihak
asing dapat dengan mudah masuk dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
418
keluar dari pasar saham di Indonesia,
sehingga menjadi sangat sensitif terhadap
pergerakan asing sehingga mempengaruhi
kinerja pasar Indonesia yang menurun dan
mereka juga mencari keuntungan besar
dari fluktuasi harga saham yang cukup
likuid dan pengaruhnya faktor ekonomi
makro, kebijakan dan iklim politik
Indonesia.
Jika perusahaan milik keluarga
didukung oleh jaringan hubungan
domestik yang kuat (Fainshmidt et al,
2016), mereka menjadi kurang
berpengalaman dalam mengoptimalkan
hubungan yang lebih transaksional atau
"lengan panjang" yang dihadapi dalam
masyarakat maju (Wood et al, 2014).
Investor dari luar negeri mungkin dapat
membawa jenis pengetahuan dan
pengalaman yang menguntungkan bagi
perusahaan untuk menyelesaikan
pemahaman mendalam tentang bekerja di
jaringan berbasis keluarga. Dengan
demikian berharap bahwa:
H2: Kepemilikan asing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan pada perusahaan
Indeks LQ 45 yang tercatat pada
Bursa Efek Indonesia.
Carney (2005) berpendapat bahwa
kontrol keluarga dikaitkan dengan tiga
jenis kecenderungan: Personalisme,
kekikiran, dan partikularisme. Ini dapat
mengoptimalkan modal sosial dan
mendorong oportunisme dalam investasi.
Menurut Tabalujan, (2002) ada tiga
dimensi kapitalisme keluarga yang
berdampak pada tata kelola perusahaan.
Pertama, unit korporasi sebagai aktor
hukum mungkin sulit dipisahkan dari
kepentingan keluarga. Aset perusahaan
terancam oleh pengambilalihan oleh
anggota keluarga. Kedua, ada masalah
akuntabilitas anggota keluarga yang
mungkin merasa lebih bertanggung jawab
kepada keluarga daripada pemegang
saham atau pejabat perusahaan. Ketiga,
anggota keluarga dapat merusak jalur
formal wewenang dan pengawasan.
Ukuran dewan yang lebih besar dapat
memiliki efek ini setidaknya, konsensus
harus ditempa antara faksi keluarga utama
Topak, (2011), dan mungkin membuatnya
lebih mudah bagi manajer profesional
untuk menggunakan pengaruh mereka
(Dalton et al, 1999). Dengan demikian
berharap bahwa:
H3: Ukuran dewan direksi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan pada perusahaan
Indeks LQ 45 yang tercatat pada
Bursa Efek Indonesia.
Tata kelola perusahaan yang baik
(corporate governance) adalah suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan
hubungan antar pelaku ekonomi dalam
perusahaan guna meningkatkan kinerja
dan mencapai tujuan perusahaan.
Kepemilikan yang terkonsentrasi
membuat pengawasan menjadi lebih baik
karena insentif untuk memantau menjadi
lebih besar. Disiplin primer kurang
diperlukan dalam hal ini. Prediksi
pensinyalan juga sama, yaitu kepemilikan
terkonsentrasi meningkatkan pengawasan,
kemudian mengurangi kemungkinan
penggantian aset, sehingga utang sebagai
sinyal tidak diperlukan. Pengawasan
dilakukan oleh dewan direksi sehingga
terciptanya tata kelola perusahaan yang
baik juga merupakan dukungan yang
dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi perusahaan sehingga kinerja
perusahaan dapat meningkat (Pardede,
2017).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
419
Selain itu, struktur kepemilikan
dalam perusahaan yang terdiri dari
kepemilikan asing di perusahaan, baik
kelembagaan dan individu, dianggap
sebagai masalah penting. Hal ini karena
pembelian saham oleh pihak asing
menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami pertumbuhan pendapatan yang
stabil sehingga menjadi patokan bagi
investor lain untuk berpartisipasi dalam
berinvestasi (Rakhmardi, 2011). Dengan
demikian berharap bahwa:
H4: Kepemilikan terkonsentrasi,
kepemilikan asing dan ukuran
dewan direksi secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan pada perusahaan Indeks
LQ 45 yang tercatat pada Bursa
Efek Indonesia.
Kerangka konseptual dalam
penelitian ini akan menjelaskan hubungan
antara masing-masing variabel dapat
dilihat pada Gambar 1.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan tahunan perusahaan yang
termasuk dalam Indeks LQ 45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari 84 perusahaan. Berdasarkan kriteria,
9 perusahaan dipilih sebagai sampel.
Penelitian ini menggunakan metode
penggabungan data (data panel), antara
total 9 perusahaan dan tahun penelitian 6
tahun (2013-2018). Kemudian ditemukan
total 54 pengamatan.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data panel. Data
panel adalah tipe khusus dari pooled data
di mana unit cross-sectional yang sama
diperiksa dari waktu ke waktu (Gujarati,
2004).
Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran
KONSENTRASI KEPEMILIKAN KEPEMILIKAN ASING
UKURAN DEWAN DIREKSI
H1
H2
H3
H4
KEPEMILIKAN TERKONSENTRASI
KINERJA PERUSAHAAN
KEPEMILIKAN ASING
UKURAN DEWAN DIREKSI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
420
Penelitian ini menggunakan data
laporan keuangan tahunan dari perusahaan
indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama enam (6) tahun
berturut-turut (2013-2018) untuk melihat
kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini
jenis dan sumber data yang digunakan
adalah data sekunder, yaitu data penelitian
yang diperoleh secara tidak langsung dan
melalui media perantara.
Variabel Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua
variabel yang digunakan yaitu variabel
independen dan variabel dependen.
Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa
variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat
(variabel terikat), variabel independen
adalah variabel yang tidak terikat oleh
faktor faktor lain dan mempunyai
pengaruh terhadap variabel lain (variabel
bebas).
1. Variabel Dependen
Return on Asset (ROA)
2. Variabel Independen
Kepemilikan Terkonsentrasi
Kepemilikan Asing
Ukuran Dewan Direksi
Peralatan Analisa Data
Model pada penelitian ini
mengacu pada model regresi data panel
yang diperkenalkan oleh Howles 1950
(Winarno, 2009) untuk menyelidiki
pengaruh variabel independen yaitu
kepemilikan terkonsentrasi (ownership
concentration), kepemilikan asing
(foreign ownership), dan ukuran dewan
direksi (board size), terhadap kinerja
perusahaan Indeks LQ 45 yang
diproksikan dengan ROA (Return On
Assest) dengan persamaanya sebagai
berikut :
ROA
Keterangan:
= 𝜷𝟎+𝜷𝟏𝐂𝐎𝐍𝐂𝐄𝐍+𝜷𝟐𝑭−𝑶𝑾𝑵
+ 𝜷𝟑𝑩−𝑺𝑰𝒁𝑬+ ε
ROA : Return On Assets (Kinerja
Perusahaan)
β0 : Konstanta
β1 : Koefisien dari kepemilikan
terkonsentrasi
CONCEN : Kepemilikan terkonsentrasi
β2 : Koefisien dari kepemilikan
asing
F-OWN : Kepemilikan asing
β3 : Koefisien dari ukuran dewan
direksi
B-Size : Ukuran dewan direksi
ε : Error Term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan analisis yang
dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS 23, ditemukan
beberapa karakteristik dari masing-masing
variabel yang dipertimbangkan dalam
tabel 1. Tabel ini menunjukkan nilai
maksimum dan minimum dari masing-
masing variabel, nilai minimum adalah
nilai terendah untuk setiap variabel
sedangkan nilai maksimum adalah nilai
tertinggi dari variabel. Mean adalah rata-
rata dari setiap variabel, standar deviasi
adalah distribusi data dari sampel.
Statistik deskriptif data terlihat pada tabel
1 berikut.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
421
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Keterangan Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
Kinerja (ROA) 0.025 0.503 0.186374 0.137648
CONCEN 0 1 0.944444 0.231212
F-OWN 0.081 0.9316 0.341496 0.220594
B-SIZE 5 12 8.185185 2.240907
Sumber : Data Diolah dengan SPSS 23 (2020)
Pengujian statistik deskriptif
menunjukkan bahwa rata-rata ROA
adalah 18.6374, nilai maksimum return on
assets (ROA) adalah 50.3% dimiliki oleh
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
(BBRI) pada tahun 2013 yang artinya pada
perusahaan tersebut memiliki tingkat
ROA yang tinggi, sedangkan nilai
terendahnya adalah 2.5% dimiliki oleh PT
Adaro Energy Tbk. (ADRO) pada tahun
2015 yang artinya pada perusahaan
tersebut memiliki tingkat ROA paling
rendah. Variabel ROA memiliki distribusi
data yang baik karena nilai rata-ratanya
18.63% lebih besar dari standar deviasi
yaitu 13.76478.
Berdasarkan data pada tabel 1
statistik dapat dilihat bahwa kepemilikan
terkonsentrasi (CONCEN) memiliki nilai
minimum 0 sedangkan nilai maksimum 1.
Kepemilikan terkonsentrasi ditentukan
berdasarkan beberapa klarifikasi dari
distribusi berat yang telah ditentukan.
Nilai 1 dalam variabel kepemilikan
terkonsentrasi menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki kepemilikan saham
terkonsentrasi sempurna, sedangkan nilai
0 menunjukkan bahwa kepemilikan saham
perusahaan tidak terkonsentrasi atau
terdifusi dengan sempurna. Konsentrasi
kepemilikan rata-rata adalah
0,944444444. Dengan demikian
konsentrasi kepemilikan rata-rata adalah
94,4% lebih tinggi dari standar deviasi
rata-rata sebesar 23,1212.
Berdasarkan tabel 1 data statistik
juga dapat dilihat bahwa kepemilikan
asing (F-OWN) adalah nilai minimum
8,1% sedangkan nilai maksimum 93,16%.
Nilai maksimum ditentukan berdasarkan
tingkat klasifikasi kepemilikan. Dalam
variabel kepemilikan asing menunjukkan
proporsi saham perusahaan yang dimiliki
oleh pihak asing baik asing, badan hukum
asing, pemerintah asing dan bagian-
bagiannya. Rata-rata kepemilikan saham
asing adalah 34,14%. Nilai rata-rata
kepemilikan saham asing menunjukkan
bahwa beberapa sampel (perusahaan)
sudah memiliki investor asing sebagai
bagian dari kepemilikan saham
perusahaan. Nilai kepemilikan asing
terendah adalah 8,1%, yang berarti
perusahaan memiliki kepemilikan asing
tetapi proporsinya rendah. Sedangkan
nilai kepemilikan asing tertinggi adalah
93,16%.
Berdasarkan data table 1 statistik
terlihat bahwa ukuran dewan direksi (B-
SIZE) nilai minimum sebesar 5 dan nilai
maksimum sebesar 12. Ukuran dewan
direksi yang diproksikan menggunakan
jumlah dewan direksi nilai tertingginya
adalah 12 dimiliki oleh
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
(BBRI) pada tahun 2018, sedangkan nilai
terendahnya adalah 5 dimiliki PT Adaro
Energy Tbk. (ADRO) pada tahun 2018,
PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) pada tahun
2013 & 2014 dan PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) pada tahun 2013 – 2016. Rata -
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
422
rata ukuran dewan direksi yaitu sebesar
8.18% sedangkan standar deviasi sebesar
2.240907.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan SPSS maka ditemukan
hasil yang dapat dilihat pada Tabel 2. Dari
hasil pengujian pada tabel dapat dilihat
pada nilai F sebesar 5043 dan signifikan
pada 0,004. Dengan menggunakan level α
(alpha) 0,05 atau 5%, maka Ho berhasil
ditolak dan H1 gagal ditolak. Penolakan
H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan
bahwa nilai sig (0,002) <dari α (alpha) =
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel independen terdiri dari struktur
kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan
asing dan ukuran dewan direksi bersama
(simultan) mempengaruhi Variabel
dependen adalah kinerja perusahaan
(ROA).
Pengaruh antara persentase
kepemilikan terkonsentrasi diproksi oleh
(CONCEN) pada kinerja pengembalian
perusahaan atas aset (ROA) terlihat pada
tabel 2 besarnya pengaruh dapat dilihat
berdasarkan pada nilai koefisien dan nilai
t-statistik 0,175 dan 2,335 dengan tingkat
signifikansi 0,022 di bawah 0,05 berarti
kepemilikan terkonsentrasi efek positif
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Ini menunjukkan bahwa semakin besar
konsentrasi kepemilikan, semakin tinggi
kinerja perusahaan sehingga hipotesis H1
diterima. Berdasarkan hasil analisis uji f,
ditemukan hasil yang dapat dilihat pada
Tabel 3. Penelitian ini sejalan dengan
Ciftci et al (2019) bahwa konsentrasi
kepemilikan yang ditunjukkan oleh
persentase kepemilikan yang dimiliki oleh
pemegang saham terbesar memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan ROA.
Tabel 2 Hasil Pengujian Regresi t Statistik
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) -0.053 0.091 -0.584 0.562
CONCEN 0.175 0.074 0.294 2.355 0.022**
F-OWN -0.241 0.084 -0.387 -2.877 0.006**
B-SIZE 0.019 0.008 0.311 2.320 0.024**
Sumber : Data Diolah dengan SPSS 23 (2020)
ROA = -0.053 + 0.175 CONCEN – 0.241 FOWN + 0.019 BSIZE
Tabel 3 Hasil Pengujian Regresi F Statistik
Model Sum of
Square
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 0.233 3 0.078 5.043 0.004
Residual 0.771 50 0.015
Total 1.004 53
Sumber : Data Diolah dengan SPSS 23 (2020)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
423
Dapat dikatakan bahwa
perusahaan memiliki hubungan yang lebih
dekat dan lebih padat dengan investor inti,
dan oleh karena itu, lebih siap untuk
memanfaatkan berbagai sumber daya.
Penelitian ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Tachiwou
(2016) bahwa tingginya jumlah saham
terkonsentrasi akan memicu tekanan pada
manajer untuk bertindak demi
kepentingan pemegang saham. Penelitian
ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Nguyen et al (2015) bahwa
kepemilikan terkonsentrasi memiliki efek
positif pada kinerja perusahaan dan
pengaruhnya lebih tinggi dengan
menggunakan sampel di perusahaan
nasional di Vietnam daripada di
Singapura. Penelitian ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Scholten (2014) yang menyatakan bahwa
kepemilikan terkonsentrasi memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh antara persentase
kepemilikan asing yang diproksi dengan
(F-OWN) terhadap kinerja perusahaan
yang diproksi dengan pengembalian aset
(ROA) terlihat pada tabel 2 besarnya
pengaruh dapat dilihat berdasarkan nilai
koefisien dan t-statistik Dari -0.241 dan -
2.877, masing-masing dengan tingkat
signifikansi 0,006 di bawah 0,05 berarti
kepemilikan asing memiliki pengaruh
negatif yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan sehingga hipotesis H2
diterima. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Aji (2016) bahwa kepemilikan
saham oleh pihak asing tidak berpengaruh
pada kinerja perusahaan yang diukur
dengan pengembalian aset (ROA). Tidak
sepenuhnya kepemilikan asing atas saham
ROA dapat meningkatkan kinerja karena
ada kemungkinan juga bahwa karena
kondisi pasar modal Indonesia masih
merupakan pasar yang berkembang. Pihak
asing dapat dengan mudah masuk dan
keluar dari pasar saham di Indonesia,
sehingga menjadi sangat sensitif terhadap
pergerakan asing sehingga mempengaruhi
kinerja pasar Indonesia yang menurun dan
mereka juga mencari keuntungan besar
dari fluktuasi harga saham yang cukup
likuid dan pengaruhnya. faktor ekonomi
makro, kebijakan dan iklim politik
Indonesia.
Pengaruh antara persentase ukuran
dewan direksi yang diproksi dengan
(BSIZE) terhadap kinerja perusahaan
yang diproksi dengan pengembalian aset
(ROA) terlihat pada tabel 2 besarnya
pengaruh dapat dilihat berdasarkan
koefisien dan t- nilai statistik masing-
masing 0,019 dan 2,320 dengan tingkat
signifikansi 0,024 lebih kecil dari 0,05
berarti bahwa ukuran dewan direksi
memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap kinerja perusahaan sehingga H3
diterima. Penelitian ini sejalan dengan
Ciftci et al (2019) bahwa dengan dewan
yang lebih besar kesempatan akan datang
untuk mengakses jaringan berbasis
keluarga yang lebih lengkap dan lebih luas
untuk membangun perjanjian antara
berbagai kelompok kepentingan. Hasil
penelitian ini didukung oleh Tabalujan
(2002) bahwa ada tiga dimensi
kapitalisme keluarga yang berdampak
pada tata kelola perusahaan. Pertama, unit
korporasi sebagai aktor hukum mungkin
sulit dipisahkan dari kepentingan
keluarga. Aset perusahaan terancam oleh
pengambilalihan oleh anggota keluarga.
Kedua, ada masalah akuntabilitas anggota
keluarga yang mungkin merasa lebih
bertanggung jawab kepada keluarga
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
424
daripada pemegang saham atau pejabat
perusahaan. Ketiga, anggota keluarga
dapat merusak jalur formal wewenang dan
pengawasan. Ukuran dewan yang lebih
besar dapat memiliki efek ini setidaknya,
konsensus harus ditempa antara faksi
keluarga utama Topak (2011), dan
mungkin membuatnya lebih mudah bagi
manajer profesional untuk menggunakan
pengaruh mereka dan mungkin
membuatnya lebih mudah bagi manajer
profesional untuk menggunakan pengaruh
mereka . Hasil penelitian ini didukung
oleh Hardikasari (2011) dalam
penelitiannya yang menyatakan bahwa
banyak penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki ukuran papan besar tidak dapat
berkoordinasi, berkomunikasi, dan
membuat keputusan yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki papan lebih kecil. Studi-studi ini
termasuk penelitian dari Jensen (1993),
Lipton dan L’orsch (1992) dan Yermack
(1996). Namun demikian, Dalton et al.
(1999) dalam sebuah penelitian
(Hardikasari, 2011) menyatakan bahwa
ada hubungan positif antara ukuran dewan
direksi terhadap kinerja perusahaan. Hasil
penelitian ini didukung oleh Pearce dan
Zahra (1992) dalam Widyati (2013)
bahwa meningkatkan ukuran dewan
direksi akan menguntungkan perusahaan
karena menciptakan jaringan dengan
orang luar dan memastikan ketersediaan
sumber daya. Hasil penelitian ini
didukung oleh Johl et al, (2015) bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara
ukuran direksi dan kinerja perusahaan.
Dengan begitu banyak dewan direksi di
perusahaan, koordinasi yang baik antara
dewan direksi akan mempengaruhi
kecepatan pengambilan keputusan dan
juga berdampak pada peningkatan kinerja
perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis regresi
linier berganda ditemukan bahwa secara
simultan struktur kepemilikan
terkonsentrasi, kepemilikan asing dan
ukuran dewan direksi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Besarnya kontribusi ketiga variabel ini
terhadap kinerja perusahaan adalah
23,23%, sedangkan sisanya 76,77%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Ini
menunjukkan bahwa penerapan tata kelola
perusahaan yang diukur dalam struktur
kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan
asing, dan ukuran dewan direksi akan
mendorong manajemen untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dengan
lebih baik. Ini karena tata kelola
perusahaan adalah seperangkat aturan
yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, manajer, kreditor,
pemerintah, karyawan, dan pemangku
kepentingan lainnya sehingga hak dan
kewajiban mereka (publikasi FCGI)
seimbang.
PENUTUP
Setelah menganalisis hasil regresi
pengaruh kepemilikan terkonsentrasi,
kepemilikan asing dan ukuran dewan
direksi terhadap kinerja perusahaan di
perusahaan indeks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia untuk periode 2013-2018, hasil
yang berbeda diperoleh untuk setiap
variabel. Berdasarkan hasil penelitian dan
diskusi yang telah dijelaskan, kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian bahwa kepemilikan
terkonsentrasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
425
pada perusahaan indeks LQ 45 yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dari
segi operasional yang diproksikan
dengan return on assets (ROA). Hasil
penelitian ini sejalan dengan Ciftci et
al (2019) bahwa konsentrasi
kepemilikan yang ditunjukkan oleh
persentase kepemilikan yang dipegang
oleh pemegang saham terbesar
memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan yang diukur oleh
ROA. Dapat dikatakan bahwa
perusahaan memiliki hubungan yang
lebih dekat dan lebih padat dengan
investor inti, dan karenanya, lebih siap
untuk memanfaatkan berbagai sumber
daya.
2. Berdasarkan hasil pembahasan
penelitian bahwa kepemilikan asing
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan indeks LQ 45 yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia dari segi
operasional yang diproksikan dengan
return on assets (ROA). Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh yang berlawanan antara
kepemilikan asing dan kinerja
perusahaan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Aji (2016) bahwa
kepemilikan saham oleh pihak asing
tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan return
on asset (ROA). Tidak
berpengaruhnya kepemilikan saham
oleh pihak asing terhadap return on
asset (ROA) kemungkinan juga
dikarenakan pada kondisi pasar modal
Indonesia masih merupakan emerging
market. Pihak asing bisa dengan
mudah masuk dan keluar dari bursa
saham di Indonesia dan mereka
mencari keuntungan yang besar dari
fluktuasi perdagangan harga saham
yang cukup likuid serta pengaruh
faktor perekonomian secara makro,
kebijakan serta iklim politik
Indonesia.
3. Ukuran dewan direksi memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan indeks LQ 45 yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia yang di
proksikan dengan return on assets
(ROA). Dimana penelitian tersebut
sejalan dengan Ciftci et al (2019)
bahwa dengan adanya dewan yang
lebih besar akan datang peluang untuk
mengakses jaringan berbasis keluarga
yang lebih lengkap dan lebih luas
untuk membangun kesepakatan antara
berbagai kelompok kepentingan. Hasil
penelitian ini didukung oleh Johl et al
(2015) bahwa hubungan positif
signifikan antara ukuran direksi dan
kinerja perusahaan. Dengan
banyaknya dewan direksi di dalam
perusahaan, maka koordinasi yang
baik antar dewan direksi akan
berpengaruh terhadap kecepatan
pengambilan keputusan dan juga
berdampak terhadap peningkatan
kinerja perusahaan.
4. Struktur kepemilikan terkonsentrasi,
kepemilikan asing dan ukuran dewan
direksi secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa implementasi corporate
governance yang terukur dalam
struktur kepemilikan terkonsentrasi,
kepemilikan asing dan ukuran dewan
direksi akan mendorong manajemen
untuk meningkatkan kinerja
perusahaan yang lebih baik. Hal ini
disebabkan karena corporate
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
426
governance merupakan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, manajer,
kreditur, pemerintah, karyawan, dan
stakeholders lainnya agar seimbang
hak dan kewajibannya. Corporate
governance bertujuan mengatur
perusahaan agar dapat meningkatkan
kinerja perusahaan semakin
meningkat.
REFERENSI
Aji, Ibnu Trinugraha. (2016). Pengaruh
Struktur Kepemilikan Terhadap
Return On Asset Dan Tobins’q
Perusahaan Keluarga Di Indonesia
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Yang Tercatat Di BEI). Jurnal
Universitas Islam Indonesia
Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Al-Matari, Yahya Ali, Abdullah Kaid Al-
Swidi, Faudziah Hanim Bt Fadzil,
and Ebrahim Mohammed Al-
Matari. (2012). Board of Directors,
Audit Committee Characteristics
and Performance of Saudi Arabia
Listed Companies. International
Review of Management and
Marketing.
Arifin, Zaenal. (2003). Masalah Agensi
dan Mekanisme Kontrol pada
Perusahaan dengan Struktur
Kepemilikan Terkonsentrasi yang
Dikontrol Keluarga, Disertasi,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Arifin, Zaenal. (2005). “Teori Keuangan
dan Pasar Modal”. Jakarta:
Ekonisia.
Aydin, N., Sayim, M., & Yalama, A.
(2007). Foreign ownership and
firm performance: Evidence from
Turkey. International Research
Journal of Finance and
Economics, 11, 127–150.
Balsmeier, B. and Czarnitzki, D. (2015),
“Ownership concentration,
institutional development and firm
performance in Central and
Eastern Europe”, Managerial and
Decision Economics.
Berghe, L. V. D. (2002). Corporate
governance in a globalising world:
Convergence or divergence? A
European perspective. New York,
Boston, Dordrecht, London,
Moscow: Kluwer Academic
Publishers.
Bozec, R. (2007). US market integration
and corporate governance
practices: Evidence from
Canadian companies. Corporate
Governance: An International
Review, 15(4), 535–545.
Chen, E., & Nowland, J. (2010). Optimal
board monitoring in family-owned
companies: Evidence from Asia.
Corporate Governance: An
International Review, 18(1), 3–17.
Cheng, S. (2008). Board size and the
variability of corporate
performance. Journal of Financial
Economics, 87, 157–176.
Chhibber, P.K. dan Majumdar, S.K., 1999,
“Foreign Ownership and
Profitability: Property Rights,
Control and the Performance of
Firms in Indian Industry.”Journal
of Law and Economic.
Chiang, M.-H., & Lin, J.-H. (2007). The
relationship between corporate
governance and firm productivity:
Evidence from Taiwan’s
manufacturing firms. Corporate
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
427
Governance: An International
Review, 15(5), 768–779.
Ciftci, Ilhan, Ekrem Tatoglu, Geoffrey
Wood, Mehmet Demirbag, Selim
Zaim. (2019). Corporate
governance and firm performance
in emerging markets: Evidence
from Turkey. International
Business Review 28 (2019) 90–
103. Diambil dari
Sciencedirect.com, Pada tanggal
10 Desember 2019.
Dalton, D. R., C.M.Daily., J.L.Johnson.,
dan A.E. Ellstrand. (1999).
“Number of Director and Financial
Performance: A Meta Analysis.”
Academy of Management Journal,
42 (6): 674-686.
Demirbag, M., Wood, G. T.,
Makhmadshoev, D., &
Rymkevich, O. (2017). Varieties
of CSR: Institutions and socially
responsible behaviour.
International Business Review,
26(6), 1064–1074.
Dini, Nur’aeni. (2010). “Pengaruh
Struktur Kepemilikan Saham
Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Kasus pada Perusahaan
Sektor porperti dan BUMN yang
Listing di Bursa Efek
Indonesia)”. Skripsi
Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro Semarang.
Dore, R. (2008). Best practice winning
out. Socio-Economic Review, 6(4),
779–784.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim,
(2003), Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit
UPP AMP YKPN: Yogyakarta
Hardikasari, Eka. (2011). “Pengaruh
Penerapan Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan pada
Industri Perbankan yang Tercatat
di Bursa Efek Indonesia Tahun
2006-2008”. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Heenetigala, K. (2011). Corporate
governance practices and firm
performance of listed companies
in Sri Lanka. Unpublished
doctoral dissertation Melbourne:
Victoria University.
Indonesian Institute for Corporate
Directorship, (2018). Avaible
online at: www. Iicd.or.id
International Federation of Accountants
(IFAC), (2004), The Measurement
and Management of Intellectual
Capital, Avaible online at:
www.ifac.org.
Jackling, B., & Johl, S. (2009). Board
structure and firm performance:
Evidence from India’s top
companies. Corporate
Governance: An International
Review, 17(4), 492–509.
Jensen, M. and Meckling, W. (1976).
“Theory of the firm: manajerial
behavior, agency costs and
ownership structure”. Journal of F
inancial Economics, 3, 305-360.
Jensen, M.C. (1993). “The Modern
Industrial Revolution, Exit and the
Failure of Internal Control
System.” Journal Of Finance, 48
(3): 831-880
Johl, Satirenjit Kaur, Shireenjit Kaur, and
Barry J. Cooper. (2015). Board
characteristics and firm
performance: evidence from
Malaysian public listed firms.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
428
Journal of Economics, Business
and Management 3(2): 239–43.
Kyereboah-Coleman, A., & Biekpe, N.
(2006). The link between
corporate governance and
performance of the non-traditional
export sector: Evidence from
Ghana. Corporate Governance:
The International Journal of
Business in Society, 6(5), 609–623.
La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F.,
Shleifer, A., & Vishny, R. W.
(1997). Legal determinants of
external finance. Journal of
Finance, 52(2), 1131–1150.
La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F.,
Shleifer, A., (1999). “Corporate
Ownership Around The Journal of
Finance 54, 471–517.
Lipton, M., dan J.W.Lorsch. (1992). “A
Modest Proposal for Improved
Corporate Governance”, The
Business Lawyer, 48 (1): 59-78.
Mobbs, S. (2015). Is an outside chair
always better? The role of non-
CEO inside chairs on corporate
boards. The Financial Review, 50,
547–574.
Nguyen, T., Locke, S. and Reddy, K.
(2015), “Ownership concentration
and corporate performance from a
dynamic perspective: does
national governance quality
matter?”, International Review of
Financial Analysis, 41, 148-161.
Nguyen, T., Locke, S., & Reddy, K.
(2014). A dynamic estimation of
governance structures and
financial performance for
Singaporean companies.
Economic Modelling, 40,1–11.
O’Connor, T., Kinsella, S., & O’Sullivan,
V. (2014). Legal protection of
investors, corporate governance,
and investable premia in emerging
markets. International Review of
Economics and Finance, 29, 426–
439.
Organization for Economic Cooperation
and Development. (2004). OECD
Principles of Corporate
Governance 2004. The OECD
Paris.
Pearce, J., and Zahra, S. 1992. "Board
Composition from a Strategic
ContingencyPerspective." Journal
of Management Studies 29, 411-
438.
Perrini, F., Rossi, G., & Rovetta, B.
(2008). Does ownership structure
affect performance? Evidence
from the Italian market. Corporate
Governance: An International
Review, 16(4), 312–325.
Sarkar, J., & Sarkar, S. (2000). Large
shareholder activism in corporate
governance in developing
countries: Evidence from India.
International Review of Finance,
1(3), 161–194.
Scholten, M. (2014). Ownership structure
and firm performance: Evidence
from the Netherlands. Bachelor
Thesis, 1-10.
Setiawan, Maman. (2006). “Pengaruh
Struktur Kepemilikan,
Karakteristik Perusahaan, dan
Karakteristik Tata Kelola
Korporasi terhadap Kinerja
Perusahaan: Studi Kasus pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta”. Laporan Penelitian.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 2, 2020 Mei :414-429 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
429
Fakultas Ekonomi Universitas
Padjajaran: Bandung
Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1986).
Large shareholders and corporate
control. The Journal of Political
Economy, 461-488.
Solomon, J., & Solomon, A. (2004).
Corporate governance and
accountability. The Atrium,
Southern Gate. Chichester, West
Sussex: John Wiley and Sons.
Subhan. (2011). “Pengaruh Good
Corporate Governance dan
Leverage Keuangan Terhadap
Manajemen Laba Perusahaan
Perbankan Yang Tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi
Dipublikasi.
Tabalujan, B. S. (2002). Family capitalism
and corporate governance of
family-controlled listed companies
in Indonesia. UNSWLJ, 25, 486–
514.
Tachiwou, A. M. (2016). Corporate
Governance and Firms Financial
Performance of Listed Company
in the West African Monetary
Union (Wamu) Regional Financial
Exchange. International Journal
of Economics and Finance; 8(8),
212-221.
Tjager, I Nyoman, dkk. (2003). Corporate
Governance Tantangan dan
Kesempatan Bagi Komunitas
Bisnis Indonesia. Jakarta: PT
Prehallindo.
Topak, M. S. (2011). The effect of board
size on firm performance:
Evidence from Turkey. Middle
Eastern Finance and Economics,
14, 119–127.
Tuschke, A., & Sanders, G. (2003).
Antecedents and consequences of
corporate governance reform: The
case of Germany. Strategic
Management Journal, 24, 631–
649.
Widyati, Maria Fransisca. (2013).
Pengaruh dewan direksi, komisaris
indepeden, komite audit,
kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional terhadap
kinerja keuangan. Jurnal Ilmu
Manajemen 1(1): 234–49.
Yermack, D. (1996). “Higher Market
Valuation of Companies with
Small Board of Directors”.
Journal of Financial Economics,
40: 185-211.
Yu, Guanghua dan Shao, Li (2007).
“Against Legal Origin: Of
Ownership Concentration And
Disclosure” University Of Hong
Kong.
Yuniarti, Cintia. (2004). “Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Dan Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan High Profile
Yang Tercatat Di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi Dipublikasikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Zakaria, Z., Purhanudin, N., &
Palanimally, Y. R. (2014).
Ownership Structure and Firm
Performance: Evidence from
Malaysian Trading and Services
Sector. European Journal of
Business and Social Sciences,
3(2), 32-43.