utonia uteri

21
 UTONIA UTERI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adapun yang melatarbelakangi makalah ini yang membahas mengenai “ Atonia Uteri” adalah agar kita dapat mengetahui apa itu atonia uteri dan bagaimana cara penatalaksanaan pada atonia uteri. Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami lagi tentang pengertian, penyebab , dan cara penanganan atonia uteri.  B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan tentang pengertian atonia uteri  2. Menjelaskan factor penyebab terjadinya atonia uteri  3. Menjelaskan cara penanganan atau penatalaksanaan atonia uteri  C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahu i dan memahami tentang atonia uteri  2. Menambah pengetahua n tentang atonia uteri  3. Dapat mengetahui mengenai pengertian, etiologi, factor penyebab, dan juga penatalaksanaan atonia uteri. BAB II ISI A. Landasan Teori Persalinan Dengan Atonia Uteri  Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan terutama perdarahan post partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Riple y, 1999).  Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007). Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002).  B. Faktor Penyebab Terjadinya Atonia Uteri  Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :  1. Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya :  

Upload: shanty-maniez

Post on 18-Jul-2015

208 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 1/21

 

UTONIA UTERI

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Adapun yang melatarbelakangi makalah ini yang membahas mengenai “ Atonia Uteri”

adalah agar kita dapat mengetahui apa itu atonia uteri dan bagaimana cara penatalaksanaan

pada atonia uteri. Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami lagi tentang

pengertian, penyebab, dan cara penanganan atonia uteri. 

B. Rumusan Masalah 

1.  Menjelaskan tentang pengertian atonia uteri 

2.  Menjelaskan factor penyebab terjadinya atonia uteri 3.  Menjelaskan cara penanganan atau penatalaksanaan atonia uteri 

C. Tujuan Penulisan 

1.  Mengetahui dan memahami tentang atonia uteri 

2.  Menambah pengetahuan tentang atonia uteri 

3.  Dapat mengetahui mengenai pengertian, etiologi, factor penyebab, dan juga penatalaksanaan

atonia uteri. 

BAB II 

ISI 

A. Landasan Teori Persalinan Dengan Atonia Uteri 

Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam

setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan terutama perdarahan post partum,

Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi

dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999). 

Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan

bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak 

terkendali. (Apri, 2007). 

Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik 

setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan

Normal, Depkes Jakarta ; 2002). 

B. Faktor Penyebab Terjadinya Atonia Uteri 

Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang

disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah : 

1.  Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya : 

Page 2: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 2/21

 

  Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion) 

  Kehamilan gemelli 

  Janin besar (makrosomia) 

2.  Kala satu atau kala 2 memanjang 

3.  Persalinan cepat (partus presipitatus) 4.  Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin 

5.  Infeksi intrapartum 

6.  Multiparitas tinggi 

Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan

memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang

sebenarnya belum terlepas dari uterus. 

Menurut Roestman (1998), faktor predisposisi terjadinya Atonia Uteri adalah : 

1.  Umur : umur yang terlalu muda atau tua 

2.  Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grademultipara 

3.  Obstetri operatif dan narkosa 

4.  Uterus terlalu diregang dan besar, pada gemeli, hidramnion, atau janin besar 

5.  Kelainan pada uterus seperti mioma uteri 

6.  Faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi 

C. Manifestasi Klinis 

1.  Uterus tidak berkontraksi dan lembek  

2.  Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer) 

D. Pencegahan Atonia Uteri 

Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan

pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi.

Manajemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan

kebutuhan transfusi darah. 

Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat,

dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti

ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada

manajemen kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol

yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bonus atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam. 

Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika

untuk mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-

acting dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-

10 menit. Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV

dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih

efektif dibanding oksitosin. 

Page 3: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 3/21

 

E. Penatalaksanaan Atonia Uteri 

1.  Masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik) 

2.  Pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian kontraksi uterus. 

3.  Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks. 

4.  Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat menghalangkontraksi uterus secara baik. 

5.  Pastikan bahwa kantung kemih kosong 

Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus berkontraksi secara baik. 

6.  Hentikan perdarahan dengan Kompresi Bimanual Internal (KBI) selama 5 menit 

  Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan

(dengan cara menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus ke dalam vagina ibu. 

  Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri

langsung bersihkan, mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi

secara penuh. 

  Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior tekan dinding anterior uterus ke

arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan

sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang. 

  Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung

pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga

merangsang myometrium untuk berkontraksi. 

  Evaluasi keberhasilan : 

a.  Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit,

kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina dan pantau kondisi ibu secara

ketat selama kala IV. 

b.  Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa ulang perenium, vagina,

dan seviks, apakah terjadi laserasi.Jika demikian,segera lakukan penjahitan untuk 

menghentikan perdarahan. 

7.  Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan

kompresi bimanul eksternal : 

  Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan korpus uteri dan diatas

simpisis pubis. 

  Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korpus uteri ,sejajar dengan

dinding depan korpus uteri.Usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin. 

  Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan belakang agar

pembuluh darah di dalam anyaman myometrium dapat dijepit secara manul.Cara ini dapat

menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi. 

8.  Kompresi aorta abdominalis 

  Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut, genggam

tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan,

hingga mencapai kolumna vertebralis, penekanan yang tepat, akan menghentikan atau sangat

Page 4: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 4/21

 

mengurangi denyut arteri pemoralis. Lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan

yang terjadi. 

9.  Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 -1000 mcg per rectal.Jangan berikan

ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karna ergometrin dapat menaikkan tekanan darah. 

10.  Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau 18, berikan infuse RL 500 + 20 unit oksitosinguyur dalam waktu 10 menit. 

11.  Pakai sarung tangan steril dan ulangi KBI. 

12.  Jika uterus berkontraksi pantau ibu secara seksama selama persalinan kala IV Dan jika uterus

tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu dan dampingi ibu

ketempat rujukan. 

13.  Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 cc / jam hingga tiba ditempat rujukan atau

menghabiskan 1,5 liter infus.Kemudian berikan 125 cc / jam. Jika tidak tersedia cairan yang

cukup , berikan 55cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi. 

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan

merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus

merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri

terjadi karena kegagalan mekanisme ini. 

Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut

miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi

plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tersebut tidak berkontraksi. 

F.  Manajemen Atonia Uteri ( Penatalaksanaan) 

1.  Resusitasi 

Apabila terjadi perdarahan pospartum banyak, maka penanganan awal yaitu resusitasi dengan

oksigenasi dan pemberian cairan cepat, monitoring tanda-tanda vital, monitoring jumlah urin,

dan monitoring saturasi oksigen. Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu

dilakukan untuk persiapan transfusi darah. 

2.  Masase dan kompresi bimanual 

Masase dan kompresi bimanual akan menstimulasi kontraksi uterus yang akan menghentikan

perdarahan. 

Pemijatan fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (max 15 detik) 

Jika uterus berkontraksi 

Evaluasi, jika uterus berkontraksi tapi perdarahan uterus berlangsung, periksa apakah

perineum / vagina dan serviks mengalami laserasi dan jahit atau rujuk segera 

Jika uterus tidak berkontraksi maka : 

Bersihkanlah bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina & lobang serviks 

Pastikan bahwa kandung kemih telah kosong 

Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit. 

  Jika uterus berkontraksi, teruskan KBI selama 2 menit, keluarkan tangan perlahan-lahan

dan pantau kala empat dengan ketat. 

Page 5: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 5/21

 

  Jika uterus tidak berkontraksi, maka : Anjurkan keluarga untuk mulai melakukan kompresi

bimanual eksternal; Keluarkan tangan perlahan-lahan; Berikan ergometrin 0,2 mg LM

(jangan diberikan jika hipertensi); Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan

berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin. Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin; Ulangi

KBI   Jika uterus berkontraksi, pantau ibu dengan seksama selama kala empat 

Jika uterus tidak berkontraksi maka rujuk segera 

3. Uterotonika 

Oksitosin merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus posterior hipofisis.

Obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang efeknya meningkat seiring dengan

meningkatnya umur kehamilan dan timbulnya reseptor oksitosin. Pada dosis rendah oksitosin

menguatkan kontraksi dan meningkatkan frekwensi, tetapi pada dosis tinggi menyebabkan

tetani. Oksitosin dapat diberikan secara IM atau IV, untuk perdarahan aktif diberikan lewat

infus dengan ringer laktat 20 IU perliter, jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU

intramiometrikal (IMM). Efek samping pemberian oksitosin sangat sedikit ditemukan yaitu

nausea dan vomitus, efek samping lain yaitu intoksikasi cairan jarang ditemukan. 

Metilergonovin maleat merupakan golongan ergot alkaloid yang dapat menyebabkan

tetani uteri setelah 5 menit pemberian IM. Dapat diberikan secara IM 0,25 mg, dapat diulang

setiap 5 menit sampai dosis maksimum 1,25 mg, dapat juga diberikan langsung pada

miometrium jika diperlukan (IMM) atau IV bolus 0,125 mg. obat ini dikenal dapat

menyebabkan vasospasme perifer dan hipertensi, dapat juga menimbulkan nausea dan

vomitus. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan hipertensi. 

Uterotonika prostaglandin merupakan sintetik analog 15 metil prostaglandin

F2alfa. Dapat diberikan secara intramiometrikal, intraservikal, transvaginal, intravenous,

intramuscular, dan rectal. Pemberian secara IM atau IMM 0,25 mg, yang dapat diulang setiap

15 menit sampai dosis maksimum 2 mg. Pemberian secara rektal dapat dipakai untuk 

mengatasi perdarahan pospartum (5 tablet 200 µg = 1 g). Prostaglandin ini merupakan

uterotonika yang efektif tetapi dapat menimbulkan efek samping prostaglandin seperti:

nausea, vomitus, diare, sakit kepala, hipertensi dan bronkospasme yang disebabkan kontraksi

otot halus, bekerja juga pada sistem termoregulasi sentral, sehingga kadang-kadang

menyebabkan muka kemerahan, berkeringat, dan gelisah yang disebabkan peningkatan basal

temperatur, hal ini menyebabkan penurunan saturasi oksigen. Uterotonika ini tidak boleh

diberikan pada pasien dengan kelainan kardiovaskular, pulmonal, dan disfungsi hepatik. Efek 

samping serius penggunaannya jarang ditemukan dan sebagian besar dapat hilang sendiri.

Dari beberapa laporan kasus penggunaan prostaglandin efektif untuk mengatasi perdarahan

persisten yang disebabkan atonia uteri dengan angka kesuksesan 84%-96%. Perdarahan

pospartum dini sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri maka perlu dipertimbangkan

penggunaan uterotonika ini untuk mengatasi perdarahan masif yang terjadi. 

BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 

Page 6: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 6/21

 

PADA IBU BERSALIN 

( I N C ) 

I.  Pengkajian 

A. 

IDENTITASNama : Ny. I Nama Suami : Tn. R 

Umur : 26 tahun Umur : 29 Tahun 

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia 

Agama : Islam Agama : Islam 

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1 

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta 

Alamat : Jl. Bandar setia Alamat : Jl. Bandar setia 

B. 

ANAMNESAPada tanggal : 15-10-2011 Pukul : 06.00 Wib 

1)  Keluhan utama : 

Keluar lendir bercampur darah disertai nyeri abdomen yang menjalar sampai ke pinggang 

2)  Riwayat Kehamilan ini 

G6 P5 Ab0 

2.1  Riwayat menstruasi 

HPHT : 09-01-2011 

TTP : 16-10-2011 

Menarche : 12 tahun 

Lamanya : 7 Hari 

Banyaknya : 2-3 x ganti doek 

Konsistensi : Encer 

Dismenorhoe: tidak Ada 

Siklus : 28 hari 

2.2  Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : 

-  Umur kehamilan 16 minggu 

Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : Ada, >20 kali dalam sehari 

2.3  Keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini 

-  Rasa Lelah : Ada 

-  Mual dan muntah yang lama : tidak Ada 

-  Nyeri perut : Tidak ada 

-  Panas menggigil : Tidak ada 

-  Lain-lain : Tidak ada 

2.4  Tanda-tanda persalinan Kontraksi : Ada, sejak pukul 10.00 Wib 

Kekuatan : Adekuat 

Frekuensi : 4 x dalam 10 menit 

Page 7: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 7/21

 

Lamanya : 20 detik  

Pengeluaran pervaginam 

Lendir campur darah : Ada 

Warna : Merah jambu 

Riwayat imunisasi TT 2 x TT I : 20-06-2011 

TT II : 20-07-2011 

Pola Eliminasi : 

BAB : 1 x /hari 

BAK : 10 x sehari 

Pola makan dan minum : Teratur 

Pola tidur : 

Malam : 8 – 9 jam 

Siang : 1 – 2 jam 

3)  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu 

No Tgl/Thn

Persalinan Tempat

Pertolongan Umur

Kehamilan Jenis

Persalinan Penolong 

Penyakit

Lainnya Anak 

JK  BB  PB  Keadaan 1  06-7-2001  Klinik   Aterem  Normal  Bidan  -  Lk   2900  45  Baik  2  20-8-2003  Klinik   Aterem  Normal  Bidan  -  Pr  3000  45  Baik  3  19-2-2005  Klinik   Aterem  Normal  Bidan  -  Pr  3100  43  Baik  4  24-6-2007  Klinik   Aterem  Normal  Bidan  -  Lk   2800  43  Baik  5  13-5-2009  Klinik   Aterem  Normal  Bidan  -  Pr  3000  45  Baik  6  H  A  M  I  L  I  N  I 

C. 

PEMERIKSAAN UMUM1)  Keadaan umum : Baik  

Kesadaran : CM 

Keadaan emosional : Stabil 

2)  Tanda vital 

TD : 120/80 mmHg 

Temp. : 360C 

Pols : 80 x/i 

RR : 20 x/i 

TB : 154 cm 

BB : 58 Kg 

D.  PEMERIKSAAN FISIK1)  Muka 

Kelopak mata : Tidak ada oedema 

Refleks : (+) 

Konjungtiva : Merah jambu 

Sklera : Tidak ikterus 

2)  Mulut dan gigi : Lidah dan geraham : Bersih, tidak stomatitis Gigi : Tidak ada caries 

Page 8: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 8/21

 

3)  Kel. Thyroid Pembesaran : Tidak ada 

4)  Kel. Getah bening Pembesaran : Tidak ada 

5)  Dada 

Jantung : Tidak ada kelainan Payudara Pembesaran : Ka/Ki 

Putting susu : Menonjol Ki/Ka 

Simetris : Ya 

Benjolan : Tidak ada 

Pengeluaran : Ada Colostrum 

Rasa nyeri : Tidak ada 

6)  Punggung dan pinggang 

Posisi tulang belakang : Lordosis 

Pinggang : Tidak ada kelainan 

7)  Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak ada 

Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada 

Kemerahan : Tidak ada 

Varices : Tidak ada 

Refleks : Ada, Ki/Ka 

8)  Abdomen

Bekas luka operasi : Tidak ada 

Konsistensi : Keras 

Pembesaran hati : Tidak ada 

Strie : Alba 

Linea : Garis kehitaman (Nigra) 

Kandung kemih : Kosong 

E.  PEMERIKSAAN KEBIDANAN1)  Palpasi uterus

TFU : 32 cm 

Kontraksi : Ada Fetus : Letak : Membujur 

Posisi : LBK 

Pergerakan : Ada 

TBBJ : (32-11) x 155 = 3255 gr 

2)  Auskultasi 

Djj : 136 x/i. 

Frekuensi : (11+12+11) x 4 = 136 x/i, teratur 

Punctum max : Kuadran kanan bawah pusat 

3)  Ano-genital (Inspeksi) 

Perineum : Menonjol 

Page 9: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 9/21

 

Vulva Warna : Merah 

Luka : Tidak ada 

Vistula  : Tidak ada 

Varices : Tidak ada 

Pengeluaran pervaginam : Ada Warna : Merah kecoklatan 

Konsistensi : Encer Jumlah: 10 cc/1x ganti doek  

Kelenjar Bartholini Pembengkakan : Tidak ada 

Anus Haemorhoid : Tidak ada 

4)  Pemeriksaan dalam, atas indikasi : inpartu Pukul : 07.30

Wib 

Pembukaan : 5 cm 

Serviks : Tidak teraba 

Penurunan kepala : 3/5 

Ketuban : Utuh 

Posisi Portio : Tidak teraba 

Posisi : LBK 

5)  Panggul Luar : 

Distancia Spinarum kanan dan kiri : 26 cm 

Distancia Kristarum kanan dan kiri : 28 cm 

Konjugata eksterna : 20 cm 

Lingkar panggul : 90 cm 

6)  Pemeriksaan laboratorium 

Darah : Hb : 12 gr% 

Urine : Protein : Tidak dilakukan 

Glukosa : Tidak dilakukan 

II.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN 

Diagnosa : Ibu inpartu kala I fase aktif, G : 6, P : 5, Ab : 0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari, KDR,

Janin hidup, Tunggal, Presentase kepala, Pu-Ka. 

ta Dasar :- Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, Belum pernah melahirkan dan tidak pernah

keguguran. 

-  HPHT : 09-01-2011 

-  TTP : 16-10-2011 

-  TFU : 32 cm 

-  Teraba hanya 1 bagian yang panjang dan memapan. 1 bagian yang bulat dan lembek serta 1

bagian yang bulat, keras dan melenting. 

-  Bagian yang panjang dan Memapan dibagian kiri rahim/ perut ibu. 

-  Bagian terbawah janin adalah bulat, keras dan melenting (kepala). 

-  Punctum maximum kuadran kanan bawah pusat 

Djj : 136 x/menit 

-  VT : 

Page 10: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 10/21

 

Pembukaan : 5 cm 

Penurunan kepala : Hodge III 

Ketuban : Utuh 

- His : 4 x / 10 Menit, Durasi : 40 detik. 

Masalah : Nyeri pada daerah pinggang yang menjalar sampai ke pinggang Data Dasar : - Adanya his 4 x dalam 10 menit 

-  Ibu meringis kesakitan 

-  Ibu tampak gelisah 

Kebutuhan : - Informasi hasil pemeriksaan 

- Kebutuhan Cairan dan Nutrisi 

- Support Mental 

III.  ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL 

Tidak ada 

IV.  TINDAKAN SEGERA 

  Beri oksitosin pada ibu 

  Pimpin persalinan 

  Lahirkan bayi 

V.  PERENCANAAN 

-  Berikan informasi tentang keadan ibu dan hasil pemeriksaan 

-  Berikan support mental pada ibu 

-  Berikan cairan dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan ibu 

-  Monitoring keadaan ibu dan janin 

-  Lakukan persiapan alat persalinan 

-  Ajarkan pada ibu cara meneran 

VI.  PELAKSANAAN 

Pukul : 07.30

Wib 

1.  Menginformasikan keadaan ibu dan hasil pemeriksaan, ibu sudah menandakan akan bersalin

dengan pembukaan 5 cm, ketuban belum pecah, janin baik. 

Vital sign : 

TD : 120/80 mmHg 

Pols : 80 x/menit 

RR : 20 x/menit 

Temp : 360C 

2.  Memberikan support mental untuk meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan berjalan

normal 

3.  Memberikan cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi teh manis sebanyak 200 cc

sesuai kebutuhan ibu 

4.  Menganjurkan kepada ibu cara mengedan dengan cara menarik nafas panjang dan dibatukkan 

5.  Memonitor keadaan umum ibu dan janin dengan menggunakan partograf. 

6.  Menyiapkan persiapan alat-alat persalinan 

Page 11: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 11/21

 

-  BAK INSTRUMEN, berisi : 

a.  Partus Set 

 2 pasang handscone 

 2 pasang arteri klem 

 1 buah gunting tali pusat  1 benang tali pusat 

 1 buah ½ koher 

 1 buah alas bokong steril 

 Kain kassa steril secukupnya 

b.  Heacting Set 

  1 pasang handscone 

  1 buah nald powder 

  1 buah nald hecting 

  1 buah pinset anatomis 

  1 buah pinset Cirurguis 

  Benang cut gut 

  Kain kassa steril secukupnya 

c.  Emergency Set 

 Kateter nelaton 

 Slim secher 

 Gunting episiotomi 

-  PERLENGKAPAN IBU,BAYI DAN PENOLONG: 

  Kaca mata 

  Masker 

  Penutup kepala 

  Celemek  

  Under head 

  Handuk ibu 

  Gurita, baju & popok bayi 

  Kain bedong bayi 

  Sarung 

  Baju ibu 

  Doek  

  Celana dalam ibu 

-  PERSIAPAN OBAT-OBATAN, yaitu : 

  Oxitosin 10 UI 

  Lidocain 10% 

  Infus set 

  Spuit 3 dan 10 cc 

  Kapas alkohol pada tempatnya 

-  ALAT-ALAT NON STERIL, yaitu : 

Page 12: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 12/21

 

 Nierbekken 

 Korentang dalam tempatnya 

 Kom berisi kapas cebok  

 Kom berisi chlorin 0,5% 

 Kom berisi larutan DTT  Piring plasenta 

 Sarung tangan rumah tangga 

 Semprot chlorin 0,1% 

 Pispot 

 Tempat sampah basah 

 Tempat sampah kering 

 Tempat sampah tajam 

 Monoral 

 Washlap 

 Sepatu boot 

 Handuk good morning 

 Stetoskop 

 Tensi meter 

 Temperatur 

VII.  EVALUASI 

Pukul : 07.50 Wib 

1.  Keadaan umum ibu baik dengan vital sign : 

TD : 120/80 mmHg 

Pols : 80x/menit 

RR : 20x/menit 

Temp : 360C 

2.  Keadaan janin baik dengan DJJ 136 x/menit 

3.  Kemajuan persalinan his kuat 4 x /10 menit 

4.  Kebutuhan nutrisi ibu telah terpenuhi 

5.  Alat-alat persalinan ibu telah terpenuhi 

6.  Alat-alat persalinan ibu telah disediakan 

7.  Adanya perasaan ingin meneran 

8.  Hasil monitor terlampir dalam partograf  

DATA PERKEMBANGAN KALA II 

Pukul : 10.00 Wib 

I.  PENGKAJIAN 

Data Subjektif : 

-

  Ibu mengatakan ingin BAB 

-  Ibu mengeluh mules semakin kuat 

Page 13: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 13/21

 

Data Objektif  

-  His kuat 5x/10 menit dengan durasi 45 detik  

-  Tekanan anus 

-  Perineum menonjol 

-

  Vulva membuka -  Pembukaan lengkap 

-  Portio tidak teraba lagi 

-  Penurunan kepala 0/5 

-  Posisi UUK kanan depan 

II.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN 

Diagnosa : Ibu inpartu kala II 

Data Dasar : - His ada, frekuensi 5x/10 menit 

-

  VT : 

  Pembukaan serviks 10 cm 

  Portio tidak teraba lagi 

  Tekanan pada anus 

  Perineum menonjol 

  Vulva membuka 

  Ketuban dipecahkan, warna jernih 

Masalah : Ibu mengatakan adanya rasa nyeri, yang bertambah hebat dan menetap yang menjalar dari

pinggang ke perut 

Data Dasar : Ibu merasa kesakitan 

Kebutuhan : Pimpin persalinan yang bersih dan aman 

III.  ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL 

Tidak ada 

IV.  TINDAKAN SEGERA 

Asuhan Persalinan Normal 

V.  PERENCANAAN 

Pukul : 10.15 Wib 

-  Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan 

-  Persiapan penolong dan pastikan pembukaan lengkap 

-  Persiapan pertolongan persalinan pada ibu serta pimpinan untuk mengedan 

-  Setelah bayi lahir nilai apgar 

-  Lakukan asuhan sayang ibu 

VI.  PELAKSANAAN 

1)  Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu masuk kala II (pengeluaran anak)

di mana adanya tanda : 

-  Dorongan meneran 

-  Tekanan pada anus 

-  Perineum menonjol 

Page 14: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 14/21

 

-  Vulva membuka 

2)  Setelah memastikan perlengkapan alat pertolongan persalinan kemudian mematahkan ampul

oxytosin dan memasukkan satu buah spuit sekali pakai ke dalam partus set. 

3)  Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan dengan cara : 

-

  Memakai barier protective -  Memastikan lengan dan tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan

dengan air yang mengalir dengan metode 6 langkah. 

-  Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriskaan

dalam. 

-  Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi oxytosin dan

letakkan kembali dengan partus set. 

4)  Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik  

-  Membersihkan vulva dengan menggunakan kapas DTT dengan gerakan dari vulva dengan

gerakan dari vulva ke perineum sebanyak 3 kali. 

-  Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah. 

-  Bila selaput ketuban belum pecah, lakukan pemecahan selaput ketuban. 

  Pastikan kepala di dasar panggul, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat. 

  Masukkan ½ kocher yang dipegang tangan kiri dengan bimbingan telunjuk hingga

menyentuh selaput ketuban. 

  Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tangan kanan, membimbing ujung ½

kocher mengorek selaput ketuban sampai ketuban pecah. 

  Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri, masukkan kedalam ember yang

berisi/comp kosong. 

  Pertahankan jari tangan kanan tetap dalam vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan

tidak teraba lagi tali pusat setelah ketuban dipecahkan. 

  Keluarkan jari tangan kanan dari vagina 

  Mencelupkan tangan kanan yang bersarung keadaan larutan chlorin 0,5%. 

5)  Menyiapkan pertolongan persalinan pada ibu untuk membantu proses persalinan, dengan

memberitahu pembukaan sudah berlangsung dan keadaan janin baik, meminta ibu meneran

 jika ada his dan bila ia sudah merasa ingin meneran. 

6)  Minta keluarga/suami untuk menyiapkan posisi untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu

dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia nyaman dan aman). 

7)  Pimpinan meneran 

-  Melakukan pertolongan persalinan, pimpin meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran : 

  Kemudian bidan membimbing ibu meneran saat ada his, ajarkan ibu untuk mengedan dengan

menarik nafas kalau menghembuskannya dari mulut agar tidak terjadi tekanan pada rongga

pernafasan ibu dan tidak terjadi asfiksia pada bayi. 

  Meminta bantuan keluarga untuk memberi minum saat istirahat agar tidak terjadi dehidrasi. 

8)  Mempersiapkan untuk menolong kelahiran bayi 

-  Saat kepala sudah tampak dan menetap di vulva dengan diamter 5-6 cm : 

Page 15: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 15/21

 

  Letakkan handuk bayi di atas perut ibu 

  Meletakkan underbed di bawah bokong ibu 

  Membuka tutup bak instrumen yang berisi partus set dan kom tempat kapas suntik. 

  Memakai hand scoen 

  Memakai alas bokong segitiga -  Lahirkan kepala 

  Saat occipito tampak di bawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan

mengalasi kain di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak 

terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir atau pada saat ini minta pada ibu untuk 

menarik nafas pendek-pendek agar tidak terjadi ruptur perineum lahirlah UUK, UUB, dahi,

mata, hidung, mulut dan dagu. 

  Mengusapkan kasa bersih pada mata, mulut dan hidung bayi dari lendir dan darah. 

  Memeriksa adanya lilitan tali pusat dari leher janin 

  Bidan menunggu hingga kepala janin seleasi melakukan putar paksi luar secara spontan lalu

lakukan bipariental 

-  Lahirkan bahu 

  Setelah kepala lahir dan janin melakukan putar paki luar, posisi tangan bipariental pada

kepala janin, harus secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu depan lahir, kemudian tarik 

hati-hati sampai bahu belakang lahir. 

-  Lahirkan badan dan tungkai 

  Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin. Bagian posterior

dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawha dan keempat jadi bahu dan dada atau

punggung janin. 

  Sementara tangan kiri memegang tangan dan bahu bagian atas saat badan dan lengan lahir. 

  Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menelusuri punggung ke arah bokong dan

tungkai bawah janin, untuk memegang tungkai bawah selipkan jari tangan kiri diantara kedua

kaki bayi. 

-  Penanganan bayi 

  Melakukan penilaian Apgar 

-  Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan tangan kanan sedemikian

rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas

perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (ekstensi) bila tali pusat terlalu

pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan. 

-  Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat. 

-  Menjepit tali pusat diantara kedua klem menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus ke

bayi. 

-  Melakukan pengurutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua kira-kira 2 cm dari

klem pertama. 

-  Memegang tali pusat diantara jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem 

-  Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering 

-  Membungkus bayi hingga kepala 

Page 16: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 16/21

 

-  Berikan bayi pada ibu untuk disusukan, kemudian kita melihat apakah ada anak kedua. 

-  Kemudian ibu disuntik Oxytosin 10 IU/IM. 

VII.  EVALUASI 

Pukul : 10.15 Wib 

-

  Bayi lahir spontan, aterm, LBK, segera menangis, air ketuban jernih, bayi sehat, tidak asfiksia, dan kelainan kongenital tidak ada 

-  Keadaan umum ibu baik, ibu memasuki kala III 

-  Plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, volume perdarahan ± 150 cc 

-  Sudah dilakukan bonding attachment, tanda-tanda hipotermi tidak ada 

-  Bayi sudah disusukan oleh ibunya 

-  Keadaan janin baik  

BB : 3600 gr 

PB : 47 cm 

JK : Perempuan 

DATA PERKEMBANGAN KALA III 

Pukul : 10.20 Wib 

I.  PENGKAJIAN 

Data Subjektif : 

-  Ibu mengeluh rasa mules 

Data Objektif : 

-  Keadaan umum ibu baik  

Vital Sing : 

TD : 120/80 mmHg 

Pols : 80 x/menit 

RR : 20 x/menit 

Temp : 36,50C 

-  TFU : Setinggi pusat 

-  Tali pusat memanjang, sedikit semburan darah, kontraksi uterus baik, uterus globuler 

-  Konsistensi uterus : Keras 

-  Kontraksi uterus : Adekuat 

-  Perdarahan : ± 100 cc 

-  Laserasi jalan lahir : Tidak ada 

II.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN 

Diagnosa : Ibu parturient Kala III 

Data Dasar : - Tali pusat memanjang 

-  Sedikit semburan darah 

-  Kontraksi uterus baik  

Masalah : Perut ibu mules 

Data Dasar : Ibu mengeluh perutnya sakit 

Kebutuhan : Lahirkan plasenta 

Page 17: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 17/21

 

III.  ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL 

-  Tidak ada 

IV.  TINDAKAN SEGERA 

Manajmen aktif kala III 

V.  PERENCANAAN Pukul : 10.20 Wib 

-  Letakkan (dekatkan) piring penampung plasenta 

-  Kaji tanda-tanda pelepasan plasenta 

-  Lakukan manajemen aktif kala III 

-  Massase perut ibu 

-  Awasi perdarahan 

VI.  PELAKSANAAN 

Pukul : 10.25 Wib 

-

  Meletakkan piring penampung plasenta ke dekat ibu 

-  Mengkaji tanda-tanda pelepasan plasenta 

  Tali pusat bertambah panjang 

  Adanya semburan darah secara tiba-tiba 

  Uterus globuler 

  Konsistensi uterus keras 

-  Meletakkan tangan kiri di atas simpisis dan menekan di atas simpisis ke arah dorso kranial

dan tangan kanan menarik tali pusat sejajar dengan lantai 

-  Memassase perut ibu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memeriksa kelengkapan

plasenta 

-  Mengawasi terjadinya perdarahan 

VII.  EVALUASI 

Tanggal : 14-10-2011 Pukul : 10.25 Wib 

lengkap 

pusat 

Minta tolong keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan. 

Alasan: atoma uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI. Jika KBI tidak berhasil dalam waktu 5

menit diperlukan tindakan-tindakan ini. 

4.  Apabila uterus berkontraksi teruskan KBI selama 3 menit. Dan bila uterus tidak berkontraksi

anjurkan keluarga untuk mulai melakukan Kompresi Bimanual Eksternal (KBE). 

 Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat diatas simfisis pubis. 

 Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus arteri). 

 Letakkan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh

darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus diantara kedua tangan tersebut, ini akan

membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus. 

5.  Berikan injeksi metal ergometrin 0,2 mg secara IM 

Page 18: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 18/21

 

6.  Pasang infus RL 500 + 20 unit oksitosin secepat mungkin dan guyur. 

7.  Berikan ibu makan dan minum untuk mengganti energi yang telah dikeluarkan saat

persalinan. 

8.  Awasi jumlah perdarahan kala IV. 

9.  Awasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital ibu. 

DATA PERKEMBANGAN KALA IV 

Pukul : 10.30 Wib 

I.  PENGKAJIAN 

Data Subjektif : 

1.  Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kelahiran anaknya. 

2.  Ibu mengatakan darah banyak keluar atas kelahiran anaknya. 

3.  Ibu mengeluh badan terasa lemas. 

Data Objektif  

1.  Keadaan umum ibu : Lemah 

2.  Kesadaran : composmentis. 

3.  Tanda-tanda vital: 

TD : 110/70 mmHg 

RR : 24x /menit 

Pols : 90x /menit 

Temp : 37,2C 

4.  Plasenta lahir spontan dan lengkap pukul 10.25 WIB. 

Melakukan pemeriksaan jalan lahir, tidak terdapat robekan tetapi adanya perdarahan, uterus

teraba lembek, setelah 15 detik plasenta lahir tidak berkontraksi. 

5.  Perdarahan 400 cc 

6.  Keadaan kandung kemih kosong. 

7.  Tidak terdapat luka jalan lahir. 

II.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN 

Diagnosa : Ibu parturient Kala IV 

Data Dasar : - Plasenta sudah lahir lengkap 

-  TFU 2 jari di bawah psuat 

-  Kontraksi uterus tidak baik, Uterus terasa lembek. 

-  Perdarahan 400 cc. 

Masalah : 1. Gangguan rasa nyaman 

Data Dasar : - Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada perut bagian bawah. 

-  Banyaknya darah yang keluar dari kemaluan ibu. 

Masalah : 2. Keterbatasan aktivitas 

Data Dasar : - Badannya terasa lemas. 

Page 19: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 19/21

 

-  Ibu tampak lemah 

Masalah : 3. Perdarahan kala empat 

Data Dasar : - Ibu mengeluh badannya terasa lemah. 

-  Ibu mengatakan darah banyak keluar dari kemaluannya. 

-

  Ada pengeluaran darah yang terus mengalir dari uterus. -  Uterus teraba lembek, kontraksi uterus tidak baik. 

-  Perdarahan 400 cc 

Kebutuhan : - Beri nutrisi dan cairan 

-  Istirahat 

-  Penghentian perdarahan dengan kompresi bimanual internal (KBI), kalau tidak timbul

kontraksi, lakukan kompresi bimanual eksternal (KBE). 

III.  ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL 

Tidak ada 

IV.  TINDAKAN SEGERA 

Observasi keadaan umum ibu 

V.  PERENCANAAN 

Pukul : 10.40 Wib 

VI.  PELAKSANAAN 

Pukul : 10.35 Wib 

1.  Lakukan masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik). 

2.  Lakukan pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian kontraksi uterus. 

3.  Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks.. 

4.  Pastikan bahwa kantung kemih kosong. 

5.  Hentikan perdarahan dengan kompresi bimanual internl (KBI) selama 3 menit. 

a.  Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan

(dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke introitus dan ke dalam vagina ibu. 

b.  Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin

uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh. 

c.  Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus, sementara

telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding belakang uterus kearah

kepalan tangan dalam. 

d.  Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini memberikan tekanan

langsung pada pembuluh darah di dalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium

untuk berkontraksi. 

e.  Evaluasi keberhasilan. 

  Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua

menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina, pantau kondisi ibu

secara merekat selama kala empat. 

  Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung. Periksa perineum, vagina dan

serviks apakah terjadi laserasi di bagian tersebut. Segera lakukan penjahitan jika ditemukan

laserasi. 

Page 20: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 20/21

 

  Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalm waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan

kompresi bimanual eksternal kemudian teruskan dengan langkah-langkah penatalaksanaan

atomia uteri selanjutnya. 

6.  Pemberian ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 -1000 mcg per rectal.Jangan berikan

ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karna ergometrin dapat menaikkan tekanan darah. 7.  Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau 18, berikan infuse RL 500 + 20 unit oksitosin

guyur dalam waktu 10 menit. 

8.  Jika utesrus berkontraksi pantau ibu secara seksama selama persalinan kala IV Dan jika

uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu dan dampingi ibu

ketempat rujukan. 

9.  Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 cc / jam hingga tiba ditempat rujukan atau

menghabiskan 1,5 liter infus.Kemudian berikan 125 cc / jam. Jika tidak tersedia cairan yang

cukup , berikan 55cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi.  

BAB IV 

PENUTUP 

A. KESIMPULAN 

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan

merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus

merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri

terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Atonia Uteri disebut juga sebagai suatu kondisi

dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari

bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (April, 2007). 

Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam

setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan terutama perdarahan post partum,

Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi

dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999). 

B. SARAN 

Untuk teman-teman semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Karena dengan

mempelajari makalah ini kita mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

lagi, yang sebelumnya belum kita dapatkan. banyak sekali manfaat yang kita dapatkan jika

mempelajari makalah ini. 

A.  Kritik Dan Saran 

Adapun kritik dan saran yang dapt penulis sampaikan adalah: 

a. Lebih memperhatikan keadan umum ibu dan janin pada saat ibu akan bersalin 

b. Lebih sering memperhatikan komplikasi yang akan terjadi pada ibu dan janin 

c. Menjaga kesterilan alat dan diri untuk mengurangi terjadinya infeksi. 

DAFTAR PUSTAKA 

Page 21: Utonia Uteri

5/16/2018 Utonia Uteri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utonia-uteri 21/21

 

 

James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta:

Widya Medika, 2002. 

Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas Padjajaran

Bandung, 1993. Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik . Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998. 

Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta:

EGC, 1998. 

Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini,

Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004 

Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H. Mochamad martoprawiro, Adji

Dharma. Jakarta: EGC, 1997. 

Read more: http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/utonia-

uteri.html#ixzz1qK2J11U8