validasi titrasi asam basa 29092011

20
Validasi Metode Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi biasanya dimaksudkan untuk menguji metode analisa yang baru dibuat dan atau dikembangkan. Parameter analisis yang harus diuji dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut : 1. Presisi Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai simpangan baku (Standar Deviasi) atau simpangan baku relatif. Simpangan baku yaitu Akar kuadrat dari varians dan menunjukan standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya. Presisi dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau reproductility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap

Upload: annisa-retno-arimdayu

Post on 29-Oct-2015

409 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

Validasi

TRANSCRIPT

Validasi MetodeValidasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk

membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk

penggunaannya. Validasi biasanya dimaksudkan untuk menguji metode

analisa yang baru dibuat dan atau dikembangkan. Parameter analisis

yang harus diuji dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut :

1. Presisi

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian

antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari

rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel

yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai

simpangan baku (Standar Deviasi) atau simpangan baku relatif.

Simpangan baku yaitu Akar kuadrat dari varians dan menunjukan standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya.

Presisi dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau

reproductility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan metode jika

dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan

dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui

pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik

yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran

keseksamaan pada kondisi yang normal.

2. Akurasi

Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai

persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan.

3. Linearitas

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan

respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi

matematematik yang baik, terhadap konsentrasi analit dalam sampel.

Perlakuan matematik dalam pengujian linearitas adalah melalui

persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil

analisis terhadap konsentrasi analit.

Gambar 1. Contoh grafik linearitas

4. Ketangguhan metode (ruggedness)

Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang

diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji

normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu,

hari yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak

adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji.

Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi operasi

normal antara lab dan antar analis.

5. Ketahanan metode (robustness)

Robustness adalah ketahanan suatu metode analisis mengenai

kapasitasnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh adanya variasi metode

yang kecil. Ketahanan dievaluasi oleh adanya variasi parameter-

parameter metode seperti persentase pelarut organik, pH, kekuatan ionik,

atau suhu

Validasi Metode Titrasi AsiditasTujuan : untuk mengetahui apakah metode yang digunakan

sesuai dengan spesifikasi metode yang disepakati

Hasil Belajar :

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian validasi metode dan

parameter-parameter pemeriksaan validasi

2. Mahasiswa dapat melakukan validasi metode titrasi

Cara Penilaian : mahasiswa mendemonstrasikan kemampuan

dalam melakukan validasi secara individu.

Kondisi Penilaian : dalam melakukan praktikum dan laporan praktikum

Alat :

1. Neraca Analitik 4 Desimal

2. Buret

3. Erlenmeyer 250 ml

4. Pipet Volume 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml

5. Mikropipet 1000ul

Bahan :

1. Larutan Asam Oksalat dihidrat 0,1000 N

2. Larutan Na Tetraborat 0,1000 N

3. Larutan NaOH 0,1 N

4. Larutan HCl 0,1 N

5. Akuades

Cara Kerja :

I. Penetapan Parameter Presisi, Akurasi dan linearitas

1. Pipet 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml asam

oksalat dihidrat 0,1000 N masing-masing masukkan ke dalam

Erlenmeyer.

2. Tambah 2 tetes indikator phenolphthalein

3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah orange

4. Lakukan pengulangan titrasi sebanyak 5 kali untuk masing-masing

volume asam oksalat dihidrat 0,1000N.

5. Data Hasil titrasi dimasukkan ke dalam Tabel 1 dan dibuat grafik

rata-rata volume titran (mL) vs Volume Sampel (mL)

Tabel 1. hasil pengamatan titrasi

Volume sampel (x) Pengulangan ke- mL titran (y)5,0 ml 1

2345

10,0 ml 12345

15,0 ml 1 17.50 2 17.70 3 17.60 45

20,0 ml 12345

25,0 ml 12345

Gambar 1. Grafik rata-rata volume titran (ml) vs volume sampel (ml)

5. Pengolahan data :

5.1. Standar Deviasi (SD) :

Keterangan : s = Standar Deviasi

X = nilai data pengamatan

µ = nilai rata-rata hitung

N = banyak data

∑ = Jumlah

5.2 Presisi :

Keterangan : SD = Standar Deviasi

x = nilai rata-rata hitung

KV = Koreksi volum

5.3 Akurasi :

Keterangan : X = Nilai yang diperoleh

x = Nilai yang sebenarnya

5.4Persamaan garis regresi (y = a + bx) dan linearitas berdasarkan data

hasil titrasi

Tabel 2. Data hasil titrasi

Volume sampel Responden (Pengulangan) x y x.y X² y² 5,0 ml 1              2             3             4             5          

 10,0 ml 1              2             3             4             5           15,0 ml 1              2             3             4             5           20,0 ml 1              2             3             4             5           25,0 ml 1              2             3             4             5          

Persamaan garis regresi : y = a + bx

r =

5.5Parameter robustness :

1. variabel pH larutan

a. Pipet 15,0 ml NaOH 0,1 N, masukkan ke dalam 5 Erlenmeyer

berbeda

b. Ditambahkan 3 tetes, 5 tetes, 7 tetes, 9 tetes, 11 tetes indikator

Phenolftalein ke masing-masing ke dalam Erlenmeyer berbeda.

c. Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah orange.

Keterangan :

Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di

laboratorium

Tabel 2. Hasil Pengamatan parameter robustness

Penambahan Indikator (x) Pengulangan ke- mL titran (y)3 tetes 1

23

5 tetes 123

7 tetes 123

9 tetes 123

11 tetes 123

2. Perlakuan pengocokan

a. Pipet 5,0 ml 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml masing-

masing masukkan ke dalam Erlenmeyer

b. Ditambahkan 2 tetes indikator phenolphthalein

c. Perlakuan pertama : Titrasi kasar dengan NaOH 0,1 N,

dilakukan manual

Perlakuan kedua : Titrasi halus dengan NaOH 0,1 N, dengan

menggunakan stirrer

Keterangan :

Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di

laboratorium

5.6Parameter ruggedness :

a. Pipet 5,0 ml, 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml Asam

oksalat dihidrat 0,1 N masing-masing masukkan ke dalam

Erlenmeyer

b. Ditambahkan 2 tetes indikator phenolphthalein

c. Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali oleh orang yang

berbeda dengan buret yang sama

Validasi Metode Titrasi AlkalinitasTujuan : untuk mengetahui apakah metode yang digunakan

sesuai dengan spesifikasi metode yang disepakati

Hasil Belajar :

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian validasi metode dan

parameter-parameter pemeriksaan validasi

2. Mahasiswa dapat melakukan validasi metode titrasi

Cara Penilaian : mahasiswa mendemonstrasikan kemampuan

dalam melakukan validasi secara individu.

Kondisi Penilaian : dalam melakukan praktikum dan laporan praktikum

Alat :

1. Neraca Analitik 4 Desimal

2. Buret

3. Erlenmeyer 250 ml

4. Pipet Volume 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml

5. Mikropipet 1000ul

Bahan :

1. Larutan Asam Oksalat dihidrat 0,1000 N

2. Larutan Na Tetraborat 0,1000 N

3. Larutan NaOH 0,1 N

4. Larutan HCl 0,1 N

5. Akuades

Cara Kerja :

II. Penetapan Parameter Presisi, Akurasi dan linearitas

1. Pipet 5,0 ml ; 10,0 ml ; 15,0 ml ; 20,0 ml dan 25,0 ml Natrium

Tetraborat 0,1000 N masing-masing masukkan ke dalam

Erlenmeyer.

2. Tambah 2 tetes indikator Methyl orange

3. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai timbul warna merah muda

4. Lakukan pengulangan titrasi sebanyak 5 kali untuk masing-masing

volume Natrium tetraborat 0,1000N.

5. Data Hasil titrasi dimasukkan ke dalam Tabel 1 dan dibuat grafik

rata-rata volume titran (mL) vs Volume Sampel (mL)

Tabel 1. hasil pengamatan titrasi

Volume sampel (x) Pengulangan ke- mL titran (y)5,0 ml 1

2345

10,0 ml 1 12,70 mL2 12,60 mL3 12,85 mL45

15,0 ml 1 19,10 mL2 19,02 mL3 19,05 mL45

20,0 ml 1 25,42mL2 25,50mL3 25,51mL4

525,0 ml 1 31,90 ml

2 31,90 ml3 31,70 ml45

Gambar 1. Grafik rata-rata volume titran (ml) vs volume sampel (ml)

6. Pengolahan data :

6.1. Standar Deviasi (SD) :

Keterangan : s = Standar Deviasi

X = nilai data pengamatan

µ = nilai rata-rata hitung

N = banyak data

∑ = Jumlah

6.2. Presisi :

Keterangan : SD = Standar Deviasi

x = nilai rata-rata hitung

KV = Koreksi volum

6.3. Akurasi :

Keterangan : X = Nilai yang diperoleh

x = Nilai yang sebenarnya

6.4. Persamaan garis regresi (y = a + bx) dan linearitas berdasarkan

data hasil titrasi

Tabel 2. Data hasil titrasi

Volume sampel Responden (Pengulangan) x y x.y X² y² 5,0 ml 1              2             3             4             5          

 10,0 ml 1              2             3             4             5           15,0 ml 1              2             3             4             5           20,0 ml 1              2             3             4             5           25,0 ml 1              2             3             4          

   5          

Persamaan garis regresi : y = a + bx

r =

6.5. Parameter robustness :

variabel pH larutan

1. Pipet 15,0 ml NaOH 0,1 N, masukkan ke dalam 5 Erlenmeyer

berbeda

2. Ditambahkan 3 tetes, 5 tetes, 7 tetes, 9 tetes, 11 tetes indikator

Methyl orange ke masing-masing ke dalam Erlenmeyer

berbeda.

3. Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai timbul warna merah orange.

Keterangan :

Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di

laboratorium

Tabel 2. Hasil Pengamatan parameter robustness

Penambahan Indikator (x) Pengulangan ke- mL titran (y)3 tetes 1

23

5 tetes 123

7 tetes 123

9 tetes 123

11 tetes 123

Perlakuan pengocokan

1. Pipet 5,0 ml 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml masing-masing

masukkan ke dalam Erlenmeyer

2. Ditambahkan 2 tetes indikator Methyl orange

3. Perlakuan pertama : Titrasi kasar dengan HCl 0,1 N, dilakukan

manual

Perlakuan kedua : Titrasi halus dengan HCl 0,1 N, dengan

menggunakan stirrer

Keterangan :

Buret, pipet volume, pipet tetes : yang biasa digunakan di

laboratorium

6.6. Parameter ruggedness :

1. Pipet 5,0 ml, 10,0 ml, 15,0 ml 20,0 ml dan 25,0 ml Natrium

tetraborat 0,1 N masing-masing masukkan ke dalam Erlenmeyer

2. Ditambahkan 2 tetes indikator Methyl orange

3. Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali oleh orang yang

berbeda dengan buret yang sama